PERAN PEMERINTAH –SWASTA DALAM RANGKA PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN SWASTA …
Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN SWASTA …
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN SWASTA
DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
(Studi Kasus Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Hukum Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Syariah
Oleh :
NOVITA SARI
NIM. 104170315
PEMBIMBING
Dr. Rasito S.H., M.Hum
Irsadunas Noveri S.H., M.H
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
يحب إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنو ( رواه الطبراني) إن الله
Artinya : “Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikannya
dengan baik”. ( HR. Thabrani )
vii
PERSEMBAHAN
Untaian syukur yang sudah seharusnya tiada henti dilantunkan atas semua
karunia yang tak pernah putus serta limpahan kasih sayang dan Ridho-Nya. Sebab
karena-Nya lah segala halangan dan rintangan serta ujian dan cobaan dapat dilalui
dengan ketegaran dan kesabaran.
Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, karya
ini merupakan wujud dari upaya untuk mengharapkan Rahmat dan Ridha-Nya.
Saya persembahkan skripsi ini kepada orangtua yang saya hormati dan saya
sayangi Ayahanda tercinta (Ariono), Ibunda tercinta (Sri Wahyuni) yang telah
melahirkan, membesarkan, dan juga mendidikku. sudah mengorbankan banyak
hal; uang, waktu dan tenaga untuk terus membuatku tumbuh dan mendapat
pendidikan serta kehidupan yang layak. Terima kasih untuk doa dan usaha yang
tak kenal lelah demi pendidikan dan tercapainya cita-citaku.
Terima kasih kepada orang-orang terdekat yang selama ini selalu memberi
dukungan. Kepada seluruh teman-temanku, tanpa semangat, dukungan dan
bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk
canda tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih
untuk kenangan manis yang telah diukir selama ini.
Terima kasih untu k keluarga ked ua ku dijambi yaitu paman dan bibiku,
karena telah memberiku tumpangan hidup selama dijambi, terimakasih juga untuk
semangat dan dukungannya. Terima kasih kepada almamater Biruku yang telah
berhasil mendidik dan memberiku pengalaman dibanyak hal, tetaplah menjadi
tempat pengabdian yang luar biasa, anak bangsa sangat membutuhkanmu.
viii
ABSTRAK
Novita Sari, 104170315, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas
Syariah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi 2021, Judul
Skripsi : Perlindungan Hukum Terhadap Karyawan Swasta Ditinjau Dari
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Studi
Kasus Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi ). Rumah Makan Ayam
Bakar Wong Solo Jambi ini brdiri sejak bulan Desember tahun 2006, dengan
jumlah seluruh pekerja yaitu 20 orang, dengan 4 staff dan 17 karyawan, skripsi
yang berjudul “Perlindungan hukum terhadap karyawan swasta ditinjau dari UU
No. 13 Tahun 2003 (studi kasus rumah makan ayam bakar wong solo jambi)” ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap semua
karyawan disana apakah sudah sesuai degan UU No. 13 tahun 2003 dan
bagaimana perlindungan dari BPJS ketenagakerjaan yang seharusnya disediakan
oleh perusahaan. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
instrumen pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil kesimpulan sebagai
berikut: Dalam perusahaan wong solo, jika terjadi kecelekaan kerja perusahaan ini
siap menanggung biaya pengobatan yang sudah di klaim ke kantor, dan biasanya
perusahaan ini akan mengeluarkan biaya klaim tersebut sesuai dengan tingkat
kecelakaan itu sendiri, artinya surat kalim tersebut akan di pertimbangkan terlebih
dahulu, ini berlaku bagi karyawan yang tidak memiliki BPJS Ketenagakerjaan.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum Karyawan Swasta, Undang- Undang Dan
Bpjs Ketenagakerjaan
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya serta anugerah yang tiada terkira,
shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasullah Shallallahu „Alaihi wa
Sallam yang telah mengajarkan suri tauladan, dan yang telah membawa kita dari
jaman jahiliyah ke jaman modern seperti yang kita rasakan sekarang dengan
kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:
“Perlindungan Hukum Terhadap Karyawan Swasta Ditinjau Dari UU No. 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Studi Kasus Rumah Makan Ayam Bakar
Wong Solo Jambi)”.
Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan
kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Fakultas Syariah prodi Hukum
Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Oleh
karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti, MH selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
3. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D selaku Wakil Dekan I Fakultas Syariah
UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., MH selaku wakil Dekan II Fakultas
Syariah UIN STS Jambi.
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ............................................................................. i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................. iii
NOTA DINAS ........................................................................................ iv
MOTTO ................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................ x
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Batasan Masalah.......................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 7
E. Kerangka Teori............................................................................ 7
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 18
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 22
B. Pendekatan Yuridis ..................................................................... 22
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 23
D. Teknik Analisis Data .................................................................. 24
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya RM Wong Solo ............................................ 26
B. Visi Dan Misi RM Wong Solo .................................................... 28
C. Logo RM Wong Solo .................................................................. 29
D. Managemen RM Wong Solo ....................................................... 29
E. Struktur Organisasi RM Wong Solo ........................................... 30
F. Menu RM Wong Solo ................................................................. 31
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Upaya Penerapan UU No. 13 Tahun 2003 Di Rumah
Makan Wong Solo Jambi ............................................................ 33
B. Bentuk Perlindungan Yang Diberikan Terhadap Tenaga
Kerja Yang Mengalami Kecelakaan Kerja Yang Tidak
Terdaftar Dalam Program BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) Oleh Rumah Makan Ayam Bakar
Wong Solo Jambi ........................................................................ 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 65
B. Saran ............................................................................................ 66
C. Penutup ........................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
DAFTAR SINGKATAN
UU : Undang-Undang
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
HAM : Hak Asasi Manusia
JKK : Jaminan Kecelakaan Kerja
K3 : Keselamatan Kesehatan Kerja
GBHN : Garis-Garis Besar Haluan Negara
UUD : Undang-Undang Dasar
JKM : Jaminan Kesehatan Masyarakat
PP : Peraturan Pemerintah
P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tenaga kerja adalah salah satu langkah pembangunan ekonomi, yang mempunyai
peranan signifikan dalam segala aktivitas nasional, khususnya perekonomian
nasional dalam hal peningkatan produktivitas dan kesejahteraan. Tenaga kerja
yang melimpah sebagai penggerak tata kehidupan ekonomi serta merupakan
sumber daya yang jumlahnya melimpah.1 Oleh sebab itu dibutuhkannya lapangan
pekerjaan yang dapat menampung seluruh tenaga kerja, tetapi tenaga kerja yang
memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan kemampuannya,
sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan dapat meningkatkan produktifitas
perusahaan.2
Tenaga kerja yang terampil banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan,
dimana untuk menjamin kesehatan dan keselamatan tenaga kerja maka perlu
dibentuk perlindungan tenaga kerja, karena banyak resiko yang dapat dialami oleh
pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Apabila sewaktu ketika tenaga kerja
mengalami sakit akibat pekerjaannya, kecelakaan kerja maupun hari tua, sudah
ada penggantian yang sesuai atas apa yang telah di kerjakannya.3 Perlindungan
Tenaga Kerja bagi pekerja sangatlah penting, sesuai dengan pelaksanaan amanat
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945).
1 Lalu Husni, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Ed-Revisi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hlm.47 2 Zainal Asikin, dkk, 2002, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Cet 4, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hlm.76 3 Ibid, h.77
1
2
Khususnya Pasal 27 (2) tentang hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. Mengingat betapa pentingnya peran
ketenagakerjaan bagi lembaga/badan usaha milik negara maupun milik swasta
dalam upaya membantu tenaga kerja untuk memperoleh hak-hak nya maka
dirumuskanlah Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(yang selanjutnya disebut UU Ketenagakerjaan).
Peran tenaga kerja sebagai modal usaha dalam melaksanakan pembangunan harus
didukung juga dengan jaminan hak setiap pekerja.4 Setiap tenaga kerja diberikan
kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan
keahliannya serta diberikan penghasilan yang layak sehingga dapat menjamin
kesejahteraan dirinya beserta keluarga yang menjadi tanggungannya.
Dalam Pasal 86 ayat (1) UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa setiap
pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
1) Keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Moral dan kesusilaan.
3) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
Untuk melindungi keselamatan tenaga kerja guna mewujudkan produktifitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan tersebut dilaksanakan sesuai dengan Undang Undang yang berlaku.
Perlindungan tenaga kerja timbul karena adanya perjanjian yang disepakati oleh
pihak pengusaha dengan pekerja/buruh, sehingga menimbulkan apa yang disebut
4 Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Penerbit Sinar Grafika,
Jakarta, hlm. 6.
3
dengan hubungan kerja. Dalam lapangan perburuhan, kebijakan- kebijakan yang
dijalankan oleh pemerintah sesuai dengan kebijakan ketenagakerjaan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan para pekerja/buruh dengan berbagai upaya
diantaranya perbaikan upah, jaminan sosial, perbaikan kondisi kerja, dalam hal ini
untuk meningkatkan kedudukan harkat dan martabat tenaga kerja.
Hak atas Jaminan Sosial muncul karena memang sudah kodratnya bahwa manusia
memiliki kehidupan yang tidaklah abadi. Seringkali manusia itu tertimpa ketidak
beruntungan. Kehidupan manusia dapat diibaratkan seperti magnet yang memiliki
dua kutub yaitu kutub utara dan selatan. Dimana hal tersebut sesuai dengan
keadaan manusia yang berada dalam ketidak pastian.5
Kemajuan pembangunan telah meningkatkan kapasitas produksi yang berarti
memperluas lapangan kerja atau memberikan tingkat penghasilan, sehingga taraf
hidup pekerja dapat bertambah. Namun, keadaan ini tidak berlangsung secara
permanen, karena penghasilan dapat berhenti sementara atau selamanya sehingga
menimbulkan kerugian bagi individu yang bersangkutan. Terhentinya penghasilan
biasanya ditimbulkan karena terjadinya peristiwa kehidupan yang menyebabkan
ketidak mampuan seseorang untuk mencari nafkah dan bekerja, misalnya karena
kecelakaan kerja ataupun hari tua, maka penanggulangannya harus dilakukan
secara sistematis, terencana dan teratur.
Adanya perlindungan tenaga kerja adalah untuk memberikan perlindungan
keselamatan bagi pekerja/buruh pada saat bekerja, sehingga apabila di kemudian
hari terjadi kecelakaan kerja pekerja/buruh tidak perlu khawatir karena sudah ada
5 Zaeni Asyhadie, Aspek-aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Cet.1, PT.Rajawali, Jakarta,
2008, hlm.2
4
peraturan yang mengatur keselamatan bekerja dan tata cara penggantian ganti rugi
dari kecelakaan kerja tersebut.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Kecelakaan kerja
merupakan resiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya.6 Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh
penghasilan yang diakibatkan oleh adanya resiko-resiko sosial seperti sakit atau
cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya
jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan
tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk
membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% s/d 1,74%
sesuai kelompok jenis usaha.7
Menurut UU Ketenagakerjaan pada Pasal 99 Ayat (1) dikatakan bahwa setiap
pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga
kerja. Kemudian, Pasal 15 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (yang selanjutnya disebut UU
BPJS), menyebutkan :
“Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya
sebagai peserta kepada badan penyelenggara jaminan sosial sesuai dengan
program jaminan sosial yang diikuti”.
6 Tim Visi Yustisia, 2014, Memperoleh Jaminan Sosial Dari BPJS, cet.1, Transmedia Pustaka,
Jakarta, hlm.8 7 Ibid.
5
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (yang selanjutnya disebut BPJS) merupakan
badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial
sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. BPJS merupakan
transformasi dari Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang berdiri pada
tahun 1992. BPJS sebagaimana dimaksud yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan suatu program jaminan sosial bagi
tenaga kerja bersifat wajib yang menyelenggarakan program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan
Kematian (JKM)8. Jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan perlindungan
bagi tenaga kerja terhadap resiko sosial-ekonomi yang menimpa tenaga kerja
dalam melakukan pekerjaan baik berupa kecelakaan kerja, sakit, hari tua maupun
meninggal dunia, dengan demikian diharapkan ketenangan bagi pekerja akan
terwujud, sehingga produktivitas akan semakin meningkat. Dalam prakteknya
meski program jaminan sosial telah di rancang sejak tahun 1992, tenyata masih
ada pekerja/buruh yang belum terdaftar sebagai peserta program ini sesuai
ketentuan yang berlaku yang salah satunya terdapat pada Rumah Makan Ayam
Bakar Wong Solo Jambi.
Dalam meningkatkan produktifitasnya, Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo
Jambi memiliki banyak tenaga kerja yang berkualitas dalam berbagai bidangnya.
Salah seorang karyawan yang bernama Daus berusia 23 tahun yang mengalami
kecelakaan kerja, ia mengalami terkena minyak panas dibagian tangan saat
8 Ibid. hlm.5
6
menggoreng ikan dan ayam, saat itu daus belum terdaftar dalam program BPJS
dikarenakan dia adalah karyawan yang baru bekerja beberapa bulan. Atas dasar
latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengusulkan penelitian guna
menyusun skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Karyawan
Swasta Ditinjau Dari UU No. 13 Tahun 2003 (Studi Kasus Rumah Makan
Ayam Bakar Wong Solo Jambi).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 Dirumah
Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi ?
2. Apa saja upaya bentuk perlindungan yang diberikan terhadap tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan kerja yang tidak terdaftar dalam program
BPJS (badan Penyelenggara Jaminan Sosial ) oleh Rumah Makan Ayam
Bakar Wong Solo Jambi ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di agar tidak terjadi perluasan permasalahan, maka
dalam skripsi ini penulis hanya memfokuskan tentang bagaimana perlindungan
hukum terhadap tenaga kerja di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo menurut
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan bagaimana hak untuk mendapatkan
BPJS ketenagakerjaan.
