PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT....

100
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. GELATIK SUPRA DI CIPUTAT TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN SEBAGAI PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TENAGA KERJA (OUTSOURCING) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : TIARA ANGGUN PURNAMAWATI NIM : 11140480000081 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Transcript of PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT....

Page 1: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA

PT. GELATIK SUPRA DI CIPUTAT TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN SEBAGAI PERUSAHAAN PENYEDIA

JASA TENAGA KERJA (OUTSOURCING)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

TIARA ANGGUN PURNAMAWATI

NIM : 11140480000081

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA

PT. GELATIK SUPRA DI CIPUTAT TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN SEBAGAI PERUSAHAAN PENYEDIA

JASA TENAGA KERJA (OUTSOURCING)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

TIARA ANGGUN PURNAMAWATI

NIM : 11140480000081

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 3: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 4: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 5: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 6: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

v

ABSTRAK

Tiara Anggun Purnamawati. NIM 11140480000081. “PERJANJIAN KERJA

WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. GELATIK SUPRA SEBAGAI

PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TENAGA KERJA (OUTSOURCING) DI

CIPUTAT TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN”. Program studi

Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1440 H/2019 M. Ix +66 Halaman +4 daftar pustaka +20

halaman lampiran.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu antara Pekerja dengan Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja

(Outsourcing). Perlindungan Hukum bagi pekerja yang di pekerjakan oleh

Perusahaan penyedia Jasa tenaga kerja menggunakan Perjanjian Kerja Waktu

tertentu berdasarkan Peraturan sebagai berikut: 1) Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (KUHPer); 2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD

1945); 3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 4)

Keputusan Menteri Nomor 100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu; 5) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015

tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan

Kematian.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan penelitian normatif-yuridis. Penelitian yang dilakukan selain

melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, buku-buku, dan

jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti juga

melakukan penelitian langsung kelapangan dengan cara observasi dan wawancara

kepada pihak yang berhubungan, yaitu Para Pekerja Kontrak di PT. Gelatik Supra.

Selain itu peneliti juga mencoba mengaitkan data yang berasal dari Dinas Tenaga

Kerja dan Transportasi Provinsi Banten dan Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 27/PUU-IX/2011.Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam Undang-

undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ditegaskan bahwa

perusahaan penyedia jasa tenaga kerja (outsourcing) harus memperhatikan aspek

kesejahteraan pekerja atau buruh sehingga tidak ada kesenjangan antara pekerja

atau buruh Outsourcing dengan pekerja atau buruh dari perusahaan pemberi kerja.

Salah satunya Menerapkan Prinsip pengalihan tindak perlindungan bagi

pekerja/buruh (Tranfer of Under Taking Protection of Employment atau TUPE).

Sedangkan Untuk masalah sengketa yang terjadi dalam PKWT diatur dalam

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Hubungan Industrial.

Kata Kunci : Ketenagakerjaan, Outsourcing, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

Pembimbing Skripsi : Prof. Dr. Abdullah Sulaiman, S.H., M.H.

Daftar Pustaka : Tahun 1993 sampai Tahun 2018.

Page 7: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan berkah dan nikmat

kesehatan sehingga skripsi yang berjudul: “PERJANJIAN KERJA WAKTU

TERTENTU (PKWT) PADA PT. GELATIK SUPRA DI CIPUTAT

TANGERANG SELATAN BANTEN SEBAGAI PERUSAHAAN PENYEDIA

JASA TENAGA KERJA (OUTSOURCING)” ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Shalawat serta salam senantiasa dipanjatkan pada Rasulullah Muhammad Saw.

beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga disampaikan kepada para pihak

yang telah membantu dan mendukung proses penulisan skripsi ini, kepada yang

terhormat:

1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.

2. Dr. M. Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu

Hukum, dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi

Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. Abdullah Sulaiman, S.H., M.H. Pembimbing skripsi yang telah

menyediakan waktu serta memberikan bimbingan dan dukungan dalam

proses penyusunan dan penyelesaian skripsi.

4. Kepala Pusat Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia

yang telah mengadakan bahan-bahan pustaka untuk kelancaran penulisan

skripsi.

5. Kedua Orangtua Peneliti dan seluruh Anggota Keluarga, yang telah

memberikan semangat dan dukungan demi kelancaran penulisan skripsi

ini.

Page 8: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

vii

6. Pihak yang terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu. Tidak

ada yang dapat peneliti berikan untuk membalas jasa-jasa kalian kecuali

dengan ucapan terimakasih dan doa.

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat kekurangan

dan perbaikan. Namun, peneliti tetap berharap agar karya ilmiah ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk

perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah ini di masa mendatang. Akhir kata,

peneliti mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 31 Oktober 2019

Tiara Anggun Purnamawati

Page 9: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ......................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ............. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 6

D. Metode Penelitian................................................................. 7

E. Sistematika Penelitian .......................................................... 11

BAB II TINJAUAN UMUM BENTUK PERATURAN PERJANJIAN

KERJA DI INDONESIA ......................................................... 13

A. Konseptual ........................................................................... 13

B. Kajian Teori ......................................................................... 25

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ................................... 33

BAB III PERJANJIAN KERJA PADA PERUSAHAAN PENYEDIA

JASA TENAGA KERJA (OUTSOURCING) PT. GELATIK

SUPRA DI TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN 36

A. Profil Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga kerja (alih

daya/ outsourcing) PT. Gelatik Supra .................................. 36

B. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Banten . 40

BAB IV ANALISIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

DI PT. GELATIK SUPRA ....................................................... 49

A. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu .................... 49

B. Analisis Pelaksanaan dan Isi Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

di PT. Gelatik Supra ............................................................ 61

Page 10: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

ix

BAB V PENUTUP .................................................................................. 69

A. Kesimpulan .......................................................................... 69

B. Rekomendasi ........................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 71

LAMPIRAN

Page 11: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengawas Koordinator Wilayah Tangerang I ............................. 43

Tabel 3.2 Pengawas Koordinator Wilayah Tangerang II ............................ 44

Tabel 3.3 Pengawas Koordinator Wilayah Serang II .................................. 45

Tabel 3.4 Pengawas Koordinator Wilayah Khusus ..................................... 47

Tabel 4.1 Bentuk Perjanjian Kerja PT. Gelatik Supra ................................ 52

Page 12: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Manusia memiliki kebutuhan yang beragam dalam kehidupannya, dari

mulai kebutuhan primer, sekunder dan tertier. Untuk mendapatkan semua

kebutuhan tersebut manusia harus memiliki penghasilan untuk memperoleh

penghasilan manusia dituntut untuk bekerja agar kebutuhannya dapat

terpenuhi.

Bekerja merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan

tersebut. Bekerja bisa yang diusahakan sendiri maupun bekerja dengan orang

lain. Pekerjaan yang diusahakan sendiri adalah bekerja dengan usaha, modal

dan tanggung jawab oleh dirinya sendiri sering kita sebut sebagai pengusaha,

sedangkan bekerja dengan orang lain adalah bekerja dengan bergantung

dengan orang lain, yang memberinya perintah. Untuk itu pekerja/buruh harus

tunduk dan patuh pada orang yang memberinya pekerjaan tersebut.

Orang yang melakukan pekerjaan disebut Pekerja/ Buruh, sedangkan

orang yang memberikan pekerjaan disebut pemberi kerja.Hubungan antara

Pekerja/Buruh dengan Pemberi kerja dapat disebut sebagai Hubungan

kerja.Hubungan kerja ini ada setelah adanya Perjanjian Kerja antara

Pekerja/Buruh dengan Pemberi Kerjayang membuat pekerja dan pemberi

kerja saling terikat.1 Perjanjian kerja meliputi beberapa klausul seperti jenis

pekerjaan, penempatan kerja, waktu kerja, upah pekerja, pengakhiran

hubungan kerja serta sanksi apabila terjadi pelanggaran.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang

kemudian disebut UU Ketenagakerjaan mengatur masalah tentang

penyerahan sebagian pekerjaan melalui perjanjian pemborongan atau

penyediaan jasa pekerja/buruh kepada perusahaan lain.

1Imam Soepomo, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, (Jakarta: Djambatan,

2016), h. 1.

Page 13: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

2

Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain

melalui perjanjian pemborongan. Perusahaan Pemborong atau penyediaan

jasa pekerja/buruh ini dikenal dengan Outsourcing. Yang telah diatur dalam

Pasal 56-59 dan Pasal 64-66 UU Ketengakerjaan.

Pasal 66 ayat (1) UU Ketenagakerjaan telah menjelaskan jenis-jenis

kegiatan pekerjaan yang dapat di alihdayakan. Seperti pekerjaan yang

berhubungan dengan kegiatan usaha pokok atau kegiatan yang berhubungan

langsung dengan proses produksi, pengusaha hanya diperbolehkan

mempekerjakan pekerja/buruh dengan perjanjian kerja waktu tertentu

dan/atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu.

Kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan

langsung dengan proses produksi adalah kegiatan yang berhubungan di luar

usaha pokok (core business) suatu perusahaan. Kegiatan tersebut antara lain:

usaha pelayanan kebersihan (cleaning service), usaha penyediaan makanan

bagi pekerja/buruh (catering), usaha tenaga pengaman (security/satuan

pengamanan), usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan, serta

usaha penyediaan angkutan pekerja/buruh.2

Dalam Prakteknya seringkali ditemui kecurangan dalam praktek

Outsourcing oleh beberapa oknum yang membuat Pekerja/Buruh mengeluh.

Banyak permasalahan yang timbul dikarenakan pemberlakuan sistem

outsourcing di Indonesia.

Ada dua hal yang menyebabkan masalah outsourcing di

Indonesia.Pertama adalah keberadaan oknum yang melanggar UU

Ketenagakerjaan. Oknum itu, dapat berasal dari sisi perusahaan yang

menggunakan jasa outsourcing maupun perusahaan yang menyelenggarakan

outsourcing. Contohnya, pelanggaran yang dilakukan perusahan pengguna

outsourcing adalah perusahaan yang menyelenggarakan telekomunikasi tapi

justru yang di-outsourcing-kan adalah kegiatan yang berhubungan dengan

kegiatan telekomunikasi yang merupakan core bisnisnya.

2Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015), h.

13.

Page 14: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

3

Sementara contoh untuk pelanggaran yang dilakukan perusahaan

penyelenggara outsourcing adalah masalah pemenuhan hak tenaga

kerja outsourcing. Masalah kedua adalah minimnya pengawasan. Ketika

terjadi kesalahan tidak ditindak tegas oleh pemerintah.

Salah satu masalah outsourcing di Indonesia adalah penegakan hukum.

Ini karena kurangnya ketersediaan tenaga pengawas, sehingga penegakan

hukum menjadi hal yang nyaris mustahil di lakukan. Di Jawa Timur ada

35.000 perusahaan tapi tenaga pengawas hanya sekitar 160 orang. Bagaimana

mungkin bisa diawasi ada pelanggaran atau tidak kalau tenaga pengawasnya

minim, Masalah kedua, tidak adanya anggaran pengawasan disediakan

pemerintah.3

Tak adanya pengawasan ini menyebabkan banyak pelanggaran dalam

pelaksanaan outsourcing/alih daya. Darimulai pengupahan yang minim dan

tidak sesuai ketentuan, hingga tidak adanya kejelasan nasib pekerja. Dalam

pelaksanannya Praktek Oursourcing/alih daya hanya menguntungkan

perusahaan sedangkan tidak untuk pekerja/buruh. Kurangnya perhatian

perusahaan atas kesejahteraan Buruh/pekerja kontrak outsourcing. Tidak

adanya kejelasan keberlangsungan pekerjaan serta tidak adanya jaminan

pengembangan karir yang membuat ketidakjelasan hubungan industrial. Oleh

karena itu jaminan sosial bagi para pekerja Outsourcing dianggap perlu untuk

memperjelas hubungan industrial antara pihak perusahaan dan tenaga kerja.

Perjanjian kerja dalam Outsourcing dilakukan dalam dua tahap yaitu

perjanjian antara Perusahaan Pengguna Jasa Outsourcing dengan Perusahaan

Outsourcing sebagai penyedia jasa tenaga kerja dan perjanjian antara

Perusahaan Outsourcing dengan pekerja/buruh. Perjanjian kerja merupakan

perjanjian antara pengusaha atau pemberi kerja dan pekerja yang memuat

syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Perjanjian kerja

menciptakan hubungan kerja. Hubungan kerja adalah hubungan antara

pengusaha dan pekerja berdasarkan perjanjian kerja, yang memiliki unsur

3https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-3199703/masalah-outsourcing-di-ri-ruwet-

ini-sebabnyadiakses pada 08 agustus 2018.

Page 15: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

4

pekerjaan, upah dan perintah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam suatu hubungan kerja, yaitu hak pengusaha (pengusaha memiliki posisi

lebih tinggi dari pekerja), kewajiban pengusaha (membayar upah), dan objek

perjanjian (pekerjaan).4

PT. Gelatik Supra merupakan Perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh

yang memenuhi syarat untuk melaksanakan kegiatan jasa penunjang

perusahaan pemberi pekerjaan. Perusahan ini telah banyak menyalurkan

tenaga kerja Outsourcing di sebagian besar wilayah Indonesia. Hingga saat

ini telah mempekerjakan lebih dari 6500 orang yang tersebar di seluruh

provinsi di Indonesia.5

PT. Gelatik Supra merupakan Perusahaan Outsourcing yang menerima

pemborongan atau perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh. Perusahaan

Pengguna Jasa PT Gelatik tenaga Sales Promotion Girls (SPG) Sebagai

perpanjangan tangan Untuk menjual Produknya kepada konsumen. Dalam hal

ini Perusahaan Pengguna Jasa menggunakan PT. Gelatik Supra Sebagai

Rekan Penyedia Jasa Tenaga Kerja Berupa Event Suport.

Dalam Hubungan antara Pekerja/Buruh dengan PT. Gelatik Supra

dibuatlah sebuah Perjanjian Kerja sebagai pengikat antara Pemberi Kerja dan

Pekerja/Buruh dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata mengatur:

“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-

undang yang berlaku sebagai undang-undang bagimereka yang

membuatnya.”

Jadi, Perjanjian yang dibuat merupakan undang-undang bagi para pihak

yang membuatnya. Pada praktek Outsourcing seringkali ditemukan

kecurangan dalam pembuatan Perjanjian Antara Pemberi Kerja dan

Pekerja/Buruh. Yang membuat pekerja/buruh menjadi pihak yang dirugikan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

membuat kajian dan penelitian dalam skripsi ini dengan judul:

4Moch.Nurachmad, Tanya Jawab Seputar Hak-Hak Tenaga Kerja (Outsourcing), (Jakarta:

Visimedia, 2009), h.2 5https://gelatik.co.id/id/tentang-kami/ diakses pada 10 september 2018.

Page 16: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

5

“Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Pada PT. Gelatik Supra

Sebagai Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja (Outsourcing) Di

Ciputat Kota Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan masalah

1. Identifikasi Masalah.

Sesuai dengan latar belakang yang disampaikan terdapat beberapa

persoalan yang berkaitan dengan masalah yang diangkat oleh peneliti

yaitu:

a. Pemenuhan Hak Hak Pekerja sesuai perundang-undangan yang

berlaku.

b. Perusahaan Wajib memberikan jaminan sosial terhadap pekerja.

c. Pengaturan waktu kerja dalam perjanjian kerja.

d. Sistem Pengupahan sesuai Upah minimum.

e. Jangka waktu perpanjangan perjanjian kerja yang sesuai perundang-

undangan yang berlaku

2. Pembatasan Masalah.

Agar masalah yang akan dibahas peneliti tidak terlalu melebar,

maka peneliti fokus pada masalah, peneliti membatasinya pada ruang

lingkup penelitian yaitu mengenai Perjanjian Kerja antara Pekerja/ buruh

di PT. Gelatik Supra.

