Persentase teori pemungutan suara

16
TEORI PEMUNGUTAN SUARA Dra Nirwani • f10212009 Kurniadi S.Pd • f10212010

Transcript of Persentase teori pemungutan suara

Page 1: Persentase teori pemungutan suara

TEORI PEMUNGUTAN SUARA

• Dra Nirwani• f10212009

• Kurniadi S.Pd• f10212010

Page 2: Persentase teori pemungutan suara

Teori Pemungutan Suara• Dari bab – bab yang terdahulu telah dikemukakan bahwa sistem harga

tidak dapat dipakai sebagai alat untuk menunjukkan kesukaan masyarakat akan barang publik. Dalam contoh, jika dalam masyarakat hanya ada dua orang konsumen atau dalam masyarakat kecil pencerminan kesukaan dapat dilakukan dengan proses negosiasi atau tawar menawar, tetapi proses negosiasi tidak dapat dilakukan dalam masyarakat yang besar. Oleh karena itu dalam masyarakat demokratis kesukaan-kesukaan masyarakat dan kesediaan mereka untuk membiayai barang publik harus dilakukan dengan cara pemungutan suara. Namun, dalam negara yang mempunyai sistem pemerintahan diktator, penguasalah yang memutuskan barang dan jasa publik apa dan berapa jumlah yang akan disediakan dan bagaimana cara pembiayaaan barang publik tersebut. Oleh karena itu hasil dari pemungutan suara tergantung dari dua faktor berikut ini :

• Distribusi suara di antara para pemilih• Cara penentuan hasil pemungutan suara

Page 3: Persentase teori pemungutan suara

Ahli ekonomi yang pertama kali menganalisa pengambilan keputusan dengan cara pemungutan suara adalah Knut Wicksell. Ia berpendapat bahwa proses politik dalam bidang ekonomi sangat penting untuk mencapai alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien. Akan tetapi pemungutan suara dengan cara yang sangat sederhana, yaitu pemungutan suara mayoritas sederhana (simple majority) untuk menunjukkan kesukaan masyarakat terhadap barang-barang dan jasa merupakan cara yang tidak tepat. Sistem pemungutan suara dengan cara satu orang satu suara tidak akan memberi hasil yang mencerminkan kesukaan masyarakat apabila cara pemungutan suara dilakukan dengan suara mayoritas sederhana, dimana apabila dalam masyarakat terdapat sejumlah M orang maka pemenangnya ditentukan dengan rumus (M/2)+1.

Page 4: Persentase teori pemungutan suara

Inefisiensi dan Keterpaksaan : Dalam pemungutan suara dengan sistem mayoritas sederhana terdapat kemungkinan suatau proyek yang dilaksanakan merupakan proyek yang

tidak efisien dan beberapa orang dipaksa untuk menerima proyek tersebut walaupun mereka memperoleh manfaat yang sangat kecil dari

proyek tersebut sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :

PEMILIH BIAYA MANFAAT MANFAAT NETTO

SETUJU / TIDAK

Adil 10 15 5 Setuju

Bei 10 11 1 Setuju

Surya 10 2 -8 tidak

30 28 -2

Page 5: Persentase teori pemungutan suara

Teori WicksellMenurut Wicksell cara pemungutan dengan suara mutlak 100 persen hasilnya akan sama dengan sistem harga pada pasar persaingan sempurna. Jadi penentuan harga untuk barang publik atau barang sosial tidak dapat dilakukan dengan cara sistem pasar pada masyarakat. Wicksell menyadari cara pemungutan dengan mutlak akan menghambat pertumbuhan perekonomian karena sulit memperoleh suara bulat dalam suatu pemungutan suara, karena itu ia mengusulkan cara kedua yaitu suara relatif dimana 5/6 suara yang menang.

Page 6: Persentase teori pemungutan suara

Teori buchanan dan TullockMereka mengemukakan pendapat mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi cara pengambilan keputusan. Mereka menganalisis berapa jumah suara sebaiknya yang menang dalam suatu pemungutan suara.

Page 7: Persentase teori pemungutan suara

Apabila wicksell menyatakan cara pemungutan suara terbaik adalah dimana 5/6 suara menyatakan setuju tanpa suatu dasar analisa, maka buchanan dan tullock menyatakan suatu teori mengenani jumlah suara yang diperlukan dalam suatu pemungutan suara untuk melaksanakan suatu proyek dengan mempertimbangkan biaya bagi seluruh masyarakat.Jadi, dalam pemungutan suara ada suatu hubungan searah antara efisiensi dan biaya, semakin besar efisiensi hasil pemungutan suara, semakin besar pula biaya pemungutan.

