PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang...

25
PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN Nurul Ichsan Abstrak Tulisan ini mengulas tentang perjalanan perbankan syariah nasional yang mau tak mau harus sanggup menjadi pemain di negara sendiri dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, akan tetapi memiliki kualitas yang sangat lemah di bidang ekonomi. Pada akhirnya, impian untuk adanya sistem perbankan syariah dapat diwujudkan oleh masyarakat muslim yang peduli dengan hukum Allah, dengan lahirnya perbankan syariah yang modern, yang bersifat universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem perbankan yang diimpikan itu adalah suatu sistem perbankan yang menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana dalam konteks modern sehingga diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia dan dapat merubah sejarahnya. Perjalanan ini baru dimulai sehingga banyak tantangan dan rintangan yang dihadapai, semoga bangsa Indonesia dapat menikmati layanan sistem perbankan syariah yang lebih baik dan nyaman serta memiliki dukungan kuat dari pemerintah di masa masa selanjutnya. A. PENDAHULUAN Islam yang berarti keselamatan merupakan satu-satunya agama yang sifatnya universal dan memiliki kesempurnaan di segala aspek yang dapat diaplikasikan oleh manusia dalam kehidupannya. Agama Islam tidak hanya untuk satu kaum, tidak hanya untuk satu bangsa, Islam menampung semua, ras semua bangsa, semua manusia yang hidup di muka bumi. Agama Islam merupakan agama yang di bawa oleh Nabi Adam As, Ibrahim AS sehingga terakhir oleh Baginda Muhammad SAW. Islam adalah agama samawi yang turun dari Allah SWT bukan agama atau jalan hidup yang lahir dari ide dan pengalaman spiritual seseorang, bukan agama buatan manusiaIslam melarang seluruh manusia untuk berbuat keji sesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, interest atau riba.

Transcript of PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang...

Page 1: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM

MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN

Nurul Ichsan

Abstrak

Tulisan ini mengulas tentang perjalanan perbankan syariah nasional yang mau tak mau

harus sanggup menjadi pemain di negara sendiri dengan mayoritas penduduk muslim

terbesar di dunia, akan tetapi memiliki kualitas yang sangat lemah di bidang ekonomi. Pada

akhirnya, impian untuk adanya sistem perbankan syariah dapat diwujudkan oleh masyarakat

muslim yang peduli dengan hukum Allah, dengan lahirnya perbankan syariah yang modern,

yang bersifat universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah

sistem perbankan yang diimpikan itu adalah suatu sistem perbankan yang menghadirkan

bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana

dalam konteks modern sehingga diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan

yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia dan dapat merubah sejarahnya. Perjalanan ini

baru dimulai sehingga banyak tantangan dan rintangan yang dihadapai, semoga bangsa

Indonesia dapat menikmati layanan sistem perbankan syariah yang lebih baik dan nyaman

serta memiliki dukungan kuat dari pemerintah di masa masa selanjutnya.

A. PENDAHULUAN

Islam yang berarti keselamatan merupakan satu-satunya agama yang sifatnya

universal dan memiliki kesempurnaan di segala aspek yang dapat diaplikasikan oleh manusia

dalam kehidupannya. Agama Islam tidak hanya untuk satu kaum, tidak hanya untuk satu

bangsa, Islam menampung semua, ras semua bangsa, semua manusia yang hidup di muka

bumi. Agama Islam merupakan agama yang di bawa oleh Nabi Adam As, Ibrahim AS

sehingga terakhir oleh Baginda Muhammad SAW. Islam adalah agama samawi yang turun

dari Allah SWT bukan agama atau jalan hidup yang lahir dari ide dan pengalaman spiritual

seseorang, bukan agama buatan manusiaIslam melarang seluruh manusia untuk berbuat keji

sesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, interest atau

riba.

Page 2: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

Islam amat sangat membenci dan memerangi sistem riba yang ada di muka bumi ini

dengan bentuk dan jenisnya yang beragam, seperti dalam sistem perdagangan dan ekonomi

saat ini. Apalagi sistem keuangan modern saat ini seperti dunia perbankan, dunia yang penuh

dengan sistem bunga amatlah sulit pada awalnya kita bicara perbankan bebas bunga. Tapi

mungkin karena banyak merugikan manusia maka manusia mulai melirik dan melihat sistem

perdagangan yang sudah lama diajarkan Islam dari abad ke enam Masehi yaitu sistem bagi

hasil “Profit Lost Sharing” yang sekarang kelihatannya menurut pengamatan mereka lebih

menguntungkan banyak manusia daripada merugikan manusia

Maka lahirlah kini perbankan dengan sistem bagi hasil yang sekarang lebih dikenal

dengan bank syariah yang makin hari makin mempesona dan cantik, makin terlihat gagah dan

mempesona dan akhirnya banyak yang membuka cabang atau bahkan membuat baru bank

syariah walaupun bank yang membuka sistem perbankan syariah ini belum tentu sama

“niatnya” dengan orang orang yang memerangi riba. Sehingga kini berkembanglah

perbankan syariah di tanah air Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim dengan

ekonomi yang mayoritas dikuasai non muslim, Alhamdulillah.

Akan tetapi dengan makin berkembangnya sistem perbankan bebas bunga yang

diterapkan oleh bank syariah, kian hari maka makin terasa berat dan mulai terlihat benih

benih hasil perjuangan ummat Islam dalam mewujudkan perbankan syariah yang murni

syariah. Sepanjang rentang waktu itu rintangan dan tantangan terus dilewati, sampai sekarang

tahun 2012 ini jelas terlihat munculnya bank bank syariah yang berasal dari bank

konvensional, ada bank BCA syariah yang dikenal dengan “Bank Cina Asli” dimana dulu

mungkin dua puluh tahun yang lalu tidak terfikir oleh kita akan munculnya BCA syariah.

Begitu juga dengan lembaga keuangan syariah lainnya seperti pegadaian syariah dan

BMT yang makin hari makin semarak dan banyak jumlahnya dengan aset dan nilai transaksi

yang tidak sedikit. Hal ini jelas menggambarkan adanya kata “syariah” menimbulkan makin

jelasnya umat Islam dalam perjuangan menegakkan hukum Allah di muka bumi, khususnya

dalam bidang ekonomi semoga perjuangan mereka mereka yang ingin menegakkan hukum

Allah ini mendapatkan keredaan dan balasan di sisi Allah SWT, amin.

