PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan...

102
PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & PENERAPANNYA di DEPARTEMEN GEOGRAFI UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI ARDITYO 0305060138 DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JULI 2009 Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Transcript of PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan...

Page 1: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA &

PENERAPANNYA di DEPARTEMEN GEOGRAFI

UNIVERSITAS INDONESIA

SKRIPSI

ARDITYO

0305060138

DEPARTEMEN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

JULI 2009

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 2: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

i

PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA &

PENERAPANNYA di DEPARTEMEN GEOGRAFI

UNIVERSITAS INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

ARDITYO

0305060138

DEPARTEMEN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

JULI 2009

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 3: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Ardityo

NPM : 0305060138

Tanda Tangan :

Tanggal : 6 Juli 2009

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 4: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh,

Nama : Ardityo

NPM : 0305060138

Program Studi : Departemen Geografi

Judul Skripsi : Perkembangan Teori Struktur Kota &

Penerapannya di Departemen Geografi

Universitas Indonesia

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada

Program Studi Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang/Moderator : Dr. rer. nat. Eko Kusratmoko, MS (...………………)

Sekretaris/Pembimbing 1 : Dr. Rudy P. Tambunan, MS (...………………)

Pembimbing 2 : Dra. Widyawati, MSP (..............…..……………)

Penguji 1 : Dra. Tuty Handayani, MS (.…………………………)

Penguji 2 : Drs. Hari Kartono, MS (.…………………………)

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 6 Juli 2009

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 5: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

iv

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb.

Tidak pernah cukup rasa syukur yang penulis panjatkan atas limpahan

nikmat dari Allah SWT. Termasuk nikmat untuk merasakan bangku kuliah di

kampus ini dan diakhiri dengan selesainya penulisan tugas akhir. Sebuah tahap

dalam hidup untuk mematangkan diri dan mengambil bekal untuk tahap

selanjutnya.

Tahap pematangan diri tidak mungkin penulis lakukan seorang diri. Pada

kenyataannya penulis beruntung berada disekeliling orang-orang yang senantiasa

memberikan dorongan, harapan, semangat, dan bantuan, yang merupakan sebuah

nikmat tersendiri. Sehingga di halaman ini sampailah pada tempatnya untuk

mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang-orang disekitar penulis. Kelak

disuatu saat nanti besar harapan untuk penulis dapat membalas segala kebaikan

yang telah diberikan.

1. Penulis awali ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing penelitian

tugas akhir, Dr. Rudy P. Tambunan, MS dan Dra. Widyawati, MSP yang

telah meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membantu penulis dengan

penuh kesabaran.

2. Kepada Dr. rer. nat. Eko Kusratmoko, MS, Dra. Tuty Handayani, MS dan

Drs. Hari Kartono, MS sebagai Dosen Penguji yang secara tegas mencari

celah dan kelemahan tugas akhir ini, sehingga menjadi lebih baik.

3. Kepada Drs. Cholifah Bahaudin, M.A selaku Pembimbing Akademik yang

dengan sabar dan tidak bosan-bosan mengingatkan anak asuhnya untuk terus

membaca dan membaca.

4. Kepada Drs. Hafid Setiadi, M.T, Drs. Djamang Ludiro, M.Si, dan Drs.

Triarko Nurlambang, M.A, atas waktu, ide, pikiran, motivasi, maupun

pinjaman buku dan literatur sehingga mewarnai tugas akhir ini, saya

haturkan banyak terima kasih.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 6: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

v

5. Para dosen dan seluruh jajaran staf Departemen Geografi UI yang mengisi

dan menemani selama perjalanan di kampus.

6. Kepada Agus Hadi Tjahjoni, Tjatur Ari Lestari, dan Andryanto Hadi, yang

senantiasa memberikan seluruh perhatian, kasih sayang, serta dukungan

moril dan materil yang dicurahkan hingga saat ini.

7. Yuni Pritania Komara Putri atas semua perhatian, pengertian, kesabaran, dan

kasih sayang yang diberikan pada penulis selama ini.

8. Untuk sahabat sepergaulan penulis, Amanda Rhut Arviyanti, Rias Idawanti,

Intan Kurnia Sari, Mayrisna Sari, Amelia Kristina, Alam Primanda Suharso,

Hendri Majedi Mahruzar, Indra Stevanus, dan Ade Panca Z, yang membagi

semua kenangan, cerita, tawa, amarah, semangat, dan motivasi.

9. Untuk R.A. Arini Diah I, Ringga Reza S, Rahma Hijrisanitri, dan Dedy

Priyanto, atas semua godaan dalam pengerjaan penulisan ini.

10. Arnita Fakhris, Siti Nuraisyah Dewi, dan Yuni Asril Sani, sebagai teman

diskusi, beserta teman-teman Geografi UI 2005, Geografi UI 2002, 2003,

2004, 2006, 2007, dan 2008, sebagai keluarga besar Geografi UI.

11. Teman-teman satu atap selama di kontrakkan, kost-an, rumah Cilandak,

hingga sekarang menetap di Ini Teh Warnet, terima kasih atas pengertiannya.

Penulis akui bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Sehubungan

dengan hal tersebut, saran dan kritik membangun penulis harapkan demi

perkembangan dan kemajuan penulis, pembaca, dan instansi di masa yang akan

datang.

Wassalammu’alaikum wr.wb.

Depok, 6 Juli 2009

Ardityo

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 7: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Ardityo

NPM : 0305060138

Departemen : Geografi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive

Royalty-Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & PENERAPANNYA di

DEPARTEMEN GEOGRAFI UNIVERSITAS INDONESIA

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-

eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-

kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikan tugas akhir saya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin

dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan

sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 6 Juli 2009

Yang menyatakan

(Ardityo)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 8: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

vii

ABSTRAK

Nama : Ardityo

Program Studi : Geografi

Judul : Perkembangan Teori Struktur Kota & Penerapannya di

Departemen Geografi Universitas Indonesia

Penelitian tugas akhir sarjana di Departemen Geografi Universitas Indonesia

didominasi oleh penelitian terapan. Salah satu tema penelitian, yaitu Geografi

Perkotaan, dimana penggunaan teori struktur kota merupakan landasan teori

dalam menentukan metode, variabel, dan analisis. Penelitian ini lebih kepada

penelitian murni untuk meneliti perkembangan ilmu, khususnya teori struktur

kota dan geografi perkotaan di Departemen Geografi Universitas Indonesia.

Untuk mengetahui hal tersebut, digunakan metode peer group discussion dan

analisis isi (content analysis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teori

struktur kota apa yang digunakan dalam skripsi dan membandingkannya dengan

perkembangan teori struktur kota di dunia. Teori struktur kota yang dipakai

dalam skripsi cenderung teori struktur kota klasik, seperti teori konsentris, teori

sektor, dan teori inti berganda. Sedangkan penggunaan teori struktur kota yang

relatif baru, seperti Urban Sprawl, Edge City,dan Compact City belum terlihat.

Kata Kunci: perkembangan ilmu, paradigma, teori struktur kota, content

analysis.

xii+77 halaman; 7 gambar; 6 tabel

Daftar Pustaka : 29 (1973-2008)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 9: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

viii

ABSTRACT

Name : Ardityo

Program Study : Geography

Title : Urban Structure Theory Development and Its Application in

Mini Thesis at Department of Geography University of

Indonesia

Most of research in mini thesis at Department of Geography University of

Indonesia are applied research. Urban Geography as one of many topic for

research must use urban structure theory as a platform in selecting methodes

variables, and analysis. This research considered as a pure science research to

examine the science it self, especially urban structure theory and urban geography

in Department of Geography University of Indonesia. Towards that purpose, peer

group discussion and content analysis are used as a methodes. Moreover, this

research will show the urban structure theory that used in mini thesis and

compared with latest urban structure theory outside Dept. of Geography Univ. of

Indonesia. Mini thesis is using urban structure classic theory, such as concentric

theori, sectoral theory, and multiple nuclei theory. While latest urban structre

theory such as Urban Sprawl, Edge City, and Compact City aren’t used.

Key Words: pure science research, paradigm, urban structure theory, content

analysis.

xii+77 pages; 7 pictures; 6 tables

Bibliography: 29 (1973-2008)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 10: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.3. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 5

1.4. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 5

1.5. Metodologi Penelitian .......................................................................... 5

1.6. Batasan Penelitian ................................................................................ 7

1.7. Alur Penelitian ..................................................................................... 8

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9

2.1. Konsep ................................................................................................. 9

2.2. Teori ................................................................................................... 11

2.3. Asumsi ............................................................................................... 12

2.4. Paradigma ........................................................................................... 13

2.5. Geografi & Perkembangannya ........................................................... 15

2.6. Geografi Perkotaan ............................................................................. 20

2.6.1. Teori Struktur Kota Klasik ..................................................... 22

2.6.1.1. Teori Konsentris ............................................................ 22

2.6.1.2. Teori Sektor .................................................................. 25

2.6.1.3. Teori Inti Berganda ....................................................... 26

2.6.2. Teori Struktur Kota Kontemporer .......................................... 28

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 11: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

x

2.6.2.1. Urban Sprawl ............................................................... 28

2.6.2.2. Edge City ....................................................................... 32

2.6.2.3. Compact City …………………………………………. 34

2.6.3. Sintesa ……………………………………………………… 37

3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 39

3.1. Pemahaman ........................................................................................ 39

3.2. Peer Group Discussion ...………………………………………….... 39

3.3. Analisis Isi ...............……………………………………………….. 40

3.3.1. Pengumpulan Data ................................................................ 41

3.3.2. Pengolahan Data ....…………………………………………. 42

3.3.2.1. Identifikasi Skripsi ........................................................ 42

3.3.2.2. Identifikasi Teori di Skripsi & di Dunia …………....... 43

3.3.3. Analisa Data ………………………………………………… 43

4. PERKEMBANGAN PENERAPAN TEORI STRUKTUR KOTA …. 45

4.1. Ulasan Umum .................................................................................... 45

4.2. Identifikasi Skripsi ………………………………………………….. 45

4.2.1. Periode 1980-an …………………………………………….. 45

4.2.2. Periode 1990-an …………………………………………..... 48

4.2.3. Periode 2000-an ..…………………………………………… 55

4.3. Perkembangan Penerapan Teori Struktur Kota ……………............. 60

4.3.1. Perkembangan Penelitian Perkotaan Berdasarkan Fokus

Penelitian ………………………………………...……........ 60

4.3.2. Perkembangan Penelitian Perkotaan Berdasarkan Metode &

Variabel .…………………………………………………..... 62

4.3.3. Perkembangan Penelitian Perkotaan Berdasarkan Teori &

Konsep ......………………………………………………….. 63

4.4. Perkembangan Teori Struktur Kota ...………………………............ 68

5. RINGKASAN ………………………………………………………...… 70

DAFTAR PUSTAKA ….....………………………………………………..... 72

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 12: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Macam-macam Kategori Variabel ................................................ 12

Gambar 2.2. Proses Perubahan Ilmu Pengetahuan Menurut Kuhn .................... 15

Gambar 2.3. Model Teori Konsentris ............................................................... 25

Gambar 2.4. Model Teori Sektor ...................................................................... 27

Gambar 2.5. Model Teori Inti Berganda ........................................................... 29

Gambar 2.6. Citra satelit urban sprawl ............................................................ 33

Gambar 2.7. Edge City Tyson’s Corner abad ke-21 ......................................... 34

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 13: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Identifikasi Skripsi .............................................................. Lampiran

Tabel 3.2. Perbandingan Teori di Skripsi & di Dunia ......................... Lampiran

Tabel 4.1. Daftar Skripsi ...................................................................... Lampiran

Tabel 4.2. Masalah/Fokus Penelitian Tiap Skripsi .............................. Lampiran

Tabel 4.3. Metode Penelitian dalam Tiap Skripsi ................................ Lampiran

Tabel 4.4. Variabel yang Digunakan dalam Tiap Skripsi .................... Lampiran

Tabel 4.5. Penerapan Teori Struktur Kota Pada Skripsi

Dept. Geografi UI ................................................................ Lampiran

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 14: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Buku-buku mengenai filsafat ilmu menjelaskan bahwa geografi

merupakan ilmu yang sangat tua. Namun, perkembangan geografi yang terjadi di

berbagai negara sangat bervariasi. Geografi tidak hanya menghapal negara-negara

dan nama ibukotanya. Sebenarnya geografi jauh lebih dari sekedar definisi

sederhana mengenai tempat. Beberapa ahli berusaha untuk memberikan definisi

mengenai geografi. Menurut Ptolemy (150 SM), geografi bertujuan untuk

memberikan keseluruhan gambaran mengenai bumi dengan memetakan suatu

lokasi. Dickinson (1969) berpendapat bahwa geografi pada dasarnya ialah ilmu

yang mempelajari permukaan bumi secara regional atau kronologis. Pendapat lain

mengatakan bahwa geografi ialah ilmu yang berusaha menemukan dan memahami

persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dalam ruang muka

bumi (Sandy, 1988).

Pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diajukan oleh para ilmuwan berkisar

pada rumus 5W+1H, yaitu what (apa), where (dimana), when (kapan), why

(mengapa), who (siapa), dan how (bagaimana). Dalam sudut pandang geografi,

yang menjadikannya istimewa ialah ketika menjawab pertanyaan “apa” dan

“dimana”, yaitu dengan memetakan letak suatu fenomena pada saat tertentu.

Geografi bukan dicirikan oleh materi yang dikaji, bukan pula oleh pertanyaannya,

melainkan oleh cara menjawab pertanyaan tersebut (Sutanto, 2000). Untuk

menjawab pertanyaan secara geografi, yang digunakan ialah kemampuan berpikir

secara spasial (ruang), dimana konsep keruangan dan generalisasi merupakan

sarana untuk menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi di permukaan bumi,

baik dalam skala lokal maupun global.

Fenomena yang terjadi di permukaan bumi dapat dibagi ke dalam

fenomena fisik dan sosial, sehingga terdapat dua cabang utama dalam ilmu

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 15: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

2

Universitas Indonesia

geografi, yaitu Geografi Fisik dan Geografi Sosial. Geografi fisik menekankan

pada pemahaman terhadap proses-proses yang telah dan yang akan terjadi pada

fisik bumi. Sedangkan geografi sosial lebih fokus untuk mempelajari pola-pola

dan berbagai proses pembentuk interaksi yang terjadi antara manusia dengan

lingkungannya, dengan mempertimbangkan terbatasnya ruang permukaan bumi.

Salah satu bidang ilmu dalam geografi sosial adalah geografi perkotaan.

Geografi Perkotaan ialah salah satu bidang ilmu dalam geografi yang

mempelajari mengenai kota dan berbagai fenomena yang yang saling terkait di

dalamnya, dengan tujuan untuk lebih memahami bagaimana faktor-faktor yang

ada berinteraksi dalam ruang sebuah kota. Sehubungan dengan hal itu, terdapat

dua pendekatan yang dapat digunakan. Pertama, studi mengenai sistem kota, yaitu

studi terhadap contoh kasus terkait dengan persebaran spasial kota-kota itu sendiri

dan pola-pola yang terbentuk karena pergerakan, perpindahan, dan hubungan yang

terbentuk. Kedua, studi mengenai kota sebagai sebuah sistem, dimana pemahaman

terhadap pola-pola persebaran dan interaksi dalam sebuah kota. Pada dasarnya

ialah studi mengenai struktur didalamnya.

Struktur sebuah kota dapat didefinisikan sebagai bermacam hubungan

yang terbentuk antara tiap elemen dalam aktivitas perkotaan yang dapat bersifat

persaingan, pelengkap, dan juga penambah dalam suatu wilayah kota. Secara

sederhana, struktur kota diartikan sebagai penyusunan berbagai penggunaan tanah

dalam daerah perkotaan.

Studi-studi empiris mengenai struktur kota telah dilakukan oleh beberapa

ahli. Burgess (1924) memperkenalkan teori Concentric Zone (Zona Konsentris)

dengan mengambil contoh kota Chicago. Teori ini bertujuan untuk mengetahui

perluasan kota terkait dengan sosial ekonomi penduduknya. Dalam teori ini

disebutkan terdapat lima zona dengan pola konsentrik yang dicirikan penggunaan

tanahnya masing-masing. Pusat kota atau Zona I ditandai dengan hadirnya

Central Bussines District (CBD), seperti perkantoran, perdagangan, dan

pemerintahan. Semakin menjauh dari pusat kota, dapat ditemui bahwa

penggunaan tanah yang ada didominasi oleh pemukiman yang kualitasnya

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 16: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

3

Universitas Indonesia

semakin baik. Hoyt pada tahun 1939 memperkenalkan Model Sektoral. Hoyt

menyebutkan bahwa kota tumbuh dan berkembang dari pusatnya bukan sebagai

lingkaran, melainkan dalam sektor-sektor. Hal ini terjadi karena beberapa area

dalam kota lebih cocok untuk aktivitas tertentu. Teori Inti Berganda (Multiple

Nuclei) disampaikan oleh Harris-Ullman (1945), dimana pola keruangan tidak

konsentris dan seolah-olah memiliki zona dengan inti yang berdiri sendiri, seperti

inti pemerintahan, inti perdagangan, dan inti transportasi. Seiring dengan waktu,

maka inti-inti tersebut akan menyatu menjadi suatu pusat urban. Ketiga teori

perkotaan tersebut tergolong ke dalam teori beraliran klasik yang masih sedikit

menjelaskan mengenai hubungan antara perkembangan fisik kota dan kondisi

sosial penghuninya. Pada umumnya, teori struktur kota beraliran klasik

memandang kota sebagai sebuah sistem sosial yang dapat mengatur dirinya

sendiri sehingga perkembangan kota akan selalu berjalan dalam keseimbangan

(Singgih dalam Setiadi). Kemunculan teori-teori tersebut diakibatkan dari

pengalaman negara-negara industri maju yang kondisi masyarakatnya telah "siap"

secara sosial budaya untuk membawa perkembangan kota ke arah tata laku yang

urbanized (McGee dalam Setiadi, n.d.).

Di samping teori beraliran klasik, ada pula teori perkotaan kontemporer

yang diwarnai dengan fenomena in-migrasi baik dari luar daerah maupun luar

negeri sehingga tercipta proses globalisasi dan urbanisasi. Keyakinan ini muncul

terutama berdasarkan pengalaman urbanisasi kota-kota di Asia. Oleh karena itu,

dalam perkembangan terakhir, berbagai kajian tentang struktur fisik kota lebih

dilandasi oleh perpaduan teoritis atau sintesa antara pola pikir klasik dan

kontemporer, seperti yang dilakukan oleh Anthony D. King di perkotaan India

serta Emel Yucekus dan Tridib Banarjee di perkotaan Cina (Dandekar dalam

Setiadi, n.d.). Berkaitan dengan kemajemukan masyarakat kota, teori perkotaan

kontemporer menyatakan bahwa sebuah kota sesungguhnya tidak semata-mata

mewakili “keaslian” masyarakat pribumi atau “eksklusifivitas” masyarakat

pendatang secara terpisah, namun keduanya justru terintegrasi ke dalam proses

yang sama sehingga memunculkan keanekagaraman gejala urbanisasi (Evers &

Korff dalam Setiadi, n.d.). I Made Sandy (1977) juga mengungkapkan teorinya,

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 17: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

4

Universitas Indonesia

yang didasarkan atas pengkajian kota-kota kolonial di Indonesia. Ia beranggapan

bahwa ada dua bagian kota, pertama ialah bagian kota yang terencana dengan

baik. Pada umumnya terletak di pusat kota dan berfungsi sebagai CBD, dimana

terdapat segala sarana pokok kota seperti jalan, listrik, telepon, air bersih, dan

sanitasi. Di sisi lain, terdapat bagian kota yang tidak terencana dengan baik, yang

terletak di pinggiran kota dimana hampir tidak ada sarana pokoknya, kalaupun ada

sangat minim.

Perkembangan kota terjadi karena tuntutan akan tersedianya penggunaan

tanah untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Hal ini menandakan perubahan

struktur kota atau perluasan wilayah urban. Berbagai teori yang diperkenalkan

oleh para ahli sudah tepat untuk menggambarkan tren perkotaan yang terjadi pada

masanya. Dalam usaha untuk mempelajari geografi perkotaan pada masa

sekarang, perlu dilakukan studi yang lebih dari memahami teori-teori struktur kota

klasik milik Burgess, Hoyt, dan Harris-Ullman, tapi diperdalam dengan teori-teori

kontemporer yang ada dan sedang berkembang di dunia. Untuk memahami

keadaan perkotaan saat ini, penggunaan teori-teori klasik tersebut dirasa sudah

kurang relevan, karena tidak menggambarkan keadaan perkotaan yang

sebenarnya. Sehingga diperlukan pemahaman akan teori-teori terbaru, atau malah

dapat menciptakan teori perkotaan baru. Sehubungan dengan hal itu, maka penulis

berusaha untuk mengetahui perkembangan penerapan teori-teori struktur kota

yang digunakan di Departemen Geografi Universitas Indonesia.

1.2. Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian ini memiliki tujuan umum, yaitu untuk mengetahui

perkembangan penerapan “teori struktur kota” dalam kajian geografi perkotaan di

Departemen Geografi Universitas Indonesia (Dept. Geografi UI). Di samping itu,

terdapat pula tujuan khusus yang ingin dicapai antara lain:

a. Mengidentifikasi kecenderungan perkembangan penerapan teori dalam kajian

struktur kota yang selama ini diterapkan di Dept. Geografi UI.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 18: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

5

Universitas Indonesia

b. Membandingkan kecenderungan tersebut dengan arah perkembangan mutakhir

aliran pemikiran geografi perkotaan.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Sehubungan dengan latar belakang dan tujuan penelitian di atas,

pertanyaan penelitian yang diajukan adalah:

a. Apakah konsep yang mendasari teori struktur kota dan bagaimanakah

perkembangan mutakhir konsep tersebut?

b. Bagaimanakah kecenderungan penerapan konsep dan teori struktur kota dalam

disipilin geografi, khususnya dalam kajian geografi perkotaan di Dept.

Geografi UI?

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Pembahasan obyek dalam penelitian ini ialah mengenai perkembangan

penerapan teori struktur kota yang terdapat di Departemen Geografi Universitas

Indonesia dengan mengkaji skripsi-skripsi yang telah dihasilkan. Dalam hal ini,

digunakan skripsi terkait dengan teori struktur kota dalam rentang waktu antara

tahun 1980-an hingga 2000-an. Pemilihan skripsi pada periode 1980-an hingga

2000-an bertujuan agar dapat dilihat kecenderungan atau tren dari teori struktur

kota yang digunakan dalam berbagai aplikasi. Selain itu, untuk melihat apakah

dalam kurun waktu tersebut dinilai proporsional, dimana tidak terlalu jauh jarak

antara skripsi terkini dengan skripsi terdahulu dalam melihat tren perubahan

penggunaan teori struktur kota, aplikasi, dan metode yang digunakan.

1.5. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Peer group discussion. Metode ini dilakukan dalam suatu kelompok diskusi

yang terdiri atas mahasiswa atau bersama-sama dengan dosen yang

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 19: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

6

Universitas Indonesia

berkompetensi. Pelaksanaan metode ini bertujuan untuk terjadi pertukaran

informasi untuk mencari kesamaan pemahaman akan teori-teori perkotaan.

b. Studi literatur dengan menggunakan metode content analysis. Untuk

membahas perkembangan penerapan teori perkotaan di Dept. Geografi UI,

maka yang menjadi bahan penelitian ialah skripsi yang telah dilakukan oleh

mahasiswa dan mahasiswi Dept. Geografi UI sebelumnya. Pembahasan skripsi-

skripsi tersebut dibantu dengan sumber-sumber literatur lainnya, seperti buku

teks, jurnal, baik yang tercetak maupun tersedia on-line (internet).

Kedua metode diatas bukanlah sebuah urutan, namun relatif fleksibel

untuk dilakukan. Kedua metode di atas dapat dilakukan secara bersamaan. Selain

itu dapat berulang kali dilaksanakan.

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:

a. Memahami perkembangan ilmu geografi yang terjadi di dunia dan di

Indonesia.

b. Memahami konsep-konsep dasar yang terkait struktur kota dan meletakkan

pemahaman tersebut dalam konteks perkembangan ilmu geografi.

c. Memahami perkembangan aliran pemikiran (school of thought) mengenai

struktur kota serta turunan teoritis dan metodologisnya.

d. Membuat pengelompokkan (periodisasi) terhadap perkembangan pemikiran di

atas berdasarkan ciri-ciri utamanya.

e. Mengidentifikasi ciri-ciri utama yang muncul dalam tema penelitian sejenis

pada skripsi di Dept. Geografi UI terkait dengan teori struktur kota.

f. Membandingkan temuan yang diperoleh dari hasil periodisasi (no. 4) dan

identifikasi ciri-ciri utama (no. 5).

g. Menempatkan substansi (teori, metode, dan hasil) skripsi Dept. Geografi UI

pada kelompok (periode) pemikiran yang dianggap sesuai.

h. Membahas perkembangan substansi (teori, metode, dan hasil) skripsi Dept.

Geografi UI dan kesesuaiannya dengan perkembangan pemikiran yang terjadi

di dunia.

i. Penarikan ringkasan.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 20: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

7

Universitas Indonesia

Pada tahap pengolahan data disusun suatu matriks mengenai konsep-

konsep perkotaan dan juga matriks terhadap skripsi-skripsi untuk memudahkan

pengidentifikasian serta perbandingan antara skripsi-skripsi di Dept. Geografi UI

dengan konsep yang ada. Selanjutnya untuk mempertajam analisa dan

memperkuat hasil pengolahan data dilakukan penarikan kesimpulan dengan logika

induktif.

Karena pada penyusunan penelitian ini penulis menggunakan karangan

ilmiah bertipe ideografik, maka terdapat beberapa hal yang perlu mengalami

penyesuaian dibandingkan penyusunan skripsi pada umumnya, antara lain

hipotesa diganti dengan pengutaraan atau deskripsi secara detail dan informatif.

Hasil akhir penelitian bukan merupakan kesimpulan, melainkan suatu ringkasan

atau resume dari apa yang menjadi tujuan penelitian dengan skala unit analisis

messo spasial yang menjelaskan perkembangan teori struktur kota.

1.6. Batasan

a. Konsep dasar ialah ide atau pemikiran atas suatu pengalaman dan fenomena

yang kemudian dinyatakan berupa asumsi dan pernyataan yang digunakan para

ahli dalam penarikan suatu teori.

b. Kota dapat digambarkan sebagai suatu pemusatan penduduk yang memiliki

gaya hidup dan pola tenaga kerja yang beragam. Karakteristik kota antara lain

memiliki luas wilayah yang besar, serta jumlah dan kepadatan penduduk yang

tinggi. Dengan tingginya jumlah penduduk, maka tingkat heterogenitas

penduduknya juga tinggi, seperti dalam strata sosial ekonomi. Kegiatan

ekonomi yang ada didalamnya terkonsentrasi pada industri, bukanlah kegiatan

pertanian (Hartshorn, 1992).

c. Wilayah Perkotaan ialah bagian dari wilayah kota dengan kepadatan penduduk

yang tinggi, persentase luas tanah non-urban rendah, kerapatan jaringan jalan

tinggi, fasilitas kota cukup baik, dan ada pusat keramaian.

d. Struktur Kota diartikan sebagai penyusunan berbagai penggunaan tanah dalam

wilayah perkotaan, seperti CBD atau Daerah Pusat Usaha, daerah permukiman,

daerah industri, daerah komersil, dan daerah pemerintahan.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 21: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

8

Universitas Indonesia

e. Teori ialah ide-ide yang menjelaskan sesuatu, terutama mengenai prinsip-

prinsip umum yang akan dijelaskan. Sedangkan struktur kota diartikan sebagai

penyusunan berbagai penggunaan tanah dalam wilayah perkotaan. Dengan

demikian, teori struktur kota ialah ide-ide atau prinsip-prinsip umum dalam hal

penyusunan berbagai penggunaan tanah dalam wilayah perkotaan.

f. Perkembangan dapat didefinisikan sebagai suatu deretan keadaan yang

mengarahkan suatu perubahan untuk terus maju (bukan mundur) sehingga

tercipta perubahan yang teratur dan koheren. Maksud “teratur” dan “koheren”

disini ialah terlihatnya hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi

dengan perubahan yang mendahului atau mengikutinya (Nursidik, 2008).

g. Perkembangan teori struktur kota yang dimaksud ialah peralihan atau

perubahan teori-teori mengenai struktur kota dari teori struktur kota beraliran

klasik menuju teori struktur kota yang lebih kontemporer. Dalam kaitannya

dengan penelitian ini ialah teori-teori yang dipelajari dan dipergunakan dalam

penyusunan skripsi di Dept. Geografi UI.

1.7. Alur Penelitian

Dunia

Identifikasi

Perkembangan teori-teori dalam penelitian

mengenai Geografi Perkotaan di Dept.

Geografi UI

Perkembangan penerapan teori stuktur kota di Dept. Geografi UI dengan konsep dan teori struktur

kota yang mutakhir di dunia.

Fenomena perkembangan struktur kota secara geografis

Perkembangan bidang ilmu lain

Perkembangan ilmu geografi

Perubahan paradigma dan konsep dasar

Muncul teori atau metode baru

Teori Geografi Perkotaan

Teori Struktur Kota (Konsentris, Sektor,

Inti Berganda, Urban Sprawl, Edge City, & Compact City)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 22: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep

Konsep (concept atau construct) ialah simbol yang digunakan untuk

memaknai fenomena tertentu (Ihalauw, 2004). Penentuan dan perincian konsep ini

merupakan hal yang sangat penting agar persoalan-persoalan utamanya tidak

menjadi kabur. Konsep yang terpilih perlu ditegaskan, agar tidak terjadi salah

pengertian mengenai arti konsep tersebut. Namun tetap perlu diperhatikan, karena

konsep merupakan hal yang abstrak, sehingga perlu diterjemahkan dalam kata-

kata sedemikian rupa, yang kemudian dapat diukur secara empiris.

Dari sudut bangunan teori, konsep merupakan unsur utama membentuk

teori (Dubin, 1969; Ihalauw, 2004). Sebuah konsep muncul karena dibentuk dan

untuk membentuk sebuah konsep, diperlukan tiga unsur utama yaitu simbol,

fenomena/fakta/objek/peristiwa/referensi empirik, dan makna tertentu (konsepsi)

(Zetterberg, 1966; Ihalauw, 2004). Pemanfaatan sebuah konsep walaupun tidak

selalu diikuti dengan penunjukkan objek (peristiwa), namun simbol beserta

dengan makna yang dikandungnya harus dinyatakan secara tegas dan jelas.

Berdasarkan hal tersebut, konsep ialah simbol yang diberi makna (konsepsi)

tertentu untuk suatu peristiwa (objek) tertentu.

Ỏ Simbol, dimana masing-masing disiplin keilmuan memiliki simbol-simbol

teknis tersendiri. Berbeda dengan ilmu kedokteran atau ilmu eksakta lain,

ilmu ekonomi dan manajemen menggunakan simbol-simbol yang diangkat

dari kata-kata dalam bahasa sehari-hari. Simbol sehari-hari itu kemudian

diberi konsepsi atau makna khas yang disepakati oleh komunitas ahli

ekonomi dan manajemen.