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian :
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan UU No. 13 Tahun 2003 di
Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo
7
b. Ingin mengetahui bagaimana upaya perusahaan wong solo untuk
mendaftarkan semua karyawannya di BPJS ketenagakerjaan.
2. Manfaat Penelitian :
a. Secara teoritis untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
khususnya tentang perlindungan hukum terhadap karyawan swasta.
b. Secara praktis untuk mengimplementasikan antara ilmu pengetahuan
yang diperoleh di perkuliahan dengan fakta yang sesuai dengan
kondisi yang ada di dalam ketenagakerjaan.
c. Secara akademis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) pada Jurusan Hukum Ekonomi Syariah,
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
E. Kerangka Teori
1. Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia
yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat
agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.
Sedangkan pengertian perlindungan hukum menurut para ahli adalah sebagai
berikut :
1. Menurut CST Kansil Perlindungan Hukum adalah berbagai upaya hukum yang
harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik
secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak
manapun.
8
2. Menurut Philipus M. Hadjon Perlindungan Hukum adalah perlindungan akan
harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hakhak asasi manusia yang
dimiliki oleh subjek hukum berdasarkan ketentan hukum dari kesewenangan.
Dalam menjalankan dan memberikan perlindungan hukum dibutuhkan suatu
tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang sering disebut dengan sarana
perlindungan hukum. Sarana perlindungan hukum dibagi menjadi dua macam
yaitu sebagai berikut :
1. Sarana Perlindungan Hukum Preventif Pada perlindungan hukum preventif ini,
subyek hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau
pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang
definitif, tujuannya adalah mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan hukum
preventif sangat besar artinya bagi tindakan pemerintahan yang didasarkan pada
kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan hukum yang preventif
pemerintah 12 terdorong untuk bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan
yang didasarkan pada diskresi. Di indonesia belum ada pengaturan khusus
mengenai perlindungan hukum preventif.
2. Sarana Perlindungan Hukum Represif Perlindungan hukum yang represif
bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.Penanganan perlindungan hukum oleh
Pengadilan Umum dan Pengadilan Administrasi di Indonesia termasuk kategori
perlindungan hukum ini. Prinsip perlindungan hukum terhadap tindakan
pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada
pembatasanpembatasan dan peletakan kewajiban masyarakat dan pemerintah.
9
Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan
adalah prinsip negara hukum.Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan
terhadap hak-hak asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan
dengan tujuan dari negara hukum.9
2. Tenaga Kerja
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menentukan bahwa :
“setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
lain”.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan menentukan bahwa :
“setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang Dan
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk Masyarakat”.
Secara sosiologis kedudukan pekerja adalah tidak bebas, sebagai orang yang
tidak mempunyai bekal hidup lain daripada itu, ia terpaksa bekerja pada orang
lain, majikan inilah yang pada dasarnya menentukan syaratsyarat kerja.
Mengingat kedudukan pekerja yang lebih rendah daripada majikan maka perlu
adanya campur tangan pemerintah untuk memberikan perlindungan hukumnya.
Perlindungan hukum bagi buruh sangat diperlukan mengingat kedudukannya
yang lemah. Disebutkan oleh Zainal Asikin yaitu :
9 http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/169/4/BAB%20II.pdf
10
Perlindungan hukum dari kekuasaan majikan terlaksana apabila peraturan
perundang-undangan dalam bidang perburuhan yang mengharuskan atau
memaksa majikan bertindak seperti dalam perundang undangan tersebut benar-
benar dilaksanakan semua pihak karena keberlakuan hukum tidak dapat diukur
secara yuridis saja, tetapi diukur secara sosiologis dan filosofis.
Dari uraian di atas maka dapat ditarik permasalahan yaitu bagaimana bentuk
perlindungan hukum bagi pekerja yang diputus hubungan kerjanya oleh
majikan karena melakukan kesalahan berat. Selain itu juga bagaimana upaya
hukum yang dapat dilakukan oleh pekerja apabila pekerja tidak mendapatkan
haknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. Tujuan Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja
Tujuan Pembangunan Ketenagakerjaan berdasarkan ketentuan Pasal 4 UU
No.13 Tahun 2003 adalah :
a. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi
b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja
yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan dan;
d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja merupakan suatu kegiatan yang
terpadu untuk dapat memberikan kesempatan kerja seluasluasnya bagi tenaga
11
kerja Indonesia. Melalui pemberdayaan dan pendayagunaan ini diharapkan
tenaga kerja Indonesia dapat berpartisipasi secara optimal dalam pembangunan
nasional, namun dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaannya.
Pemerataan kesempatan kerja harus diupayakan di seluruh wilayah negara
kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pasar kerja dengan
memberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan bagi seluruh
tenaga kerja Indonesia sesuai bakat, minat, dan kemampuannya. Demikian pula
pemerataan penempatan tenaga kerja perlu diupayakan agar dapat mengisi
kebutuhan di seluruh sektor dan daerah.
Penekanan pembangunan ketenagakerjaan pada pekerja mengingat bahwa
pekerja adalah pelaku pembangunan, berhasil tidaknya pembangunan terletak
pada kemampuan dan kualitas pekerja. Apabila kemampuan pekerja (tenaga
kerja) tinggi maka produktifitas akan tinggi pula, yang dapat mengakibatkan
kesejahteraan meningkat, Tenaga kerja menduduki posisi yang strategis untuk
meningkatkan produktifitas nasional dan kesejahteraan masyarakat.
2. Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Pekerja
Salah satu hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia adalah hak
atas jaminan sosial. Oleh karena itu, sering kali dikemukakan bahwa jaminan
sosial merupakan program yang bersifat universal/umum yang harus
diselenggarakan oleh semua Negara.
Menurut Imam Soepomo, yang dimaksud dengan Jaminan sosial adalah
pembayaran yang diterima oleh pihak buruh, dalam hal buruh diluar
12
kesalahannya tidak melakukan pekerjaan, jadi menjamin kepastian pendapatan
(Income Security) dalam hak buruh kehilangan upah karena alasan diluar
kehendaknya.10
Berdasarkan Pasal 86 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan menyebutkan :
a. Setiap Pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
2. Moral dan Kesusilaan; dan
3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
b. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja.
c. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) dilaksanakan
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam undang undang ini
meliputi :
a. Jaminan Kecelakaan KerjaKecelakaan Kerja termasuk penyakit akibat kerja
merupakan risiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya.Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh
10
ibid. hlm.88
13
penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko risiko sosial seperti
kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik ataupun mental, maka
diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja, kesehatan dan keselamatan
tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha, sehingga pengusaha
memiliki kewajiban untuk membayar iuran. Jaminan kecelakaan kerja yang
berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok jenis usaha. Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat kerja
sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.
b. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan Kesehatan adalah Hak Tenaga Kerja (JPK) adalah salah satu
program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi
masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah
sakit dan kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh dan pengobatan
secara efektif dan efisien. Pemeliharaan Kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan produktivitas pekerja/buruh sehingga dapat melaksanakan tugas
sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan di bidang penyembuhan.
Unsur yang terkandung dalam jaminan sosial tenaga kerja ini adalah sebagai
berikut :11
a. Program Publik
Jaminan sosial merupakan program publik, yaitu suatu program yang
memberikan hak dan kewajiban secara pasti (compulsory) bagi pengusaha dan
11
Ibid
14
pekerja/buruh berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja. Hak yang diberikan berupa santunan tunai dan pelayanan
medis bagi pekerja/buruh dan keluarganya, sedangkan kewajibannya berupa
kepesertaan dan pembiayaan dalam program ini.
b. Perlindungan
Jaminan social memberikan perlindungan yang sifatnya dasardengan
maksud untuk menjaga hakikat dan martabat manusia jika mengalami risiko-
risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang dapat dijangkau oleh setiap
pengusaha dan pekerja/buruh sendiri.
c. Risiko Sosial Ekonomi
Risiko-risiko yang ditanggulangi terbatas pada peristiwa-peristiwa kecelakaan
sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal duniayang mengakibatkan
berkurangnya atau terputusnya penghasilan pekerja/buruh dan membutuhkan
perawatan medis.
Hubungan kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara buruh dan majikan,
yaitu suatu perjanjian dimana pihak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja
dengan menerima upah pada pihak lainnya, majikan, yang mengikatkan diri untuk
mempekerjakan buruh itu dengan membayar upah,“pada pihak
lainnya”mengandung arti bahwa pihak buruh dalam melakukan pekerjaan itu
berada di bawah pimpinan piha\ majikan. Hubungan kerja dilakukan oleh subyek
hukum. Subyek hukum yang terikat dalam hubungan kerja ini adalah pengusaha
dan pekerja. Pengertian pekerja/buruh berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-
15
Undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu “Setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”.
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 membedakan pengertian antara pengusaha,
pemberi kerja dan perusahaan. Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 13 Tahun
2003 pengertian pemberi kerja yaitu :
“Orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain”
Pengertian pengusaha menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No.13 Tahun
2003 adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan bukan miliknya.
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.
c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada Indonesia
mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
pengertian perusahaan adalah :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta
16
maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
Hubungan antara pengusaha dengan pekerja di dalam melaksanakan hubungan
kerja diharapkan harmonis supaya dapat mencapai peningkatan produktifitas dan
kesejahteraan pekerja. Untuk itu, para pengusaha dalam menghadapi para pekerja
hendaknya :
a. Menganggap para pekerja sebagai partner yang akan membantunya untuk
menyukseskan tujuan usaha.
b. Memberikan imbalan yang layak terhadap jasa-jasa yang telah dikerahkan
oleh partnernya itu, berupa penghasilan yang layak dan jaminan-jaminan
sosial tertentu agar dengan demikian pekerja tersebut dapat bekerja lebih
produktif (berdaya guna); dan
c. Menjalin hubungan baik dengan para pekerjanya.Agar kedua belah pihak
dapat melaksanakan hubungan kerjanya dengan baik, tanpa adanya tindakan
sewenang-wenang dari salah satu pihak maka diperlukan adanya campur
tangan dari pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Adanya
peraturan perundang-undangan ditujukan untuk pengendalian, baik pemberi
kerja maupun yang diberi pekerjaan, masing-masing harus terkendali atau
masing-masing harus menundukkan diri pada segala ketentuan dan peraturan
yang berlaku, harus bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan masing-
17
masing sesuai dengan tugas dan wewenangnya, hingga terwujud keserasian
dan keselarasan kerja.
Selama pelaksanaan hubungan kerja, tidak tertutup kemungkinan terjadi
pemutusan hubungan kerja. Baik yang dilakukan atas inisiatif pengusaha atau
atas inisiatif pekerja. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 pengertian pemutusan hubungan kerja yaitu:”Pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak
dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha “. Berdasarkan ketentuan
Pasal 150 UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pemutusan hubungan
kerja meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang
berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau
badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara, maupun usaha-usaha sosial
dan usaha-usaha lainnya yang mempunyai pengurus, dan mempekerjakan orang
lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
F. Tinjauan Pustaka
Sebagaimana yang telah penulis kemukakan dalam latar belakang masalah, maka
untuk mendukung pembahasan penelitian yang menyeluruh terhadap kajian
permasalahan, penulis melakukan peninjauan terhadap pustaka atau karya-karya
buku yang mempunyai relevansi terhadap topik yang diteliti.Kajian dan
pembahasan tentang ketenagakerjaan seharusnya juga kita pahami agar nanti
setelah lulus perkuliahan ini kita memiliki bekal untuk apa apa saja yang jika
terjadi dipermasalahan dalam kerja kita nanti. Setelah melakukan penelitian di
tempat yang saya teliti (ayam bakar wong solo) saya dapat menyimpulkan bahwa
18
perlindungan terhadap karyawan itu sangat penting, seperti yang sudah diatur
dalam undang-undang no 13 Tahun 2003.Dan ada beberapa masalah ternyata
selama aktivitas bekerja disana, seperti contohnya beberapa kecelakaan-
kecelakaan dalam kerja, dan bagaimana kepedulian atau reaksi atau upaya
perusahaan itu untuk bertanggung jawab. Setelah melakukan penelusuran pada
beberapa penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang
perlindungan hukum karyawan swasta sudah pernah dilakukan akan tetapi objek
kajian dan permasalahan yang berbeda. Berdasarkan dari studi pustaka yang telah
dilakukan, terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang cukup releven dengan
penelitian yang penulis lakukan, yaitu :
“Idriana Nodwita Sari Universitas Udayana 2017 yang berjudul perlindungan
bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja yang tidak terdaftar dalam
program BPJS (studi kasus hotel mercure resort sanura) bali” didalam skripsi itu
membahas tentang bagaimana perlindungan hukum terhadap karyawan yang
bekerja dihotel itu, skripsi ini menjelaskan bagaimanakah bentuk perlindungan
yang diberikan terhadap tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja yang
tidak terdaftar dalam BPJS, dan solusi mereka adalah dengan membuat peraturan
yang diatur perusahaan itu sendiri tentang keselamatan kerja disana12
“Yuliana universitas mataram tahun 2018 yang berjudul perlindungan hukum bagi
pekerja/buruh harian lepas terhadap kecelakaan kerja dalam pengangkutan barang
milik perusahaan” beberapa pekerja/buruh harian lepas itu dipekerjakan oleh vila
12
Indriana nodwita sari universitas udayana bali tahun 2017 dalam skripsi yang berjudul
“perlindungan hukum bagi tenaga kerjayang mengalami kecelakaan kerja yang tidak terdaftar
dalam program BPJS(studi kasus pada hotel mercure resort sanuri).”
