PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan...

28

Click here to load reader

Transcript of PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan...

Page 1: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA

DINI

A. Pendahuluan

Usia di bawah lima tahun (balita) adalah usia yang paling kritis atau

paling menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang.

Termasuk juga pengembangan intelegensi hampir seluruhnya terjadi pada usia di

bawah lima tahun. Kalau seseorang sudah terlanjur menjadi pencuri atau

penjahat, maka pendidikan Universitas bagi orang tersebut boleh dikatakan tidak

berarti apa-apa. Sebagaimana halnya sebatang pohon bambu, setelah tua susah

dibengkokkan.

Anak-anak pada usia di bawah lima tahun memiliki intelegensi laten

(potential intelegence) yang luar biasa. Namun pada umumnya para orangtua dan

guru hanya bisa mengajarkan sedikit hal pada anak-anak. Sesungguhnya anak-

anak usia muda tidak “complicated” (ruwet) dalam belajar, tetapi orangtua

atau guru yang bermasalah. Pada umumnya kita selalu menyalahkan anak-anak

apabila tingkah laku mereka tidak seperti yang kita inginkan. Hal ini lebih banyak

disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman kita terhadap

perkembangan jiwa anak, sehingga kita sering memperlakukannya dengan

tidak/kurang tepat.

        Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa dan kemampuan

untuk menyerap informasi sangat tinggi. Kebanyakan orang tidak mengenali dan

memahami kemampuan 'magic' yang ada pada anak-anak. Mereka hanya bisa

berkata, "Saya tahu anak-anak belajar lebih cepat", tetapi mereka tidak tahu

seberapa cepat anak-anak bisa belajar. Karena keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan orang tua dan guru-guru maka potensi luar biasa yang ada pada

setiap anak sebagian besar tersia-siakan.

Umumnya orang siap mengorbankan waktu bertahun-tahun dan uang

berjuta-juta rupiah untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi ; untuk apa ?

--- untuk mendapatkan sedikit tambahan intelegensi, karena sedikitnya

1

Page 2: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

kemampuan sel-sel otak yang tersisa. Sebaliknya orang kurang memperhatikan

pendidikan anak-anak pada usia muda. Anak-anak usia belia memiliki bermilyar-

milyar sel-sel syaraf otak yang sedang ber-kembang dan memiliki kemampuan

yang dahsyat….serta daya memory yang kuat. Maka pendidikan yang me-

nanamkan nilai-nilai luhur kemanusiaan (pengembangan intelegensi/kecerdasan,

karakter, kreativitas, moral, dan kasih sayang universal) sangatlah perlu diberikan

pada anak-anak sejak usia muda.

Oleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak

boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi sejak usia nol

tahun (baru lahir) atau bahkan sejak bayi masih dalam kandungan sudah saatnya

dikembangkan. Guru-guru dan fasilitas yang terbaik semestinya diprioritaskan

pada lembaga pendidikan kanak-kanak. Dedikasi yang tulus dari guru-guru dan

dukungan sepenuhnya dari orangtua anak akan menjamin keberhasilan

pendidikan anak-anak.

Kerjasama yang baik antara guru dengan orang tua anak sangat diperlukan.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan

informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,

daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan

perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-

tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

2

Page 3: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu

anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat

perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam

memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan

belajar (akademik) di sekolah.

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1

adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan

penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8

tahun.

B. Perkembangan Anak Usia Dini

Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak

harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja,

dalam praktik pendidikan sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak

contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan masyarakat pada

umummnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat

perkembangananya. Di dalam keluarga orang tua sering memaksakan

keinginannya sesuai kehendaknya, di sekolah guru sering memberikan tekanan

(preasure) tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, di berbagai media

cetak/elektronika tekanan ini lebih tidak terbatas lagi, bahkan cenderung ekstrim.

Mencermati perkembangan anak dan perlunya pembelajaran pada anak

usia dini, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada pendidikan

anak usia dini, yakni: 1) materi pendidikan, dan 2) metode pendidikan yang

dipakai. Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi maupun metodologi

pendidikan yang dipakai dalam rangka pendidikan anak usia dini harus benar-

benar memperhatikan tingkat perkembangan mereka. Memperhatikan tingkat

perkembangan berarti pula mempertimbangkan tugas perkembangan mereka,

3

Page 4: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

karena setiap periode perkembangan juga mengemban tugas perkembangan

tertentu.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 1 menegaskan bahwa,

pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

Menyikapi perkembangan anak usia dini, perlu adanya suatu program pendidikan

yang didisain sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kita perlu kembalikan

ruang kelas menjadi arena bermain, bernyanyi, bergerak bebas, kita jadikan ruang

kelas sebagai ajang kreaktif bagi anak dan menjadikan mereka kerasan dan secara

psikologis nyaman. Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini dikemukan

bagaimana Mantessori mendisain program perkembangan anak usia dini.

