PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS...

127
PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Hera Erisa NIM: 141134151 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS...

Page 1: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD

“SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Hera Erisa

NIM: 141134151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

i

PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD

“SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Hera Erisa

NIM: 141134151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

iv

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah dan karunianya setiap saat, skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Orang tuaku, Bapak Suratiman dan Ibu Wasiyah yang senantiasa

mengalunkan doa dan memberikan semangat dengan penuh kasih sayang.

2. Kedua kakakku, Fatma Andriani, Achmad Arifudin Tsani dan

keponakanku Quinsha Aqila Tsani serta Wildan Abdilah Tsani yang selalu

memberikan doa dan semangat.

3. Sahabat-sahabatku Annisa, Anin, Ely, dan Dhiana yang selalu menghibur,

memberikan doa dan semangat.

4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma tempat mengenyam ilmu

pendidikan dan mendapatkan banyak pengalaman serta mengukir

kenangan yang indah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

v

MOTTO

“Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia maka haruslah dengan ilmu,

barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu,

dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan pada keduanya maka haruslah

dengan ilmu”

(H.R Ibn Asakir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Mei 2018

Peneliti

Hera Erisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Hera Erisa

Nomor Mahasiswa : 141134151

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD

“SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai Peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 3 Mei 2018

Yang menyatakan

Hera Erisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

viii

ABSTRAK

PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD

“SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO

Hera Erisa

Universitas Sanata Dharma

2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan sekolah dasar

inklusi di kelas atas SD Suka Ilmu wilayah Kabupaten Kulon Progo pada tahun

pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif

deskriptif dengan metode studi kasus, teknik pengambilan data yang digunakan

yaitu wawancara semi terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian

adalah guru kelas atas, panitia PPDB, dan kepala sekolah. Data yang diperoleh

dianalisis dengan cara reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPDB kurang maksimal, GPK tidak

mendampingi, pencatatan peserta didik baru manual, dan data susunan panitia

belum diperbaharui. Identifikasi dilakukan oleh guru kelas 1 atau 2 yang

dilakukan berdasarkan pengetahuan guru dan kurang diketahui oleh guru kelas.

Kurikulum yang digunakan di kelas atas yaitu K 13 untuk kelas IV dan KTSP

untuk kelas 5 dan 6, tidak ada modifikasi kurikulum sehingga sama seperti

sekolah reguler. Bahan ajar yang digunakan di kelas atas sama antara siswa ABK

dan siswa lain pada umumnya, sekolah membolehkan adanya penurunan materi.

Pembelajaran yang berlangsung di kelas atas ramah anak, namun masih

ditemukan olok-olokan siswa lain kepada siswa ABK. Penataan ruangan di kelas

atas sama seperti kelas reguler pada umumnya. Assesmen di SD Suka Ilmu tidak

rutin di laksanakan tiap tahun. Tidak ada media pembelajaran adaptif di kelas atas,

media pembelajaran biasa tidak digunakan dengan maksimal. Penilaian di kelas

atas disesuaikan dengan kondisi siswa, soal ujian yang digunakan sama antara

siswa ABK dan siswa lain pada umumnya, evaluasi pembelajaran dilakukan oleh

guru secara pribadi seperti refleksi pengajaran.

Kata Kunci: permasalahan sekolah inklusi dan kelas atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

ix

ABSTRACT

UPPER GRADE INCLUTION SCHOOL PROBLEM IN “SUKA ILMU”

ELEMENTARY SCHOOL KULON PROGO REGENCY

Hera Erisa

Sanata Dharma University

2018

The aim of this study was to find out how the problem in upper grade

inclution school Suka Ilmu Elementary School Kulon Progo Regency.The type of

research for this study was descriptive qualitative approach with case study method.

The technique for collection the data were semi structured interview, observation,

and documentation. The subjects of the study were upper grade teachers, new

students committee, and the Principal. The data were being analyzed by data

reduction, data display and conclusion.

The results of the study were PPDB less than maximal, special counselors did

not accompany, manual recording of new students, and the data of PPDB commitee

had not been updates. Identification was done by the teacher class 1 or 2 which

was based on the knowledge of teachers and less known by the upper class

teacher. The curriculum used in the upper class was K13 for the fourth grade and

KTSP for grades 5 and 6, there was no modification of the curriculum. In upper

grade, teachers were using the same teaching materials for student with special

needs and the other students in general, the school allows for a simplify of the

material. Learning activities in upper grade were child-friendly, but there were

still found teasing from another student to student with special needs. The

arrangement of the room in upper grade were the same as regular classes in

general. Assessment were not routinely carried out every year. Threre was no

adaptive learning media in upper grade, ordinary learning media were not used

totaly. The evaluations in the upper grade were adapted to the conditions of the

students, the exam for students with special needs were the same as the other

students in general, learning evaluation conducted by the teacher so as a

reflection.

Keywords: issues of inclusion school and upper grade

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan

hidayahNya, Peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Permasalahan Sekolah Inklusi Kelas Atas di SD Suka Ilmu Wilayah

Kabupaten Kulon Progo”. Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan. Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam

penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat berhasil dengan baik. Pada

kesempatan ini, Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd, M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing I dan

Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing II

yang telah memberikan kritik, saran, arahan, motivasi, waktu, pikiran, tenaga,

dan bantuan kepada Peneliti dengan penuh kesabaran dari awal penyusunan

hingga akhir penyusunan skripsi selesai.

5. Kepala Sekolah Dasar Suka Ilmu yang telah memberikan ijin kepada peneliti

untuk mengadakan penelitian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

dengan lancar.

6. Guru Sekolah Dasar Suka Ilmu yang sudah membantu dan bersedia menjadi

narasumber dalam penelitian ini.

7. Orang tuaku, Bapak Suratiman dan Ibu Wasiyah yang senantiasa

mengalunkan doa dan memberikan semangat dengan penuh kasih sayang.

8. Kedua kakakku, Fatma Andriani, Achmad Arifudin Tsani dan

keponakanku Quinsha Aqila Tsani serta Wildan Abdilah Tsani yang selalu

memberikan doa dan semangat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xi

9. Sahabat-sahabatku Annisa, Anin, Ely, dan Dhiana yang selalu memberikan

doa dan semangat.

10. Teman-teman payung yang banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca sekaligus menjadi sumber

belajar bagi peneliti lain yang memiliki tujuan memperkembangkan pendidikan

inklusi.

Hormat Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

1. Manfaat Teoritis.............................................................................. 5

2. Manfaat Praktis ............................................................................... 5

E. Asumsi Penelitian ..................................................................................... 6

F. Definisi Operasional ................................................................................. 6

1. Permasalahan Sekolah Dasar Inklusi .............................................. 6

2. Sekolah Dasar Inklusi ..................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 8

A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 8

1. Permasalahan Sekolah Dasar Inklusi .................................................... 8

2. Sekolah Dasar Inklusi.......................................................................... 12

3. Aspek-aspek Penyelenggaraan Sekolah Inklusi .................................. 13

a. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang Mengakomodasi

Semua Anak.................................................................................... 13

b. Identifikasi ...................................................................................... 13

c. Kurikulum (Kurikulum Fleksibel) .................................................. 14

d. Merancang Bahan Ajar dan Kegiatan Pembelajaran yang Ramah

Anak ............................................................................................... 15

e. Penataan Kelas Ramah Anak .......................................................... 15

f. Assesmen......................................................................................... 16

g. Pengadaan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Adaptif ........... 17

h. Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran ............................................. 18

B. Penelitian yang Relevan............................................................................ 18

C. Kerangka Berpikir..................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 22

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 22

B. Setting Penelitian ....................................................................................... 23

C. Desain Penelitian ........................................................................................ 23

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 25

E. Instrumen Penelitian................................................................................... 26

F. Kredibilitas dan Transferabilitas ................................................................ 30

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 32

1. Data Reduction............................................................................... 32

2. Data Display .................................................................................. 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xiv

3. Conclusion and Verification .......................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 34

A. Deskripsi Penelitian ................................................................................... 34

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 37

1. Wawancara ..................................................................................... 37

2. Observasi ........................................................................................ 56

3. Dokumentasi .................................................................................. 63

C. Pembahasan ................................................................................................ 65

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 77

A. Kesimpulan ................................................................................................ 77

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 78

C. Saran ........................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80

LAMPIRAN .......................................................................................................... 82

BIODATA PENELITI ....................................................................................... 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian............................................................................ 83

Lampiran 2 Reduksi Hasil Observasi .................................................................... 84

Lampiran 3 Resuksi Hasil Wawancara .................................................................. 88

Lampiran 4 Hasil Dokumentasi ........................................................................... 102

Lampiran 5 Display Data ..................................................................................... 104

Lampiran 6 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian .............................. 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ............................................................................. 27

Tabel 3.2 Pedoman Observasi ................................................................................ 29

Tabel 3.3 Daftar Dokumen ..................................................................................... 30

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Wawancara ............................................................ 35

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Observasi ............................................................... 35

Tabel 4.3 Daftar Dokumen ..................................................................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Literatur Map ............................................................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai, latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Semua anak di Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh

akses pendidikan yang berkualitas. Pendidikan memegang peranan penting

dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif dalam

upaya menghadapi tantangan perubahan dan perkembangan zaman yang

semakin meningkat tajam. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, tentu

diperlukan komitmen yang kuat dalam membangun kemandirian dan

pemberdayaan yang mampu menopang kemajuan pendidikan di masa yang

akan datang. Prioritas pendidikan tidak hanya bagi anak-anak yang pandai

dan cerdas maupun yang berasal dari keluarga berada atau terpandang, tetapi

juga bagi mereka yang dianggap berbeda dan terbelakang dari anak-anak

pada umumnya (Ilahi, 2016).

Anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dengan anak lain

pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikannya. Pasal 31 UUD

1945 menyebutkan bahwa semua warga negara berhak mendapat pendidikan.

Hal ini dijabarkan lebih lanjut dalam BAB IV Pasal 5 Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Berdasarkan pasal 5 tersebut dapat disimpulkan bahwa anak luar biasa

mempunyai hak yang menjamin kelangsungan pendidikan mereka, bahkan

anak berkebutuhan khusus berhak mendapat kesempatan meningkatkan

pendidikan sepanjang hayat. Ayat 2, 3, dan 4 menegaskan bahwa anak luar

biasa berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. Anak luar biasa yang

dimaksud bukan saja mereka yang memiliki kelainan fisik, sosial, emosional,

dan intelektual saja, melainkan mereka yang memiliki potensi kecerdasan dan

bakat istimewa juga berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. Hak

untuk memperoleh pendidikan bukan hanya dilindungi dalam Undang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

2

Undang dalam negeri saja, melainkan juga tercantum dalam Deklarasi Umum

Hak-Hak Kemanusiaan 1948 (The 1948 Universal Declaration of Human

Right), kemudian diperbarui pada Konferensi Dunia tentang Pendidikan untuk

Semua, Tahun 1990 (The 1990 World Conference on Education for All), yang

bertujuan untuk meyakinkan bahwa hak tersebut adalah untuk semua, terlepas

dari perbedaan yang dimiliki oleh individu. Tanggal 7 – 10 Juni 1994

diselenggarakan konferensi dunia tentang pendidikan bagi anak luar biasa di

Salamanca, Spanyol. Dalam konferensi tersebut dimantapkan komitmen

Education for All (EFA), dan dikeluarkan kerangka kerja untuk pendidikan

anak luar biasa yang diharapkan dapat menjadi pegangan bagi setiap negara

dalam penyelenggaraan pendidikan luar biasa (Pratiwi, 2015).

Pendidikan inklusif ramah anak diyakini sebagai sebuah cara untuk

memberikan akses yang sama kepada semua anak termasuk anak

berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Sistem pendidikan ini mengharuskan keterbukaan dan kesempatan seluas-

luasnya bagi siapa pun yang hendak menempuh program pendidikan di

sekolah. Jika sekolah pada umumnya menetapkan sejumlah persyaratan

tertentu, seperti batas nilai akademik kelulusan, bebas narkoba, sehat jasmani

dan rohani, atau nominal pembayaran tertentu, maka sekolah inklusif

menghilangkan syarat-syarat tersebut. Hal tersebut beracuan bahwa

pendidikan adalah hak asasi seluruh manusia, tanpa adanya perkecualian

(Ilahi, 2016).

Pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus memang sangat

penting untuk menunjang kepercayaan diri mereka dalam mengikuti jenjang

pendidikan sesuai dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki. Di Sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menyelenggarakan pendidikan

inklusif akan terjadi perubahan yang memberi kesempatan kepada semua

anak dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda untuk belajar

bersama. Perbedaan itu tidak menjadikan halangan bagi guru untuk membawa

anak berhasil dalam belajarnya. Dengan kondisi ini anak berkebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

3

khusus merasa dihargai, dan keuntungan ini sebenarnya untuk semua warga

sekolah dan masyarakat sekitarnya (Kustawan, Hermawan, dan Phil, 2013).

Penyelenggaraan pendidikan inklusi di sekolah dasar tentu melibatkan

semua unsur pembangun pembelajaran di sekolah tersebut. Sekolah dasar

inklusi menuntut warga sekolah dan sekitar untuk menghargai dan senantiasa

memberikan perhatian khusus kepada siswa. Guru, tenaga administrasi,

satpam sekolah, penjaga sekolah, penjaga kantin dan masyarakat sekitar juga

turut mempengaruhi keberhasilan dan totalitas kegiatan belajar mengajar

yang baik untuk anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusi agar

kepuasan siswa dan orang tua siswa tercapai. Guru sekolah inklusi juga harus

mampu menyamakan secara adil dan tidak mendiskriminasi/ memancing

diskriminasi yang dilakukan oleh siswa sendiri kepada siswa lain yang

berkebutuhan khusus. Kepala sekolah dan guru serta elemen pokok di sekolah

dituntut untuk benar-benar memahami tentang apa itu sekolah inklusi dan

seluk beluknya termasuk apa saja aspek-aspek sekolah inklusi serta tuntutan

yang memang harus ada dan tersedia di sekolah inklusi untuk menunjang

pembelajaran agar tercapainya kepuasan serta peningkatan kualitas sekolah

dengan baik. Pendidikan penting untuk siswa berkebutuhan untuk

memberikan persiapan atau bekal masa depan yang diharapkan akan

bermanfaat untuk kehidupannya dalam bermasyarakat.

Anak berkebutuhan khusus pada umumnya menempuh pendidikan di

sekolah luar biasa (SLB), yaitu sekolah yang hanya menyediakan layanan

pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). SLB jarang didirikan di

daerah pedesaan atau daerah-daerah terpencil, tetapi didirikan di ibukota

kabupaten (Ilahi, 2016) Ada juga anak berkebutuhan khusus yang menempuh

pendidikan di sekolah reguler, namun fasilitas sekolah dan pelayanan sekolah

belum begitu mendukung pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus yang

berbaur menjadi satu dengan anak tidak berkebutuhan khusus di sekolah

tersebut. Banyak juga orang tua yang menyekolahkan anaknya yang

berkebutuhan khusus di sekolah reguler karena merasa bahwa sekolah di SLB

merupakan hal yang tabu. Dari hal tersebut terlihat bahwa kondisi idealnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

4

sekolah inklusi belum terpenuhi. Sekolah inklusi yang baik harus memenuhi

aspek-aspek sekolah inklusi agar tujuan pendidikan tercapai. Pendidikan yang

ideal untuk anak berkebutuhan khusus yaitu pendidikan yang sesuai dengan

kebutuhan masing-masing siswa. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil

identifikasi dan assesmen. Pendidikan ideal untuk anak berkebutuhan khusus

tidak bisa disamaratakan untuk setiap siswa karena acuannya adalah masing-

masing siswa tersebut. Oleh karena itu ketepatan dalam proses identifikasi

dan asesmen sanggat dibutuhkan agar pemberian layanan pendidikan untuk

anak berkebutuhan khusus dapat maksimal dan tepat untuk setiap siswa.

Menurut Madya dalam berita di Detiknews (2010), sekolah reguler

dengan inklusi itu berbeda. Sekolah inklusi adalah institusi pendidikan yang

memberikan pengajaran kepada siswa umum dan ABK dalam satu kelas.

Sekolah umum yang berminat memberikan layanan pendidikan inklusi harus

sudah mempelajari pendidikan luar biasa. Cara guru atau staf pengajar dalam

metode pengajarannya juga berbeda dan guru yang menangani harus diberi

wawasan mengenai ABK. Dari sisi sarana dan prasarana fisik juga berbeda.

Bila ada sekolah umum yang menjadi sekolah inklusi menerima siswa ABK

maka semua prasarana sekolah juga harus bisa diakses oleh siswa ABK.

Sosialisasi dan penjelasan pada masyarakat terutama lingkungan sekolah

perlu dilakukan karena tidak semua orangtua maupun siswa lain pada

umumnya mau digabungkan dengan anak berkebutuhan khusus. Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) memperketat izin pembukaan sekolah inklusi. Hal ini

untuk menjaga kualitas pelayanan kepada Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK). Di DIY, minat untuk mendirikan sekolah inklusi cukup besar.

Namun, hampir mayoritas siswa ABK di DIY belum banyak yang mendapat

akses pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) di daerahnya. Sekolah Luar

Biasa juga masih sedikit sekali. Tidak semua orangtua mau menyekolahkan

anaknya di SLB karena faktor psikologis dan jarak tempat tinggal.

Penelitian yang dilakukan oleh Sabatiani (2017) mengkaji 26 sekolah

dasar inklusi di wilayah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

5

Yogyakarta. Jumlah sekolah tersebut sudah cukup memadai untuk

menyediakan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dalam satu

kabupaten. Hasil olah data menunjukkan bahwa 63,63% sekolah dasar inklusi

di Kabupaten Kulon Progo menerapkan aspek-aspek sekolah inklusi. Hal

tersebut berarti bahwa belum semua sekolah dasar inklusi di wilayah

Kabupaten Kulon Progo memenuhi aspek-aspek sekolah inklusi. Oleh karena

itu, peneliti ingin mengetahui permasalahan sekolah dasar inklusi lebih

dalam, sehingga penelitian ini akan membahas tentang masalah sekolah

inklusi kelas atas di SD Suka Ilmu wilayah Kabupaten Kulon Progo.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana permasalahan sekolah inklusi di kelas atas SD Suka Ilmu Wilayah

Kabupaten Kulon Progo?

C. TUJUAN PENELITIAN

Mendeskripsikan permasalahan sekolah inklusi di kelas atas SD Suka Ilmu

Wilayah Kabupaten Kulon Progo.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian tentang

permasalahan di kelas atas sekolah inklusi Wilayah Kabupaten Kulon

Progo .

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah Dasar Inklusi

Sekolah mendapatkan data tentang permasalahan di sekolah

dasar inklusi kelas atas wilayah Kabupaten Kulon Progo sebagai acuan

perbaikan sekolah untuk kedepannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

6

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

permasalahan di sekolah dasar inklusi kelas atas wilayah Kabupaten

Kulon Progo sebagai acuan perbaikan kwalitas diri sebagai guru.

c. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman langsung untuk menggali

kesesuaian aspek-aspek sekolah inklusi dengan permasalaha

permasalahan di kelas atas sekolah inklusi Wilayah Kabupaten Kulon

Progo.

E. ASUMSI PENELITIAN

Delapan aspek penyelenggaraan sekolah inklusi perlu diperhatikan di

setiap penyelenggaraan sekolah dasar inklusi. Delapan aspek tersebut yaitu

penerimaan peserta didik baru yang mengakomodasi semua anak, identifikasi,

adaptasi kurikulum, merancang bahan ajar dan kegiatan pembelajaran yang

ramah anak, penataan kelas yang ramah anak, assesmen, pengadaan dan

pemanfaatan media pembelajaran adaptif, penilaian dan evaluasi

pembelajaran. Hasil penelitian terdahulu di Kabupaten Kulon Progo

menunjukkan bahwa 63,63 % sekolah dasar inklusi menerapkan prinsip-

prinsip sekolah inklusi. Diantara SD inklusi yang menjadi tempat penelitian,

ada satu sekolah dasar inklusi di wilayah Kabupaten Kulon Progo yang belum

maksimal melaksanakan delapan aspek sekolah inklusi adalah SD “Suka

Ilmu”. Asumsi penelitian ini adalah ada permasalahan di SD “Suka Ilmu”

berdasarkan delapan aspek penyelenggaraan sekolah inklusi.

F. DEFINISI OPERASIONAL

1. Permasalahan Sekolah Dasar Inklusi

Permasalahan sekolah dasar inklusi yaitu segala bentuk hambatan

yang dihadapi sekolah inklusi dalam menjalankan kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

7

2. Sekolah Dasar Inklusi

Sekolah dasar inklusi adalah penyedia layanan pendidikan usia

sekolah dasar yang penyelenggaraannya tidak mensyaratkan hal-hal

khusus kepada siswanya yang berupa persyaratan fisik, kognitif dan

psikologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. Hal-hal yang akan di bahas di kajian

pustaka, yakni permasalahan sekolah dasar inklusi, sekolah inklusi, dan aspek-

aspek penyelanggaran sekolah inklusi. Hasil penelitian yang relevan menguraikan

tentang penelitian orang lain dan memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Pada

bagian kerangka berpikir, peneliti akan menguraikan alur berpikir terkait

penelitian ini secara rinci dan pada pertanyaan penelitian menyampaikan

pertanyaan tentang apa yang akan diteliti dalam penelitian ini.

A. Kajian Pustaka

1. Permasalahan Sekolah Dasar Inklusi

Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif tentu mengalami

beberapa permasalahan yang dapat menghambat proses penyelenggaraan

pendidikan inklusif, seperti yang dikemukakan oleh Ilahi (2016) bahwa

ada beberapa permasalahan dan persoalan dalam pendidikan inklusif

yaitu :

a. Pemahaman dan Implementasinya

Pemahaman yang salah tentang anak berkebutuhan khusus

harus diluruskan karena membuat mereka selalu termarginalkan dari

lingkungan mereka tinggal. Bagaimanapun anak berkebutuhan khusus

layak mendapatkan pembinaan secara optimal terkait dengan

keterbatasan dan kekurangannya. Namun pendidikan inklusif bagi

anak berkebutuhan khusus belum dipahami sebagai upaya

peningkatan kualitas layanan pendidikan. Pendidikan inklusif

cenderung dipersepsi sama dengan integrasi sehingga masih

ditemukan pendapat bahwa anak harus menyesuaikan dengan sistem

sekolah. Dalam implementasinya, guru cenderung belum mampu

bersikap proactive dan ramah terhadap semua siswa, menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

9

complain orang tua, dan menjadikan anak cacat sebagai bahan olok-

olokan.

b. Kebijakan Sekolah

Isu dan permasalahan kebijakan sekolah merupakan salah satu

hal yang cukup menentukan keberhasilan anak didik dalam menerima

setiap materi pelajaran yang berkaitan dengan konsep pendidikan

inklusif. Kebijkan sekolah merupakan salah satu aspek penting yang

ikut serta memberikan kontribusi bagi peningkatan hidup mereka.

Walaupun sudah didukung dengan visi yang cukup jelas, menerima

semua jenis anak berkebutuhan khusus, sebagian sudah memiliki guru

pendamping khusus, mempunyai catatan hambatan belajar pada

masing-masing anak berkebutuhan khusus, kebebasan guru kelas dan

guru khusus untuk mengimplementasikan pembelajaran yang lebih

kreatif dan inovatif. Namun, implementasinya cenderung belum

didukung dengan koordinasi dengan tenaga professional, organisasi,

atau institusi terkait dan beberapa kebijakan masih kurang tepat.

c. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang belum menggunakan sistem team

teaching menyebabkan anak berkebutuhan khusus mengalami

kesulitan dalam menerima materi pelajaran. Sistem team teaching

sangat diperlukan untuk menunjang koordinasi dan kerja sama antar

anak-anak agar semakin kompak dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar. Permasalahan tentang system pengajaran juga

belum memberikan jaminan akan keberhasilan anak berkebutuhan

khusus dalam menangkap materi pembelajaran karena belum

tersedianya fasilitas dan media pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran diharapkan adanya perubahan

perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik. Pembelajaran

merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya. Dalam interaksi tersebut banyak faktor eksternal

maupun internal yang mempengaruhinya. Dalam hal ini tugas guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

10

yang paling utama yaitu mengoptimalkan lingkungan agar

menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik ke arah yang

lebih baik.

d. Kondisi Guru

Kondisi guru tentang permasalahan yang ditemui berkaitan

dengan kualitas dan komitmennya dalam membina dan mengayomi

anak berkebutuhan khusus perlu diketahui. Hal tersebut perlu

diketahui karena bisa saja mereka kurang tertarik dan tidak

bersemangat dalam menangani anak berkebutuhan khusus.

e. Support System

Sistem pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran di

sekolah inklusi diakui belum memadai secara maksimal. Sistem

pendukung yang dimaksud bisa berasal dari orang tua yang belum

memiliki perhatian penuh kepada anak mereka yang menginginkan

sekolah di lembaga formal karena takut mendapatkan cacian dan

hinaan dari teman sebayanya. Orang tua juga biasannya takut

melepas anak mereka yang berkebutuhan khusus di lingkungan anak

lain pada umumnya dengan berbagai alasan.