19
ombak dalam pengangkutan barang milik perusahaan, yang dimana sebelum
bekerja mereka diberi surat perjanjian secara tertulis oleh mandor untuk mengisi
surat perjanjian yang diwakili oleh ketua buruh kemudian ketua buruh
menginformasikan langsung secara individual pada pekerja atau buruh yang ingin
bekerja pada perusahaan Hotel Vila Ombak tersebut.13
“Raden paolo universitas indonesia jakarta tahun 2009 yang berjudul
perlindungan hukum terhadap hak hak pekerja akibat pemutusan hubungan
kerja karena mengundurkan diri” terdapat dua jenis perlindungan PHK yang
dibahas di skripisi ini adalah yang pertama di phk dengan cara ketentuan hukum
yang sebagaimana dijelaskan bahwa semua aturan phk perusahaan ini diatur oleh
undang- undang, dan yang kedua adalah perlindungan phk yang dilakukan dengan
berbagai perjanjian yang dibuat oleh perusahaan itu sendiri”14
Dengan demikian adapun beberapa perbedaan antara beberapa karya ilmiah yang
diatas dengan skripsi penulis, yang pertama karya ilmiah dari “Idriana Nodwita
Sari Universitas Udayana 2017 yang berjudul perlindungan bagi tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan kerja yang tidak terdaftar dalam program BPJS
(studi kasus hotel mercure resort sanura) bali” jika di karya ilmiah tersebut lebih
membahas bagaimana tentang hak dari semua karyawan untuk terdaftar dalam
BPJS ketenagakerjaan, dan apa saja upaya yang mengkhususkan perusahaan
tersebut untuk mengoptimalkan tentang keselamatan kerja yang seharusnya
memiliki dan terdaftar di dalam program pemerintah yaitu BPJS ketenagakerjaan.
13
Yuliana universitas mataram tahun 2018 yang berjudul perlindungan hukum bagi pekerja/buruh
harian lepas terhadap kecelakaan kerja dalam pengangkutan barang milik perusahaan (hotel vila
ombak) 14
Raden paolo universitas indonesia jakarta tahun 2009 yang berjudul perlindungan hukum
terhadap hak hak pekerja akibat pemutusan hubungan kerja.
20
Jika karya ilmiah yang kedua dari “Yuliana universitas mataram tahun
2018 yang berjudul perlindungan hukum bagi pekerja/buruh harian lepas terhadap
kecelakaan kerja dalam pengangkutan barang milik perusahaan” di karya ilmiah
ini hanya membahas bagaimana tentang keselamatan kerja bagi para pekerja
harian lepas.
Lalu yang terakhir karya ilmiah dari “Raden paolo universitas indonesia
jakarta tahun 2009 yang berjudul perlindungan hukum terhadap hak hak pekerja
akibat pemutusan hubungan kerja karena mengundurkan diri” yang lebih dibahas
dari karya ilmiah ini adalah bagaimana hak bagi para pekerja yang memutuskan
hubungan kerja karena mengundurkan diri, apa saja yang diberikan dan
bagaimana tanggung jawab dari perusahaan tersebut.
Sementara yang penulis bahas di karya ilmiah atau skripsi adalah tentang
bagaimana perlindungan hukum bagi para karyawan di wong solo tersebut dan
bagaimana mengenai hak tentang harusnya semua karyawan terdaftar di dalam
program pemerintah yaitu BPJS (badan perlindungan jaminan sosial)
ketenagakerjaan.
21
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan bersifat kualitatif deskriptif menjelaskan tentang
penelitian lapangan yaitu tentang tinjauan bagaimana upaya perusahaan (Ayam
Bakar Wong Solo) ini, jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan, dalam aktivitas
pekerjaan, bagaimana tanggung jawab perusahaan (Ayam Bakar Wong Solo),
bagaimana kesigapan mereka jika hal yang tak diinginkan tersebut terjadi,
bagaimana cara mereka untuk melindungi karyawan-karyawan mereka, apa saja
upaya keselamatan yang mereka siapkan atau lakukan untuk semua karyawan
disana.
Pendekatan tersebut adalah bersifat kualitatif deskriptif sedangkan
kualitatif deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat- sifat suatu
individu,keadaan,gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan
penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara
satu dengan gejala yang lain.15
B. Pendekatan Yuridis
pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan
hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum
serta peraturan perundang-undangan yan berhubungan dengan penelitian ini.
Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan
15
Amiruddin dan Zainal Asikin.Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm. 25.
21
22
mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penelitian ini. 16
Pendekatan yuridis empiris yakni dilakukan dengan melihat kenyataan yang ada
dalam praktek dilapangan. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan secara
sosiologis yang dilakukan secara langsung ke lapangan.17
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang betul- betul akurat dan lengkap, maka dalam
penulisan ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian dalam
pengumpulan data antara lain :
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mendapatkan data
utama dalam menilai hubungan antara peneliti dan rumah makan ayam bakar
wong solo tersebut. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
non partisipasi. Kedudukan peneliti hanya sebgai pengamat dan selama proses
observasi akan dibuat catatan catatan untuk keperluan analisis dan pengecekan
data kembali.
2. Wawancara
Wawancara adalah situasi peran antara peribadi bertatap muka (face- to-
face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan- pertanyaan
yang di rancang untuk memperoleh jawaban- jawaban yang relevan dengan
masalah penilitian kepada seseorang responden.18
16
Yudiono 0S, 2013, “Metode Penelitian”, digilib.unila.ac.id, 17
Bambang Sunggono, 2006, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta hlm. 75. 18
Amiruddin dan Zainal Asikin,Pengantar Metode Penelitian Hukum. Hlm. 72.
23
Dari wawancara yang saya lakukan dengan manager dan beberapa
karyawan Ayam Bakar Wong Solo Jambi, saya mendapatkan banyak informasi
bagaimana cara pengolahan sistem karyawan disana, bagaimana tentang
pertanggung jawaban keselamatan kerja disana, dan apa saja upaya yang
dilakukan untuk pemberdayaan karyawan.19
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal- hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya.20
Dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh semua data- data yang
berhubungan dengan perlindungan hukum terhadap karyawan wong solo, yang
penulis kumpulkan dengan menggunakan kajian pustaka dan penelaah buku yang
membahas tentang hukum ketenagakerjaan indonesia.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan, lapangan dan dokumentasi,dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-
unit,melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh
diri sendiri dan orang lain.21
19
Dikutip pada tanggal 09 september 2020 20
Ibid,hlm 75 21
Sugiono, Metode Penelitian kombinasi ( Mixid Methods), ( Bandung : ALFABETA,
2012),hlm.333.
24
Analisis ini di gunakan untuk memperoleh gambaran umum dan
menyeluruh tentang situasi sosial yang di teliti atau objek penelitian.22
Analisis ini
untuk menganalisis data yang di peroleh dari lapangan penelitian secara garis
besarnya.
Analisis Taksonomi, Analisis yang di gunakan terhadap keseluruhan data
yang terkumpul berdasarkan domain yang telah diciptakan.23
Setelah
mengumpulkan data - data dilapangan mengemukakan permasalahan yang lebih
mendalam yang mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
Dalam proses analisis ini terdapat tiga komponen utama yaitu:
1. Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Sehingga data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mmepermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnnya, dan
mencarinya bila diperlukan.24
2. Display data, setelah data direduksi maka langkah selanjutnya dalam
penelitian ini adalah display data atau penyajian data. Dengan mendisplay
data maka akan mempermudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.25
3. Penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir sebuah penelitian yang disusun
22
Ibid,hlm.347. 23
Ibid,hlm.353. 24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.
89. 25
Ibid., hlm. 95
25
dengan tujuan penelitian. kesimpulan nantinya merupakan jawaban atas
rumusan masalah. dalam kesimpulan dikemukakan secara singkat dan padat
tentang kebenaran dan terbuktinya hipotesis atau sebaliknya26
. kesimpulan
dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
26
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syariah Iain Sts Jambi Dan Syariah
Press, 2014), Hlm.53
26
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Jambi
Rumah makan ayam bakar wong solo didirikan pada tanggal 10 desember 2006.
Rumah makan ayam bakar wong solo dijambi menjadi cabang ke 60 yang sudah
ada diindonesia. Rumah makan ayam bakar wong solo jambi beada di jalan M. H.
Yusuf singedekane nomor 2, Telanai Pura, Sungai Putri, Kota Jambi Yang dı
pimpin oleh Bapak Hurip dan memiliki pimpinan cabang bapak Haeruddin sejak
tahun 2020 , Wong Solo Jambi memiliki 6 outlet yang tersebar dikota jambi yang
terdiri darı Wong Solo, Sambal Lalap, Iga Bakar, Q5, Super Geprek dan Ayam
Penyet Surabaya. Rumah makan ayam bakar Wong Solo adalah cabang pertama
yang ada di kota Jambi yang memiliki 20 sampai 30 karyawan di setiap outlet
gerainya.
Sejarah Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi tidak bisa di lepas darı
sejarah perusahaan induknya. Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo di dirikan
oleh Puspo Wardoyo seorang pria kelahiran Surakarta 30 November 1957. Pada
tahun 1991 di medan sumatera utara tepatnya didaerah polonia Puspo Wardoyo
memulai berjualan kaki lima disana. Hanya menjual ayam bakar saja dengan
modal awal Rp.700 000 bersama istrinya Rini Purwanti yang juga Sarjana
Ekonomi lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Puspo Wardoyo asli
kelahiran Solo tepatnya didaerah Kleco Karang Asem pada tahun 1957 Pada awal
memulai usahanya hanya dilakukan berdua dengan istrinya tersebut dipinggiran
26
27
jalan di daerah dekat Bandara Polonia Medan. Suatu hari ada Wartawan harian
Waspada medan makan ditempat tersebut, dan sambil makan terjadi dialog antara
Wartawan dengan Puspo Wardoyo. Tanpa sepengetahuan Puspo Wardoyo
wartawan tersebut menerbitkannya pada harian Waspada, dengan judul Sarjana
buka warung Ayam Bakar kaki lima, semenjak dimuat di koran tersebut jualannya
semakin ramai di kunjungi dan semakin banyak pelanggannya. Akhırnya pihak
Bank Negara Indonesia (BNI) cabang Medan menawarkan kredit pengembangan
usaha, dan diterima dengan senang hati oleh Puspo Wardoyo. Sehingga uang
tersebut digunakan untuk membeli tanah di lokası tersebut dan berdirilah Rumah
makan yang lebih besar dan parmanen. Dari waktu ke waktu kemajuan usaha
rumah makan beliau semakin besar dan semakın luas dikenal oleh masyarakat di
kota Medan dan akhirnya di medan didirikan cabang di jalan Gadjah Mada Nomor
20M Pada tahun 1994 Puspo Wardoyo mulai mengembangkan usaha dengan
menggandeng lembaga keuangan PT Shrana Sumut Ventura ( SSV ) Kerja sama
dengan SUV antara lain untuk mendanai cabang cabang baru dibeberapa daerah,
dan untuk mengembangkan usahanya Puspo Wardoyo juga membuka beberpa
usaha yang berkaitan dengan rumah makannya seperti peternakan ayam dan lain
lain demi kelancaran pemasok bahan baku dan menjamin kualitas makanan yang
disajikan.
Dengan seiringnya waktu, ayam bakar wong solo membentuk kerjasama antara
Sarana Sumut Ventura (SSUV) sebagai lembaga keuanngan dengan “Wong Solo"
untuk dikembangkan di kota-kota besar di Indonesia Wong Solo pun berubah
menjadi PT Sarana Bakar Digdaya (PT SBD) dan puncak perkembangan restoran
28
Wong Solo adalah tahun 1998 dengan membuka cabang di Solo, Surabaya,
Denpasar Malang Yogyakarta, dan seluruh kota kota besar di Indonesia terutama
Jakarta Bandung. Bogor, dan sampai tahum 2005 hampir seluruh kota besar di
Indonesia berdiri rumah makan Ayam Bakar Wong Solo mulai dari Aceh hmaga
Makassar.
B. Visi dan Misi Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo
Untuk menunjang usahanya Ayam Bakar Wong Solo memiliki visi sebagai
berikut : “Rumah Makan Halalan Thayyiban demi upaya pemyelamatan dari siksa
api neraka dengan (QS As-Shaff 10-11) sebagai landasan filosofinya.
Untuk menunjang usahanya Wong Solo memliki misi sebagai berikut :
1. Menyajikan produk-produk makanan halal untuk hidup yang lebih berkah dan
berkualitas.
2. Menghadirkan Pelayanan dengan manajemen Islami yang profesional,
memuaskan, ramah, santun dengan pelayanan yang total (total service).
3. Terus mengembangkan usaha ke arah yang lebih baik lewat inovasi dan
teknologi.
4. Meningkatkan efektifitas operasional dengan kualitas organisasi dan
manajemen yang baik.
29
C. Logo Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Jambi
Agar para konsumen mengingat akan adanya produk produk di Rumah Makan
Ayam Bakar Wong Solo, Rumah makan ini memiliki logonya tersendiri, adapun
logonya sebagai berikut :
Gambar 3.1 Logo Perusahaan
Sumber : wongsolo.co.id
D. Managemen Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi
Manajemen sendiri bisa diartikan sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Lalu dimanagemen wong solo ini
sendiri juga menerapkan beberapa aturan yang mengharuskan semua
karyawannya beraga islam.
Dan pakaian seragam kerja para karyawan di wong solo ini juga amat sangat
islami, jika wanita menggunakan jilbab syar’i atau jilbab yang panjang,
menggunakan baju yang tertutup, setiap akan memulai pekerjaan semua karyawan
diwajibkan untuk bersama sama membaca dzikir pagi dan sore, dengan harapan
30
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan barokah sampai dengan selesainya
pekerjaan.
Kerja sama Restoran Wong Solo yaitu dengan membuka outlet dengan
franchise. Restoran Ayam Bakar Wong Solo telah membangun mitra usaha
restoran dengan system bagi hasil yaitu 50 persen untuk pihak franchise, untuk
franchisor sebesar 40 persen dan 20 persen untuk keuntungan dikeluarkan sebagai
zakat, sebelumnya memakai system perjanjian franchise konvensional yaitu fee
sebesar 6-12 persen (negotable) dari penjualan kotor perbulan dengan hak
waralaba selama 10 tahun.