Banyak pendapat dan gagasan tentang perkembangan anak usia dini,

Montessori yakin bahwa pendidikan dimulai sejak bayi lahir. Bayipun harus

dikenalkan pada orang-orang di sekitarnya, suara-suara, benda-benda, diajak

bercanda dan bercakap-cakap agar mereka berkembang menjadi anak yang

normal dan sehat. Metode pembelajaran yang sesuai dengan tahun-tahun

kelahiran sampai usia enam tahun biasanya menentukan kepribadian anak setelah

dewasa. Tentu juga dipengaruhi seberapa baik dan sehat orang tua berperilaku

dan bersikap terhadap anak-anak usia dini. Karena perkembangan mental usia-

usia awal berlangsung cepat, inilah periode yang tidak boleh disepelekan. Pada

tahun-tahun awal ini anak-anak memiliki periode-periode sensitive atau kepekaan

untuk mempelajari atau berlatih sesuatu. Sebagian besar anak-anak berkembang

pada asa yang berbeda dan membutuhkan lingkungan yang dapat membuka jalan

pikiran mereka.

4

Page 5: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

Menurut Montessori, paling tidak ada beberapa tahap perkembangan

sebagai berikut:

1. Sejak lahir sampai usia 3 tahun, anak memiliki kepekaan sensoris dan

daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman

melalui sensorinya.

2. Usia setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun, mulai memiliki kepekaan

bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya (berbicara,

bercakap-cakap).

3. Masa usia 2 - 4 tahun, gerakan-gerakan otot mulai dapat dikoordinasikan

dengan baik, untuk berjalan maupun untuk banyak bergerak yang semi

rutin dan yang rutin, berminat pada benda-benda kecil, dan mulai

menyadari adanya urutan waktu (pagi, siang, sore, malam).

4. Rentang usia tiga sampai enam tahun, terjadilah kepekaan untuk

peneguhan sensoris, semakin memiliki kepekaan indrawi, khususnya pada

usia sekitar 4 tahun memiliki kepekaan menulis dan pada usia 4 - 6 tahun

memiliki kepekaan yang bagus untuk membaca.

Pendapat Mantessori ini mendapat dukungan dari tokoh pendidkan Taman

Siswa, Ki hadjar Dewantara, sangat meyakini bahwa suasana pendidikan yang

baik dan tepat adalah dalam suasana kekeluargaan dan dengan prinsip asih

(mengasihi), asah (memahirkan), asuh (membimbing). Anak bertumbuh

kembang dengan baik kalau mendapatkan perlakuan kasih sayang, pengasuhan

yang penuh pengertian dan dalam situasi yang damai dan harmoni. Ki Hadjar

Dewantara menganjurkan agar dalam pendidikan, anak memperoleh pendidikan

untuk mencerdaskan (mengembangkan) pikiran, pendidikan untuk mencerdaskan

hati (kepekaan hati nurani), dan pendidikan yang meningkatkan keterampilan.

Tokoh pendidikan ini sangat menekankan bahwa untuk usia dini bahkan

juga untuk mereka yang dewasa, kegiatan pembelajaran dan pendidikan itu

bagaikan kegiatan-kegiatan yang disengaja namun sekaligus alamiah seperti

bermain di taman. Bagaikan keluarga yang sedang mengasuh dan membimbing

5

Page 6: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

anak-anak secara alamiah sesuai dengan kodrat anak di sebuah taman. Anak-anak

yang mengalami suasana kekeluargaan yang hangat, akrab, damai, baik di rumah

maupun di sekolah, serta mendapatkan bimbingan dengan penuh kasih sayang,

pelatihan kebiasaan secara alami, akan berkembang menjadi anak yang bahagia

dan sehat.