Orang tua perlu melakukan investigasi mengenai sekolah

yang berani memperlakukan anak secara tidak patut dan

mendapatkan cacian yang bisa meruntuhkan mentalnya. Pemerintah

berperan penting dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar yang menempatkan anak berkebutuhan khusus di lembaga

pendidikan yang memiliki predikat sekolah inklusif. Peran

pemerintah seharusnya menjadi ujung tombak dalam mendorong

implementasi inklusi secara baik dan benar melalui aturan maupun

bantuan teknis. Namun, pemerintah dinilai masih kurang

memberikan perhatian dan kurang proaktif dengan permasalahan di

sekolah inklusi. Pelatihan guru-guru yang diadakan oleh pemerintah

juga dinilai masih terbatas dan belum merata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

11

Pendapat lain dari Suryani (2014) menjelaskan bahwa

permasalahan yang terjadi dalam upaya penyelenggaraan pendidikan

inklusif salah satunya yaitu masalah tenaga pendidik. Tenagan

pendidik adalah semua orang dalam lingkup sekolah inklusif. Akan

tetapi kebanyakan tenaga pendidik di sekolah inklusif dari kalangan

guru reguler yang belum tahu mengenai kebijakan dalam

penyelenggaraan pendidikan inklusif. Pada umumnya guru reguler

kemampuannya sebatas dibidang umum saja sehingga diasumsikan

bahwa guru reguler mengalami kesulitan dalam menerapkan

kebijakan penyelenggaraan pendidikan inklusif. Secara umum dan

syarat keilmuan pengetahuan guru reguler belum memperoleh ilmu

pengetahuan serta wawasan mengenai kebijakan penyelenggaraan

pendidikan inklusif. Mereka juga hanya sedikit mengetahui

informasi mengenai pendidikan inklusif melalui workshop, seminar

dan pelatihan-pelatihan. Sehingga mereka memerlukan pembinaan

untuk mengembangkan keahliannya dalam bidang umum maupun

khusus yang berhubungan dengan pendidikan inklusif.

Pendapat yang selanjutnya yaitu dari Tarnoto (2016)

menjelaskan bahwa permasalahan yang muncul terkait pelaksanaan

inklusi adalah terkait dengan guru, siswa, orangtua, sekolah,

masyarakat, pemerintah dan kurangnya sarana prasarana yang

mendukung pelaksanaan sekolah inklusi. Hal ini juga dikarenakan

kurang adanya kerjasama dari berbagai pihak. Guru merupakan

faktor utama dalam proses pendidikan inklusi, tetapi tanpa adanya

bantuan dari pihak lain pelaksanaan sekolah inklusi tidak bisa

berjalan dengan maksimal, sehingga selain guru yang ditangani,

perlu juga menumbuhkan budaya sekolah inklusi baik didalam

sekolah itu sendiri ataupun komunitas diluar sekolah tersebut, selain

itu kebijakan pemerintah juga sangat menentukan pelaksanaan

sekolah inklusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

12

Dari beberapa pendapat para ahli tentang permasalahan

sekolah dasar inklusi dapat disimpulkan bawa permasalahan di

sekolah dasar inklusi ada dari berbagai macam pihak, namun yang

utama dan paling terlihat yaitu dari guru. Guru harus benar-benar

memahami dan mengimplementasikan dengan benar aspek sekolah

inklusi dengan di dukung oleh berbagai pihak agar tercapai efisiensi

dan keefektifan pembelajaran.

2. Sekolah Dasar Inklusi

Sekolah dasar inklusi tentu memiliki beberapa layanan dan

fasilitas yang berbeda dengan sekolah reguler pada umumnya. Untuk

mendapatkan label sekolah inklusi juga diperlukan beberapa persyaratan

yang sudah di tentukan. Hal tersebut tentu berkaitan dengan siswa yang

mengikuti kegiatan belajar mengajar karena sekolah inklusi

menggabungkan antara siswa ABK dan siswa lain pada umumnya dalam

satu kelas.

Ariastuti dan Herawati (2016) menguraikan bahwa sekolah

Inklusi menyediakan layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) sekaligus anak lain pada umumnya. Sesuai dengan

amanat UU, sekolah dasar harus bersedia menerima siswa berkebutuhan

khusus dan menjadi sekolah inklusi. Sekolah reguler dengan orientasi

inklusif adalah lembaga yang paling efektif untuk mengatasi

diskriminasi, menciptakan komunitas ramah, membangun suatu

masyarakat inklusif dan mencapai pendidikan untuk semua anak tanpa

membeda-bedakan nya.

Pendapat lain dari Marentek (2007) mengemukakan bahwa

pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang

mempunyai kebutuhan pendidikan khusus di sekolah regular (SD, SMP,

SMA, dan SMK) yang tergolong luar biasa baik dalam arti berkelainan,

lamban belajar (slow learner) maupun yang berkesulitan belajar lainnya.

Rosilawati (2013) menguraikan bahwa sekolah inklusi

merupakan tempat bagi setiap anak untuk dapat diterima menjadi bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

13

dari kelas, dapat mengakomodir dan merespon keberagaman melalui

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan setiap anak dan bermitra

dengan masyarakat. Bafadal (2006) menyatakan bahwa sekolah dasar

merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan enam

tahun.

Dari beberapa pengertian sekolah dasar inklusi menurut para ahli

di atas, kesimpulan sekolah dasar inklusi merupakan satuan pendidikan

regular yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun dan memberikan

pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan

khusus dan peserta didik lain pada umumnya dalam satu kelas.

3. Aspek-aspek Penyelenggaraan Sekolah Inklusi

a. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang

Mengakomodasikan Semua Anak

Penerimaan peserta didik baru di SD/MI pada setiap tahun

pelajaran perlu mempertimbangkan sumber daya yang tersedia di

sekolah. Dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik baru, sekolah

membentuk Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru yang dilengkapi

dengan guru pendamping khusus yang sudah memahami tentang

pendidikan inklusi dan keberagaman karakteristik peserta didik

berkebutuhan khusus. untuk sekolah yang memiliki atau bekerjasama

dengan psikolog, maka psikolog tersebut dapat ikut serta dalam

kepanitiaan PPDB. SD/MI Penyelenggara pendidikan inklusi

menerima peserta didik berkebutuhan khusus dengan

mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki sekolah dan

mengalokasikan kursi/quota untuk peserta didik berkebutuhan khusus

(Kustawan, Hermawan, dan Phil, 2013).

b. Identifikasi

Identifikasi merupakan upaya guru dan tenaga kependidikan

lainnya untuk menemukan dan mengenali anak yang mengalami

hambatan/kelainan/gangguan baik fisik, intelektual, mental, emosional

dan sosial dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

14

disesuaikan dengan kebutuhan khususnya. Istilah identifikasi

dimaknai sebagai proses penjaringan, sedangkan asesmen dimaknai

sebagai suatu upaya seseorang (orang tua, guru maupun tenaga

kependidikan lainnya) untuk melakukan proses penjaringan terhadap

anak yang mengalami kelainan/ penyimpangan (fisik, intelektual,

sosial, emosional/ tingkah laku) dalam rangka pemberian layanan

pendidikan yang sesuai. Identifikasi dapat diartikan menemukenali.

Identifikasi anak berkebutuhan khusus adalah suatu upaya

menemukenali anak berkebutuhan khusus, dalam hal ini anak

berkelainan dengan gejala-gejala yang menyertainya (Kustawan,

Hermawan, dan Phil, 2013)

Lerner (dalam Kustawan, Hermawan, dan Phil, 2013)

mengemukakan bahwa identifikasi dilakukan untuk lima keperluan

yaitu penjaringan(screening), pengalihtanganan (referral), klasifikasi

(classification), perencanaan pembelajaran (instructional planning),

dan pemantauan kemajuan belajar (monitoring pupil progress).

Tujuan dilaksanakan identifikasi adalah untuk menghimpun

informasi atau data yang menjelaskan apakah seorang anak

mengalami kelainan/ penyimpangan dalam pertumbuhan/

perkembangannya sehingga memerlukan kebutuhan khusus

dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. Hasil identifikasi

dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran yang

disesuiakan dengan kebutuhan khususnya dan/ atau untuk menyusun

program dan pelaksanaan intervensi/ penanganan/ terapi berkaitan

dengan hambatannya (Kustawan, Hermawan, dan Phil, 2013).

c. Kurikulum (Kurikulum Fleksibel)

Kurikulum fleksibel yakni mengakomodasi anak dengan

berbagai latar belakang dan kemampuan, maka kurikulum tingkat

satuan pendidikan akan lebih peka mempertimbangkan keragaman

siswa agar pembelajarannya relevan dengan kemampuan dan

kebutuhannya (Kustawan, Hermawan, dan Phil, 2013). Pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

15

tersebut didukung oleh Nasution (dalam Ilahi, 2016) yang

menyatakan, kurikulum merupakan salah satu komponen penting pada

lembaga pendidikan formal yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan isi pengajaran, mengarahkan proses mekanisme

pendidikan, tolok-ukur keberhasilan, dan kualitas hasil pendidikan.

Pengembangan dan perbaikan kurikulum harus selalu dilakukan

secara berkesinambungan dan menyesuaikan diri dengan tantangan

zaman. Ilahi (2016) menjelaskan bahwa kurikulum dalam pendidikan

inklusi menggunakan kurikulum sekolah reguler pada umumnya yang

kemudian di modifikasi sesuai dengan keadaan siswa yang

mempertimbangkan karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.

d. Merancang Bahan Ajar dan Kegiatan Pembelajaran yang Ramah

Anak

Bahan ajar diperlukan untuk mencapai tujuan mengajar yang

telah ditentukan. Bahan ajar tersusun atas topik-topik dan sub-sub

topik bahasan tertentu yang mengandung ide pokok yang relevan

dengan tujuan yang ditetapkan (Ilahi, 2016). Agar perhatian anak

didiknya terpusat penuh kepada guru maka guru perlu melakukan

pembelajaran yang interaktif. Guru juga harus menggunakan metode

pembelajaran yang cocok bagi anak didiknya agar anak didiknya

mampu berpartisipasi saat pembelajaran berlangsung. Jenis materi

pelajaran yang digunakan oleh para guru dapat memberikan pengaruh

besar terhadap keberhasilan akademis siswa-siswa penyandang

disabilitas (Kustawan, Hermawan, dan Phil, 2013).

e. Penataan Kelas Ramah Anak

Everton dan Weintein (dalam Friend dan Bursuck, 2015)

mengemukakan bahwa demi mengoptimalkan proses pembelajaran

yang efektif, guru perlu melakukan pengelolaan ruang kelas mulai dari

mengatur siswa-siswa, ruang, waktu, hingga materi. Kerr dan Nelson

(dalam Friend dan Bursuck, 2015) menyatakan bahwa cara penataan

unsur-unsur fisik dalam suatu ruang kelas dapat berdampak pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

16

proses pembelajaran dan perilaku siswa. (Friend dan Bursuck, 2015)

menguraikan penataan unsur-unsur fisik ruang kelas dapat

mempengaruhi kondisi dan suasana belajar siswa ABK siswa lain

pada umumnya. Penataan unsur fisik mencakup penampilan ruang

kelas dan pemanfaatan ruang kelas, yaitu meliputi area dinding,

pencahayaan, area lantai serta ruang penyimpanan.

f. Assesmen

Assesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi

untuk memantau kemajuan dan mengambil keputusan pendidikan

ketika diperlukan (Overton dalam Friend dan Bursuck, 2015).

Assesmen merupakan kegiatan secara utuh dan menyeluruh untuk

tujuan tertentu, kegiatan yang dilakukan dalam asesmen adalah

pengumpulan data dan informasi yang akan digunakan untuk bahan

pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran.

1) Screening

Screening merupakan keputusan untuk menentukan proses

kemajuan seorang siswa yang berbeda dengan teman-teman

sekelasnya sehingga patut untuk menerima perubahan pengajaran,

atau pada akhirnya, asesmen yang lebih mendalam untuk

menetapkan adanya kondisi disabilitas (Tiarni, 2013). Screening

dilakukan terhadap semua anak di kelas dengan alat identifikasi

anak berkebutuhan khusus (Friend dan Bursuck, 2015)

2) Diagnosis

Keputusan besar yang terkait dengan diagnosis

menyangkut kelayakan atas layanan pendidikan khusus,

pertimbangan berdasarkan ketentuan hukum bahwa siswa

dianggap layak untuk dianggap menyandang disabilitas atau tidak

(Friend dan Bursuck, 2015).

3) Penempatan program

Bagian utama dari keputusan penempatan program

berkenaan dengan ranah yang menjadi tempat berlangsungnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

17

layanan pendidikan khusus yang diterima siswa, misalnya saja di

ruang kelas pendidikan umum, ruang sumber, atau ruang kelas

pendidikan khusus yang terpisah (Friend dan Bursuck, 2015) .

4) Penempatan kurikulum

Penempatan kurikulum meliputi keputusan mengenai level

mana yang akan dipilih untuk memulai pengajaran siswa.

Informasi mengenai penempatan kurikulum tentu juga dapat

dijadikan sebagai patokan pengukuran bagi para guru untuk

mengetahui sejauh mana siswa-siswa penyandang disabilitas

mengakses kurikulum pendidikan umum (Friend dan Bursuck,

2015).

5) Evaluasi pengajaran

Dalam evaluasi pelajaran ada keputusan yang meliputi

keputusan untuk melanjutkan atau mengubah prosedur pengajaran

yang telah diterapkan pada siswa. Keputusan ini dibuat dengan

memantau kemajuan siswa secara teliti (Friend dan Bursuck,

2015).

6) Evaluasi program

Keputusan evaluasi program merupakan keputusan

untuk menghentikan, melanjutkan, atau memodifikasi

program pendidikan khusus untuk seorang siswa

berkebutuhan khusus (Friend dan Bursuck, 2015).

g. Pengadaan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Adaptif

Media pembelajaran adaptif bagi anak berkebutuhan khusus

merupakan media yang dirancang, dibuat, dipilih dan digunakan

dalam pembelajaran sehingga dapat bermanfaat dan cocok dalam

kegiatan pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang

disesuaikan dengan tujuan, kebutuhan, materi, kemampuan, dan

karakteristik siswa akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas

proses dan hasil pembelajaran (Kustawan, Hermawan, dan Phil,

2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

18

h. Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan proses yang penting dalam

pengambilan keputusan, memilih informasi yang tepat,

mengumpulkan dan menganalisis informasi agar diperoleh data yang

tepat yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan untuk

memilih diantara beberapa alternatif. Adapun karakteristik evaluasi

adalah: (1) mengidentifikasi aspek-aspek yang akan dievaluasi, (2)

memfasilitasi pertimbangan-pertimbangan, (3) menyediakan

informasi yang berguna, (4) melaporkan penyimpangan/kelemahan

untuk memperoleh remediasi dari yang dapat diukur saat itu juga

(Kustawan, Hermawan, dan Phil, 2013)

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Lusia Eka Ristanti pada tahun

2016. Judul penelitiannya adalah Metode Pengajaran Yang Digunakan

Guru di Sekolah Dasar Inklusi se-Kabupaten Bantul. Penelitian ini

termasuk penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini, prosedur pengumpulan

datanya yaitu dengan cara menyebar kuesioner kepada guru dari 7 sampel SD

Inklusi se-Kabupaten Bantul. Instrumen pengumpulan datanya yaitu lembar

kuesioner. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan metode pengajaran di

sekolah inklusu se-Kabupaten Bantul dan memetakan metode pengajaran dari

masing-masing sekolah dasar inklusi. Teknik analisis datanya menggunakan

validasi konstruk dan product moment. Hasil penelitian ini yaitu metode yang

lebih banyak digunakan guru di Kabupaten Bantul adalah metode pengajaran

tidak langsung, yaitu yang berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator.

Penelitian yang kedua dilakuakan oleh Maretha Lia Isnaryati pada

tahun 2009. Judul penelitiannya yaitu Studi Deskriptif Tentang Sikap Anak

Sekolah Dasar Inklusi Terhadap Teman Sebaya yang Berkebutuhan

Khusus. Jenis penelitian ini yaitu penelitian campuran. Prosedur penelitian

ini yaitu dengan membuat skala yaitu skala likert yang obyeknya sikap,

memberikan sejumlah pertanyaan, wawancara secara acak, lalu observasi non

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

19

partisipan. Intrumen yang di gunakan yaitu lembar pertanyaan, lembar

panduan wawancara, dan lembar panduan observasi. Cara analisis yang

digunakan yaitu analiasis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan sikap siswa di sekolah dasar yang tidak berkebutuhan

khusus terhadap teman sebaya yang berkebutuhan khusus di kelas inklusi.

Penelitian ini ingin melihat bagaimana pandangan, perasaan dan

kecenderungan tindakan siswa normal terhadap aspek kompetensi akademik,

kompetensi social, kemampuan fisik/ atletik dan penampilan fisik anak

berkebutuhan khusus.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Rosita Cahayani Sabatiana pada

tahun 2017. Judul penelitiannya yaitu Survei Penyelenggaraan Sekolah

Dasar Inklusi di Wilayah Kabupaten Kulon Progo. Jenis penelitian ini

yaitu penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode survei cross

sectional. Instrument yang digunakan yaitu lembar kuesioner. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Penelitian ini menggunakan

teknik sampling yang disebut Simple Random Sampling. Hasil olah data

penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa 63,63% sekolah dasar inklusi di

Kabupaten Kulon Progo sudah menerapkan aspek-aspek sekolah inklusi.

Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan. Penelitian pertama sampai ketiga sama-sama

membahas tentang sekolah dasar inklusi, lalu penelitian ini juga membahas

tentang sekolah dasar inklusi. Penelitian kedua menggunakan teknik

wawancara dan observasi, sama dengan penelitian yang akan dilakukan ini.

Penelitian ketiga membahas sekolah dasar inklusi di Kabupaten Kulon Progo,

hal tersebut juga relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian tentang

permasalahan di sekolah dasar inklusi kelas atas di salah satu sekolah dasar

inklusi wilayah Kabupaten Kulon Progo. Permasalahan di teliti berdasarkan 8

aspek sekolah inklusi, yaitu: 1) Penerimaan Peserta Didik Baru, 2)

Identifikasi, 3) Adaptasi Kurikulum, 4) Merancang bahan ajar dan kegiatan

pembelajaran ramah anak, 5) penataan kelas yang ramah anak, 6) Assesmen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

20

7) Pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran adaptif, 8) Penilaian dan

evaluasi pembelajaran.

Di bawah ini digambarkan dengan bagan bagaimana hubungan antara

ketiga penelitian yang relevan diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti ini dalam bentuk literatur map.

Bagan 2.1 Literatur Map

C. Kerangka Berpikir

Di wilayah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta

ada 26 sekolah dasar inklusi. Sekolah dasar inklusi tersebut keberadaannya

tersebar pada 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Sebagian

wilayah Kabupaten Kulon Progo merupakan daerah pegunungan, hanya

sebagian kecil yang merupakan daerah dataran rendah (Sabatiana, 2017).

Rosita Cahayani

Sabatiana

“Survei

Penyelenggaraan

Sekolah Dasar

Inklusi di Wilayah

Kabupaten Kulon

Progo.”

Maretha Lia Isnaryati

“Studi Deskriptif

Tentang Sikap Anak

Sekolah Dasar

Inklusi Terhadap

Teman Sebaya yang

Berkebutuhan

Khusus.”

Lusia Eka Ristanti

“Metode Pengajaran

Yang Digunakan Guru

di Sekolah Dasar

Inklusi se-Kabupaten

Bantul”

Penyelenggaraan

sekolah dasar inklusi

di wilayah Kabupaten

Kulon Progo

Sikap positif anak

sekolah dasar inklusi

terhadap teman sebaya

mengatasi permasalahan

di SD inklusi

Penggunaan metode

pengajaran di sekolah

dasar inklusi yang tepat

menekan permasalahan

di SD inklusi

Hera Erisa

“Permasalahan Sekolah

Dasar Inklusi Kelas Atas di

SD Suka Ilmu Wilayah

Kabupaten Kulon Progo”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

21

Perbedaan keadaan wilayah tersebut tentu berpengaruh pada permasalahan

sekolah dasar inklusi di setiap daerahnya, perbedaan kondisi wilayah tempat

sekolah dasar inklusi tersebut berada tentu juga berbeda juga permasalahan

yang dihadapi. Permasalahan tersebut yaitu berupa hambatan yang berkaitan

dengan kelainan fisik, sosial, dan masalah lainnya terhadap akses dan

pembelajaran. Dengan perbedaan masalah dan karakteristik penduduknya

yang berbeda tentu juga akan berbeda pula cara pemecahan masalahnya. Oleh

karena itu, peneliti ingin mengetahui permasalahan sekolah inklusi kelas atas

di SD Suka Ilmu wilayah Kabupaten Kulon Progo.

Peneliti berusaha agar melalui penelitian ini dapat diungkap keadaan

yang senyatanya tentang permasalahan sekolah inklusi kelas atas di SD Suka

Ilmu wilayah Kabupaten Kulon Progo. Jenis penelitian yang digunakan yaitu

penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus, teknik pengambilan

data yang digunakan yaitu wawancara semi terstruktur, observasi, dan

dokumentasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi

kepada semua pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan sekolah

dasar inklusi agar dapat memperbaiki dan menekan masalah yang terjadi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil judul “Permasalahan

Sekolah Dasar Inklusi Kelas Atas SD Suka Ilmu di Wilayah Kabupaten

Kulon Progo”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

22

BAB III

METODE PENELITIAN

Bagian metode penelitian ini membahas tentang jenis penelitian, setting

penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

kredibilitas dan transferabilitas, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik

pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi

(Sugiyono, 2015).

Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang bermaksud

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah serta memanfaatkan berbagai metode alamiah (Tohirin, 2012).

Penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya

dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai

metode etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan

untuk penelitian bidang antroplogi budaya (Hayati, 2015).

Penelitian kualitatif deskriptif ini menggunakan metode studi kasus.

Metode studi kasus memusatkan diri secara intensif pada obyek tertentu yang

di pelajari sebagai kasus. Subjek penelitiannya bisa berupa individu,

kelompok, institusi atau masyarakat. Penelitian studi kasus mempelajari

tentang latar belakang masalah, keadaan dan posisi suatu peristiwa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

23

sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan yang bersifat apa

adanya (given). Penelitian studi kasus merupakan studi mendalam mengenai

unit sosial tertentu dan hasil penelitian tersebut dalam memberikan gambaran

luas, serta mendalam mengenai unit sosial tertentu (Gunawan, 2013).

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di kelas atas salah satu sekolah dasar inklusi

wilayah kabupaten Kulon Progo dengan nama samaran SD “Suka Ilmu”

yang menerapkan aspek-aspek sekolah inklusi paling sedikit. Sekolah

dasar inklusi tersebut dipilih dari 11 sekolah dasar inklusi wilayah

Kabupaten Kulon Progo lalu dilihat dari yang paling sedikit menerapkan

aspek-aspek sekolah inklusi tersebut. Data daftar nama sekolah dasar

inklusi didapatkan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rosita

Cahayani Sabatiana dengan judul penelitian “Survey Penyelenggaraan

Sekolah Dasar Inklusi di Wilayah Kabupaten Kulon Progo” tahun 2017.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April hingga bulan November

2017. Dalam penelitian ini, hal yang dilakukan oleh peneliti yaitu

penentuan judul yang dilakukan pada bulan April 2017. Penyusunan

pedoman wawancara dan observasi dilakukan dari bulan April hingga juni

2017. Pada akhir bulan Juni 2017, peneliti membuat surat pengantar

wawancara dan observasi. Pada awal bulan Juli penelitian dimulai dengan

Observasi dan wawancara aspek pertama PPDB. Di bulan Oktober

wawancara dan observasi dilanjutkan hingga selesai di bulan November

2017.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan

tahap-tahap penelitian kualitatif. Emzir (2012) menjelaskan bahwa tahap-

tahap penelitian kualitatif secara umum yaitu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

24

1. Mengidentifikasi sebuah topik atau fokus: topik atau fokus

ditentukan pada awal studi namun dapat ditulis kembali selama

pengumpulan data.

2. Melakukan tinjauan pustaka: tinjauan pustaka sering berlanjut

sampai data terkumpul dan dilakukan untuk menulis pertanyaan

penelitian.

3. Mendefinisikan peran peneliti: peneliti menetapkan tingkat

keterlibatannya dengan partisipan dan peneliti harus menjadi

bagian dari budaya yang akan diteliti.

4. Mengelola jalan masuk lapangan dan menjaga hubungan baik di

lapangan: tempat penelitian harus konsisten dengan topik

penelitian. Peneliti harus menjaga hubungan baik di lingkungan

tempat penelitian.

5. Memilih partisipan: peneliti memilih partisipan yang dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan.

6. Menulis pertanyaan-pertanyaan bayangan: pertanyaan bayangan

dibuat berdasarkan topik penelitian dan berguna untuk membantu

peneliti fokus pada pengumpulan data.

7. Pengumpulan data: pengumpulan data secara umum mencakup

wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dibandingkan

dengan teknik lain melalui proses triangulasi.

8. Analisis data: data dianalisis dengan membaca kembali data untuk

mendeteksi pola yang muncul.

9. Interpretasi dan disseminasi hasil: peneliti merangkum pola/ hasil

dalam bentuk naratif

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan identifikasi topik atau fokus

penelitian pada awal studi dan tidak ada perubahan selama pengumpulan data.

Selanjutnya tinjauan pustaka juga masih dilakukan hingga data terkumpul.

Tahap selanjutnya yaitu menetapkan peran peneliti dan keterlibatannya.

