Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

18
Perkembangan Masyarakat Madani di Indonesia PERKEMBANGAN MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA M A K A L A H Diajukan untuk Memenuhi Tugas individu Mata Kuliah Civic Education Oleh: Dosen: POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG T.ELKTRO PRODI T.LISTRIK 2010/2011

Transcript of Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

Page 1: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

Perkembangan Masyarakat Madani di Indonesia

PERKEMBANGAN MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas individu Mata Kuliah“ Civic Education ”

Oleh:Dosen:

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG T.ELKTRO PRODI T.LISTRIK2010/2011

Page 2: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

KATA PENGANTAR

                       

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Civic Education ini dengan baik

sebagai tugas individu untuk memenuhi persyaratan ujian tengah semester.

Makalah Civic Education ini membahas tentang Perkembangan Masyarakat Madani di

Indonesia yang pembahasan secara lengkap diuraikan dan dijelaskan dalam makalah ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada :

1.      Bapak Drs. A. Yasin selaku dosen pembimbing Civic Education.

2.      Segenap pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Makalah Civic Education ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dalam pengerjaannya.

Untuk itu dimohon saran dan kritik yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.

MAKASSAR, 20 November 2012

   PENYUSUN

Page 3: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2  Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3  Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PERMASALAHAN

2.1 Pengertian Masyarakat Madani.......................................................................... 3

2.2 Isu-isu Kontemporer.......................................................................................... 4

BAB III ANALISIS MASALAH

3.1 Ciri-ciri Masyarakat Madani ............................................................................. 6

3.2 Perkembangan Masyarakat Madani di Indonesia ............................................. 8

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

BAB IPENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kita sering mendengar dan melihat berbagai kasus yang berkenaan dengan penindasan rakyat

sudah sangat mendarah daging dalam pemberitaan pers. Baik melalui media elektronik maupun

media cetak. Sebut saja kasus penindasan yang terjadi ketika orde baru masih berkuasa. Yaitu

penindasan terhadap keberadaan hak tanah rakyat yang diambil oleh penguasa dengan alasan

pembangunan dan juga contoh lainnya dengan adanya DOM (Daerah Operasional Militer di

Aceh), juga kita sering mendengar dan mengetahui penculikan para aktifis demokrasi di berbagai

negara, termasuk di Indonesia dan akhir yang paling menyakitkan adalah ketika kita kehilangan

ruang untuk mengemukakan pendapat kita di depan publik.

Pertanyaan – pertanyaan tersebut pada akhirnya akan bermuara pada perlunya mengkaji

kembali kekuatan rakyat atau masyarakat (civil) dalam konteks interaksi relationship, baik antara

rakyat dengan negara, maupun antara rakyat dengan rakyat. Kedua pola hubungan interaksi

tersebut akan memposisikan rakyat sebagai baghian integrasi dalam komunitas negara yang

memiliki kekuatan bergening dan menjadi komunitas masyarakat sipil yang memiliki

kecerdasan, analisi kritis yang tajam serta mampu berinteraksi di lingkungannya secara

demokratis dan berkeadaban.

Kemungkinan adanya kekuatan civil sebagai bagian dari komunitas bangsa ini akan

mengantarkan pada sebuah wacana yang saat ini sedang berkembang, yakni masyarakat madani.

Wacana masyarakat Madani ini, merupakan wacana yang telah mengalami proses yang panjang.

Ia muncul bersamaan dengan proses modernisasi terutama pada saat terjadi transformasi dari

masyarakat feodal menuju masyarakat Barat modern, yang dikenal dengan istilah civil society.

Page 5: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

1.2  Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah. Sebagai

berikut :1.      Apa pengertian dari masyarakat madani?

2.      Apa saja Isu-isu kontemporer yang ada?

3.      Apa saja ciri khas masyarakat madani?

4.      Bagaimana perkembangan masyarakat madani di indonesia?

1.3  Tujuan1.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Masyarakat Madani itu sendiri.

2.      Untuk mengetahui dan mempelajari tentang isu-isu kontemporer dalam perkembangan

masyarakat madani.

