KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

23
KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA Keragaman budaya bangsa Indonesia ada yang berbentuk religi/keagamaan, kesenian, bahasa daerah, rumah adat, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, dan peralatan hidup. Budaya daerah yang beraneka ragam merupakan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, budaya daerah merupakan akar budaya nasional yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. RELIGI/KEAGAMAAN Upacara adat tiap suku bangsa di negara kita berbeda, termasuk upacara perkawinan, kematian, dan kelahiran yang dimilikinya. Di Bali ada upacara pembakaran mayat. Di daerah Toraja, Sulawesi Selatan ada juga upacara bagi orang yang telah meninggal, di arak ke tempat pemakamannya yang terletak di goa-goa di lereng gunung. Di daerah-daerah lain juga terdapat upacara menurut adat istiadat dan corak budaya setempat. Upacara-upacara adat sering menggunakan simbol-simbol adat, tari-tarian, dan bahasa daerah setempat sehingga menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara. Umpamanya, Suku Tengger di Jawa Timur terbiasa melakukan upacara Kasadha. Upacara tersebut juga disaksikan oleh wisatawan. UPACARA PEMBAKARAN JENAZAH DI BALI PALING MEGAH DI DUNIA

Transcript of KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

Page 1: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA

Keragaman budaya bangsa Indonesia ada yang berbentuk religi/keagamaan, kesenian, bahasa

daerah, rumah adat, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, dan peralatan hidup. Budaya

daerah yang beraneka ragam merupakan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, budaya

daerah merupakan akar budaya nasional yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.

RELIGI/KEAGAMAAN

Upacara adat tiap suku bangsa di negara kita berbeda, termasuk upacara perkawinan,

kematian, dan kelahiran yang dimilikinya. Di Bali ada upacara pembakaran mayat. Di daerah

Toraja, Sulawesi Selatan ada juga upacara bagi orang yang telah meninggal, di arak ke

tempat pemakamannya yang terletak di goa-goa di lereng gunung. Di daerah-daerah lain juga

terdapat upacara menurut adat istiadat dan corak budaya setempat. Upacara-upacara adat

sering menggunakan simbol-simbol adat, tari-tarian, dan bahasa daerah setempat sehingga

menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara. Umpamanya, Suku Tengger di

Jawa Timur terbiasa melakukan upacara Kasadha. Upacara tersebut juga disaksikan oleh

wisatawan.

UPACARA PEMBAKARAN JENAZAH DI BALI PALING MEGAH DI DUNIA

Untuk masyarakat Bali, hanya melalui pembakaran jenazahlah jiwa dapat dilepaskan dari

dunia sementara untuk mendapatkan kehidupan setelah kematian. Dan untuk menjalani ini

Page 2: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

beberapa upacara dan ritual harus diikuti, terutama ketika keturunan kerajaan meninggal.

Pada kematian tubuh harus dibakar oleh api karena jiwa harus kembali pada lima elemen

yang dikenal dengan Panca Maha Buta (bumi, angin, api, air dan eter)  hal ini bertujuan

untuk mengirim jiwa pada kehidupan setelah kematian.

Hanya dengan mengikuti upacara dan ritual yang layak dan tepat, jiwa akan bebas dari tubuh

untuk dilahirkan kembali dan akhirnya menggapai Moksa, kelepasan atau kebebasan dari

ikatan duniawi.

Upacara pembakaran jenazah di Bali mewah dan mahal. Lebih tinggi status seseorang,

persiapan megah dan dekorasi yang dibutuhkan akan semakin tinggi. Oleh karena itu, jenazah

Almarhum harus dikubur untuk beberapa saat sebelum keluarga dan masyarakat bisa

mengumpulan dana yang cukup. Ini merupakan adat yang umum bagi masyarakat biasa untuk

menunggu pembakaran jenazah seorang bangsawan atau pemuka agama yang nantinya

digabung dalam ritual ngiring untuk pembakaran jenazah keluarga mereka jika diizinkan.