Anak-anak yang memiliki motivasi kuat untuk belajar akan mempunyai

masa depan yang cerah diwarnai penemuan, kesempatan, dan kontribusi. Mereka

memiliki kecenderungan alami untuk menguasai hal-hal tersebut yang akan

membuatnya sukses pada abad ke 21, serta mendapat manfaat dari segala

perubahan positif dalam masyarakat. Mereka yang memiliki motivasi belajar

yang kuat mungkin saja akan menghadapi kendala-kendala dari sebuah

ketidakadilan, tetapi kendala tersebut bukanlah musuhnya. Mereka akan menjadi

orang-orang yang paling cocok untuk belajar bagaimana menghadapi kendala

tersebut. Mareka akan menjadi orang yang paling mampu berkreasi dan mencapai

kesuksesan karena hasil terbaik dalam IPTEK, penelitian, dan kesenian tidak

dapat dipaksakan dari hati yang mengerdil.

Neil Postman seorang sosiolog Amerika pada tahun 80-an sangat

mencemaskan akan hilangnya masa kanak-kanak dalam kehidupan anak. Sistem

pendidikan, terutama pada pendidikan anak usia dini terjebak dalam suatu

pemikiran yang tidak memberi kesempatan pada anak untuk bertumbuh

memekarkan dirinya sesuai dengan potensi dan keunikan yang mereka miliki

sebagai anak. Padahal anak perlu menjadi anak untuk dapat menjadi manusia

dewasa. Tercerabutnya para belia ini dari masa kanak-kanaknya, dikhawatirkan

akan menggelincirkan kehidupan mereka menjadi masyarakat yang infantile,

suatu masyarakat yang kekanak-kanakan. Untuk itu akan akan dilakukan

beberapa kajian ilmiah terkait dengan teori-teori klasik dan kekinian yang

diharapkan dapat membangun pola pikir yang sama dalam memberikan

pelayanan yang terbaik bagi belia kita, anak-anak usia dini di Indonesia.

6

Page 7: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

1. Teori Perkembangan

Memunculkan prinsip teoritis dalam naskah akademik ini sangat penting

untuk membangun kesepaham sebagai usaha memberikan pelayanan pendidikan

yang baik terhadap pendidikan anak usia dini. Berbagai teori klasik yang ada

hingga teori-teori kekinian yang ada merupakan sebuah perjalanan panjang

bagaimana dunia pendidikan selalu berubah memberikan solusi terbaik dalam

rangka membangun manusia yang mulia cerdas dan baik (good and smart).

Beberapa teori yang akan diungkapkan secara ringkas antara lain :

a. Teori Perkembangan Kognitif oleh Piaget

Ada beberapa tahap perkembangan kognitif yang digagas Piaget :

Tahap Sensomotoris ( usia 0 hingga 18 bulan )

Tahap Praoperasional ( usia 1 bulan hingga 6 atau 7 tahun )

Tahap Konkrit Operasional ( usia 8 tahun hingga 12 tahun )

Tahap Formal Operasional ( usia 12 tahun hingga usia dewasa )

Anak usia dini yang berusia 4 hingga 6 tahun berada pada tahapan ini. Di

mana anak mampu berfikir tentang obyek benda, kejadian, atau orang

lain. Anak sudah mulai mengenal symbol berupa kata-kata, angka,

gambar dan gerak tubuh. Namun cara berfikir ini masih tergantung pada

obyek konkrit dan rentang waktu kekinian, sserta tempat di mana ia

berada. Mereka belum mampu berfikir abstrak sehingga symbol-simbol

yang konkrit sangat dibutuhkan untuk dapat dipahami mereka. Misalnya

dalam mengenalkan angka mesti diiringi dengan obyek nyata berupa

gambar atau benda-benda lainnya yang jumlahnya sesuai dengan angka

tersebut. Selain itu anak juga belum mampu mengaitkan waktu sekarang

dengan waktu lampau.

