PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM...

76
i PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (STUDI PUTUSAN NOMOR 624 K/AG/2017) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: AHMAD DZAKY ROYHAN 11140460000098 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM...

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

i

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS

DALAM PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

(STUDI PUTUSAN NOMOR 624 K/AG/2017)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

AHMAD DZAKY ROYHAN

11140460000098

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

F AK U LT A S S Y A RI AH D AN HU K UM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani
Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani
Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani
Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

v

ABSTRAK

Ahmad Dzaky Royhan. NIM 11140460000098. PERLINDUNGAN

HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

(STUDI PUTUSAN NOMOR 624/ K/AG/2017). Program Studi Hukum Ekonomi

Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2018 M./1440 H.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah ahli waris dari Almarhum

Ongku Sutan Harahap, nasabah yang ikut serta dalam Pembiayaan Musyarakah di

Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan memiliki kewajiban untuk

membayar tunggakan yang terhenti karena meninggalnya Almarhum Ongku Sutan

Harahap. Dalam gugatannya, ahli waris menyatakan bahwa, bersamaan dengan

pembuatan Akad Pembiayaan Musyarakah, Almarhum Ongku Sutan Harahap telah

membayar biaya asuransi jiwa kepada Bank Sumut Syariah Cabang Padang

Sidempuan. Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha

Perasuransian, Almarhum telah dibebaskan dari tunggakan karena telah membayar

biaya asuransi jiwa. Namun, Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan

berkali-kali mengirimkan Surat Peringatan kepada ahli waris supaya segera

melunasi tunggakan pembayaran yang belum diselesaikan oleh Almarhum Ongku

Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani oleh

Almarhum Ongku Sutan Harahap yang pada pokoknya menyatakan “… apabila

dikemudian hari pada saat asuransi jiwa saya belum terbit polisnya, terjadi sesuatu

pada diri saya dan mengancam jiwa saya, ahli waris saya tidak akan menuntut

pihak bank dan seluruh pembiayaan saya tetap akan menjadi tanggung jawab ahli

waris saya sehingga selesai.”

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Hukum Normatif dan

Kepustakaan dengan melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-

undangan, buku-buku, dan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi

ini.

Hasil penelitian ini mewajibkan ahli waris dan Bank Sumut Syariah Cabang

Padang Sidempuan untuk membayar kerugian tersebut secara proporsional menurut

pembagian saham, hal tersebut berdasarkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional

Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah yang menyatakan

bahwa “Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut

saham masing-masing dalam modal”.

Kata Kunci : Pembiayaan Musyarakah, Asuransi Jiwa, Putusan Mahkamah Agung

Nomor 624/K/Ag/2017

Pembimbing : Mohamad Mujibur Rohman, M.A.

Daftar Pustaka : 1989 s.d. 2019

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena

berkat rahmat-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang

diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan

oleh-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa suatu

halangan yang berarti.

Shalawat serta salam selalu penulis sanjungkan kepada Rasulullah

Muhammad Saw. beserta segenap keluarga, para sahabat, dan pengikutnya, syafa’at

beliau sangat penulis harapkan di hari pembalasan nanti.

Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

“Perlindungan Hukum Bagi Ahli Waris Dalam Pembiayaan Musyarakah (Studi

Putusan Nomor 624 K/Ag/2017). Penulis mengakui bahwa dalam menyusun

penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak. Karenanya, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Dr. Ahmad Tholabi, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3. A. M. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta selaku

dosen pembimbing akademik.

4. Mohamad Mujibur Rohman, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu memberikan arahan, pemahaman dan selalu berbagi ilmunya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Pimpinan perpustakaan yang telah memberi fasilitas untuk mengadakan studi

kepustakaan.

6. Bapak dan Ibu Dosen selaku pengajar dan seluruh staf administrasi Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan

ilmunya kepada penulis.

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

vii

7. Kedua orang tua tercinta, Abi Mukhobar dan Umi Rosyadah yang tak henti-

hentinya memberikan dukungan, semangat, dan doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tanpa suatu halangan.

8. Saudaraku tercinta Kakak Maulida Putri Ahdaini, Ahmad Fakhry Ziyanul

Qays, serta Abang Achmad Irfan Setiawan, yang senantiasa memberikan

dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga Besar Racana Fatahillah - Nyi Mas Gandasari, yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis untuk terus-menerus berkembang.

10. Teman-teman Program Studi Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terkhusus kepada Laila Hasna, Zelfi Gofar Aulia,

Muhammad Ammar Wibowo, Fathurrahman Al-Aziz, Kharisma Inggil

Wekasane, Yessi Rachma Khasanah, Cahya Kamila, dan Masyhuri Azhar yang

selalu menemani keseharian dalam suka maupun duka.

11. Kawan dan Guru tercinta, Wahyu Fahmi Rizaldy, Mang Acep Aryadi, Wahyu

Fajar Romadhon, Pak Iwan Setiawan, M. Syukron Amin, yang senantiasa

memberikan motivasi, bimbingan dan dukungan pada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, 7 November 2019

Penulis

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah .......................... 3

1. Identifikasi Masalah ................................................................. 3

2. Pembatasan Masalah ................................................................ 3

3. Perumusan Masalah .................................................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 4

1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

2. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

D. Metode Penelitian ............................................................................. 5

1. Pendekatan Penelitian............................................................... 5

2. Jenis Penelitian ......................................................................... 5

3. Data Penelitian ......................................................................... 5

4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 6

5. Analisis Data ............................................................................ 6

E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................... 8

A. Putusan .............................................................................................. 8

1. Pengertian Putusan ................................................................... 8

2. Peran Hakim Dalam Memeriksa dan Memutus Perkara .......... 8

3. Bentuk, Isi dan Susunan Putusan Hakim.................................. 9

4. Macam-Macam Putusan ......................................................... 15

5. Kekuatan Putusan ................................................................... 16

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

ix

B. Perlindungan Hukum ...................................................................... 17

1. Pengertian Perlindungan Hukum............................................ 17

2. Bentuk Perlindungan Hukum ................................................. 18

C. Musyarakah ..................................................................................... 20

1. Pengertian Musyarakah .......................................................... 20

2. Dasar Hukum Akad Musyarakah ........................................... 22

3. Rukun dan Syarat Musyarakah............................................... 23

4. Macam-Macam Musyarakah .................................................. 25

5. Ketentuan-Ketentuan Yang Terkait Dengan Musyarakah ..... 27

6. Aplikasi .................................................................................. 28

7. Berakhirnya Akad................................................................... 29

BAB III STUDI PUTUSAN NOMOR 967/PDT.G/2012/PA.MDN

SAMPAI DENGAN PUTUSAN NOMOR 624/K/AG/2017 ............. 31

A. Deskripsi Putusan Nomor 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn ...................... 31

1. Posisi Kasus ............................................................................ 31

2. Duduk Perkara ........................................................................ 32

3. Amar Putusan ......................................................................... 36

B. Deskripsi Putusan Nomor 124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn .................... 38

1. Posisi Kasus ............................................................................ 38

2. Duduk Perkara ........................................................................ 39

3. Amar Putusan ......................................................................... 40

C. Deskripsi Putusan 624/K/Ag/2017 ................................................ 41

1. Posisi Kasus ............................................................................ 41

2. Duduk Perkara ........................................................................ 42

3. Amar Putusan ......................................................................... 45

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.............................................. 46

A. Perbandingan Pertimbangan Hakim Dalam Hal Perlindungan

Hukum Bagi Ahli Waris dalam Pembiayaan Musyarakah

Dalam Putusan Nomor 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn dan Putusan

Nomor 124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn .................................................. 46

1. Pertimbangan Hakim Putusan Nomor 967/Pdt.G/2012/

PA.Mdn ................................................................................... 46

2. Pertimbangan Hakim Putusan Nomor 124/Pdt.G/2013/

PTA.Mdn ................................................................................. 49

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

x

B. Pertimbangan Hakim Tingkat Kasasi Dalam Hal Perlindungan

Hukum Bagi Ahli Waris Dalam Pembiayaan Musyarakah

Dalam Putusan Nomor 624/K/Ag/2017 .......................................... 52

C. Implikasi Putusan Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Ahli

Waris Dalam Pembiayaan Musyarakah .......................................... 56

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 63

A. Kesimpulan ..................................................................................... 63

B. Saran ............................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di

Indonesia semakin pesat. Pesatnya perkembangan perbankan dan lembaga

keuangan syariah berimplikasi pada semakin besarnya kemungkinan timbulnya

permasalahan atau sengketa antara pihak penyedia layanan dengan masyarakat

yang dilayani.1

Untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya permasalahan atau sengketa

diperlukan adanya lembaga untuk menyelesaikan sengketa yang mempunyai

kredibilitas dan berkompeten sesuai bidangnya yaitu bidang ekonomi syariah

seperti lembaga peradilan ataupun lembaga non peradilan.2

Penyelesaian sengketa ekonomi syariah dapat dilakukan secara non litigasi

dan litigasi. Adapun penyelesaian sengketa ekonomi syarah secara non litigasi

dapat diselesaikan melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) atau dikenal

dengan Alternative Dispute Resolution (ADR), penyelesaian sengketa melalui

Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) atau Alternative Dispute Resolution (ADR)

diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa. Yang termasuk kategori penyelesaian sengketa

ekonomi syariah melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) atau Alternative

Dispute Resolution (ADR) yaitu musyawarah, mediasi, konsultasi, negosiasi,

konsiliasi, dan penilaian ahli.3

Ekonomi syariah menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang

Peradilan Agama adalah “Perbuatan atau kegiatan usaha yang dilakukan menurut

prinsip syariah,” antara lain meliputi: Bank Syariah, Asuransi Syariah, Reasuransi

Syariah, Reksa Dana Syariah, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Obligasi Syariah

dan Surat Berharga Berjangka Menengah Syariah, Sekuritas Syariah, Pembiayaan

1Yulkarnain Harahab, “Kesiapan Pengadilan Agama Dalam Menyelesaikan Perkara

Ekonomi Syariah,” Mimbar Hukum, XX, 1 (Maret, 2008), h. 112. 2 Ibid. 3 Nurani, “Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Bekasi, XVII, 2,

(Desember, 2017), h. 224-225.

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

2

Syariah, Pegadaian Syariah, Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah, dan Bisnis

Syariah.4

Pada tanggal 25 Oktober 2017, Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim

telah memutuskan Perkara Sengketa Pembiayaan Musyarakah Nomor

624/K/Ag/2017 yang diajukan oleh ahli waris Almarhum Ongku Sutan Harahap,

nasabah Bank Sumut Syariah dan Bank Sumut (Tergugat I dan Tergugat II). Pada

perkara tersebut, ahli waris yang tidak lain merupakan ibu kandung dari Almarhum

Ongku Sutan Harahap, dalam duduk perkaranya, pada tanggal 26 April 2011

Almarhum Ongku Sutan Harahap telah mengadakan Akad Pembiayaan

Musyarakah dengan Tergugat I dan Tergugat II senilai Rp. 700.000.000,00 (tujuh

ratus juta rupiah) untuk jangka waktu dua belas bulan dengan dua sertifikat hak

milik atas nama Ongku Sutan Harahap. 5

Pada saat berjalannya pelaksanaan pembayaran pembiayaan Musyarakah

dari Almarhum Ongku Sutan Harahap kepada Tergugat I dan Tergugat II, pada hari

Rabu tanggal 13 Juni 2011 Ongku Sutan Harahap Meninggal Dunia karena sakit di

Gunung Tua menyebabkan terhentinya pembiayaan Musyarakah Almarhum Ongku

Sutan Harahap kepada Tergugat I dan Tergugat II.6

Pada tanggal 22 Mei 2012 Tergugat I dan Tergugat II mengirimkan Surat

Peringatan III (terakhir) yang pada pokoknya menegaskan tunggakan pembiayaan

sebesar Rp 752.000.000 (tujuh ratus lima puluh dua juta rupiah). Karena ahli waris

tidak dapat menyelesaikan tunggakan tersebut walaupun berulang-ulang telah

disurati. Maka Tergugat I dan Tergugat II memberikan kelonggaran waktu

penyelesaian tunggakan tersebut paling lambat tanggal 25 Juni 2012. Jika sampai

dengan batas waktu tersebut belum juga menyelesaikannya makan agunan yang

telah diserahkan akan segera diajukan lelang kepada Kantor Pelayanan Piutang dan

Lelang Negara (KP2LN) Medan.7

Pada saat pembuatan Akad Pembiayaan Musyarakah, Almarhum Ongku

Sutan Harahap telah membayar sejumlah biaya termasuk biaya asuransi jiwa

kepada Tergugat I dan Tergugat II senilai Rp2.170.000.00 (dua juta seratus tujuh

4 Mufliha Wijayati, “Peradilan Agama dan Sengketa Ekonomi Syariah, XII, 1, (Juni, 2013),

h. 131. 5 Putusan Mahkamah Agung Nomor 624/K/Ag/2017 6 Ibid. 7 Ibid.

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

3

puluh ribu rupiah). Jika mengacu pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor

21/DSN-MUI/III/2012 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, seharusnya

Almarhum Ongku Sutan Harahap dibebaskan dari tagihan yang tercantum pada

Surat Peringatan yang telah dikirimkan oleh Tergugat I dan Tergugat II. 8

Berdasarkan pada latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, penulis

merasa tertarik untuk mengangkat sebuah judul “Perlindungan Hukum Bagi Ahli

Waris Dalam Pembiayaan Musyarakah (Studi Putusan Nomor 624/K/Ag/2017)”.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu permasalahan yang terkait

dengan judul penelitian ini. Masalah-masalah yang sudah tertuang pada sub

bab latar belakang di atas akan di penulis ringkas menjadi pokok permasalahan,

masalah-masalah tersebut antara lain:

1. Bagaimana Putusan Nomor 624 K/Ag/2017 melindungi ahli waris

dalam pembiayaan Musyarakah?

2. Bagaimana pembiayaan Musyarakah dalam melindungi hak ahli waris?

2. Pembatasan Masalah

Guna menjadikan penelitian terstruktur dan terarah, penulis membatasi

penelitian ini hanya mengenai Perlindungan Hukum Bagi Bank Syariah dan

Ahli Waris Mitra atas Meninggalnya Mitra dalam Akad Pembiayaan

Musyarakah (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor 624

K/Ag/2017).

3. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka skripsi ini akan mengacu pada

permasalahan pokok yaitu:

1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi ahli waris dalam

pembiayaan Musyarakah?

8 Putusan Mahkamah Agung Nomor 624/K/Ag/2017

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

4

2. Bagaimana penerapan hukum dalam putusan perkara nomor 624

K/Ag/2017?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis bentuk perlindungan hukum bagi ahli waris dalam

Pembiayaan Musyarakah;

b. Menganalisis penerapan hukum dalam putusan perkara nomor

624/K/Ag/2017

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademisi

Penelitian ini dapat menjadi informasi/ilmu pengetahuan bagi

kalangan akademisi institusi tentang perlindungan hukum bagi ahli

waris nasabah bank syariah dalam Pembiayaan Musyarakah.

b. Manfaat Praktis

(1) Bagi Penulis

Untuk menerapkan dan mempersembahkan sebuah karya

tulis terhadap ilmu yang telah didapat selama perkuliahan dan

memperluas wawasan pada bidang kajian ekonomi Islam

(2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana baru

dalam kajian ekonomi syariah yang pada gilirannya akan

mendorong lahirnya karya-karya baru oleh para akademisi.

(3) Bagi Masyarakat

Memberikan kontribusi positif bagi pembaca pada

umumnya, memberikan wawasan kepada masyarakat, baik para

akademisi maupun para praktisi dalam menghadapi zaman

modernisasi saat ini dan sebagai bahan untuk melakukan

penyuluhan hukum dengan memberikan sumbangan

pengetahuan, pemahaman, kepastian hukum kepada masyarakat

terhadap perlindungan hukum bagi ahli waris nasabah bank

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

5

syariah dalam pembiayaan Musyarakah berdasarkan Fatwa

Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Perundang-Undangan.

D. Metode Penelitian

Setiap penelitian ilmiah, selalu menggunakan metode-metode tertentu

agar penelitian dapat berjalan secara terarah dan mencapai hasil yang

diharapkan. Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh dalam

mencari, menggali, mengolah dan membahas data dalam suatu penelitian, untuk

memperoleh kembali pemecahan terhadap permasalahan.9 Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan masalah yang berpacu

kepada pendekatan normatif, karena dalam penelitian ini berdasarkan pada

aturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

Pembiayaan Musyarakah di Bank Syariah.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis.10 Dengan

menggunakan pendekatan hukum normatif, yaitu dengan melalui

pendekatan hukum terkait dengan peraturan hukum yang mengatur

Pembiayaan Musyarakah di Bank Syariah.

