Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia
-
Upload
perawatnanggroe -
Category
Documents
-
view
10 -
download
1
Transcript of Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia
![Page 1: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/1.jpg)
perkembangan era yang semakin maju dimana perkembangan tersebut mencakup seluruh aspek manusia, secara otomatis terjadi pergeseran pola kependudukan terutama pola penyakit di masyarakat.
Penyakit lymfoma non hodgkin adalah salah satu penyakit yang tergolong dalam kasus intern atau kasus penyakit dalam. Pada penyakit ini terjadi proliferasi abnormal sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya terutama menyerang kelenjar getah bening. LNH belum diketahui secara pasti penyebabnya oleh karena itu penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan kasus ini (Brunner & Suddarth: 2002)
Berbagai permasalahan dapat timbul karena kasus ini yang mana permasalahan tersebut dapat menyangkut seluruh aspek kehidupan dari manusia baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual, secara fisik dapat menimbulkan tergangguanya pola nafas karena ada penekanan atau kesulitan dalam menelan makana sehingga mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi. Secara psikis penyakit ini dapat menimbulkan gangguan konsep diri terutama mengenai body image, ataupun bahkan bisa mengakibatkan perilaku menarik diri, secara sosial bisa mengakibatkan kerusakan interaksi sosial karena perilaku menarik diri atau kurang percaya diri dan secara spiritual bisa menyalahkan Tuhan atas penyakit yang diberikan atau mungkin sebaliknya justru lebih tekun beribadah karena ingin cepat sembuh.
Melihat hal dan permasalahan diatas penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk asuhan keperawatan dengan harapan paling tidak penulis bisa meringankan beban yang dialami penderita.
1.2. Konsep Dasar Penyakit1.2.1. Definisi
LNH adalah suatu kelompok penyakit heterogen yang dapat didefinisikan sebagai keganasan jaringan limfoid selain penyakit hodgkin. Penyebabnya tidak diketahui: kemungkinan virus. Terdapat hubungan dengan keadaan imunosupresi ( mis, AIDS dan terapi imunosupresi untuk tranplatasi organ). Pada penderita AIDS ; semakin lama hidup semakin besar resikonya menderita limpoma.
Penyakit lymfoma non hodgkin adalah salah satu penyakit yang tergolong dalam kasus intern. Kasus penyakit dalam pada penyakit ini terjadi proliferasi abnormal sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya terutama menyerang kelenjar getah bening. LNH belum diketahui secara pasti penyebabnya oleh karena itu penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan kasus ini (Brunner & Suddart: 2002).
1.2.2. Etiologi a. Abnormalitas genetik
b. Genetikc. Faktor lingkungand. Infeksi Virus
Virus Eipstein Barr yang berhubungan dengan limfoma Burkitt, (sebuah penyakit yang bisa ditemukan di Afrika).
Infeksi HTLV – 1 (Human T Lymphotropic Virus tipe 1)1.2.3. Tanda dan Gejala
Gejala umum dapat berupa:- Demam berkeringat malam- Nafsu Makan Berkurang- BB menurun
![Page 2: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/2.jpg)
- Distribusi limfadinopati terbanyak pada leher, aksila, pada jaringan subkutan ( bahu, punggung, bokong, lengan atas terutama orang gemuk ).
- Gangguan pernafasanTanda dan gejala sama dengan penyakit Hodgkin,
Biasanya berawal sebagai- pembesaran nodus limfe tanpa ada nyeri pada salah satu sisi leher yang menjadi sangat besar.- Nodus limfe mediastinal dan retroperitonial kadang membesar menyebabkan gejala penekanan
berat pada tekanan terhadap trakea menyebabkan sulit bernafas, penekanan terhadap esofagus menyebabkan sulit menelan, pada syaraf menyebabkan paralisis faringeal dan nuralgia brakeal lumbal atau sakral, pada vena mengakibatkan oedem pada salah salah satu atau kedua ekstremitas dan efusi pleura, pada kandung empedu menyebabkan ikterik obstruktif.
- Akhirnya limpa menjadi teraba dan hati membesar. Terkadang penyakit bermula di nodus mediastinum atau peritonial dan tetep terbatas disana. Pada pasien lain pembesaran limpa merupakan satu-satunya lesi
- Kemudian terjadi anemia progresif. Jumlah leukosit biasanya tinggi dengan jumlah polimorfomoklear ( PMN ) meningkat secra abnormal dan peningkatan eosinofil.
- Sekitar separuh pasien mengalami demam ringan, dengan suhu melebih 38,30C ( 1010F ).- Namun pasien yang mengalami keterlibatan mediastinal dan abdominal dapat mengalami
demam tinggi intermiten. Suhunya dapat naik sampai 400C ( 1040F ) selama periode waktu 3-14 hari, kemudian kembali normal dalam beberapa minggu.
- Apabila penyakit ini tidak ditangani pasien akan kehilangan berat badan dan menjadi kakeksia ( kelemahan secara fisik ), terjadi infeksi, anemia, timbul edema anasarka ( oedem umum yang berat ), tekanan darah turun dan kematian pasti terjadi dalam 1-3 tahun tanpa keganasan.
Namun biasanya penyakit ini sudah menyebar keseluruh sistem limfatik sebelum pertama kali terdianogsa. Apabila penyakit masih terlokalisasi, radiasi merupakan penanganan pilihan. Jika terdapat keterlibatan umum, dipakai kombinasi kemoterapi. Pemberian dosis rendah pada penderita HIV positif dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi berat yang potensial mematikan. Seperti pada penyakit Hogkin, infeksi merupakan masalah utama. Keterlibatan sistem saraf pusat juga sering terjadi.
1.2.4. Stadium Limpoma (menurut Ann Arbarr: 1971)a. Stadium I
Terserang satu KGB pada daerah tertentu (I) atau ekstra limfatik (IE)b. Stadium II
Terserang lebih dari satu KGB di daerah atas diafragma (II) atau terserang ekstra limfatik dan lebih dari satu KGB diatas diafragma (IIE)
c. Sadium IIITerserang KGB diatas dan dibawah diafragma (III) atau disertai limpoma pada ekstra limfatik (IIIE), spken (IIIS) atau keduanya (10 SE)
d. Stadium IVTumor tersebar menyeluruh pada organ ekstra limfatik dengan terlibat KGB
1.2.5. Penatalaksanaan1. Tahap Ia. Riwayat penyakit yang terinci
![Page 3: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/3.jpg)
b. Pemeriksaan fisik yang lengkap dengan perhatian khusus pada cincin Waldeyer (diteliti kembali oleh Bag. THT)
c. Pemeriksaan laboratorium lengkap :- hemogram lengkap- sediaan hapus darah tepi- uji fungsi hati/ginjal rutind. Pemeriksaan radiologis toraks dengan proyeksi posterior/anterior dan survei radiologis
kerangka.e. Biopsi jarum dengan cara aspirasi pada kelenjar getah bening yang berada pada pihak diafragma
lain yang dicurigai.f. Uji kulit tuberkulin.2. Tahap II
Pada semua penderita yang seolah-olah berada pada tingkat penyakit ke I LNH derajat keganasan tinggi atau tingkat penyakit ke I dan II LNH derajat keganasan menengah, dilakukan biopsi sumsum tulang bilateral pada krista iliaka posterior superior.
3. Tahap IIIPada penderita-penderita dengan jangkitan pada cincin Waldeyer yang seolah-olah masih berada pada tingkat penyakit ke I pada LNH derajat keganasan tinggi atau tingkat penyakit ke I dan II pada LNH derajat keganasan menengah setelah biopsy sumsum tulang, dilakukan penelitian radiologis traktus gastrointestinal.