Page 8: Persentase teori pemungutan suara

Dalam suatu pemungutan suara, ada beberapa sistem yang dapat dilakukan, yaitu cara suara bulat (aklamasi), suara terbanyak, pilihan ganda, atau pilihan titik (point voting)

1. Pilihan berdasarkan suara bulat (aklamasi)cara pemungutan suara dengan suara bulat dimana 100% orang setuju akan diadakannya suatu proyek merupakan cara yang paling baik. Karena dengan cara ini dapat meindungi golongan minoritas dalam suatu masyarakat.

Page 9: Persentase teori pemungutan suara

2.Pilihan berdasarkan suara terbanyak

keputusan diambil apabila jumlah orang yang setuju jumlahnya lebih besar daripada jumlah orang yang tidak setuju.

Page 10: Persentase teori pemungutan suara

Arrow paradoks

• Arrow mengemukakan masalah yang timbul apabila pemungutan suara diadakan untuk membutuhkan 3 pilihan atau lebih dalam sistem ini.

• Ada 5 syarat yang harus dipenuhi, agar pemilihan suara dapat mencapai hasil yang efisien, yaitu :

Page 11: Persentase teori pemungutan suara

Lanjutan

1). Pilihan harus dilaksanakan secara konsisten.2). Pilihan alternatif ( yang kedua) tidak boleh ditekuk

dengan berubahnya urutan pilihan yang disukai.3). Urut-urutan pilihan tidak boleh berubah apabila

satu atau lebih pilihan alternatif dihilangkan.4). Pemilih harus menentukan pilihannya dengan

bebas.5). Penentuan pilihan tidak boleh dilaksanakan secara

diktatorial.

Page 12: Persentase teori pemungutan suara

Pilihan berdasarkan pilihan titik ( point voting)

• Cara pemilihan suara mayoritas memberikan nilai yang sama untuk setiap jenis pilihan dan setiap pemilihan hanya menyatakan preferensi mereka berdasarkan rangking proyek yang paling disukai sampai proyek yang tidak disukai .

• Dalam pemungutan suara berdasarkan pilihan titik, maka setiap pemilih akan dapat memenangkan proyek yang disukainya dengan menggunakan strategi.

Page 13: Persentase teori pemungutan suara

PILIHAN BERDASARKAN PILIHAN TITIK (POINT VOTING)

• Pemungutan suara berdasarkan pilihan titik (point voting) merupakan cara untuk mengatasi kelemahan dengan cara memberikan angka tertentu kepada setiappemilih yang dapatmengalokasikannya pada setiapjenis proyek berdasarkan kesukaannya.angka tersebut mencerminkan kesukaan pemilih pada suatu proyek.misalnya setiappemilih diberikan nilai 100 yang dapat dialokasikan padaketiga jenis proyek.jadi pemilih yang tidak suka akan memberi nilai nol pada proyek trsebut dan akan mengalokasi semua nilainya untukproyek yang sangat disukainya.

Page 14: Persentase teori pemungutan suara

PILIHAN BERDASARKAN PILIHAN GANDA (Plurality Voting)

• Pemungutan suara berdasarkan pilihan ganda dilakukan dengan memberikan angka berdasarkan urutan kesukaan.untukproyek yang paling disukai diberi angka 1 dan semakin tidak disukai suatu proyek, nilai yang diberikan pada proyek tesebut semakin besar. Misalnya ada 3 proyek J,D, dan Pmaka maksimum angka untuk proyek yang paling tidak disukaiadalah 3.proyek yang mendapat nilai terkecil adalah proyek yang menang,sedangkan proyek yang mendapat nilai terbesar adalah proyek yang kalah

Page 15: Persentase teori pemungutan suara

Teori Demokrasi Perwakilan

• Teori Demokrasi Perwakilan yaitu adanya tujuan untuk memikirkan kepentingan diri masing-masing individu menyebabkan proyek-proyek pemerintah yang dilaksanakan adalah proyek - proyek yang di inginkan oleh rakyat walaupun mereka tidak secara langsung mengadakan pemilihan suara ,tetapi melalui wakil-wakil mereka

Page 16: Persentase teori pemungutan suara