3. Data Penelitian

a. Data Primer

Data primer diperoleh dari pengunduhan yang dilakukan

melalui laman resmi Mahkamah Agung Republik Indonesia

9 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994),

h. 2. 10 Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010),

h. 3.

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

6

(https://mahkamahagung.go.id), yang merupakan Putusan Perkara

Nomor 624/K/Ag/2017.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi

kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan bahasan yang berkaitan

dengan penelitian ini yang digunakan sebagai landasan dalam

penulisan yang bersifat teoritis. Data sekunder yang diperlukan untuk

melengkapi data primer adalah:

(1) Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000

Tentang Pembiayaan Musyarakah.

(2) Putusan Nomor 624 K/Ag/2017

(3) Putusan Nomor 976/Pdt.G/2012/PA.Mdn

(4) Putusan Nomor 124.Pdt.G/2013/PTA.Mdn

(5) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah

(6) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan datanya, penelitian ini dilakukan dengan

metode dokumentasi, yakni dilakukan dengan cara mengumpulkan data

dengan menyalin dari sumber-sumber yang ada, sebagai bahan identifikasi

gabungan antara bahan hukum primer dan hasil dari studi kepustakaan.

5. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul kemudian

mengolah, menganalisis dan mengambil kesimpulan dari proses analisis

yuridis dari hukum yang ada pada Putusan Nomor 624 K/Ag/2017, dengan

tujuan untuk menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan sehingga

menjadi data yang teratur dan tersusun dengan baik.

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

7

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berisi deskripsi isi skripsi bab per bab. Uraian

dibuat dalam bentuk esai yang menggambarkan alur logis dan struktur dari

bangun bahasan skripsi. Agar porsi masing-masing bab dibatasi isi judulnya,

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini memuat latar belakang penelitian, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Konsep Putusan, Perlindungan Hukum, dan Konsep Musyarakah

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

penelitian, yaitu konsep Putusan, konsep perlindungan hukum, dan konsep

Musyarakah.

Bab III Studi Putusan

Bab ini memaparkan deskripsi putusan hakim tingkat pertama

sampai dengan tingkat kasasi.

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini berisi pembahasan mengenai pertimbangan hakim tingkat

pertama dan tingkat banding pada umumnya dan tingkat kasasi pada

khususnya. Serta relevansinya dengan perlindungan hukum bagi ahli waris

dalam pembiayaan Musyarakah.

Bab V Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir. Terdiri dari penutup yang berisi

kesimpulan dan saran-saran yang bersifat membangun bagi

penyempurnaan penelitian ini.

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Putusan

1. Pengertian Putusan

Putusan disebut vonnis (Belanda) atau al-qada’u (Arab), yaitu

produk Pengadilan Agama karena adanya dua pihak yang berlawanan

dalam perkara, yaitu “penggugat” dan “tergugat”. Produk Pengadilan

semacam ini biasa diistilahkan dengan “produk peradilan yang

sesungguhnya” atau jurisdictio cententiosa.1

Putusan Peradilan Perdata (Peradilan Agama adalah peradilan

Perdata) selalu membuat perintah dari Pengadilan kepada pihak yang kalah

untuk melakukan sesuatu, atau untuk berbuat sesuatu, atau untuk

melepaskan sesuatu, atau untuk menghukum sesuatu. Jadi diktum vonis

selalu bersifat condemnatoir artinya menghukum, atau bersifat constitutoir

artinya menciptakan.2

Perintah dari Pengadilan ini, jika tidak diturut dengan suka rela,

dapat diperintahkan untuk dilaksanakan secara paksa yang disebut di

eksekusi.3 Putusan menurut syarak ialah memisahkan sengketa gugatan

dan menyelesaikan serta memutuskan pertentangan.4

2. Peran Hakim Dalam Memeriksa dan Memutus Perkara

Peran hakim sebagai aparat kekuasaan kehakiman pasca Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan

dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, pada prinsipnya tidak lain

daripada melaksanakan fungsi Peradilan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Dalam menjalankan fungsi peradilan ini, para hakim Peradilan

1 Roihan Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003,

cet. ke-10), h. 193-203. 2 Ibid. 3 Ibid. 4 Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Di Indonesia, Cet.1,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 101.

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

9

Agama harus menyadari sepenuhnya bahwa tugas pokok hakim adalah

menegakkan hukum dan keadilan.

Apabila hakim telah memeriksa suatu perkara yang diajukan

kepadanya, ia harus menyusun putusan dengan baik dan benar. Putusan itu

harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, guna mengakhiri

sengketa yang diperiksanya. Putusan hakim tersebut disusun apabila

pemeriksaan sudah selesai dan pihak-pihak yang berperkara tidak lagi

menyampaikan sesuatu hal kepada hakim yang memeriksa perkaranya.5

3. Bentuk, Isi dan Susunan Putusan Hakim6

Bila diperhatikan secara keseluruhan suatu putusan, mulai dari

halaman pertama sampai halaman terakhir, bentuk dan isi putusan

Pengadilan Agama secara singkat adalah sebagai berikut:

a. Bagian kepala putusan

Bagian ini memuat kata PUTUSAN atau kalau salinan, adalah

SALINAN PUTUSAN. Baris di bawah dari kata itu adalah Nomor

Putusan, yaitu nomor urut pendaftaran perkara. Diikuti garis miring

dan tahun pendaftaran perkara, misalnya Nomor 79/1983, artinya

perkara urutan ke 79 dalam tahun 1983. Walaupun tanggal diputusnya

perkara mungkin saja tahun 1984. Nomor urut pendaftaran perkara

gugatan maupun permohonan memper-gunakan satu buku yang

disebut Buku Pendaftaran Perkara.

Baris selanjutnya adalah tulisan huruf besar semua yang

berbunyi BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, untuk memenuhi

perintah pasal 57 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1989.

Menurut bunyi pasal tersebut, ditulis dengan huruf besar semua tanpa

disertai kode bacaan harakat panjang atau pendek sebagai ayat dari

Al-Qur’an.

5 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2005), h. 305. 6 Roihan Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003,

cet. ke-10), h. 193-203.

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

10

Baris di bawah lagi adalah tulisan yang berbunyi DEMI

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

sebagai memenuhi pasal 4 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 14 Tahun

1970 dan pasal 57 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989.

b. Nama Pengadilan Agama yang memutus dan jenis perkara

Nama Pengadilan Agama yang memutus dan jenis perkara

sesudah yang tersebut di butir 1, maka dicantumkan pada baris

selanjutnya nama Pengadilan Agama yang memutus yang sekaligus

disertai menyebutkan jenis perkara, misalnya “Pengadilan Agama

Palembang, yang telah memeriksa dan mengadili dalam tingkat

pertama, perkara gugatan cerai antara”.

Penyebutan perkara yang bersifat gugatan kumulatif cukup

menyebutkan saja induk perkaranya. Misalnya perkara gugatan cerai

yang disertai nafkah istri, nafkah anak, nafkah iddah, harta bersama,

dapat disebut saja “perkara gugatan cerai”.

c. Identitas pihak-pihak

Penyebutan identitas pihak, dimulai dari identitas penggugat,

lalu identitas tergugat. Pemisah keduanya itu ialah dengan tulisan

dalam baris tersendiri yang berbunyi “Berlawanan dengan”.

Identitas pihak ini meliputi nama. bin/binti siapa (nama dan

bin/binti ditulis dengan huruf besar semua), alias atau julukan (kalau

ada), umur, agama, pekerjaan, tempat tinggal terakhir, sebagai

penggugat atau tergugat. Jika kumulasi penggugat atau kumulasi

tergugat, sebutkan sebagai penggugat atau tergugat ke berapa,

misalnya Penggugat 1, Penggugat 2, Tergugat 1, Tergugat 2 dan

sebagainya. Jika memakai kuasa, sebutkan identitas pemegang kuasa

itu, barangkali berikut nomor dan tanggal surat kuasanya.

Kalau dalam proses conventie dan reconventie atau

intervensi atau vrijwaring, status pihak tersebut harus disebutkan pula,

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

11

misalnya “yang dulu sebagai Penggugat dalam conventie, kini sebagai

tergugat dalam reconventie”.

d. Duduk perkaranya (bagian posita)

Pada bagian ini dikutip dari gugatan penggugat, jawaban

tergugat, keterangan saksi dan hasil dari Berita Acara sidang

selengkapnya tetapi singkat, jelas dan tepat serta kronologis. Juga

dicantumkan alat-alat bukti lainnya yang diajukan oleh pihak-pihak.

Pengadilan di bagian ini belum tentu memberikan penilaian

atas alat-alat bukti melainkan hanya mencantumkan hubungan atau

peristiwa hukum serta dalil-dalil atau alat-alat bukti yang diajukan ke

dua belah pihak.

Sekalipun perkara reconventie atau intervensi atau vrijwaring

misalnya, tentang duduk perkaranya tidak perlu dipisah-pisahkan

tersendiri, jadi tidak perlu “duduk perkaranya dalam conventie” dan

“duduk perkaranya dalam “reconventie” dibuat sendiri-sendiri.

Begitu pula dalam intervensi atau vrijwaring. Tegasnya, gabung saja

dalam satu duduk perkaranya yang mencakup keseluruhan, yang

memuat hal-hal yang disebutkan di atas tadi.

e. Tentang pertimbangan hukum dan dasar hukum

Bagian ini terdiri dari alasan memutus (pertimbangan) yang

biasanya dimulai dengan kata “menimbang” dan dari dasar memutus

yang biasanya dimulai dengan kata “mengingat”.

Pada alasan memutus makan apa yang diutarakan dalam

bagian “duduk perkaranya” terdahulu, yaitu keterangan pihak-pihak

berikut dalil-dalilnya, alat-alat bukti yang diajukan harus ditimbang

semua secara seksama satu persatu, tidak boleh ada yang luput dari

ditimbang, diterima atau ditolak. Pertimbangan terakhir pihak yang

mana yang akan dinyatakan sebagai pihak yang akan dibebankan

untuk memikul biaya perkara karena kalah.

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

12

Pada dasar memutus, dasar hukumnya ada dua, yaitu peraturan

perundang-undangan negara dan hukum syara’. Peraturan perundang-

undangan negara disusun menurut urutan derajatnya, misalnya

Undang-Undang didahulukan dari Peraturan Pemerintah, lalu urutan

tahun terbitnya, misalnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

Sebut titel peraturan perundang-undangan tersebut tentang apa, tahun

dan nomor Lembaran Negaranya.

Dasar hukum syara’ usahakan mencarinya dari al-Qur’an, baru

Hadis, baru Qaul Fuqaha, yang diterjemahkan juga menurut bahasa

hukum. Mengutip Al-Qur’an harus menyebutkan nomor Surat, nama

Surat, nomor ayat. Mengutip Hadis harus menyebut siapa sanadnya,

bunyi matan-nya siapa pen-takhrij-nya dan disebutkan pula dikutip

dari kitab apa. Kitab ini harus disebut siapa pengarang, nama Kitab,

penerbit, kota tempat diterbitkan, tahun terbit, jilid dan halamannya.

Mengutip qaul fuqaha’ juga harus menyebut Kitabnya selengkapnya

seperti di atas, apalagi bukan tidak ada kitab yang sama judulnya tetapi

lain pengarangnya.

Alasan memutus dan dasar memutus yang wajib menunjuk

kepada peraturan perundang-undangan negara atau sumber hukum

lainnya dimaksudkan (c/q. Dalil syar’i bagi Peradilan Agama)

memang diperintahkan oleh pasal 23 Ayat (1) Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1970.

f. Diktum atau amar putusan

Bagian ini didahului oleh kata “mengadili” yang diletakkan di

tengah-tengah, dalam baris tersendiri, semua dengan huruf besar.

Isi diktum atau amar putusan bisa terdiri dari beberapa poin,

tergantung kepada petita (tuntutan) penggugat dulunya. Jika perkara

reconventie atau rekonvensi atau vrijwaring maka diktum ini harus

dipecah dalam dua bagian, yaitu diktum dalam conventie dan diktum

dalam reconventie, atau diktum dalam gugatan asal dan diktum dalam

interventie, atau diktum dalam gugatan asal dan diktum dalam

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

13

vrijwaring, kecuali kalau putusan Pengadilan memang dijadikan dua

putusan (sekalipun diselesaikan bersama-sama dalam satu proses).

Walaupun intinya putusan bersifat condemnatoir tetapi biasa

juga ada untuk declatoir atau constitutoir, hal itu tergantung dari petita

penggugat. Misalnya, menerima gugatan penggugat (declatoir),

menyatakan sah ta’liq talaq sudah terwujud atau sudah terlanggar

(declatoir), menceraikan penggugat dan tergugat (constitutoir),

menghukum tergugat untuk membayar nafkah iddah (condemnatoir),

menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara (condemnatoir).

Amar putusan untuk diktum pertama dan terakhir selalu sama.

Diktum pertama ialah tentang formal perkara apakah diterima oleh

Pengadilan atau tidak yaitu dilihat dari segi syarat-syarat formal

pengajuan perkara. Diktum terakhir selalu tentang menghukum pihak

yang kalah untuk membayar biaya perkara, kecuali untuk perkara di

bidang perkawinan selalu dibebankan kepada penggugat atau

pemohon. Diktum di tengah-tengah, di antara diktum pertama dan

diktum terakhir, itulah putusan tentang pokok perkara.

Banyaknya diktum pada amar putusan, boleh dikatakan sama

dengan banyaknya petita penggugat, sebab Pengadilan tidak boleh

mengurangi atau menambahnya gugatan dan tiap butir petita mesti

diadili.

Amar putusan dalam reconventie atau dalam intervensi atau

dalam vrijwaring, sesuaikan saja dengan petita penggugat dalam

revonventie, dalam intervensi dan dalam vrijwaring.

g. Bagian kaki putusan

Bagian kaki putusan yang dimaksudkan ialah dimulai dari

kata-kata “Demikianlah putusan Pengadilan Agama ...”.

Tanggal diputus perkara dalam permusyawaratan majelis

hakim berlainan dengan tanggal putusan diucapkan, sebab hal itu

membawa perubahan kepada “bagian kaki” putusan, apalagi jika

berlainan hakim yang memutus dalam musyawarah majelis hakim

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

14

dengan yang mengucapkan keputusan di samping berlainan tanggal

musyawarah dan tanggal penguapan putusan.

h. Tanda tangan hakim dan panitera serta perincian biaya

Pada asli Putusan, semua hakim dan panitera sidang harus

bertanda tangan tetapi pada Salinan Putusan, hakim dan panitera

hanya “ttd” (tertanda) atau “dto” (ditandatangani oleh), lalu di

bawahnya dilegalisir (ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

pada Pengadilan itu dan dibubuhi stempel).

Salinan Putusan akan diberikan kepada pihak-pihak atau akan

dikirim ke tingkat banding (kalau terjadi banding dan untuk laporan)

atau akan dikirim ke Mahkamah Agung (kalau terjadi kasasi atau

peninjauan kembali). Asli Putusan tetap disimpan pada Pengadilan

Agama, disatukan dalam berkas perkara yang sudah diminitur.

Jika terjadi kelainan hakim yang memutus dalam

permusyawaratan majelis hakim dengan hakim yang mengucapkan

keputusan maka yang menandatangani pada asli Putusan adalah

Hakim-hakim dan Panitera sidang pada waktu pengucapan keputusan.

Yang dimaksud dengan perincian biaya ialah perincian biaya

yang tercantum di bagian kiri bawah dari keputusan, bukan yang

tercantum dalam diktum. yang tercantum dalam diktum adalah biaya

total sedangkan yang disebut terdahulu itu adalah rinciannya.

Menurut pasal 90 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989, perincian biaya tersebut meliputi:

(1) biaya kepaniteraan dan meterai;

(2) biaya untuk para saksi, saksi ahli, penerjemah dan pengambil

sumpah;

(3) biaya untuk pemeriksaan setempat dan tindakan-tindakan lain

yang diperlukan;

(4) biaya pemanggilan, pemberitahuan dan lain-lain atas perintah

Pengadilan.