b. Teori Perkembangan Psikososial oleh Erik Erikson

Erikson (1902-1994) membagi tahapan perkembangan psikososial ini ke

dalam delapan rentang perkembangan, yang dalam rentang usia 3 hingga

6 tahunan tengah berada dalam tahapan Inisiatif. Menurut Erikson rentang

inisiatif ini berada dalam perkembangan emosi. Peran guru sebagai

7

Page 8: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

penidik mesti mampu menghadirkan emosi positif dalam mengringi

proses pendidikan. Hal ini akan membantu anak dalam mengelola

konflik-konflik yang terjadi akibat benturan emosi positif dan emosi

negative dalam pergaulan sehari-hari mereka yang berhubungan

antarmanusia dan lingkungannya. Seorang anak dengan perkembangan

emosi yang baik pada tahap sebelumnya akan berpotensi berkembang kea

rah yang positif. Mereka kreatif, antisius melakukan sesuatu, suka

bereksperimen, berimajinasi, berani mengambil risiko dan senang bergaul

dengan sesame teman. Namun semua ini tergantung pada kondisi yang

disiapkan pendidik kepada mereka. Jika anak-anak suka dipuji dan hasil

karyanya dihargai tentu saja akan menumbuhkan eosi positif yang

berguna menguatkan perkembangan kepribadiannya. Sebaliknya jika ia

suka dikritik, dilabel sebagai anak nakal tentu saja akan muncul emosi

negative yang akan menumbuhkan rasa bersalah pada diri mereka sebagai

anak. Pada saat tertentu rasa bersalah mesti dihadirkan yang membantu

membangun rasa tanggung jawab yang dalam kepatutan akan mendukung

tumbuhnya karakter baik pada diri anak. Semakin rasa tanggung jawab

tumbuh dalam diri anak maka rasa inisiatif akan semakin berkembang

dalam diri mereka.

c. Teori Sosio-Kultural oleh Vygotsky

Vygotsky (1896-1934) sangat setuju dengan adanya pesan budaya dalam

proses pembelajaran di sekolah. Ia mengatakan bahwa kontribusi budaya,

interaksi social, dan sejarah dalam pengembangan mental individual

sangat berpengaruh, khususnya dalam perkembangan bahasa, membaca

dan menulis pada anak. Pembelajaran yang berbasis pada budaya dan

interaksi sosial mengacu pada perkembangan fungsi mental tinggi, yang

terkait dengan aspek sosio-historis-kultural. Ketiga hal ini akan sangat

berdampak terhadap persepsi, memori dan berpikir anak. Ia menganjurkan

pentingnya melakukan interaksi sosiokultural yang menjadi sarana atau

tools di dalam proses pembelajaran di sekolah. Pengalaman-pengalaman

anak yang mempertemukannya dengan budaya dibutuhkannya untuk

8

Page 9: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

dapat meraih “Zone of Proximal Development.” Untuk itu dibutuhkan

suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mengaitkan berbagai aspek

pembelajaran yang ada dalam kurikulum dengan pengalaman nyata yang

dijalani anak dalam kehidupan mereka sehari-hari. Metodologi yang

efektif terkait dengan pengajaran dalam kelompok besar yang utuh,

pengajaran melalui objek nyata, beragam gaya belajar, pengajaran adaptif

dan individual, pembelajaran tuntas, pembelajaran kooperatif, pengajaran

langsung, penemuan, konstruktif, melalui tutor sebaya sangat dibutuhkan

anak agar ia dapat mengarahkan dirinya sendiri untuk belajar.

Khusus terhadap pendidikan anak usia dini teori konstruktivisme modern

oleh Vygotksy dibagi dalam tiga tahap yaitu:

1) Tahap Zona Perkembangan (Zone of Proximal Development (ZPD)).

Suatu ide bahwa anak usia dini belajar konsep paling baik apabila

konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka. Artinya,

suatu jarak antara keterampilan yang sudah dimiliki oleh anak dengan

keterampilan baru yang diperoleh dengan bantuan dari orang dewasa

(adult/caregiver/orang tua/guru) atau orang yang terlebih dahulu

menguasai keterampilan tersebut (knowledgeable person/peer/siblings).

Zone of Proximal Development dihadirkan di tengah lingkungan dengan

fitur yang sekaya mungkin sehingga memberikan kesempatan melimpah

bagi anak untuk membangun konsep dan internalisasi pemahaman dalam

dirinya tentang berbagai hal sehingga anak memperoleh rangsangan yang

kuat untuk mempelajari suatu konsep bagi pemahamannya dengan cara

terbaik.

2) Tahap Pemagangan Kognitif atau cognitive apprenticeship.

Adalah suatu istilah untuk proses pembelajaran di mana guru

menyediakan dukungan kepada anak usia dini dalam bentuk scaffold

hingga anak usia dini berhasil membentuk pemahaman kognitifnya.

Pemagangan kognitif atau cognitive apprenticeship juga merupakan suatu

budaya belajar dari dan di antara teman sebaya melalui interaksi satu

sama lain sehingga membentuk suatu konsep tentang sesuatu pengalaman

9

Page 10: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

umum dan kemudian membagikan pengalaman membentuk konsep

tersebut di antara teman sebayanya (Collins, Brown, and Newman1989).

