PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI...

127
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA FITNESS CENTER DI HELIOS FITNESS CENTER PURWOKERTO SKRIPSI Oleh RENDY DWINANDA EIA008017 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2012

Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI...

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN

PENGGUNA JASA FITNESS CENTER DI HELIOS

FITNESS CENTER PURWOKERTO

SKRIPSI

Oleh

RENDY DWINANDA

EIA008017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2012

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

i

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA

JASA FITNESS CENTER DI HELIOS FITNESS CENTER

PURWOKERTO

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana

pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Oleh

RENDY DWINANDA

EIA008017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2012

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

ii

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA

JASA FITNESS CENTER DI HELIOS FITNESS CENTER

PURWOKERTO

Oleh:

RENDY DWINANDA

E1A008017

Disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum

pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan Disahkan

Pada Tanggal : Desember 2012

Penguji I/ Penguji II/ Penguji III

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Rochani U. S, S.H., M.S. Suyadi, S.H., M.Hum. I Ketut K.N, S.H., M.Hum.

NIP. 19520603 198003 2 001 NIP. 19611010 198703 1 001 NIP.19610520 198703 1 002

Mengetahui,

Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Dekan,

Dr. Angkasa, S.H., M.Hum.

NIP. 19640923 198901 1 001

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA

JASA FITNESS CENTER DI HELIOS FITNESS CENTER

PURWOKERTO

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan semua sumber data

serta informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa

kebenarannya.

Bila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Purwokerto, 10 Desember 2012

RENDY DWINANDA

E1A008017

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat, berkah, dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA

JASA FITNESS CENTER DI HELIOS FITNESS CENTER. Skripsi ini

disusun guna memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum.

Penulis menyadari, sesuai dengan kodrat manusia sebagai hamba ciptaan

Allah SWT, skripsi ini belum merupakan sebuah karya yang sempurna. Sebab

sebagai seorang manusia yang masih jauh dari kesempurnaan senantiasa berada

dalam proses pembentukan diri untuk mencapai yang terbaik. Dalam posisi ini

penulis tidak dapat melepaskan diri dari ketergantungan dengan berbagai pihak.

Karenanya, kritik dan saran semua pihak merupakan masukan yang berharga bagi

penulis, sehingga memberikan kontribusi yang amat besar dalam penyempurnaan

skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga skripsi dapat

terselesaikan dengan baik. Secara tulus ikhlas penulis sampaikan ucapan

terimakasih tersebut kepada :

1. Bapak Dr. Angkasa, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman;.

2. Ibu Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S., selaku dosen Pembimbing Skripsi I

yang telah memberikan waktu dan kesabarannya dalam membimbing penulis

hingga selesainya skripsi ini;

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

v

3. Bapak Suyadi, S.H., M.Hum. selaku dosen Pembimbing II yang berkenan

membagi ilmunya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini;

4. Bapak I Ketut Karmi Nurjaya, S.H., M.Hum. selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak Djumadi, S.H.,S.U. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberi arahan, bimbingan dan motivasi dalam studi.

6. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen yang kenal dengan saya, terima kasih atas

segala motivasi, informasi, data dan masukan selama pembuatan skripsi.

Seluruh staf dosen dan karyawan di lingkungan Fakultas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman

7. Papa dan Mama tercinta, Kakakku Irfan Parama Riski yang sudah menjadi

Sarjana Hukum dari UNSOED. Terimakasih atas segala perhatian, support

dan kasih sayangnya.

8. Rekan-rekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, khususnya

angkatan 2008;

9. Segenap karyawan Helios Fitness yang telah membantu saya dalam bekerja,

terima kasih atas kerja samanya.

10. Semua pihak yang turut membantu penyusunan skripsi ini.

Purwokerto, 10 Desember 2012

Penulis

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….i

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….ii

PERNYATAAN…………………………………………………………...iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………….iv

ABSTRAK…………………………………………………………………ix

ABSTRACT………………………………………………………………..x

DAFTAR ISI………………………………………………………………vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………1

B. Perumusan Masalah…………………………………………...7

C. Tujuan Penelitian……………………………………………...8

D. Kegunaan Penelitian………………………………………......8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perlindungan Hukum…………..……………………………...9

1. Pengertian Hukum………………………………………...9

2. Konsep Perlindungan Hukum…………………………....10

B. Hukum Perlindungan Konsumen…………………………….11

1. Perlindungan Konsumen………………………………....11

2. Asas-Asas Hukum Perlindungan Konsumen…………….12

3. Sumber Hukum Perlindungan Konsumen………………..14

4. Tujuan Perlindungan Konsumen…………………………21

C. Konsumen……………………………………………………23

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

vii

1. Pengertian Konsumen & Pengaturannya………………...23

2. Hak & Kewajiban Konsumen…………………………...28

D. Pelaku Usaha………………………………………………...37

1. Pengertian Pelaku Usaha………………………………...37

2. Hak & Kewajiban Pelaku Usaha………………………...38

3. Larangan Bagi Pelaku Usaha……………………………41

E. Hukum Perjanjian…………………………………………....43

1. Pengertian Perjanjian…………………………………….43

2. Unsur Perjanjian……………………………………….....46

3. Asas-Asas Perjanjian……………………………………..47

4. Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian……………………........50

5. Jenis-Jenis Perjanjian………………………………….....54

6. Berakhirnya Perjanjian…………………………………...56

F. Fitness Center (Pusat Kebugaran)…………………………...57

1. Olahraga…………………………………………….........57

2. Manfaat Olahraga………………………………………..58

3. Jenis-Jenis Olahraga……………………………………...59

4. Sejarah Fitness……………………………………….......60

5. Pengertian Fitness Center………………………………..62

6. Fitness……………………………………………………64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian…………………………………………...67

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

viii

B. Spesifikasi Penelitian………………………………………...67

C. Lokasi Penelitian…………………………………………….67

D. Jenis Data……………………………………………………67

E. Metode Pengumpulan Data…………………………………68

F. Metode Penyajian Data……………………………………..69

G. Metode Analisis Data……………………………………….69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian…………………………………………......71

B. Pembahasan…………………………………………………89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................106

B. Saran ....................................................................................108

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

ix

ABSTRAKSI

Kesehatan adalah modal yang sangat penting bagi kita semua dalam

melakukan segala aktivitas sehari-hari. Olahraga adalah salah satu cara dalam

menjaga kesehatan. Salah satu olahraga yang saat ini digemari adalah fitness.

Tentunya fitness haruslah dilakukan di fitness center (pusat kebugaran). Sudah

banyak didirikan pusat-pusat kebugaran di kota Purwokerto ini. Namun, dalam

kenyataanya di lapangan pusat-pusat kebugaran tersebut kuranglah

memperhatikan pelayanan kepada konsumennya. Berdasarkan hal tersebut, maka

diperlukan perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa fitness center

(pusat kebugaran) agar konsumen mendapatkan pelayanan jasa fitness center

secara maksimal. Perlindungan Konsumen telah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-Undang tersebut

merupaka payung yang mengintegrasikan dan memperkuat penegakan hukum di

bidang Perlindungan Konsumen. Peraturan perlindungan konsumen lainnya yang

mengatur tentang jasa fitness center (pusat kebugaran) adalah Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlindungan yang

diberikan oleh pihak fitness center terhadap konsumen berdasarkan Undang-

Undang Perlindungan Konsumen. Penelitian ini menggunakan metode yuridis

normative dengan spesifikasi penelitian secara deskripstif, dengan harapan dapat

memperoleh informasi yang mendalam dari obyek yang sedang diteliti. Penelitian

ini dilakukan di Helios Fitness Center Purwokerto.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa pihak Helios

Fitness dalam memberikan pelayanan kepada konsumennya telah secara

maksimal. Pelayanan-pelayanan yang diberikan pihak Helios Fitness, bertujuan

agar konsumen dapat memperoleh hak-haknya sebagaimana telah diatur dalam

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Berkaitan dengan Pasal 4 Undang-undang Perlindungan Konsumen mengenai

hak-hak konsumen, pelaku usaha jasa fitness center telah memenuhi hak tersebut.

Upaya penyelesaian sengketa antara pihak Helios Fitness dan pihak konsumen

adalah melalui musyawarah, apabila tidak tercapai maka konsumen dapat

menggugat melalui pengadilan. Pengaturan upaya penyelesaian sengketa ini

bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum kepada konsumen.

Kata kunci : Perlindungan Hukum,Perlindungan Konsumen, Konsumen Fitness

Center.

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

x

ABSTRACT

Health is a very important asset for all of us to do all daily activities.

Sports is one way in maintaining health. One sport that is currently popular is the

fitness. Obviously fitness should be done in the fitness center (gym). Already

many established fitness centers in the city this Purwokerto. However, the reality

in the field fitness centers are kuranglah attention to service their customers.

Based on this, the necessary legal protection of consumers of service fitness

center (gym) so that consumers get the services to the maximum fitness center.

Consumer protection has been regulated in Law No. 8 of 1999 on Consumer

Protection. Act be an umbrella that integrate and strengthen law enforcement in

the field of consumer protection. Other consumer protection regulations governing

service fitness center (gym) is Law No. 3 of 2005 on National Sports System, Act

No. 36 of 2009 on Health, and the Indonesian Government Regulation No. 16 of

2007 on the Implementation of Sport.

The purpose of this study was to determine the protections provided by the

fitness center to the consumer by the Consumer Protection Act. This study uses

juridical normative specifications deskripstif research, hoping to obtain in-depth

information of the object being studied. The research was conducted in Helios

Fitness Center Purwokerto.

Based on these results it can be seen that the Helios Fitness in providing

services to their customers have the maximum. Services given the Helios Fitness,

intended that consumers can obtain their rights as stipulated in Article 4 of Law

No. 8 of 1999 on Consumer Protection. With regard to Article 4 of the Consumer

Protection Act regarding the rights of consumers, business service fitness center

meets these rights. Efforts dispute between the Helios Fitness and the consumer is

to deliberation, if not achieved then the consumer can sue through the courts.

Setting dispute resolution efforts aimed to provide legal protection to consumers.

Keywords: Law Protection, Consumer Protection, Consumer Fitness Centre.

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

HALAMAN PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI SAYA SKRIPSI INI SAYA SKRIPSI INI SAYA SKRIPSI INI SAYA

PERSEMBAHKAN UNTUK PERSEMBAHKAN UNTUK PERSEMBAHKAN UNTUK PERSEMBAHKAN UNTUK

KELUARGA TERCINTA KELUARGA TERCINTA KELUARGA TERCINTA KELUARGA TERCINTA

PAPA + MAMA

&

IRFAN PARAMA RIZKI

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

RENDY DWINANDARENDY DWINANDARENDY DWINANDARENDY DWINANDA

THANKS TO :THANKS TO :THANKS TO :THANKS TO :

1. Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridhonya skripsi ini

dapat terselesaikan walaupun agak sedikit lebih lama dari waktu

biasanya. Alhamdulillah.......Selesai, Finish, The End,

Rampung...............................

2. Papa Tercinta, Terima Kasih Pah, walaupun aku ga’ terlalu

banyak omong tapi aku bisa buktiin kalo ak bisa nyelesaiin

skripsi ini sambil kerja. Dan thanks buat kesabarannya dan juga

dukungan materiil dan imateriilnya.

3. Mama Tercinta, Terima Kasih semuanya mah dan juga dah

sabar buat nunggu aku garap skripsinya sambil kerja, aku bisa

buktiin ko’ kalo aku bisa nyelesaiin ini. Dan ga perlu banyak

omong dulu.

4. Kakak Tersayang, Terima Kasih buat semua dukungan dan

konsultasi-konsultasi yang diberikan trus juga apa aja yang bisa

ngebantu lah, makasi banyak.

5. Seluruh Keluarga Besar Papa dan Mama, Foto Copy Mulyo

makasi semuanya...

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

6. Helios Fitness Purwokerto beserta seluruh karyawan yang ada

di dalamnya (Pak Wibowo sebagai Bos nya Helios Fitness,

Mba Tary sebagai Manajer, Mba Dwi sebagai Asisten

Manajer, Mba Ari sebagai Resepsionis, Mba Vivi sebagai

Resepsionis, Mas Giat sebagai Leader Instruktur, Mas Surya

sebagai calon leader instruktur, Febri sebagai Leader

Attendant, Surat sebagai Attendant, Sepri sebagai Attendant)

Makasi aku bisa bergabung di dalamnya mencari sesuap nasi

dan sebongkah emas,hahaha

7. Makasi buat temen-temen yang udah dateng ke seminarku, jam

8 pagi dah ngampus padahal dah ga pernah kuliah jam 7 pagi, (

Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto,

Faizin, Cristelia ), dan teman-teman yang ga bisa satu-satu aku

sebutin, thanks banget buat bantuan semuanya.

8. Makasi buat temen-temen Helios Fitness yang udah dateng ke

seminarku (Reza Aldila, Toni Ardila, Fahmi Aditya, Haris

Apriadi). Thanks juga buat Rangga yang udah bantu nyiapin

materi seminar n bantu aku bisa kerja di Helios Fitness. Trus

juga saudara Nawir yg udah kasi ide bikin skripsi ini. Thanks a

lot.

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

Semoga kompak selalu walaupun Helios dah ga ada,hoho……

9. Team PLKH PIDANA, PERDATA, PTUN

Dan semua akhirnya bisa dapet nilai A, walaupun dengan

berbagai masalah yang ada.

10. Semua Team KKN TEMATIK PARIWISATA Kecamatan

Somagede, terutama desa Piasa Kulon, yang cuma bertiga tapi

tetep gelut bae, dan desa-desa lainnya, ga bakal terlupakan

kenangan hidup 35 hari bareng disana dengan segala kegiatan

yang ada, (yang ada cuma plesiran,hahaha)

Dan akhirnya semua dapet nilai A.

11. Dan Terima Kasih buat temen-temen mahasiswa fakultas

hukum Unsoed angkatan 2008 dan masih banyak lagi orang-

orang yang berjasa buat aku yang mungkin aku lupa sebutin.

Thanks All.

KEEP SPIRIT, KEEP

HEALTHY, AND

MORE STRONG [email protected]

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu anugrah yang paling berharga adalah memilki tubuh dan jiwa

yang sehat. Kesehatan menjadi sangat penting manakala kesadaran akan

kerugian dan hal-hal negatif karena sakit mulai dirasakan oleh penderita.

Namun kesadaran untuk menjaga kesehatan hendaknya dimiliki oleh setiap

orang. Kesehatan mempengaruhi segala aspek kehidupan, dengan adanya

kesehatan seseorang akan dapat melaksanakan aktifitasnya dengan lebih

maksimal, penampilanpun akan menjadi maksimal dibandingkan mereka yang

sakit, jadi lengkaplah sudah alasan yang menjadikan kesehatan sebagai sesuatu

yang mahal dan harus dijaga.

Seperti yang didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia atau

WHO :

Sehat adalah “suatu keadaan sehat yang baik, baik fisik, mental maupun sosial”. (Tujuan dari WHO adalah tercapainya tingkat kesehatan yang paling tinggi oleh semua orang). Kebugaran fisik didefinisikan sebagai “kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dengan bertenaga dan penuh kesiagaan, tanpa kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup energi, sehingga tetap dapat menikmati waktu terluang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak diperkirakan”.1

1 C.K. Giam & K.C. Teh, Ilmu Kedokteran Olahraga, Jakarta, Binarupa Aksara, 1992, hal. 8.

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

2

Kesadaran menjaga kesehatan, kebugaran dan penampilan saat ini

menjadi hal yang sangat “diburu” oleh setiap orang. Dalam bebarapa

lingkungan kerja saat inipun menuntut pelaku kerja untuk memiliki kebugaran,

serta penampilan yang menarik, namun dengan tuntutan aktifitas yang ada

bukanlah hal yang mudah untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dan

penampilan tersebut, yang ada saat ini justru pola makan, gaya hidup, tuntutan

kerja, serta pola kegiatan seringkali bertolakbelakang dengan upaya menjaga

kesehatan. Namun ada salah satu cara yang saat ini marak dilakukan untuk

menjaga kesehatan yaitu dengan mendatangi serta melakukan aktiifitas-

aktifitas di pusat-pusat kebugaran, sesuai dengan instruksi yang benar.

Adanya pusat kebugaran ( fitness center ) terbukti sangat membantu

seseorang untuk mau berolahraga dan lebih menjaga penampilan, hal ini

dikarenakan ketersediaan waktu yang ditawarkan oleh pusat-pusat kebugaran

tersebut sangat membantu mereka yang tidak bisa berolahraga karena cuaca,

keterbatasan waktu, serta kesadaran untuk berolahraga sendiri. Di fitness center

tersebut para pekerja dapat berolahraga di malam hari, tidak selalu di pagi hari.

Di fitness center pun menjadi lebih semangat berolahraga karena adanya

instruktur dan banyak orang-orang yang beraktifitas sama di sana.

Berbagai kelebihan jasa yang ditawarkan oleh fitness centre bukan

terlepas dari cela. Beberapa permasalahan juga terjadi di sana, berbagai

keluhan sering disampaikan oleh anggota ( member ) di fitness centre tersebut.

