perlak elok
Click here to load reader
-
Upload
elokkristian -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
Transcript of perlak elok
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengujian bahan logam saat ini semakin meluas baik dalam konstruksi,
permesinan, bangunan, maupun bidang lainnya. Hal ini disebabkan karena sifat
logam yang bisa diubah, sehingga pengetahuan tentang metalurgi terus
berkembang. Untuk mengetahui kualitas suatu logam, pengujian sangat erat
kaitannya dengan pemilihan bahan yang akan dipergunakan dalam konstruksi
suatu alat. Dalam proses perencanaan, dapat juga ditentukan jenis bahan maupun
dimensinya, sehingga apabila tidak sesuai dapat dicari penggantinya yang lebih
tepat. Disamping tidak mengabaikan faktor biaya produksi dan kualitasnya.
Pengujian yang sering dilakukan pada suatu material khususnya besi-baja
diantaranya adalah pengujian sifat mekanik. Sifat mekanik adalah kemampuan
suatu bahan untuk menerima beban atau gaya tanpa menimbulkan kerusakan pada
benda tersebut, dari sifat ini kita bisa mengetahui kekuatan dan kekerasan material
yang kita uji sehingga kita bisa mengaplikasikannya dengan tepat. Ada beberapa
macam pengujian sifat mekanik yang dapat digunakan. Dalam pratikum ini kami
melakukan uji Jominy untuk mengetahui nilai kekerasan pada baja AISI 4340
dengan quenching melalui media air.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pratikum ini adalah sebagai berikut ;
1.2.1 Bagaiamana cara mengetahui nilai kekerasan pada baja AISI 4340 ?
1.2.2 Bagaiamana cara mengetahui strukturmikro pada baja AISI 4340 ?
1.2.3 Bagaiamana cara mengetahui Hardenability pada baja AISI 4340 ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui nilai kekerasan dari baja AISI 4340.
1.3.2 Untuk mengetahui strukturmikro dari baja AISI 4340.
1.3.3 Untuk mengetahui Hardenability dari baja AISI 4340.
Tugas Perlakuan Panas
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perlakuan panas
Perlakuan panas atau heat treatment dapat didefinisikan sebagai kombinasi
operasi pemanasan dan pendinginan terhadap logam / paduan dalam keadaan
padat dengan waktu tertentu, dimaksudkan untuk memperoleh sifat tertentu.
Perubahan sifat itu terjadi karena ada perubahan struktur mikro. Proses perlakuan
panas pada dasarnya terdiri dari dua tahapan, mulai dari proses pemanasan bahan
hingga temperatur tertentu dan selanjutnya didinginkan dengan cara tertentu pula.
Tujuan dilakukannya proses perlakuan panas adalah untuk mendapatkan sifat
yang lebih baik dan sesuai yang diinginkan seperti kekuatan dan kekerasan,
mengurangi tegangan, melunakkan dan menghaluskan butir kristal (Ir. Wahid
Suherman, 2001)
Perlakuan panas (heat treatment) juga bisa dinyatakan sebagai “Heating and
cooling a solid metal or alloy in such away as to obtain desired conditions or
properties. Heating for the sole purpose of hot-working is excluded from the
meaning of this definition” (Avner , 1974)
2.2 Hadenability
Hardenabiliti adalah kemampuan baja untuk dapat dikeraskan dengan
membentuk martensit. Hardenabiliti menggambarkan dalamnya pengerasan yang
diperoleh dengan pengerasan , biasanya dinyatakan dengan jarak suatu titik di
bawah permukaan dimana stukturnya terdiri dari 50 % martensit (dianggapan
bahwa pengerasan terjadi bila terjadi martensit 50 %). Suatu baja dikatakan
mempunyai hardenabiliti tinggi bila baja itu memperlihatkan tebal pengerasan
(depth of hardening ) yang besar atau dapat mengeras pada seluruh penampang
dari suatu benda yang cukup besar (Ir. Wahid Suherman, 2001) .