E. Struktur Organisasi Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi
Tabel 3.1
Pimpinan Cabang Wong Solo Jambi
Haeruddin
Bendahara
Leli Latifah
Kepala produksi
Ade Novriadi
Kapten Area
Rico A Wijaya
Belanja
Yusman
Asisten Bendahara
Novita
Karyawan
Penggorengan
1. Daus
2. Indra
Bumbu
Siti Masitoh
Tongseng
1. Yati
2. Husna
3. Ria
4. Yulia
Minuman
1. Heri
2. Rahmi
Kasir / cs
1. Esi
2. Frida
3. Eka
4. Ningsih
5. Ena
31
F. Identitas Karyawan Dan Staf Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo
Jambi
Dari seluruh karyawan dan staf wong solo jambi yang hanya terdaftar dalam
program BPJS hanya 11 orang, diantara yang terdaftar adalah Haerudin (Pimpinan
Cabang), Lely Latifah (Bendahara), Ade Novriyadi (Kaprod/ Kepala Produksi),
Elfrida (Kasir) Esi (Kasir) Ria (Tongseng/Bumbu), Husna (Tongseng/Bumbu),
Hery (Minuman), Eka (kasir) Sumaryati (Tongseng), Indra (Blonk) dan 9 orang
lainnya belum terdaftar ke dalam BPJS.
Berikut adalah beberapa data dari karyawan dan staf dari rumah makan ayam
bakar wong solo jambi
Tabel 3.2
Feb-21
NO NAMA
KARYAWAN JABATAN
TANGGAL TANGGAL TANGGAL MASA KERJA
MASUK
LEPAS
TRAINING MENJABAT 2/28/2021 DALAM BULAN
1 HAIRUDDIN
PIMPINAN
CABANG 15-Apr-20 15-Apr-20
0thn;10bln,13hari 10
2
RICO A
WIJAYA STAFF AREA 15-Apr-20 15-Apr-20
0thn;10bln,13hari 10
3
LELY
LATIFAH BENDAHARA 28-Dec-15 28-Mar-16 16-Jul-20
4thn;11bln,0hari 59
4 NOVI
ASISTEN
BENDAHARA 5-Jul-17 5-Sep-17 16-Nov-20
3thn;5bln,23hari 41
5
ADE
NOVRIYADI KAPROD 1-Dec-06 1-Mar-07 1-Feb-18
13thn;11bln,27hari 167
6 YUSMAN BELANJA 1-Oct-16 1-Oct-16 1-Apr-20 4thn;4bln,27hari 52
7 ELFRIDA KASIR 1-Nov-07 1-Feb-08 13thn;0bln,27hari 156
8 ESI KASIR 18-Dec-11 18-Mar-12 8thn;11bln,10hari 107
9
RIA(Siti
Komariah)
TONGSENG,
BUMBU 16-Apr-13 16-Jul-13
7thn;7bln,12hari 91
10 HUSNA NINGSIH
TONGSENG, BUMBU
7-Apr-14 7-May-14 6thn;9bln,21hari 81
11
HERY
AFRIANTO MINUMAN 10-May-15 10-Aug-15
5thn;6bln,18hari 66
12 EKA KASIR 6-Aug-15 6-Nov-15 5thn;3bln,22hari 63
13 SUMARYATI TONGSENG 27-Oct-15 27-Jan-16 5thn;1bln,1hari 61
14 ELENA KASIR 1-Feb-16 1-Apr-16 4thn;10bln,27hari 58
15 YULIA TONGSENG 1-Mar-16 1-May-16 4thn;9bln,27hari 57
16 INDRA BLONK 8-Aug-16 8-Oct-16 4thn;4bln,20hari 52
17 SITI BUMBU 1-Nov-16 1-Nov-16 4thn;3bln,27hari 51
18 DAUS BLONK 1-Aug-17 1-Oct-17 3thn;4bln,27hari 40
19 NINGSIH CS 7-Nov-17 7-Jan-18 3thn;1bln,21hari 37
20 RAHMI TONGSENG 1-Jan-20 1-Mar-20 0thn;11bln,27hari 11
32
G. Daftar Menu Makanan Dan Minuman Wong Solo Jambi
Berikut daftar menu makanan dan minuman di wong solo cabang jambi :
Tabel 3.3
NO. MENU PAKET HARGA
SPESIAL MENU PAKET
1 PAKET AYAM BAKAR Rp 24.500
2 PAKET AYAM PENYET Rp 24.500
3 PAKET AYAM GORENG Rp 24.500
4 PAKET NASI UDUK Rp 25.500
5
PAKET BEBEK GORENG/
BAKAR Rp 30.000
6 PAKET PECEL LELE Rp 24.500
7
PAKET NILA BAKAR/
GORENG Rp 27.000
8 AYAM BAKAR Rp 17.000
9 AYAM GORENG Rp 17.000
10 AYAM PENYET Rp 17.000
11 LELE GORENG/BAKAR Rp 17.000
12 NILA GORENG/BAKAR Rp 19.000
13 BEBEK GORENG/BAKAR Rp 23.500
ANEKA LAUK DAN SAYUR
1 OSENG TERI LOMBOK IJO Rp 17.000
2 AYAM KECAP Rp 20.000
3 SUP AYAM Rp 20.000
4 NASI GORENG Rp 16.000
5 CUMI GORENG TEPUNG Rp 26.000
6 UDANG GORENG TEPUNG Rp 26.000
7 BALADO UDANG Rp 26.000
8 BALADO CUMI Rp 26.000
9 MIE GORENG Rp 16.000
10 OSENG TEMPE LOMBOK IJO Rp 14.000
11 KENTANG GORENG Rp 16.000
12 SAYUR ASEM Rp 14.000
13 CAPCAY Rp 18.000
14 BALADO PETE Rp 20.000
15 CAH KANGKUNG Rp 13.000
16 CAH TAUGE Rp 14.000
17 BALADO TERONG Rp 13.000
18 TUMIS GENJER Rp 14.000
19 TAHU/TEMPE GORENG Rp 13.000
20 TAHU/TEMPE PENYET Rp 14.000
33
21 NASI PUTIH Rp 7.000
22 NASI UDUK Rp 8.000
23
SAMBAL
PENYET/BAKAR/GORENG Rp 2.000
MINUMAN
1
MILKSHAKE
STRAWBERRRY Rp 20.000
2 MILKSHAKE ORANGE Rp 20.000
3 MILKSHAKE MELON Rp 20.000
4 JERUK PANAS/ES Rp 13.000
5 LEMON SIRUP Rp 12.000
6 ES TEH MANIS Rp 5.000
7 TEH TAWAR PANAS Rp 2.500
8 TEH MANIS PANAS Rp 4.000
9 LEMON TEA PANAS/ES Rp 11.000
10 AIR MINERAL Rp 5.000
11 TEH BOTOL KACA Rp 5.000
12 FRUIT TEA 500ML Rp 8.000
13 TEH BOTOL 500ML Rp 8.000
14 ES SIRUP Rp 8.000
15 CAPPUCINO PANAS/ES Rp 12.000
16 SODA GEMBIRA Rp 20.000
17 TEH TARIK PANAS/ES Rp 14.000
18 TEH SUSU PANAS/ES Rp 12.000
19 ES KELAPA MUDA Rp 13.000
20 ES BUAH Rp 20.000
21 ES CAMPUR Rp 20.000
22 JUICE SEMANGKA Rp 14.000
23 JUICE TOMAT Rp 13.000
24 JUICE ALPUKAT Rp 16.000
25 JUICE WORTEL Rp 14.000
26 JUICE MELON Rp 14.000
27 JUICE TIMUN Rp 13.000
28 JUICE JAMBU Rp 14.000
29 JUICE MANGGA Rp 14.000
30 SUSU COKLAT PANAS/ES Rp 12.000
31 SUSU PUTIH PANAS/ES Rp 12.000
32
ES KELAPA MUDA
COCOPANDAN Rp 14.000
33 KOPI HITAM Rp 10.000
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Undang-Undang Yang Mengatur Tentang Perlindungan Hukum
Terhadap Karyawan Swasta
Upaya untuk mengatasi krisis ekonomi yang dilakukan melalui program reformasi
di bidang ekonomi, belum memberi hasil memadai. Lambatnya proses pemulihan
ekonomi ini terutama disebabkan dua faktor. Pertama, penyelenggaraan negara di
bidang ekonomi selama ini dilakukan atas dasar kekuasaan yang terpusat dengan
campur tangan pemerintah yang terlalu besar telah mengakibatkan kedaulatan
ekonomi tidak berada di tangan rakyat dan mekanisme pasar tidak berfungsi
secara efektif. Kedua, kesenjangan ekonomi yang meliputi kesenjangan antara
pusat dan daerah, antar daerah, antar pelaku, dan antar golongan pendapatan, telah
meluas ke seluruh aspek kehidupan, sehingga struktur ekonomi tidak mampu
menopangnya. Hal ini ditand dengan masih berkembangnya monopoli serta
pemusatan kekuatan ekonomi di tangan sekelompok kecil masyarakat atau daerah
tertentu.
Lambatnya pemulihan ekonomi mengakibatkan pengangguran meningkat, jumlah
penduduk miskin makin bertambah, lapangan kera menjadi hal yang langka.
Akibat lainnya, hak dan perlindungan tenaga kerja tidak terjamin dan kesehatan
masyarakat menurun. Pemulihan ekonomi bertujuan untuk mengembalikan
tingkat pertumbuhan dan pemerataan yang memadai, serta tercapainya
pembangunan berkelanjutan.
34
35
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja
mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan
tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja,
diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga
kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan
tenaga kerja dan keluarganya sesuai harkat dan martabat kemanusiaan.
Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar
pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa
diskriminasi atas dasar apa pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh
dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia
usaha.27
Dalam hubungan ini, maka suatu perekonomian yang digerakka oleh rakyat untuk
kepentingan rakyat banyak, merupakan cita-cita yang perlu diwujudkan.
Perekonomian rakyat semacam ini akan lebih tahan atas gejolak yang terjadi,
karena pada dasarnya kuat berakar ke bawah. Sejalan dengan upaya untuk
menggerakkan perekonomian rakyat dan sekaligus memberikan peran yang lebih
besar terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional, proses
otonomi daerah mulai dilakukan pada akhir pembangunan jangka panjang 25
tahun kedua ini. Dengan demikian, demokratisasi ekonomi dan sekaligus politik
akan menampakkan wujudnya secara lebih nyata. Proses demokratisasi semacam
ini pada gilirannya akan mampu menumbuhkan nilai tambah kemartabatan yang
akan mengarah pada terciptanya kemandirian dan keswadayaan dalam melakukan
27
Sumber : http://www.balitbangham.go.id/detail4.php?ses=&id=39, pusjianbanglin hamnaker.
36
kegiatan-kegiatan pembangunan.
Dalam kaitannya dengan pekerja/buruh, Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) 1999-2004 mengamanatkan bahwa pengembangan ketenagakerjaan
secara menyeluruh dan terpadu diarahkan pada peningkatan kompetensi dan
kemandirian tenaga kerja, peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan,
perlindungan tenaga kerja, atas dan kebebasan berserikat.
Oleh karena itu, hal-hal seperti diuraikan di atas tentu harus menjadi prioritas
kebijakan pemerintah untuk dapat lebih peka dan dengan demikian, maka perlu
diadakan suatu analisis dan evaluasi perlindungan Hak Asasi Manusia bagi
Tenaga Kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Berbicara mengenai masalah perlindungan terhadap tenaga kerja pada umumnya
berkenaan dengan perlindungan hukum tenaga kerja, yang secara rinci diuraikan
sebagai berikut.
1. Perlindungan Hukum Pekerja
Perlindungan hukum pekerja, termasuk di dalamnya adalah pekerja perempuan.
Yang dimaksudkan orang perempuan di sini adalah perempuan dewasa, Berarti
seorang perempuan yang telah berumur delapan belas tahun atau lebih (Pasal 76
ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003). Seorang perempuan yang
berumur kurang dari delapan belas tahun termasuk orang muda atau anak.
Untuk seorang perempuan prinsip yang dianut sama dengan prinsip untuk orang
muda, yakni pada umumnya diperbolehkan menjalankan pekerjaan, tetapi
37
diadakan pembatasan. Untuk orang perempuan tidak jaan ada larangan mutlak
menjalankan pekerjaan.
Pasal 76 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 terdapat pembatasan- pembatasan
terhadap tenaga kerja wanita adalah sebagai berikut.
a. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas)
Tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan dengan
pukul 07.00.
b. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang
menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00.
c. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul
23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib:
1. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan
2. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja
d. Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/ burüh
perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai
pukul 05.00.
Ketentuan di atas jika dibandingkan dengan ketentuan dalam Undang-Undang
Kerja No. 12 Tahun 1948 (undang-undang ini telah dicabut dengan Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003) maka orang wanita tidak beoleh menjalankan
pekerjaan pada malam hari, kecuali jika pekerjaan itu menurut sifat, tempat dan
keadaan seharusnya dijalankan oleh wanita (Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No.
38
12 Tahun 1948). Dapat dikecualikan dari larangan termaksud pada ayar (1) jika
pekerjaan wanita pada malam hari itu tidak dapar dihindarkan karena kepentingan
atau kesejahteraan umum (ayat (2). Malam hari yang dimaksudkan oleh pasal ini
adalah waktu antara jam 18.00 sampai jam 6.00. Orang wanita tidak boleh
menjalankan pekerjaan di dalam tambang, lobang di dalam tanah atau tempat lain
untuk mengambil logam dan bahan dari dalam tanah (Pasal 8 ayat (1)). Larangan
tersebut pada ayat (1) tidak berlaku terhadap orang wanita yang karena
pekerjaannya kadang-kadang harus turun di bagian tambang di bawah tanah dan
tidak menjalankan pekerjaan tangan (ayat (2).
Orang wanita tidak boleh menjalankan pekerjaan yang berbahaya bagi kesehatan
atau keselamatannya, demikian pula pekerjaan yang menurut sifat, tempat dan
keadaannya berbahaya bagi kesusilaan (Pasal 9 ayat (1). Dalam Peraturan
Pemerintah akan ditetapkan pekerjaan yang termaksud pada ayat (1).