3.      Untuk mengetahui dan mempelajari ciri khas masyarakat madani.

4.      Untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan masyarakat madani di indonesia.

Page 6: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

BAB IIPERMASALAHAN

2.1  Pengertian Masyarakat Madani

Sejak tahun 1990-an di indonesia istilah “masyarakat madani” sering diperbincangkan di

kalangan kaum intelektual terbatas dari wacana ini semakin semarak ketika media massa. Pada

awalnya istilah “masyarakat madani” merupakan salah satu terjemahan dari istilah civil society.

Ernest gellner pernah menulis sebuah buku berjudul condition of liberty, civil society dan its

rivals lalu diterjemahkan ke bahasa indonesia dengan judul membangun masyarakat sipil:

prasyarat menuju kebebasan.[1]

Masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society juga diperkenalkan pertama kali

oleh Anwar Ibrahim (ketika itu Menteri Keuangan dan Timbalan Perdana Menteri Malaysia)

dalam ceramah Simposium Nasional dalam rangka Forum Ilmiah pada Festival Istiqlal, 26

September 1995 (Hamim, 2000: 115).  Istilah itu diterjemahkan dari bahasa Arab mujtama’

madani, yang diperkenalkan oleh Prof.  Naquib Attas, seorang ahli sejarah dan peradaban Islam

dari Malaysia, pendiri ISTAC (Ismail, 2000:180-181).  Kata “madani” berarti civil atau civilized

(beradab).  Madani berarti juga peradaban, sebagaimana kata Arab lainnya seperti hadlari, tsaqafi

atau tamaddun.  Konsep madani bagi orang Arab memang mengacu pada hal-hal yang ideal

dalam kehidupan.[2]

Zbiqniew Ran mendefenisikan masyarakat madani, dengan latar belakang kaitannya pada

kawasan Eropa Timur dan Uni Soviet, ia mengatakan bahwa yang dimakud dengan masyarakat

madani adalah merupakan suatu masyarakat yang berkembang dari sejarah, yang mengendalikan

ruang dimana individu dan perkumpulan tempat mereka bergabung, bersaing satu sama lain guna

mencapai nilai – nilai yang mereka yakini. Ruang ini timbul diantara hubungan – hubungan yang

merupakan hasil komitmen keluarga dan hubungan – hubungan yang menyangkut kewajiban

mereka terhadap negara. Oleh karenanya, maka yang dimaksud masyarakat madani adalah

sebuah ruang yang bebas dari pengaruh keluarga dan kekuasaan negara, dan pengaruh kekuasaan

keluarga dan negara dalam masyarakat madani ini diekspresikan dalam gambar ciri – cirinya,

yakni individualisme, pasar (market) dan pluralisme. Batasan yang dikemukakan oleh RAU ini

menekankan pada adanya ruang hidup dalma kehidupan sehari – hari serta memberikan integrasi

sistem nilai yang harus ada dalam masyarakat madani, yakni individualisme pasar (market) dan

pluralisme.[3]

Sedangkan dalam paradigma sosial politik islam dengan melacak sumber-sumber

doktrinalnya, ada dua kata kunci yang bisa menghampirkan kita pada konsep masyarakat madani

Page 7: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

(civil society), yakni kata “ummah” dan “madinah”. Dua kata kunci ini yang memiliki eksistensi

sosial kualitatif (memiliki keutamaan tertentu) inilah yang menjadi nilai-nilai dasar dan

instrumental bagi terbentuknya masyarakat madani. Kata “ummah” misalnya yang biasanya

dirangkaikan dengan sifat dan kualitas tertentu, seperti dalam istilah-istilah “ummah islamiyah,

ummah wasathan, ummah muhammadiyah, khaira ummah” dan lain-lain merupakan pranata

sosial utama yang dibangun oleh Nabi Muhammad saw setelah hijrah dimadinah.[4]

Meskipun istilah masyarakat madani atau civil society telah lama dikenal, namun sampai

sekarang belum ada kesepakatan. Semua pengertian akan disesuaikan dengan pandangan dari

pakar-pakar tersebut.[5]

2.2  Isu-isu kontemporerIsu-isu kontemporer atau yang isu-isu terbaru mengenai masyarakat madani di indonesia salah

satunya mengenai penggunaan hak angket bank Century yang dilakukan oleh DPR yang menjadi sorotan dan berita utama beberapa waktu sebelumnya.

Sejumlah tokoh nasional dan aktivis antikorupsi yang tergabung dalam Masyarakat Madani Indonesia Antikorupsi memperingatkan DPR agat tidak main-main soal penggunaan hak angket kasus Bank Century. Mereka bertekad mendukung dan mengawal DPR, agar kasus Century diusut sampai tuntas, dan kewaspadaan dijadikan alat tawar-menawar oleh elit partai politik terhadap Presiden SBY. Permintaan ini disampaikan dalam acara Rembug Masyarakat Madani bertema "Lanjutkan Pengusutan Tuntas Skandal Bank Century" di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (30/11/2009). Hadir di antaranya Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin, mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie, AM Fatwa, Effendi Ghazali, seta aktivis pemuda, dan mahasiswa. Sebagai bentuk dukungan kepada DPR, mereka sepakat untuk menggelar unjuk rasa besar-besaran secara damai, besok, di depan Gedung DPR. Sebab, hari tersebut bertepatan dengan DPR yang akan mengesahkan pengusulun dan pembentukan panitia khusus angket Century dalam rapat paripurna.Guna memperlancar pengusutan kasus tersebut, mereka juga menyerukan agar pejabat negara yang diduga ikut bertanggung jawab seperti Sri Mulyani dan mantan Gubernur BI Boediono yang saat ini menjadi Wakil Presiden secara moril mengundurkan diri. "Agar dalam proses pemeriksaan nanti roda pemerintahan tetap berjalan," kata Dien.Dia mengatakan, seluruh elemen masyarakat betul-betul mengetuk hati DPR agar tetap komitmen kepada kebenaran, jangan ada agenda tersebunyi. Semua fraksi harus berketetapan hati untuk menuntaskan kasus Bank Century agar jangan sampai menjadi beban sejarah.[6]

Page 8: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

BAB IIIANALISIS MASALAH

3.1  Ciri-ciri Masyarakat MadaniSeperti telah disinggung di pembahasan bab sebelumnya bahwa gagasan masyarakat madani

merupakan kompenen penting dari demokrasi. Konsep masyarakat madani bisa dilihat dari dua aspek: positif dan negatif. Negatif jika dilihat dari sudut keterbatasan negara dalam mengontrol segala aktifitas yang dilakukan warganya dan menyerap bakat dan inisiatif sosial penduduknya. Sebaliknya positif, jika dilihat dari banyaknya organisasi, perkumpulan atau asosiasi yang mandiri dan independen dalam masyarakat dan mereka dapat bekerja bersama-sama dalam upaya menyelesaikan problem yang dihadapi tanpa adanya intervensi negara. Lebih penting bahwa mereka dapat melakukan proteksi yang diperlukan jika sewaktu-waktu terjadi pelanggaran hak asasi mereka.[7]

Ada beberapa unsur dan persyaratan budaya yang harus dilalui menuju masyarakat madani, diantaranya:

a.       Pendidikanb.      Reformasi politikc.       Supremasi hukumd.      Ekonomi yang kuate.       Media komunikasi yang independen

Masyarakat yang maju dan berbudaya tidak akan terbentuk tanpa melalui pendidikan mengingat pendidikan merupakan faktor terpenting dan kunci bagi upaya demokrasi dalam berikutnya dalam berbagai kehidupan. Masyarakat yang buta huruf sulit menjadi warga dari suatu komunitas yang demokratis disebabkan ia tidak mengetahui hak-hak dan kewajiban secara tepat dan proporsional.

Selanjutnya adalah reformasi politik dengan cara melakukan koreksi dan penyempurnaan terhadap penyimpangan dan kekurangan yang ada serta mengadopsinya suatu sistem yang lebih baik dari sebelumnya. Secara operasional, demokratisasi ini dilakukan dengan tujuan dasar:

a.       Membatasi kekuasaan presiden melalui konstitusi.b.      Mengembalikan rasa saling percaya antar warga dan negara.c.       Menciptakan kinerja politik yang transparan.

Faktor berikutnya adalah tegaknya supremasi hukum. Hal ini penting karena penegakan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya. Fenomena ini bisa dilihat dari:

a.       Sistem peradilan yang kurang mandiri dan inpenden.b.      Inkonsistensi penegakan hukum.c.       Besarnya intervensi kekuasaan terhadap hukum.d.      Lemahnya perlindungan hukum terhadap masyarakat.

Page 9: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

Syarat lainnya adalah ekonomi yang kuat, hal ini berkaitan dengan faktor inheren dan ekonomi pasar yang bebas lahir dari ekonomi yang kuat, prasyarat lainnya adalah disiplin dan etos kerja yang tinggi. Dalam islam terdapat dua aspek disiplin rohaniah dan moral. Disiplin rohaniah berfungsi mendidik dan melatih batin manusia sebagai salah satu inti dari sistem islam dan disiplin ini akan membebaskan manusia dari kecenderungan mempertuntutkan hawa nafsu dan gaya hidup yang materialistik dan hedonistik.

Kondisi-kondisi diatas juga harus ditunjang oleh media massa yang kuat dan independen guna mengkomunikasikan gagasan dan komitmen bersama tentang pembinaan masyarakat madani. Selain itu, media massa juga berfungsi untuk memberikan investigasi kepada pemerintah, memberikan informasi kepada publik, menyediakan forum debat politik, menyalurkan opini publik dan dalam tingkat tertentu memberikan tekanan kepada pemerintah.

Selain itu civil society juga tersusun atas berbagai organisasi kemasyarakatan, yang mempunyai ciri-ciri:[8]

a.       Lahir secara mandiri, warga masyarakat sendiri membentuknya.b.      Keanggotaannya bersifat sukarela dan atas kesadaran sendiri.c.       Mencukupi kebutuhannya sendiri (swadaya) paling tidak untuk sebagian sehingga tidak

bergantung kepada pemerintah.d.      Bebas dan mandiri dari kekuasaan negara, sehingga berani mengontrol kekuasaan negara.e.       Tunduk pada aturan hukum yang berlaku atau norma yang diyakini bersama.

Sedangkan berdasarkan Alexis de Tocqueville, Muhammad AS Hikam mengemukakan bahwa masyarakat madani bercirikan antara lain:

a.       Kesukarelaan (voluntary).b.      Keswasembadaan (self generating)c.       Keswadayaan (self supporting).d.      Kemadirian yang tinggi berhadapan dengan negara.e.       Keterikatan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukumyang diikuti oleh warganya.

Sementara berdasarkan rumusan tim ICCE UIN Jakarta, masyarakat madani memiliki karakteristik antara lain:[9]

a.       Adanya free public sphare.b.      Demokratis.c.       Toleransi.d.      Pluralisme.e.       Keadilan sosial (social justice).f.       Berkeadaban.

3.2  Perkembangan Masyrakat Madani di IndonesiaPerkembangan masyarakat madani di indonesia diawali dengan kasus pelanggaran HAM dan

pengekangan kebebasan berpendapat, berserikat dan kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum kemudian dilanjutkan dengan munculnya berbagai lembaga non pemerintah yang mempunyai kekuatan dan bagian social control. Sejak zaman orde lama dengan rezim demokrasi

Page 10: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

terpimpinnya Soekarno, sudah terjadi manipulasi peran serta masyarakat untuk kepentingan politis dan terhegomoni sebagai alat legitimasi politik. Sampai pada masa orde baru pengekangan demokrasi dan penindasan hak asasi manusia tersebut seakan menjadi tontonan gratis yang bisa dinikmati oleh siapa pun bahkan untuk segala usia (Tim ICCE UIN, 2003:257).

Masyarakat madani sukar tumbuh dan berkembang pada rezim Orde Baru karena adanya

sentralisasi kekuasaan melalui korporatisme dan birokratisasi di hampir seluruh aspek

kehidupan, terutama terbentuknya organisasi-organisasi kemasyarakatan dan profesi dalam

wadah tunggal, seperti MUI, KNPI, PWI, SPSI, HKTI, dan sebagainya.Organisasi-organisasi

tersebut tidak memiliki kemandirian dalam pemilihan pemimpin maupun penyusunan program-

programnya, sehingga mereka tidak memiliki kekuatan kontrol terhadap jalannya roda

pemerintahan.

Kebijakan ini juga berlaku terhadap masyarakat politik (political societies), sehingga partai-

partai politik pun tidak berdaya melakukan kontrol terhadap pemerintah dan tawar-menawar

dengannya dalam menyampaikan aspirasi rakyat. Hanya beberapa organisasi keagamaan yang

memiliki basis sosial besar yang agak memiliki kemandirian dan kekuatan dalam

mempresentasikan diri sebagai unsur dari masyarakat madani, seperti Nahdlatul Ulama (NU)

yang dimotori oleh KH Abdurrahman Wahid dan Muhammadiyah dengan motor Prof. Dr.

Amien Rais. Pemerintah sulit untuk melakukan intervensi dalam pemilihan pimpinan organisasi

keagamaan tersebut karena mereka memiliki otoritas dalam pemahaman ajaran Islam.[10]

Pengaruh politik tokoh dan organisasi keagamaan ini bahkan lebih besar daripada partai-

partai politik yang ada. Era Reformasi yang melindas rezim Soeharto (1966-1998) dan

menampilkan Wakil Presiden Habibie sebagai presiden dalam masa transisi telah

mempopulerkan konsep masyarakat madani karena presiden beserta kabinetnya selalu

melontarkan diskursus tentang konsep itu pada berbagai kesempatan. Bahkan, Habibie

mengeluarkan Keppres No 198 Tahun 1998 tanggal 27 Februari 1999 untuk membentuk suatu

lembaga dengan tugas untuk merumuskan dan mensosialisasikan konsep masyarakat madani itu.

Konsep masyarakat madani dikembangkan untuk menggantikan paradigma lama yang

menekankan pada stabilitas dan keamanan yang terbukti sudah tidak cocok lagi. Soeharto

terpaksa harus turun tahta pada tanggal 21 Mei 1998 oleh tekanan dari gerakan Reformasi yang

sudah bosan dengan pemerintahan militer Soeharto yang otoriter. Gerakan Reformasi didukung

oleh negara-negara Barat yang menggulirkan konsep civil society dengan tema pokok Hak Asasi

Manusia (HAM).

Presiden Habibie mendapat dukungan dari ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia),

suatu bentuk pressure group dari kalangan Islam, dimana ia duduk sebagai Ketua Umumnya.

Terbentuknya ICMI merupakan suatu keberhasilan umat Islam dalam mendekati kekuasaan

karena sebelumnya pemerintah sangat phobi terhadap Islam politik. Hal itu terjadi karena ada

Page 11: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

perantara Habibie yang sangat dekat dengan Soeharto. Dengan demikian, pengembangan konsep

masyarakat madani merupakan salah satu cara dari kelompok ICMI untuk merebut pengaruh

dalam Pemilu 1997. Kemudian konsep masyarakat madani mendapat dukungan luas dari para

politisi, akademisi, agamawan, dan media massa karena mereka semua merasa berkepentingan

untuk menyelamatkan gerakan Reformasi yang hendak menegakkan prinsip-prinsip demokrasi,

supremasi hukum, dan HAM.[11]

Berdasarkan fakta tersebut, perlu ditegakkan masyarakat madani, penegakan masyarakat madani di Indonesia memerlukan pilar penegak, antara lain berupa lembaga swadaya masyarakat (LSM), PERS, Supermasi hukum, Perguruan Tinggi dan partai politik.

Penegakan masyarakat madani di indonesia dapat mencapai hasil optimal apabila dilakukan dengan menerapkan strategi pemberdayaan yang tepat. Menurut Dewan sebagai mana dikutip Tim ICCE UIN (2003:257), ada tiga strategi yang salah satunya dapat digunakan sebagai strategi dalam memberdayakan masyarakat madani di indonesia.[12]

a.       Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik. Strategi ini berpandangan bahwa sistem demokrasi tidak berlangsung dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat. Bagi penganut paham ini pelaksanaan demokrasi liberal hanya akan menimbulkan konflik, dan karena itu menjadi sumber instabilitas politik. Saat ini yang diperlukan adalah stabilitas politik sebagai landasan pembangunan, karena pembangunan lebih-lebih yang terbuka terhadap perekonomian global membutuhkan resiko politik yang minim. Dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa lebih diutamakan dari demokrasi.

b.      Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi. Strategi ini berpandangan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah menunggu rampungnya tahap pembangunan ekonomi. Sejak awal dan bersama-sama diperlukan proses demokratisasi yang pada esensinya adalah memperkuat partisipasi politik. Jika kerangka kelembagaan ini diciptakan, maka akan dengan sendirinya timbul masyarakat madani yang mampu mengontrol terhadap negara.

c.       Strategi yang memilih membangun masyarakat madani sebagai basis yang kuat ke arah demokratisasi. Strategi ini muncul akibat kekecewaan terhadap realisasi dari strategi pertama dan kedua. Dengan begitu strategi ini lebih mengutamakan pendidikan dan penyadaran politik, terutama pada golongan menengah yang makin luas.

Page 12: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

BAB IVPENUTUP

3.3  Kesimpulan            Civil society berasal dari barat dan diterjemahkan dalam bahasa indonesia menjadi masyarakat madani, dan para pakar sependapat bahwa istilah civil society berkaitan dengan interaksi-interaksi sosial yang tidak dikuasai oleh negara atau bisa juga berarti jaringan kerja yang kompleks dari organisasi-organisasi yang dibentuk secara sukarela yang berbeda dari lembaga negara resmi dan yang bertindak secara mandiri atau dalam kerja sama dengan lembaga-lembaga negara.Masyarakat madani ini mempunyai beberapa ciri-ciri, diantaranya:a.       Free public sphare (kebebasan publik dalam berpendapat).b.      Demokratis.c.       Toleransi.d.      Pluralisme.e.       Keadilan sosial.f.       Keadilan.Dan ada beberapa unsur dan persyaratan budaya yang harus dilalui menuju masyarakat madani, diantaranya:a.       Pendidikanb.      Reformasi politikc.       Supremasi hukumd.      Ekonomi yang kuate.       Media komunikasi yang independenSedangkan untuk mewujudkan masyarakat madani ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:a.       Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik.b.      Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi.c.       Strategi yang memilih masyarakat yang madani sebagai basis yang kuat ke arah demokratisasi.

Page 13: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Penerbit Erlangga. Jakarta: 2007.

Tim Ekspresi.  Pendidikan Kewarganegaraan. CV. Media Karya Putra. Kartasura: 2007.Dr. Masykur Hakim dan Drs. Tanu Widjaya. Model Masyarakat Madani. Intimedia Cipta Nusantara. Jakarta: 2003

Dr. M. Din Syamsuddin. Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani. PT. Logos Wacana Ilmu. Jakarta: 2000

Suryanti. Pendidikan Kewarganegaraan. PT. Bina Sarana Edukasi. Surakarta: 2007

http://rivafauziah.wordpress.com/2007/06/02/masyarakat-madani-dialog-islam-dan-modernitas-di-indonesia/

http://jariksumut.wordpress.com/2007/08/31/membentuk-masyarakat-madani-yang-demokratis-harmonis-dan-partisifatif/

http://delanoprasetyo.blogspot.com/2008/02/perkembangan-masyarakat-madani-di.html

http://news.okezone.com/read/2009/11/30/339/280245/dpr-jangan-main-main-dalam-angket-century

[1] Dr. Masykur Hakim dan Drs. Tanu Widjaya,M.A. Model Masyarakat Madani, (Jakarta : Intimedia Cipta Nusantara, 2003), hlm. 14.[2] http://rivafauziah.wordpress.com/2007/06/02/masyarakat-madani-dialog-islam-dan-modernitas-di-indonesia/[3] http://jariksumut.wordpress.com/2007/08/31/membentuk-masyarakat-madani-yang-demokratis-harmonis-dan-partisifatif/[4] Dr. M. Din Syamsuddin. Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2000), hlm. 95.[5] Suryanti. Pendidikan Kewarganegaraan, (Surakarta: PT Bina Sarana Edukasi, 2007), hlm. 28.[6] http://news.okezone.com/read/2009/11/30/339/280245/dpr-jangan-main-main-fdalam-angket-century[7] Dr. Masykur Hakim dan Drs. Tanu Widjaya,M.A. Model Masyarakat Madani, (Jakarta : Intimedia Cipta Nusantara, 2003), hlm. 66.

[8] Bambang Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), hlm.38.[9] Tim Ekspresi. Pendidikan Kewarganegaraan, (Kartasura: CV. Media Karya Putra, 2007), hlm.36.[10] http://rivafauziah.wordpress.com/2007/06/02/masyarakat-madani-dialog-islam-dan-modernitas-di-indonesia/[11] http://delanoprasetyo.blogspot.com/2008/02/perkembangan-masyarakat-madani-di.html[12] Tim Ekspresi. Pendidikan Kewarganegaraan, (Kartasura: CV. Media Karya Putra, 2007), hlm.36.

Page 14: Perkembangan Masyarakat Madani Di Indonesi1