Adanya rasa kurang nyaman karena alat-alat yang disediakan tidak memadahi,

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

3

kurang terawat, serta kurangnya kebersihan dari pusat kebugaran tersebut

menjadi hal yang paling umum disampaikan oleh member yang merasa

dirugikan. Member sebagai konsumen dari fitness centre juga tidak jarang

mengalami cidera akibat dari peralatan fitness yang kurang terawat, akibat

instruksi dari pelatih (instruktur) yang kurang benar ataupun akibat kurang

adanya pengawasan dari instruktur. Sehingga member dalam berlatih salah

dalam melakukan gerakan yang seharusnya dan mengakibatkan cidera

misalnya terkilir bahkan hingga patah tulang. Selain permasalahan yang timbul

seperti hal tersebut, masih ada lagi permasalahan yang terjadi di dalam fitness

center seperti hilang dan rusaknya barang-barang yang dibawa oleh member

ketika berlatih di fitness centre. Dari berbagai permasalahan yang dipaparkan

diatas timbul suatu pertanyaan, “apakah dari hal-hal yang merugikan pihak

konsumen tersebut dalam hal ini member, pihak fitness centre akan

bertanggung jawab sepenuhnya ?”. Karena dalam hal ini hubungan hukum

antara pihak fitness center dan pihak member sebagai konsumen kurang begitu

jelas terlihat adanya. Apakah pada awal ketika seseorang itu datang dan

mendaftar sebagai member di fitness center untuk berlatih ada suatu perjanjian

yang disepakati oleh kedua pihak atau tidak.

Konsumen dan pelaku usaha adalah pihak yang saling membutuhkan

karena pelaku usaha tanpa ada konsumen yang membeli barang dan/ atau

jasanya tidak akan berkembang usahanya. Pelaku usaha harus memperhatikan

dan melaksanakan kewajibannya apabila ia menginginkan hak dari konsumen

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

4

dan konsumen juga mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan

perlindungan hukum.

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen (UUPK), hak-hak konsumen yaitu :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/ atau jasa.

b. Hak untuk memilih barang dan/ atau jasa serta mendapatkan barang

dan/ atau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan

yang diwajibkan.

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/ atau jasa.

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ atau

jasa yang digunakan.

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif.

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/ atau jasa yang

diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana

mestinya.

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

5

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan dalam peraturan perundang-

undangan lainnya.

Berbagai permasalahan yang timbul dari hubungan keperdataan yang

terjadi antara pihak member dan pihak fitness center tersebut diatas, Penulis

akan mencoba meneliti salah satu pusat kebugaran yang ada di kota

Purwokerto yaitu Helios Fitness Center. Helios Fitness Center terletak di pusat

kota di kompleks Ruko (Rumah dan Toko) Permata Hijau Purwokerto.

Kebanyakan member disana adalah para pekerja dan mahasiswa. Beberapa

keunggulan ditawarkan oleh Helios Fitness Center untuk memuaskan

membernya, namun tidak jarang juga member menyampaikan keluhan-keluhan

seperti yang telah dijelaskan di alinea sebelumnya. Adanya keluhan-keluhan

dan kerugian-kerugian yang timbul akibat dari pelayanan Helios Fitness Center

kepada membernya apakah akan sepenuhnya ditanggung oleh pihak Helios

Fitness Center. Adanya keluhan oleh member sebagai konsumen hendaknya

ditanggapi oleh Helios Fitness Centre sebagai pelaku usaha pemberi jasa

dengan baik. Hal ini sesuai apa yang diamanatkan oleh Undang –Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ( UUPK ). Berbagai

hak konsumen termuat di dalam Pasal 4 UUPK, diantaranya adalah hak untuk

mendapatkan kenyamanan, serta hak untuk mendapatkan ganti kerugiaan

apabila kenyamanan tersebut tidak diperoleh dengan baik, hal ini sebagaimana

disebutkan dalam Pasal 4 huruf a dan huruf h UUPK.

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

6

Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan dalam penggunaan barang dan atau jasa yang diperolehnya, sehingga keamanan dapat terhindar dari kerugian (fisik maupun psikis).2 Hak untuk memperoleh keamanan penting ditempatkan pada kedudukan utama, karena berabad-abad berkembang suatu falsafah berfikir, bahwa konsumen adalah pihak yang wajib berhati-hati, bukan pelaku usaha.3

Adanya jaminan atas hak kenyamanan, keamanan, serta keselamatan

juga disebutkan dalam Pasal 4 huruf h UUPK, yaitu hak untuk mendapatkan

kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang

diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Abdulkadir Muhamad menjelaskan bahwa :

ganti rugi itu terdiri dari 3 unsur (Pasal 1246 KUH Perdata) yaitu :

1. Ongkos-ongkos atau biaya-biaya yang telah dikeluarkan (Cost).

2. Kerugian karena kerusakan, kehilangan atas barang kepunyaan kreditur akibat kelalaian debitur (damage). Kerugian disini adalah sungguh-sungguh diderita.

3. Bunga atau keuntungan yang diharapkan (interest).

Ganti kerugian harus dihitung berdasarkan nilai uang, bukan berupa barang. Undang-Undang memberikan batasan-batasan mengenai besarnya ganti kerugian yang tercantum dalam Pasal 1247 dan Pasal 1248 KUH Perdata.4

Hak-hak konsumen tentunya tidak terlepas juga dari kewajibannya

sehingga tercipta suatu adanya keseimbangan diantara keduanya agar jika

2 Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, PT. RajaGrafindo

Persada, 2007, hal. 57. 3 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (PT. Grasindo, Jakarta, 2000). hal. 22. 4 Abdulkadir Muhamad, Hukum Perikatan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, hal. 39.

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

7

terjadi permasalahan yang dijelaskan diatas tidak hanya pihak pelaku usaha

saja yang disalahkan tetapi konsumen mungkin saja yang tidak atau lalai

melaksanakan kewajibannya. Kewajiban konsumen terdapat dalam Pasal 5

Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu :

a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau

pemanfaatan barang dan atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.

b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau jasa.

c. Membayar dengan nilai tukar yang disepakati.

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen

secara patut.

Dari berbagai permasalahan yang ada di fitness center penulis ingin

mengetahui bagaimanakah pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pihak

Helios Fitness Center kepada kerugian yang dialami oleh membernya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian

ini adalah :

Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa

fitness center di Helios Fitness Center Purwokerto ?

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui perlindungan hukum yang didapatkan oleh konsumen

pengguna jasa fitness akibat adanya hubungan hukum yang terjadi diantara

kedua pihak, sehingga terlihat hubungan hukum diantara kedua pihak. Selain

itu juga terlihat tanggung jawab yang dilakukan pihak kedua dalam hal ini

fitness center terhadap konsumen pengguna jasa fitness center apabila terjadi

hal-hal yang merugikan konsumen.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini, yaitu :

1. Kegunaan Teoretis

Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan dapat menambah

pengetahuan serta informasi mengenai perlindungan hukum terhadap

konsumen jasa fitness center (pusat kebugaran).

2. Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi mereka yang akan

menggunakan jasa fitness center (pusat kebugaran), khususnya pada Helios

Fitness Center Purwokerto.

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perlindungan Hukum

1. Pengertian Hukum

Hukum tercipta karena adanya kepentingan individu-individu,

dimana kepentingan individu-individu itu berbeda-beda dan beraneka.

Hukum diciptakan agar tidak ada perbenturan antara individu-individu

tersebut dalam usaha mereka untuk memperoleh kepentingan tersebut.

Menurut Surojo Wignojodipuro :

Hukum mempunyai peranan dalam mengatur dan menjaga kepentingan masyarakat, yang diantaranya adalah mengatur hubungan antara sesama warga masyarakat yang satu dengan yang lain. Hubungan tersebut harus dilakukan menurit norma atau kaidah yang berlaku. Adanya kaidah hukum itu bertujuan untuk mengusahakan kepentingan-kepentingan yang terdapat dalam masyarakat sehingga dihindarkan kekacauan dalam masyarakat.5

Berdasarkan kutipan di atas, hukum berfungsi sebagai

perlindungan kepentingan manusia, agar kepentingan manusia

terlindungi hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat

berlangsung secara normal dan damai, akan tetapi pelaksanaan hukum

juga dapat terjadi karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang

telah dilanggar harus ditegakkan. Dalam penegakkan hukum mengenal

5 Surojo Wignojodipuro, Pengantar Ilmu Hukum, Bandung, Alumni, 1974, hal. 11.

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

10

tiga unsur, yaitu: kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan.

Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum karena dengan

adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib, sebaliknya

masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakkan

hukum. Hukum adalah untuk manusia, maka pelaksanaan atau

penegakkan hukum hendaknya memberikan manfaat bagi masyarakat.

Unsur ketiga adalah keadilan, bahwa dalam penegakkan atau

pelaksanaan hukum keadilan harus diperhatikan.

2. Konsep Perlindungan Hukum

Kata perlindungan berasal dari kata dasar lindung. Perlindungan

berarti cara, proses, atau perbuatan melindungi.6

Sedangkan kata hukum berarti 1) peraturan/adat yang dianggap mengikat yang dikeluarkan oleh pemerintah/penguasa atau otoriter. 2) undang-undang, peraturan dan sebagainya, otoritas untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat. 3) patokan (kaidah/ketentuan) mengenai peristiwa (alam dsb.) yang tertentu. 4) keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim ( di pengadilan), vonis.7 Hukum juga dapat diartikan sebagai peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkup masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib; pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tersebut berakibat suatu tindakan.8

Berdasar pengertian perlindungan dan hukum, dapat diambil suatu pemikiran, bahwa perlindungan hukum itu mempunyai konsep terlaksananya fungsi-fungsi aturan-aturan yang sengaja dibuat oleh penguasa, yang bersifat memaksa yang tujuannya untuk

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia ,edisi kedua ( Jakarta, Balai Pustaka ), hal. 595. 7 Ibid, hal. 369 8 J.T.S. Simorangkir, Rudi T. Erwin, J.T. Prasetyo, Kamus Hukum, (Sinar Grafika ;Jakarta,

2000), hal. 66.

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

11

melindungi adanya perbenturan kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat.9

Atau dengan kata lain perlindungan hukum dapat disimpulkan

sebagai upaya untuk menjamin penegakkan atau pelaksanan kaidah-

kaidah dalam masyarakat demi tercapainya tujuan hukum untuk

mengatur dan menjaga keharmonisan masyarakat agar kepentingannya

terlindungi.

B. Hukum Perlindungan Konsumen

1. Perlindungan Konsumen

Setiap orang, pada suatu waktu baik dalam posisi tunggal atau sendiri maupun berkelompok bersama orang lain, dalam keadaan apapun, pasti menjadi konsumen untuk suatu produk atau jasa tertentu. Keadaan yang universal ini pada beberapa sisi menunjukan adanya berbagai kelemahan pada konsumen sehingga konsumen tidak mempunyai kekdudukan yang “aman”.10

Perlindungan konsumen adalah istilah yang dipakai untuk

menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen

dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang dapat

merugikan konsumen itu sendiri.11

Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen disebutkan bahwa Perlindungan konsumen

adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk

9 Iswanto, Pengantar Ilmu Hukum (Purwokerto ; UNSOED, 2005 ), hal. 63. 10 Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen kajian teoritis dan

perkembangan pemikiran, Bandung, Nusa Media,2008, hal. 18 11 Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya

Bakti, 2006, hal. 9.

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

12

memberikan perlindungan kepada konsumen. Dari pengertian tersebut,

tampak bahwa pembentuk undang-undang mengartikan secara luas

mengenai perlindungan konsumen.

Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tersebut cukup memadai. Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum”, diharapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan konsumen.12

2. Asas-Asas hukum Perlindungan Konsumen

Asas hukum bukan merupakan hukum konkrit, melainkan

merupakan pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan latar

belakang peraturan konkrit yang tersirat dalam peraturan perundang-

undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat

ditemukan dengan mencari sifat-sifat atau ciri-ciri yang umum dalam

peraturan konkrit tersebut.13

UUPK ini diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan 5

(lima) asas yang relevan dengan pembangunan nasional sebagaimana

yang tercantum dalam Pasal 2 UUPK, yaitu :

1. Asas Manfaat

Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala

upaya dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen harus

12 Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, PT.

RajaGrafindo Persada, 2007, hal. 1. 13 Suyadi, Buku Ajar : Dasar-dasar Hukum Perlindungan Konsumen, Purwokerto: FH

Unsoed, 2007, hal. 1.

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

13

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen

dan pelaku usaha secara keseluruhan.

2. Asas Keadilan

Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat

diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada

konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan

melaksanakan kewajibannya secara adil.

3. Asas Keseimbangan

Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan

antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam

materiil dan spiritual.

4. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen

Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk

memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada

konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang

dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.

5. Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum dimaksudkan agar pelaku usaha maupun

konsumen manaati hukum dan memperoleh keadilan dalam

menyelenggarakan perlindungan konsumen, serta negara manjamin

kepastian hukum.

Kelima asas di atas yang disebutkan dalam pasal 2 UUPK tersebut

bila diperhatikan substansinya, dapat dibagi menjadi 3 (tiga) asas yaitu :

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

14

a. Asas kemanfaatan yang didalamnya meliputi asas keamanan dan

keselamatan konsumen;

b. Asas keadilan yang didalamnya meliputi asas keseimbangan;

c. Asas Kepastian Hukum14

Asas-asas Hukum Perlindungan Konsumen yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok diatas yaitu asas keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. Dalam hukum ekonomi keadilan disejajarkan dengan asas efisiensi. Asas kepastian hukum yang disejajarkan dengan asas efisiensi karena menurut Himawan, bahwa “Hukum yang berwibawa berarti hukum yang efisien, di bawah naungan mana seseorang dapat melaksanakan kewajiban dan hak-haknya tanpa ketakutan dan melaksanakan kewajibannya tanpa penyimpangan.”15

3. Sumber Hukum Perlindungan Konsumen

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen, bukanlah satu-satunya pengaturan tentang perlindungan

konsumen. Perlindungan terhadap konsumen juga terdapat di dalam

berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sekalipun

peraturan perundang-undangan itu tidak khusus diterbitkan untuk

konsumen atau perlindungan konsumen. Hal tersebut sesuai dengan

ketentuan dalam Pasal 64 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, yang berbunyi: “Segala ketentuan peraturan

perundang-undangan yang bertujuan melindungi konsumen yang telah

ada pada saat undang-undang ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku

14 Ahmadi miru & Sutarman Yodo, Op. Cit, hal. 26. 15 Ibid, hal. 33.

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

15

sepanjang tidak diatur secara khusus dan/atau tidak bertentangan dengan

ketentuan dalam undang-undang ini.”

A.Z Nasution memberikan penjelasan bahwa :

Hukum perlindungan merupakan bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur, dan juga mengandung sifat melindungi kepentingan konsumen. Hukum konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang dan /atau jasa konsumen didalam pergaulan hidup.16

Hukum konsumen memiliki skala yang lebih luas meliputi

berbagai aspek hukum yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak

konsumen, ini adalah aspek perlindungannya, misalnya bagaimana cara

mempertahankan hak-hak konsumen terhadap gangguan pihak lain.

Mengenai hal ini, Shidarta berpendapat sama.

Menurut Shidarta bahwa istilah “hukum Konsumen” dan “hukum perlindungan konsumen” sudah sangat sering didengar. Namun, belum jelas benar apa saja yang masuk ke dalam materi keduanya. Juga, apakah kedua “cabang” itu identik.

Posisi konsumen yang lemah maka ia harus dilindungi oleh hukum. Salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum itu adalah memberikan perlindungan (pengayoman) kepada masyarakat. Jadi, sebenarnya hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen adalah dua bidang yang sangat sulit dipisahkan dan ditarik batasnya.

16 C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang

Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2002, hal. 11.

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

16

Hukum perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur, dan juga mengandung sifat melindungi konsumen.17

UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada

dasarnya bukanlah awal dan akhir dari hukum yang mengatur

perlindungan konsumen, sebab sampai pada terbentuknya UU No. 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ini telah ada beberapa

undang-undang yang materinya melindungi kepentingan konsumen.

Beberapa peraturan yang juga dijadikan sumber hukum

perlindungan konsumen diantaranya sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar 1945 dan Ketetapan MPR

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam alinea IV yang

berbunyi “...kemudian daripada itu untuk membentuk suatu

pemerintah Negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa

Indonesia...” menyiratkan bahwa Hukum Perlindungan Konsumen

medapatkan landasan hukumnya.

Kata “melindungi” menurut Az. Nasution mengandung asas

(hukum) pada segenap bangsa tersebut. Perlindungan terhadap

segenap bangsa mengandung makna bahwa perlindungan hukum

tersebut diberikan kepada segenap bangsa, baik laki-laki maupun

17 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta, PT Grasindo, 2000, hal. 9.

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

17

perempuan, baik kaya maupum miskin, baik orang desa atau orang

kota, baik tua maupaun muda, baik orang asli maupun keturunan seta

perlindungan hukum baik bagi pelaku usaha maupun konsumen.

Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, menyatakan bahwa tiap warga

negara berhak atas penghidupan yang layak bagi kemanusiaan,

artinya penghidupan yang layak merupakan hak dasar bagi setiap

warga negara dan hak bagi setiap orang atau hak rakyat secara

menyeluruh.

Pasal 28 UUD 1945, yang berbunyi:

“Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-

undang.”

Penjelasan Pasal ini menyatakan bahwa, Pasal ini mengenai

kedudukan penduduk. Pasal ini juga memuat hasrat bangsa Indonesia

untuk membangun Negara yang bersifat demokratis dan hendak

menyelenggarakan keadilan sosial dan prikemanusiaan. Berbagai hak

yang dimiliki konsumen telah masuk dalam kedua Pasal tersebut,

sehingga dapat dikatakan bahwa UUD 1945 merupakan suatu sumber

hukum bagi perlindungan konsumen karena hak konsumen terdapat

didalamnya.

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

18

Selanjutnya, untuk melaksanakan perintah UUD 1945

melindungi segenap bangsa, dalam hal ini khususnya melindungi

kepentingan konsumen, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah

menciptakan berbagai Ketetapan MPR, khususnya sejak tahun

1978 dengan Ketetapan MPR terakhir tahun 1993 ( TAP MPR)

makin jelas kehendak rakyat akan adanya perlindungan

konsumen, sekalipun dengan kualifikasi yang berbeda-beda, pada

masing-masing ketetapan.18

Dalam TAP MPR tahun 1993 ini terdapat suatu hal yang

menarik, dimana ada keselarasan dan kaitan antara produsen dan

konsumen. Susunan kalimat yang menandakan hal itu adalah :

“...meningkatnya pendapatan produsen dan melindungi kepentingan

konsumen...”

