Permendagri Pp 71 Dan 24

download Permendagri Pp 71 Dan 24

If you can't read please download the document

description

PP 71 DAN 24

Transcript of Permendagri Pp 71 Dan 24

{\rtf1 \ansi {\colortbl;\red0\green0\blue0;\red255\green255\blue255;\red255\green0\blue0;\red0\green255\blue0;\red0\green0\blue255;\red0\green255\blue255;\red255\green0\blue255;\red255\green255\blue0;\red0\green0\blue128;\red0\green128\blue128;\red0\green128\blue0;\red128\green0\blue128;\red128\green0\blue0;\red128\green128\blue0;\red128\green128\blue128;\red192\green192\blue192;}{\fonttbl {\f0 Arial;}{\f1 Symbol;}{\f2 Times New Roman;}{\f3 sans-serif;}{\f4 monospace;}{\f5 serif;}}{\*\generator Apache XML Graphics RTF Library;}\fet0 \ftnbj \paperw11905 \paperh16837 \margt1570 \margb1570 \margl1440 \margr1440 \headery2420 \footery1286 \itap0 \sectd {\li0 \f3 \b1 \ri0 \fs48 \cf1 \qc \i0 {\f3 \strike0 \ul0 \b1 \sa360 \sb0 \fs48 \cf1 \i0 Title\par }}{\li0 \f3 \b0 \ri0 \fs28 \cf1 \qc \i0 }{\li0 \f4 \b1 \ri0 \fs28 \cf1 \qc \i0 }{\li0 \f3 \b0 \ql \ri0 \fs24 \cf1 \i0 \tqr \tlth \tx8968 {\pard \f3 \cf1 \expnd-2 \tab }\par }{\li0 \f3 \b0 \ql \ri0 \fs24 \cf1 \i0 {\f3 \strike0 \ul0 \b0 \sa240 \sb720 \fs24 \cf1 \i0 Latar Belakang Perubahan2. Adanya dinamika permasalahan di tingkatimplementasi, antara lain:Banyak Pemda yang terlambat menetapkan APBD:\u8226\'3f Rumitnya konten dan format KUA \u8211\'3f PPAS\u8226\'3f Lamanya pembahasan APBD\u8226\'3f Banyaknya isian keterangan yang kurang relevan\u8226\'3f Masalah tambahan penghasilan PNSD\u8226\'3f Klarifikasi hibah, bantuan sosial dan bantuan keuangan\u8226\'3f Kekurangjelasan prosedur penatausahaan APBDSTRATEGI PENYEMPURNAAN\u56256\'3f\u56473\'3f Penyempurnaan gradual, diprioritaskan pada pasal-pasalyang menimbulkan permasalahan dalam tataranimplementasi\u56256\'3f\u56473\'3f Memperhatikan pendapat seluruh stakeholders baikpemda, DPRD, Pemerintah, maupun masyarakat sertamenghindari kemungkinan adanya implikasi yang tidakdiinginkan.\u56256\'3f\u56473\'3f Tidak merubah PP 58/2005\u56256\'3f\u56473\'3f Memberikan keleluasaan kepada Pemda untukmengembangkan PKD sesuai dengan kondisi dankebutuhan daerah\u56256\'3f\u56473\'3f Disesuaikan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan( PP 24 tahun 2005 dan PP 71 tahun 2010)Kendala\u8226\'3f Posisi Permendagri 13/2006 sebagai omnibus regulationdari semua aturan yang terkait dengan aspek pengelolaankeuangan daerah\u8226\'3f Adanya perbedaan persepsi dengan regulasi lain, seperti:\u56256\'3f\u56377\'3f UU 17/2003\u56256\'3f\u56377\'3f UU 1/2004\u56256\'3f\u56377\'3f UU 32/2004\u56256\'3f\u56377\'3f PP 24/2005PP 71 /2010\u56256\'3f\u56377\'3f PP 57/2005\u56256\'3f\u56377\'3f PP 58/2005\u56256\'3f\u56377\'3f PP 8/2006\u56256\'3f\u56518\'3f Penyempurnaan harus hati-hati agar tidakmenimbulkan masalah baru ..perbedaan antara Permendagri13/2006 dengan Permendagri 59/2007 kurang lebih seperti berikutPokok-pokok perubahan Permendagri 13/2006 dalam Permendagri 59/20071. Aspek Anggaran\u8226\'3f Memperpendek jadual penyusunan anggaran dengan cara meringkasproses dan konten KUA-PPAS, sehingga istilah PPA dihapus.\u8226\'3f Tatacara pemberian kode program dan kegiatan dalam pengisian RKA\u8226\'3f Reklasifikasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan, beserta koderekeningnya;\u8226\'3f Penegasan alur pengerjaan RKA SKPD, pada SKPKD penyusunan RKAdipisahkan antara RKA sebagai SKPD dan RKA sebagai pemerintah daerah(RKA PPKD).2. Aspek Pelaksanaan APBD\u8226\'3f Alur pengerjaan DPA SKPD dan SKPKD juga ikut berubah, mengikutiperubahan alur pengerjaan RKA.\u8226\'3f Penomoran DPA juga ikut berubah karena adanya perubahan padapemberian kode program dan kegiatan3. Aspek Penatausahaana. penatausahaan penerimaan\u8226\'3f Penyederhanaan proses pertanggungjawaban fungsional ke BUD, sehinggatercipta proses yang lebih efisien. Hal ini dilihat dari dihapusnyabuku pembantu per rincian objek penerimaan yang harus dilampirkandalam SPJ fungsionalb. penatausahaan pengeluaran\u8226\'3f Penegasan SPD diberikan kepada SKPD secarar periodic (bulanan,triwulan, semesteran) tergantung pada ketersediaan dana\u8226\'3f Perubahan format SPD, SPP UP/GU/TU, SPP LS gaji dan tunjangan, SPPLS barang dan jasa dan ada penambahan format SPP LS belanja tidaklangsung PPKD.4. Aspek Akuntansi dan Pelaporan\u8226\'3f Memberikan ruang gerak yang luwes bagi pemda untuk menyusun sistemakuntansi, dengan dihapusnya beberapa pasal tentang buku-buku yangdigunakan untuk catatan akuntansi\u8226\'3f Sudah diterapkannya prinsip harga perolehan pada perolehan aktiva tetap\u8226\'3f Adanya contoh format neraca untuk SKPDArah tujuan perubahan1. mudah dipahami2. mudah dilaksanakan3. tidak menimbulkan masalahpoin lainnya adalah kewajiban lembaga penerima bantuan APBD untuk mempertanggung jawabkan secara administrasi penggunaan dana bantuan. Bahkan penerima bantuan juga akan turut diperiksa BPK.Selain itu dalam Permendgari 59 juga mengatur pelimpahan kewenangan penggunaan anggaran kepada kuasa pengguna anggaran, dalam hal ini satuan kerja masing-masing.Kemudian juga penyerderhanaan proses penyusunan RAPBD dengan lebih menekankan pendalaman penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan PPAS. Diatur juga pemberian kewenangan lebih luas kepada daerah untuk menentukan kode rekening.Salah satu sumber kebingungan dalam bidang pengadaan barang/jasa di pemerintah daerah adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.hal tersebut membingungkan diKarenakan organisasi yang amat penting pada struktur organisasi pengadaan barang/jasa pemerintah tidak tercantum dalam Permendagri tersebut. Pada Keppres 80/2003 dan Perpres 54/2010 dikenal istilah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), tetapi dalam Permendagri 13/2006 malah yang muncul istilah PPTK dengan tugas yang \u8220\'3fhampir\u8221\'3f sama.Hal ini membuat pelaksana di lapangan menjadi bingung, karena pada saat pemeriksaan, apapun yang dilakukan bisa salah. Setiap pemeriksa bisa menggunakan acuan hukum yang berbeda.kini, hal ini terobati dengan munculnya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang sudah mengakomodir Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010,khususnya tentang PPK dan PPTK dan juga sudah mengakomodir Surat Edaran Bersama antara Mendagri dan LKPP tentang PPK dan PPTK.Perubahan yang cukup signifikan lainnya adalah dimasukkannya Bab baru, yaitu Bab XVA yang khusus membahas tentang Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).Pada Bab ini diperjelas mengenai mekanisme pengelolaan dana BOS termasuk tidak wajibnya menyusun laporan triwulan untuk memperoleh bantuan dana triwulan berikutnya. Hal ini akan sangat mempercepat penyaluran dana BOS yang sempat terhambat pada awal tahun 2011.Peremendagri No 21 dan 22, disahkan pada Bulan Maret tahun ini.Permendagri Nomor 21 tahun 2011, merupakan perubahan dari Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah.Sekarang pengelolaan anggaran semua SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) telah mengacu pada permendagri yang baru ini.\par }}\sect }