B. SEKILAS PROSES PEMBENTUKAN BANK SYARIAH

Konsep teoritis mengenai Bank Islam modern muncul pertama kali pada tahun 1940-

an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi hasil. Berkenaan dengan ini

dapat disebutkan pemikiran-pemikiran dari penulis antara lain Anwar Qureshi (1946), Naiem

Page 3: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

Siddiqi (1948) dan Mahmud Ahmad (1952). Uraian yang lebih terperinci mengenai gagasan

pendahuluan mengenai perbankan Islam ditulis oleh ulama besar Pakistan, yakni Abul A’la

Al-Mawdudi (1961) serta Muhammad Hamidullah (1944-1962) .

Secara kelembagaan yang merupakan Bank Islam pertama adalah Myt-Ghamr Bank.

Didirikan di Mesir pada tahun 1963, dengan bantuan permodalan dari Raja Faisal Arab Saudi

dan merupakan binaan dari Prof. Dr. Abdul Aziz Ahmad El Nagar. Myt-Ghamr Bank

dianggap berhasil memadukan manajemen perbankan Jerman dengan prinsip muamalah

Islam dengan menerjemahkannya dalam produk-produk bank yang sesuai untuk daerah

pedesaan yang sebagian besar orientasinya adalah industri pertanian. Namun karena

persoalan politik, pada tahun 1967 Bank Islam Myt-Ghamr ditutup. Kemudian pada tahun

1971 di Mesir berhasil didirikan kembali Bank Islam dengan nama Nasser Social Bank,

hanya tujuannya lebih bersifat sosial daripada komersil.1

Alergi Politik terhadap perbankan Islam tidak hanya terjadi di Mesir, tetapi juga di

beberapa belahan dunia Islam lainnya. Perbankan Islam seringkali tidak dipercaya karena

diduga punya kaitannya dengan gerakan fundamentalis Islam. Hal ini juga terjadi di

Indonesia yang mayoritas beragama Islam tetapi dikuasai ekonominya oleh orang non Islam

sehingga negara Indonesia termasuk terlambat dalam hal penegakan hukum perbankan

syariah dan tidak ada swasta yang dapat mendirikan bank swasta yang bersifat bebas bunga.

Bank Islam pertama yang bersifat swasta adalah Dubai Islamic Bank, yang didirikan tahun

1975 oleh sekelompok usahawan muslim dari berbagai negara. Pada tahun 1977 berdiri dua

bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir dan Sudan. Dan pada tahun itu pula

pemerintah Kuwait mendirikan Kuwait Finance House. 2

Secara internasional, perkembangan perbankan Islam pertama kali diprakarsai oleh

Mesir. Pada Sidang Menteri Luar Negeri Negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI)

di Karachi Pakistan bulan Desember 1970, Mesir mengajukan proposal berupa studi tentang

pendirian Bank Islam Internasional untuk Perdagangan dan Pembangunan (International

Islamic Bank for Trade and Development) dan proposal pendirian Federasi Bank Islam

(Federation of Islamic Banks). Inti usulan yang diajukan dalam proposal tersebut adalah

1 Zainul Arifin, memahami Bank Syariah, Alvabet, Jakarta, 2000, h.11, lihat juga di buku AdiwarmanKarim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, PT Grafindo Persada, Jakarta, 2010, h. 23

2 Mervyn K. Lewis & Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah , Prinsip, Praktik, dan Prospek, PT. SerambiIlmu Semesta, Jakarta, 2001

Page 4: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

bahwa sistem keuangan bedasarkan bunga harus digantikan dengan suatu sistem kerjasama

dengan skema bagi hasil keuntungan maupun kerugian. 3

Proposal tersebut diterima, dan Sidang menyetujui rencana pendirian Bank Islam

Internasional dan Federasi Bank Islam. Bahkan sebagai tambahan diusulkan pula

pembentukan badan-badan khusus yang disebut Badan Investasi dan Pembangunan Negara-

negara Islam (Investment and Development Body of Islamic Countries), serta pembentukan

perwakilan-perwakilan khusus yaitu Asosiasi Bank-bank Islam (Association of Islamic

Banks) sebagai badan konsultatif masalah-masalah ekonomi dan perbankan Islam .

Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya bulan Maret 1973, usulan

sebagaimana disebutkan di atas kembali diagendakan. Bulan Juli 1973, komite ahli yang

mewakili negara-negara Islam penghasil minyak bertemu di Jeddah untuk membicarakan

pendirian Bank Islam. Rancangan pendirian bank tersebut, berupa anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga dibahas pada pertemuan kedua, bulan Mei 1972. Pada Sidang

Menteri Keuangan OKI di Jeddah tahun 1975 berhasil disetujui rancangan pendirian Islamic

Development Bank (IDB) dengan modal awal 2 milyar dinar dan beranggotakan semua

negara anggota OKI . Sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah 1975, menyetujui rancangan

pendirian Bank Pembangunan Islami atau Islamic Development Bank (IDB) dengan modal

awal 2 milyar SDR (Special Drawing Right). Semua negara anggota OKI menjadi anggota

IDB. Kini, bank yang berpusat di Jeddah Arab Saudi itu telah memiliki lebih dari 43 negara

anggotannya. 4

Pada tahun-tahun awal beroperasinya, IDB mengalami banyak hambatan karena

masalah politik. Meskipun demikian, jumlah anggotanya makin meningkat, dari 22 menjadi

43 negara itu menunjukan hasil perjuangan yang serius dari para ekonom muslim. IDB juga

terbukti mampu memainkan peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan-

kebuuhan negara-negara Islam untuk pembangunan. Bank ini memberikan pinjaman bebas

bunga untuk proyek infrastuktur dan pembiayaan kepada negara anggota berdasarkan

partisipasi modal negara tersebut. Dana yang tidak dibutuhkan dengan segera digunakan bagi

3 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, PT Grafindo Persada, Jakarta, 2010, h. 23,lihat juga M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori Pe Praktik, Jakarta, GIP, 2001, h. 21

4 ibid

Page 5: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

perdagangan luar negeri jangka panjang dengan menggunakan sistem murabahah dan

ijarah.5

Sejak saat itu mendekati awal dekade 1980-an, Bank-bank Islam bermunculan di

Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki. Secara

garis besar lembaga-lembaga perbankan Islam yang bermunculan itu dapat dikategorikan ke

dalam dua jenis, yakni sebagai Bank Islam Komersial (Islamic Commercial Bank), seperti

Faysal Islamic Bank (Mesir dan Sudan), Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank, Jordan

Islamic Bank for Finance and Investment, Bahrain Islamic Bank dan Islamic International

Bank for Finance and Development; atau lembaga investasi dengan bentuk international

holding companies, seperti Daar Al-Maal Al-Islami (Geneva), Islamic Investment Company

of the Gulf, Islamic Investment Company (Bahama), Islamic Investment Company (Sudan),

Bahrain Islamic Investment Bank (Manama) dan Islamic Investment House (Amman).

