PERMODELAN ELEMEN HINGGA 3D EAVES CONNECTION...
Transcript of PERMODELAN ELEMEN HINGGA 3D EAVES CONNECTION...
194
PERMODELAN ELEMEN HINGGA 3D EAVES CONNECTION PADA
STEEL GABLE FRAME
Supriyatiningsih1, Syahril Taufik2
1. Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Banjarmasin, Jl. Brigjen H. Hasan Basri,
Banjarmasin, 70123, Indonesia
2. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Brigjen H. Hasan Basri,
Banjarmasin, 70123, Indonesia
ABSTRAK
Tes eksperimental kekuatan gable frame belum banyak dianalisis secara lengkap akibat pengaruh
pelat pengaku rafter, kolom atas dan tengah (bagian tarik), serta pengaruh eave haunch.
Eksperimental di laboratorium hanya bisa mendapatkan nilai lendutan maksimal, beban maksimal,
dan letak tekuk. Deteksi bagian yang mencapai ultimit, mendekati ultimit, sampai bagian yang
hampir tidak mengalami tegangan perlu dilakukan guna keamanan dan efektifitas. Oleh karena itu
akan dilakukan penelitian untuk menganalisis perilaku gable frame akibat variasi sudut rafter,
eaves haunch, pelat pengaku, dan variasi mutu baja. Penelitian menggunakan metode elemen
hingga 3D dengan komputasi ANSYS versi 9.0. Pendekatan sistem elemennya adalah full scale,
simplified dengan material baja karbon. Model divariasikan terhadap sudut rafter, eave haunch,
pelat pengaku, dan mutu baja komponen. Sistem pembebanan statis terpusat arah vertikal per
gording dengan analisis terhadap lendutan vertikal maksimum pada apex. Perilaku yang dianalisa
meliputi beban ultimit per gording, lendutan maksimal arah vertikal, tegangan keseluruhan gable
frame, tegangan pada eave connection, daerah terjadinya tegangan ultimit, dan daerah terjadinya
tekuk.
Kata kunci: sudut rafter, eave haunch, pengaku
ABSTRACT
Experimental tests of the gable frame capacity has not been fully analyzed due to the influence of
rafter stiffener plate, the upper and middle column (tension zone), and the pressure of eave haunch.
Experimental laboratory can get only a maximum deflection value, the maximum load, and the
location of the buckling. Detection of ultimate zone, approach ultimate zone, until a bit stress zone
need to do for the safety and effectiveness. Therefore, the research will be conducted to analyze the
behavior of the gable frame due to variation rafter angle, presence of eaves haunch, stiffener plates,
and variations in the steel grade. Research using 3D finite element computational method with
ANSYS version 9.0. The approach of element systems is a 3D full scale, simplified with carbon steel
material. Model is varied with the rafter angle, eave haunch, stiffener plates, and the steel grade
component. The loading system is vertical load to purlin by vertical deflection analysis. Behavior
analyzed include ultimate load to purlins, the vertical stress maximum deflection of the apex, the
entire gable frame stress, the stress at the eave connection, the area of the ultimate stress, and the
area of buckling.
Keywords: rafter angle, eave haunch, stiffener
195
1. PENDAHULUAN
Gable frame biasa digunakan dalam konstruksi atap dengan bentang panjang antara 15 dan 60 meter
(Raven, 2006) dengan kemiringan sudut rafter antara 5° dan10° (Raven, 2010). Penelitian mengenai
eaves connection pada gable frame ini dilatarbelakangi oleh belum adanya penelitian terdahulu
yang menganalisis pengaruh variasi sudut kemiringan rafter terhadap kekuatan gable frame.
Penelitian Hradil (2010) mengamati perilaku gable frame dengan kemiringan rafter 5,711° tanpa
ada variasi sudut pembanding. Belum adanya penelitian terdahulu yang menganalisis pengaruh
pelat pengaku rafter, kolom atas dan tengah (bagian tarik), serta pengaruh eave haunch terhadap
kekuatan gable frame. Penelitian Hradil (2010) hanya dilengkapi oleh stiffener pada bagian tekan
tanpa pemasangan eaves haunch dan optional stiffener. Grijalvo (2010) juga tidak memasang
pengaku rafter serta pengaku kolom atas dan tengah (daerah tarik), namun pengaku kolom bawah
(daerah tekan) tetap dipasang.