Kalimat di atas menunjukan dengan jelas adanya arahan

kekhususan kepentingan produsen dan kepentingan konsumen.

2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Dalam Buku III tentang Perikatan antara lain:

a) Pasal 1238 KUHPerdata, berbunyi:

“Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah

atau sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan, atau demi

perikatannya sendiri, ialah jika ia menetapkan, bahwa si berutang

harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan.”

Pasal ini menentukan tentang waktu yang dinyatakan

debitur lalai, yaitu jika hingga lewatnya waktu yang ditetapkan,

18 Az. Nasution, hukum perlindungsn konsumen : Suatu pengantar, (Jakarta, Diadit media

2002), hal. 32.

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

19

debitur belum melaksanakan perikatan atau prestasi yang telah

ditentukan.

b) Pasal 1267 KUHPerdata, berbunyi:

“Pihak terhadap siapa perikatan tidak terpenuhi, dapat

memilih apakah ia, jika hal tersebut masih dapat dilakukan, akan

memaksa pihak yang lain untuk memenuhi perjanjian, ataukah ia

akan menuntut pembatalan perjanjian, disertai penggantian biaya

kerugian dan bunga.”

Pasal ini memberikan pilihan kepada debitur untuk menunjuk

pihak debitur karena perbuatan wanprestasi yang dilakukan debitur,

bahwa kepada kreditur dapat memilih tuntutan sebagai berikut:

a. pemenuhan perjanjian;

b. pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi;

c. pembatalan perjanjian;

d. pembatalan disertai ganti rugi.19

c) Pasal 1365 KUHPerdata, berbunyi:

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa

kerugian kepada seorang yang lain, mewajibkan orang yang

karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian

tersebut.”

Pasal ini mengatur tentang ganti rugi yang diakibatkan

perbuatan melawan hukum, maka Pasal ini juga dapat digunakan

19 R.Subekti, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta, 1991, hal. 53

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

20

untuk melindungi hak konsumen, apabila seseorang dalam hal ini

konsumen merasa dirugikan oleh pelaku usaha.

d) Pasal 1320 KUHPerdata, berbunyi:

Untuk sahnya perjanjian diperlukan 4 syarat, yaitu:

a. ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat

perjanjian.

b. ada kecakapan pihak-pihak yang membuat perjanjian.

c. ada suatu hal tertentu.

d. ada suatu sebab yang halal.

Perjanjian tersebut menjadi bukti adanya hubungan atau

transaksi antara konsumen dan produsen sebagai dasar

pemenuhan hak dan kewajiban diantara mereka. Jikan syarat 1

dan 2 tidak terpenuhi maka akibatnya adalah dapat dibatalkan

dan apabila syarat 3 dan 4 tidak tepenuhi maka akibatnya batal

demi hukum.

3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Dalam Buku III tentang Pelanggaran antara lain Pasal 204, 205,

393 KUHP.

4. Peraturan Perundang-Undangan lain

Berbagai peraturan perundangan lain, diantaranya :

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

21

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tetntang Pangan.

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Hak Paten.

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merk.

6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

9. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

10. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah.

11. Serta berbagai peraturan lain yang termasuk dalam ranah hukum

publik, seperti hukum acara, hukum administrasi, hukum

internasional, dll.

4. Tujuan Perlindungan Konsumen

Tujuan perlindungan konsumen adalah :

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri.

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

22

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan atau

jasa.

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,

menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung

unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendapatkan informasi.

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha tentang pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha.

6. Meningkatkan kualitas barang dan atau jasa, yang menjamin

kelangsungan usaha produksi barang dan atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.

Secara umum dengan adanya UU Perlindungan Konsumen ini akan

menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum, kemanfaatan serta keadilan hukum. Akan tetapi

tidaklah mudah untuk mencapai ketiga tujuan hukum tersebut.

Kesulitan memenuhi ketiga tujuan hukum ( umum ) sekaligus

sebagaimana dikemukakan sebalumnya, menjadikan sejumlah

tujuan khusus dalam huruf a sampai dengan f dari pasal 3 tersebut

hanya dapat tercapai secara maksimal apabila didukumg oleh

keseluruhan subsistem perlindungan yang diatur dalam Undang –

undang ini, tanpa mengabaikan fasilitas penunjang dan kondisi

masyarakat. Unsur masyarakat sebagaimana dikemukakan

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

23

berhubungan dengan perseoalan kesadaran hukum dan ketaatan

hukum, yang seterusnya menentukan efektifitas UUPK,

sebagaimana dikemukakan oleh ahmad ali bahwa kesadaran

hukum, ketaatan, dan efektifitas perundang-undangan adalah tiga

unsur yang saling berhubungan.20

Tujuan UU Perlindungan Konsumen sebenarnya tidak hanya

melindungi konsumen, tetapi juga membantu pelaku usaha yang

mempunyai itikad baik dan niat yang baik agar dalam berusaha tidak

merugikan konsumen dan dapat bersaing dengan sehat.

C. Konsumen

1. Pengertian Konsumen dan Pengaturannya

Istilah “konsumen” sebagai suatu konsep telah diperkenalkan sejak

berpuluh – puluh tahun yang lalu, dan sampai saat ini sudah puluhan

negara yang mempunyai undang-undang atau pengaturan terhadap

perlindungan konsumen dan sekaligus menyediakan sarana peradilannya.

Istilah konsumen berasal dari bahasa inggris yaitu consumers yang secara

harfiah arti kata costumers adalah “(lawan dari produsen)” yaitu setiap

orang yang menggunakan barang, begitu juga kamus bahasa inggris-

indonesia memberi arti kata consumer sebagai pemakai atau konsumen.

20 Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Op. Cit, hal. 35.

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

24

Pengertian konsumen dalam Undang-undang No. 8 tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen termuat dalam Pasal 1 butir 2 yang

menjelaskan bahwa konsumen yaitu setiap orang pemakai barang dan

atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri

sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.

Dalam penjelasan resmi Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen disebutkan bahwa di dalam

kepustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dan konsumen

antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu

produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang

menggunakan produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk

lain.

Kalimat tidak untuk diperdagangkan dari rumusan pasal tersebut di

atas menunjukkan bahwa konsumen yang dimaksud dalam UU

Perlindungan Konsumen adalah konsumen akhir yang artinya tujuan

pengguanaan barang atau jasa bukan untuk dijual kembali, sehingga

mempunyai tujuan yang non-komersial, seperti untuk kepentingan pribadi

atau rumah tangga.

Adapun batasan mengenai konsumen akhir tersebut adalah :

1.Pemakai terakhir dari barang untuk keperluan sendiri atau orang lain dan tidak untuk diperjual belikan.

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

25

2.Pemakai barang atu jasa yang tersedia dalam masyarakat, bagi keperluan diri sendiri ayau keluarganya atau orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali.

3.Setiap orang atu keluarga yang mendapat barang untuk dipakai dan tidak untuk dipakai lagi.21

Undang – undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat memuat definisi tentang

konsumen seperti yang termuat pada pasal 1 angka 5, yaitu konsumen

adalah setiap pemakai dan/atau jasa, baik untuk keperluan diri sendiri

maupun kepentingan orang lain.

Istilah konsumen, selain dalam undang-undang di atas juga

terdapat dalam berbagai hukum positif di Indonesia, seperti yang terdapat

dalam ;

1. Undang-undang Barang

Dalam undang-undang ini ditegaskan dalam penjelasannya bahwa

rakyat ingin dilindungi kesehatan dan keselamatannya. Dalam

penjelasan undang-undang ini ditegaskan lagi rakyat yang karena mutu

barang kurang atau tidak baik, dibahayakan kesehatannya dan atau hal-

hal merugikan lainnya.

2. Undang-undang Kesehatan

Dalam undang-undang ini tidak digunakan istilah pemakai, pengguna,

barang dan/atau pemafaat jasa kesehatan. Melainkan digunakan istilah

21 Az. Nasution, Op. Cit. hal. 71.

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

26

setiap orang atau juga dengan istilah masyarakat. Berbeda dengan yang

terdapat dalam UU lalu lintas yang menggunakan istilah setiap

pengguna jasa, yang dalam Pasal 1 butir 10 dapat diartikan sebagai

setiap orang dan atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan,

baik angkutan orang, maupun barang.

3. Dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata ( KUHPerdata)

Terdapat beberapa istilah yang perlu diperhatikan, antara lain, istilah

“pembeli” yang terdapat dalam pasal 1460, 1513, dst. Jo. Pasal 1457.

“penyewa” dalam Pasal 1550 dst. Jo pasal 1548. “penerima hibah”

dalam pasal 1670 dst. Jo. Pasal 1666. “peminjam” dalam pasal 1744.

Sedangkan dalam KUHD ditemukan istilah tertanggung yang terdapat

dalam pasal 246, istilah penumpng yang terdapat dalam pasal

393,394,dst. Jo psal 341.

4. Dalam Berbagai Naskah Akademik.

Naskah akademik yang dimaksud adalah naskah pembahasan

rancangan UU, atau studi yang terkait persiapan penyusunan

penerbitan peraturan perundangan yang mengatur tentang

perlindungan konsumen, misalnya :

a. Batasan Konsumen akhir dari Yayasan Lembaga Konsumen

Indonesia, yaitu pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam

masyarakat, bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, atau orang lain

dan tidak untuk diperdagangkan lagi.

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

27

b. Naskah akademis yang dipersiapkan Fakultas Hukum Universitas

Indonesia (FH-UI), yang bekerja sama dengan Departemen

Perdagangan RI. Berbunyi bahwa konsumen setiap orang atau

keluarga yang mendapatkan barang untuk dipakai dan tidak ntuk

diperdagangkan.

5. Peraturan Perundang undangan di negara lain :

a. Perundang- undangan Australia, yang secara tegas merumuskan,

bahwa konsumen adalah seyiap orang yang mendapatkan barang

atau jasa tertentu dengan harga maksimum A.$. 15.000,- atau jika

hargamya melebihi jumlah itu, barang atau jasa tersebut umumnya

digunakan untuk keperluan pribadi, keluarga, atau rumah tangga.

b. Perundang undangan belanda sebagai terusan dalam BW Belanda

Baru (NBW) tentang perjanjian pembelian konsumen dalam pasal 5

buku 7 dan tentang syrat – syarat umum pasal 236 dan 237 buku 6

NBW. Konsumen dalam suatu pembelian adalah :pembeli orang

alami yang tidak ( bertindak) dalam rangka pelaksanaan profesi atau

usaha.

c. Undang Undang Perlindungan Konsumen India, memberikan

batasan mengenai konsumen, yaitu setiap pembeli barang atau jasa

yang disepakati, termasuk harga dan syarat-syarat pembayarannya,

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

28

atau setiap pengguna selain pembeli itu, dan tidak dijual kembali atu

untuk keperluan komersil.22

Pengertian-pengertian di atas menunjukan bahwa konsumen

berbeda dengan pembeli, dimana konsumen memiliki pengertian yang

lebih luas dibandingkan dengan pembeli.

2. Hak dan Kewajiban Konsumen

a. Hak Konsumen

Hak-hak konsumen terdapat dalam pasal 4 Undang-undang No. 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu :

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan;

c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminanbarang dan/atau jasa;

d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau

jasa yang digunakan;

e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

22 Az. Nasution, Ibid, hal. 4 – 12.

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

29

g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;

h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai

dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.

Masyarakat Eropa (Europese Economisce Gemeenscaap atau

EEG) juga telah menyepakati empat dasar hak konsumen sebagai berikut

:

1. Hak perlindungan kesehatan dan keamanan (recht op bescherming van

zijn gezendheid en veilegheid).

2. Hak perlindungan kepentingan ekonomi (recht op bescherming van

zijn economische belangen).

3. Hak atas penerangan (rechtnop voorlichting en vorming).

4. Hak untuk didengar (recht om te worden gehord) (Ahmadi Miru at all,

2004:40)23

Terdapat empat hak dasar yang diakui secara internasional yaitu:

1. Hak untuk mendapatkan keamanan;

2. Hak untuk mendapatkan informasi;

3. Hak untuk memilih;

23 Ibid, hal. 15.

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

30

4. Hak untuk didengar.

IOCU (International Organization of Consumer Union)

menambahkan beberapa hak seperti hak mendapatkan pendidikan

konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian, dan hak mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat.24

b. Kewajiban Konsumen

Kewajiban konsumen terdapat dalam Pasal 5 Undang-undang

No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu :

e. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan atau jasa, demi keamanan

dan keselamatan.

f. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan

atau jasa.

g. Membayar dengan nilai tukar yang disepakati.

h. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

Dari sembilan butir hak konsumen yang termuat dalam UUPK di

atas, terlihat bahwa hak pada pasal 4 huruf a, yaitu hak atas kenyamanan,

24 Ibid, hal. 16.

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

31

keamanan, dan keselamatan konsumen merupakan hak yang paling

pokok dan utama dalam perlindungan konsumen.25

Kata “nyaman” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti

1) segar; sehat;2) sedap; sejuk; enak.26 Sifat nyaman merupakan salah

satu sifat yang subjektif, artinya kenyamanan bagi seseorang belum tentu

nyaman bagi orang lain. Namun demikian, secara umum kata “nyaman”

yang dalam padanan bahasa Inggrisnya adalah comfortable dapat

diartikan sebagai kondisi yang menyenangkan. Sebagai contoh, apabila

seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diinginkannya secara terus-

menerus, hal tersebut akan membuat dirinya tidak nyaman atau berada

pada kondisi yang tidak menyenangkan.27

Pengertian “aman” menurut KBBI adalah 1) bebas dari bahaya;

2) bebas dari gangguan (pencuri, hama, dsb); 3) terlindung atau

tersembunyi; tidak dapat diambil orang; 4) pasti; tidak meragukan; tidak

mengandung resiko;, 5) tenteram; tidak merasa takut atau khawatir. Hal

senada juga termuat dalam Tesaurus Bidang Hukum, “aman” adalah

suatu kata benda, yang mempunyai arti bebas dari gangguan, selamat,

tidak merasa takut, tentram, terlindung, dan tersembunyi.28 Sedangkan

kata “selamat” dalam KBBI mempunyai arti 1) terbebas dr bahaya,

25 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op. Cit, hal. 10 26 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua( Jakarta, Balai Pustaka ), hal. 57. 27 http://www.wordpress.com/data/kamus besar bahasa indonesia online. Diakses tanggal 16

Januari 2010. 28 Ajarotni, dkk, Tesaurus Bidang Hukum ( Badan Pembinaan Nasional Departemen Hukum

dan HAM RI, Jakarta 2008 ) hal. 17.

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

32

malapetaka, bencana; terhindar dr bahaya, malapetaka; bencana; tidak

kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan; kerusakan, dsb; 2) sehat; 3)

tercapai maksud; tidak gagal. Jadi dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa kondisi yang aman pada seseorang akan mengarah

pada keselamatan dan hal ini lah yang akan menimbulan rasa aman, jadi

dalam pasal ini memang memuat hak-hak yang paling penting dalam

penegakkan perlindungan konsumen, dimana konsumen akan merasa

kebutuhannya yang tertentu tersebut terpenuhi dengan baik.

Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dimaksudkan

untuk menjamin keamanan dan keselamatan dalam penggunaan barang

dan atau jasa yang diperolehnya, sehingga keamanan dapat terhindar dari

kerugian (fisik maupun psikis).29 Hak untuk memperoleh keamanan

penting ditempatkan pada kedudukan utama, karena berabad-abad

berkembang suatu falsafah berfikir, bahwa konsumen adalah pihak yang

wajib berhati-hati, bukan pelaku usaha.30

Dalam berbagai ketentuan yang bersifat internasional, hak atas

kenyamanan, keamanan dan keselamatan ditempatkan pada nomor

pertama, karena dianggap sebagai hak pokok dan utama dalam

perlindungan konsumen. Bahkan dalam pasal 3 huruf f UUPK

disebutkan asas keamanan dan keselamatan konsumen. Pasal tersebut

29 Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Op. Cit. hal. 57. 30 Shidarta, Op. Cit. hal. 22

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

33

menyatakan bahwa perlindungan konsumen hendaknya dilaksanankan

dengan dan tujuan untuk meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa

yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa,

kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

Berdasarkan pasal 3 huruf f UUPK tersebut, berarti dalam sistem

perlindungan terhadap konsumen ada sesuatu yang harus dijamin dari

hak konsumen, yaitu hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan.

Meskipun ukuran rasa nyaman itu sangatlah relatif, namun dapat

disimpulkan bahwa dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa, kualitas

yang baik akan menimbulkan kepuasan bagi konsumen, dan pemenuhan

kepuasan dengan sendirinya akan menimbulkan rasa aman dan nyaman

saat mengkonsumsi barang dan atau jasa. Adanya jaminan atas hak

kenyamanan, keamanan, serta keselamatan juga disebutkan dalan pasal 4

huruf h UUPK, yaitu hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi

dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak

sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Beberapa sarjana memberikan pengertian dan penjelasan tentang

arti kata ganti rugi, diantaranya J. Satrio, menurut J. Satrio dalam

bukunya Hukum Perikatan pada umumnya Kerugian tersiri dari 2

macam :

1. Kerugian yang benar-benar diderita, yang terdiri dari :

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

34

a. Kerugian prestasi yang diperjanjikan, jika debitur tidak berprestasi

b. Biaya

c. Kerugian keterlambatan

d. Kerugian yang diakibatkan karna prestasi debitur tidak baik.