3. Perumusan Masalah.

Praktik Outsourcing yang sangat kurang dalam pengawasannya

sering kali memicu perselisihan industrial dalam prakteknya banyak hak-

hak buruh/pekerja yang belum terlaksana.

Agar penelitian ini berjalan dengan baik, maka perlu dibuat

pertanyaan riset sebagai berikut :

a. Bagaimana penerapan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan terhadap Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

(PKWT) di Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja (Outsourcing)?

b. Apakah Isi Perjanjian Kerja sesuai dengan perundang-undangan

Ketenagakerjaan?

Page 17: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara Umum Penelitian Ini bertujuan Untuk mengetahui lebih lanjut

bagaimana penegakan Hukum Ketenagakerjaan mengatur tentang

kesejahteraan buruh outsourcing terkhusus tujuan yang ingin dicapai

adalah:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan Pengaturan Perjanjian kerja

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 serta

penerapannya di Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja (Outsourcing)

PT. Gelatik Supra.

b. Untuk mengetahui isi klausul dalam Kontrak kerja di Perusahaan

Penyedia Jasa Tenaga Kerja (Outsourcing) PT. Gelatik Supra dan

kesesuaiannya dengan perundang-undangan ketenagakerjaan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti dari penelitian ini

terdiri dari kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis, yaitu:

a. Kegunaan Teoritis.

1) Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan bidang ilmu

hukum pada umumnya dan pada bidang hukum ketenagakerjaan

khususnya.

2) Penelitian ini digunakan untuk sumber data dan informasi yang

dipercaya dan dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah sebagai

bahan menambah ilmu pengetahuan di bidang ilmu Hukum

khususnya Hukum Perdata dan Hukum Bisnis.

3) Sebagai acuan untuk pembelajaran dan pembuatan karya ilmiah

khususnya yang berkaitan dengan teori-teori hukum terkait kepastian

hukum ketenagakerjaan di Indonesia.

b. Kegunaan Praktis

Sebagai sumbangan pemikiran bagi kalangan akademisi dalam

penjabaran mengenai sistem Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)

dalam hukum ketenagakerjaan. Selain itu juga sebagai sumbangan bagi

Page 18: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

7

para praktisi dalam pelaksanaan sistem Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

(PKWT), khususnya mengenai arti dari pemberian perlindungan

terhadap pekerja/buruh yang bekerja dengan sistem Perjanjian Kerja

Waktu Tertentu.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif, yaitu

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka

atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara

mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-

literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian

hukum secara yuridis maksudnya penelitian yang mengacu kepada studi

kepustakaan yang ada ataupun terhadap data sekunder yang digunakan6

sedangkan bersifat normatif maksudnya penelitian hukum yang bertujuan

untuk memperoleh pengetahuan normatif tentang hubungan antara satu

peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam prakteknya.

2. Jenis Penelitian.

Penelitian, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah

research, pada hakikatnya merupakan sebuah upaya pencarian. Lewat

penelitian research orang mencari search temuan-temuan baru, berupa

pengetahuan yang benar truth, true, knowledge, yang dapat dipakai untuk

menjawab suatu pernyataan untuk memecahkan suatu masalah.7

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis

dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara

tertentu, sistematis adalah berdasarkan suatu sistim. Sedangkan konsisten

6 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan

Singkat), (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), h. 13-14. 7 M. Syamsudi, Operasionalisasi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007),

h. 1.

Page 19: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

8

berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka

tertentu.8

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian

yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam

terhadap suatu permasalahan. Data yang diperoleh digambarkan

menggunakan kata-kata atau kalimat sesuai kategori untuk memperoleh

kesimpulan.9

3. Sumber data

Sumber data yang dipakai oleh penulis, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pekerja

atau pihak yang terkait langsung dengan masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini data primer dikumpulkan melalui wawancara

dengan menggunakan pedoman wawancara yang dilakukan terhadap

sumber informasi yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan

pedoman wawancara, sehingga wawancara yang dilakukan

merupakan wawancara yang terfokus (focused interview).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara dan melalui studi

kepustakaan dengan cara membaca, mengutip dan menelaah

peraturan perundang-undangan, buku-buku, kamus, dan literatur lain

yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan bahan hukum sebagai berikut:

1) Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat yang

berasal dari:

a) Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUH Perdata).

b) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

(UUD 1945).

8 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia Press,

2014), h.42 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta:

Rieneka Cipta, 1991). h. 131

Page 20: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

9

c) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan).

d) Keputusan Menteri Nomor 100 Tahun 2004 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

(Kepmen: 100/MEN/VI/2004)

e) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan

Jaminan Kematian.

2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang

memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti

buku-buku hasil karya para sarjana, hasil penelitian serta

berbagai hasil wawancara sebagai hasil penelitian peneliti yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

3) Data non-hukum (Tersier), Bahan non hukum merupakan

bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan atas

bahan hukum primer dan sekunder. Seperti kamus hukum,

ensiklopedia, indeks kumulatif, internet dll.

4. Teknik PengumpulanData

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data terutama data

sekunder dan sebagai penunjang adalah data primer sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan (library research), yaitu bentuk pengumpulan

data yang dilakukan dengan membaca buku literatur,

mengumpulkan, membaca dokumen yang berhubungan dengan

obyek penelitian, dan mengutip dari data-data sekunder yang

meliputi peraturan perundang-undangan, dokumen dan bahan

kepustakaan lain dari beberapa buku referensi, artikel-artikel dari

beberapa jurnal, arsip, hasil penelitian ilmiah, peraturan perundang-

undangan, laporan, teori-teori, media masa seperti koran, internet

dan bahan kepustakaan lainnya yang relevan dengan masalah yang

akan diteliti.

Page 21: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

10

b. Wawancara, yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

tersebut dilakukan dengan dua orang pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.10

Wawancara dilakukan dengan cara terpimpin, yaitu wawancara

dilaksanakan dengan jalan informan diberi kebebasan untuk

menjawab pertanyaan yang ditentukan. Cara tersebut digunakan

peneliti untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari responden.11

5. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian

Subjek Penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data

untuk variabel penelitian. Subjek penelitian yang diteliti oleh penulis

adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

b. Objek Penelitian

Objek Penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang

merupakan inti dari probematika penelitian.12

Objek penelitian yang

diteliti oleh penulis adalah Perjanjian Kerja PT. Gelatik Supra.

6. Metode Pengolahan Data

Pengelolaan data baik berupa bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder, serta bahan non-hukum dihubungkan sedemikian rupa

sehingga penyajian penulisan menjadi sistematis dan mudah dipahami

agar dapat menjawab setiap permasalahan yang dirumuskan. Penelitian

ini menggunakan metode analisisbkualitatif, yaitu suatu metode analisis

data yang tidak menampilkan angka-angka sebagai hasil penelitiannya

melainkan disajikan dalam bentuk pembahasan dengan uraian kalimat-

kalimat dan dipaparkan dalam bentuk tulisan. Hasil dari analisis data ini

akan disimpulkan secara deduktif yaitu cara berfikir yang menarik suatu

kesimpulan dari suatu pertanyaan yang bersifat umum menjadi suatu

10

Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2002), h. 103 11

Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1989), h. 162 12

Arikanto, Suharsimi, Menejemen Penelitian (Jakarta: RinekaCipta, 2005), h. 29.

Page 22: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

11

pertanyaan yang bersifat khusus, yang mana dari kesimpulan dapat

diajukan beberapa saran terhadap permasalahan.

7. Teknis Penelitian

Dalam teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh peneliti

dalam skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya

ilmiah pada buku pedoman “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2017”

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan atau penyajian, peneliti menjabarkan

materi atau isi melalui lima bab. Dimana setiap bab akan dijelaskan secara

rinci sebagai bagian dari keseluruhan penelitian ini. Sistematikan uraian

proposal skipsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi sekilas pengantar

untuk memahami garis besar dari seluruh pembahasan.

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penulisan,

identifikasi masalah, pembatasan masalah yang akan dibahas,

rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi, manfaat dari

penulisan skripsi, metode penelitian serta sistematika dalam

penulisan penelitian ini.

BAB II Bab ini menyajikan kajian kepustakaan yang membahas

mengenai bentuk perjanjian kerja di Indonesia.

BAB III Bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum objek

penelitian yaitu PT. Gelatik Supra dan Dinas

Ketenagakerjaan dan Tranportasi Provinsi Banten.

BAB IV Bab ini akan menganalisis mengenai permasalahan yang

membahas dan menjawab permasalahan pada penelitian ini

diantaranya menganalisis serta menjawab penerapan

perjanjian kerja waktu tertentu di PT. Gelatik Supra sudah

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan

kesejahteraan pekerja Outsourcing.

Page 23: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

12

BAB V Penutup yaitu berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.

Pada bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi

ini, untuk itu peneliti menarik beberapa kesimpulan dari hasil

penelitian, dan juga peneliti menengahkan beberapa

rekomendasi yang dianggap perlu.

Page 24: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

13

BAB II

TINJAUAN UMUM BENTUK PERATURAN PERJANJIAN

KERJA DI INDONESIA

A. Konseptual

1. Pengertian Ketenagakerjaan

Sebelum membahas lebih jauh mengenai outsourcing perlu

mengetahui dan memahami dahulu pengertian serta istilah-istilah dalam

hukum ketenagakerjaan. BeberapaBeberapa pengertian mengenai hukum

ketenagakerjaan yang dikemukakan oleh beberapa pakar hukum.1

Imam soepomo, mengemukakan hukum perburuhan merupakan

seperangkat peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis ketika

seseorang bekerja kepada orang lain dan menerima upah.

Molenaar, mengemukakan bahwa pada pokoknya hukum perburuhan

merupakan hubungan antara buruh dengan majikan, buruh dengan buruh

dan antara penguasa dengan penguasa.

Levenbach, hukum perburuhan adalah peraturan meliputi hubungan

kerja antara pekerja dan majikannya dibawah pimpinan dalam

pekerjaannya.

UU Ketenagakerjaan, memberikan pengertian lebih luas dari KUH

Perdata. Namun dalam pelaksaannya masih menggunakan beberapa

Undang-Undang yang dikeluarkan sebelumnya. Yaitu merupakan segala

hal yang berhubungan dengan tenaga kerja sebelum, selama dan sesudah

masa kerja.

2. Pengertian Alihdaya (Outsourcing)

Awal berkembangnya outsourcing adalah untuk membagi risiko

usaha dalam berbagai masalah, termasuk ketenagakerjaan. Di bidang

ketenagakerjaan outsourcing diartikan sebagai pemanfaatan tenaga kerja

untuk memproduksi atau melaksanakan suatu pekerjaan oleh suatu

1 R. Joni Bambang S, Hukum Ketenagakerjaan, (Bandung, Pustaka Setia, 2013), h. 45-46.

Page 25: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

14

perusahaan, melalui perusahaan penyedia jasa tenaga kerja. Yang

mengindikasi ada perusaahaan tertentu yang mempersiapkan atau

menyediakan tenaga kerja untuk kepentingan perusahaan lain.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia mengatur kegiatan

alihdaya atau outsourcing ini dalam bentuk perundang-undangan yaitu:2

a. Pasal 1601 b KUH Perdata dinyatakan sebagai pemborongan

pekerjaan, yakni sebagai perjanjian dengan pihak pemborong untuk

menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak lain.

b. Pasal 64 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan melegalkan Outsourcing menggunakan istilah

perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyedia jasa

buruh/pekerja menyatakan

c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor: KEP.101/MEN/VI/2004 tentang Tata Cara

Perijinan Perusahaan Penyedia jasa Pekerja/Buruh bahwa ketika

perusahaan penyedia jasa memperoleh pekerjaan dari perusahaan

pemberi kerja pekerjaan, kedua belah pihak wajib membuat sebuah

perjanjian tertulis sedikitnya memuat :

1) Jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh pekerja dari

perusahaan penyedia jasa.

2) Penegasan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana

dimaksud huruf a, hubungan kerja yang terjadi antara

perusahaan penyedia jasa dengan pekerja/buruh yang

dipekerjakan perusahaan jasa sehingga perlindungan, upah dan

kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul

menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa

pekerja/buruh.

3) Penegasan bahwa perusahaaan penyedia jasa bersedia

menerima pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa

2 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2015),

h. 168-173.

Page 26: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

15

pekerja/buruh sebelumnya untuk jenis-jenis pekerjaan yang

terus menerus ada di perusahaan pemberi kerja, dalam hal

terjadi penggantian perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.

Ketiga Perundang-undangan diatas melegalkan adanya praktek

outsourcing namun dalam KUH Perdata belum memuat secara rinci

mengenai apa saja pekerjaan yang dapat di-outsourcing-kan berbeda

dengan UU Ketenagakerjaan yang sudah membatasi pekerjaan yang

dapat diborong/di-outsoure-kan.

3. Pengertian Perjanjian dan Perjanjian Kerja

a. Pengertian Perjanjian

Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 KUH Perdata

yang menyatakan bahwa:

“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana

satu orang atau lebih mengikatkan dirinya pada satu orang

atau lebih.”

Prof. Subekti, SH. Berpendapat mengenai perjanjian sebagai berikut:

“Suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang

lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan sesuatu hal”.

Dari peristiwa tersebut, timbulah suatu hubungan antara dua

orang tersebut yang dinamakan perikatan. Dalam bentuknya,

perjanjian berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-

janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.3

Menurut Prodjodikoro bahwa yang dimaksud dengan perjanjian

adalah suatu perhubungan mengenai harta benda antara dua pihak,

dimana salah satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk

melakukan suatu hal atau untuk tidak melakukan suatu hal

sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanan janji tersebut.4

3Subekti, Hukum perjanjian, (Jakarta: Intermasa,1987), h. 113.

4 Wiryono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian ,(Bandung: Bale, 1979), h. 9.

Page 27: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

16

Menurut Sudikmo Mertokusumo Perjanjian adalah hubungan

hukum antar dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk

menimbulkan akibat hukum. Dua pihak itu sepakat untuk mengikat

mereka untuk ditaati dan dijalankan. Kesepakatan itu menimbulkan

akibat hukum dan bila kesepakatan dilanggar maka akibat hukumnya

si pelanggar dapat dikenai akibat hukum atau sanksi.5

Beberapa sarjana menyatakan bahwa rumusan Pasal 1313 KUH

Perdata di atas memiliki beberapa kelemahan. Abdulkadir

Muhammad menyatakan kelemahan-kelemahan pasal tersebut,

antara lain:6

1) Hanya menyangkut sepihak saja.

Hal tersebut dapat diketahui dari perumusan “satuorang

atau lebihmengikatkan dirinya pada satu orang atau

lebih”.Kata “mengikatkan diri”sifatnya hanya datang dari satu

pihak saja, tidak dari kedua belah pihak. Seharusnya dirumuskan

saling “mengikatkan diri”, jadi ada konsensus antara pihak-

pihak.

2) Kata “perbuatan” mencakup juga tanpa konsensus.

Pengertian “perbuatan” termasuk juga tindakan

melaksanakan tugas tanpa kuasa, tindakan melawan hukum

yang tidak mengandung konsensus, seharusnya digunakan kata

“persetujuan”.

3) Pengertian perjanjian terlalu luas.

Pengertian perjanjian dalam pasal tersebut terlalu luas

karena mencakup juga pelangsungan perkawinan, janji kawin,

yang diatur dalam lapangan hukum keluarga, padahal yang

dimaksud adalah hubungan antara kreditur dengan debitur dalam

lapangan harta kekayaan saja. Perjanjian yang dikehendaki oleh

5 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, (Yogyakarta: Putra A. Bardin, 1990), h. 77.

6Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990),h. 78.