Ada tiga pasal dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1948 vana merupakan pasal
pembatasan pekerjaan orang wanita, yaitu Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9. Pasal 8
telah dinyatakan berlaku oleh Peratur Nomor 7 Tahun 1948 mulai tanggal 1 Mei
1948, mula-mula untuk daerah Republik Indonesia yang beribu kota Yogyakarta
dan kemudian dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1951 mulai tanggal 8
Januari 1951 juga untuk daerah Indonesia lainnya. Sementara itu, Pasal 7 dan
Pasal 9 sampai saat ini belum dinyatakan berlaku. Oleh karena itu, selain hal-hal
yang telah diatur dalam Pasal 8 berlaku Maatregelen.
39
Menurut Maatregelen orang wanita "hanya" dilarang menjalankan pekerjaan
tertentu antara jam 22.00 dan jam 05.00. Kata "tertentu" di sini menunjukkan
bahwa ada pekerjaan yang boleh dikerjakan oleh orang wanita pada jam 22.00
sampai jam 05.00. Di dalam Pasal 3 Maatregelen ditegaskan bahwa pekerjaan
yang tidak boleh dilakukan oleh orang wanita adalah pekerjaan yang tercantum
pada Pasal 2 ayat (1) Maatregelen (sama dengan pekerjaan yang tidak boleh
dilakukan oleh anak).
Kalau Undang-Undang No. 12 Tahun 1948 dibandingkan dengan Maatregelen
mengenai pekerjaan orang wanita, ada beberapa perbedaan. Pertama, pengertian
malam dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1948 adalah antara jam 18.00
sampai jam 06.00, sedangkan Maatregelen hanya membatasi antara jam 22.00
sampai jam 05.00 (Maatregelen tidak secara tersurat membatasi pengertian
malam, melainkan melarang orang wanita melakukan pekerjaan pada jam
tertentu). Kedua, menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1948 pada dasarnya
melarang semua.
pekerjaan dilakukan oleh orang wanita pada malam hari, sedangkan Maatregelen
hanya pekerjaan tertentu saja yang dilarang dilakukan oleh orang wanita pada
malam hari.
menurut Pasal 3 Maatregelen selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
“Seorang wanita antara pukul sepuluh malam dan pukul lima pagi tidak boleh
menjalankan pekerjaan seperti yang termaksud pada ayat pertama Pasal 2 di atas
ini, sepanjang untuk hal itu tidak ada izin dari atau berdasarkan surat keputusan
40
pemerintah untuk tertentu pada khususnya, sesuatunya berhubung perusahaan
dengan kepentingan khusus dari perusahaan".
Berdasarkan ketentuan tersebut berarti antara jam 22.00 dan jam 05.00, orang
wanita boleh menjalankan pekerjaan asalkan tidak di perusahaan-perusahaan
tertentu, dan antara jam 05.00 sampai jam 2.00 orang wanita boleh menjalankan
pekerjaan apa saja. Karena oda klausula "sekadar untuk itu tidak ada izin dari atau
berdasarkan Keputusan Pemerintah untuk perusahaan-perusahaan tertentu pada
umumnya atau untuk pabrik, tempat kerja atau usaha tertentu pada khususnya
berhubung dengan kekhususan keperluan perusahaan, maka pemerintah
mengeluarkan Staatblad 1925 nomor 648 yang langsung mengizinkan
mempekerjakan orang wanita antara pukul 22.00 dan pukul 05.00 di:
1. pabrik gula selama giling;
2. pabrik serat;
3. pabrik sagu-ketela;
4. pabrik minyak kelapa dan minyak kelapa sawit;
5. pabrik garam di Krampon dan Kalianget (Madura)
Di samping memberikan izin secara langsung itu, Staatsblad 1925 Nomor 648
juga memberikan izin untuk masa yang ditetapkan dan wanita sampai suatu
jumlah tertentu, antara jam 22.00 dan jam 05.00 dengan syarat-syarat yang
diadakan olehnya, mempekerjakan orang perusahaan tersebut di bawah ini: 28
1. pabrik teh
28
"Iman Soepomo, "Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja (Perlindangan Buruh)", (jakarta:
Pradnya Pararmita, 1986), hlm. 61.
41
2. perusahaan kopi
3. perusahaan tembakau
4. perusahaan penggilingan beras
5. perusahaan pembersihan kapuk
6. pabrik petasan
7. perusahaan batik.
Karena sifat kaku, maka Staatsblad 1925 Nomor 648 dicabut dan diganti dengan
Staatsblad 1941 Nomor 45. Staatsblad 1941 Nomor 45 ini memberi kuasa kepada
Kepala Perburuhan dari Departemen Sosial (Departemen van Sociale Zaken),
sekarang Kepala Direktorat Pembinaan Norma-norma Perlindungan Tenaga
Kerja, untuk berdasarkan kepentingan khusus suatu perusahaan, memberikan izin
kepada pabrik tempat kerja atau perusahaan tertentu selama waktu yang
ditetapkan dan dengan syarat-syarat yang diadakannya, mempekerjakan ora
wanita sampai satu jumlah tertentu, antara jam 22.00 dan jam 05.00.
Di dalam Pasal 6 Maatregelen ditegaskan bahwa kepala atau pengurus orang
yang bekerja di perusahaan wajib memberi keterangan kepada petugas negara
yang berwenang yang dimintanya mengenai soal dan kejadian yang berkenaan
dalam pelaksanaan aturan ini. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut
dipidana dengan pidana kurungan selama-lamaya satu bulan atau denda sebanyak-
banyaknya seribu lima ratus rupiah (Rp1.500,00). Jika pada waktu melakukan
tindak pidana belum berselang 2 tahun lamanya sejak yang bersalah dikenakan
pidana yang tidak dapat diubah lagi, maka dapat dikenakan kurungan selama-
lamanya dua bulan atau denda sebanyak-banyaknya tiga ribu rupiah
42
(Rp3.000,00).Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, perlindungan terhadap
hak-hak pekerja perempuan sudah diatur dalam peraturan perundang undangan
yang meliputi sebagai berikut.
2. Perlindungan Norma Kerja
Perlindungan ini dimaksudkan untuk memberikan kepastlan pekerja wanita yang
berkaitan dengan riorma kerja yang meliputi waktu kerja, mengaso, istirahat
(cuti), waktu kerja malam hari bagi pekerja wanita. Ketentuan ini diatur dalam
Pasal 77 sampai dengan Pasal 85 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003.
Pasal 77 :
Waktu kerja meliputi:
a. 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu.
b. Atau 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja
dalam 1 minggu.
Pasal 78:
Apabila melebihi waktu kerja sebagaimana yang ditentukan, harus memenuhi
syarat:
a. Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan
b. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1
hari dan 14 jam dalam l minggu.
c. pengusaha wajib membayar upah kerja lembur
43
Pasal 79:
Waktu istirahat dan cuti meliputi:
a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah
bekerja selama 4 jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak
termasuk jam kerja.
b. istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 2 hari
untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu
c. cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 haris kerja setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja selama 12 bulan secara terus-menerus.
d. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan pada
tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 bulan bagi pekerja/buruh
yang telah bekerja selama 6 Tahun berturut-turut pada perusahaan yang
sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas
istirahat tahunannya dalam 2 tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk
setiap kelipatan masa kerja 6 tahun.
Pekerja/buruh juga diberikan kesempatan untuk beribadah (Pasal 80).
Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit tidak wajib
bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid (Pasal 81).
Pekerja/buruh perempuan harus diberi istirahat selama satu setengah bulan
sebelum saatnya ia menurut perhitungan akan melahirkan anak dan satu setengah
bulan sesudah melahirkan anak atau gugur kandung (Pasal 82), Waktu istirahat
sebelum saat buruh menurut perhitungan bulan, jikalau dalam suatu keterangan
44
dokter dinyatakan, bahwa hal itu perlu untuk menjaga kesehatannya. Buruh
perempuan yang anaknya masih menyusu, harus diberi kesempatan untuk
menyusukan anaknya, akan melahirkan anak, dapat diperpanjang sampai selama-
laman jikalau hal itu harus dilakukan selama waktu kerja (Pasal 83).
3. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Mengenai Keselamatan Kerja Pasal 86 (1) Undang-undang Ketenagakerjaan
menyebutkan bahwa:
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Moral kesusilaan.
c. Perlakukan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
Undang-undang yang khusus mengatur keselamatan kerja adalah Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Ditinjau dari segi
hukum keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan
kerja harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja (perusahaan).
Tempat kerja adalah setiap tempat yang di dalamnya terdapat 3 (tiga) unsur,
yaitu:29
29
Lalu Husni, “Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia”, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2003) hlm. 100
45
a. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha
social.
b. Adanya sumber bahaya.
c. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus
maupun hanya sewaktu-waktu.
Yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
adalah pimpinan atau pengurus tempat kerja/perusahaan dalam melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja adalah:30
a. Terhadap tenaga kerja yang baru bekerja, ia berkewajiban menunjukan dan
menjelaskan tentang :
1. Kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja.
2. Semua alat pengamanan dan perlindungan yang diharuskan.
3. Cara dan sikap dalam melakukan pekerjaannya.
4. memeriksa kesehatan baik pisik maupun mental tenaga kerja yang
bersangkutan
b. Terhadap tenaga kerja yang telah/sedang dipekerjakan, ia berkewajiban :
1. Melakukan pembinaan dalam hal pencegahan kecelakaan penanggulangan
kebakaran, pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan
peningkatan usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada umumnya.
2. memeriksakan kesehatan baik fisik maupun mental secara berkala.
30
Ibid, hlm 101.
46
3. menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan untuk tempat kerja yang bersangkutan bagi seluruh tenaga
kerja
4. memasang gambar dan Undang-undang Keselamatan Kerja serta bahan
pembinaan lainnya di tempat kerja sesuai dengan petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
5. melaporkan setiap peristiwa kecelakaan termasuk peledakan, kebakaran
dan penyakit akibat kerja yang terjadi di tempat kerja tersebut kepada
Kantor Depertemen Tenaga Kerja setempat.
6. membayar biaya pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja ke Kantor
Perbendaharaan Negara setempat setelah mendapat penetapan besarnya
biaya oleh Kantor Wilayah Departemen tenaga kerja setempat.
7. menaati semua persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja baik yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun yang diterapkan oleh
pegawai pengawas.
Mengenai kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar
tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal.
Tujuan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya baik fisik, mental maupun sosial.
b. Mencegah tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
lingkungan kerja.
47
c. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga
kerja.
d. Meningkatkan produktivitas kerja.
4. Perlindungan Upah
Pasal 88 (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 disebutkan bahwa setiap
buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang
Perlindungan Upah disebutkan bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai
imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah
atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan
menurut persetujuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh,
termasuk tunjangan, baik untuk buruh itu sendiri maupun keluarganya.
Pasal 88 Ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 disebutkan bahwa
kebijakan pengupahan meliputi:
a. Upah minimum.
b. Upah kerja lembur.
c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan.
d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar
pekerjaannya.
e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya.
f. Bentuk dan cara pembayaran upah.
g. Denda dan potongan upah.
48
h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah.
i. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional.
j. Upah untuk pembayaran pesangon.
k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
Pasal 93 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 disebutkan bahu upah tidak dibayar
apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan kecuali:
a. Pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.
b. Pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa
haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.
c. Pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah,
menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, istri melahirkan atau
keguguran kandungan, suami atau istri atau anak atau menantu atau orang
tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia.
d. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang
menjalankan kewajiban terhadap negara.
e. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan
ibadah yang diperintahkan agamanya.
f. Pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan, tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun
halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha.
g. Pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat.
h. pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh pekerja atas
persetujuan pengusaha.
49
i. pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit adalah:
a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus per seratus) dari upah.
b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari
upah.
c. untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh pe rseratus) dari upah
d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima per seratus) lari upah
sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.
5. Kesejahteraan Atau Jaminan Sosial
Kesejahteraan pekerja diatur dalam Pasal 99 sampai dengan Pasal 101 Undang-
undang Ketenagakerjaan. Pasal 99 ayat (1) disebutkan bahwa setiap pekerja/buruh
dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.Untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha
wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan ngan memperhatikan kebutuhan
pekerja/buruh dan ukuran kemampuan perusahaan (Pasal 100 Undang-Undang
No. 13 Tahun 2003) Di samping Itu, untuk meningkatkan kesejahteraan buruh
dibentuk koperasi pekerja/buruh dan usaha-usaha produktif diperusahaan (Pasal
101).
50
Undang-undang yang mengatur Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah Undang-
Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek jo. Peraturan Pemerintah No. 14
Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek.
Pekerja produktif Jaminan sosial tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang
No. 3 Tahun 1992 adalah merupakan hak setiap tenaga kerja yang sekaligus
merupakan kewajiban dari majikan. Pada hakikatnya program jaminan sosial
tonaga kerja dimaksudkan untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus
penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh
penghasilan yang hilang. Di samping itu, program jaminan sosial perusahaan
(Pasal 101). tenaga kerja mempunyai beberapa aspek antara lain sebagai berikut.
a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya.
b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telab menyumbangkan
tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja.
Dengan demikian, jaminan sosial tenaga kerja mendidik kemandirian pekerja
sehingga pekerjaan tidak harus meminta belas kasihan orang lain jika dalam
hubungan kerja terjadi risiko seperti kecelakaan kerja, sakit, hari tua, dan lainnya.
Ruang lingkup jaminan sosial bagi tenaga kerja meliputi sebagai berikut.
a. Jaminan Kecelakaan Kerja; Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang
terjadi dalam hubungan kerja termasuk sakit akibat hubungan kerja, demikian
pula terhadap kecelakaan kerja yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang kembali melalui jalan yang
51
biasa/wajar dilalui. Iuran jaminan kecelakaan kerja ini sepenuhnya ditanggung
oleh pengusaha yang besarnya antara 0,24-1,74% dari upah kerja sebulan.