Tahap keempat, peneliti menjaga hubungan baik dengan lingkungan SD Suka

Ilmu. Tahap kelima, memilih partisipan yang terdiri dari kepala sekolah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

25

panitia PPDB, guru kelas IV, guru kelas V, dan guru kelas VI di SD Suka

Ilmu yang diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

Selanjutnya pertanyaan bayangan yang akan dilakukan selama wawancara

ditulis berdasarkan 8 aspek sekolah inklusi. Setelah itu peneliti melakuakan

pengumpulan data yang mencakup wawancara, observasi dan dokumentasi

yang selanjutnya melalui proses triangulasi. Tahap selanjutnya peneliti

membaca kembali data yang di dapat kemudian hasilnya ditulis dalam bentuk

naratif pada hasil penelitian dan pembahasan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah teknik yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang

relatif lama (Maryadi dkk, 2010). Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2005).

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa

wawancara semi terstruktur/ eksplorasi yang dilakukan pada kepala sekolah

dan guru terkait, observasi, dan dokumentasi. Wawancara semistruktur sudah

termasuk dalam kategori in-depth interview yang pelaksanaanya lebih bebas

bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini

adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang

diajak wawancara diminta pendapatnya. Dalam melakukan wawancara,

peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan

oleh informan (Sugiono, 2010).

Teknik pengumpulan data yang kedua yaitu observasi, Ghony dan

Almanshur (2014) menjelaskan bahwa observasi merupakam sebuah teknik

pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati

hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda,

waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Metode observasi merupakan cara

yang sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian seperti prilaku

dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. Pada penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

26

yang bertugas sebagai observer ialah peneliti sendiri. Observasi yang

dilakukan peneliti berupa pengamatan beberapa dokumen, observasi di ruang

kelas atas yaitu kelas 4, 5, dan 6, dan observasi lingkungan sekolah yang

dilakukan secara bergantian dan jangka waktu yang menyesuaikan hasil data

yang didapatkan.

Sugiyono (2015) mendeskripsikan bahwa dokumentasi merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi bisa berbentuk tulisan,

gambar atau karya-karya monumental dari sesorang. Dokumentasi yang akan

dilakukan oleh peneliti ialah segala bentuk dokumentasi tertulis maupun

dokumen gambar yang dapat digunakan untuk melengkapi data-data yang

diperlukan. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk

mendapat hasil assesmen siswa, perkembangan nilai siswa, RPP dan bahan

ajar, serta kurikulum yang digunakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu peneliti dalam

pengumpulan data, mutu instrumen akan menentukan mutu data yang

dikumpulkan, sehingga tepatlah dikatakan bahwa hubungan instrumen

dengan data adalah sebagai jantungnya penelitian yang saling terkait

(Riduwan, 2013).

Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur dan

pedoman observasi. Pedoman wawancara terdiri dari pertanyaan terbuka yang

memungkinkan timbulnya explorasi jawaban dari narasumber. Wawancara

dan observasi ini digunakan untuk mengetahui permasalahan yang muncul di

sekolah inklusi SD Suka Ilmu. Selain wawancara dan observasi, dibutuhkan

juga dokumentasi tertentu yang berupa daftar dokumen-dokumen yang

diperlukan untuk mengetahui lebih dalam tentang permasalahan yang muncul.

Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah dan guru kelas atas yaitu guru

kelas 4 hingga kelas 6.

Di bawah ini dijabarkan tentang kisi-kisi wawancara untuk kepala

sekolah dan guru kelas, pedoman observasi dan lembar daftar dokumentasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

27

Kisi-kisi wawancara berisi tentang petanyaan pokok yang akan diajukan

kepada narasumber, kemudian akan dijabarkan lebih luas lagi dengan

pertanyaan pendukung.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara

No Aspek Indikator Pertanyaan Pokok

1. Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB)

yang

mengakomodasikan

semua anak

Menerima semua

tipe anak

berkebutuhan

khusus

Tipe anak berkebutuhan

khusus seperti apa saja

yang diterima di SD Suka

Ilmu?

Apakah ada kategori

tertentu dari anak

berkebutuhan khusus

tersebut?

Mengukur sumber

daya pendidikan dan

tenaga kependidikan

yang ada di sekolah

Apakah sekolah miliki

konselor/ psikolog/ GPK

untuk mendampingi

penerimaan peserta didik

baru?

Mempersiapkan

sarana dan prasarana

Apakah sekolah

menyiapkan fasilitas yang

dibutuhkan untuk

menerima peserta didik

baru?

Merencanakan

sumber daya biaya

Bagaimana perencanaan

sumber daya biaya yang

dilakukan sekolah untuk

Penerimaan Peserta Didik

Baru (PPDB)?

2. Identifikasi Mengidentifikasi

tipe anak

berkebutuhan

khusus

Bagaimana cara sekolah

mengidentifikasi anak

berkebutuhan khusus?

3. Adaptasi

Kurikulum

(Kurikulum

fleksibel)

Menyusun

Kurikulum

Bagaimana sekolah

merancang kurikulum yang

dapat memenuhi kebutuhan

siswa?

4. Merancang bahan

ajar dan kegiatan

pembelajaran yang

ramah anak

Menyusun

perencanaan

pembelajaran bagi

siswa

Bagaimana penyusunan

perencanaan pembelajaran

di sekolah yang sesuai

dengan kebutuhan siswa?

Menentukan bahan

ajar yang terdiri dari

Bagaimana penentuan

bahan ajar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

28

pengetahuan,

keterampilan, dan

sikap.

mengaitkan antara

pengetahuan, keterampilan,

dan sikap di sekolah?

5. Penataan kelas

yang ramah anak

Mengelola kelas

untuk

mengoptimalkan

proses belajar

mengajar

Bagaimana cara guru

memanajemen kelas (untuk

mengoptimalkan proses

belajar mengajar)?

Mengarahkan

pengelompokan

siswa untuk

pengajaran di ruang

kelas

Bagaimana cara guru

memposisikan siswa

berkebutuhan khusus dan

tidak berkebutuhan khusus

di kelas?

6. Asessmen

Upaya pengumpulan

informasi untuk

memantau kemajuan

pendidikan

Bagaimana cara guru untuk

memantau kemajuan hasil

belajar siswa?

Melakukan

penyaringan atau

screening

Apakah sekolah,

melakukan penyaringan

atau screening secara

berkala?

Melakukan

diagnosis

menyangkut

kelayakan atas

layanan pendidikan

khusus

Bagaimana cara sekolah

mendiagnosis kelayakan

atas layanan pendidikan

khusus

Melakukan

penempatan

program pada anak

berkebutuhan

khusus

Program apa yang

diberikan sekolah pada

anak berkebutuhan khusus?

Melakukan

penempatan

kurikulum untuk

memulai pengajaran

siswa

Bagaimana guru

menerapkan kurikulum

untuk memulai pengajaran

siswa di kelas?

Melakukan evaluasi

pengajaran untuk

anak berkebutuhan

khusus

Bagaimana bentuk evaluasi

pengajaran untuk anak

berkebutuhan khusus?

Melakukan evaluasi

program pada anak

berkebutuhan khusus

Bagaimana pelaksanaan

evaluasi program pada anak berkebutuhan khusus?

7. Pengadaan dan

pemanfaatan media

Memahami

pentingnya Media Apakah sekolah

menggunakan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

29

pembelajaran

adaptif

Pembelajaran

Adaptif sebagai

sarana dalam

pembelajaran

pembelajaran?

8. Penilaian dan

evaluasi

pembelajaran

Menentukan KKM

Bagaimana sekolah/ guru

menentukan KKM bagi

anak berkebutuhan khusus

dan anak tidak

berkebutuhan khusus?

Menjelaskan

karakteristik evaluasi Bagaimana bentuk evaluasi

yang digunakan?

Menunjukkan

kegunaan kegiatan

evaluasi

Apa tujuan dari

dilakukannya kegiatan

evaluasi bagi siswa?

Di bawah ini dijabarkan tentang pedoman observasi yang dalam

pengamatannya akan dituliskan dalam bentuk catatan anekdot. Observasi

dilakukan berdasarkan fakta yang ada di lapangan untuk semua aspek

dalam bentuk observasi kelas, lingkungan sekolah, dan dokumen-

dokumen.

Tabel 3.2 Pedoman Observasi

No Aspek Catatan Anekdot

1 Penerimaan Peserta Didik Baru

(PPDB) yang

mengakomodasikan semua

anak

2 Identifikasi

3 Adaptasi Kurikulum

(Kurikulum fleksibel)

4 Merancang bahan ajar dan

kegiatan pembelajaran yang

ramah anak

5 Penataan kelas yang ramah

anak

6 Asessmen

7 Pengadaan dan pemanfaatan

media pembelajaran adaptif

8 Penilaian dan evaluasi

pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

30

Daftar dokumen akan digunakan untuk mengetahui dokumen yang

ada di sekolah dari setiap aspek. Daftar dokumen berisi catatat dokumen

yang seharusnya ada di sekolah inklusi menurut 8 aspek sekolah inklusi

kemudian akan di tunjukkan dalan bentuk ceklis.

Tabel 3.3 Daftar Dokumen

No Aspek Daftar Dokumen Ya

()

Tidak

()

Keterangan

1 Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB)

yang

mengakomodasikan

semua anak

2 Identifikasi

3 Adaptasi

Kurikulum

(Kurikulum

fleksibel)

4 Merancang bahan

ajar dan kegiatan

pembelajaran yang

ramah anak

5 Penataan kelas

yang ramah anak

6 Asessmen

7 Pengadaan dan

pemanfaatan media

pembelajaran

adaptif

8 Penilaian dan

evaluasi

pembelajaran

F. Kredibilitas dan Transferabilitas

Sugiyono (2015) mengemukakan bahwa pengujian keabsahan data

dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), uji

transferability (validitas eksternal), uji dependability (reliabilitas), dan uji

confirmability (objektivitas).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

31

1. Pengujian Credibility

Pengujian credibility merupakan uji kepercayaan terhadap data

hasil penelitian. Pengujian credibility dapat dilakukan dengan

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,

triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,

menggunakan bahan referensi, dan member check.

2. Pengujian Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat

diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel diambil.

Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil

penelitian dapat diterapkan atau digunakan pada situasi lain.

3. Pengujian Dependability

Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya

dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk

mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki

lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data,

melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus

dapat ditunjukkan oleh peneliti.

4. Pengujian Konfirmability

Pengujian konfirmability dalam penelitian kualitatif disebut uji

objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian

telah disepakati oleh banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji

konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya

dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability berarti

menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila

hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang

dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

32

konfirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi

hasilnya ada.

Dalam penelitian ini, keabsahan data dalam penelitian diuji

dengan kredibilitas dan tranferabilitas yang dilakukan dengan

pengecekan sumber menggunakan teknik yang berbeda, waktu yang

berbeda dan sumber yang berbeda. Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Waktu

yang berbeda yaitu ketika pengambilan data sesuai dengan jadwal dan

pengambilan data di luar jadwal. Sumber berbeda yang dituju untuk

wawancara pada penelitian ini yaitu kepala sekolah, panitia PPDB, guru

kelas IV, V, dan VI. Sumber observasi yaitu, kegiatan PPDB, kegiatan

pembelajaran di kelas atas, dan dokumen-dokumen seperti kurikulum,

RPP/ RPPTH dan hasil assesmen. Daftar dokumentasi yang dicermati

yaitu susunan panitia PPDB, panduan PPDB, RPP/ RPPTH, kurikulum

dan hasil assesmen. Peneliti memberikan uraian yang rinci, jelas,

sistematis dan dapat dipercaya agar pembaca menjadi jelas atas hasil

penelitian yang dilakukan sehingga dapat memutuskan dapat atau

tidaknya penelitian diaplikasikan di tempat lain.

G. Teknik Analisis Data

Langkah terakhir yang dilakukan peneliti yaitu melakukan analisis

terhadap data yang telah diperoleh untuk mendapatkan hasil penelitian. Miles

dan Huberman (dalam Sugiyono, 2015) menyatakan bahwa aktivitas dalam

pengolahan dan analisis data meliputi data reduction, data display,

conclusion drawing/verification. Langkah-langkah tersebut dilakukan pada

penelitian ini yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Data Reduction

Langkah pertama, peneliti melakukan reduksi data dengan cara

memilih data yang penting dan sesuai dengan fokus penelitian.

Melakukan reduksi data dapat diartikan sebagai upaya merangkum dan

memilih hal-hal pokok serta mefokuskan diri pada data yang relevan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

33

dengan permasalahan yang dikaji. Pada kenyataannya, data temuan di

lapangan bisa sangat beragam dan heterogen, sehingga perlu dilakukan

pemilahan dan penyusunan secara sistematis agar diperoleh data yang

dibutuhkan. Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan pada hasil

observasi dan hasil wawancara. Hasil wawancara dan dokumentasi

direduksi dengan memilih data yang penting dan sesuai dengan fokus

penelitian berdasarkan 8 aspek sekolah inklusi.

2. Data Display

Setelah data di reduksi, tahap berikutnya adalah melakukan

display atau penyajian data sehingga temuan dapat digambarkan secara

utuh, menyeluruh, sehingga bagian-bagian pokoknya terlihat jelas untuk

memudahkan pemaknaan. Sugiyono (2015) menyatakan bahwa penyajian

data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam

penelitian ini display data disajikan dalam bentuk uraian singkat dalam

bentuk tabel yang berisikan hasil dari reduksi observasi dan reduksi

wawancara dalam satu tabel berdasarkan 8 aspek sekolah inklusi yang

digali.

3. Conclusion and Verification

Tahapan berikutnya adalah penarikan kesimpulan (konklusi) dan

verifikasi. Berdasarkan reduksi dan display data temuan penelitian,

peneliti dapat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan dalam

penelitian kualitatif pada dasarnya masih bersifat sementara, karena data

hasil temuan harus diverifikasi dan dicek keabsahannya melalui berbagai

teknik. Verifikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempertajam

pemaknaan temuan, sehingga diperoleh kesimpulan yang benar-benar

menggambarkan realita. Berdasarkan reduksi dan data display yang

diperoleh di kelas atas SD Suka Ilmu yang kemudian disimpulkan dan

dilakukan verifikasi, lalu kesimpulan akhir ditulis berdasarkan 8 aspek

sekolah inklusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti membahas mengenai deskripsi penelitian, hasil

penelitian, pembahasan, dan triangulasi.

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yang berjudul

“Permasalahan Sekolah Inklusi Kelas Atas di SD Suka Ilmu Wilayah

Kabupaten Kulon Progo” yang dilaksanakan pada bulan Juli hingga

Desember 2017. Hal yang pertama dilakukan oleh peneliti yaitu meminta

surat izin penelitian ke sekertariat PGSD Universitas Sanata Dharma. Surat

tersebut merupakan surat izin dari kampus untuk mengadakan penelitian di

SD Kabupaten Kulon Progo. Surat tersebut peneliti bawa kepada Kepala

Sekolah SD Suka Ilmu sebagai syarat penelitian. Setelah peneliti memberikan

surat izin penelitian dan sekolah mengizinkan, maka peneliti memulai

penelitiannya dengan melakukan observasi dan wawancara secara bertahap

dan dimulai dari aspek yang pertama yaitu PPDB. Kemudian dilanjutkan

dengan melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelas atas

yaitu kelas 4, 5, dan 6. Setelah wawancara selesai dilanjutkan dengan

observasi secara bertahap pula untuk setiap aspek, kemudian dilanjutkan

dengan melakukan pendaftaran dokumen yang ada di setiap aspek.

Pengambilan data yang pertama yaitu peneliti melakukan wawancara kepada

panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB) di bulan Juli 2017.

Observasi dan wawancara PPDB dilaksanakan pada tanggal 4 Juli

2017. Observasi dilaksanakan mulai dari awal PPDB dimulai hingga selesai

pada hari tersebut, sedangkan wawancara ditujukan kepada salah satu panitia

PPDB dan dilaksanakan ketika situasi mulai sepi dan PPDB selesai.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan yaitu wawancara kepada kepala

sekolah dan wawancara pada guru kelas 6 pada tanggal 27 Oktober 2017.

Kemudian untuk wawancara guru kelas 4 dan 5 dilanjutkan pada tanggal 7

November 2017. Wawancara yang dilakukan yaitu tentang 8 aspek sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

35

inklusi yang kemudian diharapkan akan menemukan masalah dari

pengambilan data ini. Pengambilan data yang selanjutnya yaitu dokumentasi

yang dilakukan pada tanggal 27 November 2017, kemudian observasi tanggal

28 November 2017 dan 30 November 2017. Jadwal pelaksanaan kegiatan

lebih rinci dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Wawancara

No Hari/ Tanggal Subjek Wawancara

1. Selasa, 4 Juli 2017 Panitia PPDB

2. Jum’at, 27 Oktober 2017

Kepala Sekolah

Guru Kelas VI

3. Selasa, 7 November 2017

Guru Kelas IV

Guru Kelas V

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Observasi

No Hari/ Tanggal Aspek Keterangan

1. Selasa, 14 Juli

2017 PPDB

2.

Senin, 27

November

2017

Identifikasi

3.

Senin, 27

November

2017

Adaptasi Kurikulum

(Kurikulum fleksibel)

4.

Selasa, 28

November

2017

Merancang bahan

ajar dan kegiatan

pembelajaran yang

ramah anak

Kelas IV

Kelas V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

36

Kamis, 30

November

2017

Kelas VI

5.

Selasa, 28

November

2017 Penataan kelas yang

ramah anak

Kelas IV

Kelas V

Kamis, 30

November

2017

Kelas VI

6.

Senin, 27

November

2017

Asessmen

7.

Selasa, 28

November

2017 Pengadaan dan

pemanfaatan media

pembelajaran adaptif

Kelas IV

Kelas V

Kamis, 30

November

2017

Kelas VI

8.

Selasa, 28

November

2017 Penilaian dan

evaluasi

pembelajaran

Kelas IV

Kelas V

Kamis, 30

November

2017

Kelas VI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

37

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh

hasil-hasil penelitian yang menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui permasalahan di sekolah inklusi berdasarkan 8

aspek sekolah inklusi. Hasil penelitian yang di dapat merupakan

permasalahan di dalam setiap aspek yaitu, penerimaan peserta didik baru

(PPDB) yang mengakomodasikan semua anak, identifikasi, adaptasi

kurikulum (kurikulum fleksibel), merancang bahan ajar dan kegiatan

pembelajaran yang ramah anak, penataan kelas yang ramah anak, asessmen,

pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran adaptif, penilaian dan

evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian terhadap permasalahan sekolah dasar inklusi kelas atas di

SD Suka Ilmu adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

a. Narasumber 1 (Kepala Sekolah)

1) Latar belakang narasumber

SD Suka Ilmu memiliki kepala sekolah perempuan, beliau

bernama Tini. Beliau dilahirkan pada tahun 1963 dan saat ini

berusia 54 tahun. Beliau memiliki gelar sarjana pendidikan yang

ia dapatkan dari menempuh pendidikan di jurusan PGSD. Ibu Tini

mulai dinas menjadi guru sejak tahun 1983 dan mulai di SD Suka

Ilmu Sejak 2017. Hal tersebut berarti beliau sudah menjadi guru

selama 34 tahun dan untuk di SD Suka Ilmu baru bekerja selama

2 tahun. Beliau tidak begitu memahami seluk beluk SD Suka Ilmu

karena memang tergolong baru berada di sekolah ini. Beliau juga

tidak mempunyai latar belakang pengetahuan tentangABK

maupun inklusi pada awalnya. Namun, setelah mulai bekerja di

SD Suka Ilmu beliau mendapat pengetahuan tentang Inklusi dan

ABK dari diklat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

38

2) Hasil di lapangan berdasarkan dengan 8 aspek sekolah

inklusi

SD Suka Ilmu mengidentifikasi tipe anak berkebutuhan

khusus dipertimbangkan pada saat PPDB, apakah mencantumkan

surat khusus yang menjelaskan bahwa siswa tersebut anak

berkebutuhan khusus (ABK) atau tidak. Jika ada surat tersebut

maka sekolah akan beracuan pada surat itu, namun jika tidak ada

sekolah akan mengidentifikasi siswa saat pembelajaran sudah

berlangsung dan dilihat pada minggu-minggu awal. Sekolah

hanya beracuan pada keterangan guru kelas 1 yang berada

dilapangan dan menghadapi secara langsung siswa baru. Sehingga

pada tahap awal identifikasi, kemampuan guru kelas 1 dalam

mengidentifikasi siswa ABK lah yang diandalkan. Guru kelas

akan mengamati setiap siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Kemudian apabila ada siswa yang dirasa berbeda

dengan siswa lain pada umumnya maka sekolah akan

mengundang psikolog untuk memastikan apakah siswa tersebut

termasuk ABK atau tidak. “Sudah ketoro mbak. Guru kelas satu.

Begitu mengajar anak-anak yang diajarnya kan, oh ini kok sulit

sekali menerima pelajaran. Terus nanti diassesmenkan anak-anak

yang lambat belajar tadi diassesmen” (WI.KS.27102017.1).

SD Suka Ilmu menggunakan 2 kurikulum, yaitu

Kurikulum 13 untuk kelas 1 dan 4, lalu KTSP untuk kelas 2, 3, 5,

dan 6. Sekolah tidak melakukan perencanaan khusus terkait

kurikulum atau tidak melakukan modifikasi kurikulum, namun

sekolah juga menyadari bahwa modifikasi kurikulum itu sangat

dibutuhkan di sekolah inklusi. Sekolah tidak melakukan

modifikasi kurikulum karena keterbatasan waktu dan banyak hal

lain seperti administrasi sekolah yang harus dikerjakan. Hanya

saja untuk siswa yang berstatus siswa ABK akan diberikan materi

yang tingkatannya lebih rendah dari siswa lainnya, sehingga tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

39

akan membebani siswa dan tetap memenuhi kebutuhan siswa.

“Sekarang ini dua macem mbak, karena kelas satu dan empat

mulai tahun ini K13 tapi untuk yang kelas 2, 3, 5, 6 itu pakek

KTSP 2006. Memang harus dimodifikasi dalam arti materinya

mbak. Materinya itu di apa.. diturunkan materinya seandaninya

untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus itu seandainya kalau

anak yang normal harus sudah bisa menghitung sampai lima

puluh seumpamanya, untuk anak yang berkebutuhan khusus nanti

tersendiri hanya bisa menghitung sampai sepuluh katakanlah.

Maka materi diturunkan. Tetapi untuk KKM nya tetap.

Seharusnya memang di rancang mbak. Tetapi memang

keterbatasan kami. Seharusnya memang seperti itu, sudah ada

contohnya. Memang membutuhkan waktu yang cukup banyak,

tenaga yang cukup banyak, pemikiran yang cukup kompeks.

Sementara kami kan pekerjaannya sudah full seperti itu ya nanti

disesuaiakan. Tapi sebenarnya harus mbak. Tapi memang

keterbatasan kami. Namanya kurikulum modifikasi, betul. Betul

harus kurikulum modifikasi” (WI.KS.27102017.1-4).

Penyusunan perencanaan pembelajaran di sekolah

dilakukan seperti sekolah reguler pada umumnya. Hanya saja

karena ada penurunan materi untuk siswa ABK maka diperlukan

lebih dari satu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)/

RPPTH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian)

untuk setiap pembelajaran. Namun karena keterbatasan waktu

maka RPP/RPPTH hanya ada satu di setiap kegiatan

pembelajaran dengan penurunan materi diluar dari RPP/ RPPTH.

“Iya (harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang ABK dan

juga siswa yang lain)” (WI.KS.27102017.1-2).

Penataan ruangan kelas di SD Suka Ilmu ini tidak berbeda

dengan sekolah regular pada umumnya. Tidak ada perlakuan yang

istimewa dalam hal fasilitas di kelas untuk siswa ABK. Di kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

40

juga tidak ada pengelompokan siswa saat pembelajaran

berlangsung. Sekolah sengaja membiarkan siswa ABK dan siswa

lain pada umumnya lainnya untuk berbaur di kelas. Hal tersebut

bertujuan agar siswa lain pada umumnya bisa membantu siswa

ABK dalam pembelajaran. “Dijadikan satu. Nanti kalo anak

malah disendirikan nanti anak malah, kan nggak anu tho mbak

malah dhewekke itu istilahnya njuk malah anak semakin down.

Justru disamakan dengan teman yang lain itu karena termotivasi

woh aku padha yang lain” (WI.KS.27102017.1 & 7). Sekolah

juga menanamkan rasa solidaritas yang tinggi kepada siswa agar

tujuan pembelajaran di kelas dapat tercapai dengan saling

membantu dalam pemahaman materi pelajaran. Guru juga akan

mendapatkan bantuan dari GPK (Guru Pendamping Khusus) saat

jadwalnya GPK ada di sekolah. Namun terkecuali di kelas 3

memang guru kelas mendapatkan bantuan GPK yang disiapkan

oleh orang tua siswa sendri untuk mendampingi anaknya setiap

hari. Dari bantuan GPK tersebut otomatis guru kelas akan lebih

mudah dalam memanajemen kelasnya dan menjadi lebih optimal

lagi dalam mengajar. Setiap hari setelah selesai jam pelajaran,

sekolah juga mengadakan jam tambahan khusus untuk siswa

ABK. Jam tambahan tersebut digunakan untuk lebih mendalami

siswa dan untuk memberikan bimbingan lebih dalam pelajaran di

sekolah agar nilai yang di dapatkan memuaskan.

