PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi...

12
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global 5 Aktivitas ekonomi global pada triwulan terakhir 2018 kembali melambat dipicu oleh pelemahan kinerja konsumsi dan ekspor. Aktivitas konsumsi melemah terimbas oleh penurunan wealth effect –akibat pelemahan kinerja pasar saham. Sementara pelemahan ekspor diakibatkan oleh tensi perdagangan dunia, yang mengakibatkan kegiatan perdagangan global menurun signifikan. Harga komoditas cenderung menurun –terutama harga minyak– seiring perlambatan permintaan dunia dan perbaikan pasokan (supply). Kinerja investasi di beberapa negara utama dunia tertahan sejalan dengan melemahnya sentimen bisnis –terdampak oleh permintaan global yang menurun dan isu geopolitik. Perbedaan arah pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia kembali melebar pada TW4-18. Ekonomi AS melanjutkan penguatan seiring penerapan kebijakan fiskal yang ekspansif dan perbaikan sektor tenaga kerja. Kinerja yang berbeda ditunjukkan oleh beberapa negara utama dunia lainnya seperti Kawasan Euro, dan Tiongkok. Ekonomi Kawasan Euro termoderasi cukup signifikan sejalan dengan pelemahan konsumsi, investasi, dan perdagangan –terimbas oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi Tiongkok melambat sejalan dengan pelemahan konsumsi dan perlambatan investasi akibat implementasi kebijakan deleveraging dan sentimen negatif dari tensi perdagangan global. Tekanan inflasi dunia menurun seiring pelemahan permintaan global dan penurunan harga komoditas –terutama harga minyak. Penurunan inflasi terjadi pada seluruh kelompok negara maju, seperti AS, Kawasan Euro, Inggris, dan Jepang. Inflasi di negara-negara tersebut menurun akibat pelemahan harga energi. Sementara itu, inflasi pada kelompok negara berkembang cenderung bervariasi dengan tendensi semakin menurun. Perlambatan konsumsi, pelemahan harga energi, dan penurunan harga bahan makanan menjadi faktor penyebab PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL BAB 1

Transcript of PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi...

Page 1: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

5

Aktivitas ekonomi global pada triwulan terakhir 2018 kembali melambat dipicu oleh

pelemahan kinerja konsumsi dan ekspor. Aktivitas konsumsi melemah terimbas oleh penurunan

wealth effect –akibat pelemahan kinerja pasar saham. Sementara pelemahan ekspor

diakibatkan oleh tensi perdagangan dunia, yang mengakibatkan kegiatan perdagangan global

menurun signifikan. Harga komoditas cenderung menurun –terutama harga minyak– seiring

perlambatan permintaan dunia dan perbaikan pasokan (supply). Kinerja investasi di beberapa

negara utama dunia tertahan sejalan dengan melemahnya sentimen bisnis –terdampak oleh

permintaan global yang menurun dan isu geopolitik.

Perbedaan arah pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia kembali melebar pada

TW4-18. Ekonomi AS melanjutkan penguatan seiring penerapan kebijakan fiskal yang ekspansif

dan perbaikan sektor tenaga kerja. Kinerja yang berbeda ditunjukkan oleh beberapa negara

utama dunia lainnya seperti Kawasan Euro, dan Tiongkok. Ekonomi Kawasan Euro termoderasi

cukup signifikan sejalan dengan pelemahan konsumsi, investasi, dan perdagangan –terimbas

oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik

di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi Tiongkok melambat sejalan dengan

pelemahan konsumsi dan perlambatan investasi akibat implementasi kebijakan deleveraging

dan sentimen negatif dari tensi perdagangan global.

Tekanan inflasi dunia menurun seiring pelemahan permintaan global dan penurunan

harga komoditas –terutama harga minyak. Penurunan inflasi terjadi pada seluruh kelompok

negara maju, seperti AS, Kawasan Euro, Inggris, dan Jepang. Inflasi di negara-negara tersebut

menurun akibat pelemahan harga energi. Sementara itu, inflasi pada kelompok negara

berkembang cenderung bervariasi dengan tendensi semakin menurun. Perlambatan konsumsi,

pelemahan harga energi, dan penurunan harga bahan makanan menjadi faktor penyebab

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL

BAB

1

Page 2: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

6

Perekonomian global ke depan

diprakirakan melandai seiring aktivitas

ekonomi dunia yang diperkirakan masih akan

melambat terutama pada paruh pertama

2019. IMF memprakirakan PDB dunia pada

2019 tumbuh sebesar 3,5% yoy1, lebih rendah

dari 2018 sebesar 3,7% yoy. Pada 2020, IMF

memproyeksikan ekonomi dunia tumbuh

membaik sebesar 3,6% yoy. Sementara itu,

World Bank memprakirakan ekonomi dunia

(PDB PPP) pada 2019 dan 2020 tumbuh pada

level yang sama dengan proyeksi IMF, yaitu

masing-masing sebesar 3,5% dan 3,6%.