Eksperimental di laboratorium hanya bisa mendapatkan nilai lendutan maksimal, beban maksimal,
dan letak tekuk, seperti penelitian langsung di laboratorium oleh Mansur (1992) pada konstruksi
gable frame bentang 24 meter dan kemiringan rafter 6,56º, sedangkan pada permodelan komputer
bisa mendeteksi bagian yang mencapai ultimit, mendekati ultimit, sampai bagian yang hampir tidak
mengalami tegangan seperti terlihat pada stress contour. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian
tentang pengaruh variasi sudut kemiringan rafter antara 5° sampai 10°; eaves haunch; pelat
pengaku daerah tarik, geser, dan tekan; serta variasi mutu terhadap kekuatan gable frame.
Gable frame memiliki dua sambungan pokok yaitu eaves dan apex connections. Owens dan Cheal
(1989) membagi eaves connections dalam beberapa macam diantaranya end-plate connection
without haunches (sambungan baut dengan pelat penyambung tanpa tiang penyangga), dan end-
plate connection with haunches (sambungan baut dengan pelat penyambung dan tiang penyangga).
Malik (2006) memberikan beberapa alternatif desain eaves connection with haunches antara lain
adalah flush end plate, extended end plate, dan bentuk lain dari bentuk flush end plate. Penggunaan
eaves haunch berfungsi menambah kekuatan balok atap (rafter) terhadap momen terbesar, sehingga
bisa memperkecil ukuran profil rafter.
Penelitian diharapkan dapat menganalisis perilaku gable frame akibat variasi sudut rafter, eaves
haunch, pelat pengaku, dan variasi mutu.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga 3D dengan komputasi ANSYS
versi 9.0. Langkah awal adalah dengan membuat model validasi 3D full scale simplified sesuai data
yang ada pada eksperimental terdahulu mencakup geometri, element type, dan material properties.
Kemudian dilakukan perubahan model dengan cara memvariasikan besar sudut eaves connection,
ada atau tidaknya eaves haunch, serta ada atau tidaknya pelat pengaku rafter dan kolom (Gambar 1
dan 2).
196
Gambar 1. Tampak Depan Gable Frame Bentang 24 meter
Gambar 2. Detail Eaves Connection
Data dimensi balok (rafter), kolom, eaves haunch, apex haunch stiffener dan pelat dapat dilihat
pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Dimensi Balok (Rafter), Kolom, Eaves Haunch dan Apex Haunch
Profil
Tinggi
Profil (h)
mm
Lebar Profil
(B)
mm
Tebal Flens
(sayap) tf
mm
Tebal Web
(badan) tw
mm
Panjang
Profil (L)
mm
Jari-jari
Girasi (r)
mm
Rafter
Kolom
Eaves
haunch
Apex haunch
348,5
397,3
348,5
348,5
125,4
141,8
125,4
125,4
8,5
8,6
8,5
8,5
5,9
6,3
5,9
5,9
24000
4000
2408
430
5,42
5,42
5,42
5,42
apex connection
eave connection
rafter
kolom
web kolom
stiffener kolom atas
stiffener kolom tengah
stiffener kolom bawah
flens kolom
end plate (eave plate)
stiffener rafter
baut
las
las
las flens rafter
flens rafter
web rafter
web eave
haunch
flens eave haunch
las
197
Tabel 2. Dimensi Stiffener dan Pelat
Profil
Tinggi Profil
(h)
mm
Lebar Profil
(B)
mm
Tebal Pelat
(tp)
mm
Jari-jari
Girasi (r)
mm
Stiffener kolom
bagian atas
Stiffener kolom
bagian tengah
Stiffener kolom
bagian bawah
Stiffener rafter
(balok)
Pelat eaves
connection
Pelat apex
connection
150
150
350
60
760
630
61,85
61,85
61,85
90,00
130,00
130,00
10
10
10
10
15
15
5,82
5,82
5,82
N/A
N/A
N/A
Letak pembebanan pada tiap gording (Pu) sesuai dengan Gambar 3.
Gambar 3. Letak Pembebanan (Pu)
Jumlah model adalah 16 benda uji dengan rincian nomenklatur pada Tabel 3.