SD Suka Ilmu melakukkan assesmen setiap tahun ajaran

baru. Namun, untuk tahun ini kelas 1 dan 2 belum dilakukan

assesmen. Dan berencana akan melakukan assesmen di lembaga

pendidikan dan layanan khusus di daerah. Guru memantau hasil

belajar siswa dengan cara memberikan PR (pekerjaan rumah),

melakukan tes atau ujian secara berkala seperti ulangan harian,

UTS, dan ujian akhir semester. “Ya sementara baru ulangan

harian dan..cuma pengamatan dulu” (WI.GK4.7112017.1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

41

Sekolah mendiagnosis kelayakan atas layanan pendidikan

khusus dengan cara melakukan sharing antara guru kelas bersama

kepala sekolah tentang hambatan dan perkembangan

pembelajaran di kelas. Kepala sekolah juga sering mendatangi

tambahan jam khusus untuk siswa ABK setelah jam sekolah

selesai di kelas masing-masing. Sehingga dari sharing dan

pengamatan lansung dari kepala sekolah. “Ya kami wawancara

dengan guru kelasnya, bagaimana anak ini dapat mengikuti

pelajaran yang disampaikan. Nanti sekiranya anak-anak tidak

mampu ya saya menganjurkan untuk diberi pelajaran yang lebih

mudah sesuai dengan kemampuan siswa. Dan itu sudah

dilakukan oleh guru kemudian dengan privat itu tadi supaya bisa.

Permasalahan yang sering kami alami. Terutama pas privat itu

saya berkunjung ke gurunya” (WI.KS.27102017.1).

Sekolah menentukan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM)

dengan cara melihat hasil belajar siswa tahun sebelumnya. KKM

yang digunakan antara siswa lain pada umumnya dan siswa ABK

sama, sehingga apabila KKM untuk siswa lain pada umumnya 70

maka KKM untuk siswa ABK juga 70. Namun perbedaannya

terletak pada materi yang di sampaikan, materi yang diberikan

untuk siswa ABK satu tingkat lebih mudah dari siswa lain pada

umumnya. Kemudian saat evaluasi, ulangan harian atau tes yang

lain soal yang digunakan juga akan berbeda. Penentuan KKM

yang digunakan juga telah melibatkan dan memperhitungkan

kemampuan dari siswa ABK, sehingga KKM yang digunakan

sudah merupakan hasil terbaik untuk siswa inklusi. Evaluasi yang

digunakan juga menggunakan tes dengan soal seperti sekolah

pada umumnya. Hanya saja sekolah menggunakan soal yang

berbeda untuk siswa lain pada umumnya dan siswa ABK.

Evaluasi ini digunakan bertujuan untuk melihat hasil

perkembangan siswa dan kemampuan siswa di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

42

b. Narasumber 2 (Panitia PPDB)

1) Latar belakang narasumber

Narasumber yang berikutnya yaitu adalah panitia PPDB.

Narasumber bernama ibu Siti yang juga merupakan guru di kelas

1. Ibu Siti dilahirkan pada tahun 1959 yang berarti saat ini beliau

berusia 58 tahun. Beliau memiliki latar belakang dari jurusan

Bahasa Indonesia dengan tingkatan pendidikan D3. Beliau mulai

dinas menjadi guru sejak tahun 1978 dan mengajar di SD Suka

Ilmu sejak tahun 1978 juga, hal tersebut berarti bahwa dari awal

beliau dinas menjadi guru hingga sekarang berada di SD Suka

Ilmu dan sudah mengajar selama 39 tahun. Untuk itu beliau

mengetahui lebih banyak tentang SD Suka Ilmu dari belum

berstatus menjadi sekolah inklusi hingga mendapatkan status

sekolah inklusi. Beliau juga memiliki pengetahun tentang ABK

dan inklusi dari beberapa diklat yang pernah beliau ikuti selama

menjadi guru.

2) Hasil di lapangan berdasarkan dengan 8 aspek sekolah

inklusi

Dari wawancara yang peneliti lakukan di SD Suka Ilmu

dapat diketahui bahwa. Sekolah menerima semua tipe anak

berkebutuhan khusus karena hal tersebut merupakan ketentuan

dari dinas bahwa sekolah inklusi tidak boleh menolak siswa

inklusi dengan tipe tertentu. “Disini semua diterima mbak,

karena sudah aturan dari dinas, sekolah inklusi itu semua harus

di terima, kelainan apa saja harus diterima”

(WI.PPPDB.14072017.1). Tidak semua anak akan terlihat secara

kasat mata secara fisik bahwa anak tersebut berkebutuhan khusus.

Siswa yang berkebutuhan khusus akan terlihat saat proses

pembelajaran berlangsung di sekolah.

SD Suka Ilmu memiliki 2 GPK (Guru Pendamping

Khusus) yang mendampingi siswa 2 hari dalam seminggu. Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

43

satu GPK berasal dari SLB (Sekolah Luar Biasa) Kasih Ibu yang

terdekat dari SD Suka Ilmu dan yang kedua yaitu GTT (Guru

Tidak Tetap) yang berlatar belakang PGSLB (Pendidikan Guru

Sekolah Luar Biasa), namun GPK yang berasal berlatar belakang

PGSLB lebih sibuk dengan pekerjaannya yang lain sebagai dukuh

di desanya sehingga jarang datang ke SD. “Sini ada pendamping 2

yang satu itu dari SLB kasih ibu yang satu itu GTT”

(WI.PPPDB.14072017.2-3 ). Saat jadwal GPK mendampingi siswa

di SD Suka Ilmu, GPK akan fokus terhadap siswa yang benar-

benar membutuhkan bimbingan lebih seperti tahun ajaran

2017/2018 ini siswa berada di kelas 3. Kemudian apabila GPK

yang kedua masuk maka akan mendampingi siswa berkebutuhan

khusus lainnya yang kebanyakan adalah lambat belajar. “GPKnya

satu minggu 2 kali. Kalo yang GTT itu kan kebetulan ada pilihan

kepala dusun. Itu terpilih. Akhirnya kesini yaa. Hanya sebisanya

saja. Kalau yang GTT itu datang ke sekolah, yang satunya bisa

masuk ke kelas yang lain yang lambat belajar, sini banyak yang

lambat belajar mbak” (WI.PPPDB.14072017.1)

SD Suka Ilmu menyediakan ruangan untuk PPDB yaitu

ruangan guru untuk kegiatan tersebut. Pendaftaran dilakukan

secara manual dan tidak wajib secara online, sehingga sekolah

tidak menfasilitiasi komputer atau sejenisnya namun hanya

lembar formulir. “Yang dipersiapkan......formulir. Formulir

pendaftaran” (WI.PPPDB.14072017.1). Sekolah tidak memiliki

anggaran khusus untuk pelaksanaan PPDB, sehingga dana

diperoleh dari pengalihan dana untuk ATK sekolah. Sekolah juga

memberikan beberapa seragam gratis untuk siswa baru yang di

terima. Pendanaan seragam gratis itu diambil dari BOS (Bantuan

Operasional Sekolah) yang merupakan dana untuk bantuan

seragam siswa miskin. “Untuk formulir tidak ada biaya,

kemudian seragam itu harusnya tidak, tapi kan kebanyakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

44

sekolah berdekatan sini caranya gitu to mbak. Tidak ada,

seragam itu nanti dianggarkan dari BOS, itu bantuan....bantuan

seragam siswa miskin” (WI.PPPDB.14072017.1 & 3).

SD Suka Ilmu menargetkan mendapatkan 28 siswa dan

pada hari kedua penerimaan peserta didik baru sudah ada 15

siswa yang mendaftar. Saat pendaftaran, calon siswa

mendapatkan formulir pendaftaran yang harus diisi yang

kemudian dikumpulkan untuk didata dengan melampirkan foto

copy ijazah TK (jika ada), foto copy akta kelahiran, foto copy

kartu keluarga, foto copy KTP orang tua, dan foto copy KIA atau

sejenisnya. Susunan kepanitiaan PPDB (Peneriman Peserta Didik

Baru) terdiri dari seluruh guru yang pembentukkannya disepakati

lewat rapat dan dipilih oleh kepala sekolah. Sekolah juga

menerima siswa inklusi pindahan dari sekolah lain, namun

apabila siswa inklusi tidak bisa mengikuti pembelajaran akan di

rujuk ke SLB dengan pertimbangan GPK.

c. Narasumber 3 (Guru Kelas IV)

1) Latar belakang narasumber

Narasumber berikutnya yaitu Ibu Susi yang merupaka

guru kelas IV. Beliau lahir pada tahun 1972 dan saat ini berusia

45 tahun. Beliau memiliki ijazah terakhir dari jurusan PGSD

dengan tingkatan S1. Beliau mulai dinas menjadi guru pada tahun

2006 dan pada tahun itu juga ia mulai bekerja di SD Suka Ilmu.

Ibu Susi sudah mengajar selama 11 tahun di SD tersebut. Beliau

pernah mengajar di kelas 4, 5, 6 dan sudah mengajar selama 4

tahun di kelas 4. Beliau memiliki latar belakang pengetahuan

tentang ABK dan Inklusi dari beberapa diklat yang pernah beliau

ikuti.

2) Hasil di lapangan berdasarkan dengan 8 aspek sekolah

inklusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

45

Saat Ibu Susi mulai mengajar di SD Suka Ilmu ini sekolah

belum resmi menjadi sekolah dengan status SD inklusi namun,

sudah ada beberapa anak yang berkebutuhan khusus. Beliau juga

menuturkan bahwa cerita dari dulu bahwa SD Suka Ilmu ini

sudah menerima siswa berkebutuhan khusus. Ibu Mawar dari

awal belum memiliki pengetahuan tentang inklusi maupun

tentang siswa ABK, beliau hanya mendapatkan pengetahuan

tentang inklusi dan tentang siswa ABK dari pelatihan yang pernah

diikutinya. Beliau pernah mengikuti 2 kali pelatihan yang sudah

terlaksana saat awal-awal SD Suka Ilmu ini sah menjadi sekolah

dasar inklusi.

Di kelas 4 ada 3 siswa yang berkebutuhan khusus dan

didiagnosis sebagai siswa yang slow learner berdasarkan

assesmen sebelumnya. Beliau menuturkan bahwa 2 siswa

memang cenderung lambat dalam memahami materi namun, ada

satu siswa yang memang belum bisa membaca. 3 siswa tersebut

terdiri dari 2 siswa laki-laki (Dodi, Nono) dan 1 siswa perempuan

(Cici). Siswa yang belum bisa membaca tersebut merupakan

siswa laki-laki yang bernama Dodi. Di kelas siswa tersebut bisa

mengikuti pelajaran, hanya saja saat ada hal yang harus dibaca

siswa tersebut tidak bisa dan harus di bacakan, hal ini yang

membuat pembelajaran sedikit terhambat karena tidak ada GPK

yang masuk di kelas 4. Dodi hafal dengan abjad namun tidak bisa

merangkainya menjadi kata-kata apalagi kalimat. Dodi hanya bisa

menulis apabila ada contoh tulisan yang tersedia. Ia juga lebih

bisa dalam pelajaran matematika, namun untuk soal yang

memerlukan penjelasan dengan bacaan Dodi harus didampingi

agar paham tentang bacaan tersebut. Guru kelas tidak

mengelompokkan 3 siswa tersebut di dalam kelas namun, beliau

mengatur tempat duduk menjadi berkelompok. Tempat duduk

yang berkelompok itu di campur antara siswa yang pintar atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

46

normal dengan siswa yang berstatus ABK agar teman yang lain

bisa membantu. Tempat duduk tersebut diacak kembali setiap

seminggu sekali termasuk diacak lagi anggota kelompoknya.

Siswa kelas 4 terdiri dari 26 anak dan dibagi menjadi 5 kelompok

dengan posisi pengelompokan di tempat duduk mengelilingi

meja.

Kurikulum yang digunakan di kelas 4 yaitu Kurikulum 13

dan tanpa dilakukan modifikasi kurikulum. “Sudah kurtilas

sekarang. Sementara belum sampe ada yang inklusinya seperti

apa belum bisa, masih menyesuaikan dengan yang normal,

mungkin gurunya belum...hahaha belum bisa untuk memadukan

itu.Tapi kan seharusnya tidak sama to tapi hihihi...tapi...tapi ini

sementara haha atau mungkin besok kalau hihi...sudah bisa buat

beda karena aaaa....sulit. terlalu sulit untuk yang ngikuti itu tadi”

(WI.GK4.7112017. 1-4). Untuk itu, bahan ajar yang digunakan

sama dan tidak ada penurunan materi untuk siswa yang

berkebutuhan khusus. Soal latihan atau soal evaluasi yang

digunakan untuk siswa ABK dan siswa lain pada umumnya sama.

Hal tersebut juga berlaku pada KKM yang ditentukan juga

sama, jadi KKM siswa ABK juga mengikuti KKM untuk siswa

normal lainnya. “Untuk sementara ini masih sama dengan yang

normal semu” (WI.GK4.7112017.1). KKM kelas ditentukan saat

awal melalui rapat kemudian disepakati bahwa KKM yang

digunakan sama untuk semua kelas. “KKM sendiri KKM

sementara ini sama, dari kelas 1 sampai kelas 6 sama. Yo rapat

dulu, paling tidak ditentukan dulu” (WI.GK4.7112017.1). Ketika

pembelajaran berlangsung Ibu Mawar menggunakan reward

untuk membuat seluruh siswa terlibat dan lebih semangat lagi

dalam pelajaran.

Untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran Ibu

Mawar juga menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

47

dengan materi dan ketersediaan media yang ada, seperti

menggunakan gambar yang ditayangkan melalui proyektor.

Namun, apabila tidak begitu perlu menggunakan media

pembelajaran beliau juga tidak menggunakannya. Beberapa media

yang digunakan Ibu Mawar sudah tersedia di sekolah, apabila

memerlukan media berupa gambar atau lagu akan diusahakan

secara pribadi dengan mencarinya di internet. “Pembelajarannya

paling tidak dengan gambar. Ya tidak mesti, kadang tergantung

lihat buku siwanya, perlu atau tidak, kalau tidak ya, nanti

mungkin gambar hewan atau apa itu yang pake bisa di OHP pake

proyektor. Sementara ini kalau medianya sekolah ada, sebagian

ada, kalau cuma gambar-gambar kan canti bisa download

misalnya lagu juga ada carikan sendiri” (WI.GK4.7112017.1 &

4-5).

Beliau memantau kemajuan belajar siswa dengan ulangan

harian dan melalui pengamatan yang didasarkan oleh indikator-

indikator tertentu dalam penilaiannya. Bentuk evaluasi yang

diberikan yaitu secara lisan dan tulis, untuk evaluasi lisan beliau

menyampaikan bahwa evaluasi tersebut dilakukan dalam bentuk

tanya jawab setelah pembelajaran selesai, lalu untuk evaluasi tulis

dalam bentuk soal pada umumnya. Ibu Mawar membuat sendiri

soal evaluasi dan soal ulangan harian yang digunakan dengan

acuan yang digunakan yaitu indikator. Hal tersebut beliau lakukan

karena soal memang belum tersedia dan karena kelas 4

menggunakan Kurikulum 13 tahun ini adalah tahun pertama. Soal

yang dibuat tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih

dahulu dan langsung diujikan kepada siswa. Di SD Suka Ilmu

tidak ada program khusus yang di berikan untuk siswa ABK,

beliau juga tidak memberikan program dari inisiatif pribadi,

misalnya jam tambahan setelah pelajaran. “Sementara masih sama

hahaha..sementara ini masih sama, mungkin besok..besok akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

48

aaa....berusaha untuk memberikan pelayanan khusus untuk itu”

(WI.GK4.7112017.1,4,8 ).

Ibu Mawar berpendapat bahwa SD Suka Ilmu memang

harus siap menerima siswa ABK dalam bentuk apapun. Namun

menurut beliau kesiapan SD Suka Ilmu dari segi fasilitas dan

sumber daya pengajar dalam bentuk presentase yaitu 50% .

d. Narasumber 4 (Guru Kelas V)

1) Latar belakang narasumber

Narasumber yang selanjutnya yaitu Ibu Yati yang

merupakan guru kelas V. Beliau lahir pada tahun 1972 dan saat

ini berusia 45 tahun. Beliau mempunyai ijazah terakhir S1 dari

jurusan PGSD dengan gelar S. Pd. SD. Beliau mulai mengajar

pada tahun 2003 dengan status guru tidak tetap (GTT) lalu mulai

dinas pada tahun 2007 dan mengajar di SD Suka Ilmu pada Tahun

2014. Hal tersebut berarti bahwa beliau dinas menjadi guru

selama 10 tahun dan baru mengajar di SD Suka Ilmu selama 3

tahun. Ibu Yati dari masa dinas hingga sekarang mengajar di kelas

5. beliau kurang mengetahui bagaimana SD Suka Ilmu menjadi

sekolah inklusi karena saat proses menjadi sekolah inklusi beliau

sedang ditugaskan di tempat lain saat CPNS. Saat masuk tahun

2003 beliau menjadi GTT sekolah belum sah menjadi sekolah

inklusi, dan saat beliau kembali mengajar di SD Suka Ilmu

sekolah sudah menjadi sekolah inklusi.

2) Hasil di lapangan berdasarkan dengan 8 aspek sekolah

inklusi

Selama Ibu Yati mengajar di kelas 5 SD Suka Ilmu hanya

pernah menangani siswa ABK dengan tipe slow learner saja.

Kelas 5 SD Suka Ilmu berjumlahkan 29 anak dan saat ini ada 3

siswa yang termasuk siswa ABK dengan tipe slow learner. Ketiga

anak tersebut terdiri dari 2 siswa laki-laki dan satu siswa

perempuan. Assesmen ketiga anak tersebut dilakukan ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

49

masih duduk di kelas 3 dan tidak dilakukan lagi screening ulang

untuk tahun berikutnya. Selama beliau menjadi guru di SD Suka

Ilmu dengan status GTT maupun PNS baru sekali beliau

mengalami adanya assesmen di sekolah ini. Sebelum assesmen

dilakukan terlebih dahulu guru kelas mengidentifikasi siswa yang

dirasa berkebutuhan khusus, namun ketika saat assesmen

berlangsung seluruh siswa yang belum pernah di tes akan

mengikutinya, hal tersebutu berdasarkan assesmen tahun terakhir

dilaksanakan.

Tahun ini kelas V mengunakan Kurikulum tahun 2006

(KTSP) dan kemungkinan tahun depan akan menggunakan

Kurikulum 13 (K 13). “Kurikulum...2006, kita belum 13 mbak,

baru...InsyaAllah tahun depan. Kita samakan”

(WI.GK5.7112017.2). Kurikulum yang dipakai juga tidak

dilakukan modifikasi atau semacamnya, jadi kurikulum yang

digunakan sama seperti sekolah reguler pada umumnya. Secara

klasikal ketiga siswa tersebut bisa mengikuti namun lambat dari

pada teman-temannya yang lain sehingga memerlukan waktu

yang lama untuk ketiga siswa itu memahaminya. Ketiga anak

tersebut saat di kelas juga berbaur dengan teman-teman yang lain

seperti biasa, apabila saat pelajaran berlangsung dan guru kelas

menanyakan tentang kepahaman tentang penjelasan juga diam

saja karena memang belum begitu jelas. Ibu Yati tidak memiliki

latar belakang pendidikan maupun pengetahuan tentang inklusi

dan ABK karena beliau belum belum berkesempatan mengikuti

diklat tentang inklusi dan ABK atau semacamnya. Pembelajaran

di kelas 5 berjalan klasikal biasa seperti tidak ada siswa yang

ABK dengan tipe slow learner di kelas, beliau memperlakukan

pengajaran yang sama dengan siswa lainnya. Namun, saat

penjelasan secara klasikal sudah selesai dan siswa lain

mengerjakan soal maka saat itu guru mendekati satu persatu siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

50

slow learner untuk menjelaskannya lebih dalam lagi tentang

materi saat itu. “Ya klasikal biasa, cuman nanti pas menjelaskan

kan bareng-bareng to di kelas, kalau pas saat mengerjakan yang

lain berjalan sendiri, yang itu satu persatu kan duduknya tidak

jejerkan, duduknya ada yang disini disana, nanti pendekatannya

satu persatu” (WI.GK5.7112017.4-6).

Guru kelas 5 juga memberikan program khusus untuk

ketiga siswa tersebut yaitu les tambahan setelah jam sekolah

berakhir. “Kalau sudah pulang ada tambahan di les sendiri”

(WI.GK5.7112017.4-6). Les tambahan tersebut tidak bisa

dilakukan setiap hari dan hanya bisa dilaksanakan seminggu 2

kali karena setelah jam sekolah berakhir juga ada kegiatan

ektrakurikuler. Jika les dilaksanakan setelah ekstrakurikuler siswa

pulang terlalu sore karena kegiatan ekstra juga selesai pada jam 3

siang. Durasi pemberian les tambahan oleh beliau yaitu sekitar 30

menit karena beliau berpikir jika lebih dari itu siswa akan pulang

terlalu sore dan akan lelah. Berbeda dengan sebelum sekolah

belum mengikuti program full day school , les tambahan bisa

berdurasi sekitar 1 jam.

Untuk materi pembelajaran di kelas beliau memberikan

materi yang sama untuk satu kelas, namun saat les tambahan

beliau memberikan materi yang lebih mudah apabila materi yang

wajar untuk siswa lain pada umumnya lain sulit

memahami.“Materinya...kalau kita klasikal memberikannya...kita

sama ngasihnya. Baru nanti kalau les sendiri nanti materinya

saya turunkan” (WI.GK5.7112017.1-3). Ibu Yati menggunakan

media pembelajaran namun tergantung dengan materinya, apabila

susah untuk dibayangkan beliau menjelaskannya dengan media.

Media pembelajaran yang digunakan yaitu yang melibatkan siswa

agar berkesan dan mudah ingat. Beliau juga memanfaatkan media

yang sudah ada di sekolah untuk menjelaskan siswa. “Ya saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

51

tinggal lihat materinya mbak. Ya kalau misalkan anak itu untuk

kita abstrakan mereka kira-kira tidak bisa ya kita buat alat

peraga untuk mengkonkritkan, misalkan seperti tadi untuk

mencari ruas layang-layang, “coba kalian bayangkan”, “bu njuk

le mbayangke piye?”. Untuk peraga IPA itu banyak sekali. Kalau

saya...aaaa...ya kita butuh...aaa cahaya, itu ada di sekolah ya kita

pakai di sekolah kalau tidak ya kita siapkan sendiri, kalau di

sekolah kan adanya cermin datar, ember, air, ya itu ya kita pakai,

nah kalau senter kan tidak ada, untuk cahaya yang merambat

lurus, kan kita bisa pakai matahari, bisa memakai senter, nah itu

biasanya anak tak suruh bawa” (WI.GK5.7112017.2-3 & 5)

Untuk hasil belajar ketiga anak tersebut selalu di posisi

bawah namun juga belum tentu terbawah, bisa saja teman lain

yang bukan termasuk siswa slow learner bisa memiliki nilai lebih

rendah dari mereka. Soal yang diberikan kepada siswa ABK saat

ujian juga sama dengan siswa lain pada umumnya dan ternyata

siswa ABK dengan tipe slow learner bisa mengikutinya. Penataan

tempat duduk di kelas 5 ini tidak ada yang berbeda dan tidak

dikelompok-kelompokkan. Guru menerapkan kerja kelompok

untuk siswa, kelompok terdiri dari siswa dengan nilai baik,

sedang, dan kurang. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk

meratakan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran karena

siswa yang paham dengan materi pelajaran akan membantu siswa

satu kelompoknya yang belum paham untuk memahami materi.

“Dengan kerja kelompok, dengan pinter, tengah, bawah. Nanti

kan yang pandai bantu yang lemah. saya buat seperti itu, jadi

kalau sudah....karena dengan harapan kan mereka yang mampu

membantu yang tidak mampu” (WI.GK5.7112017.4-6).

Untuk memantau perkembangan belajar siswa Ibu Yati

mengadakan latihan-latihan soal dan hasil nya itu untuk

mengamati setiap perkembangan nilai siswa. Di kelas 5 ulangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

52

diadakan setiap selesai satu pokok bahasan. “Kalau ulangan

harian setiap... selesai satu.....apa namanya....pokok bahasan,

misalnya kita mengajarkan pecahan, selesai mengajarkan

pecahan” (WI.GK5.7112017.1&9). Penentuan waktu ulangan

dilihat dari hasil latihan soal siswa, apabila guru merasa siswa

sudah paham dari latihan soal maka untuk selanjutnya diadakan

ulangan. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap siswa ABK,

Ibu Yati melakukan refleksi diri atas kwalitas pengajarannya di

kelas. Beliau juga sering sharing dengan guru kelas lain terutama

kelas atas tentang cara mengajar, materi dll.

Menurut beliau kesiapan sekolah untuk menerima siswa

ABK dalam bentuk persen yaitu 50% karena sekolah hanya siap

guru pendamping khusus saja dan belum dalam perangangkat

pembelajaran dll. Guru pendamping khusus juga hanya datang

seminggu sekali, sehingga guru kelas harus selalu siap untuk

mendampingi siswa. Guru pendamping khusus jarang masuk ke

kelas 5 dan biasanya hanya fokus di kelas 3 dan kelas bawah

lainnya. Sekolah juga mempunyai guru pendamping khusus yang

disiapkan oleh orang tua sendiri namun hanya ada di kelas 3.