Beberapa hari sebelum hari pembakaran, jiwa Almarhum yang mengembara dipanggil untuk

bersatu dengan tubuhnya, biasanya disimbolkan oleh patung orang, dibawa ke rumah untuk

dimandikan berulang-ulang, dipersiapkan oleh anggota keluarga.

Pada malam pembakaran, para pendeta mempersembahkan persembahan pada kekuatan

supranatural yang diminta untuk membuka jalan bagi jiwa, sementara para anggota keluarga

berdoa untuk membebaskan jiwa Almarhum ke surga.

Hari berikutnya, jenazah dibawa ke alam terbuka dimana pembakaran diadakan, yang

biasanya setelah matahari melewati titik puncaknya. Ketika semua tubuh sudah terbakar,

anggota keluarga mengumpulkan debu-debu dan tulang Almarhum, dan kemudian patung

orang yang meninggal tersebut dibawa dalam prosesi di laut atau sungai, kemudian debu

dituangkan ke dalam air, kedalam perlindungan dewa laut.

Bulan-bulan atau tahun-tahun berikutnya setelah pembakaran, ketika dana sudah cukup

terkumpul, akan ada upacara-upacara lagi untuk meyakinkan pemisahan jiwa yang sempurna

dari ikatan keduniawian, bertujuan untuk melepaskan jiwa ke surga. Pada upacara terakhir

disebut upacara nyagara-gunung, keluarga mengekpresikan terima kasih mereka pada dewa

laut di candi-candi gunung dimana jiwa yang suci diabadikan di candi, untuk menunggu

kelahiran kembali atau kebebasan dari lingkaran kelahiran kembali.

(Sumber: Periplus Guide to Bali ; dan Indonesian Heritage Books:  Religion and Ritual) 

Page 3: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

PERTUNJUKAN RAKYAT

Di Indonesia, pertunjukan seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan upacara. Seni pertunjukan

di Indonesia memiliki ciri khas di setiap daerah dan merupakan sebuah bentuk ungkapan

budaya. Ketoprak dari Jawa Tengah, Ludruk dari Jawa Timur, Topeng Cirebon dari Jawa

Barat, Lenong Betawi dari DKI Jakarta, Makyong dari Kepulauan Riau, Inong Rampak dari

Aceh.

LUDRUK, KESENIAN GUYONAN ASAL JAWA TIMUR

Jika masyarakat Jawa Tengah memiliki ketoprak sebagai pertunjukan hiburan, masyarakat

Jawa Timur pun memiliki pertunjukan hiburan. Namanya ludruk. 

Walau sama-sama bersifat menghibur, tapi ada perbedaan mencolok antara ludruk dengan

ketoprak. Salah satu perbedaan tersebut adalah cerita yang diangkat. 

Dalam setiap pertunjukannya, ludruk mengangkat cerita kehidupan sehari-hari, cerita

perjuangan, atau sebagainya. Latar waktu cerita yang dibawakan adalah saat ini. Sementara,

ketoprak membawakan kisah yang terjadi di masa lalu (berdasarkan sejarah atau dongeng). 

Karena cerita yang dibawakan merupakan cerita sehari-hari, yang dekat dengan kehidupan

masyarakat, ludruk pun digemari oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu, walau

menggunakan bahasa Jawa Timur, guyonan yang dilontarkan para pemain ludruk pun dapat

Page 4: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

dimengerti oleh orang dari luar Jawa Timur. Ini dikarenakan para pemain tidak hanya

mengandalkan guyonan dalam bentuk perbincangan, tapi juga dalam gerak. 

Pertunjukan ludruk akan dimulai oleh tari remo. Berbeda dengan pertunjukan tari remo pada

biasanya, tari remo yang menjadi pembukaan pertunjukan ludruk hanya dibawakan oleh

seorang penari. 