Dulu sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

15

1989, Peradilan Agama masih ragu-ragu dalam mengartikan "biaya

perkara" sehingga pencantumannya pada diktum keputusan berikut

rinciannya tidak sesuai dengan biaya yang nyatanya

dipungut/diperlukan.

Perincian biaya ini perlu agar umum mengetahui jelas biaya

perkara yang dimaksudkan, sekaligus sebagai bahan kontrol.

4. Macam-Macam Putusan7

Menurut Pasal 185 HIR putusan dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Putusan Sela

Putusan sela adalah putusan yang belum merupakan putusan

akhir. Putusan sela tidak dapat mengikat hakim. Bahkan hakim yang

menjatuhkan putusan sela berwenang mengubah putusan sela tersebut

jika ternyata mengandung kesalahan. Pasal 48 dan Pasal 334 Rv

membedakan beberapa putusan sela yaitu:

(1) Putusan praeparatoir

Putusan sela guna mempersiapkan putusan akhir, tanpa ada

pengaruhnya atas pokok perkara atau putusan akhir.

(2) Putusan interlucotoir

Putusan yang isinya memerintahkan pembuktian dan dapat

mempengaruhi putusan akhir.

(3) Putusan insidentil

Putusan atas suatu perselisihan yang tidak begitu

mempengaruhi atau berhubungan dengan pokok perkara.

(4) Putusan provisi

Putusan yang menjawab tuntutan provisional, yaitu

permintaan para pihak yang bersangkutan untuk sementara

diadakan tindakan pendahuluan.

7 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2005), h. 321-313.

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

16

b. Putusan Akhir

Setelah hakim selesai memeriksa perkara dan tidak ada lagi

hal-hal yang perlu diselesaikan dalam persidangan, maka hakim

menjatuhkan putusan terhadap perkara yang diperiksanya. Putusan

yang diucapkan itu merupakan putusan akhir. Putusan akhir adalah

suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat negara yang diberi

wewenang untuk itu, diucapkan dalam persidangan dan bertujuan

untuk mengakhiri atau menyelesaikan perkara atau sengketa antara

pihak yang berperkara dan diajukan kepada pengadilan.

Mahkamah Agung RI dengan Surat Edaran Nomor 5 Tahun

1959 dan Nomor 1 Tahun 1962 tanggal 7 Maret 1962

menginstruksikan agar pada waktu putusan diucapkan, konsep

putusan harus selesai dibuat. Jika ada perbedaan antara yang

diucapkan dengan yang ditulis, maka yang sah adalah yang diucapkan

dalam persidangan yang terbuka untuk umum. Lahirnya putusan itu

sejak diucapkan oleh hakim dalam persidangan.

5. Kekuatan Putusan8

Putusan pengadilan mempunyai tiga kekuatan, yaitu:

a. Kekuatan mengikat (bindende kracht); artinya putusan hakim itu

mengikat para pihak yang berperkara dan terlibat dalam perkara itu.

b. Kekuatan bukti (bewijzende kracht); artinya dengan putusan hakim itu

telah diperoleh kepastian tentang sesuatu yang terkandung dalam

putusan itu. Putusan hakim menjadi bukti bagi kebenaran suatu yang

termuat di dalamnya.

c. Kekuatan eksekusi (executoriale kracht); artinya kekuatan untuk

dilaksanakannya apa yang ditetapkan dalam putusan itu secara paksa

oleh alat-alat negara.

Suatu putusan mempunyai kekuatan mengikat dan mempunyai

kekuatan bukti ialah setelah putusan tersebut memperoleh kekuatan

8 Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama di Indonesia Dalam Rentang Sejarah dan Pasang

Surut, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 277-278.

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

17

hukum yang tetap (in kracht). Suatu putusan dikatakan in kract ialah

apabila upaya hukum seperti verzet, banding, kasasi tidak dipergunakan

dan tenggang waktu untuk itu sudah habis, atau telah mempergunakan

upaya hukum tersebut dan sudah selesai. Upaya hukum terhadap putusan

yang telah in kracht tidak ada lagi, kecuali permohonan peninjauan

kembali ke Mahkamah Agung tetapi hanya dengan alasan-alasan yang

sangat tertentu sekali.

Putusan yang sudah in kracht, sekalipun ada dimohonkan

peninjauan kembali ke Mahkamah Agung, tidak terhalang untuk

dieksekusi, itulah yang dikatakan mempunyai kekuatan eksekusi.

B. Perlindungan Hukum

1. Pengertian Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum merupakan salah satu hal terpenting dari

unsur negara hukum. Perlindungan hukum dianggap penting karena dalam

pembentukan suatu negara akan dibentuk pula hukum yang mengatur tiap-

tiap warga negaranya. Dalam hal ini akan melahirkan hak dan kewajiban

satu sama lain. Oleh karena itu perlindungan hukum menjadi hak tiap

warga negaranya. Perlindungan hukum adalah gambaran bekerjanya

fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan,

kemanfaatan, dan kepastian hukum. Perlindungan hukum adalah suatu

perlindungan yang diberikan kepada subjek hukum sesuai dengan aturan

hukum, baik yang bersifat preventif (pencegahan) maupun dalam bentuk

represif (pemaksaan), secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka

menegakkan peraturan hukum.9

Bentuk perlindungan terhadap masyarakat mempunyai banyak

dimensi salah satunya yaitu perlindungan hukum. Adanya benturan

kepentingan di dalam masyarakat harus dapat diminimalisasi dengan

kehadiran hukum dalam masyarakat. Adanya perlindungan hukum bagi

seluruh rakyat Indonesia dapat ditemukan dalam Undang-Undang Dasar

9 Salma, Elfia, &Afifah Djalal, “Perlindungan Hukum Bagi Perempuan dan Anak”. Istimbath

Jurnal Hukum Islam. XVI, 1 (Juni, 2017), h. 177.

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

18

Negara Republik Indonesia 1945, oleh karena itu maka setiap produk yang

dihasilkan oleh legislatif harus mampu memberikan perlindungan hukum

bagi seluruh masyarakat.

Terdapat beberapa pendapat mengenai perlindungan hukum,

antara lain:

a. Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum adalah adanya upaya

melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu

kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingan

tersebut.10

b. Menurut Philipus M. Hadjon, perlindungan hukum diartikan sebagai

tindakan melindungi atau memberikan pertolongan kepada subjek

hukum dengan perangkat-perangkat hukum.

Bila melihat pengertian hukum di atas, maka dapat diketahui

unsur-unsur dari perlindungan hukum, yaitu11: subjek yang melindungi,

obyek yang akan dilindungi alat, instrumen maupun upaya yang digunakan

untuk tercapainya perlindungan tersebut.

2. Bentuk Perlindungan Hukum

Menurut R. La Porta dalam Journal of Financial Economics,

bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh suatu negara memiliki

dua sifat, yaitu bersifat pencegahan (prohibited) dan bersifat hukuman

(sanction). Bentuk perlindungan hukum yang paling nyata adalah adanya

institusi-institusi penegak hukum seperti pengadilan, kepolisian dan

lembaga penyelesaian sengketa di luar pengadilan (non-litigasi) lainnya.

Hal ini sejalan dengan pengertian hukum menurut Soedjono Dirdjosisworo

yang menyatakan bahwa hukum memiliki pengertian beragam dalam

masyarakat dan salah satu yang paling nyata dari pengertian tentang

hukum adalah adanya institusi-institusi penegak hukum.12

10 Satjipto Raharjo, Sisi-Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2003), h. 121. 11 Philipus M. Hadjon, dkk., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 2011), h. 10. 12 Hilda Hilmiah Dimyati. Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Pasar Modal, Jurnal

Cita Hukum, Vol. 2 (2014), h. 342-343.

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

19

Perlindungan hukum sangat erat kaitannya dengan aspek keadilan.

Menurut pendapat Soediman Kartohadiprodjo, pada hakikatnya tujuan

adanya hukum adalah mencapai keadilan. Maka dari itu, adanya

perlindungan hukum merupakan salah satu medium untuk menegakkan

keadilan. 13

Subjek hukum dalam hukum perdata terdapat dua subjek hukum,

yaitu subjek hukum orang pribadi dan subjek hukum berupa badan hukum.

Subjek hukum orang pribadi atau natuurlijkepersoon adalah orang atau

manusia yang telah dianggap cakap menurut hukum. Orang sebagai subjek

hukum merupakan pendukung atau pembawa hak sejak ia dilahirkan hidup

sampai ia mati walaupun ada pengecualian bahwa bayi yang masih dalam

kandungan ibunya dianggap telah menjadi sebagai subjek hukum

sepanjang kepentingannya mendukung untuk itu. 14

Selanjutnya, subjek hukum dalam hukum perdata adalah badan

hukum atau rechtspersoon. Badan hukum merupakan kumpulan manusia

pribadi atau pula dapat merupakan kumpulan dari badan hukum.

Pembagian badan hukum ada dua bentuk, yaitu badan hukum publik atau

Publiek Rechtspersoon dan badan hukum privat atau Privaat

Rechtspersoon. Menurut Satjipto Rahardjo, hukum melindungi

kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan kekuasaan kepadanya

untuk bertindak dalam rangka kepentingannya secara terukur.

Kepentingan merupakan sasaran dari hak karena hak mengandung unsur

perlindungan dan pengakuan. 15

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum atau legal

protection merupakan kegiatan untuk menjaga atau memelihara

masyarakat demi mencapai keadilan. Kemudian perlindungan hukum

dikonstruksikan sebagai; a) Bentuk pelayanan, pelayanan ini diberikan

13 Hilda Hilmiah Dimyati. “Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Pasar Modal”, Jurnal

Cita Hukum, Vol. 2 (2014), h. 342-343. 14 Ibid. 15 Ibid.

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

20

oleh aparat penegak hukum dan aparat keamanan, b) Subjek yang

dilindungi.16

C. Musyarakah

1. Pengertian Musyarakah

Musyarakah menurut bahasa berarti:

تلط أيإ خلإط أحد الإماليإن بلإ خإ ضهماألإ تزان عنإ بغإ خر بحيإث ل يمإ

Artinya: “Percampuran, yakni bercampurnya salah satu dari dua harta

dengan harta lainnya, tanpa dapat dibedakan antara keduanya.” 17

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana (amal/expertise) dengan kesepakatan, bahwa keuangan

dan risiko ditanggung bersama.18

Secara istilah, yang dimaksud dengan Musyarakah menurut para

fukaha adalah sebagai berikut:19

a. Menurut Malikiyah, Musyarakah ialah:

ف لهما معا أنإفسهما أيإ أنإ ن فى التصر يأإذن كل واحد من هي إذإ

ف في مال لهما معا إبإقاء حق الشريإكيإن لصاحبه في أنإ يتصر

ف لكل منإهما التصر

Artinya: ”Perkongsian adalah izin untuk mendayagunakan

(tasharruf) harta yang dimiliki dua orang secara bersama-sama oleh

keduanya, yakni keduanya saling mengizinkan kepada salah satunya

untuk mendayagunakan harta milik keduanya, namun masing-masing

memiliki hak untuk bertasharruf.”

b. Menurut Sayyid Sabiq, Musyarakah ialah:

بإح عقإد بيإن الإمتشاركيإن في ورأإس الإمال والر

16 Hilda Hilmiah Dimyati. “Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Pasar Modal”, Jurnal

Cita Hukum, Vol. 2 (2014), h. 342-343. 17 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,

2014, Cet. Ke-21), h. 90 18 Ibid. 19 Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),

h. 177-179

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

21

Artinya: “Akad antara dua orang berserikat pada pokok harta

(modal) dan keuntungan”.

c. Menurut Muhammad al-Syarbini al-Khatib, Musyarakah, ialah:

ت الإحق لثإنيإن ثر عل ثبوإ ي فأكإ وع ى جهة اش

Artinya: “Ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih

dengan cara yang masyhur (diketahui).”

d. Menurut Syihab al-Din al-Qalyubi wa Umaira, Musyarakah ialah:

ثر ت الإحق لثإنيإن فأكإ ثبوإ

Artinya: “Penetapan hak pada sesuatu bagi dua orang atau lebih.”

e. Menurut Imam Taqiyuddin Abi Bakr Ibn Muhammad al-Husaini,

Musyarakah ialah:

صيإن فصاعدا على جهه ت الإحق في الشيإ الإواحد لشخإ عبارة عنإ ثبوإ

ع يوإ الش

Artinya: “Ibarat penetapan suatu hak pada sesuatu yang satu untuk

dua orang atau lebih dengan cara yang telah diketahui.”

f. Menurut Hasbi ash-Ashiddiqe, Musyarakah ialah:

ثر على التعاون فى عمل اكإ تسابي واقإتسم صيإن فأكإ عقإد بيإن الشخإ

باحه ارإ

Artinya: “Akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk

ta’awun dalam bekerja pada suatu usaha dan membagi

keuntungannya.”

g. Idris Ahmad menyebutkan, Musyarakah sama dengan syarikat

dagang, yakni dua orang atau lebih sama-sama berjanji akan bekerja

sama dalam dagang, dengan menyerahkan modal masing-masing,

keuntungan dan kerugiannya diperhitungkan menurut besar kecilnya

modal masing-masing.

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

22

2. Dasar Hukum Akad Musyarakah

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 08/DSN-

MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah adalah sebagai berikut:20

a. Al-Qur’an

ض, إل وإن كثيإرا ... ضهمإ على بعإ ا من الإخلطاء ليبإغيإ بعإ الذيإن آمنوإ

الحات وقليإل م ا همإ ... وعملوا الص

Artinya: “... dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian

yang lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh;

dan amat sedikitlah mereka ini ...”(Q.S. Shad (38): 24).

فوا بالإعقود ... يا أيها الذيإن آمنوا أوإ

Artinya: “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu ....”

(Q.S. Al-Maidah (5): 1).

... فهمإ شركآء فى الثلث ج ...

Artinya: “... Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu ...”

(Q.S. An-Nisaa’ (4): 12)

b. Hadis

ا ذ إ , ف ه ب اح ا ص م ه د ح أ نإ خ ي مإ ال م ن يإ ك يإ ر الش ث ال ا ث ن أ :ل وإ ق تعالى ي للا ن إ

. ام ه ن يإ ب نإ م ت جإ ر خ أحدهما صاحبه ان خ

“Allah swt. Berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang

bersyarikat selama salah satu pihak tidak menghianati pihak lain.

Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.”

(H.R. Abu Daud, yang disahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah).

20 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan

Musyarakah.

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

23

ا ام ر ح ل ح أ وإ أ ل ل ح م ر ح اح لإ ص ل إ ن يإ م ل سإ م الإ ن يإ ب ز ائ ج ح لإ الص

. اام ر ح ل ح أ وإ أ ل ل ح م ر ا ح ط رإ ش ل إ مإ ه ط وإ ر ش ل ع ن وإ م ل سإ م الإ و

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali

perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka

kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram.” (H.R. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf).

c. Kaidah Fiqh

ا ت ل ام ع م الإ ىف ل صإ لإ .اه م يإ ر حإ ى ت ل ع ل د ي نإ أ ل ا ة اح ب الإ

Artinya: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkan.”

3. Rukun dan Syarat Musyarakah

Sebagian ulama berbeda pendapat mengenai rukun Musyarakah,

ulama Hanafiyah berpendapat bahwa rukun Musyarakah ada dua, yaitu

ijab dan qabul. Sedangkan menurut mayoritas ulama berpendapat bahwa

rukun Musyarakah ada tiga, yaitu: 'Aqid (dua pihak yang berakad), Ma'qud

'alaih (objek akad), dan Sighat (ijab dan qobul). Sedangkan menurut

Muhammad, bahwa Musyarakah akan menjadi akad apabila telah

terpenuhi syarat dan rukun-rukunnya, yaitu21:

a. Melafazkan kata-kata yang menunjukkan izin yang akan

mengendalikan harta.

b. Anggota syarikat percaya mempercayai

c. Mencampurkan harta yang akan diserikatkan.

Adapun rukun sahnya melakukan Musyarakah, adalah:

a. Macam harta modal

b. Nisbah bagi hasil dari modal yang diserikatkan

21 Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah Dan Aplikasinya Pada LKS, (Tangerang

Selatan: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, Cet. Pertama), h. 108-109.