Di Indonesia diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai

dilakukan awal periode 1980-an, para tokoh yang terlibat dalam pilar tersebut adalah Karnaen

Perwataatmadja, M Dawan Raharjo, A.M. Saefuddin, M. Amien Azis dan lain-lain. Beberapa

uji coba pada skala yang relative terbatas telah diwujudkan. Di antaranya adalah Baitul

Tamwil Salman, Bandung, yang sempat tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk

lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni koperasi Ridho Gusti. 6

Akan tetapi prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru

dilakukan pada tahun 1990. Majelis ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 agustus 1990

menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil

lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada musyawarah nasional IV MUI yang

berlangsung di hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat munas IV

MUI, dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia. Kelompok

kerja yang disebut tim perbankan MUI, bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi

dengan semua pihak terkait. 7

Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut di

atas. Akte Pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November

5 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori Pe Praktik, Jakarta, GIP, 2001, h.216 Ibid7 Karnaen Perwataatmadja, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta,

1992, h. 84

Page 6: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

1991. Pada saat penandatanganan akte pendirian ini terkumpul pembelian saham sebanyak

Rp84 miliar. Pada tanggal 3 November 1991, dalam acara silaturahmi Presiden Istana Bogor,

dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp106.126.382.000,00.

Dengan modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai

beroperasi. Hingga September 1999, Bank Muamalat Indonesia telah memiliki lebih 45 outlet

yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya , Balikpapan , dan Makasar.

Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank syariah ini belum

mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional. Landasan

hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah ini hanya dikategorikan sebagai

“bank dengan sistem bagi hasil”, tidak terdapat rincian landasan hukum syariah serta jenis-

jenis usaha yang diperbolehkan. Hal ini sangat jelas tercermin dari UU No. 7 Tahun 1992,

dimana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil diuraikan hanya sepintas lalu dan

merupakan “sisipan” belaka.

Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah bank

Muamalat Indonesia. Walaupun perkembangannya “agak terlambat” tetapi bank syariah terus

berkembang. Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit Bank Syariah, maka

pada tahun 2005 jumlah bank syariah di Indonesia bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank

umum syariah dan 17 unit usaha syariah. Sementara itu, jumlah bank perkreditan rakyat

(BPRS) hinnga akhir 2004 bertambah menjadi 88 buah.8

Kelahiran Bank Islam di Indonesia relatif terlambat dibandingkan dengan negara-

negara lain sesama anggota OKI. Hal tersebut merupakan ironi, mengingat pemerintah RI

yang diwakili Menteri Keuangan Ali Wardana, dalam beberapa kali sidang OKI cukup aktif

memperjuangkan realisasi konsep bank Islam, namun tidak diimplementasikan di dalam

negeri. KH Hasan Basri, yang pada waktu itu sebagai Ketua MUI memberikan jawaban

bahwa kondisi keterlambatan pendirian Bank Islam di Indonesia karena political-will belum

mendukung.

Selanjutnya sampai diundangkannya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, BMI merupakan satu-

satunya bank umum yang mendasarkan kegiatan usahanya atas syariat Islam di Indonesia.

Baru setelah itu berdiri beberapa Bank Islam lain, yakni Bank IFI membuka cabang Syariah

8 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, PT Grafindo Persada, Jakarta, 2010

Page 7: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

pada tanggal 28 Juni 1999, Bank Syariah Mandiri (BSM) yang merupakan konversi dari

Bank Susila Bakti (BSB), anak perusahaan Bank Mandiri, serta pendirian lima cabang baru

berupa cabang syariah dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Per bulan Februari

2000, tercatat di Bank Indonesia bank-bank yang sudah mengajukan permohonan membuka

cabang syariah, yakni: Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI, Bank Bukopin, BPD

Jabar dan BPD Aceh.

Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya

Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci

landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh

bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank

konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total

menjadi bank syariah.

Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah

bank mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi para stafnya.

Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam

institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank

syariah. Hal demikian diantisipasi oleh Bank Indonesia dengan mengadakan “pelatihan

Perbankan Syariah” bagi para pejabat Bank Indonesia dari segenap bagian, terutama aparat

yang berkaitan langsung seperti DPNP (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan),

kredit, pengawasan , akuntansi , riset dan moneter.

Contoh yang mengesankan adalah BSM (Bank Syariah Mandiri), Sebagai Bank

Syariah, BSM merupakan bank milik pemerintah pertama yang melandaskan operasionalnya

pada prinsip syariah. Secara struktural, BSM berasal dari Bank Susila Bakti (BSB), sebagai

salah satu anak perusahaan di lingkup Bank Mandiri (ex BDN), yang kemudian

dikonversikan menjadi bank syariah penuh. Dalam rangka melancarkan proses konversi

menjadi bank syariah, BSM menjalin kerja sama dengan Tazkia Institute, terutama dalam

bidang pelatihan dan pendampingan konversi.

salah satu bank yang dimiliki oleh Bank Mandiri yang memiliki aset ratusan triliun

dan networking yang sangat luas, BSM memiliki beberapa keunggulan komparatif dibanding

pendahulunya. Demikian juga perkembangan politik terakhir di Aceh menjadi blessing in

disguise kepada BSM untuk dikelola secara syariah. Langkah besar ini jelas akan

menggelembungkan aset BSM dari posisi pada akhir tahun 1999 sejumlah Rp

Page 8: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah) menjadi diatas 2 hingga 3 triliun.

Perkembangan ini diikuti pula dengan peningkatan jumlah cabang BSM, yaitu dari 8 menjadi

lebih dari 20 buah.

Perkembangan Bank syariah di Indonesia kini telah menjadi tolak ukur keberhasilan

eksistensi ekonomi syariah. Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum

ini untuk menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan kebal krisis dan

mampu tumbuh dengan signifikan. Oleh karena itu perlu langkah-langkah strategis untuk

merealisasikannya.Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di

upayakan adalah pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor

cabang Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank

syariah. Langkah strategis ini merupakan respon dan inisiatif dari perubahan Undang –

Undang perbankan no. 10 tahun 1998. Undang-undang pengganti UU no.7 tahun 1992

tersebut mengatur dengan jelas landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat

dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.

Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah Indonesia

Indikasi

1998

KP/UUS

2003

KP/UUS

2004

KP/UUS

2005

KP/UUS

2006

KP/UUS

2007

KP/UUS

2008

KP/UUS

2009

KP/UUS

BUS 1 2 3 3 3 3 5 6

UUS - 8 15 19 20 25 27 25

BPRS 76 84 88 92 105 114 131 139

Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah, 2009.

Keterangan :

BUS = Bank Umum Syariah

UUS = Unit Usaha Syariah

BPRS = Bank Perkreditan Rakyat Syariah

KP/UUS = Kantor Pusat/Unit Usaha Syariah

Page 9: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan perbankan syariah berdasarkan laporan

tahunan BI 2009 (Desember 2009). secara kuantitas, pencapaian perbankan syariah sungguh

membanggakan dan terus mengalami peningkatan dalam jumlah bank. Jika pada tahun 1998

hanya ada satu Bank Umum Syariah dan 76 Bank Perkreditan Rakyat Syariah, maka pada

Desember 2009 (berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank

Indonesia) jumlah bank syariah telah mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 Bank Umum

Syariah dan 25 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah

(BPRS) telah mencapai 139 unit pada periode yang sama. Adapun nama-nama Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah yang ada di Indonesia tahun 2010 sekarang kurang lebih dari

16 antara lain seperti:

1. Bank BNI Syariah

2. Bank BRI Syariah

3. Bank Maybank Syariah Indonesia

4. Bank Mega Syariah Indonesia

5. Bank Muamalat Indonesia

6. Bank Syariah Bukopin

7. Bank Syariah Mandiri

8. Bank Victoria Syariah

9. Pan Indonesia Bank Syariah

10. CIMB Niaga Syariah

11. OCBC NISP Syariah

12. Bank Danamon Syariah

13. Bank Riau Kepri Syariah

14. BCA Syariah

15. Bank BJB Syariah

16. Bank Permata Syariah

Adapun statistik terakhir tahun 2010 jumlah BUS menjadi 11, UUS menjadi 23

dengan jumlah kantor 300 dan BPRS sejumlah 150 dengan jumlah kantor 286. 9 Ini

menunjukan betapa perjalan menuju pemurnian dunia perbankan berjalan semakin baik dan

terus membaik sesuai dengan harapan kita umat Islam. Dengan demikian peluang kedepan

9 www.bi.go.id, tanggal akses 12 September 2012

Page 10: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

jelas akan menunjukan eksistensi bank syariah akan bisa lebih dapat diterima oleh

masyarakat luas di negara Indonesia.

C. PERKEMBANGAN HUKUM PERBANKAN SYARIAH DI TANAH AIR

Sebagaimana telah dikemukakan, secara teoritis Bank Islam baru dirintis sejak tahun

1940-an dan secara kelembagaan baru dapat dibentuk pada tahun 1960-an. Di Indonesia

kenyataannya baik secara teoritis maupun kelembagaan, perkembangan Bank Islam bahkan

lebih kemudian. Eksistensi Bank Islam secara hukum positif dimungkinkan pertama kali

melalui Pasal 6 huruf m Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Pasal 6 huruf

m beserta penjelasannya tidak mempergunakan sama sekali istilah Bank Islam atau Bank

Syariah sebagaimana dipergunakan kemudian sebagai istilah resmi dalam UUPI, namun

hanya menyebutkan:

“menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah."

Di dalam Pasal 5 ayat (3) PP No. 70 Tahun 1992 tentang Bank Umum pun hanya

disebutkan frasa “Bank Umum yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil” dan di

penjelasannya disebut “Bank berdasarkan prinsip bagi hasil”. Begitu pula dalam Pasal 6 ayat

(2) PP No. 71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat hanya menyebutkan frasa “Bank

Perkreditan Rakyat yang akan melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip bagi hasil”

yang dalam penjelasannya disebut “Bank Perkreditan Rakyat yang berdasarkan bagi hasil”.

Kesimpulan bahwa “bank berdasarkan prinsip bagi hasil” merupakan istilah bagi

Bank Islam atau Bank Syariah baru dapat ditarik dari Penjelasan Pasal 1 ayat (1) PP No. 72

Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Dalam penjelasan ayat tersebut

ditetapkan bahwa yang dimaksud dengan prinsip bagi hasil adalah prinsip muamalat

berdasarkan Syari’at dalam melakukan kegiatan usaha bank. 10

Melihat ketentuan-ketentuan yang ada dalam PP No. 72 Tahun 1992,

keleluasaan untuk mempraktekkan gagasan perbankan berdasarkan syariat Islam terbuka

10 Peri Umar Farouk, Sejarah Hukum Perbankan Syari'ah Di Indonesia lihat diwww.inlawnesia.net

Page 11: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

seluas-luasnya, terutama berkenaan dengan jenis transaksi yang dapat dilakukan. Pembatasan

hanya diberikan dalam hal :

1. Larangan melakukan kegiatan usaha yang tidak berdasarkan prinsip bagi hasil

(maksudnya kegiatan usaha berdasarkan perhitungan bunga) bagi Bank Umum atau Bank

Perkreditan Rakyat yang kegiatan usahanya semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil.

Begitu pula Bank Umum atau BPR yang kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi

hasil dilarang melakukan kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip bagi hasil.

2. Kewajiban memiliki Dewan Pengawas Syariah yang bertugas melakukan

pengawasan atas produk perbankan baik dana maupun pembiayaan agar berjalan sesuai

dengan prinsip Syari’at, dimana pembentukannya dilakukan oleh bank berdasarkan hasil

konsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Pada saat berlakunya UU No. 7 Tahun 1992, selain ketiga PP tersebut di atas tidak

ada lagi peraturan perundangan yang berkenaan dengan Bank Islam. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa eksistensi Bank Islam yang telah diakui secara hukum positif di Indonesia,

belum mendapatkan dukungan secara wajar berkenaan dengan praktek traksaksionalnya. Hal

ini dapat dilihat misalnya dari tidak seimbangnya jumlah dana yang mampu dikumpulkan

dibandingkan dengan penyalurannya di masyarakat. Bagi BMI tidak ada kesulitan untuk

mengumpulkan dana berupa tabungan dan investasi dari masyarakat, namun untuk

penyalurannya masih sangat terbatas, mengingat belum adanya instrumen investasi yang

berdasarkan prinsip syariah yang diatur secara pasti, baik instrumen investasi di Bank

Indonesia, Pemerintah, atau antar-bank. Tidak mengherankan bilamana dalam Laporan

Keuangan BMI pada masa tersebut dapat ditemukan satu pos anggaran atau account yang

diberi istilah sebagai “Pendapatan Non Halal”, yakni pendapatan yang didapat dari transaksi

yang bersifat perbankan konvensional.

Perkembangan lain yang patut dicatat berkaitan dengan perbankan syariah pada saat

berlakunya Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah berdirinya Badan

Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI). BAMUI berdiri secara resmi tanggal 21 Oktober

1993 dengan pemrakarsa MUI dengan tujuan menyelesaikan kemungkinan terjadinya

sengketa muamalat dalam hubungan perdagangan, industri, keuangan, jasa dan lain-lain di

kalangan umat Islam di Indonesia. Dengan demikian dalam transaksi-transaksi atau

perjanjian-perjanjian bidang perbankan syariah lembaga BAMUI dapat menjadi salah satu

choice of forum bagi para pihak untuk menyelesaikan perselisihan atau sengketa yang

Page 12: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

mungkin terjadi dalam pelaksanaan transaksi atau perjanjian tersebut. Perkembangan

kemudian berkenaan dengan BAMUI, melalui Surat Keputusan Majelis Ulama Indonesia No.

Kep-09/MUI/XII/2003 tanggal 24 Desember 2003 menetapkan di antaranya perubahan nama

BAMUI menjadi Badan Arbitrase Syari’ah Nasional (BASYARNAS) dan mengubah bentuk

badan hukumnya yang semula merupakan Yayasan menjadi ‘badan’ yang berada di bawah

MUI dan merupakan perangkat organisasi MUI.

Meskipun pada saat berlakunya Undang-undang No. 7 Tahun 1992 perkembangan

perbankan syariah masih sangat terbatas, namun sebagaimana disebutkan oleh Prof. Dr.

Mariam Darus Badrulzaman, SH merupakan salah satu tonggak sejarah yang sangat penting

khususnya di dalam kehidupan umat Islam dan pada umumnya bagi perkembangan Hukum

Nasional. Dalam makalahnya yang berjudul “Peranan BAMUI Dalam Pembangunan Hukum

Nasional” beliau mengatakan sebagai berikut :

“Undang-undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 membawa era baru dalam sejarah

perkembangan hukum ekonomi di Indonesia. Undang-undang tersebut memperkenalkan

“sistem bagi hasil” yang tidak dikenal dalam Undang-undang tentang Pokok Perbankan No.

14 Tahun 1967. Dengan adanya sistem bagi hasil itu maka Perbankan dapat melepaskan diri

dari usaha-usaha yang mempergunakan sistem “bunga”.

… Jika selama ini peranan Hukum Islam di Indonesia terbatas hanya pada bidang

hukum keluarga, tetapi sejak tahun 1992, peranan Hukum Islam sudah memasuki dunia

hukum ekonomi (bisnis).”

Pada tahun 1998 eksistensi Bank Islam lebih dikukuhkan dengan dikeluarkannya

Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 7 Tahun

1992 tentang Perbankan. Dalam Undang-undang tersebut, sebagaimana ditetapkan dalam

angka 3 jo. angka 13 Pasal 1 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, penyebutan terhadap

entitas perbankan Islam secara tegas diberikan dengan istilah Bank Syari’ah atau Bank

Berdasarkan Prinsip Syari’ah. Pada tanggal 12 Mei 1999, Direksi Bank Indonesia

mengeluarkan tiga buah Surat Keputusan sebagai pengaturan lebih lanjut Bank Syariah

sebagaimana telah dikukuhkan melalui Undang-undang No. 10 Tahun 1998, yakni :

Page 13: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

1. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/33/KEP/DIR tentang Bank Umum,

khususnya Bab XI mengenai Perubahan Kegiatan Usaha dan Pembukaan Kantor

Cabang Syariah;

2. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum

Berdasarkan Prinsip Syariah ; dan

3. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR tentang Bank

Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.

Selanjutnya berkenaan dengan operasional dan instrumen yang dapat dipergunakan

Bank Syariah, pada tanggal 23 Februari 2000 Bank Indonesia secara sekaligus mengeluarkan

tiga Peraturan Bank Indonesia, yakni :

1. Peraturan Bank Indonesia No. 2/7/PBI/2000 tentang Giro Wajib Minimum Dalam

Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Yang Melakukan Kegiatan Usaha

Berdasarkan Prinsip Syariah , yang mengatur mengenai kewajiban pemeliharaan giro

wajib minimum bank umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah;

2. Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000 tentang Pasar Uang Antar Bank

Berdasarkan Prinsip Syariah, yang dikeluarkan dalam rangka menyediakan sarana

penanaman dana atau pengelolaan dana antarbank berdasarkan prinsip syariah; dan

3. Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/2000 tentang Sertifikat Wadiah Bank

Indonesia (SWBI) , yakni sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti

penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip Wadiah yang merupakan piranti

dalam pelaksanaan pengendalian moneter semacam Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

dalam praktek perbankan konvensional.

Berkenaan dengan peraturan-peraturan Bank Indonesia di atas, relevan dikemukakan

dalam hal ini mengenai tugas Bank Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan

kebijakan moneter berdasarkan prinsip syariah, sebagaimana disebutkan dalam Undang-

undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (UUBI). Pasal 10 ayat (2) UUBI

memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk menggunakan cara-cara berdasarkan

prinsip syariah dalam melakukan pengendalian moneter. Kemudian Pasal 11 ayat (1) UUBI

juga memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk mengatasi kesulitan pendanaan

jangka pendek suatu Bank dengan memberikan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

untuk jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari. Dipandang dari sudut lain, dengan

Page 14: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

demikian UUBI sebagai undang-undang bank sentral yang baru secara hukum positif telah

mengakui dan memberikan tempat bagi penerapan prinsip-prinsip syariah bagi Bank

Indonesia dalam melakukan tugas dan kewenangannya.

Disamping peraturan-peraturan tersebut di atas, terhadap jenis kegiatan, produk dan

jasa keuangan syariah, Bank Syariah juga wajib mengikuti semua fatwa Dewan Syariah

Nasional (DSN), yakni satu-satunya dewan yang mempunyai kewenangan mengeluarkan

fatwa atas jenis-jenis kegiatan, produk dan jasa keuangan syariah, serta mengawasi penerapan

fatwa dimaksud oleh lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia. Sampai saat ini DSN

telah memfatwakan sebanyak 43 fatwa, melingkupi fatwa mengenai produk perbankan

syariah, lembaga keuangan non-bank seperti asuransi, pasar modal, gadai serta berbagai

fatwa penunjang transaksi dan akad lembaga keuangan syariah, yakni sebagai berikut:11

No. NOMOR FATWA TENTANG

1 01/DSN-MUI/IV/2000 Giro

2 02/DSN-MUI/IV/2000 Tabungan

3 03/DSN-MUI/IV/2000 Deposito

4 04/DSN-MUI/IV/2000 Murabahah

5 05/DSN-MUI/IV/2000 Jual Beli Salam

6 06/DSN-MUI/IV/2000 Jual Beli Istishna

7 07/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Mudharabah (Qiradh)

8 08/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Musyarakah

9 09/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Ijarah

10 10/DSN-MUI/IV/2000 Wakalah

11 11/DSN-MUI/IV/2000 Kafalah

12 12/DSN-MUI/IV/2000 Hawalah

13 13/DSN-MUI/IX/2000 Uang Muka dalam Murabahah

11 http://www.mui.or.id

Page 15: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

14 14/DSN-MUI/IX/2000 Sistem Distribusi Hasil Usaha dalam LKS

15 15/DSN-MUI/IX/2000 Prinsip Distribusi Hasil Usaha dalam LKS

16 16/DSN-MUI/IX/2000 Diskon dalam Murabahah

17 17/DSN-MUI/IX/2000Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran

18 18/DSN-MUI/IX/2000Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktifdalam LKS

19 19/DSN-MUI/IX/2000 Al-Qardh

20 20/DSN-MUI/IX/2000Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk ReksaDana Syariah

21 21/DSN-MUI/X/2001 Pedoman Umum Asuransi Syari’ah

22 22/DSN-MUI/III/2002 Jual Beli Istishna Paralel

23 23/DSN-MUI/III/2002 Potongan Pelunasan Dalam Murabahah

24 24/DSN-MUI/III/2002 Safe Deposit Box

25 25/DSN-MUI/III/2002 Rahn

26 26/DSN-MUI/III/2002 Rahn Emas

27 27/DSN-MUI/III/2002 Al-Ijarah al-Muntahiya bi al-Tamlik

28 28/DSN-MUI/III/2002 Jual Beli Mata Uang (al-Sharf)

29 29/DSN-MUI/VI/2002 Pembiayaan Pengurusan Haji LKS

30 30/DSN-MUI/VI/2002 Pembiayaan Rekening Koran Syari’ah

31 31/DSN-MUI/VI/2002 Pengalihan Utang

32 32/DSN-MUI/IX/2002 Obligasi Syari’ah

33 33/DSN-MUI/IX/2002 Obligasi Syari’ah Mudharabah

34 34/DSN-MUI/IX/2002 L/C Impor Syari’ah

35 35/DSN-MUI/IX/2002 L/C Ekspor Syari’ah

36 36/DSN-MUI/X/2002 Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia

Page 16: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

37 37/DSN-MUI/X/2002Pasar Bank Antarbank Berdasarkan PrinsipSyariah

38 38/DSN-MUI/X/2002Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank(Sertifikat IMA)

39 39/DSN-MUI/X/2002 Asuransi Haji

40 40/DSN-MUI/X/2003Pasar Modal dan Pedoman Umum PenerapanPrinsip Syariah di bidang Pasar Modal

41 41/DSN-MUI/III/2004 Obligasi Syariah Ijarah

42 42/DSN-MUI/V/2004 Syariah Charge Card

43 43/DSN-MUI/VIII/2004 Ganti Rugi (Ta’widh)

Produk perbank syariah yang terdiri dari produk penghimpunan dana (funding),

penyaluran dana (lending), dan kegiatan bidang jasa (service). Pada tahap awal perbankan

syariah mendasarkan ketentuan hukumnya pada ketentuan fatwa yang dikeluarkan oleh

Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI) perkembangan berikutnya substansi dari fatwa tersebut

kemudian menjadi hukum positif dengan dimasukkannya ke dalam peraturan Bank Indonesia

(PBI).12

Selain itu Bank Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan yang didasari dari fatwa

MUI yaitu antara lain seperti pada tahun 2005 : PBI No. 7/46/PBI/2005 tentang akad

penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah dan PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah

dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah.

Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Penyempurnaan Undang-undang No.7

Tahun 1992 tentang Perbankan merupakan langkah maju dalam perkembangan perbankan,

terutama bagi perbankan syariah. Dalam undang-undang ini perbankan syariah diberikan

perlakuan yang sama equal treatment dengan perbankan konvensional. Padahal jika dilihat

12 Abdul Ghofur Anshori, Pembentukan Bank Syariah Melalui Akuisisi dan Konversi, UII PressYogyakarta, 2010, h. 40

Page 17: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

jumlahnya, ketika undang-undang itu disahkan, baru ada satu bank syariah –Bank Muamalat-

dan sekitar 70 BPR Syariah.13

Disahkannya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 telah membuka kesempatan lebih

luas bagi bank syariah untuk berkembang. Undang-undang ini bahkan tidak saja menyebut

bank syariah secara berdampingan dengan bank konvensional dalam pasal demi pasal, tetapi

juga menyatakan secara rinci prinsip produk perbankan syariah, seperti Murabahah, Salam,

Istisna, Mudharabah, Musyarakah dan Ijarah; padahal dalam Undang-undang No. 7 Tahun

1992 tetang Perbankan, nama syariah pun sama sekali tidak disebut.

Meskipun tidak menyebut secara eksplisit, undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang

Perbankan sebenarnya telah cukup memberikan keleluasaan bagi bank syariah untuk

mengembangkan sendiri produknya, sebab undang-undang itu hanya mengikat sistem

perbankan konvensional. Hal itu dapat dilihat, baik dari sisi teoritis maupun praktis,

perbankan syariah telah mendapat tempat khusus. Sebagai contoh dalam perpajakan ada

ketentuan yang tidak mengenakan pajak jual-beli atas penjualan oleh sebuah bank syariah,

sepanjang penjualan itu merupakan bisnis murni bank syariah, karena memang prinsip

operasinya mengharuskan seperti itu. Oleh karena itu secara teoritis semestinya produk bank

syariah telah berkembang karena Bank Muamalat telah didirikan sejak tahun 1992. 14

Selanjutnya hukum perbankan syariah mulai menaiki tangga yang lebih tinggi dan

memasuki pintu sistem hukum perbankan yang lebih mapan dengan keluarnya Undang-

Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dimana jelas jelas undang undang ini

akan lebih memihak kepada sistem hukum yang Islami dan memberikan kepastian dan

eksistensi perbankan yang didasari hukum fiqh Islam.

Era baru perbankan syariah dianggap sebagai era “pemurnian”, setelah disahkan

Undang-undang Perbankan Syariah yang pengundangnnya dalam Lembaran Negara

dilakukan tanggal 16 Juli 2008. Undang undang tentang perbankan syariah ini

memperkenalkan beberapa muatan baru dan lembaga hukum baru yang ditujukan untuk

13 Bandingkan dengan 400 bank konvensional dan 8000 BPR konvensional.14 Cecep Maskanul Hakim, Problem Pengembangan Produk Dalam Bank Syariah, Tim

Penelitian dan Pengembangan Bank Syariah-DPNP, BI, mantan staf yang membidangi pengembanganproduk aset Bank Muamalat lihat di http://www.bi.go.id

Page 18: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,

kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.15

Dalam pengembangan sistem hukum perbankan syariah ini dilakukan dalam kerangka

wujudnya sistem dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang

semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan

syariah dan perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat

secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor

perekonomian nasional.16

Karakteristik sistem hukum perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip

bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi

masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang

beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan

menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan

beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang

lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan

dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai

produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan antara sektor

keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut.

Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung

kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang

bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang

pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan

harga jangka menengah-panjang.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah

nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong

15 Abdul Ghofur Anshori, Pembentukan Bank Syariah Melalui Akuisisi dan Konversi, UII PressYogyakarta, 2010

16 http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Perbankan+Syariah/

Page 19: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif,

yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun

terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian

nasional akan semakin signifikan.

Untuk memberikan pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan meletakkan

posisi serta cara pandang Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah di

Indonesia, selanjutnya Bank Indonesia pada tahun 2002 telah menerbitkan “Cetak Biru

Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Dalam penyusunannya, berbagai aspek

telah dipertimbangkan secara komprehensif, antara lain kondisi aktual industri perbankan

syariah nasional beserta perangkat-perangkat terkait, trend perkembangan industri perbankan

syariah di dunia internasional dan perkembangan sistem keuangan syariah nasional yang

mulai mewujud, serta tak terlepas dari kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih makro

seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia

(ASKI) maupun international best practices yang dirumuskan lembaga-lembaga keuangan

syariah internasional, seperti IFSB (Islamic Financial Services Board), AAOIFI dan IIFM.17

Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan

terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional. Oleh

karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional selalu mengacu kepada

rencana-rencana strategis lainnya, seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur

Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Dengan

demikian upaya pengembangan perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang

mendukung pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada tingkat nasional.

“Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” memuat visi, misi dan sasaran

pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan inisiatif strategis dengan prioritas yang

jelas untuk menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke

depan, yaitu pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui pendalaman

peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional, regional dan internasional, dalam

kondisi mulai terbentuknya integrasi dgn sektor keuangan syariah lainnya.18

17 http://www.bi.go.id18 ibid

Page 20: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada pelayanan

pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan syariah

nasional harus sanggup untuk menjadi pemain domestik akan tetapi memiliki kualitas

layanan dan kinerja yang bertaraf internasional. Pada akhirnya, sistem perbankan syariah

yang ingin diwujudkan oleh Bank Indonesia adalah perbankan syariah yang modern, yang

bersifat universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem

perbankan yang menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi syariah yang

dirumuskan secara bijaksana, dalam konteks kekinian permasalahan yang sedang dihadapi

oleh bangsa Indonesia, dan dengan tetap memperhatikan kondisi sosio-kultural di dalam

mana bangsa ini menuliskan perjalanan sejarahnya. Hanya dengan cara demikian, maka

upaya pengembangan sistem perbankan syariah akan senantiasa dilihat dan diterima oleh

segenap masyarakat Indonesia sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri.

Dengan demikian secara garis besar sejarah hukum perbankan syariah di Indonesia

dapat digolongkan menjadi empat tahapan yaitu:

a. Era sebelum Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

b. Era Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

c. Era Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang

Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

d. Era Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Sampai terbitnya Undang Undang No 10 Tahun 1998 Indonesia telah melewati

tahapan pembinaan, yaitu tahapan perkenalan yang ditandai dengan diberlakukannya Undang

Undang nomor 7 Tahun 1992, dan tahapan pengakuan yang ditandai dengan diberlakukannya

Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998. Tahapan berikutnya adalah tahapan pemurnian

dengan diberlakukannya Undang undang khusus mengatur perbankan syariah yaitu Undang

Undang nomor 21 tahun 2008.19

Secara garis besar ketentuan dalam undang undang tersebut kegiatan yang dapat

dilakukan bank syariah adalah kegiatan penghimpunan dana (funding), penyaluran dana

(lending), dan kegiatan bidang jasa (service). Kegiatan usaha dimaksud adalah terealiasisi

dalam produk produk perbankan syariah yang disediakan. Produk penghimpunan dana

19 Abdul Ghofur Anshori, Pembentukan Bank Syariah Melalui Akuisisi dan Konversi, UII Press,Yogyakarta, 2010, h. 17

Page 21: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

adalah produk simpanan berupa giro, tabungan, atau bentuk alinnya yang dipersamakan

dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah dan investasi berupa deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah. Sementara yang termasuk dalam kategori penyaluran dana adalah produk

perbankan di bidang pembiayaan yakni berupa pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad

mudharabah, akad musyarakah, pembiayaan berdasarkan akad murabahah, Salam, istishna’,

pembiayaan berdasarkan akad qardh, pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahia bittamlik. 20

Produk perbankan di bidang jasa terdiri dari pengambilalihan utang berdasarkan akad

hawalah, usaha kartu kredit atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, menerima

pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga

atau pihak ketiga berdarkan prinsip syariah, melakukan penitipan untuk kepentingan pihak

lain berdasarkan prinsip syariah, menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berharga berdasarkan prinsip syariah, memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri

maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah, melakukan fungsi sebagai

wali amanat berdasarkan akad wakalah, dan memberikan fasilitas letter of credit atau bank

garansi berdasarkan prinsip syariah.21

Melihat minat masyarakat yang semakin meningkat serta didorong oleh adanya

perkembangan yang terjadi di negara lain BI kemudian mengeluarkan regulasi berupa PBI

antara lain:

1. PBI No. 10/16/PBI/2008 tentang teknis kegiatan usaha bank syariah

2. PBI No. 10/17/PBI/2008 tentang produk bank syariah dan unit usaha syariah

3. PBI No. 11/31/PBI/2009 tentang Perubahan kegiatan usaha bank konvensional

menjadi bank syariah disertai uji fit and proper test bank syariah dan unit usaha

syariah

Dengan adanya berbagai undang undang dan peraturan pemerintah tersebut maka

banyaklah bank swasta yang kemudian melakukan akuisis ataupun konversi dari bank

20 Ibid, h.2221 Ibid.h., 23

Page 22: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

konvensional menjadi bank syariah, hatta HSBC sekarang juga melirik sistem perbankan

syariah guna menarik nasabah lebih banyak lagi dan melayani nasabah yang ingin

menggunakan jasa sistem perbankan syariah.

D. STRATEGI KEDEPAN MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN

Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia, maka

Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan

Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yang meliputi aspek-aspek

strategis, yaitu: Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan syariah terkemuka di

ASEAN, pembentukan citra baru perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan

universal, pemetaan pasar secara lebih akurat, pengembangan produk yang lebih beragam,

peningkatan layanan, serta strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah

lebih dari sekedar bank. Selanjutnya berbagai program konkrit telah dan akan dilakukan

sebagai tahap implementasi dari grand strategy pengembangan pasar keuangan perbankan

syariah, antara lain adalah sebagai berikut:22

Pertama, menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I tahun

2008 membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond Banking, dengan

pencapaian target asset sebesar Rp.50 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 40%,

fase II tahun 2009 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan

syariah paling atraktif di ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.87

triliun dan pertumbuhan industri sebesar 75%. Fase III tahun 2010 menjadikan

perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah terkemuka di ASEAN,

dengan pencapaian target asset sebesar Rp.124 triliun dan pertumbuhan industri

sebesar 81%.

Kedua, program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek positioning,

differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah sebagai perbankan yang

saling menguntungkan kedua belah pihak, aspek diferensiasi dengan keunggulan

kompetitif dengan produk dan skema yang beragam, transparans, kompeten dalam

keuangan dan beretika, teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly,

serta adanya ahli investasi keuangan syariah yang memadai. Sedangkan pada aspek

branding adalah “bank syariah lebih dari sekedar bank atau beyond banking”.

22 http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Perbankan+Syariah/

Page 23: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

Ketiga, program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar perbankan

syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah sebagai layanan

universal atau bank bagi semua lapisan masyarakat dan semua segmen sesuai dengan

strategi masing-masing bank syariah.

Keempat, program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk yang

beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling

menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar

nama produk yang mudah dipahami.

Kelima, program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang

kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan

kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah

kepada nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi prinsip syariah; dan

Keenam, program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien

melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung (media cetak,

elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang

kemanfaatan produk serta jasa perbankan syariah yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat.

Adapun strategi utama menurut Iman Hilman dalam konsep pengembangan bank

syariah di masa depan adalah “transformasi” terutama harus dilakukan oleh kalangan internal

perbankan syariah. Transformasi itu adalah

1. Transformasi dari produk syariah ke korporat syariah

2. Transformasi dari sentimen emosional ke rasional profesional

3. Transformasi dari pelanggan muslim ke pelanggan umum

4. Transformasi dari pengusaha besar kepada oreintasi yang lebih adil

5. Transformasi dari motif investasi ke akumulasi modal.23

Sedangkan menurut Purnomo Sidi konsep pengembangan bank syariah di masa depan

dapat dilakukan dengan langkah langkah berikut:

Langkah pertama, pengembangan usaha yang perlu dilakukan banks syariah di masa

depan yaitu menciptakan sumber dana yang stabil untuk mendukung proses

penciptaan investasi dengan lebih baik

23 Iman Hilman, Perbankan Syariah Masa Depan, Senayan Abadi, Jakarta, 2003 h, 14

Page 24: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

Langkah kedua, yaitu masalah ketidakjelasan pendapatan masa depan, dapat

diminimalisasi dengan menempatkan deposan tidak hanya sebagai sleeping

partnership, tetapi juga sebagai mitra yang sebanding dengan pengusaha

Langkah ketiga, yaitu penciptaan produk pruduk keuangan baru dalam perbankan

syariah.

Langkah keempat, yaitu pemerintah harus mengambil inisiatif untuk menciptakan

suatu sistem pendidikan ekonomi yang telah memasukkan konsep syariah di

dalamnya.

Langkah kelima, perlu adanya langkah riil dari pihak bank syariah untuk

meningkatkan penelitian dan pengembangan24

Selain itu pengembangan perbankan syariah agar dapat mengatasi hambatan dan

tantangan di era yang akan datang menurut Ardy Luthfi Siregar dapat dilakukan dengan

mengambil contoh dengan sebidang segi tiga yang dinamakan segitiga fungsional

pengembangan bank syariah, dimana di sisi pertama adalah mengenai development & human

resources, yang kedua adalah marketing system & internal procedure, sedangkan yang ketiga

adalah support & technologi. Dari konsep ini diyakini jika dijalankan dengan baik, didukung

oleh manajemen yang baik, karyawan yang punya skill baik, dan tidak melupakan satu bagian

sudut dengan sudut yang lain, maka target untuk pengembangan perbankan syariah menuju

masa depan akan merupakan achievment, bukan lagi sekedar target. 25

E. KESIMPULAN

Perjalanan perbankan syariah yang berasal dari pemikiran dari alim ulama,

cendekiawan, ahli hukum dan para ekonom muslim yang berusaha menegakkan hukum

Allah di muka bumi pada awalnya sangatlah tabu dibicarakan, sangat fundamentalis, apalagi

namanya “syariah” sangat sulit diterima bahkan ditentang keras dari segala pihak, oleh

karenanya wajarlah apabila orang dulu akan pesimis adanya sistem keuangan yang bebas

dari riba dan menggunakan sistem yang dibolehkan oleh ajaran Islam, apalagi di tanah air

kita yang mana perekonomian berputar kencang di lingkungan nonmuslim.

Namun kini apabila mereka masih hidup, dan mereka melihat perkembangan yang

ada sekarang maka akan terkejutlah mereka, karena banyaknya bank syariah yang ada

sekarang ini di Indonnesia, apalagi bank syariah yang tumbuh sekarang begitu kuatnya dan

menjanjikan bagi nasabahnya, banyak keuntungannya, bahkan bank yang notabenenya

24 Ibid, h., 3025 Ibid,h. ,111

Page 25: PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DALAM · PDF filesesama manusia lainnya, termasuk kekejian yang lahir dari sistem rente, bunga, ... bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir

terkenal dengan bank (pemiliknya) nonmuslim kini membuka usaha yang bernama “bank

syariah” atau “unit usaha syariah”, karena mencari untung.

Terlepas dari niat untung duniawi ataupun mencari keredaan Allah, yang pasti bank

syariah tengah melangkah pasti menuju tangga yang lebih tinggi lagi guna memberikan

kenyamanan dan pelayanan yang lebih baik lagi dari sekarang, kita adalah saksi sejarah, patut

buat kita untuk terus memperjuangkan hal ini demi tegaknya hukum Allah di muka bumi,

amin.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, PT Grafindo Persada, Jakarta,

2010

Abdul Ghofur Anshori, Pembentukan Bank Syariah Melalui Akuisisi dan Konversi, UII Press

Yogyakarta, 2010

FILA, Mengapa Saya Memilih Bank Syariah, BMI, Jakarta, 2003

Iman Hilman, dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Senayan Abadi, Jakarta, 2003

Karnaen Perwataatmadja, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Prima Yasa,

Yogyakarta, 1992

Mervyn K. Lewis & Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah , Prinsip, Praktik, dan Prospek,

PT. Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2001

Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, Rineka Cipta, Jakarta, 1994

M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, GIP, Jakarta, 2001

Zainul Arifin, memahami Bank Syariah, Alvabet, Jakarta, 2000

http://www.bi.go.id

http:// www.inlawnesia.net

http://www.mui.or.id