Tidak ada pakem yang pasti mengenai pertunjukan ini, mengenai jumlah pemain, jumlah

babak, dan sebagainya. Begitu pula dengan cerita yang dibawakan. Biasanya, dalam

pertunjukan ludruk, sangat dipentingkan kemampuan para pemain untuk dapat berimprovisasi

dan mengembangkan jalan cerita yang sudah dibuat. 

Saat ini, salah seorang pemain ludruk yang terkenal adalah Kartolo. Pria kelahiran Surabaya,

Jawa Timur, ini sudah puluhan tahun menggeluti kesenian ludruk. Kemampuannya

membawakan sebuah cerita pun sudah diakui. Penonton akan dibuat terpingkal-pingkal oleh

guyonan yang dilontarkannya. [Agung/IndonesiaKaya]

RUMAH ADAT

Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adatnya sendiri. Rumah adat di setiap daerah

memiliki ciri yang khas sesuai Provinsi (Daerah)

RUMAH ADAT LAMIN KALIMANTAN TIMUR

Tentang Rumah Lamin

Sebagian besar penduduk Kalimantan Timur khususnya suku Dayak hidup secara

berkelompok atau kekerabatan suku Dayak sangatlah kuat. Maka hal ini dibuktikan dengan

rumah yang mereka bangun, sebagian besar rumah yang dibangun mereka secara

Page 5: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

berkelompom juga, selalu saja lebih dari 1 kepala kelaurga. Contohnya Rumah Adat Lamin

yang diresmikan pada tahun 1987. Rumah yang berbentuk panggung tersebut tidak kurang

dihuni 12 kepala keuarga atau skitar 50-100 orang. Diperkirakan ukuran rumah lamin sekitar

dengan panjang mencapai 30 meter, lebar 15 meter dan tinggi sekitar 3 meter.

Ciri-ciri Rumah Lamin

Setiap rumah adat pastinya mempunya ciri khas yang menjadi daya tarik suku Dayak. Dalam

rumah Lamin sendiri ada bebarapa ciri yang sangat kental seperti pada pada ukiran atap ada

terdapat patung yang ebrbebtuk naga dan bunrung enggan. Yang mengandung arti kesaktian

dan kewajiban masayarakat Dayak. Pada bagian dinding yang paling em,nonjol adalah dari

segi warna. Rumah ini dominan dengan warna kuning, putih dan hitam yang berbentuk salur

pakis dan mata yang masyarakat percaya mengandung makna suku Dayakmampu niat buruk

orang lain yang akan  mencelakakan suku Dayak dan melambangkan persaudaraan suku

Dayak. Selain itu juga pada bagian kaki yang berbnetuk ukiran kerangka manusia dan juga

binatang wanita memakai kain, serta bentuk semi-abstrakyang melambangkan persaudaraan

suku Dayak desa Pampang. Masayarat percya ukiran dan patung tersebut berfungsi untuk

mengusir roh-roh jahat mengingat kepercayaan suku Dayak yang masih percaya dengan

kekuatan-kekuatan gaib atau animisme.

Bahan utama bangunan rumah adat Lamin adalah kayu ulin atau banyak orang yang

menyebutnya sebagai kayu besi. Disebut kayu besi karena memang jenis kayu tersebut adalah

kayu yang sangat kuat. Bahkan banyak orang mengatakan jika kayu ulin terkena air maka

justru tingkat kekuatannya akan semakin keras. Mungkin hal inilah yang membuat banyak

orang yang membangun rumah di atas dataran rawa atau pinggiran sungai namun tahan lama

umur bangunannya. Selain bangunan, totem-totem yang ada di bagian depan Lamin juga

terbuat dari bahan kayu ulin. Menurut saya pribadi, bangunan yang terbuat dari bahan kayu

ulin memiliki kesan mewah karena warna hitam khasnya. Hanya saja menurut penduduk

sekitar saat ini agak sulit untuk mencari pohon ulin karena ada alih konversi lahan serta

perambahan hutan-hutan.