Tabel 3. Nomenklatur 16 Benda Uji
Model
Mutu Daerah
Ultimit
(MPa)
Variasi Pengaku
(Stiffener)
Sudut Rafter
(αº)
Ada atau Tanpa
Eaves Haunch
SN-1.P1.1.1
SN-1.P1.1.0
SN-1.P2.1.1
SN-1.P1.2.1
SN-1.P1.2.0
SN-1.P2.2.1
SN-1.P1.3.1
298
298
298
298
298
298
298
P1
P1
P2
P1
P1
P2
P1
6,56
6,56
6,56
5,00
5,00
5,00
10,00
Ada
Tanpa
Ada
Ada
Tanpa
Ada
Ada
FY FY FY FY FY FYFY
FYFY FY FY FY
FYFY
24.000 mm
1791 mm
1115 mm 1791 mm
531 mm
1802 mm
1782 mm1791 mm
1791 mm
1791 mm
1791 mm
1791 mm
1791 mm
1782 mm
1802 mm
531 mm
Pu Pu Pu
Pu Pu Pu Pu Pu Pu Pu Pu Pu
Pu Pu
197
SN-1.P1.3.0
SN-1.P2.3.1
SN-1.P3.1.1
SN-1.P4.1.1
SN-1.P5.1.1
SN-1.P6.1.1
SN-2.P5.1.1
SN-3.P5.1.1
SN-4.P5.1.1
298
298
298
298
298
298
355
400
570
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P5
P5
P5
10,00
10,00
6,56
6,56
6,56
6,56
6,56
6,56
6,56
Tanpa
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
3. HASIL PENGUJIAN
Hasil pengujian lendutan terhadap pembebanan pada enam belas benda uji terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengujian Lendutan terhadap Pembebanan
Model
Pu
(kN)
δmax
(mm)
SN-1.P1.1.1
SN-1.P1.1.0
SN-1.P2.1.1
SN-1.P1.2.1
SN-1.P1.2.0
SN-1.P2.2.1
SN-1.P1.3.1
SN-1.P1.3.0
SN-1.P2.3.1
SN-1.P3.1.1
SN-1.P4.1.1
SN-1.P5.1.1
SN-1.P6.1.1
SN-2.P5.1.1
SN-3.P5.1.1
SN-4.P5.1.1
12,891
5,750
12,300
10,303
5,150
8,175
11,895
6,400
8,855
10,750
11,000
13,590
13,450
15,000
16,100
16,150
263,308
668,577
458,514
397,584
849,377
393,726
302,040
585,627
237,921
187,318
195,944
295,399
289,559
357,560
407,587
403,895
Perbandingan hasil pengujian benda uji dengan α 6,56º; 5,00º; dan 10,00º; fu 298 MPa; variasi
pengaku P1 dan P2; dan variasi eave haunch dapat dilihat pada Gambar 4.
198
Gambar 4. Grafik Beban terhadap Lendutan Benda Uji dengan α 6,56º; 5,00º; dan 10,00º; fu 298
MPa; Variasi Pengaku P1 dan P2; dan Variasi Eave Haunch
Perbandingan hasil pengujian benda uji dengan α 6,56º; fu 298 MPa; variasi pengaku P3 sampai P6;
dengan mengunakan eave haunch dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik Beban terhadap Lendutan Benda Uji dengan α 6,56º; fu 298 MPa; Variasi
Pengaku P3 sampai P6; dengan Menggunakan Eave Haunch
Perbandingan hasil pengujian benda uji dengan α 6,56º; fu 298; 355; 400; dan 570 MPa; variasi
pengaku P5; dengan mengunakan eave haunch dapat dilihat pada Gambar 6.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 50 100 150 200 250 300
Pu
(k
N)
δmax (mm)
SN-1.P4.1.1SN-1.P3.1.1SN-1.P5.1.1SN-1.P6.1.1
199
Gambar 6. Grafik Beban terhadap Lendutan Benda Uji dengan α 6,56º; fu 298; 355; 400; dan 570
MPa; variasi pengaku P5; dengan Menggunakan Eave Haunch
Variasi sudut rafter mempengaruhi kekuatan gable frame serta besarnya lendutan seperti terlihat
pada Gambar 7 dan 8.