Page 28: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

17

Buku III KUH Perdata sebenarnya hanyalah perjanjian yang

bersifat kebendaan, bukan perjanjian yang bersifat personal.

4) Tanpa menyebut tujuan mengadakan perjanjian, sehingga pihak-

pihak yang mengikatkan diri itu tidak jelas untuk apa.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, Abdulkadir

Muhammad merumuskan antara dua orang atau lebih yang

saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam

lapangan harta kekayaan.7 Untuk lebih mengetahui apa yang

dimaksud dengan perjanjian, berikut beberapa ahli hukum

mengenai perjanjian, antara lain:

Perjanjian dapat diwujudkan dalam dua bentuk yaitu

perjanjian yang dilakukan dengan tertulis dan perjanjian yang

dilakukan cukup secara lisan. Untuk kedua bentuk tersebut

memiliki kekuatan yang sama kedudukannya untuk dapat

dilaksanakan oleh para pihak. Hanya saja apabila perjanjian

dibuat dengan tertulis dapat dengan mudah dipakai sebagai alat

bukti bila sampai terjadi perselisihan, apabila bentuk perjanjian

dengan lisan dan terjadi perselisihan maka akan sulit

pembuktiannya.

Suatu perjanjian yang sah adalah perjanjian yang memenuhi

syarat-syarat yang diatur oleh undang-undang. Perjanjian

tersebut diakui sah dan mendapat akibat hukum (legally

concluded contract). Menurut ketentuan Pasal 1320

KUHPerdata, syarat-syarat sah perjanjian sebagai berikut:8

1) Ada persetujuan kehendak (consensus)

Persetujuan kehendak adalah kesepakatan atau

kesetujuan para pihak mengenai pokok-pokok isi perjanjian

7Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan,… h. 78.

8Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000),

h. 225.

Page 29: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

18

yang dikehendaki oleh pihak yang satu dan juga

dikehendaki oleh pihak lainnya. Persetujuan tersebut sudah

final, tidak lagi dalam proses perundingan.

Sebelum ada persetujuan, biasanya para pihak

mengadakan perundingan, pihak yang satu menyampaikan

keinginan dan syarat-syaratnya mengenai objek perjanjian

kepada pihak yang lain dan pihak lainnya menyatakan juga

kehendaknya mengenai objek perjanjian kepada pihak yang

lain dan pihak yang lainnya menyatakan juga kehendaknya

mengenai objek perjanjian sehingga tercapai persetujuan

yang mantap bagi kedua pihak.

Persetujuan kehendak itu sifatnya bebas, artinya tidak

ada paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun juga,

sepenuhnya atas kemauan sukarela para pihak. Juga

termasuk persetujuan kehendak tidak dikarenakan ada

kehilafan dan tidak ada penipuan.

2) Kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian

(capacity)

Kecakapan bertindak merupakan salah satu cakap

hukum yaitu, kemampuan untuk melakukan perbuatan

hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan-perbuatan yang

akan menimbulkan akibat hukum. Orang yang dikatakan

cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang yang

sudah dewasa artinya mencapai usia 21 (dua puluh satu)

tahun atau sudah kawin walaupun belum berumur 21 (dua

puluh satu) tahun. Orang yang tidak cakap untuk

melakukan perbuatan hukum adalah:9

a) Orang-orang yang belum dewasa,

b) Mereka yang ditaruh dalam pengampuan, dan

9 R. Subekti dan R Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum perdata, (Jakarta: Pradnya

Paramita, 2006), h. 341.

Page 30: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

19

c) Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan

oleh undang-undang, dan pada umumnya semua orang

kepada siapa undang-undang telah melarang membuat

perjanjian-perjanjian tertentu. (Ketentuan ini telah

dicabut oleh Surat Edaran Mahkamah Agung).

Akibat hukum ketidak cakapan membuat perjanjian

adalah perjanjian yang telah dibuat dapat dimintakan

pembatalan perjanjian kepada hakim.Jika tidak dimintakan

pembatalan maka perjanjian tersebut tetap berlaku bagi para

pihak yang terkait dengan perjanjian tersebut.

3) Ada suatu hal tertentu (object)

Suatu hal tertentu yang terdapat dalam isi perjanjian

yang wajib dipenuhi atau prestasi disebut sebagai objek

perjanjian. Kejelasan mengenai isi pokok perjanjian atau

objek perjanjian adalah untuk memastikan pelaksanaan hak

dan kewajiban para pihak. Jika isi pokok perjanjian, atau

objek perjanjian, atau prestasi perjanjian yang tidak jelas,

sulit bahkan bila tidak mungkin dapat dilaksanakan, maka

perjanjian itu batal (nietig, void).

4) Ada suatu sebab yang halal (causa)

Causa atau sebab adalah suatu hal yang menyebabkan

atau mendorong orang untuk membuat perjanjian. Menurut

Pasal 1335 KUH Perdata dinyatakan bahwa:

“Suatu perjanjian tanpa sebab, atau telah

dibuat karena suatu sebab yang palsu atau

terlarang, tidak mempunyai kekuatan”.

Tapi dalam Pasal 1336 KUH Perdata dinyatakan bahwa:

“Jika tidak dinyatakan suatu sebab, tetapi ada

sebab yang halal, ataupun jika ada sebab lain, dari

pada yang dinyatakan, perjanjiannya namun

demikian adalah sah”.

Page 31: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

20

Sebab yang halal menurut Pasal 1337 KUH Perdata

adalah sebab yang tidak dilarang oleh undang-undang, tidak

berlawanan dengan kesusilaan ataupun ketertiban umum.10

Sebuah perjanjian di dalamnya terdapat Subjek

perjanjian. Subjek perjanjian adalah pihak-pihak yang

terkait dengan suatu perjanjian. KUH Perdata membedakan

tiga golongan yang berkaitan dengan perjanjian, yaitu para

pihak yang mengadakan perjanjian, ahli waris mereka dan

pihak ketiga.11

Subjek perjanjian terdiri dari orang dan

badan hukum. Dalam perjanjian kontrak kerja para pihak

dibagi menjadi Pekerja dengan Pemberi kerja. Sedangkan

badan hukum dapat berbentuk:

a) Firma (Fa),

b) Persatuan komanditer (CV),

c) Perseroan terbatas (PT),

d) Badan Usaha Koperasi.

Badan hukum sebagai subjek hukum dapat bertindak

sebagai manusia. Dalam pembuatan perjanjian, jika badan

hukum bertindak sebagai subjek hukum, maka harus

diwakili oleh orang atau manusia. Manusia sebagai wakil

itu harus bisa bertindak melakukan perbuatan hukum sesuai

Pasal 1330 KUH Perdata.

Objek perjanjian adalah prestasi, yaitu debitur

berkewajiban atas suatu prestasi dan kreditur berhak atas

suatu prestasi.12

Menurut pasal 1234 KUH Perdata, prestasi

dapat berbentuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau

10

R. Subekti dan R Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata,… h. 342.

11 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, (Bandung: Alumni Bandung, 1994),

h. 22.

12 Purwahid patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, (Bandung: Mandar Maju, 1994), h. 13

Page 32: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

21

tidak berbuat sesuatu. Untuk sahnya perikatan diperlukan

syarat-syarat tertentu yaitu:13

1) Obyek harus tertentu

2) Obyek harus diperbolehkan

3) Obyeknya dapat dinilai dengan uang

b. Pengertian Perjanjian Kerja

Perjanjian kerja dapat terjadi setelah adanya hubungan

hubungan kerja. Dalam Pasal 1 angka (15) UU Ketenagakerjan

disebutkan bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara

pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang

mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Demikian jelaslah

bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara

pengusaha dan pekerja/buruh.14

Perjanjian kerja dalam bahasa Belanda disebut

Arbeidsoverenkoms, mempunyai beberapa pengertian. Pasal 1601a

KUH Perdata memberikan pengertian sebagai berikut:

“Persetujuan Perburuhan adalah suatu perjanjian

dimana pihak kesatu (siburuh), mengikatkan dirinya untuk

dibawah perintah pihak yang lain, si majikan untuk suatu

waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima

upah.”

Pasal 1 angka (14) dalam UU Ketenagakerjaan memberikan

pengertian yakni :

“Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara

pekerja buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang

memuat syarat-syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah

pihak.”

Selain pengertian normatif Imam Soepomo berpendapat bahwa

perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu (buruh),

13

Purwahid patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikata,…Koko h. 14

14Lalu Husni, Pengantar hukum ketenagakerjaan, (Jakarta, Rajawali Pers, 2015), h. 61.

Page 33: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

22

mengikatkan diri untuk pekerja dengan menerima upah dari pihak

kedua yakni majikan, dan majikan mengikatkan diri untuk

mempekerjakan buruh dengan membayar upah.15

1) Unsur dalam Perjanjian Kerja.

Dalam Pasal 1 angka (15) UU Ketenagakerjaan disebutkan

hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan

pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai

unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Berdasarkan pengertian

tersebut hubungan kerja tidak dapat dipisahkan dari perjanjian

kerja karena merupakan syarat adanya hubungan kerja harus ada

perjanjian kerja yang merupakan unsur dari perjanjian kerja

adalah:

2) Adanya Unsur Pekerjaan (work).

Dalam suatu hubungan kerja harus ada pekerjaan yang

diperjanjikan (objek perjanjian), pekerjaan tersebut haruslah

dilakukan sendiri oleh pekerja, hanya dengan seizin majikan

dapat menyuruh orang lain. Hal Ini di jelaskan dalam Pasal 1603

a KUH Perdata menyatakan bahwa :

“Buruh wajib melakukan sendiri pekerjaannya,

hanya dengan seizin majikan ia dapat menyuruh orang

ketiga menggantikannya.”

Sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja itu sangat

pribadi karena bersangkutan dengan keterampilan/keahliannya,

maka menurut hukum jika pekerja meninggal dunia maka

perjanjian kerja tersebut putus demi hukum.

3) Adanya Unsur Perintah (command).

Manifestasi dari pekerjaan yang diberikan kepada pekerja

oleh pengusaha adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk

pada perintah pengusaha untuk melakukan pekerjaan sesuai

15

Zaeni Ashadie, Hukum Kerja (Hukum Ketenagakaerjaan Bidang Hubungan Kerja),

(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), h. 47-49.

Page 34: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

23

dengan yang di perjanjikan. Disinilah perbedaan hubungan kerja

dengan hubungan lainnya, misalnya hubungan antara dokter

dengan pasien, pengacara dengan klien. Hubungan tersebut

bukan merupakan hubungan kerja karena dokter, pengacara

tidak tunduk pada perintah pasien atau klien.

4) Adanya Upah (Pay)

Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja

(perjanjian kerja), bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama

seseorang bekerja pada pengusaha adalah untuk memperoleh

upah. Sehingga jika tidak ada unsur upah, maka suatu hubungan

tersebut bukan merupakan hubungan kerja.16

Pembuatan Perjanjian kerja harus memenuhi syarat sahnya

perjanjian kerja yang diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang

juga tertuang dalam Pasal 52 ayat (1) UU Ketenagakerjaan yang

menyebutkan bahwa perjanjian di buat atas dasar :

1) Kesepakatan kedua belah pihak,

2) Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum,

3) Adanya pekerjaan yang di janjikan,

4) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan

ketertiban umum, kesusilaan, dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Keempat Syarat tersebut besifat kumulatif artinya harus

dipenuhi semuanya baru dapat dikatakan baru dapat dikatakan

perjanjian tersebut sah. Syarat kemauan bebas kedua belah pihak dan

kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak dalam membuat

perjanjian dalam hukum perdata disebut sebagai syarat subjektif

karena menyakut mengenai orang yang membuat perjanjian,

sedangkan syarat adanya pekerjaan yang diperjanjikan dan pekerjaan

16

Lalu Husni, Pengantar hukum ketenagakerjaan, (Jakarta, Rajawali Pers, 2015), h.64.

Page 35: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

24

yang diperjanjikan harus halal disebut sebagai syarat objektif karena

menyaknut objek perjanjian. Jika syarat objek tidak terpenuhi maka

perjanjian tersebut batal demi hukum artinya pejanjian tersebut

dianggap tidak pernah ada, jika yang tidak dipenuhi syarat subjektif,

maka akibat hukum dari perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Pihak-

pihak yang tidak memberikan persetujuan dengan tidak bebas

demikian juga dengan orang tua/wali atau pengampu bagi orang

yang tidak cakap membuat perjanjian dapat meminta pembatlan

perjanjian kepada hakim.Dengan demikian perjanjian tersebut

memiliki kekuatan hukum selama belum dibatalkan oleh hakim.17

4. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)

Perjanjian Kerja Waktu tertentu diatur lebih lanjut dalam ketentuan

Pasal 57-66 UU Ketenagakerjaan. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu

dibuat secara tertulis serta harus menggunakan bahasa Indonesia dan

huruf latin. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara tidak

tertulis bertentangnan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dinyatakan sebagai perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu.

Dalam hal perjanjian kerja dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa

asing, apabila kemudian terdapat perbedaan penafsiran antara keduanya,

maka yang berlaku perjanjian kerja yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat disyaratkan

adanya masa percobaan kerja sebagaimana dimaksud ayat (1), masa

percobaan kerja yang disyaratkan batal demi hukum. Pejanjian kerja

untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaaan tertentu jenis

dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,

yaitu:

a) Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya.

b) Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang

tidak terlalu lama dan palinglama 3 (tiga) tahun.

17

Lalu Husni, Pengantar hukum ketenagakerjaan..., h. 66

Page 36: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

25

c) Pekerjaan yang bersifat musiman atau

d) Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru atau

produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk

pekerjaanyang bersifat tetap. Perjanjian ini dapat di perbaharui atau

diperpanjang dan dapata diadakan paling lama 2 (dua)tahun dan hanya

boleh diperpanjanng 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1

(satu) tahun.18

B. Kajian Teori

1. Asas-Asas Perjanjian

Ada sepuluh asas dalam perjanjian yaitu:19

a. Asas Kebebasan mengadakan perjanjian (kebebasan berkontrak)

Merupakan asas yang menduduki posisi paling central didalam

hukum kontrak, asas ini tak tertulis langsung dalam aturan hukum

namun memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam hubungan

kontraktual para pihak. Kebebasan berkontrak mmerupakan pada

dasarnya merupakan perwujudan dari kehendak bebas yang

mewakili hak asasi manusia. Buku III KUH Perdata menganut

sistem terbuka, artinya hukum memberikan keluasan kepada para

pihak untuk mengatur sendiri pola hubungan hukumnya. Pasal

1338 angka (1) KUH Perdata menyatakan bahwa:20

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku

sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”

Dalam prakteknya seringkali asas kebebasan berkontrak ini

tidak dipahami secara utuh sehingga menyebabkan pola hubungan

kontraktual yang berat sebelah.

18

Abdullah Sulaiman, Hukum Ketenagakerjaan/Perburuhan Di Indonesia, (Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta, 2018), h. 99-102.

19 R Joni Bambang S, Hukum Ketenagakerjaan, ( Bandung: Pustaka Setia, 2013), h.101

20 Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung: Alumni, 1995), h. 4-5.