Di bagian dalam lamin terdapat beberapa alat yang biasa digunakan dalam melakukan

upacara adat tertentu. Di bagian dalam Lamin sempat ada beberapa tengkorak kepala kerbau

yang bertuliskan tanggal waktu. Menurut saya tanggal tersebut menunjukkan kapan

seseorang tersebut meninggal. Dan juga Saya yakin tengkorak tersebut adalah bagian dari

upacara melepas kematian yang biasa dilakukan oleh suku Dayak. ‘Menyembelih’ kerbau

adalah rangkaian puncak dari upacara Kuangkai (lihat postingan saya sebelumnya) yang

dilakukan untuk upacara kepergian seseorang yang telah meninggal).

Page 6: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

TARIAN DAERAH

Indonesia memiliki banyak tarian yang menampilkan gerakan yang indah. Sebagian dikenal

sejak berabad-abad di antara rakyat jelata, yang lainnya berkembang di istana. Tari yang

berakar dari tari adat misalnya tari Pendet dari Bali. Ada juga tari yang bersumber pada seni

bela diri, seperti tari Alan Ambek dari Sumatra Barat.

TARI PENDET

Tari   Pendet  merupakan salah satu tarian paling tua di pulau Bali. Berdasarkan catatan yang

ada bahwa tahun 1950 merupakan tahun kelahiran tari pendet. Tari pendet adalah tari

pemujaan yang sakral yang hanya dilaksanakan di pura tempat ibadah umat hindu di bali,

sehingga tari pendet sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan spiritual

masyarakat hindu di Bali. Pendet artinya menyambut tamu agung karena tari pendet

merupakan sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara menyambut Dewata yang turun

ke dunia 

Tari   Pendet  tidak memerlukan latihan intensif karena memiliki pola gerak yang lebih

dinamis sehingga bisa dilakukan oleh semua orang. Tari pendet merupakan gerakan dasar tari

Bali. Tari pendet yang dilaksanakan di pura-pura dibawakan sekelompok remaja putri yang

masing-masing membawa mangkok perak berisi bunga warna warni dan sesaji. Sekelompok

remaja putri ini mengikuti gerakan penari senior yang berada di depan mereka sebagai wujud

simbolis bahwa wanita yang lebih tua memiliki tanggung jawab dalam memberikan contoh

perilaku yang baik.

Pada perkembangannya para seniman Bali I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng

Page 7: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

mengubah TariPendet   menjadi tari sambutan selamat datang yang lebih universal tetapi

tetap mengandung nilai religius. Pada akhir tarian, para penari menaburkan bunga-bunga

yang mereka bawa kepada tamu yang mereka sambut sebagai ucapan selamat datang.

Selanjutnya kedua seniman tari tersebut menciptakan tari pendet penyambutan dengan empat

orang penari yang dipentaskan pada sejumlah hotel sebagai bagian dari pertunjukan

kepariwisataan. Pada tahun 1961 I Wayan Beratha mengembangkan tari pendet dan

menambah jumlah penari menjadi lima orang seperti yang ditampilkan sekarang. Pada tahun

1962 I Wayan Beratha dan kawan-kawannya kembali mengembangkan tari pendet dengan

jumlah penari 800 orang yang ditampilkan dalam acara Asian Games di Jakarta.

ALAT MUSIK DAERAH

Alat musik daerah digunakan untuk mengiringi tari-tarian adat dan lagu daerah. Berikut

adalah gambar beberapa alat musik daerah. Gong dari Jawa Tengah, Kolintang dari Sulawesi

Utara, Rebana dari DKI Jakarta, Tifa dari Papua, Ketepang dari Kalimantan, Bonang dari

Jawa Timur.

ALAT MUSIK BONANG – INSTRUMEN GAMELAN

Alat musik bonang adalah salah satu alat musik yang termasuk dalam instrumen gamelan

Jawa. Bonang bisa dikatakan sebagai instrumen melodi yang paling terkemuka dalam dunia

Degung Gamelan Sunda.