Gambar 7. Grafik Pengaruh Variasi Sudut Rafter (α) terhadap Kekuatan Gable Frame dengan
Struktur Full Construction
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Pu
(k
N)
δmax (mm)
SN-4.P5.1.1
SN-3.P5.1.1
SN-2.P5.1.1
SN-1.P5.1.1
200
Gambar 8. Grafik Pengaruh Variasi Sudut Rafter (α) terhadap Lendutan (δmax) pada Apex Arah
Vertikal (UY) pada Gable Frame dengan Struktur Full Construction
Sudut rafter (α) optimum dalam menahan beban adalah 6,56º; sudut yang lebih rendah atau lebih
besar akan mengurangi kekuatan gable frame, memicu buckling di bagian atas eave connection
(daerah tarik/tension zone) terutama pada eave plate, serta menimbulkan lendutan (δmax) arah
vertikal (UY) yang lebih besar pada struktur.
Keberadaan eave haunch menambah kekuatan gable frame dalam menahan beban (Pu) seperti
terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rasio Peningkatan Kekuatan Gable Frame Akibat Pemasangan Eave Haunch
α
(º)
Pu
Tanpa Eave
Haunch
(kN)
Pu
Dengan Eave
Haunch
(kN)
Kenaikan Pu
(kN)
Kenaikan Pu
(%)
100
5,00
6,56
10,00
5,150
5,750
6,400
10,303
12,891
11,895
5,153
7,141
5,495
100,058
124,191
85,859
Adanya eave haunch pada sudut rafter 5,00° meningkatkan kekuatan sebesar 100,058% atau
meningkat sebesar 5,153 kN beban per gording; pada sudut rafter 6,56° meningkatkan kekuatan
sebesar 124,191% atau meningkat sebesar 7,141 kN beban per gording; sedangkan pada sudut
rafter 10,00° meningkatkan kekuatan sebesar 85,859% atau meningkat sebesar 5,495 kN beban per
gording. Jadi keberadaan eave haunch rata-rata meningkatkan kekuatan gable frame dalam
menahan beban sebesar 103,370% atau 5,930 kN beban per gording serta mencegah terjadinya
buckling di bagian tengah eave connection (daerah geser/shear zone dan daerah tekan/compression
zone).
201
Keberadaan optional stiffeners (yaitu optional tension stiffeners pada kolom dan stiffener pada
balok) menambah kekuatan gable frame pada kondisi beban terpusat (beban per gording) seperti
terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rasio Peningkatan Kekuatan Gable Frame Akibat Pemasangan Optional Stiffener
α
(º)
Pu
Tanpa Optional
Stiffener
(kN)
Pu
Dengan Optional
Stiffener
(kN)
Kenaikan Pu
(kN)
Kenaikan Pu
(%)
100
5,00
6,56
10,00
8,175
12,300
8,855
10,303
12,891
11,895
2,128
0,591
3,040
26,031
4,805
34,331
Pemasangan optional stiffener pada sudut rafter 5,00° meningkatkan kekuatan sebesar 26,031%;
pada sudut rafter 6,56° meningkatkan kekuatan sebesar 4,805%; sedangkan pada sudut rafter
10,00° meningkatkan kekuatan sebesar 34,331%. Jadi keberadaan optional stiffeners rata-rata
meningkatkan kekuatan gable frame dalam menahan beban sebesar 21,722% dan mencegah
terjadinya buckling di bagian atas eave connection (daerah tarik/tension zone).
Variasi stiffener mempengaruhi kekuatan gable frame dalam menahan beban per gording. Semakin
banyak stiffener semakin kuat struktur, namun stiffener yang paling dominan adalah bagian bawah
eave connection atau sejajar dengan flens eave haunch yaitu daerah tarik/tension zone.
Pengaruh variasi stiffeners terhadap kekuatan gable frame dalam menahan beban dapat dilihat pada
Gambar 9.