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

24

c. Kadar pekerjaan masing-masing pihak yang berserikat

Lebih lanjut para ulama dan praktisi perbankan telah merumuskan

rukun dan syarat Musyarakah menjadi:

a. Ucapan (sighat), penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul). Tidak

ada bentuk khusus dari kontrak Musyarakah. Ia dapat berbentuk

pengucapan yang menunjukkan tujuan. Berakad dianggap sah jika

diucapkan secara verbal. Kontrak Musyarakah dicatat dalam tulisan

dan disaksikan.

b. Para pihak yang berkontrak. Para pihak yang berkontrak harus

berkompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan

perwakilan, karena dalam Musyarakah mitra kerja juga berarti

mewakilkan harta untuk diusahakan.

c. Objek kesempatan: modal dan kerja

(1) Modal/Dana.

Modal yang diberikan harus tunai, emas, perak atau

nilainya sama. Tidak ada perbedaan pendapat antara ulama

dalam hal ini. Modal dapat terdiri dari aset perdagangan,

seperti barang-barang, properti, perlengkapan dan sebagainya.

Dapat juga dalam bentuk yang tidak terlihat, seperti lisensi,

hak paten dan sebagainya. Dibolehkan oleh beberapa ulama

modal sebuah perusahaan dapat disumbangkan dalam bentuk

jenis-jenis aset ini asalkan barang-barang itu dinilai dengan

tunai menurut yang disepakati para mitranya. Mazhab Syafi'i

dan Maliki menyaratkan dana yang disediakan oleh para pihak

itu harus dicampur supaya tidak ada keistimewaan diberikan

kepada bagian salah satu dari mereka. Tetapi mazhab Hanafi

tidak mencantumkan syarat ini jika modal itu dalam bentuk

tunai, sedangkan mazhab Hanbali tidak menyaratkan

pencampuran dana.

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

25

(2) Kerja.

Partisipasi para mitra dalam pekerjaan Musyarakah

adalah sebuah hukum dasar dan tidak dibolehkan bagi salah

satu dari mereka untuk mencantumkan ketidakikutsertaan dari

mitra lainnya. Tetapi kesamaan kerja bukanlah merupakan

syarat. dibolehkan seorang mitra dalam hal ini ia boleh

menyaratkan bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.

4. Macam-Macam Musyarakah

Secara garis besar Musyarakah terbagi menjadi dua macam, yaitu

Musyarakah Amlak (kepemilikan); Musyarakah yang sifatnya memaksa

dalam aturan-aturan yang bersifat positif, dan Musyarakah 'Uqud

(kontrak); Musyarakah yang aturannya bersifat pilihan sendiri dalam

aturan-aturan.22

a. Musyarakah Amlak adalah orang atau lebih yang memiliki satu

barang dengan tanpa adanya akad Musyarakah. Musyarakah Amlak

terdiri dari dua macam:

(1) Musyarakah Amlak Ikhtiar adalah Musyarakah yang terjadi

karena adanya dua orang yang saling berserikat dalam

kepemilikan harta. Contohnya: adanya dua orang yang

membeli, memberi ataupun berwasiat tentang sesuatu hal, dan

ketika keduanya saling sepakat untuk menerima maka jadilah

pembeli, orang yang diberi ataupun orang yang diberi wasiat

berserikat di antara keduanya.

(2) Musyarakah Amlak Jabar, adalah Musyarakah yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih yang ditetapkan bukan atas dasar

perbuatan keduanya. Contohnya ketika ada dua orang yang

mewariskan sesuatu, maka pihak yang diberi wasiat menjadi

sekutu di antara kedua orang tersebut.

22 Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah Dan Aplikasinya Pada LKS, (Tangerang

Selatan: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 110-112.

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

26

b. Musyarakah 'Uqud adalah akad yang terjadi di antara dua orang atau

lebih untuk berserikat mengenai harta dan keuntungannya. Menurut

Hanabilah, Musyarakah jenis ini terdiri dari lima macam, yakni

Musyarakah 'inan, mufawadhah, abdan, wujuh dan Musyarakah

mudharabah. Ulama Golongan Hanafiyah membagi Musyarakah ini

menjadi enam macam, yaitu Musyarakah amwal, amwal 'inan, a'mal

mufawadhah, a'mal 'inan, wujuh mufawadhah dan Musyarakah

wujuh 'inan. Sedangkan sebagian ulama Mesir yang bermazhab

Syafi'i dan Maliki berpendapat bahwa Musyarakah ini terbagi atas

empat macam, yaitu:

(1) Musyarakah 'Inan adalah Musyarakah yang dilakukan antara

dua orang atau lebih dalam hal permodalan untuk suatu usaha

bersama, dan kemudian membagi untung dan ruginya bersama-

sama sesuai dengan jumlah modal masing-masing.

(2) Musyarakah Mufawadhah adalah akad yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha dengan tasharruf

(bertindak), dan berkeyakinan (agama).

(3) Musyarakah Wujuh adalah Musyarakah yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih dengan tanpa modal untuk membeli suatu

barang tetapi hanya modal kepercayaan, kemudian keuntungan

yang diperoleh dibagi antara sesama mereka.

(4) Musyarakah A'mal / Abdan adalah Musyarakah yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih untuk melakukan sesuatu pekerjaan

atau usaha bersama, yang keuntungannya dibagi antara

keduanya berdasarkan kesepakatan / perjanjian.

Mayoritas ulama fiqih bersepakat tentang diperbolehkannya

Musyarakah 'inan, akan tetapi untuk bentuk-bentuk Musyarakah

yang lain masih diperselisihkan. Ulama Syafi'iyyah membolehkan

Musyarakah 'inan dan mudharabah, akan tetapi melarang tiga

macam Musyarakah, yaitu Musyarakah abdan, mufawadhah dan

wujuh. Ulama Hanabilah memperbolehkan semua bentuk

Musyarakah, terkecuali Musyarakah mufawadhah. Ulama

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

27

Malikiyyah memperbolehkan semua bentuk Musyarakah, terkecuali

Musyarakah wujuh. Ulama Hanafiyyah memperbolehkan semua

bentuk Musyarakah apabila dilakukan dengan syarat-syarat yang

telah ditentukan.

5. Ketentuan-Ketentuan Yang Terkait Dengan Musyarakah

a. Sifat Akad Musyarakah Dan Kewenangan

(1) Hukum kepastian Musyarakah

Mayoritas ulama ahli fiqih (fuqaha) berpendapat bahwa

akad Musyarakah merupakan akad yang dibolehkan akan tetapi

tidak lazim (umum) dilakukan. Semua pihak yang terkait dengan

Musyarakah boleh hukumnya untuk membatalkan akad, akan

tetapi harus dengan sepengetahuan pihak yang lain untuk

menghindari kemudaratan (konflik). 23

(2) Bagi hasil dalam Musyarakah24

Hakikatnya bagi hasil dalam Musyarakah tergantung dari

besar kecilnya modal yang telah diinvestasikan. Adapun tata cara

bagi hasil usaha nasabah Bank Islam adalah:

(a) Bank dapat memberikan fasilitas pembiayaan suatu proyek

yang dianggap feasible berdasarkan prinsip Musyarakah.

(b) Dalam skema pembiayaan ini Bank dengan nasabah atau

nasabah-nasabahnya menyetujui untuk memberikan

kontribusi pembiayaan sesuai dengan proporsi yang telah

disepakati bersama.

(c) Semua pihak termasuk Bank mempunyai hak untuk

berpartisipasi dalam manajemen perusahaan. Demikian juga

semua pihak berhak untuk menggugurkan hak tersebut.

(d) Semua pihak melalui suatu negosiasi menyetujui nisbah

pembagian keuntungan ini tidak semestinya harus sesuai

23 Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah Dan Aplikasinya Pada LKS, (Tangerang

Selatan: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 112-113. 24 Ibid.

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

28

dengan besarnya penyertaan modal masing-masing

(mungkin ada beberapa pihak yang memberikan managerial

skill tambahan).

(e) Seandainya terjadi kerugian dalam usaha maka masing-

masing tidak bertanggung jawab kecuali sebatas besar

penyertaan modalnya.

6. Aplikasi25

Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan sebagian kebutuhan

modal pada suatu usaha untuk jangka waktu terbatas sesuai kesepakatan.

Hasil usaha bersih dibagi antara bank sebagai penyandang dana (shahibul

maal) dengan pengelola usaha (mudharib) sesuai dengan kesepakatan.

Umumnya, porsi bagi hasil ditetapkan sesuai dengan persentase kontribusi

masing-masing. Pada akhirnya jangka waktu pembiayaan, dana

pembiayaan dikembalikan kepada bank. Pada pembiayaan Musyarakah

bank boleh ikut serta dalam manajemen proyek yang dibiayai.

Gambar 1

Secara spesifik, bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama

dapat berupa dana, barang perdagangan (trading aset), kewiraswastaan

25 Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah Dan Aplikasinya Pada LKS, (Tangerang

Selatan: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, Cet. Pertama), h. 115-116.

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

29

(enterpreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan (property), peralatan

(equipment), atau intangible aset (seperti hak paten atau goodwill),

kepercayaan/reputasi (kredit worthiness), dan barang-barang lainnya yang

dapat dinilai dengan uang. Dengan merangkum seluruh kombinasi dari

bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu

menjadikan produk ini sangat fleksibel.

7. Berakhirnya Akad

Musyarakah akan berakhir apabila terjadi hal-hal berikut: 26

a. Salah satu pihak membatalkannya meskipun tanpa persetujuan pihak

lainnya sebab Musyarakah adalah akad yang terjadi atas dasar rela

sama rela dari kedua belah pihak yang tidak ada kemestian untuk

dilaksanakan apabila salah satu pihak tidak menginginkannya lagi.

Hal ini menunjukkan pencabutan kerelaan Musyarakah oleh salah satu

pihak.

b. Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk ber-tasharruf (keahlian

mengelola harta), baik karena gila maupun karena alasan lainnya.

c. Salah satu pihak meninggal dunia, tetapi apabila anggota Musyarakah

lebih dari dua orang, yang batal hanyalah yang meninggal saja.

Musyarakah berjalan terus pada anggota-anggota yang masih hidup.

Apabila ahli waris anggota yang meninggal menghendaki turut serta

dalam Musyarakah tersebut, maka dilakukan perjanjian baru bagi ahli

waris yang bersangkutan.

d. Salah satu pihak ditaruh di bawah pengampuan, baik karena boros

yang terjadi pada waktu perjanjian Musyarakah tengah berjalan

maupun sebab lainnya.

e. Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa lagi

atas harta yang menjadi saham Musyarakah. Pendapat ini kemukakan

oleh mazhab Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Hanafi berpendapat bahwa

26 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. kelima), h.

133-135.

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

30

keadaan bangkrut itu tidak membatalkan perjanjian yang dilakukan

oleh yang bersangkutan.

f. Modal para anggota Musyarakah lenyap sebelum dibelanjakan atas

nama Musyarakah. Bila modal tersebut lenyap sebelum terjadi

pencampuran yang tidak dapat dipisah-pisahkan lagi, yang

menanggung risiko adalah para pemiliknya sendiri. Apabila harta

yang lenyap setelah terjadi pencampuran yang tidak dapat dipisah-

pisahkan lagi, menjadi risiko bersama. Kerusakan yang terjadi setelah

dibelanjakan, menjadi risiko bersama. Apabila masih ada sisa harta,

Musyarakah masih dapat berlangsung dengan kekayaan yang masih

ada.

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

31

BAB III

STUDI PUTUSAN NOMOR 967/PDT.G/2012/PA.MDN SAMPAI DENGAN

PUTUSAN NOMOR 624/K/AG/2017

A. Deskripsi Putusan Nomor 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn1

1. Posisi Kasus

Perkara pada putusan ini adalah perkara Gugatan Pembiayaan

Musyarakah antara Penggugat melawan Para Tergugat yang identitasnya

sebagai berikut:

Penggugat, Hj. Saripah Dalimunthe, umur 66 tahun, Agama Islam,

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Merdeka No. 7,

Kelurahan Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten

Padang Lawas Utara yang memberikan kuasa kepada H. Abd. Hadi, S.H.

dan M. Muda HD Harahap, S.H. Advokat yang berkantor di Kantor Hukum

Lubis & Harahap, S.H. beralamat di Jalan Sisingamangaraja Km. 8,9 No.

98 B, Kota Medan berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 11 Juni 2012.

Tergugat I, Aminuddin Sinaga, selaku pribadi sekaligus Pemimpin

Cabang PT. Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan, beralamat di

Jalan Merdeka No. 12, Padang Sidempuan.

Tergugat II, Direktur Utama PT. Bank Sumut, beralamat di Jalan

Imam Bonjol No. 18, Medan, keduanya (Tergugat I dan Tergugat II)

diwakili oleh Syafri Chan, S.H., M. Hum., dan Rizaldi, S.H. Advokat pada

Law Office Syafri Chan & Partners, berkantor di Medan Jl. Denai No.95-

A Kode Pos 20226, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 Juli 2012.

Tergugat III, Pimpinan PT. Asuransi Bangun Askrida Syariah,

beralamat di Pusat Niaga Cempaka Mas, M.I/36, Jalan Letjend Soeprapto,

Jakarta, diwakili oleh Taufik Nugraha, S.H., Indria G. Leman, S.H., LLM.,

dan Dwinandra Ibrahim, S.H. berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 17

Desember 2012.

Tergugat IV, Pemerintah R.I. c/q Departemen Keuangan R.I. c/q

Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Kantor Wilayah I Medan c/q Kantor

1 Putusan Nomor 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

32

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan, beralamat di

Jalan P. Dipenogoro No. 30 A, Medan, Sumatera Utara. Diwakili oleh

Burhanuddin H. Manik, S.H., Ahmad Rifai., S.E., M.Kn., Joslan Mt.

Nainggolan, S.H., Aqni Roniasi Hutauruk., Ady Ramon, S.E. M.Ec. Dev.,

Ika Dany Sutepu, S.E., dan Muhammad Safiuddun.

Turut Tergugat I, Yusliana Dalimunthe, umur 45 tahun, Agama

Islam, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, selaku pribadi sekaligus

mewakili anak kandung yang masih di bawah umur yaitu: a. Elva Azerina

Harahap, 17 tahun, Agama Islam, pekerjaan: tidak bekerja; b. Ali Umar

Harahap, 15 tahun, Agama Islam, pekerjaan: tidak bekerja; c. Rudy

Machmud Harahap, 12 tahun, Agama Islam, pekerjaan: tidak bekerja.

Kesemua anak 1 – 3 di atas tinggal bersama Turut Tergugat I di Jalan Juhar,

Lingkungan III, Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten

Padang Lawas Utara.

Turut Tergugat II, Fatma Dini Anggita, umur 21 tahun, Agama

Islam, Pekerjaan Mahasiswa, beralamat di Jalan Juhar, Lingkungan III,

Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas

Utara.

Turut Tergugat III, Elza Maryna Harahap, umur 19 tahun, Agama

Islam, Pekerjaan Mahasiswa, beralamat di Jalan Juhar, Lingkungan III,

Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas

Utara. Dalam hal ini (Tergugat I – III) diwakili oleh Arselan Moora, S.H.

Advokat-Penasihat Hukum berkantor di Jalan Badik No. 22, Kelurahan

Pahlawan, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, Sumatera Utara

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 4 Februari 2013.

Perkara ini sesuai dengan yang didaftarkan pada kepaniteraan

Pengadilan Agama Medan Kelas-IA yang tertera pada Nomor

967/Pdt.G/2012/PA.Mdn pada tanggal 14 Juni 2012.

2. Duduk Perkara

Dari duduk perkara ini menggambarkan bahwa alasan-alasan yang

diajukan Penggugat pada putusan ini adalah sebagai berikut:

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

33

Penggugat merupakan ibu kandung sekaligus ahli waris yang salah

dari Almarhum Ongku Sutan Harahap, hal ini sesuai dengan surat

keterangan ahli waris yang dikeluarkan oleh lurah Pasar Gunung Tua Kab.

Paluta pada tanggal 30 Desember 2011 dengan No. 474.3/846.KLH/2011.

Sejak tahun 2007 Almarhum Ongku Sutan Harahap merupakan

nasabah tetap dari Tergugat II yang melaksanakan kewajiban dan angsuran

tepat waktu serta merupakan nasabah yang jujur dan beritikad baik dan

penuh tanggung jawab dalam melunasi seluruh pembiayaan pada Tergugat

I pada pelaksanaannya.