Hardenability juga bisa diartikan sebagai ukuran kemampuan suatu material
untuk membentuk fasa martensite. Hardenability dapat diukur dengan beberapa
metode. Diantaranya metode jominy dan metode grossman. Dari metode tersebut
Tugas Perlakuan Panas
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
kita akan mendapatkan kurva antara harga kekerasan dengan jarak quenching dari
pusat quench (Budiman Hadi, 2013) .
2.3 Quenching
Quenching merupakan suatu proses pendinginan yang termasuk
pendinginan langsung. Pada proses ini benda uji dipanaskan sampai suhu
austenite dan dipertahankan beberapa lama sehingga strukturnya seragam, setelah
itu didinginkan dengan mengatur laju pendinginannya untuk mendapatkan sifat
mekanis yang dikehendaki. Pemilihan temperature media pendingin dan laju
pendingin pada proses quenching sangat penting, sebab apabila temperature
terlalu tinggi atau pendinginan terlalu besar, maka akan menyebabkan permukaan
logam menjadi retak (Budiman Hadi, 2013).
Quenching juga bisa diartikan sebagai proses perpindahan panas atau
pendinginan dengan sangat cepat dari fasa austenit pada umumnya dari temperatur
diantara 815-8700C untuk material baja. Media pendingin yang bisa digunakan
pada proses quench yaitu air, oli, larutan garam dan udara. Media pendingin yang
digunakan untuk proses quench tergantung dari komposisi kimia baja yang
diproses, kekerasan yang ingin dicapai, dan kompleksitas bentuk benda kerja.
(ASM Handbook Vol 4:1160 ,1991)
Ada beberapa cara dalam melakukan quench, diantaranay adalah sebagai
berikut:
a. Quench langsung (direct quench)
Quench langsung dilakukan dengan media pendingin air atau oli, dimana
benda kerja ditahan pada temperatur pengerasannya untuk jangka waktu
tertentu.
b. Time Quench
Time quench dilakukan pada baja yang memiliki mampu keras yang rendah
yang memerlukan qenching di dalam air atau baja-baja yang memiliki mampu
keras yang tinggi tetapi ukuran benda kerjanya besar.
Tugas Perlakuan Panas
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
c. Quench yang ditunda (Delay Quench)
Proses delay quench adalah benda kerja yang sudah dipanaskan dan
dikeluarkan dari tungku pada temperatur pengerasaannya dan dibiarkan
beberapa saat sesaat sebelum di quench.
d. Die Quench
Die quench dilakukan dengan media yang mampu menyerap panas. Selama
proses quench benda kerja dipress sehingga secara mekanik kemungkinan
distorsi dapat diperkecil.
2.4 Komposisi Baja AISI 4140
Baja paduan AISI 4140 adalah baja yang paduan utamanya yaitu
molybdenum dan chromium. Kedua unsur ini adalah unsur yang larut terbatas
dalam austenite maupun ferit dan juga sebagai unsur pembentuk karbida yang
kuat. Unsur ini akan menaikan hardenability, menaikan kekuatan, dan kekerasan
di temperatur tinggi, juga mencegah terjadinya temper brittleness. Hal ini akan
menaikan kekuatan dan ketangguhan. Dalam pratikum ini menggunakan baja
AISI 4140 dimana komposisi kimianya dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel 2.1 Komposisi Kimia baja AISI 4140
Element Weight %
C 0.38-0.43
Mn 0.75-1.00
P 0.035 (max)
S 0.04 (max)
Si 0.15-0.30
Cr 0.80-1.10
Mo 0.15-0.25
(http://www.efunda.com )
Tugas Perlakuan Panas
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
2.5 Metode Grossman
Untuk pengujian hardenability dengan cara ini baja yang akan diuji dibuat
menjadi sejumlah spesimen berbentuk batang silindrik dari berbagai
diameter. Lalu semuanya dikeraskan dengan pendinginan celup pada suatu
media pendingin tertentu. Dengan metalografi dicari suatu batang yang pada
intinya terdapat tepat 50% martensit. Diameter batang ini dinamakan
diameter kritis Do. Dalam menyebutkan diameter kritis suatu baja harus
disebutkan juga cara pendinginannya, atau kekuatan pendinginannya yang
dinyatakan dengan koefisien kekuatan pendinginan H ( severity of quench ).