Cara memainkan alat musik ini adalah dengan cara dipukul atau ditabuh pada bagian atasnya

yang menonjol atau disebut dengan pencu / pencon dengan menggunakan dua pemukul

khusus yang terbuat dari tongkat berlapis yang disebut dengan sebutan bindhi.

Bonang merupakan kumpulan dari gong-gong kecil yan terkadang juga disebut dengan nama

“pot” atau “ceret”), kesemuanya diletakkan dan disusun berjajar pada bingkai kayu (yang

disebut “rancak”) dalam dua baris.  Baris pertama atau baris yang bagian disebut dengan

nama Jaleranatau bisa juga disebut dengan  Brunjung, sedangkan baris yang kedua/bawah

disebut dengan sebutan setren/dhempok.

Jenis-Jenis Alat Musik Bonang

Page 8: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

Untuk masyarakat Jawa Tengah, Mereka membagi alat musik bonang menjadi tiga jenis,

yakni sebagai berikut :

Bonang Barung yang ukuran berukuran sedang, bonang barung ini dimainkan untuk

menentukan ketukan pembukaan atau sebagai patokan tempo dan juga sebagai

patokan dinamika.  Dalam Ansambel, alat ini juga bisa dikatakan sebagai adalah salah

satu yang berperan penting hal itu dikarenakan ia banyak sekali

memberikan/menentukan isyarat kepada pemain lain dalam instrumen gamelan.

Bonang Panerus memiliki ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan bonang

barung.  Bonang jenis ini dimainkan setengah ketukan dari bonang barung yang

apabila mereka dibunyikan secara bersama-sama akan membuat efek suara yang

bersahutan.   Notasi dari bonang penerus lebih tinggi 1 oktaf dari bonang barung

namun untuk jumlah kepinggannya sama dengan bonang barung.

Bonang Panembung, untuk yang satu ukurannya terbesar dari dua bonang diatas.  

Namun nada yang dihasilkan dari bonang panembung ini nada yang paling rendah.

Page 9: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

Jika dibandingkan dengan instrumen yang ada dalam musik gamelan tugas dari bonang

barung dan juga bonang panerus terasa lebih kompleks sehingga bisa diangaap instrumen ini

sebagai salah satu yang mengelaborasi.

PAKAIAN ADAT

Keanekaragamaan bangsa Indonesia termasuk di dalamnya adalah pakaian adat. Tiap suku

bangsa yang ada di Indonesia memiliki pakaian adat. Pakaian tersebut biasa dipakai pada

waktu upacara-upacara adat, misalnya kematian, perkawinan, kelahiran, dan kegiatan ritual

dari masing-masing suku tersebut.

PAKAIAN ADAT SUMATERA UTARA

Ulos merupakan pakaian adat dari Sumatera Utara. Ulos adalah kain tenun khas Batak, yang

secara harfiah berati selimut yang menghangatkan tubuh; melindungi dari terpaan udara

dingin. Ulos bisa merankan berbagai fungsi sandang, sebagai selendang, sarung, penutup

kepala, dan lain sebagainya. Hari ini, Ulos masih lestari di lingkungan masyarakat Sumatera

Utara. Ulos telah dengan mulus berakulturasi dengan berbagai jenis sandang modern, seperti

kemeja dan jas.

Page 10: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

Ulos dianggap sebagai peninggalan leluhur orang Batak, yang merupakan bangsa yang hidup

di dataran-dataran tinggi pegunugan. Dengan maksud tetap menjaga tubuh tetap hangat, kain

Ulos mereka kenakan untuk menghalau dingin selama mereka berladang dan beraktivitas

lainnya. Konon, dari tradisi ini juga lahirnya uangkapan bahwa, bagi leluhur orang Batak, ada

tiga sumber yang memberi kehangatan pada manusia, yakni matahari, api dan Ulos. Jika

sumber panas matahari dan api terbatas oleh ruang dan waktu, maka tidak demikian dengan

Ulos, yang bisa memberi kehangatan kapanpun dan dimanapun.

