Persaingan perdagangan indonesia dan cina

8
Nama:Aan.akbar Dosen: PENGARUH PERSAINGAN PASAR BEBAS TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH :AAN.AKBAR NIM :1110015331143 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Transcript of Persaingan perdagangan indonesia dan cina

Page 1: Persaingan perdagangan indonesia dan cina

Nama:Aan.akbar Dosen:

PENGARUH PERSAINGAN PASAR BEBAS TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

OLEH :AAN.AKBAR

NIM :1110015331143

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

(RIAU)

TP:2013-2014

Page 2: Persaingan perdagangan indonesia dan cina

PERSAINGAN PERDAGANGAN INDONESIA DAN CINA

Bagi Negara Republik Indonesia, perdagangan bebas dengan China ini memberikan

dampak positif dan negatif terhadap perekonomian. Dampak positifnya adalah terbukanya

peluang Indonesia untuk meningkatkan perekonomiannya melalui pemanfaatan peluang pasar

yang ada, dimana produk-produk dari Indonesia dapat dipasarkan secara lebih luas ke negara-

negara ASEAN dan China. China yang memiliki wilayah yang luas, jumlah penduduk yang

banyak, serta pertumbuhan ekonomi yang pesat menjadi pasar yang potensial untuk

mengekspor produk-produk unggulan dari Indonesia ke negara tersebut. Dengan mengalirnya

produk-produk Indonesia ke negara luar, maka kegiatan industri di Indonesia menjadi

meningkat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara Indonesia.

Sebaliknya, perekonomian China yang begitu kuat terfokus pada ekspor menjadi tantangan

bagi Indonesia. Ditambah lagi Pemerintah China yang mendukung penuh perdagangan

masyarakatnya telah mampu untuk menghasilkan produk yang berkualitas, produk yang

bervariasi, teknologi yang maju serta harga yang relatif murah. China yang memiliki

keunggulan produk yaitu pada produk-produk hasil pertanian seperti Bawang putih, bawang

merah, jeruk mandarin, apel, pir, dan leci. Tidak hanya pada bidang pertanian saja China

unggul, namun  pada produk hasil industry seperti tekstil, baja, mainan anak-anak, perkakas

rumah tangga, barang-barang elektronik, dan alas kaki membuat China semakin sulit untuk

disaingi dimana mereka memiliki biaya produksi dan upah buruh yang murah. Sedangkan

Indonesia begitu unggul di sector pertanian saja seperti minyak kelapa sawit (CPO), karet,

kokoa, dan kopi. Kemudian produk yang harus bersaing adalah garmen, elektronik, sektor

makanan, industri baja/besi, dan produk hortikultura.

Dengan demikian produk-produk dari China tersebut akan mendominasi pasar di

Indonesia. Begitu pula produk Indonesia yang sama dengan produk dari China, namun

Indonesia masih kalah bersaing di beberapa produk tersebut. Walaupun begitu Indonesia

masih unggul dalam produk komponen otomotif, garmen, furniture, dan perlengkapan rumah

tangga. Walaupun memiliki unggulan produk, namun hal tersebut akan menjadikan sebuah

tantangan yang berat bagi Indonesia karena harus bersaing dengan produk lain yang lebih

murah dan berkualitas.

Secara umum, Negara Republik Indonesia masih tertinggal dari China, hal ini terlihat dari

infrastruktur Indonesia yang jauh tertinggal dari China. Padahal infrastruktur yang baik akan

menunjang dalam menciptakan biaya berproduksi murah yang selanjutnya akan menekan

Page 3: Persaingan perdagangan indonesia dan cina

harga di tingkat konsumen. Infrastruktur yang baik juga sangat membantu dalam perluasan

pasar hingga mencapai tingkat perdagangan ekspor-impor. Hal ini terlihat dari masih

banyaknya jalan-jalan yang rusak dan adanya pungutan liar sehingga membuat naiknya harga

produk-produk yang didistribusikan.

Dalam perdagangan bebas antara Indonesia dengan China ini, masyarakat memandang

ACFTA sebagai ancaman, karena berpotensi membangkrutkan banyak perusahaan dalam

negeri. Perusahaan yang diperkirakan akan mengalami kebangkrutan tersebut adalah tekstil,

mainan anak-anak, furniture, keramik dan elektronik. Bangkrutnya perusahan tersebut

disebabkan karena ketidaksiapan para pelaku bisnis Indonesia, terutama bisnis menengah dan

kecil dalam bersaing. Pemikiran tersebut didasarkan pada kondisi yang terjadi saat ini,

dimana berbagai produk dari China telah membanjiri pasar Indonesia. Produk dari China

yang masuk ke Indonesia sangat bervariasi dan memiliki harga yang relatif murah. Sebagai

contoh, batik yang merupakan simbol budaya Indonesia telah dibuat pula oleh Cina. Dimana

batik made in China tersebut telah tersebar di pasar-pasar tradisional atau pusat perbelanjaan

grosir. Batik ini laku di pasaran karena harganya yang begitu murah dibandingkan batik asli

Indonesia dan juga batik ini hampir mirip dengan batik buatan Indonesia. Begitu pula yang

terjadi pada produsen meubel Indonesia yang harus bersaing ketat dengan produk meubel dari

China. Dimana meubel China berbentuk minimalis yang begitu diminati oleh masyarakat

domestik. Ditambah lagi belum ada SNI (Standar Nasional Indonesia) bagi meubel Indonesia

sehingga meubel dari China tersebut dapat tersebar bebas di Indonesia dan lebih laku.