Page 37: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

26

b. Asas Konsensualisme

Asas konsesualisme berasal dari kata “consensus” yang

memiliki arti sepakat. Dalam membuat kontrak para pihak sepakat

atau setuju mengenai prestasi yang diperjanjikan. Dengan demikian

apabila tercapai kesepakatan antara para pihak, lahirnya kontrak,

walaupun kontrak itu belum dilaksanakan pada saat itu. Hal ini

berarti bahwa dengan tercapainya kesepakatan para pihak

melahirkan hak dan kewajiban, atau bisa saja disebut kontrak

tersebut bersifat obligatoir yakni melahirkan kewajiban bagi para

pihak untuk memenuhi kontrak tersebut.21

c. Asas Kepercayaan

Asas Kepercayaan mengemukakan bahwa kedua belah pihak

harus saling percaya satu sama lain, percaya bahwa para pihak

dapat dipercayai untuk bertanggung jawab atas kewajibannya

dalam perjanjian.

d. Asas Kekuatan mengikat

Asas hukum ini juga sering disebut dengan istilah asas pacta

sunt servanda. Secara konkrit dapat ditemukan dalam Pasal 1338

ayat (1) KUH Perdata yang memuat ketentuan imperatif, yaitu

semua kontrak yang dibuat sesuai dengan undang-undang yang

berlaku dan ditaati sebagai undang-undang bagi mereka yang

membuatnya.

Menurut Herlin Budiono bunyi pasal tersebut diakui sebagai

aturan yang menetapkan bahwa semua kontrak yang dibuat

manusia satu sama lainya, mengingat kekuatan hukum yang

terkandung didalamnya, dimaksudkan untuk dilaksanakan

penataannya.22

21

Ahmad Miru, Hukum Kontrak Dan Perancangan Kontrak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2011), h. 3.

22 Muhammad Syafiuddin, Hukum Kontrak Memahami Kontrak Dalam Prespektif Filsafat

Teori Dogmatis Dan Praktek Hukum,(Bandung:Mandar Maju, 2012), h. 91.

Page 38: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

27

e. Asas Persamaan Hak

Asas Persamaan Hak menyatakan bahwa kedua belah pihak

menerima atau mendapatkan hak masing-masing sesuai dalam

perjanjian.23

f. Asas Keseimbangan (Evenwichtsbeginsel)

Asas Keseimbangan merupakan asas yang menghendaki kedua

belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian.24

Menurut

Herlien Budiono, asas keseimbangan adalah suatu asas yang

dimaksudkan untuk menyelaraskan pranata-pranata hukum dan

asas-asas pokok hukum perjanjian yang dikenal didalam KUH

Perdata yang berdasarkan pemikiran dan latar belakang

individualisme pada satu pihak dan cara pikir bangsa Indonesia

pada lain pihak25

g. Asas Kepastian hukum

Perjanjian sebagai Figur hukum mengandung kepastian hukum.

Kepastian ini terungkap dari kekuatan mengikatnya perjanjian,

yaitu sebagai undang-undang bagi yang membuatnya.26

h. Asas Moral

Kata moral atau moralis biasa digunakan sebagai sinonim dari

kata etika yang merupakan cabang utama dari filsafat, kedua kata

ini memuliki etimologi yang sama. Etika dari kata “Ethos” dalam

bahasa yunani yang berarti kebiasaan, sedangkan moral dari kata

“Mores” yang diartikan dalam bahasa latin yaitu kebiasaan. Etika

atau moral merupakan sikap etis yang dilakukan oleh manusia

dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial.27

23

Salim H.S, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2004), h. 9

24 Tim Naskah Akademis BPHN, “Naskah akademis lokakarya Hukum Perikatan”,

(Jakarta: Balai Pembinaan Hukum Nasional, 1985), h. 37.

25 Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan penerapannya dibidang

kenotariatan, (Bandung: Citra Aditya, 2010), h. 33.

26Tim Naskah Akademis BPHN, “Naskah akademis lokakarya Hukum Perikatan”…, h. 37.

27 Agus Santoso, Hukum, Moral, & Keadilan Sebuah kajian filsafat hukum, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2014), h. 83.

Page 39: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

28

i. Asas Kepatutan

Asas kepatutan adalah asas yang tertuang dalam Pasal 1339

KUH Perdata. Asas ini berkaitan dengan ketentuan mengenai isi

perjanjian yang diharuskan oleh kepatutan berdasarkan sifat

perjanjiannya.28

j. Asas Kebiasaan

Asas Kebiasaan yaitu dipandang sebagai bagian dari perjanjian

suatu perjanjian tidak hanya mengikat apa yang secara tegas diatur

akan tetapi juga hal-hal yang menurut kebiasaan lazim diikuti.29

2. Teori Dasar (Ground Teori)

a) Teori Prima Pacie.

Pembenaran terhadap pembebasan para kaum buruh/serikat

buruh dari pengaturan waktu terbatas/perjam (waktu tertentu) atau

memberikan perlindungan hukum atau merugikan kaum buruh

baik sebelum hingga setelah melaksanakan tugas yang akan

melahirkan pelanggaran hukum bukan kesalah atau kesengajaan

buruh.30

b) Teori Hasrat (Wilstheorie)

Teori hasrat ini menekankan kepada pentingnya “hasrat” (will

atau intend) dari pihak yang memberikan janji. Ukuran dari

eksistensi, kekuatan berlaku dan substansi dari suatu kontrak

diukur dari hasrat tersebut. Menurut teori ini yang terpenting

dalam suatu kontrak bukan apa yang dilakukan oleh para pihak

dalam kontrak tersebut, akan tetapi apa yang mereka inginkan.31

28

M. Muhtarom, Asas-asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan dalam membuat kontrak,

SUHUF, 26, 1 (Mei, 202014), h. 54.

29 M. Muhtarom, Asas-asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan dalam membuat kontrak…,

h. 54.

30Abdullah Sulaiman, Implementasi Sistem Outsourcing Tenaga Kerja Di Indonesia : Pra

dan Pasca Putusan MK tentang Outsourcing Tenaga Kerja, (Studium General Prodi Ilmuhukum

Fakultas Syariah dan hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, 2013),

h. 2.

31 Salim, Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum, (Jakarta: Rajagrafindo, 2002), Cet ke-2,

h. 167.

Page 40: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

29

c) Teori Persetujuan (The Bargain Theory)

Teori persetujuan ini mengajarkan bahwa suatu kontrak

hanya mengikat sejauh apa yang disepakati dan kemudian

disetujui oleh para pihak.

d) Teori kesetaraan (Equivalent Theory)

Teori ini mengajarkan bahwa suatu kontrak baru mengikat

jika para pihak dalam kontrak tersebut memberikan prestasinya

yang seimbang atau sama nilai (equivalent).

3. Doktrin Para Ahli

Peter Mahmud Marzuki memberikan argumentasi kritis

mengenai penggunaan istilah kontrak atau perjanjian dengan

melakukan perbandingan terhadap pengertian kontrak atau perjanjian

dalam system Anglo – American.

Menurut Niewenhuis, perjanjian obligator (yang menciptakan

perikatan) merupakan sarana utama bagi para pihak untuk secara

mandiri mengatur hubungan-hubungan hukum di antara mereka.

Menurut Polak, suatu persetujuan tidak lain suatu perjanjian

(afspraak) yang mengakibatkan hak dan kewajiban.32

Hubungan kerja adalah hubungan hukum antara pengusaha

dengan pekerja atau buruh berdasarkan perjanjian kerja.Dengan

demikian hubungan kerja tersebut adalah sesuatu yang abstrak,

sedangkan perjanjian kerja adalah sesuatu yang konkret atau nyata.

Dengan adanya perjanjian kerja, akan ada ikatan antara pengusaha dan

pekerja. Dengan kata lain, ikatan karena adanya perjanjian kerja inilah

yang merupakan hubungan kerja.

Perjanjian kerja adalah perjanjian yang dibuat antara pekerja

atau buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memenuhi

syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak Pasal 1 angka (14)

32

Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proposionalitas dalam Kontrak Komersil,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 18

Page 41: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

30

Undang-Undang Ketenagakerjaan. Perjanjian kerja dapat dibuat secara

lisan Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Pengertian perjanjian kerja terdapat dalam Pasal 1601 a KUH

Perdata, yaitu suatu perjanjian dimana pihak yang satu (buruh)

mengikatkan diri dengan bekerja pada pihak yang lain (majikan)

selama waktu tertentu dengan menerima upah. Pengertian tersebut

terkesan hanya sepihak saja, ya itu hanya buruh yang mengikatkan diri

untuk bekerja pada majikan (pengusaha). Menurut Profesor Soepomo,

perjanjian kerja seharusnya adalah suatu perjanjian dimana pihak yang

satu (buruh) mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak lain majikan

selama waktu tertentu dengan menerima upah dan pihak lain

mengikatkan diri untuk mempekerjakan pihak yang satu dengan

membayar upah.

Menurut Profesor Subekti memberikan pengertian perjanjian

kerja adalah suatu perjanjian antara seorang majikan yang ditandai

dengan ciri-ciri adanya upah atau gaji tertentu, adanya suatu hubungan

atas ke bawah (dietsverhouding), Yakni suatu hubungan atas dasar

pihak yang satu (majikan) berhak memberikan perintah yang harus

ditaati oleh pihak lainnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam perjanjian

kerja, setidak-tidaknya mengandung empat unsur, yaitu ada unsur

pekerjaan, ada upah, ada perintah serta ada waktu tertentu.33

4. Ketentuan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan di Indonesia.

Beberapa Peraturan yang sering digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a) Ketenagakerjaan

Dalam Pasal 27 ayat (2) Konstitusi Negara Republik

Indonesia telah dinyatakan bahwa:

“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

33

Adrian Sutedi, hukum perburuhan, (Jakarta: sinar grafika, 2009), h, 45-46.

Page 42: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

31

Tujuan Tersebut merupakan Hak Warga Negara, dimana

Negara wajib menyelenggarakan perlindungan bagi warga

negaranya, hal ini pun ditegaskan dalan Pembukaan Undang-

undang Dasar 1945 yang merupakan salah satu tujuan

pembentukan pemerintahan Republik Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dan Untuk memajukan kesejahteraan

Umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hukum Ketenagakerjaan merupakan hukum yang mengatur

tentang tenaga kerja yang semula dikenal dengan istilah

perburuhan.

b) Pengawasan ketenagakerjaan

Kegiatan pengawasan dan menegakkan pelaksanaan

peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.

c) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

Berdasarkan Pasal 56 Undang-Undang Ketenagakerjaan

dibedakan dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau

Perjanian Kerja Waktu Tidak Tentu (PKWTT) sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) didasarkan atas jangka waktu atau

selesainya suatu pekerjaan tertentu. Mengenai Perjanjian Kerja

Waktu Tertentu (PKWT) diatur dalam Pasal 57-66 Undang-

Undang Ketenagakerjaan. Perjanjian waktu tertentu dibuat secara

tertulis serta harus menggunakan bahasa Indonesia dan huruf

latin. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang dibuat tidak

tertulis bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dinyatakan sebagai perjanjian kerja untuk waktu

tidak tertentu.

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) hanya dapat di

gunakan untuk pekerjaan tertentuyang menurut jenis dan sifat

atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,34

yaitu:

34

Abdullah Sulaiman, Hukum Ketenagakerjaan/ Perburuhan, (Jakarta: Yayasan

Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2019), h. 163.

Page 43: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

32

1) Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya,

2) Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu

yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun,

3) Pekerjaan yang bersifat musiman, atau

4) Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan

baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan

atau penjajakan.

d) Outsourcing (Alih Daya)

Pemanfaatan tenaga kerja untuk memproduksi atau

melaksanakan suatu pekerjaan oleh suatu perusahaan, melalui

perusahaan penyedia / pengerah tenaga kerja.35

Berdasarkan Pasal

64 Undang-Undang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa

perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan

kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan

pekerjaan atau penyedia jasa pekerja/buruh yang dibuat secara

tertulis.

Terdapat syarat lain yang harus dipenuhi dalam hal

pengalihan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain

sebagaimana Pasal 65 Undang-Undang Ketenagakerjaan, yaitu

pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut:

1) Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama

2) Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari

pemberi pekerjaan

3) Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara

keseluruhan

4) Tidak menghambat proses produksi secara langsung.

35

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan (Jakarta: Raja grafindo persada, 2015),

h. 168.

Page 44: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

33

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Peneliti Memiliki tinjauan kajian sebagai berikut :

1. Tenaga Alih Daya Pada Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pegawai

Kementrian Komunikasi dan Informatika (Analisis Yuridis

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenaga kerjaan).

Tahun Skripsi yang ditulis Oleh Endang Putri Nuraini yang

diterbikan oleh Universitas Islam Negeri 2016, memiliki persamaaan

dengan permasalahan yang diiangkat oleh peneliti yaitu membahas

tentang penerapan dalam penggunaan jasa pekerja Outsourcing

didalam suatu perusahaan, terkhusus pada Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Kementrian Komunikasi dan Informatika. Dalam kaitannya

tentang hak kesejahteraan yang diperoleh pada Pusat Pendidikan dan

Latihan Kementrian Komunikasi dan informatika dengan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Sedangkan Skripsi yang saya

teliti adalah penerapan penggunaan jasa outsourching di dalam suatu

perusahaan terkhusus di PT. Gelatik Supra sebagai Perusahaan

Penyedia Jasa / Alih daya dengan di dasarkan Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2003.36

2. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan.

Buku membahas yang di tulis Oleh Prof. Lalu Husni yang

dicetak pada tahun 2015, mengenai Hukum Ketenagakerjaan. Buku

tersebut berisikan mengenai ketenagakerjaan diantaranya, dasar-dasar

Hukum Ketenagakerjaan, landasan teori, Para pihak dalam hukum

ketenagakerjaan, Hubungan Kerja, Perjanjian Kerja dan aspek-aspek

hukum ketenagakerjaan di Indonesia. 37

yang memiliki kesamaan

36

Endang, Putri Nurhayani, Tenaga Alih Daya Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pegawai Kementrian Komunikasi dan Informatika (Analisis Yuridis Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan), (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2016).

37 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta : Rajawali Press, 2015).

Page 45: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

34

dengan skripsi yang di buat peneliti sehingga digunakan sebagai

bahan penulisan skripsi. Sedangkan Skripsi ini lebih spesifik terhadap

Kesejahteraan dari para pekerja Outsourching di PT. Gelatik Supra.

3. Outsourcing dalam Perspektif Pekerja dan Pengusaha

Jurnal yang dibuat oleh Triyono yang ditebitkan oleh Jurnal

Kependudukan Indonesia Vol. VI No. 1 Tahun 2011 ini lebih

mengkaji permasalahan Outsourcing dilihat dari perspektif pengusaha

maupun buruh berdasarkan hasil kajian literatur.Dalam implementasi

tentang hubungan kerja sistem Outsourcing, telah ditemui berbagai

pelanggaran. Pelanggaran tersebut antara lain menyangkut jenis

pekerjaan yang dialihdayakan, lamanya kontrak, hak-hak pekerja yang

tidak dipenuhi oleh pengusaha maupun tidak mengikutsertakan tenaga

kerja Outsourcing dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional yang

memiliki kesamaan dengan skripsi yang dibuat peneliti.38

Perbedaan sekripsi yang dibuat peneliti dari sisi sumber data dan

obyek penelitian dalam jurnal ini menggunakan studi literatur, baik

berupa hasil-hasil penelitian, buku, jurnal, surat kabar cetak maupun

elektronik. Analisisnya menggunakan pendekatan deskriptif dan

melihat dari sudut pandang pengusaha, buruh serta keuntungan dan

kerugian dalam implementasi outsourcing.Sedangkan dalam skripsi

ini selain menggunakan studi literatur peneliti juga menggunaka

menggunakan Perjanjian Kerja di PT.Gelatik supra sebagai sumber

data dan objek penelitian.

4. Analisis Permasalahan Outsourcing (Alih Daya) Dari Perpektif

Hukum dan Penerapan

Jurnal yang dibuat oleh Khairani diterbitkan oleh KANUN:

Jurnal Ilmuhukum, Vol 14, No. 1 Tahun 2012. Jurnal Ini sama-sama

membahas tentang masalah Outsourcing (alihdaya) namun jurnal ini

lebih dalam membahas Pasal 64-66 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

38

Triyono, Outsourcing dalam Perspektif Pekerja dan Pengusaha, Jurnal Kependudukan

Indonesia, Vol VI, No. 1, (2011).