Ỏ Makna, pada umumnya makna dari sebuah simbol yang digunakan dalam

konsep yang dinyatakan melalui definisi. Oleh karena itu, terlebih dahulu

harus dipahami beberapa hal, seperti tujuan dari membuat definisi, jenis-jenis

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 23: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

10

Universitas Indonesia

definisi, bagaimana membuat definisi, struktur sebuah definisi, jenis-jenis

makna, kepadanan definisi, dan cara menata definisi.

Konsep dibedakan dalam dua macam yaitu atribut (attribute), dan peubah

(variable). Suatu konsep dapat dikatakan atribut jika terdapat ciri khas (property)

yang dikandungnya, yang hanya dapat dibedakan menurut ada atau tidaknya suatu

ciri khas tertentu itu. Contoh konsep yang berupa atribut antara lain: gender,

agama, mata pencaharian, suku dan sebagainya. Konsep-konsep semacam ini

disebut juga categorical concept. Disamping itu, ada pula konsep berupa peubah

(variables) yaitu jika ciri khas (property) yang dikandungnya memperlihatkan

suatu derajat nilai atau besaran nilai tertentu. Contoh konsep yang berupa peubah

antara lain: kewanitaan, kejawaan, laba, keresikoan, pendapatan, usia, dan

sebagainya. Konsep-konsep semacam ini disebut juga continous variable.

Kish (dalam Ihalauw, 2004), menjelaskan beberapa kategori variabel.

Variabel yang menjadi fokus penelitian (focus of the research) disebutnya

explanatory variables, sedangkan variabel-variabel lainnya disebut extraneous

variables. Selanjutnya explanatory variables dibedakan ke dalam peubah terikat

(dependent variables) dan peubah bebas (independent variables). Sedangkan

extraneous variables dibedakan menjadi peubah terkendali (controlled variables)

dan peubah tak terkendali (uncontrolled variables). Peubah dapat juga dibedakan

ke dalam peubah kuantitatif (quantitative variables), yaitu apabila memiliki

besaran nilai, atau interval dari peubah tersebut berupa nilai; dan peubah kualitatif

(qualitative variables), dimana memiliki kategori-kategori discrete yang lazimnya

dinyatakan dengan kata atau label, dan beda antar kategorinya bukanlah angka

melainkan kandungan ciri-cirinya yang spesifik. Dalam artian seperti ini peubah

kualitatif diartikan sama dengan konsep jenis atribut (categorical concept) atau

dengan perkataan lain kata variabel digunakan dalam artian general, bukan

spesifik.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 24: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

11

Universitas Indonesia

Selain pembedaan tersebut di atas, masih ada lagi pembedaan lain. Peubah

(variable) dibedakan ke dalam flow variable, stock variable dan constant.

Pembedaan ini terutama didasarkan pada kaitannya dengan waktu dan

perkembangan teknologi.

2.2. Teori

Teori adalah sebuah sistem dalil-dalil atau sebuah rangkaian terpadu dari

dalil-dalil, sedangkan dalil adalah sebuah pernyataan yang menyatakan tentang

sifat sebuah fenomena (Ihalauw, 2004). Dengan demikian, sebuah atau beberapa

dalil merupakan unsur pembentuk teori. Dalil-dalil tersebut terangkai dan terkait

satu sama lainnya sehingga menjadi satu totalitas sistem yang terpadu. Dalil-dalil

yang tidak terangkai tidak akan membentuk sebauh teori, melainkan hanya

merupakan himpunan dalil-dalil.

• Dependent Variables

• Independent Variables

Pumpunan Penelitian (Explanatory Variables)

• Controlled Variables

• Uncontrolled Variables

Bukan Pumpunan Penelitian (Extraneous Variables)

• Memiliki besaran nilai atau interval nilai

Peubah Kuantitatif

• Memiliki kategori discrete yang dinyatakan dengan kata (label). Disebut juga atribut (categorical concept)

Peubah Kualitatif

• Nilai berubah cepat dalam jangka pendek

Peubah flow

•Nilai berubah lambat dalam jangka waktu panjang

Peubah stock

• Nilai hanya berubah dalam jangka waktu yang sangat panjang dan penyebab perubahan tidak diketahui

Peubah constant

Bagan 2.1. Macam-Macam Pembedaan Peubah (Variabel) Gambar 2.1. Macam-macam Kategori Variabel

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 25: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

12

Universitas Indonesia

Dalam berbagai percakapan dan literatur, teori dan model seringkali

digunakan secara bergantian. Unsur pembentuk keduanya sama yaitu dalil-dalil.

Baik model maupun teori dibentuk dengan cara merangkai seperangkat dalil-dalil

sehingga menjadi sebuah sistem dari dalil-dalil.

Namun, model berbeda dari teori bila ditinjau dari aras abstrak atau nilai

informatif yang dikandungnya. Sebuah model dibentuk oleh rangkaian dalil aras

rendahan, sedangkan teori dibentuk oleh dalil-dalil beraras lebih tinggi.

Sebagaimana halnya tidak semua konsep dan dalil berada pada aras abstrak yang

relatif tinggi, begitu juga tidak semua teori berada pada aras abstrak yang tinggi.

Bahkan banyak dari teori itu berada pada aras abstrak rendahan, sehingga disebut

model.

2.3. Asumsi

Ihalauw (2004), dalam bukunya berjudul Bangunan Teori mengatakan

bahwa untuk membuat asumsi, perlu terlebih dahulu memperhatikan tiga syarat,

antara lain:

a. Asumsi itu harus relevan dengan masalah dan persoalan penelitian yang

menjadi perhatian.

b. Asumsi itu harus disimpulkan dari keadaan sebagai mana adanya (faktual),

bukan dari keadaan yang seharusnya ada (ideal).

c. Asumsi itu harus diungkapkan secara tegas, jangan dibiarkan tersirat.

Setelah tiga syarat tersebut terpenuhi, kemudian asumsi yang digunakan itu

dipaparkan dalam bentuk pernyataan dan disertai penalaran sehingga jelas

mengapa asumsi itu perlu dibuat.

Asumsi diperlukan karena disadari bahwa masalah dan persoalan

penelitian merupakan sebagian kecil dari masalah yang lebih besar, sangat luas,

rumit, dan senantiasa berubah. Hal ini terkait dengan terbatasnya pengamatan

manusia terhadap berbagai fenomena. Dengan demikian, perlu dibuat asumsi agar

ilmu dapat menggambarkan atau menjelaskan secara analitis apa yang dapat

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 26: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

13

Universitas Indonesia

diserap melalui pengamatan yang terbatas itu. Asumsi merupakan pernyataan

tentang kondisi di luar persoalan penelitian yang dianggap dan diterima sebagai

sesuatu yang benar tanpa harus dibuktikan secara empirik terlebih dahulu. Bisa

dibayangkan, betapa persoalan penelitian yang hendak ditelaah tidak akan pernah

dilaksanakan jika asumsi harus terlebih dahulu dibuktikan benar atau tidaknya

(Ihalauw, 2004).

2.4. Paradigma

Konsep paradigma menjadi populer melalui buku karya Thomas Samuel

Kuhn yang berjudul “The Structure of Scientific Revolutions”. Dalam bukunya

tersebut, Kuhn sendiri kesulitan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan

paradigma. Sehingga ia menggunakan paradigma dalam 21 makna yang berbeda,

dengan revolusi keilmuan sebagai titik tolak. Yang dapat ia jelaskan ialah bahwa

setiap komunitas ilmiah memegang teguh suatu paradigma, karena menawarkan

masalah pokok beserta pemecahannya, penjelasan dari hal paling dasar di

kehidupan, dan menunjukkan suatu objek penelitian serta menyajikan kerangka

teoritis atas data yang dihadapi peneliti (Dua, 2007). Babbie (dalam Ihalauw,

2004), menegaskan bahwa paradigma adalah “fundamental models or frame of

reference we use to organize our observations and reasoning”. Paradigma bukan

merupakan ungkapan salah atau benar sebagai cara pandang terhadap sesuatu,

melainkan apakah cara pandang itu lebih bermanfaat atau kurang bermanfaat.

Setiap paradigma menawarkan sebuah cara pandang berbeda terhadap sesuatu

termasuk kehidupan manusia. Setiap cara pandang mengandung asumsi-asumsi

tertentu tentang hakekat dari apa yang dipelajari secara ilmiah. Asumsi berperan

untuk:

Ỏ Memberikan bingkai agar menjadi jelas ranah dari apa yang akan diteliti,

sehingga dengan demikian dapat diteliti.

Ỏ Membuat hal-hal lain yang tidak diteliti itu konstan, tidak berubah, sehingga

dianggap tidak mempengaruhi apa yang akan diteliti.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 27: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

14

Universitas Indonesia

Thomas Kuhn selanjutnya berpendapat bahwa kemajuan ilmu pengetahuan

berlangsung melalui akumulasi pemahaman-pemahaman baru. Namun perubahan-

perubahan mendasar sesungguhnya terjadi karena hasil revolusi keilmuan. Proses

perubahan keilmuan yang dikemukakan oleh Kuhn dapat dipaparkan melalui

bagan berikut (Ihalauw, 2004).

Pada satu masa tertentu ilmu didominasi oleh sebuah paradigma tertentu

(Paradigma I). Berdasarkan paradigma tertentu itu, terjadilah akumulasi ilmu

pengetahuan, berlangsung kemajuan ilmu. Situasi kemajuan seperti ini dikenal

sebagai normal science. Hal ini terjadi ketika suatu periode dimana paradigma

memainkan perannya secara konsisten dalam praktik ilmu pengetahuan, karena

ilmu pengetahuan masih dapat bekerja dengan kriteria penelitian sebagaimana

ditawarkan populasi peneliti pendukungnya. Maka normalitas ilmu pengetahuan

ditentukan oleh masyarakat ilmiah dan didukung secara kuat oleh kekuasaan

ilmiah yang ada di dalam masyarakat tersebut (Dua, 2007).

Jika komunitas cenderung mempertahanan status quo dan stabilitas

paradigma, sejarah dan waktu justru menunjukkan kemungkinan perubahannya.

Kuhn (dalam Dua, 2007) mengidentifikasikan fase ini sebagai tahap revolusi ilmu

pengetahuan, yaitu suatu fase yang menentukan perkembangan ilmu pengetahuan.

Gambar 2.2. Proses Perubahan Ilmu Pengetahuan Menurut Kuhn

Paradigma I

Paradigma II

Anomalies Normal

Science

Krisis

Revolusi

Keilmuan

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 28: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

15

Universitas Indonesia

Karya-karya ilmiah selain mengakumulasi ilmu pengetahuan berdasarkan

paradigma yang ada, juga membuahkan penyimpangan-penyimpangan yang tak

dapat dijelaskan lagi berdasarkan paradigma yang sedang digunakan. Tahapan

inilah yang dimaksud dengan anomalies, dimana data dan pengamatan apapun

sudah tidak cocok lagi dengan skema teoritis yang ada. Apa yang dikatakan

sebagai anomali ini tidak dapat diprediksi. terkadang muncul sebagai kebetulan

belaka. Karena itu komunitas ilmuwan pada tingkat yang sangat dini berusaha

menjelaskan data-data baru tersebut dengan kerangka teoritis yang ada. Tetapi jika

kerangkan penjelasan tersebut tidak memuaskan lagi, maka data yang dilihat

sebagai anomali, sekarang dilihat sebagai pencetus adanya krisis (Dua, 2007).

Krisis, dapat dikatakan terjadi ketika penyimpangan-penyimpangan itu telah

memuncak. Hal ini dikarenakan kerangka teoritis yang lama tidak dapat dipercaya

lagi sebagai kerangka penjelas, sementara kerangka penjelasan lain belum

ditemukan. Jika situasi seperti ini telah terjadi, maka munculah revolusi keilmuan

dimana paradigma I ditinggalkan dan hadirnya paradigma II yang digunakan

sebagai landasan baru bagi gagasan-gagasan ilmiah (Ihalauw, 2004).

Krisis dapat diakhiri dengan runtuhnya bangunan ilmu tersebut, tetapi juga

dapat menjadi pendorong bagi munculnya teori-teori baru dan penemuan fakta-

fakta baru. Kemungkinan pertama menjadi sangat merugikan bagi sebuah teori,

tetapi kemungkinan kedua justrumelahirkan sebuah perspektif baru dalam ilmu

dan mengubah perspektif masyarakat ilmiah terhadap realitas. Kemungkinan

terakhir ini dapat dilihat sebagai revolusi imiah, yang pada gilirannya akan

menaakan perbahan besar dalam bidang struktur buku pelajaran dan penerbitan

hasil-hasil penelitian. Seluruh proses dinamis ini oleh Kuhn disebut juga sebagai

kebebasan ilmu pengetahuan (Ihalauw, 2004).

2.5. Geografi & Perkembangannya

Geografi ialah ilmu yang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan

pertama yang manusia ajukan, “Ada apa disana?”. Eksplorasi dan penemuan

tempat-tempat baru, kebudayaan yang baru, dan pemikiran-pemikiran baru selalu

menjadi komponen mendasar dari geografi. Dengan demikian, geografi sering

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 29: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

16

Universitas Indonesia

disebut sebagai ibu ilmu pengetahuan seraya mempelajari manusia dan berbagai

tempat yang mengarah pada bidang ilmu lain, seperti biologi, antropologi,

geologi, astronomi, dan lain-lain. Geografi dapat menjawab mengenai apa dan

dimana, namun dalam mengetahui arti geografi itu sendiri, belum ada definisi

yang pasti.

Geografi berasal dari bahasa Yunani, dimana 2200 tahun yang lalu,

Erasthotenes memperkenalkan geografi yang secara harafiah berarti gambaran

bentuk muka bumi. Kemudian disusul oleh Ptolemy (150 SM) yang menyebutkan

bahwa, geografi bertujuan untuk memberikan keseluruhan gambaran mengenai

bumi dengan memetakan suatu lokasi. Hingga kini, geografi telah berkembang

lebih dari sekedar definisi sederhana mengenai rupa bumi. Konsep dari geografi

selalu berubah sepanjang waktu, sehingga mendapatkan definisi untuk sesuatu

yang sangat dinamis dan mencakup keseluruhan subjek menjadi tidak mudah

dikarenakan keterkaitannya dengan bidang ilmiah lainnya. Tidak sedikit ahli

geografi ataupun bukan geograf yang berusaha mendefinisikan bidang ilmu ini.

Pengertian geografi berubah seiring dengan pengetahuan manusia yang

terus bertambah. Sekitar abad 18 dan 19, muncul konsep geografi modern dengan

tokoh pelopornya ialah Immanuel Kant (1780) dan Alexander van Humboldt

(1845). Kedua tokoh tersebut menyebutkan bahwa geografi ialah ilmu yang

bersifat sintesis. Ketika melakukan kajian, seorang ahli geografi harus memiliki

kesadaran akan pentingya pengetahuan yang berasal dari bidang ilmu lain dan

memiliki kemampuan untuk memadukannya ke dalam analisis geografi. Kedua

tokoh tersebut kemudian mendorong munculnya teori-teori baru pada abad 20.

Richard Hartshorne (1959) memberikan pengertian bahwa geografi ialah studi

mengenai areal differentiation, sedangkan Chrisholm (dalam Sandy, 1973)

mengungkapkan bahwa geograf mempelajari pola-pola spasial suatu fenomena,

interkasi, dan hubungan yang terbentuk dalam suatu wilayah. Berdasarkan

pendapat beberapa ahli, secara umum terdapat enam tema utama dalam geografi,

yaitu lokasi (location), tempat (place), wilayah (region), interaksi manusia-

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 30: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

17

Universitas Indonesia

lingkungan (human-environment interaction), mobilitas (mobility), dan skala

(scale).

Seperti bidang ilmu lainnya, perkembangan dan perubahan yang terjadi di

dunia turut mempengaruhi perkembangan dan perubahan keilmuan bagi geografi.

Perkembangan yang terjadi dapat berupa prediksi atau solusi terhadap suatu

masalah, sehingga mendorong tercapainya solusi atau prediksi yang lebih jauh

menjelaskan mengenai perkembangan keilmuan. Ide atau pemikiran-pemikiran

baru memunculkan perubahan keilmuan, baik secara parsial maupun keseluruhan.

Dimana berperan sebagai dorongan untuk memperbaiki ide yang ada, atau untuk

membandingkan pemikiran yang satu dengan yang lain. Jika suatu subjek

akademik tidak mengalami perubahan, maka akan sekarat, jika tidak mau

dikatakan mati. Dalam penerapannya, perkembangan geografi tidak dapat

dilepaskan dari perkembangan tradisi dalam geografi. Tradisi yang berkembang

secara global dalam ilmu geografi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tradisi man-land relation: Memfokuskan untuk mempelajari faktor penyebab

dan dampak dari keterkaitan antara manusia dengan lingkungan. Keterkaitan

yang timbul tersebut sesungguhnya bersifat timbal balik dan saling

menguntungkan, dimana faktor manusia lebih dominan dibandingkan faktor

lingkungan.

b. Tradisi areal differentiation: Sekitar tahun 1920-an, tradisi ini dicetuskan

geograf-geograf di Amerika untuk menekankan pada penyajian dan penafsiran

secara akurat, teratur, dan rasional mengenai perbedaan karakter berbagai

tempat di permukaan bumi. Berbagai kajian diarahkan untuk

mengklasifikasikan dan menjelaskan gejala fisik, ekonomi, dan budaya sebagai

faktor pembentuk keunikan suatu wilayah.

c. Tradisi spatial analysis: Tradisi ini berkembang tahun 1950-an seiring dengan

adanya perhatian yang lebih besar tehadap pola-pola keruangan (spatial

pattern). Dengan menekankan pada penerapan model-model matematik dan

pengembangan teori, tradisi ini melahirkan kajian-kajian geografis yang

beraliran positivisme. Studi mengenai pusat permukiman, pusat pelayanan

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 31: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

18

Universitas Indonesia

ekonomi, pola perjalanan penduduk, pelayanan transportasi, lokasi optimal,

dan studi empiris sejenisnya berkembang pesat dalam tradisi ini.

d. Tradisi social theory: Seiring dengan terjadinya krisis sosial pada tahun 1960-

an, banyak ahli geografi yang mulai mempertanyakan peranan ilmu geografi

dalam menanggapi berbagai perubahan sosial. Aliran Marxist pada saat itu

memberikan pengaruh kuat dalam kajian-kajian geografis terutama yang

berkaitan dengan ketimpangan ekonomi dan dampaknya pada struktur sosial

politik, yang kemudian dikenal dengan aliran ”geografi radikal”, yang mana

dicirikan oleh penolakannya pada paham positivisme. Selain aliran Marxist,

berkembang pula aliran humanis yang lebih menekankan pada “pemaknaan

sosial”. Aliran ini berupaya untuk mengkaji ”social outcomes” sebagai produk

dari kemampuan penduduk dalam mengelola lingkungannya. Dalam berbagai

kajiannya, aliran ini lebih menekankan penerapan pendekatan fenomenologi

yang difokuskan pada kondisi psikologis, emosional, dan persepsi manusia

terhadap tempat, ruang, dan lingkungan.

Di Indonesia, definisi geografi tidak mengalami perbedaan dengan

beberapa pendapat para ahli di dunia seperti di atas. Sandy, (1988) menyatakan

bahwa geografi adalah ilmu yang berusaha menemukan dan memahami

persamaan-persamaan dan perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi. Dalam

sudut pandang geografi, yang menjadikannya istimewa ialah ketika menjawab

pertanyaan “apa” dan “dimana”, yaitu dengan memetakan letak suatu fenomena

pada saat tertentu. Geografi bukan dicirikan oleh materi yang dikaji, bukan pula

oleh pertanyaannya, melainkan oleh cara menjawab pertanyaan tersebut (Sutanto,

2000). Geografi melihat segala sesuatu dalam kaitannya dengan ruang. Tekanan

utama geografi bukanlah pada substansi, melainkan pada sudut pandang, yaitu

sudut pandang “spatial”. Produk akhir geografi adalah wilayah-wilayah atau

“regions”, sebagai perwujudan dari persamaan-persamaan dan perbedaan-

perbedaan dari sesuatu yang terdapat di muka bumi. “Wilayah-wilayah” tersebut

identik dalam prinsipnya dengan kurun-kurun waktu yang misalnya dihasilkan

oleh para pakar sejarah.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 32: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

19

Universitas Indonesia

Dari usaha “pengwilayahan” itulah kemudian para pakar geografi berusaha

menciptakan dalil-dalil umum dalam bentuk model-model spatial, yang digunakan

untuk “meramal”, sebagai usaha pemenuhan salah satu tuntutan hasil bidang

ilmiah. Ciri utama geografi sebagai sebuah bidang ilmu adalah penekanannya

pada perspektif keruangan. Sesuatu dapat menjadi “geografi” bukan ditentukan

oleh subyeknya melainkan oleh sejauh mana keterkaitannya dengan ruang

(space). Atau dengan kata lain, geografi mempelajari berbagai gejala berkaitan

dengan “ruang muka bumi” sebagai tempat berkembangnya kehidupan.

Perkembangan ilmu geografi juga menular di Indonesia, seperti yang

dijelaskan oleh Sandy (1988). Perkembangan geografi diidentifikasikan dalam

enam tahap, yaitu :

a. Tahapan pertama (sebelum tahun 1778), dimana penyelenggaraan dilakukan

secara pribadi tanpa koordinasi dalam bentuk karangan atau cerita perjalanan.

Namun dengan sifat karangan mengenai cerita perjalanan dan fokus bidang

ilmiah tidak jelas.

b. Tahapan kedua (1778-1904) yaitu penyelenggara pribadi namun telah ada

naungan koordinatif, yaitu lembaga Bataviaasch Genootschap van Kunsten en

Wetenschepappen dengan sifat karangan antara cerita perjalanan dan bidang

ilmiah.

c. Tahapan ketiga (1904-1941) yaitu dilakukan sebagian besar dari pemerintah

dan mendapat dorongan kuat dari Gubernur Jenderal dengan sifat karangan dan

eksplorasi atau pengumpulan data telah mengarah atau mengacu ke bidang-

bidang ilmu meskipun belum sampai tahap analitik. Akan tetapi, sebagian

besar bersifat deskriptif.

d. Tahapan keempat (1941-1950) dimana penyelenggara ialah angkatan perang

sekutu namun tidak ada eksplorasi hanya ada kompilasi dan analisis data yang

dilakukan untuk keperluan perang.

e. Tahap kelima (1950-1969) yaitu penyelenggara adalah pemerintah, namun

belum banyak kegiatan yang dilakukan hanya usaha analisa data yang pernah

dikumpulkan sebelumnya dan pembidangan ilmu jelas.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 33: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

20

Universitas Indonesia

f. Tahapan keenam (1969-1988) yaitu penyelenggara pemerintah yang dibantu

dengan tambahan para ahli asing secara perseorangan yang mendapat izin dari

pemerintah dan mendapat dorongan kuat dari Kepala Negara. Pembidangan

ilmu jelas. Terdapat publikasi oleh pemerintah baik Pusat atau Daerah dan

usaha penerbitan swasta sehingga ada harapan untuk meningkatkan mutu.

Perkembangan ilmu geografi kini telah melangkah jauh yang kemudian

memunculkan ilmu-ilmu terapan dengan menggabungkan geografi dengan bidang

ilmu lainnya, seperti geografi dengan demografi, geografi dengan ekonomi, dan

lain sebagainya. Keberadaan ilmu-ilmu terapan tersebut sebagai kepekaan ilmu

geografi untuk mempelajari segala fenomena yang ada di ruang muka bumi.

Khusus di Departemen Geografi, Universitas Indonesia perkembangan ilmu

geografi itu sendiri masih berada dalam tahap kajian geografi yang masih

terpengaruhi oleh paham positivisme. Hal itu terlihat dari beberapa skripsi yang

terdapat di Dept. Geografi, dimana studi-studi empiris mengenai perkembangan

kota, wilayah urban, dan sejenisnya lebih mendominasi dibandingkan dengan

pure science research, seperti mengkritisi perkembangan teori atau konsep.

2.6. Geografi Perkotaan

Ilmu geografi mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena yang

terjadi di permukaan bumi. Salah satu fenomena yang terlihat adalah mengenai

perkotaan (urban), sehingga muncul Geografi Perkotaan (Urban Geography).

Pengertian mengenai kota sendiri berbeda-beda dalam berbagai literatur. Hal ini

dikarenakan sudut pandang yang berbeda dalam penarikan definisi. Yunus (dalam

Desmond, 2001) mengemukakan beberapa pandangan para ahli dalam

mendefinisikan kota.

Menurut Meyer, kota ialah tempat bermukimnya penduduk, bukan rumah

tinggal, jalan raya, kantor, dan sebagainya, melainkan penghuni yang telah

menciptakan segalanya itu.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 34: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

21

Universitas Indonesia

Max Webber mengatakan bahwa ciri khas kota terlihat dari pasarnya,

dimana jika sebagian besar penghuninya telah terpenuhi kebutuhan pokoknya oleh

pasar setempat.

Christaller mengemukakan teorinya yang menunjukkan fungsi kota

sebagai penyelenggara dan penyedia jasa-jasa bagi sekitarnya. Sedangkan Wirth

merumuskan kota sebagai permukiman yang relatif besar, padat perumahan

dengan penduduk yang kedudukan sosialnya heterogen.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menuliskan bahwa kota ialah daerah

permukiman sebagai pemusatan penduduk yang terdiri atas bangunan rumah yang

merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat dengan

kepadatan tinggi serta fasilitas modern dan sebagian besar penduduknya bekerja

di luar pertanian.

Sandy (1977) mengungkapkan bahwa kota itu pada hakekatnya merupakan

permukiman. Perbedaan jenis permukiman kota dengan permukiman desa ialah

terlihat dari ukuran, dimana sebelum permukiman tersebut mencapai ukuran

tertentu, maka permukiman itu belum dapat dikatakan kota.

Hartshorn dalam bukunya, Interpreting The City (1992), menjelaskan

bahwa kota dapat digambarkan sebagai suatu pemusatan penduduk di suatu

daerah yang memiliki gaya hidup dan pola tenaga kerja yang beragam.

Karakteristik kota antara lain memiliki luas wilayah yang besar, serta jumlah dan

kepadatan penduduk yang tinggi. Dengan tingginya jumlah penduduk, maka

tingkat heterogenitas penduduknya juga tinggi, seperti dalam strata sosial dan

ekonomi. Kegiatan ekonomi yang ada didalamnya terkonsentrasi pada industri,

bukan dalam kegiatan pertanian.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah diutarakan, dapat ditarik garis

besar bahwa kota dicirikan dengan:

a. Luas wilayah yang besar.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 35: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

22

Universitas Indonesia

b. Jumlah dan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, dibandingkan dengan

daerah sekitarnya.

c. Heterogenitas sosial ekonomi penduduknya yang tinggi.

d. Kegiatan perekonomian yang utama bukan di bidang pertanian, namun lebih

terkonsentrasi ke sektor industri dan keuangan.

e. Jenis penggunaan tanah yang beragam.

Perkembangan dan pertumbuhan kota pada hakekatnya adalah produk dari

dinamika kegiatan penduduk yang disebabkan antara lain oleh pertambahan

jumlah penduduk, perkembangan kegiatan, serta perubahan sosial budaya. Variasi

ketiga hal tersebut pada setiap bagian kota akan menimbulkan fenomena

perkembangan yang saling berbeda antara satu bagian dengan bagian kota yang

secara keseluruhan akan membentuk suatu struktur kota yang khas. Studi-studi

empiris mengenai geografi perkotaan, terutama struktur kota telah diutarakan oleh

beberapa ahli, baik ahli geografi maupun bukan geografi.

2.6.1. Teori Struktur Kota Klasik

2.6.1.1. Teori Konsentris (Concentric Theory)

Penelitian mengenai teori struktur kota dan perkotaan pertama yang

dipublikasikan ialah penelitian yang dilakukan oleh Park dan Burgess. Dalam

periode tahun 1920-an, Robert E. Park (1864-1944) bersama-sama dengan Ernest

W. Burgess (1886-1966) melakukan penelitian dengan kota Chicago sebagai

fokus utamanya. Penelitian yang mereka lakukan menggabungkan ilmu perkotaan

dengan ilmu lingkungan sehingga dikenal dengan urban ecology (Brown, n.d.).

Mengadopsi teori evolusi Darwin, dimana kompetisi menjadi hal utama, Park dan

Burgess menyatakan bahwa perebutan sumber daya urban, terutama tanah, akan

menuju pada kompetisi di antara kelompok sosial dan yang lebih besar

berpengaruh pada pembagian ruang kota ke dalam “area alami”, dimana manusia

dengan karakteristik sosial yang sama akan menempati ruang yang sama pula.

Pertarungan untuk mendapatkan tanah dan sumber daya lain akan berujung pada

diferensiasi spasial dari ruang kota menjadi zona-zona yang memiliki kesamaan

karakteristik, dengan area ideal memiliki harga tanah yang lebih tinggi. Ketika

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 36: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

23

Universitas Indonesia

kotanya semakin makmur, penduduk dan kegiatan perekonomian semakin

bergeser keluar dari pusat kota.

Selanjutnya Burgess memberikan Teori Konsentris dengan membagi kota

ke dalam zona-zona seperti:

a. Daerah Pusat Kegiatan atau Central Business District (CBD), yaitu daerah

yang merupakan pusat dari segala kegiatan kota antara lain kegiatan politik,

sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Zona ini terdiri dari bangunan yang

menunjang perdagangan, toko swalayan, bank, hotel, perkantoran.

b. Daerah Peralihan atau Transition Zone. Zona ini merupakan daerah yang

mengalami penurunan kualitas lingkungan yang terus menerus dan bertambah

besar penurunannya. Hal ini terjadi karena adanya intrusi fungsi yang berasal

dari Zona I, sehingga perbauran permukiman dengan bangunan bukan untuk

permukiman. Perdagangan dan industri ringan dari Zona I, banyak

mengambil alih daerah pemukiman. Pengambil alihan yang terus menerus

mengakibatkan terbentuknya daerah permukiman kumuh (slum area), yang

semakin lama menjadi daerah miskin (areas of proverty).

c. Low-class Residential Homes. Zona ini berfungsi sebagai permukiman bagi

pekerja-pekerja, antara lain oleh pekerja pabrik, dan industri yang di

antaranya adalah pendatang-pendatang baru dari Zona 2. Di sini kondisi

pemukimannya masih lebih baik dibandingkan dengan Zona 2, sekalipun

penduduknya masih masuk dalam kategori “low- medium status”. Zona ini

dijadikan pilihan sebagai tempat tinggal karena lokasinya yang berdekatan

dengan lokasi tempat kerja.

d. Zone of Better Resident. Zona ini dihuni oleh penduduk yang berstatus

ekonomi menengah hingga tinggi. Kondisi ekonomi mereka pada umumnya

stabil sehingga lingkungan permukimannya menunjukkan derajat keteraturan

yang cukup tinggi. Fasilitas permukiman terencana dengan baik, sehingga

kenyamanan tempat tinggal dapat dirasakan pada zona ini.

e. Zona Penglaju atau Commuters Zone. Timbulnya penglaju merupakan suatu

akibat adanya proses desentralisasi permukiman sebagai dampak sekunder

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 37: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

24

Universitas Indonesia

dari aplikasi teknologi di bidang transportasi dan komunikasi. Di daerah

pinggiran kota mulai bermunculan perkembangan permukiman baru yang

berkualitas tinggi sampai kualitas mewah. Kecenderungan penduduk untuk

memilih zona ini didorong oleh kondisi lingkungan daerah asal yang

dianggap tidak nyaman dan tertarik oleh kondisi lingkungan Zona 5 ini yang

menjajikan kenyamanan hidup yang jauh lebih baik – bebas polusi, tinggal

dengan aman dan nyaman – namun dengan konsekuensi lebih jauh dari

tempat bekerja.