Wilson and Cole (1994) mendeskripsikan ciri khas pemagangan kognitif

yaitu “ heuristic content, situated learning, pemodelan, coaching,

articulation, refleksi, eksplorasi, dan ”order in increasing complexity”.

3) Scaffolding atau mediated learning,

Yaitu dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan

masalah sebagai suatu hal yang penting dalam pemikiran konstruktivis

memodern. Scaffolding is adjusting the support offered during a teaching

session to fit the child’s current level of performance ” .Scaffolding

sebagian besar ditemukan dilakukan oleh orang dewasa (adult/care

giver/parent/teacher) atau orangyang lebih dahulu tahu (knowledgeable

person/siblings/peer) tentang suatu keterampilan yang seharusnya dicapai

oleh anak usia dini.

d. Teori Perkembangan Moral oleh Kohlberg dan Thomas Lickona.

Kohlberg sebagai pakar perkembangan moral, bertumpu pada teori Piaget

yang menyatakan bahwa perkembangan afektif (affective development)

terjadi pada anak usia 1 hingga 5 tahun. Saat itu anak berada pada ”self

oriented Morality”. Sebagai tahapan awal dari perkembangan moral

kondisi ini merupakan “the Golden Rule” karena pada tahapan ini mulai

tumbuh “mutual respect” pada diri anak. Kepada mereka mulai dapat

dikenalkan sopan santun, dan perbuatan baik lainnya, walau terkadang

mendapat pertentangan karena mereka sulit diatur dan berada pada masa

egosentris. Berbenturannya antara berfikir egosentris dengan mutual

respek merupakan arena yang mengasyikkan bagi tumbuhnya

transformasi nilai-nilai pada diri anak. Kebajikan akan tumbuh melalui

serangkaian proses panjang yang melibatkan dan mengasah logika serta

emosi saling berbenturan. Namun dari kondisi inilah akan muncul

kecerdasan emosi yang akan menjaga pertumbuhan moral anak dapat

berjalan semestinya. Thomas Lickona, bapak karakter dari Cortland

University menyatakan bahwa pada usia 4 hingga 6 tahun anak tengah

10

Page 11: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

berada pada tahap ”PATUH TANPA SYARAT” (Authority Oriented

Morality). Pada fase ini anak meperlihatkan sikap penurut, mudah diajak

kerjasama, dan mau mengerjakan perintah orang tua dan guru. Namun

terkadang juga muncul sifat egosentrisnya sebagai bentuk bahwa

perkembangan moral pada diri mereka tengah mencari bentuk. Ada

beberapa karakteristik perkembangan moral pada fase ini, yakni:

Menganggap orang dewasa sebagai makhluk serba tahu

Dapat menerima pandangan orang lain

Mudah terpengaruh dengan kenakalan sebayanya

Suka mengadu jika dinakali teman

Terkadang cenderung melanggar aturan

Menghormati kehadiran guru dan orang tua

e. Teori Ekologi dan Kontekstual oleh Bronfenbrenner

Bronfenbrenner mengembangkan teori perkembangan anak yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup kehidupan manusia.

Ringkasnya teori ini mengatakan bahwa perkembangan anak dipengaruhi

oleh konteks mikrosistem (keluarga, sekolah dan teman sebaya), konteks

mesosistem (hubungan keluarga dan sekolah, sekolah dengan sebaya, dan

sebaya dengan individu), konteks ekosistem (latar sosial orang tua dan

kebijakan pemerintah), dan konteks makrosistem (pengaruh lingkungan

budaya, norma, agama, dan lingkungan sosial di mana anak dibesarkan.

Teori Bronfenbrenner ini membantu memberikan penjelasan kepada para

pendidik untuk memahami berbagai risiko yang dapat mempengaruhi

proses perkembangan anak secara negatif misalnya masalah kemiskinan,

kekerasan pada anak, dan konflik dalam keluarga. Seorang guru akan

menjalin hubungan dengan anak yang memiliki latar negatif dengan

memberikan perhatian khusus yang tidak didapatkan anak dari

lingkungannya.

11

Page 12: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

2. Mendeteksi Perkembangan Anak Sejak Usia Dini

Di lapangan sering ditemukan kasus-kasus yang berakibat sudah terlalu jauh,

sehingga bantuan yang diperlukan untuk me“normal“kan kembali perkembangan anak

memakan waktu yang tentunya lebih lama pula. Perlu ditekankan disini bantuan yang

harus diberikan bagi anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan

merupakan satu „proses belajar“, dimana kita harus mengetahui tahapan-tahapan yang

harus dilalui anak sesuai dengan pada saat perkembangan itu mulai berhenti atau

mengalami gangguan. Oleh karena itu program yang dibutuhkanpun menjadi berbeda-

beda pula dari satu anak ke anak yang lain, karena kemampuan mereka juga berbeda.