Harga H dapat dihitung dari hubungan :
dimana : f = heat transfer factor ( BTU/in.2 sec. 0F )
K = thermal conductivity ( BTU/in. sec. 0F)
Harga H tergantung dari jenis media pendinginannya dan kekuatan
agitasi. Harga Do masih tergantung pada harga H dari media pendingin,
sehingga kurang menunjukkan hardenabiliti sebagai sifat baja. Harga ini
tidak lagi tergantung pada media pendingin bila diambil harga H tak
terhingga. Diperoleh harga diameter kritis ideal D1 (ideal critical diameter)
yaitu diameter batang yang bila didinginkan dengan laju pendinginan tak
terhingga akan menghasilkan tepat 50% martensit pada intinya. (Ir. Wahid
Suherman, 2001)
Tugas Perlakuan Panas
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
BAB III
METODOLOGI
3.1 Diagram Alir Pengujian
Pada praktikum ini dibuat suatu perencanaan yang ditunjukan pada diagram
alir berikut ini :
Gambar 3.1 Diagram Alir
Tugas Perlakuan Panas
( Preparasi ) Menyiapkan
sampel
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
1. Blast furnace 1 buah
2. Gergaji 1 buah
3. Mikroskop Optik 1 buah
4. Alat Uji Hardness (Rockwell C) 1 buah
5. Mesin Grinding 1 buah
6. Hydraulic Mounted Spesimen Press 1 buah
7. Mikroskop optik 1 buah
8. Mesin Polish 1 buah
9. Kain Bludru secukupnya
10. Kertas Amplas grade 80, 120, 180, 240, 400,
600, 800, 1000,1200, 1500, 2000 secukupnya
3.2.2 Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
1. Baja AISI 4340
Diameter 30 mm
Panjang 50 mm 1 buah
2. Media Pendingin : Air secukupnya
3. Metal Polish secukupnya
4. Larutan Etsa
HNO3 2 mL
Methanol 98 mL
3.3 Langkah Kerja Pengujian
1. Melakukan preparasi spesimen yang akan digunakan :
Diameter : 30 mm
Panjang : 50 mm
Tugas Perlakuan Panas
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
2. Memanaskan spesimen menggunakan furnace hingga mencapai temperature
850o C.
3. Mendiamkan spesimen di dalam furnace selama 30 menit (holding time).
4. Mengeluarkan spesimen dari furnace dan memasukkan spesimen tersebut pada
media pendinginan yaitu air selama 15 menit.
5. Setelah itu, memotong spesimen secukupnya untuk pengujian selanjutnya, yaitu
hardness dan metallografi.
6. Permukaan spesimen dihaluskan dengan mesin grinding dan kertas amplas
dengan grade 80 dan 120 agar permukaan rata.
7. Melakukan uji kekerasan pada 3 titik, yaitu di titik pusat, di tepi, dan diantara
tiitk pusat dan tepi dengan menggunakan alat uji hardenss.
8. Menghaluskan kembali permukaan spesimen untuk pengujian metallografi
dengan kertas amplas dari grade 80 sampai 2000.
9. Memoles spesimen menggunakan metal polish agar spesimen lebih mengkilat
10. Mengetsa specimen dengan cairan Nital
11. Mengamati dan menganalisa struktur mikro menggunakan mikroskop optik.
Tugas Perlakuan Panas
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
4.2 Pembahasan
Tugas Perlakuan Panas
7
Pengujian Hardenabiliti Grossman Baja AISI 4140 di Quenching dengan Media Air
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Tugas Perlakuan Panas