Pada tanggal 26 April 2011 Almarhum Ongku Sutan Harahap

menggunakan pembiayaan Musyarakah dari Tergugat I dan Tergugat II

untuk penambahan modal kerja dengan jumlah pembiayaan sebesar

Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) dengan jangka waktu selama

dua belas bulan dengan agunan Sertifikat Hak Milik No. 457/Pasar Gunung

Tua tanggal 19 Desember 2008 atas nama Ongku Sutan Harahap dan

Sertifikat Hak Milik No. 457/Pasar Gunung Tua tanggal 19 Desember 2008

atas nama Ongku Sutan Harahap.

Pada saat berjalannya pelaksanaan pembiayaan Musyarakah,

Almarhum Ongku Sutan Harahap meninggal dunia karena sakit di Gunung

Tua pada tanggal 13 Juli 2011 dan menyebabkan terhentinya pembiayaan

Musyarakah.

Pada tanggal 22 Mei 2012, Tergugat I dan Tergugat II mengirimkan

Surat Peringatan III kepada Penggugat yang pada pokoknya menegaskan

tunggakkan pembiayaan Almarhum Ongku Sutan Harahap pada Tergugat

I dan Tergugat II sebesar Rp752.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh dua

juta rupiah) dan karena ahli waris Almarhum Ongku Sutan Harahap belum

menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan tunggakkan tersebut

walaupun telah berulang-ulang telah disurati, maka Tergugat I dan

Tergugat II memberikan kelonggaran waktu hingga 25 Juni 2012. Jika

sampai pada batas waktu tersebut belum juga menyelesaikannya, maka

agunan yang telah diserahkan akan diajukan lelang ke Tergugat IV.

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

34

Pada saat permohonan akad pembiayaan Musyarakah, almarhum

Ongku Sutan Harahap dibebankan oleh Tergugat I dan Tergugat II biaya-

biaya sebagai berikut:

a. Administrasi : Rp8.750.000,00

b. Notaris : Rp1.500.000,00

c. Asuransi jiwa : Rp2.170.000,00

d. Asuransi Kebakaran : Rp1.189.408,00

Dengan total biaya keseluruhan yang telah lunas dibayar oleh Almarhum

Ongku Sutan Harahap sebesar Rp13.609.408,00 (tiga belas juta enam

ratus sembilan ribu empat ratus delapan rupiah)

Pada klausula akad pembiayaan Musyarakah antara Almarhum

Ongku Sutan Harahap dengan Tergugat I dan Tergugat II disebutkan di

Ayat (1) Pasal 2 tentang kedudukan para pihak, yang pada pokoknya “...

dari pendapatan, keuntungan usaha itu kelak akan dibagi di antara kedua

belah pihak berdasarkan prinsip bagi hasil (syirkah).”, dari klausula ini

dapat diartikan bahwa segala risiko usaha yang dijalankan nantinya akan

dibagi kepada kedua belah pihak juga, sehingga sesuai syariat, ahli waris

Almarhum Ongku Sutan Harahap tidak menanggung seluruh beban biaya

yang dimaksud.

Dalam permohonan pembiayaan Musyarakah Almarhum Ongku

Sutan Harahap telah memenuhi pembayaran asuransi jiwa kepada Tergugat

I dan Tergugat II maka sesuai syariat, Penggugat dan Turut Tergugat I, II,

III dibebaskan dari seluruh beban pembayaran pembiayaan Musyarakah

atas meninggalnya Almarhum Ongku Sutan Harahap karena segala risiko

telah disebabkan oleh pada Tergugat III.

Akan tetapi setelah meninggalnya Almarhum Ongku Sutan

Harahap, Tergugat I dan Tergugat II mengabaikan kepatutan yang

disebabkan beban utang bagi Penggugat dan Tergugat I, II, III dari beban

pembayaran Almarhum Ongku Sutan Harahap dan kemudian secara

berturut-turut mengirimkan Surat Peringatan pembayaran tunggakkan

angsuran pokok dan bagi hasil pembiayaan Musyarakah kepada Turut

Tergugat I. Masing-masing surat peringatan tersebut yaitu: a. surat

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

35

peringatan pertama pada tanggal 3 Februari 2012; b. surat peringatan kedua

pada tanggal 27 Maret 2012; dan surat peringatan ketiga (terakhir) pada

tanggal 22 Mei 2012.

Kedudukan Turut Tergugat I, II, III yang pernah membuat surat

pernyataan akan bertanggung jawab atas pembiayaan Musyarakah

Almarhum Ongku Sutan Harahap pada tanggal 26 April 2011 yang pada

pokoknya juga menyatakan “... apabila di kemudian hari pada saat

asuransi jiwa saya belum terbit polisnya, terjadi sesuatu pada diri saya

dan mengancam jiwa saya, ahli waris saya tidak akan menuntut pihak bank

dan seluruh pembiayaan saya tetap akan menjadi tanggung jawab ahli

waris saya hingga selesai ...”. Fakta ini demi hukum sangatlah

bertentangan dengan klausula yang telah diuraikan pada akan pembiayaan

Musyarakah yang telah diadakan oleh Tergugat I dan Tergugat II dengan

Almarhum Ongku Sutan Harahap.

Pada tanggal 20 Oktober 2011, 5 November 2011, dan 24

November 2011, Turut Tergugat I telah menyampaikan surat keberatan

kepada Tergugat I yang pada pokoknya meminta agar beban utang yang

masih berjalan menjadi tanggungan Tergugat I sehingga tidak membebani

ahli waris termasuk Penggugat.

Untuk menjaga hak dan kepentingan Penggugat selaku salah satu

ahli waris Almarhum Ongku Sutan Harahap atas tanah dan bangunan

Sertifikat Hak Milik No. 457/Pasar Gunung Tua dan Sertifikat Hak Milik

No. 395 maka Penggugat memohon kepada Pengadilan Agama Medan agar

meletakkan sita milik (revindicatoir) terhadap tanah dan bangunan

tersebut.

Dalam Provinsi

Membatalkan atau menunda pelaksanaan permohonan lelang

eksekusi oleh Tergugat I dan II serta Tergugat IV menunggu sampai ada

keputusan yang berkekuatan hukum tetap atas gugatan ini.

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

36

Dalam Pokok Perkara

a. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

b. Menyatakan Penggugat serta Turut Tergugat I, II, dan III selaku ahli

waris Almarhum Ongku Sutan Harahap dibebaskan dari beban utang

pembiayaan Musyarakah dari Tergugat I dan Tergugat II sebesar

Rp752.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh dua juta rupiah);

c. Menyatakan bahwa surat pernyataan yang dibuat oleh Almarhum

Ongku Sutan Harahap dengan diketahui oleh istrinya/Turut Tergugat I

pada tanggal 28 April batal demi hukum atau tidak mempunyai

kekuatan hukum;

d. Menetapkan dan memerintahkan Tergugat I dan Tergugat II serta

Tergugat IV untuk membatalkan pelaksanaan lelang atas aset-aset

Almarhum Ongku Sutan Harahap;

e. Menyatakan lelang eksekusi atas tanah dan bangunan yang dijadikan

agunan ditunda pelaksanaannya dan menunggu sampai ada putusan

yang berkekuatan hukum tetap;

f. Menghukum Tergugat I s/d Tergugat IV untuk tunduk dan patuh

melaksanakan isi putusan ini, dan kelalaian atas pelaksanaan ini

dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsoom) sebesar

Rp500.000,00 setiap hari sampai putusan ini dijalankan dengan baik

oleh Tergugat I s/d Tergugat IV;

g. Menyatakan sah dan berharga sita milik (revindicatoir besslagh) yang

dijalankan dalam perkara ini;

h. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta walaupun

ada upaya hukum banding, kasasi dari Para Tergugat.

3. Amar Putusan

Dalam Konvensi dan Provisi

Menolak Provisi Penggugat tersebut

Dalam Eksepsi

Menolak Eksepsi dari Tergugat I dan II serta Tergugat III untuk

seluruhnya

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

37

Dalam Pokok Perkara

a. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

b. Menyatakan Penggugat serta Turut Tergugat I, II, III selaku ahli waris

dari Almarhum Ongku Sutan Harahap dibebaskan dari bebas utang

pembiayaan Musyarakah dari Tergugat I dan Tergugat II sebesar

Rp752.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh dua juta rupiah);

c. Menyatakan Surat Pernyataan yang dibuat oleh Almarhum Ongku

Sutan Harahap dengan diketahui istrinya (Turut Tergugat I/ Yusliana

Dalimunthe) bertanggal 28 April 2011 batal demi hukum dan/atau tidak

mempunyai kekuatan hukum;

d. Menyatakan Sertifikat Hak Milik Nomor 457/Pasar Gunung Tua

tanggal 19 Desember 2008 atas nama Ongku Sutan Harahap dan

Sertifikat Hak Milik Nomor 395/Pasar Gunung Tua tanggal 7 Juni 2007

atas nama Ongku Sutan Harahap, harus dikembalikan kepada yang

mustahak/Penggugat;

e. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk menyerahkan kepada

Penggugat, dua buah sertifikat hak milik tersebut kepada

Penggugat/ahli waris Almarhum Ongku Sutan Harahap sebagaimana

tercantum dalam amar angka 4 aquo;

f. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

g. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III untuk membayar

biaya perkara yang hingga saat ini sebesar Rp3.841.000,00 (tigas juta

delapan ratus empat puluh satu ribu rupiah).

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

38

B. Deskripsi Putusan Nomor 124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn2

1. Posisi Kasus

Perkara ini merupakan perkara lanjutan dari perkara nomor

967/Pdt.G/2012/PA.Mdn yakni perkara mengenai pembiayaan

Musyarakah. Pada tahap ini para pihak mengajukan upaya hukum lanjutan

yaitu upaya hukum banding dengan identitas para pihak sebagai berikut:

Pembanding I/Tergugat I, Aminuddin Sinaga, sebagai Pemimpin

Cabang PT. Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan, beralamat di

Jalan Merdeka No. 12, Padang Sidempuan.

Pembanding II/Tergugat II, PT. Bank Sumut, beralamat di Jalan

Imam Bonjol, No. 18, Medan, keduanya (Pembanding I dan Pembanding

II) diwakili oleh Syapri Chan, S.H., M.Hum. dan Rizaldi, S.H, Advokat

pada Law Office Syapri Chan & Partners yang berkantor di Jalan Denai

No. 95-A, Medan berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 Juli 2012.

Terbanding/Penggugat, Hj. Saripah Dalimunthe, umur 66 tahun,

Agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, beralamat di Jalan Merdeka No.

7, Kelurahan Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten

Padang Lawas Utara, diwakilkan oleh H. Abd Hadi, S.H. dan M. Muda HD

Harahap, S.H., advokat/pengacara/konsultan hukum pada Kantor Lubis &

Harahap, S.H. berkantor di Jalan Sisingamangaraja Km 8,9 No. 98 B, Kota

Medan sesuai Surat Kuasa Khusus tanggal 11 Juni 2012.

Turut Tergugat I/Tergugat III, PT. Asuransi Bangun Askrida

Syariah, beralamat di Pusat Niaga Cempaka Mas M.I/36, Jalan Letjend

Soeprapto, Jakarta, diwakili oleh Taufik Nugraha, S.H., Indria G Leman,

S.H., LLM., Dwinanda Ibrahim, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal 17 Desember 2012.

Turut Tergugat II, Yusliana Dalimunthe, umur 45 tahun, Agama

Islam, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, selaku pribadi sekaligus

mewakili anak kandung yang masih di bawah umur yaitu: a. Elva Azerina

Harahap, 17 tahun, Agama Islam, pekerjaan: tidak bekerja; b. Ali Umar

Harahap, 15 tahun, Agama Islam, pekerjaan: tidak bekerja; c. Rudy

2 Putusan Nomor 124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn.

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

39

Machmud Harahap, 12 tahun, Agama Islam, pekerjaan: tidak bekerja.

Kesemua anak 1 – 3 di atas tinggal bersama Turut Tergugat II di Jalan

Juhar, Lingkungan III, Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak,

Kabupaten Padang Lawas Utara.

Turut Tergugat III, umur 21 tahun, Agama Islam, Pekerjaan

Mahasiswa, beralamat di Fatma Dini Anggita Harahap, Kabupaten Padang

Lawas Utara.

Turut Tergugat IV, umur 19 tahun, Agama Islam, Pekerjaan

Mahasiswa, beralamat di Elza Maryna Harahap, Kabupaten Padang Lawas

Utara. Dalam hal ini (Tergugat I – III) diwakili oleh Arselan Moora, S.H.

Advokat-Penasehat Hukum berkantor di Jalan Badik No. 22, Kelurahan

Pahlawan, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, Sumatera Utara

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 4 Februari 2013.

Perkara ini sesuai dengan yang didaftarkan pada kepaniteraan

Pengadilan Tinggi Agama Medan yang tertera pada Nomor

124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn pada tanggal 9 Desember 2013.

2. Duduk Perkara

Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan

Pengadilan Agama Medan Nomor 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn.

Dalam Konvensi

Dalam Provisi

Menolak Provisi Penggugat tersebut.

Dalam Eksepsi

Menolak eksepsi dari Tergugat I dan Tergugat II serta Tergugat III untuk

seluruhnya

Dalam Pokok Perkara

a. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

b. Menyatakan Penggugat serta Turut Tergugat I, II dan, III selaku ahli

waris dari Almarhum Ongku Sutan Harahap dibebaskan dari beban

utang Pembiayaan Musyarakah dari Tergugat I dan Tergugat II

sebesar Rp752.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh dua juta rupiah);

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

40

c. Menyatakan Surat Pernyataan yang dibuat oleh Almarhum Ongku

Sutan Harahap dengan diketahui oleh istrinya (Turut Tergugat

I/Yusliana Dalimunthe) bertanggal 28 April 2011 batal demi hukum

dan/atau tidak mempunyai kekuatan hukum;

d. Menyatakan sertifikat Hak milik No. 457/Pasar Gunung Tua tanggal

19 Desember 2008 atas nama Ongku Sutan Harahap dan Sertifikat

Hak Milik No. 395/Pasar Gunung Tua tanggal 7 Juni 2007 atas nama

Ongku Sutan Harahap, harus dikembalikan kepada yang

mustahak/Penggugat;

e. Menghukum Tergugat I dan tergugat II untuk menyerahkan kepada

Penggugat, dua buah Sertifikat Hak Milik tersebut kepada

Penggugat/ahli waris Almarhum Ongku Sutan Harahap sebagaimana

tercantum dalam amar angka 4 aquo;

f. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;

g. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar biaya

perkara yang hingga saat ini sebesar Rp3.841.000.00 (tiga juta

delapan ratus empat puluh satu ribu rupiah).

3. Amar Putusan

a. Menerima permohonan banding Pembanding;

b. Membatalkan putusan Pengadilan Agama Medan Nomor

967/Pdt.G/2012/PA.Mdn tanggal 18 Juni 2013

Dengan Mengadili Sendiri

Dalam Provisi

Menolak permohonan provisi Penggugat

Dalam Eksepsi

Mengabulkan eksepsi Para Tergugat I, II, III, dan IV

Dalam Pokok Perkara

a. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ntvankelijke

verklaard);

b. Menghukum Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya perkara

pada tingkat pertama sebesar Rp3.841.000,00 (tiga juta delapan ratus

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

41

empat puluh satu ribu rupiah) dan pada tingkat banding sebesar

Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)

C. Deskripsi Putusan 624/K/Ag/2017 3

1. Posisi Kasus

Perkara ini merupakan perkara lanjutan dari perkara nomor

124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn yakni perkara mengenai pembiayaan

Musyarakah. Pada tahap ini para pihak mengajukan upaya hukum lanjutan

yaitu upaya hukum kasasi dengan identitas para pihak sebagai berikut:

a. Pemohon Kasasi/Penggugat/Terbanding:

(1) Hj. Saripah Dalimunthe, bertempat tinggal di Jalan Merdeka

Nomor 7, Kelurahan Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang

Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara yang diwakilkan oleh H.

Abd. Hadi, S.H. yang berkantor di Jalan Sisingamangaraja Km.

8,9 Nomor 198 B, Kota Medan berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal 20 Maret 2014;

b. Para Termohon Kasasi/Para Tergugat/Para Pembanding;

(1) PT Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan,

berkedudukan di Jalan Merdeka Nomor 12, Padang Sidempuan,

Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara, diwakili oleh

Aminuddin Sinaga sebagai Pimpinan Cabang;

(2) PT Bank Sumut, berkedudukan di Jalan Imam Bonjol Nomor 18,

Kelurahan Sei Rengas, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan,

Sumatera Sutara, diwakilkan oleh Syapri Chan, S.H., M.Hum.,

Advokat yang berkantor di Jalan Denai Nomor 95 A, Kota

Medan, sekarang di Jalan Beringin Pasar V Nomor 16, Tembung

(20371), berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 10 Januari

2017.