Page 46: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

35

2003 tentang Ketenagakerjaan. yang sangat banyak penyimpangan

dalam implementasinya.39

Sedangkan yang dibahas oleh peneliti

adalah masalah outsourcing dalam penerapan Perjanjian Waktu

Tertentu sebagai dasar Acuannya.

39

Khairani, Analisis Permasalahan Outsourcing (Alih Daya) dari Perspektif Hukum dan

Penerapan., KANUN: Jurnal Ilmu Hukum, ISSN (Online): 2527-8428, Vil 14, No. 1, (2012)

Page 47: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

36

BAB III

PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TENAGA KERJA

(OUTSOURCING) PT. GELATIK SUPRA DI TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN

A. Profil Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga kerja (alih daya/outsourcing)

PT. Gelatik Supra.

1. Sejarah Singkat PT. Gelatik Supra.

PT. Gelatik Supra sebagai Perusahaan yang menyalurkan tenagakerja.

Yang telah berdiri sejak Tahun 1995 dengan nomor Akte notaris: 60

tanggal 20 agustus 2018 (pembaharuan) oleh Notaris DR. Teddy Anwar,

SH., SPN. Yang berkedudukan di Jakarta Pusat. PT. Gelatik Supra

beralamat di Plaza Ciputat Mas Blok/ GHWX, Jl. Ir. H. Juanda No. 5A,

Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Provinsi Banten. 15412

Perusahaan yang didirikan oleh Hadi dan Susie Suprapto, pada tahun

1995, memiliki sebuah visi yaitu melayani klien sebagai perpanjangan

tangan klien, memberikan nilai terbaik dari uang melalui sistem operasi

terbaik dan yang paling penting orang yang berkualifikasi tinggi.1

Perusahaan ini sangat percaya bahwa orang adalah aset penting

utama, Dengan demikian di perusahaan ini, terus mencari cara untuk

mengembangkan orang-orangnya dalam hal keterampilan, pengetahuan,

dan sikap mereka sementara pada saat yang sama mempertahankan

suasana belajar yang bahagia.

PT. Gelatik supra menyediakan tenaga kerja untuk mendukung

Perusahaan Pemberi kerja. Mempersiapkan sumber daya fisik yang tepat

serta peningkatan konstan sistem operasi perusahaan untuk beradaptasi

dengan praktek bisnis yang terus berubah cepat. Saat ini usaha bisnis

utama PT. Gelatik Supra ada di bidang ritel.

1https://gelatik.co.id/id/tentang-kami/ diakses pada 10 september 2019.

Page 48: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

37

Selama lebih dari 23 tahun, PT Gelatik Supra telah memenuhi

kebutuhan banyak klien akan berbagai bentuk kegiatan pemasaran. PT.

Gelatik Supra menyelenggarakan kegiatan-kegiatan berbasis

pemberdayaan manusia dari proses awal sampai akhir, mulai perekrutan,

pengupahan, pelatihan, penempatan, pelaporan dan pengakhiran. Dari

aspek operasional ruang lingkup kerja PT.Gelatik Supra adalah

penyusunan perencanaan dan mengelola pelaksanaan operasionalnya

dan menyajikan laporan analisis sebagai bahan evaluasi.

Lingkup jangkauan geografis PT. Gelatik Supra mencakup lebih dari

separuh wilayah Indonesia. Saat ini PT Gelatik Supra telah

mempekerjakan lebih dari 6500 tenaga kerja yang tersebar di seluruh

provinsi Indonesia. Saat ini PT. Geltatik Supra menangani lebih dari 100

Perusahaan. Mulai dari Perusahaan Nasional maupun Perusahaan

Multinasional.

2. Jenis Pekerjaan yang ada di PT. Gelatik Supra.

PT. Gelatik Supra merupakan jenis perusahaan yang menyediakan

jasa tenaga kerja untuk keperluan perusahaan yang menggunakan jasanya,

yaitu untuk jenis pekerjaan sebagai berikut:2

a. Office Support

1) Marketing Office Support

Perkerja yang bertugas membantu kelancaran perkembangan

perusahaan.Pekerjaaan dilakukan seperti Staf Administrasi

(Administration Staff) dan Layanan Pelanggan (Costumer

Service/Care).

Staf Administrasi (Administration Staff) adalah pekerja yang

bertugas melakukan pekerjaan administrasi perkantoran. Biasanya

bersifat teknis ketatausahaan, penyediaan keterangan bagi

pimpinan dan berbagai aktivitas lain yang membantu kelancaran

perkembangan perusahaan.

2https://gelatik.co.id/id/layanan-kami/ diakses pada 10 Februari 2019.

Page 49: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

38

Sedangkan Layanan Pelanggan (Costumer Service/Care)

adalah pekerja yang bertugas memberikan berbagai informasi

kepada konsumen, juga sebagai tempat menampung berbagai

macam keluhan, keberatan ataupun sebagai tempat konsultasi. PT.

Gelatik Supra menyediakan Staf Administrasi (Administration

Staff) dan Layanan Pelanggan (Costumer Service/Care) yang dapat

dikontrak secara tetap atau paruh waktu.

b. Event Support

1) Marketing Event Support

Pramuniaga yang bertugas menjual Produk ke calon pembeli

yang ditempatkan di berbagai kegiatan dan pameran. Pramuniaga

berperan penting dalam membentuk kepercayaan pelanggan

mengatur, mengelola, dan mengawasi barang dagangan diarea

penjualan. Sebelum bertugas, para pekerja melalui rekrutmen,

seleksi, mendapat pelatihan berkala, antara lain tentang komunikasi

dan penjualan produk, serta mendapat pendampingan dan

pengawasan, sehingga dapat bekerja secara maksimal.

2) Pramuniaga Kegiatan (SPG/SPB Event)

Pramuniaga yang bertugas menjual Produk kecalon pembeli

yang ditempatkan di berbagai kegiatan, seperti pameran,

Pengenalan produk (launching product), di pusat pembelanjaan

ataupun perkantoran. PT. Gelatik Supra menawarkan jasa

pramuniaga kegiatan yang dapat dikontrak secara tetap atau paruh

waktu.

3) Pramuniaga Pameran (SPG/SPB Exhibition)

Pramuniaga yang bertugas menjual Produk kecalon pembeli

yang ditempatkan di pameran, seperti pameran otomotif, kerajinan

tangan, dan industri kreatif. Pramuniaga berperan penting dalam

menunjukkan citra elegan perusahaan. PT. Gelatik Supra

menawarkan jasa pramuniaga kegiatan yang dapat dikontrak secara

tetap atau paruh waktu.

Page 50: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

39

c. Retail Support

1) Marketing Retail Support

PT. Gelatik Supra menawarkan jasa pramuniaga dan pekerja

yang dapat membantu perusahan mencapai tujuan dalam berbisnis.

Sebelum bertugas, para pekerja melalui rekrutmen, seleksi,

mendapat pelatihan berkala, antara lain tentang komunikasi dan

penjualan produk, serta mendapat pendampingan dan pengawasan,

sehingga dapat bekerja secara maksimal. Contohnya adalah

Marketing Retail Support berbasis Man Power, yaitu pramuniaga

yang bertugas menjual produk kecalon pembeli yang ditempatkan

di toko, supermarket, pasar atau restauran. Pramuniaga berperan

penting membentuk kepercayaan pelanggan dalam mengatur,

mengelola dan mengawasi barang dagangan di area penjualan.

2) Konsultan Kecantikan (Beauty Advisor)

Pramuniaga yang bertugas menjual produk kecantikan.

Pramuniaga akan memberikan konsultasi kepada konsumen

tentang produk kecantikan yang tepat, tips seputar kecantikan

kepada konsumen dan tutorial menggunakan makeup. PT. Gelatik

Supra menawarkan jasa konsultan kecantikan yang dapat dikontrak

secara tetap atau paruh waktu.

3) Pramuniaga Penata Produk (Merchandiser)

Pramuniaga yang bertugas mengatur, mengelola, dan

mengawasi barang dagangan diarea penjualan, seperti di toko,

supermarket, pasar atau restauran. Pramuniaga akan memastikan

barang dagangan tersedia diarea penjualan, memastikan produk

segar dan tidak melewatibatas tanggal kelayakan (expired date)

untuk dikonsumsi, dan menata produk diarea penjalan secara

menarik. PT. Gelatik Supra menawarkan jasa pramuniaga penata

produk yang dapat dikontrak secara tetap atau paruh waktu.

Page 51: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

40

4) Pramuniaga Instore

Pramuniaga yang bertugas menjual produk kecalon pembeli

yang ditempatkan di toko, supermarket, pasar atau restauran.

Pramuniaga berperan penting membentuk kepercayaan pelanggan

dalam mengatur, mengelola dan mengawasi barang dagangan di

area penjualan. PT. Gelatik Supra menawarkan jasa pramuniaga

instore yang dapat dikontrak secara tetap atau paruh waktu.

d. Digital Support

1) Gelatik Digital Automatic Sytem

Model pelaporan produk digital yang modern, efektif, efisien

dan ramah lingkungan. Sistem ini dapat memangkas waktu

pelaporan dari pramuniaga ke pimpinan kegiatan hingga ke

perusahaan, meningkatkan keakuratan data, dan memastikan sistem

operasional dijalankan.

B. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Banten.

1. Profil Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Banten.

Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Banten merupakan

salah satu objek penelitian dalam skripsi ini yang beralamat di Kawasan

Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Jl. Syeh Nawawi Al-

Bantani Palima Kota Serang. Bapak Alhamidi sebagai Kepala Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Banten. Dalam Penelitian Ini,

Peneliti mendapat data yang berasal dari Bagian Hubungan Industrial dan

Pengawas ketenagakerjaan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi

Provinsi Banten.

2. Visi dan Misi Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Banten.

a. Visi

Terwujudnya produktivitas tenaga kerja dan kualitas hidup

masyarakat.

b. Misi

1) Mengembangkan akses tenaga kerja,

2) Memperkuat mekanisme penanganan dan pemecahan masalah

ketenagakerjaan oleh masyarakat bersama sama pemerintah

kabupaten / kota,

Page 52: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

41

3) Meningkatkan pemahaman, tanggung jawab dan peran aktif

masyarakat dan dunia usaha bersama sama pemerintah

kabupaten/kota dalam pembangunan kesejahteraan dan

ketenagakerjaan,

4) Mendorong perluasan lapangan kerja, penempatan tenaga kerjadan

pemasaran tenaga kerja dalam dan luar negeri yang didukung oleh

sistem perlindungan dan jaminan kepastian hukum serta

pengawasan tenaga kerja profesional,

5) Meningkatkan kepastian manajemen pelayanan kesejahteraan

melalui peningkatan kapasitas unit pelaksana teknis,peningkatan

kompetensi tenaga kerja secara terpadu dan berkesinambungan.3

3. Tujuan Dan Sasaran Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi

Banten.

a. Terwujudnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi

kesempatan kerja Dalam dan Luar Negeri,

b. Terwujudnya perluasan jejaring informasi lowongan kerja di berbagai

media,

c. Terwujudnya penempatan tenaga kerja di Dalam dan ke Luar Negeri,

d. Terwujudnya pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan

padat karya produktif,

e. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat

kerja,

f. Terwujudnya peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja/buruh

dan khususnya bagi pekerja perempuan dan anak,

g. Terwujudnya peningkatan kerjasama fungsional dalam penyediaan

informasi dan perencanaan tenaga kerja di Daerah,

h. Terwujudnya pengembangan kemampuan Aparatur Ketenagakerjaan di

Provinsi dan Kabupaten/Kota,

3https://disnakertrans.bantenprov.go.id/id/read/visi-dan-misi.html diakses pada 20 maret

2019

Page 53: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

42

i. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana pelayanan

ketenagakerjaan pada UPT BLKI,

j. Terwujudnya kemandirian dan integrasi transmigran dan masyarakat

sekitarnya melalui tahap penyesuaian, pemantapan dan pengembangan

di permukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak

berkembang dan layak lingkungan.

4. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi dalam Pengawasan Hubungan

Industrial.

Pengawasan ketenagakerjaan adalah fungsi publik dari administrasi

ketenagakerjaan yang memastikan penerapan perundang-undangan

ketenagakerjaan di tempat kerja. Peran utamanya adalah untuk

meyakinkan mitra sosial atas kebutuhan untuk mematuhi undang-undang

di tempat kerja dan kepentingan bersama mereka terkait dengan hal ini,

melalui langkah-langkah pencegahan dan edukasi, dan jika diperlukan

penegakan hukum.4

Dalam dunia kerja, pengawasan ketenagakerjaan adalah instrument

yang paling penting dari kehadiran negara dan intervensi untuk

merancang, merangsang dan berkontribusi kepada kepada pembangunan

budaya pencegahan yang mencangkup semua aspek yang secara potensial

berada dibawah pengawasannya: hubungan industrial, upah terkait dengan

kondisi kerja secara umum keselamatan dan kesehatan kerja, dan isu-isu

yang terkait dengan ketenagakerjaan dan jaminan sosial.

Tugas dan tanggung jawab pengawas ketenagakerjaan dan penegakan

hukum ketenagakerjaan adalah mengawasi dan menegakkan (Law

Enforcement) Pelaksanaan Perundang-undangan ketenagakerjaan.5

Kegiatan Pengawasan ketenagakerjaan terdiri dari:

4 Oganisasi Perburuhan Internasional, Pengawasan Ketenagakerjaan: Apa dan Bagaimana,

h. 9.

5 Maruli A. Hasoloan, Penegakan Hukum Ketenagakerjaan dan Inovasi Pengawasan

Ketenagakerjaan di Indonesia, Disampaikann pada symposium Strategi peningkatan kepatuhan

Norma Ketenagakerjaan melalui sistem pengawas ketenagakerjaan di Indonesia, Jakarta: 4 april

2017, h. 6-7.

Page 54: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

43

a. Pembinaan Pekerja dan Pengusaha serta masyarakat.

b. Pemeriksaan norma ketenagakerjaan.

c. Pengujian norma kerja dan K3

d. Penyidikan tindak pidana ketenagakerjaan

e. Pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan

Dalam Hal Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Ketenagakerjaan

Provinsi Banten membaginya dalam beberapa wilayah Yaitu:6

a. Pengawas Koordinator Wilayah Tangerang I : 12 Personel.

NO Nama Jabatan Pangkat

1 Marihot Marbun, SE, M.Si Koordinator Wilayah Pembina

2 Riduan Sirait, SH, M.Si Pelaksana Pembina

3 Drs. Stanislaus Raya,

M.Kes

Pengawas Ketenagakerjaan

Madya

Pembina Tk.I

4 Parlindungan, S H Pengawas

Ketenagakerjaan Pertama

Penata

5 Agus Salim, SH, M.Si Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata Tk.I

6 Tunggul Hutapea, SH Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata Tk.I

7 Drs. Rekot Lumbantaroan Pengawas

Ketenagakerj aan Pertama

Penata Tk.I

8 Banguntua Sinaga, SE Pengawas Ketenagakerjaan

Muda

Penata Tk.I

9 Wilis Wulan Ayu, SE Pengawas

Ketenagakerjaan Madya

Penata Tk.I

10 Yuli Kustarto, ST Pengawas

Ketenagakerjaan Muda

Penata Tk.I

11 Rohman, S.IP Pengawas Ketenagakerjaan Penata Tk.I

6 Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Banten

Page 55: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

44

Muda

12 Mansur, SE Pengawas

Ketenagakerjaan Muda

Penata Tk.I

Tabel 3.1 Pengawas Koordinator Wilayah Tangerang I

b. Pengawas Koordinator Wilayah Tangerang II : 23 Personel.