Menurut Murphy dalam (dalam Masjkuri, 2007), karena zona-zona yang

tercipta menurut teori ini tercapai sebagai akibat interaksi-interaksi berbagai

elemen sistem kehidupan perkotaan dan mengenai kehidupan manusia, maka

sifatnya sangat dinamis, tidak statis. Demikian juga teori ini hanya berlaku pada

kota-kota besar yang cepat berkembang.

Dengan mengambil contoh kota Chicago, Amerika Serikat, dalam teori ini,

Burgess menggunakan beberapa asumsi, seperti:

a. Kota dibangun di daerah datar.

b. Sistem transportasi tidak rumit, murah, mudah dan cepat ke segala arah.

CB

Transition Zone

Low-class Residential Homes

Zone of Better Resident

Commuters Zone

Gambar 2.3. Model Teori Konsentris

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 38: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

25

Universitas Indonesia

c. Nilai tanah tertinggi berada di pusat kota dan menurun semakin jauh dari

pusat kota.

d. Bangunan tua berada di dekat pusat kota.

e. Penduduk miskin harus tinggal di dekat pusat kota karena mereka tidak

mampu membayar biaya transportasi.

f. Tidak terjadi konsentrasi industri berat.

Pasca-Perang Dunia, model urban ekologi yang diterapkan oleh Burgess

menjadi kurang diminati setelah dikritik oleh para ahli karena model yang

dikedepankan terlalu sederhana. Kritikus beranggapan bahwa “proses-proses

alami” yang diterapkan tidak mengkaitkan baik dengan elemen sosial dan budaya

kehidupan perkotaan serta dampak politik dan ekonomi dari kegiatan

industrialisasi.

2.6.1.2. Teori Sektor (Sector Theory)

Berdasarkan studinya terhadap sekitar 140 kota di Amerika Serikat,

Homer Hoyt pada tahun 1939 memperkenalkan teori sektor untuk mengatasi

ketidaksesuaian terhadap teori konsentris yang sebelumnya telah dikemukakan

oleh E.W. Burgess (Johnson, 1975). Pemikiran teori ini merupakan perkembangan

dari teori konsentris, yang ditandai dengan beberapa kesamaan, seperti

terdapatnya Central Bussiness District (CBD) yang berfungsi sebagai pusat kota

dan beberapa zona yang mengelilinginya. Namun zona dalam teori ini tidaklah

melingkar keluar, namun masih dalam jarak yang sama dari pusat kota atau CBD.

Zona dengan penggunaan tanah yang sejenis akan mengelompok dan membentuk

sektor penggunaan tanah sejenis dalam kota (Gambar 2.).

Dalam teori sektor, Hoyt menggambarkan bahwa perkembangan kota

dipengaruhi oleh faktor ketersediaan jaringan jalan atau aksesibilitas yang

memadai seperti rel kereta dan jalan raya. Dengan demikian sebuah kota seolah-

olah terdiri dari masing-masing sektor yang mengalami perkembangan keluar

(Hoyt dalam Akhmad, 1998). Penggunaan tanah yang membedakan teori sektor

dengan teori konsentris ialah keberadaan penggunaan tanah untuk industri, yang

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 39: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

26

Universitas Indonesia

tidak dimiliki oleh teori konsentris. Menurut Hoyt, zona industri terletak di

sepanjang jalur transportasi kereta, begitu pula dengan zona pemukiman kumuh

atau tempat tinggal buruh. Sementara zona perdagangan berada di daerah dengan

harga tanah tertinggi, yaitu di pusat kota. Hal ini dikarenakan terdapat berbagai

rute dan moda transportasi menuju daerah perkotaan, seperti rel kereta, dermaga

atau pelabuhan (bagi yang berbatasan dengan perairan), serta jalan raya yang

menggambarkan mudahnya aksesibilitas. Dengan mudahnya aksesibilitas, maka

suatu daerah menjadi strategis dan harga tanah pun akan menjadi mahal. Zona

pemukiman menengah dan atas akan berada menjauh dari kota, terletak di

pinggiran kota untuk menghindari kemacetan, bising, dan polusi.

Secara skematis, teori sektor milik Hoyt dapat digambarkan sebagai

berikut:

2.6.1.3. Teori Inti Berganda (Multiple Nuclei Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Chauncy Harris dan Edward Ullman pada

tahun 1945, yang kemudian lebih dikenal dengan teori Harris-Ullman. Mereka

berpendapat bahwa meskipun dalam suatu kota terdapat pola konsentris dan

sektoral, namun kenyataanya lebih rumit dari apa yang sekedar diteorikan oleh

Burgess dan Hoyt (Harris-Ullman dalam Desmond, 2001). Harris dan Ullman

menjelaskan, sementara suatu kota bermula dari sebuah CBD atau pusat kota,

namun dalam perkembangannya, kota memiliki sub-pusat atau pusat-pusat yang

lebih kecil. Walaupun CBD yang sebenarnya masih berfungsi sebagai pusat kota.

Gambar 2.4. Model Teori Sektor

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 40: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

27

Universitas Indonesia

Kegiatan-kegiatan yang memiliki kemiripan akan berlokasi dalam satu

area dan menciptakan subpusat dalam suatu kota, sehingga memiliki kesan,

terbentuk “inti-inti” baru bagi masing-masing area. Kemunculan model inti-inti

ini secara spasial dapat digolongkan dalam beberapa hal, antara lain (Sanders,

n.d.):

a. Beberapa aktivitas membutuhkan fasilitas khusus, seperti jalur transportasi

untuk menunjang kegiatan industri serta bidang tanah yang luas untuk

dijadikan permukiman.

b. Beberapa kegiatan mengelompok di suatu area karena mendapatkan

keuntungan dengan bergabung dengan yang memiliki kesamaan profesi.

c. Beberapa kegiatan menolak mengelompok dan dapat berdiri sendiri sehingga

tidak ditemukan dengan ciri-ciri kegiatan yang sama dalam satu area.

d. Beberapa aktivitas ekonomi tidak dapat menghasilkan keuntungan jika harus

membayar harga sewa yang terlalu tinggi di daerah yang paling di inginkan.

Sehingga harus mencari tempat lain, dan pada umumnya jauh dari pusat kota.

e. Pengelompokkan bangunan yang dibangun dengan tujuan khusus sering

terlihat di wilayah perkotaan. Sebagai contoh seperti tingkat konsentrasi pasar

retail di pusat kota, pemusatan pabrik dan jasa distribusi di area industri, serta

pengelompokan kantor-kantor dan fasilitas kesehatan di sekitar rumah sakit

menggambarkan pengelompokan di sekitar subpusat.

f. Dalam teori inti berganda ini, permukiman tersebar menjauh dari pusat kota

dan berkembang di sepanjang jalur transportasi. Permukiman ini dihuni

keluarga dengan tingkat pendapatan yang relatif tinggi dan terdapat area

komersil yang letaknya tidak jauh dari permukiman tersebut. Keberadaan area

komersial ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari

sehingga tidak perlu melakukan perjalanan ke pusat kota.  

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 41: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

28

Universitas Indonesia

2.6.2. Teori Struktur Kota Kontemporer

Teori-teori yang relatif baru atau kontemporer mengenai struktur kota

sangat terkait dengan globalisasi, urbanisasi, serta kemajuan teknologi transportasi

dan informasi. Hal ini mendorong terjadi peningkatan yang dialami oleh kota,

baik mengenai jumlah penduduk, luas wilayah maupun penggunaan tanahnya.

Beberapa konsep yang penulis kedepankan kali ini merupakan konsep-konsep

yang banyak digunakan dalam mempelajari fenomena perkotaan di dunia.

2.6.2.1. Urban Sprawl

Sprawl dapat diartikan sebagai suatu daerah di luar pusat kota yang

dicirikan dengan rendahnya kepadatan pembangunan perkotaan (Snyder-Bird,

1998). Karakteristik sprawl yang membedakannya dari pusat kota terdiri dari tiga

hal, yaitu (Durning dalam Snyder-Bird, 1998):

a. Tingkat kepadatan penduduknya tidak lebih dari 12 jiwa per hektar.

b. Terdapat pemisahan yang tegas akan daerah pemukiman terhadap daerah

komersil dan industri.

c. Bentuk jaringan jalannya didominasi dengan jalan bercabang dan jalan buntu

(cul-de-sacs).

Gambar 2.5. Model Teori Inti Berganda

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 42: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

29

Universitas Indonesia

Dengan mengambil contoh kota-kota di Amerika Serikat, awal suburban

sprawl terbentuk bukan karena sebuah evolusi kota, melainkan dari berbagai

kebijakan publik yang diciptakan sehingga mendorong perluasan wilayah

perkotaan. Duany et al. (2000) memberi contoh bahwa pasca-Perang Dunia II,

Federal Housing Administration (FHA) dan Veterans Administration (VA)

menyediakan kesempatan untuk menempati jutaan rumah baru. Dengan biaya

yang ditawarkan tiap bulannya lebih murah dibandingkan dengan menyewa,

rumah-rumah baru yang didirikan di pinggiran kota tersebut ditujukan bagi

keluarga baru berpenghasilan sedang.

Dengan berpindahnya penduduk ke pinggiran kota, maka diikuti pula oleh

berbagai kegiatan ekonomi yang mencari konsumen di daerah baru. Seperti

munculnya strip shopping centre yang dicirikan dengan lokasinya berada di sisi

jalan utama/tol, serta memiliki papan nama berukuran besar. Sama halnya dengan

pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran dimana karyawannya didominasi

oleh penduduk di wilayah pinggiran, lama kelamaan juga berpindah ke kota baru

ini. Hal ini bertujuan agar mendekatkan perjalanan komuter bagi karyawannya.

Disamping itu, untuk mendapatkan pajak yang lebih rendah sehingga menuju

terciptanya komplek bisnis dan perkantoran (Duany et al., 2000).

Pada umumnya, sprawl terdiri dari lima komponen yang dapat disusun

dengan berbagai cara. Walaupun tiap komponen letaknya saling berdekatan,

namun karakteristik dari sprawl ialah masing-masing komponen kota dengan

sangat tegas terpisahkan. Komponen-komponen tersebut antara lain (Duany et al.,

2000):

a. Pemukiman

Sebagaimana telah dituliskan sebelumnya, komponen kota ini merupakan

asal muasal terbentuknya sprawl. Hal ini terjadi karena kawasan pusat kota tidak

lagi menyediakan tempat tinggal yang ideal, sehingga sebagian penduduk mencari

tempat tinggal di pinggiran kota. Tumbuh dan berkembang di pinggiran kota,

pemukiman ini ditujukan bagi single-family yang baru menikah dengan

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 43: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

30

Universitas Indonesia

penghasilan sedang. Rumah yang ada di daerah sprawl merupakan sebuah

bangunan tunggal, sebagai bagian dari deretan rumah homogen dalam suatu

kompleks.

b. Pusat perbelanjaan

Pusat perbelanjaan dapat dengan jelas dibedakan dari komponen-

komponen kota lainnya. Hal ini dilihat dari bangunannya tak bertingkat, tidak ada

rumah atau gedung perkantoran di sekitarnya, serta lahan parkir luas yang

memisahkan antara gedung dengan jalan raya. Pembangunan toko-toko ritel atau

perkulakan di daerah suburban dilakukan berdasarkan aturan yang disamakan,

seperti luas lahan parkir, penempatan lampu untuk pencahayaan, ketebalan aspal,

dan besarnya ukuran reklame. Walaupun hasilnya mencolok, namun dari sekian

banyak pertimbangan dalam pembangunannya, pertokoan ritel tersebut menjadi

kurang menarik.

c. Kawasan perkantoran

Kawasan ini ditujukan hanya sebagai tempat bekerja. Gedung perkantoran

di area ini dapat dilihat dari kejauhan karena bentuknya yang menjulang tersendiri

di tengah-tengah lapangan parkir yang luas. Sebagai bagian dari sprawl, pekerja

di daerah ini didorong untuk menggunakan kendaraannya untuk pergi dan pulang

bekerja. Hal ini didukung dengan tidak adanya aksesibilitas bagi pejalan kaki

untuk berpergian, kalaupun ada menjadi tidak nyaman untuk digunakan. Begitu

pula halnya dengan perjalanan dari dan ke kantor, pada saat makan siang para

pekerja juga harus berpergian menggunakan kendaraannya selama kurang lebih 30

menit untuk mencari makan di luar kantor karena area perkantoran ini seperti

terisolasi dari fasilitas lainnya.

d. Kawasan publik

Yang dimaksud kawasan publik dalam hal ini seperti sekolah, gereja, balai

kota, dan tempat-tempat bagi penduduk untuk berkumpul. Fasilitas-fasilitas

tersebut dicirikan dengan bentuknya yang besar, namun secara kuantitas

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 44: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

31

Universitas Indonesia

jumlahnya sedikit. Bangunan tersebut pada umumnya tidak terawat karena

kurangnya pendanaan, dan dilengkapi dengan lahan parkir yang luas seperti

komponen kota lainnya.

e. Jaringan jalan

Jaringan jalan yang melintang di kota seperti ini tersusun untuk

menghubungkan empat komponen kota lainnya, sebagaimana tiap aktifitas

terletak di masing-masing wilayah. Rendahnya kerapatan bangunan dan

pemisahan atau pembatasan komponen kota mendorong penduduk untuk

menggunakan kendaraan walaupun jaraknya dekat. Hal ini dikarenakan masing-

masing komponen memiliki jalan tersendiri untuk mengakses ke jalan utama dan

ke bagian kota yang lain. Dengan demikian, untuk dapat beraktifitas penduduk

harus bergerak menuju wilayah yang berbeda-beda dengan mengandalkan satu

jalan yang sama, sehingga tercipta kemacetan pada tiap harinya. Terlebih lagi jika

terjadi kecelakaan atau gangguan, maka seluruh sistem menjadi tidak berfungsi

dan mengganggu aktifitas penduduk. Namun sisi positif dari jaringan jalan pada

jenis kota ini ialah dapat lebih mudah di analisis secara statistik, dimana tiap

perjalanan hanya memiliki satu akses dan kemacetan yang terjadi, sehingga dapat

diprediksi secara akurat.

Keberadaan sprawl terutama di Amerika Serikat dapat dikatakan sebagai

sistem kota buatan yang ideal. Yang dimaksud dengan kota buatan ialah kota yang

direncanakan dan dibuat sehingga penduduknya perlu menyesuaikan dengan kota

itu sendiri. Lain halnya dengan kota pada umumnya, dimana pembangunan kota

dilakukan secara alamai, sesuai dengan kebutuhan penduduknya. Namun

sebenarnya sprawl bukan benar-benar ideal, melainkan suatu pertumbuhan yang

tidak sehat bagi sebuah kota. Hal ini dilihat dari pembangunan gedung yang

memerlukan luas yang tidak kecil sehingga ada konversi lahan secara besar-

besaran dari pertanian ke perkantoran atau pusat perbelanjaan. Selain itu,

dorongan bagi penduduk untuk menggunakan kendaraan walaupun jarak dekat

telah meningkatkan pemakaian bahan bakar fosil yang berdampak tidak hanya

pada polusi namun juga kemacetan yang parah (Snyder-Bird, 1998).

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 45: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

32

Universitas Indonesia

2.6.2.2. Edge City

Fenomena wilayah perkotaan atau urban di Amerika Serikat mengalami

perkembangan semenjak Perang Dunia II. Setelah hadir istilah suburban, dimana

merupakan pusat permukiman yang berada di pinggiran kota bagi para penglaju.

Lebih jauh dari pinggiran kota, terbentuk suatu pusat permukiman yang

dilengkapi dengan segala fasilitas yang tersedia di pusat kota, bahkan lebih

banyak. Seorang wartawan Washington Post bernama Joel Garreau, menyebut

fenomena urban ini dengan istilah Edge City, sebagaimana ia tuliskan dalam

bukunya, Edge City: Life on the New Frontier (Garreau, 1991). Istilah edge

muncul karena pusat komunitas bagi penduduk pelopor dan imigran yang pindah

dan menjauh dari pusat kota lama. Sedangkan disebut city karena didalamnya

memiliki seluruh fasilitas yang terdapat di kota pada umumnya, seperti fasilitas

perdagangan, perkantoran, dan hiburan.

Keberadaan Edge Cities menggambarkan gerakan ketiga yang terjadi

dalam kehidupan perkotaan selama setengah abad ini. Dimana gerakan yang

pertama ialah manusia berpindah mencari tempat tinggal menjauh dari pusat kota.

Sehingga terjadi proses urbanisasi, terutama setelah Perang Dunia II. Kemudian

gerakan yang kedua terjadi untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk yang

Gambar 2.6. Citra satelit urban sprawl (Sumber: http://www.satimagingcorp.com/galleryimages/quickbird-urban-sprawl.jpg,

4 Mei 2009 Pkl 23.50 WIB)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 46: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

33

Universitas Indonesia

jauh dari pusat kota, maka penduduk berusaha mendekatkannya dengan cara

mendirikan pasar dan pusat-pusat perdagangan ke sekitar permukiman mereka.

Seperti yang terjadi pada era 1960 dan 1970-an ketika mall menjamur di Amerika

Serikat. Ketiga, terjadi pergerakan lapangan pekerjaan, dengan “memindahkan”

lokasi tempat kerja menjadi lebih dekat dengan tempat tinggal. Hal ini kemudian

melahirkan Edge City.

Pada umumnya Edge City muncul di sekitar persimpangan jalan raya

utama (major freeway interchanges). Edge City dicontohkan seperti yang terdapat

di luar Washington D.C., berlokasi di dekat persimpangan Interstate (Jalan Antar

Negara Bagian) 495, Interstate 66, dan Virginia 267, yaitu Tysons Corner,

Virginia. Beberapa dekade yang lalu, Tysons Corner, tidak lebih dari sebuah desa,

namun sekarang merupakan sebuah pusat kegiatan retail terbesar di pantai timur

Amerika Serikat, sebelah selatan Kota New York. Disini terdapat lebih dari 3.400

kamar hotel, 100.000 lapangan pekerjaan, serta lebih dari 25 juta kaki persegi

lahan perkantoran (Rosenberg, n.d.). Walaupun memiliki seluruh fasilitas

tersebut, Tysons Corner ternyata tidak memiliki pemerintahan yang berdiri

sendiri, melainkan berada di bawah pemerintahan Fairfax County.

Gambar 2.7. Edge City Tyson’s Corner abad ke-21

(Sumber: http://www.smartergrowth.net/anx/img/category/155/tysons.jpg,

4 Mei 2009, Pkl 23.45 WIB)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 47: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

34

Universitas Indonesia

Edge City secara fungsional sudah sulit dibedakan dengan pusat kota lama

yang dikelilinginya. Hal ini terlihat dari segala fasilitas yang tersedia dan

menunjung kehidupan penduduknya. Namun dilihat dari jumlah penduduk,

sebagai suatu ukuran suatu kota, Edge City memiliki jumlah penduduk yang lebih

banyak dibanding pusat kota lama. Seperti penduduk metropolitan New York,

dimana sebanyak 92% penduduk tidak tinggal di Manhattan sebagai pusat

kotanya.

Dalam upayanya mendefinisikan Edge City, Garreau memberikan lima

kriteria agar suatu kota dapat dikatakan sebagai Edge City, antara lain (Garreau,

1991):

a. Memiliki area seluas lima juta kaki persegi atau lebih yang diperuntukkan

bagi lahan perkantoran. Ukuran ini merupakan syarat ukuran pusat kota yang

baik.

b. Memiliki 600.000 kaki persegi atau lebih untuk lahan kegiatan retail. Luas ini

sama dengan luas mall atau pusat perbelanjaan yang ada di pusat kota lama

yang isinya merupakan puluhan bahkan ratusan toko dan butik multinasional.

c. Memiliki lebih banyak lapangan kerja dibandingkan dengan tempat tinggal.

Sebagaimana daerah perkotaan pada umumnya, jumlah penduduk meningkat

di pagi hari, kemudian kembali turun pada sore hari.

d. Penduduk merasakannya sebagai suatu tujuan dengan berbagai fungsi yang

dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mulai dari pekerjaan,

berbelanja, hingga hiburan.

e. Keadaan kota saat ini tidaklah sama seperti ketika 30 tahun yang lalu. Sebagai

contoh, di tempat yang sama dengan berdirinya kota, 30 tahun yang lalu

merupakan suatu pedesaan dengan peternakan sapinya.

2.6.2.3. Compact City

Perkembangan kota-kota yang terjadi di dunia cenderung semakin

bergerak keluar, menjauh dari pusat kota. Hal ini seperti yang terlihat pada teori

kota sebelumnya, yaitu Urban Sprawl dan Edge City. Sejalan dengan semakin

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 48: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

35

Universitas Indonesia

meluasnya daerah perkotaan, maka kegiatan manusia menjadi semakin beragam.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kota-kota saat ini

ialah mengenai masalah lingkungan. Dalam permasalahan ini tidak hanya

berdampak pada lingkungan, seperti daya dukung lingkungan, namun manusia

sebagai penghuni juga turut mengalami imbasnya, dimana terfokus pada masalah

kesehatan masyarakat serta nilai dan etika sosial yang secara kualitatif terangkum

dalam quality of life (QoL). Penurunan kualitas hidup ini berusaha diatasi dengan

menerapkan konsep keberlanjutan (sustainability), dimana dalam melaksanakan

pembangunan, perlu memperhatikan faktor lingkungan sekitar. Hal ini kemudian

dikenal dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Berangkat

dari konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, hadirlah Compact City sebagai

upaya untuk mengurangi beban lingkungan perkotaan yang ditimbulkan oleh

masyarakatnya.

Beberapa orang telah mencoba mendefinisikan Compact City, antara lain

Elkin et al. (dalam Jenks et al., 2000) yang mengedepankan intensifikasi

pemanfaatan ruang dalam kota sehingga tercipta sentralisasi dan pemusatan

pemukiman. Di samping itu, ada pula yang berpendapat bahwa Compact City

dicirikan dengan tingginya tingkat kepadatan penduduk, mixed-use city, serta

pertumbuhan yang terjadi berada di dalam batas area perkotaan yang ada,

sedangkan di daerah pinggiran kota tidak terjadi perkembangan (Breheny dalam

Jenks et al., 2000). Dari beberapa definisi yang disampaikan, dapat dikatakan

bahwa Compact City berusaha untuk menyediakan seluruh elemen kota hanya

berada dalam batas kota sehingga terbentuk karakteristik kota dengan tingkat

kepadatan yang tinggi dan terjadi penggunaan lahan dengan berbagai tujuan

(mixed-use).

Teori Compact City ialah agar dapat mengetahui konsentrasi pengunaan

tanah yang keberlanjutan secara sosial, yang memfokuskan pembangunan kota

dengan mengurangi kebutuhan untuk berpergian, sehingga dapat mengurangi

emisi kendaraan dan menghemat penggunaan bahan bakar energi fosil. Hal ini

dapat dilakukan karena ketersediaan infrastruktur dan fasilitas publik yang efisien,

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 49: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

36

Universitas Indonesia

dimana letaknya tidak terlalu jauh sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki,

bersepeda, atau menggunakan kendaraan umum.

Ukuran optimal suatu kota agar dapat dikatakan sebagai Compact City

telah menjadi subjek penelitian tersendiri. Sekitar tahun 1970-an, muncul konsep

akan kota yang kompak (Compact City). Dikatakan bahwa Compact City

memiliki bentuk menyerupai lingkaran dengan radius kurang dari tiga kilometer

dari pusat kota. Sehingga dari sisi yang satu dengan sisi yang lain berjarak sekitar

enam kilometer. Sedangkan jumlah penduduk ideal ialah sebesar 250.000 jiwa

(Harasawa, 2002).

Pemilihan bentuk dan struktur kota seperti Compact City memiliki

berbagai dampak, baik positif maupun negatif (Anonim, n.d.). Beberapa dampak

positifnya antara lain:

a. Dapat mengurangi beban lingkungan yang ditanggung oleh kota.

b. Menghemat waktu tempuh perjalanan dibandingkan kota-kota pada umumnya

yang penuh dengan kemacetan.

c. Menghemat pengeluaran masyarakat terhadap biaya-biaya transportasi,

seperti bahan bakar, parkir, tol, dan sebagainya.

d. Menghemat pengeluaran pemerintah terhadap penyediaan lahan untuk jalan

raya serta fasilitas penunjang dan perawatannya.

e. Konversi energi dari yang biasanya bahan bakar untuk kendaraan, dialihkan

kepada bahan bakar untuk perumahan atau bangunan.

Disamping dampak positif, dampak negatif dari penerapan Compact City

ialah:

a. Terjadinya kejenuhan dalam suatu kota.

b. Terjadi kepadatan penduduk yang sangat tinggi (overcrowded).

c. Dengan berkurangnya lahan terbuka, tidak ada sarana rekreasi dan bermain.

d. Menurunnya keramahan penduduk (Dharma, n.d.).

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 50: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

37

Universitas Indonesia

Breheny (dalam Jenks et al., 2000) mengatakan bahwa Compact City

mungkin tidak mewakili keadaan yang diinginkan bagi sebagian besar orang

untuk memilih sebagai tempat tinggal. Hal ini dikarenakan terjadi pemusatan

penduduk (overcrowded) dan berkurangnya kualitas urban, dimana berkurangnya

lahan terbuka.

2.6.3. Sintesa

Kota berawal dari sebuah pemusatan penduduk di suatu area. Dengan akal

dan pikiran manusia untuk bertahan hidup, terjadi perkembangan di area tersebut

yang sehingga dapat dikatakan sebagai sebuah kota. Dimana terdapat berbagai

penggunaan tanah yang menunjang aktifitas penduduk. Susunan atau layout

berbagai penggunaan tanah sebagai komponen-komponen kota kemudian dilihat

sebagai sebuah susunan pembentuk kota yang dikenal dengan struktur kota.

Teori struktur kota yang pertama dipublikasikan ialah Teori Konsentris

(Concentric Theory) yang diperkenalkan oleh Ernest W. Burgess pada tahun

1925. Dalam teori tersebut, Burgess mengemukakan bahwa pengruangan kota

terjadi karena ada kompetisi antar komunitas, yang menjurus kepada proses

seleksi alam. Homer Hoyt pada tahun 1939 juga mengajukan Teori Sektor (Sector

Theory), setelah melihat fenomena perkotaan di tidak kurang dari 140 kota di

Amerika Serikat. Teori ini menyanggah teori konsentris bahwa, perkembangan

kota tidak terjadi secara merata, namun ada pengaruh dari teknologi transportasi

dan aksesibilitas, seperti jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan. Sehingga bagian

kota yang mengalami perkembangan ialah bagian kota dengan aksesibilitas yang

baik. Chauncy Harris dan Edward Ullman juga mengeluarkan teori struktur kota

pada tahun 1945 yang didasari pada pendapat bahwa struktur kota tidak

sesederhana seperti bentuk konsentris ataupun sektor, namun lebih rumit lagi.

Harris dan Ullman mengatakan bahwa kota berawal dari CBD sebagai pusat kota,

namun dalam perkembangannya timbul beberapa subpusat atau inti-inti baru

sebagai dampak dari aglomerasi.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 51: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

38

Universitas Indonesia

Ketiga teori struktur kota tersebut merupakan titik awal bagi kebanyakan

penelitian mengenai perkotaan yang dikenal dengan teori struktur kota klasik.

Schwab (1945) mengatakan bahwa sebelum mengimplementasikan ketiga teori

struktur kota klasik tersebut, ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama,

masing-masing teori berdasar pada generalisasi pola-pola penggunaan tanah.

Teori-teori tersebut memang dibuat lebih umum dan untuk menggambarkan pola

di banyak kota, maka tidak ada kota yang cocok secara sempurna dengan teori.

Kedua, teori-teori didasari pada pola yang ditemukan di kota-kota di Amerika

Serikat, sehingga tidak secara utuh menggambarkan penggunaan tanah kota-kota

lain di dunia. Terakhir, ketiga teori tersebut memperhatikan masalah perubahan

ekologis atau bagaimana pola spasial suatu kota berubah mengikuti pertumbuhan

dan perkembangan kota.

Seiring waktu berputar, terjadi perkembangan teknologi informasi dan

transportasi. Urban sprawl yang terjadi pada periode 1980-an, sangat bergantung

pada penggunaan kendaraan pribadi. Hal ini dikarenakan layout antar komponen

kota dipisahkan dengan tegas dan dihubungkan dengan hanya satu jalan utama,

sehingga mendorong penggunaan kendaraan pribadi. Jalan penghubung

komponen yang sedikit mengakibatkan kemacetan yang parah, terlebih lagi ketika

ada kecelakaan. Pengaruh teknologi transportasi juga terlihat pada teori edge city,

dimana kota ini terbentuk di persimpangan jalan raya utama, seperti jalan

nasional. Pada teori compact city, pengaruh teknologi baik itu informasi,

transportasi, dan lainnya lebih terasa. Yang berbeda dibandingkan dengan teori

urban sprawl dan edge city adalah, compact city dalam pembangunan kotanya

turut memperhatikan alam sekitar dan isu-isu lingkungan, sehingga timbul konsep

sustainable development. Dengan perkembangan teknologi, pembangunan kota

dilakukan sedemikian rupa sehingga mengurangi dampak negatif terhadap

lingkungan. Hal ini seperti penggunaan tanah yang mixed-use, jarak antar tempat

yang mudah dijangkau, baik dengan kendaraan umum, bersepeda, atau jalan kaki

sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan polusi.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 52: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pemahaman

Sebagai langkah awal dalam penelitian seperti ini, diperlukan pemahaman

yang mendalam mengenai ilmu geografi secara umum, baik di dunia maupun di

Indonesia, serta perkembangan ilmu geografi yang terjadi hingga saat ini.

Disamping itu, perlu juga memahami bidang ilmu lain yang pada akhirnya

mempengaruhi dan memperkaya kajian dalam geografi. Selanjutnya perlu

dimengerti konsep-konsep dasar terkait teori struktur kota dalam Urban

Geography (Geografi Perkotaan) dan perkembangan aliran pemikiran (school of

thought) serta turunan teoritis dan metodologisnya. Hal yang dilakukan oleh

penulis ini dapat dikatakan sebagai bekal untuk melakukan identifikasi kasus dan

dilanjutkan untuk membantu dalam proses analisa. Untuk memperoleh

pemahaman tersebut, penulis mendapatkan bahan seputar geografi, geografi

perkotaan, dan struktur kota dalam bentu buku teks, jurnal, dan artikel. Bahan-

bahan tersebut penulis peroleh, baik dalam bentuk cetak (printed) maupun bentuk

dijital (on-line).

3.2. Peer Group Discussion

Selain itu, penulis juga tergabung dalam peer group discussion yang

terdiri atas beberapa mahasiswa serta dosen yang berkompetensi dalam bidang

Geografi Perkotaan. Dalam kelompok diskusi ini, dilakukan pembahasan

mengenai tema-tema terkait, dalam hal ini teori struktur kota, serta menyamakan

pemahaman terhadap teori struktur kota dan perkembangannya, baik di

Departemen Geografi Universitas Indonesia (Dept. Geografi UI), maupun di

dunia. Peer group discussion merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang

umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna

dari sebuah tema menurut pemahaman suatu kelompok. Hal ini mungkin terjadi

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 53: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

40

Universitas Indonesia

karena keterbatasan pengetahuan dari penulis, maka perlu mendapat arahan dan

bimbingan dari orang yang lebih paham objek penelitian dalam bentuk kelompok.

Menurut Bungin (2001), pembentukkan kelompok diskusi dibangun

berdasarkan beberapa asumsi, antara lain:

a. Keterbatasan individu selalu tersembunyi pada ketidaktahuan kelemahan

individu tersebut.

b. Masing-masing anggota kelompok saling memberi pengetahuan satu dengan

lainnya dalam diskusi kelompok.

c. Setiap individu dikendalikan oleh individu lain, sehingga ia berupaya untuk

menjadi yang terbaik.

d. Kelemahan subyektif terletak pada kelemahan individu yang sulit

dikendalikan oleh individu yang bersangkutan.

e. Intersubyektif, selau mendekati kebenaran yang terbaik pada saat itu.

Sebuah kelompok memiliki pemikiran yang lebih sempurna dibandingkan

dengan individu. Hal ini dikarenakan umumnya kelebihan berpikir individu selalu

dibatasi oleh bingkai berpikir pribadi (frame of reference). Batasan-batasan ini

yang kemudian menyebabkan orang berpikir egois, sempit, dan terbatas, bahkan

menghalangi progresivitas individu. Pada umumnya individu hanya mampu

memahami fenomena dari sisi dimana individu berada. Sehingga kehadiran

masukkan pemikiran dari orang lain di luar pribadi peneliti menjadi “penolong”

terhadap kelemahan kritikal yang dimiliki individu (Bungin, 2001). Dengan

demikian, hasil pemaknaan yang diperoleh dengan menggunakan teknik ini adalah

pemaknaan intersubyektif, yang mana bisa jadi, peran subyektivitas peneliti lebih

kecil atau lebih besar, bergantung dari seberapa jauh peran kelompok dalam

proses-proses diskusi.

3.3. Analisis Isi

Dalam meneliti penerapan teori struktur kota dalam suatu penelitian tugas

akhir, penulis menggunakan metode analisis isi (content analysis). Pada dasarnya

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 54: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

41

Universitas Indonesia

teknik analisis isi lebih banyak digunakan dalam bidang studi ilmu komunikasi.

Analisis isi menggunakan kumpulan data yang sudah ada, dimana data dihasilkan

dari penghitungan unit analisis suatu isi dari media komunikasi (Grinnell, 2001).

Menurut Holsti dalam Grinnell (2001), dalam meneliti media komunikasi dengan

teknik analisis isi, harus memiliki tiga karakteristik, yaitu sistematik, dimana

teknik ini harus mengikuti sederet prosedur pelaksanaan. Selain itu, dicirikan

harus objektif, dimana untuk membuat aturan atau batasan untuk

mengelompokkan isi suatu teks, sehingga memastikkan keabsahan dan

menghindari bias. Karakteristik yang ketiga yaitu secara kuantitatif, dimana

dilakukan perhitungan terhadap isi yang sudah ditentukan dari suatu media

komunikasi.

3.3.1. Pengumpulan Data

Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data ialah studi kasus

(case study). Studi kasus merupakan suatu strategi yang dilakukan dalam

penelitian dengan tujuan untuk memahami fenomena sosial dalam sebuah atau

sejumlah keadan alaminya (Bloor, et al, 2006). Bloor (2006) juga berpendapat

bahwa tujuan dari dilakukannya teknik studi kasus yaitu ialah untuk memperoleh

sebuah gambaran melalui contoh yang spesifik atau untuk menguji teori-teori

tertentu.

Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain skripsi-skripsi yang

disusun oleh mahasiswa dan mahasiswi Dept. Geografi UI. Skripsi yang

digunakan sebagai data ialah skripsi-skripsi mengenai perkotaan (urban),

terutama terkait teori struktur kota sebagai kasus penelitian. Sebanyak 16 buah

skripsi yang terdapat di Perpustakaan Dept. Geografi UI kemudian dibagi

berdasarkan periode penerbitan skripsi tersebut, yaitu periode 1980-an sebanyak

tiga skripsi, periode 1990-an dengan tujuh buah skripsi, dan pada periode 2000-an

berjumlah enam skripsi.

Masing-masing skripsi yang telah terkumpul kemudian dilalukan

penentuan beberapa komponen skripsi. Komponen skripsi tersebut antara lain,

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 55: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

42

Universitas Indonesia

pertanyaan penelitian, teori yang digunakan, variabel yang digunakan, tujuan dan

kesimpulan. Hal ini dilakukan sebagai tahap awal untuk kemudian melakukan

identifikasi.

3.3.2. Pengolahan Data

Dalam analisis isi, setelah melakukan tahap pengumpulan data, kemudian

pada tahap pengolahan data dilakukan dengan menentukan unit analisis.

Penentuan unit analisis dalam media komunikasi dapat bermacam-macam,

tergantung pada kerumitan pertanyaan penelitian, serta universalitas media

komunikasi yang digunakan sebagai data. Pada beberapa penelitian, menetukan

unit analisis dapat dilakukan dengan mudah, seperti menghitung jumlah dari kata

atau frase tertentu. Namun ada pula yang membutuhkan usaha kategorisasi sistem,

pengkodean, dan prosedur tertentu.

Grinnell (2001), dalam bukunya mencontohkan dengan penentuan unit

analisis dari media komunikasi berupa surat bunuh diri. Pada surat bunuh diri

tersebut, dihitung jumlah dari berbagai kata yang mengandung pemaknaan “death

(mati/meninggal)”. Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan unit analisis ialah

metode, fokus/masalah, variabel, dan teori yang digunakan dalam masing-masing

penelitian tugas akhir di Departemen Geografi Universitas Indonesia.

3.3.2.1. Identifikasi Skripsi

Identifikasi skripsi dilakukan sebagai salah satu tahap dalam analisis isi.

Setelah skripsi dikelompokkan dalam periodenya masing-masing, dilakukan

identifikasi dengan mencari masalah penelitian, metode yang digunakan, teori

struktur kota yang dipakai, serta kesimpulan hasil penelitian. Penentuan tiap unit

analisis ini dilakukan dengan membaca tiap halaman dari masing-masing skripsi.

Dari tulisan yang dikemukakan oleh masing-masing penulis, didapatkan kata

kunci yang menandakan fokus/masalah penelitian, metode yang dipakai, dan

variabel yang dipilih (Tabel 3.1.).

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 56: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

43

Universitas Indonesia

Pada tahap ini pula dicari teori struktur kota yang digunakan dalam skripsi,

baik yang disampaikan secara eksplisit maupun implisit, disertai dengan jelas atau

tidaknya teori yang dipakai. Identifikasi ini disajikan ke dalam bentuk matriks.

Skripsi yang tidak menuliskan teori struktur kota apa yang dipakai, tetap dicari

dengan analisis isi. Unit analisis yang tidak tertulis ini disebut dengan latent

content, dimana unit analisis tersebut sebenarnya ada, namun secara tersirat.

Dalam hal ini, teori yang tidak dituliskan, dicari kata kuncinya dan dengan

mencocokkan metode, variabel, dan fokus penelitian, dengan berbagai teori

struktur kota, sehingga dapat disimpulkan teori apa yang dipakai.

3.3.2.2. Identifikasi Teori di Skripsi & di Dunia

Dari identifikasi masing-masing skripsi kemudian diketahui teori struktur

kota apa yang digunakan dalam skripsi tersebut. Selanjutnya, pada tahap ini

ditentukan kata kunci dan asumsi dari tiap teori struktur kota yang dipakai di

skripsi-skripsi di Dept. Geografi UI. Disamping itu, dilakukan pula hal yang sama

terhadap teori struktur kota yang berkembang di dunia, sesuai dengan periodenya.

Dari masing-masing periode diwakili oleh satu teori struktur kota yang muncul

pada saat itu. Pada periode 1980-an, diwakili oleh teori Urban Sprawl, sedangkan

pada periode 1990-an, diwakili oleh teori Edge City, dan pada periode 2000-an

diwakili oleh teori Compact City. Kata kunci yang ditemukan pada masing-

masing teori berasal dari buku teks yang diperoleh dari beberapa sumber.

Penjabaran kata kunci dan asumsi dari tiap teori struktur kota disajikan dalam

bentuk matriks (Tabel 3.2.).

3.3.3. Analisa Data

Dalam penelitian ini, analisis isi digunakan untuk menemukan teori

struktur kota apa yang terkandung dalam penelitian tugas akhir mahasiswa Dept.

Geografi UI. Proses yang dilakukan dalam analisis isi yaitu coding terhadap unit

analisis, dalam hal ini teori struktur kota dan penerapannya. Coding dilakukan

untuk merekam data yang diinginkan, yang dikeluarkan dari suatu media

komunikasi. Dalam penelitian ini, data yang diinginkan adalah pernyataan

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 57: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

44

Universitas Indonesia

penggunaan teori struktur kota apa yang digunakan dalam skripsi-skripsi di Dept.

Geografi UI. Disamping teori-teori yang secara jelas tertulis, ada pula skripsi yang

tidak mencantumkan teori apa yang digunakan. Dengan demikian, penulis harus

menemukan latent content dari teori pada tiap skripsi. Latent content tidak

spesifik dan lebih sulit dikodekan karena latent content dapat mewakili beberapa

arti, kedalaman, dan intensitas komunikasi (Grinnell, 2001).

Setelah melakukan pengolahan data berupa identifikasi skripsi, dapat

dilakukan perbandingan antar skripsi, maupun antar periode. Hal yang menjadi

perbandingan antara lain teori yang digunakan, metode yang dipakai, serta

aplikasi atau penerapan terhadap teori struktur kota. Disamping identifikasi

skripsi, matriks identifikasi teori digunakan untuk membandingkan kata kunci dan

asumsi yang terdapat pada skripsi dan yang berkembang didunia, sesuai dengan

periodenya masing-masing.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 58: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

45

BAB IV

PERKEMBANGAN PENERAPAN

TEORI STRUKTUR KOTA

4.1. Ulasan Umum

Kota dengan bentuk ruangnya merupakan suatu habitat, tempat manusia

hidup dan beraktifitas, termasuk ke dalam fenomena geografi, yang perlu dikaji

lebih jauh. Kajian teori struktur kota berangkat dari komponen-komponen kota

yang tersusun sedemikian rupa membentuk suatu kota. Dengan perkembangan

zaman dan teknologi, maka kota pun ikut mengalami perkembangan. Munculnya

kota-kota baru, kemudian dapat diikuti dengan lahirnya teori struktur kota baru

atau modifikasi dari teori yang telah ada sebelumnya. Sebagai salah satu cabang

ilmu geografi yang termasuk dalam Human Geography, kajian geografi perkotaan

menjadi pembahasan yang menarik di Departemen Geografi Universitas Indonesia

(Dept. Geografi UI).

Teori struktur kota digunakan dalam penulisan tugas akhir di Dept.

Geografi UI, khususnya mengenai perkotaan. Sebanyak 16 skripsi dipilih sebagai

kasus yang dibagi dalam tiga periode, sesuai dengan tahun penerbitan masing-

masing skripsi, yaitu periode 1980-an sebanyak tiga kasus, periode 1990-an

sebanyak tujuh kasus, dan periode 2000-an sejumlah enam skripsi (Tabel 4.1).

4.2. Identifikasi Skripsi

4.2.1. Periode 1980-an

Skripsi-skripsi yang diteliti dalam periode ini berjumlah tiga buah. Skripsi-

skripsi tersebut antara lain yang dilakukan oleh Windriasanti pada tahun 1986

berjudul Perkembangan Kota Salatiga, M. Abdurrazaq pada tahun 1987 berjudul

Struktur & Tingkat Perkembangan Kotamadya Cirebon, serta Eka Fadrian pada

tahun 1987 dengan judul Konsentrasi Penduduk & Analisa Struktur Pemukiman

di Kotamadya Padang.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 59: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

46

Universitas Indonesia

a. Identifikasi Berdasarkan Fokus Penelitian

Tiap penelitian yang dilakukan mengedepankan fokus atau masalah

penelitian masing-masing. Dengan melakukan identifikasi skripsi, dapat diketahui

bahwa masalah yang diajukan dari ketiga skripsi tersebut berbeda-beda (Tabel

4.2.). Windriasanti dalam penelitiannya berusaha untuk mengetahui tingkat dan

arah perkembangan kota. Penelitian yang dikerjakan oleh Abdurrazaq juga

berusaha mengenali tingkat perkembangan kota yang ditambah dengan

identifikasi wilayah perkotaan, peralihan, dan pedesaan, serta bentuk struktur

kotanya. Sedangkan Fadrian, melakukan penelitian yang membahas kesesuaian

antara teori sktruktur Kota Padang dengan teori struktur kota konsentris yang

dikemukakan oleh E.W. Burgess tahun 1925 silam.

b. Identifikasi Berdasarkan Metode & Variabel Penelitian

Dalam melakukan identifikasi skripsi, selain mengetahui fokus atau

masalah penelitian, dapat diketahui pula variabel dan metode yang digunakan oleh

masing-masing peneliti dalam pengerjaan tugas akhirnya (Tabel 4.3.).

Windriasanti menggunakan metode korelasi peta yang dibantu dengan

diterapkannya statistik regresi linier. Metode tersebut digunakan untuk mengolah

dan analisis berbagai variabel, yaitu penggunaan tanah dan fasilitas kota, seperti

jaringan jalan, listrik, air, dan telepon. Sementara itu, Abdurrazaq dalam

penelitiannya menggunakan jumlah penduduk, penggunaan tanah perkotaan,

pemukiman, mata pencaharian non-tani, dan jaringan jalan aspal sebagai variabel.

Untuk mengolah variabel tersebut, Abdurrazaq menggunakan metode korelasi

peta dan angka. Korelasi peta yaitu pembandingan peta yang terlebih dahulu telah

dibuat dengan metode grid, sedangkan korelasi angka ialah pembandingan

persentase perubahan luas wilayah, baik perkotaan, peralihan, dan pedesaan. Lain

halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadrian, dimana metode penelitian

yang dilakukan berupa analisis deduktif terhadap peta yang dihasilkan. Namun

demikian, variabel yang digunakannya masih relatif sama, yaitu penggunaan

tanah, kualitas pemukiman, utilitas kota, harga tanah, jumlah penduduk, dan

jaringan jalan.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 60: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

47

Universitas Indonesia

c. Identifikasi Berdasarkan Teori & Konsep

Teori struktur kota yang ada pada masing-masing skripsi dapat ditemukan

dengan identifikasi skripsi, baik teori tersebut tersurat maupun tersirat (Tabel

4.4.). Fadrian dalam penelitiannya secara jelas menuliskan teori struktur kota apa

yang digunakannya, yaitu teori konsentris dari Burgess, teori sektor dari Hoyt, dan

teori struktur kota kolonial dari I Made Sandy. Dalam tugas akhirnya, Fadrian

menuliskan:

Ỏ Teori konsentris, bahwa kota terdiri dari lima zona, dengan CBD sebagai

pusat dan perkembangan kota bergerak secara merata melingkar menjauh dari

pusat kota.

Ỏ Teori sektor yang menyebutkan bahwa CBD ialah pusat suatu kota. Letak

sektor industri bersinggungan dengan CBD, sedangkan pemukiman miskin

berdekatan dengan CBD dan industri. Lebih jauh dari pusat kota, ada

pemukiman kelas menengah sedangkan pemukiman kelas atas terletak lebih

jauh lagi.

Ỏ Teori struktur kota kolonial yang mengatakan bahwa kota memiliki daerah

pusat usaha (CBD). Disamping itu, ada bagian kota yang terencana dengan

baik yang memiliki semua fasilitas kota, dan ada bagian yang tidak terencana

dengan baik yang hampir tidak punya fasilitas kota.

Berbeda dengan Fadrian, Windriasanti dan Abdurrazaq tidak

mencantumkan secara jelas teori struktur kota apa yang digunakan dalam

penelitian mereka. Windriasanti dalam skripsinya berusaha untuk mengetahui

tingkat dan arah perkembangan kota beserta penyebab terbentuknya dengan

menggunakan variabel seperti penggunaan tanah dan fasilitas kota. Disamping

variabel yang digunakan tersebut, dalam skripsinya Windriasanti menyebutkan

bahwa daerah dengan potensi ekonomi yang bagus akan menjadi daya tarik

perkembangan kota. Ditambah dengan keberadaan faktor topografi yang turut

membantu bentuk perkembangan kota. Penggunaan variabel dan beberapa konsep

atau gagasan tersebut menggambarkan secara implisit penggunaan teori sektor

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 61: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

48

Universitas Indonesia

yang dikemukakan oleh H. Hoyt pada tahun 1939, dimana mulai terlihat faktor

dari topografi bagi perkembangan kota.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdurrazaq berusaha untuk membahas

berbagai fenomena yang terjadi di perkotaan, seperti struktur kota, tingkat

perkembangan, serta letak wilayah perkotaan, peralihan, dan pedesaan. Sebagai

landasan teori yang digunakan dalam penelitiannya, Abdurrazaq menerapkan teori

struktur kota kolonial, walaupun tidak secara eksplisit dicantumkan. Hal ini

terlihat dari konsep dasar teori tersebut yang terdapat dalam skripsi, seperti

terdapat daerah pusat usaha (CBD), bagian kota yang terencana dengan baik yang

memiliki semua fasilitas kota, namun disertai bagian kota yang tidak terencana

dengan baik yang hampir tidak punya fasilitas kota. Selain itu, persebaran, jumlah

dan perubahan, serta mata pencaharian penduduk sebagai hal pokok dari faktor

penentu pola dan arah kecenderungan penggunaan tanah. Hal ini dikarenakan

dalam teori tersebut masih ada wilayah pedesaan dengan penggunaan tanah

pertanian sebagai bagian kota.

4.2.2. Periode 1990-an

Sebanyak tujuh karya tugas akhir mahasiswa atau skripsi pada periode

1990-an diambil untuk dapat mengetahui teori struktur kota dan penerapannya

(Tabel 4.1.). Skripsi-skripsi tersebut antara lain milik Imam Subandi pada tahun

1990 dengan judul skripsi Perkembangan Kotamadya Bandar Lampung, Hasan

Al. Rubiana pada tahun 1990 dengan judul Perkembangan Fisik Kota Sintang,

Buceu Akhmad melakukan penelitian berjudul Perkembangan Kota Sumedang

Tahun 1980-1990 pada tahun 1994, sedangkan pada tahun 1995 Lili Suryenti,

Sumanto, dan Bonifasia E. Secundarti masing-masing membuat skripsi berjudul

Wilayah Perkotaan Bukittinggi; Struktur Kota Sehubungan dengan Industri di

Kecamatan Cikampek Tahun 1975 & 1990; serta Perubahan Wilayah Perkotaan,

Peralihan, dan Pinggiran di Kota Administratif Bekasi. Terakhir ialah skripsi

berjudul Struktur Pemukiman Kotip Cimahi dan Kotip Depok yang disusun oleh

Marrian Melanie pada tahun 1996.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 62: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

49

Universitas Indonesia

a. Identifikasi Berdasarkan Fokus Penelitian

Tugas akhir karya Subandi pada tahun 1990 mengedepankan masalah

mengenai perkembangan Kota Bandarlampung, termasuk tingkat, arah, dan

penyebabnya. Selain daripada itu, diketahui pula jumlah luas wilayah yang

bersifat pedesaan. Tidak jauh berbeda dengan Subandi, pada tahun yang sama

Rubiana juga melakukan penelitian yang membahas keadaan fisik dan

perkembangan Kota Sintang. Tahun 1994, Akhmad melakukan penelitian dengan

fokus yang sama, yaitu perkembangan kota di Sumedang, baik tingkat maupun

arah perkembangannya. Disamping itu, Akhmad juga ingin mengetahui bentuk

struktur Kota Sumedang. Pada tahun 1995, sebanyak tiga skripsi yang

dipublikasikan memiliki kesamaan fokus penelitian. Ketiga skripsi tersebut adalah

hasil penelitian dari Suryenti, Sumanto, dan Secundarti yang fokus penelitiannya

membahas letak wilayah urban, semiurban, dan rural pada masing-masing daerah

penelitian (Tabel 4.2.). Namun yang dilakukan oleh Sumanto sedikit berbeda,

dimana dibahas pula bentuk struktur kota penelitiannya. Pembahasan untuk

mengetahui struktur kota penelitian juga dilakukan oleh Melanie pada tahun 1996

yang juga membandingkan dengan teori struktur kota yang ada.

b. Identifikasi Berdasarkan Metode & Variabel Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Subandi pada tahun 1990 menggunakan

jaringan jalan, penggunaan tanah, mata pencaharian, dan jumlah penduduk

sebagai variabel penelitiannya. Sedangkan metode yang digunakan ialah korelasi

peta yang telah dihasilkan disertai dengan uraian deskriptif. Metode yang sama

juga digunakan oleh Rubiana, yaitu korelasi peta yang didukung dengan uraian

deskriptif. Namun variabel yang digunakan oleh Rubiana berbeda, seperti terdapat

faktor fisik termasuk curah hujan, hidrologi, jenis tanah, dan topografi, disamping

faktor penggunaan tanah dan kependudukan. Sementara itu, Akhmad pada tahun

1994 melakukan penelitian dengan menggunakan variabel-variabel seperti

kepadatan permukiman, fasilitas kota (jaringan jalan, listrik, air minum) jumlah &

kepadatan penduduk, mata pencaharian, dan penggunaan tanah. Pada

penelitiannya tersebut, Akhmad menggunakan sistem skoring terhadap tiap

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 63: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

50

Universitas Indonesia

variabel dalam tahap pengolahan data. Kemudian dianalisis dengan menggunakan

korelasi terhadap peta yang telah dihasilkan. Suryenti pada tahun 1995

menggunakan variabel yang relatif sama dengan yang dipakai oleh Akhmad, yaitu

jaringan jalan, jumlah penduduk, mata pencaharian, dan penggunaan tanah kota.

Metode yang digunakan pun tidak jauh berbeda, yaitu korelasi peta yang telah

dihasilkan disertai dengan analisis secara deskriptif. Sumanto pada tahun yang

sama melakukan penelitian dengan menggunakan berbagai variabel, antara lain

pengunaan tanah (tani/non-tani), kependudukkan, pemukiman, mata pencaharian

(tani/non-tani), dan utilitas kota (jaringan jalan dan fasilitas kota). Sedangkan

metode yang digunakan dalam analisisnya ialah metode skala nilai (skoring) yang

ditunjang dengan penggunaan statistik Karl Pearson. Penelitian yang dilakukan

oleh Secundarti dan Melanie terlihat menggunakan variabel dan metode yang

sama, dimana variabel yang digunakan antara lain kepadatan penduduk, jaringan

jalan, penggunaan tanah kota, sarana perdagangan atau hiburan, dan kelas fasilitas

kota. Sedangkan metode penelitian yang digunakan oleh Secundarti menggunakan

overlay peta yang dihasilkan dari beberapa variabel tadi. Melanie juga

menggunakan metode overlay peta, namun ditambah dengan analisis deskriptif

(Tabel 4.3.).

c. Identifikasi Berdasarkan Teori & Konsep

Tiap skripsi yang diteliti pada penelitian ini menggunakan landasan teori,

namun landasan teori tersebut ada yang secara jelas disebutkan, ada pula yang

tidak secara spesifik menuliskan teori struktur kota yang dipakai (Tabel 4.4.).

Subandi dengan jelas menuliskan teori struktur kota apa yang digunakan dalam

penelitiannya. Teori struktur kota tersebut antara lain teori konsentris, teori sektor,

dan teori inti berganda. Gagasan atau konsep dari tiap teori yang ditemukan dalam

skripsi, yaitu:

Ỏ Teori konsentris, bahwa kota terdiri dari lima zona, dengan CBD sebagai

pusat dan perkembangan kota bergerak secara merata melingkar menjauh dari

pusat kota.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 64: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

51

Universitas Indonesia

Ỏ Teori sektor yang menyebutkan bahwa CBD ialah pusat suatu kota. Letak

sektor industri bersinggungan dengan CBD, sedangkan pemukiman miskin

berdekatan dengan CBD dan industri. Lebih jauh dari pusat kota, ada

pemukiman kelas menengah sedangkan pemukiman kelas atas terletak lebih

jauh lagi.

Ỏ Dalam teori sektor, ada tiga jenis pertumbuhan kota: vertikal, dimana

daerah dihuni oleh struktur keluarga tunggal, semakin lama didiami oleh

struktur keluarga ganda; memampat, yaitu masih ada wilayah dalam kota

dengan ruang kosong; sentrifugal, yang terjadi karena ada kekurangan

ruang bagi tempat tinggal dan kegiatan lainnya, dimana pertumbuhannya

bersifat datar yang terlihat di sepanjang jalur transportasi.

Ỏ Perluasan wilayah mengikuti pertumbuhan sumbu atau mengikuti jalur

transportasi ke arah perbatasan kota

Ỏ Teori inti berganda, dimana dituliskan bahwa pola keruangan tidak konsentris

dan seolah-olah merupakan inti yang berdiri sendiri. Tidak ada urutan yang

teratur seperti di teori konsentris. Pusat-pusat kegiatan baru berkembang dan

meluas dengan pola tataguna tanahnya sendiri, yang dikarenakan tiap daerah

pusat kegiatan memiliki latar belakang lingkungan yang berbeda. Sehingga

seakan-akan ada CBD ganda.

Skripsi dengan teori struktur kota yang kurang jelas dicontohkan pada

penelitian yang dilakukan oleh Rubiana, dimana tidak dituliskan teori apa yang

digunakan. Untuk mengetahui teori tersebut, dilakukan identifikasi terhadap

gagasan atau konsep dan mengkorelasikannya dengan variabel yang digunakan.

Dalam penelitiannya, gagasan yang muncul yaitu bahwa suatu kota berawal dari

sebuah desa yang berkembang. Keberadaan manusia dan usahanya untuk

pemenuhan kebutuhan hidup turut membangun desa menjadi kota. Faktor alam

dan kondisi lingkungan yang bervariasi mengakibatkan perkembangan kota juga

beragam. Hal ini terlihat dari variabel yang digunakan berupa faktor fisik, seperti

jenis tanah, curah hujan, topografi, dan hidrologi. Disamping faktor fisik, ada pula

variabel seperti mata pencaharian, dan data kependudukkan lain. Pada umumnya,

teori struktur kota tidak secara khusus menggunakan variabel fisik sebagai

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 65: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

52

Universitas Indonesia

pembentuk struktur kota. Namun berdasarkan gagasan dan variabel lain yang

digunakan, dapat diketahui bahwa Rubiana secara tidak langsung menggunakan

teori struktur kota kolonial yang dikemukakan oleh I Made Sandy, dimana dalam

teori tersebut dikatakan bahwa kota masih memiliki wilayah pedesaan yang

terletak di tepi kota dengan penduduknya sebagian besar bermata pencaharian

sebagai petani.

Akhmad dalam penelitiannya pada tahun 1994 menggunakan beberapa

teori struktur kota sebagai landasan teorinya. Teori-teori tersebut antara lain teori

konsentris, teori sektor, teori inti berganda, dan teori kota kolonial. Penggunaan

teori-teori tersebut dapat diketahui karena Akhmad secara jelas menuliskan dala

penelitiannya. Gagasan dari teori yang dipaparkan dalam skripsinya antara lain:

Ỏ Teori konsentris, bahwa kota terdiri dari lima zona, dengan CBD sebagai

pusat dan perkembangan kota bergerak secara merata melingkar menjauh dari

pusat kota.

Ỏ Pola konsentrik dapat berubah berdasarkan rute transportasi yang

tersedia.

Ỏ Teori sektor, dimana CBD berfungsi sebagai pusat kota. Daerah dengan harga

tanah tinggi berada di tepi luar kota, sedangkan daerah dengan harga tanah

rendah meningkat sepanjang pusat kota hingga tepi kota (perbatasan).

Ỏ Kota terdiri dari beberapa sektor, dimana tiap sektor berkembang sendiri

sesuai dengan fasilitas yang tersedia.

Ỏ Perluasan mengikuti pertumbuhan sumbu atau mengikuti jalur

transportasi ke arah perbatasan kota.

Ỏ Teori inti berganda disebutkan bahwa pola keruangan tidak konsentris dan

seolah-olah merupakan inti yang berdiri sendiri. Sehingga tidak ada urutan

yang teratur seperti di teori konsentris.

Ỏ Teori struktur kota kolonial, dimana terdapat daerah pusat usaha (CBD),

bagian kota yang terencana dengan baik yang memiliki semua fasilitas kota,

dan bagian kota yang tidak terencana dengan baik yang hampir tidak punya

fasilitas kota.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 66: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

53

Universitas Indonesia

Suryenti melakukan penelitian dengan masalah letak wilayah perkotaan,

pertanian, dan pedesaan. Gagasan teori yang dikemukakan dalam penulisan tugas

akhir ini antara lain bahwa kota memiliki karakteristik penggunaan tanah non-

agraris dengan kepadatan pemukiman tinggi, pola jaringan jalan kompleks, dan

ada banyak fasilitas kota. Selain itu, wilayah perkotaan ditentukan juga dari harga

tanah, dan jumlah pedagang eceran. Identifikasi gagasan ini perlu dilakukan

karena tugas akhir karya Suryenti termasuk yang tidak mencantumkan secara jelas

penerapan teori struktur kota apa yang digunakan sebagai landasan teorinya. Dari

gagasan dan variabel yang digunakan, dapat dikatakan bahwa penelitian Suryenti

secara tidak langsung menggunakan dua teori struktur kota, yaitu teori sektor dan

teori kota kolonial.

Penelitian yang dilakukan oleh Secundarti memiliki kesamaan masalah

penelitian dengan yang dilakukan oleh Suryenti, namun secara jelas Secundarti

menuliskan teori struktur kota yang digunakannya, yaitu teori kota kolonial.

Gagasan teori yang terdapat di skripsinya ialah bahwa kota memiliki ada daerah

pusat usaha (CBD), dengan terdapat bagian kota yang terencana dengan baik yang

memiliki semua fasilitas kota, dan juga bagian yang tidak terencana dengan baik,

dimana hampir tidak punya fasilitas kota. Disamping itu, meskipun mata

pencaharian penduduk kota bukan dari sektor pertanian, tapi masih ada

penggunaan tanah pertanian di pinggiran kota. Disebutkan pula bahwa secara

alami, kota merupakan desa yang berkembang yang mengalami transisi sehingga

terbentuk karakteristik wilayah peralihan desa-kota.

Penelitian yang dilakukan Sumanto dan Melanie memiliki kesamaan,

dimana mereka sama-sama memfokuskan penelitiannya pada bentuk struktur kota

masing-masing daerah penelitian, walaupun Sumanto juga membahas letak

wilayah urban, semiurban, dan rural. Dalam penelitiannya, Sumanto menuliskan

beberapa teori struktur kota yang digunakan, yakni teori kota kolonial, teori

konsentris, teori sektor, dan teori inti berganda. Gagasan teori yang dituliskan

dalam penelitian Sumanto antara lain:

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 67: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

54

Universitas Indonesia

Ỏ Teori konsentris yang mengatakan bahwa kota terdiri dari lima zona, dengan

CBD sebagai pusat dan secara melingkar perkembangannya bergerak ke

segala arah menjauh dari pusat kota.

Ỏ Teori sektor dimana CBD berfungsi sebagai pusat kota, daerah dengan harga

tanah tinggi ada di tepi luar kota. Sedangkan daerah dengan harga tanah

rendah meningkat sepanjang pusat kota hingga tepi kota (perbatasan).

Ỏ Ada tiga jenis pertumbuhan: vertikal, daerah dihuni oleh struktur

keluarga tunggal, semakin lama didiami oleh struktur keluarga ganda;

memampat, masih ada wilayah dalam kota dengan ruang kosong;

sentrifugal, terjadi karena ada kekurangan ruang bagi tempat tinggal dan

kegiatan lainnya, dimana pertumbuhannya bersifat datar yang terlihat di

sepanjang jalur transportasi.

Ỏ Teori inti berganda yang terlihat dari pola keruangan kota tidak konsentris

dan tidak ada urutan yang teratur dari zona di teori konsentris. Pusat-pusat

kegiatan baru tumbuh yang mengacu pada pertumbuhan dan perkembangan

daerah-daerah di lingkungan kota dan meluas sesuai pola batas kemampuan

penggunaan tanahnya.

Ỏ Model kota dari tiap teori mengambil objek kota yang tumbuh dan

berkembang akibat adanya industri.

Ỏ Teori struktur kota kolonial, dimana masih ada wilayah kota yang bersifat

pedesaan. Pemukiman kumuh berada di sekitar CBD dan dipinggiran daerah

pemukiman kelas menengah ke atas.

Jika Sumanto menerapkan empat teori struktur kota, Melanie menampilkan tiga

buah teori struktur kota, yaitu teori konsentris, teori sektor, dan teori inti

berganda. Gagasan dari masing-masing teori yang digunakan oleh Melanie antara

lain:

Ỏ Teori konsentris, dimana kota terdiri dari lima zona, dengan CBD sebagai

pusat dan secara melingkar perkembangannya bergerak ke segala arah

menjauh dari pusat kota.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 68: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

55

Universitas Indonesia

Ỏ Teori sektor yang menyebutkan bahwa CBD berfungsi sebagai pusat kota.

Sektor industri letaknya bersinggungan dengan CBD, sedangkan letak

pemukiman miskin berdekatan dengan CBD dan industri. Lebih jauh dari

pusat kota ada pemukiman kelas menengah dan pemukiman kelas tinggi

terletak lebih jauh lagi.

Ỏ Perkembangan yang terjadi di dalam kota semakin lama menghasilkan

sektor-sektor dengan kesamaan karakteristik.

Ỏ Ada tiga jenis pertumbuhan: vertikal, daerah dihuni oleh struktur

keluarga tunggal, semakin lama didiami oleh struktur keluarga ganda;

memampat, masih ada wilayah dalam kota dengan ruang kosong;

sentrifugal, terjadi karena ada kekurangan ruang bagi tempat tinggal dan

kegiatan lainnya, dimana pertumbuhannya bersifat datar yang terlihat di

sepanjang jalur transportasi.

Ỏ Teori inti berganda, dimana pusat-pusat kegiatan baru berkembang dan

meluas dengan pola tataguna tanahnya sendiri. Hal ini dikarenakan tiap

daerah kegiatan memiliki latar belakang lingkungan yang berbeda.

Ỏ Kota dibentuk oleh pusat-pusat kegiatan fungsional, & tiap pusat punya

peranan yang penting bagi kota.

Ỏ Tidak ada urutan pemukiman secara gradual karena batas untuk

berkembang tiap komunitas pemukiman tidak sama.

Ỏ Keadaan alam (seperti topografi) memiliki peranan terhadap pola

penggunaan tanahnya.

4.2.3. Periode 2000-an

Penelitian tugas akhir atau skripsi yang penulis masukkan pada periode ini

ada sebanyak enam skripsi (Tabel 4.1.). Skripsi-skripsi tersebut antara lain

mengambil judul Perubahan Penggunaan Tanah Permukiman di Kotamadya

Bogor Tahun 1992-1997 yang disusun oleh Nana Rusyana pada tahun 2000,

Perkembangan Kota Bukittinggi Tahun 1980, 1990, & 1999, serta skripsi berjudul

Pola Perkembangan Kota Tanjungpinang Tahun 1984 & 1998 yang masing-

masing disusun oleh Andreno dan Desmond pada tahun 2001. Sedangkan pada

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 69: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

56

Universitas Indonesia

tahun 2002, Budianto mengerjakan skripsi dengan judul Pertumbuhan Perumahan

& Pengaruhnya Terhadap Perubahan Struktur Ruang Kotamadya Jakarta Selatan

Tahun 1990-2000. Memasuki tahun 2005, penelitian berjudul Wilayah Urban di

Kota Bekasi Tahun 2000 dilakukan oleh Dandy H. Kuswiyoto. Kemudian pada

tahun 2006, M. Rieza mengerjakan skripsi dengan judul Perkembangan Wilayah

Terbangun Kota Jakarta 1990-2005.

a. Identifikasi Berdasarkan Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang dilakukan oleh Rusyana pada tahun 2000 ialah

seputar perubahan penggunaan tanah pemukiman di Kota Bogor terkait dengan

perubahan jumlah penduduk, fasilitas, dan aksesibilitas. Sementara itu, pada tahun

2001, dimana skripsi Andreno dan Desmond sama-sama dipublikasikan, masalah

yang diutarakan oleh keduanya pun relatif sama, yaitu mengenai perkembangan

kota di masing-masing daerah penelitian, yaitu Andreno di Bukittingi, sedangkan

Desmond di Tanjungpinang. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukakan oleh

Budianto pada tahun 2002, dimana ia berusaha membahas pertumbuhan

perumahan dan perkembangan struktur ruang di Jakarta Selatan, serta dampak dari

pertumbuhan tersebut terhadap struktur ruang. Kuswiyoto dalam penelitiannya

pada tahun 2005 mengedepankan masalah letak wilayah perkotaan, peralihan, dan

pedesaan, sedangkan Rieza memfokuskan masalah pada perkembangan wilayah

terbangun (Tabel 4.2.).

b. Identifikasi Berdasarkan Metode & Variabel Penelitian

Setelah melihat masalah yang diajukan oleh Rusyana dalam penelitiannya,

yaitu perubahan penggunaan tanah pemukiman terkait perubahan jumlah

penduduk, fasilitas, dan aksesibilitas, maka sejalan dengan variabel yang

digunakan. Variabel tersebut ialah jumlah penduduk, jaringan jalan, dan fasilitas

kota. Sedangkan metode yang digunakan untuk dapat menjawab masalah tersebut

ialah dengan menggunakan overlay peta. Metode analisis deskriptif ditemukan

pada dua skripsi di tahun 2001, yaitu Andreno dan Desmond (Tabel 4.3.).

Variabel yang digunakan oleh keduanya pun relatif sama, yaitu jaringan jalan,

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 70: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

57

Universitas Indonesia

fasilitas kota, dan penggunaan tanah. Sementara itu, pada tahun 2002 Budianto

melakukan penelitian dengan menggunakan variabel pemukiman dan jaringan

jalan. Sedangkan metode yang dipilih untuk pengolahan variabel tersebut ialah

metode grid dan pada tahap analisis menggunakan korelasi peta serta analisis

deskriptif. Lain halnya dengan Kuswiyoto, dimana variabel yang digunakan lebih

banyak, meliputi penggunaan tanah, kepadatan dan mata pencaharian penduduk,

jaringan jalan, utilitas dan fasilitas kota, serta kerapatan bangunan. Sedangkan

metode yang dipilih dalam menganalisa variabel yang ada ialah menggunakan

overlay peta dan analisis deskriptif kuantitatif. Terakhir ialah skripsi yang

dikerjakan oleh Rieza pada tahun 2006, dimana metode yang digunakan dalam

tahap pengolahan ialah Urban Index. Pada metode ini, menggunakan bantuan alat

atau perangkat lunak pengolah citra. Setelah dihasilkan peta yang berasal dari

citra, selanjutnya dilakukan proses analisis dengan cara mengkorelasikan peta

tersebut.

c. Identifikasi Berdasarkan Teori & Konsep

Skripsi yang dilakukan oleh Rusyana pada tahun 2000 secara jelas

menuliskan beberapa teori struktur kota yang ia gunakan. Terhitung ada empat

teori, antara lain teori kota kolonial. Teori konsentris, teori sektor, dan teori inti

berganda. Gagasan dari tiap teori yang terdapat pada skripsi tersebut yaitu:

Ỏ Teori konsentris, dimana kota terdiri dari lima zona, dengan CBD sebagai

pusat dan perkembangan yang terjadi melingkar secara merata bergerak ke

segala arah menjauh dari pusat kota.

Ỏ Teori sektor yang ditandai dengan CBD berfungsi sebagai pusat kota. Sektor

industri bersinggungan dengan CBD, sedangkan pemukiman miskin

berdekatan dengan CBD dan industri. Lebih jauh dari pusat kota ada

pemukiman kelas menengah dan pemukiman kelas atas terletak lebih jauh

lagi.

Ỏ Aksesibilitas sebagai faktor perkembangan struktur kota.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 71: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

58

Universitas Indonesia

Ỏ Faktor alam (seperti kelerangan) mempengaruhi perkembangan kota.

Daerah datar dapat dibangun jalur transportasi darat sehingga

perkembangan memanjang searah jaringan jalan, sedangkan adanya

lereng membuat perkembangan mengikuti bujuran lereng.

Ỏ Teori inti berganda yang menyebutkan bahwa muncul pusat-pusat kegiatan

tambahan yang masing-masing berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan

dikelilingi oleh penggunaan tanah yang bersambungan secara fungsional.

Ỏ Teori struktur kota kolonial, dimana suatu kota memiliki daerah pusat usaha

(CBD), bagian kota yang terencana dengan baik yang memiliki semua

fasilitas kota, dan bagian kota yang tidak terencana dengan baik yang hampir

tidak punya fasilitas kota.

Ỏ Masih ada penggunaan tanah pertanian di pinggiran kota.

Pada tahun 2001, ketika terdapat dua skripsi yang masing-masing

dikerjakan oleh Andreno dan Desmond, teori struktur kota yang digunakan

sebagai landasan teori penelitian mereka memiliki kesamaan (Tabel 4.4.). Pada

kedua skripsi tersebut ditemukan teori kota kolonial, teori konsentris, teori sektor,

dan teori inti berganda, dimana gagasan teori yang tertulis antara lain:

Ỏ Teori konsentris dimana suatu kota terdiri dari lima zona, dengan CBD

sebagai pusat dan bergerak melingkar merata bergerak ke segala arah

menjauh dari pusat kota.

Ỏ Teori sektor, dimana CBD berfungsi sebagai pusat kota. Sektor industri

letaknya bersinggungan dengan CBD dan pemukiman miskin berdekatan

dengan CBD dan industri. Lebih jauh dari pusat kota ada pemukiman kelas

menengah dan pemukiman kelas atas terletak lebih jauh lagi.

Ỏ Faktor alam (seperti kelerangan) mempengaruhi perkembangan kota.

Daerah datar dapat dibangun jalur transportasi darat sehingga

perkembangan memanjang searah jaringan jalan, sedangkan adanya

lereng membuat perkembangan mengikuti bujuran lereng.

Ỏ Aksesibilitas sebagai faktor perkembangan struktur kota.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 72: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

59

Universitas Indonesia

Ỏ Teori inti berganda yang menyatakan bahwa muncul pusat-pusat kegiatan

tambahan yang masing-masing berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan

dikelilingi oleh penggunaan tanah yang bersambungan secara fungsional.

Ỏ Teori struktur kota kolonial, dimana suatu kota ada daerah pusat usaha

(CBD), bagian kota yang terencana dengan baik yang memiliki semua

fasilitas kota, dan ada bagian kota yang tidak terencana dengan baik yang

hampir tidak punya fasilitas kota.

Ỏ Masih ada penggunaan tanah pertanian di pinggiran kota.

Tidak jauh berbeda dengan skripsi karya Andreno dan Desmond, skripsi

yang dikerjakan oleh Budianto pada tahun 2002 juga menuliskan beberapa teori

struktur kota.Teori tersebut antara lain teori konsentris, teori sektor, dan teori inti

berganda.

Ỏ Teori konsentris, dimana suatu kota terdiri dari lima zona, dengan CBD

berfungsi sebagai pusat dan perkembangan yang terjadi melingkar secara

merata bergerak ke segala arah menjauh dari pusat kota.

Ỏ Teori sektor yang ditandai dengan CBD sebagai pusat kota. Letak sektor

industri bersinggungan dengan CBD dan pemukiman miskin berdekatan

dengan CBD dan industri. Lebih jauh dari pusat kota ada pemukiman kelas

menengah dan pemukiman kelas tinggi terletak lebih jauh lagi.

Ỏ Aksesibilitas sebagai faktor perkembangan struktur kota.

Ỏ Ada tiga jenis pertumbuhan: vertikal, daerah dihuni oleh struktur

keluarga tunggal, semakin lama didiami oleh struktur keluarga ganda;

memampat, masih ada wilayah dalam kota dengan ruang kosong;

sentrifugal, terjadi karena ada kekurangan ruang bagi tempat tinggal dan

kegiatan lainnya, dimana pertumbuhannya bersifat datar yang terlihat di

sepanjang jalur transportasi.

Ỏ Teori inti berganda yang menyatakan bahwa pusat-pusat kegiatan baru

berkembang dan meluas dengan pola penggunaan tanahnya sendiri,

dikarenakan tiap daerah kegiatan memiliki latar belakang lingkungan yang

berbeda.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 73: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

60

Universitas Indonesia

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kuswiyoto, landasan teori yang

dituliskan tidak sebanyak yang dipakai oleh Andreno, Desmond, maupun

Budianto. Kuswiyoto hanya menggunakan teori kota kolonial oleh I Made Sandy,

dimana gagasan dari teori tersebut yaitu suatu kota memiliki daerah pusat usaha

(CBD), dimana bagian kota yang terencana dengan baik yang memiliki semua

fasilitas kota, dan bagian kota yang tidak terencana dengan baik yang hampir

tidak punya fasilitas kota. Secara alami, kota merupakan desa yang berkembang

yang mengalami transisi sehingga terbentuk karakteristik wilayah peralihan desa-

kota.

Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Rieza yang membahas

perkembangan wilayah terbangun. Dengan metode yang dipakai ialah Urban

Index, dan pengolahan citra satelit dengan bantuan perangkat lunak pengolah

citra. Dalam penelitiannya, tidak dituliskan teori struktur kota apa yang dipakai.

Namun jika melihat gagasan dan variabel, seperti penggunaan tanah berupa

industri, perdagangan, fasilitas umum, dan pemukiman, maka dapat dikatakan

bahwa Rieza menggunkan teori struktur kota yang dikemukakan oleh Harris &

Ullman, yaitu teori inti berganda.

4.3. Perkembangan Penerapan Teori Struktur Kota

Setelah melakukan proses identifikasi masing-masing skripsi dari tiap

periode, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan terhadap hasil identifikasi.

Pada tahap selanjutnya dilakukan dengan membandingkan teori struktur kota yang

digunakan dalam skripsi dengan teori struktur kota yang berkembang di dunia.

Hal ini untuk membahas bagaimana perkembangan dan penerapan teori struktur

kota di Departemen Geografi Universitas Indonesia.

4.3.1. Perkembangan Penelitian Perkotaan Berdasarkan Fokus Penelitian

Skripsi-skripsi yang diperoleh dari periode 1980-an ada sebanyak tiga

buah skripsi. Skripsi tersebut antara lain berjudul Perkembangan Kota Salatiga

(ditulis oleh Windriasanti, 1986), Struktur & Tingkat Perkembangan Kotamadya

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 74: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

61

Universitas Indonesia

Cirebon (M. Abdurrazaq, 1987), serta Konsentrasi Penduduk & Analisa Struktur

Pemukiman di Kotamadya Padang (Eka Fadrian, 1987). Setelah proses

identifikasi dari tiga karya tulis tersebut, diketahui bahwa fokus penelitian pada

skripsi di periode 1980-an ialah seputar penentuan tingkat dan arah perkembangan

kota, letak wilayah urban/rural, serta perbandingan dengan teori struktur kota

yang ada. Masing-masing fokus penelitian diwakili oleh satu buah skripsi.

Pada periode selanjutnya, periode 1990-an, diperoleh tujuh buah skripsi

yang antara lain berjudul Perkembangan Kotamadya Bandar Lampung (disusun

oleh Imam Subandi, 1990), Perkembangan Fisik Kota Sintang (Hasan Al.

Rubiana, 1990), Perkembangan Kota Sumedang Tahun 1980-1990 (Buceu

Akhmad, 1994), Wilayah Perkotaan Bukittinggi (Lili Suryenti, 1995), Struktur

Kota Sehubungan dengan Industri di Kecamatan Cikampek Tahun 1975 & 1990

(Sumanto, 1995), Perubahan Wilayah Perkotaan, Peralihan, & Pinggiran di Kota

Administratif Bekasi (Bonifasia E. Secundarti, 1995), serta Struktur Pemukiman

Kotip Cimahi & Kotip Depok (Marrian Melanie, 1996). Fokus penelitian yang

diketahui setelah melakukan identifikasi pada skripsi-skripsi tersebut ialah seputar

penentuan letak wilayah urban, semiurban, dan rural; tingkat, arah, dan pola

perkembangan kota; serta identifikasi bentuk struktur kota dan perbandingannya

dengan teori struktur kota yang ada di dunia. Dari tujuh skripsi, sebanyak tiga

skripsi memfokuskan penelitiannya pada tingkat, arah, dan pola perkembangan

kota, yang ditulis oleh Subandi, Rubiana, dan Akhmad. Sedangkan sebanyak tiga

skripsi lain membahas masalah letak wilayah urban, semiurban, dan rural, seperti

yang dituliskan oleh Secundarti, Sumanto, dan Suryenti. Fokus penelitian yang

menentukan bentuk struktur kota terdapat pada tiga skripsi, dimana dua

diantaranya juga membahas perkembangan dan wilayah urban. Ketiga fokus

penelitian pada periode ini tidak jauh berbeda dengan fokus penelitian pada

periode sebelumnya.

Skripsi yang diperoleh pada periode 2000-an antara lain berjudul

Perubahan Penggunaan Tanah Permukiman di Kotamadya Bogor Tahun 1992-

1997 (disusun oleh Nana Rusyana, 2000), Perkembangan Kota Bukittinggi Tahun

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 75: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

62

Universitas Indonesia

1980, 1990, & 1999 (disusun oleh Andreno, 2001), Pola Perkembangan Kota

Tanjungpinang Tahun 1984 & 1998 (Desmond, 2001), Pertumbuhan Perumahan

& Pengaruhnya Terhadap Perubahan Struktur Ruang Kotamadya Jakarta Selatan

Tahun 1990-2000 (Budianto, 2002), Wilayah Urban di Kota Bekasi Tahun 2000

(Dandy H. Kuswiyoto, 2005), serta Perkembangan Wilayah Terbangun Kota

Jakarta 1990-2005 (M. Rieza, 2006). Pada periode ini, terdapat skripsi-skripsi

dengan fokus penelitian yang relatif baru, yaitu sebanyak dua skripsi membahas

penggunaan tanah dan perubahan pemukiman. Hal ini terlihat pada skripsi yang

ditulis oleh Rusyana dan Budianto. Namun skripsi lain pada periode ini juga

masih ada yang membahas pola perkembangan kota, yang terlihat dari karya

Desmond, Andreno, dan Rieza, serta penentuan letak wilayah urban, semiurban,

dan rural yang dituliskan oleh Kuswiyoto.

4.3.2. Perkembangan Penelitian Perkotaan Berdasarkan Metode & Variabel

Metode dan variabel penelitian yang ditemukan berdasarkan hasil

identifikasi pada skripsi di periode 1980-an ialah didominasi dengan korelasi peta

dan dibantu dengan perhitungan statistik antar variabel, seperti penggunaan tanah

dengan jaringan jalan, listrik, dan air minum. Disamping itu, ada pula penggunaan

metode grid dan korelasi diagram yang digunakan untuk menentukan wilayah

urban/rural, yaitu oleh Abdurrazaq. Kemudian dalam penyajiannya disampaikan

dengan menggunakan analisa deduktif terhadap peta yang dihasilkan.

Pada periode selanjutnya, yaitu periode 1990-an, penggunaan metode

penelitian korelasi peta sebagai tahap pengolahan, digunakan oleh Subandi,

Rubiana, Suryenti, dan Akhmad. Sedangkan metode overlay peta dilakukan dalam

penelitian yang dikerjakan oleh Secundarti dan Melanie. Pada periode ini juga

ditemukan metode skala nilai (skoring) dan penggunaan statistik dalam skripsi

milik Sumanto. Penggunaan statistik tersebut membantu melihat hubungan

variabel yang digunakan, seperti pengunaan tanah, kependudukkan, pemukiman,

mata pencaharian, dan utilitas kota. Penelitian yang dilakukan oleh Rubiana,

memasukkan variabel fisik untuk melihat pengaruhnya terhadap perkembangan

kota. variabel fisik tersebut antara lain jenis tanah, curah hujan, hidrologi, dan

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 76: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

63

Universitas Indonesia

topografi. Pada umumnya, skripsi pada periode ini menggunakan analisis

deskriptif dalam tahap analisis berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan

data.

Periode 2000-an, diketahui bahwa metode yang digunakan lebih

mendominasi metode overlay peta dibanding penggunaan metode korelasi peta

yang banyak digunakan di dua periode sebelumnya, walaupun masih digunakan,

seperti pada skripsi karya Budianto. Penggunaan metode overlay peta terlihat

pada skripsi karya Rusyana, Desmond, Andreno, dan Kuswiyoto. Berbeda dengan

lima skripsi lain pada periode ini, Rieza menggunakan metode Urban Index untuk

mengetahui perkembangan wilayah terbangun. Penggunaan metode ini tergolong

baru, mengingat perkembangan teknologi informasi dan penginderaan jauh

dengan menggunakan citra satelit dan bantuan perangkat lunak untuk mengolah

citra tersebut.

4.3.3. Perkembangan Penelitian Perkotaan Berdasarkan Teori & Konsep

a. Periode 1980-an

Penggunaan teori diperlukan sebagai landasan pada penulisan skripsi atau

tugas akhir. Hal yang sama juga berlaku di Departemen Geografi Universitas

Indonesia. Penggunaan teori struktur kota yang diterapkan dalam penulisan tugas

akhir atau skripsi bertemakan perkotaan di Dept. Geografi UI pada periode 1980-

an antara lain seputar Teori Konsentris (dikemukakan oleh E.W. Burgess), Teori

Sektor (H. Hoyt), dan Teori Kota Kolonial (I Made Sandy). Teori-teori ini secara

eksplisit disebutkan oleh Fadrian (1987) dalam skripsinya. Sedangkan pada

skripsi yang ditulis oleh Windriasanti (1986) dan Muhammad Abdurrazaq (1987),

tidak disebutkan teori struktur kota apa yang digunakan. Namun dengan melihat

variabel-variabel yang diambil oleh Windriasanti, seperti penggunaan tanah,

jaringan jalan, dan fasilitas kota, dapat dikatakan bahwa penelitiannya

menggunakan Teori Sektor (Hoyt, 1939). Hal ini diperkuat dengan konsep atau

gagasan yang dituliskan dalam skripsinya, yaitu daerah dengan potensi ekonomi

yang baik menjadi daya tarik bagi perkembangan kota, serta bahwa perkembangan

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 77: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

64

Universitas Indonesia

kota dipengaruhi oleh topografi. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh

Abdurrazaq diperkirakan menggunakan teori kota kolonial dari I Made Sandy.

Hal ini dapat dilihat dari penggunaan gagasan yang dituliskan, bahwa dalam suatu

kota ada daerah pusat usaha (CBD), kemudian ada bagian kota yang terencana

dengan baik yang memiliki semua fasilitas kota, dan ada pula bagian yang tidak

terencana dengan baik yang hampir tidak punya fasilitas kota.

Pada periode yang sama, muncul teori urban sprawl sebagai akibat dari

jenuhnya penduduk yang tinggal di pusat kota terhadap keadaan lingkungannya.

Sehingga penduduk memilih lokasi tempat tinggal yang lebih baik, yaitu di daerah

pinggiran kota. Jenis kota seperti ini memiliki komponen penyusun yang terletak

secara terpisah dan memiliki batas antar komponen yang sangat jelas. Untuk

mencapai tiap komponen kota tersebut, dapat dikatakan penduduk dapat

mencapainya hanya dengan satu cara, karena hanya terdapat satu jalan utama yang

menghubungkan tiap komponen kota. Aksesibilitas berupa satu jalan utama yang

tersedia, menjadi dorongan yang sangat besar untuk berkendara bagi penduduk

yang tidak dapat dilalui dengan berjalan kaki. Walaupun bisa, akan terasa tidak

nyaman karena fasilitas yang kurang memadai. Dalam teori ini diasumsikan

bahwa urban sprawl merupakan kota baru yang terbentuk di pinggiran kota lama,

dengan penduduk berasal dari kota lama. Disamping itu, terjadi perubahan

penggunaan tanah secara besar-besaran di pinggiran kota, yang awalnya berupa

pertanian, menjadi perkantoran atau pusat perbelanjaan. Dengan demikian

pemakaiannya cenderung hanya untuk satu tujuan (single use zoning), misalkan

hanya perkantoran saja dan dikelilingi lahan parkir yang luas. Tingkat kepadatan

penduduk pun lebih rendah, yang terlihat dari tempat tinggal penduduk bukan di

apartemen atau bangunan bertingkat, namun berbentuk rumah tunggal (single

family homes) dengan halaman yang luas dalam sebuah komplek perumahan.

b. Periode 1990-an

Skripsi-skripsi yang penulis masukkan sebagai kasus dalam periode ini

ada sebanyak tujuh skripsi. Ketujuh skripsi tersebut antara lain Perkembangan

Kotamadya Bandar Lampung (disusun oleh Imam Subandi, 1990), Perkembangan

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 78: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

65

Universitas Indonesia

Fisik Kota Sintang (Hasan Al. Rubiana, 1990), Perkembangan Kota Sumedang

Tahun 1980-1990 (Buceu Akhmad, 1994), Wilayah Perkotaan Bukittinggi (Lili

Suryenti, 1995), Struktur Kota Sehubungan dengan Industri di Kecamatan

Cikampek Tahun 1975 & 1990 (Sumanto, 1995), Perubahan Wilayah Perkotaan,

Peralihan, dan Pinggiran di Kota Administratif Bekasi (Bonafisia E. Secundarti,

1995), serta Struktur Pemukiman Kotip Cimahi dan Kotip Depok (Marrian

Melanie, 1996).

Dalam penulisan tugas akhir oleh masing-masing penulis, ditemukan

skripsi yang mencantumkan secara tertulis teori struktur kota apa yang digunakan.

Teori-teori tersebut antara lain berupa teori struktur kota klasik, seperti Teori

Konsentris (E.W. Burgess), Teori Sektor (H. Hoyt), dan Teori Inti Berganda (E.

Harris & C. Ullman), serta Teori Kota Kolonial (I Made Sandy). Penggunaan teori

tersebut ditemukan pada tugas akhir karya Subandi, Akhmad, Sumanto,

Secundarti, dan Melanie. Namun ada pula yang tidak menuliskan teori apa yang

dipakai, seperti yang ditemukan pada penulisan skripsi oleh Al. Rubiana dan

Suryenti. Melihat gagasan teori yang Suryenti kemukakan dalam penulisan tugas

akhir ini, antara lain bahwa kota memiliki karakteristik penggunaan tanah non-

agraris dengan kepadatan pemukiman tinggi, pola jaringan jalan kompleks, dan

ada banyak fasilitas kota. Selain itu, dikatakan pula bahwa wilayah perkotaan

ditentukan juga dari harga tanah dan jumlah pedagang eceran. Melihat gagasan

tersebut dan variabel yang Suryenti gunakan, seperti penggunaan tanah, mata

pencaharian, jaringan jalan, dan jumlah penduduk, maka dapat dikatakan bahwa ia

menggunakan teori sektor dan teori kota kolonial. Sedangkan penerapan teori

pada karya Rubiana berdasarkan pada gagasan dan variabel lain yang digunakan,

dapat diketahui bahwa Rubiana secara tidak langsung menggunakan teori struktur

kota kolonial yang dikemukakan oleh I Made Sandy. Dalam teori tersebut

dikatakan bahwa kota masih memiliki wilayah pedesaan yang terletak di tepi kota

dengan penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.

Pada periode 1990-an, muncul teori struktur kota yang lebih baru, yaitu

Edge City. Istilah edge muncul karena pusat komunitas bagi penduduk pelopor

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 79: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

66

Universitas Indonesia

(pioneer) yang pindah atau menjauh dari pusat kota lama. Selain itu juga

merupakan tempat tinggal bagi para imigran, khususnya di sekitar kota-kota di

pantai timur Amerika Serikat. Sedangkan disebut city karena didalamnya

memiliki seluruh fasilitas yang terdapat di kota pada umumnya. Edge City dapat

dikatakan sebagai tahap lanjutan dari proses urbanisasi. Setelah penduduk

berpindah mencari tempat tinggal di pinggiran kota atau bahkan di luar kota,

maka diikuti dengan munculnya perkantoran dan pusat perbelanjaan yang

mendekati pemukiman baru penduduk. Dengan demikian memudahkan penduduk

untuk beraktifitas, dimana tidak perlu lagi berpergian ke kantor atau berbelanja di

pusat kota. Struktur kota seperti ini tidak akan muncul tanpa adanya persimpangan

antar jalan raya utama (major freeway interchanges). Proyek pembangunan

Interstate (jalan antar negara bagian) menghubungkan Amerika Serikat dari pantai

timur hingga pantai barat. Oleh karena itu terbentuk titik-titik strategis di

persimpangan dimana terjadi aliran transportasi yang mengantarkan orang,

barang, dan jasa ke seluruh Amerika Serikat. Keadaan kota Edge City saat ini

tidaklah sama seperti ketika, misalkan, 30 tahun yang lalu, dimana sewaktu

melintasi persimpangan jalan antar negara bagian, pemandangan yang terlihat

merupakan sebuah pedesaan, namun sekarang telah berubah menjadi suatu kota

baru.

c. Periode 2000-an

Skripsi yang penulis masukkan sebagai kasus di periode 2000-an dalam

penelitian ini ada sebanyak enam skripsi. Skripsi-skripsi tersebut antara lain

Perubahan Penggunaan Tanah Permukiman di Kotamadya Bogor Tahun 1992-

1997 (disusun oleh Nana Rusyana, 2000), Perkembangan Kota Bukittinggi Tahun

1980, 1990, & 1999 (disusun oleh Andreno, 2001), Pola Perkembangan Kota

Tanjungpinang Tahun 1984 & 1998 (Desmond, 2001), Pertumbuhan Perumahan

& Pengaruhnya Terhadap Perubahan Struktur Ruang Kotamadya Jakarta Selatan

Tahun 1990-2000 (Budianto, 2002), Wilayah Urban di Kota Bekasi Tahun 2000

(Dandy H. Kuswiyoto, 2005), serta Perkembangan Wilayah Terbangun Kota

Jakarta 1990-2005 (M. Rieza, 2006).

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 80: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

67

Universitas Indonesia

Dengan membaca masing-masing penulisan tugas akhir, penulis

menemukan skripsi yang mencantumkan secara tertulis teori struktur kota apa

yang digunakan. Teori-teori tersebut antara lain berupa teori struktur kota klasik,

seperti Teori Konsentris (E.W. Burgess), Teori Sektor (H. Hoyt), dan Teori Inti

Berganda (E. Harris & C. Ullman), disamping ada pula Teori Kota Kolonial (I

Made Sandy). Penggunaan teori tersebut ditemukan pada tugas akhir karya

Kuswiyoto, Rusyana, Budianto, Andreno, dan Desmond. Selain itu, ada pula

skripsi yang tidak terdapat teori struktur kota apa yang digunakan. Seperti yang

ditemukan pada penulisan skripsi oleh Rieza. Namun jika melihat gagasan dan

variabel, seperti penggunaan tanah berupa industri, perdagangan, fasilitas umum,

dan pemukiman, maka dapat dikatakan bahwa Rieza menggunkan teori struktur

kota yang dikemukakan oleh Harris & Ullman, yaitu teori inti berganda.

Pada periode 2000-an, penulis memasukkan teori Compact City, sebagai

teori pembanding bagi teori struktur kota yang dipakai dalam penulisan tugas

akhir di Dept. Geografi UI. Teori ini lahir ketika para ahli perkotaan melihat

kecenderungan perkembangan kota yang sudah jauh. Pada tahap awal terjadi

suburbanisasi, kemudian urban sprawl dan dilanjutkan dengan leap frogging,

dimana kota selalu mengalami perluasan. Fenomena ini dianggap tidak sehat,

tidak mewakili keberlanjutan (sustainability) kehidupan manusia di habitatnya,

yaitu kota. Menanggapi hal tersebut, dalam melaksanakan pembangunan perlu

memperhatikan faktor lingkungan. Hal ini kemudian dikenal dengan

pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Berangkat dari konsep

pembangunan berkelanjutan tersebut, hadirlah Compact City sebagai upaya untuk

mengurangi beban lingkungan perkotaan yang ditimbulkan oleh masyarakatnya.

Asumsi dasar dari Compact City yaitu tingginya tingkat kepadatan penduduk,

serta pertumbuhan yang terjadi berada di dalam batas area perkotaan yang ada,

sedangkan di daerah pinggiran kota tidak terjadi perkembangan, sehingga

perkembangan kota yang terjadi secara vertikal, dengan karakteristik penggunaan

tanah yang mixed-used. Dengan demikian Compact City berusaha untuk

menyediakan seluruh komponen kota berada hanya dalam batas kota. Sehingga

tercapai intensifikasi pemanfaatan ruang dalam kota, dimana tercipta sentralisasi

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 81: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

68

Universitas Indonesia

dan pemusatan pemukiman. Penggunaan tanah mixed-use, sentralisasi, dan

pemusatan pemukiman dalam lingkup yang kecil dalam suatu kota

memungkinkan penduduk untuk berjalan kaki atau bersepeda dalam beraktifitas.

Hal ini dapat meminimalisasi penggunaan kendaraan yang berujung pada

pengurangan penggunaan bahan bakar dan emisi kendaraan.

4.4. Perkembangan Teori Struktur Kota

Kota berawal dari sebuah pemusatan penduduk di suatu area. Dengan akal

dan pikiran manusia untuk bertahan hidup, area tersebut berkembang sedemikian

rupa hingga dapat dikatakan sebagai sebuah kota. Dimana terdapat berbagai

penggunaan tanah yang menunjang aktifitas penduduk. Susunan atau layout

berbagai penggunaan tanah sebagai komponen-komponen kota kemudian dilihat

sebagai sebuah susunan pembentuk kota yang dikenal dengan struktur kota.

Ketiga teori struktur kota klasik (teori konsentris, teori sektor, dan teori inti

berganda) memperhatikan masalah perubahan ekologis atau bagaimana pola

spasial suatu kota berubah mengikuti pertumbuhan dan perkembangan alami kota

sebagai habitat hidup manusia.

Seiring waktu berputar, terjadi perkembangan teknologi informasi dan

transportasi yang turut serta mempengaruhi struktur kota. Hal ini terlihat dari teori

urban sprawl, edge city, dan compact city. Urban sprawl yang terjadi pada

periode 1980-an, sangat mendorong penggunaan kendaraan pribadi. Hal ini

dikarenakan layout antar komponen kota dipisahkan dengan tegas dan

dihubungkan dengan hanya satu jalan utama. Pengaruh teknologi transportasi juga

terlihat pada teori edge city, dimana kota ini terbentuk di persimpangan jalan raya

utama, seperti jalan nasional. Pada teori compact city, pengaruh teknologi baik itu

informasi, transportasi, dan lainnya lebih terasa. Yang berbeda dibandingkan

dengan teori urban sprawl dan edge city adalah, compact city dalam

pembangunan kotanya turut memperhatikan alam sekitar dan isu-isu lingkungan,

sehingga timbul konsep sustainable development. Dengan perkembangan

teknologi, pembangunan kota dilakukan sedemikian rupa sehingga mengurangi

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 82: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

69

Universitas Indonesia

dampak negatif terhadap lingkungan, seperti mengurangi penggunaan bahan bakar

fosil dan polusi.

Teori struktur kota modern sudah tidak lagi mengatakan bagaimana bentuk

struktur suatu kota. Tidak seperti teori konsentris atau teori sektor, yang

mengatakan bahwa CBD bersinggungan dengan pemukiman kumuh, atau

semacamnya. Hal ini dikarenakan bentuk kota modern saat ini yang sudah terjadi

generalisasi, sehingga letak komponen kota tidak bisa ditentukan lokasinya

dimana.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan konsep struktur

kota berawal dari isu-isu ekologis kemudian terjadi konversi lahan secara besar-

besaran sebagai perluasan wilayah kota. Hal ini didorong perkembangan teknologi

transportasi dan informasi. Pada akhirnya, konsep struktur kota kembali pada

masalah alam, dimana pembangunan dilakukan secara berkelanjutan dengan

memperhatikan lingkungan sekitar. Kemajuan teknologi informasi dan

transportasi kembali memberikan dampaknya agar pembangunan tidak merusak

lingkungan.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 83: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

70

BAB V

RINGKASAN

Kajian teori struktur kota terdiri dari komponen-komponen kota yang

membentuk suatu kota. Konsep struktur kota berawal dari isu-isu ekologis dan

kembali pada masalah alam, dimana pembangunan dilakukan secara berkelanjutan

dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Kemajuan teknologi informasi dan

transportasi memberikan dampaknya agar pembangunan tidak merusak

lingkungan.

Konsep dan teori struktur kota yang diterapkan di Departemen Geografi

Universitas Indonesia selama periode 1980 hingga 2000-an masih didominasi oleh

teori struktur kota klasik, sedangkan konsep dan teori struktur kota yang lebih

baru seperti Urban Sprawl, Edge City, dan Compact City sama sekali belum

pernah digunakan.

Ditinjau dari metode analisisnya, meskipun relatif bervariasi, namun

selama periode 1980-an hingga 2000-an metode analisis yang mendominasi

kajian struktur kota di Departemen Geografi Universitas Indonesia adalah metode

analisis deskriptif. Metode lain yang digunakan selama periode tersebut adalah

metode korelasi peta dan diperkuat dengan perhitungan statistik. Adapun metode

overlay peta dan skala nilai mulai digunakan pada periode 1990-an dan berlanjut

hingga 2000-an. Sementara itu, metode grid yang digunakan pada periode 1980-

an, sempat menghilang pada periode 1990-an dan digunakan kembali pada

periode 2000-an. Memasuki periode 2000-an, mulai menerapkan metode analisis

interpretasi citra satelit untuk mengetahui wilayah perkotaan.

Ditinjau dari aspek terapannya, penerapan teori struktur kota dari 1980-an

hingga 2000-an terutama ditujukan untuk melihat arah dan tingkat perkembangan

kota. Di samping itu, pada tiap periode terdapat aplikasi untuk menentukan letak

dan batas wilayah perkotaan, peralihan, maupun pedesaan; serta untuk

mengidentifikasi struktur internal kota. Penerapan yang relatif baru muncul pada

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 84: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

71

Universitas Indonesia

periode 2000-an, yaitu untuk mengkaji pertumbuhan pemukiman di daerah

penelitian.

Semua kecenderungan di atas tersebut menunjukkan bahwa kajian struktur

kota di Departemen Geografi Universitas Indonesia selama periode 1980-an

hingga 2000-an tidak memperlihatkan adanya perkembangan landasan konseptual.

Perkembangan hanya terlihat pada aspek metode dan terapannya.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 85: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

72

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Cetak

Akhmad, Buceu. 1998. Perkembangan Kota Sumedang Tahun 1980-1990.

Jurusan Geografi FMIPA-UI: Depok.

Bird, James. 1993. The Changing Worlds of Geography. Clarendon Press: Oxford.

Bungin, Burhan. 2001. Content Analysis Dan Focus Group Discussion Dalam

Penelitian Kualitatif. Rajawali: Jakarta.

Desmond. 2001. Pola Perkembangan Kota Tanjungpinang Tahun 1984 dan 1998.

Jurusan Geografi FMIPA-UI: Depok.

Duany et al. 2000. The Rise of Sprawl Suburban Nation. North Point Press: New

York.

Garreau, Joel. 1991. Edge City: Life On The New Frontier.Anchor Books: New

York.

Grinnell, R.M., Jr. 2001. Social Work Reaserch & Evaluation: Quantitative &

Qualitative Approaches (6th ed.). F.E. Peacock: Illinois.

Hartshorn, Truman A. 1992. Interpreting The City: An Urban Geography. John

Wiley & Sons: Canada.

Ihalauw, John J.O.I. 2004. Bangunan Teori – Ed. 3 Milenium. Satya Wacana

University Press: Salatiga

Jenks, Mike., et al. 2000. The Compact City: A Sustainable Urban Form?. E &

FN SPON: Oxford.

Johnson, James H. 1975. Urban Geography; an Introduction Analysis. Pergamon

Press: United Kingdom.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 86: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

73

Universitas Indonesia

Masjkuri, Siti Umajah. 2007. Perbaikan Kampung Komprehensif Dan

Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Sosial Serta Kemandirian Masyarakat

Miskin Kampung Kumuh Di Kota Surabaya. Program Pascasarjana

Universitas Airlangga: Surabaya.

Sandy, I Made. 1973. Esensi Geografi. Jurusan Geografi FMIPA-UI: Jakarta.

Sandy, I Made. 1977. Penggunaan Tanah di Indonesia (Land Use). Publikasi No.

75. Direktorat Tata Guna Tanah Departemen Dalam Negeri: Jakarta.

Sandy, I Made. 1988. Geografi, Perkembangannya di Indonesia dan Pelajaran

Geografi di Sekolah Lanjutan. Dipresentasikan pada Pidato Pengukuhan

Guru Besar Jurusan Geografi. Jurusan Geografi FMIPA-UI: Jakarta.

Setiadi, Hafid. (n.d.). Globalisasi Dan Struktur Kota: Perkembangan “Kampung

Internasional” Di Jakarta. Dept. Geografi FMIPA-UI: Depok.

Snyder, Ken, & Lori Bird. 1998. Paying the Costs of Sprawl: Using Fair-Share

Costing to Control Sprawl. U.S. Department of Energy’s Center of

Excellence for Sustainable Development

Sutanto. 2000. Geografi dan Permasalahannya di Indonesia. Dipresentasikan

pada Seminar Ikatan Geograf Indonesia. Fakultas Geografi Universitas

Gadjah Mada: Yogyakarta.

Taaffe, Edward J. & Gauthier, Howard L. (n.d.). The Development of Geographic

Thought in the United States. The Ohio State University.

Sumber Online

The Advantages of Compact City. 12 November 2008 (15:00 WIB).

http://library.thinkquest.org/C0115965/english/info/solu/advantages.htm.

Bloor, M., Wood, F. 2006. Keywords in Qualitative Methods. London: Sage

Publications. 10 Maret 2009 (18:09 WIB).

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 87: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

74

Universitas Indonesia

http://gigapedia.com/items/272487/keywords-in-qualitative-methods--a-

vocabulary-of-research-concepts

Brown, Nina. (n.d.). Robert Park and Ernest Burgess: Urban Ecology Studies,

1925. 13 Oktober 2008 (23:00 WIB).

http://www.csiss.org/classics/content/26.

Clark, David. 2004. Urban World/Global Cities. Taylor & Francis e-Library. 5

Februari 2009 (12:48 WIB).

http://gigapedia.com/items/164609/urban-world-global-city

Dharma, Agus. (n.d.). Sustainable Compact City: Sebagai Alternatif Kota Hemat

Energi. 12 November 2008 (15:00 WIB).

http://ftsp.gunadarma.ac.id/arsitektur/upload/Sustainable%20Compact%20C

ity%20-%20Sebagai%20Alternatif%20Kota%20Hemat%20Energi.pdf.

Harasawa, Hideo. Januari 2002. Compact City Project. Institute for Global

Environmental Strategies. 11 November 2008 (20:05 WIB).

http://www.iges.or.jp/en/ue/pdf/megacity02/data/PDF/07-1(Harasawa).pdf

Nursidik, Yahya. 18 Juni 2008. Definisi Perkembangan. 19 Oktober 2008 (17:00

WIB).

http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/06/definisi-perkembangan.html.

Sanders, Raymond L. Jr. (n.d.). The Urban Mosaic. 22 Oktober 2008 (16:01

WIB).

http://www.utexas.edu/depts/grg/sanders/GRG305/PowerPoint/The%20Urb

an%20Mosaic%20-%20Part%20II.ppt.

Smith, David Drakakis. 2002. Third World Cities. Taylor & Francis e-Library. 5

Februari 2009 (12:58 WIB).

http://gigapedia.com/items/161671/third-world-cities-2nd-edition--

routledge-introductions-to-development-

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 88: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

75

Universitas Indonesia

Rosenberg, Matt. (n.d.). Edge City: Identified by Joel Garreau in 1991. 9

November 2008 (22:00 WIB).

http://geography.about.com/od/urbaneconomicgeography/a/edgecity.htm.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 89: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

LA

MP

IRA

N

Ta

bel

3.1

. Id

en

tifi

ka

si S

krip

si

No

. S

kri

psi

M

asa

lah

M

eto

de

T

eo

ri

Ke

sim

pu

lan

1.

Win

dri

asa

nti

.

19

86

.

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

tam

ad

ya

Sa

lati

ga.

a.

Ba

ga

ima

na

ka

h t

ing

kat

pe

rke

mb

an

ga

n K

ota

ma

dya

Sa

lati

ga s

eja

k t

ah

un

19

70

sam

pa

i de

ng

an

tah

un

19

85

?

Me

ng

ap

a d

em

ikia

n? D

an

ke

ma

na

ara

h

pe

rke

mb

an

ga

nn

ya

?

b.

Fu

ng

si a

pa

kah

yan

g d

itim

bu

lka

n

ole

h K

ota

ma

dya S

ala

tig

a

terh

ad

ap

da

era

h s

eki

tarn

ya?

Me

laku

ka

n p

en

ga

mata

n l

ap

an

ga

n y

an

g

me

ng

am

bil

data

da

ri b

erb

ag

ai i

nst

an

si.

Ke

mu

dia

n m

ela

ku

ka

n p

en

go

lah

an

data

dan

ko

rela

si p

eta

ya

ng

dib

an

tu d

en

ga

n p

en

gh

itu

ng

an

sta

tist

ik.

Te

ori

se

kto

r a

. P

erk

em

ba

ng

an

di t

iap

ke

lura

han

tid

ak

sam

a.

b.

De

ng

an

me

mp

erh

ati

ka

n v

ari

ab

el-

va

riab

el y

an

g d

igu

na

kan

,

dip

ero

leh

gam

ba

ran

tin

gkat

pe

rke

mb

an

ga

n d

ari

ma

sin

g-m

asi

ng

ke

lura

han

. K

elu

rah

an

de

ng

an

pe

rke

mb

an

gan

tin

ggi

me

lipu

ti t

iga

ke

lura

han

, p

erk

em

ba

ng

an

se

da

ng s

eb

an

ya

k ti

ga

ke

lura

ha

n,

dan

pe

rke

mb

an

ga

n r

en

da

h s

eb

an

ya

k t

iga

ke

lura

han

.

c. T

ing

ka

t p

erk

em

ba

ng

an

dip

en

ga

ruh

i ole

h t

op

og

rafi

wila

ya

hn

ya

.

d.

Ara

h p

erk

em

ban

ga

n c

en

de

run

g k

e a

rah

ba

rat.

e.

Pe

rke

mb

an

gan

ko

ta m

em

iliki p

en

ga

ruh

ha

mp

ir d

i se

tia

p k

eg

iata

n

pe

reko

no

mia

n t

erh

ad

ap

te

mp

at

ata

u p

usa

t-p

usa

t p

ela

ya

na

n d

i

da

era

h s

eki

tarn

ya.

Ke

cua

li u

ntu

k fu

ngsi

ke

bu

tuh

an

pri

me

r, S

ala

tig

a

me

rup

aka

n p

usa

t p

ela

ya

nan

bag

i fu

ng

si k

eb

utu

han

jasa

da

n

seku

nd

er.

2.

Ab

du

rra

zaq

,

Mu

ha

mm

ad

.

19

87

. Str

ukt

ur

&

Tin

gka

t

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

tam

ad

ya

Cir

eb

on

.

a.

Dim

an

aka

h b

ata

s w

ila

yah

be

rsif

at

pe

rko

taa

n, p

era

lih

an

,

da

n p

ed

esa

an

da

lam

Ko

tam

ad

ya

Cir

eb

on

pa

da

ta

hu

n

19

71

da

n 1

98

3? B

ag

aim

an

a

stru

ktu

r K

ota

mad

ya

Cir

eb

on

seh

ub

un

ga

n d

en

ga

n b

ata

s

wil

aya

h t

ers

eb

ut?

b.

Dim

an

aka

h t

erj

ad

i pe

rge

sera

n

ba

tas

wila

ya

h b

ers

ifa

t

pe

rko

taan

, p

era

lih

an

, d

an

pe

de

saa

n d

ari

tah

un

19

71

sam

pa

i de

ng

an

tah

un

19

83

?

Ke

nap

a?

c.

Ba

ga

ima

na

tin

gka

t

pe

rke

mb

an

ga

n K

ota

ma

dya

Cir

eb

on

se

hu

bu

ng

an

de

ng

an

ba

tas

wila

ya

h t

ers

eb

ut?

a.

Me

ng

um

pu

lkan

data

ya

ng d

ida

pat

da

ri

inst

an

si,

surv

ei l

ap

an

g, d

an

stu

di

ke

pu

sta

ka

an

.

b.

Me

ng

gu

na

ka

n k

ore

lasi

pe

ta d

en

ga

n

me

ne

rap

kan

sis

tem

gri

d p

ad

a t

iap

pe

ta u

ntu

k

me

mu

da

hkan

da

lam

me

mp

ero

leh

da

n

me

ng

iku

ti g

am

ba

ran

le

tak s

esu

atu

ya

ng

dip

eta

ka

n.

c. T

ing

ka

t p

erk

em

ba

ng

an

ko

ta d

ike

tah

ui d

ari

pe

rba

nd

ing

an

pe

rse

nta

se p

eta

mb

ah

an

ata

u

pe

ngu

ran

gan

lua

s a

nta

ra w

ila

ya

h b

ers

ifa

t

pe

rko

taan

de

ng

an

wil

ayah

be

rsif

at

pe

ralih

an

ma

up

un

pe

de

saa

n.

Te

ori

ko

ta k

olo

nia

l a

. Str

uktu

r K

ota

ma

dya C

ire

bo

n p

ad

a t

ah

un

19

71

da

n t

ah

un

19

83

tid

ak

me

ng

ala

mi

pe

rub

ah

an

, n

am

un

lu

as

ba

gia

n d

ari

str

ukt

ur

wil

aya

h t

ers

eb

ut

ya

ng

be

rub

ah

.

b.

Pe

rge

sera

n b

ata

s d

ala

m K

ota

mad

ya

Cir

eb

on

pa

da u

mu

mn

ya

be

rge

ser

ke a

rah

ba

rat,

ba

rat

da

ya

, d

an

se

lata

n. P

erg

ese

ran

wil

aya

h p

era

liha

n m

en

uju

pe

rko

taa

n d

ipe

ng

aru

hi o

leh

fa

kto

r

jum

lah

pe

nd

ud

uk,

jum

lah

ru

ma

h t

ingg

al s

ed

an

g, d

an

lu

as

tan

ah

pe

rum

ah

an

se

da

ng

; ju

mla

h p

en

du

du

k n

on

-tan

i re

nd

ah

; se

rta

pa

nja

ng j

ala

n a

spa

l tin

gg

i. P

erg

ese

ran

ba

tas

wila

ya

h p

ed

esa

an

me

nja

di p

erk

ota

an

dip

en

ga

ruh

i ole

h ju

mla

h p

en

du

du

k,

jum

lah

pe

nd

ud

uk

no

n-t

an

i, ju

mla

h r

um

ah

tin

gg

al,

luas

tan

ah

pe

rum

ah

an

da

n p

an

jan

g j

ala

n a

spa

l ya

ng

tin

gg

i. P

erg

ese

ran

wila

ya

h p

ed

esa

an

me

nja

di p

era

liha

n d

ipe

ng

aru

hi

ole

h j

um

lah

pe

nd

ud

uk,

jum

lah

rum

ah

tin

gg

al,

da

n l

uas

tan

ah

pe

rum

ah

an

ya

ng

se

dan

g;

jum

lah

pe

nd

ud

uk

no

n-t

an

i da

n p

an

jan

g j

ala

n a

spa

l ya

ng t

ingg

i.

c. P

erg

ese

ran

bata

s ya

ng t

erj

ad

i me

nye

bab

ka

n t

ing

ka

t

pe

rke

mb

an

ga

n t

iap

wila

ya

h k

ota

tid

ak s

am

a d

an

did

ap

ati

du

a

tin

gkat

pe

rke

mb

an

gan

, ya

itu

pe

rke

mb

an

ga

n t

ing

gi

pad

a w

ila

yah

pe

rko

taan

dan

pe

ralih

an

, se

rta

re

nd

ah

di

wil

aya

h p

ed

esa

an

.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 90: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

3.

Fa

dri

an

, E

ka

.

19

87

. K

on

sen

tra

si

Pe

nd

ud

uk

dan

An

alis

a S

tru

ktu

r

Pe

mu

kim

an

di

Ko

tam

ad

ya

Pa

da

ng

.

a.

Dim

an

a s

aja

te

rdap

at

ko

nse

ntr

asi

pe

nd

ud

uk

Ko

tam

ad

ya

Pa

dan

g?

b.

Ap

aka

h s

tru

ktu

r p

em

ukim

an

ko

ta P

ad

an

g s

esu

ai d

en

ga

n

stru

ktu

r ko

ta y

an

g d

iga

mb

ark

an

ole

h B

urg

ess

(d

itin

jau

da

ri s

eg

i

ku

alit

as

pe

rum

ah

an

, u

tilit

as

ko

ta,

ha

rga t

an

ah

, d

an

ja

rin

ga

n

jala

n)?

a.

Pe

ne

litia

n m

en

gg

un

aka

n m

eto

de

su

rve

y

lap

an

g d

an

stu

di l

ite

ratu

r yan

g d

ilan

jutk

an

de

ng

an

an

alis

a d

ed

ukt

if.

b.

Va

ria

be

l ya

ng d

igu

na

ka

n:

pe

ng

gu

na

an

ta

nah

,

ha

rga

ta

na

h, u

tilit

as

ko

ta, k

ua

lita

s

pe

rum

ah

an

, ju

mla

h p

en

du

du

k,

da

n j

ari

ng

an

jala

n.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta;

ko

nse

ntr

is o

leh

Bu

rge

ss, te

ori

se

kto

r

ole

h H

oyt,

da

n t

eo

ri

ko

ta k

olo

nia

l ole

h

Sa

nd

y.

a.

Ko

nse

ntr

asi

pe

nd

ud

uk t

erp

usa

t d

i d

ala

m k

ota

de

ng

an

Ke

c. P

ad

an

g

Ba

rat

(11

6 j

iwa/h

a),

se

da

ng

ka

n p

ing

gir

an

ko

ta k

ep

ad

ata

n

pe

nd

ud

ukn

ya s

an

gat

ren

da

h (

3-1

6 ji

wa/h

a).

b.

Be

rdasa

rka

n p

ert

um

bu

ha

n p

en

du

du

k d

an

pe

rub

ah

an

pe

ng

gu

na

an

tan

ah

, p

erk

em

ba

ng

an

ko

ta P

ad

an

g t

erl

ihat

leb

ih c

ep

at

ke a

rah

uta

ra d

an

tim

ur,

na

mu

n p

erk

em

ba

ng

an

ke

se

lata

n b

erj

ala

n la

mb

at.

c. Str

uktu

r ko

ta P

ad

an

g b

erb

ed

a d

en

gan

str

ukt

ur

kota

Bu

rge

ss d

ilih

at

da

ri p

ola

str

uktu

r p

em

ukim

an

. P

erm

ukim

an

tip

e A

di P

ad

an

g

be

rad

a d

i de

kat

CB

D,

sed

an

gka

n m

en

uru

t B

urg

ess

, p

erm

ukim

an

tip

e A

te

rle

tak d

i pin

ggir

an

ko

ta.

d.

Te

ori

ko

nse

ntr

is y

an

g d

ike

mu

ka

ka

n o

leh

Bu

rge

ss t

ida

k se

suai

de

ng

an

str

ukt

ur

pe

rmu

kim

an

ko

ta P

ad

an

g y

an

g d

itu

nju

kka

n

de

ng

an

te

rbata

snya f

asi

lita

s ko

ta.

e.

Fa

kto

r p

em

be

da

lain

nya

iala

h p

em

be

ntu

kka

n k

ota

Pa

da

ng

yan

g

dip

en

ga

ruh

i ole

h k

olo

nia

l da

n h

uku

m a

da

yan

g k

en

tal.

4.

Su

ba

nd

i, Im

am

.

19

90

.

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

tam

ad

ya

Ba

nd

ar

Lam

pu

ng.

a.

Ba

ga

ima

na

tin

gka

t

pe

rke

mb

an

ga

n K

ota

ma

dya

Ba

nd

ar

Lam

pu

ng?

b.

Ke

ma

na a

rah

pe

rke

mb

an

ga

nn

ya

? M

en

ga

pa?

c.

Ba

ga

ima

na

po

la

pe

rke

mb

an

ga

nn

ya

?

d.

Be

rap

a b

agia

n k

ota

ya

ng

masi

h

pe

de

saa

n?

a.

Un

tuk m

elih

at

pe

rke

mb

an

ga

n k

ota

dig

un

aka

n

tekn

ik p

en

de

ka

tan

ko

mp

leks

wila

ya

h d

an

an

alis

is k

eru

an

ga

n.

b.

Pe

ng

um

pu

lan

data

be

rasa

l d

ari

stu

di l

ite

ratu

r,

da

ta s

eku

nd

er

da

ri b

erb

ag

ai

inst

an

si,

da

n

surv

ey

lap

an

g.

c. D

ata

ya

ng

dik

um

pu

lkan

, d

ifo

rmu

lasi

ka

n

da

lam

be

ntu

k ta

be

l da

n p

eta

. D

en

ga

n u

raia

n

de

skri

pti

f d

an

ko

rela

si p

eta

se

rta

kla

sifi

ka

si

aka

n d

ipe

role

h g

am

ba

ran

te

nta

ng

tin

gka

t,

ara

h,

da

n p

ola

pe

rke

mb

an

ga

n k

ota

.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta;

teo

ri k

on

sen

tris

ole

h

Bu

rge

ss, te

ori

se

kto

r

ole

h H

oyt,

sert

a t

eo

ri

inti

be

rga

nd

a o

leh

Ha

rris

& U

llma

n.

a.

Pe

rke

mb

an

gan

ko

ta B

an

da

rla

mp

un

g d

i tia

p b

agia

n k

ota

tid

ak

sam

a,

tin

gkat

pe

rke

mb

an

ga

n k

ota

tin

gg

i dia

lam

i ole

h d

ua

ke

cam

ata

n, p

erk

em

ba

ng

an

se

dan

g s

eb

an

ya

k t

iga

ke

cam

ata

n, d

an

pe

rke

mb

an

ga

n r

en

da

h s

eb

an

ya

ke

mp

at

ke

cam

ata

n.

b.

Ara

h p

erk

em

ban

ga

n k

ota

pad

a u

mu

mn

ya m

en

ga

rah

ke

uta

ra,

seja

lan

de

ng

an

wil

ayah

data

rnya y

an

g le

bih

lua

s. P

erb

ed

aan

tin

gkat

da

n a

rah

pe

rke

mb

an

gan

ko

ta d

ite

ntu

ka

n o

leh

fa

kto

r fi

sik,

ke

pe

nd

ud

ukan

, d

an

fa

silit

as

ko

tan

ya

.

c. P

ola

pe

rke

mb

an

ga

n k

ota

dim

ula

i d

ari

du

a i

nti

ko

ta k

em

ud

ian

me

lua

s m

en

gik

uti

jalu

r tr

an

spo

rtasi

, d

en

gan

str

ukt

ur

kota

tid

ak

tera

tur

dan

fa

kto

r lin

gku

ng

an

ala

mi

me

mp

en

ga

ruh

i pe

rke

mb

an

ga

n

ko

tan

ya.

d.

Da

era

h p

erk

ota

an

te

rdap

at

pa

da b

agia

n t

en

gah

ko

ta,

dae

rah

pe

ralih

an

me

ling

ka

ri d

ae

rah

pe

rko

taa

n, se

dan

gka

n d

ae

rah

pe

de

saa

n b

era

da d

i pa

ling p

ing

gir

ya

ng

me

nca

pa

i 7

5%

da

ri lu

as

Ko

tam

ad

ya

Ba

nd

arl

am

pu

ng.

5.

Al R

ub

ian

a, H

asa

n.

19

90

.

Pe

rke

mb

an

gan

Fis

ik K

ota

Sin

tan

g

(19

63

– 1

98

9)

a.

Ba

ga

ima

na

ke

ad

aa

n k

ota

Sin

tan

g d

itin

jau

da

ri f

isik

wil

aya

h d

an

pe

rke

mb

an

ga

n

sosi

aln

ya?

b.

Ba

ga

ima

na

pe

rke

mb

an

gan

pe

ngg

un

aan

ta

na

h, fa

silit

as

dan

uti

lita

s ko

ta S

inta

ng?

a.

Me

laku

ka

n s

tud

i ke

pu

sta

ka

an

da

n p

en

eli

tia

n

lan

gsu

ng k

e l

ap

an

ga

n y

an

g m

elip

uti

wa

wa

nca

ra,

pe

ng

am

bila

n d

ata

pri

me

r, d

an

pe

ng

am

ata

n l

an

gsu

ng.

b.

An

alis

is m

ela

lui p

eta

ya

ng

diu

raik

an

se

cara

de

skri

pti

f, m

elip

uti

pe

ta t

op

og

rafi

, pe

ta

wil

aya

h b

an

jir,

pe

ta j

en

is t

an

ah

, p

eta

Te

ori

ko

ta k

olo

nia

l a

. Fis

ik k

ota

Sin

tan

g t

erb

ag

i me

nja

di t

iga b

agia

n o

leh

su

ng

ai K

ap

ua

s

da

n s

un

gai

Me

law

i, d

ima

na s

ep

ert

iga l

uas

wil

ayah

nya

me

rup

akan

da

era

h b

an

jir,

sed

an

gkan

se

leb

ihn

ya

te

rdir

i da

ri d

ae

rah

pe

rbu

kita

n.

b.

Pe

rke

mb

an

gan

fis

ik k

ota

dit

an

dai d

en

ga

n p

eru

ba

ha

n p

en

ggu

na

an

tan

ah

, b

ert

am

ba

hn

ya lu

as

wila

ya

h t

erb

an

gu

n,

dan

me

nin

gka

tnya

fasi

lita

s d

an

uti

lita

s ko

ta.

Tin

gkat

pe

rke

mb

an

gan

tia

p w

ilaya

h t

ida

k

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 91: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

c.

Ba

ga

ima

na

kait

an

an

tara

ke

ad

aa

n f

isik

wila

ya

h d

en

ga

n

pe

rke

mb

an

ga

n f

isik

wil

aya

h?

pe

ngg

un

aan

ta

na

h, p

eta

ke

pa

data

n

pe

nd

ud

uk, p

eta

ke

rap

ata

n b

an

gu

nan

, se

rta

pe

ta f

asi

litas

dan

uti

lita

s.

sam

a,

dik

are

na

ka

n p

erb

ed

aan

fis

ik w

ila

yah

da

n k

eg

iata

n m

asi

ng-

ma

sin

g w

ila

ya

h.

c. K

ea

da

an

fis

ik w

ila

yah

da

n p

erk

em

ba

ng

an

ko

ta b

erk

ait

an

da

lam

hal

be

ntu

k k

ota

yan

g t

erb

an

gu

n. W

ila

yah

uta

ra b

en

tukn

ya

se

ma

kin

me

ma

nja

ng

, w

ilaya

h t

imu

r ce

nd

eru

ng

be

rta

mb

ah

leb

ar,

se

da

ng

kan

wil

aya

h b

ara

t se

ma

kin

me

leb

ar

dan

me

ma

nja

ng

.

6.

Akh

ma

d, B

uce

u.

19

94

.

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

ta S

um

ed

an

g

Ta

hu

n 1

98

0 -

19

90

a.

Ba

ga

ima

na

tin

gka

t

pe

rke

mb

an

ga

n K

ota

Su

me

dan

g?

b.

Ke

ara

h m

an

a p

erk

em

ban

ga

n

Ko

ta S

um

ed

an

g?

c.

Ap

aka

h t

eo

ri s

tru

ktu

r u

mu

m

ko

ta-k

ota

di I

nd

on

esi

a d

ap

at

dit

era

pka

n t

erh

ad

ap

Ko

ta

Su

me

da

ng?

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

fa

silit

as

ko

ta, ju

mla

h d

an

ke

pa

da

tan

pe

nd

ud

uk, ke

pad

ata

n

pe

rmu

kim

an

, b

an

gu

nan

um

um

, &

pe

ngg

un

aan

ta

na

h k

ota

.

b.

Pe

ng

ola

ha

n d

ata

dila

ku

ka

n d

en

gan

me

laku

ka

n k

lasi

fika

si,

dis

aji

kan

da

lam

pe

ta

da

n t

ab

el.

c. M

en

ga

nali

sis

seca

ra d

esk

rip

tif

me

lipu

ti

be

rba

gai

va

ria

be

l m

en

gg

un

akan

me

tod

e s

ka

la

nil

ai.

a.

De

fin

isi

ko

ta

me

nu

rut

Yu

nu

s d

an

Mu

mfo

rd.

b.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta;

teo

ri k

on

sen

tris

ole

h B

urg

ess

, te

ori

sekto

r o

leh

Ho

yt,

teo

ri k

om

bin

asi

ole

h M

an

n, t

eo

ri

inti

be

rga

nd

a o

leh

Ha

rris

& U

llma

n,

sert

a t

eo

ri k

ota

ko

lon

ial o

leh

Sa

nd

y.

a.

Tin

gka

t p

erk

em

ba

ng

an

tin

ggi

ad

a d

i tig

a k

elu

rah

an

, p

erk

em

ba

ng

an

sed

an

g h

an

ya

di s

atu

ke

lura

ha

n,

sert

a p

erk

em

ba

ng

an

re

nd

ah

ad

a

di t

iga k

elu

rah

an

.

b.

Pe

rke

mb

an

gan

ko

ta m

en

ga

rah

ke

ko

ta C

ire

bo

n d

i uta

ra d

an

Ba

nd

un

g d

i ba

rat.

c. T

eo

ri s

tru

ktu

r ko

ta m

en

uru

t B

urg

ess

, H

oyt,

Ma

nn

s, H

arr

is d

an

Ull

ma

n t

ida

k b

isa d

ite

rap

ka

n p

ad

a k

ota

Su

me

da

ng

, ka

ren

a t

eo

ri

ters

eb

ut

me

rup

aka

n p

ola

ko

ta-k

ota

pa

da n

eg

ara

de

ng

an

in

du

stri

ya

ng

su

dah

ma

ju.

Po

la s

tru

ktu

r ko

ta y

an

g s

esu

ai i

ala

h y

an

g

dip

op

ule

rka

n o

leh

Sa

nd

y.

7.

Su

rye

nti

, Li

li.

19

95

. W

ilaya

h

Pe

rko

taa

n d

i

Bu

kit

tin

gg

i.

Dim

an

a w

ila

yah

(ke

lura

ha

n)

ya

ng

pa

lin

g m

en

un

jukka

n c

iri-

ciri

ko

ta,

sem

i ko

ta, d

an

ko

ta d

esa

di

Bu

kit

tin

gg

i.

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

ja

rin

gan

jala

n,

jum

lah

pe

nd

ud

uk,

mata

pe

nca

ha

rian

, &

pe

ng

gu

na

an

tan

ah

ko

ta.

b.

Pe

ng

ola

ha

n d

ata

dila

ku

ka

n d

en

gan

me

laku

ka

n k

lasi

fika

si,

dis

aji

kan

da

lam

pe

ta

da

n t

ab

el.

c. M

en

ga

nali

sis

seca

ra d

esk

rip

tif

me

lipu

ti

va

ria

be

l se

pe

rti k

era

pata

n j

ala

n, k

ep

ad

ata

n

da

n m

eta

pe

nca

ha

rian

, p

en

gg

un

aan

ta

na

h

urb

an

, h

arg

a t

an

ah

, da

n j

um

lah

pe

dag

an

g

ece

ran

. Se

lain

itu

dib

an

tu a

na

lisis

ko

rela

si

pe

ta u

ntu

k m

en

ge

tah

ui w

ilaya

h y

an

g b

ers

ifa

t

ko

ta.

Te

ori

se

kto

r, t

eo

ri in

ti

be

rga

nd

a,

da

n t

eo

ri

ko

ta k

olo

nia

l

a.

Wil

aya

h d

en

ga

n c

iri k

ota

iala

h K

elu

rah

an

Au

r T

aju

ng

kun

g d

en

ga

n

jari

ng

an

ja

lan

rap

at,

pe

nd

ud

uk

pa

dat,

mata

pe

nca

ha

ria

n n

on

-ta

ni

tin

gg

i, h

arg

a t

an

ah

tin

gg

i, p

en

ggu

na

an

tan

ah

urb

an

tin

gg

i, d

an

jmla

h p

ed

ag

an

g e

cera

n b

an

ya

k.

b.

Wil

aya

h s

em

i ko

ta s

eb

an

ya

k 1

1 K

elu

rah

an

, d

ima

na j

ari

ng

an

ja

lan

da

n j

um

lah

pe

nd

ud

uk s

ed

an

g;

ma

ta p

en

cah

ari

an

no

n-t

an

i da

n

pe

ngg

un

aan

ta

na

h n

on

-urb

an

tin

ggi;

ha

rga

ta

nah

dan

pe

dag

an

g

ece

ran

ju

mla

hn

ya b

erv

ari

asi

.

c. W

ilaya

h k

ota

de

sa s

eb

an

ya

k 1

1 K

elu

rah

an

yan

g d

ita

nd

ai

de

nga

n

jari

ng

an

ja

lan

da

n p

en

du

du

k j

ara

ng

; m

ata

pe

nca

ha

ria

n n

on

-ta

ni,

ha

rga

ta

na

h, d

an

pe

ng

gu

na

an

tan

ah

urb

an

re

nd

ah

; se

rta

ju

mla

h

pe

da

gan

g e

cera

n s

ed

ikit

.

8.

Su

ma

nto

. 1

99

5.

Str

uktu

r K

ota

Se

hu

bu

ng

an

de

ng

an

In

du

stri

di

Ke

cam

ata

n

Cik

am

pe

k T

ah

un

a.

Dim

an

aka

h w

ilaya

h-w

ilaya

h

be

rsif

at

urb

an

, su

b-u

rba

n, d

an

rura

l. P

ad

a d

ae

rah

pe

ne

litia

n

pa

da

ta

hu

n 1

97

5 d

an

19

90

?

b.

Ap

aka

h a

da

kait

an

an

tara

pe

rub

ah

an

te

na

ga

ke

rja

ind

ust

ri

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

me

lalu

i ob

serv

asi

lap

an

g

da

n d

ata

se

ku

nd

er

ya

ng

dip

ero

leh

da

ri

be

rba

gai i

nta

nsi

te

rka

it.

b.

Pe

nyu

sun

an

da

n k

lasi

fika

si d

ata

yan

g

terk

um

pu

l ya

ng s

esu

ai

kri

teri

a u

ntu

k

me

ng

en

ali

po

la s

tru

ktu

r ko

ta.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta;

teo

ri k

on

sen

tris

ole

h

Bu

rge

ss, te

ori

se

kto

r

ole

h H

oyt,

te

ori

inti

be

rga

nd

a o

leh

Ha

rris

& U

llma

n, se

rta t

eo

ri

a.

Pa

da t

ah

un

19

75

wil

aya

h u

rba

n a

da

di D

esa

Cik

am

pe

k,

sub

-urb

an

di

De

sa D

aw

ua

n, d

an

wila

ya

h la

inn

ya

ru

ral.

Pad

a t

ah

un

19

90

wil

aya

h u

rba

n a

da

di D

esa

Cik

am

pe

k d

an

Jo

min

, su

b-u

rba

n d

i De

sa

Ce

ng

ko

ng

, P

urw

asa

ri,

dan

Da

wu

an

, d

an

wil

ayah

lain

nya

ru

ral.

b.

Be

rdasa

rka

n p

ert

am

pa

lan

an

tar

pe

rta

, te

rda

pa

t ka

ita

n a

nta

ra

pe

rub

ah

an

te

na

ga

ke

rja

ind

ust

ri t

erh

ad

ap

pe

rub

ah

an

sif

at

wil

aya

h

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 92: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

19

75

& 1

99

0.

terh

ad

ap

pe

rub

ah

an

sif

at

wil

aya

h k

ota

pad

a d

ae

rah

pe

ne

litia

n?

c.

Ba

ga

ima

na

str

ukt

ur

ko

ta

Ke

cam

ata

n C

ika

mp

ek t

ah

un

19

90

de

ng

an

be

rdir

inya

ind

ust

ri?

c. M

eto

de

an

alis

is b

eru

pa s

ka

la n

ila

i te

rha

dap

kri

teri

a-kri

teri

a v

ari

ab

el,

seh

ing

ga d

ap

at

me

ne

ntu

ka

n w

ila

ya

h b

ers

ifa

t u

rba

n,

sub

-

urb

an

, d

an

ru

ral.

Ke

mu

dia

n m

em

ba

nd

ing

ka

n

de

ng

an

da

ta t

en

ag

a k

erj

a in

du

stri

.

d.

Me

laku

ka

n u

ji st

ati

stik

Ka

rl P

ea

rso

n u

ntu

k

me

lih

at

kete

rka

itan

te

nag

a k

erj

a in

du

stri

terh

ad

ap

str

ukt

ur

kota

.

ko

ta k

olo

nia

l ole

h

Sa

nd

y.

ko

ta,

sed

an

gka

n b

erd

asa

rka

n h

asi

l uji s

tati

stik

, ad

a h

ub

un

gan

yan

g

rela

tif

ke

cil

an

tara

pe

rub

ah

an

te

nag

a k

erj

a in

du

stri

de

ng

an

pe

rub

ah

an

sif

at

wila

ya

h k

ota

.

c. K

ec.

Cik

am

pe

k p

ad

a t

ah

un

19

75

se

bag

ai a

wa

l pe

rke

mb

an

ga

n s

uatu

ko

ta.

Se

da

ng

ka

n p

ad

a t

ah

un

19

90

str

ukt

ur

kota

Ke

c. C

ika

mp

ek

ma

sih

te

rda

pa

t w

ila

ya

h y

an

g b

ers

ifat

rura

l d

an

pe

mu

kim

an

ke

las

ren

da

h d

ijum

pai

di s

ekit

ar

CB

D.

Ke

ad

aa

n t

ers

eb

ut

sesu

ai d

en

ga

n

stru

ktu

r ko

ta k

olo

nia

l ya

ng

dip

erk

en

alk

an

ole

h S

an

dy.

9.

Se

cun

da

rti,

Bo

nafi

sia

E.

19

95

.

Pe

rub

ah

an

Wil

aya

h

Pe

rko

taa

n,

Pe

ralih

an

, da

n

Pin

gg

iran

di K

ota

Ad

min

istr

ati

f

Be

ka

si.

a.

Dim

an

a w

ila

yah

pe

rko

taan

,

pe

ralih

an

, d

an

pin

gg

iran

di K

ota

Ad

min

istr

ati

f B

ekasi

pa

da t

ah

un

19

83

da

n 1

99

2?

b.

Ba

ga

ima

na

pe

rub

ah

an

wila

ya

h

pe

rko

taan

, p

era

lih

an

, d

an

pin

gg

ira

n d

i Ko

ta A

dm

inis

trati

f

Be

ka

si?

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

ba

ik m

ela

lui o

bse

rva

si d

i

lap

an

gan

mau

pu

n d

ata

se

ku

nd

er

be

rup

a

jari

ng

an

ja

lan

, fa

sili

tas

kota

, p

en

gg

un

aa

n

tan

ah

ko

ta, sa

ran

a p

erd

ag

an

ga

n a

tau

hib

ura

n,

& j

um

lah

pe

nd

ud

uk.

Data

se

ku

nd

er

ters

eb

ut

did

ap

at

da

ri b

erb

ag

ai i

nst

an

si

terk

ait

.

b.

Da

ta y

an

g t

erk

um

pu

l ke

mu

dia

n d

iola

h d

an

dik

lasi

fika

sikan

ke

dala

m t

iga

ba

gia

n d

an

dis

aji

kan

da

lam

be

ntu

k p

eta

da

n t

ab

el,

seh

ing

ga d

ida

pat

wil

ayah

pe

rko

taan

,

pe

ralih

an

, d

an

pin

gg

iran

.

c. M

en

ggu

na

ka

n m

eto

de

an

ali

sis

sup

er-

imp

ose

d

(pe

na

mp

ala

n)

pe

ta s

eh

ing

ga

pa

da p

eta

terl

iha

t w

ilaya

h p

erk

ota

an

, p

era

lihan

, d

an

pin

gg

ira

n.

a.

De

fin

isi

ko

ta

me

nu

rut

Ha

gg

et,

Sa

nd

y,

Za

ris,

dan

Bin

tart

o.

b.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta

ko

lon

ial o

leh

Sa

nd

y.

a.

Pa

da t

ah

un

19

83

, wila

ya

h p

erk

ota

an

te

rle

tak d

i ba

gia

n t

en

ga

h

Ko

tif

Be

ka

si, w

ilaya

h p

era

liha

n t

erl

eta

k d

i sis

i ba

rat

dan

tim

ur

wil

aya

h p

erk

ota

an

, se

da

ng

kan

wil

ayah

pin

gg

ira

n m

en

ge

lilin

gi

wil

aya

h p

era

liha

n.

Pa

da t

ah

un

19

92

, wila

ya

h p

erk

ota

an

me

ma

nja

ng

di b

ag

ian

te

ng

ah

, m

em

be

lah

Ko

tif

Be

ka

si d

ari

Ba

rat

hin

gg

a T

imu

r (s

eja

jar

de

ng

an

jalu

r ja

lan

to

l Ja

ka

rta

-Cik

am

pe

k),

wil

aya

h p

era

liha

n t

erl

eta

k d

i U

tara

, T

en

gg

ara

, d

an

Ba

rat

wila

ya

h

pe

rko

taan

, se

da

ng

kan

wil

ayah

pin

gg

iran

te

rle

tak d

i pin

ggir

ba

tas

wil

aya

h K

oti

f b

agia

n U

tara

-Tim

ur

Lau

t d

an

Se

lata

n.

b.

Pe

rta

mb

ah

an

lua

s w

ilaya

h p

erk

ota

an

ka

ren

a p

eru

ba

han

wil

aya

h

da

ri p

ing

gir

an

dan

pe

ralih

an

me

nja

di p

erk

ota

an

, dim

an

a a

rah

pe

rta

mb

ah

an

nya m

ula

i da

ri b

ag

ian

te

ng

ah

ke

Ba

rat

da

n T

imu

r

Ko

tif

Be

ka

si.

Pe

rta

mb

ah

an

lua

s w

ila

ya

h p

era

liha

n d

ika

ren

aka

n

pe

rub

ah

an

wil

ayah

pin

gg

iran

me

nja

di

pe

ralih

an

, d

ima

na

me

ng

ara

h

ke

Uta

ra, T

en

gga

ra,

da

n B

ara

t K

oti

f B

eka

si.

10

. M

ela

nie

, M

arr

ian

.

19

96

. Str

ukt

ur

Pe

mu

kim

an

Ko

tip

Cim

ah

i da

n K

oti

p

De

po

k

a.

Ba

ga

ima

na

ka

h s

tru

ktu

r

pe

mu

kim

an

Ko

tip

De

po

k d

an

Ko

tip

Cim

ah

i?

b.

Ba

ga

ima

na

ka

h s

tuktu

r ke

du

a

ko

tip

bil

a d

iba

nd

ing

ka

n d

en

gan

teo

ri s

tru

ktu

r ko

ta y

an

g

dik

em

uka

kan

ole

h H

oyt

da

n

Ha

rris

& U

llma

n?

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

be

rup

a k

ep

ad

ata

n

pe

nd

ud

uk,

kera

pa

tan

ba

ng

un

an

, p

rop

ors

i

lua

s ta

nah

pe

rtan

ian

, ku

alit

as

ban

gu

na

n,

tin

gkat

kera

pa

tan

jala

n, d

an

ke

las

fasi

lita

s

ko

ta.

b.

Pe

ng

ola

ha

n d

ata

de

ng

an

me

ng

kla

sifi

ka

sika

n

ma

sin

g-m

asi

ng d

ata

yan

g k

em

ud

ian

dis

aji

kan

da

lam

be

ntu

k ta

be

l.

c. A

na

lisis

ya

ng

dig

un

aka

n i

ala

h d

en

ga

n

me

ng

gu

na

ka

n s

up

er

imp

ose

d h

asi

l pe

me

taa

n

da

ta-d

ata

ya

ng t

ela

h d

iola

h.

Se

hin

gg

a d

ap

at

dik

eta

hu

i wil

aya

h k

ota

be

rsif

at

pe

rko

taan

,

pe

de

saa

n,

da

n p

era

liha

n.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta;

teo

ri k

on

sen

tris

ole

h

Bu

rge

ss, te

ori

se

kto

r

ole

h H

oyt,

te

ori

inti

be

rga

nd

a o

leh

Ha

rris

& U

llma

n.

a.

Pa

da K

oti

p C

imah

i, C

BD

te

rle

tak

di t

en

gah

ko

ta d

an

be

rba

tasa

n

lan

gsu

ng d

en

gan

pe

mu

kim

an

ke

las

tin

gg

i da

n m

en

en

ga

h.

Ko

tip

Cim

ah

i tid

ak m

em

iliki s

tru

ktu

r ko

ta y

an

g s

am

a p

ers

is d

en

ga

n t

eo

ri

inti

be

rga

nd

a s

ert

a t

eo

ri s

ekt

or,

na

mu

n d

en

ga

n m

em

od

ifik

asi

te

ori

ters

eb

ut,

te

rlih

at

ba

hw

a K

oti

p C

ima

hi m

em

iliki

kece

nd

eru

ng

an

stru

ktu

r p

em

uki

ma

n y

an

g r

ad

ial

ata

u m

en

yeru

pai s

turk

tur

kota

ole

h H

oyt.

b.

Pa

da K

oti

p D

ep

ok,

CB

D t

erl

eta

k d

i te

ng

ah

ko

ta y

an

g b

erb

ata

san

lan

gsu

ng d

en

gan

pe

mu

kim

an

ke

las

tin

gg

i da

n m

en

en

ga

h,

sert

a

be

ntu

k s

tru

ktu

r ko

ta y

an

g t

ida

k s

am

a p

ers

is d

en

ga

n k

ed

ua

te

ori

ya

ng

dik

em

uka

ka

n o

leh

Ho

yt m

au

pu

n H

arr

is &

Ull

man

. B

en

tuk

stru

ktu

r p

em

uki

ma

n d

i De

po

k ce

nd

eru

ng k

e a

rah

rad

ial,

me

nye

rup

ai t

eo

ri y

an

g d

ike

mu

ka

ka

n o

leh

Ho

yt.

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 93: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

11

. R

usy

an

a, N

an

a.

20

00

. P

eru

ba

ha

n

Pe

ng

gu

na

an

Ta

na

h

Pe

rmu

kim

an

di

Ko

tam

ad

ya

Bo

go

r

Ta

hu

n 1

99

2-1

99

7.

a.

Ba

ga

ima

na

pe

rub

ah

an

pe

ngg

un

aan

ta

na

h p

erm

ukim

an

seb

elu

m d

an

se

sud

ah

ta

hu

n

19

95

?

b.

Ba

ga

ima

na

pe

rub

ah

an

pe

ngg

un

aan

ta

na

h p

erm

ukim

an

ters

eb

ut

ka

ita

nn

ya d

en

gan

jum

lah

pe

nd

ud

uk,

fasi

lita

s ko

ta,

da

n a

kse

sib

ilita

s?

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

ja

rin

gan

jala

n, fa

silit

as

ko

ta,

pe

ng

gu

na

an

tan

ah

ko

ta, &

jum

lah

pe

nd

ud

uk.

b.

Me

laku

ka

n p

em

eta

an

da

n k

lasi

fikasi

da

ta

ya

ng

did

ap

at,

ke

mu

dia

n d

isa

jika

n d

ala

m p

eta

da

n t

ab

el.

c. M

en

ga

nali

sis

po

la p

eru

bah

an

ya

ng d

ibe

da

kan

da

lam

du

a p

eri

od

e, s

eb

elu

m (

19

92

-19

95

) d

an

sete

lah

pe

rlu

asa

n k

ota

(1

99

5-1

99

7).

a.

De

fin

isi

ko

ta

me

nu

rut

Sa

nd

y,

Bin

tart

o, d

an

Ka

rto

no

.

b.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta

ko

lon

ial o

leh

Sa

nd

y.

a.

Se

be

lum

pe

rlu

asa

n (

19

92

-19

95

), p

eru

ba

ha

n lu

as

pe

ng

gu

na

an

tan

ah

pe

mu

kim

an

han

ya

me

ngik

uti

pe

rub

ah

an

pa

nja

ng

jari

ng

an

jala

n,

dim

an

a k

ela

s ti

ng

gi b

era

da

di K

ec.

Ta

na

h S

are

al d

an

Bo

go

r

Se

lata

n, k

ela

s se

da

ng

be

rad

a d

i Ke

c. B

og

or

Tim

ur,

se

da

ng

ka

n

ren

da

h t

erd

ap

at

di K

ec.

Bo

go

r B

ara

t, B

og

or

Te

ng

ah

, se

rta

Bo

go

r

Uta

ra.

b.

Se

tela

h p

erl

uasa

n (

19

95

-19

97

), p

eru

ba

ha

n lu

as

pe

ng

gun

aa

n t

an

ah

pe

rmu

kim

an

me

ngik

uti

pa

nja

ng

ja

rin

gan

jala

n,

jari

ng

an

te

lep

on

,

pe

rub

ah

an

jum

lah

pe

nd

ud

uk, d

an

ja

rin

ga

n P

DA

M,

dim

an

a k

ela

s

tin

gg

i be

rad

a d

i Ke

c. T

an

ah

Sa

rea

l, B

ogo

r B

ara

t, d

an

Bo

go

r Se

lata

n,

ke

las

sed

an

g b

era

da

di B

og

or

Uta

ra,

sed

an

gka

n y

an

g r

en

da

h

terd

ap

at

di B

og

or

Te

ng

ah

dan

Bo

go

r T

imu

r.

12

. A

nd

ren

o.

20

01

.

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

ta B

ukit

tin

ggi

Ta

hu

n 1

98

0,

19

90

,

& 1

99

9.

Ba

ga

ima

na

tin

gka

t d

an

ara

h

pe

rke

mb

an

ga

n k

ota

Bu

kit

tin

gg

i

tah

un

19

80

, 1

99

0, d

an

ta

hu

n

19

99

?

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

pe

nd

ud

uk, p

em

uki

ma

n,

jari

ng

an

ja

lan

, fa

sili

tas

kota

, &

pe

ngg

un

aan

tan

ah

ko

ta.

b.

Kla

sifi

ka

si d

ata

yan

g d

ida

pa

t, d

isa

jika

n d

ala

m

pe

ta d

an

tab

el.

c. M

en

ga

nali

sis

po

la p

erk

em

ban

ga

n k

ota

se

cara

de

skri

pti

f d

en

ga

n m

elih

at

pe

ta p

en

du

du

k,

pe

mu

kim

an

, ja

rin

ga

n j

ala

n,

fasi

lita

s ko

ta, &

pe

ngg

un

aan

ta

na

h k

ota

ya

ng

te

lah

dik

lasi

fika

sikan

.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta;

teo

ri k

on

sen

tris

ole

h

Bu

rge

ss, te

ori

se

kto

r

ole

h H

oyt,

te

ori

ko

mb

inasi

ole

h M

an

n,

teo

ri in

ti b

erg

an

da

ole

h H

arr

is &

Ull

man

,

sert

a t

eo

ri k

ota

ko

lon

ial o

leh

Sa

nd

y.

a.

Tin

gka

t p

erk

em

ba

ng

an

re

nd

ah

di K

eca

ma

tan

Gu

gu

k P

an

jan

g,

pe

rke

mb

an

ga

n s

ed

an

g d

i M

an

dia

ng

in K

oto

Se

laya

n,

sed

an

gka

n

ya

ng

te

rtin

gg

i ad

a d

i Ke

cam

ata

n A

ur

Bir

ug

o T

igo

Ba

leh

.

b.

Ara

h p

erk

em

ban

ga

n k

ota

di b

ag

ian

uta

ra m

en

uju

ke

ba

rat

lau

t

(Lu

bu

k S

ikap

ing

) d

an

bag

ian

se

lata

n m

en

uju

ke

ara

h p

usa

t ko

ta d

an

ten

gg

ara

(P

ad

an

g P

an

jan

g).

13

. D

esm

on

d.

20

01

.

Po

la

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

ta

Ta

nju

ng

pin

an

g

Ta

hu

n 1

98

4 &

19

98

.

Ba

ga

ima

na

po

la p

erk

em

ba

ng

an

Ko

ta T

an

jun

gp

ina

ng t

ah

un

19

84

&

19

98

?

An

alis

is d

esk

rip

tif

de

ng

an

ta

hap

an

:

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

ja

rin

gan

jala

n, fa

silit

as

ko

ta,

& p

en

ggu

na

an

tan

ah

ko

ta.

b.

Kla

sifi

ka

si d

ata

yan

g d

ida

pa

t, d

isa

jika

n d

ala

m

pe

ta d

an

tab

el.

c. M

en

ga

nali

sis

po

la p

erk

em

ban

ga

n k

ota

de

ng

an

me

liha

t p

eta

ja

rin

gan

jala

n, fa

silit

as

ko

ta,

& p

en

ggu

na

an

tan

ah

pa

da t

ah

un

19

84

& 1

99

8.

a.

De

fin

isi

ko

ta d

ari

Me

ye

r, M

um

ford

,

Ma

x W

eb

be

r,

Ch

rist

alle

r, W

irth

,

Ha

rris

& U

llma

n,

sert

a S

an

dy.

b.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta;

teo

ri k

on

sen

tris

ole

h B

urg

ess

, te

ori

sekto

r o

leh

Ho

yt,

teo

ri in

ti b

erg

an

da

ole

h H

arr

is &

Ull

ma

n, se

rta t

eo

ri

ko

ta k

olo

nia

l ole

h

Sa

nd

y.

a.

Pe

rke

mb

an

gan

ko

ta s

ea

rah

de

ng

an

pe

rke

mb

an

ga

n j

ari

ng

an

ja

lan

ya

ng

dit

an

da

i de

ng

an

pe

rba

ikan

be

rup

a p

ele

ba

ran

da

n

pe

ng

asp

ala

n j

ala

n.

Po

la y

an

g t

erl

iha

t, l

inie

r d

en

gan

ja

rin

ga

n j

ala

n

ya

ng

ad

a.

b.

Be

rke

mb

an

gn

ya

ja

rin

ga

n j

ala

n m

em

bu

ka k

ese

mp

ata

n b

agi

pe

nd

ud

uk

un

tuk m

en

cari

ru

an

g h

idu

p y

an

g le

bih

ba

ik,

seh

ing

ga

terc

ipta

pe

mu

sata

n p

em

uki

ma

n b

aru

. P

erk

em

ba

ng

an

ko

ta

me

ng

ara

h k

e s

eg

ala

ara

h.

c. P

erk

em

ba

ng

an

ko

ta d

iiku

ti p

ula

ole

h m

en

ing

katn

ya

pe

laya

na

n

fasi

lita

s ko

ta (

list

rik,

air

be

rsih

, te

lep

on

, &

fa

silit

as

ke

be

rsih

an

) d

i

uta

ra d

an

tim

ur

ko

ta.

d.

Pu

sat

keg

iata

n b

erg

ese

r ke

dae

rah

de

ng

an

pe

ng

gu

na

an

ta

na

h

be

rup

a p

erd

ag

an

ga

n d

an

ja

sa y

an

g b

era

da

di t

en

ga

h k

ota

.

14

. B

ud

ian

to.

20

02

. a

. B

ag

aim

an

a p

ert

um

bu

ha

n

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

da

n p

eta

ya

ng

be

rasa

l d

ari

a

. D

efi

nis

i ko

ta d

ari

a

. P

ert

um

bu

ha

n p

eru

mah

an

te

rjad

i pa

da w

ilaya

h p

usa

t ko

ta y

an

g

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 94: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

Pe

rtu

mb

uh

an

Pe

rum

ah

an

&

Pe

ng

aru

hn

ya

Te

rhad

ap

Pe

rub

ah

an

Str

uktu

r R

ua

ng

Ko

tam

ad

ya

Jaka

rta

Se

lata

n

Ta

hu

n 1

99

0 -

20

00

.

pe

rum

ah

an

di

Jaka

rta

Se

lata

n

tah

un

19

90

da

n 2

00

0?

b.

Ba

ga

ima

na

pe

rke

mb

an

gan

stru

ktu

r ru

an

g K

ota

ma

dya

Jaka

rta

Se

lata

n t

ah

un

19

90

da

n

20

00

?

c. B

ag

aim

an

a p

en

ga

ruh

pe

rtu

mb

uh

an

pe

rum

ah

an

terh

ad

ap

str

ukt

ur

rua

ng

Ko

tam

ad

ya

Ja

ka

rta

Se

lata

n

tah

un

19

90

da

n 2

00

0?

be

rba

gai i

nst

an

si t

erk

ait

pe

ne

litia

n in

i.

b.

Pe

ng

ola

ha

n d

ata

de

ng

an

kla

sifi

ka

si b

erb

ag

ai

va

ria

be

l ya

ng

dig

un

aka

n.

Me

ngg

un

akan

sist

em

gri

d s

eb

ag

ai s

atu

an

an

alis

a s

eb

esa

r 2

5

ha

.

c. A

na

lisis

data

se

cara

de

skri

pti

f d

en

ga

n

me

ng

ko

rela

sika

n p

eta

me

liha

t p

ert

um

bu

ha

n

pe

rum

ah

an

dan

hu

bu

ng

an

nya

te

rhad

ap

stru

ktu

r ru

an

g k

ota

.

Me

ye

r, M

um

ford

,

Ma

x W

eb

be

r,

Ch

rist

alle

r, W

irth

,

Ha

rris

& U

llma

n,

Yu

nu

s, T

rum

an

,

sert

a S

an

dy.

b.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta;

teo

ri k

on

sen

tris

ole

h B

urg

ess

, te

ori

sekto

r o

leh

Ho

yt,

teo

ri in

ti b

erg

an

da

ole

h H

arr

is &

Ull

ma

n.

me

ng

elil

ing

i w

ilaya

h p

usa

t u

sah

a, s

ed

an

gkan

pe

rtu

mb

uh

an

pe

rum

ah

an

tid

ak

tera

tur

terj

ad

i pe

ng

ura

ng

an

ko

nse

ntr

asi

pad

a

ba

gia

n t

en

gah

da

n b

erg

era

k k

e a

rah

Ba

rat,

Tim

ur,

da

n S

ela

tan

pin

gg

ir k

ota

.

b.

Pe

rke

mb

an

gan

str

ukt

ur

rua

ng k

ota

te

rja

di p

ad

a r

eg

ion

str

ukt

ur

rua

ng

Ka

wasa

n P

usa

t B

isn

is d

an

Pe

rda

gan

ga

n d

i p

usa

t ko

ta d

an

me

mb

en

tuk

po

ros

Tim

ur-

Se

lata

n.

Re

gio

n s

tru

ktu

r ru

an

g

pe

rum

ah

an

te

ratu

r b

erk

em

ban

g m

em

be

ntu

k p

oro

s se

pe

rti h

uru

f

“J”

da

ri U

tara

-Tim

ur-

Te

ng

ga

ra-S

ela

tan

. R

eg

ion

str

uktu

r ru

an

g

pe

rum

ah

an

tid

ak

tera

tur

be

rke

mb

an

g k

e B

ara

t-Se

lata

n-T

imu

r

de

ng

an

pe

ngu

ran

gan

lua

s d

i b

ag

ian

te

ng

ah

, d

an

re

gio

n j

alu

r h

ija

u

be

rad

a d

i Se

lata

n d

an

Te

ngg

ara

.

c. P

ert

um

bu

ha

n p

eru

mah

an

be

rpe

nga

ruh

be

sar

pad

a p

em

be

ntu

ka

n

stru

ktu

r ru

an

g k

ota

, d

iman

a p

ert

um

bu

han

te

rse

bu

t d

iiku

ti

pe

rub

ah

an

str

ukt

ur

rua

ng

ko

ta y

an

g m

en

gik

uti

po

la j

ari

ng

an

ja

lan

.

15

. K

usw

iyo

to,

Da

nd

y

H.

20

05

. W

ila

yah

Urb

an

di K

ota

Be

ka

si T

ah

un

20

00

.

Dim

an

a w

ila

yah

yan

g b

ers

ifat

urb

an

, p

era

liha

n, d

an

no

n-u

rban

di

Ko

ta B

eka

si p

ad

a t

ah

un

20

00

?

a.

Pe

ng

um

pu

lan

pe

ta d

an

da

ta v

ari

ab

el

tah

un

20

00

se

pe

rti f

asi

lita

s ko

ta, p

en

gg

un

aa

n t

an

ah

,

jum

lah

da

n k

ep

ad

ata

n p

en

du

du

k.

b.

Pe

ng

ola

ha

n d

ata

de

ng

an

me

laku

ka

n k

lasi

fika

si

be

rba

gai

va

ria

be

l yan

g m

en

un

jan

g p

en

elit

ian

.

Da

ta t

ers

eb

ut

dil

am

pir

ka

n d

ala

m b

en

tuk t

ab

el

da

n p

eta

.

c.

Me

ng

gu

na

ka

n a

nali

sa d

esk

rip

tif

sete

lah

me

laku

ka

n o

verl

ay p

eta

se

hin

gga

te

rlih

at

ka

rakte

rist

ik w

ilaya

h u

rba

n, p

era

lih

an

, d

an

no

n-u

rba

n.

a.

De

fin

isi

ko

ta d

ari

No

rth

am

,

Ch

rist

alle

r, H

arr

is &

Ull

ma

n, B

inta

rto

,

sert

a S

an

dy.

b.

Te

ori

str

ukt

ur

ko

ta

ko

lon

ial o

leh

Sa

nd

y.

Wil

aya

h K

ota

Be

ka

si y

an

g b

ers

ifat

urb

an

te

rle

tak d

i ba

gia

n t

en

ga

h,

uta

ra,

tim

ur

(be

rbata

san

de

ng

an

Ka

b.

Be

ka

si)

da

n b

ara

t (b

erb

ata

san

de

ng

an

DK

I Ja

ka

rta).

Wil

ayah

pe

ralih

an

te

rda

pat

di b

ag

ian

se

lata

n

(be

rba

tasa

n d

en

ga

n K

ab

. B

ogo

r), b

ara

t (b

erb

ata

san

de

ng

an

DK

I

Jaka

rta

), d

an

se

bag

ian

ke

cil t

ers

eb

ar

di u

tara

. W

ilaya

h n

on

-urb

an

did

om

ina

si d

i ba

gia

n s

ela

tan

ya

ng

be

rba

tasa

n d

en

ga

n K

ab

up

ate

n

Bo

go

r, d

an

se

ba

gia

n k

eci

l te

rse

ba

r d

i ba

gia

n b

ara

t, t

en

ga

h, u

tara

, d

an

tim

ur

ya

ng b

erb

ata

san

de

ng

an

DK

I Ja

ka

rta

da

n K

ab

up

ate

n B

ekasi

.

16

. R

ieza

, M

. 2

00

6.

Pe

rke

mb

an

gan

Wil

aya

h

Te

rban

gu

n K

ota

Jaka

rta

19

90

-20

05

Ba

ga

ima

na

pe

rke

mb

an

gan

wil

ayah

terb

an

gu

n K

ota

Ja

ka

rta

be

rda

sark

an

ja

rak

da

ri p

usa

t ko

ta

tah

un

19

90

-20

05

?

a.

Pe

ng

um

pu

lan

data

pe

ngg

un

aa

n t

an

ah

ya

ng

dib

agi

ked

ala

m p

em

ukim

an

, fa

sili

tas

um

um

,

pe

rda

gan

ga

n, in

du

stri

, d

ae

rah

hij

au

, d

an

tub

uh

air

. Se

rta d

idu

ku

ng

cit

ra s

ate

lit t

ah

un

19

89

, 1

99

7,

da

n 2

00

3.

b.

Pe

ng

ola

ha

n d

ata

dib

an

tu d

en

ga

n p

era

ng

ka

t

lun

ak

pe

ng

ola

h c

itra

, m

en

gg

un

akan

me

tod

e

Urb

an

In

de

ks.

c. M

ela

ku

ka

n p

erb

an

din

gan

te

rhad

ap

tia

p p

eta

ha

sil p

en

go

lah

an

cit

ra.

Te

ori

inti

be

rga

nd

a

Wil

aya

h t

erb

an

gu

n d

ido

min

asi

ole

h p

en

gg

un

aa

n t

an

ah

pe

mu

kim

an

,

pe

rda

gan

ga

n, d

an

fasi

litas

um

um

. D

iman

a p

ad

a t

ah

un

19

90

te

rse

ba

r

di b

ag

ian

te

ng

ah

ko

ta, ta

hu

n 1

99

7 b

erg

era

k k

e a

rah

uta

ra,

tim

ur,

da

n

ba

rat,

se

da

ng

ka

n t

ah

un

20

05

ce

nd

eru

ng k

e a

rah

se

lata

n.

(Sum

ber

: P

erpust

akaa

n D

ept.

Geo

gra

fi U

I &

Pen

gola

han

Dat

a, 2

009)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 95: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

Ta

bel

3.2

. P

erb

an

din

ga

n T

eori

di

Sk

rip

si &

di

Du

nia

No.

Per

iod

e T

eori

@ S

krip

si D

ep

t. G

eografi

T

eori

@ D

un

ia

Teori

Kata

Ku

nci

T

eori

Kata

Ku

nci

1.

19

80

-an

Teo

ri K

on

sen

tris

Keg

iata

n i

ndu

stri

tid

ak t

erm

asuk

.

Per

ebu

tan s

um

ber

day

a ta

nah

, m

enu

ju p

ada

kom

pet

isi

di

anta

ra

kel

om

pok s

osi

al d

an y

ang l

ebih

jau

h b

erpen

gar

uh p

ada

pem

bag

ian

ruan

g k

ota

ke

dal

am “

area

ala

mi”

dim

ana

man

usi

a den

gan

kar

akte

rist

ik

sosi

al y

ang s

ama

akan

men

empat

i ru

ang y

ang s

ama

pu

la.

Urb

an S

pra

wl

Ter

jadi

kon

ver

si l

ahan

sec

ara

bes

ar-b

esar

an,

dar

i la

han

per

tan

ian

m

enja

di

area

l pem

ukim

an, per

kan

tora

n, dan

per

dag

angan

.

Kom

ponen

pen

yusu

n k

ota

ter

leta

k s

ecar

a te

rpis

ah d

an s

angat

jel

as

terl

ihat

bat

asan

nya

.

Han

ya t

erdap

at s

atu j

alan

uta

ma

yan

g m

engh

ub

un

gk

an t

iap k

om

pon

en

kota

.

Doro

ngan

yan

g s

angat

bes

ar u

ntu

k b

erken

dar

a bag

i pen

duduk k

aren

a ti

dak

dap

at d

ilal

ui

den

gan

ber

jala

n k

aki.

Tem

pat

tin

ggal

ber

upa

kom

ple

k p

erum

ahan

den

gan

ben

tuk b

angunan

tun

ggal

yan

g h

om

ogen

.

Teo

ri S

ekto

r

Ter

dap

at k

egia

tan i

nd

ust

ri.

Per

kem

ban

gan

kota

dip

engar

uhi

ole

h f

akto

r k

eter

sed

iaan

jar

ingan

jal

an

atau

akse

sibil

itas

yan

g m

emad

ai.

Han

ya s

ebag

ian s

ekto

r dal

am k

ota

yan

g b

erkem

ban

g.

Teo

ri K

ota

Kolo

nia

l

Mer

up

akan

kota

pen

inggal

an p

enja

jahan

.

Ter

dap

at d

ua

bag

ian k

ota

, ya

itu y

ang t

eren

can

a d

engan

bai

k d

an y

an

g

tere

nca

na

kura

ng b

aik.

CB

D d

ikel

ilin

gi

ole

h b

agia

n y

ang t

eren

cana

kura

ng b

aik d

an

ber

dam

pin

gan

den

gan

bag

ian

yan

g t

eren

can

a den

gan

bai

k,

sert

a w

ilay

ah

ped

esaa

n “

men

gu

run

g”

sem

uan

ya.

2.

1990-a

n

Teo

ri K

onse

ntr

is

Keg

iata

n i

ndu

stri

tid

ak t

erm

asuk

.

Per

ebu

tan s

um

ber

day

a ta

nah

, m

enu

ju p

ada

kom

pet

isi

di

anta

ra

kel

om

pok s

osi

al d

an y

ang l

ebih

jau

h b

erpen

gar

uh p

ada

pem

bag

ian

ruan

g k

ota

ke

dal

am “

area

ala

mi”

dim

ana

man

usi

a den

gan

kar

akte

rist

ik

sosi

al y

ang s

ama

akan

men

empat

i ru

ang y

ang s

ama

pu

la.

Ed

ge

Cit

ies

Mu

ncu

l di

sekit

ar p

ersi

mpan

gan

jal

an r

aya

uta

ma

(ma

jor

free

wa

y

inte

rchanges

), s

ebag

ai j

alur

tran

sport

asi

anta

r kota

.

Lah

ir k

aren

a kep

adat

an p

enduduk d

i pusa

t kota

, nam

un t

erle

tak l

ebih

jau

h d

ari

pu

sat

kota

dib

andin

gk

an d

engan

su

bu

rba

n.

Mem

ilik

i ar

ea s

elu

as l

ima

juta

kak

i p

erse

gi

atau

leb

ih b

agi

per

kan

tora

n d

an 6

00

.00

0 k

aki

per

segi

atau

leb

ih u

ntu

k l

ahan

keg

iata

n

reta

il.

Luas

ini

sam

a den

gan

luas

mall

yan

g a

da

di

pusa

t kota

lam

a

ber

isi

pulu

han

toko d

an b

uti

k m

ult

inas

ional

.

Kea

daa

n k

ota

saa

t in

i ti

dak

lah s

ama

seper

ti k

etik

a 30 t

ahun y

ang l

alu.

Seb

agai

con

toh

, di

tem

pat

yan

g s

ama

den

gan

ber

dir

inya

kota

, 30

ta

hun

yan

g l

alu

mer

up

akan

suat

u p

edes

aan

den

gan

pet

ern

akan

sa

pin

ya.

Teo

ri S

ekto

r

Ter

dap

at k

egia

tan i

nd

ust

ri.

Per

kem

ban

gan

kota

dip

engar

uhi

ole

h f

akto

r k

eter

sed

iaan

jar

ingan

jal

an

atau

akse

sibil

itas

yan

g m

emad

ai.

Han

ya s

ebag

ian s

ekto

r dal

am k

ota

yan

g b

erkem

ban

g.

Teo

ri I

nti

Ber

gan

da

Keg

iata

n y

ang m

emil

iki

kem

irip

an a

kan

ber

lok

asi

dal

am s

atu

are

a dan

men

cip

tak

an s

ub

pusa

t d

alam

suat

u k

ota

, se

hin

gga

terb

entu

k i

nti

-inti

bar

u b

agi

mas

ing-m

asin

g a

rea.

Pem

ukim

an t

erse

bar

men

jauh d

ari

pusa

t kota

dan

ber

kem

ban

g d

i se

pan

jan

g j

alur

tran

sport

asi.

Sam

a se

per

ti p

emu

kim

an,

lok

asi

indu

stri

ju

ga

ber

kem

ban

g k

aren

a ja

lur

tran

sport

asi.

Teo

ri K

ota

Kolo

nia

l Ỏ

M

eru

pak

an k

ota

pen

inggal

an p

enja

jahan

.

Ter

dap

at d

ua

bag

ian k

ota

, ya

itu y

ang t

eren

can

a d

engan

bai

k d

an y

an

g

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 96: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

tere

nca

na

ku

ran

g b

aik.

CB

D d

ikel

ilin

gi

ole

h b

agia

n y

ang t

eren

cana

kura

ng b

aik d

an

ber

dam

pin

gan

den

gan

bag

ian y

ang t

eren

cana

den

gan

bai

k, se

rta

wil

ayah

p

edes

aan

“m

engu

run

g”

sem

uan

ya.

3.

20

00

-an

Teo

ri K

onse

ntr

is

Keg

iata

n i

ndu

stri

tid

ak t

erm

asuk

.

Per

ebu

tan s

um

ber

day

a ta

nah

, m

enu

ju p

ada

kom

pet

isi

di

anta

ra

kel

om

pok s

osi

al d

an y

ang l

ebih

jau

h b

erpen

gar

uh p

ada

pem

bag

ian

ruan

g k

ota

ke

dal

am “

area

ala

mi”

dim

ana

man

usi

a den

gan

kar

akte

rist

ik

sosi

al y

ang s

ama

akan

men

empat

i ru

ang y

ang s

ama

pu

la.

Co

mp

act

Cit

y

Tim

bul

kar

ena

per

tim

ban

gan

mas

alah

lin

gk

un

gan

dan

efi

sien

si e

ner

gi.

Ber

angkat

dar

i konse

p p

emban

gunan

ber

kel

anju

tan s

ebag

ai u

pay

a

untu

k m

engura

ngi

beb

an l

ingkungan

per

kota

an y

ang d

itim

bulk

an o

leh

mas

yara

kat

nya

.

Dic

irik

an d

engan

tin

ggin

ya t

ingk

at k

epad

atan

pen

du

duk

, m

ixed

-use

city

, se

rta

per

tum

buh

an y

ang t

erja

di

ber

ada

di

dal

am b

atas

are

a per

kota

an y

ang a

da,

sed

angkan

di

dae

rah p

inggir

an k

ota

tid

ak t

erja

di

per

kem

ban

gan

.

Pem

ban

gunan

kota

dif

okusk

an d

engan

tuju

an m

engura

ngi

keb

utu

han

un

tuk

ber

per

gia

n,

sehin

gga

tid

ak b

ergan

tun

g p

ada

ken

dar

aan,

nam

un

d

apat

dit

empu

h d

engan

ber

jala

n k

aki,

ber

sep

eda,

ata

u k

end

araa

n

um

um

.

Teo

ri S

ekto

r

Ter

dap

at k

egia

tan i

nd

ust

ri.

Per

kem

ban

gan

kota

dip

engar

uhi

ole

h f

akto

r k

eter

sed

iaan

jar

ingan

jal

an

atau

akse

sibil

itas

yan

g m

emad

ai.

Han

ya s

ebag

ian

sek

tor

dal

am k

ota

yan

g b

erkem

ban

g.

Teo

ri I

nti

Ber

gan

da

Keg

iata

n y

ang m

emil

iki

kem

irip

an a

kan

ber

lok

asi

dal

am s

atu

are

a dan

men

cip

tak

an s

ub

pusa

t d

alam

suat

u k

ota

, se

hin

gga

terb

entu

k i

nti

-inti

bar

u b

agi

mas

ing-m

asin

g a

rea.

Pem

ukim

an t

erse

bar

men

jauh d

ari

pusa

t kota

dan

ber

kem

ban

g d

i

sep

anja

ng j

alur

tran

sport

asi.

Sam

a se

per

ti p

emu

kim

an,

lok

asi

indu

stri

ju

ga

ber

kem

ban

g k

aren

a ja

lur

tran

sport

asi.

Teo

ri K

ota

Kolo

nia

l

Mer

up

akan

kota

pen

inggal

an p

enja

jahan

.

Ter

dap

at d

ua

bag

ian k

ota

, ya

itu y

ang t

eren

can

a d

engan

bai

k d

an y

an

g

tere

nca

na

kura

ng b

aik.

CB

D d

ikel

ilin

gi

ole

h b

agia

n y

ang t

eren

cana

kura

ng b

aik d

an

ber

dam

pin

gan

den

gan

bag

ian

yan

g t

eren

can

a den

gan

bai

k,

sert

a w

ilay

ah

ped

esaa

n “

men

gu

run

g”

sem

uan

ya.

(Sum

ber

: P

engola

han

Dat

a, 2

009)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 97: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

Tabel 4.1. Daftar Skripsi

No. Nama Tahun Judul

1. Windriasanti 1986 Perkembangan Kotamadya Salatiga

2. Muhammad

Abdurrazaq 1987 Struktur & Tingkat Perkembangan Kotamadya Cirebon.

3. Eka Fadrian. 1987 Konsentrasi Penduduk & Analisa Struktur Pemukiman di

Kotamadya Padang

4. Imam Subandi 1990 Perkembangan Kotamadya Bandar Lampung

5. Hasan Al Rubiana 1990 Perkembangan Fisik Kota Sintang (1963 – 1989)

6. Buceu Akhmad 1994 Perkembangan Kota Sumedang Tahun 1980 - 1990

7. Lili Suryenti 1995 Wilayah Perkotaan di Bukittinggi

8. Sumanto 1995 Struktur Kota Sehubungan dengan Industri di Kecamatan

Cikampek Tahun 1975 & 1990

9. Bonafisia Endah

Secundarti 1995

Perubahan Wilayah Perkotaan, Peralihan, & Pinggiran di Kota

Administratif Bekasi

10. Marrian Melanie 1996 Struktur Pemukiman Kotip Cimahi & Kotip Depok

11. Nana Rusyana 2000 Perubahan Penggunaan Tanah Permukiman di Kotamadya

Bogor Tahun 1992-1997

12. Andreno 2001 Perkembangan Kota Bukittinggi Tahun 1980, 1990, & 1999

13. Desmond 2001 Pola Perkembangan Kota Tanjungpinang Tahun 1984 & 1998.

14. Budianto 2002 Pertumbuhan Perumahan & Pengaruhnya Terhadap Perubahan

Struktur Ruang Kotamadya Jakarta Selatan Tahun 1990 - 2000.

15. Dandy Hanom

Kuswiyoto 2005 Wilayah Urban di Kota Bekasi Tahun 2000.

16. M. Rieza 2006 Perkembangan Wilayah Terbangun Kota Jakarta 1990-2005

(Sumber: Perpustakaan Dept. Geografi UI dan Pengolahan Data, 2009)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 98: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

Tabel 4.2. Masalah/Fokus Penelitian Tiap Skripsi

No. Skripsi

Masalah/Fokus

Tingkat & Pola

Perkembangan

Letak & Batas

Wilayah Perkotaan,

Peralihan, &

Pedesaan

Penggunaan atau

Perbandingan Teori

Struktur Kota

Pertumbuhan

Pemukiman

1. Perkembangan Kotamadya Salatiga

(Windriasanti, 1986) √ √

2.

Struktur & Tingkat Perkembangan

Kotamadya Cirebon (Abdurrazaq,

1987)

√ √ √

3.

Konsentrasi Penduduk dan Analisa

Struktur Pemukiman di Kotamadya

Padang (Fadrian, 1987)

4. Perkembangan Kotamadya Bandar

Lampung (Subandi, 1990) √

5. Perkembangan Fisik Kota Sintang

(1963-1989) (Al Rubiana, 1990) √

6. Perkembangan Kota Sumedang

Tahun 1980-1990 (Akhmad, 1994) √ √

7. Wilayah Perkotaan di Bukittinggi

(Suryenti, 1995) √

8.

Struktur Kota Sehubungan dengan

Industri di Kecamatan Cikampek

Tahun 1975 & 1990. (Sumanto,

1995)

√ √

9.

Perubahan Wilayah Perkotaan,

Peralihan, dan Pinggiran di Kota

Administratif Bekasi (Secundarti,

1995)

10. Struktur Pemukiman Kotip Cimahi

dan Kotip Depok (Melanie, 1996) √

11.

Perubahan Penggunaan Tanah

Permukiman di Kotamadya Bogor

Tahun 1992-1997 (Rusyana, 2000)

12.

Perkembangan Kota Bukittinggi

Tahun 1980, 1990, & 1999

(Andreno, 2001)

13.

Pola Perkembangan Kota

Tanjungpinang Tahun 1984 & 1998

(Desmond, 2001)

14.

Pertumbuhan Perumahan &

Pengaruhnya Terhadap Perubahan

Struktur Ruang Kotamadya Jakarta

Selatan Tahun 1990-2000

(Budianto, 2002)

√ √

15. Wilayah Urban di Kota Bekasi

Tahun 2000 (Kuswiyoto, 2005) √

16.

Perkembangan Wilayah Terbangun

Kota Jakarta 1990-2005 (Rieza,

2006)

(Sumber: Pengolahan Data, 2009)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 99: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

Tabel 4.3. Metode Penelitian dalam Tiap Skripsi

No. Skripsi

Metode

Korelasi

Peta

Overlay

Peta

Analisis

Deskriptif

Skala

Nilai Statistik Grid

Urban

Index

1. Perkembangan Kotamadya Salatiga

(Windriasanti, 1986) √ √

2.

Struktur & Tingkat Perkembangan

Kotamadya Cirebon (Abdurrazaq,

1987)

√ √

3.

Konsentrasi Penduduk dan Analisa

Struktur Pemukiman di Kotamadya

Padang (Fadrian, 1987)

4. Perkembangan Kotamadya Bandar

Lampung (Subandi, 1990) √ √

5. Perkembangan Fisik Kota Sintang

(1963-1989) (Al Rubiana, 1990) √

6. Perkembangan Kota Sumedang

Tahun 1980-1990 (Akhmad, 1994) √ √ √

7. Wilayah Perkotaan di Bukittinggi

(Suryenti, 1995) √ √

8.

Struktur Kota Sehubungan dengan

Industri di Kecamatan Cikampek

Tahun 1975 & 1990. (Sumanto,

1995)

√ √

9.

Perubahan Wilayah Perkotaan,

Peralihan, dan Pinggiran di Kota

Administratif Bekasi (Secundarti,

1995)

10. Struktur Pemukiman Kotip Cimahi

dan Kotip Depok (Melanie, 1996) √

11.

Perubahan Penggunaan Tanah

Permukiman di Kotamadya Bogor

Tahun 1992-1997 (Rusyana, 2000)

√ √

12.

Perkembangan Kota Bukittinggi

Tahun 1980, 1990, & 1999 (Andreno,

2001)

13.

Pola Perkembangan Kota

Tanjungpinang Tahun 1984 & 1998

(Desmond, 2001)

√ √

14.

Pertumbuhan Perumahan &

Pengaruhnya Terhadap Perubahan

Struktur Ruang Kotamadya Jakarta

Selatan Tahun 1990-2000 (Budianto,

2002)

√ √ √

15. Wilayah Urban di Kota Bekasi Tahun

2000 (Kuswiyoto, 2005) √ √

16. Perkembangan Wilayah Terbangun

Kota Jakarta 1990-2005 (Rieza, 2006) √ √

(Sumber: Pengolahan Data, 2009)  

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 100: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

Ta

bel

4.4

. V

ari

ab

el y

an

g D

igu

na

ka

n d

ala

m T

iap

Sk

rip

si

No

. S

kri

psi

Va

ria

be

l

Pe

ng

gu

na

an

Ta

na

h

Jari

ng

an

Jala

n

List

rik

&

Te

lep

on

Air

Min

um

&

Sa

lura

n

Air

Ha

rga

Ta

na

h

Pe

mu

kim

an

M

ata

Pe

nca

ha

ria

n

Ke

pe

nd

ud

uk

an

Je

nis

Ta

na

h

Cu

rah

Hu

jan

Fasi

lita

s

Um

um

H

idro

log

i T

op

og

rafi

1.

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

tam

ad

ya

Sa

lati

ga (

Win

dri

asa

nti

, 1

98

6)

2.

Str

uktu

r &

Tin

gkat

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

tam

ad

ya

Cir

eb

on

(A

bd

urr

aza

q,

19

87

)

3.

Ko

nse

ntr

asi

Pe

nd

ud

uk

da

n

An

alis

a S

tru

ktu

r P

em

uki

ma

n

di K

ota

ma

dya

Pa

dan

g

(Fa

dri

an

, 19

87

)

4.

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

tam

ad

ya

Ba

nd

ar

Lam

pu

ng (

Sub

an

di,

19

90

)

5.

Pe

rke

mb

an

gan

Fis

ik K

ota

Sin

tan

g (

19

63

-19

89

) (A

l

Ru

bia

na

, 1

99

0)

6.

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

ta

Su

me

da

ng T

ah

un

19

80

-19

90

(Akh

mad

, 1

99

4)

7.

Wil

aya

h P

erk

ota

an

di

Bu

kit

tin

gg

i (Su

rye

nti

, 1

99

5)

8.

Str

uktu

r K

ota

Se

hu

bu

ng

an

de

ng

an

In

du

stri

di K

eca

ma

tan

Cik

am

pe

k T

ah

un

19

75

&

19

90

. (S

um

an

to,

19

95

)

9.

Pe

rub

ah

an

Wil

ayah

Pe

rko

taa

n, P

era

liha

n, d

an

Pin

gg

iran

di K

ota

Ad

min

istr

ati

f B

ekasi

(Se

cun

da

rti,

19

95

)

10

. Str

uktu

r P

em

ukim

an

Ko

tip

Cim

ah

i da

n K

oti

p D

ep

ok

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 101: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

(Me

lan

ie, 1

99

6)

11

.

Pe

rub

ah

an

Pe

ngg

un

aan

Ta

na

h P

erm

uki

ma

n d

i

Ko

tam

ad

ya

Bo

go

r T

ah

un

19

92

-19

97

(R

usy

an

a, 2

00

0)

12

.

Pe

rke

mb

an

gan

Ko

ta

Bu

kit

tin

gg

i Tah

un

19

80

, 1

99

0,

& 1

99

9 (

An

dre

no

, 2

00

1)

13

.

Po

la P

erk

em

ban

ga

n K

ota

Ta

nju

ng

pin

an

g T

ah

un

19

84

&

19

98

(D

esm

on

d,

20

01

)

14

.

Pe

rtu

mb

uh

an

Pe

rum

ah

an

&

Pe

ng

aru

hn

ya

Te

rhad

ap

Pe

rub

ah

an

Str

ukt

ur

Ru

an

g

Ko

tam

ad

ya

Ja

ka

rta

Se

lata

n

Ta

hu

n 1

99

0-2

00

0 (

Bu

dia

nto

,

20

02

)

15

.

Wil

aya

h U

rba

n d

i Ko

ta B

ekasi

Ta

hu

n 2

00

0 (

Ku

swiy

oto

,

20

05

)

16

.

Pe

rke

mb

an

gan

Wila

ya

h

Te

rban

gu

n K

ota

Ja

ka

rta 1

99

0-

20

05

(R

ieza

, 2

00

6)

(Su

mb

er:

Pen

go

lahan D

ata,

20

09)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009

Page 102: PERKEMBANGAN TEORI STRUKTUR KOTA & …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181719-031-09-Perkembangan teori.pdf · perkembangan teori struktur kota & penerapannya di departemen geografi

Ta

bel

4.5

. P

en

era

pa

n T

eori

Str

uk

tur K

ota

Pa

da

Sk

rip

si D

ep

t. G

eog

ra

fi U

I

Te

ori

S

kri

psi

19

80

-an

S

kri

psi

19

90

-an

S

kri

psi

20

00

-an

WIN

M

AB

E

FA

IS

U

HA

R

BA

K

LSI

SU

M

BO

S

ME

L N

RU

A

ND

D

ES

B

UD

D

HK

M

RI

Te

ori

Ko

nse

ntr

is

Te

ori

Se

kto

r √

Te

ori

In

ti B

erg

an

da

Te

ori

Ko

ta K

olo

nia

l

Urb

an

Sp

raw

l

Ed

ge

Cit

y

Co

mp

act

Cit

y

(Su

mber

: P

eng

ola

han

Dat

a, 2

00

9)

 

Perkembangan teori...,Ardityo,FMIPA UI,2009