Sekolah juga tidak mempunyai program khusus untuk siswa

ABK, namun menurut beliau program tersebut perlu diadakan,

misalnya seperti les tambahan. Sekolah secara rutin juga

melakukan rapat, namun bukan membahas tentang siswa ABK.

KKM yang digunakan di SD Suka Ilmu juga sama antara siswa

ABK dengan siswa yang normal. KKM ditentukan melalui rapat

dengan pertimbangan 3 hal yaitu, kompleksitas, intake

(kemampuan siswa sebelumnya), dan sumber daya pendukung.

“Ituuu...aaaa kalau penentuan KKM itu berdasarkan

kompleksitas terussss...intake samaa...sumber daya

pendukungnya, ada 3 faktor yang mempengaruhi”

(WI.GK5.7112017.1-4). Selain bahan ajar dan KKM yang sama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

53

siswa ABK dan siswa lain pada umumnya juga mendapatkan soal

yang sama juga saat UTS maupun UAS. “Sama, ternyata juga

bisa kok mbak” (WI.GK5.7112017.1&9).

e. Narasumber 5 (Guru Kelas VI)

1) Latar belakang narasumber

Narasumber yang ke 5 merupakan guru kelas VI yang

bernama Ibu Wati. Beliau lahir pada tahun 1982 dan saat ini

berusia 35 tahun. Pendidikan terakhir beliau yaitu D2 PGSD. Ibu

Wati mulai dinas menjadi guru sejak tahun 2008 dan mulai

mengajar di SD Suka Ilmu pada tahun 2013, hal tersebut berarti

beliau menjadi guru selama 9 tahun hingga sekarang dan sudah 4

tahun mengajar di SD Suka Ilmu. Beliau juga telah memiliki

pengetahuan tentang ABK dan Inklusi dari diklat.

2) Hasil di lapangan berdasarkan dengan 8 aspek sekolah

inklusi

Di SD Suka Ilmu semua tipe anak berkebutuhan khusus di

terima, namun sebagian besar siswa ABK tersebut memiliki tipe

slow learner. “Semua diterima. Ya karena sudah inklusi semua

harus di terima mbak. Disini itu banyak yang slow learner

tipenya” (WI.GK6.27102017.2). Ada 2 GPK di SD Suka Ilmu

yang salah satunya ditunjuk oleh dinas dan yang kedua adalah

GTT, lalu ada tambahan GPK pribadi di kelas 3. 2 GPK yang

disiapkan sekolah hadir dua minggu sekali atau bahkan hanya

sekali seminggu. “GPK disini ada 2, yang satu dari dinas mbak,

yang satu GTT tapi sekarang jarang masuk. Nah itu juga hanya

sekitar seminggu sekali duakali datang. Tapi ada GPK yang

disiapkan oleh orang tua secara pribadi itu kelas 3”

(WI.GK6.27102017.1 & 3-4). Di kelas 6 SD Suka Ilmu terdapat 1

siswa yang termasuk siswa ABK. Siswa tersebut tergolong siswa

ABK setelah melewati tes saat ia duduk di bangku kelas 3 SD.

Sebelum di assesmen, siswa diidenifikasi dahulu oleh guru kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

54

1. “Kalau SD sini kayaknya itu yang tahu guru kelas 1 mbak. Ya

berarti itu guru kelas 1 yang melakukan. Lalu nanti di tes kan

gitu, ada tesnya. Iya assesmen itu namanya”

(WI.GK6.27102017.2). Siswa ABK di kelas 6 tersebut bernama

Tio, ia tergolong siswa yang memang butuh perhatian lebih di

kelas karena menurut guru kelasnya Ibu Titi ia harus diajari

dengan pelan-pelan atau lebih lama dibanding siswa yang bukan

ABK lainnya. Hasil belajar Tio tergolong di kelompok bawah,

namun ada juga siswa lain yang bukan ABK tetapi nilainya di

bawah Tio.

Pengaturan tempat duduk di kelas 6 di lakukan dengan

cara siswa laki-laki berdampingan dengan siswa perempuan untuk

mengurangi agar tidak saling ngobrol antara siswa laki-laki

maupun sesama siswa perempuan. Siswa yang berstatus ABK

diatur agar duduk di bangku paling depan supaya jika guru

menjelaskan ulang lagi mudah aksesnya. “Di kelas saya itu

tempat duduk nya diatur. Siswa laki-laki tak jejerke siswa

perempuan ben ra ngobrol wae mbak. Lalu yang ABK itu paling

depan biar mudah kalau tak datangi” (WI.GK6.27102017.1-2).

Fasilitas kelas yang digunakan menurut Ibu Titi juga tidak ada

yang istimewa, karena siswa ABK di kelasnya tidak begitu

membutuhkannya. Beliau tidak selalu menggunakan media

pembelajaran, media hanya digunakan apabila beliau merasa

siswa akan kesulitan apabila dijelaskan tanpa media.

Saat tes dengan psikolog, Tio termasuk siswa ABK

dengan tipe slow learner. Tio saat ini masih berusia 10 tahun,

dengan begitu usianya 2 tahun lebih muda dibanding siswa kelas

6 sewajarnya yang berusia rata-rata 12 tahun. Hal ini juga yang

menyebabkan guru kelas menjadi bingung dengan status siswa ini

yang ABK. Apakah mungkin Tio ini lebih lambat dari teman

lainnya hanya karena 2 tahun lebih muda ataukah memang benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

55

tes dari psikolog menunjukkan siswa ini slow learner. Hal

tersebut membingungkan guru karena nilai Tio juga tidak selalu

berada di posisi terbawah di kelas.

Pembelajaran di kelas 6 ini menggunakan kurikulum

2006, kurikulum ini tidak dimodifikasi sebagaimana sekolah

inklusi melakukannya. “Kurikulum disini yaa...sama e mbak.

Walaupun ada ABKnya kurikulumnya biasa kayak sekolah bukan

inklusi. Kalau merancangnya itu udah ada acuan dari atas,

kemudian di rancang sekolah sendiri nanti sebenernya ada

TIMnya. Tapi disini masih menggunakan kurikulum sama seperti

sekolah reguler” (WI.GK6.27102017.5). Untuk bahan ajar yang

digunakan juga sama antara siswa ABK dan siswa lain pada

umumnya. Pembelajaran berlangsung normal seperti sekolah

reguler pada umumnya. Hal ini terjadi karena kondisi

pembelajaran tidak merasakan bahwa ada siswa ABK di

dalamnya. “Kalau saya penyusunan RPP dan bahan ajar itu juga

sama antara siswa ABK dan yang lainnya. RPP dan bahan ajar

juga sama seperti sekolah reguler lainnya. Di kelas 6 itu siswa

ABKnya bisa mengikuti siswa yang lain kok mbak”

(WI.GK6.27102017.1-2). Tio sebagai kategori siswa ABK juga

bisa mengikuti pembelajarran dengan baik, hanya saja perlu

diajarkan lebih perlahan. KKM di kelas 6 ini sama antara siswa

ABK dan yang bukan ABK. “KKMnya....dirapatke mbak. Tapi

akhirnya ya sama KKMnya. KKM untuk semua kelas yang

digunakan sama njuk yang untuk siswa ABK dan bukan ABK juga

sama” (WI.GK6.27102017.1). Soal yang ulangan harian atau soal

evaluasi sama yang diberikan untuk siswa ABK dan siswa lain

pada umumnya. Evaluasi yang dilakukan di kelas 6 dilaksanakan

setiap materi habis dan juga ada latihan-latihan ujian.”Kalau di

kelas 6 ini ya evaluasi yang lain pada umumnya sama UTS, UAS.

Tapi kan kalau kelas 6 beda mbak besok ada latihan-latihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

56

ujian. Kalau kelas 6 ini saya pokokkan materi habis, latihan,

ngulang materi yang belum paham, latihan lagi, gitu tapi besok

kalau sekarang kan ini belom” (WI.GK6.27102017.2-3).

2. Observasi

a. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang

mengakomodasikan semua anak

Penerimaan Peserta Didik Baru di SD Negeri butuh 1

dilaksanakam selama 3 hari berturut-turut yaitu tanggal 3-5 Juli

2017, kemudian pengumuman dilaksanakan tanggal 7 juli 2017.

PPDB dilaksanakan di kantor guru, kemudian untuk susunan

kepanitiaan terdiri dari seluruh guru. Namun, hanya ada beberapa

tugas pokok saja yang dibutuhkan ditempat langsung saat PPDB

yaitu, petugas tempat pengambilan dan penerimaan formulir,

petugas pemeriksa berkas-berkas syarat masuk, petugas penerima

uang seragam dan petugas untuk mengukur seragam siswa.

Berkas-berkas kelengkapan yang dibutuhkan yaitu, formulir

pendaftaran yang telah diisi, foto copy ijazah TK (jika ada), foto

copy akta kelahiran, foto copy kartu keluarga, foto copy KTP orang

tua, dan foto copy surat-surat anak seperti KIA (Kartu Identitas

Anak) dan sejenisnya. Dari observasi yang peneliti lakukan pada

hari kedua tidak ada siswa baru yang terlihat secara fisik bahwa

anak tersebut berkebutuhan khusus. Tidak ada juga keterangan

khusus dari orang tua yang menerangkan bahwa anak mereka

merupakan anak yang berkebutuhan khusus.

b. Identifikasi

Di SD Suka Ilmu identifikasi paling awal dilakukan oleh

guru kelas 1. Namun apabila lebih dari satu tahun belum ada

kelanjutan untuk assesmen dan siswa sudah naik ke kelas 2, maka

guru kelas 2 yang akan mengidentifikasi siswa lebih lanjut lagi

berdasarkan keterangan dari guru kelas 1 sebelumnya. Identifikasi

dilakukan hanya didasarkan pada pengetahuan guru dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

57

pemantauan yang dilakukan oleh guru kelas tersebut. Pengetahuan

guru saat ini juga hanya didapatkan melalui beberapa diklat yang

pernah diikutinya. Guru kelas melalukan identifikasi saat

pembelajaran mulai berlangsung dan dilihat dari bagaimana siswa

tersebut mengikuti pelajaran. Dalam identifikasinya guru kelas

tersebut tidak membuat catatan tertentu dan hanya diingat saja

beberapa ciri-ciri yang telah diidentifikasi. Namun apabila ada

siswa yang sejak PPDB sudah membawa keterangan bahwa siswa

tersebut ABK maka tidak diperlukan lagi identifikasi dari guru dan

akan langsung diikutkan dalam assesmen lebih lanjut. Namun

dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, identifikasi tetap dilakukan

oleh guru kelas 1 tetapi untuk assesmen diberikan kepada seluruh

siswa kelas 1. Berbeda lagi untuk tahun berikutnya siswa yang

diassesmen juga hanya siswa yang sudah diidentifikasi oleh guru

kelas.

c. Adaptasi Kurikulum (Kurikulum fleksibel)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, kurikulum

yang digunakan di SD Suka Ilmu yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 untuk kelas 2, 3, 5, 6 dan

Kurikulum 13 (K13) untuk kelas 1 dan 4. Untuk kurikulum 13 di

kelas 1 dan 4 baru dimulai pada tahun ini. Kurikulum yang

digunakan tidak diadaptasi atau disesuaikan dengan standar sekolah

inklusi yang tercantum di dalam 8 aspek sekolah inklusi.

Kurikulum yang digunakan sama persis dengan kurikulum yang

digunakan di sekolah dasar reguler lainnya dari semua hal. Dalam

pelaksanaan kurikulumnya juga sama seperti penerapan kurikulum

pada umumnya, hanya saja yang membedakannya pada materinya

saat praktik mengajar di kelas. Apabila diamati dari kurikulumnya

tidak akan terlihat bahwa sekolah ini merupakan sekolah inklusi.

Hanya saja setelah melihat lebih jauh lagi, kurikulum yang

digunakan ternyata fleksibel, karena guru kelas bisa menurunkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

58

materi atau memberikan materi yang lebih rendah tingkat

kesulitannya kepada siswa ABK saat pembelajaran berlangsung.

Namun, hal tersebut tidak dilakukan oleh semua guru.

d. Merancang bahan ajar dan kegiatan pembelajaran yang

ramah anak

Di kelas atas SD Suka Ilmu, seluruh siswa yang berstatus

siswa ABK memiliki tipe slow learner. Bahan ajar yang diberikan

untuk siswa ABK dan siswa lain pada umumnya sama. Materi yang

diberikan saat pembelajaran klasikal di kelas tingkat kesulitannya

sama dan tidak terlihat bahwa di kelas ada siswa yang

berkebutuhan khusus dengan tipe slow learner tersebut. Hal

tersebut juga berarti bahwa RPPTH atau RPP yang digunakan

dalam satu kelas itu sama walaupun ada siswa slow learner, oleh

karena itu tidak ada RPI (rencana pembelajaran individu) yang

dipersiapkan sekolah untuk siswa ABK di SD Suka Ilmu ini.

Pembelajaran ramah anak di kelas atas SD Suka Ilmu juga

terlihat dari nuansa kelas yang demokratis, tidak ada tekanan dan

rasa takut dari siswa saat pembelajaran berlangsung. Guru juga

menghargai aktivitas belajar yang baik oleh siswa dan juga tidak

ada hukuman yang tidak mendidik. Interaksi antara siswa satu

dengan siswa yang lainnya juga terjalin dengan baik. Hal tesebut

terlihat dari bagaimana siswa menghargai temannya dalam belajar

dan membantunya untuk bisa mencapai tujuan belajar bersama.

Walaupun secara garis besar interaksi antar siswa baik termasuk

antara siswa ABK dan siswa lain pada umumnya, namun tetap saja

ada siswa yang memandang sebelah mata temannya yang selalu

tertinggal dalam pelajaran, namun hal tersebut langsung diatasi

oleh guru kelas agar situasi kelas baik dan suasana kelas menjadi

pulih kembali serta tidak akan ada siswa lain maupun siswa

tersebut dapat melakukan hal tidak baik itu lagi dengan cara

menegurnya dengan tepat. Dari guru sendiri juga terlihat sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

59

menghargai siswa dengan selalu merespon suatu hal yang penting

dari siswa. Saat pelajaran berlangsung guru kelas atas juga terlihat

sangat meneggakkan disiplin dalam belajar hal tersebut bisa terlihat

dari contoh bahwa di kelas 5 buku yang digunakan antara buku

catatan buku tugas dan buku ulangan itu berbeda. Di kelas atas

yang lain juga terlihat bahwa penyelesaian masalah di kelas terkait

kedisiplinan juga di rumuskan secara bersama-sama dengan siswa

untuk melakukan kesepakatan terhadap sanksi yang harus diberikan

kepada siswa yang melanggar.

Ruangan kelas yang tersedia untuk kelas atas di SD Suka

Ilmu ada yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena

memang sekolah ini memiliki bangunan baru dan bangunan lama.

Untuk kelas 5 dan 6 masih menempati gedung lama, lalu untuk

kelas 4 menggunakan gedung dan ruangan yang baru. Dua gedung

atau ruangan tersebut terlihat sangat kontras karena untuk kelas 5

dan 6 dinding yang digunakan terbuat dari papan atau triplek

dengan ventilasi yang sangat terbuka serta kondisi rungan yang

gelap terutama saat keadaan cuaca mendung atau hujan. Di kelas 5

dan 6 lantai kelas sudah menggunakan tegel nanum karena

wananya yang gelap maka kelas terlihat kurang pencahayaan. Sekat

antar kelas juga terbuat dari papan dan anyaman bambu. Setiap

ruangan untuk bangunan lama termasuk yang di tempati kelas 5

dan 6 memiliki 2 pintu yang sering dibuka saat pelajaran

berlangsung. Hal tersebut membuat suara berisik dari luar begitu

jelas di tambah dengan ventiasi yang juga lumayan terbuka

tersebut. Ruangan di kelas 6 juga justru terlihat lebih sempit dari

pada kelas lain. Meja kursi dan peraga di kelas juga kurang tertata

dengan baik, sehingga dengan beberapa kondisi tersebut membuat

suasana kelas terasa kurang nyaman. Namun untuk bangunan baru

di kelas 4 sudah jauh berbeda karena pencahayaan yang baik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

60

ruangan yang luas serta bersih membuat pembelajaran terlihat

nyaman untuk siswa.

Di kelas atas SD Suka Ilmu guru mengusahakan

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter

siswa. Metode yang digunakan saat mengajar bukan metode yang

rumit namun yang diperkirakan sesuai dengan karakter siswa ABK

dan siswa lain pada umumnya agar tujuan pembelajaran tercapai.

Secara klasikal guru menggunakan metode yang sederhana namun

memaksimalkan kepahaman siswa dengan pelajaran walaupun

tetap saja guru kelas harus mendekati siswa ABK karena memang

siswa ABK di kelas atas memiliki tipe slow learner yang

membutuhkan penjelasan lebih dari guru. Guru kelas juga

sebenarnya kesulitan untuk memilih metode pembelajaran yang

digunakan karena di kelasnya ada siswa ABK, namun guru kelas

berusaha semaksimal mungkin dengan metode yang tepat agar

banyak siswa yang paham dan apabila tetap ada yang belum jelas

guru harus tetap telaten membimbing siswanya terutama yang ABK

dengan tipe slow learner tersebut.

e. Penataan kelas yang ramah anak

Penataan kelas di SD Suka Ilmu Kelas atas sama seperti

sekolah reguler pada umumnya, tidak ada dekorasi khusus dan

tema tertentu yang disiapkan. Ada beberapa hasil kreasi siswa yang

menghiasi dinding kelas namun kurang tertata rapi. Di kelas

tersedia papan serba guna untuk menempelkan hasil pekerjaan

siswa, hanya saja tidak dimaksimalkan dalam pemanfaatannya.

Kesan kelas sempit dan gelap justru terasa di kelas 5 dan 6, berbeda

dengan kelas 4 yang lebih tertata, karena tempat duduk siswa pun

diatur. Di kelas 4 lebih terlihat bahwa hasil kreasi siswa tertata

lebih rapi di belakang kelas dan di tempat kosong di dinding kelas

dari pada kelas 5 dan 6, kesan ceria pun terlihat di kelas 4 karena

hal tersebut. Hanya saja di kelas 4, 5, dan 6 masih banyak kursi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

61

kosong yang tidak tertata rapi ataupun tidak dikeluarkan dari kelas,

sehingga membuat kesan kelas terlalu penuh dan sempit.

f. Asessmen

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, assesmen

yang dilakukan sekolah yaitu dengan cara bekerja sama dengan

lembaga layanan pendidikan khusus di daerah. Assesmen yang

dilakukan tidak rutin setiap tahun ada, bahkan 2 tahun atau 3 tahun

setelah assesmen sebelumnya baru dilaksanakan kembali. Sreening

yang dilakukan juga tidak berkala pada siswa yang sudah di

diagnosis sebelumnya. Apabila ada siswa yang telah terindikasi

siswa ABK dari assesmen tahun sebelumnya maka untuk tahun

berikutnya atau 2 tahun berikutnya lagi tidak dilakukan screening

untuk siswa tersebut. Assesmen dilakukan setelah ada identifikasi

terlebih dahulu dari guru kelas.

Hasil observasi assesmen siswa kelas atas yang paling baru

yaitu tercatat pada tahun 2014. Hal tersebut berarti assesmen

terakhir yang dilakukan pada siswa kelas atas yaitu 3 tahun yang

lalu terhitung sekarang tahun 2017. Namun ada hasil assesmen

siswa kelas bawah yang tercatat pada tahun 2015. Hal tersebut

berarti setahun setelah assesmen tahun 2014 dilakukan assesmen

kembali namun hanya pada siswa yang baru masuk. Assesmen yang

dilakukan pada tahun tersebut tidak berlanjut ketahun berikutnya,

bahkan untuk selanjutnya hingga 2017 ini belum ada assesmen

yang dilakukan oleh sekolah. Hasil assesmen siswa kelas atas yang

diidentifikasi ada yang normal dan yang lain keseluruhnya

diidentifikasi sebagai slow learner. Indikasi tersebut berdasarkan

pada tes IQ siswa yang dilakukan oleh lembaga layanan pendidikan

khusus. Hasil tes IQ yang yang dilakukan menunjukkan bahwa

hasil siswa teridentifikasi slow learner mendapatkan klasifikasi

yang “di bawah rata-rata”. Namun dalam “range” skor IQ siswa

tidak termasuk di golongan yang terendah, sehingga siswa tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

62

tergolong “di bawah rata-rata” namun bukan dengan skor IQ yang

terendah dalam range nya.

Yang selanjutnya tentang kelayakan atas layanan

pendidikan khusus di sekolah, SD Suka Ilmu tidak melakukan

diagnosisi tertentu untuk melihat kelayakan atas layanan

pendidikan khusus. Program khusus yang diberikan kepada siswa

ABK juga tidak tersedia. Sekolah hanya memfasilitasi berbagai

kegiatan ekstrakurikuler wajib dan pilihan yang bisa diikuti oleh

seluruh siswa termasuk siswa yang berkebutuhan khusus.

g. Pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran adaptif

Siswa kelas atas yang berstatus ABK seluruhnya memiliki

tipe slow learner. Ketika pembelajaran di kelas berlangsung, siswa

slow learner tersebut mendapatkan materi dan cara penyampaian

pelajaran yang sama dengan siswa lainnya, hanya saja diulang lebih

dalam lagi untuk siswa slow learner. Di kelas guru tidak selalu

menggunakan media pembelajaran biasa dan bahkan tidak

menggunakan media pembelajaran adaptif untuk siswa ABK. Tidak

ada pengadaan media pembelajaran adaptif di kelas atas apalagi

untuk pemanfaatannya.

h. Penilaian dan evaluasi pembelajaran

Di kelas atas SD Suka Ilmu KKM yang digunakan antara

siswa ABK dengan tipe slow learner dan siswa lain pada umumnya

sama. Hal yang membedakan hanya perlakukan saat mencapai

KKM tersebut. Siswa slow learner akan mengikuti beberapa kali

remidial untuk mencapai nilai tersebut. Usaha yang besar dari guru

untuk membuat siswa slow learner memperoleh nilai yang baik dan

mencapai KKM memang sangat di butuhkan dan hal tersebut pun

dilakukan oleh guru kelas atas SD Suka Ilmu. KKM tersebut di

sepakati oleh sekolah karena dengan beberapa pertimbangan KKM

tersebut berani di gunakan untuk seluruh siswa termasuk siswa

ABK dengan tipe slow learner yang ada di kelas atas. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

63

juga tidak dipermasalahkan oleh guru, siswa, maupun orang tua

wali karena walaupun dengan KKM yang sama tersebut tetap ada

perbedaan yang terlihat di akhir hasil pada rapot nanti dengan

adanya label siswa ABK dengan tipe tertentu. Dengan KKM yang

sama tersebut juga membuat siswa ABK terpacu dan lebih

semangat lagi untuk mendapatkan nilai bagus karena mereka

merasa sama dengan teman-temannya yang lain dan juga dihargai.

Dengan digunakannya KKM yang sama untuk siswa lain

pada umumnya dan siswa ABK maka di kelas atas SD Suka Ilmu

ini juga menggunakan soal evaluasi yang sama pula. Soal evaluasi

yang digunakan sama seperti sekolah reguler pada umumnya. Hal

tersebut bertujuan agar siswa tidak merasa dibedakan dan akan

lebih semangat serta bisa mencapai nilai yang lebih dibandingan

apabila mereka mendapatkan soal evaluasi yang lebih rendah

tingkat kesulitan soalnya. Waktu yang kurang untuk membuat

beberapa soal yang berbeda untuk siswa ABK juga mempengaruhi

kenapa soal evaluasi yang digunakan sampai saat ini sama.

3. Dokumentasi

Berikut ini akan disajikan daftar dokumen berdasarkan 8 aspek

penyelenggaraan sekolah inklusi di SD Suka Ilmu.

Tabel 4.3 Daftar Dokumen

No Aspek Daftar Dokumen Ya

()

Tidak

() Keterangan

1 Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB)

yang

mengakomodasikan

semua anak

Susunan panitia

penerimaan peserta

didik baru (PPDB)

Menggunakan

susunan

kepanitiaan

sebelumnya

dan belum

diperbaharui

Pedoman/ panduan

pelaksanaan PPDB

Menggunakan

petunjuk

teknis dari

dinas

pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

64

2 Identifikasi Catatan hasil

identifikasi siswa

3 Adaptasi

Kurikulum

(Kurikulum

fleksibel)

Kurikulum yang

diadaptasi

Kurikulum tanpa

diadaptasi

4 Merancang bahan

ajar dan kegiatan

pembelajaran yang

ramah anak

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

Harian (RPP)/

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

Tematik Harian

(RPPTH)

Untuk

kurikulum

2006/ KTSP

kelas 5 dan 6

menggunakan

kurikulum

tahun

sebelumnya

dan belum

ada yang baru

Rencana

Pembelajaran

Individu (RPI)

Silabus Silabus kelas

5 dan 6

menggunakan

tahun yang

sebelumnya

5 Penataan kelas

yang ramah anak

-

6 Asessmen Hasil assesmen

siswa

7 Pengadaan dan

pemanfaatan media

pembelajaran

adaptif

-

8 Penilaian dan

evaluasi

pembelajaran

Soal evaluasi

pembelajaran

Soal evaluasi

yang

digunakan

antara siswa

ABK dan

siswa lain

pada

umumnya

sama

Penilaian siswa Penilaian

siswa sesuai

indikator dan

KKM yang

ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

65

Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

KKM

menggunakan

tahun yang

sebelumnya

C. Pembahasan

1. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mengakomodasikan

semua anak

SD Suka Ilmu menerima semua tipe anak berkebutuhan khusus.