Secara perlahan ketika kelangsungan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

seperti batik, tekstil, mainan, kerajinan, jamu, keramik, meubel, dan lainnya mengalami

kebangkrutan maka pekerja lokal pun akan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK)

sehingga angka pengangguran akan semakin meningkat. Seperti yang terjadi pada industri

petrokimia yang harus mem-PHK 86.000 karyawannya karena tidak mampu bersaing dengan

barang impor China. Kemudian sebanyak 2.000 industri kecil tekstil yang masing-masing

memperkerjakan antara 12 hingga 50 tenaga kerja terancam tutup. Dengan begitu masyarakat

lebih cenderung kepada produk tekstil dari China yang mempunyai harga lebih rendah

dibandingkan dengan produk lokal. Akibatnya permintaan domestik terhadap produk tekstil

menjadi menurun, sehingga mematikan produsen tekstil dalam negeri. Hal yang sama juga

terjadi pada industri mainan, meubel dan lainnya.

Page 4: Persaingan perdagangan indonesia dan cina

Sementara itu, dengan diberlakukannya ACFTA, maka China yang akan memperoleh

keuntungan dari ketersediaan sumber daya alam dan energi Indonesia. Negara China akan

memanfaatkan sumber daya alam dan energi Indonesia itu untuk menggerakkan industri

mereka dengan biaya yang murah dan hasilnya kemudian dipasarkan kembali ke Indonesia.

Masuknya produk China ke Indonesia tidak hanya berdampak terhadap produk Indonesia,

akan tetapi juga berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Beberapa produk China yang

masuk ke Indonesia mengandung racun dan zat yang berbahaya bagi kesehatan, seperti

timbal yang terdapat pada mainan anak-anak. Lalu, produk  yang mengandung susu dimana

di dalamnya terdapat melamin. Melamin ini biasa digunakan pada pembuatan plastik, pupuk,

dan pembersih. Kemudian produk makanan berupa jeruk ditemukan mengandung formalin,

dan produk kosmetik juga ditemukan mengandung merkuri atau air raksa sehingga begitu

berbahaya bagi tubuh.

Berbagai permasalahan yang terjadi dengan masuknya produk dari China ke Indonesia

menggambarkan  pengaruh negatif dari ACFTA terhadap industri dan juga kesehatan

masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu masyarakat dan para pengusaha industri tidak setuju

atas pelaksanaan ACFTA karena merugikan mereka. Sementara itu pemerintah Republik

Indonesia sampai saat ini masih tetap menjalankan ACFTA, karena dianggap akan dapat

meningkatkan daya saing Indonesia terhadap barang-barang dari China tersebut.

Pendapat saya tentang persaingan perdagangan Indonesia dan China ini adalah bahwa

produk-produk dari China akan mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia terus

mengalami penurunan . Hal ini sebagai ancaman, karena berpotensi membangkrutkan banyak

perusahaan dalam negeri. Perusahaan yang diperkirakan akan mengalami kebangkrutan

tersebut adalah tekstil, mainan anak-anak, furniture, keramik dan elektronik. Bangkrutnya

perusahan tersebut disebabkan karena ketidaksiapan para pelaku bisnis Indonesia, terutama

bisnis menengah dan kecil dalam bersaing. Pemikiran tersebut didasarkan pada kondisi yang

terjadi saat ini, dimana berbagai produk dari China telah membanjiri pasar Indonesia. Produk

dari China yang masuk ke Indonesia sangat bervariasi dan memiliki harga yang relatif murah.

Sikap kita dalam menghadapi ini adalah dengan cara :

1. Dengan peningkatan capacity building industry dalam negeri, terutama dalam

meningkatkan daya saing. Daya saing merupakan hal penting dalam berkompetisi dengan

Page 5: Persaingan perdagangan indonesia dan cina

China, diantaranya dengan memperbaiki infrastruktur berupa pembangunan jalan, jembatan,

pelabuhan, pembangkit dan jaringan pasokan energy dan sarana pendukung lainnya.

2. Harus mejunjung tinggi prinsip perdagangan yang seimbang antara China dan Indonesia.

(balance trade). Prinsip balance trade ini dapat dijadikan pijakan untuk memperbaiki posisi

perdagangan Indonesia terhadap China, sehingga jika tidak terjadi ketidakseimbangan

perdagangan, maka Indonesia sebagai pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan

keberatan.

3. Jika pemerintah tidak mampu berkompetisi dengan China untuk beberapa sector

perdagangan, maka strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengeluarkan

kebijakan safeguard yaitu pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). Ada lima

produk impor yang dikenakan safeguard (BMTP) selama tiga tahun ke depan yaitu:produk

tali kawat baja, kawat seng dan kawat bindrat, kain tenun dari kapas.

4. Indonesia perlu memproduksi  apa yang tidak diproduksi  oleh China dan ekspor mana

yang berbeda dari China. Inilah yang disebut dengan complementary atau kebijakan

perdagangan yang saling melengkapi.

5. Voluntary Export Restraint (VER). Hal inilah yang permah dilakukan oleh Amerika

Serikat ketika Negara ini diserbu oleh produk China. Dengan VER, maka Amerika Serikat

dapat meminta China agar membatasi barangnya masuk ke Amerika. Indonesia dapat

meminta China untuk mencabut subsidi ekspor dan membeli produk Indonesia lebih banyak

lagi.