(3) PT Asuransi Bangun Askrida Syariah, berkedudukan di Askrida

Tower, Jalan Pramuka Raya Kav. 151, Jakarta Timur, diwakili

oleh Direktur Utama.

3 Putusan Nomor 624/K/Ag/2017

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

42

c. Para Turut Termohon Kasasi/Para Turut Tergugat/Para Turut

Terbanding

(1) Yusliana Dalimunthe, selaku pribadi sekaligus mewakili anak

kandung yang masih di bawah umur yaitu:

(a) Elva Azerina Harahap;

(b) Ali Umar Harahap;

(c) Rudy Machmud Harahap, semua bertempat tinggal di Jalan

Juhar Lingkungan III, Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang

Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara;

(2) Fatma Dini Anggita Harahap, bertempat tinggal di Jalan Juhar,

Lingkungan III, Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak,

Kabupaten Padang Lawas Utara;

(3) Elza Maryna Harahap, bertempat tinggal di Jalan Makmur,

Lingkungan III, Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak,

Kabupaten Padang Lawas Utara.

2. Duduk Perkara

Bahwa Penggugat I merupakan ibu kandung sekaligus ahli waris

yang sah dari Almarhum Ongku Sutan Harahap, dan Penggugat II,

Penggugat III, dan Penggugat IV adalah anak kandung dari Almarhum

Ongku Sutan Harahap.

Almarhum Ongku Sutan Harahap merupakan nasabah tetap dari

Tergugat II yang dalam pelaksanaannya dilakukan melalui Tergugat I dan

selama menjadi nasabah Almarhum Ongku Sutan Harahap selalu

melaksanakan kewajiban dan angsuran tepat waktu serta merupakan

nasabah yang jujur yang senantiasa beritikad baik dan penuh tanggung

jawab dalam melunasi seluruh akad kredit pada Tergugat I

Pada tanggal 26 April 2011 Almarhum Ongku Sutan Harahap telah

membuat Akad Pembiayaan Musyarakah Nomor 120/KCSY02-

APP/MSY/2011 dengan Tergugat I dan Tergugat II untuk penambahan

modal kerja, dengan jumlah pembiayaan senilai Rp700.000.000,00 (tujuh

ratus juta rupiah) untuk jangka waktu selama dua belas bulan dengan

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

43

agunan Sertifikat Hak Milik Nomor 457/Pasar Gunung Tua tanggal 19

Desember 2008 atas nama Almarhum Ongku Sutan Harahap dan Sertifikat

Hak Milik Nomor 395/Pasar Gunung Tua tanggal 7 Juni 2007 atas nama

Ongku Sutan Harahap.

Pada saat berjalannya pelaksanaan pembayaran pembiayaan

Musyarakah, pada tanggal 13 Juli 2011 Ongku Sutan Harahap meninggal

dunia karena sakit di Gunung Tua yang menyebabkan terhentinya

pembayaran pembiayaan akad Musyarakah.

Pada saat pembuatan akad pembiayaan Musyarakah, Tergugat I

dan Tergugat II mewajibkan kepada Almarhum Ongku Sutan Harahap

untuk membayar biaya-biaya sebagai berikut:

a. Biaya administrasi senilai Rp8.750.000,00 (delapan juta tujuh ratus

lima puluh ribu rupiah);

b. Biaya notaris senilai Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah);

c. Biaya asuransi jiwa senilai Rp2.170.000 (dua juta seratus tujuh puluh

ribu rupiah);

d. Biaya asuransi kebakaran senilai Rp1.189.408,00 (satu juta seratus

delapan puluh sembilan ribu empat ratus delapan rupiah);

dengan total keseluruhan biaya senilai Rp13.609.408,00 (tiga belas juta

enam ratus sembilan ribu empat ratus delapan rupiah), dan telah dibayar

lunas oleh Almarhum Ongku Sutan Harahap.

Penggugat sangat keberatan dengan disampaikannya Surat

Peringatan III (terakhir) yang dikirimkan oleh Tergugat I dan Tergugat II

pada tanggal 22 Mei 2012. Surat tersebut pada pokoknya menegaskan

tunggakan pembiayaan Almarhum Ongku Sutan Harahap sebesar

Rp752.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh dua juta rupiah). Dikarenakan

ahli waris belum menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan tunggakan

tersebut walaupun berulang kali telah disurati, maka Tergugat I dan

Tergugat II memberikan kelonggaran waktu paling lambat tanggal 25 Juni

2012. Jika sampai dengan batas waktu tersebut belum juga

menyelesaikannya maka agunan yang telah diserahkan akan segera

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

44

diajukan lelang kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara

(KP2LN) Medan.

Surat Peringatan III (Terakhir) pokoknya menegaskan tunggakan

angsuran pokok dan bagi hasil pembiayaan Musyarakah Almarhum Ongku

Sutan Harahap sebesar Rp752.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh dua juta

rupiah), hal tersebut sesuai dengan Surat Peringatan I pada tanggal 3

Februari 2012, Surat Peringatan II pada Tanggal 27 Maret 2012.

Akibat dari teguran yang disampaikan melalui Surat Peringatan

yang disampaikan oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada Para Penggugat

yang menyatakan bahwa ahli waris Almarhum Ongku Sutan Harahap

harus melanjutkan dan melunasi pembiayaan Musyarakah yang dicairkan

secara inconcretto telah bertentangan dengan Asas Ekonomi Syariah dan

Nash Shar’I dan dapat dikualifisir sebagai perbuatan melawan hukum.

Dikarenakan Almarhum Ongku Sutan Harahap telah memenuhi

kewajibannya untuk memperoleh fasilitas akad pembiayaan Musyarakah,

maka sesuai dengan Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1992 Tentang Usaha Perasuransian yang menyebutkan bahwa: “Asuransi

jiwa adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak

penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima

premi untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas

meninggal atau hidupnya seseorang yang diasuransikan”, secara yuridis

Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III telah salah dan lalai menerapkan

administrasi asuransi dengan melanggar asas dan prinsip Asuransi Syariah

yakni yang diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 21/DSN-

MUI/III/2002 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.

Atas perintah Tergugat I dan Tergugat II, Turut Tergugat I, II, dan

III telah membuat Surat Pernyataan akan bertanggung jawab atas

pembiayaan Musyarakah Almarhum Ongku Sutan Harahap dan Surat

Pernyataan yang dibuat oleh Almarhum Ongku Sutan Harahap yang juga

diketahui oleh Tergugat I tanggal 26 April 2011 yang pada pokoknya

menyatakan “… Apabila dikemudian hari pada saat asuransi jiwa saya

belum terbit polisnya, terjadi sesuatu pada diri saya dan mengancam jiwa

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

45

saya, ahli waris saya tidak akan menuntut pihak bank dan seluruh

pembiayaan saya tetap akan menjadi tanggung jawab ahli waris saya

sehingga selesai”. Fakta tersebut demi hukum sangat bertentangan dengan

klausula yang telah diuraikan pada akad pembiayaan Musyarakah.

3. Amar Putusan

Mengabulkan permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi tersebut;

Mengadili Sendiri;

Dalam Eksepsi:

Menolak eksepsi Para Tergugat

a. Mengabulkan gugatan Para Penggugat sebagian;

b. Menyatakan Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum;

c. Menetapkan kerugian dari akad Musyarakah antara Ongku Sutan

Harahap dengan Tergugat I sejumlah Rp752.000.000,00 (tujuh ratus

lima puluh dua juta rupiah);

d. Menghukum Para Penggugat menanggung kerugian dan membayar

kepada Tergugat I sejumlah 53,22% x Rp752.000.000,00 =

Rp400.214.400,00 (empat ratus juta dua ratus empat belas ribu empat

ratus rupiah);

e. Menghukum Tergugat I menanggung kerugian sejumlah 46,78% x

Rp752.000.000,00 = Rp351.785.800,00 (tiga ratus lima puluh satu

juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu delapan ratus rupiah);

f. Menghukum Tergugat I untuk mengembalikan sisa hasil lelang dari

objek hak tanggungan kepada Para Penggugat setelah dikeluarkan

sebagai biaya dan kewajiban Para Penggugat pada angka empat di

atas;

g. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya.

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

46

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Perbandingan Pertimbangan Hakim Dalam Hal Perlindungan Hukum

Bagi Ahli Waris dalam Pembiayaan Musyarakah Dalam Putusan Nomor

967/Pdt.G/2012/PA.Mdn dan Putusan Nomor 124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn

1. Pertimbangan Hakim Putusan Nomor 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn

Dalam salinan Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor

967/Pdt.G/2012/PA.Mdn Tentang Sengketa Ekonomi Syariah, maka

penulis uraikan pertimbangan Majelis Hakim, diantaranya sebagai

berikut:40

Guna memenuhi ketentuan dalam Peraturan Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan, Majelis Hakim telah berusaha untuk mendamaikan para pihak,

pada prinsipnya para pihak sepakat menempuh jalan perdamaian, namun

upaya tersebut tidak ada titik temu antara Para Pihak, maka Majelis Hakim

berkesimpulan bahwa telah tidak tercapai perdamaian dan patut

dinyatakan bahwa mediasi telah gagal;

Berdasarkan bukti P.1 (Surat Keterangan Ahli Waris) yang

merupakan bukti autentik dan sejalan dengan apa yang diterangkan oleh

saksi-saksi Penggugat, maka dapat terbukti bahwa Penggugat adalah ibu

kandung sekaligus ahli waris Almarhum Ongku Sutan Harahap yang

berhak mewarisi/menolak harta warisan peninggalan Almarhum Ongku

Sutan Harahap. Karena hal tersebut, secara maqashid asy-syariah

Penggugat berkepentingan dalam mengajukan gugatan dalam perkara ini;

Berdasarkan bukti P.2 (Surat Keterangan Meninggal Dunia) adalah

bukti yang membuktikan Almarhum Ongku Sutan Harahap telah

meninggal dunia akibat serangan jantung di Rumah Sakit Gunung Tua

Paluta pada tanggal 13 Juli 2011, yang secara hukum berkaitan pewaris

terhadap ahli waris dan mal waris;

40 Putusan Nomor 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

47

Berdasarkan bukti P.3 yakni Akad Pembiayaan Musyarakah No.

120/KCSY02/APP/MSY/2011 tanggal 26 April 2011 adalah bukti

autentik yang membuktikan Almarhum Ongku Sutan Harahap telah

membuat Akad Pembiayaan Musyarakah dengan PT. Bank Sumut

(Tergugat II) yang diwakili oleh Pimpinan Cabang PT. Bank Sumut

Syariah Cabang Padang Sidempuan (Tergugat I) sebesar

Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah), dimana uang tersebut telah

diterima Almarhum Ongku Sutan Harahap terlebih dahulu memenuhi

biaya persyaratan sebesar Rp13.609.405,00 (tiga belas juta enam ratus

sembilan ribu empat ratus lima rupiah) yang telah diterima dan disetujui

oleh Tergugat I;

Berdasarkan bukti P.4 yang berupa tanda terima asli Surat Barang

Agunan adalah merupakan bukti yang membuktikan Almarhum Ongku

Sutan Harahap menyerahkan agunan dan diterima oleh Tergugat I serta

diketahui dan disetujui oleh Tergugat II pada tanggal 26 April 2011.

Sesuai juga dengan bukti P.4, menurut Fatwa Dewan Syariah

Nasional Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum

Asuransi Syariah, setelah Almarhum Ongku Sutan Harahap meninggal,

Tergugat I dan Tergugat II akan melakukan lelang kepada Tergugat IV ,

perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang dapat dikualifisir sebagai

perbuatan melawan hukum karena seluruh uang jaminan asuransi dan

administrasi telah dipenuhi oleh Almarhum Ongku Sutan Harahap;

Berdasarkan bukti P.5 berupa Surat Nota Debet dan Jadwal

Angsuran Pembiayaan Musyarakah yang dikeluarkan oleh Tergugat I pada

tanggal 26 April 2011 adalah yang membuktikan pada masa hidupnya

Almarhum Ongku Sutan Harahap merupakan nasabah yang tetap

melakukan pembayaran sesuai dengan yang ditetapkan serta tercatat

sebagai nasabah yang baik dan jujur;

Berdasarkan bukti P.6 berupa Surat Peringatan I, II, dan III

(terakhir) yang dikeluarkan oleh Tergugat I atas perihal keterlambatan

pembayaran angsuran sampai pada peringatan dilakukannya lelang

terhadap barang agunan, hal tersebut membuktikan bahwa Tergugat I dan

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

48

Tergugat II ingin melepaskan tanggung jawab atas kelalaiannya untuk

menanggung risiko karena telah melakukan pencairan pinjaman

sedangkan Tergugat III belum menerbitkan polis asuransi atas nama

Almarhum Ongku Sutan Harahap;

Berdasarkan bukti T.I-II No.2 yang merupakan pernyataan

Almarhum Ongku Sutan Harahap semasa hayatnya bersama istrinya

adalah merupakan bukti yang dibuat dan diterbitkan oleh Tergugat I dan

Tergugat II, menurut Majelis Hakim bukti tersebut tidak berkekuatan

hukum, dan harus dinyatakan bahwa bukti tersebut tidak memenuhi syarat

formil dan materiil serta harus ditolak;

Berdasarkan bukti T.I-II No.3 yang berkaitan dengan pemeriksaan

kesehatan untuk mengajukan asuransi ternyata telah dilakukan oleh

Tergugat I dan Tergugat II dan diterima oleh Ahli Waris setelah Almarhum

Ongku Sutan Harahap meninggal dunia yang menyebabkan pembayaran

pembiayaan Musyarakah tersebut, maka bukti tersebut tidak memenuhi

syarat-syarat alat bukti, karenanya harus dinyatakan ditolak;

Berdasarkan bukti T.I-II No.6 berupa surat klaim asuransi jiwa

adalah merupakan bukti yang dapat membuktikan bahwa Almarhum

Ongku Sutan Harahap telah memenuhi dan membayar uang asuransi yang

telah diterima oleh Tergugat I;

Berdasarkan bukti T.I-II No.9, 11 dan 14 yaitu tanda terima Surat

Jaminan Barang dan fotokopi Sertifikat Hak Milik No.457 dan Sertifikat

Hak Milik No.395 adalah merupakan bukti yang sempurna.