4. Tahap IVPada penderita yang seolah-olah masih berada pada tingkat penyakit ke I pada LNH derajat keganasan tinggi atau tingkat penyakit ke I dan II LNH derajat keganasan menengah setelah prosedur-prosedur di alas dilakukan limfangiografi.
1.2.5. Pohon Masalah
Pembesaran kelenjar getah beninggenetik
Infeksi firus
Abdominalis genetik
![Page 4: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/4.jpg)
demam
Pengaruh rangsangan imunologik
Berkeringat malam
Poliferasi jaringan limfoid tidak terkendali
BB menurun
![Page 5: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/5.jpg)
Metabolisme tubuh
Fungsi peran
Penekanan syaraf oleh tumor
Anoreksia, iritasi lambung, rassa mual
Masukan tidak adekuat
nyeri
Pola interaksi
Cemas/ketakutan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
![Page 6: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/6.jpg)
pembedahan
Resiko tinggi gagal nafas
rusaknya salah satu fungsi pertahanantubuh
Tindakan op
Kurang informasi
Kurang dari kebutuhan
efek general anastesi
diskontinuitas jaringan
![Page 7: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/7.jpg)
Invasi kuman
Setting ventilatortidak adekuat
Batuk tidak adekuat
ventilator
![Page 8: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/8.jpg)
gg. pola aktivitas
Gangguan istirahat tidur
Resti infeksi
Ketidakefektifan pola nafas
bedres
Peningkatan produksi sekret
cyanosis
Kateter
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
![Page 9: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/9.jpg)
Gangguan perfusi jaringan
resti infeksi
BAB IIKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
LIMFOMAA NON HODGIN2.1. Pengkajian2.1.1. Identitas klienMeliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, bahan yang dipakai sehari-hari, status perkawinan, kebangsaan, pekerjaan, alamat, pendidikan, tanggal atau jam MRS, dan diagnosa medis. 2.1.2. Keluhan Utama
Pada umumnya pasien mengeluh tindak nyamanan kerena adanya benjolan. 2.1.3. Riwayat Penyakit SekarangPada umumnya pasien dengan limfoma didapat keluhan benjolan terasa nyeri bila ditelan kadang-kadang disertai dengan kesulitan bernafas, gangguan penelanan, berkeringat di malam hari. Pasien biasanya megnalami dendam dan disertai dengan penurunan BB. 2.1.4. Riwayat Penyakit DahuluPada pasien dengan limfoma biasanya diperoleh riwayat penyakit seperti pembesaran pada area seperti : leher, ketiak, dll. Pasien dengan transplantasi ginjal atau jantung. 2.1.5. Riwayat kesehatan keluargaMeliputi susunan anggota keluarga yang mempunyaio penyakit yang sama dengan pasien, ada atau tidaknya riwayat penyakit menular, penyakit turunan seperti DM, Hipertensi, dan lain-lain.
2.2. Data dasar pengkajian pasien2.2.1 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umumPasien lemah, cemas, nyeri pada benjolan, demam, berkeringat pada malam hari, dan menurunnya BB.
b. Kulit, rambut, kuku( tidak ada perubahan )
c. Kepala dan leher Terdapat benjolan pada leher, yang terasa nyeri bila ditekan.d. Mata dan mulut
Tidak ada masalah/perubahan.
![Page 10: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/10.jpg)
e. Thorak dan abdomenPada pemeriksa yang dilakukan tidak didapatkan perubahan pada thorak maupun abdomen.
f. Sistem respirasiBiasanya pasien mengeluh dirinya mengeluh sulit untuk bernafas karena ada benjolan.
a) Seting ventilator, yang meliputi :- Mode ventilator1. CMV (Controled Mandatory Ventilator)2. IMV (Intermitten Mandatory Ventilator)3. Assisted (bantuan)4. CP AP (Continous Positif Air way Pressure)5. PEEP (Positif End Expiratory Presure)6. SIMV (syncromized Intermitten Mandatory Ventilator)- Prosentase O2 yang diberikan (F1O2)- Frekuensi nafasb) Gerakan nafas pakah sesuai dengan gerakan ventilatorc) Expirasi dada kanan dan kiri simetris atau tidak.d) Suara nafas adakah ronchi, wheezing, penurunan suara nafas.e) Adakah gerakan aiping hidung.f) Sekret : jumlah, konsistensi, warna.g) Saturasi O2
h) Sistem genitourinariag. Sistem gastrointestinal
Biasanya pasien mengalami anorexia karena rasa sakit yang dirasakan saat menelan makanan, sehinggapasien sering mengalami penurunan BB.
h. Sistem muskuluskeletal Pada pasien ini tidak ada masalah.i. Sistem endokrin Terjadi pembesaran kelenjar limfe.j. Sistem persyarafan
Pasien ini sering merasa cemas akan kondisinya, penyakit yang sedang dideritanya.
2.3. Pemeriksaan Penunjang1. USG
Banyak digunakan untuk melihat pembesaran kelenjar getah bening.2. Foto thorak
Digunakan untuk menentukan keterlibatan kelenjar getah bening mediastina.3. CT- Scan
Digunakan untuk diagnosa dan evaluasi pertumbuhan limpoma4. Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan Hb, DL, pemeriksaan uji fungsi hati / ginjal secara
rutin).5. Laparatomi
Laparatomi rongga abdomen sering dilakukan untuk melihat kondisi kelenjar getah bening pada illiaka, para aortal dan mesentrium dengan tujuan menentukan stadiumnya.
2.4. Diagnosa Keperawatan
![Page 11: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/11.jpg)
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ( mual, muntah)
2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan proses inflamasi.3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
2.5. Intervensi KeperawatanDiagnosa Keperawatan 1
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria Hasil :- BB meningakat- Nafsu makan pasien meningkat- Gangguan penelanan berkurang- Rasa sakit pada waktu menelan berkurang
Intervensi / Rasional :1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya.
R / : pasien dan keluarga lebih kooperatif.2. Jelaskan pada pasien dan keluarga penyebabnya dari rasa sakit dan cara mengurangi rasa sakit.
R / : pasien mendapat informasi yang tepat.3. Jelaskan pada pasien tentang penyakitnya dan akibatnya jika ia tidak makan.
R / : pasien mendapat informasi yang tepat.4. Anjurkan pada kelurga untuk memberikan makanan tambahan yang ringan untuk dicerna
R / : untuk memudahkan pasien menelan.5. Obervasi TTV
R / : untuk mengetahui perkembangan pasien6. Kolaborasi dengan tim kesehatan dan ahli gizi
R / : untuk menetukan diit yang diperoleh oleh px
Dianogsa Keperawatan 2Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : Tidak terjadi infeksiKriteria Hasil :
- Suhu tubuh dalam batas normal- Tidak ada tanda inflamasi- Keringat berkurang
Intervensi / Rasional :1. beri penjelasan tentang terjadinya infeksi
R / : pasien mengetahui proses terjadinya infeksi2. beritahu pasien tentang tanda-tanda inflamasi
R / : pasien mengetahui tanda-tanda inflamasi dan pencegahannya3. beri kompres basah
R / : menurunkan suhu tubuh pasien4. Anjurkan pasien untuk memakai baju yang menyraep keringat.
R / : agar keringat mudah diserap dan suhu tubuh tidak meningkat.
![Page 12: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/12.jpg)
5. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obatR / : diharapkan dapat mempercepat proses kesembuahn pasien
Dianogsa Keperawatan 3Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
Tujuan : Kecemasan berkurang atau hilangKriteria Hasil :
- Pasien tenang tidak gelisah- Pasien tidak cemas- Pasien mengetahui tentang penyakitnya- TTV dalam batas normal
Intervensi / Rasional1. Berikan penjelasan tentang penyakit, pencegahan dan penyembuhannya
R / : pasien mengetahui tentang penyakitnya, menambah pengetahuan serata mengurangi rasa cemas
2. Dengarkan yang menjadi masalah dan keluhan pasien.R / : diharapkan mampu menguranggi masalah pasien.
3. Anjurkan kepada pasien untuk banyak istirahat dan menenangkan diri.R / : diharapkan dapat meningkatkan status mental pasien sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.4. Obervasi TTV
R / : untuk mengetahui perkembangan pasien
2.6. EvaluasiEvaluasi adalah perbandingan yang sistematik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)Evaluasi pada pasien dengan limfoma non-Hodgin adalah:
1) Pemenuhan kebutuhan nutrisi ditujukan dengan adanya peningkatan berat badan, peningkatan nafsu makan, berkurangnya rasa sakit waktu menelan, berkurangnya gangguan menelan.
2) Mengurangi resiko terjadinya infeksi ditunjukkan dengan adanya suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda inflamasi, keringat berkurang.
3) Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit ditunjukkan dengan pasien mengetahui tentang penyakitnya, tenang, tidak cemas.
![Page 13: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanPenyakit lymfoma non hodgkin adalah salah satu penyakit yang tergolong dalam kasus
intern. Kasus penyakit dalam pada penyakit ini terjadi proliferasi abnormal sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya terutama menyerang kelenjar getah bening. LNH belum diketahui secara pasti penyebabnya oleh karena itu penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan kasus ini.
Penyebab dari LNH adalah abnormalitas genetic, genetic, faktor lingkungan, infeksi Virus.Manifestasi klinis LNH sama dengan penyakit Hodgin yaitu pembesaran nodus limfe tanpa
ada nyeri pada salah satu sisi leher yang menjadi sangat besar. Menyebabkan gejala penekanan berat pada tekanan terhadap trakea, esofagus, syaraf, vena, dan kandung empedu. Akhirnya limpa menjadi teraba dan hati membesar. Kemudian terjadi anemia progresif, peningkatan suhu dan penurunan berat badan.
Sistem stadium yang paling umum yang menggunakan empat stadium. Dalam bentuknya yang paling sederhana, stadium I dan II sering dikelompokkan bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara stadium III dan IV dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut.
Pengkajian pada pasien Limfoma Non Hodgin adalah diurai dari identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan keluarga
Data dasar pengkajian pasien1) Pemeriksaan Fisika. Keadaan umumb. Kepala dan leherc. Sistem respirasi2) Sistem gastrointestinal3) Sistem muskuluskeletal4) Sistem endokrin5) Sistem persyarafan
Pemeriksaan Penunjang1. USG
Banyak digunakan untuk melihat pembesaran kelenjar getah bening.2. Foto thorak
Digunakan untuk menentukan keterlibatan kelenjar getah bening mediastina.3. CT- Scan
Digunakan untuk diagnosa dan evaluasi pertumbuhan limpoma4. Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan Hb, Dl, pemeriksaan uji fungsi hati / ginjal secara
rutin).5. Laparatomi
Laparatomi rongga abdomen sering dilakukan untuk melihat kondisi kelenjar getah bening pada illiaka, para aortal dan mesentrium dengan tujuan menentukan stadiumnya.
![Page 14: Perkembangan Era Yang Semakin Maju Dimana Perkembangan Tersebut Mencakup Seluruh Aspek Manusia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf9a73550346d033a1cbbd/html5/thumbnails/14.jpg)
Diagnosa Keperawatan1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan proses inflamasi.3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
3.2. Saran1. Bedres2. Asupan Nutrisi yang Cukup3. Menghindari Stres yang Berlebihan4. Olahraga Secara Teratur5. Jika terjadi sesuatu yang tidak biasa atau seharusnya tidak ada segera ke Dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGCCarpenito, Lynda Juall. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.Melia. Penatalaksanaan Penyakit Kanker Limfoma Non Hodgin. http://terapimelia.blogspot.com diakses 10 November 2012 pukul 09.00