Sekolah tidak menolak siswa ABK dengan tipe apapun karena hal tersebut

sudah merupakan ketentuan dari dinas pendidikan Kabupaten Kulon

Progo. Sumber pertama dari kepala sekolah tersebut didukung oleh panitia

PPDB yang menyatakan bahwa sekolah menerima semua tipe anak

berkebutuhan khusus karena hal tersebut merupakan peraturan dari dinas

pendidikan. Hal tersebut juga di dukung oleh observasi yang dilakukan

saat kegiatan PPDB, semua anak diterima selama masih tersedia kuota.

Saat PPDB, tidak ada siswa baru yang terlihat secara langsung bahwa

siswa tersebut ABK. Sekolah juga menerima siswa inklusi pindahan dari

sekolah lain, namun apabila siswa inklusi tidak bisa mengikuti

pembelajaran akan di rujuk ke SLB dengan pertimbangan GPK. Hal

tersebut sesuai dengan aspek penyelenggaraan sekolah inklusi yang

pertama, dan sesuai dengan penjelasan Kustawan, Hermawan, dan Phil

(2013) yang menguraikan bahwa SD/MI Penyelenggara pendidikan inklusi

menerima peserta didik berkebutuhan khusus dengan mempertimbangkan

sumber daya yang dimiliki sekolah dan mengalokasikan kursi/quota untuk

peserta didik berkebutuhan khusus.

SD Suka Ilmu menyediakan ruangan untuk PPDB yaitu ruang guru

yang cukup luas untuk kegiatan tersebut. Ruang guru tersebut tidak

dirubah saat PPDB karena selain cukup luas penataan dasar ruang guru

sudah cukup baik untuk akses sirkulasi pendaftaran siswa baru.

Pendaftaran dilakukan secara manual, sehingga sekolah tidak menfasilitasi

komputer atau perangkat sejenis untuk mencatat data siswa. Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

66

menyediakan lembar formulir yang harus diisi untuk syarat pendaftaran

peserta didik baru. Pengamatan kegiatan PPDB tersebut didukung dan

dilengkapi oleh panitia PPDB yang menyebutkan jika sekolah

memfasilitasi ruangan, formulir pendaftaran dan seragam gratis untuk

siswa. Selain mengisi formulir pendaftaran, siswa yang akan mendaftar

juga membawa beberapa lampiran berupa foto copy ijazah TK (jika ada),

foto copy akta kelahiran, foto copy kartu keluarga, foto copy KTP orang

tua, dan foto copy KIA atau sejenisnya.

Susunan kepanitiaan PPDB terdiri dari seluruh guru yang

pembentukannya disepakati lewat rapat dan dipilih oleh kepala sekolah,

sehingga guru kelas atas juga berperan dan tau bagaimana proses PPDB

berlangsung. Susunan kepanitiaan ada dalam bentuk dokumen, namun

belum diperbaharui dari tahun sebelumnya. Berdasarkan wawancara

panitia PPDB dan guru kelas 6, SD Suka Ilmu memiliki 2 GPK (Guru

Pendamping Khusus) yang difasilitasi dari sekolah sendiri dan oleh dinas

pendidikan dan ada 1 GPK yang disediakan oleh orang tua siswa sendiri

kemudian setiap harinya mendampingi siswa kelas 3. Saat PPDB

berlangsung tidak ada GPK yang ikut dalam kepanitiaan maupun datang

ke sekolah, sehingga saat itu hanya ada guru kelas yang menjadi panitia

PPDB. Berdasarkan dokumen susunan kepanitian yang belum diperbaharui

juga tidak terjadwal secara rinci GPK yang harus mendampingi kegiatan

PPDB. Hal tersebut membuat sekolah tidak bisa memfasilitasi lebih lanjut

lagi siswa ABK yang akan mendaftar dan hanya bisa dilayani oleh guru

reguler sehingga pelayanan PPDB kurang maksimal . Hal tersebut sesuai

dengan Tarnoto (2016) menjelaskan bahwa permasalahan yang muncul di

sekolah inklusi juga dikarenakan kurang adanya kerjasama dari berbagai

pihak. Guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan inklusi,

tetapi tanpa adanya bantuan dari pihak lain pelaksanaan sekolah inklusi

tidak bisa berjalan dengan maksimal. Tidak adanya GPK saat PPDB

tersebut kurang sesuai dengan pernyataan Kustawan, Hermawan, dan Phil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

67

(2013) yang menjabarkan bahwa sekolah yang memiliki atau bekerjasama

dengan psikolog, maka psikolog tersebut dapat ikut serta dalam

kepanitiaan PPDB.

SD Suka Ilmu tidak menyediakan anggaran khusus untuk

pelaksanaan PPDB, sehingga dana yang digunakan diperoleh dari

pengalihan dana yang seharusnya untuk ATK sekolah. Sekolah juga

memberikan beberapa seragam gratis untuk siswa baru yang diterima.

Pendanaan seragam gratis itu diambil dari BOS (Bantuan Operasional

Sekolah) yang merupakan dana untuk bantuan seragam siswa miskin.

Berdasarkan keterangan panitia PPDB, SD Suka Ilmu menargetkan

mendapatkan 28 siswa dan pada akhirnya siswa yang diterima yaitu 18

siswa karena tidak banyak yang mendaftar di tahun ini sehingga tidak ada

siswa yang ditolak. Target jumlah siswa yang diterima tersebut sesuai

dengan petunjuk teknis PPDB dari dinas pendidikan Kabupaten Kulon

Progo.

2. Identifikasi

Identifikasi di SD Suka Ilmu dimulai sejak PPDB berlangsung.

Panitia PPDB pada saat itu mengidentifikasi siswa dengan melihat secara

fisik terlebih dahulu apakah siswa termasuk berkebutuhan khusus atau

tidak, apabila tidak terlihat pada saat itu juga maka sekolah akan

mengidentifikasi siswa saat siswa tersebut belajar di kelas 1 sampai saat

sekolah sudah siap untuk melakukan assesmen berikutnya karena tidak

pasti setiap tahun SD Suka Ilmu melakukan assesmen. Untuk itu sangat

dibutuhkan kemampuan guru kelas bawah terutama kelas 1 untuk

mengidentifikasi siswa karena GPK juga tidak bisa setiap hari

mendampingi dan memperhatikan siswa. Penjelasan dari kepala sekolah

dan pengamatan saat PPDB tersebut didukung oleh keterangan panitia

PPDB yaitu apabila belum di lakukan assesmen di kelas 1 maka tugas guru

kelas 2 untuk melanjutkan identifikasi siswa dengan acuan keterangan dari

guru kelas 1 sebelumnya. Identifikasi merupakan usaha yang memang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

68

seharusnya di lakukan oleh sekolah inklusi, hal tersebut sesuai dengan

(Kustawan, Hermawan, dan Phil, 2013) yang menjabarkan bahwa

identifikasi merupakan upaya guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk

menemukan dan mengenali anak yang mengalami hambatan/ kelainan/

ganguan fisik, intelektual, mental, emosional dan sosial dalam rangka

pemberian layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan

khususnya. Berdasarkan wawancara, persoalan identifikasi siswa ABK ini

tidak begitu dipahami oleh guru kelas atas, karena memang guru kelas atas

tidak pernah diberikan kewajiban untuk ikut mengidentifikasi siswa dan

hanya cukup tahu saja dari informasi guru kelas bawah.

Guru kelas melakukan identifikasi dengan cara melakukan

pengamatan langsung di kelas ketika kegiatan belajar mengajar

berlangsung dan dilihat dari bagaimana siswa tersebut mengikuti

pelajaran. Berdasarkan observasi dokumen, dalam mengidentifikasi siswa

guru kelas tidak membuat catatan tertentu. Hal tersebut sesuai dengan

keterangan kepala sekolah bahwa guru kelas bawah hanya mengingat

beberapa ciri-ciri dari identifikasi yang ditemukan kemudian diingat-ingat.

Dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, identifikasi tetap dilakukan oleh guru

kelas 1 tetapi untuk assesmen diberikan kepada seluruh siswa kelas 1.

Berbeda lagi untuk tahun berikutnya siswa yang diassesmen juga hanya

siswa yang sudah diidentifikasi oleh guru kelas. Hal tersebut merupakan

ketidak konsistenan sekolah dalam identifikasi siswa ABK.

Kepala sekolah menjelaskan bahwa identifikasi dilakukan hanya

didasarkan pada pengetahuan dan pemantauan yang dilakukan oleh guru

kelas. Permasalahan yang dihadapi saat identifikasi yaitu tentang

kemampuan guru kelas berdasarkan pengetahuannya yang masih belum

begitu baik. Hal tersebut sesuai dengan keterangan guru kelas atas bahwa

pengetahuan guru tentang ABK dan sekolah inklusi juga hanya didapatkan

melalui beberapa diklat yang pernah diikutinya. Hal tersebut sesuai

dengan permasalahan yang dihadapi sekolah inklusi menurut Suryani

(2014) menjelaskan bahwa permasalahan yang terjadi dalam upaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

69

penyelenggaraan pendidikan inklusif salah satunya yaitu masalah tenaga

pendidik. Yang umumnya dari kalangan guru reguler yang belum tahu

mengenai kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Pada

umumnya, guru reguler kemampuannya spesifik di bidang umum

sehingga diasumsikan bahwa guru reguler mengalami kesulitan dalam

menerapkan kebijakan penyelenggaraan pendidikan inklusif.

3. Adaptasi Kurikulum (Kurikulum fleksibel)

SD Suka Ilmu menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 untuk kelas 2, 3, 5, 6 dan

Kurikulum 13 (K13) untuk kelas 1 dan 4. Untuk kurikulum 13 di kelas 1

dan 4 baru dimulai pada tahun ini. Keterangan kepala sekolah tersebut

didukung oleh guru kelas V yang menyatakan bahwa untuk tahun ini kelas

V mengunakan Kurikulum tahun 2006 (KTSP) dan kemungkinan tahun

depan akan menggunakan Kurikulum 13 (K 13). Kurikulum yang

digunakan tidak diadaptasi atau disesuaikan dengan standar sekolah inklusi

yang tercantum di dalam 8 aspek sekolah inklusi. Sekolah tidak

melakukan perencanaan khusus terkait kurikulum atau tidak melakukan

modifikasi kurikulum, namun sekolah juga menyadari bahwa modifikasi

kurikulum itu sangat dibutuhkan di sekolah inklusi. Hasil wawancara dan

pengamatan dokumen kelas atas tersebut sesuai dengan penjelasan kepala

sekolah bahwa sekolah tidak melakukan modifikasi kurikulum karena

keterbatasan waktu dan banyak hal lain seperti administrasi sekolah yang

harus dikerjakan. Kurikulum yang digunakan sama persis dengan

kurikulum yang digunakan di sekolah dasar reguler lainnya dari semua hal.

Dalam pelaksanaan kurikulumnya juga sama seperti penerapan kurikulum

pada umumnya. Hal tersebut kurang sesuai dengan Ilahi (2016) yang

menjelaskan bahwa kurikulum dalam pendidikan inklusi menggunakan

kurikulum sekolah reguler pada umumnya yang kemudian dimodifikasi

sesuai dengan keadaan siswa yang mempertimbangkan karakteristik dan

tingkat kecerdasan siswa. Guru kelas bisa menurunkan materi atau

memberikan materi yang lebih rendah tingkat kesulitannya kepada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

70

ABK saat pembelajaran berlangsung. Namun, hal tersebut tidak dilakukan

oleh semua guru. Di kelas atas penurunan materi untuk siswa ABK tidak

dilakukan sehingga siswa ABK harus menyesuaikannya. Hal tersebut

merupakan masalah bagi kelancaran kegiatan belajar mengajar di kelas

seperti yang diungkapkan oleh Ilahi (2016) bahwa pendidikan inklusif bagi

anak berkebutuhan khusus belum dipahami sebagai upaya peningkatan

kualitas layanan pendidikan. Pendidikan inklusif cenderung dipersepsi

sama dengan integrasi sehingga masih ditemukan pendapat bahwa anak

harus menyesuaikan dengan sistem sekolah.

4. Merancang bahan ajar dan kegiatan pembelajaran yang ramah anak

Berdasarkan keterangan guru kelas atas, siswa ABK di kelas Atas

SD Suka Ilmu keseluruhannya memiliki tipe slow learner. Hal tersebut

sesuai dengan hasil pengamatan dokumen assesmen kelas atas yang

menyatakan bahwa siswa ABK di kelas atas memiliki tipe slow learner.

Dari pengamatan dokumen, bahan ajar yang digunakan antara siswa ABK

dan siswa lain pada umumnya di kelas atas SD Suka Ilmu tersebut tidak

ada yang berbeda. RRP/ RPPTH yang digunakan saat kegiatan belajar

mengajar hanya ada satu dan tidak ada Rencana Pembelajaran Individu

(RPI) untuk siswa ABK. Walaupun sekolah sudah menyepakati bahwa

penurutan materi atau pemberian materi yang tingkatannya lebih rendah ke

siswa ABK di perbolehkan. Guru kelas V juga menyatakan bahwa

penurunan materi tidak dilakukan agar siswa ABK tidak merasa dibedakan

dari yang lain. Hal tersebut tentu berpengaruh dengan penerimaan materi

pada masing-masing siswa yang berbeda kemampuannya, seperti yang

dijabarkan Kustawan, Hermawan, dan Phil (2013) bahwa jenis materi

pelajaran yang digunakan oleh para guru dapat memberikan pengaruh

besar terhadap keberhasilan akademis siswa-siswa penyandang disabilitas.

Pernyataan Kustawan tersebut didukung oleh Ilahi (2016) yang

menjabarkan bahwa proses pembelajaran yang belum menggunakan sistem

team teaching menyebabkan anak berkebutuhan khusus mengalami

kesulitan dalam menerima materi pelajaran. Permasalahan tentang sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

71

pengajaran juga belum memberikan jaminan akan keberhasilan anak

berkebutuhan khusus dalam menangkap materi pembelajaran karena

belum tersedianya fasilitas dan media pembelajaran.

Di kelas atas SD Suka Ilmu menerapkan pembelajaran yang

ramah anak, hal tersebut dapat dilihat dari nuansa kelas yang demokratis,

tidak ada tekanan dan rasa takut dari siswa saat pembelajaran berlangsung.

Guru juga menghargai aktivitas belajar yang baik oleh siswa dan juga

tidak ada hukuman yang tidak mendidik. Interaksi antara siswa satu

dengan siswa yang lainnya juga terjalin dengan baik. Walaupun secara

garis besar interaksi antar siswa baik termasuk antara siswa ABK dan

siswa lain pada umumnya, namun di kelas IV tetap saja ada siswa yang

memandang sebelah mata temannya yang selalu tertinggal dalam

pelajaran, namun hal tersebut langsung diatasi oleh guru kelas agar situasi

kelas baik dan suasana kelas menjadi pulih kembali serta tidak akan ada

siswa lain maupun siswa tersebut melakukan hal tidak baik dengan cara

menegurnya dengan tepat. Hal tersebut kurang sesuai dengan penjabaran

Ilahi (2016) yang mendeskripsikan bahwa sistem team teaching sangat

diperlukan untuk menunjang koordinasi dan kerja sama antar anak-anak

agar semakin kompak dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Guru Kelas menghargai siswa dengan selalu merespon suatu hal

yang penting dari siswa. Saat pelajaran berlangsung guru kelas atas juga

terlihat sangat meneggakkan disiplin dalam belajar hal tersebut bisa

terlihat dari contoh bahwa di kelas 5 buku yang digunakan antara buku

catatan buku tugas dan buku ulangan itu berbeda. Di kelas atas yang lain

juga terlihat bahwa penyelesaian masalah di kelas terkait kedisiplinan juga

di rumuskan secara bersama-sama dengan siswa untuk melakukan

kesepakatan terhadap sanksi yang harus diberikan kepada siswa yang

melanggar. Berdasarkan keterangan guru kelas IV, penerapan reward and

punishment juga telah diterapkan, sehingga terwujudnya suasana kelas

yang kondusif. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Ilahi (2016) yang

menguraikan bahwa dalam proses pembelajaran diharapkan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

72

perubahan perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik. Pembelajaran

merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

Dalam interaksi tersebut banyak faktor eksternal maupun internal yang

mempengaruhinya. Dalam hal ini tugas guru yang paling utama yaitu

mengoptimalkan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan

perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik. Berdasarkan wawancara

guru kelas IV

5. Penataan kelas yang ramah anak

Penataan ruangan kelas di kelas atas SD Suka Ilmu sama seperti

sekolah reguler pada umumnya, tidak ada dekorasi khusus dan tema

tertentu yang disiapkan untuk membuat siswa lebih tertarik. Beberapa

benda yang menghiasi dinding kelas berupa hasil kreasi siswa yang kurang

tertata rapi. Namun, di kelas tersedia papan serba guna untuk

menempelkan hasil pekerjaan siswa, hanya saja tidak dimaksimalkan

dalam pemanfaatannya. Kesan kelas sempit dan gelap justru terasa di kelas

5 dan 6, berbeda dengan kelas 4 yang lebih tertata, karena tempat duduk

siswa pun diatur. Hasil kreasi siswa kelas 4 lebih tertata rapi di belakang

kelas dan di tempat kosong di dinding kelas dari pada kelas 5 dan 6, kesan

ceria pun terlihat di kelas 4 karena hal tersebut. Hanya saja di kelas 4, 5,

dan 6 masih banyak kursi kosong yang tidak tertata rapi ataupun tidak

dikeluarkan dari kelas, sehingga membuat kesan kelas terlalu penuh dan

sempit. Penataan tempat duduk di kelas IV terlihat berbeda dan

menjadikan ruangan lebih luas karena dibentuk huruf “U”. Penataan

tempat duduk tersebut sesuai dengan pernyataan guru kelas IV yang

menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan untuk memudahkan akses dan

menarik siswa. Berbeda dengan kelas 5 dan 6 yang berdasarkan

wawancara penataan tempat duduknya diatur namun tidak dengan posisi

meja kursinya. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Nelson (dalam

Friend dan Bursuck, 2015) yang menyatakan bahwa cara penataan unsur-

unsur fisik dalam suatu ruang kelas dapat berdampak pada proses

pembelajaran dan perilaku siswa. Dan didukung oleh Friend dan Bursuck

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

73

(2015) yang menguraikan penataan unsur-unsur fisik ruang kelas dapat

mempengaruhi kondisi dan suasana belajar siswa ABK siswa lain pada

umumnya. Penataan unsur fisik mencakup penampilan ruang kelas dan

pemanfaatan ruang kelas, yaitu meliputi area dinding, pencahayaan, area

lantai serta ruang penyimpanan.

6. Asessmen

Sumber pertama yaitu kepala sekolah menjelaskan bahwa SD Suka

Ilmu bekerja sama dengan lembaga layanan pendidikan khusus di daerah

untuk melakukan assesmen. Assesmen dilakukan setelah ada identifikasi

terlebih dahulu dari guru kelas. Sebelum assesmen dilakukan terlebih

dahulu guru kelas mengidentifikasi siswa yang dirasa berkebutuhan

khusus, namun ketika saat assesmen berlangsung seluruh siswa yang

belum pernah di tes akan mengikutinya, hal tersebut berdasarkan assesmen

tahun terakhir dilaksanakan. Hal tersebut sesuai dengan keterangan panitia

PPDB yang menjelaskan bahwa sebelum assesmen akan dilakukan

identifikasi oleh guru kelas kemudian setelah itu dilakukan assesmen yang

bekerja sama dengan lembaga tertentu. Keterangan kepala sekolah saat

wawancara pertama menyatakan bahwa sekolah melakukan assesmen

setiap tahun ajaran baru. Namun, ketika wawancara berbeda waktu setelah

itu menyatakan bahwa belum tentu assesmen dilakukan setiap tahun. Hal

tersebut sesuai dengan hasil observasi dokumen hasil assesmen yang

kemudian dapat diketahui bahwa assesmen yang dilakukan tidak rutin

setiap tahun ada, bahkan 2 tahun atau 3 tahun setelah assesmen

sebelumnya baru dilaksanakan kembali. Dari hasil wawancara di kelas atas

dan pengamatan dokumen, sekolah juga tidak melakukan screening

berkala, apabila siswa sudah diidentifikasi dan sudah di assesmen maka

untuk tahun berikutnya tidak ada screening lanjutan untuk memantau

perkembangan siswa. Hal tersebut berarti bahwa sekolah tidak melakukan

screening berkala sesuai dengan aspek penyelenggaraan sekolah inklusi.

Hal tersebut kurang sesuai dengan penjabaran Tiarni (2013) yang

mendeskripsikan bahwa screening merupakan keputusan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

74

menentukan proses kemajuan seorang siswa yang berbeda dengan teman-

teman sekelasnya sehingga patut untuk menerima perubahan pengajaran,

atau pada akhirnya, asesmen yang lebih mendalam untuk menetapkan

adanya kondisi disabilitas. Pernyataan Tiarni tersebut didukung oleh

Friend dan Bursuck (2015) yang mengungkapkan bahwa screening

dilakukan terhadap semua anak di kelas dengan alat identifikasi anak

berkebutuhan khusus.

Kepala sekolah menjelaskan bahwa SD Suka Ilmu tidak melakukan

diagnosis tertentu untuk melihat kelayakan atas layanan pendidikan

khusus. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara kelas atas yang

menyatakan bahwa program khusus yang diberikan kepada siswa ABK

juga tidak tersedia. Diagnosis merupakan salah satu proses dalam aspek

penyelenggaraan pendidikan inklusi seperti yang dijabarkan oleh Friend

dan Bursuck (2015) keputusan besar yang terkait dengan diagnosis

menyangkut kelayakan atas layanan pendidikan khusus, pertimbangan

berdasarkan ketentuan hukum bahwa siswa dianggap layak untuk dianggap

menyandang disabilitas atau tidak. Siswa kelas atas yang berstatus ABK

seluruhnya memiliki tipe slow learner. Ketika pembelajaran di kelas

berlangsung, siswa slow learner tersebut mendapatkan materi dan cara

penyampaian pelajaran yang sama dengan siswa lainnya, hanya saja

diulang lebih dalam lagi untuk siswa slow learner.

7. Pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran adaptif

Dari hasil obsevasi di kelas atas, guru tidak selalu menggunakan

media pembelajaran biasa dan bahkan tidak menggunakan media

pembelajaran adaptif untuk siswa ABK. Tidak ada pengadaan media

pembelajaran adaptif di kelas atas apalagi untuk pemanfaatannya.

Berdasarkan wawancara guru kelas atas, yang digunakan hanya media

pembelajaran biasa untuk siswa reguler. Tidak adanya media pembelajaran

adaptif untuk siswa ABK menyebabkan dibutuhkannya waktu lebih untuk

melakukan penjelasan kepada siswa. Hal tersebut merupakan masalah

penyelenggaraan sekolah inklusi seperti yang dijabarkan oleh Ilahi (2016)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

75

sistem pengajaran yang belum memberikan jaminan akan keberhasilan

anak berkebutuhan khusus dalam menangkap materi pembelajaran

merupakan suatu masalah hal tersebut disebabkan karena belum

tersedianya fasilitas dan media pembelajaran.

8. Penilaian dan evaluasi pembelajaran

Kepala sekolah menyatakan bahwa KKM yang digunakan di

kelas atas SD Suka Ilmu antara siswa ABK dengan tipe slow learner dan

siswa lain pada umumnya sama. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil

wawancara semua guru kelas atas bahwa KKM yang digunakan sama. Hal

yang membedakan hanya perlakukan saat mencapai KKM tersebut. Siswa

slow learner akan mengikuti beberapa kali remidial untuk mencapai nilai

tersebut. KKM tersebut di sepakati oleh sekolah karena dengan beberapa

pertimbangan KKM tersebut berani di gunakan untuk seluruh siswa

termasuk siswa ABK dengan tipe slow learner yang ada di kelas atas.

Dengan digunakannya KKM yang sama untuk siswa lain pada umumnya

dan siswa ABK maka di kelas atas SD Suka Ilmu ini juga menggunakan

soal evaluasi yang sama pula. Hal tersebut sesuai pengamatan bahwa, Soal

evaluasi yang digunakan sama seperti sekolah reguler pada umumnya.

Namun, siswa ABK diperbolehkan tidak menyelesaikan seluruh soal yang

didapatkan. Hal tersebut membuat nilai yang didapatkan siswa ABK tidak

sesuai dengan kemampuan yang sebenarnya.

