Perkembangan pembangunan (suripto 2013)
-
Upload
researcher-syndicate68 -
Category
Government & Nonprofit
-
view
496 -
download
3
description
Transcript of Perkembangan pembangunan (suripto 2013)
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN DAN KOTA TERBAIK DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
Suripto
Puslitbang. SIOAN - LAN
Jl. Veteran 10 Jakarta Pusat E-mail: [email protected] atau [email protected]
Diterima : 13/08/2013 Direvisi :04/10/2013 Disetujui : 23/12/2013
ABSTRAK Provinsi Sumatera Selatan memiliki perkembangan pembangunan manusia yang sangat baik.
Hal ini ditunjukan dengan capaian peringkat 10 besar nasional dan pertumbuhan indek pembangunan manusia selama 2005-2010. Namun demikian, capaian tersebut merupakan kontribusi dari seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Selatan. Hal yang sangat menarik adalah perkembangan pembangunan manusia kabupaten dan kota sangat bervariasi, kondisi tersebut yang menunjukan kurang meratanya pembangunan di Sumatera Selatan. Study ini menganalisa kabupaten/kota yang memiliki perkembangan pembangunan manusia terbaik dengan menggunakan metode evaluasi dan tool analytical hierarchy process (AHP). Hasil Analisa menunjukan bahwa Kabupaten Musi Rawas memiliki pembangunan manusia terbaik dengan nilai 10.1 persen. Kata Kunci : Sumatera Selatan, pembangunan manusia, pendidikan, kesehatan, perkembangan DEVELOPMENT OF HUMAN DEVELOPMENT DISTRICT AND BEST
CITY IN THE PROVINCE OF SOUTH SUMATRA ABSTRACT
South Sumatera province has the development of excellent human development. This is evidenced by the achievements of the national top 10 ranking and growth in human development index during 2005-2010. However, the achievement is a contribution from all counties and cities in South Sumatra. It is very interesting is the development of human development and urban districts varying widely, which indicates the condition is less uneven development in South Sumatra. This study analyzes the District / Municipality that have the best human development progress by using the method of evaluation and analytical tool hierarchy process (AHP). Analysis results show that the Musi Rawas has the best human development with a value of 10.1 percent. Keywords : South Sumatera, human development, education, health, development
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
34
PENDAHULUAN Capaian Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) antar provinsi
memiliki variasi yang cukup tinggi.
Hasil tersebut tentunya tidak terlepas
dari komitmen pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan pembangun
Perbedaan pencapaian ini mengaki
batkan terjadinya disparitas pem
bangunan antar daerah. Kualitas
capaian IPM umumnya ditentukan
dengan skala internasional dalam
pencapaian IPM dikategorikan
menjadi empat yaitu kategori tinggi
(IPM≥80), kategori menengah atas
(66≤IPM<80), kategori menengah
bawah (50≤IPM<66), dan kategori
rendah (IPM<50). Artinya bila nilai
indeksnya semakin besar maka
semakin berkualitas dalam pem
bangunan bidang kesehatan,
pendidikan, pendapatan dan
sebagainya. Kemudian merujuk pada
hasil statistik tahun 2010 oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) maka provinsi
yang termasuk dalam 10 besar
pembangunan manusia meliputi
Provinsi Daerah Khusus Ibukota
(DKI) Jakarta (77,60); Sulawesi
Utara (76,09); Provinsi Riau (76.07);
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
(75,77); Kalimantan Timur (75,56);
Kepulauan Riau (75,07); Kalimantan
Tengah (74,64); Sumatera Utara (74,19);
Sumatera Barat (73,78); dan Sumatera
Selatan (72,95).
Pada umumnya, penempatan prestasi
pembangunan manusia didasarkan atas
nilai akhir IPM dari setiap daerah.
Sehingga dengan demikian, provinsi yang
telah memiliki nilai tinggi memiliki peluang
yang besar untuk tetap menempati
tertinggi dan sebaliknya. Hal ini
menunjukan kurang objektifitas atas
capaian pertumbuhan pembangunan
manusia di daerah dalam waktu tertentu.
Pada level provinsi, IPM DKI Jakarta
selalu menduduki peringkat pertama
diikuti oleh Provinsi Sulawesi Utara, Riau,
dan DI Yogyakarta. Sedangkan di
peringkat terakhir, pada tahun 1990
ditempati oleh Provinsi Nusa Tenggara
Timur, tetapi tahun 1991 sampai 2004
peringkat terakhir ditempati oleh Provinsi
Nusa Tenggara Barat, dan sejak tahun
2005 sampai 2010 peringkat terakhir IPM
ditempati oleh Provinsi Papua. Gap antara
IPM DKI Jakarta yang menempati
peringkat tertinggi, dengan IPM Papua
yang menempati peringkat terendah
mencapai 12,66 poin sedikit menyempit
dibandingkan gap tahun 2009 yang
sebesar 12,83 poin.
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
35
Grafik 1. Pergerakan Peringkat IPM Nasional Tahun 2005 sampai 2010
Sumatera Selatan menjadi salah
satu provinsi dengan kualitas
pembangunan manusia di atas rata-
rata dari provinsi lainnya di
Indonesia. Dengan Visi “Sumatera
Selatan Sejahtera dan Terdepan
Bersama Masyarakat Cerdas Yang
Berbudaya”, Pembangunan manusia
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel)
selama periode 2005 sampai 2010
memiliki pertumbuhan yang sangat
baik. Kondisi tersebut dapat dilihat
dari peringkat Sumsel yang naik 3
peringkat secara nasional. Pada
tahun 2005 Provinsi Sumsel
menempati peringkat 13 sedangkan
pada tahun 2010 menempati
peringkat 10 atau sebagai juru kunci
10 besar pembangunan manusia
nasional. Pertumbuhan yang dicapai
selama kurun tersebut adalah
sebesar sebesar 2.72 point.
Pergeseran peringkat pembangunan
manusia secara nasional tahun 2005
sampai 2010 seperti pada Grafik 1. Dari
data tersebut dapat dilihat hanya ada dua
provinsi yang memiliki peningkatan
peringkat lebih tinggi dibandingkan
Sumsel yakni Sulawesi Selatan dan Jawa
Timur. Sedangkan yang mengalami
penurunan cukup peringkat paling banyak
meliputi Provinsi Banten, Provinsi Maluku
dan Provinsi Maluku Utara. Sedangkan
dilihat dari peningkatan jumlah nilai,
Sumsel menempati peringkat ke lima
setelah Papua Barat sebesar 4,32 point,
Nusa Tenggara Timur sebesar 3,67 point,
Sulawesi Selatan sebesar 3,56 point dan
Jawa Timur sebesar 3,20 point. Dengan
data dan fakta tersebut maka provinsi
yang memiliki pertumbuhan nilai dan
peringkat sangat baik meliputi Sumatera
Selatan, Sulawesi Selatan dan Jawa
Timur. Tentunya ketiga provinsi tersebut
sangat menarik untuk dikaji dan diteliti
lebih lanjut terkait pertumbuhan variabel -
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
36
variabel pembangunan manusianya.