Ulos dapat dikenakan dalam berbagai bentuk, dari mulai sebagai kain penutup kepala,

penutup badan bagian bawah, penutup badan bagian atas, penutup punggung dan lain

sebagainya. Ulos dalam berbagai bentuk dan corak/motif memiliki nama dan jenis yang

berbeda-beda, misalnya pada masyarakat Batak Simalungun, Ulos penutup kepala wanita

disebut suri-suri, Ulos penutup badan bagian bawah bagi wanita disebut ragipane, atau yang

digunakan sebagai pakaian sehari-hari yang disebut jabit. Ulos dalam pakaian pengantin

Simalungun juga melambangkan kekerabatan Simalungun yang disebut dalihan natolu, yang

terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (sarung).

Muhar Omtatok, salah seorang Budayawan Simalungun, berpendapat bahwa, awalnya

Gotong (Penutup Kepala Pria Simalungun) berbentuk destar dari bahan kain gelap (Berwarna

putih untuk upacara kemalangan, disebut Gotong Porsa), namun kemudian, Tuan Bandaralam

Purba Tambak dari Dolog Silou juga menggemari tren penutup kepala ala melayu berbentuk

tengkuluk dari bahan batik, dari kegemaran pemegang Pustaha Bandar Hanopan inilah,

kemudian orang Simalungun dewasa ini suka memakai Gotong berbentuk Tengkuluk Batik.

Sementara, Ulos penutup kepala pada masyarakat Batak Toba dikenal dengan

sebutanSorotali.  Sortali itu sendiri adalah ikat kepala yang fungsinya seperti mahkota.

Biasanya dibuat dari bahan tembaga yang disepuh dengan emas, lalu dibungkus dengan kani

merah. Sortali ini digunakan pada pesta-pesta besar. Sortali digunakan laki-laki dan

perempuan. Akan tetapi sama seperti ulos, penggunaan sortali tidak sembarangan dan

memiliki aturan sendiri.

SENJATA TRADISONAL DAERAH

SENJATA TRADISIONAL MADURA "CLURIT"

Page 11: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

Clurit memang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Madura, Jawa

Timur. Senjata tajam yang berbentuk melengkung ini begitu melegenda. Sejak dahulu kala

hingga sekarang, hampir setiap orang di Tanah Air mengenal senjata khas etnis Madura ini.

Saking populernya, clurit kerap diidentikkan dengan berbagai tindak kriminal. Bahkan celurit

juga digunakan oleh massa saat terjadi kerusuhan maupun demonstrasi di pelosok Nusantara

untuk menakuti lawannya.

Boleh jadi, begitu mendengar kata Madura, dalam benak sebagian orang bakal terbayang

alam yang tandus, wajah yang keras dan perilaku menakutkan. Kesan itu seolah menjadi

benar tatkala muncul kasus-kasus kekerasan yang menggunakan clurit dengan pelaku

utamanya orang Madura.

Kendati demikian tak semua orang mengetahui sejarah dan proses sebuah clurit itu dibuat

hingga dikenal luas. Di tempat asalnya, clurit pada mulanya hanyalah sebuah arit. Petani pun

kerap menggunakan arit untuk menyabit rumput di ladang dan membuat pagar rumah. Dalam

perkembangannya, arit itu diubah menjadi alat beladiri yang digunakan oleh rakyat jelata

ketika menghadapi musuh.

Clurit adalah alat pertanian yang berfungsi sebagai alat potong yang berbentuk melengkung

menyerupai bulan sabit. Meskipun memiliki bentuk yang sama dengan arit /

sabit, Clurit lebih mengacu pada senjata tajam sedangkan Arit atau Sabit cenderung bersifat

sebagai alat pertanian.