Kondisi perekonomian dunia ke depan

masih akan dibayangi sejumlah risiko. Potensi

risiko antara lain berasal dari berlanjutnya

tensi perdagangan global antara AS dengan

negara utama dunia, pelemahan ekonomi

negara maju dan Tiongkok, ketidakpastian di

pasar keuangan global, dan faktor geopolitik.

Selain itu, beberapa faktor fundamental masih

perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi

kondisi perekonomian global ke depan,

terutama terkait faktor produktivitas yang

melambat dan jumlah penduduk usia lanjut

yang meningkat (aging population).

A. Perkembangan Ekonomi Global

Kinerja Ekonomi Global

Perekonomian dunia pada TW4-18

kembali tumbuh melambat, melanjutkan

tren perlambatan yang berlangsung sejak

triwulan terakhir 2017. Aktivitas ekonomi

1 World Economic Outlook – IMF Januari 2019.

penurunan inflasi di beberapa negara

emerging seperti Tiongkok dan India.

Volatilitas di pasar saham global

meningkat sejalan dengan pelemahan

aktivitas ekonomi dunia, kenaikan Federal

Fund Rate (FFR) pada TW4-18, dan

ketidakpastian negosiasi perdagangan AS-

Tiongkok. Kinerja pasar saham global, baik

di negara maju maupun negara berkembang,

terkoreksi cukup signifikan pada TW4-18.

Tekanan pada pasar saham memicu investor

mengalihkan aset ke safe heaven aset,

terutama pasar obligasi. Sejalan dengan

itu, kinerja pasar obligasi global mengalami

perbaikan terindikasi dari penurunan yield

obligasi, baik di pasar obligasi negara maju

maupun negara berkembang.

Respons kebijakan yang ditempuh

oleh bank sentral cenderung mixed. The Fed

menempuh kebijakan moneter ketat untuk

merespons pertumbuhan ekonomi yang

semakin kuat dan perbaikan pada sektor

tenaga kerja. ECB dan BOJ mempertahankan

kebijakan akomodatif untuk mendukung

aktivitas ekonomi, dan memberikan sinyal

akan mempertahankan tingkat suku bunga

rendah dalam jangka waktu tertentu.

Sementara itu, respons kebijakan bank sentral

negara berkembang juga beragam. People’s

Bank of China (PBC) mempertahankan suku

bunga kebijakan dan menurunkan Giro Wajib

Minimum (GWM), sedangkan Reserve Bank

of India (RBI) menempuh kebijakan bias ketat

di tengah meredanya laju kenaikan inflasi.

Page 3: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

7

penghujung tahun relatif tidak berdampak

signifikan terhadap perekonomian AS pada

TW4-18.

Berbeda dengan kinerja ekonomi

AS, aktivitas ekonomi beberapa negara

utama dunia, antara lain Kawasan Euro,

Inggris, dan Tiongkok, justru melemah.

PDB Kawasan Euro kembali termoderasi

cukup dalam menjadi 1,2% yoy pada TW4-18

(dari 1,6% pada TW3-18), merupakan level

terendah dalam lima tahun terakhir. Aktivitas

konsumsi, investasi, dan perdagangan di

Kawasan Euro melemah sejalan dengan

pemburukan sentimen akibat aksi demontrasi

yang memicu kerusuhan di Perancis,

terganggunya produksi sektor otomotif

Kawasan Euro, ketidakpastian negosiasi

Brexit, serta ketegangan perdagangan

diantara negara-negara utama dunia.

Perlambatan aktivitas ekonomi terjadi pada

mayoritas negara utama di Kawasan Euro,

yaitu Jerman, Perancis, dan Italia, sedangkan

kinerja ekonomi Spanyol relatif masih stabil.

Sementara itu, PDB Inggris juga tumbuh

melambat menjadi 1,3% yoy, dari 1,6%

pada TW3-18. Pemulihan ekonomi Inggris

juga tertahan terimbas oleh ketidakpastian

negosiasi dan politik Brexit serta pelemahan

permintaan dunia –sehingga menyebabkan

investasi dan net ekspor terkontraksi.