Jadi kita sebagai Orangtua/pendidik yang akan melatih anak tsb harus

mengetahui dengan tepat tahapan dimana dan kapan perkembangan itu berjalan

ditempat. Kalau perlu juga melalui kerjasama dengan lembaga terapi atau ahli

perkembangan anak. Mengenai istilah untuk jenis bantuan tsb, seperti misalnya „sensori

integrasi (SI) atau sering disebut juga “basic stimulation“ dll tidak perlu

dipermasalahkan, yang penting disini adalah Taman Bermain tempat anak  di sekolahkan

memiliki orang-orang yang ahli untuk mengobservasi anak ,sehingga gangguan-

gangguan perkembangan anak dapat terdeteksi sejak dini. Orang-orang ini harus betul-

betul mengerti masalah perkembangan anak secara „holistik“ dan dapat membuat 

program pelatihan yang tepat bagi setiap anak yang membutuhkan, sehingga target untuk

me“normalkan“ kembali perkembangan anak itu bisa tercapai sesuai harapan. 

Siapakah yang mampu mendeteksi anak yang mengalami hambatan

perkembangan? Jawabannya adalah seorang ahli tumbuh kembang anak yang mengerti

permasalahan anak secara “holistik“ artinya yang benar-benar mengerti secara

keseluruhan perkembangan anak dan hambatan-hambatannya dan yang memahami

bahwa tidak ada bagian dari perkembangan anak yang dapat berkembang dengan

sendirinya tanpa mendapatkan „input“ , rangsangan/stimulasi dari luar. 

Bila kita memperhatikan perkembangan anak dengan cermat, maka kita akan

melihat dengan jelas adanya satu proses pergantian perkembangan antara motorik,

persepsi, psikis, kemampuan berbicara dan berpikir. Selain itu kita juga akan melihat

perkembangan biologisnya yang menyangkut gizi dan perkembangan ini juga sama

pentingnya, namun tema ini tidak disinggung disini, karena terlalu khusus dan

12

Page 13: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

memerlukan keahlian tentang gizi. Seorang ahli perkembangan anak harus mengetahui

permasalahan perkembangan anak sampai sekecil-sekecilnya, agar dia mudah mengerti

dan memahami tahap-tahap stimulasi yang dibutuhkan masing-masing anak. Sehingga

perkembangan anak dapat berjalan semakin lancar dan bagian-bagian yang mengalami

hambatan dapat dipulihkan, dan dengan itu membuat perkembangan anak secara

keseluruhan yang tadinya berjalan ditempat bisa berkembang „normal“ kembali sesuai

usianya.

 Melalui kerjasama antara pendidik di sekolah, terapis/shadow teacher dan

orangtua di rumah, tidak berarti harus mengerjakan program yang identis/sama,

melainkan hanya memberikan stimulus/rangsangan yang serupa dan boleh

dengan tema yang berbeda, hambatan/kesulitan dalam perkembangan anak dapat

diatasi dengan baik.           

C. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak

untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi

seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai

stimulans terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya.

Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah

terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan

mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun (Direktorat PAUD,

2004).  Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun

pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun

berikutnya. Sehingga periode emas ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana

perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap

perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya

datang sekali, sehingga apabila terlewat  berarti habislah peluangnya. Untuk itu

pendidikan untuk usia dini dalam bentuk  pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi)

dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan panduan stimulasi dalam program

Bina Keluarga Balita (BKB) sejak tahun 1980, namun implementasinya belum

13

Page 14: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

memasyarakat.  Hasil penelitian Herawati (2002) di Bogor menemukan bahwa dari 265

keluarga yang diteliti, hanya terdapat 15% yang mengetahui program BKB. Faktor

penentu lain dari kurang memasyarakatnya program BKB adalah rendahnya tingkat

partisipasi orang tua.  Kemudian pada tahun 2001, pemerintah melalui Direktorat

Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda mengeluarkan program PAUD

(Pendidikan Anak Usia Dini).  Namun keberadaan program tersebut sampai saat ini

belum menjangkau tingkat pedesaan secara merata, sehingga belum dapat diakses

langsung oleh masyarakat.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan

strategis dalam pembangunan sumberdaya manusia. Tidak mengherankan apabila

banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan

pendidikan anak usia dini.  Di Indonesia sesuai pasal 28 Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia telah

ditempatkan sejajar dengan pendidikan lainnya.  Bahkan pada puncak acara peringatan

Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2003, Presiden Republik Indonesia telah

mencanangkan pelaksanaan pendidikan anak usia dini di seluruh Indonesia demi

kepentingan terbaik anak Indonesia (Direktorat PAUD, 2004).

1. PAUD Berbasis Aqidah Islam

            Tujuan pendidikan Islam adalah membentuk generasi berkualitas pemimpin,

yakni (1) berkepribadian Islam,(2) menguasai tsaqofah Islam, dan (3) menguasai ilmu

kehidupan (sains dan teknologi) yang memadai. Apabila ke tiga tujuan ini tercapai, maka

akan terwujudlah generasi pemimpin yang individunya memiliki ciri sebagai insan yang

sholeh/sholehah, sehat, cerdas dan peduli bangsa.

Setiap orang harus siap untuk menjadi pemimpin. Karena kepemimpinan itu

sebuah sunatullah dan merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya

oleh Allah SWT kelak.  Sebagaimana ditegaskan didalam sabda Rasulullah SAW:

“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas

kepemimpinannya...           (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dari

Ibnu Umar).

14

Page 15: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

            Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam ini sangat erat kaitannya dengan

sistem hidup Islam.  Sebagai bagian yang menyatu (integral) dari sistem kehidupan

Islam, pendidikan memperoleh masukan dari supra sistem, yakni keluarga dan

masyarakat atau lingkungan, dan memberikan hasil/keluaran bagi suprasistem tersebut. 

Sementara sub-sub sistem yang membentuk sistem pendidikan antara lain adalah tujuan

pendidikan itu sendiri, anak didik (pelajar/mahasiswa), manajemen, struktur dan jadwal

waktu, materi, tenaga pendidik/pengajar dan pelaksana, alat bantu belajar, teknologi,

fasilitas, kendali mutu, penelitian dan biaya pendidikan.

            Interaksi fungsional antar subsistem pendidikan dikenal sebagai proses

pendidikan. Proses pendidikan dapat terjadi di mana saja, sehingga berdasarkan

pengorganisasian serta struktur dan tempat terjadinya proses tersebut dikenal adanya

pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.  Melalui proses ini diperoleh hasil

pendidikan yang mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Untuk menjaga kesinambungan proses pendidikan dalam menjabarkan

pencapaian tujuan pendidikan, maka keberadaan kurikulum pendidikan yang integral

menjadi suatu kebutuhan yang tak terelakkan. Kurikulum pendidikan integral sangatlah

khas dan unik.  Kurikulum ini memiliki ciri- ciri yang sangat menonjol pada arah, azas,

dan tujuan pendidikan, unsur-unsur pelaksana pendidikan serta pada struktur

kurikulumnya.

            Azas pendidikan Islam adalah aqidah Islam. Azas ini berpengaruh dalam

penyusunan kurikulum pendidikan, sistem belajar mengajar, kualifikasi guru, budaya

yang dikembangkan dan interaksi diantara semua komponen penyelenggara pendidikan.

Yang dimaksud dengan menjadikan aqidah Islam sebagai azas atau dasar dari ilmu

pengetahuan adalah menjadikan aqidah Islam sebagai standar penilaian.  Dengan istilah

lain, aqidah Islam difungsikan sebagai kaidah atau tolak ukur pemikiran dan perbuatan. 

Oleh sebab itu, implementasi pendidikan anak usia dini adalah PAUD BAI.

2. Pihak-Pihak yang Berperan dalam PAUD

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan anak usia dini adalah

pemerintah (negara), masyarakat dan keluarga. Keluarga adalah institusi pertama yang

melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi). Disanalah pertama kali

15

Page 16: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

dasar?dasar kepribadian anak dibangun. Anak dibimbing bagaimana ia mengenal

Penciptanya agar kelak ia hanya mengabdi kepada Sang Pencipta Allah SWT. Demikian

pula dengan pengajaran perilaku dan budi pekerti anak yang didapatkan dari sikap

keseharian orangtua ketika bergaul dengan mereka. Bagaimana ia diajarkan untuk

memilih kalimat?kalimat yang baik, sikap sopan santun, kasih sayang terhadap saudara

dan orang lain. Mereka diajarkan untuk memilih cara yang benar ketika memenuhi

kebutuhan hidup dan memilih barang halal yang akan mereka gunakan. Kesimpulannya,

potensi dasar untuk membentuk generasi berkualitas dipersiapkan oleh keluarga.

Masyarakat yang menjadi lingkungan anak menjalani aktivitas sosialnya

mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi baik buruknya proses pendidikan,

karena anak satu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Interaksi dalam

lingkungan ini sangat diperlukan dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak, baik secara fisik maupun biologis. Oleh sebab itu masalah?masalah

yang akan dihadapi anak ketika berinteraksi dalam masyarakat harus difahami agar kita

dapat mengupayakan solusinya. Masyarakat yang terdiri dari sekumpulan orang yang

mempunyai pemikiran dan perasaan yang sama serta interaksi mereka diatur dengan

aturan yang sama, tatkala masing?masing memandang betapa pentingnya menjaga

suasana kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi maka semua orang akan

sepakat memandang mana perkara-perkara yang akan membawa pengaruh positif dan

mana yang membawa pengaruh negatif bagi pendidikan generasi. Sedapat mungkin

perkara negatif yang akan menjerumuskan anak akan dicegah bersama. Disinilah peran

masyarakat sebagai kontrol sosial untuk terwujudnya generasi ideal. Masyarakat yang

menjadi lingkungan hidup generasi tidak saja para tetangganya tetapi juga termasuk

sekolah dan masyarakat dalam satu negara. Karena itu para tetangga, para pendidik dan

juga pemerintah sebagai penyelenggara urusan negara bertanggung jawab dalam proses

pendidikan generasi.

Selain keluarga dan sekolah, partai dan organisasi masyarakat seperti majelis

ta’lim, mempunyai peran dalam melahirkan generasi berkualitas pemimpin. Disanalah

generasi akan dibina untuk menjadi politikus yang ulung dan tangguh. Oleh sebab itu,

partai dan ormas ini juga berperan dalam membina para ibu agar ibu dapat mendidik

generasi secara baik dan benar. Dari seluruh pihak yang mempunyai tanggungjawab

dalam mendidik generasi cerdas, generasi peduli bangsa, tentu negaralah yang

16

Page 17: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

mempunyai peran terbesar dan terpenting dalam menjamin berlangsungnya proses

pendidikan generasi.

Negara bertanggung jawab mengatur suguhan yang ditayangkan dalam media

elektronik dan juga mengatur dan mengawasi penerbitan seluruh media cetak. Negara

berkewajiban menindak perilaku penyimpangan yang berdampak buruk pada masyarakat

dll. Negara sebagai penyelenggara pendidikan generasi yang utama, wajib mencukupi

segala sarana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan umat secara layak. Atas dasar ini

negara wajib menyempurnakan pendidikan bebas biaya bagi seluruh rakyatnya.

Kebijakan pendidikan bebas biaya akan membuka peluang yang sebesar?besarnya bagi

setiap individu rakyat untuk mengenyam pendidikan, sehingga pendidikan tidak hanya

menyentuh kalangan tertentu (yang mampu) saja, dan tidak lagi dijadikan ajang bisnis

yang bisa mengurangi mutu pendidikan itu sendiri. Padahal mutu pendidikan sangat

mempengaruhi corak generasi yang dihasilkannya.

Negara wajib menyediakan tenaga-tenaga pendidik yang handal. Mereka yang

memiliki kepribadian Islam yang luhur, punya semangat pengabdian yang tinggi dan

mengerti filosofi pendidikan generasi serta cara?cara yang harus dilakukannya, karena

mereka adalah tauladan bagi anak didiknya. Kelemahan sifat pada pendidik berpengaruh

besar terhadap pola pendidikan generasi. Seorang guru tidak hanya menjadi penyampai

ilmu pada muridnya tetapi ia seorang pendidik dan pembina generasi. Agar para

pendidik bersemangat dalam menjalankan tugasnya tentu saja negara harus menjamin

kehidupan materi mereka. Ini dapat memberi motivasi lebih pada mereka meski tugas

mereka tidak ditujukan semata untuk memperoleh materi, tetapi merupakan ibadah yang

mempunyai nilai tersendiri di sisi Allah SWT. Betapa besar jasa para pendidik yang

hingga ada ungkapan: "Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa". Tentu saja pengabdian

mereka harus mendapat penghargaan, dan ini merupakan tanggungjawab negara.

17

Page 18: PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI · Web viewOleh karena itu Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Bahkan pendidikan bayi

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

18