NO NAMA JABATAN PANGKAT

1 R. Pitoyo, SH, M.Si Koordinator

Wilayah

Pembina

2 Aprida Arimurti A., S.ST Pelaksana Penata Tk.I

3 Endang Suhendar, SH Pengawas

Ketenagakerjaan Muda

Penata Tk.I

4 Hadi Supeno, S.Kom Pengawas Ketenagakerjaan

Muda

Penata Tk.I

5 Erman, S.Pd Pengawas

Ketenagakerjaan

Penata Tk.I

6 Gusti Made Baskara, ST Pengawas

Ketenagakerjaan Muda

Penata

7 Iskandar, SE, ME Pengawas

Ketenagakerjaan Muda

Penata

8 Oki Faudzi Halim,

SH

Pengawas Ketenagakerjaan

Muda

Penata

9 Salman Farid, ST Pengawas

Ketenagakerjaan Muda

Penata

10 Yuli Rosydah, SE Fungsional

Umum

Penata

Muda T.Ki

11 Sandy Budyawan, ST,

MM

Pengawas

Ketenagakerjaan Muda

Penata

12 Rasyi Harjanto, SH Pelaksana Penata

Muda T.kI

Page 56: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

45

13 Teti Fatimah, S.Sos Pengawas

Ketenagakerjaan

Penata T.Ki

14 Tua Rusli, ST, MM Pelaksana Pembina

15 Tb. Agus Dani, SE Pengawas

Ketenagakerjaan Pertama

Penata

16 Syaiful Bachrum, SE Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata

17 Imawan Yuni Azhar, SE Fungsional

Umum

Penata

18 Abdul Basit, S. IP Pengawas

Ketenagakerjaan

Penata

19 Oney Rahmawati, S.IP Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata Muda

T.kI

20 Devina Amelinda, S.IP Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata Muda

21 Aisa Citrabella, SH Pengawas

Ketenagakerjaan

Penata Muda

22 Denty Munikartiningsih

Ahnas Putri, SE

Pengawas

Ketenagakerjaan Pertama

Penata Muda

23 Isti Nur’aini, SH Pengawas

Ketenagakerjaan Pertama

Penata Muda

Tabel 3.2 Pengawas Koordinator Wilayah Tangerang II

c. Pengawas Koordinator Wilayah Serang I : 21 Personel.

NO NAMA JABATAN PANGKAT

1 Ruli Rianto, ST, M.Si Koordinator Wilayah Penata T.Ki

2 Ir. Tuti Rindawati, MM Pelaksana Pelaksana

3 Karyadi, S.Sos

4 Drs. Agus Sawiji

5 Yudhi Marsidi, SKM Pengawas Ketenagakerjaan

Muda

Penata

Page 57: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

46

6 Stephani Fatimah, SKM Pengawas

Ketenagakerjaan Pertama

Penata Muda

T.Ki

7 Tirta Prawitateja, ST, M, Si Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata Muda

T.kI

8 Ade Hidayatullah, SE Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata Muda

T.kI

9 Syahdi, S.Sos, M.Si Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata Muda

T.kI

10 Lilis Muklis, SH

11 Tri Budi Winarsih, SH Pengawas Ketenagakerjaan

Madya

Pembina T.kI

12 Agus Sitio, SE, MM Pengawas Ketenagakerjaan

Madya

Penata T.kI

13 Yani Ida Suryani, SE Pengawas

Ketenagakerjaan Muda

Penata Muda

T.kI

14 Aditya Chandra B., ST Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata Muda

T.kI

15 Lucky A. Rizal, ST, MM

16 Kayubi, SE Fungsional Umum Penata

Muda T.kI

17 Triyono Hadi Sapoetra, SE Pengawas

Ketenagakerjaan

Penata T.kI

18 Hendra Permana, ST Pengawas Ketenagakerjaan

Ahli Pertama

Penata Muda

T.Ki

19 Nila Maya Saru, ST Pengawas

Ketenagakerjaan Pertama

Penata Muda

20 Kevin Prasetya Fanny, SE Pengawas Ketenagakerjaan

Pertama

Penata Muda

21 Teguh Iskandar Zul Pengawas

Ketenagakerjaan Pertama

Penata Muda

Tabel 3.3 Pengawas Koordinator Wilayah Serang I

Page 58: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

47

d. Pengawas Koordinator Wilayah Serang II : 10 Personel.

NO NAMA JABATAN PANGKAT

1 Dudus Maman, S.Sos Koordinator Wilayah Pembina

T.kI

2 Winarno, SE Pelaksana Penata T.kI

3 Kacu Sudi Prihatno, SE Pelaksana Penata T.kI

4 Hermawandi, ST, M.Si Pelaksana Penata

5 Joyo Sucipto, S.Sos Fungsional Umum Penata Muda

T.Ki

6 Erwan Setiawan S.Sos Pengelola Administrasi Penata Muda

T.Ki

7 Dewi Yulinda Sari,

S.ST

Pelaksana Penata Muda

8 Imam Bachtiar, ST Taknis/ Administari

Lainnya

Penata Muda

9 Iswan Wahyudi Taknis/ Administari

Lainnya

Pengatur

Muda

10 M. Dian Rosdiawan Fungsional Umum Pengatur

Muda T.Ki

Tabel 3.4 Pengawas Koordinator Wilayah Serang II

e. Pengawas Koordinator Wilayah Khusus : 6 Personel.

No NAMA JABATAN PANGKAT

1 Mustahal, SKM Pengawas Ketenagakerjaan

Madya

Pembina

2 H. Diniarti, SH, MM Pengawas Ketenagakerjaan

Muda

Penata Tk.I

3 Rachmatullah, SH Pengawas Ketenagakerjaan

Muda

Penata

4 Jarman Setiadi, ST Pelaksana Penata

Page 59: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

48

Muda Tk.I

5 Hozanna, ST Pelaksana Penata Muda

Tk.I

6 Deden Andrie Supriadi

Rukman, ST

Pelaksana Penata Muda

Tk.I

Tabel 3.5 Pengawas Koordinator Wilayah Khusus

Page 60: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

49

BAB IV

ANALISIS PERJANJIAN

KERJA WAKTU TERTENTU DI PT. GELATIK SUPRA

A. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

1. Dasar Penetapan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di PT. Gelatik Supra

Menurut KEPMEN Nomor 100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Perjanjian Waktu Tertentu. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

adalah perjanjian kerja antara pekerja atau buruh dengan pengusaha untuk

mengadakan sebuah hubungan kerja dalam kurun waktu tertentu atau

untuk sebuah pekerjaan tertentu. Hubungan kerja antara perusahaan

dengan tenaga kerja itu terikat dengan perjanjian.

Tujuan dibuatnya perjanjian kerja waktu tertentu adalah untuk

mempertegas dan memperjelas hak dan kewajiban para pihak dalam hal ini

antara buruh atau pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja kemudian

menetapkan secara bersama mengenai syarat-syarat kerja berdasarkan UU

Ketengakerjaan dan peraturan perusahaan sehingga terbentuklah sebuah

hubungan industrial.

Perjanjian kerja juga merupakan salah satu upaya hukum yang dapat

melindungi pihak yang lemah (buruh atau pekerja) dari tindakan

pengusaha. Pengumpulan data dan informasi mengenai dasar penetapan

pekerjaan terdapat dalam perjanjian kerja di PT. Gelatik Supra penulis

lakukan dengan mengadakan wawancara dengan Beberapa Pekerja atau

Buruh di PT. Gelatik Supra.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa Pekerja di PT Gelatik

Supra. Pekerja atau Buruh memberikan keterangan bahwa sifat dari

pekerjaan yang di berikan oleh PT. Gelatik Supra adalah pekerja yang

sekali selesai atau sementara sifatnya yaitu pada Pramuniaga Kegiatan

(SPG/SPB Event). PT. Gelatik Supra merupakan perusahaan penyedia jasa

tenaga kerja kepada perusahaan pemberi kerja sebagai pengguna jasa dan

di PT. Gelatik Supra tidak melakukan masa percobaan kerja.

Page 61: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

50

Setelah di lakukan wawancara penulis dengan Pekerja atau Buruh.

Penulis mendasarkan bahwa penetapan pekerjaan di PT. Gelatik Supra

merupakan Perjanjian Kerja Harian atau Lepas, sebagaimana telah diatur

dalam Pasal 10 KEPMEN Nomor/100/MEN/VI/2004 tentang ketentuan

Pelaksanaan Perjanjian Waktu tertentu.

Dalam kesepakatan perjanjian bahwa penerimaan pekerja di

perusahaan merupakan hak dari Perusahaan, yang kemudian perusahaan

akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan supaya calon Pekerja atau

buruh dapat diterima menjadi pekerja, mereka harus memenuhi syarat-

syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari wawancara dapat

disimpulkan bahwa perjanjian kerja yang di terapkan pada PT Gelatik

Supra merupakan pekerjaan yang tidak tetap. Sektor yang mempekerjakan

pekerja kontrak di PT. Gelatik Supra adalah bidang marketing atau

penjualan yang merupakan pekerjaan yang sekali selesai serta merupakan

kegiatan khusus untuk memperkenalkan sebuah produk.

Kesepakatan perjanjian kerja waktu tertentu di PT Gelatik Supra tidak

bertentangan dengan UU Ketenagakerjaan dilihat dalam pasal 59 ayat 1

dan 2 sebagai berikut:

a. Ayat 1: Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu hanya dapat dibuat

untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan

pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :

1) Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya,

2) Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang

tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun,

3) Pekerjaan yang bersifat musiman, atau

4) Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru,atau

produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

b. Ayat 2 :Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan

untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

Page 62: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

51

Dari ketentuan diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan yang di berikan

oleh PT. Gelatik Supra dapat digolongkan sebagai Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu (PKWT) yang sesuai dengan UU Ketenagakerjaan Pasal 59 ayat 1

dan 2. Dengan sifat pekerjaan untuk pekerjaan yang sekali selesai atau

sementara sifatnya, yaitu pada bagian Pramuniaga Kegiatan (SPG/SPB

Event) dan semua bagian marketing yang artinya yang didasarkan atas

selesainya pekerjaan itu. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa

semua kebijakan tersebut PT. Gelatik Supra sudah sesuai dengan dasar

penetapan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, yaitu ketentuan

UU Ketenagakerjaan pada Pasal 59 ayat 1 (satu) dan 2 (dua). Serta pada

pada ketentuan Pasal 10 KEPMEN. 100/MEN/VI/2004. Dasar penetapan

pekerjaan sehingga digolongkan dalam Perjanjian Harian atau Lepas dari

PT. Gelatik Supra.

2. Proses Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di PT. Gelatik Supra

Perjanjian yang sah adalah ketika perjanjian tersebut memenuhi

syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang, demikian pula dengan

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang ada di PT. Gelatik Supra, dalam

perjanjian kerja yang dilakukan oleh calon pekerja sebagai pihak yang di

beri pekerjaan dan perusahaan dalam hal ini adalah PT. Gelatik Supra yang

membuat perjanjian baku karena perjanjian tersebut dibuat oleh satu pihak

atau sepihak. Pihak yang di beri pekerjaan atau pekerja tidak ikut serta

dalam pembuatan isi kesepakatan kerja waktu tertentu, akan tetapi pekerja

wajib mempelajari isi kesepakatan kerja waktu tertentu sebelum

mendatangani blanko Perjanjian Kerja Tersebut. Walaupun perjanjian

tersebut merupakan perjanjian baku namun perjanjian tersebut telah

memenuhi persyaratan untuk disah sebagai sebuah perjanjian sebagaimana

dinyatakan dalam Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu:

a. Sepakat dalam hal ini ditinjau dari adanya perjanjian kerja yang berupa

syarat persyaratan yang berupa blanko perjanjian kerja yang

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Page 63: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

52

b. Kecakapan dalam membuat sesuatu perjanjian, cakap yang dimaksud

disini adalah para pihak yang membuat perjanjian kerja yaitu antara

pekerja dengan PT. Gelatik Supra. Pekerja yangdimaksud disini orang

yang sudah mempunyai umur 21 tahun dan wanita sudah menikah 18

tahun.

c. Sesuatu hal yang dimaksud disini adalah obyek perjanjian tertentu dan

dapat ditentukan dalam hal ini adalah pekerjaan yang di yang diberikan

kepada pekerja waktu tertentu adalah sebagai Sales Promotion Girls

(SPG).

d. Isi dari kesepakatan kerja waktu tertentuantara PT. Gelatik Supra

dengan tenaga kerja tidak dilarang oleh Undang-Undang dan tidak

bertentangan dengan kesusilaan dan kertertiban umum.

Jadi PT. Gelatik Supra telah memuat syarat-syarat Perjanjian Kerja

yang sah demi hukum. kesesuaian ini bisa dilihat dengan Pasal 1320 KUH

Perdata.

3. Bentuk Perjanjian Kerja PT. Gelatik Supra

NO Keterangan Isi

1 Judul Perjanjian Kerja

2 Komparisi

Pada Hari Ini, , yang bertandatangan

dibawah ini:

1. Nama : Santjaka Surja Putra

Jabatan : General Manager

Nama Perusahaan : PT. Gelatik Supra

Alamat : Plaza Ciputat Mas Blok B/GHWX, Jl.

Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat Tangerang 15412.

Dalam Hal Ini bertindak Untuk dan atas nama PT

gelatik Supra dan selanjutnya disebut sebagai Pihak

Pertama.

2. Nama :

NIP :

Page 64: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

53

Jenis Kelamin :

Alamat KTP :

Alamat Domisili :

Tanggal Lahir :

No KTP :

Telp :

No Rekening :

Dalam Hal Ini bertindak untuk dan atas nama diri

sendiri dan selanjutnya disebut Sebagai Pihak

Kedua

3 Premis/Recital

Pihak Pertama dan Kedua Sepakat Untuk Membuat

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Selanjutnya

disebut dengan PK) dengan ketentuan-ketentuan

yang diatur.

Isi Perjanjian

4 Pasal 1

(Jenis Pekerjaan)

1. Pihak Pertama memberikan Pekerjaan Kepada

Pihak Kedua sebagai ( )

2. Bila dipandang Perlu Pihak Pertama akan

memberikan tugas dan pekerjaan lain yang

sesuai dengan kemampuan Pihak Kedua.

3. Pihak kedua bersedia ditempatkan dimana saja

pada lokasi kerja klien/pelanggan dari pihak

pertama berdasarkan Surat Perintah Tugas.

5 Pasal 2

(Jangka Waktu PK)

a. Pihak Pertama akan memperkerjakan Pihak

Kedua untuk Jangka Waktu 3 bulan terhitung

tanggal ( ) sampai dengan tanggal (

).

b. Jangka Waktu PK ini dapat dilakukan perbaikan

atas kesepakatan Pihak yang dibuat dalam suatu

Adendum tersendiri yang merupakan Bagian

Page 65: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

54

yang tidak terpisahkan dari Keseluruhan isi PK.

c. Apabila tidak dilakukan perbaikan atau tidak

diperpanjang maka PK ini akan berakhir dengan

sendirinya pada tanggal berakhirnya PK dan

pihak kedua tidak akan menerima uang

pesangon dan pembayaran lainnya dari pihak

pertama, kecuali hak-hak yang belum

terbayarkan.

d. Selama Jangka Waktu PK berjalan, Pihak

Pertama akan melakukan penilaian terhadap

kinerja dan prestasi kerja Pihak Kedua, dan

apabila Pihak Kedua dinilai tidak cakap dalam

melakukan tugas dan tanggung jawabnya, maka

Pihak Kedua bersedia mengundurkan diri tanpa

pesangon atau pembayaran lainnya kecuali hak-

hak yang belum terbayarkan, dan PK ini menjadi

batal demi hukum.

e. Apabila dalam kurun waktu PK ini berjalan

Perjanjian Kontrak kerja antara pihak pertama

dengan Principal/Ckient berakhir atau berhenti

karena suatu alasan maka pihak kedua sepakat

bahwa PK ini berakhir dengan sendirinya. Pihak

kedua tidak akan menerima pesangon atau

pembayaran lainnya kecuali hak-hak yang belum

terbayarkan

6 Pasal 3

(Waktu Kerja)

Waktu Kerja disesuakan dan diatur berdasarkan

dengan jenis pekerjaan yang disebutkan pada pasal

1 ayat 1

Page 66: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

55

7 Pasal 4

(Gaji dan Tunjangan)

Atas Pekerjaan yang di lakukan , maka pihak

kedua berhak atas:

a. Gaji Pokok Sebesar :Rp. –

b. Uang Harian :Rp. 200.000

c. Pulsa :Rp.-

d. Incentive Max (Variable) :Rp.-

e. Lain-lain :Rp.- “.

8 Pasal 5

(Hak dan Kewajiban lain)

1. Pihak kedua wajib mematuhi semua aturan

kerja dan tata tertib yang ditentukan, serta

menjaga keselamatan dan kesehatan kerja

dilingkungan tempatkerja.

2. Pihak kedua bekerja sesuai dengan standart

yang ditetapkan perusahaan.

3. Apabila ditetapkan pihak pertama, pihak kedua

diwajibkan memakai seragam kerja yang telah

ditentukan dalam melakukan pekerjaan di

lokasi kerja.

4. Pihak kedua menjamin sepenuhnya bahwa tidak

akan terjadi tuntutan dari pihak luar/pihak

ketiga kepada pihak pertama berkaitan dengan

perjanjian ini.

5. Pihak kedua wajib dan bertanggung jawab

dalam melaporkan hasil kerja kepada pihak

pertama.

9 Pasal 6

(Berakhirnya PK)

1. Hubungan Kerja Pihak Pertama dengan Pihak

Kedua berakhir tanpa mendapatkan Pesangon /

Kopensasi apapun, apabila:

a. Jangka Waktu PK telah habis sesuai dengan

waktu yang diperjanjikan pada Pasal 2.

b. Pihak Kedua Meninggal dunia

Page 67: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

56

c. Apabila Pihak Kedua melakukan Perbuatan

/Kesalahan berat sebagai berikut :

1) Melakukan Tindak Pidana dilingkungan

perusahaan yang diancam pidana

penjara,

2) Memberikan Keterangan Palsu atau

dipalsukan,

3) Mabuk, meminum minuman keras yang

memabukkan,

4) Menyimpan, memakai dan atau

mengedarkan narkotika, psikotropika,

dan zat aditif lainnya di dilingkungan

perusahaan / tempat kerja,

5) Melakukan perbuatan asusila dan

perjudian di lingkungan kerja,

6) Menyerang, menganiaya, mengancam

atau mengintimidasi teman sekerja atau

pengusaha dilingkungan kerja,

7) Membujuk temen sekerja atau

pengusaha untuk melakukan perbuatan

yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan,

8) Dengan ceroboh atau sengaja merusak

atau membiarkan dalam keadaan

berbahaya barang milik perusahaan

yang menimbulkan kerugian bagi

perusahaan,

9) Dengan ceroboh atau sengaja

membiarkan teman sekerjaatau

pengusaha dalam keadaan bahaya

ditempat kerja.

Page 68: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

57

10) Bermain-main ditempat kerja sehingga

dapat membahayakan teman sekerja

walaupun telah diperingatkan,

11) Mengedarkan sokongan atau tanda

tangan suatu dukungan yang tidak ada

hubungannya dengan pemagangan atau

tanpa seijin perusahaan,

12) Membongkar atau membocorkan

rahasia perusahaan atau client/principal

yang seharusnya dirahasiakan kecuali

untuk kepentingan negara,

13) Melakukan pekerjaan lain atau

pekerjaan rangkap pada perusahaan lain

diluar diluar pekerjaan yang telah

ditetapkan, tanpa seijin Pihak Pertama,

14) Absen atau mangkir pada tanpa alasan

yang sah,

15) Melakukan perbuatan yang merugikan

Pihak Pertama atau Client/ Principal

Pihak Pertama,

16) Melanggar Ketentuan Kontrak yang

telah disepakati,

17) Tidak Mencapai Standard / target kerja

walaupun telah diperingatkan,

18) Perjanjian kerja sama kontrak kerja

antara pihak pertama dengan Client

berakhir (terhenti)

10 Pasal 7

(Sanksi Kerja)

1. Apabila Pihak kedua secara tiba-tiba

mengundurkan diri, maka pihak kedua harus

membayar ganti rugi (denda).

2. Apabila Pihak kedua tidak masuk kerja maka

Page 69: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

58

pihak kedua tidak diijinkan untuk menentukan

pengganti tanpa persetujuan pihak pertama,

Apabila Pihak kedua melakukan inisiatif

tersebut maka pihak pertama berhak

memberikan sanksi pinaltisebesar jumlah hari

kerja yang di gantikan.

3. Disesuaikan dengan bobot kesalahan dan atau

kesalahan yang dilakukan oleh pihak kedua,

pihak pertama akan mengeluarkan peringatan

lisan atau peringatan tertulis berupa surat

peringatan pertama, surat peringatan kedua,

surat peringatan Ketiga dan terakhir.

4. Pihak Pertama berhak melakukan pemutusan

hubungan kerja secara sepihak apabila pihak

kedua terbukti melakukan hal yang disebutkan

pada Pasal 6 ayat 1c

Dalam hal terjadi perselisihan paham mengenai isi

PK ini maka kedua belah pihak sepakat untuk

meneyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat

namun apabila cara ini tidak berhasil maka kedua

pihak setuju untuk melimpahkan penyelesaiannya

kepada Departemen ketenagakerjaan untuk diproses

lebih lanjut.

11 Pasal 9

(Lain-Lain)

1. Naskah Perjanjian Waktu Tertentu ini dibuat

rangkap dua, keduanya asli, masing masig

pihak satu rangkap.

2. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian

kerja ini akan ditetapkan kemudian.

12 Penutup Perjanjian Ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua

belah pihak dengan keadaan sadar tanpa paksaan

Page 70: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

59

dari siapapun, untuk dilaksanakan sesuai dengan

yang diperjanjikan.

13

Catatan Khusus

(Pernyataan dari Pihak

Kedua)

Saya telah membaca, mengerti dan setuju dengan isi

perjanjian ini, dan dengan ini saya menyatakan

bahwa saya tidak akan melakukan tuntutan dalam

bentuk apapun terhadap perusahaan setelah

berakhirnya kontrak ini.

Tabel 4.1 Bentuk Perjanjian Kerja PT Gelatik Supra.

Perjanjian kerja dapat dibuat dalam bentuk lisan dan atau tertulis.

Secara normatif bentuk perjanjian tertulis menjamin kepastian hak dan

kewajiban bagi para pihak, sehingga jika terjadi perselihan akan membantu

ketika proses pembuktian. Namun masih banyak perusahaan-perusahaan

yang tidak atau belum membuat perjanjian kerja secara tertulis disebabkan

karena ketidak mampuan sumber daya manusia maupun karena ketidak

laziman atau atas dasar kepercayaan membuat perjanjian kerja secara lisan.

Perjanjian kerja dibuat antara PT. Gelatik Supra dengan tenaga kerja

sifatnya tertulis ini memiliki pengertian perjanjian kerja waktu tertentu itu

ada semenjak ada ikatan sepakat antara perusahan dengan pekerja itu

berarti arti perjanjian kerja waktu tertentu dibuat bersama antara

perusahaan dengan tenaga kerja dengan demikian dengan adanya kata

sepakat merupakan tanda keabsahan suatu kontrak. Berdasarkan data dan

informasi dari hasil penelitian data sekunder yang berupa blanko

Perjanjian Kerja.

Perjanjian Kerja yang ditandatangani oleh calon pekerja yang diterima

sebagai pekerja pada PT. Gelatik Supra. Hubungan kerja PT. Gelatik

Supra dengan tenaga kerja terjadi setelah sahnya perjanjian kerja. Isi dari

perjanjian kerja tersebut antara lain:

a. Identitas para pihak (Nama, yang diwakili oleh, jabatan, Nama

Perusahaan, Alamat Perusahaan, Nomor Induk Pegawai, Nomor

Pengenal KTP, Tempat dan Tanggal Lahir, Alamat KTP, Alamat

Domisili, Nomor Telepon dan Nomor Rekening).

Page 71: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

60

b. Status dalam hubungan kerjanya (perjanjian kerja Harin atau),

c. Jabatan atau jenis pekerjaan,

d. Jangka waktu berlakunya perjanjian kerja,

e. Besarnya upah,

f. Hak dan Kewajiban,

g. Sanksi maupun kesanggupan dalam perjanjian kerja.

Perjanjian kerja di PT. Gelatik Supra telah dibuat secara tertulis, di

tuliskan dalam Bahasa Indonesia, dituliskan dalam huruf latin dan telah

memenuhi syarat-syarat, yaitu:

a. Harus mempunyai jangka waktu tertentu; atau

b. Adanya suatu pekerjaan yang selesai dalam waktu tertentu;

c. Tidak mempunyai syarat masa percobaan.

Berdasarkan Pasal 54 UU Ketenagakerjaan menyebutkan perjanjian

kerja sekurang-kurangnya memuat :

a. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha,

b. Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja atau buruh,

c. Jabatan atau jenis pekerjaan,

d. Tempat pekerjaan,

e. Besarnya upah dan cara pembayaran,

f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan

pekerja atau buruh,

g. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja,

h. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat.

Dengan melihat pokok-pokok yang mengatur tentang isi Perjanjian

Kerja maka isi perjanjian antara PT. Gelatik Supra dengan Tenaga kerja

telah memenuhi Standar perjanjian Kerja. Jika perjanjian kerja ini

bertentangan dengan ketentuan diatas, perjanjian tersebut akan dianggap

batal demi hukum.

Adapun faktor yang didasari oleh PT. Gelatik Supra untuk

mengadakan perekrutan melalui perjanjian kerja untuk waktu tertentu

karena berdasarkan UU Ketenagakerjaan. Berdasarkan penjelasan

Page 72: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

61

pengusaha pada pekerja, pekerja telah mengerti dan sepakat mengenai isi

serta menandatangani surat perjanjian kerja tersebut, maka pekerja dapat

mulai bekerja di PT. Gelatik Supra. Dan sebaliknya jika pekerja tidak

menerima atau tidak sepakat mengenai perjanjian tersebut maka pekerja

dianggap mengundurkan diri atau tidak dapat bekerja di PT. Gelatik Supra.

Kemudian dari isi perjanjian kerja waktu tertentu di PT Gelatik Supra

sesuai dengan UU Ketenagakerjaan.

B. Analisis Pelaksanaan dan Isi Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di PT.

Gelatik Supra.

Dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu telah diatur dalam

KEPMEN Nomor 100/MEN/VI/2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja

Waktu Tertentu, dan Pasal 59 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam membuat suatu perjanjian kerja

tertentu memiliki batas 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang dan

diperbaharui satu kali karena suatu hal yang tertentu. Perpanjang tersebut

hanya dapat dilakukan 1 (satu) tahun Perjanjian kerja waktu tertentu tidak

boleh lebih dari 3 (tiga) tahun.

Hubungan kerja yang ada di PT.Gelatik Supra juga berpedoman pada

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara PT. Gelatik Supra dengan buruh atau

Pekerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan Buruh atau Pekerja, selama

penelitian diketahui bahwa Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di

PT. Gelatik Supra sebagai berikut:

1. Identitas para pihak dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu diPT.

Gelatik Supra.

Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang dibuat di PT.Gelatik

Supra ini ditandatangi oleh pihak PT. Gelatik Supra sebagai pihak pertama

yang diwakili oleh General Manager dengan pihak pekerja sebagai pihak

kedua. Perjanjian kerja Waktu tertentu tersebut diberi nama Perjanjian

Kerja (PK), dapat dilihat dari judul perjanjian kerja yang ditandatangani

oleh kedua belah pihak.

Page 73: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

62

2. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja.

Hubungan kerja untuk waktu terjadi PT. Gelatik Supra dan tenaga

kerja terjadi setelah adanya mulai adanya kesepakatan kedua belah pihak

setelah mendatangani isi perjanjian kerja waktu tertentu.

3. Tempat kerja

Dalam clausula perjanjian kerja untuk waktu tertentu, pihakpertama

menentukan tempat atau bagian yang akan dipekerjakan atau lokasi kerja

bagi pihak kedua untuk bekerja berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT).

4. Pihak pertama memberikan jadwal kerja.

Pemberian jadwal kerja ini tidak diatur dalam perjanjian kerja

ataupun peraturan perusahaanmelainkan menyesuaikan tempat dimana

pekerja ditugaskan Namun PT Gelatik Supra juga mengatur jamkerja

sebagai berikut:

a. Kamis sampai dengan Minggu : 12.00 - 20.00 WIB (menyesuaikan

tempat di tugaskan)

b. Istrahat : 1 Jam (Sesuai dengan Peraturan Pekerja di tempatkan)

Berdasarkan Pasal 77 Undang-Undang Ketenagakerjaan sebagai

berikut:

1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

a) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)

minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

atau

b) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1

(satu minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

5. Pihak pertama memberikan upah

Upah diberikan dalam bentuk uang yang berlaku sebagai

alatpembayaran yang sah di Indonesia. Kemudian melalui hasil wawancara

dengan pekerja atau buruh, memberikan keterangan mengenai besaran

upah yang diterima oleh buruh atau pekerja adalah Rp. 200.000 Per hari

kerja sesuai keterangan dalam Perjanjan Kerja Pasal 4 dan akan di

Page 74: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

63

bayarkan pertanggal 10 di bulan berikutnya melalui proses transfer

kerekening pekerja, namun hal tersebut tidak dicantumkan dalam

perjanjian kerja, jadi Pekerja tidak setiap hari bekerja, hanya di waktu

akhir pekan saja yaitu pada hari Kamis, Jumat, Sabtu dan minggu atau

sesuai keinginan dari PT. Gelatik Supra atau pun Perusahaan Pengguna

Jasa sebagai Client/ Principal. Setiap mereka bekerja maka perusahaan

akan memberikan Upah dengan mengkalkulasikan hari kerja dengan

besaran upah kerja sebagai berikut :

Upah : Upah Harian X Hari Kerja.

Pasal 7 ayat (2) dalam isi perjanjian kerja waktu tertentu apabila

pekerja Apabila Pihak kedua tidak masuk kerja maka pihak kedua tidak

diijinkan untuk menentukan pengganti tanpa persetujuan pihak pertama,

Apabila Pihak kedua melakukan inisiatif tersebut maka pihak pertama

berhak memberikan sanksi pinalti sebesar jumlah hari kerja yang di

gantikan.

Dalam hubungan kerja yang berdasarkan kepada Undang-Undang

Ketenagakerjaan. Berbagai kebijakan dikeluarkan untuk memberikan

perlindungan upah. Di dalamnya disebutkan setiap pekerja berhak

memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Maksud dari

penghidupan yang layak adalah jumlah pendapatan pekerja dari hasil

pekerjanya mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan

keluarganya secara wajar, yang meliputi makanan dan minuman, sandang,

perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi dan jaminan hari tua

kebutuhan hidup secara wajar ini merupakan peningkatan dari kebutuhan

hidup minimum dan kebutuhan fisik minimum. Oleh karena pemerintah

menerbitkan Pasal 88 Undang-Undang Ketenagakerjaan menyatakan

sebagai berikut:

a. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Page 75: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

64

b. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang

layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yangmelindungi

pekerja/buruh.

c. Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) meliputi:

1) upah minimum;

2) upah kerja lembur;

3) upah tidak masuk kerja karena berhalangan;

4) upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di

luarpekerjaannya;

5) upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;

6) bentuk dan cara pembayaran upah;

7) denda dan potongan upah;

8) hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;

9) struktur dan skala pengupahan yang proporsional;

10) Upah untuk pembayaran pesangon; dan

11) upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

d. Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam

ayat (3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dandengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

6. Kesepakatan kerja berakhir

Hubungan kerja waktu tertentu di PT Gelatik Supra dengan tenaga

kerja kesepakatan kerja akan berakhir. Sesuai Pasal 2 ayat (3), (4) dan (5)

yaitu sebagai berikut :

e. Apabila tidak dilakukan perbaikan atau tidak diperpanjang maka PK

ini akan berakhir dengan sendirinya pada tanggal berakhirnya PK dan

pihak kedua tidak akan menerima uang pesangon dan pembayaran

lainnya dari pihak pertama, kecuali hak-hak yang belum terbayarkan.

f. Selama Jangka Waktu PK berjalan, Pihak Pertama akan melakukan

penilaian terhadap kinerja dan prestasi kerja Pihak Kedua, dan apabila

Page 76: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

65

Pihak Kedua dinilai tidak cakap dalam melakukan tugas dan tanggung

jawabnya, maka Pihak Kedua bersedia mengundurkan diri tanpa

pesangon atau pembayaran lainnya kecuali hak-hak yang belum

terbayarkan, dan PK ini menjadi batal demi hukum.

g. Apabila dalam kurun waktu PK ini berjalan Perjanjian Kontrak kerja

antara pihak pertama dengan Principal/Client berakhir atau berhenti

karena suatu alasan maka pihak kedua sepakat bahwa PK ini berakhir

dengan sendirinya. Pihak kedua tidak akan menerima pesangon atau

pembayaran lainnya kecuali hak-hak yang belum terbayarkan.

Pasal 7 ayat (4) Perjanjian Kerja menyatakan : Pihak Pertama berhak

melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak apabila pihak kedua

terbukti melakukan hal yang disebutkan pada Pasal 6 ayat (1) c.

Menurut Pasal 61 Undang-Undang Ketenagakerjaan berakhirnya

perjanjian kerja sebagai berikut:

1) Perjanjian kerja berakhir apabila;

a) Pekerja meninggal dunia;

b) Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;

c) Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan

lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yangtelah

mempunyai kekuatan hukum tetap; atau

d) Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam

perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja

bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

2) Perjanjian kerja tidak berakhir karena meninggalnyapengusaha atau

beralihnya hak atas perusahaan yangdisebabkan penjualan, pewarisan,

atau hibah.

3) Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan maka hak-hak pekerja/buruh

menjadi tanggung jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain

dalam perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak

pekerja/buruh dalam hal pengusaha, orang perseorangan, meninggal

Page 77: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

66

dunia, ahli waris pengusaha dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah

merundingkan dengan pekerja/buruh.

4) Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia, ahli waris pekerja/ buruh

berhak mendapatkan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku atau hak-hak yang telah diatur dalam

perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

7. Hak dan kewajiban perusahaan dan pekerja.

Pada dasarnya hubungan kerja merupakan hubungan yangmengatur

memuat hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan.Hak dan

kewajiban masing-masing pihak haruslah seimbang. lehh sebab itu,

hakikat “hak pekerja merupakan kewajiban pengusaha”, dan sebaliknya

“hak pengusaha merupakan kewajiban pekerja. Kewajiban PT. Gelatik

Supra sebagai berikut:

a. Memberikan pekerjaan kepada pekerja

b. Memberikan jadwal kerja kepada pekerja

c. Memberikan upah kepada pekerja

Adapun kewajiban pekerja di PT. Gelatik Supra sebagai berikut:

a. Pekerja melaksanakan tugas yang dibebankan dengan penuhrasa

tanggung jawab, disiplin dan tunduk serta patuh pada peraturan

PT Gelatik Supra

b. Pekerja wajib mentaati dan melaksanakan semua peraturan dan

tata tertib yang dikeluarkan oleh PT. Gelatik Supra.

c. Pekerja wajib melaksanakan petunjuk, perintah atau intruksi yang

diberikan oleh atasnya

d. Pekerja baik sendiri atau bersama-sama wajib menjaga keamanan

dan keselamatan barang milik PT. Gelatik Supra

e. Pekerja wajib menjaga keamanan dan keselamatan sesame

pekerja

f. Perkerja harus menjaga rahasia Perusahaan.

8. Tempat perjanjian kesepakatan kerja waktu tertentu di buat.

Page 78: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

67

Kesepakatan kerja waktu tertentu dibuat di PT. Gelatik Supra itu

sendiri yang beralamat dikawasan beralamat di Plaza Ciputat Mas Blok/

GHWX, Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Kel. Rempoa, Kec. Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. 15412, telah mengadakan

Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu antara Perusahaan dengan tenaga

kerja.

9. Penyelesaian Sengketa

Dalam salah satu klausul Perjanjian Kerja Waktu tertentu yang

dibuat Oleh PT. Gelatik Supra dengan Pekerja menyatakan bahwa

“Dalam hal terjadi perselisihan paham mengenai isi PK ini maka

kedua belah pihak sepakat untuk meneyelesaikan secara musyawarah

untuk mufakat namun apabila cara ini tidak berhasil maka kedua pihak

setuju untuk melimpahkan penyelesaiannya kepada Departemen

ketenagakerjaan untuk diproses lebih lanjut”.

Dari pernyataan tersebut dapat di simpulkan bahwa PT. Gelatik

Supra telah sepakat dengan Pekerja untuk menyelesaikan sengketa melalui

proses Bipartit dan apabila jalan Bipartit tak menemukan titik temu akan

menaikan ke tingkat Tripartit dan menunjuk Departemen Ketenagakerjaan

sebagai Pihak Pemerintah. Ini sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) Undang-

undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial.

10. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian

Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja waktu tertentudi

buat berdasarkan kesepakatan Kerja waktu Tertentu. Dalamartinya PT.

Gelatik Supra sudah menyiapkan blanko Kesepakatan kerja waktu tertentu

pekerja mememberikan data yang diperlukan untuk melengkapi perjanjian

tersebut. Apabila pekerja tidak sepakat dengan peraturan yang di tetapkan

oleh PT. Gelatik Supra tidak perlu menandatanganinya.

Apabila blanko tersebut sudah di tangani Pihak pertama dan pihak

kedua hal ini menyatakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang dibuat

tersebut sudah sah.

Page 79: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

68

Namun menurut penulis pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu

di PT. Gelatik Supra belum sejalan dengan Undang-Undang

Ketenagakerjaan untuk sebagian besar sudah dilakukan sesuai standar. Hal

ini bisa di lihat dalam isi perjanjian kerja waktu tertentu yang jadi

permasalahan adalah tidak di cantumkannya pengupahan secara detil dan

cara pembayaranya hal ini sesuai dengan Pasal 54 ayat 1 huruf (e)

Undang-Undang Ketenagakerjaan dan juga dalam Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu yang di adakan oleh PT. Gelatik Supra dengan Pekerja tidak

mencantumkan masalah kepesertaan dalam Jaminan Sosial Tenaga Kerja

sebgai mana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja

dan Jaminan Kematian.

Walaupun dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja

dan Jaminan Kematian menyatakan bahwa kepesertaan dalam jaminan

Sosial Tenaga kerja dapat dilakukan perseorangan. Namun sebagai

perusahaan sudah seharusnya memberikan edukasi mengenai jaminan ini

kepada pekerja/buruh.

Page 80: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan yang sudah dikemukakan di bab-bab

sebelumnya, dengan ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tinjauan Umum Bentuk Peraturan Perjanjian Kerja di Indonesia.

Perjanjian kerja dapat terjadi setelah adanya hubungan hubungan

kerja. Pasal 1 angka (15) Undang-Undang Ketenagakerjaan disebutkan

bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan

pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur

pekerjaan, upah, dan perintah. Dengan demikian jelaslah bahwa hubungan

kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan

pekerja/buruh.

Bentuk Perjanjian Kerja di Indonesia Pada dasarnya ada 2 (dua)

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tentu.

Diatur dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor Ketenagakerjaan.

2. Perjanjian Kerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja

(Outsourcing) PT. Gelatik Supra Di Tangerang Selatan Provinsi Banten

Menurut KEPMEN Nomor 100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan

Pelaksanaan PKWT. PKWT adalah perjanjian kerja antara pekerja atau

buruh dengan pengusaha untuk mengadakan sebuah hubungan kerja dalam

kurun waktu tertentu atau untuk sebuah pekerjaan tertentu. Hubungan

kerja antara perusahaan dengan tenaga kerja itu terikat dengan perjanjian.

PKWT yang di terapkan pada PT Gelatik Supra merupakan

pekerjaan yang tidak tetap yang merupakan bidang marketing atau

penjualan. Kesepakatan PKWT di PT Gelatik Supra belum sesuai dengan

Pasal 59 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Setelah ditelaah lebih jauh lagi ternyata isi dari PKWT yang di

sepakati antara PT. Gelatik Supra dengan Calon Pekerja tidak sesuai

Page 81: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

70

dengan ketetapan Pasal 88 dan 99 Undang-Undang Ketenagakerjaaan.

Dimana PT. Gelatik Supra hanya menyantumkan Upah Harian saja.

PT. Gelatik supra tidak memberikan BPJS Tenaga kerja kepada

Pekerja atau buruh dalam Perjanjian Kerja. Dengan alasan tertentu Hal Ini

bertentangan dengan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015

tentang Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kerja.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pemaparan yang sudah dikemukakan di bab-bab

sebelumnya, dengan ini penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebagai Perusahaan penyedia jasa tenaga kerja seharusnya Pengusaha

lebih menghormati hak-hak Pekerja atau buruh sehingga kedepannya

tidak menimbulkan permasalahan baru yang lebih rumit lagi.

2. Seharusnya dengan adanya Undang-Undang Ketenagakerjaan serta

peraturan yang mengikuti di bawahnya mampu melindungi hak-hak

pekerja atau buruh.

3. Perlunya penambahan personel pengawasan Ketenagakerjaan mulai dari

tingkat provinsi hingga kabupaten atau kota guna menekan tingkat

pelanggaran yang terjadi.

Page 82: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikanto, Suharsimi, Menejemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2005).

Arikanto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,

(Yogyakarta: Rieneka Cipta, 1991).

Ashadie, Zaeni, Hukum Kerja (Hukum Ketenagakaerjaan Bidang Hubungan

Kerja), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007).

Bambang, Joni, Hukum Ketenagakerjaan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013).

Budiono, Herlien, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya dibidang

Kenotariatan, (Bandung: Citra Aditya, 2010)

Darus Badrul zaman, Mariam, Aneka Hukum Bisnis, (Bandung: Alumni Bandung,

1994).

Hernoko, Yudha Agus, Hukum Perjanjian Asas Proposionalitas dalam Kontrak

Komersil, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014).

Husni, Lalu Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: RajawaliPers, 2015).

_____, Lalu, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan (Jakarta: Rajagrafindo Persada,

2015).

J Moleong, Lexi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002)

Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1989).

M. Syamsudi, Operasionalisasi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2007).

Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum, (Yogyakarta: Putra A. Bardin, 1990)

Miru, Ahmad, Hukum Kontrak Dan Perancangan Kontrak, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2011).

Muhammad, Abdulkadir, Hukum Perdata Indonesia. (Bandung: Citra Aditya

Bakti, 2000).

__________, Abdulkadir, Hukum Perikatan, (Bandung: Citra AdityaBakti,

1990).

N. E. Algra, et al., Kamus Istilah Hukum Fockema Andreae Belanda-Indonesia,

(Jakarta: BinaCipta, 1983).

Page 83: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

72

Nurachmad, Moch, Tanya Jawab Seputar Hak-Hak Tenaga Kerja (Outsourcing),

(Jakarta: Visimedia, 2009).

Patrik, Purwahid, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, (Bandung:

Mandar Maju, 1994).

Prodjodikoro, Wiryono Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung: Bale, 1979).

R Joni Bambang, S, Hukum Ketenagakerjaan, ( Bandung: Pustaka Setia, 2013).

Salim H.S, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta:

Sinar Grafika, 2004).

Salim, Perkembangan Teori dalam IlmuHukum, (Jakarta: Rajagrafindo, 2002),

Cet ke-2.

Santoso, Agus, Hukum, Moral, & Keadilan Sebuah Kajian Filsafat Hukum,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014).

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu

Tinjauan Singkat), (Jakarta: Rajawali Pers, 2001).

________, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia

Press, 2014)

________, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. 3, (Jakarta: UI Press,

2015)

Soepomo, Imam, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, (Jakarta:

Djambatan, 2016),

Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung: Alumni, 1995)

______, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa,1987).

______, R, dan R Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum perdata, (Jakarta:

Pradnya Paramita, 2006).

Sulaiman, Abdullah, Hukum Ketenagakerjaan/Perburuhan Di Indonesia, (Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta, 2018),.

Sulaiman, Abdullah, Hukum Ketenagakerjaan/Perburuhan, (Jakarta: Yayasan

Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2019),

________ Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012),

Sutedi, Adrian, Hukum perburuhan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009).

Page 84: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal

73

Syafiuddin, Muhammad, Hukum Kontrak Memahami Kontrak Dalam Prespektif

Filsafat Teori Dogmatis Dan Praktek Hukum,(Bandung: Mandar Maju,

2012).

Jurnal.

A. Hasoloan, Maruli. Penegakan Hukum Ketenaga kerjaan dan Inovasi

Pengawasan Ketenagakerjaan di Indonesia, Disampaikan pada symposium

Strategi peningkatan kepatuhan Norma Ketenagakerjaan melalui system

pengawas ketenagakerjaan di Indonesia, (Jakarta: 4 april 2017).

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten, Penyusunan dan

Pemutakhiran Data Pembangunan Bidang Ketenagakerjaan dan

Ketransmigrasian Semester 2. (Banten: 2017).

Huda Ningrum, Fitria, Hubungan Antara Asas Kebebasan Berkontrak, Pacta Sunt

Servanda dan Itikad Baik, Jurna Repertorium, ISSN: 2355-2646, 1, 2,

(November, 2014).

M. Muhtarom, Asas-asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan dalam Membuat

kontrak, SUHUF, 26, 1 (Mei, 202014).

Oganisasi Perburuhan Internasional, Pengawasan Ketenagakerjaan: Apa dan

Bagaimana.

Raja Damaitu, Emanuel Perbandingan Asas Perjanjian dalam Hukum Islam dan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jurnal Reperotorium, ISSN: 2355-

2646, 1, (Januari-Juni, 2014).

Sulaiman, Abdullah, Implementasi Sistem Outsourcing Tenaga Kerja Di

Indonesia :Pra dan Pasca Putusan MK tentang Outsourcing Tenaga Kerja,

(Studium General Prodi Ilmu hokum Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, 2013),

Tim Naskah Akademis BPHN, Naskah Akademis Loka Karya Hukum Perikatan,

(Jakarta: Balai Pembinaan Hukum Nasional, 1985).

Internet.

https://disnakertrans.bantenprov.go.id/id/read/visi-dan-

misi.htmlhttps://gelatik.co.id/id/layanan-kami/..

https://gelatik.co.id/id/tentang-kami/

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-3199703/masalah-

outsourcing-di-ri-ruwet-ini-sebabnya.

Page 85: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 86: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 87: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 88: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 89: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 90: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 91: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 92: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 93: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 94: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 95: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 96: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 97: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 98: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 99: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal
Page 100: PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perpanjangan tangan Untuk menjual Produk. nya. kepada konsumen. Dalam hal