PERSEDIAAN - · PDF fileMasalah Kepemilikan Persediaan • Barang-barang Dalam Perjalanan...
Transcript of PERSEDIAAN - · PDF fileMasalah Kepemilikan Persediaan • Barang-barang Dalam Perjalanan...
PERSEDIAAN
PSAK NO 14
• Aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatanusaha normal, dalam proses produksi dan atauperjalanan atau dalam bentuk perlengkapanbahan atau perlengkapan (supplies) untukdigunakan dalam proses produksi ataupemberian jasapemberian jasa
• Donald E Kieso, Jerry J Weygandt dan Terry DWarfield:
Aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnisnormal atau barang yang akan digunakan ataudikonsumsi dalam memproduksi barang yang akandijual
Masalah Kepemilikan Persediaan
• Barang-barang Dalam Perjalanan (good in transit)
– Syarat pengiriman barang yang umumdigunakan antara lain :
• Free On Board (FOB) Shipping Point
• Free On Board (FOB) Destination
• Barang-barang Yang Dipisahkan (segregate goods)
• Barang-barang Konsinyasi (consignment goods)
• Penjualan Angsuran
Persediaan Barang Dagangan
• Metode Pencatatan Transaksi persediaan barang dagangan
• Metode penentuan harga perolehan persediaan dan harga pokok penjualanpersediaan dan harga pokok penjualan
• Metode penilaian persediaan akhir
Metode Pencatatan Transaksipersediaan barang dagangan
• Metode Physical
• Metode Perpetual
PhysicalUtang –piutang dicatat sebesar nilai bersih
Utang-piutang dicatat sebesar nilai kotornya:a. Cara langsungb. Cara cadangan
Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagangan
Utang-piutang dicatat sebesar nilai bersih
Utang-piutang dicatat sebesar nilai kotornya:a.Cara langsungb.Cara cadangan
Perpetual
Bila Utang-piutang dicatat sebesar Nilai Bersihnya
TRANSAKSI METODE PHYSICAL METODE PERPETUAL
2 April 2008 dibeli barang dagangan Rp.4.500.000 syarat pembayaran 2/10,n/60
Pembelian Rp.4.410.000Utang usaha Rp.4.410.000
Persed.Brg Dag. Rp.4.410.000Utg usaha Rp.4.410.000
2 April 2008 dibayar biaya angkut pembelian Rp.250.000
Beban angkut Pembelian Rp.250.000Kas Rp.250.000
Persed.Brg Dag. Rp.250.000Kas Rp.250.000
4 April retur pembelian Rp.100.000 Utang usaha Rp.98.000Retur pembelian Rp.98.000
Utang usaha Rp.98.000Persed.Brg Dag. Rp.98.000
a) Bila harga faktur pembeliandibayar dalam masa tunai.Tgl 12 April 2008 dibayar hargafaktur pembelian tgl 2/4 2008 setelah dikurangi retur tgl 4/4 2008
Utang usaha Rp.4.312.000Kas Rp.4.312.000
Utang usaha Rp.4.312.000Kas Rp.4.312.000
b) Bila harga faktur pembeliandibayar lewat masa tunai.
Tgl 22 April 2008 dibayar harga faktur pembelian tgl 2/4 2008 setelah dikurangi retur tgl 4/4 2008
(D) Utang usaha Rp.4.312.000(D) Rugi atas pot Pemb.
yg tdk diambil Rp.88.000(k) Kas Rp.4.400.000
Utang usaha Rp.4.312.000Rugi atas pot Pemb.yg tdkdiambil Rp.88.000
Kas Rp.4.400.000
B. Transaksi Penjualan
TRANSAKSI METODE PHYSICAL METODE PERPETUAL
2 April 2008 dijualbarang
DaganganRp.4.500.000 syarat2/10,n/60 Laba kotor20% dari harga jual
Piutang usaha Rp.4.410.000Penjualan
Rp.4.410.000
(D)Piutang usaha Rp.4.410.000 (K)Penjualan Rp.4.410.000
(D)Harga pokok penj Rp.3.600.000(K)Persed.Brg Dag Rp.3.600.000
2 April 2008 dibayar Beban angkut Penj Beban angkut2 April 2008 dibayar biaya angkut kirim Rp.250.000
Beban angkut Penj Rp.250.000
Kas Rp.250.000
Beban angkutpenjualan Rp.250.000
Kas Rp.250.000
4 April retur penjualan Rp.100.000
Retur penjualan Rp.98.000Piutang usaha
Rp.98.000
(D)Retur penjualan Rp.98.000(K)Piutang usaha Rp.98.000
(D)Persed.Brg Dag. Rp.80.000(K)Harga pokok penjualan Rp.80.000
a) Bila harga fakturpenjualan dibayardalam masa tunai.
Tgl 12 April 2008 diterimapembayaran hargafaktur penjualan tgl 2/4 2008 setelah dikurangiretur tgl 4/4 2008
Kas Rp.4.312.000Piutang usaha Rp.4.312.000
Kas Rp.4.312.000Piutang usaha Rp.4.312.000
retur tgl 4/4 2008
b) Bila harga faktur penjualan dibayar lewat masa tunai.
Tgl 22 April 2008 diterima pembayaran harga faktur penjualan tgl 2/4 2008 setelah dikurangi retur tgl 4/4 2008
Kas Rp.4.400.000Laba atas pot Penj yg tdk Diambil
Rp.88.000Piutang usaha
Rp.4.312.000
Kas Rp.4.400.000Laba atas pot Penjyg tdk diambil
Rp.88.000Piutang usaha
Rp.4.312.000
2a. Bila Utang-Piutang Dicatat sebesar Nilai Kotor: Cara Langsung
TRANSAKSI METODE PHYSICAL METODE PERPETUAL
2 April 2008 dibeli barang dagangan Rp.4.500.000 syarat pembayaran
2/10,n/60
Pembelian Rp.4.500.000Utang usaha Rp.4.500.000
Persed.BrgDag. Rp.4.500.000
Utang usaha Rp.4.500.000
2 April 2008 dibayar biaya angkut pembelian Rp.250.000
Beban angkutpembelian Rp.250.000
Kas Rp.250.000
Persed.BrgDag. Rp.250.000
Kas Rp.250.000
4 April 2008 retur pembelian Rp.100.000
Utang usaha Rp.100.000Retur pembelian Rp.100.000
Utang usaha Rp.100.000Persed.brg.dag Rp.100.000Rp.100.000 Retur pembelian Rp.100.000 Persed.brg.dag Rp.100.000
a) Bila harga faktur pembelian dibayar dalam masa tunai.
Tgl 12 April 2008 dibayar harga faktur pembelian tgl 2/4 2008 setelah dikurangi retur tgl 4/4/08
Utang usaha Rp.4.400.000Pot pembelian Rp. 88.000Kas Rp.4.312.000
Utang usaha Rp.4.400.000Pot pembelian Rp. 88.000Kas Rp.4.312.000
b) Bila harga faktur pembelian dibayar lewat masa tunai
Tgl 22 April 2008 dibayar harga faktur pembelian tgl 2/4 2008 setelah dikurangi retur tgl.4/4
Utang usaha Rp.4.400.000Kas R.4.400.000
Utang usaha Rp.4.400.000Kas Rp.4.400.000
Transaksi Penjualan
TRANSAKSI METODE PHYSICAL METODE PERPETUAL
2 April 2008 dijual barang dagangan Rp.4.500.000Syaratpembayaran2/10,n/60Laba kotor 20% dari hargajual
(D) Piutang usaha Rp.4.500.000(K) Penjualan Rp.4.500.000
(D) Piutang usaha Rp.4.500.000(K) Penjualan Rp.4.500.000
(D) Harga pokok penjualan Rp.3.600.000(K) Persed.brg dag Rp.3.600.000
2 April 2008 dibayar biaya angkut kirim Rp.250.000
(D) Beban ankutPenjualan Rp.250.000
(K) Kas Rp.250.000
(D) Beban ankutPenjualan Rp.250.000
(K) Kas Rp.250.000
4 April 2008 retur penjualan (D) Retur penjualan Rp.100.000 (D) Retur penjualan Rp.100.0004 April 2008 retur penjualan Rp.100.000
(D) Retur penjualan Rp.100.000(K) Piutang usaha Rp.100.000
(D) Retur penjualan Rp.100.000(K) Piutang usaha Rp.100.000
(D) Persed.brg dag Rp.80.000(K) Harga pokok penjualan Rp.80.000
a) Bila harga fakturpenjualan dibayar dalammasa tunai.Tgl 12 April 08 diterima pembayaran harga faktur penjualan tgl 2/4/08 stelah dikurangi retur tgl 4/4 2008
(D) Kas Rp.4.312.000(D) Pot.penjualan Rp. 88.000(K) Piutang usaha Rp.4.400.000
(D) Kas Rp.4.312.000(D) Pot.penjualan Rp. 88.000(K) Piutang usaha Rp.4.400.000
b) Bila harga faktur penjualan dibayar lewat masa tunai
Tgl 22 April 2008 diterima pembayaran harga faktur penjualan tgl 2/4 2008 setelah
(D) Kas Rp.4.400.000(K) PiutangusahaRp.4.400.000
(D) Kas Rp.4.400.000(K) Piutang usaha
Rp.4.400.000
tgl 2/4 2008 setelah dikurangi retur tgl 4/4 2008
2b. Bila Utang-Piutang Dicatat sebesar Nilai Kotor : Cara Cadangan
TRANSAKSI METODE PHYSICAL METODE PERETUAL
2 April 2008 dibeli barang dagangan Rp.4.500.000 syarat 2/10,n/60
(D) Pembelian Rp.4.410.000(D) Cad.pot pemb Rp. 90.000(K) Utang usaha Rp.4.500.000
(D) Persed.brg dag Rp.4.410.000(D) Cad.pot pemb Rp. 90.000(K) Utang usaha Rp.4.500.000
2 April 2008 dibayar biaya angkut pembelian Rp.250.000
(D) Beban angkut pemb Rp.250.000(K) Kas Rp.250.000
(D)Persed.brg.dag Rp.250.000(K)Kas Rp.250.000
4 April retur pembelian Rp.100.000
(D) Utang usaha Rp.100.000(K) Cad.pot.pemb Rp. 2.000(K) Retur pemb Rp. 98.000
(D) Utang usaha Rp.100.000(K) Cad.pot.pemb Rp. 2.000(K) Persed.brg.dag Rp.98.000(K) Retur pemb Rp. 98.000 (K) Persed.brg.dag Rp.98.000
a) Bila harga faktur pembelian dibayar dalam masa tunai
Tgl 12 April 2008 dibayar harga faktur pembelian tgl 2/4 2008 setelah dikurangi retur tgl 4/4 2008
(D) Utang usaha Rp.4.400.000(K) Cad.pot pemb Rp. 88.000(K) Kas Rp.4.312.000
(D) Utang usaha Rp.4.400.000(K) Cad.pot.pemb Rp. 88.000(K) Kas Rp.4.312.000
b) Bila harga faktur pembelian dibayar lewat masa tunai
Tgl 22 April 2008 dibayar harga faktur pembelian tgl 2/4 2008 setelah dikurangi tgl 4/4 2008
(D) Utang usaha Rp.4.400.000(K) Kas Rp.4.400.000
(D) Rugi cad.pot. Pemb tdk diambil Rp.88.000
(K) Cad.pot.pemb Rp 88.000
(D) Utang usaha Rp.4.400.000(K) Kas Rp.4.400.000
(D) Rugi cad.pot.pembtdk diambil Rp.88.000Cad.pot.pemb Rp.88.000
B. Transaksi Penjualan
TRANSAKSI METODE PHYSICAL METODE PERPETUAL
2 April 2008 dijualbarang daganganRp.4.500.000 syarat2/0,n/60Laba kotor 20% dariharga jual
(D) Piutang usaha Rp.4.500.000(K) Cad.pot.penj Rp. 90.000(K) Penjualan Rp.4.410.000
(D) Piutang usaha Rp.4.500.000(K) Cad.pot.penj Rp .90.000(K) Penjualan Rp.4.410.000
(D) Hg pokok Penj Rp.3.600.000(K) Persed.brg.dag Rp.3.600.000
2 April 2008 dibayar (D) Beban angkut penjualan Rp.250.000 (D) Beban angkut penj Rp.250.0002 April 2008 dibayar biaya angkut kirim Rp.250.000
(D) Beban angkut penjualan Rp.250.000(K) Kas Rp.250.000
(D) Beban angkut penj Rp.250.000(K) Kas Rp.250.000
4 April retur penjualan Rp.100.000
(D) Retur penjualan Rp. 98.000(D) Cad.pot.penj Rp. 2.000Piutang usaha Rp.100.000
(D) Retur penjualan Rp. 98.000(D) Cad.pot.penj Rp. 2.000(K) Piutang usaha Rp.100.000
Persed.brg.dag Rp.80.000Harga pokok Penj Rp. 80.000
a) Bila harga fakturpenjualan dibayarmasa dalam tunai.
Tgl 22 April 2008 diterimapembayaran hargafaktur penjualan tgl 2/4 2008 setelah dikurangi
(D) Kas Rp.4.312.000
(D) Cad.pot.penj Rp 88.000
(K) Piutang usaha Rp.4.400.000
(D) Kas Rp.4.312.000
(D) Cad.pot.penj Rp. 88.000
(K) Piutang usaha Rp.4.400.000
2008 setelah dikurangiretur tgl 4/4 2008
b) Bila harga faktur penjualan dibayar lewat masa tunai
Tgl 22 April 2008 diterima pembayaran harga faktur penjualan tgl 2/4 2008 setelah dikurangi retur tgl 4/4 2008
(D) Kas Rp.4.400.000
(K) Piut usaha Rp.4.400.000
(D) Cad.pot.penj Rp.88.000
(K) Laba cad.pot penj yg tdk diambil
Rp.88.000
(D) KasRp.4.400.000
(K) Piutang usahaRp.4.400.000
(D) Cad.pot.penjRp.88.000
(K) Laba cad.pot penjyg tdk diambilRp.88.000
Metode Penentuan HargaPerolehan Persediaan
• Penentuan harga perolehan persediaan danharga pokok penjualan dilakukanberdasarkan asumsi arus biaya (cash flowassumption) bukan berdasarkan arus fisikpersediaan.persediaan.
metode penentuan harga perolehan persediaan dan harga
pokok penjualan yang dapat diaplikasikan
1. Metode penentuan harga perolehan pada perusahaan dagang :a. Metode identifikasi khususb. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)c. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)d. Metode rata-ratae. Metode harga beli terakhirf. Metode nilai penjualan relativef. Metode nilai penjualan relativeg. Metode harga jual eceranh. Metode laba kotor
2. Metode penentuan harga perolehan pada perusahaan manufaktura. Metode biaya variable (variable casting)b. Metode biaya penuh (full casting)c. Metode biaya standar (standard casting)
3. Penentuan harga perolehan pada perusahaan konstruksia. Metode kontrak selesaib. Metode persen penyelesaian
Metode Penentuan Harga Perolehan Persediaan Pada Perusahaan Dagang
• Metode Identifikasi Khusus (Specific CostIdentification Method)
– Penggunaan metode ini mengharuskandilakukannya penandaan (identifikasi) terhadapsetiap barang yang masuk pada kartu identitassetiap barang yang masuk pada kartu identitasdan mencantumkan harga pokoknya
– Penentuan harga pokok persediaan yang tersisadan harga pokok penjualan dapat dilakukanberdasarkan catatan-catatan dalam kartupersediaan dan berdasarkan perhitungan fisik.
Metode ini jarang sekali digunakan disebabkanantara lain :
• Memerlukan banyak pekerjaan tambahan.
• Memerlukan tempat penyimpanan yang lebih• Memerlukan tempat penyimpanan yang lebihluas
• Memerlukan biaya yang lebih tinggi
Metode Masuk Pertama KeluarPertama (MPKP)
• Metode ini dikembangkan berdasarkanasumsi bahwa barang dagangan yangpertama dibeli adalah barang daganganyang pertama dijual (the first merchandiseyang pertama dijual (the first merchandisepurchased is the first merchandise sold).
Kelebihan• Menguntungkan rentabilitas perusahaan
Secara umum harga barang selalu naik dari waktu ke waktu.Laba yang besar parallel dengan perbaikan tingkat rentabilitasperusahaan.
• Menguntungkan likuiditas dan solvabilitas perusahaanHarga pokok persediaan yang tersisa pada akhir periodedidasarkan pada harga pokok persediaan yang terakhir masuksehingga persediaan di neraca dilaporkan dengan nilai yangtinggi. Tingginya nilai persediaan yang dilaporkan di neracamengakibatkan tingginya rasio likuiditas dan rasio solvabilitasmengakibatkan tingginya rasio likuiditas dan rasio solvabilitasperusahaan.
• Persediaan akhir sesuai dengan harga faktualKarena dinilai berdasarkan harga perolehan yang terakhirmasuk, maka persediaan akhir yang dilaporkan di neraca lebihmencerminkan perkembangan harga pasar secara aktual.
• Arus pembebanan harga pokok sesuai dengan arus fisik barangUntuk menghindari kerusakan barang maka umumnyapersediaan yang pertama dibeli adalah persediaan yangpertama dikeluarkan pada saat terjadi penjualan.
Kelemahan
• Tidak menguntungkan arus kas. Perolehan laba bersihyang diperhitungkan lebih tinggi mempunyaikonsekuensi tingginya kewajiban yang harus dipenuhioleh perusahaan kepada pemerintah (beban pajak)dan kewajiban kepada pemegang saham (deviden)
• Harga pokok penjualan tidak parallel dengan hasilpenjualan. Hal ini disebabkan karena harga pokok
• Harga pokok penjualan tidak parallel dengan hasilpenjualan. Hal ini disebabkan karena harga pokokpenjualan dihitung berdasarkan harga pokok barang-barang yang pertama ma suk, sehingga harga pokokpenjualan tidak mencerminkan harga pokokpersediaan pada saat dilakukan penjualan, sehinggasemestinya harga pokok penjualan yang ditentukanmetode ini tidak dapat dipertemukan dengan hasilpenjualannya.
Metode MPKP secara Physical
Penentuan harga perolehan persediaan menurutmetode ini dilakukan secara berkala pada setiapakhir periode. Penentuan harga perolehanpersediaan yang tersisa pada akhir periodedilakukan dengan cara mengalikan kuantitasdilakukan dengan cara mengalikan kuantitasyang tersisa dengan harga perolehan barang-barang yang terakhir dibeli. Harga pokokpenjualan ditentukan dengan caramengurangkan harga perolehan dari persediaanyang tersisa dari harga perolehan persediaanyang siap dijual.
Ilustrasi. UD. Kharis Wyeth Supplier adalah perusahaan distributor untuk suatu produk susu olahan. Berdasarkan catatan fisikpersediaan susu olahan Merk Sugem kemasan kaleng 800 grselama periode Desember 2008 diketahui data-data berikut :Tanggal 1 : Persediaan awal 250 kaleng @ Rp.150.000
3 : Pembelian 300 kaleng @ Rp.155.0007 : Penjualan 350 kaleng @ Rp.180.0007 : Penjualan 350 kaleng @ Rp.180.000
15 : Pembelian 200 kaleng @ Rp.157.00017 : Retur pembelian 20 kaleng atas pembelian tanggal
15 Desember 200826 : Penjualan 300 kaleng @ Rp.190.00027 : Retur penjualan 30 kaleng atas penjualan tanggal
26 Desember 200830 : Pembelian 260 kaleng @ Rp.160.000
Dari data-data tersebut maka penentuan hargaperolehan persediaan dapat dilakukan melaluiperhitungan berikut :
Tgl 1 : Persediaan awal = 250 kaleng @ Rp.150.000
3 : Pembelian = 300 kaleng @ Rp.155.000
7 : Pembelian (200-20) = 180 kaleng @ Rp.157.000
30 : Pembelian = 260 kaleng @ Rp.160.000
Persediaan siap dijual = 990 kaleng
7 : Penjualan 350 kaleng7 : Penjualan 350 kaleng
26 : Penjualan (300-30) = 270 kaleng
Terjual = 620 kaleng
Tersisa = 370 kaleng
Harga perolehan persediaan akhir terdiri dari :
260 kaleng @ Rp.160.000 = Rp.41.600.000
110 kaleng @ Rp.157.000 = Rp.17.270.000
Rp.58.870.000
Harga pokok penjualan periode Desember 2008 dihitung sebagai berikut :
Tgl 1 : Persediaan awal 250 kaleng @ Rp.150.000 = Rp. 37.500.0003 : Pembelian 300 kaleng @ Rp.155.000 = Rp. 46.500.000
15 : Pembelian (200-20) 180 kaleng @ Rp.157.000 = Rp. 28.260.00030 : Pembelian 260 kaleng @ Rp.160.000 = Rp. 41.600.000
Persediaan siap dijual 990 kaleng = Rp.153.860.000Perseediaan akhir = Rp. 58.870.000
Harga pokok penjualan = Rp.94.990.000
Sedangkan laba kotor periode Des 2008 adalah sbb :
Tgl 7 : Penjualan 350 kaleng @ Rp. 180.000 = Rp. 63.000.00026 : Penjualan (300-30) 270 kaleng @ Rp. 190.000 = Rp. 51.300.000
Hasil penjualan periode Desember 2008 = Rp.114.300.000Harga pokok penjualan = Rp. 94.990.000Laba kotor penjualan = Rp. 19.310.000
Metode MPKP secara Perpetual
• Untuk tiap-tiap jenis persediaan harus dibuatkan kartupersediaan sendiri-sendiri. Kartu persediaan ini dapatdifungsikan sebagai buku pembantu persediaan.
• contoh transaksi mutasi persediaan susu olahan merkSugem kemasan kaleng 800 gr
Jenis barang : Susu Sugem 80 gr Suplier utama : PT. Total Wyeth UtamaLokasi barang : Gudang A3 R34 Suplier kedua : PT. Adi NutrisiSatuan produk : Kaleng Batas min : 600 kaleng, max : 1.500 kaleng
KARTU PERSEDIAAN Periode : Desember 2008
Masik Pertama Keluar Pertama (MPKP) Jumlah dalam ribuan
TglPembelian Penjualan Saldo
Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah
1 250 150.000 37.500
3 300 155.000 46.500 250 150.000 37.500
300 155.000 46.500
7 250 150.000 37.500
100 155.000 15.500 200 155.000 31.000
15 200 157.000 31.400 200 155.000 31.000
200 157.000 31.400
17 (20) 157.000 (3.140) 200 155.000 31.000
180 157.000 28.260
26 200 155.000 31.000
100 157.000 15.700 80 157.000 12.560
27 (30) 157.000 (4.710) 110 157.000 17.270
30 260 160.000 41.600 110 157.000 17.270
260 160.000 41.600
Jumlah Pembelian 116.360 Jumlah HPP 94.990 Persed Akhir 58.870
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut bila utang-piutang dicatat sebesar nilai kotornya
menurut cara langsung adalah
3/12 Persediaan barang dagangan Rp.46.500.000,00
Utangdagang Rp.46.500.000,00
7/12 Piutang usaha Rp.63.000.000,00
Penjualan Rp.63.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp.53.000.000,00Harga pokok penjualan Rp.53.000.000,00
Persediaan barang dagangan Rp.53.000.000,00
15/12 Persediaan barang dagangan Rp.31.400.000,00
Utang dagang Rp.31.400.000,00
17/2 Utang dagang Rp.3.140.000,00
Persediaan barang dagangan Rp.3.140.000,00
20 x Rp.157.000,00 = Rp.3.140.000,00
26/12 Piutang dagang Rp.57.000.000,00
Penjualan Rp.57.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp.46.740.000,00
Persediaan barang dagangan Rp.46.740.000,00
27/12 Retur penjualan Rp.5.700.000,00
Piutang dagang Rp.5.700.000,00
Persediaan barang dagangan Rp.4.710.000,00
Harga pokok penjualan .4.710.000,00
30/12 Persediaan dagangan Rp.41.600.000,00
Utang dagang Rp.41.600.000,00
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)
• harga pokok penjualan dinilaiberdasarkan harga pokok persediaanyang terakhir masuk maka hargapokok persediaan yang tersisa terdiridari harga perolehan persediaan yangdari harga perolehan persediaan yangpertama masuk.
Kelebihan metode ini antara lain :
– Karena harga perolehan barang yang dijual dinilai berdasarkanharga perolehan persediaan yang terakhir masuk maka hargaperolehan yang diperhitungkan dalam harga pokok penjualandapat dipertemukan secara aktual dengan hasil penjualannya.
– Pada saat kondisi sangat fluktuatif, penggunaan metode inidapat mengeliminasi pengaruh negatif pada perhitungan laba-rugi perusahaan yang disebabkan karena adanya fluktuasirugi perusahaan yang disebabkan karena adanya fluktuasiharga. Fluktuasi harga tersebut dapat langsung terserap dalamharga pokok penjualan.
– Penggunaan metode ini menguntungkan arus kas keluarperusahaan. Hal ini dapat terjadi karena metode ini cenderungmengakibatkan laba bersih perusahaan yang lebih kecil tentunyamengakibatkan kewajiban perusahaan kepada negara dankepada pemegang saham juga lebih kecil.
Kelemahan metode ini antara lain
• Rendahnya tingkat rentabilitas karena metode inicenderung menghasilkan laba akutansi yang lebihkecil dari pada kalau digunakan metode lainnya.
• Rasio likuiditas dan rasio solvabilitas cenderunglebih rendah dikarenakan persediaan yang lebih rendah dikarenakan persediaan yang dilaporkan di neraca cenderung lebih kecildibandingkan bila digunakan metode lainnya.
• Rendahnya rasio likuiditas, solvabilitas dan rasiorentabilitas dapat menimbulkan penilaian yang kurang menguntungkan dimata investor dankreditor perusahaan.
Metode MTKP secara physicalTgl 1: Persediaan awal = 250 kaleng @ Rp.150.000
3: Pembelian = 300 kaleng @ Rp.155.00015: Pembelian (200-20) = 180 kaleng @ Rp.157.00030: Pembelian = 260 kaleng @ Rp.160.000
Persediaan siap dijual = 990 kaleng7: Penjualan = 350 kaleng
26: Penjualan (300-30) = 270 kalengTerjual = 620 kalengTersisa = 370 kaleng
Harga perolehan persediaan akhir terdiri dari :250 kaleng @ Rp.150.000 = Rp.37.500.000120 kaleng @ Rp.155.000. = Rp.18.600.000
Rp.56.100.000
• Harga pokok penjualan periode Desember 2008 dihitung sebagai berikut :Tgl 1: Persediaan awal 250 kaleng @ Rp.150.000 = Rp. 37.500.000
3: Pembelian 300 kaleng @ Rp.155.000 = Rp. 46.500.00015: Pembelian (200-20)180 kaleng @ Rp.157.000 = Rp. 28.260.00030: Pembelian 260 kaleng @ Rp.160.000 = Rp. 41.600.000
Persediaan siap dijual 990 kaleng = Rp.153.860.000Persediaan akhir = Rp. 56.100.000Harga pokok penjualan = Rp. 97.760.000
• Sedangkan laba kotor periode Desember 2008 adalah sebagai berikut :Tgl 7 : Penjualan 350 kaleng @ Rp.180.000 = Rp. 63.000.000
26 : Penjualan (300-30)= 270 kaleng @ Rp.190.000 = Rp. 51.300.000Hasil penjualan periode Desember 08 = Rp.114.300.000Harga pokok penjualan = Rp. 97.760.000Laba kotor penjualan = Rp 16.540.000Laba kotor penjualan = Rp 16.540.000
• Metode MTKP secara PerpetualSlide berikut ini adalah kartu persediaan yang dibuat berdasarkanmetode MTKP yang diselenggarakan dengan menggunakan metodeperpetual.
Jenis barang : Susu Sugem 800 gr Suplier utama : PT. Total Wyeth UtamaLokasi barang : Gudang A3 R34 Suplier kedua : PT. Adi NutrisiSatuan produk : Kaleng Batas min : 600 kaleng, max : 1.500 kaleng
KARTU PERSEDIAAN Periode : Desember 2008
Masik Terakhir Keluar Pertama (MTKP) Jumlah dalam ribuan
TglPembelian Penjualan Saldo
Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah
1 250 150.000 37.500
3 300 155.000 46.500 250 150.000 37.500
300 155.000 46.500
7 300 155.000 46.500
50 150.000 7.500 200 150.000 30.000
15 200 157.000 31.400 200 150.000 30.000
200 157.000 31.400
17 (20) 157.000 (3.140) 200 150.000 30.000
180 157.000 28.260
26 180 157.000 28.260
120 150.000 18.000 80 150.000 12.000
27 (30) 150.000 (4.500) 110 150.000 16.500
30 260 160.000 41.600 110 150.000 16.560
260 160.000 41.600
Jumlah Pembelian 116.400 Jumlah HPP 95.030 Persed Akhir 58.160
• Sedangkan laba kotor periode Desember 2008 adalah sebagai berikut :Tgl 7 : Penjualan 350 kaleng @ Rp.180.000 = Rp. 63.000.000
26 : Penjualan (300-30) = 270 kaleng @ Rp.190.000 = Rp. 51.300.000Hasil penjualan periode Desember 2008 = Rp.114.300.000Harga pokok penjualan = Rp. 95.030.000Laba kotor penjualan = Rp 19.270.000
• Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi-transaksitersebut bila utang-piutang dicatat sebesar nilai kotornyamenurut cara langsung dapat dilihat pada slide berikut ini
3/12 Persediaan barang dagangan Rp.46.500.000,00
Utang dagang Rp. 46.500.000,00
7/12 Piutang dagang Rp.63.000.000,00
Penjualan Rp. 63.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp.54.000.000,00
Persediaan barang dagangan Rp. 54.000.000,00
15/12 Persediaan barang dagangan Rp.31.400.000,00
Utang dagang Rp. 31.400.000,00
17/2 Utang dagang Rp. 3.140.000,00*)
Selisih persediaan Rp. 140.000,00
Persediaan barang dagangan Rp. 3.000.000,00
*) 20 x Rp.157.000,00 = Rp.3.140.000,00*) 20 x Rp.157.000,00 = Rp.3.140.000,00
26/12 Piutang dagang Rp.57.000.000,00
Penjualan Rp. 57.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp.46.260.000,00
Persediaan barang dagangan Rp. 46.260.000,00
27/12 Retur penjualan Rp.5.700.000,00
Piutang dagang Rp. 5.700.000,00
Persediaan barang dagangan Rp.4.50 0.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 4.50 0.000,00
30/12 Persediaan dagangan Rp.41.600.000,00
Utang dagang Rp. 41.600.000,00
Metode MTKP Nilai Uang (Rupiah)
• Metode MTKP juga dapat diselenggarakan perhitungannyaberdasarkan nilai uang disamping berdasarkan mutasipersediaan. Langkah-langkah penggunaan metode ini dalampenentuan harga perolehan persediaan antara lain :
• Semua barang harus dikelompokan-kelompokan menurutjenisnya atau criteria tertentu yang ditetapkan,
• Menentukan harga perolehan persediaan akhir periodeberdasarkan harga barang pada saat dilakukan perhitungan(current price)(current price)
• Menentukan persentase index harga, yaitu dengan caramembagi harga sekarang (current price) dengan harga tahundasar (base-year price)
• Menentukan nilai persediaan akhir periode berdasarkan hargatahun dasar, yaitu dengan jalan membagi nilai persediaan padaakhir periode berdasarkan harga barang saat dilakukanperhitungan (current price) dengan index harga (2 : 3)
• Menentukan nilai persediaan akhir periode berdasarkan metodeMTKP, yaitu dengan jalan mengalikan nilai persediaan padaakhir periode berdasarkan harga tahun dasar dengan indexharga (4 x 3).
PT.Salsa Inti Pangan Tbk adalah distributor Gula di kotaGresik, manajemen perusahaan menetapkan menggunakanmetode MTKP Nilai Rupiah dalam menentukan hargaperolehan persediaan dan menetapkan harga gula tahun 2004sebagai harga tahun dasar. Dibawah ini adalah informasi-informasi yang terkait dengan persediaan barang dagangansetiap akhir periode mulai tahun 2004 sampai dengan 2008.
Tahun Persediaan berdasarkan harga
akhir tahun
Index Harga
2004 Rp.22.550.000 100
2005 Rp.28.450.000 105
2006 Rp.32.300.000 110
2007 Rp.28.200.000 115
2008 Rp.30.440.000 120
Berdasarkan data-data tersebut diatas maka perhitunganuntuk menentukan harga perolehan persediaan barangdagangan menurut metode ini adalah :
Persediaan akhir menuut harga tahun dasar
Tahun
Persediaan berdasar harga
akhir tahun
Index Harga
Persediaan berdasar harga tahun dasar
2004 Rp.22.550.000 100 Rp.22.550.000,00
2005 Rp.28.450.000 105 Rp.27.095.238,00
2006 Rp.32.300.000 110 Rp.29.363.636,00
2007 Rp.28.200.000 115 Rp.24.521.739,00
2008 Rp.30.440.000 120 Rp.25.366.666,67
Bagian lapisan penentuan harga perolehan persediaan metode MPKP Nilai Uang
Persediaan menurut harga dasar
Lapisan persediaan menurut harga
dasar
Index Harga
Harga perolehan persediaan
menurut MTKP Nilai Uang
Rp.22.550.000 Rp.22.550.000 100% Rp.22.550.000
Harga perolehan persediaan barang dagangan per 31 Dsember 2004 adalahsebesar Rp.22.500.000 yang dihitung dengan cara sebagai berikut
Harga perolehan persediaan barang dagangan per 31 Dsember 2005 adalah
Persediaan menurut harga
dasar
Lapisan persediaan menurut harga dasar
Index Harga
Harga perolehan persediaan menurut MTKP Nilai Uang
Rp.27.095.238 Rp.22.550.000 100% Rp.22.550.000
Rp.4.545.238 105% Rp.4.772.500
Jumlah Rp.27.095.238 Rp.27.322.500
Harga perolehan persediaan barang dagangan per 31 Dsember 2005 adalahsebesar Rp.27.322.500 yang dihitung dengan cara sebagai berikut
Persediaan menurut harga dasar
Lapisan persediaan menurut harga
dasar
IndexHarga
Harga perolehan persediaan menurut
MTKP Nilai Uang
Rp.29.363.636 Rp.22.550.000 100% Rp.22.550.000
Harga perolehan persediaan barang dagangan per 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp.29.817.738 yang dihitung dengan cara sebagai berikut :
Rp.4.545.238 105% Rp. 4.772.500
Rp.2.268.398 110% Rp.2.495.238
Jumlah Rp.29.363.636 Rp.29.817.738
Persediaan menurut harga dasar
Lapisan persediaan menurut harga
dasar
Index Harga
Harga perolehan persediaan menurut
MTKP Nilai Uang
Rp.24.521.739 Rp.22.550.000 100% Rp.22.550.000
Harga perolehan persediaan barang dagangan per 31 Dsember 2007 adalahsebesar Rp.24.620.326 yang dihitung dengan cara sebagai berikut
Rp.1.971.739 105% Rp.2.070.325
110%
Jumlah Rp24.521.739 Rp.24.620.326
Persediaan menurut harga dasar
Lapisan persediaan menurut harga
dasar
Index Harga
Harga perolehan persediaan menurut
MTKP Nilai Uang
Rp.25.366.666 Rp.22.550.000 100% Rp.22.550.000
Harga perolehan persediaan barang dagangan per 31 Dsember 2008 adalahsebesar Rp.25.634.237 yang dihitung dengan cara sebagai berikut
Rp.1.971.739 105% Rp.2.070.325
Rp.844.927 120% Rp.1.013.912
Jumlah Rp25.366.666 Rp.25.634.237
Metode Rata-rata (Average)
• Metode ini dikembangkan untuk memberikan solusitengah ekstrimitas metode MPKP dengan metodeMTKP. Pada metode rata-rata, penentuan hargaperolehan persediaan tidak didasarkan pada hargaperolehan persediaan yang pertama masuk atau yangterakhir masuk melainkan diantara keduanya. Denganterakhir masuk melainkan diantara keduanya. Denganbegitu kelebihan dan kelemahan dari metode MPKP danmetode MTKP tereliminasi pada posisi rata-rata.Terdapat 2 (dua) cara perhitungan harga perolehanpersediaan menurut metode rata-rata, yaitu 1) Rata-ratatertimbang (weighted average), dan 2) Rata-ratabergerak (moving average).
Metode Rata-rata (Average)
Harga perolehan rata-rata per unit =
Harga perolehan persediaan siap dijual
Harga perolehan rata-rata per unit =
Jumlah persediaan siap dijual
Ilustrasi, berdasarkan transaksi persediaan tersebut diatas (lihat pada metode MPKP), maka penentuan
harga perolehan persediaan menurut metode rata-rata tertimbang adalah
Tgl. 1 : Persediaan awal 250 kaleng @Rp. 150.000 = Rp.37.500.0003 : Pembelian 300 kaleng @Rp. 155.000 = Rp.46.500.000
15 : Pembelian (200-20) = 180 kaleng @Rp. 157.000 = Rp.10.260.00030 : Pembelian 260 kaleng @Rp. 160.000 = Rp.41.600.000
pembelian siap dijual 990 kaleng Rp.135.860.0007 : Penjualan 350 kaleng
26 : Penjualan (300-30) = 270 kaleng26 : Penjualan (300-30) = 270 kalengTerjual 620 kalengTersisa 370 kaleng
Harga rata-rata tertimbang = Rp. 135.860.000 : 990 = Rp.137.232,32Harga perolehan persediaan per 31 Desember 2008
= 370 x Rp. 137.232,32 = Rp.50.775.958,40Persediaan siap dijual = Rp.135.860.000,00
Persediaan akhir = Rp.50.775.958,00Harga pokok penjualan = Rp.85.084.042,00
Laba kotor Des 2008
Tgl. 7: Penjualan 350 kaleng @Rp. 180.000 = Rp. 63.000.00026: Penjualan (300-30) = 270 kaleng @Rp. 190.000 = Rp. 51.300.000
Hasil penjualan perilode Desember 2008 = Rp.114.300.000Harga pokok penjualan Rp.85.084.042Laba kotor penjualan Rp.29.215.958
• Metode penentuan harga perolehan persediaan inimerupakan metode rata-rata yang diselenggarakansecara perpetual. Setiap terjadi transaksi pembelian ataumasuknya persediaan maka harus dihitung hargaperolehan rata-rata yang baru.
• Harga pokok penjualan merupakan hasil perkalian• Harga pokok penjualan merupakan hasil perkalianantara banyaknya persediaan yang dijual dengan hargaperolehan rata-rata pada saat itu.
• Berdasarkan kasus tersebut diatas maka kartupersediaan yang dibuat untuk penentuan hargaperolehan persediaan dengan menggunakan metoderata-rata bergerak seperti nampak dibawah ini :
Tgl
Pembelian Penjualan Saldo
Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah
1 250 150.000 37.500.000
3 300 155.000 46.500.000 550 152727,27 84.000.000
7 350 152727,27 53.454.695 200 152727,27 30.545.305
15 200 157.000 31.400.000 400 154.863,26 61.945.304
17 (20) 154.863,26 (3.097.265,20) 380 154.863,26 58.848.033,80
26 300 154.863,26 46.458.978 80 154.863,26 12.389.055,80
27 (30) 154.863,26 (4.645.897,80) 110 154.863,26 17.034.953,60
30 260 160.000 41.600.000 370 158.472,85 58.634.953,60
Jml. Pembelian 116.402.728,80 Jumlah HPP 95.267.775,20 Prsdiaan. akhr 58.634.953,60
Tgl. 7 : Penjualan 350 kaleng @Rp. 180.000 = Rp. 63.000.000,0026 : Penjualan (300-30) = 270 kaleng @Rp. 190.000 = Rp. 51.300.000,00
Hasil penjualan perilode Desember 2008 = Rp.114.300.000,00Harga pokok penjualan Rp. 95.267.775,20Laba kotor penjualan Rp. 19.032.224,80
3/12 Persediaan barang dagangan 40.500.000,00
Utang dagang 40.500.000,00
7/12 Piutang dagang 63.000.000,00
Penjualan 63.000.000,00
Harga pokok penjualan 53.454.695,00
Persediaan barang dagangan 53.454.695,00
15/12 Persediaan barang dagangan 31.400.000,00
Utang dagang 31.400.000,00
17/12 Utang dagang 3.140.000,00
Selisih persediaan 42.818,22
Persediaan barang dagangan 3.097.271,20
*) 20 x Rp. 157.000 = Rp. 3.140.000
26/12 Piutang dagang 57.000.000,00
Penjualan 57.000.000,00
Harga pokok penjualan 46.458.978,00
Persediaan barang dagangan 46.458.978,00
27/12 Retur penjualan 5.700.000,00
Piutang dagang 5.700.000,00
Persediaan barang dagangan 4.645.897,80
Harga pokok penjualan 4.645.897,80
30/12 Persediaan barang dagangan 41.600.000,00
Utang dagang 41.600.000,00
Metode Harga Beli Terakhir
• Metode penentuan harga perolehanpersediaan ini merupakan metodepenentuan harga perolehan yang aprioriterhadap mutasi persediaan danperubahan harga, penentuan hargaperolehan terhadap persediaan yangperolehan terhadap persediaan yangtersisa dilakukan berdasarkan harga beliyang terakhir tanpa harus memperhatikanapakah jumlah barang yang tersisa itumelebihi jumlah pembelian terakhir atautidak.
• Ilustrasi, dari contoh kasus tersebut diatas, bila penentuan harga perolehan menggunakan metode harga beli berakhir, maka perhitungan penentuan harga perolehan tersebut nampak sebagai berikut :
• Tgl. 1: Persediaan awal 250 kaleng @Rp.150.000= Rp.150.000.0003: Pembelian 300 kaleng @Rp.155.000=Rp. 55..000
15: Pembelian (200-20) =180 kaleng @Rp.157.000=Rp. 10.260.00030: Pembelian 260 kaleng @Rp.160.000=Rp. 41.600.000
pembelian siap dijual990 kaleng Rp.135.860.0007: Penjualan 350 kaleng
26: Penjualan (300-30) = 270 kaleng26: Penjualan (300-30) = 270 kalengTerjual 620 kalengTersisa 370 kaleng
Harga perolehan persediaan akhir = 370 x Rp. 160.000= Rp. 59.200.000
Metode Nilai Penjualan Relatif
Metode ini digunakan untukmengalokasikan harga perolehanbersama (joint cost) kepada hargaperolehan masing-masing persediaanatau produk yang diperoleh dalam satuatau produk yang diperoleh dalam satuharga perolehan.
Ilustrasi PT. Kharis Jaya Abadi, Tbk adalah perusahaanimportir bawang putih curah dari Tiongkok, selama periode2008 telah mengimport 100 ton bawang putih denganharga 1.250 per Kg, biaya angkut dan ongkos kuli Rp.1.500.000 dan biaya sortir Rp.1.450.000 setelah disortirdiperoleh bawang putih kualitas A sebanyak 50 ton,kualitas B sebanyak 30 ton dan kualitas C sebanyak 20ton. Harga jual bawang putih kualitas A ditetapkan Rp.2.500 per kg. bawang putih kualitas B Rp. 2.250 per kg danbawang putih kualitas C Rp. 1.950 per kg. Untuk bawangbawang putih kualitas C Rp. 1.950 per kg. Untuk bawangputih kualitas A telah terjual 40 ton, kualitas B telah terjualseluruhnya dan kualitas C telah terjual 13 ton. Berdasarkandata-data tersebut diatas maka perhitungan penentuanharga perolehan yang terserap dalam persediaan yangtelah terjual dan yang melekat pada persediaan yangtersisa serta perhitungan laba kotor periode 2008 adalahsebagai berikut :
• Hasil penjualan relatif :• Bawang putih kualitas A = 50 x 1.000 x Rp. 2.500 = Rp.125.000.000 54%• Bawang putih kualitas B = 30 x 1.000 x Rp. 2.250 = Rp. 67.500.000 29%• Bawang putih kualitas C = 20 x 1.000 x Rp. 1.950 = Rp. 39.000.000 17%• Jumlah hasil penjualan relatif Rp.231.500.000 100%
• Hasil perolehan :• Bawang putih kualitas A = 54% x 1.250 x 100.000 = Rp. 67.500.000 • Bawang putih kualitas B = 29% x 1.250 x 100.000 = Rp. 36.250.000• Bawang putih kualitas C = 17% x 1.250 x 100.000 = Rp. 21.250.000 • Jumlah harga perolehan Rp.125.000.000
• Hasil penjualan periode 2008• Hasil penjualan periode 2008• Bawang putih kualitas A = 40 x 1.000 x Rp. 2.500 = Rp. 100.000.000 • Bawang putih kualitas B = 30 x 1.000 x Rp. 2.250 = Rp. 67.500.000• Bawang putih kualitas C = 13 x 1.000 x Rp. 1.950 = Rp. 25.350.000 • Jumlah hasil penjualan Rp. 192.850.000
• Hasil pokok penjualan periode 2008• Bawang putih kualitas A = (Rp. 67.500.00 : 50.000) x 40.000 = Rp. 54.000.000 • Bawang putih kualitas B = (Rp. 36.250.00 : 30.000) x 30.000 = Rp. 36.250.000• Bawang putih kualitas C = (Rp. 21.250.00 : 20.000) x 13.000 = Rp. 13.812.500 • Jumlah harga pokok penjualan Rp.104.062.500
• Harga perolehan persediaan per 31 Desember 2008• Bawang putih kualitas A = (Rp. 67.500.00 – Rp. 54.000.000= Rp. 13.500.000 • Bawang putih kualitas B = (Rp. 36.250.00 - Rp. 36.250.000= Rp. 0• Bawang putih kualitas C = (Rp. 21.250.00 - Rp. 13.812.500= Rp. 7.437.500• Jumlah harga perolehan Rp. 20.937.500
• Laba kotor periode Desember 2008 • Laba kotor periode Desember 2008 • Hasil penjualan periode Desember 2008 = Rp. 192.850.000• Jumlah harga pokok penjualan = Rp. 104.062.500• Laba kotor penjualan periode Desember 2008 Rp. 88.787.500
Metode Laba Kotor• Dalam penggunaan metode penentuan harga perolehan ini
selalu diasumsikan bahwa rasio laba kotor tahun sekarangadalah sama/sebesar rasio laba kotor th sbl nya/periodetertentu. Rasio laba kotor tidak lain adalah persentase labakotor dari penjualan bersih. Langkah-langkah penentuanharga perolehan persediaan menurut metode ini adalah :– Tentukan rasio laba kotor tahun sebelumnya atau rasio
rata-rata laba kotor.rata-rata laba kotor.– Tentukan besarnya harga pokok penjualan dengan cara
mengalikan rasio laba kotor dengan penjualan bersihperiode sekarang.
– Tentukan nilai persediaan siap dijual berdasarkancatatan-catatan dalam akuntansi perusahaan.
– Persediaan akhir dapat ditentukan dengan caramengurangkan persediaan siap dijual terhadap hargapokok penjualan.
• Ilustrasi : Gudang PT. Reksa pada tanggal 15 Mei 2008 terbakar, berdasarkan catatan-catatan dalam akuntansi PT. Reksa diketahui hal-hal sebagai berikut ;Persediaan barang dagangan per 31/12/07 Rp. 25.300.000Penjualan Rp.325.800.000Retur penjualan Rp. 14.500.000Potongan penjualan Rp. 20.400.000Pembelian Rp.145.000.000Pembelian Rp.145.000.000Biaya angkut pembelian Rp.12.600.000Retur pembelian Rp.22.600.000Potongan pembelian Rp.10.900.000
• Bila rasio laba kotor rata-rata selama lima tahun terakhir sebesar 40%, makaperhitungan untuk menentukan harga perolehan persediaan per tanggal 15 Mei2008 sesaat sebelum terjadinya musibah kebakaran adalah :Penjualan Rp.325.800.000Retur penjualan Rp. 14.500.000Potongan penjualan Rp. 20.400.000 +
Rp. 34.900.000 -Penjualan bersih Rp.290.900.000
Harga pokok penjualan = 60% x Rp. 290.900.000= Rp.174.540.000Persediaan barang dagang per 1 Januari Rp. 25.300.000Persediaan barang dagang per 1 Januari Rp. 25.300.000Pembelian Rp.145.000.000Biaya angkut pembelian Rp. 12.600.000 +
Rp.157.600.000Retur dan pot. Pembelian Rp. 33.500.000 -Pembelian bersih Rp.124.100.000Persediaan siap dijual Rp.149.400.000Persediaan barang dagangan per 15 Mei 2008 Rp. 25.140.000
Metode Harga Jual Eceran
• Perusahaan dagang eceran (retailer) padaumumnya mempunyai persediaan barangdagangan yang sangat heterogen baik dari segimacam barang yang diperdagangkan maupunharga barang yang bersangkutan, dan dalamharga barang yang bersangkutan, dan dalamharga jual eceran masing-masing mungkindiperhitungkan laba kotor yang berbeda-beda.Metode penentuan harga perolehan yang lebihtepat digunakan pada perusahaan yangmempunyai karakteristik demikian adalahmetode harga jual eceran.
Cost ratioHarga pokok persediaan siap dijual
Jumlah jual eceran persediaan siap dijual
Ilustrasi. Dari catatan dalam kartu persediaan barang daganganpada Salsa Outlet. Co untuk periode 2008 diketahui hal-hal berikut :
Harga PokokHarga Jual Eceran
Persediaan per 1 Januari 2008 Rp. 25.600.000 Rp. 32.750.000
Pembelian bersih Rp. 129.400.000 Rp. 162.800.000
Persediaan Siap Dijual Rp. 155.000.000 Rp. 195.550.000
Dari catatan dalam buku besar Salsa Outlet Co diketahuiPenjualan Rp. 178.650.000,00Retur Rp. 2.750.000,00Potongan penjualan Rp. 4.860.000,00
Berdasarkan data – data tersebut diatas perhitunganpenentuan harga perolehan persediaan per 31 Desember2008 adalah sebagai berikut :
Harga Pokok Harga Jual Eceran
Persediaan per 1 Januari 2008 Rp. 25.600.000,00 Rp. 32.750.000,00
Pembelian bersih Rp. 129.400.000,00 Rp. 162.800.000,00
Persediaan siap dijual Rp. 155.000.000,00 Rp. 195.550.000,00
Penjualan Rp. 178.650.000,00
Retur Penjualan Rp. 2.750.000,00Retur Penjualan Rp. 2.750.000,00
Pot. Penjualan Rp. 4.860.000,00
Rp. 7.610.000,00
Penjualan bersih Rp. 171.040.000,00
Persediaan barang dagangan per 31 Desember menurut hargajual eceran
Rp. 24.510.000,00
Cost ratio = ( 155.000.000 / 195.550.000 ) x 100 % = 79.26 %
Harga perolehan Persediaan Barang Dagangan per 31 Desember adalah :
79,26% x Rp. 24.510.000,00 = 19.426.626,00
Metode Harga Jual Eceran dalam hal terdapat tambahan Markup atau Markdown
• Markup merupakan kenaikan harga ( laba kotor) yang ditambahkan pada harga perolehan(cost) untuk membentuk harga jual eceransemula ( original sales price ). Harga jual eceransemula ini yang digunakan sebagai patokansemula ini yang digunakan sebagai patokanapakah terhadap harga jual eceran telahdilakukan tambahan markup ataupunmarkdown.
Cost Markup Harga Jual eceran semula
Tambahan Markup (Markup additional)
Pembatalan Markdown (Markdown concellation)
Pembatalan tambahan markup (Markup additional concellation)
Markdown
• Penentuan harga perolehan persediaan akhir dengan mengunakanmetode harga eceran dalam hal terdapat tambahan kenaikan hargaatau penurunan harga jual eceran dapat dilakukan denganmenggunakan salah satu dari keempat dasar perhitungan di bawah ini :
• FIFO/MPKP, bila digunakan dasar perhitungan menurut metode FIFOmaka harga perolehan dan harga jual eceran dari persediaan awal tidakikut diperhitungkan dalam menentukan besarnya rasio harga perolehan(cost ratio), sebab perhitungan harga diperoleh persediaan akhirberdaar FIFO dilakukan pembelian yang dilakukan selama metode
FIFO/MPKP
berdaar FIFO dilakukan pembelian yang dilakukan selama metodeberjalan. Jadi rasio harga perolehan menurut dasar perhitungan FIFOmenujukan hubungan antara harga perolehan dengan harga jual ecerandari persediaan yang dibeli selama periode berjalan.
Rasio harga perolehan = (FIFO)
Harga perolehan pembelian bersih
Harga jual eceran dari pembelian + net markup –net markdown
Harga perolehan Persediaan Akhir = Rasio harga perolehan x Persed. Akhir menurut harga jual eceran
Rata – rata /Average,bila rasio harga di peroleh dihitung atas dasar rata –rata, maka besarnya rasio harga perolehan dihitung berdasarkan perbandingan antara harga perolehan dengan harga jual eceran dengan harga jual eceran dari persediaan siap dijual. Jadi rasio harga perolehan yang dihitung secara rata – rata merefleksikan hubungan antara harga perolehan dengan harga jual eceran dari persediaan barang siap jual, termasuk persediaan awal.
Rata – rata /Average
Rasio harga perolehan (rata-rata)=
Harga perolehan pembelian bersih
Harga jual eceran persediaan siap jual + net markup – net markdown
Harga perolehan Persediaan Akhir = Rasio harga perolehan x Persed. Akhir menurut harga
Rata – rata /Average,bila rasio harga di peroleh dihitung atas dasarrata – rata, maka besarnya rasio harga perolehan dihitungberdasarkan perbandingan antara harga perolehan dengan harga jualeceran dengan harga jual eceran dari persediaan siap dijual. Jadirasio harga perolehan yang dihitung secara rata – rata merefleksikanhubungan antara harga perolehan dengan harga jual eceran daripersediaan barang siap jual, termasuk persediaan awal.
Harga Terendah Antara Harga Perolehan dengan Harga Pasar (LCOM)
Rasio harga perolehan =
(LCOM dengan MPKP)
Harga perolehan pembelian bersih
Harga jual eceran pembelian + net markup
Rasio harga perolehan=
(LCOM dengan MPKP
rata-rata)
Harga perolehan (persediaan awal+pembelian bersih)
Harga jual eceran +(persediaan siap jual+pembelianbersih) + net markup
bila digunakan dasar perhitungan menurut metode LIFO maka hargaperolehan dan harga perolehan dan harga jual eceran dari persediaanawal tidak ikut diperhitungkan dalam menentukan besarnya rasio hargadiperoleh (cost ratio). Harga perolehan persediaan akhir dihitungberdasarkan persediaan awal menurut harga perolehannya ditambahharga perolehan dari selisih antara persediaan awal menurut harga jualeceran dengan persediaan akhir menurut harga jual eceran.
LIFO/MTKP
Rasio harga perolehan =
Harga perolehan pembelian bersih
Harga jual eceran dari pembelian + net markup – net markdown
Rasio harga perolehan=
persediaan akhir
Harga perolehan (persediaan awal+ (rasio hargaperolehan x selisih harga jual eceran (persediaan akhir –persediaan awal))
Harga Pokok Harga Jual Eceran
Persediaan per 1 Januari 2008 Rp. 25.600.000,00 Rp. 32.750.000,00
Pembelian bersih Rp. 129. 400.000,00 Rp. 162.800.000,00
Tambahan kenaikan harga Rp. 22.500.000,00
Pembatalan tambahan kenaikan harga (Rp. 8.500.000,00)
Penurunaan harga (Rp. 10.200.000,00)
Dari catatan dalam kartu persediaan barang dagangan pada SalsaOutlet.Co untuk periode 2008 diketahui hal – hal berikut :
Penurunaan harga (Rp. 10.200.000,00)
Pembatalan penurunan harga (Rp. 4.300.000,00)
Pemberian potongan harga (Rp. 1.200.000,00)
Persediaan Siap Dijual Rp. 155.000.000,00 Rp. 202.450.000,00
Dari catatan dalam buku besar Salsa Outlet.Co diketahui
Penjulan Rp. 178.650.000,00
Retur penjualan Rp. 2.750.000,00
Potongan penjualan Rp. 4.860.000,00
• Berdasarkan data – data diatas perhitungan penentuan harga perolehan persediaan akhir periode 2008 adalah :
Bila dihitung atas dasar metode FIFO/MPKP, maka :
Harga Pokok Harga Jual Eceran
Persediaan per Januari 2008 Rp. 25.600.000,00 Rp. 32.750.000,00
Pembeliaan bersih Rp. 129.400.000,00 Rp. 162.800.000,00
Tambahan kenaikan harga Rp. 22.500.000,00
Pembatalan tambahan kenaikan harga (8.500.000,00)
Tambahan kenaikan harga bersih Rp. 14.000.000,00
Penurunan harga (10.200.000,00)
Pembatalan penurunan harga 4.300.000,00
Penurunan harga bersih (5.900.000,00)Penurunan harga bersih (5.900.000,00)
Pototongan harga khusus (1.200.000,00)
Persediaan Siap Dijual Rp. 155.000.000,00 Rp. 202.450.000,00
Penjualan 178.650.000,00
Retur dan potongan penjulan Rp. 2.750.000,00 (2.750.000,00)
Penjualan bersih (175.900.000,00)
Persediaan barang dagangan per 31 Desember menurutharga jual eceran
26.550.000,00
Cost ratio FIFO ={129.400.000,00/ (162.800.000,00 + 14.000.000,00 – 5.900.000,00 -1.200.000,00)}x 100% = 72,25%Harga perolehan Persediaan Barang Dagangan per 31 Desember adalah :75,25% x Rp. 26.550.000,00 = Rp. 19.978.875,00
Bila dihitung atas dasar metode Rata – rata (Average), maka :
Harga Pokok Harga Jual Eceran
Persediaan per Januari 2008 Rp. 25.600.000,00 Rp. 32.750.000,00
Pembeliaan bersih Rp. 129.400.000,00 Rp. 162.800.000,00
Tambahan kenaikan harga Rp. 22.500.000,00
Pembatalan tambahan kenaikan harga (8.500.000,00)
Tambahan kenaikan harga bersih Rp. 14.000.000,00
Penurunan harga (10.200.000,00)
Pembatalan penurunan harga 4.300.000,00Pembatalan penurunan harga 4.300.000,00
Penurunan harga bersih (5.900.000,00)
Pototongan harga khusus (1.200.000,00)
Persediaan Siap Dijual Rp. 155.000.000,00 Rp. 202.450.000,00
Penjualan 178.650.000,00
Retur dan potongan penjulan Rp. 2.750.000,00 (2.750.000,00)
Penjualan bersih (175.900.000,00)
Persediaan barang dagangan per 31 Desember menurut harga jual eceran 26.550.000,00
Cost ratio Average = (155.000.000,00 / 202.450.000,00) x 100% = 76,56%Harga perolehan Persediaan Barang Dagangan per 31 Desember adalah :76,56% x Rp. 26.550.000,00 = Rp. 20.326.680,00
a. bila dihitung atas dasar metode LCOM dengan MPKP, maka :
Harga Pokok Harga Jual Eceran
Persediaan per Januari 2008 Rp. 25.600.000,00 Rp. 32.750.000,00
Pembeliaan bersih Rp. 129.400.000,00 Rp. 162.800.000,00
Tambahan kenaikan harga Rp. 22.500.000,00
Pembatalan tambahan kenaikan harga (8.500.000,00)
Tambahan kenaikan harga bersih Rp. 14.000.000,00
Jumlah salain persediaan awal Rp. 155.000.000,00 Rp. 202.450.000,00
Penjulan 178.650.000,00
Retur dan potongan penjualan (2.750.000,00)Retur dan potongan penjualan (2.750.000,00)
Penjualan bersih 175.900.000,00
Penurunan harga Rp. 10.200.000,00
Pembatalan penurunan harga (Rp. 4.300.000,00) 5.900.000,00
Penurunan harga bersih 1.200.000,00
183.000.000,00
Persediaan barang dagangan per 31 Desember menurut hargajual eceran
26.550.000,00
Cost ratio LCOM dengan MKPK = (129.400.000,00 /(162.800.000+ 14.000.000,00) x 100% = 73.19%Harga perolehan Persediaan Barang Dagangan per 31 Desember adalah :73,19 % x Rp. 26.550.000,00 = Rp. 19.431.945,00
b. Bila dihitung atas dasar metode LCOM dengan Average, maka
Harga Pokok Harga Jual Eceran
Persediaan per Januari 2008 Rp. 25.600.000,00 Rp. 32.750.000,00
Pembeliaan bersih Rp. 129.400.000,00 Rp. 162.800.000,00
Tambahan kenaikan harga Rp. 22.500.000,00
Pembatalan tambahan kenaikan harga (8.500.000,00)
Tambahan kenaikan harga bersih Rp. 14.000.000,00
Jumlah salain persediaan awal Rp. 155.000.000,00 Rp. 209.550.000,00
Penjulan 178.650.000,00
Retur dan potongan penjualan (2.750.000,00)
Penjualan bersih 175.900.000,00Penjualan bersih 175.900.000,00
Penurunan harga Rp. 10.200.000,00
Pembatalan penurunan harga (Rp. 4.300.000,00) 5.900.000,00
Penurunan harga bersih 1.200.000,00
183.000.000,00
Persediaan barang dagangan per 31 Desember menurutharga jual eceran
26.550.000,00
Cost ratio LCOM dengan Average = (155.000.000,00/209.550.000,00) x 100 % = 73,97%Harga perolehan Persediaan Barang Dagangan per 31 Desember adalah :73,97 % x Rp. 26.550.000,00 = Rp. 19.639.035,00
Persediaan Siap Dijual Rp. 155.000.000,00 Rp. 202.450.000,00
Harga Pokok Harga Jual Eceran
Persediaan per Januari 2008 Rp. 25.600.000,00 Rp. 32.750.000,00
Pembeliaan bersih Rp. 129.400.000,00 Rp. 162.800.000,00
Tambahan kenaikan harga Rp. 22.500.000,00
Pembatalan tambahan kenaikan harga (8.500.000,00)
Tambahan kenaikan harga bersih Rp. 14.000.000,00
Penurunan harga 10.200.000,00)
Pembatalan penurunan harga 4.300.000,00
Penurunan harga bersih (5.900.000,00)
Pototongan harga khusus (1.200.000,00)
Bila dihitung atas dasar metode LIFO/MTKP, maka :
Persediaan Siap Dijual Rp. 155.000.000,00 Rp. 202.450.000,00
Penjualan 178.650.000,00
Retur dan potongan penjulan Rp. 2.750.000,00 (2.750.000,00)
Penjualan bersih (175.900.000,00)
Persediaan barang dagangan per 31 Desember menurut harga jual eceran 26.550.000,00
• Cost ratio (LIFO) = (129.400.000,00/ (162.800.000,00 + 14.000.000,00 – 5.900.000,00 –1.200.000,00) x 100% = 75,25%
• Harga perolehan Persediaan Barang Dagangan per 1 Januari 2008 = Rp. 25.600.000,00
• Persediaan akhir menurut harga jual eceran = Rp. 26.550.000,00• Persediaan awal menurut harga jual eceran = Rp. 32.750.000,00 _• Penurunan persediaan menurut harga eceran = Rp. 6.200.000,00• Penurunan persediaan menurut harga eceran = Rp. 6.200.000,00
Rasio harga perolehan = Rp. 75,25% =(Rp. 4.665.500,00)
• Harga Perolehan Persediaan Per 31 Desember 2008 = Rp. 20.934.500,00
Metode penilaian persediaan
• Dua metode yang umum digunakan:
– Metode harga perolehan
– Metode harga terendah antara hargaperolehan dengan harga pasarperolehan dengan harga pasar
Metode harga perolehan
• Nilai persediaan yang dilaporkan dalamlaporan keuangan adalah sebesar hargaperolehannya yang dihitung denganmenggunakan salah satu metodemenggunakan salah satu metodepenentuan harga perolehan persediaanyang telah dibahas
Metode harga terendah antara harga perolehan dengan harga pasar
Batas atas harga pasar
Harga pokok pengganti
Harga pasarHarga perolehan
pengganti
Batas bawahharga pasar
Nilai persediaan akhir menurut metode LCOM
Contoh
Jenis barang Batas atas harga pasar
Harga pokok pengganti
Batas bawah harga pasar
Harga pasar
Barang A Rp.2.500 Rp.2.600 Rp.2.000 Rp.2.500
Barang B Rp.2.500 Rp.1.900 Rp.2.000 Rp.2.000
Barang C Rp.2.500 Rp.2.200 Rp.2.000 Rp.2.200
Metode penilaian persediaan dapatdilakukan dengan 3 cara
• Cara individual
• Cara kolektif
• Cara agregatif
Contoh
• PT. Salsa Tbk merupakan perushdistribusi makanan olahan. Pad tanggal31/12/2008 perusahaan akan melakukanpenilaian persediaan denganmenggunakan metode harga terendahmenggunakan metode harga terendahantara harga perolehan dengan hargapasar. Dari penentuan harga perolehandan penentuan harga pasar terhadappersediaan yang tersisa diperoleh data2sbb
Jenis barang Haraga perolehan Harga pasar
Frozen food
Chiken nugget Rp.3.150.000 Rp.3.000.000
Meat ball kecil Rp.3.400.000 Rp.3.510.000
Meat ball sedang Rp.5.600.000 Rp.5.625.000Meat ball sedang Rp.5.600.000 Rp.5.625.000
Meat ball besar Rp.6.050.000 Rp.6.200.000
Frozen vegetables
Spinach Rp.3.350.000 Rp.3.277.500
Kool Rp.2.760.000 Rp.2.820.000
carrot Rp.3.375.000 Rp.3.750.000
Maka penilaian per 31/12/28 adalah sbb
Jenis barang Harga perolehan
Harga pasar Harga terendah antara harga pasar dengan harga pasar
Frozen foods individual kolektif agregat
Chiken nugget Rp.3.150.000 Rp.3.000.000 Rp.3.000.000
Meat ball kecil Rp.3.400.000 Rp.3.510.000 Rp.3.400.000
Meat ball sedang Rp.5.600.000 Rp.5.625.000 Rp.5.600.000
Meat ball besar Rp.6.050.000 Rp.6.200.000 Rp.6.050.000
Rp.18.200.000 Rp.18.335.000 Rp.18.050.000 Rp.18.200.000
Frozen vegetables
Spinach Rp.3.350.000 Rp.3.277.500 Rp.3.277.000
Kool Rp.2.760.000 Rp.2.820.000 Rp.2.760.000
Carrot Rp.3.375.000 Rp.3.750.000 Rp.3.375.000
Rp.9.485.000 Rp.9.347.500 Rp.9.347.000
Jumlah Rp27.685.000 Rp.27.682.500 Rp.27.337.500 Rp.27.547.000 Rp.27.682.500
Perlakuan akuntansi terhadappenurunan nilai persediaan
• Dilakukan dengan metode pencatatantransaksi persediaan yang telahdigunakan perusahaandigunakan perusahaan
• Kerugian atas penurunan nilai persediaanjika dipisahkan dari HPP harus dibuatkanrek tersendiri
Ada 3 Prosedur Yang dapat digunakan untuk mencatat aturan harga pokok atau nilai realisasi
bersih yang lebih rendah
• Metode pengurangan persediaan langsungdimana kerugian penurunan harga persediaantidak dilaporkan tersendiri
• Metode pengurangan persediaan langsung• Metode pengurangan persediaan langsungdimana hanya kerugian penurunan hargapersediaan akhir yang dilaporkan tersendiri
• Metode cadangan persediaan dimana kerugianpenurunan harga persediaan awal dan akhirdilaporkan tersendiri
Tgl Harga pokok Hg pokok atau nilai realisasibersih yg lebih rendah
Selisih/Rugi
1/1/05 Rp.300.000 Rp.300.000 -
31/12/05 320.000 280.000 Rp.40.000
31/12/06 240.000 224.000 16.000
Metode FISIKTahun 2005
HPP Rp.300rb
Persediaan barang Rp.300 rb
(menutup persediaan awal)
Persediaan barang Rp.280rb
HPP Rp. 280rb
(mencat persed akhir dengan jumlah harga pokok atau nilai realisasi yang lebih rendahyang lebih rendah
Tahun 2006
HPP Rp.280rb
Persediaan barang Rp.280rb
(menutup persediaan awal)
Persediaan barang Rp. 224rb
HPP Rp. 224rb
(Mencat persediaan akhir dg jml hg pokok atau nilai realisasi yg lbh rendah
Metode BukuTahun 2005
HPP Rp.40rb
Persediaan barang Rp.40 rb
(mengurangi nilai persed akhir menjadi jumlah hg pokok atau nilai realisasi bersih yg lbh rendah)
Tahun 2006
HPP Rp.16rbHPP Rp.16rb
Persediaan barang Rp.16rb
(mengurangi nilai persed akhir menjadi jumlah hg pokok atau nilai realisasi bersih yg lbh rendah)
Contoh dengan metode fisik
• Di neraca 31/12/2008
Nama perkiraan Debet Kredit
Persediaan per 1 Jan 08 Rp.22.700.000
Pembelian Rp.87.000.000
• Persediaan barang dag menurut perhit metode MPKPphysical Rp.18.000.000 sedang berdasar LCOMRp.16.500.000
Return dan pot pembelian Rp.2.500.000
Kerugian penurunan nilai persediaan dicart secara tidak terpisah dari hg pokok penj
Kerugian penurunan nilai persediaan dicat sec terpisah dari hg pokok penj
Cara langsung Cara tdk lgs
(D) Hg pokok penj Rp22.700.000
(K) Persed brg dag Rp.22.700.000
(D) Hg pokok penj Rp22.700.000 (K) Persed brg dag Rp.22.700.000
(D) Hg pokok penj Rp22.700.000 (K) Persed brg dag Rp.22.700.000
(D) Hg pokok penjualan Rp.87jt
(K) Pembelian Rp.87jt
(D) Hg pokok penjualan Rp.87jt
(K) Pembelian Rp.87jt
(D) Hg pokok penjualan Rp.87jt
(K) Pembelian Rp.87jt
(D) Return&pot Pemb Rp.2.500.000
(K) Hg pokok penj Rp.2.500.000
(D) Return pot Pemb Rp.2.500.000
(K) Hg pokok penj Rp.2.500.000
(D) Return pot Pemb Rp.2.500.000
(K) Hg pokok penj Rp.2.500.000
(D) Persedi brg dag Rp.16.500.000
(K) Hg pokok penj Rp.16.500.000
(D) Persed brg dag Rp.16.500.000
(D) Rugi penurunan
nilai persed Rp. 1.500.000
(K) Hg pokok penj Rp.18.000.000
(D) Persed brg dag Rp.16.500.000
(K) Hg pokok penj Rp.16.500.000
(D) Rugi penurunan
nilai persed Rp.1.500.000
(K) Cad penurunan
nilai persed Rp.1.500.000
Nama perkiraan Debet Kredit
Persediaan per 1 Jan 08 Rp.22.700.000
Pembelian Rp.87.000.000
• Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2008 menurut kartu• Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2008 menurut kartupersediaan periode Desember dengan metode MPKPRp.18.000.000 sedangkan berdasarkan penilaian yang dilakukandengan menggunakan metode harga yang terendah antara hargaperolehan dengan harga pasarnya ditetapkan nilai persediaan per31 Desember sebesar Rp.16.500.000
Kerugian penurunan nilai persediaan dicart secara tidak terpisah dari hg pokok penj
Kerugian penurunan nilai persediaan dicat sec terpisah dari hg pokok penj
Cara langsung Cara tdk lgs
(D) Hg pokok penj Rp1.500.000
(K) Persed brg dag Rp1.500.000
(D) Rugi penurunan
Nilai persd Rp1.500.000
(K) Persed brg dag Rp1.500.000
(D) Rugi penurunan
Nilai persd Rp1.500.000
(K) Cad penurunan(K) Persed brg dag Rp1.500.000 (K) Cad penurunan
Nilai persd Rp1.500.000