Berdasar wawancara ketiga guru kelas atas didapatkan informasi

bahwa, di kelas atas evaluasi dilakukan di kelas setelah hasil ulangan siswa

keluar. Evaluasi yang dimaksud dilakukan seperti refleksi pribadi oleh

guru. Hal tersebut dilakukan untuk mengukur keberhasilan sistem

pengajaran di kelas. Namun, berdasarkan observasi tidak semua guru kelas

atas melakukan evaluasi terhadap pembelajarannya di kelas. Hal tersebut

kurang sesuai dengam pernyataan Friend dan Bursuck (2015) yang

menjabarkan bahwa dalam evaluasi pelajaran ada keputusan yang meliputi

keputusan untuk melanjutkan atau mengubah prosedur pengajaran yang

telah diterapkan pada siswa. Keputusan ini dibuat dengan memantau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

76

kemajuan siswa secara teliti. Hal tersebut berarti bahwa evaluasi

pembelajaran di kelas sangat diperlukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

77

BAB V

PENUTUP

Bab V akan membahas tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan

penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kelas atas SD Suka

Ilmu wilayah Kabupaten Kulon Progo dapat disimpulkan bahwa, dalam

penyelenggaraan sekolah inklusi pasti menemui hambatan. Di SD Suka Ilmu

kelas atas pelaksanaan 8 Aspek penyelenggaraan sekolah inklusi belum

maksimal. Proses penyelenggaraan sekolah inklusi berdasarkan 8 aspek dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Penerimaan peserta didik baru di SD Suka Ilmu berjalan lancar, hanya saja

kurang maksimal karena guru pendamping khusus tidak ada di tempat,

pencatatan peserta didik baru juga masih manual, dan data susunan panitia

belum diperbaharui

2. Identifikasi di SD Suka Ilmu kurang diketahui oleh guru kelas atas.

Identifikasi hanya dilakukan oleh guru kelas 1 dan guru kelas 2 apabila

assesmen tidak di lakukan dalam satu tahun. Identifikasi hanya dilakukan

berdasarkan pengetahuan guru yang didapat dari diklat.

3. Kurikulum yang digunakan di kelas atas SD Suka ilmu yaitu Kurikulum

13 untuk kelas IV dan KTSP untuk kelas 5 dan 6. Tidak ada modifikasi

kurikulum yang dilakukan oleh sekolah, sehingga kurikulum yang

digunakan sama seperti sekolah reguler pada umumnya.

4. Bahan ajar yang digunakan di kelas atas sama antara siswa ABK dan siswa

lain pada umumnya. Hanya saja sekolah membolehkan adanya penurunan

materi apabila diperlukan. Pembelajaran yang berlangsung di kelas atas

juga ramah anak, namun masih ditemukan olok-olokan siswa lain kepada

siswa ABK di kelas.

5. Penataan ruangan kelas di kelas atas SD Suka Ilmu tidak ada yang

istimewa dan sama seperti penataan kelas reguler pada umumnya. Di kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

78

IV kondisi kelas nyaman dan mendukung kelancaran kegiatan belajar

mengajar. Namun di kelas V dan VI penataan dan kondisi kelas kurang

mendukung lancarnya kegiatan belajar mengajar.

6. Assesmen di SD Suka Ilmu tidak rutin di laksanakan tiap tahun. Assesmen

dilakukan dengan cara bekerjasama dengan lembaga terkait di daerah.

Guru kelas atas kurang mengetahui bagaimana proses assesmen karena

guru kelas atas tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap proses

tersebut.

7. Media pembelajaran adaptif di kelas atas tidak digunakan dengan

maksimal. Media yang digunakan hanya media biasa untuk siswa reguler

dan tidak ada media khusus untuk siswa ABK agar lebih mudah

memahami pelajaran.

8. Penilaian yang dilakukan di kelas atas disesuaikan dengan kondisi siswa

yang kemudian akan diketahui oleh kepala sekolah. Soal ujian

9. yang digunakan di kelas atas SD Suka Ilmu sama antara siswa ABK dan

siswa lain pada umumnya. Namun, siswa ABK tidak diwajibkan

menyelesaikan seluruh soal yang ada. KKM yang digunakan di kelas atas

juga sama. Evaluasi pembelajaran di kelas dilakukan oleh guru secara

pribadi seperti refleksi pengajaran. Refleksi biasa dilakukan guru setelah

ada hasil belajar siswa dan hal tersebut sebagai acuan guru dalam

berrefleksi.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penelitian masih banyak

kelemahan dan keterbatasan. Keterbatasan peneliti tersebut seperti berikut ini:

1. Beberapa narasumber kurang mengetahui tentang penyelenggaraan

sekolah inklusi dan siswa ABK.

2. Beberapa dokumen sekolah yang akan diobservasi belum diperbaharui dan

masih menggunakan tahun sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

79

C. Saran

Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat berjalan

dengan lancar, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1. Menyiapkan penjelasan singkat tentang pertanyaan wawancara yang

diajukan.

2. Mencocokkan dokumen yang akan diobservasi dengan keadaan

penyelenggaraan secara langsung di lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

80

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, I. (2006). Seri manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis

sekolah Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari sentralisasi

menuju desentralisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Friend, M & Bursuck, W. D. (2015). Menuju pendidikan inklusi panduan praktis

untuk mengajar. Edisi ke 7. Diterjemahkan oleh: Annisa Nuriowandari.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ghony, D & Almanshur, F. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Gunawan, I. (2013) Metode Penelitian Kualitatif. Teori & Praktik. Jakarta:

PT.Bumi Aksara.

Ilahi, M. T. (2016). Pendidikan Inklusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kustawan, D & Hermawan, B. (2013). Model Implementasi Pendidikan Inklusif

Ramah Anak. Jakarta: Lixima Media.

Marentek, L.K.M. (2007). Manajemen Pendidikan Inklusi. Jakarta: Depdiknas.

Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rosilawati, I. (2013). Trik Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Inklusif.

Yogyakarta: Familia.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

________. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta.

Tiarni, N & Amir. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban

Belajar Slow Learner. Jakarta: PT Luxima Metro Media

Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling: Pendekatan Praktis Untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi

dengan Contoh Transkrip hasil Wawancara Serta Model Penyajian

Data. Jakarta: Rajawali Pers.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

81

Jurnal

Ariastuti, R & Herawati, V. D. (2016). Optimalisasi Peran Sekolah Inklusi. Jurnal

Pengabdian pada Masyarakat, volume 1, edisi 1, hlm. 39-40.

Hayati, N. (2015). Pemilihan Metode Yang Tepat Dalam Penelitian

(Metode Kuantitatif Dan Metode Kualitatif). Jurnal Tarbiyah al-Awlad,

volume IV, edisi 1, hlm. 345-357.

Maryadi, dkk. (2010). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: UMS.

Pratiwi, J. C. (2015). Sekolah Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus:

Tanggapan Terhadap Tantangan Kedepannya. Jurnal UNS, hlm. 238.

Suryani, I. A. (2014). Jurnal Pendidikan Khusus Persepsi Guru Reguler Terhadap

Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Di Smpn Se-KotaMadya

surabaya. Jurnal Pendidikan Khusus UNESA, hlm. 1.

Tarnoto, N. (2016). Permasalahan-Permasalahan Yang Dihadapi Sekolah

Penyelenggara Pendidikan Inklusi Pada Tingkat SD. Jurnal Humanitas,

Volume 13, edisi 1, hlm. 50-61.

Artikel

Putranto & Sari. (2016). Meyakinkan Kredibilitas Data Melalui Triangulasi Data

Pada Penelitian Kualitatif.

Berita

Detiknews. (2010). DIY Perketat Izin Pendirian Sekolah Inklusi. Diakses tanggal

27 Desember 2017 pukul 14.30 WIB.

https://news.detik.com/berita/1276724/diy-perketat-izin-pendirian-

sekolah-inklusi

Skripsi

Ferinda, R. (2017). Survey Penyelenggaraan Sekolah Dasar Inklusi di Wilayah

Kabupaten Sleman. Skripsi. Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata

Dharma.

Sabatiana, R. C. (2017). Survey Penyelenggaraan Sekolah Dasar Inklusi di

Wilayah Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Yogyakarta: PGSD

Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

82

.

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

83

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

84

REDUKSI HASIL OBSERVASI

No Aspek yang Diamati Sub Aspek yang

Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Kesimpulan

1 Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB)

yang

mengakomodasikan

semua anak

Fasilitas Fasilitas yang dipersiapkan untuk PPDB

yaitu ruangan untuk penyelenggaraan PPDB.

Ruangan yang digunakan yaitu ruang guru

yang cukup luas dan penataan yang tepat

untuk akses sirkulasi siswa baru. Fasilitas

lain yaitu berupa formulir pendaftaran.

Sekolah juga memberikan beberapa seragam

gratis untuk siswa baru.

Sekolah menyediakan

fasilitas pokok untuk

PPDB seperti ruangan

PPDB dan formulir

pendaftaran.

Kepanitiaan Kepanitian terdiri dari beberapa pokok tugas

dan dikerjakan secara bergantian oleh guru-

guru. Tidak ada GPK yang ikut dalam proses

penyelenggaranan PPDB di SD Suka Ilmu.

Ada kepanitiaan PPDB

namun pebagian tugas

kurang jelas

Jalannya PPDB Siswa baru wajib membawa beberapa syarat

seperti Kartu Keluarga, Foto copy KTP

orang tua, Akta Kelahiran, dan surat-surat

lain. Rapor TK tidak wajib dilampirkan saat

PPDB. Saat PPDB tidak ada siswa yang

terlihat secara fisik bahwa siswa tersebut

ABK. Tidak ada siswa baru yang membawa

surat keterangan ABK juga.

Siswa baru wajib

membawa beberapa

syarat seperti Kartu

Keluarga, Foto copy KTP

orang tua, Akta

Kelahiran, dan surat-surat

lain.

2 Identifikasi

Catatan

identifikasi

Tidak ada catatan identifikasi dari guru kelas

yang disimpan oleh kepala sekolah

Tidak ada catatan

identifikasi

3 Adaptasi Kurikulum

(Kurikulum fleksibel)

Kurikulum Kurikulum yang digunakan yaitu KTSP

untuk kelas 2, 3, 5, 6 dan K13 untuk kelas 1

SD Suka Ilmu

menggunakan KTSP dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

85

dan 4. Kurikulum yang digunakan sama

seperti SD reguler pada umumnya dan tidak

ada modifikasi kurikulum yang dilakukan.

Di kelas 4 kurikulum 13 baru dilaksanakan

tahun 2016.

K13 tanpa dimodivikasi.

Di kelas atas, kelas 4

menggunakan K13 dan

kelas 5, 6 menggunakan

KTSP

4 Merancang bahan ajar

dan kegiatan

pembelajaran yang

ramah anak

RPP/ RPPTH RPP/ RPPTH dan bahan ajar yang digunakan

antara siswa ABK dan siswa lain pada

umumnya sama sehingga tidak ada RPI

untuk siswa ABK. Di kelas 4 RPPTH yang

digunakan sudah diperbaharui sedangan di

kelas 5 dan 6 masih menggunakan RPP

tahun sebelumnya. Bahan ajar yang

digunakan juga sama antara siswa ABK dan

siswa lain pada umumnya.

Menggunakan RPP/

RPPTH dan bahan ajar

yang sama untuk siswa

ABK dan siswa lain pada

umumnya. RPPTH kelas

4 sudah diperbaharui

sedangkan RPP kelas 5

dan 6 belum di

perbaharui.

Kegiatan

pembelajaran

ramah anak

Guru menghargai siswa begitupula

sebaliknya. Di kelas 5 dan 6, siswa dengan

siswa juga saling menghargai. Kepedulian

antar siswa juga terjaga dengan baik tanpa

ada olok-olokan, namun di kelas 4 masih ada

siswa yang menjadikan siswa ABK sebagai

bahan olok-olokan.

Secara keseluruhan

kegiatan pembelajaran di

kelas atas ramah anak,

namun di kelas 4 masih

ada siswa yang

menjadikan siswa ABK

sebagai bahan olok-

olokan.

5 Penataan kelas yang

ramah anak

Penataan ruangan kelas atas tidak ada yang

khusus. Tidak ada fasilitas khusus yang

disiapkan untuk siswa ABK. Kondisi kelas

sama seperti kelas reguler pada umumnya.

Kondisi ruangan kelas 4 cukup nyaman

karena merupakan ruangan baru yang

Tidak ada fasilitas dan

penataan khusus di

ruangan kelas atas.

Penataan ruangan kelas

sama seperti sekolah

reguler pada umumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

86

dibangun. Pencahayaan cukup dan banyak

hasil karya siswa yang dipajang di dinding

kelas dan di papan karya siswa di belakang

kelas. Tempat duduk siswa diatur secara

berkelompok. Berbeda dengan ruangan kelas

5 dan 6 yang terlalu gelap apabila cuaca

tidak mendukung/ mendung. Dinding bagian

atas kelas dibuat terbuka membuat suara

bising diluar sangat jelas terdengar. Di kelas

6 ruangan terasa sempit, lebih sempit

daripada kelas atas yang lain.

Kondisi kelas 4 lebih

nyaman dan tertata

dibanding kelas 5 dan 6,

karena kelas 4 merupakan

bangunan baru.

6 Asessmen

Semua hasil assesmen siswa yang

dinyatakan ABK maupun yang dinyatakan

bukan ABK disimpan oleh kepala sekolah.

Dari data assesmen yang disimpan banyak

siswa yang dinyatakan ABK memiliki tipe

slow learner. Di kelas atas saat ini seluruh

siswa yang dinyatakan ABK memiliki tipe

slow learner. Hasil assesmen siswa yang

memiliki tipe slow learner dapat dilihat dari

hasil tes IQ, apabila nilai IQ dibawah normal

maka siswa tersebut dinyatakan slow

learner. Dari data hasil assesmen dapat di

ketahui bahwa assesmen tidak rutin di

lakukan setiap tahun, bahkan jangka waktu

tiap assesmen tidak sama.

Assesmen tidak rutin

dilakukan setiap tahun.

Dari hasil assesmen dapat

diketahui bahwa semua

siswa ABK di kelas atas

memiliki tipe slow

learner.

7 Pengadaan dan

pemanfaatan media

Sekolah tidak menyediakan media

pembelajaran adaptif untuk siswa ABK,

Sekolah tidak

menyediakan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

87

pembelajaran adaptif

sekolah hanya menyediakan media

pembelajaran biasa. Setiap media

pembelajaran di sekolah di simpan di

ruangan khusus dan media yang ada di kelas

hanya sebatas media gambar .Guru kelas

juga tidak selalu menggunakan media ketika

pembelajaran berlangsung.

pembelajaran adaptif

untuk siswa ABK,

sekolah hanya

menyediakan media

pembelajaran biasa.

Media pembelajaran

digunakan apabila

menurut guru kelas

diperlukan.

8 Penilaian dan evaluasi

pembelajaran

Guru mengamati perilaku siswa di kelas

untuk penilaian sikap. Evaluasi pembelajaran

yang dilakukan di kelas IV dan kelas V, VI

berbeda. Di kelas IV evaluasi dilakukan

ketika pembelajaran dalam sehari selesai

dilakukan namun di kelas V dan VI evaluasi

pembelajaran belum tentu dilaksanakan

setiap hari selesai pelajaran.

Guru mengamati perilaku

siswa di kelas untuk

penilaian sikap. Evaluasi

pembelajaran di kelas IV

dilakukan ketika

pembelajaran dalam

sehari selesai, namun di

kelas V dan VI evaluasi

pembelajaran belum tentu

dilaksanakan setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

88

REDUKSI HASIL WAWANCARA

No Aspek yang ditanyakan Jawaban Kesimpulan

1.

Penerimaan Peserta Didik

Baru (PPDB) yang

mengakomodasikan semua

anak

Semua tipe anak berkebutuhan khusus diterima mbak disini.

Karena kalau kita menolak dapat teguran dari dinas, soalnya kan

memang status sekolah kita sudah inklusi. WI.KS.27102017.1

Disini semua diterima mbak, karena sudah aturan dari dinas,

sekolah inklusi itu semua harus di terima, kelainan apa saja harus

diterima, nanti pendampingnya menyusul, sini ada pendamping 2

yang satu itu dari SLB kasih ibu yang satu itu GTT, inklusinya.

WI.PPPDB.14072017.1

Semua diterima. Ya karena sudah inklusi semua harus di terima

mbak. Disini itu banyak yang slow learner. W1.GK6.27102017.1

SD Suka Ilmu

menerima semua tipe

anak berkebutuhan

khusus.

Disini semua diterima mbak, karena sudah aturan dari dinas,

sekolah inklusi itu semua harus di terima, kelainan apa saja

harus diterima, nanti pendampingnya menyusul, sini ada

pendamping 2 yang satu itu dari SLB kasih ibu yang satu itu GTT,

inklusinya. WI.PPPDB.14072017.2-3

Semua diterima. Ya karena sudah inklusi semua harus di terima

mbak. Disini itu banyak yang slow learner tipenya.

WI.GK6.27102017.2

Semua kategori/ tipe

ABK diterima, hanya

saja banyak ABK

dengan tipe slow

learner.

GPKnya satu minggu 2 kali. Kalo yang GTT itu kan kebetulan

ada pilihan kepala dusun. Itu terpilih. Akhirnya kesini yaa..

Sekolah memiliki 2

GPK dan tambahan 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

89

Hanya sebisanya saja. Kalau yang GTT itu datang ke sekolah,

yang satunya bisa masuk ke kelas yang lain yang lambat belajar,

sini banyak yang lambat belajar mbak. WI.PPPDB.14072017.1

GPK disini ada 2, yang satu dari dinas mbak, yang satu GTT tapi

sekarang jarang masuk. Nah itu juga hanya sekitar seminggu

sekali duakali datang. Tapi ada GPK yang disiapkan oleh orang

tua secara pribadi itu kelas 3. Nah soal pas PPDB ikut atau tidak

saya kurang tahu mbak. Soalnya yang selo dateng ke sekolah gitu

aja kalau PPDB saling membantu. Tapi pas saya datang itu tidak

ada. WI.GK6.27102017.1 & 3-4

GPK dari orangtua

siswa. Saat PPDB

tidak ada GPK yang

mendampingi kegiatan

tersebut.

Mmm yang dipersiapkan......formulir. Formulir pendaftaran.

WI.PPPDB.14072017.1

Sekolah menyiapkan

formulir pendaftaran

untuk PPDB.

Untuk formulir tidak ada biaya, kemudian seragam itu harusnya

tidak, tapi kan kebanyakan sekolah berdekatan sini caranya gitu to

mbak. Tidak ada, seragam itu nanti dianggarkan dari BOS, itu

bantuan....bantuan seragam siswa miskin. WI.PPPDB.14072017.1

& 3

Tidak ada anggaran

khusus yang

dipersiapkan sekolah

untuk PPDB.

2. Identifikasi Sudah ketoro mbak. Guru kelas satu. Begitu mengajar anak-anak

yang diajarnya kan, oh ini kok sulit sekali menerima pelajaran.

Terus nanti diassesmenkan anak-anak yang lambat belajar tadi

diassesmen. WI.KS.27102017.1

Kalau SD sini kayaknya itu yang tahu guru kelas 1 mbak. Ya

berarti itu guru kelas 1 yang melakukan. Lalu nanti di tes kan

gitu, ada tesnya. Iya assesmen itu namanya. WI.GK6.27102017.2

Identifikasi dilakukan

oleh guru kelas 1 saat

kegiatan pembelajaran

mulai berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

90

3. Adaptasi Kurikulum

(Kurikulum fleksibel)

Sekarang ini dua macem mbak, karena kelas satu dan empat

mulai tahun ini K13 tapi untuk yang kelas 2, 3, 5, 6 itu pakek

KTSP 2006. Memang harus dimodifikasi dalam arti materinya

mbak. Materinya itu di apa.. diturunkan materinya seandaninya

untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus itu seandainya kalau

anak yang normal harus sudah bisa menghitung sampai lima

puluh seumpamanya, untuk anak yang berkebutuhan khusus nanti

tersendiri hanya bisa menghitung sampai sepuluh katakanlah.

Maka materi diturunkan. Tetapi untuk KKM nya tetap.

Seharusnya memang di rancang mbak. Tetapi memang

keterbatasan kami. Seharusnya memang seperti itu, sudah ada

contohnya. Memang membutuhkan waktu yang cukup banyak,

tenaga yang cukup banyak, pemikiran yang cukup kompeks.

Sementara kami kan pekerjaannya sudah full seperti itu ya nanti

disesuaiakan. Tapi sebenarnya harus mbak. Tapi memang

keterbatasan kami. Namanya kurikulum modifikasi, betul. Betul

harus kurikulum modifikasi. WI.KS.27102017.1-4

Sudah kurtilas sekarang. Sementara belum sampe ada yang

inklusinya seperti apa belum bisa, masih menyesuaikan dengan

yang normal, mungkin gurunya belum...hahaha belum bisa untuk

memadukan itu.Tapi kan seharusnya tidak sama to tapi

hihihi...tapi...tapi ini sementara haha atau mungkin besok kalau

hihi...sudah bisa buat beda karena aaaa....sulit. terlalu sulit untuk

yang ngikuti itu tadi. WI.GK4.7112017. 1-4

Kurikulum...2006, kita belum 13 mbak, baru...InsyaAllah tahun

depan. Kita samakan. WI.GK5.7112017.2

Kurikulum yang

digunakan yaitu K13

untuk kelas 1 dan 4,

KTSP untuk kelas 2, 3,

5, 6. Kurikulum yang

digunakan sama seperti

sekolah reguler pada

umumnya, namun

diperbolehkan adanya

penurunan materi

untuk siswa ABK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

91

Kurikulum disini yaa...sama e mbak. Walaupun ada ABKnya

kurikulumnya biasa kayak sekolah bukan inklusi. Kalau

merancangnya itu udah ada acuan dari atas, kemudian di rancang

sekolah sendiri nanti sebenernya ada TIMnya. Tapi disini masih

menggunakan kurikulum sama seperti sekolah reguler.

WI.GK6.27102017.5

4. Merancang bahan ajar dan

kegiatan pembelajaran yang

ramah anak

Iya (harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang ABK dan

juga siswa yang lain). WI.KS.27102017.1-2

Untuk sementara ini masih sama dengan yang normal semua.

WI.GK4.7112017.1

Kalau saya penyusunan RPP dan bahan ajar itu juga sama antara

siswa ABK dan yang lainnya. RPP dan bahan ajar juga sama

seperti sekolah reguler lainnya. Di kelas 6 itu siswa ABKnya bisa

mengikuti siswa yang lain kok mbak. WI.GK6.27102017.1-2

Di kelas atas

penyusunan RPP dan

RPPTH sama seperti

sekolah reguler.

Tapi nanti memang harus dikasih untuk yang anak-anak SLB

hanya sampai sekian itu sebenarnya. Lebih mudah itu

maksudnya. WI.KS.27102017.2

Untuk sementara ini masih sama dengan yang normal semua.

WI.GK4.7112017.1

Materinya...kalau kita klasikal memberikannya...kita sama

ngasihnya. Baru nanti kalau les sendiri nanti materinya saya

turunkan. WI.GK5.7112017.1-3

Di kelas atas bahan

ajar yang digunakan

sama antara siswa

ABK dan siswa lain

pada umumnya dan

tidak ada penurunan

materi yang dilakukan

ketika pembelajaran di

kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

92

Kalau saya penyusunan RPP dan bahan ajar itu juga sama

antara siswa ABK dan yang lainnya. RPP dan bahan ajar juga

sama seperti sekolah reguler lainnya. Di kelas 6 itu siswa

ABKnya bisa mengikuti siswa yang lain kok mbak.

WI.GK6.27102017.1-2

5.

Penataan kelas yang ramah

anak

Cuma untuk anak-anak yang seperti itu oleh guru kelasnya, anak-

anak yang lain sudah pulang atau pas ada hari… hari apa yo…

umpanya kelas enem pas ujian kan ada gurunya yang tidak

mengajar itu anak yang berkebutuhan khusus itu disuruh masuk

trus di privat. Kami memberi privat. Anak-anak yang sudah

pulang, oh kowe mengko keri yo tak tuturi iki sek. Seperti itu.

Gurunya seperti itu. Gurunya banyak memberi privat pada anak-

anak yang berkebutuhan khusus. WI.KS.27102017.7-8

Jadi gini kalau pelajaran itu saya...tempatkan dengan yang paling

pintar, biar..biar nanti sama temannya itu diajari sekalian biar

nyontoh tulisannya itu. Cuma penataan tempat duduknya...saya

berikan..saya jejerkan ke yang pintar tadi biar saling membantu.

Jadi tiga anak itu tidak ngumpul jadi satu. Ya biasa mbak ada sih

sebagian, mungkin ketika itu juga tidak, tapi entah kalau diluar

tidak tau, tapi sementara ini. Mungkin lebih senang lagi kalau

saya berikan reward, “siapa yang mau permen?...siapa yang mau

eskrimm?”...tapi sebenarnya Cuma gambar eskrim saja tapi

sebaliknya ada permen satu, gitu...terus itu kan berebut jadi..haha

semuanya ikut aktif. WI.GK4.7112017.1-2, 4, 8

Ya klasikal biasa, cuman nanti pas menjelaskan kan bareng-

bareng to di kelas, kalau pas saat mengerjakan yang lain berjalan

Di kelas atas

manajemen kelas

dilakukan dengan cara

mengatur tempat

duduknya agar tidak

ribut dan agar siswa

saling membantu

dalam memahami

pelajaran. Guru juga

mendekati siswa yang

belum paham seperti

siswa yang ABK,

memberikan reward

atas pencapaian di

kelas dan memberikan

les tambahan setelah

jam sekolah selesai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

93

sendiri, yang itu satu persatu kan duduknya tidak jejerkan,

duduknya ada yang disini disana, nanti pendekatannya satu

persatu. Kalau sudah pulang ada tambahan di les sendiri.