Page 12: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

Clurit merupakan senjata khas dari suku Madura Provinsi Jawa Timur digunakan sebagai

senjata carok. Legenda senjata ini adalah senjata yang biasa digunakan oleh tokoh yang

bernama Sakera yang kontra dengan dengan penjajah Belanda. Kini senjata clurit sering

digunakan masyarakat Madura untuk carok. Sebelum digunakan clurit diisi dulu dengan

asma’ / khodam dengan cara melafalkan do’a-do’a sebelum melakukan carok.

Carok dan celurit tak bisa dipisahkan. Carok merupakan simbol kesatria dalam

memperjuangkan harga diri ( kehormatan ). Hal ini muncul di kalangan orang-orang Madura

sejak zaman penjajahan Belanda abad 18 M.

Celurit digunakan Sakera sebagai simbol perlawanan rakyat jelata terhadap penjajah Belanda.

Sedangkan bagi Belanda, celurit disimbolkan sebagai senjata para jagoan dan penjahat.

Bahwa kalau ada persoalan, perselingkuhan, perebutan tanah, dan sebagainya selalu

menggunakan kebijakan dengan jalan carok. Alasannya adalah demi menjunjung harga diri.

Istilahnya, daripada putih mata lebih baik putih tulang. Artinya, lebih baik mati berkalang

tanah daripada menanggung malu.

Penyelesaian dengan cara carok pasti salah satu ada yang mati. Oleh karena itu walaupun

salah satu khasanah budaya rakyat Indonesia, Pemerintah tetap menetapkan sebagai

pelanggaran hukum.

LAGU DAERAH

BUNGONG JEUMPA

Aceh

Bungong jeumpa bungong jeumpa

Megah di Aceh

Bungong telebeh-telebeh

Indah lagoina

Puteh kuneng mejampu mirah

Keumang siulah cidah thah ruah

Puteh kuneng mejampu mirah

Keumang siulah cidah thah ruah

Page 13: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

Lam sinar buleun lam sinar buleun

Angen peu ayon

Ruroh mesuson-mesuson

Nyang mala-mala

Mangat that mebe’i menyo tat him com

Lepah that harum si bungong jeumpa

Mangat that mebe’i menyo tat him com

Lepah that harum si bungong jeumpa

Page 14: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

Arti Lagu Bungong Jeumpa :

Bunga Jeumpa Bunga Jeumpa

Megah di Aceh

Bunga yang lebih indah

Dari bunga2 yang lain

Putih kuning bercampur merah

Kembang jeumpa yang indah sekali

Putih kuning bercampur merah

Kembang jeumpa ini yang indah sekali

Dalam sinar bulan dalam sinar bulan

Angin berayun

Jatuh berguguran

Yang selama-lamanya

Enak sekali bauknya kalau kita cium

Sangat harum si bunga jeumpa

Enak sekali bauknya kalau kita cium

Sangat harum si bunga jeumpa

Page 15: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

BAHASA DAERAH

BERBAHASA BANJAR

Bahasa Banjar adalah bahasa sehari-hari yang digunakan oleh suku (etnis) Banjar untuk

berkomunikasi dalam pergaulan.

Suku atau etnis Banjar ini mayoritas mendiami wilayah Propinsi Kalimantan Selatan,

sehingga identik dengan propinsi tersebut, apalagi kata “Banjar” sendiri melekat pada nama

ibukota Propinsi Kalimantan Selatan yakni Banjarmasin, juga pada nama Kabupaten Banjar

yang beribukota Martapura, serta Kota Banjarbaru yang dulunya merupakan Kota

Administratif.

Perihal bahasa Banjar ini terbagi menjadi 2 dialek; bahasa Banjar Hulu, dipergunakan oleh

masyarakat yang berada di kawasan yang kini disebut Banua Anam (Benua Enam) yang

dulunya sebelum terjadi pemekaran kabupaten masih disebut Banua Lima. Kawasan Banua

Anam ini terbagi menjadi beberapa kabupaten yakni; Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan,

Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Kabupaten Tabalong.

Kemudian bahasa Banjar dialek lainnya adalah Bahasa Banjar Kuala (Muara). Dialek ini

dipergunakan oleh masyarakat etnis Banjar yang mendiami kawasan Kabupaten Banjar, Kota

Banjarbaru, Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Perbedaan kedua dialek Bahasa Banjar ini terletak pada kosa kata, pengucapan, dan

penggunaan huruf vokal. Pada dialek Bahasa Banjar Hulu terdapat banyak kosa kata yang

sudah jarang digunakan pada dialek banjar Kuala. Kemudian cara pengucapan kalimat pada

percakapan, dimana Banjar Hulu terdapat irama tertentu, serta cara pengucapannya yang agak

cepat sehingga mereka yang belum mengerti bahasa dan dialek tersebut akan kesulitan

menangkap arti dan maksudnya. Kemudian penggunaan vokal pada dialek Banjar Hulu yang

dipakai hanya vokal A, I, dan U, sedangkan pada Dialek Banjar Kuala sebaliknya

menggunakan seluruh huruf vokal yang tersedia.

Jadi pada dialek Banjar Hulu tak dikenal penggunaan huruf vokal O, E, dan E pepet. Bahkan

untuk huruf vokal O lebih lazim disebut sebagai “U bulat”, sedangkan vokal U sendiri

disebut dengan “U pecah”.

Page 16: KERAGAMAN BUDAYA BANGSA INDONESIA.docx

Adapun dialek Banjar Kuala sebagian besar sudah hampir mirip dengan Bahasa Indonesia.

Susunan cara membentuk kalimat dalam Bahasa Banjar tak berbeda jauh dengan Bahasa

Indonesia, yakni menggunakan pola SPO (Subjek + Predikat + Objek) dan keterangan waktu.

Subjek dalam Bahasa Banjar adalah : AKU (saya), IKAM (kamu), KITA (kita),

BUBUHANNYA (mereka), dan INYA (dia lelaki/perempuan). Namun beberapa subjek

tersebut akan mengalami perubahan jika lawan bicara lebih tua atau merupakan orang yang

dituakan, dan atau untuk orang yang dihormati. Misalnya ; subjek AKU berubah menjadi

ULUN (sopan), IKAM menjadi PIAN (sopan), dan INYA menjadi SIDIN (sopan). Kemudian

diantara subjek itu akan berubah pula jika penyebutannya dalam dialek Banjar Kuala, yakni

subjek AKU berubah menjadi UNDA, dan IKAM menjadi NYAWA, namun pengunaan

perubahan ini biasanya digunakan pada percakapan terhadap orang yang sebaya, jarang

digunakan untuk percakapan yang melibatkan beberapa orang yang berbeda level baik usia

maupun strata sosial.

Lalu predikat atau kata kerja dalam Bahasa Banjar, pada kata dasarnya kebanyakan hampir

mirip dengan yang digunakan pada Bahasa Indonesia. Hanya saja dikarenakan ada beberapa

huruf vokal yang diganti (pada dialek Banjar Hulu), tapi hampir tak terjadi pada dialek

Banjar Kuala. Misalnya, kata kerja MENULIS (kata dasarnya TULIS) akan menjadi

MANULIS, membaca (baca) > MAMBACA, menangis (tangis) > MANANGIS, berjalan

(jalan) > BAJALAN, berangkat > BARANGKAT, mengetik (ketik) > MANGATIK, tertawa

(tawa) > TATAWA, meloncat (loncat) > MALUNCAT, dlsbnya.

Namun banyak pula terdapat predikat atau kata kerja dalam Bahasa Banjar yang sama sekali

tak sama, tak serupa dengan Bahasa Indonesia. Ini contoh beberapa predikat tersebut ;

GURING (tidur), GAWI (kerja), TULAK (pergi), KAMIH (buang air kecil), HIRA (buang

air besar), GANA (diam/tinggal), HADANG (tunggu), TUNTUNG (selesai),dllnya.