Besarnya sangat tergantung dari tingkat risiko kecelakaan yang terjadi dari
suatu jenis usaha tertentu, semakin besar tingkat risiko, semakin besar iuran
yang harus dibayar dan sebaliknya, semakin kecil tingkat risiko semakin kecil
pula iuran yang harus dibayar.
b. Jaminan Kematian; Kematian yang mendapatkan santunan adalah tenaga kerja
yang meninggal dunia pada saat menjadi peserta Jamsostek. jaminan ini
merupakan suplemen terhadap jaminan hari tua yang keduanya merupakan
jaminan masa depan tenaga kerja. Jaminan ini dimaksudkan untuk turut
menanggulangi meringarikan beban keluarga rang ditinggalkan dengan cara
pemberian santunan biaya pemakaman. Besarnya jaminan kematian ini adalah
0,30% dari upah pekerja selama sebulan yang ditanggung sepenuhnya oleh
pengusaha.
Jaminan ini merupakan suplemen terhadap jaminan hari tua yang keduanya
merupakan jaminan masa depan tenaga kerja. Jaminan ini dimaksudkan untuk
turut menanggulangi meringarikan beban keluarga rang ditinggalkan dengan cara
pemberian santunan biaya pemakaman. Besarnya jaminan kematian ini adalah
0,30% dari upah pekerja selama ebulan yang ditanggung sepenuhnya oleh
pengusaha.
Dalam Pasal 22 Peraturan Pemerintah No. 83 Tahun 2000 tentang Derubahan atas
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
52
Pemerintah No. 79 Tahun 1998 menyatakan bahwa jaminan-jaminan kematian
dibayar sekaligus (lumpsum) kepada janda atau duda atau anak yang meliputi:
1) santunan berupa uang sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah);
2) biaya pemakaman sebesar Rp 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah).
Jika janda atau duda atau anak tidak ada maka jaminan kematian dibayarkan
sekaligus kepada keturunan sedarah yang ada dari tenaga kerja, menurut garis
lurus ke bawah dan garis lurus ke atas dihitung sampai dengan derajat kedua.
c. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya. Program pemeliharaan kesehatan ini merupakan upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Jaminan ini meliputi upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan
(rehabilitatif). Iuran jaminan pemeliharaan kesehatan ini ditanggung sepenuhnya
oleh pengusaha yang besarnya 6% dari upah tenaga kerja sebulan bagi tenaga
kerja yang sudah berkeluarga dan 3% sebulan bagi tenaga kerja yang belum
berkeluarga. Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada tenaga kerja atau
suami istri yang sah dan anak sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang. Jaminan ini
meliputi:
1) perawatan rawat jalan tingkat pertama;
2) rawat jalan tingkat lanjutan;
3) rawat nginap;
53
4) pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan;
5) penunjang diagnostic;
6) pelayanan khusus
7) pelayanan gawat darurat
Dalam penyelenggaraan paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar, badan
penyelenggara wajib:
1) memberikan kartu pemeliharaan kesehatan kepada setlap dasar, peserta;
2) memberikan keterangan yang perlu diketahui peserta mengenai paket
pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan.
d. Tabungan Hari Tua. Hari tua adalah umur pada saat produktivitas tenaga kerja
menurun, sehingga perlu diganti dengan tem kerja yang lebih muda. Termasuk
dalam penggantian ini adala jika tenaga kerja tersebut cacat tetap dan total (total
and permaneni disability). Pembayaran iuran jaminan hari tua menjadi tanggung
jawab bersama antara pekerja dan pengusaha yakni 3,70% ditanggung pengusaha
dan 2% ditanggung oleh pekerja (Pasal 9 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 14
Tahun 1993). Adanya peran serta tenaga kerja dalam pembayaran iuran jaminan
hari tua ini dimaksudkan semata-mata untuk mendidik tenaga kerja agar perlunya
perlindungan di hari tua. Untuk itu perlu menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk menghadapi hari tua tersebut.
54
Sementara diperjanjian kerja yang sudah dibuat oleh pihak rumah makan
ayam bakar wong solo terhadap calon karyawannya bagaimana mekanisme
tentang bagaimana apabila terjadi kecelakaan tidak dijelaskan apa jaminan yang
didapatkan apabila terjadi kecelakaan, atau hal hal yang tidak diinginkan lainnya,
tidak ada jaminan bahwa semua karyawan akan mendapatkan jaminan BPJS, jika
tidak mendapakan jaminan BPJS, juga tidak dijelaskan apa saja yang menjadi
kereteria bahwa karyawan tersebut pantas untuk didaftarkan kedalam program
BPJS, berikut adalah surat kesepakan kerja yang buat oleh pihak rumah makan
ayam bakar wong solo untuk calon karyawannya.
Lampiran 4.1
KESEPAKATAN HUBUNGAN KERJA
Yang bertanda tangan di bawah ini
I Nama :
Jabatan :
Bertindak untuk dan atas nama RM.WONG SOLO dan dengan jabatan Pimpinan
Cabang yang selanjutnya disebut sebagai pihak pertama
II Nama :
Alamat :
Bertindak untuk dan atas namanya sendiri yang selanjutnya disebut pihak kedua.
55
Kedua pihak dengan ini telah saling sepakat secara sadar untuk membuat suatu
kesepakatanhubungan kerja dengan syarat sesuai pasal – pasal di bawah ini.
Pasal .1
SUBYEK PERJANJIAN
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat bahwa Peraturan Perusahaan adalah
ketentuan yang dijadikan pedoman dalam perjanjian Hubungan Kerja ini.
Pasal 2
STATUS
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat bahwa hubungan kerja antara Pihak
Pertama dan Pihak Kedua adalah hubungan kerja untuk waktu tertentu.
1.Pihak Kedua sepakat bahwa ia menerima untuk ditempatkan oleh Pihak Pertama
pada:
Unit Kerja : Semua unit yang di perintahkan Pimpinan
Tugas / Job : Semua Tugas/ Job yang berlangsung di jam kerja
2. Pihak Pertama berhak menempatkan Pihak Kedua ke Cabang atau Unit Kerja
yang lain atau rotasi yang di sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
3. Pihak Kedua bersedia memenuhi segala peraturan dan kebijaksanaan yang
berlaku pada perusahaan di mana pihak Kedua dipekerjakan.
Pasal 3
MASA BERLAKU DAN PENGHASILAN
1. Surat Kesepakatan ini berlaku untuk waktu .............. bulan, yaitu mulai
tanggal ........ 2017 s/d .................. 2017
2. Masa berlaku surat kesepakatan ini dapat diperpanjang untuk waktu
tertentu berikut dengan syarat perusahaan atau pimpinan cabang ditempat.
3. Pihak Pertama akan memberikan upah per bulan kepada Pihak Kedua
berdasarkan ketentuan perusahaan.
4. Pembayaran upah atau imbalan dilaksanakan setiap tanggal 1 (satu) pada
bulan yang telah berjalan
56
Pasal 4
PEMOTONGAN PENGHASILAN
Pihak Kedua menyetujui pemotongan dari penghasilannya untuk kepentingan
sebagai berikut:
1. Ganti rugi harta milik perusahaan yang hilang atau rusak akibat kelalaian
Pihak Kedua dalam melaksanakan tugas.
2. 1. Angsuran atau hutang pribadinya atau yang menjadi tanggungannya
dalam lingkungan perusahaan.
3. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk pengurusan
administrasi Pihak Kedua sebagau Tenaga Kerja Asing (terlampir)
Pasal 5
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SEBELUM AKHIR MASA TUGAS
1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat bahwa dengan berakhirnya masa
Surat Kesepakatan ini sebagaimana Pasal 3 ayat 1, maka hubungan kerja
antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua menjadi berakhir.
2. Pihak Pertama dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak dan
mendesak tanpa memberikan uang pesangin apabila Pihak Kedua
melakukan salah satu perbuatan atau tindakan-tindakan seperti 11 ayat
bawah ini dan perusahaan atau pimpinan.
3. Tindaka-tindakan yang akan berakibat diputusnya kontrak kerja sepihak
dan dengan konsekuensi sesuai pasal 7 adalah :
1. Menyalahgunakan peralatan atau barang, uang, dokumen, atau surat
berharga milik perusahaan dan atau membawanya keluar dari
lingkungan perusahaan tanpa meminta izin dari Pimpinan Perusahaan
atau yang berwenang.
2. Menolak perintah dari atasan atau pejabat yang berwenang atau
melakukan sesuatu usaha untuk memperlambat maupun menghambat
kelancara perusahaan.
3. Membocorkan atau memanfaatkan rahasia perusahaan untuk
kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.
4. Memberikan ketenangan yang tidak benar tentang dirinya atau
mengenai kesanggupan keerjanya maupun tentang pekerjaan yang
menjadi kewajibannya.
5. Langsung atau tidak langsung bekerja untuk perusahaan lain yang
sejenis atau menjalankan usahanya sendiri yang sejenis dengan
kegiatan perusahaan.
6. Menganiaya, menghina, melakukan perkelahian atau mengancam
sesama karyawan atau pimpinan perusahaan maupun keluarganya.
57
7. Minum-minuman keras sehingga mabuk ditempat kerja, membawa,
menyimpan dan atau menyalahgunakan bahan narkotika serta
melakukan segala perjudian di dalam lingkungan perusahaan.
8. Menempelkan atau mengedarkan poster, tulisan yang tidak ada
hubungannya dengan kelancaran pekerjaan tanpa seizin dari pimpinan
perusahaan.
9. Mencuri, menipu, menggelapkan harta dan segala sesuatu yang
menyangkut barang milik perusahaan atau terlibat dengan cara
apapundalam tindakan tersebut.
10. Membawa senjata api atau senjata tajam ke dalam lingkungan
perusahaan.
11. Melakukan tindakan yang melanggar undang-undang yang berlaku
atau melakukan kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh pemerintah atau
aparat yang berwajib maupun melanggar kesusilaan yang dapat
mencemarkan nama baik perusahaan.
Pasal 6
AKHIR HUBUNGAN KERJA
Perjanjian kontrak kerja ini berakhir apabila :
1. Jangka waktu tersebut dalam pasal 3 ayat 1 Surat Kesepakatan ini
2. Pihak Kedua telah melakukan salah satu dari perbuatan-perbuatan atau
tindakan-tindakan seperti dalam pasal 5 dalam surat ini dan akan
dilakukan tindakan sesuai pasal 7.
3. Selama masa hubungan kerja seperti dalam pasal 3 ayat 1 dan 2, Pihak
Kedua tidak dibenarkan mengundurkan diri apabila tidak menemui
kesepakatan dengan Pihak Pertama.
4. Apabila Pihak Kedua karena sesuatu hal mengundurkan diri, sekurang-
kurangnya 1 (satu) bulan sebelumnya diwajibkan memberitahukan kepada
Pihak Pertama dan Pihak Kedua diwajibkan mengembalikan semua biaya
yang pernah dikeluarkan Pihak Pertama.
Pasal 7
LAIN-LAIN
Karyawan wajib memenuhi semua tata tertib yang ditetapkan perusahaan dan
pimpinan cabang. Perselisihan yang mungkin timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat
bersyarat dari pihak pertama antar kedua belah pihak namun apabila menyangkut
tindak kriminal seperti mengancam keselamatan, mencuri atau menggelapkan
segala sesuatu yang menyangkut barang atau harta perusahaan (WONGSOLO)
58
maka pihak pertama berhak mengadukan dan menuntut pelaku atau pihak kedua
yang bersangkutan dengan tindakan kriminal kepada aparat keamanan.
Pasal 8
PENUTUP
Surat Perjanjian Hubungan Kerja ini dibuat bermaterai, dibuat rangkap dua dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Ditetapkan di : JAMBI
Tanggal : ..............................
Pihak Pertama Pihak Kedua
(pimpinan cabang wong solo jambi) (calon karyawan)
B. Faktor Penghambat Pemenuhan Kewajiban Terhadap Tenaga Kerja
Yang Mengalami Kecelakaan Kerja Yang Belum Terdaftar Dalam BPJS
Oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi
1. Faktor Penghambat Pemenuhan Kewajiban dalam Pendaftaran
Program BPJS oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi
Untuk melindungi keselamatan tenaga kerja guna mewujudkan produktifitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.31
Dalam lapangan perburuhan, kebijakan-kebijakan yang dijalankan
oleh pemerintah sesuai dengan kebijakan ketenagakerjaan adalah untuk
31
Lalu Husni, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Ed.Revisi, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hlm 133
59
meningkatkan kesejahteraan para pekerja/buruh dengan berbagai upaya
diantaranya perbaikan upah, jaminan sosial, perbaikan kondisi kerja, dalam hal ini
untuk meningkatkan kedudukan harkat dan martabat tenaga kerja.
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab
dan kewajiban Negara dalam memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada
masyarakat demi terciptanya kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain diamanatkan dalam pancasila,
mengenai kewajiban Negara menyelenggarakan program jaminan sosial juga
tersurat dalam Pasal 28 H dan Pasal 34 UUD 1945 yang menyatakan Negara
wajib memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial terhadap
seluruh rakyat Indonesia. Jaminan sosial merupakan bentuk pelayanan pemerintah
kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan negara demi memberikan
keringanan bagi masyarakat dari segi ekonomi serta tepat guna melalui badan atau
organisasi. Sejalan dengan hal ini, maka pemerintah memandang perlu adanya alat
yang berbentuk organisasi atau badan khusus yang menangani jaminan sosial.