Namun demikian study ini
menfokuskan pembangunan
manusia dengan lokus Provinsi
Sumsel.
Perkembangan pembangunan
manusia di Provinsi Bumi Sriwijaya
ini ditunjukan dengan perbaikan
variabel-variabel IPM. Data
perkembangan varibel IPM tahun
2010 yakni bidang kesehatan
ditunjukan dengan mening katnya
angka harapan hidup sebesar 1,6
tahun, menurunnya angka sebanyak
2,3 Bayi per 1000 kelahiran hidup,
Angka kematian ibu sebanyak 77,6
per 100.000 kelahiran hidup,
menurunnya prosentase gizi buruk
pada balita sebesar 0,2, mening
katnya Presentase Kecamatan
Bebas Rawan Gizi sebesar 12,02,
Persen tase Rumah Tangga
Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
sebesar 26. Capaian peningkatan
tersebut tentunya tidak terlepas dari
penyediaan akses kesehatan
masyarakat antara lain
bertambahnya sarana dan prasarana
kesehatan seperti Posyandu
Purnama & Mandiri, Rumah Sakit
yang Menyelenggarakan 4
Pelayanan Kesehatan Spesialis
Dasar, Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan dan Rasio Puskesmas
terhadap Jumlah Penduduk. Dalam
bidang pendidikan tahun 2010, Angka
melek huruf sebesar 97,5 persen dan
Angka rata-rata sekolah sebesar 9 tahun.
Selanjutnya dalam bidang ekonomi,
Provinsi Sumsel mengalami pertumbuhan
ekonomi sebesar 4,3 persen pada tahun
2006 dan pada tahun 2010 sebesar 6,9
persen, sebagai salah satu indikatornya di
tunjukan dengan pendapatan perkapita
berdasarkan harga berlaku tanpa migas
sebesar Rp. 9.791.000 atau meningkat
Rp. 505.000, penurunan persentase
penduduk miskin sebesar 2,98 persen,
penurunan tingkat penggangguran
terbuka sebesar 0,86 persen
dibandingkan dengan dengan tahun 2006.
Selain itu, Pertumbuhan ekonomi juga
terakselerasi dibandingkan periode
sebelumnya dan didorong oleh
meningkatnya permintaan dunia atas
komoditas primer.
Mestipun Data tahun 2010
menunjukan bahwa Pemerintah Provinsi
Sumsel memiliki pertumbuhan
pembangunan manusia yang relatif tinggi,
akan tetapi masih banyak “pekerjaan
rumah” yang harus dikerjakan dalam
mencapai “Sumatera Selatan Sejahtera
dan Terdepan Bersama Masyarakat
Cerdas Yang Berbudaya”. Permasalahan
yang dihadapai saat ini antara lain masih
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
37
cukup tingginya angka kemiskinan,
rendahnya tingkat pendidikan
penduduk, rendahnya akses
pelayanan pendidikan dasar dan
menengah terutama di daerah
perdesaan dan daerah tertinggal,
dan belum berkembangnya
pelayanan pendidikan yang bermutu
terutama pendidikan menengah dan
tinggi. Hal ini ditunjukan dengan
tingkat pendidikan angkatan kerja
lebih dari 76 persen angkatan kerja
berpendidikan paling tinggi SMP.
Dalam bidang kesehatan perlu
ditingkatkan derajat kesehatan
masyarakat, belum meratanya
pelayanan kesehatan dan rendahnya
partisipasi program Keluarga
Berencana..
Disisi lain, hasil pembangunan
manusia provinsi tersebut merupa
kan kontribusi pembangunan
manusia yang diselenggarakan oleh
kabupaten dan kota di Sumatera
Selatan. Pembangunan manusia
kabupaten dan kota di lingkungan
Provinsi Sumatera Selatan sangat
bervariasi. Variasi capaian tersebut
dapat dilihat dari capaian peringkat
secara nasional. Sebagai contoh
peringkat IPM tahun 2010, Kota
Palembang menempati peringkat 54
(tertinggi di Sumsel), sedangkan
kabupaten musi rawas menempati
peringkat 405 (terendah di Sumsel).
Kondisi tersebut menunjukan bahwa
pembangunan pendidikan, kesehatan dan
ekonomi di provinsi Sumatera Selatan
belum merata antara satu daerah dengan
daerah lainnya.
Study tentang pembangunan manusia
di Provinsi Sumsel bukanlah yang
pertama. Kajian sebelumnya antara lain
Kajian IPM Provinsi Sumsel yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumsel bekerjasama dengan
Bappeda Provinsi Sumsel. Secara khusus
kajian ini bertujuan untuk menyajikan : 1)
Perkembangan IPM dan komponennya. 2)
Analisis perkembangan IPM antar
kabupaten kota maupun komponennya. 3)
Korelasi antara IPM dengan kemiskinan 4)
Korelasi IPM dengan ketenagakerjaan 5)
Korelasi antara IPM dengan ketahanan
pangan.
Kajian atau analisis lainnya juga pada
umumnya hanya menggunakan nilai IPM
untuk menentukan prestasi pencapaian
pembangunan manusia. Dengan
memperhatikan hal tersebut, tentunya
sangat menarik dan penting untuk
memperkaya sudut padang capaian
pertumbuhan pembangunan manusia di
Provinsi Sumsel. Maka selanjutnya yang
menjadi pertanyaan dan pernyataan study
ini yakni: Bagaimana pertumbuhan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
38
pembangunan kabupaten dan kota di
Provinsi Sumatera Selatan?
Kabupaten dan kota mana saja yang
memiliki rata-rata pertumbuhan
pembangunan manusia paling baik?
dan, Kebijakan apa saja yang
diterapkan dalam menyelenggarakan
pembangunan manusianya?
Pertanyaan ini tentunya sangat
penting dijawab untuk mengetahui
kabupaten dan kota yang memiliki
pertumbuhan manusia terbaik di
lingkungan Provinsi Sumsel serta
kebijakan yang ditempuh untuk
mencapai hasil pembangunan
manusianya tersebut. Selain itu juga
memberikan rekomendasi dalam
peningkatan pembangunan manusia
di kabupaten dan kota lainnya. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka dan literature study
ini merujuk pada konsep teori serta
kebijakan pembangunan manusia
dilingkungan Provinsi Sumatera Selatan.
Konsep umum yang digunakan dalam
pengukuran Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) merujuk pada hasil
Konggres Pembangunan Manusia
Indonesia pada tahun 2006. Hasil
konggres menyatakan bahwa, pengukuran
IPM didasarkan atas tiga indeks dimensi
utama yakni Indeks harapan hidup, Indeks
pendidikan dan Indeks pendapatan.
Dalam pengukuran indeks tersebut
dengan menggunakan empat indikator
dalam pembangunan manusia yang
meliputi angka harapan hidup, angka
melek huruf, rata-rata lama sekolah dan
pengeluaran riil perkapita. Model
perhitungan IPM seperti pada Gambar 1.
Gambar 1
Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia
Selanjutnya dalam pembangunan
manusia mengandung empat
komponen utama yakni Produktifitas,
Pemerataan, Keberlanjutan dan Pem
berdayaan. Kebijakan pembangunan
manusia dapat dilihat dari visi Sumatera
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
39
Selatan yang telah ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) 2008 –
2013. Untuk mencapai visi tersebut,
Visi dijabarkan ke dalam 10 (sepuluh)
Program Prioritas Daerah meliputi : 1)
Pengembangan Pendidikan; 2)
Peningkatan Kesehatan Masyarakat;
3) Revitalisasi Lembaga Pelatihan dan
Keterampilan; 4) Pembangunan
Pertanian; 5) Pembangunan Sumber
Daya Energi; 6) Pembangunan
Industri Pengolahan dan Manufaktur;
7) Pengembangan Inovasi; 8)
Peningkatan dan Pemerataan Pem
bangunan; 9) Kerjasama Ekonomi dan
Kelembagaan; 10) Pembangunan
Pemerintahan.
Untuk mewujudkan manusia
handal dengan produktivitas tinggi
yang bermartabat dan berkeadilan,
Pemerintah Daerah Sumsel
berusaha mewujudkan masyarakat
sehat, berpendidikan tinggi dan
berwawasan informasi terdepan
serta memiliki kemampuan daya
saing tinggi, kreatif dan produktif.
Untuk mencapai hal tersebut,
Pemerintah Provinsi Sumsel
menetapkan strategi-strategi sebagai
berikut: 1) Meningkatkan akses
masyarakat terhadap pendidikan
dasar, menengah dan tinggi yang
bermutu melalui pengembangan fasilitas
dan sarana pendidikan baku, pembiayaan
pendidikan dan kesejahteraan guru ; 2)
Meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan melalui perluasan
pusat pelayanan (Posyandu, Puskesmas,
Rumah Sakit Umum), fasilitas kesehatan,
dan pembiayaan; 3) Revitalisasi
pendidikan kepelatihan, keahlian, dan
keterampilan untuk secara mandiri dapat
berpartisipasi dalam membangun dan
mengembang
kan usaha ekonomi produktif; 4)
Meningkatkan partisipasi lembaga
pendidikan non-formal untuk
mencerdaskan dan memahirkan
keterampilan masyarakat; 5) Menyedia
kan beasiswa daerah dan memfasilitasi
perolehan beasiswa internasional bagi
putra-putri terbaik Sumatera Selatan untuk
menempuh jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Strategi tersebut diatas, Selanjutnya di
uraikan menjadi arah Kebijakan
Pemerintah Sumsel sebagai berikut : 1)
Pemerataan dan Perluasan Akses
Pendidikan melalui Sekolah Gratis,
pengembangan fasilitas, penyediaan
sarana pendidikan, pembiayaan
pendidikan dan peningkatan
kesejahteraan guru ; 2) Peningkatan Mutu,
Relevansi, dan Daya Saing melalui
pengem bangan sekolah bertaraf interna
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
40
sional; 3) Peningkatan pembinaan
kepemudaan dan olahraga; 4)
Fasilitasi perolehan beasiswa
internasional bagi putra-putri terbaik
Sumatera Selatan untuk menempuh
jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
5) Peningkatan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan; 6)
Peningkatan prasarana dan fasilitas
pelayanan kesehatan. 7) Pening
katan kualitas pelayanan kesehatan.
8) Peningkatan kemampuan pem
biayaan kesehatan. 9) Peningkatan
jumlah dan kualitas Jaringan
Keluarga Berencana. 10) Penguatan
Kelembagaan Jaringan Keluarga
Berencana. 11) Peningkatan dan
pengembangan profesionalisme
tenaga kerja. 12) Peningkatan
kapasitas masyarakat dalam
pengembangan ekonomi produktif.
13) Peningkatan dan Pemanfaatan
kapasitas Balai Latihan Keterampian
Kerja dan lembaga kursus keteram
pilan kerja.
Dalam Program Pengembangan
Pendidikan Formal, Provinsi
Sumatera selatan menetapkan
kegiatan-kegiatan pokok sebagai
berikut : 1) Menambah jumlah
sarana, prasarana pendidikan dan
guru untuk mendukung wajib belajar
dua belas (12) tahun; 2)
Meningkatkan dan menguatkan
pendidikan kejuruan menengah dan tinggi
(politeknik) untuk menghasilkan tenaga
profesional; 3) Meningkatkan
kesejahteraan guru untuk pendidikan
umum dan kejuruan; 4) Meningkatkan
mutu guru melalui penyediaan
pembiayaan untuk memenuhi kualifikasi
dan kompetensi, serta menempuh
pendidikan lanjut (sarjana dan
pascasarjana); 5) Meningkatkan alokasi
dana bagi pendidikan gratis 12 tahun serta
meningkatkan akses terhadap
pembiayaan pendidikan murah
mahasiswa; 6) Membantu pembangunan
dan pengembangan sarana dan
prasarana untuk memperkuat pendidikan
non-formal (fasilitas, pelatihan, dan
magang); 7) Mengembangkan pendanaan
khusus APBD untuk beasiswa nasional
dan internasional bagi putra-putri ber
prestasi Sumatera Selatan untuk
menempuh jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Sedangkan, pengembangan
pendidikan non formal melalui Program
Revitalisasi Lembaga Kepelatihan dan
Keterampilan dengan kegiatan pokok
sebagai berikut : 1) Meningkatkan dan
memanfaatkan kapasitas fisik,
sarana/prasarana, dan kurikulum Balai
Latihan Keterampilan Kerja (BLK) sesuai
potensi daerah untuk
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
41
menumbuhkembangkan wirausaha
dan pekerja terampil; 2) Mening
katkan mutu SDM pengelola,
pengajar, dan staf pendukung BLK
secara merata dan berkelanjutan; 3)
Membina dan mengembangkan
keterampilan dan kewirausahaan
bagi generasi muda; 4) Membina
dan mengembangkan usaha
ekonomi produktif termasuk sektor
informal dan UKM sesuai dengan
potensi daerah melalui BLK dan
dukungan dana khusus; 5)
Meningkatkan jejaring kerja sama
BLK tingkat lokal, regional, nasional,
dan internasional.
Selanjutnya, dalam Program
Peningkatan Kesehatan Masyarakat,
Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan menerapkan dengan
kegiatan-kegiatan pokok sebagai
berikut : 1) Menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan umum yang
baku (Posyandu, Puskesmas,
Rumah Sakit Umum) secara merata
di seluruh wilayah; 2)
Mengalokasikan dana yang
memadai bagi masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
yang baik dan murah; 3) Menangani
penyakit menular dan endemik
secara gratis, cepat, dan
professional; 4) Menanggulangi gizi
buruk dan KKP (kekurangan kalori dan
protein) melalui revitalisasi pelayanan
keluarga berencana (keluarga sehat),
Posyandu, Puskesmas dan Pendidikan
Kesejah teraan Keluarga (PKK).
Sedangkan untuk memberikan
peningkatan dan pemerataan
Pembangunan, Provinsi Sumsel
menerapkan kegiatan pokok sebagai
berikut : 1) Membentuk forum bupati
sebagai wahana komunikasi dan interaksi
pembangunan di tingkat Provinsi
Sumatera Selatan; 2) Menegaskan
kewenangan provinsi dan kabupaten
dalam percepatan dan pemerataan
pembangunan; 3) Membangun keterkaitan
ekonomi perkotaan dan perdesaan serta
lintas daerah dalam satu sistem ekonomi
terpadu; 4) Memberikan dukungan khusus
bagi unggulan daerah (kabupaten) untuk
penguatan kapasitas dan percepatan
pembangunan; 5) Menyediakan fasilitas
internet oleh provider untuk mewujudkan
infrastruktur ICT dalam penumbuhan
daerah ekonomi baru dan e-government. METODOLOGI
Sesuai tujuan study ini diatas, maka
metode yang digunakan adalah evaluasi.
Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan pertum buhan varibael
pembangunan manusia satu daerah
dengan daerah lainnya. Sedangkan untuk
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
42
memperkuat hasil evaluasi tersebut
dilakukan study pustaka dengan
menelaah dokumen-dokeman dan
literature yang terkait dengan
pembangunan manusia kabupaten
dan kota di Provinsi Sumsel.
Dokumen tersebut meliputi antara
lain peraturan perundangan, rencana
strategis provinsi, kabupaten dan
kota, kebijakan – kebijakan peme
rintah daerah, dan literature lainnya.
Selanjutnya, dalam melakukan
analisis digunakan tool analytical
hierarchy process (AHP). AHP
merupakan salah satu alat dengan
menggunakan teknik yang terstruktur
untuk menghadapi keputusan yang
kompleks. AHP memberikan suatu
kerangka komprehensif dan rasional
untuk penataan masalah keputusan, untuk
mewakili dan mengukur unsur-unsurnya,
untuk menghubungkan elemen-elemen
dengan tujuan secara keseluruhan, dan
untuk mengevaluasi solusi alternatif.
Keunggulan AHP antara lain menyusun
model permasalahan dengan lebih
sederhana, data yang digunakan dapat
bersifat kuantitatif dan kualitatif serta hasil
keputusan lebih komprehensif. Sehingga,
AHP dapat membantu para pengambil
keputusan untuk menemu kan satu pilihan
alternative yang paling sesuai dengan
kebutuhan mereka. AHP yang digunakan
dalam tulisan ini yakni Aplikasi Expert
Choice 2nd Editioni. Model AHP
Pembangunan Manusia seperti pada
Gambar 2.
Gambar 2.
Model AHP Pembangunan Manusia
Tahapan dalam menggunakan AHP
secara singkat sebagai berikut : 1)
Menentukan tujuan, alternatif dan
kriteria yang digunakan. Tujuan
dalam study yakni Mendapatkan
Kabupaten/ Kota yang memiliki
pertumbuhan manusia terbaik. Alternatif
pilihannya adalah seluruh kabupten dan
Kota di lingkungan Provinsi Sumatera
Selatan meliputi Kabupaten Banyuasin,
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
43
Kabupaten Empat Lawang,
Kabupaten Lahat, Kabupaten Muara
Enim, Kabupaten Musi Banyuasin,
Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten
Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering
Ilir, Kabu paten Ogan Komering Ulu,
Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan, Kabupaten Ogan Komering
Ulu Timur, Kota Lubuklinggau, Kota
Pagar Alam, Kota Palembang dan
Kota Prabumulih. Sedangkan kriteria
yang digunakan untuk mengukur
alternative prioritas terbaik meliputi
perkembangan ekonomi, perkem
bangan angka harapan hidup,
perkembangan lama sekolah, dan
perkembangan melek huruf. Dimana
keempat hal tersebut merupakan
indikator-indikator dalam pembangunan
manusia; 2) Menetapkan prioritas antara
elemen hirarki dengan membuat
serangkaian penilaian berdasarkan
perbandingan berpasangan elemen.
Dalam melakukan perbandingan
berpasangan merujuk pada Tabel 1; 3)
Periksa konsistensi penilaian. Hal ini
sangat penting untuk menjaga konsistensi
dalam membandingkan antara criteria
satu dengan lainnya. Nilai maksimal
deviasi yang diperkenankan adalah
sebanyak 10.0; 4) Mensintesis penilaian
ini untuk menghasilkan satu set prioritas
keseluruhan hirarki; 5) keputusan akhir.
Tabel 1.
Skala Perbandingan Berpasangan Expert Choice
HASIL Pertumbuhan Penduduk
Sumsel merupakan provinsi
yang memiliki jumlah penduduk
terbesar ke-9 di Indonesia. Jumlah
penduduknya pada tahun 2010 mencapai
7.450.394 jiwa, jumlah penduduk terbesar
berada di Kota Palembang dengan jumlah
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
44
penduduk 1,455 juta jiwa, sedangkan
lebih kecil berkisar antara 126,2 ribu
jiwa yang terkecil di Kota Pagaralam
sampai dengan yang terbesar di
Kabupaten Banyuasin dengan
jumlah 750,1 ribu jiwa. Jika
dibandingkan dengan data tahun
2009-2010, jumlah penduduk
Sumsel mengalami pertumbuhan
sebesar 1,85 persen per tahun. Laju
pertumbuhan penduduk antara
kabupa ten/kota dalam sepuluh
tahun terakhir juga cukup bervariasi.
Kabupaten Musi Banyuasin, OKU
dan Kota Prabumulih mempunyai
laju pertumbuhan penduduk yang
tertinggi yaitu berturut-turut 3,25,
3,04 dan 2,95 persen per tahun.
Sedangkan pertumbuhan penduduk
terkecil terdapat di Kabupaten Empat
Lawang dan OKU Selatan, masing-
masing sebesar 0,74dan 0,62
persen.
Perkembangan IPM
Dalam bidang pembangunan
manusia sebagaimana dijelaskan
sebe lumnya bahwa Provinsi Sumsel
tahun 2010 memiliki nilai IPM dalam
katagori menengah atas yakni
sebesar 72,95. Capaian nilai
tersebut merupakan nilai rata-rata
dari IPM seluruh kabupaten/ kota di
Sumsel. Bila dilihat berdasarkan nilai IPM
dan pertumbuhan IPM kabupaten / kota
menunjukan bahwa terdapat variasi yang
cukup tinggi. Kota dengan nilai IPM
tertinggi adalah Kota Palembang dengan
nilai IPM sebesar 76,23 disusul oleh Kota
Prabumulih dengan nilai IPM sebesar
74,27. Sedangkan IPM terendah dimiliki
oleh Kabupaten Musi Rawas dengan nilai
IPM sebesar 67,64, disusul oleh
Kabupaten Empat Lawang dengan nilai
IPM sebesar 68,78. Sedangkan dari sisi
pertumbuhan pembangunan manusia,
IPM Provinsi Sumsel mengalami
peningkatan sebesar 0.34 point
dibandingkan dengan IPM tahun 2009.
Pertumbuhan IPM paling tinggi adalah
Kabupaten Organ Komering Ulu sebesar
0.78 point disusul Kabupaten Lahat
dengan pertumbuhan 0,77 point.
Sedangkan dengan pertumbuhan
terendah adalah Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur yakni sebesar 0.33
point, disusul Kabupaten Banyuasin
sebesar 0.33 point. Kondisi tersebut
menunjukan bahwa pertumbuhan
pembangunan manusia di Provinsi
Sumsel sangat bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Variasi
perkembangan IPM kabupaten/kota di
Sumsel seperti pada Grafik 2.
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
45
Grafik 2. Perkembangan IPM Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Selatan 2009 – 2010
Perkembangan Kesehatan
Perkembangan kesehatan
menjadi salah satu aspek terpenting
dalam menilai pertumbuhan
pembangunan manusia. Dimana hal
tersebut menunjukan peningkatan
kualitas fisik penduduk yang dapat
dilihat dari derajat kesehatan
penduduk. Indikator yang digunakan
untuk melihat derajat kesehatan
penduduk pada umumnya yakni
angka-angka harapan hidup,
kematiaan bayi, angka kesakitan dan
status gizi. Untuk meningkatkan dan
memelihara mutu pelayanan
kesehatan perlu pemberdayaan
sumber daya manusia berkelanjutan
dan sarana prasarana dalam bidang
medis termasuk ketersediaan obat
yang dapat dijangkau oleh
masyarakat perlu mendapat perhatian
utama. Angka Harapan Hidup Provinsi
Sumatera Selatan meningkat 0.20 tahun
dibandingkan tahun 2009 yang sebesar
69.40 tahun. Peningkatan angka harapan
hidup tertinggi yakni Kota Prabumulih
(0.40 tahun) diikuti secara berturut-turut
Kabupaten Musi Rawas (0.36 tahun),
Kabupaten Lahat (0.33 tahun), dan
Kabupaten Ogan Ilir (0.29 tahun).
Sedangkan peningkatan terendah yakni
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
dan Ogan Komering Ulu Timur (0.07),
diikuti Empat Lawang (0.08), Ogan
Komering Ulu (0.10), dan Kota Lubuk
Linggau (0,15). Peningkatan Angka
Harapan Hidup pada setiap
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumsel
selengkapnya seperti pada Grafik 3.
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
46
Grafik 3. Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten dan Kota
Provinsi Sumatera Selatan 2009 – 2010
Peningkatan tersebut dapat
diartikan juga sebagai peningkatan
kualitas kesehatan penduduk
Sumsel. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa indikator perbaikan dalam
bidang kesehatan seperti antara lain
menurun nya persentase penduduk
yang mengalami keluhan kesehatan
dan merasa terganggu aktivitasnya
yang ditunjukan menurunnya angka
kesakitan karena terganggu
kesehatannya sebesar 2,70 persen
atau menjadi 29,68 persen tahun
2010. Begitu juga untuk sakit atau
lamanya terganggu aktivitas sehari-
harinya cenderung menurun menjadi
rata-rata 5,01 hari pada tahun 2010.
Perkembangan Pendidikan
Kunci penting lainnya dalam
pembangunan manusia adalah
perkembangan pendidikan masya
rakat, dimana dapat dilihat dari
meningkatkan akses masyarakat terhadap
pendidikan dan meningkatnya mutu
pendidikan, yang antara lain ditandai oleh
menurunnya jumlah penduduk buta huruf;
meningkatnya secara nyata persentase
penduduk yang dapat menyelesaikan
program wajib belajar 9 tahun dan
pendidikan lanjutan dan berkembangnya
pen didikan kejuruan yang ditandai oleh
meningkatnya jumlah tenaga terampil.
Persentase penduduk Sumsel dengan
usia 15 tahun ke atas yang melek huruf
pada tahun 2010 mencapai 97,36 persen.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya
angka melek huruf mengalami
peningkatan sebesar 0.15 persen.
Kabupaten / kota yang memiliki pening
katan persentase tertinggi adalah Musi
Banyuasin (0.47 persen) diikuti Ogan
Komering Ilir (0,32 persen), Pagaralam
(0.26 persen). Sedangkan yang memiliki
pertumbuhan terendah meliputi Ogan
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
47
Komering Ulu (nol persen), Muara
Enim (nol persen) dan Musi Rawas
masing-masing 0.01 persen. Nilai
angka melek huruf dan perkembangannya
setiap kabupaten/kota seperti pada Grafik
4.
Grafik 4.
Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Selatan 2009 – 2010
Indikator bidang pendidikan lainnya
yakni rata-rata lama sekolah,
dimana pada tahun 2010 jumlah
penduduk usia 15 tahun keatas
memiliki rata-rata lama sekolah 7,82
tahun. atau mengalami peningkatan
sebesar 0.16 tahun dibandingkan
tahun sebelumnya. Untuk tingkat
kabupaten/kota rata-rata lama
sekolah tertinggi tercatat di Kota
Palembang yang mencapai 9,96
tahun, sedangkan rata-rata lama
sekolah terpendek terdapat di
Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu
baru 6,74 tahun atau setara tamat
Sekolah Dasar. Demikian juga di
Kabupaten Banyuasin dan Musi Rawas, di
mana rata-rata lama sekolah penduduk
laki-laki setara kelas 1 SLTP dan
perempuan hanya setara kelas 6 SD.
Sedangkan untuk peningkatan rata-rata
lama sekolah paling panjang adalah
Kabupaten Organ Komering Ulu selama
0.67 tahun dan Kabupaten Musi
Banyuasin selama 0.46 tahun, sedangkan
dengan peningkatan terpendek meliputi
Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Ogan Ilir
dan Kota Palembang dengan masing-
masing selama 0.01 tahun. Peningkatan
rata-rata lama sekolah selengkapnya
seperti pada Gafik 5.
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
48
Grafik 5. Perkembangan Rata-rata lama sekolah kabupaten dan kota
Provinsi Sumatera Selatan 2009-2010
Perkembangan Ekonomi Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, pada tahun 2010
perkembangan ekonomi Provinsi
Sumsel mengalami peningkatan
sebesar 6,9 persen. Pertumbuhan
tersebut telah menurunkan tingkat
pengangguran sebesar 6,65 persen
per Agustus 2010. Selain itu juga,
peningkatan ekonomi telah menurun
kan jumlah penduduk miskin
menurun dari 1,332 juta jiwa pada
tahun 2007 menjadi 1,105 juta jiwa
pada tahun 2010 atau berkurang
sekitar 0,164 juta jiwa atau 19,15
persen pada tahun 2007 menjadi
14,80 persen pada tahun 2010. Dengan
membaiknya kedua indikator tersebut juga
meningkatkan kemampuan daya beli
penduduk. Hal ini dapat dilihat pada tahun
2010 pengeluaran per kapita penduduk
Sumsel mengalami peningkatan sebesar
1.60. Peningkatan tertinggi adalah
Kabupaten Ogan Komering Ulu (6.70),
diikuti Kabupaten Lahat (5.60) dan Musi
Banyuasin (4.60). Sedangkan Kabupaten /
kota dengan peningkatan terendah
meliputi Ogan Kemering Ilir, Banyuasin,
Ogan Ilir dan Kota Palembang yakni
hanya 0.10. Perkembangan selengkapnya
seperti pada Grafik 6.
Grafik 6. Perkembangan Pengeluaran Perkapita Kabupaten dan Kota
Provinsi Sumatera Selatan 2009-2010
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
49
PEMBAHASAN Analisa Analisa dalam menentukan kabupatan /
kota yang memiliki perkembangan
pembangunan manusia terbaik di
Provinsi sumsel, pembahasan dilaku
kan dengan menganalisa prioritas
indicator, perkembangan ekonomi,
perkembangan kesehatan dan perkem
bangan pendidikan serta perkem
bangan pembangunan manusia terbaik. Prioritas Indikator Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, indikator dalam
pengukuran perkembangan manusia di
Sumsel menggunakan empat indikator
yang meliputi perkembangan ekomoni
yang dilihat dari nilai pengeluaran
perkapita, Perkem bangan Kesehatan
dilihat dari angka harapan hidup dan
Perkembangan Pendidikan dilihat dari
lama sekolah dan melek huruf.
Penentuan prioritas indikator dilakukan
dengan memban dingkan secara
berpasangan pada semua indikator.
Hasil analisa menunjukan bahwa
perkembangan Kesehatan lebih penting
karena memiliki nilai tertinggi yakni
sebesar 0.395; kemudian
perkembangan pendidikan degan nilai
0.326 dan perkembangan ekonomi
sebesar 0.278. Hasil Prioritas indikator
dengan tujuan seperti Grafik 7. Hal
tersebut menunjukan bahwa indikator
kesehatan lebih prioritas dibandingkan
dengan pendidikan dan ekonomi,
Indikator pendidikan lebih prioritas
dibandingkan ekonomi. Kemudian, nilai
inkonsistensi dalam melakukan
perbandingan berpasangan sebesar
0.02 atau dengan kata lain, penentuan
perbandingan antara indikator satu
dengan lainnya telah sangat konsisten.
Dimana nilai standar inkonsistensi yang
diperbolehkan dalam Aplikasi AHP
adalah sebesar sebesar 0.10. (sepuluh
persen).
Grafik 7. Nilai Prioritas Indikator dengan Tujuan
Perkembangan Ekonomi Terbaik
Hasil penentuan prioritas
kabupaten dan kota sebagai
alternative dalam perkembangan ekonomi
khususnya pengeluaran per kapita
sebagai indikator pembangunan manusia
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
50
menunjukan bahwa Kabupaten Musi
Rawas merupakan prioritas pertama
dengan nilai tertinggi 15,1 persen,
kedua adalah Kota Palembang
dengan nilai 10,2 persen, sedangkan
ketiga Organ Komering Ulu, Kota
Prabumulih, Kabupaten Pagar Alam
dengan nilai 8,3 persen. Nilai prioritas
selengkapnya seperti pada Grafik 8.
Grafik 8. Nilai Prioritas Alternative dengan Perkembangan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi tanpa migas
Kabupaten Musi Rawas tahun 2010
sebesar 6,89 persen. Pertumbuhan
tersebut didukung dari sektor
angkutan dan komunikasi sebesar
13 persen, sektor jasa-jasa sebesar
7,55 persen. Sektor pertanian dan
sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan juga mampu
tumbuh di atas 7 persen. Selanjutnya
dilihat dari kontribusi kepada Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB),
sektor pertanian memiliki kontribusi
paling besar yakni 40,4 persen,
sektor pertambangan dan
penggalian memberikan kontribusi
30,3 persen. Selain itu, pertumbuhan
ekonomi Musi Rawas juga didukung
kondisi usaha di Sumatera Selatan secara
umum menunjukkan perkembangan
usaha yang cukup baik seiring dengan
pulihnya perekonomian global yang
berdampak pada meningkatnya
permintaan terhadap komoditas primer.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi
yang cukup baik memberikan dampak
pada tingkat pengangguran di Kabupaten
Musi Rawas. Pada tahun 2010,
Kabupaten Musi rawas memiliki paling
sedikit jumlah pengangguran di Provinsi
Sumsel yakni hanya 2.40 persen.
Menurunkan angka kemiskinan sebesar
2,02 persen yang dilihat salah satunya
dengan persentase rumah tangga dengan
Indikator kualitas dinding permanen
mencapai 99,64 persen. Sehingga kondisi
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
51
tersebut telah meningkatkan
pengeluaran perkapita tahun 2009-
2010, Data Badan Pusat Statistik
(BPS) Sumsel menunjukan bahwa
Kabupaten Musi Rawas memiliki
peningkatan sebasar Rp. 4,09 ribu.
Peningkatan tersebut merupakan
tertinggi dibandingkan dengan
kabupaten dan kota lainnya di
lingkungan Sumsel.
Dalam menjaga pertumbuhan
ekonomi, Kabupaten Musi Rawas
menjaga pertumbuhan ekonomi yang
stabil dan berkelanjutan, mem
bangun struktur perekonomian yang
kokoh, menciptakan jaringan
infrastruktur transportasi dan
ekonomi yang andal dan terintegrasi.
Pertumbuhan ekonomi yang stabil
dan berkelanjutan diselenggarakan
dengan mendorong partisipasi
masyarakat dan dunia usaha,
meningkatkan akses dan layanan
permodalan dan pengembangan
usaha bagi masyarakat miskin,
memelihara dan mengembangkan
kesempatan kerja, mengembangkan
potensi wilayah serta memenuhi
kebutuhan infrastruktur dasar dan
sarana ekonomi sesuai dengan
karakteristik kebutuhan.
Sedangkan untuk membangun
perekonomian yang kokoh dilakukan
dengan mengembangkan sistem
agribisnis dan agroindustri, mewujud kan
peningkatan investasi dan perdagangan,
menjamin kepastian usaha, dan
menyederhanaan sistem prosedur, serta
membangun sektor pariwisata sebagai
penggerak perekonomian dan lapangan
kerja.
Menciptakan jaringan infrastruktur
transportasi dan ekonomi yang andal dan
terintegrasi dilakukan antara lain dengan
meningkatkan daya dukung dan kapasitas
jalan jembatan, membangun system
transportasi baik darat, udara dan kereta
api serta angkutan sungai, Mendorong
peran serta aktif masyarakat dan swasta
untuk pembiayaan pembangunan
prasarana jalan. Perkembangan Kesehatan Terbaik
Hasil penentuan prioritas kabupaten
dan kota sebagai alternative dalam
perkembangan kesehatan khususnya
angka harapan hidup sebagai indikator
pembangunan manusia menunjukan
bahwa Kota Prabumulih merupakan
prioritas pertama dengan nilai tertinggi
sebesar 15,4 persen, kedua Kabupaten
Musi Rawas dengan nilai 13,1 persen,
Ketiga Kabupaten Lahat 10,3 persen.
Prioritas selengkapnya seperti pada Grafik
9.
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
52
Grafik 9. Nilai Prioritas Alternative dengan Perkembangan Kesehatan
Pencapaian tersebut seiring dengan
visi yang telah ditetapkan oleh Kota
Prabumulih menjadi "Penggerak
Masyarakat Prabumulih Sehat 2011”,
pencapaian pembangunan kesehatan
ditandai dengan: 1) Lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan
sehat; 2) Perilaku masyarakat yang
proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta
mencegah terjadinya penyakit; 3)
Pelayanan kesehatan yang berhasil
guna dan berdaya guna tersebar
merata di seluruh wilayah Jawa Timur;
4) Masyarakat memiliki kemampuan
menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu.
Membangun Organisasi Keseha
tan yang mampu memberikan pela
yanan prima dan didukung sarana serta
sumber daya manusia yang
profesional. Data BPS Provinsi Sumsel
menunjukan bahwa Kota Prabumulih
telah memiliki Sarana Kesehatan
antara lain: 1) Rumah Sakit Umum
(RSU) sebanyak : 3 unit dengan jumlah
tempat tidur banyak 367 unit; 2) Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
sebanyak 7 unit; 3) Puskesmas
Pembatu sebanyak 16 unit
Sedangkan SDM bidang
kesehatan, Kota Prabumulih juga telah
memiliki antara lain: 1) Tenaga Medis
sebanyak 97 orang; 2) Tenaga Perawat
sebanyak 540 orang; 3) Tenaga Non
Perawat sebanyak 34 orang; 4) Sarjana
Kesehatan lainnya sebanyak 36 orang.
Untuk mencapai visi kesehatan
tersebut, Pemerintah Kota Prabumulih
melakukan hal-hal sebagai berikut: 1)
Membina dan mengendalikan penye
lenggaraan pelayanan kesehatan serta
melaksanakan pelayanan kesehatan
khusus yang bermutu, aman merata
dan terjangkau; 2) Menggerakan
pembangunan berwawa san kesehatan
dan memfasilitasi terciptanya
lingkungan yang sehat; 3) Mendorong
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
53
terciptanya gerakan hidup bersih dan
sehat; 4) Membangun Sistem
Kesehatan Wilayah dalam upaya
memelihara kesinambungan
Pembangunan dan Pelayanan
Kesehatan. Perkembangan Pendidikan Terbaik
Perkembangan pendidikan dalam
pembangunan manusia Provinsi
Sumsel diukur dengan dua indikator
yakni perkembangan angka melek
huruf dan perkembangan rata-rata lama
sekolah penduduknya.
Analisa AHP perkembangan angka
melek huruf di Provinsi Sumsel
menempatkan Kabupaten Empat
Lawang sebagai prioritas pertama
dengan nilai 20.5 persen, diikuti
Kabupaten Musi Banyuasin dengan
nilai 19.3 persen, Kabupaten Ogan
Komering Ilir dengan nilai 10.9 persen.
Nilai prioritas alternatif selengkapnya
seperti pada Grafik 10.
Grafik 10. Nilai Prioritas Alternative dengan Perkembangan Melek Huruf
Kemudian untuk Perkembangan
rata-rata lama sekolah, Alternatif
prioritas pertama yakni Kabupaten
Ogan Komering Ulu dengan nilai
24.6 persen, diikuti Kabupaten Lahat
dengan nilai 18.8 persen dan Kabupaten
Musi Banyuasin dengan nilai 14.3 persen.
Nilai prioritas alternatif selengkapnya
seperti pada Grafik 11.
Grafik 11. Nilai Prioritas Alternative dengan Perkembangan Lama Sekolah
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
54
Prestasi dalam mengurangi tingkat
keaksaraan tidak terlepas masih tinggi
angka melek huruf di Kabupaten Empat
Lawang. Tahun 2009 tingkat
keaksaraan di Empat Lawang masih
9,04 persen. Kemudian tahun 2010
turun menjadi 7,75 persen sedangkan
2011 kembali turun menjadi 6,78
persen dari jumlah penduduk 221.176
jiwa. Artinya Pemerintah Empat
Lawang telah mengurangi sebanyak
2,26 persen buta aksara. Program
pemberantasan tuna aksara yang telah
berjalan baik selama dua tahun
terakhir. Sebagai upaya untuk
mendorong terjadinya percepatan
dalam pengentasan ke tuna aksaraan
yang bersinergi dengan program
penanggulangan kemis kinan dan
percepatan pembangunan manusia,
Kabupaten Empat Lawang membentuk
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) di seluruh wilayah Kabupaten
Empat Lawang. Sedangkan untuk
mengefektifkan pemberatasan buta
aksara, Bidang Pendidikan Luar
Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten
Empat Lawang menyelenggarakan
pelati han Keaksaraan Fungsional (KF).
Kabupaten Ogan Komering Ulu
memiliki pertumbuhan terbaik dalam
penyelenggaraan pendidikan khusus
nya dalam meningkatkan rata-rata lama
sekolah. Hal ini dapat dikatakan
sebagai hasil pelayanan prima dalam
program pendidikan non formal dan
informal Kabupaten Komering Ulu.
Komitmen pelayanan prima pendidikan
ditunjukan dengan upaya mendekatkan
akses pendidikan kepada masyarakat.
Pada tahun 2010 bertambah sekolah
baru sebanyak 31 unit dimana 15
diantaranya dibangun masyarakat serta
bertambahnya tenaga guru sebanyak
816 orang. Peningkatan sarana dan
guru tersebut telah meningkatkan
jumlah siswa sebanyak 15.995 orang.
Selain itu, pemerintah Ogan Komering
Ulu menyelenggarakan pendidikan
penyetaraan diantaranya Kejar Paket
A, Paket B dan Paket C.
Perkembangan Pembangunan Manusia Terbaik
Prioritas alternative yang memiliki
nilai terbaik dalam perkem bangan
pembangunan manusia adalah
Kabupaten Musi Rawas dengan nilai
11.0 persen, diikuti Kota Prabumulih
dengan nilai 10.1 persen, Kabupaten
Lahat dengan nilai 9.5 persen,
Kabupaten Musi Banyuasin dengan
nilai 9.5 persen dan selengkapnya
seperti pada Grafik 12.
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
55
Grafik 12. Nilai Prioritas Perkembangan Terbaik Pembangunan Manusia Sumsel
Selanjutnya, hasil analisa AHP
pada sensitifitas kinerja kriteria
perkembangan pengeluaran per
kapita, perkembangan angka
harapan hidup, perkembangan
melek huruf dan perkembangan rata-
rata sekolah terhadap pembangunan
manusia di setiap kabupaten dan
kota di Provinsi Sumsel seperti pada
Grafik 13.
Kabupaten Musi Rawas memiliki
perkembangan angka harapan hidup
dan pengeluaran perkapita telah
cukup tinggi. Sedangkan untuk
perkembangan angka melek huruf
dan rata-rata lama sekolah masih
relative rendah. Untuk capai
perkembangan ekonomi telah
dibahas sebelumnya.
Selanjuntya perkembangan
kesehatan Kabupaten Musi Rawas
didukung dengan peningkatan
kemudahan mengakses sarana dan
prasarana kesehatan antara lain
ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan
kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan dan manaje men kesehatan.
Untuk fasilitas pelayanan kesehatan
dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat
dengan Puskesmas Pembantu dan
Puskes mas keliling, telah didirikan di
seluruh kecamatan di Kabupaten Musi
Rawas.
Namun demikian, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan
masih menjadi kendala antara lain.
Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat
dijangkau oleh masyarakat terutama
terkait dengan biaya dan jarak
transportasi. Fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya adalah rumah sakit.
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
56
Dalam upaya terwujudnya
peningkatan kesehatan masyarakat,
arah pembangunan kesehatan
antara lain berfokus pada: 1)
Peningkatan kualitas pelayanan
pelayanan kesehatan gratis di
Puskesmas dan kelas III Rumah
Sakit; 2) Peningkatan upaya
pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular dan wabah; 3)
Peningkatan ketersediaan obat dan
pengawasan obat, makanan dan
keamanan pangan; 4) Pengembangan
jaminan kesehatan bagi penduduk
terutama keluarga miskin; 5) Peningkatan
kualitas, kuantitas dan pendayagunaan
tenaga kesehatan; 6) Peningkatan
kualitas lingkungan sehat dan
peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat serta mendorong pemberdayaan
masyara- kat; 7) Pemerataan dan
peningkatan kualitas fasilitas atau sarana
dan prasarana kesehatan.
Grafik 13.
Sensitifitas Kinerja Kriteria Pembangunan Manusia Sumsel
KESIMPULAN Perkembangan pembangunan IPM
kabupaten dan kota di Provinsi
Sumsel rata-rata sebesar 0.51 point,
dimana perkembangan angka
harapan hidup sebesar 0.21 tahun,
angka melek huruf 0.16 persen, rata-
rata lama seholah selama 0.20 tahun
dan pengeluran perkapita sebesar Rp.
2.35 ribu.
Hasil Analisa AHP Expert Choice 2nd
Edition, Kabupaten dan kota dengan nilai
perkembangan terbaik yakni Kabupaten
Musi Rawas dengan nilai 10.1 persen.
Sedangkan untuk perkembangan pada
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
57
setiap indikator pembangunan
manusia sebagai berikut:
1. Perkembangan Angka harapan
hidup terbaik yakni Kota
Prabumulih dengan nilai 15.4
persen dan Kabupaten Musi
Rawas dengan nilai 13.1 persen.
2. Perkembangan Angka Melek
Huruf dengan nilai terbaik yakni
Kabupaten Empat Lawang
dengan nilai 20.5 persen dan
Kabupaten Musi Banyuasin
dengan nilai 19.3 persen.
3. Perkembangan Rata-Rata Lama
Sekolah terbaik yakni Kabupaten
Komering ulu dengan nilai 24.6
persen dan Kabupaten Lahat
dengan nilai 18.8 persen.
4. Perkembangan ekonomi yakni
pengeluaran perkapita adalah
Kabupaten Musi Rawas dengan
nilai 15.1 persen dan Kota
Palembang dengan nilai 10.2
persen.
SARAN
Secara umum, perkembagan
indikator pembangunan manusia
pada setiap kabupaten dan kota
ditunjang dengan berbagai kebijakan
dalam peningkatan sarana dan
prasarana dalam bidang kesehatan,
pendidikan dan akses ekonomi.
Namun demikian, Provinsi Sumsel masih
dihadapkan pada permasalahan belum
meratanya pembangunan manusia,
dimana salah satu penyebabnya kesulitan
sebagian masyarakat dalam mengakses
sarana kesehatan, pendidikan dan
ekonomi. Oleh karena itu, Provinsi Sumsel
perlu meningkatkan sarana akses seperti
jalan-jalan, transportasi, dan sarana
kesehatan, pendidikan dan ekonomi. DAFTAR PUSTAKA 1. Ernest H. Forman dan Mary Ann Selly,
2001 Decision By Objectives : How To Convince Others That You Are Right, Singapore, World Scientific Publishing
2. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan Pusat Statistik, 2011, Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2011. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
3. Bank Indonesia, 2011, Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV – 2010. Palembang: Kantor Bank Indonesia Palembang.
4. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, 2010, Sumatera Selatan Dalam angka 2010. Palembang: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan.
5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan, 2011, Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2012 Provinsi Sumatera Selatan. Palembang: Badan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.7 No.3 Desember 2013
58
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
6. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan Bappeda Provinsi Sumatera Selatan, 2008, Kajian Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 Palembang: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan Bappeda Provinsi Sumatera Selatan.
7. Suripto, 2009, Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin: Jurnal Pembangunan Manusia Volume 4 No. 11 Tahun 2010. Palembang: Balitbangda. Provinsi Sumsel hal. 132 – 149.
8. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, 2010, Indikator Kesejahteraan Rakyat Sumatera Selatan 2009. Palembang: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan.
9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No. 13 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 – 2013.
10. Indeks Pembangunan Manusia, diakses dari http://arsip.tkpkri.org/indeks-pembangunan-manusia.html (Diakses: 19 September 2011).
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2015:
sumber http://www.musi-rawas.go.id/musirawas/program-kerja.html (Diakses tanggal 11 Agustus 2012)
12. Buta Aksara Empat Lawang Turun: http://koransn.blogspot.com/2011/12/buta-aksara-empat-lawang-turun.html (Diakses tanggal 11 Agustus 2012)
13. Kesehatan Kota Prabumulih sumber http://www.kotaprabumulih. go.id/Kesehatan.html (Diakses tanggal 11 Agustus 2012)
Suripto : Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota Terbaik di Provinsi Sumatera Selatan
59