Gambar 9. Grafik Pengaruh Variasi Stiffeners terhadap Kekuatan Gable Frame dalam Menahan
Beban
202
Rasio peningkatan kekuatan gable frame akibat variasi stiffener terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rasio Peningkatan Kekuatan Gable Frame Akibat Variasi Stiffener
Variasi
Stiffener
Pu
(kN)
Pu
Akibat
Stiffener
Diagonal
(kN)
Pu
Akibat
Stiffener
Diagonal
(%)
Pu
Akibat
Stiffener
Bawah
(kN)
Pu
Akibat
Stiffener
Bawah
(%)
Atas & tengah
(SN-1.P3.1.1)
Atas, tengah, &
diagonal
(SN-1.P4.1.1)
Atas, tengah, &
bawah
(SN-1.P5.1.1)
Atas, tengah,
diagonal, &
bawah
(SN-1.P6.1.1)
10,750
11,000
13,450
13,590
N/A
0,250
N/A
0,140
N/A
2,326
N/A
1,041
N/A
N/A
2,700
2,590
N/A
N/A
25,116
23,545
Stiffener bagian bawah memberikan tambahan kekuatan sebesar 25,116% pada model SN-1.P6.1.1
(stiffener atas, tengah, dan bawah) serta 23,545% pada model SN-1.P5.1.1 (stiffener atas, tengah,
diagonal, dan bawah). Stiffener diagonal hanya memberikan tambahan kekuatan sebesar 2,326%
pada model SN-1.P4.1.1 (stiffener atas, tengah, dan diagonal) serta 1,041% pada model SN-1.P5.1.1
(stiffener atas, tengah, diagonal, dan bawah). Rata-rata penambahan kekuatan gable frame oleh
pemasangan stiffener bawah adalah 24,331% dan 1,683% akibat pemasangan stiffener diagonal.
Peningkatan mutu profil yang mengalami kondisi ultimit meningkatkan tegangan maksimalnya
(Gambar 10).
Gambar 10. Grafik Pengaruh Mutu Web Eave Haunch, Flens Rafter Atas, Flens Eave Haunch,
dan Eave Plate (fy) terhadap Tegangan Maksimum Gable Frame (σmax)
203
Pada mutu 400 MPa (SN-3.P5.1.1) menuju mutu 570 MPa (SN-4.P5.1.1) hanya terjadi peningkatan
daya tahan terhadap beban yang sangat kecil yaitu 0,050 kN, namun mengalami peningkatan
tegangan yang sangat besar yaitu 168,706 MPa (Gambar 10), data lengkap lihat Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Rasio Peningkatan Mutu terhadap Peningkatan Kekuatan Gable Frame
Model
Mutu
Daerah
Ultimit fu*)
(MPa)
Kenaikan
Mutu
∆ fu*)
(MPa)
Pu
(kN)
∆Pu
(kN)
∆ fu*) : ∆Pu
Keterangan
SN-1.P5.1.1
SN-2.P5.1.1
SN-3.P5.1.1
SN-4.P5.1.1
298
355
400
570
N/A
57
45
170
13,590
15,000
16,100
16,150
N/A
1,410
1,100
0,050
N/A
1 : 0,0247
1 : 0,0244
1 : 0,0003
N/A
efektif
efektif
boros
*) mutu pada daerah web eave haunch, flens rafter atas, flens eave haunch, dan eave plate
Disimpulkan bahwa peningkatan mutu dari 400 MPa (SN-3.P5.1.1) ke 570 MPa (SN-4.P5.1.1) tidak
efektif (boros) dalam meningkatkan kekuatan gable frame. Model optimum adalah SN-3.P5.1.1
(400 MPa) dengan beban maksimum per gording 16,100 kN dan tegangan maksimum 432,573
MPa. Stress contour model optimum dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Stress Contour Model Optimum (SN-3.P5.1.1) pada Bagian Eave Connection
Data non linier tegangan terhadap lendutan arah vertikal pada model optimum (SN-3.P5.1.1) yang
didapat dirumuskan dalam bentuk persamaan menggunakan metode curve fitting eksponesial
pangkat dua (Gambar 12).
web eave haunch
204
Gambar 12. Grafik Tegangan Maksimal terhadap Lendutan pada Apex Arah Vertikal pada
Model Optimum (SN-3.P5.1.1)
Persamaan yang diperoleh dari curve fitting eksponesial pangkat dua adalah persamaan regresi berikut:
σ = 2,050δ – 2,835e-3δ1,975 (1)
di mana
σ adalah tegangan maksimum (MPa),
δ adalah lendutan apex arah vertikal (mm).
4. KESIMPULAN
1. Sudut rafter optimum dalam menahan beban adalah 6,56º; sudut yang lebih rendah atau lebih
besar akan mengurangi kekuatan gable frame, memicu buckling di bagian atas eave connection
(daerah tarik/tension zone) terutama pada eave plate, serta menimbulkan lendutan arah vertikal
(UY) yang lebih besar pada struktur.
2. Keberadaan eave haunch rata-rata meningkatkan kekuatan gable frame dalam menahan beban
sebesar 103,370% serta mencegah terjadinya buckling di bagian tengah eave connection (daerah
geser/shear zone dan daerah tekan/compression zone).
3. Keberadaan optional stiffeners (optional tension stiffeners pada kolom dan stiffener pada balok)
rata-rata meningkatkan kekuatan gable frame dalam menahan beban sebesar 21,722% dan
mencegah terjadinya buckling di bagian atas eave connection (daerah tarik/tension zone).
4. Variasi stiffener mempengaruhi kekuatan gable frame dalam menahan beban. Rata-rata
penambahan kekuatan gable frame karena pemasangan stiffener bawah (stiffener bagian bawah
eave connection atau sejajar dengan flens eave haunch) yaitu daerah tarik/tension zone adalah
24,331% dan 1,683% akibat pemasangan stiffener diagonal.
205
5. Peningkatan mutu meningkatkan kekuatan gable frame dalam menahan beban serta
meningkatkan tegangan maksimalnya sampai mutu 400MPa selebihnya tidak terlalu signifikan
atau tidak efektif (boros).
DAFTAR RUJUKAN
Citipitouglu, A.M., Haj-Ali R.M., White D.W. 2002. Refined 3D Finite Element Modeling of
Partially Restrained Connections Including Slip, J. Construct Steel Res, 58:5-8, 995-1013.
Grijalvo, J. 2006. Design of Portal Frame Eaves Connections, Plastic Design of Portal Frame to
Eurocode 3, University of Sheffield, SN041a-EN-EU.
Hradil, P., Mielonen M., Fulop L. 2010. Advanced Design and Optimization of Steel Portal Frame,
Journal of Structural Mechanics, Vol. 43, No. 1, pp. 44-60.
Malik, A.S. 2006. Details For Portal Frames Using Rolled Sections, Plastic Design of Portal Frame
to Eurocode 3, University of Sheffield SS051a-EN-EU.
Mansur, S. Bin S.J. 1992. Lateral Torsional Buckling of Haunched Members in Portal Frame,
Doctoral Thesis, Departement of Civil Engineering University of Salford.
Owens, G.W., Cheal B.D. 1989. Structural Steelwork Connections, Butterworths & Co Ltd.
Raven, G. 2006. Overview of Structural Systems for Single-Storey Buildings, Plastic Design of
Portal Frame to Eurocode 3, University of Sheffield, SS048a-EN-EU.
Roylance, D. 2001. Stress-Strain Curves, Departement of Materials Science and Engineering
Massachusetts Institute of Technology Cambridge.
Salmon, C.G., Johnson, J.E. 1990. Steel Structures: Design and Behavior, Emphasizing Load and
Resistance Factor Design, Third Edition, HarperCollins, Publisher, Inc.
Stolarski, T., Nakasone Y., Yoshimoto S. 2006. Engineering Analysis with ANSYS Software,
Elsevier.
Swanson, J., A. 2004. ANSYS 9.0 Manual, ANSYS, Inc. and ANSYS Europe, Ltd.
Taufik, S. 2008. Behaviour of Bolted Connection with High Strength and Stainless Steel, Swansea
University, PhD Dissertation.
Taufik, S., Baharom S., Xiao R.Y. 2009. Computational Frame Analysis of Partially Restrained
Connection with Strain Softening Effect, Proceedings of the Twelfth International Conference
on Civil, Structural and Environmental Engineering Computing, Paper 136.
Taufik, S. 2013. Numerical Modelling of Semi-rigid Connection with High Strength Steel, Study of
Civil Engineering and Architecture (SCEA) Volume 2 Issue 2.
Watwood, V.B. 1985. Gable Frame Design Considerations, American Society of Civil Engineers.