2. Keuntungan yang diharapkan

Kerugian yang benar-benar diderita merupakan bagian yang telah

nyata diderita oleh debitur, sedangkan keuntungan yang diharapkan

merupakan kerugian yang masih dalam perhitungan.31

Menurut Abdulkadir Muhamad di dalam buku Hukum Perikatan,

/ganti rugi itu terdiri dari 3 unsur (Pasal 1246 KUH Perdata) yaitu :

1. Ongkos-ongkos atau biaya-biaya yang telah dikeluarkan (Cost)

2. Kerugian karena kerusakan, kehilangan atas barang kepunyaan

kreditur akibat kelalaian debitur (damage). Kerugian disini adalah

sungguh-sungguh diderita.

3. Bunga atau keuntungan yang diharapkan (interest)

Ganti kerugian harus dihitung berdasarkan nilai uang, bukan

berupa barang. Undang-Undang memberikan batasan-batasan mengenai

besarnya ganti kerugian yang tercantum dalam Pasal 1247 dan Pasal

1248 KUH Perdata.32

Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai

31 J. Satrio, Hukum Perikatan Pada Umumnya, Alumni, Bandung, hal. 17 32 Abdulkadir Muhamad, Hukum Perikatan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, hal. 39.

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

35

dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya ini dimaksudkan

untuk memulihkan keadaan yang telah menjadi rusak (tidak seimbang)

akibat adanya penggunaan barang dan atau jasa yang tidak memenuhi

harapan konsumen. Hal ini dapat dikaitkan dengan adanya pasal 1365

KUHPerdata tentang perbuatan melawan hukum, yang mengharuskan

pihak yang telah menimbulkan kerugian untuk dapat membayar ganti

rugi tersebut. Keberadaan hak ini sangat terkait dengan penggunaan

barang dan atau jasa yang telah menimbulkan kerugian bagi konsumen,

baik rugi secara materi maupun diri ( sakit, cacat, bahkan mati)

konsumen. Keberadaan hak ini sangat terkait dengan tanggung jawab

pelaku usaha, yang salah satunya diatur dalam pasal 19 UUPK yang

menyebutkan :

(1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas

kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat

mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau

diperdagangkan.

(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa

pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang

sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau

pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan yang berlaku.

(3) Pemberian gantirugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh)

hari setelah tanggal transaksi.

(4) Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

36

berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur

kesalahan.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak

berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan

tersebut merupakan kesalahan konsumen.

Batasan yang dapat dijadikan ukuran dalam konsumen menuntut

ganti kerugian adalah jika konsumen merasakan kualitas dan kuantitas

barang dan atau jasa yang dikonsumsinya tidak senilai dengan nilai tukar

yang sudah diberikannya, ia berhak mendapatkan ganti rugi yang pantas,

sedangkan jumlah dan jenis ganti kerugian itu tentu saja harus sesuai

dengan ketentuan yang berlaku atau kesepakatan masing-masing pihak.

Dan untuk merealisasikan hak ini tentunya harus melalui prosedur baik

diselesaikan secara damai, maupun melalui pengadilan.

Kewajiban merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan dan

dilakukan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh sebuah peraturan

perundang-undangan, karena hal tersebut merupakan keharusan yang

perlu ditaati oleh setiap orang khususnya konsumen itu sendiri.

Disamping melaksanakan kewajiban yang terdapat dalam aturan,

konsumen juga harus melaksanakan setiap prosedur yang sudah dibuat

oleh pelaku usaha, sehingga terdapat suatu ketertiban dalam

melaksanakan kewajibannya, baik konsumen maupun pelaku usahanya.

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

37

Berdasarkan kewajiban-kewajiban konsumen tersebut diatas,

maka akan lebih mudah dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa,

karena kewajiban tersebut merupakan bentuk kerjasama yang baik antara

konsumen dengan pelaku usaha, sehingga konsumen dapat memperoleh

haknya sesuai dengan kewajiban yang dilaksanakannya. Hal itu

dimaksudkan agar konsumen sendiri dapat memperoleh hasil yang

maksimal atas perlindungan dan/atau kepastian hukum bagi dirinya.

D. Pelaku Usaha

1. Pengertian Pelaku Usaha

Pengertian pelaku Usaha terdapat dalam pasal 1 angka 3 UUPK

yakni Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha,

baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah

negara hukum negara Republik Indonesia baik sendiri maupun bersama-

sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai

bidang ekonomi.

Dalam penjelasan undang-undang ini, yang termasuk dalam

pengertian pelaku usaha adalahperusahaan, koperasi, Badan Usaha Milik

Negara (BUMN), importir, pedagang, distributor, dan lain-lain.

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaiangan Usaha Tidak Sehat memuat definisi tentang

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

38

Pelaku Usaha, yaitu Pelaku usaha adalah setiap perorangan atau badan

usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan bukan badan

hukum yang didirikan, berkedudukan, atau melakukan kegiatan dalam

wilayah negara republik Indonesia, baik berdiri sendiri maupun bersama-

sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam

bidang ekonomi.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Keolahragaan, Pelaku Usaha adalah perseorangan atau

badan hukum yang melakukan kegiatan ekonomi yang terlibat secara

langsung dalam kegiatan olahraga.

Dari berbagai pengertian pelaku usaha diatas dapat disimpulkan

bahwa pengertian pelaku usaha lebih luas dibandingkan pengertian

produsen yang merupakan lawan dari konsumen, karena pengertian

pelaku usaha dapat memberi arti sekaligusbagi kreditur ( penyedia dana),

produsen, penyalur, penjual, dan terminologi lain yang lazim digunakan.

2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

a. Hak Pelaku Usaha

Hak-hak dari pelaku usaha itu menurut pasal 6 Undang-Undang

Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah sebagai

berikut:

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

39

a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan

mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/jasa yang

diperdagangkan;

b. Hak untuk mendapatkan plindungan hukum dari tindakan konsumen

yang tidak beritikad baik;

c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam didalam

penyelsaian hukum konsumen;

d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum

bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau

jasa yang diperdagangkan

e. Hak-hak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainya;

Tampak bahwa pokok-pokok hak dari produsen/pelaku usaha

adalah menerima pebayaran, mendapat perlindungan hukum, melakukan

pembelaan diri, rehabilitasi nama baik, dan hak-hak lainya menurut

undang-undang.

b. Kewajiban Pelaku Usaha

Kewajiban pelaku usaha menurut pasal 7 Undang-undang Nomor

8 tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen adalah;

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

b. Memberikan Informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/jasa serta memberi penjelasan pengguna,

perbaikan dan pemeliharaan .

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

40

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar jujur dan

tidak diskriminatif.

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang atau

jasa yang berlaku.

e. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji/dan/atau

mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan

dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang

diperdagangkan

f. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian

akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau

jasa yang diperdagangkan

g. Memberikan kompensasi, ganti rugi,dan/atau penggantian apabila

barang/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai

dengan perjanjian.

Berdasarkan rumusan pasal tersebut diatas, bahwa pelaku usaha

dalam usahanya memproduksi barang dan/atau jasa berkewajiban

mempunyai itikad baik mengenai kejelasan informasi terkait dengan

barang dan/atau jasa tersebut baik dalam hal mutu barang dan/atau jasa

serta terdapat jaminan dan/atau garansi kepada konsumen yang akan

mengkonsumsi barang dan/atau jasa, sehingga apabila terjadi peristiwa

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

41

yang tidak dikehendaki maka pelaku usaha berkewajiban membayar

kompensasi dang anti rugi.

Pokok-pokok kewajiban produsen atau pelaku usaha adalah

beritikad baik dalam menjalankan usahanya, memberikan informasi,

memperlakukan konsumen dengan cara yang sama, menjamin

produknya, memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji

dan memberi kompensasi.

3. Larangan Bagi Pelaku Usaha

Salah satu tujuan perlindungan konsumen adalah mengangkat

harkat kehidupan konsumen. Untuk mewujudkan tersebut maka berbagai

hal yang membawa pengaruh atau dampak negatif dari pemakaian barang

dan/atau jasa harus dihindarkan dari aktifiyas perdagangan pelaku usaha.

Dan untuk menhhindarkan pengaruh negatif tersebut maka UUPK

mengatur perbuatan yang dilarang oleh pelaku usaha, yang termuat dalam

rumusan pasal 8 UUPK, yaitu :

(1) Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan

barang dan/atau jasa yang :

a. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang

dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundangundangan;

b. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah

dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau

etiket barang tersebut;

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

42

c. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam

hitungan menurut ukuran yang sebenarnya;

d. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau

kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau

keterangan barang dan/atau jasa tersebut

e. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses

pengolahan, gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana

dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa

tersebut;

f. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,

keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa

tersebut;

g. tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu

penggunaan pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu;

h. tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana

pernyataan "halal" yang dicantumkan dalam label;

i. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang

memuat nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto,

komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan,

nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk

penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/ dibuat;

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

43

j. tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan

barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan

perundangundangan yang berlaku.

(2) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat

atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap

dan benar atas barang dimaksud.

(3) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan

yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa

memberikan informasi secara lengkap dan benar.

(4) Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2)

dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib

menariknya dari peredaran.

Pada intinya substansi pasal ini tertuju pada dua hal, yaitu larangan memproduksi barang dan/atau jasa, dan larangan memperdagangkan barang dan/ atau jasa yang dimaksud. Laranga-larangan yang dimaksud ini, hakikatnya menurut nurmadjito yaitu untuk mengupayakan agar barang dan/atau jasa yang beredar di masyarakat merupakan produk yang layak edar, antara lain asal-usul, kualitas sesuai dengan informasi pengusaha baik melalui label, etiket, iklan, dan lain sebagainya.33

E. Hukum Perjanjian

1. Pengertian Perjanjian

Perjanjian adalah merupakan sumber dari perikatan disamping

sumber perikatan lainnya yaitu Undang-undang. Buku III Kitab Undang-

undang Hukum Perdata, dalam ketentuan pasal 1233 menyebutkan bahwa

33 Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Op. Cit, hal. 65.

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

44

perikatan itu dilahirkan karena persetujuan atau perjanjian dan juga

karena Undang-undang. Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,

dalam ketentuan pasal 1233 menyebutkan bahwa perikatan lahir karena

persetujuan atau perjanjian dan juga karena Undang-Undang. Definisi

perjanjian itu sendiri yang diatur dalam ketentuan pasal 1313 KUH

Perdata yaitu “Suatu persetujuan adalah perbuatan dengan mana satu

orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.

Para ahli hukum berpendapat mengenai pengertian tersebut diatas

bahwa definisi dalam ketentuan pasal 1313 KUH Perdata kuranglah

lengkap, sehingga banyak para ahli hukum yang berbeda pendapatnya

tetapi hal tersebut bersifat melengkapi.

Menurut pendapat J. Satrio, pasal 1313 KUH Perdata mengandung

kelemahan-kelemahan yaitu 34 “Suatu yang menimbulkan akibat hukum

yang memang dikehendaki atau yang dianggap oleh undang-undang

dikehendaki disebut tindakan hukum, karenanya kata “perbuatan” dalam

pasal 1313 KUH Perdata lebih tepat kalau diganti dengan kata “perbuatan

tindakan hukum”. Dengan menggunakan kata tersebut dapat

menunjukkan bahwa akibat hukumnya dikehendaki atau dianggap

dikehendaki dan tersimpul “sepakat” yang merupakan cirri dari pasal

1320 KUH Perdata. Sedangkan kata “mengikatkan diri pada satu orang

34 J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Buku I, PT Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1995, hal. 24-27.

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

45

atau lebih” agar meliputi pula perjanjian timbal balik, maka sebaiknya

ditambahkan “atau dimana kedua belah pihak saling mengikatkan diri”

Pendapat-pendapat J.Satrio tersebut dapat disimpulkan dengan

definisi yang lengkap yaitu “Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan

tindakan hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang atau lebih dimana kedua belah pihak saling

mengikatkan diri”.

Menurut Subekti, perjanjian adalah “Suatu peristiwa dimana

seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling

berjanji untuk melaksanakan suatu hal”.35 Menurut Wirjono Prodjodikoro

“Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum mengenai harta benda

kekayaan antara dua pihak dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap

berjanji untuk melakukan suatu hal dan pihak yang lain berhak menuntut

atas pelaksanaan janji itu”.36 Sedangkan menurut Abdulkadir Muhammad

bahwa “Perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau

lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam

lapangan harta kekayaan”.37

Menurut berbagai pendapat para sarjana diatas, maka yang

dimaksud dengan perjanjian adalah suatu perbauatan atau tindakan

hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

35 Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, hal. 1 36 Ahmad Qirom S, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, Liberty,

Yogyakarta, 1995, hal. 11. 37 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 1982, hal. 78.

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

46

satu orang atau lebih, atau dimana kedua belah pihak saling mengikatkan

diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan.

2. Unsur Perjanjian

Perjanjian mengandung beberapa unsur yang mempertegas

perjanjian itu sendiri sehingga dapat menimbulkan akibat hukum,

Sudikno Mertokusumo mengelompokkan unsur-unsur perjanjian sebagai

berikut :

1. Unsur Essensialia

Unsur Essensialia adalah unsur yang mutlak harus ada bagi terjadinya

perjanjian. Unsur ini harus ada agar perjanjian itu sah.

2. Unsur Naturalia

Unsur Naturalia adalah unsur yang lazimnya melekat pada suatu

perjanjian, yaitu unsur yang tanpa diperjanjikan secara khusus dalam

perjanjian secara diam-diam dengan sendirinya dianggap ada dalam

perjanjian karena sudah merupakan pembawaan atau melekat pada

perjanjian.

3. Unsur Accidentalia

Unsur Accidentalia adalah unsur yang harus dimuat atau disebut

secara tegas dalam perjanjian. Unsur ini harus secara tegas

diperjanjikan.

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

47

3. Asas-Asas Perjanjian

Menurut Sudikno Mertokusumo ada tiga asas yang penting dalam

perjanjian yaitu :38

1. Asas Konsensualisme

Asas Konsesualisme disimpulkan berdasarkan ketentuan pasal

1320 ayat (1) KUH Perdata, bahwa perjanjian pada umumnya tidak

diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya kesepakatan

diantara kedua belah pihak. Menurut Subekti, asas konsensualisme

adalah pada dasarnya perjanjian dari perikatan yang timbul

karenanya itu sudah dilahirkan sejak detik pertama tercapainya

kesepakatan. Dengan kata lain, perjanjian itu sudah sah apabila

sudah sepakat mengenai hal pokok tidaklah diperlukan suatu

formalitas.39 Menurut Abdulkadir Muhammad, bahwa yang

dimaksud dengan asas konsensual adalah bahwa perjanjian itu terjadi

(ada) sejak tercapainya kata sepakat antara pihak-pihak. Dengan kata

lain, perjanjian itu sudah sah dan mempunyai akibat hukum sejak

saat tercapainya kata sepakat antara para pihak tentang pokok

perjanjian.40

Terhadap asas konsensualisme ini pengecualian yaitu pada

perjanjian yang bersifat riil dan formil. Menurut J. Satrio, perjanjian

38 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, 1988,

hal. 99. 39 Subekti, Op. Cit. hal. 15. 40 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit. hal. 85.

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

48

menurut KUH Perdata pada umumnya bersifat konsensuil, kecuali

beberapa perjanjian tertentu yang bersifat riil dan formil.41Perjanjian

riil adalah perjanjian yang baru terjadi bila barang yang menjadi

pokok perjanjian telah diserahkan. Sedangkan perjanjian formil

adalah perjanjian yang disamping kata sepakat juga oleh undang-

undang ditetapkan suatu formalitas tertentu atau penuangan suatu

perjanjian dalam suatu bentuk tertentu.42

Dapat disimpulkan maksud dari asas ini adalah bahwa untuk

lahirnya suatu perjanjian cukup ada kata sepakat dari mereka yang

membuat perjanjian itu tanpa diikuti dengan perbuatan hukum lain

kecuali perjanjian yang bersifat formal.

2. Asas pacta sunt servanda

Asas ini merupakan asas yang berhubungan dengan

mengikatnya suatu perjanjian. Perjanjian yang dibuat secara sah oleh

para pihak adalah mengikat bagi mereka yang membuat seperti

undang-undang.

Asas ini juga berhubungan dengan akibat perjanjian. Hal itu

dapat disimpulkan dalam pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang

menyatakan bahwa :

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.

41 J. Satrio, Op. Cit, hal. 49. 42 Ibid, hal. 49-50.

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

49

Maksud dari pasal tersebut bahwa perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang

membuatnya atau dapat dikatakan bahwa para pihak yang membuat

perjanjian harus tunduk pada perjanjian yang dibuatnya layaknya

tunduk pada undang-undang.

3. Asas Kebebasan Berkontrak

Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang

memberikan kebebasan kepada semua orang untuk mengadakan

suatu perjanjian, baik yang telah diatur dalam undang-undang

maupun belum diatur dalam undang-undang.

Asas kebebasan berkontrak merupakan salah satu asas yang

timbul karena Buku III KUH Perdata yang bersifat openbaar system

atau bersifat terbuka. Asas kebebasan berkontrak ini tersimpul dari

ketentuan pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang menyebutkan

bahwa : “Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.

Dengan menekankan perkataan “semua”, maka pasal tersebut seolah-olah berisikan suatu pernyataan kepada masyarakat bahwa setiap orang diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa da berisi apa saja (atau tentang apa saja), dan perjanjian itu akan mengikat mereka yang membuatnya seperti undang-undang. Atau dengan perkataan lain, dalam soal perjanjian, setiap orang diperbolehkan membuat undang-undang bagi orang itu sendiri, pasal-pasal dari hukum perjanjian hanya berlaku apabila atau sekedar orang tidak

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

50

mengadakan aturan-aturan sendiri dalam perjanjian yang orang adakan itu.43

Menurut Abdulkadir Muhammad, asas kebebasan berkontrak

mempunyai arti bahwa :

Setiap orang boleh mengadakan perjanjian apa saja walaupun belum atau tidak diatur dalam undang-undang. Walaupun berlaku asas ini, kebebasan berkontrak tersebut dibatasi oleh tiga hal yaitu tidakdilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum.44

4. Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian

1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya

Menurut Subekti apa yang dimaksud dengan sepakat ini

adalah

“Dengan sepakat atau juga dinamakan perizinan, dimaksudkan bahwa kedua subyek yang mengadakan perjanjian itu harus bersepakat, setuju atau seia sekata mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian yang diadakan itu. Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu, juga dikehendaki oleh pihak yang lain. Mereka menghendaki sesuatu yang sama secara timbal balik si penjual menginginkan sejumlah uang, sedang si pembeli menginginkan sesuatu barang dari si penjual”.45

Kesepakatan ini harus diberikan bebas, artinya bahwa

kesepakatan yang diberikan oleh para pihak harus benar-benar berasal

dari kemauan sendiri atau diberikan secara sukarela, tidak ada

43 Subekti, Op. Cit, hal. 14. 44 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, hal 84. 45 Subekti, Op. Cit, hal. 17.

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

51

paksaan sama sekali dari manapun. Kebebasan bersepakat dari

masing-masing pihak dapat dilakukan :

1. Secara tegas-tegas, baik secara lisan maupun tertulis.

2. Secara diam-diam, baik dengan sikap maupun dengan isyarat.46

Undang-undang menentukan beberapa hal yang membuat para

pihak tidak bebas didalam memberikan kesepakatan yang telah

tercapai menjadi tidak sah karenanya. Pasal 1321 KUH Perdata

menyatakan bahwa :

“Tiada sepakat yang sah, apabila sepakat itu diberikan karena

kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan”.

2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian

Pada dasarnya seseorang yang telah dewasa dan mempunyai

akal sehat adalah cakap menurut hukum kecuali undang-undang

menentukan lain.

Pasal 1329 KUH Perdata menyebutkan bahwa “Setiap orang

adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan, jika oleh undang-

undang tidak dinyatakan tak cakap”.

Pasal 1330 KUH Perdata menyebutkan bahwa “Tak cakap

untuk membuat persetujuan-persetujuan adalah

1) Orang-orang yang belum dewasa

46 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, hal. 89-90.

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

52

2) Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan

3) Orang-orang perempaun, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh

undang-undang dan pada umumnya semua orang kepada siapa

undang-undang telah melarang membuat persetujuan-

persetujuan tertentu”.

Menurut pasal 330 ayat (1) KUH Perdata, kriteria belum

dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur 21 tahun dan tidak

lebih dahulu kawin. Apabila perkawinan itu dibubarkan sebelum

umur 21 tahun maka mereka tidak kembali lagi dalam kedudukan

belum dewasa.

Menurut pasal 433 KUH Perdata, orang-orang yang diletakkan

dibawah pengampuan adalah setiap orang dewasa yang selalu berada

dalam keadaan dungu, sakit otak, atau mata gelap dan boros.

Dalamhal ini pembentuk undang-undang memandang bahwa yang

bersangkutan tidak mampu menyadari tanggung jawabnya dan karena

itu tidak cakap bertindak untuk mengadakan perjanjian.

Seorang wanita yang telah bersuami oleh KUH Perdata juga

dipandang tidak cakap untuk mengadakan perjanjian. Namun sejak

tahun 1963 dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3/1963,

yang ditujukan kepada semua Ketua Pengadilan Negeri dan

Pengadilan Tinggi di Indonesia, kedudukan wanita bersuami diangkat

ke derajat yang sama dengan pria, untuk mengadakan perbuatan

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

53

hukum dan menghadap di depan pengadilan ia tidak perlu lagi dibantu

oleh suaminya.

3. Suatu hal tertentu

Suatu hal tertentu merupakan pokok perjanjian dan prestasi

yang perlu dipenuhi dalam suatu perjanjian. Prestasi itu harus tertentu

atau sekurang-kurangnya dapat ditentukan. Apa yang diperjanjikan

harus cukup jelas, ditentukan jenisnya, jumlahnya boleh tidak

disebutkan asal dapat dihitung atau ditetapkan di kemudian hari.

Syarat bahwa prestasi itu harus tertentu atau dapat ditentukan, gunanya ialah untuk menetapkan hak dan kewajiban kedua belah pihak, jika timbul perselisihan dalam dalam pelaksanaan perjanjian. Jika prestasi kabur, sehingga perjanjian itu tidak dapat dilaksanakan, maka dianggap tidak ada obyek perjanjian.47

4. Suatu sebab yang halal

Menurut R. Wiryono Projodikoro, kausa dalam hukum

perjanjian adalah isi dan tujuan suatu perjanjian yang menyebabkan

adanya perjanjian.48

Maksudnya bahwa kausa tersebut adalah isi dan tujuan dari

perjanjian. Jika suatu perjanjian yang dibuat tidak dengan kausa yang

halal (zonder oorzak) maka tidak mempunyai kekuatan hukum. Hal

ini secara tegas diatur dalam pasal 1335 KUH Perdata bahwa “Suatu

47 Ibid, hal. 93-94. 48 R. Wiryono Projodikoro, Asas-Asas Hukum Perjanjian, PT Bali, Bandung, 1985, hal. 35.

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

54

perjanjian tanpa sebab atau yang telah dibuat karena sesuatu sebab

yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan”.

Mengenai suatu sebab atau kausa yang terlarang ditegaskan

dalam pasal 1337 KUH Perdata, bahwa “Suatu sebab adalah terlarang

apabila dilarang oleh undang-undang atau apabila berlawanan dengan

kesusilaan baik atau ketertiban umum”. Sehingga dari pasal tersebut

dijelaskan bahwa kausa atau sebab yang sah adalah

1. Tidak dilarang oleh undang-undang

2. Tidak bertentang dengan kesusilaan

3. Tidak bertentangan dengan ketertiban umum.

5. Jenis-Jenis Perjanjian

Dipandang dari sudut adanya perjanjian dapat dibedakan antara

lain :

1) Perjanjian dipandang dari sudutnya adanya hak dan kewajiban,

dibedakan menjadi :

1. Perjanjian sepihak

Suatu perjanjian yang hanya menimbulkan hak di pihak yang satu

sedangkan di pihak yang lain ada kewajiban.

Contoh : hibah.

2. Perjanjian timbal balik

Suatu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban pada kedua

belah pihak.

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

55

Contoh : Jual beli dan sewa-menyewa.

2) Perjanjian dipandang dari sudut prestasi dan contra prestasinya,

dibedakan menjadi :

a. Perjanjian cuma-Cuma

Suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan

keuntungan pada pihak yang lain tanpa menerima manfaat bagi

dirinya sendiri (pasal 1314 ayat 2 KUH Perdata).

b. Perjanjian atas beban

Suatu perjanjian yang mewajibkan masing-masing pihak

memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu

(pasal 1314 ayat 3 KUH Perdata).

3) Perjanjian dipandang dari sudut saat lahirnya atau timbulnya

perjanjian, dibedakan menjadi :

a. Perjanjian konsensuil

Suatu perjanjian yang lahir atau timbul sejak tercapainya

kesepakatan atau kata sepakat antara pihak-pihak yang

mengadakan perjanjian.

b. Perjanjian riil

Perjanjian yang baru lahir atau terjadi ketika barang yang menjadi

obyek perjanjian telah diserahkan.

c. Perjanjian formal

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

56

Perjanjian yang baru lahir atau terjadi ketika telah dipenuhinya

formalitas-formalitas yang telah ditentukan.

4) Perjanjian dipandang dari sudut akibat yang ditimbulkan dari adanya

perjanjian tersebut, dibedakan menjadi :

a. Perjanjian obligatoir

Perjanjian-perjanjian yang menibulkan hak dan kewajiban bagi

para pihak untuk melaksanakan isi perjanjian tersebut.

b. Perjanjian kebendaan

Perjanjian untuk memindahkan atau memperalihkan hak milik.

5) Perjanjian dipandang dari sudut pengaturannya dalam undang-

undang, dibedakan menjadi :

a. Perjanjian bernama

Perjanjian yang mempunyai nama-nama (khusus) yang terdapat

pengaturannya secara khusus dalam undang-undang.

b. Perjanjian tidak bernama

Perjanjian yang secara khusus tidak ada pengaturannya di dalam

undang-undang.

6. Berakhirnya Perjanjian

Menurut R. Setiawan, perjanjian dapat hapus karena :49

1) Ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak. Misalnya perjanjian akan berlaku untuk waktu tertentu.

2) Undang-undang menentukan batas berlakunya suatu perjanjian.

49 R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bima Citra, Bandung, hal. 48.

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

57

3) Para pihak atau undang-undang dapat menentukan bahwa dengan terjadinya peristiwa tertentu maka perjanjian akan hapus.

4) Pernyataan menghentikan perjanjian oleh kedua belah pihak atau oleh salah satu pihak. Hanya dapat dilakukan pada perjanjian yang bersifat sementara.

5) Perjanjian hapus karena putusan hakim. 6) Tujuan perjanjian telah tercapai. 7) Dengan persetujuan para pihak.

F. Fitness Center (Pusat Kebugaran)

1. Olahraga

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, kata olahraga

merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. Sedang

menurut para pakar olahraga, adalah sebuah aktivitas manusia yang

bertujuan untuk mencapai kesejahteraan (sejahtera jasmani dan sejahtera

rohani) manusia itu sendiri. Olahraga adalah sebuah kata dalam bahasa

Inggris yang berarti olahraga. Sedang sportif yang merupakan kata sifat

yang berarti jujur dan ksatria atau gagah. Dan kata sportivitas yang

sebagai kata benda mempunyai arti orang yang melakukan olahraga

tersebut harus memiliki kejujuran dan sikap ksatria dalam bertindak dan

berprilaku saat berolahraga, seperti disiplin, mengikuti ketentuan dan

peraturan yang telah ditetapkan atau yang telah disepakati bersama,

terutama saat mengikuti suatu pertandingan atau perlombaan olahraga.

Makna olahraga menurut Ensiklopedia Indonesia,

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

58

Olahraga adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Menurut Cholik Mutohir,

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

2. Manfaat Olahraga

Olahraga memiliki sangat banyak manfaat apabila dilakukan secara

teratur dan benar, disini penulis akan menguraikan beberapa manfaat

olahraga tersebut.

a. Meningkatkan daya tahan tubuh. Melakukan olahraga secara teratur dapat mempengaruhi beberapa hormone yang ada dalam tubuh. Misalnya hormone adrenalin dan serotonin, dimana kedua hormon ini termasuk hormone yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

b. Meningkatkan kemampuan otak. Kegiatan olahraga dapat meningkatkan pasokan oksigen dalam tubuh, memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh terutama aliran darah ke otak. Hal ini dapat dipercaya meningkatkan kinerja otak lebih baik.

c. Mengurangi stress. Olahraga dapat meregangkan otot-otot, membuat tubuh dan otak kita akan terasa segar. Otot dan sel tubuh kita menjadi lebih rileks dan tak tegang lagi. Hal ini tentu akan dapat mengurangi stress yang kita alami.

d. Membakar lemak. Olahraga adalah aktifitas yang sangat dianjurkan untuk dilakukan secara teratur bagi orang yang ingin melangsingkan tubuhnya. Karena dengan berolahraga kita menggunakan energi yang ada dalam tubuh kita untuk melakukan kegiatan olahraga tersebut. Setelah energi yang bersumber dari makanan habis barulah tubuh menggunakan cadangan energi yang ada

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

59

dalam lemak tubuh. Sehingga lemak tubuh pun diubah menjadi energi untuk berolahraga dan tubuh pun menjadi langsing.

e. Meningkatkan energi tubuh. Dengan olahraga secara teratur maka tubuh kita pun akan memperoleh asupan energy yang maksimal. Maka orang yang sering berolahraga akan memiliki stamina yang bagus, mampu melakukan pekerjaan berat dan tidak mudah lemas.

f. Metabolisme tubuh meningkat dan menurunkan resiko penyakit. Dengan berolahraga metabolisme tubuh menjadi lebih baik, sehingga kita akan terhindar dari resiko terkena penyakit seperti kanker usus, menurunkan kadar kolesterol, menuruhkan tekanan darah tinggi, mengurangi resiko penyakit hati, ginjal ataupun sembelit.

g. Menunda proses penuaan. Ketika usia bertambah tua, akan Nampak perubahan pada tubuh seperti kerutan pada kulit. Kulit keriput disebabkan oleh sel-sel kulit telah tua dan tidak memperbaharui diri. Dengan melakukan kegiatan olahraga akan merangsang produktifitas sel-sel baru pada kulit sehingga kulit akan tampak kencang dan cerah tanpa kerutan.50

3. Jenis-Jenis Olahraga

Olahraga yang ditawarkan di pusat-pusat kebugaran (fitness center)

adalah olahraga aerobik dan olahraga anaerobik. Olahraga aerobik adalah

olahraga dengan intensitas yang disesuaikan dengan kemampuan yang

dapat dipertahankan dengan durasi minimal delapan menit. Contohnya:

senam aerobik, jogging, berenang dan bersepeda. Olahraga anaerobik

adalah olahraga dengan intensitas yang disesuaikan dengan kemampuan

yang dapat dipertahankan dengan durasi maksimal dua menit. Contohnya

latihan beban (weight training), tinju, dan lari cepat (sprint).

Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Giriwijoyo yaitu:

50 http://www.anneahira.com//manfaat olahraga bagi tubuh. Diakses tanggal 15 Agustus 2012.

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

60

- Olahraga aerobik (dominan) adalah olahraga dengan intensitas yang setinggi tingginya yang dapat dipertahankan dengan durasi minimal delapan menit.

- Olahraga anaerobik (dominan) adalah olahraga dengan intensitas yang setinggi-tingginya yang dapat dipertahankan dengan durasi maksimal dua menit.

- Olahraga anerobik dan olahraga aerobik (campuran) adalah olahraga dengan intensitas yang setinggi-tingginya yang dapat dipertahankan dengan durasi minimal dua menit dan maksimal delapan menit.51

4. Sejarah Fitness

Sesungguhnya upaya membentuk tubuh dengan memperbesar masa

otot melalui serangkaian latihan fisik sudah lama dikenal sejak zaman

kuno di Yunani sekitar abad ke-5 SM. Herkules, pahlawan gagah dalam

mitologi Yunani melambangkan maskulinitas dan keperkasaan pria. Hal

itu mungkin merupakan bentuk awal pemuliaan terhadap bentuk fisik

ideal dan simetris dalam kebudayaan dan kesenian Yunani, seperti

nampak dalam patung-patung Yunani klasik.

Olimpiade kuno yang digelar di Olimpia mempertandingkan

olahraga gulat, tinju, dan atletik, merupakan bentuk budaya pemuliaan

dan apresiasi terhadap bentuk tubuh ideal. Para atlet berlaga tanpa busana

dengan sebelumnya mambaluri tubuh mereka dengan minyak dan bedak

51 Giriwijoyo, Santosa, Ilmu Faal Olahraga, FPOK, UPI, Bandung, 2007, hal.426.

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

61

halus. Acara ini menjadi hiburan, tontonan, sumber kekaguman, serta

kebanggaan bagi masyarakat negara-kota Yunani kuno.

Tahun awal perkembangan binaraga di dunia barat berlangsung

pada kurun waktu 1880 hingga 1953. Binaraga belum benar-benar ada

sebelum akhir abad ke-19 yang dimulai oleh Eugen Sandow dari Prussia

(kini Jerman utara), yang dihormati sebagai "Bapak Binaraga Modern". Ia

dianggap sebagai perintis olahraga ini karena memperbolehkan penonton

menyaksikan fisiknya dalam "penampilan pamer otot". Sebelumnya

pameran fisik pria telah lama dilakukan melalui berbagai pertunjukan

karnaval dan sirkus, akan tetapi lebih bersifat memamerkan kekuatan

tubuh seperti pertandingan gulat, mengangkat beban berat, atau

membengkokkan batang besi.

Sandow adalah orang pertama yang berfokus pada penampilan otot

itu sendiri. Sandow adalah seorang "gracilian" yang sempurna. Istilah ini

merujuk pada standar "ideal" matematis untuk "fisik sempurna" yang

mendekati proporsi tubuh patung Yunani dan Romawi pada era klasik.

Sandow menggelar kontes binaraga perdana dunia pada 14

September 1901 yang disebut "Great Competition" dan digelar di Royal

Albert Hall, London, Inggris. Sandow sendiri menjadi juri bersama Sir

Charles Lawes, dan Sir Arthur Conan Doyle. Kontes ini berlangsung

sukses dengan dihadiri ratusan peminat kontes fisik. Piala bagi juara

Page 77: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

62

adalah patung perunggu Sandow yang dibuat oleh pematung Frederick

Pomeroy. Juaranya adalah William L. Murray dari Nottingham.

Pada tahun 1970-an, binaraga semakin terkenal dan mendapatkan

publisitas besar berkat penampilan Arnold Schwarzenegger dan rekan-

rekannya dalam film Pumping Iron produksi tahun 1977. Pada dekade ini

pula organisasi International Federation of BodyBuilding & Fitness

(IFBB) mulai mendominasi cabang olahraga ini.52

5. Pengertian Fitness Center

Dalam Bahasa Inggris fitness center berasal dari kata fitness dan

center yang dalam Bahasa Indonesia fitness artinya kebugaran dan center

artinya pusat, jadi fitness center adalah pusat kebugaran. Pusat kebugaran

sebagai salah satu yang menyediakan dan menjalankan program-program

latihan kebugaran jasmani, yang tidak saja memberikan manfaat secara

langsung seperti peningkatan derajat kebugaran dan kesehatan jasmani,

tetapi juga memberikan keleluasaan untuk mengekspresikan segala

kebutuhan seperti sosialisasi, aktualisasi, pemanfaatan waktu luang,

bisnis, dan sebagainya.

Menurut Griwijoyo, berpendapat bahwa:

“pusat kebugaran adalah suatu kegiatan dalam ruangan dengan menawarkan kegiatan olahraga dari yang tanpa menggunakan alat, sampai yang menggunakan alat-alat mahal dan canggih, yang diantaranya bertujuan prestasi”.

52 http://www.wikipedia.com//sejarah fitness. Diakses tanggal 6 Juli 2012.

Page 78: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

63

Kemudian Hanafi menjelaskan bahwa:

“pusat kebugaran adalah tempat olahraga dalam ruangan yang menawarkan berbagai program latihan kebugaran dengan fasilitas dan peralatan yang mutakhir”.53

Fitness center merupakan salah satu tempat untuk meningkatkan

kebugaran jasmani. Banyak program yang ditawarkan oleh pusat

kebugaran (Fitness Center), baik alternatif tempat atau jenis latihan bagi

wanita untuk berolahraga. Olahraga yang ditawarkan di pusat-pusat

kebugaran (fitness center) adalah olahraga aerobik dan olahraga

anaerobik. Olahraga aerobik adalah olahraga dengan intensitas yang

disesuaikan dengan kemampuan yang dapat dipertahankan dengan durasi

minimal delapan menit. Contohnya: senam aerobik, jogging, berenang

dan bersepeda. Olahraga anaerobik adalah olahraga dengan intensitas

yang disesuaikan dengan kemampuan yang dapat dipertahankan dengan

durasi maksimal dua menit. Contohnya latihan beban (weight training),

tinju, dan sprint.

Fitness Center sendiri merupakan suatu industri yang bergerak

dalam bidang olahraga, menurut pasal 1 angka 18 “industri olahraga

adalah kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk produk barang

dan/atau jasa. Yang didalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005

53 http://www.google.com/s_ikor_034446_chapter2(1).pdf . Diakses tanggal 9 Maret 2012.

Page 79: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

64

diatur juga mengenai hak-hak warga negara untuk mengembangkan

industry olahraga, hal tersebut diatur didalam pasal 6 huruf f. Dan

tentunya dalam menyelenggarakan industri olahraga tersebut selalu

memperhatikan keselamatan dan keamanan serta keutuhan jasmani dan

rohani, hal tersebut diatur dalam pasal 5 huruf g dan f.

6. Fitness

Fitnes adalah kegiatan olah raga pembentukan otot-otot tubuh/fisik

yang dilakukan secara rutin dan berkala, yang bertujuan untuk menjaga

fitalitas tubuh dan berlatih disiplin. Kata lain dari "fitnes" itu sendiri

adalah "kebugaran" atau kalau boleh lebih berani dielaborasi, fitnes juga

berarti "lebih dari sekedar sehat". Dan gaya hidup fitnes pada dasarnya

adalah gaya hidup yang melibatkan kegiatan ataupun aktivitas yang

membuat orang menjadi lebih bugar.54

Menurut Depdikbud :

Kebugaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya.

Sedangkan menurut Engkos Kosasih :

Kebugaran jasmani adalah suatu keadaan seseorang yang mempunyai kekuatan (strength), kemampuan (ability), kesanggupan, dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya

54http://www.google.com/fitness/memiliki motivasi untuk sehat/. Diakses tanggal 9 Maret

2012.

Page 80: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

65

dengan efisien tanpa kelelahan. Dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani merupakan komponen seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas selanjutnya.55

Kegiatan olahraga dalam ruangan tersebut melibatkan adanya para

pelaku olahraga yang menurut pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2005 tentang Sitem Keolahragaan Nasional “Pelaku Olahraga

adalah setiap orang dan/atau kelompok orang yang terlibat secara

langsung dalam kegiatan olahraga yang meliputi pengolahraga, pembina

olahraga, dan tenaga keolahragaan. Sedangkan menurut pasal 1 angka 6

“pengolahraga adalah orang yang berolahraga dalam usaha

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Menurut pasal 1

angka 8 “pembina olahraga adalah orang yang memiliki minat dan

pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manajerial, dan/atau

pendanaan yang didedikasikan untuk kepentingan pembinaan dan

pengembangan olahraga. Dan pembina olahraga tersebut dalam dunia

fitness sering disebut instruktur. Arti kata instruktur itu sendiri menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang bertugas mengajarkan

sesuatu dan sekaligus memberikan latihan dan bimbingannya.

Fitness dalam hal ini termasuk olahraga rekreasi yang didalam

pasal 1 angka 12 dijelaskan bahwa olahraga rekreasi adalah olahraga

55http://www.google.com/pengertian kebugaran jasmani/kumpulan artikel berbahasa Indonesia.

Diakses tanggal 9 Maret 2012.

Page 81: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

66

yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan

yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya

masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kegembiraan. Dan

agar olahraga rekreasi yang dimaksud dalam hal ini adalah fitness

berjalan dengan lancar maka dalam pasal 19 ayat 5 dijelaskan bahwa

“Setiap orang yang menyelenggarakan olahraga rekreasi tertentu yang

mengandung resiko terhadap kelestarian lingkungan, keterpeliharaan

sarana, serta keselamatan dan kesehatan wajib :

a. Menaati ketentuan dan prosedur yang ditetapkan sesuai dengan jenis

olahraga dan

b. Menyediakan instruktur atau pemandu yang mempunyai

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis olahraga.

Page 82: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

67

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan yuridis normatif. Konsep ini memandang hukum

sebagai norma-norma yang tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh

lembaga atau pejabat yang berwenang dan konsep yang melihat hukum

sebagai sistem normatif yang otonom, tertutup dan terlepas dari kehidupan

dan mengabaikan norma lain selain norma hukum.56

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dipakai adalah deskriptif, yaitu suatu

penelitian yang hanya menggambarkan obyek atau masalah yang akan

diteliti, dalam hal ini yaitu perlindungan hukum terhadap konsumen

pengguna jasa fitness center.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Informasi Ilmiah (PII) Fakultas

Hukum Universitas Jenderal Soedirman dan Helios Fitness Center

Purwokerto.

4. Jenis Data

a. Data Sekunder

56Ronny, Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Alumni, 1988,

hal. 13.

Page 83: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

68

Sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder yang berupa

peraturan perundang-undangan, dokumen resmi, dan buku-buku literatur

yang berhubungan dengan obyek penelitian. Menurut Soerjono dan Sri

Mamudji, data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder dan bahan hukum tersier.57 Data sekunder meliputi:

1. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan yang mengikat berupa

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penelitian ini

menggunakan bahan hukum primer berupa peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Bahan hukum sekunder yaitu yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer, meliputi hasil-hasil penelitian, hasil karya dari

kalangan hukum, buku-buku literatur, karya ilmiah dari para sarjana,

dan dokumen resmi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang

diteliti.

3. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, meliputi

kamus.

b. Data Primer

Data primer berupa keterangan-keterangan dari pemilik dan

pengelola Helios Fitness Center Purwokerto.

5. Metode Pengumpulan Data

57Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,

Rajawali, Jakarta, 1985, hal. 14-15

Page 84: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

69

a. Data sekunder

Data Sekunder diperoleh dengan cara inventarisasi terhadap

peraturan perundang-undangan, buku-buku, hasil penelitian sebelumnya

dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang

selanjutnya di pelajari sebagai pedoman untuk penyusunan data.

b. Data Primer

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis juga diperoleh data

primer yang berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung data sekunder.

Data primer berupa keterangan-keterangan/hasil wawancara dengan

pemilik dan pengelola Helios Fitness Center Purwoketo tentang hal yang

berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

6. Metode Penyajian Data

Data yang berupa bahan-bahan hukum yang telah diperoleh

kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif, uraian-uraian yang disusun

secara sistematis, logis, dan rasional. Dalam arti keseluruhan data yang

diperoleh akan dihubungkan satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan

pokok permasalahan yang diteliti sehingga merupakan satu kesatuan yang

utuh.

7. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara normatif kualitatif, yaitu

dengan menjabarkan data yang diperoleh berdasarkan norma-norma hukum

atau kaidah yng relevan dengan pokok permasalahan. Kualitatif

Page 85: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

70

dimaksudkan analisis data yang bertitik tolak pada usaha-usaha penemuan

asas-asas dan informasi-informasi dari responden.58

58 Ronny, Hanitijo Soemitro, Op. Cit, hal. 98.

Page 86: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian di Pusat Informasi Ilmiah dan di Helios Fitness

Center Purwokerto, diperoleh data sebagai berikut :

1. Data Sekunder

1.1 Pengertian

1.1.1 Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun

2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

(1) Keolahragaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan

olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan,

pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan.

(2) Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk

mendorong, membina, serta mengembangkan potensi

jasmani, rohani, dan sosial.

(3) Pelaku olahraga adalah setiap orang dan/atau kelompok

orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan

olahraga yang meliputi pengolahraga, pembina olahraga,

dan tenaga keolahragaan.

Page 87: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

72

(4) Pengolahraga adalah orang yang berolahraga dalam usaha

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.

(5) Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh

masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang

tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai

budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran,

dan kegembiraan.

(6) Industri olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga

dalam bentuk produk barang dan/atau jasa.

1.1.2 Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

1.1.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan.

Pelaku usaha adalah perseorangan atau badan hukum yang

melakukan kegiatan ekonomi yang terlibat secara langsung

dalam kegiatan olahraga.

1.2 Hak dan Kewajiban Konsumen terkait dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

1.2.1 Pasal 6 menyatakan :

Page 88: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

73

Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk:

a. melakukan kegiatan olahraga;

b. memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga;

c. memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang

sesuai dengan bakat dan minatnya;

d. memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan,

pembinaan dan pengembangan dalam keolahragaan;

e. menjadi pelaku olahraga; dan

f. mengembangkan industri olahraga.

1.2.2 Pasal 7, menyatakan :

Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental

mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan dalam

kegiatan olahraga khusus.

1.2.3 Pasal 8, menyatakan :

Setiap warga negara berkewajiban untuk berperan serta

dalam kegiatan olahraga dan memelihara prasarana dan

sarana olahraga serta lingkungan.

1.2.4 Pasal 9, menyatakan :

(1) Orang tua mempunyai hak mengarahkan, membimbing,

membantu, dan mengawasi serta memperoleh informasi

tentang perkembangan keolahragaan anaknya.

Page 89: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

74

(2) Orang tua berkewajiban memberikan dorongan kepada

anaknya untuk aktif berpartisipasi dalam olahraga.

1.2.5 Pasal 10, menyatakan :

(1) Masyarakat mempunyai hak untuk berperan serta dalam

perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan

pengawasan kegiatan keolahragaan.

(2) Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber

daya dalam penyelenggaraan keolahragaan.

1.3 Hak dan Kewajiban Konsumen terkait dengan Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

1.3.1 Pasal 4, menyatakan :

Setiap orang berhak atas kesehatan.

1.3.2 Pasal 9, menyatakan :

(1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,

mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan,

upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan

berwawasan kesehatan.

1.3.3 Pasal 10, menyatakan :

Page 90: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

75

Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain

dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik,

biologi, maupun sosial.

1.3.4 Pasal 11, menyatakan :

Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk

mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan

yang setinggi-tingginya.

1.3.5 Pasal 12, menyatakan :

Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan

derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung

jawabnya.

1.4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Sistem Keolahragaan Nasional.

1.4.1 Pasal 5, menyatakan :

Keolahragaan diselenggarakan dengan prinsip:

a. demokratis, tidak diskriminatif dan menjunjung tinggi

nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan bangsa;

b. keadilan sosial dan nilai kemanusiaan yang beradab;

c. sportivitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika;

d. pembudayaan dan keterbukaan;

e. pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi

masyarakat;

Page 91: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

76

f. pemberdayaan peran serta masyarakat;

g. keselamatan dan keamanan; dan

h. keutuhan jasmani dan rohani.

1.4.2 Pasal 17, menyatakan :

Ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan:

a. olahraga pendidikan;

b. olahraga rekreasi; dan

c. olahraga prestasi.

1.4.3 Pasal 19, menyatakan :

(1) Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses

pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran.

(2) Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang,

satuan pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau

organisasi olahraga.

(3) Olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertujuan:

a. memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan

kegembiraan;

b. membangun hubungan sosial; dan/atau

c. melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya

daerah dan nasional.

Page 92: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

77

(4) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat

berkewajiban menggali, mengembangkan, dan

memajukan olahraga rekreasi.

(5) Setiap orang yang menyelenggarakan olahraga rekreasi

tertentu yang mengandung risiko terhadap kelestarian

lingkungan, keterpeliharaan sarana, serta keselamatan

dan kesehatan wajib:

a. menaati ketentuan dan prosedur yang ditetapkan

sesuai dengan jenis olahraga; dan

b. menyediakan instruktur atau pemandu yang

mempunyai pengetahuan dan keterampilan sesuai

dengan jenis olahraga.

(6) Olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh

perkumpulan atau organisasi olahraga.

1.4.4 Pasal 68, menyatakan :

(1) Pemerintah membina dan mendorong pengembangan

industri sarana olahraga dalam negeri.

(2) Setiap orang atau badan usaha yang memproduksi sarana

olahraga wajib memperhatikan standar teknis sarana

olahraga dari cabang olahraga yang bersangkutan.

Page 93: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

78

(3) Sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diproduksi, diperjualbelikan, dan/atau disewakan untuk

masyarakat umum, baik untuk pelatihan maupun untuk

kompetisi wajib memenuhi standar kesehatan dan

keselamatan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

(4) Produsen wajib memberikan informasi tertulis tentang

bahan baku, penggunaan, dan pemanfaatan sarana

olahraga untuk memberikan pelindungan kesehatan dan

keselamatan.

1.4.5 Pasal 78, menyatakan :

Setiap pelaksanaan industri olahraga yang dilakukan oleh

Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat wajib

memperhatikan tujuan keolahragaan nasional serta prinsip

penyelenggaraan keolahragaan.

1.4.6 Pasal 79 ayat (1), menyatakan :

(1) Industri olahraga dapat berbentuk prasarana dan sarana

yang diproduksi, diperjualbelikan, dan/atau disewakan

untuk masyarakat.

(5) Masyarakat yang melakukan usaha industri jasa olahraga

memperhatikan kesejahteraan pelaku olahraga dan

kemajuan olahraga.

Page 94: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

79

1.4.7 Pasal 88, menyatakan :

(1) Penyelesaian sengketa keolahragaan diupayakan melalui

musyawarah dan mufakat yang dilakukan oleh induk

organisasi cabang olahraga.

(2) Dalam hal musyawarah dan mufakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, penyelesaian

sengketa dapat ditempuh melalui arbitrase atau alternatif

penyelesaian sengketa sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

(3) Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) tidak tercapai, penyelesaian sengketa dapat

dilakukan melalui pengadilan yang sesuai dengan

yurisdiksinya.

1.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007

tentang Penyelenggaraan Keolahragaan

1.5.1 Pasal 23, menyatakan :

(1) Masyarakat dapat melakukan pembinaan dan

pengembangan olahraga melalui berbagai kegiatan

keolahragaan secara aktif, baik yang dilaksanakan atas

dorongan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah,

maupun atas kesadaran atau prakarsa sendiri.

Page 95: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

80

(2) Dalam hal melakukan pembinaan dan pengembangan

olahraga, masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) melaksanakan kegiatan keolahragaan yang antara

lain berkaitan dengan:

a. organisasi keolahragaan;

b. penyelenggaraan kejuaraan atau pekan olahraga;

c. peraturan permainan dan pertandingan;

d. perlombaan atau pertandingan;

e. penataran dan pelatihan tenaga keolahragaan;

f. pengenalan, pemantauan, pemanduan, dan

pengembangan bakat olahragawan;

g. peningkatan prestasi;

h. penyediaan tenaga keolahragaan;

i. pengadaan prasarana dan sarana olahraga;

j. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

olahraga;

k. penyediaan informasi keolahragaan;

l. pemberian penghargaan;

m. industri olahraga; dan

n. pendanaan.

(3) Pembinaan dan pengembangan olahraga oleh masyarakat

melalui kegiatan keolahragaan sebagaimana dimaksud

Page 96: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

81

pada ayat (2) dilakukan oleh perkumpulan, klub atau

sanggar olahraga di lingkungan masyarakat setempat.

(4) Dalam hal melaksanakan pembinaan dan pengembangan

olahraga, perkumpulan, klub atau sanggar sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dapat membentuk induk

organisasi cabang olahraga sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

1.6 Perjanjian Antara Pihak Helios Fitness Dengan Konsumen

a. Sebelum bergabung dengan Helios Fitness Center, Konsumen

jasa fitness center (pusat kebugaran) mengisi formulir

pendaftaran yang didalamnya berisi data diri konsumen dan juga

beberapa persyaratan yang harus dipatuhi oleh konsumen

setelah bergabung dengan Helios Fitness Center.

b. Formulir pendaftaran tersebut merupakan perjanjian standar

atau klausula baku yang dibuat oleh pihak Helios Fitness Center

agar dipatuhi oleh para membernya. Yang didalamnya terdapat

pernyataan yang harus ditanda tangani oleh pihak konsumen dan

beberapa syarat serta ketentuan menjadi anggota Helios Fitness

Center. Dengan ditandatanganinya formulir pendaftaran tersebut

masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang harus

dipenuhi.