Pembentukan UU BPJS untuk melaksanakan program Jaminan Sosial di
seluruh Indonesia. Dengan Undang-Undang ini dibentuk BPJS Ketenagakerjaan
yang menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Pasal 15 Ayat (1) UU BPJS,
menyebutkan “Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan
pekerjanya sebagai peserta kepada badan penyelenggara jaminan sosial sesuai
dengan program jaminan sosial yang diikuti”. Kemudian ketentuan Pasal 12 ayat
(3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP-
60
100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu yaitu “Daftar pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
setempat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak memperjakan
pekerja/buruh” dalam hal ini adalah ketentuan mengenai perjanjian kerja harian
atau lepas.
Meski telah dikeluarkan ketentuan mengenai kewajiban pemberi kerja
mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta jaminan sosial, masih ada hambatan
yang dihadapi oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi dalam
mendaftarkan pekerjanya, yang pada saat itu terjadi kecelakaan pada Saudara
Daus seorang pekerja dibagian produksi (bagian penggorengan) yang
mengakibatkan luka dibagian tangan karena terkena minyak panas Saudara Daus
belum terdaftar dalam program BPJS.
Salah satu pekerja yang bernama saudari Rahmi yang bekerja di bagian
produksi (dapur) ia juga tidak terdaftar dalam program jaminan sosial yang
diberikan hotel baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan bahkan ia
tidak mengetahui mengenai adanya jaminan sosial tersebut. Menurutnya, ia belum
didaftarkan karena masa kerjanya belum ada setahun. Namun, ia diberikan
pelatihan teknis oleh kepala produksi saat menyesuaikan lingkungan kerja, selain
itu di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi juga menyediakan kotak P3K
apabila terjadi kecelakaan kerja. Apabila terjadi kecelakaan kerja yang
mengakibatkan ia tidak dapat bekerja maka perusahaan memberi kebijakan
dengan tidak memotong gaji pada hari itu (wawancara tanggal 20 oktober 2020).
61
Berdasarkan keterangan tersebut pihak Rumah Makan Ayam Bakar Wong
Solo Jambi belum mengoptimalkan perlindungan hukum dalam hal jaminan sosial
bagi pekerja sejak tahun 2017 hingga saat ini terhadap pekerja, dikarenakan masih
ada pekerja yang belum terdaftar dalam program BPJS tersebut dengan masalah
yang sama yaitu karena pekerja itu baru bekerja, dan pihak perusahaan wong solo
juga membatasi beberapa karyawan saja yang terdaftar dalam program BPJS itu di
karenakan perusahaan tersebut belum bisa menanggung semua pembayaran BPJS
karyawannya.
Adapaun faktor-faktor penghambat pemenuhan kewajiban pihak wong solo
terhadap tenaga kerja dalam pendaftaran program BPJS sejak tahun 2017 sampai
saat ini antara lain:
1. Faktor pihak perusahaan belum mampu menanggung semua biaya BPJS
para karyawannya, jadi yang terdaftar dalam program BPJS tersebut hanya
orang yang sudah lama bekerja di wong solo.
2. Faktor pekerja yang baru beberapa bulan bekerja.
3. Faktor kurangnya pengetahuan pekerja mengenai BPJS.
2. Upaya Menangani Hambatan Pemenuhan Kewajiban Dalam
Pendaftaran Program BPJS Oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong
Solo Jambi
Dalam melaksanakan perlindungan terhadap tenaga kerja harus diusahakan
adanya perlindungan dan perawatan yang layak bagi semua tenaga kerja dalam
melakukan pekerjaannya sehari-hari, terutama dalam bidang keselamatan kerja
62
serta menyangkut norma-norma perlindungan tenaga kerja.32
Tujuan perlindungan
tenagakerja adalah untuk menjamin berlangsungnya sistem hubungan kerja secara
harmonis tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang kuat kepada pihak yang
lemah, pengusaha wajib melaksanakan ketentuan perlindungan tenaga kerja sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.33
Dalam PP Nomor 44 Tahun 2015 ditegaskan, setiap Pemberi Kerja selain
penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta
dalam program JKK dan JKM kepada BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. “Setiap orang yang bekerja wajib
mendaftarkan dirinya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,”
ketentuan Pasal 4 ayat (2) PP tersebut.
Dalam PP Nomor 44 Tahun 2015 ini, peserta program JKK dan JKM terdiri dari:
1) Peserta penerima Upah yang bekerja pada Pemberi Kerja selain penyelenggara
Negara, meliputi:
a. Pekerja pada perusahaan.
b. Pekerja pada orang perseorangan.
c. Orang asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
2) Peserta bukan penerima upah, meliputi:
a. Pemberi Kerja.
b. Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri.
c. Pekerja yang tidak termasuk huruf b yang bukan menerima upah.
32
Wiwiho Soedjono, 2000, Hukum Perjanjian Kerja, Bina Aksara, Jakarta, hlm. 42. 33
Abdul Khakim, 2007, Pengangar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, hlm. 103.
63
Bagi peserta yang pindah tempat kerja, menurut Ketentuan Pasal 8 PP Nomor 44
Tahun 2015 ini, wajib memberitahukan kepesertaannya kepada Pemberi Kerja
tempat kerja baru dengan menunjukkan Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan
yang dimilikinya. Selanjutnya, Pemberi Kerja tempat kerja baru wajib
meneruskan kepesertaan Pekerja dengan melaporkan Kartu Peserta BPJS
Ketenagakerjaan dan membayar iuran kepada BPJS Ketenagakerjaan sejak
Pekerja bekerja pada Pemberi Kerja tempat kerja baru.
Ketentuan Pasal 8 Ayat (3) bunyi Pasal 8 Ayat (3) “Dalam hal Pemberi Kerja
belum melaporkan dan membayar Iuran maka bila terjadi risiko terhadap
Pekerjanya, Pemberi Kerja wajib memberikan hak-hak Pekerja sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini”. Dalam hal Pemberi Kerja nyata-nyata
lain tidak mendaftarkan Pekerjanya, menurut PP Nomor 44 Tahun 2015 ini,
Pekerja berhak mendaftarkan dirinya sendiri dalam program jaminan sosial
kepada BPJS Ketengakerjaan sesuai program yang diwajibkan dalam penahapan
kepesertaan.
Sebagaimana ketentuan diatas maka sudah ada tahapan-tahapan bagi setiap
pemberi kerja dan pekerja mendaftarkan diri dalam program BPJS. Pemberi Kerja
maupun pekerja wajib mendaftarkan dirinya dalam program BPJS yang
diselenggarakan Pemerintah. Selain mendapatkan manfaat proteksi sosial bagi
Pemberi Kerja dan Pekerja, mendaftarkan diri kedalam BPJS merupakan tugas
sebagai warga Negara. Adapun upaya dalam menghadapi hambatan pendaftaran
pekerja dalam program BPJS yaitu:
64
1. Jika perusahaan belum mampu menanggung biaya dan belum mampu
mendaftarkan karyawannya di program BPJS, upanya yang dilakukan adalah
menjamin apabila terjadi kecelakaan dalam bekerja maka perusahaan bertanggung
jawab penuh atas itu
2. Adanya perjanjian, yaitu ketentuan mengenai pekerja yang baru beberapa bulan
bekerja tersebut Perjanjian dibuat dengan jelas mengenai hak dan kewajiban
masing-masing pihak, dalam perjanjian tersebut tentunya juga mengutamakan
bentuk perlindungan bagi tenaga kerja baru.
3. Memberikan sosialisasi kepada seluruh pekerja mengenai resiko kecelakaan
kerja dan kewajiban mendaftar pada program BPJS meskipun baru bekerja selama
beberapa bulan.
4. Memberikan sosialisasi bagi pekerja yang baru bekerja pada perusahaan tentang
bentuk jaminan sosial yang diselenggarakan Pemerintah yaitu BPJS.
Adapun upaya yang diberikan wong solo sampai saat ini bagi tenaga kerja yang
tidak terdaftar dalam program BPJS yaitu dengan adanya penyesuaian lingkungan
kerja terlebih dahulu, kemudian memberikan kebijakan kepada pekerja yang
belum terdaftar BPJS apabila sakit saat jam kerja maka pihak wong solo tidak
akan memotong gaji pekerja tersebut. Upaya lain yaitu apabila pekerja mengalami
kecelakaan kerja yang tidak terdaftar dalam program BPJS bisa meng-Klaim
biaya perobatan, dan biasanya pihak wong solo akan mempertimbangkan biaya
perobatan tersebut akan diberikan 80% atau hanya diberikan setengah dari biaya
klaim tersebut.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian bab-bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Bentuk perlindungan yang diberikan terhadap tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan kerja yang tidak terdaftar dalam program BPJS
oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi adalah dengan
upaya perlindungan represif yaitu memberikan santunan yang besaran
nominalnya akan dilihat dari berapa banayk biaya pengobatan yang
dikeluarkan, lalu pihak Wong Solo akan mempertimbangkan apakah
biaya akan ditanggung sepenuhnya atau 80 % saja setengah dari biaya
pengobatan tersebut.
2. Adapun faktor-faktor penghambat pemenuhan kewajiban yang dialami
pihak Wong Solo , Faktor pihak perusahaan belum mampu
menanggung semua biaya BPJS para karyawannya, jadi yang terdaftar
dalam program BPJS tersebut hanya orang yang sudah lama bekerja di
wong solo. Kedua Faktor pekerja yang baru beberapa bulan bekerja,
dan yang ketiga Faktor kurangnya pengetahuan pekerja mengenai
BPJS.
65
66
B. Saran
1. Untuk menanggulangi resiko seperti kecelakaan kerja, pihak Wong Solo
seharusnya lebih mengoptimalkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja
terhadap pekerjanya, dan sebaiknya pihak hotel langsung mendaftarkan
pekerjanya pada hari pertama ia bekerja kedalam program BPJS. Sebaiknya
Pemerintah juga lebih memperhatikan atau lebih tegas memberi sanksi terhadap
pemberi kerja atau pengusaha agar memenuhi ketentuan yang berlaku.
2. Sebaiknya pihak Wong Solo atau pemberi kerja memberikan sosialisasi
pentingnya keselamatan kerja serta sosialiasi mengenai adanya program jaminan
sosial Pemerintah yaitu BPJS. Selain itu pekerja yang baru bekerja beberapa bulan
harus diberikan sosialisasi bahwa kartu pendaftaran jaminan sosial BPJS tetap
dapat digunakan meskipun bekerja ditempat yang baru.
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala,
berkat rahmat, hidayah dan Inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki. Kemudian dari pada itu,
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu
pembimbing atas jerih payah dalam memberikan bimbingan kepada penulis
sehingga terwujud skripsi ini. Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi, bahasa dan susunannya. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, diharapkan kepada para
67
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan
membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan penulis akan menerima dengan
baik. Mudah - mudahan Allah Subhanahu Wa Ta‟ala memberikan balasan yang
setimpal kepada semua pihak yang turut membantu sehingga dapat
diselesaikannya skripsi ini, Aamiin ya Robbal‟alamin.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Khakim, 2007, Pengangar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Agusmidah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia: “Dinamika dan kajian
teori”Ghalia, Indonesia Bogor,2010.
Amiruddin dan Zainal Asikin.Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004).
Anwar Prabu Mangkunegara,”Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan”.
PT.Remaja Rosdakarya Offset,Bandung, 2000.
Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Penerbit Sinar
Grafika, Bakti, Bandung.
Bambang Sunggono, 2006, Metode Penelitian Hukum,
Rajawali Pers, Jakarta.
Iman Soepomo, "Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja (Perlindungan
Buruh)" jakarta: Pradnya Pararmita, 1986.
Indriana nodwita sari universitas udayana bali tahun 2017 dalam skripsi yang
berjudul “perlindungan hukum bagi tenaga kerjayang mengalami kecelakaan kerja
yang tidak terdaftar dalam program BPJS(studi kasus pada hotel mercure resort
sanuri).”
Lalu Husni, “Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia”,(Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2003).
Lalu Husni, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Ed-Revisi, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
68
69
Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung : Remaja
Rusdakarya, 1993.
Raden paolo universitas indonesia jakarta tahun 2009 Dalam skripsi yang berjudul
perlindungan hukum terhadap hak hak pekerja akibat pemutusan hubungan
kerja.
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000.
Sugiono, Metode Penelitian kombinasi (Mixid Methods), Bandung :
ALFABETA, 2012.
Tim Visi Yustisia, 2014, Memperoleh Jaminan Sosial Dari BPJS, cet.1,
Transmedia Pustaka, Jakarta.
Wiwiho Soedjono, 2000, Hukum Perjanjian Kerja, Bina Aksara, Jakarta.
Yudiono 0S, 2013, “Metode Penelitian” digilib.unila.ac.id.
Yuliana universitas mataram tahun 2018 Dalam skripsi yang berjudul
perlindungan hukum bagi pekerja/buruh harian lepas terhadap kecelakaan kerja
dalam pengangkutan barang milik perusahaan (hotel vila ombak).
Zaeni Asyhadie, Aspek-aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Cet.1,
PT.Rajawali, Jakarta, 2008.
Zainal Asikin, dkk, 2002, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Cet 4, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Lain- lain :
http://www.balitbangham.go.id/detail4.php?ses=&id=39
70
Lampiran
Wawancara Dengan Manager Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Jambi
Wawancara Dengan Manager Serta Bendahara Rumah Makan Ayam Bakar Wong
Solo Jambi
71
Lampiran 4.1
KESEPAKATAN HUBUNGAN KERJA
Yang bertanda tangan di bawah ini
I Nama :
Jabatan :
Bertindak untuk dan atas nama RM.WONG SOLO dan dengan jabatan Pimpinan
Cabang yang selanjutnya disebut sebagai pihak pertama
II Nama :
Alamat :
Bertindak untuk dan atas namanya sendiri yang selanjutnya disebut pihak kedua.
Kedua pihak dengan ini telah saling sepakat secara sadar untuk membuat suatu
kesepakatanhubungan kerja dengan syarat sesuai pasal – pasal di bawah ini.
Pasal .1
SUBYEK PERJANJIAN
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat bahwa Peraturan Perusahaan adalah
ketentuan yang dijadikan pedoman dalam perjanjian Hubungan Kerja ini.