Berdasarkan bukti T.I-II No.19 – 21 yaitu berupa Surat Peringatan

I, II, dan III (terakhir), menurut Majelis Hakim surat-surat yang di

terbitkan oleh Tergugat I dan Tergugat II tersebut yang ada relevansinya

dengan kondisi Penggugat, maka oleh karenanya majelis hakim

berpendapat bahwa bukti tersebut harus dinyatakan ditolak;

Berdasarkan bukti T.III-5 berupa setoran Tergugat I kepada

Tergugat III dan telah dikembalikan oleh Tergugat III kepada ahli waris

Almarhum Ongku Sutan Harahap, ternyata telah dibantah oleh Penggugat

bahwa sampai saat ini pengembalian uang premi tersebut belum diterima

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

49

ahli waris. Majelis Hakim berpendapat bahwa bukti tersebut harus

dinyatakan ditolak;

2. Pertimbangan Hakim Putusan Nomor 124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn

Dalam salinan Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor

967/Pdt.G/2012/PA.Mdn Tentang Sengketa Ekonomi Syariah, maka

penulis uraikan pertimbangan Majelis Hakim, diantaranya sebagai

berikut:41

Dalam Akad Musyarakah No.120/KCSY02-APP/MSY/2011

tanggal 26 April 2011 Pasal 8 terdapat klausul jika terjadi sengketa dan

tidak bisa diselesaikan oleh para pihak secara damai, maka diselesaikan

melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan agama di medan;

Bahwa terhadap putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam

provisi, Majelis Hakim Tingkat Banding mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut; Bahwa tentang permohonan provisi yang didalilkan

Penggugat agar Tergugat IV (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang Medan) membatalkan atau menunda pelaksanaan lelang, telah

dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dan Hakim Tingkat

Banding sependapat permohonan provisi tersebut ditolak, dengan

tambahan pertimbangan bahwa dalam posita gugatan angka 5 dinyatakan

apabila sampai pada tanggal 25 Juni 2012 Turut Tergugat I belum

menyelesaikan tunggakan, maka Tergugat I akan melelang agunan melalui

Kantor Lelang. Sampai dengan Gugatan tersebut diajukan, faktanya

Tergugat I belum pernah mengajukan permohonan lelang kepada Tergugat

IV, tetapi Tergugat I baru memberikan somasi (peringatan), maka

permohonan provisi Penggugat tersebut jelas tidak ada relevansinya dan

tidak beralasan menurut hukum, oleh karenanya sudah seharusnya

permohonan provisi tersebut ditolak;

Para Tergugat telah mengajukan eksepsi atas gugatan Penggugat

dan eksepsi tersebut telah dipertimbangkan oleh Hakim Tingkat Pertama,

41 Putusan Nomor 124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

50

namun Hakim Tingkat Banding perlu mempertimbangkan kembali

eksepsi tersebut sebagai berikut:

Eksepsi Tergugat I dan II

Eksepsi Tergugat I dan II pada pokoknya menyatakan bahwa

gugatan Penggugat obscuur libel, yaitu antara posita dengan petitum tidak

saling mendukung;

Dalam posita gugatannya, Penggugat membenarkan antara

Tergugat I dengan Almarhum Ongku Sutan Harahap dan atas persetujuan

istrinya (Turut Tergugat I) telah mengadakan dan menandatangani Akad

Pembiayaan Musyarakah No. 120/KCSY02-APP/MSY/2011 tanggal 26

April 2011 dengan dana penyertaan modal dari Tergugat I sebesar

Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah);

Akad pembiayaan Musyarakah tersebut berakhir pada tanggal 26

April 2012 (vide bukti P-III, T-I dan II No.1, Pasal 3) dan sampai masa

perjanjian tersebut berakhir, modal penyertaan dari Tergugat I belum

dikembalikan oleh ahli waris Almarhum Ongku Sutan Harahap terutama

oleh istri dan anak-anak almarhum (Turut Tergugat I, II dan III);

Dalam petitum gugatannya, Penggugat sama sekali tidak

membebankan kepada pihak siapa yang harus mengembalikan modal

pembiayaan Musyarakah yang telah diterima, dan dinikmati oleh

Almarhum Ongku Sutan Harahap dan keluarganya (Turut Tergugat I, II,

III). Pada hal sesuai Pasal 7 akad pembiayaan Musyarakah (vide bukti P-

III, T-I dan II, No.1) modal pembiayaan Musyarakah tersebut harus

dikembalikan oleh Ongku Sutan Harahap (suami Turut Tergugat I dan

ayah Tergugat II dan III) ditambah lagi hasil yang disepakati dan menjadi

hak Tergugat I. Hal ini sesuai pula dengan ketentuan Pasal 1 angkat 25

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Oleh

karena tidak jelas siapa yang harus mengembalikan modal pembiayaan

ditambah bagi hasil tersebut, maka telah nyata antara posita gugatan

dengan petitum gugatan tidak saling mendukung, dan karenanya secara

formil gugatan Penggugat obscuur libel, lagi pula yang ditarik sebagai

Tergugat I adalah Aminudin Sinaga selaku pribadi dan Pimpinan Cabang

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

51

PT Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan, sedangkan pada akad

pembiayaan Musyarakah Aminudin Sinaga bertindak untuk dan atas nama

PT Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan, seharusnya yang

digugat adalah PT Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan

sebagai badan hukum (persona standi in judicio) bukan person/pribadi

pemimpinya. Dengan demikian gugatan Penggugat cacat formil.

Eksepsi Tergugat III

Eksepsi Tergugat III menyatakan antara lain bahwa Penggugat

tidak memiliki legal standing sebagai Penggugat (diskualifikasi in person)

dalam perkara aquo. Untuk itu Majelis Hakim Tingkat Banding

memberikan pertimbangan, bahwa berdasarkan Pasal 1340 KUH Perdata

(BW) yang menyatakan bahwa “Persetujuan hanya mengikat atau berlaku

antara pihak-pihak yang membuatnya”. Dalam pasal ini terkandung

makna asas personalia, bahwa pada dasarnya suatu perjanjian yang dibuat

oleh seseorang dalam kapasitasnya sebagai individu dan/atau subjek

hukum, hanya akan berlaku dan mengikat untuk yang membuat perjanjian

tersebut. Sengketa dalam perkara aquo adalah akibat adanya Perjanjian

Akad Musyarakah No. 120/KCSY02-APP/MSY/2011 tanggal 26 April

2011, dan yang membuat dan menandatangani perjanjian tersebut adalah

PT Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan yang diwakili oleh

Aminudin Sinaga selaku Pimpinan Cabang sebagai Pihak Pertama dan

Ongku Sutan Harahap serta disetujui dan ditandatangani oleh Yusliana

Dalimunthe (istri Ongku Sutan Harahap) sebagai Pihak Kedua, sedangkan

dalam hal ini Penggugat tidaklah termasuk pihak yang membuat perjanjian

akad Musyarakah Tersebut. Oleh karena Penggugat tidak termasuk pihak

dalam perjanjian akad Musyarakah yang sekarang disengketakan, maka

Penggugat tidak mempunya legal standing (kapasitas sebagai subjek

hukum) dalam perkara aquo. Maka Penggugat tidak berhak untuk

mengajukan gugatan dalam perkara aquo, dan untuk itu gugatan

Penggugat mengandung cacat formil yaitu diskualifikasi in person.

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

52

Eksepsi Tergugat IV

Eksepsi Tergugat IV menyatakan bahwa gugatan Penggugat

prematur sebab Tergugat IV sama sekali belum melakukan tindakan

hukum suatu apa pun atas agunan atau objek hak tanggungan dalam

perkara aquo karena memang tidak ada pengajuan lelang dari Tergugat I

dan Tergugat II, lagi pula Tergugat IV tidak mewilayahi agunan atau objek

hak tanggungan dalam perkara aquo.

Bahwa Hakim Tingkat Banding sependapat dengan Hakim Tingkat

Pertama yang mengabulkan eksepsi Tergugat IV tersebut, karena faktanya

Tergugat I belum mengajukan permohonan lelang kepada kantor lelang

dimana pun termasuk Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

Medan (Tergugat IV).

Sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, tanpa

mempertimbangkan eksepsi Para Tergugat lainnya, maka Hakim Tingkat

Banding berpendapat bahwa formalitas gugatan Penggugat dalam perkara

aquo adalah cacat formil. Dengan demikian eksepsi Para Tergugat I, II, III

dan IV telah tepat dan benar sesuai hukum dan karenanya patut

dikabulkan;

Bahwa karena eksepsi Para Tergugat I, II, III, dan IV telah

dikabulkan, maka tidak ada relevansinya lagi mempertimbangkan pokok

perkara, dan dengan sendirinya gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak

dapat diterima (niet onvankelijke verklaard).

B. Pertimbangan Hakim Tingkat Kasasi Dalam Hal Perlindungan

Hukum Bagi Ahli Waris Dalam Pembiayaan Musyarakah Dalam

Putusan Nomor 624/K/Ag/2017

Menuntut pendapat Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi Agama

Medan telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai

berikut:

Bahwa tindakan Tergugat I yang menjadikan Surat Pernyataan

Penggugat I sebagai alasan pencairan pembiayaan Musyarakah sebelum

polis asuransi diterbitkan, merupakan indikasi (qarinah) adanya kekurang

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

53

hati-hatian Penggugat I. Sebelum terbit polis asuransi seharusnya

Penggugat tidak menerbitkan akad Musyarakah. Meskipun akad sah tanpa

polis, karena asuransi tidak merupakan syarat untuk mencairkan dana yang

sudah disepakati. Akan tetapi, polis sangat penting dan urgen untuk

menjamin keamanan pembiayaan apabila terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan di belakang hari. Selain itu, tindakan tersebut tidak sesuai

dengan ruh ekonomi Islam serta melanggar asas ekonomi yang sesuai

prinsip syariah. Sebab faktanya tindakan tersebut telah menimbulkan

kerugian dan keresahan. Dengan demikian Tergugat I telah melakukan

kelalaian dengan membiarkan Ongku Sutan Harahap sebagai konsumen

tidak mengetahui konsekuensi yang akan ditanggung olehnya dan ahli

warisnya apabila terjadi risiko kematian di belakang hari, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 21 Huruf (e) dan (j) Kompilasi Hukum Ekonomi

Syariah;

Bahwa oleh karena hal tersebut di atas, putusan Pengadilan Tinggi

Agama Medan harus dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili

sendiri perkara ini dengan pertimbangan berikut ini;

Bahwa Tergugat I telah mengabaikan prinsip kehati-hatian

(prudent banking principle), hal mana bank dalam menjalankan usaha baik

dalam penghimpunan terutama dalam penyaluran dana kepada masyarakat

harus sangat berhati-hati. Hal tersebut dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal

29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,

oleh karena itu Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum.

Bahwa pihak pertama (Tergugat I) membuat akad Musyarakah

pada tanggal 26 April 2011 dan pada tanggal tersebut dibuat pernyataan

oleh pihak kedua (Penggugat I) yang menegaskan jika polis asuransi

belum terbit dan terjadi sesuatu, maka seluruh pembiayaan menjadi

tanggung jawab ahli waris, hanya saja dengan wafatnya pihak kedua yang

merupakan risiko usaha, terlebih pihak pertama begitu mudahnya

mencairkan dana sebelum terbit polis asuransi dan hanya bermodalkan

surat pernyataan antara Penggugat (sebagai pihak kedua) dengan Tergugat

I (pihak kedua);

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

54

Bahwa adanya akad Musyarakah antara Ongku Sutan Harahap

dengan Tergugat I telah menimbulkan risiko kerugian karena dengan tidak

adanya asuransi jiwa yang menjamin untuk mengembalikan modal pokok

akad Musyarakah yang diterima oleh nasabah apabila nasabah meninggal

dunia, adalah perbuatan yang dapat merugikan ahli waris yang seharusnya

pembayaran sejumlah Rp752.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh dua juta

rupiah) ditanggung oleh pihak asuransi terlebih dahulu adalah perbuatan

yang bertentangan dengan Pasal 16 Akad Pembiayaan Musyarakah Nomor

120/KCSY02-APP/MSY/2011 dan ini merupakan kerugian yang

diakibatkan oleh pihak bank (Tergugat I). Oleh karenanya akad ini

merupakan akad Musyarakah, maka kerugian harus dibagi secara

proporsional sehingga uang modal harus dilunasi oleh Penggugat sebesar

53,22 (lima puluh tiga koma dua puluh dua) persen yakni

Rp400.214.400,00 (empat ratus juta dua ratus empat belas ribu empat ratus

rupiah) dan Tergugat sebesar 46,78 (empat puluh enam koma tujuh puluh

delapan) persen yakni Rp351.785.800,00 (tiga ratus lima puluh satu juta

tujuh ratus delapan puluh lima ribu delapan ratus rupiah), sesuai bunyi

Pasal 3 ayat (2) Akad Pembiayaan Musyarakah Nomor 120/KCSY02-

APP/MSY/2011 tanggal 26 April 2011.

Perbandingan Putusan Hakim Putusan Nomor 944/Pdt.G/2015/PA.Mdn,

68/Pdt.G/2016/PTA.Mdn dan 624/K/Ag/2017

Putusan Nomor

944/Pdt.G/2015/PA.Mdn

Putusan Nomor

68/Pdt.G/2016/PTA.Mdn

Putusan Nomor

624/K/Ag/2017

Majelis Hakim Tingkat

Pertama membebaskan

utang seluruhnya bagi ahli

waris atau Penggugat atas

Almarhum Ongku Sutan

Harahap kepada Tergugat I

dan Tergugat II

dikarenakan sudah ada

Majelis Hakim Tingkat

Banding berpendapat bahwa

1. Gugatan Penggugat

obscuur libel, yaitu antara

posita dengan petitum tidak

saling mendukung; 2.

Gugatan Penggugat

mengandung cacat formil

Majelis Hakim

Tingkat Kasasi

Berpendapat bahwa

Tergugat I telah

melakukan

perbuatan melawan

hukum dengan

mengabaikan

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

55

bukti adanya pembayaran

biaya administrasi yang

meliputi biaya asuransi

jiwa yang sudah

dibayarkan oleh Almarhum

Ongku Sutan Harahap di

awal transaksi. Mengenai

tidak terbitnya polis

asuransi atas nama Ongku

Sutan Harahap adalah

murni kelalaian Tergugat I

dan Tergugat II yang

kurang memperhatikan

prinsip kehati-hatian, serta

Tergugat I dan Tergugat II

telah melakukan kelalaian

menerapkan administrasi

asuransi.

yaitu diskualifikasi in

person, yaitu Penggugat

tidak memiliki legal

standing sebagai Penggugat

hal tersebut dikarenakan

Akad Pembiayaan

Musyarakah No.

120/KCSY02-

App/MSY/2011 diadakan

oleh Tergugat I dan II

dengan Almarhum Ongku

Sutan Harahap dengan

ditandatangani oleh Turut

Tergugat I (Yusliana

Dalimunthe); 3. Gugatan

Penggugat prematur sebab

Tergugat IV belum sama

sekali melakukan tindakan

apapun terhadap agunan dan

pada faktanya Tergugat I

sama sekali belum

mengajukan permohonan

lelang kepada Tergugat IV

prinsip kehati-

hatian (prudent

banking principle)

yang tidak sesuai

dengan Pasal 2 dan

Pasal 29 Ayat (2)

Undang-Undang

Nomor 10 Tahun

1998 Tentang

Perbankan. Oleh

karenanya akad ini

merupakan akad

Musyarakah, maka

kerugian harus

dibagi secara

proporsional yakni

Penggugat sebesar

53,22% dan

Tergugat I dan

Tergugat II sebesar

46,78%, hal ini

sesuai dengan Pasal

3 ayat (2) Akad

Pembiayaan

Musyarakah

Nomor

120/KCSY02-

APP/MSY/2011.

Tabel 1

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

56

C. Implikasi Putusan Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Ahli Waris

Dalam Pembiayaan Musyarakah

Berdasarkan putusan-putusan yang telah penulis jabarkan di atas (Putusan

Nomor 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn, Putusan Nomor 124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn dan

Putusan Nomor 624/K/Ag/2017), putusan-putusan tersebut memiliki kesamaan

dan perbedaan terkait dengan substansi pokok perkara maupun putusan Majelis

Hakim. Jika dikomparasikan, ketiganya memiliki kesamaan pada pokok perkara

yakni pembiayaan akad Musyarakah.

Dalam Putusan Nomor 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn, hakim memutuskan

pembebasan hutang seluruhnya bagi ahli waris Ongku Sutan Harahap dikarenakan

sudah ada bukti adanya pembayaran biaya administrasi yang meliputi biaya

asuransi jiwa yang sudah dibayarkan oleh Almarhum Ongku Sutan Harahap di

awal transaksi terkait permohonan pembiayaan Musyarakah. Mengenai tidak

terbitnya polis asuransi atas nama Ongku Sutan Harahap merupakan murni

kelalaian pihak bank karena telah melakukan kelalaian dalam menerapkan

administrasi asuransi.42

Pada putusan hakim tingkat banding yakni pada Putusan Nomor

124/Pdt.G/2013/PTA.Mdn, majelis hakim mengabulkan gugatan Pembanding dan

membatalkan semua putusan Pengadilan Tingkat Pertama. Majelis hakim

berpendapat bahwa Penggugat/Terbanding bukan orang yang melakukan akad

tetapi hanya sebatas ibu dari Ongku Sutan Harahap, maka gugatan tersebut cacat

formil. Majelis Hakim Tingkat Banding belum memutuskan siapa yang harus

bertanggung jawab untuk menyelesaikan sisa angsuran pembiayaan Musyarakah

tersebut karena Majelis Hakim belum memeriksa pokok perkara.43

Majelis Hakim Tingkat Kasasi dalam Putusan 624/K/Ag/2017

memutuskan pihak bank telah salah dalam menerapkan administrasi pembiayaan

yang menimbulkan risiko kerugian karena tidak adanya asuransi jiwa yang

menjamin untuk mengembalikan modal pokok akad Musyarakah yang diterima

nasabah pada saat nasabah meninggal dunia. Hal tersebut merugikan ahli waris

yang seharusnya pembayaran sejumlah Rp752.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh

42 Putusan 967/Pdt.G/2012/PA.Mdn 43 Putusan 124/Pdt.G/2013.PTA.Mdn

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

57

dua juta rupiah) ditanggung oleh pihak asuransi tetapi karena pencairan dana

dilakukan sebelum terbitnya polis asuransi, dan pihak bank membebankan seluruh

kewajiban kepada ahli waris untuk menyelesaikan sisa tunggakkan modal pokok

pembiayaan Musyarakah. Hal merupakan kerugian yang diakibatkan pihak bank

kurang memperhatikan prinsip kehati-hatian dan karena akadnya adalah akad

Musyarakah maka kerugian harus dipikul secara bersama-sama oleh pihak yang

berakad.44

Setelah penulis mengetahui jalan perkara kasus ini dalam Putusan Nomor

624/K/Ag/2017, dapat dipahami bahwa masalah yang disengketakan antara para

pihak adalah mengenai kewajiban ahli waris terhadap tunggakan yang belum

diselesaikan oleh Almarhum Ongku Sutan Harahap.

Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya mengenai pembiayaan

Musyarakah, semua telah diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, seperti yang ditegaskan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah

yang menyebutkan bahwa “Musyarakah merupakan pembiayaan berdasarkan

akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dan risiko

akan di tanggung bersama sesuai dengan kesepakatan”.

Juga sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

Tentang Perbankan yang menyatakan bahwa “Untuk kepentingan nasabah, bank

wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian

sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.

Mengenai pertimbangan Hakim Tingkat Kasasi dalam perkara ini, hakim

menilai bahwa Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan telah mengabaikan

prinsip kehati-hatian (prudent banking principle). Hal tersebut dikarenakan Bank

Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan menjadikan Surat Pernyataan ahli waris

sebagai alasan pencairan pembiayaan Musyarakah. Bahkan pencairan tersebut

dilakukan sebelum polis asuransi atas nama Ongku Sutan Harahap terbit. Dengan

demikian Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan telah melakukan

kelalaian dengan membiarkan Ongku Sutan Harahap sebagai nasabah yang ikut

44 Putusan 624/K/Ag/2017

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

58

serta dalam pembiayaan akad Musyarakah tidak mengetahui konsekuensi yang

akan ditanggung olehnya dan ahli warisnya apabila risiko kematian terjadi di

kemudian hari. Hakim berpendapat bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan Pasal 2

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang

menyebutkan bahwa “Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya

berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian”.45

Lebih lanjut Hakim memutuskan bahwa kerugian yang terjadi pada Akad

Musyarakah Nomor 120/KCSY02-APP/MSY/2011 harus ditanggung oleh kedua

belah pihak yakni ahli waris sebagai perwakilan dari Almarhum Ongku Sutan

Harahap dan Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan dikarenakan bahwa

Akad Nomor 120/KCSY02-APP/MSY/2011 merupakan akad pembiayaan

Musyarakah yang diatur berdasarkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor

08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah yang menyebutkan

bahwa “Musyarakah merupakan pembiayaan berdasarkan akad kerja sama antara

dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dan risiko akan ditanggung

bersama sesuai dengan kesepakatan”; serta “Kerugian harus di bagi di antara para

mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal.” Dengan

ini Majelis Hakim Tingkat Kasasi telah benar dalam memutuskan perkara nomor

624/K/Ag/2017.

Kewenangan melakukan penemuan hukum hakim bersumber dari

peraturan-peraturan untuk menempuh cara yang bijaksana dalam menjalankan

tugasnya, dengan lebih mengutamakan idea moral daripada legal formal. Dengan

demikian, bahwa Majelis Hakim Tingkat Kasasi dalam melaksanakan

kewenangannya bersifat bebas untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan

situasi yang dihadapi, tidak didasarkan pada lahiriah dari peraturan undang-undang

yang berlaku tetapi atas dasar kebijaksanaan dan keadilan.46

Kaidah-kaidah umum yang harus diperhatikan dalam menerapkan hukum

adalah: 1. mewujudkan keadilan; 2. Mendatangkan kesejahteraan dan kemakmuran

45 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 46 Achmad Arief Budiman, “Penemuan Hukum Dalam Putusan Mahkamah Agung Dan

Relevansinya Bagi Pengembangan Hukum Islam Indonesia”, Jurnal Pemikiran Hukum Islam Al

Ahkam, XXIV, 1, (April, 2014), h. 4

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

59

masyarakat; 3. menetapkan hukum yang berpandangan dengan keadaan darurat; 4.

pembalasan harus sesuai dengan dosa yang dilakukan; 5. tiap-tiap manusia memikul

dosanya sendiri. Dalam kaitan dengan keadilan, putusan hakim harus mewujudkan

keadilan dari kedua belah pihak yang bersengketa.47

Berkenaan dengan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Kasasi pada

Putusan Nomor 624/K/Ag/2017, penulis ingin menganalisis putusan tersebut

sebagai perlindungan hukum bagi ahli waris dalam pembiayaan Musyarakah.

Dalam permohonan Akad Musyarakah Nomor 120/KCSY02-

APP/MSY/2011, Almarhum Ongku Sutan Harahap sebagai nasabah diwajibkan

untuk memenuhi biaya-biaya yang tercantum di dalamnya yaitu biaya asuransi jiwa

Rp2.170.000,00 (dua juta seratus tujuh puluh ribu rupiah). Menurut Pasal 1 Angka

(1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian yang

berbunyi “Asuransi jika adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih

dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

menerima premi untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas

meninggal atau hidupnya seseorang yang diasuransikan”, kerugian yang terjadi

karena meninggalnya Almarhum Ongku Sutan Harahap ditanggung oleh PT.

Asuransi Bangun Askrida Syariah sebagai pihak penanggung asuransi dan Ahli

waris Almarhum Ongku Sutan Harahap dibebaskan dari sisa biaya tunggakan

modal pokok pembiayaan Musyarakah.48

Namun Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan tidak menyetorkan

biaya yang telah dibayar oleh Almarhum Ongku Sutan Harahap dan telah

dikonfimasi oleh PT. Asuransi Bangun Askrida (Turut Termohon Kasasi). Terlebih

juga Bank Sumut Syariah Cabang Padang Sidempuan mencarikan dana terlebih

dahulu sebelum terbitnya polis asuransi atas nama Ongku Sutan Harahap. Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang menyebutkan

bahwa Pasal 2: “Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya

berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian”49; serta

Pasal 29 Ayat (4): “Untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi

47 Hasbi Ash-Shiddieqy, Fakta Keagungan Syariat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h.

25-26 dalam Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam: Sejarah, Teori dan Konsep, Cetakan

Pertama, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 56. 48 Putusan Nomor 624/K/Ag/2017 49 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

60

mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi

nasabah yang dilakukan melalui bank.”

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank syariah wajib memenuhi tata

kelola perusahaan yang baik (good corporate govenance), prinsip kehati-hatian dan

pengelolaan risiko, serta menerapkan prinsip mengenal nasabah dan perlindungan

nasabah termasuk kewajiban untuk menjelaskan kepada nasabah mengenai

timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan di

bank syariah.50 Ketentuan tersebut menunjukkan bahwa prinsip kehati-hatian adalah

salah satu asas terpenting yang wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank dalam

menjalankan kegiatan usahanya. Prinsip kehati-hatian tersebut mengharuskan pihak

bank untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usahanya, dalam arti

harus selalu konsisten dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan di

bidang perbankan berdasarkan profesionalisme dan iktikad baik.51

Fakta tersebut merupakan murni kesalahan Bank Sumut Syariah Cabang

Padang Sidempuan yang kurang memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam

menjalankan usahanya.

Hakim Tingkat Kasasi dalam Putusan Nomor 624/K/Ag/2017 memutuskan

bahwa kerugian yang terjadi pada Akad Musyarakah Nomor 120/KCSY02-

APP/MSY/2011 harus ditanggung oleh kedua belah pihak yakni ahli waris sebagai

perwakilan dari Almarhum Ongku Sutan Harahap dan Bank Sumut Syariah Cabang

Padang Sidempuan dikarenakan bahwa Akad Nomor 120/KCSY02-

APP/MSY/2011 merupakan akad pembiayaan Musyarakah yang diatur

berdasarkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000

Tentang Pembiayaan Musyarakah yang menyebutkan bahwa “Musyarakah

merupakan pembiayaan berdasarkan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana dengan ketentuan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan”; serta “Kerugian harus di bagi di antara para mitra secara

proporsional menurut saham masing-masing dalam modal.”

50 Gunarto Suhardi, “Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, (Yogyakarta: Kanisius,

2003), h. 27. 51 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008), h. 134-135.

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

61

Berdasarkan penjabaran mengenai dasar hukum putusan Majelis Hakim

Tingkat Kasasi yang telah penulis sampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa hak

ahli waris dalam kewajiban menyelesaikan tunggakan Akad Pembiayaan

Musyarakah Nomor 120/KCSY02-APP/MSY/2011 dilindungi oleh Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, dan Fatwa Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Pembiayaan Musyarakah.

Selain itu, penulis berpendapat bahwa ahli waris juga terlindungi haknya

mengenai kewajiban penyelesaian tunggakan pembayaran modal dan bagi hasil

dalam Akad Pembiayaan Musyarakah Nomor 120/KCSY01-APP/MSY/2011

melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

52dalam Pasal 7 yang menyebutkan bahwa:

“Kewajiban pelaku usaha adalah:

a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,

perbaikan dan pemeliharaan;

c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif;

d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa

tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat

dan/atau yang diperdagangkan;

e. memberi konpensasi, ganti rugi dan/atau pergantian atas kerugian akibat

penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan

f. memberi konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan

perjanjian.

52 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

62

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan juga melindungi hak ahli waris

dalam pembiayaan Musyarakah. Dalam Pasal 4 Ayat (1) menyebutkan bahwa

“Pelaku Usaha wajib menyediakan dan/atau menyampaikan informasi mengenai

produk dan/atau layanan yang akurat, jujur, jelas dan tidak menyesatkan. Pasal

tersebut di atas menyatakan bahwa pelaku usaha jasa perbankan wajib menempuh

cara-cara yang tidak merugikan bank dan nasabah serta menyediakan informasi

mengenai timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang

dilakukan melalui bank”. Apabila penyelenggara jasa perbankan menempuh cara-

cara yang tidak merugikan nasabah dan menyediakan informasi mengenai risiko

yang dapat terjadi maka hak konsumen atas kenyamanan, keamanan dan

keselamatan dalam menggunakan jasa akan terpenuhi.53

Selanjutnya, hal yang terpenting yang juga diatur dalam Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen pada

Pasal 29, Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib bertanggung jawab atas kerugian

konsumen yang timbul akibat kesalahan dan/atau kelalaian, pengurus, pegawai

Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan/atau pihak ketiga yang bekerja untuk kepentingan

Pelaku Usaha Jasa Keuangan.54

Oleh karena itu, cukup banyak pasal dalam peraturan perundangan yang

memberikan perlindungan bagi ahli waris dalam Akad Pembiayaan Musyarakah

Nomor 120/KCSY02-APP/MSY/2011.

53 Aad Rusyad Nurdin, “Kajian Peraturan Pelindungan Konsumen Di Sektor Perbankan”,

Jurnal Hukum dan Pembangunan, IXVIII, 2 (April, 2018), h. 311-312. 54 Ibid.

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Putusan hakim merupakan perlindungan hukum bagi Penggugat

sebagai ahli waris dengan berbekal pada peraturan perundang-undangan

dengan menetapkan Tergugat I dan Tergugat II sebagai pihak yang kalah.

Majelis Hakim Tingkat Kasasi berpendapat bahwa Bank Sumut Syariah

Cabang Padang Sidempuan telah mengabaikan prinsip kehati-hatian dengan

menjadikan Surat Pernyataan ahli waris sebagai alasan pencairan dana sebelum

polis asuransi terbit. Hal tersebut bertentangan dengan Pasal 2 Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

Majelis Hakim Tingkat Kasasi memutuskan bahwa kerugian yang

terjadi harus ditanggung oleh kedua belah pihak yakni ahli waris sebagai

perwakilan dari Almarhum Ongku Sutan Harahap dan Bank Sumur Syariah

Cabang Padang Sidempuan dikarenakan Akad Pembiayaan Nomor

120/KCSY02-APP/MSY/2011 merupakan Akad Pembiayaan Musyarakah,

dimana telah diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah.

Selain itu, ahli waris juga dilindungi haknya beberapa peraturan

perundang-undangan lainnya yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa

Keuangan.

Dengan begitu, cukup banyak peraturan perundang-undangan yang

memberikan perlindungan bagi ahli waris dalam Akad Pembiayaan

Musyarakah Nomor 120/KCSY/02-APP/MSY/2011.

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

64

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang

dapat dijadikan sebagai masukan kepada Bank Syariah dan Nasabah sebagai

pelaku Ekonomi Syariah, beberapa implikasi tersebut yaitu:

1. Mengutamakan prinsip kehati-hatian oleh Bank Syariah, guna

meminimalisir terjadinya kerugian yang dapat merugikan Bank Syariah

dengan menegaskan seluruh persyaratan kepada nasabah sebelum

mencairkan dana pembiayaan.

2. Meningkatkan kedetailan kontrak akad ekonomi syariah yang disediakan

oleh bank, sehingga dapat dijalankan ketika suatu peristiwa kerugian yang

tidak dapat di perkirakan terjadi. Serta meningkatkan kenyamanan bagi

nasabah untuk ikut serta dalam akad ekonomi syariah tersebut.

3. Meningkatkan prinsip kehati-hatian dan memperhatikan risiko yang akan

terjadi oleh nasabah dalam memilih Bank Syariah untuk mengajukan

pembiayaan ekonomi syariah.

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

65

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2005)

Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Di

Indonesia, Cet. 1, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010)

Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama di Indonesia Dalam Rentang Sejarah dan

Pasang Surut, (Malang: UIN Malang Press, 2008)

Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam: Sejarah, Teori dan Konsep, Cetakan

Pertama, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013)

Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, (Yogyakarta:

Kanisius, 2003)

Hasbi Ash-Shiddieqy, Fakta Keagungan Syariat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,

1975)

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010, Cet.

kelima)

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008)

Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah Dan Aplikasinya Pada LKS,

(Tangerang Selatan: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011, Cet. Pertama)

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

1994)

Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2010)

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema

Insani, 2014, Cet.1)

Roihan Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003, cet. ke-10)

Satjipto Raharjo, Sisi-Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2003)

Philipus M. Hadjon, dkk., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, (Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 2011)

Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2011)

Jurnal dan Majalah

Aad Rusyad Nurdin, “Kajian Peraturan Pelindungan Konsumen Di Sektor

Perbankan”, Jurnal Hukum dan Pembangunan, IXVIII, 2 (April, 2018)

Achmad Arief Budiman, “Penemuan Hukum Dalam Putusan Mahkamah Agung

Dan Relevansinya Bagi Pengembangan Hukum Islam Indonesia”, Jurnal

Pemikiran Hukum Islam Al Ahkam, XXIV, 1, (April, 2014)

Hilda Hilmiah Dimyati. “Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Pasar Modal”,

Jurnal Cita Hukum, Vol. 2 (2014)

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48361/1/AHMAD DZAKY... · Sutan Harahap. Dengan dalih, Surat Pernyataan yang telah ditandatangani

66

Mahkamah Agung RI, “Profil Mahkamah Agung Republik Indonesia” (Jakarta,

2016)

Mufliha Wijayati, “Peradilan Agama dan Sengketa Ekonomi Syariah, XII, 1, (Juni,

2013)

Nurani, “Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Bekasi,

XVII, 2, (Desember, 2017)

Salma, Elfia, &Afifah Djalal, “Perlindungan Hukum Bagi Perempuan dan Anak”.

Istimbath Jurnal Hukum Islam. XVI, 1 (Juni, 2017)

Valerine J. Kriekhoff, dkk., “Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI Tahun 2010”,

(Jakarta, 2011)

Yulkarnain Harahab, “Kesiapan Pengadilan Agama Dalam Menyelesaikan Perkara

Ekonomi Syariah,” Mimbar Hukum, XX, 1 (Maret, 2008)

Internet

https://www.mahkamahagung.go.id/id/struktur-organisasi-mahkamah-agung-ri

diakses pada 7 Maret 2019 Pukul 19.53 WIB.

Peraturan Perundang-Undangan

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Pembiayaan Musyarakah.

Putusan Nomor 624 K/Ag/2017

Putusan Nomor 976/Pdt.G/2012/PA.Mdn

Putusan Nomor 124.Pdt.G/2013/PTA.Mdn

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen