Persalinan Lama 260

6
  Nama : Farid Ciadinan  NIM : C111 1 1 260 PERSALINAN LAMA Masalah kesehatan Partus lama paling seri ng didefinisikan sebagai onset regular, kontraksi menyakitkan yang berirama disertai dengan dilatasi seriks dimana persalinan lebi! dari 2" #am$ %eberapa a!li kese!atan mengatakan ba!&a persalinan lama ter#adi setela! 1' sampai 2" #am$ Pembagian fase(kala persalinan sebagai berikut: 1$  Kala 1 Pematangan dan pembukaan seriks sampai l engkap )kala pembukaan* 2$  Kala 2 Pengeluaran bayi )kala pengeluaran* +$  Kala 3 Pengeluaran plasenta )kala uri* "$  Kala 4 Masa 1 #am setela! partus, terutama untuk obserasi Hasil anamnesis Persalinan lama bila proses fase pada kala mele&ati batas &aktu yang tela! ditentukan$ e-ara umum, persalinan abnormal adala! !asil dari masala! dengan sala! satu dari + P yaitu: Passenger )infant si.e, fetal presentation /o--iput anterior, posterior, or transerse* Pelis or passage )si.e, s!ape, and adeua-y of t!e pelis* Po&er )kontraksi uterus/!is*

description

as

Transcript of Persalinan Lama 260

Nama: Farid CiadinanNIM: C111 11 260

PERSALINAN LAMAMasalah kesehatanPartus lama paling sering didefinisikan sebagai onset regular, kontraksi menyakitkan yang berirama disertai dengan dilatasi serviks dimana persalinan lebih dari 24 jam. Beberapa ahli kesehatan mengatakan bahwa persalinan lama terjadi setelah 18 sampai 24 jam.Pembagian fase/kala persalinan sebagai berikut:1. Kala 1Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)2. Kala 2Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)3. Kala 3Pengeluaran plasenta (kala uri)4. Kala 4Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi

Hasil anamnesisPersalinan lama bila proses fase pada kala melewati batas waktu yang telah ditentukan.

Secara umum, persalinan abnormal adalah hasil dari masalah dengan salah satu dari 3 P yaitu: Passenger (infant size, fetal presentation [occiput anterior, posterior, or transverse]) Pelvis or passage (size, shape, and adequacy of the pelvis) Power (kontraksi uterus[his])Factor-faktor penyebab partus lama antara lain :1. Kelainan letak janin2. Kelainan-kelainan panggul3. Kelainan his4. Pimpinan partus yang salah5. Janin besar atau ada kelainan kongenital6. Primitua7. Perut gantung, grandemulti8. Ketuban pecah diniPemeriksaan penunjangUntuk mendiagnosa faktor pada jalan lahir, seperti karena adanya kelainan panggul, dapat ditegakkan atas pemeriksaan radiologis seperti pelvimetri radiologi, CT Scan, MRI (Magnetic resonance imaging). Dengan melakukan pemeriksaan radiologis, akan didapatkan kriteria diagnosis mengenai ukuran panggul.untuk mendiagnosis persalinan lama menggunakan partograf. Tes yang paling sederhana yang digunakan untuk mengevaluasi kerja normal adalah plot kemajuan persalinan pasien ( serviks pelebaran vs durasi dalam jam ) pada kurva persalinan.Sebuah tes kedua digunakan untuk mengatasi persalinan yang memadai merupakan review dari pola kontraksi uterus dengan menentukan kecukupan kontraksi dengan penggunaan kateter tekanan intrauterin . Yang paling penting , penelusuran jantung janin harus meyakinkan seluruh persalinan. 1 Pengelolaan Umum- Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin (termasuk tanda vital dan hidrasinya)- Kaji kembali partograf apakah pasien dalam keadaan persalinan, nilai frekuensi dan lamanya his.- Perbaiki keadaan umum dengan dukungan emosi, perubahan posisi, berikan cairan dan upayakan buang air kecil.- Berikan analgesia: tramadol atau petidin 25 mg IM atau morfin 10 mg IM, jika pasien merasakan nyeri yang sangat.2. Pengelolaan khususa. Persalinan palsu / belum inpartu (false labor) Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah. Jika didapatkan adanya infeksi obati secara adekuat.b. Fase laten memanjangJika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan , lakukan penilaian ulang terhadap serviks:- Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin , mungkin pasien belum inpartu.- Jika ada kemajuan dalam pendataran atau pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin, lakukan penilaian ulang setiap 4 jam, jika pasien tidak masuk fase aktif setelah dilakukan pemberian oksitosin selama 8 jam , lakukan seksio sesarea.- Jika didapatkan tanda-tanda infeksi, lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin, berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan: Ampisilin 2 gr I.V setiap 6 jam ditambah gentamisisn 5 mg/kgBB I.V setiap 24 jam. Jika terjadi persalinan pervaginum stop antibiotik pasca persalinan, tetapi jika dilakukan seksio sesarea lanjutkan antibiotik ditambah metronidazole 500 mg I.V setiap 8 jam.c. Fase aktif memanjang- Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban.- Nilai his, jika his tidak adekuat pertimbangkan inersia uteri, jika his adekuat pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi, malposisi, atau malpresentasi. Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan.d. Disproporsi sefalopelvik- Jika diagnosis disproporsi, lakukan seksio sesarea- Jika bayi mati, lakukan kraniotmi atau embriotomi dan jika tidak memungkinkan lakukan seksio sesarea.e. Obstruksi- Jika bayi hidup, pembukaan serviks sudah lengkap dan penurunan kepala 1/5, lakukan ekstraksi vakum.- Jika bayi hidup dengan pembukaan serviks belum lengkap atau kepala bayi masih terlalu tinggi untuk eksrtaksi vakum, lakukan seksio sesarea.- Jika bayi mati, lakukan dengan kraniotomi atau embriotomi.f. His tidak adekuat ( inersia uteri)- Pecahkan ketuban dan lakukan akselerasi persalinan denga oksitosin- Evaluasi kemajuan prsalinan dengan pemeriksaan vaginal 2 jam setelah his adekuat, jika tidak ada kemajuan lakukan seksio sesarea, tetapi jika ada kemajuan lanjutkan infus oksitosin dan evaluasi setiap 2 jam.g. Kala II memanjang- Jika malpresentasi dan tanda tanda obstruksi bisa disingkirkan , berikan infus oksitosin.- Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala:- jika kepala tidak lebih dari 1/5 diatas simphisis pubi, atau bagian tulang kepala di stasion 0, lakukan ekstraksi vakum.- Jika kepala diantara 1/5 3/5 diatas simphisis pubis , atau bagian tulang kepala antara stasion (0 ) (-2), lakukan ektraksi vakum.- Jika kepala lebih dari 3/5 diatas simphisis pubis, atau bagian tulang kepala diatas stasion -2, lakukan seksiso sesarea.Komplikasi Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin. Diantaranya:1. infeksi intrapartum2. Ruptur uteri3. Cincin retraksi patologis4. Pembentukan fistula5. Cedera otot dasar panggul6. Efek pada janin berupa kaput suksedaneum dan moulase kepala janin

PromotifTerlepas dari kenyataan bahwa partograf telah dijelaskan dan digunakan sejak awal 1970-an. Salah satu alasan utama untuk ini adalah kurangnya kurang penggunaan partograf pada persalinan karena di Indonesia sendiri persalinan sebagian besar dilakukan oleh bidan dan dukun terutama pada daerah-daerah terpencil.Untuk mengatasi dua hambatan utama ini , strategi berikut ini: Gunakan partograf disederhanakan dikembangkan oleh WHO . Ini mencakup beberapa fitur penting dari sebagian besar partograf sedang digunakan . Memperkenalkan partograf ini kepada para pengambil keputusan di Departemen Kesehatan , serta para pemimpin profesi di setiap negara , khususnya bagi mereka di rumah sakit mengajar . Melaksanakan partograf ini awalnya dalam mengajar rumah sakit dan pusat rujukan. Penerapannya kemudian dapat diperpanjang ke pusat-pusat kesehatan. Mendorong sekolah kedokteran dan kebidanan untuk mengajarkan prinsip-prinsip dan penggunaan partograf , dan memasukkannya ke dalam kurikulum . Mendorong penelitian ke dalam semua aspek penerapan partograf tersebut . Penelitian ini harus mencakup evaluasi program pelatihan , serta penyelidikan dari dampak partograf pada manajemen tenaga kerja dan hasil yang merugikan tenaga kerja . Terutama dibutuhkan adalah penelitian ke dalam penggunaan partograf sebagai alat rujukan dalam proses persalinan . Sidang multisenter WHO telah tegas menegaskan nilai partograf dalam praktek rumah sakit .

Disadari bahwa di banyak negara mengembangkan sistem pelayanan kesehatan formal tidak terlihat setelah semua wanita hamil . Jika upaya tidak melampaui sektor formal , tidak mungkin bahwa angka kematian ibu mengerikan yang ada dan morbiditas akan dipengaruhi sangat banyak . Oleh karena itu harus dilakukan upaya untuk mencapai wanita hamil di luar sistem pelayanan kesehatan formal . Hal ini dapat dilakukan dalam berbagai cara : Bidan tradisional ( dukun bayi ) harus dilibatkan sebanyak mungkin sebagai agen perubahan . Mereka harus berpartisipasi dalam menyampaikan pesan kepada wanita hamil dan sesepuh desa tentang perlunya untuk mencari bantuan awal selama kehamilan dan persalinan . Di negara-negara di mana ada saling menghormati antara bidan terlatih dan dukun bayi, yang terakhir telah dibujuk untuk merujuk persalinan selambat-lambatnya 12 jam setelah mereka menerima mereka . Pengalaman ini harus ditiru di negara lain . Metode lain komunikasi harus digunakan sebanyak mungkin ( komite kesehatan misalnya desa , radio , kelompok gereja , surat kabar ) untuk menyampaikan kepada masyarakat pedesaan pesan yang tertunda tenaga kerja dapat menyebabkan masalah bagi ibu dan bayinya dan bantuan yang seharusnya dicari dini ( dalam waktu 12 jam dari awal persalinan ) . Diharapkan juga bahwa hasil yang lebih baik dalam pengelolaan tenaga kerja yang harus hasil dari penggunaan partograf akan meningkatkan kredibilitas sistem pelayanan kesehatan formal dan mendorong lebih banyak perempuan untuk mencari bantuan awal persalinan .

PREVENTIFPencegahan persalinan lama dengan mengukur lingkar pinggul wanita hamil. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah bayi dapat lahir secara normal atau membutuhkan sebuah sectio ceasar. Selain itu, pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan rajin mengontrol penyakit kronis yang di derita oleh ibu seperti DM, hipertensi dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan persalinan lama. Contohnya pada ibu penderita DM, dapat mengakibatkan bayi menjadi lebih besar dari bayi normal pada umum nya karena berat badan bayi yang berlebih diakibatkan oleh DM.Selain itu, pada ibu hamil sebaiknya rajin untuk mengontrol keadaan janin ke dokter dalam upaya antenatal care dengan yang teratur untuk mendeteksi dini kelainan pada ibu hamil terutama risiko tinggi, melakukan senam hamil secara rutin dan memperbaiki perilaku diet dan penigkatan gizi dengan cara minum susu ibu hamil agar gizi janin terpenuhi.Pencegahan dari persalinan lama adalah dengan menggunakan partograf. Pada partograf telah dianjurkan oleh WHO dan bisa ekstensif diuji oleh siapa saja. partograf ini seperti lainnya pada dasarnya adalah representasi grafik dari peristiwa persalinan yang diplot terhadap waktu dalam jam. Partograf dapat menmemantau dari tiga komponen yaitu kondisi janin, kemajuan persalinan, dan kondisi ibu. partograf bukan menggantikan skrining yang adekuat pada perempuan saat datang untuk persalinan yang tediri pada kondisi yang memerlukan perhatian mendesak mentransfer atau urgent. partograf dirancang untuk mendeteksi penyimpangan dari persalinan normal yang berkembang sebagai kemajuan persalinan lama sehingga dapat dokter dapat segera mengambil tindakan dalam sebuah persalinan.Terlepas dari kenyataan bahwa partograf telah dijelaskan dan digunakan sejak awal 1970-an. Salah satu alasan utama untuk ini adalah kurangnya kurang penggunaan partograf pada persalinan karena di Indonesia sendiri persalinan sebagian besar dilakukan oleh bidan dan dukun terutama pada daerah-daerah terpencil. Selain itu kendala utama lain untuk digunakan secara luas adalah adanya begitu banyak varietas partograf tersebut sehingga pengguna baru banyak yang mengalami kebingungan dalam mengunakan pedoman. Oleh karena itu perlunya tindakan promotif dalam memperkenalkan dan melatih kader dukun dan bidan dalam penggunaan partograf serta rujukan bila terjadi komplikasi ke rumah sakit yang memiliki fasilitas yang lebih baik. Oleh karena itu penting juga menyiapkan transportasi dalam rujukan.