Pasal 2
STATUS
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat bahwa hubungan kerja antara Pihak
Pertama dan Pihak Kedua adalah hubungan kerja untuk waktu tertentu.
1.Pihak Kedua sepakat bahwa ia menerima untuk ditempatkan oleh Pihak Pertama
pada:
Unit Kerja : Semua unit yang di perintahkan Pimpinan
Tugas / Job : Semua Tugas/ Job yang berlangsung di jam kerja
72
2. Pihak Pertama berhak menempatkan Pihak Kedua ke Cabang atau Unit Kerja
yang lain atau rotasi yang di sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
3. Pihak Kedua bersedia memenuhi segala peraturan dan kebijaksanaan yang
berlaku pada perusahaan di mana pihak Kedua dipekerjakan.
Pasal 3
MASA BERLAKU DAN PENGHASILAN
1. Surat Kesepakatan ini berlaku untuk waktu .............. bulan, yaitu mulai
tanggal ........ 2017 s/d .................. 2017
2. Masa berlaku surat kesepakatan ini dapat diperpanjang untuk waktu
tertentu berikut dengan syarat perusahaan atau pimpinan cabang ditempat.
3. Pihak Pertama akan memberikan upah per bulan kepada Pihak Kedua
berdasarkan ketentuan perusahaan.
4. Pembayaran upah atau imbalan dilaksanakan setiap tanggal 1 (satu) pada
bulan yang telah berjalan
Pasal 4
PEMOTONGAN PENGHASILAN
Pihak Kedua menyetujui pemotongan dari penghasilannya untuk kepentingan
sebagai berikut:
1. Ganti rugi harta milik perusahaan yang hilang atau rusak akibat kelalaian
Pihak Kedua dalam melaksanakan tugas.
2. Angsuran atau hutang pribadinya atau yang menjadi tanggungannya dalam
lingkungan perusahaan.
3. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk pengurusan
administrasi Pihak Kedua sebagau Tenaga Kerja Asing (terlampir)
Pasal 5
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SEBELUM AKHIR MASA
TUGAS
1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat bahwa dengan berakhirnya masa
Surat Kesepakatan ini sebagaimana Pasal 3 ayat 1, maka hubungan kerja
antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua menjadi berakhir.
2. Pihak Pertama dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak dan
mendesak tanpa memberikan uang pesangin apabila Pihak Kedua
melakukan salah satu perbuatan atau tindakan-tindakan seperti 11 ayat
bawah ini dan perusahaan atau pimpinan.
73
3. Tindaka-tindakan yang akan berakibat diputusnya kontrak kerja sepihak
dan dengan konsekuensi sesuai pasal 7 adalah :
1. Menyalahgunakan peralatan atau barang, uang, dokumen, atau surat
berharga milik perusahaan dan atau membawanya keluar dari
lingkungan perusahaan tanpa meminta izin dari Pimpinan Perusahaan
atau yang berwenang.
2. Menolak perintah dari atasan atau pejabat yang berwenang atau
melakukan sesuatu usaha untuk memperlambat maupun menghambat
kelancara perusahaan.
3. Membocorkan atau memanfaatkan rahasia perusahaan untuk
kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.
4. Memberikan ketenangan yang tidak benar tentang dirinya atau
mengenai kesanggupan keerjanya maupun tentang pekerjaan yang
menjadi kewajibannya.
5. Langsung atau tidak langsung bekerja untuk perusahaan lain yang
sejenis atau menjalankan usahanya sendiri yang sejenis dengan
kegiatan perusahaan.
6. Menganiaya, menghina, melakukan perkelahian atau mengancam
sesama karyawan atau pimpinan perusahaan maupun keluarganya.
7. Minum-minuman keras sehingga mabuk ditempat kerja, membawa,
menyimpan dan atau menyalahgunakan bahan narkotika serta
melakukan segala perjudian di dalam lingkungan perusahaan.
8. Menempelkan atau mengedarkan poster, tulisan yang tidak ada
hubungannya dengan kelancaran pekerjaan tanpa seizin dari pimpinan
perusahaan.
9. Mencuri, menipu, menggelapkan harta dan segala sesuatu yang
menyangkut barang milik perusahaan atau terlibat dengan cara
apapundalam tindakan tersebut.
10. Membawa senjata api atau senjata tajam ke dalam lingkungan
perusahaan.
11. Melakukan tindakan yang melanggar undang-undang yang berlaku
atau melakukan kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh pemerintah atau
aparat yang berwajib maupun melanggar kesusilaan yang dapat
mencemarkan nama baik perusahaan.
Pasal 6
74
AKHIR HUBUNGAN KERJA
Perjanjian kontrak kerja ini berakhir apabila :
1. Jangka waktu tersebut dalam pasal 3 ayat 1 Surat Kesepakatan ini
2. Pihak Kedua telah melakukan salah satu dari perbuatan-perbuatan atau
tindakan-tindakan seperti dalam pasal 5 dalam surat ini dan akan
dilakukan tindakan sesuai pasal 7.
3. Selama masa hubungan kerja seperti dalam pasal 3 ayat 1 dan 2, Pihak
Kedua tidak dibenarkan mengundurkan diri apabila tidak menemui
kesepakatan dengan Pihak Pertama.
4. Apabila Pihak Kedua karena sesuatu hal mengundurkan diri, sekurang-
kurangnya 1 (satu) bulan sebelumnya diwajibkan memberitahukan kepada
Pihak Pertama dan Pihak Kedua diwajibkan mengembalikan semua biaya
yang pernah dikeluarkan Pihak Pertama.
Pasal 7
LAIN-LAIN
Karyawan wajib memenuhi semua tata tertib yang ditetapkan perusahaan dan
pimpinan cabang. Perselisihan yang mungkin timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat
bersyarat dari pihak pertama antar kedua belah pihak namun apabila menyangkut
tindak kriminal seperti mengancam keselamatan, mencuri atau menggelapkan
segala sesuatu yang menyangkut barang atau harta perusahaan (WONGSOLO)
maka pihak pertama berhak mengadukan dan menuntut pelaku atau pihak kedua
yang bersangkutan dengan tindakan kriminal kepada aparat keamanan.
Pasal 8
PENUTUP
Surat Perjanjian Hubungan Kerja ini dibuat bermaterai, dibuat rangkap dua dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Ditetapkan di : JAMBI
Tanggal : ..............................
Pihak Pertama Pihak Kedua
(pimpinan cabang wong solo jambi) (calon karyawan)
75
Tabel 3.1
Tabel 3.3
NO. MENU PAKET HARGA
SPESIAL MENU PAKET
1 PAKET AYAM BAKAR Rp 24.500
2 PAKET AYAM PENYET Rp 24.500
3 PAKET AYAM GORENG Rp 24.500
4 PAKET NASI UDUK Rp 25.500
5
PAKET BEBEK
GORENG/BAKAR Rp 30.000
6 PAKET PECEL LELE Rp 24.500
7
PAKET NILA
BAKAR/GORENG Rp 27.000
8 AYAM BAKAR Rp 17.000
9 AYAM GORENG Rp 17.000
10 AYAM PENYET Rp 17.000
11 LELE GORENG/BAKAR Rp 17.000
12 NILA GORENG/BAKAR Rp 19.000
13 BEBEK GORENG/BAKAR Rp 23.500
Pimpinan Cabang Wong Solo Jambi
Haeruddin
Bumbu
Siti Masitoh
Penggorengan
1. Daus
2. Indra
3. Rahmad
Karyawan
Asisten Bendahara
Novita
Belanja
Yusman
Kapten Area
Rico A Wijaya
Kepala produksi
Ade Novriadi
Bendahara
Leli Latifah
Minuman
1. Heri
2. Rahmi
Tongseng
1. Yati
2. Husna
3. Ria
4. Yulia
Kasir / cs
1. Esi
2. Frida
3. Eka
4. Ningsih
5. Ena
76
ANEKA LAUK DAN SAYUR
1 OSENG TERI LOMBOK IJO Rp 17.000
2 AYAM KECAP Rp 20.000
3 SUP AYAM Rp 20.000
4 NASI GORENG Rp 16.000
5 CUMI GORENG TEPUNG Rp 26.000
6 UDANG GORENG TEPUNG Rp 26.000
7 BALADO UDANG Rp 26.000
8 BALADO CUMI Rp 26.000
9 MIE GORENG Rp 16.000
10 OSENG TEMPE LOMBOK IJO Rp 14.000
11 KENTANG GORENG Rp 16.000
12 SAYUR ASEM Rp 14.000
13 CAPCAY Rp 18.000
14 BALADO PETE Rp 20.000
15 CAH KANGKUNG Rp 13.000
16 CAH TAUGE Rp 14.000
17 BALADO TERONG Rp 13.000
18 TUMIS GENJER Rp 14.000
19 TAHU/TEMPE GORENG Rp 13.000
20 TAHU/TEMPE PENYET Rp 14.000
21 NASI PUTIH Rp 7.000
22 NASI UDUK Rp 8.000
23
SAMBAL
PENYET/BAKAR/GORENG Rp 2.000
MINUMAN
1
MILKSHAKE
STRAWBERRRY Rp 20.000
2 MILKSHAKE ORANGE Rp 20.000
3 MILKSHAKE MELON Rp 20.000
4 JERUK PANAS/ES Rp 13.000
5 LEMON SIRUP Rp 12.000
6 ES TEH MANIS Rp 5.000
7 TEH TAWAR PANAS Rp 2.500
8 TEH MANIS PANAS Rp 4.000
9 LEMON TEA PANAS/ES Rp 11.000
10 AIR MINERAL Rp 5.000
11 TEH BOTOL KACA Rp 5.000
12 FRUIT TEA 500ML Rp 8.000
13 TEH BOTOL 500ML Rp 8.000
14 ES SIRUP Rp 8.000
15 CAPPUCINO PANAS/ES Rp 12.000
16 SODA GEMBIRA Rp 20.000
17 TEH TARIK PANAS/ES Rp 14.000
18 TEH SUSU PANAS/ES Rp 12.000
77
19 ES KELAPA MUDA Rp 13.000
20 ES BUAH Rp 20.000
21 ES CAMPUR Rp 20.000
22 JUICE SEMANGKA Rp 14.000
23 JUICE TOMAT Rp 13.000
24 JUICE ALPUKAT Rp 16.000
25 JUICE WORTEL Rp 14.000
26 JUICE MELON Rp 14.000
27 JUICE TIMUN Rp 13.000
28 JUICE JAMBU Rp 14.000
29 JUICE MANGGA Rp 14.000
30 SUSU COKLAT PANAS/ES Rp 12.000
31 SUSU PUTIH PANAS/ES Rp 12.000
32
ES KELAPA MUDA
COCOPANDAN Rp 14.000
33 KOPI HITAM Rp 10.000
Tabel 3.2
Feb-21
NO NAMA
KARYAWAN JABATAN
TANGGAL TANGGAL TANGGAL MASA KERJA
MASUK
LEPAS
TRAINING MENJABAT 2/28/2021
DALAM
BULAN
1 HAIRUDDIN PIMPINAN CABANG
15-Apr-20 15-Apr-20 0thn;10bln,13hari 10
2
RICO A
WIJAYA STAFF AREA 15-Apr-20 15-Apr-20
0thn;10bln,13hari 10
3 LELY LATIFAH BENDAHARA
28-Dec-15 28-Mar-16 16-Jul-20 4thn;11bln,0hari 59
4 NOVI
ASISTEN
BENDAHARA 5-Jul-17 5-Sep-17 16-Nov-20
3thn;5bln,23hari 41
5 ADE NOVRIYADI KAPROD
1-Dec-06 1-Mar-07 1-Feb-18 13thn;11bln,27hari 167
6 YUSMAN BELANJA 1-Oct-16 1-Oct-16 1-Apr-20 4thn;4bln,27hari 52
7 ELFRIDA KASIR 1-Nov-07 1-Feb-08 13thn;0bln,27hari 156
8 ESI KASIR 18-Dec-11 18-Mar-12 8thn;11bln,10hari 107
9 RIA(Siti Komariah)
TONGSENG, BUMBU
16-Apr-13 16-Jul-13 7thn;7bln,12hari 91
10
HUSNA
NINGSIH
TONGSENG,
BUMBU 7-Apr-14 7-May-14
6thn;9bln,21hari 81
11 HERY AFRIANTO MINUMAN
10-May-15 10-Aug-15 5thn;6bln,18hari 66
12 EKA KASIR 6-Aug-15 6-Nov-15 5thn;3bln,22hari 63
13 SUMARYATI TONGSENG 27-Oct-15 27-Jan-16 5thn;1bln,1hari 61
14 ELENA KASIR 1-Feb-16 1-Apr-16 4thn;10bln,27hari 58
15 YULIA TONGSENG 1-Mar-16 1-May-16 4thn;9bln,27hari 57
16 INDRA BLONK 8-Aug-16 8-Oct-16 4thn;4bln,20hari 52
17 SITI BUMBU 1-Nov-16 1-Nov-16 4thn;3bln,27hari 51
18 DAUS BLONK 1-Aug-17 1-Oct-17 3thn;4bln,27hari 40
19 NINGSIH CS 7-Nov-17 7-Jan-18 3thn;1bln,21hari 37
20 RAHMI TONGSENG 1-Jan-20 1-Mar-20 0thn;11bln,27hari 11
78
Gambar 3.1
79
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Novita Sari, SH
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Nomor Telepon: +6282276921798 Email: [email protected]
INFORMASI PRIBADI
Tempat Tanggal Lahir : Paluh Merbau 09 – Mei - 2000
Alamat : Jln Letkol Saman Idris Rt. 001
Kelurahan Sungai putri
Kecamatan Danau Sipin
Provinsi Jambi
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Single
Jurusan/Fakultas : Hukum Ekonomi Syariah/Syariah
NIM : 104170315
PENDIDIKAN
• Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
• SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM
• MTS NEGERI 1 MODEL MEDAN
• MIS ALMUKLISHIN