PERMEN_26_2008

download PERMEN_26_2008

of 311

Transcript of PERMEN_26_2008

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 26/PRT/M/2008 TANGGAL 30 DESEMBER 2008 TENTANGPERSYARATAN TEKNIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 211MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 26/PRT/M/2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang:a.bahwaperkembanganpenyelenggaraanbangunangedung semakinkompleksbaikdarisegiintensitas,teknologi,maupun kebutuhan prasarana dan sarananya;b.bahwa keselamatanmasyarakat yang berada di dalam bangunan dan lingkungannya harus menjadi pertimbangan utama khususnyaterhadap bahaya kebakaran, agar dapat melakukan kegiatan, danmeningkatkanproduktivitasnyasertameningkatkankualitas hidupnya;c.bahwadengantelahdiundangkannyaUndang-UndangNomor28 Tahun2002tentangBangunanGedungdanpengaturan pelaksanaannya,makaKeputusanMenteriNegaraPekerjaan UmumNomor10/KPTS/2000tentangKetentuanTeknis PengamananTerhadapBahayaKebakaranPadaBangunan Gedung dan Lingkungan perlu disempurnakan dan diganti dengan peraturan menteri yang baru; d.bahwaberdasarkanpertimbangansebagaimanadimaksuddalam huruf a, huruf b, dan huruf cperlu menetapkan Peraturan Menteri tentangPersyaratanTeknisSistemProteksiKebakaranPada Bangunan Gedung dan Lingkungan;22Mengingat :1.PeraturanPemerintahNomor36Tahun2005tentangPeraturan PelaksanaanUndang-UndangNomor28Tahun2002tentang BangunanGedung(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4532); 2.PeraturanPresidenRepublikIndonesiaNomor9Tahun2005 tentangKedudukan,Tugas,Fungsi,SusunanOrganisasi,dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 3.KeputusanPresidenRepublikIndonesiaNomor187/MTahun 2004 tentang Kabinet Indonesia Bersatu; 4.PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum; MEMUTUSKAN : Menetapkan:PERATURANMENTERIPEKERJAANUMUMTENTANG PERSYARATANTEKNISSISTEMPROTEKSIKEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu PengertianPasal 1 Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan : 1.Sistemproteksikebakaranpadabangunangedungdanlingkunganadalah sistemyangterdiriatasperalatan,kelengkapandansarana,baikyang terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.2.Bangunangedungadalahwujudfisikhasilpekerjaankonstruksiyangmenyatu dengantempatkedudukannya,sebagianatauseluruhnyaberadadiatas dan/ataudidalamtanahdan/atauair,yangberfungsisebagaitempatmanusia melakukankegiatannya,baikuntukhunianatautempattinggal,kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.3.Perencanaan tapak adalah perencanaan yang mengatur tapak (site) bangunan, meliputitataletakdanorientasibangunan,jarakantarbangunan,penempatan hidranhalaman,penyediaanruang-ruangterbukadansebagainyadalam rangka mencegah dan meminimasi bahaya kebakaran. 334.Saranapenyelamatanadalahsaranayangdipersiapkanuntukdipergunakan olehpenghunimaupunpetugaspemadamkebakarandalamupaya penyelamatanjiwamanusiamaupunhartabendabilaterjadikebakaranpada suatu bangunan gedung dan lingkungan. 5.Sistemproteksikebakaranpasifadalahsistemproteksikebakaranyang terbentukatauterbangunmelaluipengaturanpenggunaanbahandan komponenstrukturbangunan,kompartemenisasiataupemisahanbangunan berdasarkantingkatketahananterhadapapi,sertaperlindunganterhadap bukaan.6.Sistem proteksi kebakaran aktif adalahsistemproteksikebakaranyangsecara lengkapterdiriatassistempendeteksiankebakaranbaikmanualataupun otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan pemadam khusus. 7.Pencegahankebakaranpadabangunangedungadalahmencegahterjadinya kebakaranpadabangunangedungatauruangkerja.Bilakondisi-kondisiyang berpotensiterjadinyakebakarandapatdikenalidandieliminasiakandapat mengurangi secara substansial terjadinya kebakaran. 8.Pengelolaan proteksi kebakaran adalahupaya mencegah terjadinya kebakaran ataumeluasnyakebakarankeruangan-ruanganataupunlantai-lantai bangunan,termasukkebangunanlainnyamelaluieliminasiataupun minimalisasirisikobahayakebakaran,pengaturanzona-zonayangberpotensi menimbulkankebakaran,sertakesiapandankesiagaansistemproteksiaktif maupun pasif. 9.Pengawasandanpengendalianadalahupayayangperludilakukanolehpihak terkaitdalammelaksanakanpengawasanmaupunpengendaliandaritahap perencanaanpembangunanbangunangedungsampaidengansetelahterjadi kebakaran pada suatu bangunan gedung dan lingkungannya. 10.Persyaratanteknissistemproteksikebakaranpadabangunangedungdan lingkunganadalahsetiapketentuanatausyarat-syaratteknisyangharus dipenuhidalamrangkamewujudkankondisiamankebakaranpadabangunan gedungdanlingkungannya,baikyangdilakukanpadatahapperencanaan, perancangan, pelaksanaan konstruksi dan pemanfaatan bangunan. 11.Penyelenggaraansistemproteksikebakaranpadabangunangedungdan lingkunganmeliputiprosesperencanaanteknisdanpelaksanaankonstruksi, sertakegiatanpemanfaatan,pelestariandanpembongkaransistemproteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya. 12.Penyelenggarabangunangedungadalahpemilikbangunangedung,penyedia jasa konstruksi bangunan gedung, dan pengguna bangunan gedung.4413.Pemilikbangunangedungadalahorang,badanhukum,kelompokorang,atau perkumpulan yang menurut hukum sah sebagai pemilik gedung. 14.Pengguna bangunan gedung adalah pemilik bangunan gedung dan/atau bukan pemilikbangunangedungberdasarkankesepakatandenganpemilikbangunan gedung,yangmenggunakandan/ataumengelolabangunangedungatau bagian bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.15.Masyarakatadalahperorangan,kelompok,badanhukumatauusahadan lembagaatauorganisasiyangkegiatannyadibidangbangunangedung, termasukmasyarakathukumadatdanmasyarakatahli,yangberkepentingan dengan penyelenggaraan bangunan gedung.16.DaerahadalahKabupaten/KotaatauDaerahKhususIbukotaJakartapada Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya. 17.PemerintahPusat,selanjutnyadisebutPemerintah,adalahPresidenRepublik IndonesiayangmemegangkekuasaanpemerintahannegaraRepublik IndonesiasebagaimanadimaksuddalamUndang-UndangDasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.18.Pemerintah daerah adalah bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsurpenyelenggarapemerintahandaerah,kecualiuntukProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta adalah Gubernur.19.Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.Bagian Kedua Maksud, Tujuan dan Lingkup Pasal 2 (1)PeraturanMenteriinidimaksudkanuntukmenjadiacuanbagipenyelenggara bangunangedungdalammewujudkanpenyelenggaraanbangunangedung yang aman terhadap bahaya kebakaran. (2)PeraturanMenteriinibertujuanuntukterselenggaranyafungsibangunan gedung dan lingkungan yang aman bagi manusia, harta benda, khususnya dari bahayakebakaran,sehinggatidakmengakibatkanterjadinyagangguan kesejahteraan sosial. (3)Lingkupperaturanmenteriinimeliputisistemproteksikebakaranpada bangunangedungdanlingkungannyamulaidaritahapperencanaan, pelaksanaanpembangunansampaipadatahappemanfaatan,sehingga bangunan gedung senantiasa andal dan berkualitas sesuai dengan fungsinya. 55BAB II PERSYARATAN TEKNIS DAN PENGATURAN PELAKSANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN Bagian Kesatu Persyaratan TeknisPasal 3 (1)Persyaratanteknissistemproteksikebakaranpadabangunangedungdan lingkungan meliputi : a.ketentuan umum; b. akses dan pasokan air untuk pemadaman kebakaran; c. sarana penyelamatan; d. sistem proteksi kebakaran pasif; e. sistem proteksi kebakaran aktif; f. utilitas bangunan gedung; g. pencegahan kebakaran pada bangunan gedung; h. pengelolaan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung; dan i. pengawasan dan pengendalian. (2)Rincianpersyaratanteknissistemproteksikebakaranpadabangunangedung dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada lampiran yangmerupakansatukesatuandanbagianyangtidakterpisahkandengan peraturan menteri ini. (3)Setiap orang atau badan hukum termasuk instansi Pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung sebagaimana dimaksudpadaayat(1)wajibmemenuhipersyaratanteknisyangdiaturdalam peraturan menteri ini. Bagian Kedua Pengaturan Pelaksanaan di Daerah Pasal 4 (1) Pelaksanaanpersyaratanteknissistemproteksikebakaranpadabangunan gedungdanlingkungandidaerahdiaturlebihlanjutdenganperaturandaerah yang berpedoman pada peraturan menteri ini. (2) Dalam hal daerah belum mempunyai peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka pelaksanaan persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran padabangunangedungdanlingkunganberpedomanpadaperaturanmenteri ini.6(3) Dalamhaldaerahtelahmempunyaiperaturandaerahsebagaimanadimaksud padaayat(1)sebelumperaturanmenteriinidiberlakukan,makaperaturan daerah tersebut harus menyesuaikan dengan peraturan menteri ini. BAB III PEMBINAAN TEKNIS Pasal 5 (1)Dalammelaksanakanpembinaansistemproteksikebakaranpadabangunan gedungdanlingkungan,Pemerintahmelakukanpeningkatankemampuan aparatpemerintahprovinsi,pemerintahkabupaten/kotamaupunmasyarakat dalam memenuhi ketentuan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk terwujudnyapenataansistemproteksikebakaranpadabangunangedungdan lingkungan, serta terwujudnya keandalan bangunan gedung. (2) Dalammelaksanakanpengendalianpenyelenggaraansistemproteksi kebakaranpadabangunangedungdanlingkungan,pemerintahprovinsi, pemerintahkabupaten/kotawajibmengikutipersyaratanteknissebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 (1) Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. (2) Padasaatperaturanmenteriinimulaiberlaku,KeputusanMenteriNegara PekerjaanUmumNomor10/KPTS/2000tentangKetentuanTeknis PengamananterhadapBahayaKebakaranpadaBangunanGedungdan Lingkungan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (3) PeraturanMenteriinidisebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2008 i- DAFTAR ISI - iDAFTAR ISI ...................................................................................i BAB I :KETENTUAN UMUM. 1.1.Pengertian. ...1 1.2.Maksud dan Tujuan..16 1.3.Ruang Lingkup..16 BAB II :AKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAMAN KEBAKARAN.2.1.Umum. ...17 2.2.Lingkungan Bangunan Gedung .17 2.3.Akses Petugas Pemadam Kebakaran Ke Lingkungan..18 2.4.Akses Petugas Pemadam Kebakaran Ke Bangunan Gedung.26 BAB III SARANA PENYELAMATAN. 3.1.Tujuan33 3.2.Fungsi33 3.3.Persyaratan Kinerja.33 3.4.Akses Eksit Koridor..34 3.5.Eksit.35 3.6.Keandalan Sarana Jalan Ke Luar..38 3.7.Pintu.39 3.8.Ruang terlindung dan Proteksi Tangga.50 3.9.Jalur Terusan Eksit56 3.10.Kapasitas Sarana Jalan Ke Luar58 3.11.Pengukuran Jarak Tempuh ke Eksit66 3.12.Jumlah Sarana Jalan Ke Luar.70 3.13.Susunan Sarana Jalan Ke Luar..72 3.14.Eksit Pelepasan.85 DAFTARI SIiiii3.15.Iluminasi Sarana Jalan Ke Luar..88 3.16.Pencahayaan Darurat..90 3.17.Penandaan Sarana Jalan Ke Luar.93 3.18.Sarana Penyelamatan Sekunder102 BAB IV SISTEM PROTEKSI PASIF.4.1.Umum. .103 4.2.Konstruksi..103 4.3.Pasangan konstruksi tahan api..103 4.4.Pintu dan jendela tahan api.104 4.5.Bahan pelapis interior...104 4.6.Kelengkapan, perabot, dekorasi dan bahan pelapis yang diberi perlakuan. 1054.7.Penghalang api..105 4.8.Partisi penghalang asap..116 4.9.Penghalang asap..118 4.10.Atrium123 BAB V SISTEM PROTEKSI AKTIF. 5.1.Umum..125 5.2.Sistem Pipa Tegak126 5.3.Sistem Springkler Otomatik.128 5.4.Pompa Pemadam Kebakaraan..161 5.5.Penyediaan Air..169 5.6.Alat Pemadam Api Ringan (Portable)170 5.7.Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran, dan Sistem Komunikasi................................................................................1845.8.Ventilasi Mekanik dan Sistem Pengendalian Asap...................195 iii- DAFTAR ISI - iiiBAB VIUTILITAS BANGUNAN GEDUNG.6.1.Listrik..212 6.2.Pemanas, Ventilasi Dan Pengkondisian Udara..217 6.3.Lif..............................................................................................218 6.4.Instalasi bahan bakar gas ..221 6.5.Alat Pemanas Rumah Tangga221 6.6.Corong Sampah, Insinerator, dan Corong Laundri.222 6.7.Generator Stasioner dan Sistem Daya Siaga..223 6.8.Pusat Pengendalian Asap ..224 6.9.Pusat Pengendali Kebakaran.225 6.10.Sistem Proteksi Petir.230 6.11.Pemeliharaan Sistem Proteksi Petir234 6.12.Inspeksi Sistem Proteksi Petir (SPP).236 BAB VII PENCEGAHAN KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG. 7.1.Umum.240 7.2.Tatagrha Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Housekeeping)........................................................................2407.3.Sarana Jalan Ke Luar...............................................................254 7.4.Inspeksi, Uji Coba Dan Pemeliharaan Sistem Proteksi Kebakaran...256BAB VIII PENGELOLAAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG.8.1.Umum.281 8.2.Tanggung Jawab Pemilik/Penghuni..281 8.3.Penghunian ..282 8.4.Pemeliharaan, Pemeriksaan dan Pengujian282 8.5.Evakuasi Bangunan.283 8.6.Latihan Kebakaran283 8.7.Laporan Kebakaran dan Darurat Lain284 iviv8.8.Perusakan Terhadap Peralatan Keselamatan Kebakaran.285 8.9.Perencanaan Darurat...285 8.10.Merokok..286 8.11.Pemadaman286 8.12.Penandaan Sistem Proteksi Kebakaran287 8.13.Bangunan Dan Tempat Kosong..289 8.14.Bahan-bahan Mudah Terbakar289

BAB IXPENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 9.1.Umum..291 9.2.Pengawasan dan Pengendalian Tahap Perencanaan291 9.3.Pengawasan dan Pengendalian Tahap Pelaksanaan.291 9.4.Pengawasan dan Pengendalian Tahap Pemanfaatan/Pemeliharaan.2939.5.Jaminan Keandalan Sistem Dan Pengujian Api ..293 9.6.Pengujian Api.294 BAB XPENUTUP. 295 1- BAB IKETENTUAN UMUM - 11.1PENGERTIAN. (1) Atrium,adalahruangdidalambangunangedungyangmenghubungkan dua tingkat atau lebih dan:(a) keseluruhanatausebagianruangannyatertutuppadabagian atasnya oleh lantai.(b) termasuksetiapbagianbangunangedungyangberdekatantetapi tidakterpisahkanolehpenghalangyangsesuaiuntukkebakaran, dan(c) tidak termasuk lorong tangga, lorong ram atau ruangan dalam saf. (2) Bangunangedung,adalahwujudfisikhasilpekerjaankonstruksiyang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatasdan/ataudidalamtanahdan/atauair,yangberfungsisebagai tempatmanusiamelakukankegiatannya,baikuntukhunianatautempat tinggal,kegiatankeagamaan,kegiatanusaha,kegiatansosial,budaya, maupun kegiatan khusus. (3) Bangunangedungumum,adalahbangunangedungyangdigunakan untuk segala macam kegiatan kerja antara lain untuk: (a) Pertemuan umum. (b) Perkantoran. (c) Hotel. (d) Pusat Perbelanjaan/Mal. (e) Tempat rekreasi/hiburan. (f) Rumah sakit/perawatan. (g)Museum. (4) Bagian-bagian bangunan gedung, adalah bagian dari elemen bangunan gedungyangmempunyaifungsitertentu,misalnyamemikulbeban, pengisi, dan lain-lain. (5) Bahayakebakaran,adalahbahayayangdiakibatkanolehadanya ancamanpotensialdanderajatterkenapancaranapisejakdariawal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan. (6) Bahanlapispenutup,adalahbahanyangdigunakansebagailapisan bagiandalambangunangedungsepertiplesteran,pelapisdinding,panel kayu dan lain-lain. BABIKETENTUANUMUM 2- BAB IKETENTUAN UMUM - 2(7) Bebanapi,adalahjumlahnilaikalorinettodaribahan-bahanmudah terbakaryangdiperkirakanterbakardalamkompartemenkebakaran, termasukbahanlapispenutup,bahanyangdapatdipindahkanmaupun yang terpasang serta elemen bangunan gedung. (8) Besmen,adalahruangandidalambangunangedungyangletak laintainyasecarahorizontalberadadibawahpermukaantanahyang berada di sekitar lingkup bangunan gedung tersebut. (9) Blok,adalahsuatuluasanlahantertentuyangdibatasiolehbatasfisik yang tegas, seperti laut, sungai, jalan, dan terdiri dari satu atau lebih persil bangunan gedung. (10). Bukaanpenyelamatan,adalahbukaan/lubangyangdapatdibukayang terdapatpadadindingbangunangedungterluar,bertandakhusus, menghadapkearahluardandiperuntukkanbagiunitpemadam kebakaran dalam pelaksanaan pemadaman kebakaran dan penyelamatan penghuni.(11). Dindingapi,adalahdindingyangmempunyaiketahananterhadap penyebaranapiyangmembagisuatutingkatataubangunangedung dalam kompartemen-kompartemen kebakaran. (12). Dinding dalam, adalah dinding di luar dinding biasa atau bagian dinding. (13). Dindingluar,adalahdindingluarbangunangedungyangtidak merupakan dinding biasa. (14). Dinding panel, adalah dinding luar yang bukan dinding pemikul di dalam rangka atau konstruksi sejenis, sepenuhnya didukung pada tiap tingkat. (15)Eksit, adalah bagian dari sebuah sarana jaln ke luar yang dipisahkan dari tempatlainnyadalambangunangedungolehkonstruksiatauperalatan untuk menyediakan lintasan jalan yang diproteksi menuju eksit pelepasan. (16)Eksithorizontal,adalahsuatujalanterusandarisatubangunangedung kesatudaerahtempatberlindungdidalambangunangedunglainpada ketinggian yang hampir sama, atau suatu jalan terusan yang melalui atau mengelilingisuatupenghalangapikedaerahtempatberlindungpada ketinggianyanghampirsamadalambangunangedungyangsama,yang mampumenjaminkeselamatandarikebakarandanasapyangberasal dari daerah kejadian dan daerah yang berhubungan. (17)Elemenbangunangedung,adalahbagianbangunangedungyang diantaranya berupa lantai, kolom, balok, dinding, atap dan lain-lain. (18)Eskalator, adalah tangga berjalan dalam bangunan gedung. 3- BAB IKETENTUAN UMUM - 3(19)Hidranhalaman,adalahalatyangdilengkapidenganslangdanmulut pancar (nozzle)untukmengalirkanairbertekanan,yangdigunakanbagi keperluanpemadamankebakarandandiletakkandihalamanbangunan gedung.(20)Slangkebakaran,adalahslanggulungyangdilengkapidenganmulut pancar (nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan. (21)Tingkat Ketahanan Api (TKA), adalah tingkat ketahanan api yang diukur dalamsatuanmenit,yangditentukanberdasarkanstandarujiketahanan api untuk kriteria sebagai berikut : (a) ketahanan memikul beban (kelayakan struktur); (b)ketahanan terhadap penjalaran api (integritas); (c)ketahanan terhadap penjalaran panas (isolasi); yang dinyatakan berurutan. Catatan : Notasi (-) berarti tidak dipersyaratkan. Contoh : 50/-/- , atau -/-/- (22)Integritas,dikaitkandenganTKAadalahkemampuanuntukmenahan penjalaran api dan udara panas sebagaimana ditentukan pada standar. (23)Isolasi,dikaitkandenganTKAadalahkemampuanuntukmemelihara temperaturpadapermukaanyangtidakterkenapanaslangsungdari tungkupembakaranpadatemperaturdibawah1400Csesuaistandaruji ketahanan api. (24) Intensitaskebakaran,adalahlajupelepasanenergikalorfiukurdalam Watt, yang ditentukan baik secara teoritis maupun empiris. (25) Jalanakses,adalahjalurpencapaianyangmenerusdariperjalananke ataudidalambangunangedungyangcocokdigunakanuntuk/olehorang cacat sesuai dengan standar aksesibilitas. (26)Jalanpenyelamatan/evakuasi,adalahjalurperjalananyangmenerus (termasukjalankeluar,koridor/selasarumumdansejenis)darisetiap bagianbangunangedungtermasukdidalamunithuniantunggalke tempat yang aman di bangunan gedung kelas 2, 3 atau bagian kelas 4. (27)Jalurlintasanyangdilindungiterhadapkebakaran,adalah koridor/selasaratauruangsemacamnyayangterbuatdarikonstruksi tahanapi,yangmenyediakanjalanpenyelamatanketangga,ramyang dilindungi terhadap kebakaran atau ke jalan umum atau ruang terbuka. (28)Kelasbangunangedung,adalahpembagianbangunangedungatau bagianbangunangedungsesuaidenganjenisperuntukanatau penggunaan bangunan gedung, sebagai berikut: 4- BAB IKETENTUAN UMUM - 4(a) Kelas 1 : Bangunan gedung hunian biasa. Satu atau lebih bangunan gedung yang merupakan: 1) Kelas 1a, bangunan gedung hunian tunggal yang berupa: a) satu rumah tinggal; atau b) satu atau lebih bangunan gedung gandeng, yang masing-masingbangunangedungnyadipisahkandengansuatu dindingtahanapi,termasukrumahderet,rumahtaman, unit town house, villa; atau 2) Kelas1b,rumahasrama/kost,rumahtamu,hotelatau sejenisnya dengan luas total lantai kurang dari 300 m2 dan tidak ditinggali lebih dari 12 orang secara tetap, dan tidak terletak di atas atau di bawah bangunan gedung hunian lain atu banguan kelas lain selain tempat garasi pribadi. (b) Kelas2:Bangunangedunghunian,terdiriatas2ataulebihunit hunian yang masing-masing merupakan tempat tinggal terpisah. (c) Kelas3:Bangunangedunghuniandiluarbangunangedung kelas 1 atau kelas 2, yang umum digunakan sebagai tempat tinggal lamaatausementaraolehsejumlahorangyangtidakberhubungan, termasuk:1) rumah asrama, rumah tamu (guest house), losmen; atau 2) bagian untuk tempat tinggal dari suatu hotel atau motel; atau 3) bagian untuk tempat tinggal dari suatu sekolah; atau 4) panti untuk lanjut usia, cacat atau anak-anak; atau 5) bagianuntuktempattinggaldarisuatubangunangedung perawatankesehatanyangmenampungkaryawan-karyawannya.(d) Kelas 4 : Bangunan gedung hunian campuran. Tempat tinggal yang berada di dalam suatu bangunan gedung kelas 5,6,7,8atau9danmerupakantempattinggalyangadadalam bangunan gedung tersebut. (e) Kelas5 : Bangunan gedung kantor. Bangunangedungyangdipergunakanuntuktujuan-tujuanusaha profesional,pengurusanadministrasi,atauusahakomersial,diluar bangunan gedung kelas 6, 7, 8 atau 9. (f) Kelas 6 : Bangunan gedung perdagangan. 5- BAB IKETENTUAN UMUM - 5Bangunangedungtokoataubangunangedunglainyang dipergunakanuntuktempatpenjualanbarang-barangsecaraeceran atau pelayanan kebutuhan langsung kepada masyarakat, termasuk: 1) ruang makan, kafe, restoran; atau 2) ruangmakanmalam,bar,tokoataukiossebagaibagiandari suatu hotel atau motel; atau 3) tempat potong rambut/salon, tempat cuci umum; atau 4) pasar, ruang penjualan, ruang pamer, atau bengkel. (g) Kelas 7 : Bangunan gedung penyimpanan/Gudang. Bangunangedungyangdipergunakanuntukpenyimpanan, termasuk:1) tempat parkir umum; atau 2) gudang,atautempatpamerbarang-barangproduksiuntuk dijual atau cuci gudang. (h) Kelas 8 : Bangunan gedung Laboratorium/Industri/Pabrik. Bangunangedunglaboratoriumdanbangunangedungyang dipergunakanuntuktempatpemrosesansuatuproduk,perakitan, perubahan,perbaikan,pengepakan,finishing,ataupembersihan barang-barang produksi dalam rangka perdagangan atau penjualan. (i) Kelas 9 : Bangunan gedung Umum. Bangunangedungyangdipergunakanuntukmelayanikebutuhan masyarakat umum, yaitu: 1) Kelas9a:bangunangedungperawatankesehatan,termasuk bagian-bagiandaibangunangedungtersebutyangberupa laboratorium.2) Kelas9b:bangunangedungpertemuan,termasukbengkel kerja,laboratoriumatausejenisnyadisekolahdasaratau sekolahlanjutan,hall,bangunangedungperibadatan, bangunangedungbudayaatausejenis,tetapitidaktermasuk setiapbagiandaribangunangedungyangmerupakankelas lain.(j) Kelas 10 : Bangunan gedung atau struktur yang bukan hunian. 1) Kelas10a:bangunangedungbukanhunianyangmerupakan garasi pribadi, carport, atau sejenisnya. - BAB IKETENTUAN UMUM - 62) Kelas10b:strukturyangberupapagar,tonggak,antena, indingpenyanggaataudindingyangberdiribebas,kolam renang, atau sejenisnya. (k) Bangunan gedung-bangunan gedung yang tidak diklasifikasikan khusus. Bangunangedungataubagiandaribangunangedungyangtidak termasukdalamklasifikasibangunangedung1s.d10tersebut, dalampersyaratanteknisini,dimaksudkandenganklasifikasiyang mendekati sesuai peruntukannya. (l) Bangunan gedung yang penggunaannya insidentil. Bagianbangunangedungyangpenggunaannyainsidentildan sepanjangtidakmengakibatkangangguanpadabagianbangunan gedunglainnya,dianggapmemilikiklasifikasiyangsamadengan bangunan gedung utamanya. (m) Klasifikasi jamak. Bangunangedungdenganklasifikasijamakadalahbilabeberapa bagian dari bangunan gedung harus diklasifikasikan secara terpisah, dan:1)bilabagianbangunangedungyangmemilikifungsiberbeda tidak melebihi 10% dari luas lantai dari suatu tingkat bangunan gedung,danbukanlaboratorium,klasifikasinyadisamakan dengan klasifikasi bangunan gedung utamanya. 2) Kelas-kelas : 1a, 1b, 9a, 9b, 10a dan 10b, adalah klasifikai yang terpisah;3) Ruang-ruangpengolah,ruangmesin,ruangmesinlif,ruang boiler(keteluap)atausejenisnya,diklasifikasisamadengan bagian bangunan gedung di mana ruang tersebut terletak. (29)Kelayakanstruktur,yangdikaitkandenganTKAadalahkemampuan untukmemeliharastabilitasdankelayakankapasitasbebansesuai dengan standar yang dibutuhkan. (30)Kelengkapanlingkunganbangunangedung,meliputi:hidran,sumur gali atau reservoir, dan komunikasi umum. (31)Kereta lif, adalah ruangan atau tempat yang ada pada sistem lif, yang di dalamnya penumpang berada dan atau diangkut. (32)Ketahanan api, yang diterapkan terhadap komponen struktur atau bagian laindaribangunangedungyangartinyamempunyaiTKAsesuaiuntuk komponen struktur atau bagian lain tersebut. 7- BAB IKETENTUAN UMUM - 7(33)Persyaratanteknis,adalahketentuanteknisyangmengupayakan kesempurnaandalamperencanaan,pelaksanaan,pengawasandan pemanfaatanbangunangedungterhadappencegahandan penanggulanganbahayakebakaranpadabangunangedungdan lingkungannya. (34)Kompartemen kebakaran, adalah:(a) Keseluruhan ruangan pada bangunan gedung; atau (b) Bila mengacu ke: 1) Menurutpersyaratanfungsionaldankinerja,adalahsetiap bagiandaribangunangedungyangdipisahkanoleh penghalangkebakaran/apisepertidindingataulantaiyang mempunyaiketahananterhadappenyebaranapidengan bukaan yang dilindungi secara baik. 2) Menurutpersyaratanteknis,bagiandaribangunangedung yangdipisahkanolehdindingdanlantaiyangmempunyaiTKA tertentu.(35)Kompartemenisasi,adalahusahauntukmencegahpenjalaran kebakarandengancaramembatasiapidengandinding,lantai,kolom, balokyangtahanterhadapapiuntukwaktuyangsesuaidengankelas bangunan gedung. (36)Komponenstruktur,adalahkomponenataubagianstrukturyang memikul beban vertikal dan lateral pada bangunan gedung. (37)Konstruksi tahan api, adalah salah satu dari tipe konstruksi, berdasarkan ketentuan pada Bab IV. (38)Konstruksi ringan, adalah konstruksi yang terdiri dari : (a) lembaran atau bahan papan, plesteran, belahan, aplikasi semprotan, ataumateriallainyangsejenisyangrentanrusakolehpukulan, tekanan atau goresan; atau (b) betonatauprodukyangberisibatuapung,perlite,vermiculite,atau bahanlunaksejenisyangrentanrusakolehpukulan,tekananatau goresan; atau(c)adukan yang mempunyai ketebalan kurang dari 70 mm. (39)Koridorumum,adalahkoridortertutup,jalamdalamruang/gang/lorong atau sejenis, yang : (a) melayani jalan ke luar dari 2 atau lebih unit hunian tunggal ke eksit di lantai tersebut; atau 8- BAB IKETENTUAN UMUM - 8(b) yangdisediakansebagaieksitdarisuatubagiandarisetiaptingkat menuju ke jalan ke luar. (40)Kgf, adalah singkatan dari kilogram force atau kilogram gaya. (41)Lapisan penutup tahan api, adalah bahan lapis penutup tahan api yang antara lain terbuat dari : (a) 13 mm, papan plester tahan api; atau (b) 12 mm, lembaran semen serat selulosa; atau (c) 12mm,plesterberseratyangdiperkuatdengan13mmx13mmx 0,7 mm kawat anyam besi galvanis yang dipasang tidak lebih dari 6 mm dari permukaan; atau (d) materiallainyangtidakkurangketahananapinyadaripada13mm papanplestertahanapiyangdipasangsesuaidenganyangadadi pasaran untuk bahan yang dipakai bagi lapisan penutup tahan api. (42)Lapisanpelindung,adalahlapisankhususyangdigunakanuntuk meningkatkan ketahanan ketahanan api suatu komponen struktur. (43)Lantai monolit, adalah lantai beton yang dicor setempat yang merupakan satu kesatuan yang utuh. (44)Lif,adalahsaranatransportasidalambangunangedung,yang mengangkut penumpangnya di dalam kereta lif, yang bergerak naik-turun secara vertikal. (45)Mudahterbakar,adalahbahanbangunangedungyangmenuruthasil pengujiansesuaistandaratauketentuanyangberlakumasukdalam katagori mudah terbakar. (46)Mezanine, adalah lantai antara yang terdapat di dalam ruangan. (47)Pemikul beban, dimaksudkan untuk menahan gaya vertikal di luar beban sendiri.(48)Pengaturan lingkungan bangunan gedung, dalam persyaratan teknis ini meliputipengaturanblokdankemudahanpencapaiannya(accessibility),ketinggianbangunangedung,jarakbangunangedung,dankelengkapan lingkungan. (49)Pengaturan bangunan gedung, meliputi pengaturan ruang-ruang efektif, ruangsirkulasi,eskalator,tangga,kompartemenisasi,danpintu kebakaran. (50)Penutupbeton,adalahbagiandaristrukturbetonyangberfungsi melindungi tulangan agar tahan terhadap korosi dan api. - BAB IKETENTUAN UMUM - 9(51)Plambing,adalahinstalasi/kelengkapandalambangunangedungyang berupasistempemipaanbaikpemipaanuntukpengaliranairbersih,air kotordandrainase,sertahal-hallainnyayangberhubungandengan pekerjaan pemipaan. (52)PVC, adalah Polyvinyl Chloride, sejenis plastik thermosetting. (53)Ruangterbuka,adalahruangpadalokasigedung,atausuatuatapatau bagian bangunan gedung sejenis yang dilindungi dari kebakaran, terbuka dan dihubungkan langsung dengan jalan umum. (54)Ramyangdilindungi,adalahramyangdilindungiolehkonstruksitahan terhadap api, yang memberikan jalan ke luar dari suatu lantai. (55)Ruangefektif,adalahruangyangdipergunakanuntukmenampung aktivitas yang sesuai dengan fungsi bangunan gedung, misalnya: ruangan efektif suatu hotel antara lain kamar, restoran dan lobi. (56)Ruang sirkulasi, adalah ruang yang hanya dipergunakan untuk lalu lintas atau sirkulasi dalam bangunan gedung, misalnya: pada bangunan gedung hotel adalah koridor. (57)Saf, adalah dinding atau vagian bangunan gedung yang membatasi: (a) sumur yang bukan merupakan sumur/lorong atrium, atau (b) luncuranvertikal,saluranataujalursejenis,tetapibukan cerobong/corong asap. (58)Sistempengamanankebakaran,adalahsatuataukombinasidari metoda yang digunakan pada bangunan gedung untuk: (a) memperingatkan orang terhadap keadaan darurat, atau (b) penyediaan tempat penyelamatan, atau (c) membatasi penyebaran kebakaran, atau (d) pemadamankebakaran,termasukdisinisistemproteksipasifdan aktif.(59)Springkler,adalahalatpemancarairuntukpemadamankebakaranyang mempunyaitudungberbentukdeflektorpadaujungmulutpancarnya, sehinggaairdapatmemancarkesemuaarahsecaramerata.Dalam pertanianadajugajenisspringkleryangdigunakanuntukpenyiraman tanaman.(60)Sumur/lorongatrium,adalahruangandalamatriumyangdibatasioleh garis keliling dari bukaan lantai atau garis keliling lantai dan dinding luar. 10- BAB IKETENTUAN UMUM - 10(61)Ruang luncur lif, adalah suatu ruang berbentuk lubangvertikaldidalam bangunangedungdimanadidalamlubangtersebutlifbersirkulasinaik-turun.(62)Tempat/ruangberkumpul,adalahruangdidalambangunangedung tempat orang berkumpul untuk : (a) tujuan sosial, pertunjukan, politik atau keagamaan, dan (b) tujuanpendidikansepertisekolah,pusatpendidikananakbalita, pendidikan pra-sekolah, dan semacamnya, atau (c)tujuan rekreasi, liburan atau olahraga, atau (d) tujuan transit. (63)Tinggiefektif,adalahtinggikelantaitingkatpalingatas(tidaktermasuk tingkat paling atas,bila hanya terdiri atas peralatan pemanas, ventilasi, lif atauperalatanlainnya,tangkiairatauunitpelayanansejenis)darilantai tingkatterbawahyangmenyediakanjalankeluarlangsungmenujujalan atau ruang terbuka. (64)Tempatparkirmobilterbuka,adalahparkirmobilyangsemuabagian tingkatparkirnyamempunyaiventilasipermanendaribukaan,yangtidak terhalang melalui sekurang-kurangnya dari 2 sisi berlawanan atau hampir berlawanan dan: (a) tiap sisi mempunyai ventilasi tidak kurang dari 1.6 luas dari sisi yang lain, dan (b) bukaan tidak kurang dari luas dinding dari sisi yang dimaksud. (65)Tidak mudah terbakar, adalah:(a) material/bahan yang tidak mudah terbakar sesuai standar. (b) konstruksi atau bagian bangunan gedung yang dibangun seluruhnya dari bahan yang tidak mudah terbakar. (66)Tempatpenontonberdiriterbuka,adalahtempatorangberdiriyang terbuka bagian depannya. (67)Tempat aman, adalah:(a)suatu tempat yang aman di dalam bangunan gedung, seperti : 1)yang tidak ada ancaman api. 2)darisanapenghunibisasecaraamanberhambursetelah menyelamatkandiridarikeadaandaruratmenujujalanatau ruang terbuka, atau (b)suatu jalan atau ruang terbuka. 11- BAB IKETENTUAN UMUM - 11(68)Tanggakebakaranterlindung,adalahtanggayangdilindungiolehsaf tahanapidantermasukdidalamnyalantaidanatapatauujungatas struktur penutup. (69)Tanggakebakaran,adalahtanggayangdirencanakankhususuntuk penyelamatan bila terjadi kebakaran. (70)Pintukebakaran,adalahpintu-pintuyanglangsungmenujutangga kebakaran dan hanya dipergunakan apabila terjadi kebakaran. (71)Tanggaberjalan,adalahsistemtransportasidalambangunangedung yang mengangkut penumpangnya dari satu tempat ke tempat lain, dengan gerakanterusmenerusdantetap,kearahhorisontalataukearah diagonal.(72)Udara luar, adalah udara di luar bangunan gedung. (73)Unithuniantunggal,adalahruangataubagianlaindaribangunan gedungyangdihuniolehsatuataugabunganpemilikan,pengontrak, penyewa, atau penghuni lain yang bukan pemilik, penyewa atau pemilikan lain, dan termasuk: (a) rumah tinggal; (b) ruanganatauderetanruangpadabangunangedungkelas3 termasuk fasilitas tidur; (c)ruanganatauderetanruangyangberhubunganpadabangunan gedung kelas 5, 6, 7, 8 atau 9. (74)Ujistandarkebakaran,adalahujiketahananapikomponenstruktur bangunan gedung sesuai standar atau standar lain yang setara. (75)Venasapdanpanas,adalahsuatuvenyangberadapadaataudekat atap yang digunakan untuk jalur asap dan udara panas ke luar, jika terjadi kebakaran pada bangunan gedung. (76)Waktupenyelamatan/evakuasi,adalahwaktubagipengguna/penghuni bangunangedunguntukmelakukanpenyelamatanketempatamanyang dihitungdarisaatdimulainyakeadaandarurathinggasampaiditempat yang aman. (77)Tipe dari Konstruksi.1(a) Konstruksi Tipe I (443 atau 332). 1 NFPA 220 12- BAB IKETENTUAN UMUM - 12 Konstruksi Tipe I adalah tipe di mana elemen strukturalnya, termasuk dinding,kolom,bentangan,balokpenopang,tiangpenopang, lengkungan, lantai, dan atap adalah dari bahan tidak mudah terbakar ataubahanyangmudahterbakarnyaterbatasyangdisetujui,dan harusmempunyainilaiTKAtidakkurangdarisepertiyang dipersyaratkan dalam Tabel 1.(b) Konstruksi Tipe II (222, 111, atau 000). KonstruksiTipeIIadalahtipeyangtidakmemenuhisyaratsebagai konstruksitipeIdimanaelemenstrukturalnya,termasukdinding, kolom,bentangan,balokpenopang,tiangpenopang,lengkungan, lantai, dan atap adalah dari bahan tidak mudah terbakar atau bahan yangmudahterbakarnyaterbatasyangdisetujui,danharus mempunyainilaiTKAtidakkurangdarisepertiyangdipersyaratkan dalam Tabel 1.(c) Tipe Konstruksi III. KonstruksiTipeIIIadalahtipedimanadindingluarnya(eksterior) dan elemen struktur yang merupakan bagian dari dinding luar adalah daribahantidakmudahterbakarataubahanyangmudah terbakarnyaterbatasyangdisetujui,danelemenstrukturdalamnya (interior),termasukdinding,kolom,bentangan,balokpenopang, tiang penopang, lengkungan, lantai, dan atap adalah seluruhnya atau sebagian dari kayu dengan dimensi lebih kecil dari pada persyaratan untukkonstruksiTipeIVataudarikonstruksibahantidakmudah terbakar,bahanyangmudahterbakarnyaterbatas,ataubahan mudahterbakarlainyangdisetujui.Disampingituelemen strukturalnyaharusmempunyainilaiTKAtidakkurangdariseperti yang dipersyaratkan dalam Tabel. 1(d) Tipe Konstruksi IV KonstruksiTipeIVadalahtipedimanadindingluar(eksterior)dan dindingdalamnya(interior)danelemenstrukturyangmerupakan bagian dari dinding tersebut adalah dari bahan tidak mudah terbakar atau bahan yang mudah terbakarnya terbatas yang disetujui. Elemen strukturdalam(interior)lainnya,termasukdinding,kolom, bentangan,balokpenopang,tiangpenopang,lengkungan,lantai, danatapadalahdarikayupadatataulaminasitanparuang tersembunyi/kosongdanharusmemenuhipersyaratanpadabutir 3.4.2 sampai dengan 3.4.6. Disamping itu elemen strukturalnya harus mempunyai nilai TKA tidak kurang dari seperti yang dipersyaratkan dalam Tabel 1:13- BAB IKETENTUAN UMUM - 13Pengecualian 1 : Dinding luar (eksterior) dengan jarak lebih dari 9.1 m dari garis batas/pagar properti diperbolehkan dari konstruksi kayu padat/ tebal, asalkan nilai TKA 2 jamsepertidipersyaratkandalamTabel1dipertahankandandinding tersebut tanpa ruang tersembunyi/ kosong. Pengecualian No. 2:Kolom, lengkungan, bentangan, balok penopang, dan tiang penopang dalam (interior)selaindarikayudiperbolehkan,asalkanmerekadiproteksiuntuk memberikan nilai TKA tidak kurang dari 1 jam.Pengecualian 3 : Ruangtersembunyi/kosongtertentudiperbolehkanolehpengecualiandari butir 3-4.4.1) Kolomkayuyangmendukungbebanlantaitidakbolehkurang dari203mmdalamsetiapdimensi;kolomkayuyanghanya mendukung beban atap tidak boleh kurang dari 152 mm dalam dimensiterkecildantidakbolehkurangdari203mmdalam kedalaman.2)Bentangandanbalokpenopangkayuyangmendukungbeban lantaidimensinyatidakbolehkurangdari152mmdalamlebar tidakbolehkurangdari254mmdalamkedalaman;bentangan danbalokpenopangdanrangkakayulainyanghanya mendukung beban atap dimensinya tidak boleh kurang dari 102 mmdalamlebardantidakbolehkurangdari152mmdalam kedalaman.3) Laminasilengkunganyangdirangkaiataudilemyangbermula/ berasal/munculdarigarismukatanahataugarislantaidan tiangpenopangyangmendukungbebanlantai,dimensinya tidakbolehkurangdari203mmdalamlebarataukedalaman. Laminasilengkunganyangdirangkaiataudilemyangbermula/ berasal/munculdarigarismukatanahataugarislantaidan tiangpenopangyangtidakmendukungbebanlantai, dimensinyatidakbolehkurangdari152mmdalamlebardan tidakbolehkurangdari203mmdalamkedalamanuntuk setengahbagianbawahtinggielemendantidakbolehkurang dari152mmdalamkedalamanuntuksetengahbagianatas tinggi elemen.14- BAB IKETENTUAN UMUM - 14Laminasilengkunganyangdirangkaiataudilemuntuk konstruksi atap yang bermula/ berasal/ muncul dari puncak atau batas dinding dan tiang penopang kayu yang tidak mendukung bebanlantai,dimensinyatidakbolehkurangdari102mm dalamlebardantidakbolehkurangdari152mmdalam kedalaman.Pengecualian : Elemenberspasidiperbolehkanterdiridariduaataulebihbagianyang mempunyaiketebalantidakkurangdari76mmdimanadiganjalsecara padatdiseluruhcelahnyaataudimanacelahsepertiituditutupsecara kontinyuolehtutupkayuyangmempunyaiketebalantidakkurangdari51 mm terpasang kokoh pada bagian bawah elemen. Pelatsambungantidakbolehkurangdari76mmdalam ketebalan. 4) Lantai harus dikonstruksi dari papan dengan sambungan splineataulidah(tongue-and-groove)yangmempunyaiketebalan tidakkurangdari76mmyangditutupdenganpasanganlantai (flooring)sambunganlidah(tongue-and-groove) yangmempunyaiketebalan25mm,dipasangmelintang(crosswise)atau diagonal terhadap papan, atau dengan plywood tebal 12,7 mm,atauharusdikonstruksidaripapanterlaminasiyang mempunyailebartidakkurangdari102mm,dipasangrapat pinggir,dipakupadaselang457mm,danditutupdengan pasanganlantai(flooring)sambunganlidah(tongue-and-groove)yangmempunyaiketebalan25mm,dipasang melintang (crosswise)ataudiagonalterhadappapan,atau dengan plywood tebal 12,7 mm.5) Dekatapharusdikonstruksidaripapandengansambungan pasak (spine) atau lidah (Tongue-and groove) yang mempunyai ketebalantidakkurangdari51mm;ataudaridaripapan terlaminasiyangmempunyailebartidakkurangdari76mm, dipasangrapatpinggir,dandipasangsesuaidengan persyaratan untuk lantai; atau dari bahan tidak mudah terbakar ataubahanyangmudahterbakarnyaterbatasyangdisetujui dengan daya tahan api yang sama. - BAB IKETENTUAN UMUM - 15Tabel 1 -TKA (dalam jam) untuk Konstruksi tipe I sampai V Tipe ITipe IITipe IIITipe IVTipe V443 332 222 111 000 211 2002HH111 000 Dinding bearing bagian luar. Menunjang lebih dari satu lantai, kolom, atau dinding bearing lainnya 43210 1)222101)Menunjang hanya satu lantai432101)222101)Menunjang hanya atap.431101)222101)Dinding bearing bagian dalam. Menunjanglebihdarisatu lantai,kolom,ataudinding bearing lainnya 4321010210 Menyangga hanya satu lantai3321010110 Menyangga hanya atap.4321010H 2)10 Kolom.Menunjang lebih dari satu lantai, kolom, atau dinding bearing lainnya 3221010H 2)10 Menunjang hanya satu lantai3211010H 2)10 Menunjang hanya atap.4321010H 2)10 Balok, anak balok, dan lengkungan Menunjang lebih dari satu lantai, kolom, atau dinding bearing lainnya 3221010H 2)10 Menunjang hanya satu lantai3211010H 2)10 Menunjang hanya atap.3211010H 2)10 Konstruksi lantai3221010H 2) 10 Konstruksi atap.21 11010H 2) 10 Dinding non bearing bagian luar3)01)01)01)01)01)01)01)01)01)01)Bagian-bagian yang diijinkan untuk disetujui sebagai bahan mudah terbakar Keterangan : 1)Lihat butir (77)(a). 2) H menunjukkan bagian kayu yang berat. lihat naskah persyaratan. 3) Dinding non bearing bagian luar memenuhi kondisi yang dapat diterima sesuai ketentuan yang berlaku 15- BAB IKETENTUAN UMUM - 15Tabel 1 -TKA (dalam jam) untuk Konstruksi tipe I sampai V Tipe ITipe IITipe IIITipe IVTipe V443 332 222 111 000 211 2002HH111 000 Dinding bearing bagian luar. Menunjang lebih dari satu lantai, kolom, atau dinding bearing lainnya 43210 1)222101)Menunjang hanya satu lantai432101)222101)Menunjang hanya atap.431101)222101)Dinding bearing bagian dalam. Menunjanglebihdarisatu lantai,kolom,ataudinding bearing lainnya 4321010210 Menyangga hanya satu lantai3321010110 Menyangga hanya atap.4321010H 2)10 Kolom.Menunjang lebih dari satu lantai, kolom, atau dinding bearing lainnya 3221010H 2)10 Menunjang hanya satu lantai3211010H 2)10 Menunjang hanya atap.4321010H 2)10 Balok, anak balok, dan lengkungan Menunjang lebih dari satu lantai, kolom, atau dinding bearing lainnya 3221010H 2)10 Menunjang hanya satu lantai3211010H 2)10 Menunjang hanya atap.3211010H 2)10 Konstruksi lantai3221010H 2) 10 Konstruksi atap.21 11010H 2) 10 Dinding non bearing bagian luar3)01)01)01)01)01)01)01)01)01)01)Bagian-bagian yang diijinkan untuk disetujui sebagai bahan mudah terbakar Keterangan : 1)Lihat butir (77)(a). 2) H menunjukkan bagian kayu yang berat. lihat naskah persyaratan. 3) Dinding non bearing bagian luar memenuhi kondisi yang dapat diterima sesuai ketentuan yang berlaku 1- BAB IKETENTUAN UMUM - 16(e) Tipe Konstruksi V. KonstruksiTipeVadalahtipedimanadindingluar(eksterior), dindingpenahanbeban,kolom,bentangan,balokpenopang,tiang penopang,lengkungan,lantai,danatapadalahseluruhnyaatau sebagiandarikayuataubahanmudahterbakarlainyangdisetujui yanglebihkecildaribahanyangdipersyaratkanuntukkonstruksi TipeIV.Disampingituelemenstrukturalnyaharusmempunyainilai TKA tidak kurang dari seperti yang dipersyaratkan dalam Tabel 1. 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN. (1)Maksud. PeraturanMenteriinidimaksudkanuntukmenjadiacuanbagi penyelenggarabangunangedungdalammewujudkanpenyelenggaraan bangunan gedung yang aman terhadap bahaya kebakaran. (2) Tujuan. PeraturanMenteriinibertujuanuntukterselenggaranyafungsibangunan gedungdanlingkunganyangamanbagimanusia,hartabenda, khususnyadaribahayakebakaran,sehinggatidakmengakibatkan terjadinya gangguan kesejahteraan sosial. 1.3RUANG LINGKUP. Ruang lingkup persyaratan teknis ini meliputi : (1). Ketentuan Umum. (2).Akses dan Pasokan Air untuk Pemadaman Kebakaran. (3)Sarana Penyelamatan. (4) Sistem Proteksi Kebakaran Pasif. (5) Sistem Proteksi Kebakaran Aktif. (6) Utilitas Bangunan Gedung. (7) Pencegahan Kebakaran pada Bangunan Gedung. (8) KetentuanUmumPengelolaanSistemProteksiKebakaranPada Bangunan Gedung. (9) Pengawasan dan Pengendalian. 17- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 172.1.UMUM. Aksesdanpasokanairuntukpemadamkebakaranharusmemenuhi persyaratan dalam bab ini. 2.2. LINGKUNGAN BANGUNAN GEDUNG. 2.2.1.Lingkungan Perumahan, Perdagangan, Industri dan/atau Campuran. 2.2.1.1. Lingkungan tersebut di atas harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tersediasumberairberupahidranhalaman,sumurkebakaranatau reservoirairdansebagainyayangmemudahkaninstansipemadam kebakaran untuk menggunakannya, sehingga setiap rumahdan bangunan gedungdapatdijangkauolehpancaranairunitpemadamkebakarandari jalan di lingkungannya. 2.2.1.2. Setiaplingkunganbangunangedungharusdilengkapidengansarana komunikasiumumyangdapatdipakaisetiapsaatuntukmemudahkan penyampaian informasi kebakaran. 2.2.2.Jalan Lingkungan.Untukmelakukanproteksiterhadapmeluasnyakebakarandan memudahkanoperasipemadaman,makadidalamlingkunganbangunan gedungharustersediajalanlingkungandenganperkerasanagardapat dilalui oleh kendaraan pemadam kebakaran. 2.2.3. Jarak Antar Bangunan Gedung. Untukmelakukanproteksiterhadapmeluasnyakebakaran,harus disediakanjaluraksesmobilpemadamkebakarandanditentukanjarak minimum antar bangunan gedung dengan memperhatikan Tabel 2.2.3. Tabel 2.2.3 - Jarak Antar Bangunan Gedung No.Tinggi Bangunan Gedung (m)Jarak Minimum Antar Bangunan Gedung (m) 1.s.d. 83 2.> 8s.d.14> 3s.d.6 3.> 14s.d.40> 6s.d. 8 4.> 40> 8 Jarakminimumantarbangunangedungtersebuttidakdimaksudkanuntuk menentukan garis sempadan bangunan gedung. BABI IAKSESDANPASOKANAI RUNTUKPEMADAMKEBAKARAN18- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 18Garis sempadan bangunan gedung tetap mengikuti ketentuan rencana tata ruang wilayah yang berlaku di kabupaten/kota atau Provinsi DKI Jakarta. 2.3. AKSES PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN KE LINGKUNGAN. 2.3.1.Akses Kendaraan Pemadam Kebakaran. 2.3.1.1. Akseskendaraanpemadamkebakaranharusdisediakandandipelihara sesuai persyaratan teknis ini. 2.3.1.2. Cetakbiruaksesjalanuntukkendaraanpemadamkebakaransebaiknya disampaikankepadaInstansipemadamkebakaranuntukdikajidandiberi persetujuan sebelum dilakukan konstruksinya. 2.3.2.Akses ke Bangunan Gedung atau Lingkungan Bangunan Gedung. 2.3.2.1. Sambungan Siamese . Otoritasberwenangsetempat(OBS)memilikikewenanganuntuk mengharuskanpemilik/pengelolabangunangedungmenyediakan sambungansiameseyangdipasangdilokasidimanaakseskeataudi dalambangunangedungataulingkunganbangunangedungmenjadisulit karena alasan keamanan. 2.3.2.2. AkseskeBagianPintuMasukatauPintuLokasiPembangunan Gedung.OBS memiliki kewenangan untuk mengharuskan pemilik bangunan gedung menyediakanaksesuntukpemadamkebakaranlewatbagianpintumasuk ataupintulokasipembangunangedungdenganpemakaianperalatanatau sistem yang disetujui. 2.3.2.3. Pemeliharaan Akses. Pemilikataupenghunibangunangedungdenganadanyaakses sebagaimanadiesebutdalambutir2.3.2.1danbutir2.3.2.2harus memberitahuOBSmanakalaaksestersebutdiubahsedemikianrupa sehinggabisamenghambataksespemadamkebakarankelokasi bangunan gedung.2.3.3.Jalan Akses Pemadam Kebakaran. 2.3.3.1.Akses yang dipersyaratkan. 2.3.3.1.1 Jalanaksespemadamkebakaranyangtelahdisetujuiharusdisediakan padasetiapfasilitas,bangunangedung,ataubagianbangunangedung setelah selesai dibangun atau direlokasi. 1- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 192.3.3.1.2 Jalanaksespemadamkebakaranmeliputijalankendaraan,jalanuntuk pemadamkebakaran,jalanketempatparkir,ataukombinasijalan-jalan tersebut.2.3.3.1.3 Apabila tidak ada garasi untuk rumah tinggal untuk satu atau dua keluarga, ataugarasipribadi,tempatparkir,gudang/bangsal,bangunangedung pertanianataubangunangedunggandengataubangunangedungseluas (37 m2) 400 ft2atau kurang, maka ketentuan sebagaimana tersebut dalam butir 2.3.2.1 dan butir 2.3.2.2 diizinkan untuk dimodifikasi oleh OBS. 2.3.3.1.4 Apabilajalanaksespemadamkebakarantidakdapatdibangunkarena alasanlokasi,topografi,jalurair,ukuran-ukuranyangtidakdapat dinegosiasi, atau kondisi-kondisi semacam itu, maka pihak yang berwenang bisa mensyaratkan adanya fitur proteksi kebakaran tambahan. 2.3.3.2.Jalur Akses Lebih dari Satu. Jaluraksespemadamkebakaranlebihdarisatubisadisediakanapabila ditentukanolehOBSdenganpertimbanganbahwajalanaksestunggal kurangbisadiandalkankarenakemacetanlalulintas,kondisiketinggian, kondisiiklim,danfaktor-faktorlainnyayangbisamenghalangiakses tersebut.2.3.3.3.Penutupan Jalur Akses. 2.3.3.3.1 OBSmemilikikewenanganuntukmensyaratkanpemasangandan pemeliharaangerbangataupenghalang-penghalangyangdisetujui sepanjang jalan, jalan kecil atau jalan terusan lainnya, tidak termasuk jalan-jalan umum, gang untuk umum atau jalan besar. 2.3.3.3.2 Apabiladiperlukan,pintugerbangdanpenghalang-penghalangtersebut harus diberi pengaman secara rapih. 2.3.3.3.3 Jalan-jalan,jalankecil,danjalanterusanyangtelahditutupdandihalangi sebagaimanadisebutkanpadabutir2.3.3.3.1tidakbolehditerobosatau digunakan kecuali jika ada izin dari pemilik atau OBS. 2.3.3.3.4 Pejabat publik yang bertugas sesuai bidang tugasnya, diperbolehkan untuk memasuki lingkungan yang disebutkan pada butir 2.3.3.3.1. 2.3.3.3.5 Pengunci,gerbang,pintu-pintu,penghalang,kunci,penutup,tanda-tanda, labelatausegelyangtelahdipasangolehunitpemadamkebakaranatau atas instruksinya atau dibawah kendalinya, tidak boleh dipindahkan, dibuka, dibongkar, dirusak atau diperlakukan tidak dengan baik. 2.3.3.3.6 PejabatpublikatasizinOBS,danbertugassesuaidenganbidang tugasnya,diperkenankanmemperolehaksesmelaluicara-cara sebagaimana disebutkan pada butir 2.3.3.3.1. 20- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 202.3.4. LapisPerkerasan(hardstanding)danJalurAksesmasuk(accessway).2.3.4.1.Disetiapbagiandaribangunangedunghuniandimanaketinggianlantai huniantertinggidiukurdarirata-ratatanahtidakmelebihi10meter,maka tidakdipersyaratkanadanyalapisperkerasan,kecualidiperlukanarea operasional dengan lebar 4 meter sepanjang sisi bangunan gedung tempat bukaanaksesdiletakkan,asalkanruanganoperasionaltersebutdapat dicapai pada jarak 45 meter dari jalur masuk mobil pemadam kebakaran. 2.3.4.2. Dalam tiap bagian dari bangunangedung (selain bangunan gedung rumah tinggal satu atau dua keluarga), perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupaagardapatlangsungmencapaibukaanaksespemadamkebakaran pada bangunan gedung.Perkerasantersebutharusdapatmengakomodasijalanmasukdan manuvermobilpemadam,snorkel,mobilpompadanmobiltanggadan platform hidrolik serta mempunyai spesifikasi sebagai berikut : (1) .Lebarminimumlapisperkerasan6meterdanpanjangminimum15 meter.Bagian-bagianlaindarijalurmasukyangdigunakanuntuk lewatmobilpemadamkebakaranlebarnyatidakbolehkurangdari4 meter.(2). Lapisperkerasanharusditempatkansedemikianagartepiterdekat tidakbolehkurangdari2meterataulebihdari10meterdaripusat posisi akses pemadam kebakaran diukur secara horizontal. (3).Lapisperkerasanharusdibuatdarimetal,pavingblok,ataulapisan yangdiperkuatagardapatmenyanggabebanperalatanpemadam kebakaran. Persyaratan perkerasan untuk melayani bangunan gedung yang ketinggian lantai huniannya melebihi 24 meter harus dikonstruksi untukmenahanbebanstatismobilpemadamkebakaranseberat44 ton dengan beban plat kaki (jack) seperti terlihat pada contoh gambar 2.3.4.2.(3)(4). Lapisperkerasanharusdibuatsedatarmungkindengankemiringan tidak boleh lebih dari 1 : 8,3. (5). Lapisperkerasandanjaluraksestidakbolehmelebihi46mdanbila melebihi 46 harus diberi fasilitas belokan. 21- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 21Gambar 2.3.4.2.(3) - Posisi perkerasan pada rumah hunian. Gambar 2.3.4.2.(4) - Perkerasan untuk ke luar masuknya mobil pemadam kebakaran 22- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 22Gambar 2.3.4.2.(5) - Posisi Jack Mobil Pemadam Kebakaran. Gambar 2.3.4.2.(6) - Contoh Fasilitas belokan untuk mobil pemadam kebakaran. (6). Radiusterluardaribelokanpadajalurmasuktidakbolehkurangdari 10,5 m dan harus memenuhi persyaratan seperti terlihat pada gambar 2.3.4.2.(7).23- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 23Gambar 2.3.4.2.(7) - Radius terluar untuk belokaan yang dapat dilalui. (7). Tinggiruangbebasdiataslapisperkerasanataujalurmasukmobil pemadamminimum4,5muntukdapatdilaluiperalatanpemadam tersebut.(8). Jalanumumbolehdigunakansebagailapisanperkerasan(hard-standing)asalkanlokasijalantersebutsesuaidenganpersyaratan jarak dari bukaan akses pemadam kebakaran (access openings).(9). Lapisperkerasanharusselaludalamkeadaanbebasrintangandari bagianlainbangunangedung,pepohonan,tanamanataulaintidak bolehmenghambatjalurantaraperkerasandenganbukaanakses pemadam kebakaran. 2.3.4.3. Padapembangunanbangunangedungbukanhuniansepertipabrikdan gudang,harusdisediakanjaluraksesdanruanglapisperkerasanyang berdekatandenganbangunangedunguntukperalatanpemadam kebakaran.Jaluraksestersebutharusmempunyailebarminimal6mdan posisinyaminimal2mdaribangunangedungdandibuatminimalpada2 sisibangunangedung.Ketentuanjalurmasukharusdiperhitungkan berdasarkan volume kubikasi bangunan gedung sebagai berikut : Tabel 2.3.4.3 - Volume bangunan gedung untuk penentuan jalur akses NoVolume bangunan gedung (m3)Keterangan1> 7.100Minimal 1/6 keliling bangunan gedung 2>28.000Minimal keliling bangunan gedung. 3> 56.800Minimal keliling bangunan gedung. 4> 85.200Minimal keliling bangunan gedung 5> 113.600Harus sekeliling bangunan gedung 24- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 242.3.4.4. Penandaan jalur. (1).Padake-4sudutarealapisperkerasanuntukmobilpemadamharus diberi tanda. (2).Penandaansudut-sudutpadapermukaanlapisperkerasanharusdari warnayangkontrasdenganwarnapermukaantanahataulapisan penutup permukaan tanah. (3).Areajalurmasukpadakeduasisinyaharusditandaidenganbahan yangkontrasdanbersifatreflektifsehinggajalurmasukdanlapis perkerasan dapat terlihat pada malam hari.Penandaantersebutdiberijarakantaratidakmelebihi3msatusama lain dan harus diberikan pada kedua sisi jalur. TulisanJALUR PEMADAM KEBAKARAN JANGAN DIHALANGI harus dibuat dengan tinggi huruf tidak kurang dari 50 mm. 2.3.5. Hidran Halaman. 2.3.5.1. Rencanadanspesifikasisistemhidranhalamanharusdisampaikanke instansipemadamkebakaranuntukdikajidandiberipersetujuansebelum dilakukan konstruksinya. 2.3.5.2. Tiapbagiandarijaluruntukaksesmobilpemadamdilahanbangunan gedung harus dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hidran kota. Bila hidran kotatidaktersedia,makaharusdisediakanhidranhalaman(lihatgambar 2.3.5.2).2.3.5.3. Dalamsituasidimanadiperlukanlebihdarisatuhidranhalaman,maka hidran-hidrantersebutharusdiletakkansepanjangjaluraksesmobil pemadamsedemikianhinggatiapbagiandarijalurtersebutberadadealam jarak radius 50 m dari hidran. 2.3.5.4. Pasokanairuntukhidranhalamanharussekurang-kurangnya38liter/detik padatekanan3,5bar,sertamampumengalirkanairminimmalselama30 menit.25- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 25Gambar 2.3.5.2 - Posisi akses bebas mobil pemadam terhadap hidran kota. Gambar 2.3.5.3 - Letak hidran halaman terhadap jalur akses mobil pemadam. 2- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 262.3.5.5.Pasokan Air. 2.3.5.5.1 Suatupasokanairyangdisetujuidanmampumemasokaliranairyang diperlukanuntukroteksikebakaranharusdisediakangunamenjangkau seluruhlingkungandimanafasilitas,bangunangedungataubagian bangunan gedung di konstruksi atau akan disahkan secara formal. 2.3.5.5.2 Apabilatidakadasistemdistribusiairyanghandal,makadiperbolehkan untukmemasangataumenyediakanreservoir,tangkibertekanan,tangki elevasi,atauberlanggananairdaripemadamkebakaranatausistem lainnya yang disetujui. 2.3.5.5.3 Jumlah dan jenis hidran halaman dan sambungannya ke sumber air lainnya yangdisetujuiharusmampumemasokairuntukpemadamankebakaran dan harus disediakan di lokasi-lokasi yang disetujui. 2.3.5.5.4 Hidranhalamandansambungannyakepasokanairlainnyayangdisetujui harus dapat dijangkau oleh pemadam kebakaran. 2.3.5.5.5 Sistempasokanairindividu,harusdiujidandipeliharasesuaiketentuan baku atau standar yang berlaku. 2.3.5.5.6 ApabiladipersyaratkanolehOBS,hidranhalamanyangrawanterkena kerusakanakibatkendaraan,harusdilindungi,kecualiapabilaterletak dalam lokasi jalan umum. 2.4.AKSES PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN KE BANGUNAN GEDUNG. 2.4.1.Akses Petugas Pemadam Kebakaran ke Bangunan Gedung. 2.4.1.1.Aksespetugaspemadamkebakarandibuatmelaluidindingluaruntuk operasi pemadaman dan penyelamatan. Bukaan tersebut harus siap dibuka daridalamdanluaratauterbuatdaribahanyangmudahdipecahkan,dan senantiasabebashambatanselamabangunangedungdihuniatau dioperasikan. 2.4.1.2.AksesPetugasPemadamKebakaranharusdiberitandasegitigawarna merahataukuningdenganukurantiapsisiminimum150mmdan diletakkan pada sisi luar dinding dan diberi tulisan"AKSES PEMADAM KEBAKARAN JANGAN DIHALANGIdenganukurantinggiminimal50mm.Ketentuaninitidakdipersyaratkan untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal satu atau dua keluarga. 27- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 27Gambar 2.4.1.2 - Tanda Bukaan (gambar dan tulisan berwarna merah) ditempel disisi sebelah dalam. Gambar 2.4.1.3 - Ukuran Bukaan 2.4.1.3. Ukuranaksespetugaspemadamkebakarantidakbolehkurangdari85cm lebardan100cmtinggi,dengantinggiambangbawahtidaklebihdari100 cmdantinggiambangatastidakkurangdari180cmdiataspermukaan lantai bagian dalam. 2.4.1.4. Jumlahdanposisibukaanaksespemadamkebakaranuntukselain bangunan gedung hunian: (1). Padatiaplantaiataukompartemenkecualilantaipertamadan ketinggian bangunan gedung tidak melebihi 60 m, harus ada 1 bukaan aksesuntuktiap620m2luaslantai,ataupunbagiandarilantaiharus memiliki2bukaanaksesPemadamKebakaranpadasetiaplantai bangunan gedung atau kompartemen. (2). Padabangunangedungyangdidalamnyaterdapatkompartemen-kompartemenatauruang-ruangyangukurannyakurangdari620m2yangtidakberhubungansatusamalain,makamasing-masingharus diberi bukaan akses. 28- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 28(3). Dalamsuatubangunangedungataukompartemenyangdilengkapi seluruhnyadengansistemspringklerotomatis,penentuanbukaan aksesdidasarkanatasperhitunganbukaanaksesuntuk6.200m2pertama pada basis 620 m2 untuk tiap bukaan akses, dan selanjutnya diberikantambahanbukaanaksesberikutnyauntukluaslantailebih dari6.200m2denganbasis1.240m2.Untuktiapbukaanakses tersebut harus didistribusikan pada dinding-dinding bangunan gedung yang berlawanan. (4). Bilabukaanakseslebihdari1(satu),makaharusditempatkan berjauhansatusamalaindanditempatkantidakpadasatusisi bangunangedung.Bukaanaksesharusberjarakminimal30msatu sama lain diukur sepanjang dinding luar dari tengah bukaan akses. (5). Bilaluasruangansangatbesardibandingkandenganketinggian normal langit-langit, maka diberikan bukaan tambahan yang diletakkan padapermukaanatasbukaandindingluarkedalamruangatauarea atas persetujuan instansi yang berwenang. (6). Padabangunangedungyangtinggiluarnyaterbatasdansulit ditempatkanbukaanakses,makaharusdilengkapidenganinstalasi pemadam kebakaran internal. 2.4.2 Akses Petugas Pemadam Kebakaran di Dalam Bangunan gedung. 2.4.2.1.Padabangunangedungrendahyangtidakmemilikibesmen,yangdalam persyaratanaksesmasukbagipetugasinstansikebakaranakandipenuhi olehkombinasidarisaranamenujujalankeluardenganaksesmasuk kendaraan sebagaimana dimaksud dalam butir 2.3.2. 2.4.2.2.Padabangunangedunglainnya,masalah-masalahyangdihadapisaat mendekatilokasikebakarandanberadadekatlokasikebakarandalam upaya menanggulangi kebakaran, diperlukan persyaratan mengenai sarana ataufasilitastambahanuntukmenghindaripenundaandanuntuk memperlancar operasi pemadaman. 2.4.2.3. Fasilitas-fasilitastambahaninimeliputilifuntukpemadamkebakaran, tanggauntukkeperluanpemadamankebakaran,danlobiuntukoperasi pemadamankebakaranyangdikombinasididalamsuatusafyang dilindungi terhadap kebakaran atau disebut sebagai saf untuk pemadaman kebakaran. 2- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 292.4.3.Saf untuk Petugas Pemadam Kebakaran. 2.4.3.1. Persyaratan Saf. (1). Bangunangedungyanglantainyaterletaklebihdari20mdiatas permukaantanahataudiataslevelaksesmasukbangunangedung atau yang besmennya lebih dari 10 m di bawah permukaan tanah atau levelaksesmasukbangunangedung,harusmemilikisafuntuk pemadamankebakaranyangberisididalamnyalifuntukpemadaman kebakaran. (2). Bangunangedungyangbukantempatparkirsisiterbukadenganluas tingkatbangunangedungseluas600m2ataulebih,yangbagianatas tingkattersebuttingginya7,5mdiataslevelakses,harusdilengkapi dengansafuntuktanggapemadamkebakaranyangtidakperlu dilengkapi dengan lif pemadam kebakaran. (3). Bangunangedungdenganduaataulebihlantaibesmenyangluasnya lebihdari900m2harusdilengkapidengansaftanggakebakaranyang tidak perlu memasang lif pemadam kebakaran. (4). Bilamanasaftanggakebakaranterlindunguntukpemadaman kebakaran diperlukan untuk melayanibesmen, maka saf tersebut tidak perluharusmelayanilantai-lantaidiatasnya,kecualibilalantai-lantai atastersebutbisadicakupberdasarkanketinggianatauukuran bangunan gedung.Gambar 2.4.3.1 - Persyaratan saf kebakaran terlindung untuk Pemadam Kebakaran. 30- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 30Demikianpulahalnyasuatusafyangmelayanilantai-lantaidiatas lantai dasar tidak perlu harus melayani besmen, meskipun tidak begitu besarataudalamyangmemungkinkandapatdipenuhi.Halyang pentingadalahbahwatanggauntukpemadamankebakarandanlif kebakaranharusmampumelayanisemuatingkat-tingkatmenengah yang terletak di antara tingkat bangunan gedung tertinggi dan terendah yang dilayani. (5). Kompleks perbelanjaan harus dilengkapi dengan saf untuk pemadaman kebakaran. 2.4.3.2. Jumlah dan Lokasi Saf Untuk Petugas Pemadam Kebakaran. (1). Jumlah saf untuk pemadaman kebakaran harus: (a)Memenuhitabel2.4.3.2.(1)apabilabangunangedungdipasangi seluruhnya dengan sistem springkler otomatis yang sesuai dengan standar yang berlaku. Tabel 2.4.3.2.(1) - Jumlah minimum saf untuk pemadaman kebakaran pada bangunan gedung yang dipasang springkler otomatis.Luas lantai maksium (m2)Jumlah minimum saf pemadam kebakaran Kurang dari 9001 900 ~ 2.0002 Lebih dari 2.0002 ditambah 1 untuk tiap penambahan 1.500 m2.(b)Bilabangunangedungtidakberspringklerharusdisediakan sekurang-kurangnyasatusafpemadamkebakaranuntuksetiap 900 m2 luas lantai dari lantai terbesar yang letaknya lebih dari 20 m di atas permukaan tanah (atau di atas 7,5 m dalam hal seperti pada butir 2.4.3.2.(1).(a). (c)Kriteriayangsamamengenailuasan900m2untuksetiapsaf pemadaman kebakaran, harus diterapkan untuk menghitung jumlah saf yang diperlukan bagi besmen bangunan gedung. 31- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 31(2). Penempatan saf untuk pemadaman kebakaran harus sedemikian rupa, hinggasetiapbagiandaritiaplapisatautingkatbangunangedungdi luarlevelaksesmasukpetugaspemadamkebakaran,tidaklebihdari 60 m diukur dari pintu masuk ke lobi. Tindakan pemadaman kebakaran ditentukanpadaruteyangtepatuntukpemasanganslang,apabila denahinternaltidakdiketahuipadatahapdesain,makasetiapbagian dari setiap tingkat bangunan gedung harus tidak lebih dari 40 m, diukur berdasarkangarislurusyangditariklangsungdaripintumasukkelobi pemadaman kebakaran. 2.4.3.3. Desain dan Konstruksi Saf. (1). Setiapjalurtanggauntukpemadamankebakarandansafkebakaran harusdapatdidekatidariakomodasimelewatilobipemadaman kebakaran. Catatan : (a). Outletpipategakdanatauriserharusdiletakkandilobi pemadaman kebakaran kecuali di level akses atau lantai dasar. (b). Lif kebakaran diperlukan bila bangunan gedung memiliki lantai 20 m atau lebih di atas atau 10 m atau lebih di bawah level akses. (c). Gambarinihanyamenggambarkankomponendasaruntuksuatu saf pemadam kebakaran. (2). Semuasafuntukpetugaspemadamkebakaran,harusdilengkapi dengan sumber air utama untuk pemadaman yang memiliki sambungan outlet dan katup-katup di tiap lobi pemadaman kebakaran kecuali pada level akses. (3). Safuntukpemadamankebakaranharusdirancang,dikonstruksidan dipasang sesuai ketentuan yang berlaku.32- BAB IIAKSES DAN PASOKAN AIR UNTUK PEMADAM KEBAKARAN- 32Gambar 2.4.3.3.(3) - Komponen-komponen Saf Pemadam Kebakaran. 33- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 333.1.TUJUAN. Tujuanyanghendakdicapaidalambabiniadalahmencegahterjadinya kecelakaanataulukapadawaktumelakukanevakuasipadasaatkeadaan darurat terjadi. 3.2 FUNGSI. Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sarana jalan ke luar yang dapat digunakan oleh penghuni bangunan gedung, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk menyelamatkan diri dengan aman tanpa terhambat hal-hal yang diakibatkan oleh keadaan darurat. 3.3.PERSYARATAN KINERJA. (1)Sarana jalan ke luar dalam bangunan gedung baru dan yang sudah ada harus memenuhi persyaratan teknis ini. (2)Saranajalankeluardaribangunangedungharusdisediakanagar penghunibangunangedungdapatmenggunakannyauntuk penyelamatan diri dengan jumlah, lokasi dan dimensi sesuai dengan: (a) jarak tempuh; dan (b) jumlah, mobilitas dan karakter lain dari penghuni bangunan gedung; dan(c) fungsi atau penggunaan bangunan gedung; dan(d) tinggi bangunan gedung; dan (e) arahsaranajalankeluarapakahdariatasbangunangedungatau dari bawah level permukaan tanah. (3)Jalan ke luar harus ditempatkan terpisah dengan memperhitungkan: (a) jumlahlantaibangunangedungyangdihubungkanolehjalanke luar tersebut; dan (b) sistem proteksi kebakaran yang terpasang pada bangunan gedung; dan(c)fungsi atau penggunaan bangunan gedung; dan (d)jumlah lantai yang dilalui; dan (e) tindakan petugas pemadam kebakaran. BABI I ISARANAPENYELAMATAN 34- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 34(4)Agarpenghuniataupemakaibangunangedungdapatmenggunakan jalankeluartersebutsecaraaman,makajalurjalankeluarharus memiliki dimensi yang ditentukan berdasarkan: (a) jumlah,mobilitasdankarakter-karakterlainnyadaripenghuniatau pemakai bangunan gedung; dan (b) fungsi atau pemakaian bangunan gedung. Catatan:Persyaratan(4)tidakberlakuterhadapbagian-bagianintervaldariunit hunian tunggal pada bangunan gedung kelas 2, 3 dan bagian bangunan gedung kelas 4. 3.4. AKSES EKSIT KORIDOR. Koridoryangdigunakansebagaiakseseksitdanmelayanisuatudaerah yang memiliki suatu beban hunian lebih dari 30 harus dipisahkan dari bagian lainbangunangedungdengandindingyangmempunyaitingkatketahanan api1jamdansesuaiketentuantentangpenghalangkebakaran,1)kecuali cara lain yang diizinkansebagai berikut: (1)Persyarataninitidakditerapkanuntukbangunangedungyangsudah ada, asalkan klasifikasi huniannya tidak berubah. (2)Persyarataninitidakditerapkanpadaseluruhklasifikasihunian bangunangedungbilabangunangedungtersebutsudahmempunyai persyaratan sendiri. Contoh 3.4 TKA pada Akses Koridor (sebagai penjelasan tambahan butir 3.2) 1 NFPA 101 35- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 353.5. EKSIT. 3.5.1. Apabilapersyaratanteknisinimempersyaratkaneksituntukdipisahkandari bagianlainbangunangedung,konstruksipemisahnyaharusmemenuhi ketentuanyangberlakutentangkonstruksidankompartemenisasi 1)dan berikut : (1)Pemisah harus mempunyai tingkat ketahanan api sekurang-kurangnya 1 jam apabila eksit menghubungkan tiga lantai atau kurang. (2)Pemisahharusmempunyaitingkatketahananapi2jam,apabilaeksit menghubungkanempatlantaiataulebih,kecualiadasatudarikondisi berikut:(a)Dalambangunangedungyangsudahadadanbukanbertingkat tinggi,tanggaeksitterlindungyangsudahadaharusmempunyai tingkat ketahanan api sekurang-kurangnya 1 jam. Contoh 3.5 - Pintu yang diizinkan dari lantai bawah ke dalam eksit terlindung. [sebagai penjelasan tambahan butir 3.5.1.(2) ] 3- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 36Contoh 3.6 - Konstruksi pemisah yang disyaratkan untuk tangga eksit . [sebagai penjelasan tambahan butir 3.5.1.(2)] (b)Dalambangunangedungyangsudahadadandiproteksi keseluruhannyadengansitemspringklerotomatiktersupervisidan disetujuisesuaibutir5.3,tanggaeksitterlindungyangsudahada harus mempunyai TKA sekurang kurangnya 1 jam. (c)Untukpelabuhan,garasidanbengkelperbaikandiizinkantangga eksit terlindung mempunyai TKA 1 jam sebagai alternatif persyaratan 3.5.1.(2).(3)PemisahdenganTKA2jamyangdisyaratkanbutir3.5.1.(2)harus dibangundenganpasangankonstruksiyangtidakmudahterbakaratau bahanyangmudahterbakarnyaterbatasdanharusditunjangdengan konstruksi yang mempunyai tingkat ketahanan api sekurang-kurangnya 2 jam.DalamkonstruksitipeIII,IVdanV,kayuyangdiolahagar terbakarnyalambatterlindungdalambahantidakmudahterbakaratau bahan mudah terbakarnya terbatas diizinkan. (4)Bukaandalampemisahharusdilindungiolehpasangankonstruksipintu kebakaran yang dipasang dengan penutup pintu memenuhi butir 3.7.4 (5)Bukaan pada eksit terlindung harus terbatas untuk pintu dari tempat yang biasadihunidankoridordanpintuuntukjalankeluardaritempat terlindung, kecuali satu dari kondisi berikut ada : (a)Bukaan pada jalur terusan eksit dalam bangunan gedung mal seperti dijelaskan pada persyaratan untuk bangunan gedung mal, diizinkan. 37- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 37Contoh 3.7 - Lantai antara yang tidak dihuni dengan bukaan ke tangga eksit terlindung. [sebagai penjelasan tambahan butir 3.5.1.(5)(b)] (b) DalambangunangedungkonstruksitipeIdantipeII,pintuyang sudah ada yang mempunyai tingkat proteksi kebakaranuntuk lantai antara,diizinkan,asalkanruangtersebutmemenuhikriteriaberikut ini : 1).Ruangansemata-matadigunakanuntukpipadistribusi,saluran udara, dan konduit listrik. 2).Isi ruangan bukan untuk gudang. 3).Ruang dipisahkan dari eksit terlindung sesuai ketentuantentang penghalang kebakaran 1).(c)Bukaan yang sudah ada untuk ruang peralatan mekanikal diproteksi denganpintuyangsudahadadanmempunyaiTKAyangdisetujui, diizinkan, asalkan kriteria berikut terpenuhi : 1).Ruangan hanya digunakan untuk peralatan mekanikal yang tidak menggunakan pembakaran bahan bakar. 2).Isi ruangan bukan untuk penyimpanan bahan mudah terbakar. 3).Bangunangedungdiproteksikeseluruhannyadengansistem springkler otomatis tersupervisi dan disetujui sesuai butir 5.3. (6)Penetrasi(tembusan)kedalam,danbukaanyangmelaluipasangan konstruksi eksit terlindung harus dibatasi hanya untuk sebagai berikut : (a)Pintu yang dizinkan oleh butir 3.5.1.(5). (b)Konduit listrik yang melayani jalur tangga. (c)Pintu eksit yang disyaratkan. 38- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 38(d)Saluranudaradanperalatanyangperluuntukpresurisasitangga tersendiri.(e)Pemipaan air atau uap untuk memanaskan atau mendinginkan eksit terlindung. (f) Pemipaan springkler. (g)Pipa tegak. (h)Penetrasiyangsudahadadandiproteksisesuaiketentuanyang berlaku tentang penetrasi 1).(i) Penetrasi untuk sirkit alarm kebakaran, dimana sirkit dipasang dalam konduit metal dan penetrasi diproteksi sesuai ketentuan yang berlaku tentang penetrasi1).(7)Penetrasiataubukaankomunikasidilarangantaraeksitterlindungyang berdekatan.3.5.2. Suaturuanganeksitterlindungharusmenyediakansuatujalurlintasan menerus terproteksi menuju ke eksit pelepasan. Contoh 3.8 - Susunan tangga terlindung yang tidak bisa diterima untuk yang melayani eksit yang disyaratkan. [sebagai penjelasan tambahan butir 3.5.2] 3.5.3. Suaturuanganeksitterlindungbiladirancangsebagaidaerahtempat berlindung, tidak boleh digunakan untuk setiap penggunaan yang berpotensi mengganggu kegunaannya sebagai sebuah eksit.3.6.KEANDALAN SARANA JALAN KE LUAR. 3.6.1.Umum. Saranajalankeluarharusdipeliharaterusmenerus,bebasdarisegala hambatanataurintanganuntukpenggunaansepenuhnyapadasaat kebakaran atau pada keadaan darurat lainnya. 3- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 393.6.2. Perabot dan dekorasi di dalam sarana jalan ke luar. 3.6.2.1. Perabot,dekorasiataubenda-bendalaintidakbolehdiletakkansehingga menggangueksit,akseskesana,jalankeluardarisanaataumengganggu pandangan.3.6.2.2. Harustidakadagangguankarenasandaranpagar,penghalangataupintu yangmembagitempatterbukamenjadibagianyangberfungsisebagai ruangan tersendiri, apartemen atau penggunaan lain.ApabilaOBSmenjumpaijalurlintasyangdisyaratkantergangguoleh perlengkapan atau benda yang dapat di pindah-pindah lainnya, OBS berhak untukmengharuskanbendaitudisingkirkandandikeluarkandarijalur lintasanatauberhakmempersyaratkanpagarpenghalangataupelindung permanenlainnyadipasanguntukmemproteksijalurlintasanterhadap penyempitan. 3.6.2.3. Cerminharustidakdipasangpadapintueksit.Cermintidakbolehdipasang didalamataudekateksitmanapunsedemikianrupayangdapat membingungkan arah jalan ke luar. 3.6.2.4. Setiap pintu dan setiap jalan masuk utama yang disyaratkan untuk melayani sebuah eksit harus dirancang dan dibangun sehingga jalan dari jalur ke luar dapatterlihatjelasdanlangsung.Setiapjendelayangkarenakonfigurasi fisiknyaataurancangandanbahanyangdigunakandalampembangunan gedungnyamempunyaipotensidikirapintu,harusdibuattidakdapat dimasuki oleh penghuni dengan memasang penghalang atau pagar. 3.6.3. Penghalang pada jalan ke luar. Setiap alat atau alarm yang dipasanguntuk membatasi penggunaan sarana jalankeluarsecaratidakbenar,harusdirancangdandipasangsehingga pada saat alat ini terganggu, tidak menghalangi atau mencegah penggunaan sarana jalan ke luar selama dalam keadaan darurat, kecuali ditentukan cara lain.3.7. PINTU. 3.7.1. Ayunan dan gaya untuk membuka. 3.7.1.1. Setiappintupadasaranajalankeluarharusdarijenisengselsisiataupintu ayun.Pintuharusdirancangdandipasangsehinggamampuberayundari posisimanapunhinggamencapaiposisiterbukapenuh,kecualicaralain yang ditentukan pada butir 3.7.1.1.1 sampai 3.7.1.1.9. 3.7.1.1.1Pintugeserdalamhuniantahanandanlembagapemasyarakatan, dibolehkan. 40- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 403.7.1.1.2 Pintu unit rumah tinggal, dibolehkan. 3.7.1.1.3 Pintu di rumah singgah dan hunian perawatan, dibolehkan. 3.7.1.1.4 Apabiladibolehkanuntukseluruhklasifikasihunianbangunangedung, kisi-kisipengamangeserhorisontalataukisi-kisipengamandigulung vertikalataupunpintuyangmerupakanbagiandarisaranajalankeluar yang disyaratkan, diizinkan, asalkan memenuhi kriteria sebagai berikut: (1)Kisi-kisi atau pintu seperti itu harus tetap terjamin dalam posisi terbuka penuh selama jangka waktu dihuni oleh umum. (2)Padaataudekatlokasipintu,harusdipasangtandaarahyangdapat dilihat secara jelas bertuliskan : "PINTU TETAP DIBUKA SAAT BANGUNAN GEDUNG DIHUNI" dengan ukuran tinggi huruf 2,5 cm dan latar belakang yang kontras.(3)Pintudankisi-kisiharustidakmenyebabkanpintupadaposisi menutup jika ruangan terisi. (4)Pintu dan kisi-kisi dapat dioperasikan dari dalam ruang secara mudah, tanpa membutuhkan upaya dan pengetahuan khusus. (5)Bilamanadiperlukan2ataulebihjalurjalankeluarmakatidaklebih dari separuh sarana jalan ke luar tersebut dilengkapi dengan penutup atau pintu, baik dari tipe geser horizontal maupun gulung vertikal. 3.7.1.1.5 Pintutipegeserhorizontalyangmemenuhiketentuanyangberlaku tentang pintu geser horizontal1) dibolehkan.3.7.1.1.6 Pintugeserhorizontalyangmelayanisuaturuanganataudaerahdengan bebanpenghunitidaklebihdari10padahunianperawatankesehatan harus dikecualikan dari persyaratan butir 3.7.1.1. 3.7.1.1.7Pintuyangmenujukegarasipribadi,daerahbisnis,daerahindustridan daerah gudang dengan beban hunian tidak lebih dari 10 atau benda yang tersimpan dalam daerah tersebut memiliki resiko bahaya kebakaran ringan dansedang,pintudidaerahsepertiituharusdikecualikandari persyaratan butir 3.7.1.1. 3.7.1.1.8 Pintujenisputaryangmemenuhiketentuanyangberlakusebagaipintu putar1), dibolehkan. 3.7.1.1.9Pintuvertikaltahanapijenisgeserhorizontalyangdioperasikandengan pengamanlebur(fusiblelink)ataupintugulungvertikal,diizinkan digunakan untuk seluruh klasifikasi hunian bangunan gedung.41- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 413.7.1.2. Pintu tahan api yang disyaratkan dari jenis engsel sisi atau jenis poros ayun harus membuka ke arah jalur jalan ke luar apabila digunakan untuk melayani ruanganataudaerahdenganbebanhunian50ataulebih,kecualidibawah kondisi sebagai berikut : (1) Pintupadaeksithorizontaltidakdisyaratkanuntukmembukasearah jalur jalan ke luar.(2) Pintupenghalangasaptidakdisyaratkanuntukmembukasearahjalur jalan ke luar pada hunian pelayanan kesehatan.Contoh 3.9-Ayunanpintuyangperludiperhatikan.(sebagaitambahan penjelasan butir 3.7.1.2) Penjelasan Contoh 3.9 (1) PintuCdiizinkanmengayunbalikkedalamruanganjikaruanganmempunyaibeban hunian sekitar 50 orang dan tidak mempunyai isi bahaya berat. (2) PintuDharusmengayunsearahjalurjalankeluarjikaruanganmempunyaibeban hunian lebih dari 50.(3) PintuE,meskipunpintueksit,tidakdigunakandalameksitterlindung,makadiizinkan mengayun balik ke dalam ruangan jika beban hunian kurang dari 50 dan ruangan tidak mempunyai isi berbahaya berat. (4) PintuAdanBterkaitdenganpelanggaranbatasyangberkaitandenganbutir3.7.1.4. Pintuinimembukakelangsungkoridorberlawanansatusamalain.Meskipuntidak melanggar persyaratan teknis ini, sebaiknya pintu itu tidak mengayun dalam arah yang menutup penggunaan koridor jika keduanya membuka. 3.7.1.3. Pintu harus membuka ke arah jalur jalan ke luar di bawah salah satu kondisi berikut ini: (1)Apabilapintudigunakandidalamruangeksitterlindung,kecualipintu merupakan pintu unit tersendiri yang langsung membuka ke dalam ruang eksit terlindung.42- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 42(2)Apabilapintudidaerahyangberisibahandenganbahayakebakaran tinggi.3.7.1.4. Selama mengayun, setiap pintu pada sarana jalan ke luar harus menyisihkan ruangtakterhalangitidakkurangdarisetengahlebaryangdisyaratkandari gang, koridor, jalan terusan, atau bordes tangga, maupun tonjolan yang lebih dari 18 cm terhadap lebar yang disyaratkan dari gang, koridor, jalan terusan ataubordestanggaapabilapintumembukapenuh,kecualisalahsatudari kondisi berikut dipenuhi:Contoh 3.10 -Pintu yang membuka ke dalam koridor. (sebagai penjelasan butir 3.7.1.4) 43- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 43Contoh 3.11 -Minimumjarakantaratakterhalangiyangdisyaratkan denganpintuyangmengganggupadabordesdalam bangunan gedung baru (sebagai penjelasan butir 3.7.1.4) Contoh 3.12-Gangguanselamapintumengayuntidakdibatasiuntuk bangunan gedung yang sudah ada.(sebagai penjelasan butir 3.7.1.4) (1)Pintuyangdisediakanuntukaksesketanggapadabangunangedung yang sudah ada. (2)Pintu yang memenuhi persyaratan bahwa tonjolan terbatas sampai tidak lebihdari18cmdidalamlebarbordestanggaapabilapintuterbuka penuh.44- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 443.7.1.5. Tenaga yang diperlukan untuk membuka penuh pintu yang mana saja secara manual di dalam suatu sarana jalan ke luar harus tidak lebih dari 67 N untuk melepasgrendelpintu,133Nuntukmulaimenggerakkanpintu,dan67N untukmembukapintusampaipadalebarminimumyangdiperlukan,kecuali cara lain yang dijelaskan pada butir 3.7.1.5.2 dan 3.7.1.5.5 3.7.1.5.1 Tenagayangditentukanpadabutir3.7.1.5harusdigunakanuntuktiang grendel.3.7.1.5.2 Tenaga untuk membuka pintu ayun dari interior dengan engsel sisi bagian dalamatau poros pintu ayun tanpa penutup harus tidak lebih dari 22 N .3.7.1.5.3 Tenaga untuk membuka pintu yang sudah ada di bangunan gedung yang sudah ada harus tidak lebih dari 22 N dipakai untuk tiang grendel. 3.7.1.5.4 Tenagauntukmembukapintugeserhorizontalpadahuniantahanandan lembaga pemasyarakatan tidak disyaratkan.3.7.1.5.5 Tenagauntukmembukapintuyangdioperasikandengantenagalistrik harussepertiyangdijelaskanpadaketentuanbakuataustandarteknis yang berlaku tentang pintu bertenaga listrik. 3.7.1.6. Pintu kasa dan pintu angin (storm) yang digunakan pada sarana jalan ke luar persyaratanarahbukaannyasamadenganpintulainyangdigunakanpada sarana jalan ke luar. Contoh 3.13- Susunanruangantara(vestibule)yangmenujupintukasa memenuhi butir 3.7.1.6 3.7.2.Kunci, Grendel dan Alat Alarm. 3.7.2.1. Pintu-pintu harus disusun untuk dapat dibuka dari sisi jalan keluar bilamana bangunan gedung itu dihuni.45- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 453.7.2.2. Kunci-kunci,bilaada,harustidakmembutuhkansebuahanakkunci,alat ataupengetahuankhususatauupayatindakanuntukmembukanyadari dalam bangunan gedung. 3.7.2.3. Persyaratan butir 3.7.2.1 dan 3.7.2.2 tidak digunakan apabila ditentukan lain untuk bangunan gedung hunian pelayanankesehatan baru dan yang sudah ada,bangunangedunghunianpelayanankesehatanambulatoribarudan yangsudahada,sertabangunangedunghunianrumahtahanandan lembaga pemasyarakatan.3.7.2.4. Bagian luar pintu dibolehkanmempunyai anak kunci yang dioperasikan dari sisi jalan keluar, dengan syarat memenuhi kriteria sebagai berikut : (1)Alternatifinidiizinkanuntukseluruhklasifikasihunianpadabangunan gedung, dan untuk hunian khusus. (2)Mudahterbaca,tandaarahnyatahanlama,tinggihurufnyatidakkurang dari2,5cmdenganlatarbelakangyangkontrasditempatkandisebelah pintu, dengan tulisan berbunyi : PINTU INI TETAP TERBUKA SAAT BANGUNAN GEDUNG DIHUNI (3)Alat pengunci dari jenis yang mudah dibedakan pada saat terkunci.(4)Sebuahanakkunciselalutersediauntukpenghunididalambangunan gedung saat terkunci. 3.7.2.5. Ketentuanalternatifpadabutir3.7.2.4dapatdicabutkembaliolehOBS dengan suatu alasan. 3.7.2.6. Apabiladiizinkanadanyaanakkuncidiseluruhklasifikasihunianbangunan gedung,anakkuncitersebuttidakdapatdilepasjikapintuterkuncidarisisi jalan ke luar. 3.7.2.7. Setiap pintu pada ruang tangga terlindungyang melayani lebih dari 4 lantai, kecualiyangdiizinkanpadabutir3.7.2.7.2,harusmemenuhisalahsatu sebagai berikut : (1)dapatdimasukikembalidariruangtanggaterlindungkebagiandalam bangunan gedung,(2)sebuahpelepasotomatikyangdigerakkanolehsistemalarmkebakaran bangunangedungharusdisediakanuntukmembukasemuakuncipintu ruang tangga terlindung guna dapat dimasuki kembali.(3)yangdapatdimasukikembalidipilih,harusdijelaskanmemenuhibutir 3.7.2.7.13.7.2.7.1 Pintupadaruangtanggaterlindungyangdipilih,dibolehkanuntuk dilengkapidenganperangkatkerasyangmencegahmasukkembalike bagian dalam bangunan gedung,dengan syarat kriteria berikut dipenuhi: 4- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 46(1)palingsedikitadadualantai,untukmeninggalkanruangantangga terlindung bila dimungkinkan.(2)tidaklebihdariempatlantaiantaradualantaidimanadimungkinkan untuk ke luar dari ruang tangga terlindung.(3)dimungkinkanuntukmasukkembalidilantaiteratasatausatulantai sebelum lantai teratas yang diizinkan untuk akses ke eksit yang lainnya.(4)pintuyangdiizinkanuntukmasukkembaliditandaisedemikianrupa pada pintu.(5)pintu yang tidak diizinkan untuk masuk kembali harus diberi tanda arah padasisitanggayangmenunjukkanlokasidaripintuterdekat,pada semua arah lintasan yang mengizinkan masuk kembali atau eksit. 3.7.2.7.2 Persyaratan butir 3.7.2.7 tidak berlaku untuk berikut ini: (1)instalasiyangsudahadauntukseluruhklasifikasihunianbangunan gedung.(2)ruangtanggaterlindungyangmelayanibangunangedung,diizinkan mempunyaieksittunggalyangsesuaiuntukseluruhklasifikasihunian bangunan gedung.(3)ruangtanggaterlindungpadabangunangedunghunianperawatan kesehatan.(4)ruangtanggaterlindungpadahuniantahanandanlembaga pemasyarakatan.3.7.2.8. Jika ruang tangga terlindung mengizinkan akses ke atap bangunan gedung, pintukeatapharusdijagaterkunciataumembolehkanmasukkembalidari atap.3.7.2.9. Sebuah grendel atau alat pengunci lain pada sebuah pintu harus disediakan denganalatpelepasyangmempunyaimetodaoperasiyangjelaspada semua kondisi pencahayaan.3.7.2.9.1 Mekanismepelepasanuntukgrendelmanapunharusditempatkan sekurang-kurangnya 87 cm, dan tidak lebih dari 120 cm di atas lantai.3.7.2.9.2 Pintuharusdapatdibukadengantidaklebihdarisatuoperasipelepasan, kecuali cara lain ditentukan pada butir 3.7.2.9.3 dan 3.7.2.9.4 3.7.2.9.3 Pintujalankeluarpadaunitrumahtinggaltersendiridanwismatamudari huniantempattinggal,dibolehkanuntukdilengkapidenganalat,termasuk alatgrendelotomatis,yangmembutuhkantidaklebihdarisatuoperasi pelepasantambahan,asalkanalattersebutdapatdioperasikandaridalam tanpamenggunakananakkunciatauperkakasdandipasangpada ketinggian tidak lebih dari 120 cm di atas lantai.47- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 473.7.2.9.4 Alatpengamanyangsudahadayangdibolehkanolehbutir3.7.2.9.3, dibolehkan untuk mempunyai dua operasi pelepasan tambahan. 3.7.2.9.5 Alat pengaman yang sudahada dan dibolehkan oleh butir 3.7.2.9.3, selain dariperalatangrendelotomatisharusdiletakkantidaklebihdari150cm tingginya di atas lantai.3.7.2.10. Apabilasepasangpintudisyaratkanpadasaranajalankeluar,salahsatu dari kriteria berikut harus dipenuhi : (1)Setiapdaunpintudarisepasangdaunpintutersebutharusdilengkapi denganalatpelepastersendiriyangtidaktergantungpadapelepasan dari satu pintu sebelum yang lainnya. (2) Bauttanamotomatikyangdisetujuiharusdigunakandandisusun sedemikian rupa memenuhi kriteria sebagai berikut : (a)Daunpintuyangdilengkapidenganbauttanamotomatikharus tidak mempunyai knop-pintu atau perangkat yang terpasang di atas permukaan.(b)Pembukaansetiapdaunpintuharustidakmemerlukanlebihdari satu operasi. 3.7.2.11* Peralatan harus tidak dipasang dalam hubungannya dengan pintu manapun padaperangkatpanikatauperangkateksitkebakaranyangdisyaratkan, apabilaperalatantersebutmencegahataudimaksudkanuntukmencegah penggunaanpintusecarabebasuntukmaksudjalankeluar,kecualicara lain yang dijelaskan oleh butir 3.7.3. 3.7.3. Susunan Penguncian Khusus. 3.7.3.1.Kunci Jalan Ke Luar Tertunda.Kuncijalankeluartertundayangdisetujui,terdaftar/teruji,diizinkan dipasangpadapintuyangmelayanibangunangedungdengaisiberisiko rendahdansedangyangdiproteksiseluruhnyadengansistemspringkler otomatisyangtersupervisidandisetujuisesuaibutir5.7atausistem springkler otomatis tersupervisi yang disetujui sesuai butir 5.3, dan apabila disetujui untuk seluruh klasifikasi hunian, asalkan kriteria berikut terpenuhi : (1)Ketentuan butir 3.7.3.2 untuk jalan ke luar dengan akses kontrol tidak boleh digunakan untuk pintu dengan kunci jalan ke luar tertunda. (2)Pintu harus terbuka kuncinya pada gerakan dari salah satu berikut ini : (a)Sistemspringklerotomatistersupervisidandisetujuisesuaibutir 5.3.(b)Tidaklebihdarisatudetektorpanasdarisistemdeteksikebakaran otomatis tersupervisi dan disetujui sesuai butir 5.7. 48- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 48(c)Tidaklebihdariduadetektorasapdarisistemdeteksikebakaran tersupervisi dan disetujui sesuai butir 5.7. (3)Pintuharustidakterkuncipadasaatkehilangandayalistrikuntuk mengendalikan kunci atau mekanik penguncian.(4) Proses tidak bisa dirubah dalam melepas kunci harus di dalam 15 detik, atau30detikapabiladisetujui(OBS)padapenerapansuatutenaga untukmelepasalatyangdisyaratkanpadabutir3.7.2.9dibawah kondisi berikut: (a)Tenaga tidak disyaratkan melebihi 67N. (b)Tenagatidakdisyaratkanuntukterusmenerusditerapkanuntuk lebih dari 3 detik. (c)Inisiasi proses pelepasan harus mengaktifkan sinyal bunyi (audible) pada sekitar pintu. (d)Satu kunci pintu harus dilepas dengan menggunakan tenaga untuk melepas alat, mengunci kembali harus secara manual. (5)* Kunci harus mudah terlihat, tandanya tahan lama, tinggi hurufnya tidak kurang dari 2,5 cm dan lebar spasinya tidak kurang dari 3 mm dengan latarbelakangkontrasdiletakkanpadapintuyangberdekatankealat pelepas, terbaca: DORONG SAMPAI ALARM BERBUNYI, PINTU DAPAT DIBUKA DALAM WAKTU 15 DETIK 3.7.3.2.Pintu jalan ke luar dengan akses kontrol. Pada seluruh klasifikasi hunian bangunan gedung, pintu pada sarana jalan keluaryangdilengkapidengansistemkontrolpintumasukdansistem kontrol akses jalan ke luar, dibolehkan untuk digunakan asalkan memenuhi kriteria sebagai berikut : (1)sebuahsensordisediakanpadasisijalankeluar,disusununtuk mendeteksipenghuniyangmendekatipintudanpintu-pintudisusun untuk membuka kunci pada saat mendeteksi penghuni yang mendekati, atau pada saat kehilangan daya listrik ke sensor.(2)kehilangandayalistrikkebagiansistemakseskontrolyangmengunci pintu,kuncipintunyamembukasecaraotomatisdalamarahjalanke luar.(3)pintuitudisusununtukmembukakuncidarialatpelepasmanualyang terletak100cmsampai120cmvertikaldiataslantaidandalam jangkauan 1,5 m dari pintu yang aman. 4- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 49(4)alatpelepasmanualharusmudahdicapaidandiberitandayangjelas dengan tulisan: DORONG UNTUK EKSIT (5)ketika dioperasikan, alat pelepas manual itu haruslangsung memutus dayalistrikkekunci-bebasdarisistemakseskontrolelektronikdan pintu-pintu harus tetap terbuka kuncinya tidak kurang dari 30 detik. (6)mengaktifkansistemsinyalproteksikebakaranbangunangedungjika tersedia,secaraotomatikmembukapintu-pintudalamarahjalanke luar,danpintu-pintuakantetapdalamkeadaantidakterkuncisampai sistem sinyal proteksi kebakaran itu di reset kembali secara manual.(7)mengaktifkan kotak alarm kebakaran manual yang mengaktifkan sistem sinyalproteksikebakaranbangunangedungsepertiditentukanpada butir 3.7.3.2(6) tidak disyaratkan untuk membuka pintu. (8)mengaktifkan sistem springkler otomatik bangunan gedung atau sistem deteksikebakaran,jikatersedia,secaraotomatikmembukapintu-pintu danpintu-pintuakantetapdalamkondisitidakterkuncisampaisistem sinyal proteksi kebakaran di reset kembali secara manual. 3.7.3.3.Perangkat keras panik dan perangkat keras eksit kebakaran. 3.7.3.3.1 Apabila sebuah pintu disyaratkan untuk dilengkapi dengan perangkat keras panik atau eksit kebakaran, peralatan pelepas tersebut harus : (1)terdiridaripalangataupanel,bagianpenggeraknyamemanjangtidak kurang dari separuh lebar daun pintu. (2)harus dipasang sebagai berikut: (a)untukinstalasibaru,tidakkurangdari87cmdantidaklebihdari 122 cm , di atas lantai. (b)untuk instalasi yang sudah ada, tidak kurang dari 76 cm dantidak lebih dari 112 cm, di atas lantai (3)harusdibuatsehinggatenagahorizontaluntukmenggerakkanpalang melintang atau alas dorong dan grendel. tidak melebihi 66 N.3.7.3.3.2 Hanyaperangkatkeraspanikyangdisetujuidigunakanpadapintu-pintu panik,danhanyaperangkatkeraseksitkebakaransajayangdigunakan pada pintu kebakaran. 3.7.3.3.3 Disyaratkanperangkatkeraspanikdanperangkatkeraseksitkebakaran harustidakdilengkapidenganalatpengunci,sekrup,ataususunanlain yang mencegah pelepasan dari grendel ketika tekanan diterapkan pada alat pelepas, kecuali untuk hunian tahanan dan lembaga pemasyarakatan. 50- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 503.7.3.3.4 Alatyangmenahangrendelpadaposisimenarikkembalidilarangpada perangkatkeraseksitkebakaran,kecualialattersebutterujidandisetujui untuk tujuan tersebut. 3.7.4.Alat yang menutup sendiri. 3.7.4.1. Sebuahpintuyangdirancangdalamkeadaannormalselalutertutuppada suatusaranajalankeluardaripintuyangmenutupsendiridantidak diperkenankan dalam posisi terbuka setiap saat, dan harus menutup sendiri ataumenutupotomatissesuaidenganbutir3.7.4.2,kecualisebaliknya diizinkan oleh butir 3.7.4.3. 3.7.4.2. Padabangunangedungdengantingkatbahayakebakaranrendahatau sedang,atauapabiladisetujuiolehOBSpintu-pintudibolehkandarijenis menutup otomatik, asalkan:(1). padapelepasandarimekanismepenahanbuka,pintuakanmenutup sendiri.(2). alatpelepasdirancangsehinggapintusegeramelepassecara manual,danpadasaatlepas,pintuakanmenutupsendiri,atau menutup pintu dengan operasional yang sederhana. (3). mekanisme atau medium pelepas otomatik diaktifkan oleh bekerjanya sistem deteksi asap otomatik yang disetujui, sesuai SNI 03-1735-2000 tentangtatacaraperencanaandanpemasangansistemdeteksi kebakaranuntukpencegahanbahayakebakaranpadabangunan gedung.(4). padakeadaankehilangantenagapadaalatpenahan-buka, mekanisme penahan buka dilepas dan pintu akan menutup sendiri. (5). pelepasanmelaluisaranadeteksiasapdarisuatupintudidalam sebuahruangtanggatertutupakanmenghasilkansemuapintuyang melayani tangga menutup. 3.7.4.3. Pintu kereta lif dan yang terkait dengan pintu ruang luncur terlindung pada level lantai yang ditunjuk untuk panggilan ulang sesuai dengan persyaratan diizinkanuntuktetapterbukaselamaphaseIOperasiPanggilanUlang Keadaan Darurat. 3.8. RUANG TERLINDUNG DAN PROTEKSI TANGGA. 3.8.1. Ruang terlindung. 3.8.1.1. Semuatanggadidalambangunangedung,yangmelayanisebuaheksit atau komponen eksit, harus tertutup sesuai butir 3.5. 51- BAB IIISARANA PENYELAMATAN - 513.8.1.2.Tanggadidalambangunangedung,selainyangmelayanieksit,harus diproteksi sesuai ketentuan tentang bukaan vertikal 1).3.8.1.3. Dalambangunangedungyangsudahada,apabiladualantairuangeksit terlindung menghubungkan lantai eksit pelepasan dengan suatu lantai yang berdekatan, eksit tersebut diperkenankan dilindungi hanya pada lantai eksit pelepasan,asalkansekurangkurangnya50persendarijumlahdan kapasitas eksit pada lantai pelepasan dilindungi tersendiri.Contoh 3.14 -Bagian terlindung dari tangga yang sudah ada. (seba