Page 97: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

82

c. Pernyataan tersebut bahwa “Saya menyatakan menerima dan

mengikatkan diri untuk tunduk dan terikat serta mematuhi syarat

dan ketentuan yang berlaku. Saya bertanggungjawab

sepenuhnya untuk membayar semua tagihan atau biaya-biaya

setiap bulannya yang dikenakan dan tercantum pada lembar

penagihan selama saya menggunakan fasilitas yang tersedia atau

tidak. Bila terjadi perubahan data termasuk terminasi, wajib

menyampaikan secara tertulis. Tidak melakukan pembayaran

iuran berarti berhenti dari keanggotaan.”

d. Pada formulir pendaftaran juga tercantum peraturan dan

kebijakan keanggotaan, seperti :

i. Kartu Anggota

Setiap anggota wajib menujukkan kartu keanggotaan sebelum

menggunakan fasilitas. Bila kartu hilang, mohon untuk

melapor dan kartu akan diganti dengan dikenakan biaya.

ii. Hal Yang Khusus Dalam Perjanjian Anggota

Setiap anggota wajib membayar iuran bulanan tepat pada

waktunya meskipun anggota menggunakan fasilitas atau

tidak. Bila anggota berhenti, maka harus memberikan surat

keterangan dan mengembalikan kartu keanggotaannya.

Kemudian bila anggota aktif kembali maka akan dikenakan

biaya administrasi yang berlaku saat itu.

Page 98: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

83

iii. Cuti Dinas Keluar Kota

Anggota yang tidak menggunakan fasilitas yang disebabkan

sedang melakukan perjalanan keluar kota selama satu bulan

atau lebih dengan memberikan surat cuti perjalanan dinas

sebelumnya, untuk satu bulan pertama tidak dikenakan biaya

dan bulan berikutnya akan dikenakan biaya administrasi.

iv. Cuti Sakit

Bila anggota tidak menggunakan fasilitas yang disebabkan

sakit dengan atau kecelakaan selama satu bulan atau lebih

dan memberikan fotocopy surat keterangan dokter, tidak

dikenakan biaya adminsitrasi dan iuran keanggotaan.

v. Reciprocal (timbal balik)

Anggota dapat menggunakan fasilitas di pusat kebugaran lain

di Indonesia selama 2 (dua) minggu tanpa dikenakan biaya.

Daftar pusat kebugaran tersedia di Resepsionis.

vi. Keamanan dan Ketertiban

“Kami tidak bertanggung jawab atas setiap kecelakaan,

kerusakan atau kehilangan yang dialami oleh anggota atau

tamu ketika berada di Helios Fitness.”

2. Data Primer

Berdasarkan keterangan dari hasil wawancara dengan manajer

Helios Fitness Center, diperoleh data sebagai berikut :

Page 99: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

84

a. Helios Fitness Center :

2.1.1 Alamat : Jl. Dr. Angka A3-5 Komplek Ruko

Permata Hijau Purwokerto Jawa Tengah

2.1.2 No. Telepon : (0281) 621121

2.1.3 Jam Operasional : Senin-Jumat : 06.00-21.00 WIB

Sabtu & Hari Libur : 06.00-19.00 WIB

Minggu : 06.00-19.00 WIB

2.1.4 Fasilitas : - Gym (gedung olahraga)

2. Treadmill

3. Crosstrainer

4. Steper

5. Aerobic Class

6. Spinning / RPM

7. Yoga

8. Locker Room

9. Shower

10. Indovision Chanel

11. Ruangan ber AC

12. Full Music

13. Tempat Parkir luas

2.1.5 Daftar Harga Anggota :

Page 100: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

85

- Biaya Pendaftaran Rp. 50.000

- Reguler / Umum (06.00-21.00)

Bulanan Rp. 220.000

- Off Peak Hour / OPH (09.00-17.00)

Bulanan Rp. 125.000

- Pelajar / Mahasiswa (06.00-21.00)

Bulanan Rp. 125.000

- Class Only (Jam Bebas)

Bulanan Rp. 100.000

- Single Visit (1x kunjungan) Rp. 30.000

2.1.6 Tata Tertib Anggota :

a. Setiap anggota / tamu wajib menggunakan pakaian

olahraga yang pantas dan sopan.

b. Setiap anggota / tamu wajib menggunakan sepatu

olahraga.

c. Tidak diperbolehkan merokok.

d. Tidak diperbolehkan makan di area peralatan gym.

e. Tidak diperbolehkan membawa anak-anak dibawah umur.

f. Tidak diperbolehkan melakukan perbuatan asusila.

g. Tidak diperbolehkan membawa senjata tajam.

Page 101: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

86

h. Tidak diperbolehkan membawa & menggunakan obat

terlarang.

i. Bagi setiap anggota / tamu yang mengalami gangguan

kesehatan, contoh : sakit jantung, hipertensi, dsb. Wajib

berkonsultasi dengan instruktru sebelum melakukan

kegiatan fitness & aerobic serta olahraga lainnya.

b. Helios Fitness Center selalu mengutamakan pelayanan terhadap

para membernya secara maksimal. Terutama keselamatan,

keamanan dan kenyamanan dalam berlatih baik itu berlatih fitness

ataupun aerobik.

c. Konsumen yang akan bergabung untuk menjadi anggota

dibebaskan memilih paket yang akan digunakan untuk berlatih.

Paket tersebut tertera seperti yang ada pada daftar harga anggota.

Sebelum menentukan paket yang akan dipilih, sebelumnya pihak

Helios Fitness akan memberikan penjelasan mengenai bagaimana

keadaan (fasilitas) yang ada di Helios Fitness dan juga penjelasan

mengenai daftar harga anggota tersebut.

d. Member / Konsumen Helios Fitnes Center akan didampingi oleh

instruktur / pelatih yang berpengalaman di dalam berlatih. Dengan

tiga (3) orang instruktur fitness yang siap melayani para member

dalam berlatih pihak Helios selalu mengutamakan keselamatan,

keamanan dan kemyamanan pihak konsumen.

Page 102: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

87

e. Setelah konsumen tersebut bergabung dengan Helios Fitness

Center kemudian dilanjutkan dengan pengukuran tubuh oleh

instruktur fitness. Dari pengukuran tersebut dapat diketahui

program latihan apa yang harus diberikan oleh instruktur kepada

membernya. Dan pada tahap pengukuran tersebut seorang member

yang akan berlatih juga harus memberikan keterangan tentang

kondisi tubuhnya, apakah dia mempunyai penyakit yang akan

mempengaruhi latihannya atau tidak.

f. Program latihan yang diberikan oleh seorang instruktur pada

umumnya selain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran adalah

latihan untuk menurunkan berat badan atau latihan untuk

membentuk tubuh.

g. Member baru yang bergabung dan belum pernah latihan beban

sebelumnya, akan dipandu oleh seorang instruktur bagaimana cara-

cara berlatih beban yang baik dan benar. Agar member merasa

aman dan nyaman serta mengurangi akibat yang tidak diinginkan,

seperti terkilir atau kecelakaan lainnya saat berolahraga. Selain

member baru, member yang sudah lama pun juga terus diawasi

oleh para instruktur agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan. Dan instruktur juga dapat membantu seorang member

yang sedang berlatih mengangkat beban yang sangat berat. Hal itu

Page 103: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

88

sebagai wujud pihak Helios Fitness Center dalam hal pelayanan

kepada pihak konsumen secara maksimal.

h. Pihak Helios Fitness menerima segala macam keluhan dan

pendapat yang disampaikan oleh member (konsumen) atas

pelayanan yang diberikan baik itu dari segi pelayanan oleh

karyawan atau dari peralatan yang digunakan untuk berlatih.

i. Dalam hal terjadi kerugian, pihak Helios Fitness Center

memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pada saat

konsumen mengisi formulir pendaftaran yang didalamnya

terdapat ketentuan mengenai data primer nomor 2.7.6 yaitu

tentang Keamanan dan Ketertiban. Pihak Helios Fitness

menyatakan :

“Kami tidak bertanggung jawab atas setiap kecelakaan,

kerusakan atau kehilangan yang dialami oleh anggota atau

tamu ketika berada di Helios Fitness.”

b. Jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau kehilangan pihak Helios

Fitness memberikan keterangan bahwa hanya akan memberi

kebijakan secara sukarela, seperti memberikan bebas biaya

iuran bulanan anggota atau memberikan biaya perawatan

secara sukarela terhadap member / anggota yang mengalami

kerugian.

Page 104: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

89

j. Penyelesaian sengketa konsumen selama ini dapat diselesaikan

melalui musyawarah, namun apabila tidak tercapai maka

konsumen dapat menggugat melalui pengadilan.

B. PEMBAHASAN

Hukum tercipta karena adanya kumpulan manusia yang disebut masyarakat.

Dalam suatu komunitas tertentu, setiap individu dalam masyarakat tersebut

mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dan semua berusaha untuk memenuhi

semua kepentingannya. Hukum mempunyai peranan yang besar yaitu sebagai

kaidah untuk mengatur tingkah laku manusia dalam memenuhi kepentingannya,

dengan adanya hukum diharapkan tidak akan terjadi bentrokan kepentingan antara

individu yang satu dengan yang lain.

Pihak Helios Fitness dengan konsumennya yang biasa disebut member

dalam melakukan kerjasamanya terjadi hubungan hukum diantara kedua pihak.

Hubungan hukum tersebut terjadi karena ditanda tanganinya formulir pendaftaran

yang diajukan oleh pihak Helios Fitness sebelum konsumen bergabung dengan

Helios Fitness. Formulir tersebut merupakan perjanjian standar atau klausula baku

yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak setelah ditanda tangani oleh pihak

konsumen. Perjanjian tersebut dapat dikualifikasikan kedalam jenis perjanjian

campuran, dalam arti termasuk jenis perjanjian bernama dan tidak bernama yang

diatur dalam Pasal 1319 KUH Perdata.

Page 105: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

90

Dalam Pasal 1319 KUH Perdata disebutkan bahwa :

“Semua perjanjian, baik yang mempunyai suatu nama khusus, maupun yang

tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan-peraturan

umum, yang termuat didalam bab ini dan bab yang lalu.”

Setelah adanya hubungan hukum diantara kedua pihak, maka terdapat hak

dan kewajiban yang harus dipenuhi. Hak dan kewajiban tersebut sudah tertulis

didalam hasil penelitian sebelumnya, yang intinya adalah pihak konsumen harus

mematuhi segala aturan yang ditetapkan oleh pihak Helios Fitness dan pihak

Helios Fitness harus memenuhi hak konsumen agar Pasal 4 UUPK tentang Hak

dan Kewajiban Konsumen dapat terpenuhi.

Terjadinya perjanjian diantara kedua pihak merupakan suatu kewajiban yang

harus dipenuhi seluruh ketentuan yang telah disepakati diantara keduanya. Karena

perjanjian yang lahir tersebut berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang

membuatnya, dalam hal ini adalah pihak Helios Fitness dan member (konsumen).

Hal ini sesuai dengan Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa :

“Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang

bagi mereka yang membuatnya”.

Istilah pelindungan konsumen berkaitan dengan perlindungan hukum. Oleh karena itu, perlindungan konsumen menngandung aspek hukum. Adapun materi yang mendapatkan perlindungan hukum itu bukan sekedar fisik, melainkan terlebih-lebih haknya yang bersifat abstrak. Dengan kata lain, perlindungan konsumen sesungguhnya identik dengan perlindungan hukum yang diberikan kepada hak-hak konsumen.59

59 Shidarta, Op. Cit, hal 19.

Page 106: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

91

Pengertian konsumen dari bahasa Belanda konsument diartikan oleh para

ahli sebagai pemakai terakhir barang dan jasa yang diserahkan oleh pengusaha

kepada mereka baik pengusaha itu sebagai produsen maupun pedagang

perantara.60

Shidarta berpendapat bahwa :

Konsumen memang tidak sekedar pembali ( buyer atau koper ), tetapi semua orang (perorangan atau badan hukum) yang mengkonsumsi jasa dan/ atau barang. Jadi, yang paling penting terjadinya suatu transaksi konsumen ( consumer transaction ) berupa peralihan jasa, termasuk peralihan kenikmatan dalam menggunakannya.61

Pengertian konsumen menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah :

Konsumen yaitu setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,

maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Pengertian Pasal 1 angka 2 UUPK dan data sekunder nomor 1.1.1 angka 4

tentang pengertian pengolahraga jika dihubungkan dengan pendapat Shidarta dan

AZ. Nasution, maka dapat disimpulkan bahwa pengguna jasa Helios Fitness

Center adalah konsumen yang berhak mendapat perlindungan hukum berdasarkan

UUPK.

Pengertian produsen atau pelaku usaha menurut Pasal 1 angka 3 UUPK

adalah :

60 AZ. Nasution, Op. Cit. hal 3. 61 Shidarta, Op. Cit, hal 22.

Page 107: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

92

Setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan

hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau

melakukan kegiatan dalam wilayah negara hukum negara Republik Indonesia baik

sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan

usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Berdasarkan penjelasan pasal di atas, bahwa yang termasuk dalam

pengertian tersebut adalah perusahaan, koperasi, BUMN, importer, prdagang

distributor, dan lain-lain.

Definisi pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 3 UUPK dan penjelasannya

tersebut mencakup pelaku usaha secara luas. Pelaku usaha yang dimaksud dalam

UUPK tersebut tidak hanya dibatasi pada pabrikan saja, melainkan juga para

distributor, serta termasuk para importer, bahkan pelaku usaha periklanan pun

tunduk pada undang-undang ini.

Menurut AZ. Nasution, pelaku usaha berdasarkan Pasal tersebut diatas

terdiri dari :62

1. Pelaku usaha sebagai pencipta/ pembuat barang yang menjadi sumber terwujudnya barang yang aman dan tidak merugikan konsumen.

2. Pedagang sebagai pihak yang menyampaikan barang kepada konsumen. 3. Pengusaha jasa.

Berdasarkan data sekunder nomor 1.1.3 tentang pengertian pelaku usaha

apabila dihubungkan dengan Pasal 1 angka 3 UUPK tentang pengertian pelaku

62 AZ. Nasution, Op. Cit. hal 32.

Page 108: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

93

usaha dan didukung oleh pendapat AZ. Nasution tentang pelaku usaha maka dapat

dideskripsikan bahwa yang menjadi pelaku usaha adalah Helios Fitness Center

yang menyelenggarakan jasa pusat kebugaran.

Perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa fitness center (pusat

kebugaran) terkait dengan Pasal 4 UUPK diuraikan sebagai berikut :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/ atau jasa.

UUPK Pasal 4 huruf a menyatakan bahwa “Konsumen berhak atas

kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang

barang dan/atau jasa.”

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo berpendapat bahwa :

Hak atas keamanan dan keselamatan ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan konsumen dalam penggunaan barang dan/atau jasa yang diperolehnya, sehingga konsumen dapat terhindar dari kerugian (fisik maupun psikis) apabila mengkonsumsi suatu produk.63

Konsumen berhak mendapatkan kenyaman, keamanan dan

keselamatan atas barang dan/ atau jasa yang diberikan kepadanya. Artinya

produk barang dan/ atau jasa yang dikonsumsi tidak boleh membahayakan,

sehingga konsumen tidak dirugikan baik secara materiil ataupun psikis.

Berdasarkan data sekunder nomor 1.4.1 tentang prinsip keolahragaan,

1.4.3 angka (5) tentang kewajiban menyelenggarakan olahraga rekreasi dan

63 Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Op. Cit, hal. 41.

Page 109: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

94

1.4.4 angka (3) tentang standar kesehatan dan keselamatan sarana olahraga

apabila dikaitkan dengan Pasal 4 huruf a UUPK dan pendapat Ahmadi Miru

dan Sutarman Yodo, maka dapat dideskripsikan bahwa telah terpenuhinya

hak tersebut oleh pelaku usaha kepada konsumen. Helios Fitness dalam

menyelenggarakan usaha jasa keolahragaannya selalu memperhatikan

keselamatan dan keamanan serta kenyamanan. Walaupun didalam ketentuan

pada saat ditanda tanganinya formulir pendaftaran terdapat klausula

eksenorasi, yang mengatur bahwa “Kami tidak bertanggung jawab atas

setiap kecelakaan, kerusakan atau kehilangan yang dialami oleh anggota

atau tamu ketika berada di Helios Fitness”. Hal tersebut boleh saja diatur

dalam perjanjian tertulis karena didalam prinsip-prinsip tanggung jawab

dalam hukum terdapat salah satu prinsip yang memberikan ketentuan

pembatasan tanggung jawab (limitation of liability). Secara umum, prinsip-

prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut :64

1. Kesalahan (liability based on fault)

2. Praduga selalu bertanggung jawab (presumption of liability)

3. Praduga selalu tak bertanggung jawab (presumption of nonliability)

4. Tanggung jawab mutlak (strict liability)

5. Pembatasan tanggung jawab (limitation of liability).

Hal tersebut diatas juga didukung oleh pendapat Patrik, yang

menyatakan bahwa :

64 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008,

hal. 92.

Page 110: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

95

Orang tidak ingin menderita kerugian terlalu besar terhadap perjanjian yang ia buat, ia berusaha membebaskan atau membatasi tanggung jawabnya dengan mencantumkan syarat-syarat itu dalam perjanjiannya.65

Pencantuman klausula eksonerasi memang boleh dilakukan namun di

lain hal terdapat larangan membuat atau mencantumkan klausula baku pada

setiap dokumen dan/ atau perjanjian, ini terdapat dalam Bab V Pasal 18

UUPK. Hal-hal yang diatur dalam Pasal 18 UUPK adalah melarang pelaku

usaha yang menawarkan barang dan/ atau mencantumkan klausula baku

pada setiap dokumen dan/ atau perjanjian apabila :

a. Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha.

b. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali

barang yang dibeli konsumen.

c. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali

uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh

konsumen.

d. Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala

tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh

konsumen secara angsuran.

e. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau

pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen.

65 Suyadi, Op. Cit, hal. 47.

Page 111: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

96

f. Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau

mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli

jasa.

g. Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan

baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat

sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa

yang dibelinya.

h. Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha

untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan

terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.

Sehingga konsumen dalam memakai jasa haruslah dapat juga menjaga

dirinya sendiri dari hal-hal yang merugikannya selain dari pihak Helios

Fitness yang berkewajiban untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan

keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/ atau jasa semaksimal

mungkin.

b. Hak untuk memilih barang dan/ atau jasa serta mendapatkan barang

dan/ atau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang

diwajibkan.

Pasal 4 huruf b UUPK menyatakan bahwa :

Page 112: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

97

“Konsumen berhak untuk memilih barang dan/ atau jasa serta mendapatkan

barang dan/ atau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan

yang diwajibkan”.

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo menyatakan bahwa :

Hak memilih dimaksudkan untuk memberikan kebebasan kepada konsumen untuk memilih produk-produk tertentu sesuai dengan kebutuhannya tanpa ada tekanan dari pihak luar. Berdasarkan hak untuk memilih ini konsumen berhak memutuskan untuk membeli atau tidak terhadap suatu produk, demikian pula keputusan untuk memilih baik kiualitas maupun kuantitas jenis produk yang dipilihnya.66

Berdasarkan data sekunder nomor 1.2.1 tentang hak warga negara

dalam berolahraga, 1.2.2 tentang hak warga negara dalam berolahraga yang

memiliki kelainan fisik dan/ atau mental, 1.2.4 tentang hak orang tua untuk

mengarahkan anaknya dalam berolahraga, dan 1.4.4 tentang kewajiban

produsen memberikan informasi mengenai sarana olahraga. Dari data

tersebut diatas apabila dikaitkan dengan Pasal 4 huruf b UUPK dan pendapat

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo maka dapat dideskripsikan bahwa telah

terpenuhinya hak tersebut oleh pelaku usaha kepada konsumen. Konsumen

diberi kebebasan untuk memilih jenis paket yang dapat digunakan untuk

berlatih sesuai dengan daftar harga anggota.

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/ atau jasa.

66 Ibid, hal.42.

Page 113: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

98

Pasal 4 huruf c UUPK menyatakan bahwa :

“Konsumen berhak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa”.

Hak ini dimaksudkan agar kosumen mendapatkan informasi yang benar

terhadap suatu produk barang dan/ atau jasa sehingga sebelum konsumen itu

membelinya mengerti keadaan yang sebenarnya dari barang dan/ atau jasa

yang dibelinya.

Pasal 7 huruf b UUPK juga mengatur perihal tersebut namun dari

sudut pandang kewajiban pelaku usaha, yaitu bahwa :

“Kewajiban pelaku usaha adalah memberikan informasi yang benar, jelas

dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi

penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”.

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo menyatakan bahwa :

Hak atas informasi yang jelas dan benar dimaksudkan agar konsumen memperoleh gambaran yang benar tentang suatu produk, karena dengan informasi tersebut, konsumen dapat memilih produk yang diinginkan sesuai kebutuhannyan serta terhindar dari kerugian akibat dari kesalahan dalam penggunaan produk.67

Shidarta menyatakan bahwa :

Setiap produk yang diperkenalkan kepada konsumen harus disertai informasi yang benar. Informasi ini diperlukan agar konsumen tidak sampai mempunyai gambaran yang keliru atas produk barang dan/ atau jasa. Informasi ini dapat disampaikan dengan berbagai cara, seperti secara lisan kepada konsumen melalui iklan berbagai media atau mencantumkan dalam kemasan produk (barang).68

67 Ibid, hal. 41. 68 Shidarta, Op. Cit. hal. 23.

Page 114: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

99

Berdasarkan data sekunder nomor 1.2.1 tentang hak warga negara

dalam berolahraga, 1.2.4 tentang hak orang tua untuk mendapatkan

informasi tentang perkembangan keolahragaan anaknya apabila

dihubungkan dengan Pasal 4 huruf c UUPK dan pendapat Ahmadi Miru dan

Sutarman Yodo serta pandapat Shidarta, maka dapat dideskripsikan bahwa

hak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa sudah terpenuhi.

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ atau

jasa yang digunakan.

Hak untuk didengar merupakan hak konsumen untuk menyampaikan

keluhannya mengenai suatu produk kepada pelaku usaha, hal ini erat

kaitannya dengan hak untuk mendapatkan informasi yang jelas dan benar

serta jika terjadi kerugian pada konsumen terhadap produk dan/ atau jasa

yang digunakan. Hak ini dapat disampaikan oleh konsumen baik secara

perorangan ataupun kolektif dan juga dapat disampaikan langsung maupun

diwakili oleh lembaga tertentu.

Hak ini tercantum dalam Pasal 4 huruf d UUPK yang menyatakan

bahwa :

“Konsumen berhak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang

dan/ atau jasa yang digunakan”.

Page 115: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

100

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo menyatakan bahwa :

Hak untuk didengar dapat berupa pertanyaan tentang berbagai hak yang berkaitan dengan produk-produk tertentu apabila informasi yang diperoleh tentang produk tersebut kurang memadai, ataukah berupa pengaduan adanya kerugian yang dialami akibat penggunaan suatu produk atau berupa pernyataan atau pendapat tentang suatu kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan konsumen.69 Berdasarkan data sekunder nomor 1.2.5 tentang peran serta

masyarakat dalam keolahragaan, nomor 1.4.3 tentang kewajiban menjaga

keselamatan dan kesehatan dalam keolahragaan apabila dihubungkan

dengan Pasal 4 huruf d UUPK dan pendapat Ahmadi Miru dan Sutarman

Yodo maka dapat dideskripsikan bahwa pelaku usaha jasa fitness center

(pusat kebugaran) senantiasa mendengarkan keluhan-keluhan dan pendapat

dari para konsumennya sehingga hak untuk didengar pendapat dan

keluhannya atas barang dan/ atau jasa yang digunakan telah terpenuhi.

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Bentuk suatu pertanggungjawaban dari pelaku usaha terhadap produk

barang dan/ atau jasa yang dijualnya adalah hak konsumen untuk

mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa

perlindungan konsumen secara patut yang berkaitan dengan pemberian ganti

rugi kepada konsumen yang dirugikan akibat menggunakan suatu produk

barang dan/ atau jasa.

69 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op. Cit. hal. 43.

Page 116: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

101

Hak ini tercantum dalam Pasal 4 huruf e UUPK yang menyatakan

bahwa :

“Konsumen berhak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut”.

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo menyatakan bahwa :

Hak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum secara patut dimaksudkan untuk memulihkan keadaan konsumen yang telah dirugikan akibat penggunaan produk.70

Berdasarkan data sekunder nomor 1.4.7 tentang penyelesaian

sengketa keolahragaan apabila dihubungkan dengan Pasal 4 huruf e UUPK

dan pendapat Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, maka dapat dideskripsikan

bahwa hak tersebut yang diberikan oleh pelaku usaha kepada konsumen

telah terpenuhi.

f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.

Hak ini tercantum dalam Pasal 4 huruf f UUPK yang menyatakan

bahwa :

“Konsumen berhak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan

konsumen”.

Menurut Shidarta yang menyatakan bahwa :

Masalah perlindungan konsumen di Indonesia termasuk masalah yang baru. Oleh karena itu, wajar bila masih banyak konsumen yang belum menyadari hak-haknya. Kesadaran akan hak tidak dapat dipungkiri

70 Ibid, hal. 46.

Page 117: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

102

sejalan dengan kesadaran hukum. Makin tinggi tingkat kesadaran hukum masyarakat, makin tinggi penghormatannya pada hak-hak dirinya dan orang lain. Upaya pendidikan konsumen tidak selalu harus melewati jenjang pendidikan formal tetapi dapat melalui media massa dan kegiatan lembaga swadaya masyarakat.71 Berdasarkan data sekunder nomor 1.5.1 tentang peran serta

masyarakat dalam melakukan pembinaan dan pengembangan keolahragaan

apabila dihubungkan dengan Pasal 4 huruf f dan pendapat Shidarta maka

dapat dideskripsikan bahwa hak untuk mendapatkan pembinaan dan

pendidikan konsumen yang dilakukan oleh pelaku usaha telah terpenuhi.

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif.

Hak ini tercantum dalam Pasal 4 huruf g UUPK yang menyatakan

bahwa :

“Konsumen berhak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur

serta tidak diskriminatif”.

Dari sudut pandang pelaku usaha, UUPK juga turut mengaturnya yaitu pada

Pasal 7 huruf c yang menyatakan bahwa :

“Pelaku Usaha harus memperlakukan atau melayani konsumen secara benar

dan jujur serta tidak diskriminatif”.

Berdasarkan data sekunder nomor 1.2.1 tentang hak warga negara

dalam keolahragaan, 1.2.2 tentang hak warga negara dalam berolahraga

71 Shidarta, Op. Cit. hal. 33.

Page 118: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

103

yang memiliki kelainan fisik dan/ atau mental, 1.4.1 tentang prinsip

penyelenggaraan keolahragaan jika dihubungkan dengan Pasal 4 huruf g

UUPK, maka dapat dideskripsikan bahwa pelaku usaha jasa fitness center

(pusat kebugaran) dalam melakukan pelayanannya sesuai dengan kebutuhan

konsumen sehingga hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan

jujur serta tidak diskriminatif telah terpenuhi.

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/ atau penggantian

apabila barang dan/ atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Hak ini tercantum dalam Pasal 4 huruf h UUPK yang menyatakan

bahwa :

“Konsumen berhak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/ atau

penggantian apabila barang dan/ atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya”.

Selain Pasal 4 huruf h tersebut Pasal 7 huruf f dan g UUPK juga turut

mengaturnya tetapi dari sudut pandang pelaku usaha yang menyatakan

bahwa :

Pasal 7 huruf f :

“Kewajiban Pelaku Usaha adalah memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan

barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

Page 119: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

104

Pasal 7 huruf g :

“Kewajiban Pelaku Usaha adalah memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan

tidak sesuai dengan perjanjian”.

Pasal 19 UUPK mengatur tanggung jawab dari pelaku usaha yaitu :

a. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas

kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat

mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau

diperdagangkan.

b. Ganti kerugian dapat berupa :

1) Pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa

yang sejenis atau setara nilainya.

2) Perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

c. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7

(tujuh) hari setelah tanggal transaksi.

d. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan

pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya

unsur kesalahan.

Menurut Shidarta yang menyatakan bahwa :

Page 120: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

105

Jika konsumen merasakan kuantitas dan kualitas barang dan/ atau jasa yang dikonsumsinya tidak sesuai dengan nilai tukar yang diberikannya, ia berhak mendapatkan ganti kerugian yang pantas.72

Menurut Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo yang menyatakan bahwa :

Hak atas ganti kerugian dimaksudkan untuk memulihkan keadaan yang telah menjadi rusak (tidak seimbang) akibat adanya penggunaan barang dan/ atau jasa yang tidak memenuhi harapan konsumen. Hak ini sangat terkait dengan penggunaan produk yang yang telah merugikan konsumen, baik yang berupa kerugian materi maupun kerugian yang menyangkut diri (sakit, cacat bahkan kematian) konsumen. Untuk merealisasikan hak ini tentu saja harus melalui prosedur tertentu, baik yang diselelsaikan secara damai (di luar pengadilan) maupun yang diselesaikan melalui pengadilan.73

Berdasarkan Pasal 4 huruf h dan Pasal 19 UUPK serta pendapat

Shidarta dan Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo diatas apabila dihubungkan

dengan data hasil penelitian nomor 2.13 huruf b maka dapat dideskripsikan

bahwa Helios Fitness pada dasarnya telah memenuhi tanggung jawab

kepada konsumen, hal itu dibuktikan dengan adanya pemberian ganti rugi

kepada konsumen secara sukarela menurut kebijakan perusahaan. Namun

dalam hal ini pihak Helios Fitness dapat saja memberikan kebijakan tidak

akan mengganti rugi kepada pihak konsumen yang dirugikan dengan alasan

klausula eksonerasi yang sudah disepakati di awal pendaftaran.

72 Shidarta, Op. Cit. hal. 28. 73 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op. Cit. hal. 44.

Page 121: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

106

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diambil simpulan bahwa :

Pihak Helios Fitness dengan pihak konsumen terdapat hubungan hukum

yang terjadi diantara keduanya dengan adanya perjanjian standar atau klausula

baku yang berbentuk formulir pendaftaran yang dikeluarkan oleh pihak Helios

Fitness untuk ditanda tangani oleh pihak konsumen. Perjanjian tersebut termasuk

kedalam perjanjian campuran, yang diatur dalam Pasal 1319 KUH Perdata.

Sehingga masing-masing pihak terikat oleh suatu perjanjian yang keduanya harus

memenuhi hak dan kewajiban yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini sesuai

dengan Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa :

“Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang

bagi mereka yang membuatnya”.

Perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa kebugaran (fitness

center) berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, yaitu :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/ atau jasa

Page 122: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

107

b. Hak untuk memilih barang dan/ atau jasa serta mendapatkan barang

dan/ atau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang

dijanjikan

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/ atau jasa

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ atau

jasa yang digunakan

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut

f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/ atau jasa yang

diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana

mestinya

Dari kedelapan hak konsumen tersebut di atas hak yang telah terpenuhi

oleh pihak Helios Fitness terhadap konsumennya secara penuh adalah huruf a-g

dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Sistem Keolahragaan Nasional, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007

tentang Penyelenggaraan Keolahragaan. Sedangkan hak yang kurang terpenuhi

oleh pihak Helios Fitness adalah huruf g karena adanya klausula eksonerasi yang

Page 123: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

108

dibuat oleh pihak Helios sebagai pembatasan tanggung jawab terhadap

konsumennya dan klausula tersebut telah menjadi ketentuan pada saat awal

pendaftaran konsumen menjadi anggota.

B. Saran

1. Bagi Pihak Helios Fitness

Walaupun dalam formulir pendaftaran tercantum adanya klausula

eksonerasi dalam membatasi tanggung jawab terhadap konsumen, pihak

Helios fitness haruslah selalu memperhatikan konsumennya secara

maksimal. Agar didalam menikmati jasa yang diberikan konsumen merasa

puas dan terlindungi.

Sebaiknya dalam melakukan perjanjian sebagai awal pendaftaran

konsumen bergabung dengan Helios Fitness memperhatikan usia dari

konsumen. Sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian adalah kecakapan

untuk membuat suatu perikatan. Orang yang belum dewasa termasuk tak

cakap dalam membuat suatu perjanjian. Orang yang belum dewasa adalah

mereka yang belum mencapai usia dua puluh satu tahun dan tidak lebih

dahulu telah kawin. Hal ini diatur dalam Pasal 330 KUH Perdata.

2. Bagi Konsumen

Konsumen haruslah senantiasa berhati-hati didalam membeli

barang dan/atau jasa. Selalu dipelajari dari awal tentang ketentuan-

ketentuan yang ada, agar tidak menyesal di kemudian hari. Dalam hal ini

Page 124: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

109

apabila sedang berlatih fitness agar selalu menjaga dirinya sendiri karena

pihak Helios Fitness yang sudah berusaha memaksimalkan pelayanannya

dapat saja ada kekurangannya. Maka dari itu masing-masing pihak saling

menjaga satu sama lain agar tercipta kondisi yang aman dan nyaman.

Page 125: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur:

Giam, C.K. & K.C. The. 1992. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta:

Binarupa Aksara.

Halim Barkatulah, Abdul. 2008. Hukum Perlindungan Konsumen kajian

teoritis dan perkembangan pemikiran. Bandung: Nusa Media.

Hanitijo Soemitro, Ronny. 1988. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri.

Jakarta: Alumni.

Iswanto. 2005. Pengantar Ilmu Hukum. Purwokerto: UNSOED.

Kansil, C.S.T dan Christine S.T Kansil. 2002. Pokok-Pokok Pengetahuan

Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Miru, Ahmadi & Sutarman Yodo. 2007. Hukum Perlindungan Konsumen.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Setiawan. R. Pokok-Pokok Hukum Perikatan. Bandung: Bima Citra.

Shidarta. 2000. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta: PT

Grasindo.

Sidabalok, Janus. 2006. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Simorangkir, J.T.S, Rudi T. Erwin, J.T. Prasetyo. 2000. Kamus Hukum.

Jakarta: Sinar Grafika.

Page 126: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 1985. Penelitian Hukum Normatif

Suatu Tinjauan Singka., Jakarta: Rajawali.

Subekti. Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa.

Suyadi. 2007. Buku Ajar : Dasar-dasar Hukum Perlindungan Konsumen.

Purwokerto: FH Unsoed.

Tri Siwi Kristiyanti, Celina. 2008. Hukum Perlindungan Konsumen.

Jakarta: Sinar Grafika.

Wignojodipuro, Surojo. 1974. Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: Alumni.

B. Peraturan Perundang-undangan :

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

(Lembaran Negara)

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional. (Lembaran Negara)

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan

Keolahragaan. (Lembaran Negara)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. (Lembaran Negara)

Page 127: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI RENDY... · Zein, Mudrik, Chandra, Bernadus, Deni YP, Aji Suharto, Faizin, Cristelia

C. Sumber – sumber lain :

http://www.wordpress.com/data/kamus besar bahasa Indonesia online.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, Jakarta, Balai Pustaka

http://www.google.com/pengertian fitness centre/. Diakses tanggal 9

Maret 2012.

http://www.google.com/fitness/memiliki motivasi untuk sehat/. Diakses

tanggal 9 Maret 2012.

http://www.google.com/pengertian kebugaran jasmani/kumpulan artikel

berbahasa Indonesia. Diakses tanggal 9 Maret 2012.

http://www.google.com/s_ikor_034446_chapter2(1).pdf . Diakses tanggal

9 Maret 2012.