Dengan kerja kelompok, dengan pinter, tengah, bawah. Nanti kan

yang pandai bantu yang lemah. saya buat seperti itu, jadi kalau

sudah....karena dengan harapan kan mereka yang mampu

membantu yang tidak mampu, seperti tadi saya mungkin kurang

perhatian itu satu kelompok ternyata mereka ada yang pinter tapi

tidak mau memperhatiakan senenge ngomong, yang satu belum

bisa, yang perempuan juga suka ngomong dan belum bisa, yang

satunya lemah, empat, mereka tidak bisa berfikir semua. Tak

suruh kerja kelompok yang lain sudah jadi yang itu belum jalan,

padal tidak ada yang lambat belajar tadi, tidak ada lho. Terus saya

ganti “kamu pindah disana, yang itu pindah disini” dengan

harapan, yang saya pindah tadi kan membantu mereka, jadi bisa

jalan. Jadi saya mengajarnya seperti itu, cuma satu kelompok itu

tadi yang kurang perhatian, kalau yang lain kan sudah.

WI.GK5.7112017.4-6

Di kelas saya itu tempat duduk nya diatur. Siswa laki-laki tak

jejerke siswa perempuan ben ra ngobrol wae mbak. Lalu yang

ABK itu paling depan biar mudah kalau tak datangi.

WI.GK6.27102017.1-2

Dijadikan satu. Nanti kalo anak malah disendirikan nanti anak

malah, kan nggak anu tho mbak malah dhewekke itu istilahnya

njuk malah anak semakin down. Justru disamakan dengan teman

yang lain itu karena termotivasi woh aku padha yang lain. Nanti

kalo disendirikan malah nanti membuat anak jadinya lebih minder

Posisi siswa ABK dan

siswa lain pada

umumnya di kelas atas

dilakukan dengan cara

yang berbeda-beda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

94

kan. Enggak, nggak ada. Kami tidak memberikan. Jadi satu.

Cuman didampingi oleh GPK itu dituturi seperti itu. Kan ada

pendampingya kan. Guru pendamping khusus itu ngajari anak-

anak, didampingilah, seperti yang ada di kelas tiga, itu didampingi

yo semampunyalah. WI.KS.27102017.1 & 7

Tempat duduknya setiap seminggu sekali atau berapa hari

sekali saya ubah. Nggak.....nggak....tidak ada perkecualian dan

perlakuannya sama. WI.GK4.7112017.1-3

Pengelompokkannya tetep saya campur, mereka yang rata-rata di

atas, mereka yang rata-rata, mereka yang lambat, saya jadikan 1

biar mereka saling tukar pikiran. WI.GK5.7112017.1

Di kelas saya itu tempat duduk nya diatur. Siswa laki-laki tak

jejerke siswa perempuan ben ra ngobrol wae mbak. Lalu yang

ABK itu paling depan biar mudah kalau tak datangi.

WI.GK6.27102017.1-3

Ada pengaturan tempat

duduk khusus seperti

siswa ABK diposisikan

di depan dan ada yang

dibiarkan berbaur

bebas dengan siswa

lain.

6.

Assesmen

Ya sementara baru ulangan harian dan..cuma pengamatan dulu.

Terus yang lain misalnya seperti apa...... belum bisa..

hahaha...sementara. WI.GK4.7112017.1

Untuk memantau perkembangan siswa, hasil belajarnya kita

mengadakan ulangan, soal-soal. Tugasnya nanti kan di data, kok

hasilnya masih... ohh berarti ini belum anu. WI.GK6.27102017.1-

2

Guru kelas atas

memantau kemajuan

hasil belajar dari

pengamatan dan hasil

ulangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

95

Kalau di sini kayaknya belum. WI.GK5.7112017.1

Sekolah tidak

melakukan screening

secara berkala.

Oh itu, ya kami wawancara dengan guru kelasnya, bagaimana

anak ini dapat mengikuti pelajaran yang disampaikan. Nanti

sekiranya anak-anak tidak mampu ya saya menganjurkan untuk

diberi pelajaran yang lebih mudah sesuai dengan kemampuan

siswa. Dan itu sudah dilakukan oleh guru kemudian dengan privat

itu tadi supaya bisa. Permasalahan yang sering kami alami.

Terutama pas privat itu saya berkunjung ke gurunya. Iki iye? Saya

melihat waktu dek’e ngeja lagi seperti itu. Saya amati anak itu.

WI.KS.27102017.1

Kepala sekolah

mencari informasi dari

guru kelas masing-

masing mengenai

perkembangan siswa

untuk mendiagnosis

kelayakan atas layanan

pendidikan khusus.

Program khusus apa yo? Kayaknya sama eh. Nggak ada yang

khusus eh. Kayaknya sama dengan anak-anak yang lain. Semua

sama. Ikut program drum band semua juga ikut. Pokoknya

mengikuti yang lain. Iya. Diikutkan semua. Ada drum band, TPA,

kemudian baris, olahraga, pramuka. WI.KS.27102017.1-2

Tidak ada program

khusus yang diberikan

sekolah untuk siswa

ABK.

Masih menyesuaikan dengan yang normal. WI.GK4.7112017.1

Kurikulum yang seperti sekolah reguler itu tadi ya njuk

penerapannya kita sama. Pokoknya sama seperti sekolah biasa

itu. WI.GK6.27102017.2

Penerapan kurikulum

di kelas atas sama

seperti sekolah reguler.

Otomatis sama. Evalusi sama dengan yang lain. Ulangan harian,

ulangan tengah semester, UTS, UAS, UKK, ulangan akhir

semester atau ulangan kenaikan kelas itu. WI.KS.27102017.1

Bentuk evaluasi

pengajaran di kelas

atas antara siswa ABK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

96

Dari hasil ulangan siswa, dari ulangan harian sama tes-tes itu

nanti kan tahu hasil belajarnya seperti apa. Itu juga soal yang saya

pakai sama. Soalnya ya tadi siswa ABK bisa mengikuti dengan

baik kalau di kelas saya. WI.GK6.27102017.2-3

dan siswa lain pada

umumnya sama.

-

Tidak ada program

untuk ABK maka tidak

ada evaluasi program.

7. Pengadaan dan pemanfaatan

media pembelajaran adaptif

Pembelajarannya paling tidak dengan gambar. Ya tidak mesti,

kadang tergantung lihat buku siwanya, perlu atau tidak, kalau

tidak ya, nanti mungkin gambar hewan atau apa itu yang pake

bisa di OHP pake proyektor. Sementara ini kalau medianya

sekolah ada, sebagian ada, kalau cuma gambar-gambar kan canti

bisa download misalnya lagu juga ada carikan sendiri.

WI.GK4.7112017.1 & 4-5

Ya saya tinggal lihat materinya mbak. Ya kalau misalkan anak itu

untuk kita abstrakan mereka kira-kira tidak bisa ya kita buat

alat peraga untuk mengkonkritkan, misalkan seperti tadi untuk

mencari ruas layang-layang, “coba kalian bayangkan”, “bu njuk

le mbayangke piye?”. Untuk peraga IPA itu banyak sekali.

Kalau saya...aaaa...ya kita butuh...aaa cahaya, itu ada di sekolah

ya kita pakai di sekolah kalau tidak ya kita siapkan sendiri, kalau

di sekolah kan adanya cermin datar, ember, air, ya itu ya kita

pakai, nah kalau senter kan tidak ada, untuk cahaya yang

merambat lurus, kan kita bisa pakai matahari, bisa memakai

senter, nah itu biasanya anak tak suruh bawa. WI.GK5.7112017.2-

3 & 5

Di kelas atas media

tidak digunakan pada

setiap materi, media

digunakan apabila

menurut guru kelas itu

diperlukan. Di sekolah

media juga sudah

tersedia, hanya saja

sekolah tidak

mempunyai media

khusus untuk siswa

ABK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

97

Media tak gunakan kalau butuh aja, tapi ya jarang kan kalau

kelas 6 tinggal pemantapan mbak. Kan tidak semua materi juga

butuh media dan belum tentu bisa pakai media. Ya kalau sulit

dijelaskan tanpa media itu baru menggunakan media. Disini

media yang digunakan juga media biasa bukan media khusus

untuk siswa ABK. WI.GK6.27102017.1

8.

Penilaian dan evaluasi

pembelajaran

Untuk KKM kan sama. Memang dalam penentuan KKM kan

ditentukan berdasar tiga ranah. Tentang KKM itu dari intaq

artinya dari fasilitas fasilitasnya memadai atau gak, kemudian dari

kemampuan siswa kemampuan siswanya ada yang LB mungkin

agak rendah. Kemudian yang satu berdasarkan materi. Kalo

materinya ya sulit KKM nya agak rendah, kalo materinya yang

mudah KKM nya yang tinggi. Tiga macam itu yang bisa

menentukan KKM. Jadi yang rendah juga menentukan,

menentukan dalam menentukan keputusan KKM. Jadi membuat

KKM tidak terus harus tinggi, wah ini anak-anaknya seperti ini

kemampuannya. Jadi kemampuan anak juga menentukan.

WI.KS.27102017.2

KKM sendiri KKM sementara ini sama, dari kelas 1 sampai kelas

6 sama. Yo rapat dulu, paling tidak ditentukan dulu.

WI.GK4.7112017.1

Ituuu...aaaa kalau penentuan KKM itu berdasarkan kompleksitas

terussss...intake samaa...sumber daya pendukungnya, ada 3

faktor yang mempengaruhi, ya kita liat, sebelum kita menentukan

kan kita liat kelas 5 itu seperti apa, tingkat kesulitannya itu seperti

Penentuan KKM di SD

Suka Ilmu beracuan

pada 3 ranah yaitu

intake, kompleksitas,

dan daya dukung.

Penentuan tersebut

diputuskan melalui

rapat. Untuk tahun

ajaran 2017/2018

KKM yang digunakan

sama dengan tahun

sebelumnya. KKM

antara siswa ABK dan

siswa lain pada

umumnya dikelas atas

sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

98

apa, itu untuk kompleksitas, terus untuk daya pendukung kita liat

kemampuan...gurunya, terus alat peraga yang mendukung ada apa

tidak, kalau ada kan kita bisa, terus untuk sumber daya pendukung

aaaa...intake, intake itu kemampuan siswa sebelumnya, kalau

kemampuan siswa sebelumnya itu dari rata-rata rapot, kalau rata-

ratanya tinggi berarti siswa sudah mampu. Kalau KKM kelas 5 itu

berdasarkan rata-rata kelas 4 semester 2, kalau kita mau

menentukan KKM IPS ya kita liat rata-rata nilai IPS kelas 4, terus

kompleksitas dan daya pendukung tadi, kalauu..misalkan rata-rata

rapotnya 80, terus gurunya nggak bisa, kan kita guru kan tidak

semua mengajar itu tidak secara...secara sempurna, kok kayaknya

saya yang ini belum mampu, berarti nilainya kan jadi rendah, ooo

ini materinya juga sulit mungkin nanti kalau saya ajarkan anak-

anak juga sulit untuk memahaminya, sulit untuk pahamnya,

dikasih nilai rendah, jadi mungkin KKMnya jadi 70 berapa...70

atau berapa, yaitu tadi asalnya seperti itu. Jadi tidak semata-mata

sesuka hati kita sendiri KKM, jadi bisa bermacam-macam. Kalau

untuk kelas...tapi kita kan rapat dulu secara keseluruhan yaa, “kita

penentuan yang dulu berdasarkan inii...inii..inii..iniii, nanti kita

samakan”, “berarti tidak berubah to bu?”, “tidak” ya

sudahhh...nanti guru kelas ya membuat masing-masing kan

melihat materinya masing-masing. Iyaaa...nanti kalau sudah

seperti itu kan penilaiannya untukkk...aaa..apa...untukk...penilaian

yang apa ya namanya...akreditasi atau apa yaaa...akreditasi apa ya

itu kan 4 tahunan, itu kalau ingin nilainya baik kan semua atau

mayoritas itu harus 75, jadi semua diusahakan KKM nya 75 tapi

sama dari kelas 1 sampai kelas...tapi yang betul prosesnya seperti

tadi berdasarkan tingkat kesulitan materi, kemampuan guru sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

99

alat peraganyaa, siswa, awal...nah dari itu. Ya sekarang udah

di....yaa...aslinya ya dibuat seperti itu tapi kan ada salah satu dari

unsur itu yang sebenarnya kurang kita buat bisa, biar jadi 75.

KKMnya....kalau kita ulangan kan kita patokannya pada

KKMnya, misalnya ulangan IPS tadi ya, KKMnya IPS 70,

berartii...siswa harus mencapai 70, jika ada siswa...itu kan

diperseni, kalau persenan yang belum mencapai 70 atau kurang

itu lebih, yo kurang gampangane, kurang dari 70, ituu...lebih dari

25, berarti guru harus koreksi, karena kesalahan disitu adalah

kesalahan guru. Mungkin guru yang mengajarnya terlalu sulit

untuk dipahami siswa. Tapi kalau yang mencapai kurang dari 70

itu kurang dari 25% , itu berarti mereka yang kurang itulah yang

diadakan perbaikan, dengan soal yang terlalu sulit kita permudah,

disini seperti itu. WI.GK5.7112017.1-4

KKMnya....dirapatke mbak. Tapi akhirnya ya sama KKMnya.

KKM untuk semua kelas yang digunakan sama. Njuk yang untuk

siswa ABK dan bukan ABK juga sama. Soalnya kalau disini kan

kebanyakan slow learner tadi, lha nganu....yang ABK tetep bisa

ngikuti dengan baik pas di kelas 6 selama ini. Kalau yang slow

learner kan dilihat dari itu mbak IQ nya padahal kan ya itu bisa

berubah ya. WI.GK6.27102017.1

Soalnya memang seharusnya lebih mudah mbak. Harusnya

lebih mudah. Soalnya materinya juga lebih mudah. Seharusnya

memang harus beda. Seperti kalo ujian anak-anak yang LB

memang harus beda. WI.KS.27102017.1-3

Sementara masih sama hahaha..sementara ini masih sama,

Bentuk evaluasi yang

dilakukan di kelas atas

berupa ulangan harian,

UTS, dan UAS.

Bentuk soal evaluasi

yang digunakan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

10

0

mungkin besok..besok akan aaa....berusaha untuk memberikan

pelayanan khusus untuk itu. Ini sementara ini mbak, karena baru

latihan juga, kurtilas ini malah buat sendiri, karena belum ada,

walaupun belum top-top, harusnya kan C4 C5 tapi sementara ini

C2 nya banyak hahaha, ya misal dari 15 soal itu yang top baru

berapa soal, belum memenuhi karena ini masih pendampingan. Itu

kan yang secara tulis udah,mungkin yang secara lisan. Lisan dan

tulis baru sementara itu. WI.GK4.7112017.1,4,8

Sama, ternyata juga bisa kok mbak. Tahun kemaren ada yang

ABK juga to ternyata nilainya malah bagus. Ya kalau dari bawah

masuknya lambat belajar. Tapi kalau tesnya tidak berkala tadi ya,

cuma sekali tes nanti sampai lulus itu murid saya itu ada yang

lambat belajar di tes di kelas bawah, ternyata setelah sampai di

kelas 5 dia mulai bisa, dan setelah kelas 6 dia malah dapat ranking

7. Kalau ulangan harian setiap... selesai satu.....apa

namanya....pokok bahasan, misalnya kita mengajarkan pecahan,

selesai mengajarkan pecahan. Ya UTS ikut UTS, UAS ya ikut

UAS, ulangan akhir semester ya ikut, ujian ya ikut. Disini semua

diikuti, soalnya nanti kalau tidak ikut ujian untuk sekolah

selanjutnya, untuk SMP kan jadi bermasalah kan, kan kasian.

Kalau UTS itu gugus, satu gugus kalau disini 4 SD, itu

gugus...kita buat di gugus bareng-bareng, kalau soal ulangan

semester itu kita dari...dinas, sama ulangan kenaikan kelas juga

dari dinas. UTS itu yang membuat...yang gugus, gugus terus nanti

dijadikan satu di UPTD. WI.GK5.7112017.1&9

Kalau di kelas 6 ini ya evaluasi yang lain pada umumnya sama

siswa ABK dan siswa

lain pada umumnya

sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

10

1

UTS, UAS. Tapi kan kalau kelas 6 beda mbak besok ada latihan-

latihan ujian. Kalau kelas 6 ini saya pokokkan materi habis,

latihan, ngulang materi yang belum paham, latihan lagi, gitu tapi

besok kalau sekarang kan ini belom. WI.GK6.27102017.2-3

Ya untuk memantau hasil belajar siswa, apa sebernernya bisa

apa tidak. WI.GK4.7112017.1

Di kelas 6 evalusi digunakan untuk memantau perkembangan

siswa. Ya.....untuk mengukur to udah paham atau belum.

WI.GK6.27102017.1

Evaluasi bagi siswa

dilakukan bertujuan

untuk memantau hasil

belajar dan

perkembangan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

102

10

2

HASIL DOKUMENTASI

No Aspek Daftar Dokumen Ya

()

Tidak

()

Keterangan

1 Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB)

yang

mengakomodasikan

semua anak

Susunan panitia

penerimaan

peserta didik

baru (PPDB)

Menggunakan

susunan

kepanitiaan

sebelumnya

dan belum

diperbaharui

Pedoman/

panduan

pelaksanaan

PPDB

Menggunakan

petunjuk

teknis dari

dinas

pendidikan

2 Identifikasi Catatan hasil

identifikasi

siswa

3 Adaptasi

Kurikulum

(Kurikulum

fleksibel)

Kurikulum yang

diadaptasi

Kurikulum tanpa

diadaptasi

4 Merancang bahan

ajar dan kegiatan

pembelajaran yang

ramah anak

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

Harian (RPP)/

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

Tematik Harian

(RPPTH)

Untuk

kurikulum

2006/ KTSP

kelas 5 dan 6

menggunakan

kurikulum

tahun

sebelumnya

dan belum ada

yang baru

Rencana

Pembelajaran

Individu (RPI)

Silabus Silabus kelas 5

dan 6

menggunakan

tahun yang

sebelumnya

5 Penataan kelas

yang ramah anak - - - -

6 Asessmen Hasil assesmen

siswa

Hasil

assesmen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

103

10

3

terakhir tahun

2015

7 Pengadaan dan

pemanfaatan media

pembelajaran

adaptif

- - - -

8 Penilaian dan

evaluasi

pembelajaran

Soal evaluasi

pembelajaran

Soal evaluasi

yang

digunakan

antara siswa

ABK dan

siswa lain

pada

umumnya

sama

Penilaian siswa Penilaian

siswa sesuai

indikator dan

KKM yang

ada

Kriteria

Ketuntasan

Minimal (KKM)

KKM sama

dengan tahun

sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

10

4

DISPLAY DATA OBSERVASI DAN WAWANCARA

No Aspek yang Digali Sub Aspek yang

Digali Observasi Wawancara

1. Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB)

yang

mengakomodasikan

semua anak

Fasilitas

Sekolah menyediakan fasilitas

pokok untuk PPDB seperti

ruangan PPDB dan formulir

pendaftaran.

Sekolah menyiapkan formulir

pendaftaran untuk PPDB. Tidak ada

anggaran khusus yang dipersiapkan

sekolah untuk PPDB.

Kepanitiaan Ada kepanitiaan PPDB namun

pebagian tugas kurang jelas

-

Jalannya PPDB

Siswa baru wajib membawa

beberapa syarat seperti Kartu

Keluarga, Foto copy KTP orang

tua, Akta Kelahiran, dan surat-

surat lain.

SD Suka Ilmu menerima semua tipe

anak berkebutuhan khusus. Semua

kategori/ tipe ABK diterima, hanya

saja banyak ABK dengan tipe slow

learner. Sekolah memiliki 2 GPK

dan tambahan 1 GPK dari orangtua

siswa. Saat PPDB tidak ada GPK

yang mendampingi kegiatan tersebut.

2. Identifikasi

Proses identifikasi Identifikasi dilakukan oleh guru kelas

1 saat kegiatan pembelajaran mulai

berlangsung.

Catatan identifikasi Tidak ada catatan identifikasi

3. Adaptasi Kurikulum

(Kurikulum fleksibel)

SD Suka Ilmu menggunakan

KTSP dan K13 tanpa

dimodivikasi. Di kelas atas,

kelas 4 menggunakan K13 dan

kelas 5, 6 menggunakan KTSP

Kurikulum yang digunakan yaitu

K13 untuk kelas 1 dan 4, KTSP

untuk kelas 2, 3, 5, 6. Kurikulum

yang digunakan sama seperti sekolah

reguler pada umumnya, namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

10

5

diperbolehkan adanya penurunan

materi untuk siswa ABK.

4. Merancang bahan ajar

dan kegiatan

pembelajaran yang

ramah anak

RPP/ RPPTH Menggunakan RPP/ RPPTH dan

bahan ajar yang sama untuk

siswa ABK dan siswa lain pada

umumnya. RPPTH kelas 4 sudah

diperbaharui sedangkan RPP

kelas 5 dan 6 belum di

perbaharui.

Di kelas atas penyusunan RPP dan

RPPTH sama seperti sekolah reguler.

Di kelas atas bahan ajar yang

digunakan sama antara siswa ABK

dan siswa lain pada umumnya dan

tidak ada penurunan materi yang

dilakukan ketika pembelajaran di

kelas.

Kegiatan

pembelajaran ramah

anak

Secara keseluruhan kegiatan

pembelajaran di kelas atas ramah

anak, namun di kelas 4 masih

ada siswa yang menjadikan

siswa ABK sebagai bahan olok-

olokan.

Di kelas atas manajemen kelas

dilakukan dengan cara mengatur

tempat duduknya agar tidak ribut dan

agar siswa saling membantu dalam

memahami pelajaran. Guru juga

mendekati siswa yang belum paham

seperti siswa yang ABK,

memberikan reward atas pencapaian

di kelas dan memberikan les

tambahan setelah jam sekolah

selesai.

5. Penataan kelas yang

ramah anak

Tidak ada fasilitas dan penataan

khusus di ruangan kelas atas.

Penataan ruangan kelas sama

seperti sekolah reguler pada

umumnya. Kondisi kelas 4 lebih

nyaman dan tertata dibanding

kelas 5 dan 6, karena kelas 4

Posisi siswa ABK dan siswa lain

pada umumnya di kelas atas

dilakukan dengan cara yang berbeda-

beda. Ada pengaturan tempat duduk

khusus seperti siswa ABK

diposisikan di depan dan ada yang

dibiarkan berbaur bebas dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

10

6

merupakan bangunan baru. siswa lain.

6. Asessmen Assesmen tidak rutin dilakukan

setiap tahun. Dari hasil assesmen

dapat diketahui bahwa semua

siswa ABK di kelas atas

memiliki tipe slow learner.

Sekolah tidak melakukan screening

secara berkala. Tidak ada program

khusus yang diberikan sekolah untuk

siswa ABK.

7. Pengadaan dan

pemanfaatan media

pembelajaran adaptif

Sekolah tidak menyediakan

media pembelajaran adaptif

untuk siswa ABK, sekolah

hanya menyediakan media

pembelajaran biasa. Media

pembelajaran digunakan apabila

menurut guru kelas diperlukan.

Di kelas atas media tidak digunakan

pada setiap materi, media digunakan

apabila menurut guru kelas itu

diperlukan. Di sekolah media juga

sudah tersedia, hanya saja sekolah

tidak mempunyai media khusus

untuk siswa ABK.

8. Penilaian dan evaluasi

pembelajaran

Penilaian dan

evaluasi

Guru mengamati perilaku siswa

di kelas untuk penilaian sikap.

Evaluasi pembelajaran di kelas

IV dilakukan ketika

pembelajaran dalam sehari

selesai, namun di kelas V dan VI

evaluasi pembelajaran belum

tentu dilaksanakan setiap hari..

Guru kelas atas memantau kemajuan

hasil belajar dari pengamatan dan

hasil ulangan. Kepala sekolah

mencari informasi dari guru kelas

masing-masing mengenai

perkembangan siswa untuk

mendiagnosis kelayakan atas layanan

pendidikan khusus. Bentuk evaluasi

pengajaran di kelas atas antara siswa

ABK dan siswa lain pada umumnya

sama. Bentuk evaluasi yang

dilakukan di kelas atas berupa

ulangan harian, UTS, dan UAS.

Bentuk soal evaluasi yang digunakan

antara siswa ABK dan siswa lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

10

7

pada umumnya sama. Evaluasi bagi

siswa dilakukan bertujuan untuk

memantau hasil belajar dan

perkembangan siswa.

KKM Penentuan KKM di SD Suka Ilmu

beracuan pada 3 ranah yaitu intake,

kompleksitas, dan daya dukung.

Penentuan tersebut diputuskan

melalui rapat. Untuk tahun ajaran

2017/2018 KKM yang digunakan

sama dengan tahun sebelumnya.

KKM antara siswa ABK dan siswa

lain pada umumnya di kelas atas

sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

108

10

8

Lampiran 6. surat keterangan selesai melakukan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD · PERMASALAHAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KELAS ATAS SD “SUKA ILMU” WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

109

10

9

BIODATA PENELITI

Hera Erisa lahir di Kulon Progo, 12 Agustus

1996. Anak kedua dari dua bersaudara ini mengawali

pendidikan formalnya pada tahun 2002 di SDN

Lendah II Kabupaten Kulon Progo (2002-2008),

Pendidikan Menengah Pertama di SMP 1 Lendah

Kabupaten Kulon Progo (2008-2011), Pendidikan

Menengah Atas di SMA 2 Wates Kabupaten Kulon Progo (2011-2014). Pada

tahun 2014 peneliti menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul: “Permasalahan Sekolah Dasar Inklusi

di Kelas Atas SD “Suka Ilmu” Wilayah Kabupaten Kulon Progo”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI