Perkembangan IFRS dan Penerapannya di Indonesia.docx

13
PERKEMBANGAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS) DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA I. PENDAHULUAN Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan oleh para stakeholder perusahaan (Purba, 2010). Laporan keuangan harus mampu menyajikan informasi yang menggambarkan kondisi sebenarnya atau minimal mendekati kondisi sebenarnya. Laporan keuangan berisi uraian peristiwa yang telah terjadi dan dapat mempengaruhi posisi ekonomi suatu entitas. Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan pelaporan keuangan yang bersifat diterima secara umum atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) agar dapat dimengerti oleh pihak eksternal perusahaan khususnya para investor. Suatu prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan belum tentu dapat diterima oleh negara lain. Seperti, PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Indonesia hanya dipahami oleh negara itu sendiri. Arus globalisasi yang tinggi menghilangkan batas-batas geografis dalam melakukan kegiatan ekonomi, termasuk di dalamnya investasi dan perdagangan. Hal ini didukung dengan munculnya pasar modal berskala regional dan global seperti New York Stock Exchange, London Stock Exchange, Singaporean Stock Exchange dan lain-lain. Dengan adanya pasar modal berskala global ini, dituntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam dan diterima oleh banyak negara guna mendukung kegiatan ekonomi terutama investasi dan

Transcript of Perkembangan IFRS dan Penerapannya di Indonesia.docx

Page 1: Perkembangan IFRS dan Penerapannya di Indonesia.docx

PERKEMBANGAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS)DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN

Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai kondisikeuangan perusahaan yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan oleh para stakeholderperusahaan (Purba, 2010). Laporan keuangan harus mampu menyajikan informasi yangmenggambarkan kondisi sebenarnya atau minimal mendekati kondisi sebenarnya. Laporankeuangan berisi uraian peristiwa yang telah terjadi dan dapat mempengaruhi posisi ekonomisuatu entitas. Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yangberlaku dan pelaporan keuangan yang bersifat diterima secara umum atau Generally AcceptedAccounting Principles (GAAP) agar dapat dimengerti oleh pihak eksternal perusahaan khususnyapara investor. Suatu prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan belum tentu dapat diterima olehnegara lain. Seperti, PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Indonesia hanya dipahamioleh negara itu sendiri.Arus globalisasi yang tinggi menghilangkan batas-batas geografis dalam melakukankegiatan ekonomi, termasuk di dalamnya investasi dan perdagangan. Hal ini didukung denganmunculnya pasar modal berskala regional dan global seperti New York Stock Exchange, LondonStock Exchange, Singaporean Stock Exchange dan lain-lain. Dengan adanya pasar modalberskala global ini, dituntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam danditerima oleh banyak negara guna mendukung kegiatan ekonomi terutama investasi danperdagangan lintas negara. Untuk membangun sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yangseragam dibutuhkan standar akuntansi keuangan yang dapat diterima secara global. Karenaglobalisasi dalam dunia bisnis, GAAP bukan lagi Generally Accepted Accounting Principlestetapi Globally Accepted Accounting Principles.Pada akhir dekade 1960-an, perwakilan lembaga-lembaga akuntansi profesional dariInggris, Kanada, dan Amerika Serikat sepakat membentuk Accountants International StandardGroup (AISG) untuk melakukan kajian kemungkinan harmonisasi standar akuntansi dan auditingdi Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada. Pada tahun 1972, perwakilan-perwakilan AISG dantujuh organisasi profesional bertemu dalam kongres profesi akuntan dunia di Sidney, Australia,untuk membicarakan proposal pembentukan International Accounting Standard Comittee(IASC). Pada tahun 1973, sepuluh organisasi profesional yang berasal dari Belanda, Kanada,Australia, Meksiko, Jepang, Perancis, Selandia Baru, Jerman Inggris, dan Amerika Serikatmelakukan negosiasi atas ide pembentukan International Accounting Standard Committee(IASC). Setelah itu lahirlah IASC dengan produknya International Accounting Standard (IAS).Pada tahun 2000, IASC merestrukturisasi kelembagaan dengan membentuk InternationalAccounting Standard Committee Foundation (IASCF) yang membawahi InternationalAccounting Standard Board (IASB) dan International Accounting Financial ReportingInterpretation Committee (IFRIC). Kemudian IASB mengeluarkan International FinancialReporting Standards (IFRS) sebagai standar akuntansi dan pelaporan keuangan baru yangdiberlakukan disamping IAS yang sudah ada.Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah dianggap sebagai suatu halyang mendesak yang harus dilakukan setiap negara termasuk Indonesia sebagai salah satu negaraberkembang. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi telahmenetapkan untuk melakukan adopsi penuh atas IFRS. Manfaat mengadopsi IFRS sendiri antara

Page 2: Perkembangan IFRS dan Penerapannya di Indonesia.docx

lain: memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenalsecara internasional, meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biayamodal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global, danmenciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Namun, dalam proses adopsi penuh IFRSyang akan dilakukan tidak tanpa masalah. Adopsi penuh terhadap IFRS akan sulit dilakukankarena masih banyak regulasi yang tidak mendukung, entitas-entitas bisnis yang masih belummemiliki kesiapan, selain itu, perhatian dan komitmen yang kuat dari para pelaku bisnis,pemerintah Indonesia, dan otoritas pasar modal masih sangat minim. Terbukti dengandimundurkannya jadwal implementasi IFRS, awalnya tahun 2010 sekarang menjadi tahun 2012.Di Indonesia, IAI menetapkan proses adopsi IFRS dalam 3 tahap, yaitu tahap adopsi, persiapan,dan implementasi.Tabel 1: Tahapan Konvergensi IFRSNo. Tahap Keterangan1. Tahap adopsi (2008-2010) Adopsi seluruh IFRS ke PSAKPersiapan infrastruktur yang diperlukanEvaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAKyang berlaku2. Tahap persiapan (2011) Penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukanPenerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasisIFRS3. Tahap implementasi (2012) Penerapan PSAK berbasis IFRS secara bertahapEvaluasi dampak penerapan PSAK secarakomprehensifSumber: Zamzami, 2011Melalui roadmap yang telah ditetapkan oleh IAI, diharapkan agar para entitas,pemerintah Indonesia, dan setiap pelaku bisnis mampu mempersiapkannya dengan baik selainDSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) pun melakukan tanggung jawabnya. Namun padaIFRS Conference di Tokyo lalu, Ketua IASB sebelum masa jabatannya habis, ia memaparkanambisinya untuk menyelesaikan 10 program kerja pada tahun 2011. Hal ini menunjukan bahwabeberapa perubahan besar yang sedang terjadi di IASB, mau tak mau DSAK-IAI harus bekerjakeras lagi untuk mengejar perubahan-perubahan baru. Selain itu, karena perubahan standar yangtidak tentu kapan, DSAK-IAI menentukan bahwa konvergensi IFRS 2012 berarti mengadopsiIFRS per versi 1 Januari 2009.Ada tiga permasalahan utama yang dihadapi oleh Indonesia dalam melakukan adopsiIFRS, yaitu: kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK sebagai financial accounting standardsetter di Indonesia, kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sesuai denganIFRS, dan kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Contohnya,minimnya staf-staf pengajar yang memiliki kompetensi dan keahlian IFRS di universitasuniversitasseluruh Indonesia.Selain tiga permasalahan utama diatas, ada masalah lain yang tidak bisa dikesampingkan,yaitu masalah penerjemahan bahasa IFRS menjadi PSAK. Sebagaimana diketahui, PSAK harusditulis dalam bahasa Indonesia. Hal ini mengakibatkan lamanya proses ratifikasi IFRS menjadiPSAK. Berbeda dengan negara-negara tetangga seperti Singapura yang langsung mengadopsilangsung teks asli IFRS. Proses penerjemahan IFRS ke dalam bahasa Indonesia membutuhkanwaktu yang relatif lama, bahkan dapat juga memberikan makna yang berbeda dengan sumber

Page 3: Perkembangan IFRS dan Penerapannya di Indonesia.docx

aslinya.Berdasarkan hal tersebut pembahasan yang dilakukan mengenai peranan IFRS terhadapSAK di Indonesia, strategi konvergensi dan implementasi IFRS di Indonesia menuju 2012dengan pembatasan konvergensi di Indonesia hanya sampai IFRS per 1 Januari 2009.II. PERANAN IFRS TERHADAP SAK DI INDONESIABerdasarkan data dari IASB sampai tahun 2008, negara di dunia yang telah menerapkanIFRS dengan berbagai tingkat keharusan yang berbeda-beda sebanyak 102 negara. Data tersebutmenunjukan banyak negara telah memandang pentingnya IFRS dalam meningkatkan kualitasperekonomian negara mereka khususnya dalam dunia akuntansi. Indonesia sebagai salah satuanggota G20 (Kelompok 20 negara yang menghimpun hampir 90% GNP dunia, 80% totalperdagangan dunia, dan dua per tiga penduduk dunia) dimana salah satu butir kesepakatan G20adalah program konvergensi standar akuntansi internasional (IFRS) ke dalam standar akuntansilokal setiap negara. Selain itu, dengan adanya perusahaan Indonesia yang terdaftar di bursa efekluar negeri (New York Stock Exchange), yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. denganmengadopsi IFRS akan membantu perusahaan tersebut dalam mengungkapkan laporan keuanganmenggunakan standar internasional (sehingga tidak perlu melakukan rekonsiliasi ke IFRS).Penerapan IFRS ini sendiri secara internasional dilakukan sebagai upaya untukmemperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnyatransparansi informasi keuangan. Compliance terhadap IFRS memberikan manfaat terhadapketerbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi. Melalui compliance makalaporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan keuanganperusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik.Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-IAI, Dudi M Kurniawan (2011), jika Indonesiamengadopsi IFRS akan mendapatkan tujuh manfaat, yaitu: meningkatnya kualitas StandarAkuntansi Keuangan (SAK), mengurangi biaya SAK, meningkatkan kredibilitas dan kegunaanlaporan keuangan, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan, meningkatkantransaparansi keuangan, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunandana melalui pasar modal, dan meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Jika dilihatdari pernyataan di atas, tentunya IFRS bila diadopsi oleh perusahaan Indonesia akanmenguntungkan sekali.IFRS sendiri sebagai suatu standar akuntansi internasional berperan penting bagiperusahaan. Peranannya bagi perusahaan mempengaruhi banyak hal. Salah satu aspek yangpaling besar terkena dampaknya adalah basis penilaian, dimana ketika masih menggunakan INAGAAPproses penilaian mengacu pada historical value sedangkan dalam penggunaan IFRSmengacu pada par value. Basis penilaian yang mendasarkan pada historical value telahkehilangan relevansinya dalam mengukur realita ekonomi, karena historical value hanyamengukur transaksi yang sudah selesai, tidak bisa mengakui perubahan nilai riil yang terjadi.III. STRATEGI KONVERGENSI IFRS DI INDONESIAStrategi konvergensi IFRS dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara sekaligus (bigbang) atau secara bertahap (gradual). Adopsi secara gradual lebih banyak digunakan oleh negaraberkembang (salah satunya Indonesia) karena adopsi IFRS memerlukan infrastruktur pendukungseperti kesiapan penyusun laporan keuangan, auditor, pendidik, profesi pendukung, danregulator. Karena persiapan yang dibutuhkan cukup lama, tentunya akan membutuhkan waktuyang lama. Seiring diberlakukannya beberapa PSAK yang telah direvisi secara bertahap olehDSAK-IAI, diharapkan para entitas mampu mengikuti laju perkembangan PSAK. Bila Indonesia

Page 4: Perkembangan IFRS dan Penerapannya di Indonesia.docx

memilih menggunakan cara big bang, maka bisa dibayangkan akan semakin banyak pihak-pihakyang kesulitan untuk mengikuti perkembangan PSAK berbasis IFRS.Konvergensi IFRS di Indonesia yang menggunakan cara gradual otomatis lebih lambatdaripada cara big bang. Menggunakan cara gradual pun masih ada saja hambatannya. Salah satualasan yang cukup menghambat konvergensi IFRS adalah kurang cepatnya respon regulatorperpajakan (Direktorat Jenderal Pajak) dalam menanggapi masa transisi ini. SAK saat ini sudahmengalami peningkatan yang sangat pesat, sementara itu peraturan perpajakan sangat tertinggaljauh dalam hal penggunaan dasar akuntansinya.Sebagai contoh, dalam kasus penerapan PSAK berbasis IFRS, akan ditemui perubahanlaba yang cukup signifikan. Hal ini terjadi bukan secara nyata, hanya karena pengaruh kebijakanakuntansi baru. Perubahan laba ini akan berpengaruh terhadap besarnya pajak yang akandibayarkan. Konvergensi IFRS sendiri harus diimbangi dengan perubahan peraturan perpajakan,akan tetapi sampai saat ini belum terlaksana dan dalam pelaksanaannya akan memakan waktuyang relatif lama.IV. IMPLEMENTASI PSAK BERBASIS IFRS DI INDONESIADari tahun 2006 hingga sekarang, sejumlah PSAK telah direvisi. Dalam proses revisiPSAK, DSAK menerbitkan Exposure Draft (ED) sebelum diberlakukannya PSAK revisi. EDberguna memberikan gambaran kepada publik sehingga bisa menampung saran-saran sebelumdiberlakukannya PSAK secara resmi. Hingga 1 Januari 2011, PSAK revisi yang sudah berlakutotal 23 PSAK. (lihat di tabel 1.)Sesuai agenda awal DSAK seharusnya semua entitas sudah menerapkan PSAK 50 danPSAK 55 pada tanggal 1 Januari 2009. Namun karena industri keuangan menyatakanketidaksiapannya yang menghasilkan tekanan besar, penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 diundurmenjadi tanggal 1 Januari 2010. Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia mewajibkansetiap bank menyajikan laporan keuangan mengacu pada PSAK 50 serta PSAK No. 55 mulaitahun 2009. PSAK 50 dan 55 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada InternationalAccounting Standard (IAS) 32 mengenai Financial Instruments: Presentation dan IAS 39mengenai Financial Instruments: Recognition and Measurement. Namun dalam prakteknya, adabeberapa hambatan, salah satunya adalah masalah pengembangan infrastruktur khususnya sistemteknologi informasi dimana mayoritas masih mengacu pada nilai buku bukan nilai wajarsebagaimana PSAK 55. PSAK 50 dan 55 juga menimbulkan kontroversi. Kontroversi tersebutdikarenakan penganutan principle based yang hanya menekankan konsep dan prinsip saja,berbeda dengan konsep sebelumnya yang segala sesuatunya sudah diatur (rules based).Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/4/DPNP tahun 2009 tentangPelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia mengharuskan bank menerapkan PAPI2008 sebagai acuan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, selain PSAK danketentuan lain yang berlaku. PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia) berisi petunjukpelaksanaan dengan penjabaran lebih lanjut dari beberapa PSAK yang relevan bagi industriperbankan. PAPI juga mencakup penjabaran lebih lanjut dari PSAK 50 dan PSAK No. 55.Sementara itu, PSAK 14 tentang Persediaan mengalami perubahan dalam hal biayaperolehan dan rumus biaya. Dalam PSAK 14 (1994) selisih valuta asing yang terkait denganpembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan, berbeda dengan PSAK14 (revisi 2008) yang tidak mengatur hal tersebut. Pada PSAK 14 (2008), dalam rumus biayatidak diperkenankan lagi menggunakan LiFo (Last In First Out), yang diperkenankan hanyaFiFO (First In First Out) dan rata-rata tertimbang. Berbeda dengan PSAK 14 (1994), rumusbiaya LiFo masih diperkenankan digunakan serta metode lainnya.

Page 5: Perkembangan IFRS dan Penerapannya di Indonesia.docx

Dalam penggunaan rumus biaya LiFo, persediaan yang dijual adalah yang terakhir masukdan akan mempengaruhi COGS (Cost Of Good Solds) menjadi lebih tinggi, tentu juga akanmemperkecil net income yang akan diperoleh, sehingga pengenaan income tax akan lebih kecildibandingkan dengan rumus biaya FiFo. Keuntungan rumus biaya LiFo ini sering digunakanperusahaan ketika menghadapi inflasi agar terhindar dari pengenaan income tax yang besar,dibandingkan dengan penggunaan FiFo yang COGS-nya rendah sehingga net income yangditerima akan besar yang secara otomatis pengenaan income tax pun akan besar.Tabel 2: Konvergensi IFRS 2008-2011No PSAK Ref Tanggal Efektif1 PSAK 13 Properti Investasi IAS 40 1 Januari 20082 PSAK 16 Aset Tetap IAS 16 1 Januari 20083 PSAK 30 Sewa IAS 17 1 Januari 20084 PSAK 14 Persediaan IAS 2 1 Januari 20095 PSAK 26 Biaya Pinjaman IAS 23 1 Januari 20106 PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajiandan PengungkapanIAS 32 1 Januari 20107 PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuandan PengukuranIAS 39 1 Januari 20108 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan IAS 1 1 Januari 20119 PSAK 2 Laporan Arus Kas IAS 7 1 Januari 201110 PSAK 3 Laporan Keuangan Interim IAS 34 1 Januari 201111 PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasiandan Laporan Keuangan TersendiriIAS 27 1 Januari 201112 PSAK 5 Segmen Operasi IAS 8 1 Januari 201113 PSAK 12 Bagian Partisipasi dalam VenturaBersamaIAS 31 1 Januari 201114 PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak yangberelasiIAS 24 1 Januari 201115 PSAK 15 Investasi Pada Entitas Asosiasi IAS 28 1 Januari 201116 PSAK 19 Aset Tak Berwujud IAS 38 1 Januari 201117 PSAK 22 Kombinasi Bisnis IFRS 3 1 Januari 201118 PSAK 23 Pendapatan IAS 18 1 Januari 201119 PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, PerubahanEstimasi Akuntansi dan KesalahanIAS 8 1 Januari 2011No PSAK Ref Tanggal Efektif20 PSAK 48 Penurunan Nilai Aset IAS 36 1 Januari 201121 PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontijensi danAset KontijensiIAS 37 1 Januari 201122 PSAK 58 Aset Tak Lancar Yang Dimiliki

Page 6: Perkembangan IFRS dan Penerapannya di Indonesia.docx

Untuk Dijual dan Operasi Yang DihentikanIFRS 5 1 Januari 201123 PSAK 8 Peristiwa Setelah Tanggal Neraca IAS 10 1 Januari 2011Sumber: Wahyuni, 2011Kemudian, sebagai upaya DSAK memenuhi konvergensi IFRS 2012, pada tanggal 1Januari 2012 mendatang, akan diberlakukan beberapa PSAK yang sudah direvisi, yangdiantaranya terlihat pada tabel 2.Tabel 3: Konvergensi IFRS tahun 2012No PSAK Ref1 PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing IAS 212 PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program ManfaatPunakaryaIAS 263 PSAK 24 Imbalan Kerja IAS 194 PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi IAS 115 PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan IAS 126 PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham IFRS 27 PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian IAS 328 PSAK 56 Laba per Saham IAS 339 PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan IFRS 710 PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah danPengungkapan Bantuan PemerintahIAS 2011 PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam EkonomiHiperinflasiIAS 2912 PSAK 64 Explorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral IFRS 6Sumber: Wahyuni, 2011Sebagai contoh lain pada PSAK 16 tentang Aset Tetap, terjadi beberapa perubahan yangmencakup penggantian istilah dari Aktiva menjadi Aset dalam seluruh PSAK, pertukaran asettetap, perubahan model pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal, dll. Pada PSAK 16(1994) dalam transaksi pertukaran aset tetap yang sejenis atau tidak sejenis dilakukan pencatatanyang berbeda, sementara itu, dalam PSAK 16 (revisi 2007) tidak membedakannya. Pada PSAK16 (revisi 2007) dalam hal model pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal, terjadiperubahan dimana entitas mempunyai 2 pilihan pencatatan pengukuran aset tetap setelahpengakuan awal, yaitu: model biaya dan revaluasi yang sebelumnya pada PSAK 16 (1994)model revaluasi tidak diperkenankan.V. PENUTUPPeranan IFRS terhadap SAK di Indonesia sangat penting. Hal itu terlihat daripembahasan yang telah dilakukan untuk menunjang kemampuan Indonesia bersaing dan majudalam persaingan global. Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan keterbandingandan pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan dayainformasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standarinternasional juga penting dalam rangka stabilitas perekonomian.Manfaat dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatanhambataninvestasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait

Page 7: Perkembangan IFRS dan Penerapannya di Indonesia.docx

dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Sementara tujuanakhirnya laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanyaakan memerlukan sedikit rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS.Dengan berbagai perbedaan yang mengakibatkan perubahan diharapkan membawa dampakpositif bagi persaingan Indonesia secara global.Diharapkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang terlibat dalamakuntansi untuk sadar dan berkembang untuk dapat menerapkan suatu standar yang berskalainternasional sebagai salah satu langkah maju bersaing dengan negara-negara berkembanglainnya. Dalam penerapannya seorang akuntan sekarang dituntut memiliki professionaljudgement yang baik. Dengan demikian, para akuntan dapat memberikan kualitas hasil laporankeuangan yang baik dan sesuai dengan IFRS yang telah diterapkan dalam SAK yang berlaku diIndonesia.