Kinerja ekonomi Tiongkok kembali

termoderasi seiring pelemahan konsumsi,

investasi, dan ekspor. PDB Tiongkok tumbuh

melambat menjadi 6,4% yoy, dari 6,5% pada

TW3-18. Kinerja konsumsi melambat terimbas

oleh penyaluran kredit yang tertahan akibat

global pada TW4-18 menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya terutama disebabkan

oleh pelemahan aktivitas konsumsi dan kinerja

ekspor negara utama di dunia. Aktivitas

konsumsi dan kinerja ekspor melemah dipicu

oleh ketegangan perdagangan dunia terutama

antara AS dengan Tiongkok –yang berdampak

pada makin melambatnya perdagangan

dunia– dan penurunan wealth effect –akibat

pelemahan kinerja pasar saham. Kinerja

investasi juga cenderung melambat, kecuali

di AS dan Jepang, sejalan dengan pelemahan

sentimen bisnis akibat perlambatan ekonomi

global dan isu geopolitik. Secara keseluruhan,

ekonomi dunia 2018 tumbuh 3,7% yoy2,

menurun dibandingkan capaian 2017 sebesar

3,8% yoy.

Perbedaan arah pertumbuhan

ekonomi negara-negara di dunia

berlanjut pada TW4-18. Divergensi

pertumbuhan ekonomi dunia pada TW4-18

bahkan semakin lebar seiring kinerja ekonomi

AS yang kembali membaik. GDP AS pada

TW4-18 tumbuh 3,1% yoy –pencapaian

pertumbuhan tertinggi sejak TW1-15–

membaik dari level sebelumnya sebesar

3% (TW3-18). Perbaikan kinerja ekonomi

AS terutama ditopang oleh implementasi

kebijakan fiskal yang lebih ekspansif berupa

peningkatan pengeluaran pemerintah dan

pemangkasan pajak, serta perbaikan pada

sektor tenaga kerja –antara lain tercemin

dari kenaikan tingkat upah. Sementara itu,

dampak partial government shutdown di

2 World Economic Outlook – IMF Januari 2019.

Page 4: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

8

ASEAN-5 yang tumbuh cukup kuat, kecuali

Singapura. Pertumbuhan negara-negara

ASEAN-5 secara umum ditopang oleh solidnya

aktivitas konsumsi sejalan dengan tren harga

yang menurun. Meskipun demikian, net

ekspor di beberapa negara seperti Filipina dan

Thailand masih berkontribusi negatif terimbas

oleh konflik perdagangan AS dan Tiongkok.

Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi

Vietnam kembali meningkat menjadi 7,3%

yoy, dari 6,9% pada TW3-18, didukung

oleh solidnya kinerja sektor jasa, serta sektor

industri dan konstruksi.

Sumber: Bloomber

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42014 2015 2016 2017 2018

% yoy % yoyAS Kawasan Euro Inggris Jepang, rhs

3,1

1,2

1,30,3

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Negara Maju

Sumber: Bloomber

6,4

6,6

4,7

3,7

-1

0

1

2

3

4

5

6

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42014 2015 2016 2017 2018

% yoy % yoy Tiongkok India Malaysia Thailand, rhs

Grafik 1.2 Pertumbuhan PDB Negara

Emerging

aturan yang lebih ketat, wealth effect yang

menurun karena pelemahan kinerja pasar

saham, dan sentimen negatif tensi perdagangan

global. Investasi juga melambat sejalan dengan

penurunan sentimen bisnis antara lain akibat

concerns terhadap pelemahan permintaan

global. Net ekspor masih positif seiring moderasi

ekspor yang lebih rendah dibandingkan impor.

Sementara itu, pertumbuhan PDB Jepang

meningkat tipis, namun relatif masih lemah.

Setelah tumbuh rendah karena terdampak

bencana alam, ekonomi Jepang tumbuh

0,3% yoy, sedikit membaik dari 0,1% (TW3-

18). Pertumbuhan ekonomi Jepang didorong

oleh ekspansi fiskal antara lain untuk proyek

pembangunan pascabencana dan akselerasi

investasi swasta untuk meningkatkan kapasitas

produksi serta mengatasi keterbatasan

tenaga kerja. Konsumsi tumbuh melambat

sejalan dengan pertumbuhan pendapat riil

rumah tangga yang masih lemah, sedangkan

net ekspor terkontraksi lebih dalam akibat

permintaan global yang menurun dan tensi

perdagangan dunia.

Aktivitas ekonomi di beberapa

negara emerging lainnya menunjukkan

kinerja yang mixed. Ekonomi India TW4-

18 tumbuh melambat menjadi 6,6% yoy

(dari 7,0% pada TW3-18). Konsumsi swasta

melambat antara lain akibat daya beli

masyarakat rural yang menurun, sementara

daya dorong fiskal termoderasi karena

Pemerintah India melakukan penghematan

belanja pemerintah, terutama belanja modal.

Sementara itu, perkembangan yang berbeda

ditunjukkan oleh ekonomi negara-negara

Page 5: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

9

Kegiatan konsumsi di Singapura terkontraksi

seiring dengan melemahnya sentimen

konsumsi terdampak oleh ketidakpastian dan

pelemahan ekonomi global, serta menurunnya

penjualan kendaraan bermotor pada akhir

TW4-18 akibat berakhirnya tax rebate bagi

kendaraan yang memenuhi ketentuan

Vehicular Emmision Scheme (VES). Sementara

itu, konsumsi di India cenderung meningkat

tipis karena kontraksi aktivitas konsumsi pada

Desember 2018 terkompensasi oleh lonjakan

konsumsi pada awal TW4-18.

Sumber: Bloomber

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

-0,2

0,8

1,8

2,8

3,8

4,8

5,8

6,8

7,8

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov

2014 2015 2016 2017 2018

% yoy % yoy

AS Kawasan Euro Inggris Jepang, rhs

Grafik 1.3 Penjualan Ritel Negara Maju

Sumber: Bloomber

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

8,0

8,5

9,0

9,5

10,0

10,5

11,0

11,5

12,0

12,5

13,0

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

2014 2015 2016 2017 2018

% yoy% yoy Tiongkok India, rhs

Grafik 1.4 Penjualan Ritel Negara

Emerging

Aktivitas konsumsi global

melemah, terutama dipicu oleh kinerja

konsumsi di negara maju yang semakin

melambat. Kegiatan konsumsi di AS

melambat cukup signifikan terutama terjadi

pada Desember 2018. Perlambatan aktivitas

konsumsi tersebut dipengaruhi antara

lain oleh penurunan kesejahteraan sekitar

800.000 pegawai federal dan tertundanya

pembayaran pemerintah federal kepada

sebagian besar kontraktor –akibat partial

government shutdown. Tren perlambatan

konsumsi juga terjadi di Inggris akibat

ketidakpastian negosiasi brexit dan

kekhawatiran terhadap prospek ekonomi ke

depan. Sementara itu, aktivitas konsumsi di

Kawasan Euro pada TW4-18 relatif membaik,

meskipun secara level masih lebih rendah

dibandingkan paruh pertama 2018.

Kegiatan konsumsi di sebagian

besar negara emerging cenderung

melemah, dan bahkan mengalami

kontraksi di beberapa negara emerging.

Kegiatan konsumsi di Tiongkok melambat

sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang

menurun, melemahnya wealth effect akibat

kinerja pasar saham yang menurun, dan

makin terbatasnya sumber pembiayaan kredit

sebagai dampak kebijakan deleveraging.

Aktivitas konsumsi di beberapa negara

emerging lainnya bahkan mengalami

kontraksi, seperti di Turki dan Singapura.

Aktivitas konsumsi di Turki terkontraksi

cukup tajam sejalan dengan penurunan

domestik demand akibat memburuknya

kinerja ekonomi dan suku bunga yang tinggi.

Page 6: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

10

kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR).

Sementara itu, kegiatan produksi di Jepang

membaik pasca mengalami kontraksi pada

TW3-18 akibat bencana alam. Peningkatan

aktivitas produksi di Jepang ditopang

oleh peningkatan permintaan domestik,

baik konsumsi maupun investasi. Aktivitas

produksi di Tiongkok melemah tipis sejalan

dengan pelemahan demand eksternal dan

domestik, sedangkan kegiatan produksi di

India melambat sejalan dengan pelemahan

konsumsi akibat kondisi finansial domestik

yang ketat, dan pelemahan permintaan

eksternal.

Ekspansi kegiatan bisnis melambat

terutama didorong oleh perlambatan

di negara maju. PMI manufaktur AS dan

Kawasan Euro mengalami penurunan

terbesar diantara negara maju lainnya. PMI

manufaktur AS melemah sejalan dengan

perlambatan ekonomi dunia, ketidakpastian

negosiasi perdagangan AS – Tiongkok,

dan partial government shutdown. PMI

manufaktur Kawasan Euro menurun dipicu

oleh hambatan produksi sektor otomotif,

pelemahan demand global maupun domestik,

serta ketidakpastian negosiasi Brexit. PMI

manufaktur Inggris juga melemah sejalan

dengan dengan ketidakpastian negosiasi

Brexit dan pelemahan demand domestik serta

global. Di negara berkembang, pelemahan

PMI manufaktur terjadi di Tiongkok yang

disebabkan oleh pelemahan kinerja ekonomi

domestik dan ketidakpastian penyelesaian

negosiasi perdagangan dengan AS.

Sumber: Bloomber

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov

2014 2015 2016 2017 2018

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.5 Produksi Industri Negara Maju

Sumber: Bloomber

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

7,5

8,0

8,5

9,0

9,5

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

2014 2015 2016 2017 2018

% yoy % yoy Tiongkok India, rhs

Grafik 1.6 Produksi Industri Negara

Berkembang

Aktivitas produksi global

termoderasi dipicu oleh pelemahan di

beberapa negara utama dunia. Kegiatan

produksi di Kawasan Euro dan Inggris pada

akhir TW4-18 terkontraksi terutama akibat

perlambatan permintaan global dan domestik,

serta gangguan produksi akibat ketentuan uji

emisi baru. Aktivitas produksi di AS melambat

sejalan dengan melemahnya permintaan

eksternal akibat konflik perdagangan dengan

Tiongkok, dan perlambatan domestic demand

seiring melambatnya aktivitas konsumsi, serta

Page 7: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

11

USD250 miliar, serta balasan kenaikan

tarif oleh Tiongkok atas produk AS sebesar

USD110 miliar. Ketegangan diantara dua

negara mereda setelah tercapai kesepakatan

pada akhir TW4-18 untuk menghindari

aksi lanjutan menaikkan tarif dalam kurun

waktu 90 hari. Sementara itu, perlambatan

kinerja ekspor juga dialami oleh Jepang

terimbas penurunan demand dari Tiongkok,

sedangkan ekspor Kawasan Euro melambat

akibat pelemahan permintaan global dan

gangguan produksi khususnya di sektor

otomotif. Perlambatan kinerja ekspor juga

terjadi di negara berkembang lainnya, antara

lain India. Ekspor India melambat sejalan

dengan pelemahan permintaan dunia dan

akibat penghapusan fasilitas GSP oleh AS.

Sumber: Sumber: Central Planning Bureau, World Trade Monitor, diolah

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

2013

Q1 Q2Q3Q4 Q1 Q2Q3Q4Q1 Q2Q3Q4 Q1 Q2Q3Q4Q1 Q2Q3Q4 Q1 Q2Q3Q42017201620152014 2018

%yoy MTV Imports MTV Export MTV

Grafik 1.9 Volume Perdagangan Dunia

Permintaan global yang melambat

dan perbaikan pasokan (supply)

berdampak pada penurunan harga

komoditas. Rerata harga minyak pada TW4-

18 turun tajam meskipun sempat melonjak

tinggi di awal Oktober 2018. Penurunan harga

minyak didorong oleh meningkatnya pasokan

seiring bertambahnya produksi minyak di AS

Sumber: Bloomber

45,0

47,0

49,0

51,0

53,0

55,0

57,0

59,0

61,0

63,0

Apr

Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr

Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr

Jun

Aug Okt

Des

2016 2017 2018

Indeks AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.7 PMI Manufacturing

Negara Maju

Sumber: Bloomber

45,0

47,0

49,0

51,0

53,0

55,0

57,0

Apr Jun AguOkt Des Feb Apr Jun AguOkt Des Feb Apr Jun AugOkt Des

2016 2017 2018

Indeks Tiongkok India

Grafik 1.8 PMI Manufacturing

Negara Emerging

Perdagangan dunia menurun

signifikan terimbas perlambatan

pertumbuhan ekonomi dunia. Rerata

realisasi world trade volume (WTV) pada TW4-

18 melambat menjadi 1,4% yoy, lebih rendah

dibandingkan rerata TW3-18 sebesar 3,7%

yoy. Ekspor Tiongkok dan AS melambat cukup

signifikan sejalan dengan meredanya front

loading ekspor –sebagai langkah antisipatif

terhadap rencana kenaikan tarif oleh masing-

masing negara– dan pemberlakuan tarif

impor oleh AS atas produk Tiongkok senilai

Page 8: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

12

Sumber: Bloomber

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov

2014 2015 2016 2017 2018

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.12 Inflasi Headline Negara Maju

Sumber: Bloomber

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

2014 2015 2016 2017 2018

% yoy

% yoy Tiongkok India, rhs

Grafik 1.13 Inflasi Headline Negara

Emerging

Inflasi global pada TW4-18 menurun

dipicu oleh pelemahan harga energi dan

makanan. Penurunan inflasi dialami oleh

seluruh kelompok negara maju, sedangkan

inflasi negara berkembang bergerak variatif

dengan kecenderungan menurun. Inflasi AS

menurun dipicu oleh pelemahan konsumsi

dan harga energi. Sejalan dengan itu, PCE

Core sedikit melemah di bawah target 2%.

Laju kenaikan inflasi headline di negara maju

lainnya seperti Kawasan Euro, Inggris, dan

Jepang, juga turun terutama karena penurunan

dan pelonggaran sanksi AS terhadap Iran.

Harga logam juga melemah, terutama harga

nikel dan timbal. Harga nikel tertekan cukup

dalam sejalan dengan bertambahnya pasokan

yang dipicu oleh perbaikan kapasitas produksi

dari negara-negara penghasil nikel, termasuk

Indonesia. Harga timbal juga melemah

seiring turunnya permintaan dari produsen

baterai. Sementara itu, pelemahan harga

yang cukup tajam dialami oleh minyak sawit

sejalan dengan melemahnya permintaan dari

Tiongkok dan India.

Sumber: Bloomber

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov

2014 2015 2016 2017 2018

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.10 Ekspor (Nominal) Negara Maju

Sumber: Bloomber

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

2014 2015 2016 2017 2018

% yoy

Tiongkok India

Grafik 1.11 Ekspor (Nominal)

Negara Emerging

Page 9: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

13

Bank sentral negara maju lainnya,

seperti ECB dan BOJ, menempuh

kebijakan yang berbeda dengan the Fed.

ECB mempertahankan kebijakan akomodatif

untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,

sementara BOJ mempertahankan kebijakan

akomodatif di tengah pencapaian inflasi

yang masih jauh dari sasaran. Lebih jauh,

ECB meneruskan kebijakan nonkonvensional

Asset Purchase Program (APP), walaupun

dengan nominal pembelian yang berkurang

pada Oktober 2018 dan berakhir pada

Desember 2018. ECB juga memberikan

sinyal akan mempertahankan tingkat suku

bunga rendah sampai dengan setelah

musim panas 2019 dan menginvestasikan

kembali aset yang diperoleh dari program

APP guna menjaga tingkat borrowing cost

dan kecukupan likuiditas. Sementara itu,

BOJ mempertahankan perpaduan kebijakan

Qualitative and Quantitative Easing dan yield

curve control. BOJ juga memberikan sinyal

bahwa suku bunga jangka pendek dan jangka

panjang yang rendah akan dipertahankan

dalam jangka waktu yang relatif panjang

guna mendukung pencapaian target inflasi.

Respons kebijakan yang ditempuh

oleh bank sentral negara berkembang

relatif beragam. Di tengah permintaan

domestik yang melambat, the People’s

Bank of China (PBC) berupaya mendorong

pertumbuhan dan menjaga kecukupan

likuiditas. PBC mempertahankan suku bunga

7DRR sebesar 2,55%, dan menurunkan Giro

Wajib Minimum (GWM) –untuk menambah

likuiditas perbankan serta mendorong

harga energi. Pelemahan laju kenaikan inflasi

headline juga dialami oleh negara berkembang

seperti Tiongkok dan India. Inflasi headline di

Tiongkok turun seiring pelemahan harga energi

dan perlambatan konsumsi, sementara inflasi

headline di India melemah dipicu penurunan

harga bahan bakar dan deflasi harga makanan

–seiring bertambahnya pasokan.

B. Respons Kebijakan dan Outlook

B.1. Respons Kebijakan

Perbedaan arah dan kondisi

ekonomi masing-masing negara

menyebabkan respons kebijakan yang

ditempuh oleh bank sentral cenderung

mixed. The Fed menempuh kebijakan

moneter ketat untuk merespons perbaikan

pertumbuhan ekonomi dan sektor tenaga

kerja. The Fed menaikkan FFR sebesar 25

bps menjadi 2,25%-2,50% pada FOMC

Desember 2018, dan meneruskan kebijakan

pengurangan reinvestasi aset US treasury

note serta mortgage-backed securities

masing-masing sebesar USD30 miliar dan

USD20 miliar. The Fed juga memberikan

sinyal akan lebih sabar (patient) dalam

menempuh langkah pengetatan kebijakan

moneter, dan menekankan bahwa estimasi

outlook dan formulasi kebijakan ke depan

akan menggunakan pendekatan yang lebih

fleksibel serta data dependence. Sementara

itu, di sisi fiskal, Pemerintah AS juga

melanjutkan kebijakan fiskal ekspansif untuk

mendorong pertumbuhan.

Page 10: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

14

Capital Buffer (CCB) sebesar 0% dan Rasio

Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada

target kisaran 80%-92%.

Sumber: Bloomber

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

Mar

Jun

Sep

Des

2014 2015 2016 2017 2018

% AS Kawasan Euro Inggris Jepang Canada

Grafik 1.14 Suku Bunga Kebijakan

Negara Maju

Sumber: Bloomber

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov

2014 2015 2016 2017 2018

% % Tiongkok India Indonesia Brazil, rhs

Grafik 1.15 Suku Bunga Kebijakan

Negara Berkembang

B.2. Outlook Ekonomi Global

Perekonomian global pada

2019 diprakirakan melandai seiring

perlambatan aktivitas ekonomi yang

diprediksi masih berlanjut terutama

pada paruh pertama 2019. Perlambatan

penyaluran kredit kepada UKM serta

perusahaan swasta. Reserve Bank of India

(RBI) menempuh kebijakan bias ketat di

tengah meredanya laju kenaikan inflasi. RBI

mempertahankan suku bunga repo rate pada

level 6,5%, namun mengubah stance dari

neutral menjadi calibrated tightening. Selain

itu, RBI juga berupaya menjaga kecukupan

likuiditas dan mendorong penyaluran kredit

perbankan ke sektor riil melalui penurunan

statutory liquidity ratio (SLR) bank sebesar

0,25% per triwulan mulai Januari 2019

hingga mencapai rasio 18%. Sementara

itu, Bank Indonesia menempuh bauran

kebijakan yang pre-emptive dan ahead of

the curve untuk memperkuat ketahanan

eksternal dan menjaga stabilitas

perekonomian Indonesia. Bank Indonesia

menaikkan suku bunga 7-Days Reverse

Repo Rate (7DRR) sebesar 25 bps menjadi

6,00% pada November 2018. Keputusan

tersebut ditempuh untuk mendukung upaya

menurunkan defisit transaksi berjalan ke

batas yang aman, dan menjaga agar aset

keuangan domestik tetap menarik dengan

mengantisipasi kenaikan suku bunga global.

Bank Indonesia juga berupaya menjaga

likuiditas perbankan dengan meningkatkan

fleksibilitas dan distribusi likuiditas perbankan

melalui kenaikan porsi pemenuhan GWM

Rupiah Rerata (konvensional dan syariah) dan

rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial/

PLM (konvensional dan syariah) yang dapat

direpokan ke Bank Indonesia. Di area

makroprudensial, Bank Indonesia tetap

mempertahankan rasio Countercyclical

Page 11: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

15

permintaan eksternal yang diprakirakan masih

lemah akibat ketidakpastian perdagangan

global, dan gangguan produksi pada sektor

otomotif yang diperkirakan berlanjut pada

paruh pertama 2019.

Ekonomi negara berkembang

diprakirakan melambat, meskipun

tertolong oleh pertumbuhan ekonomi

India yang cukup tinggi. Perekonomian

negara berkembang melemah sejalan

dengan perlambatan ekonomi Tiongkok.

Perekonomian Tiongkok pada 2019

diperkirakan tumbuh 6,2% yoy, lebih rendah

dari pencapaian 2018 sebesar 6,6% yoy.

Moderasi ekonomi Tiongkok tersebut dipicu

oleh dampak ketegangan perdagangan

dengan AS, serta berlanjutnya proses

rebalancing dan deleveraging. Sementara

itu, pertumbuhan ekonomi India pada 2019

diperkirakan mencapai 7,5% yoy, meningkat

dibandingkan 2018 sebesar 7,3%. Ekonomi

India diproyeksikan kembali tumbuh

meningkat pada 2020, yaitu mencapai 7,7%

yoy. Akselerasi ekonomi India yang semakin

meningkat antara lain dipicu oleh berlanjutnya

reformasi struktural, peningkatan investasi

yang didorong oleh perbaikan ease of doing

business, dan potensi dorongan dari kebijakan

moneter yang akomodatif.

Kondisi perekonomian global ke

depan masih akan dibayangi sejumlah

risiko. Potensi risiko antara lain berasal

dari berlanjutnya tensi perdagangan global,

pelemahan ekonomi negara maju dan

Tiongkok, serta ketidakpastian di pasar

keuangan global. Tensi perdagangan antara

aktivitas ekonomi yang diprediksi berlanjut

pada 2019 mendorong beberapa lembaga

internasional melakukan penyesuaian ke

bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global

pada 2019 dan 2020. IMF memprakirakan

pertumbuhan PDB dunia pada 2019 sebesar

3,5% yoy3, lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan ekonomi pada 2018 sebesar

3,7% yoy. Perekonomian dunia pada 2020

diproyeksikan oleh IMF tumbuh membaik

sebesar 3,6% yoy. Sementara itu, World

Bank juga memprakirakan ekonomi dunia

(PDB PPP) pada 2019 dan 2020 tumbuh pada

level yang sama dengan proyeksi IMF, yaitu

masing-masing sebesar 3,5% yoy dan 3,6%

yoy.

Perekonomian dunia yang

melambat terutama disebabkan oleh

perlambatan ekonomi di negara maju,

antara lain AS dan Kawasan Euro.

IMF memproyeksikan ekonomi AS pada

2019 tumbuh 2,5% yoy4, lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada

2018 sebesar 2,9%. Perlambatan ekonomi

AS tersebut dipengaruhi meredanya dampak

stimulus fiskal akibat kemampuan spending

Pemerintah AS yang semakin terbatas,

dan potensi berlanjutnya ketegangan

perdagangan dengan negara mitra utama

AS. Ekonomi Kawasan Euro 2019 diprediksi

tumbuh sebesar 1,6% yoy, melambat

dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada

2018 sebesar 1,8% yoy. Perekonomian

Kawasan Euro termoderasi seiring dengan

3 World Economic Outlook – IMF Januari 2019. 4 World Economic Outlook – IMF Januari 2019.

Page 12: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

16

Realisasi

2017 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020Dunia 3,7 3,7 3,5 3,6 0,0 -0,2 -0,1 3,0 2,9 2,8 -0,1 -0,1 -0,1 - - - - - -AEs 2,4 2,3 2,0 1,7 -0,1 -0,1 0,0 2,2 2,0 1,6 0,0 0,0 -0,1 - - - - - -Dunia (PDB PPP) - - - - - - - 3,6 3,5 3,6 -0,2 -0,3 -0,1 - - - - - -Amerika Serikat 2,2 2,9 2,5 1,8 0,0 0,0 0,0 2,9 2,5 1,7 0,2 0,0 -0,3 2,9 2,5 1,9 0,0 0,0 0,1Kawasan Euro 2,5 1,8 1,6 1,7 -0,2 -0,3 0,0 1,9 1,6 1,5 -0,2 -0,1 0,0 1,8 1,3 1,4 -0,1 -0,2 0,0 Jerman 2,5 1,5 1,3 1,6 -0,4 -0,6 0,0 - - - - - - 1,4 1,2 1,5 -0,1 -0,2 -0,1 Perancis 2,3 1,5 1,5 1,6 -0,1 -0,1 0,0 - - - - - - 1,5 1,3 1,4 0,0 -0,2 0,0 Italia 1,5 1,0 0,6 0,9 -0,2 -0,4 0,0 - - - - - - 1,0 0,3 0,7 0,1 -0,2 0,0 Spanyol 3,1 2,5 2,2 1,9 -0,2 0,0 0,0 - - - - - - 2,5 2,2 1,9 0,0 0,0 0,0Inggris 1,7 1,4 1,5 1,6 0,0 0,0 0,1 1,3 1,4 1,7 -0,1 -0,1 0,0 1,4 1,4 1,5 0,0 -0,1 -0,1Jepang 1,7 0,9 1,1 0,5 -0,2 0,2 0,2 0,8 0,9 0,7 -0,2 0,1 0,2 0,7 0,9 0,4 -0,1 -0,1 0,0EMEs 4,7 4,6 4,5 4,9 -0,1 -0,2 0,0 4,2 4,2 4,5 -0,3 -0,5 -0,2 - - - - - -Brazil 1,0 1,3 2,5 2,2 -0,1 0,1 -0,1 1,2 2,2 2,4 -1,2 -0,3 0,0 1,3 2,4 2,7 0,0 0,0 0,1Russia 1,5 1,7 1,6 1,7 0,0 -0,2 -0,1 1,6 1,5 1,8 0,1 -0,3 0,0 2,3 1,5 1,8 0,6 0,0 0,0Tiongkok 6,9 6,6 6,2 6,2 0,0 0,0 0,0 6,5 6,2 6,2 0,0 -0,1 0,0 6,6 6,2 6,1 0,0 0,0 0,0India* 6,7 7,3 7,5 7,7 0,0 0,1 0,0 7,3 7,5 7,5 0,0 0,0 0,0 7,3 7,3 - 0,0 0,0 -Indonesia 5,1 - - - - - - 5,2 5,2 5,3 0,0 -0,1 -0,1 5,2 5,1 5,1 0,0 0,0 0,0Malaysia 5,9 - - - - - - 4,7 4,7 4,6 -0,7 -0,4 -0,2 4,7 4,5 4,5 0,0 0,0 0,0Filipina 6,6 - - - - - - 6,4 6,5 6,6 -0,3 -0,2 -0,1 6,2 6,2 6,1 -0,1 0,0 0,0Singapura 3,6 - - - - - - - - - - - - 3,3 2,5 2,4 0,0 -0,1 0,0Thailand 3,8 - - - - - - 4,1 3,8 3,9 0,0 0,0 0,1 4,2 3,7 3,6 0,0 0,0 0,0Vietnam 6,6 - - - - - - 6,8 6,6 6,5 0,0 0,0 0,0 7,1 6,6 6,3 0,1 0,0 0,0Sumber: IMF-WEO Januari 2019, World Bank-Global Economic Prospects Januari 2019, Consensus Forecast Februari 2019

Consensus Forecast Februari 2019

Perubahan dari CF Januari 2019

% yoyWorld Bank

GEP Jan 2019Perubahan dari GEP Juni 2018

IMF WEO Jan 2019

Perubahan dari WEO Okt 2018

wilayah di Laut China Selatan, serta beberapa

isu spesifik di berbagai negara. Sementara

itu, beberapa faktor fundamental, seperti

produktivitas yang menurun dan aging

population, berpotensi memengaruhi

perekonomian global ke depan.

AS dengan negara maju lainnya berpotensi

meningkat sejalan dengan berlanjutnya upaya

AS untuk mengurangi trade deficit dengan

negara utama di dunia. Sejumlah faktor

geopolitik juga akan menjadi tantangan

diantaranya ketidakpastian negosiasi Brexit

dan politik Eropa, persaingan memperebutkan

Tabel 1.1 Outlook Ekonomi Global