Peristiwa Hari Akhir
-
Upload
arifin-nukman -
Category
Documents
-
view
181 -
download
6
Transcript of Peristiwa Hari Akhir
Peristiwa Hari Akhir
Oleh :
Arifin Nukman
2
Membaca basmalah :
ى نسر ى نسر س س
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI
Mengucapkan salam :
ASSALAAMU „ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUHU
Adzan
Membaca hamdalah :
INNALHAMDULILLAAH,
NAHMADUHUU WA NASTA‟IINUHUU
WA NASTAGHFIRUHU
WA NA‟UUDZUBILLAAHI MIN SYURUURI
„ANFUSINAA WA MIN SYAYYI-AATI
A‟MAALINAA MAN YAHDILLAAHU FALAA MUDHILLALAHU
WA MAN YUDHLILHU FALAA HAADIYALAHU
Membaca syahadat :
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU WA
ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN „ABDUHUU WA RASUULUHUU LAA
NABIYYA BA‟DAHU
Membaca shalawat :
ALLAAHUMMA SHALLI „ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN
WA „ALAA AALIHII WA SHAHBIHII „AJMA‟IIN
Membaca ayat alqur‟an yang mengajak bertaqwa kepada allah (biasanya khatib
membaca ali imran ayat 102)
3
FA-UUSHIIKUM
WA NAFSII BIT TAQUULLAAH
QAALALLAAHU TA‟AALA FIIL QUR‟AANIL KARIIM
A‟UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM
YAA AYYUHAL LADZIINA „AAMANUU
ITTAQUULLAAHA HAQQAA TUQAATIHI
WA LAA TAMUUTUNNAA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN
WA QAALALLAHU TA‟AALAA FIL QUR‟AANIL KARIM
AUDZUBILLAAHIMINA SY SYAITOON NIRROJIIM …
ى نسر ى نسر س س
WA„ TASHIMŪ BI HABLILLĀHI JAMĪ„AW WA LĀ TAFARRAQŪ WADZ KURŪ NI„MATALLĀHI „ALAIKUM IDZ KUΗTUM A„DĀ-AN FA ALLAFA BAINA QULŪBIKUM FA ASHBAHTUM BINI„MATIHĪ IKHWĀNAN WA KUΗTUM „ALĀ SYAFĀ HUFRATIM MINAN NĀRI FA ANGQADZAKUM
MINHĀ KADZĀLIKA YUBAYYINULLĀHU LAKUM ĀYĀTIHĪ LA„ALLAKUM
TAHTADŪN
Syadakallahh...........................!
Membaca ayat alqur‟an yang lain sesuai dengan topik khutbah amma ba‟du Berwasiat
untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah
SWT
“Mulai berkhutbah sesuai topiknya memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal
muslimun atau ma‟asyiral muslimin rahimakumullah, atau sidang jum‟at yang
dirahmati allah”.
4
...............Khutbah Pertama
Judul................................
Peristiwa Hari Akhir
Oleh: Arifin Nukman Dg Nompo
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita sangat banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat itu. Karenanya dalam konteks nikmat, Allah Swt tidak memerintahkan kita untuk menghitung tapi mensyukurinya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti.
Hadirin jamaah shalat Jum‟at rahimakumullah
Hendaknya seorang Muslim senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita semua, baik nikmat keimanan, kesehatan dan keluangan waktu sehingga kita bisa melaksanakan kewajiban kita menunaikan shalat Jum‟at. Dan hendaklah kita berhati-hati agar jangan sampai menjadi orang yang kufur kepada nikmat Allah. Allah berfirman:
Wa idz ta-adz-dzana rabbukum La iη syakartum La azīdannakum Wa la ing
kafartum Inna ‘adzābī la syadīd
“Jikalau kalian bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kalian mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya siksaku sangat pedih.” (Ibrahim: 7).
Demikian pula kami wasiatkan untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dalam segala keadaan dan waktu. Takwa, sebuah kata yang ringan diucapkan akan tetapi tidak mudah untuk diamalkan.
Ketahuilah, wahai saudaraku rahimakumullah,
Tatkala Umar bin Khaththab Radhiallaahu anhu bertanya kepada shahabat Ubay bin Ka‟ab Radhiallaahu anhu tentang takwa, maka berkatalah Ubay: “Pernahkah Anda berjalan di suatu tempat yang banyak durinya?” Kemudian Umar menjawab: “Tentu” maka berkatalah Ubay: “Apakah yang Anda
5
lakukan”, berkatalah Umar: “Saya sangat waspada dan hati-hati agar selamat dari duri itu”. Lalu Ubay berkata “Demikianlah takwa itu” (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1, hal. 55).
Demikianlah takwa yang diperintahkan oleh Allah dalam kitabNya yakni agar kita senantiasa waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan keseharian kita, dan juga dalam ucapan-ucapan kita, oleh karena itu janganlah kita berbuat dan berucap kecuali berdasarkan ilmu.
Ma‟asyiral Muslimin rahimakumullah.
Hendaklah kita bersegera mencari bekal guna menuju pertemuan kita dengan Allah karena kita tidak tahu kapan ajal kita itu datang. Dan Allah berfirman:
Ya‘lamhullāh, wa tazawwadū
“Dan berbekallah, maka sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepadaKu hai orang-orang yang berakal.” (Al-Baraqah:197).
Ketahuilah wahai saudaraku rahimakumullah.
Manusia setapak demi setapak menjalani tahap kehidupan-nya dari alam kandungan, alam dunia, alam kubur dan alam akhirat. Tahap-tahap tersebut harus dijalani sampai akhirnya nanti kita akan menemui alam akhirat tempat kita memperhitungkan amalan-amalan yang telah kita lakukan di dunia. Maka tatkala kita mendengar ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadits-hadits Nabi yang memberitakan tentang ahwal (keadaan) hari Akhir, hendaklah hati kita menjadi takut, menangislah mata kita, dan menjadi dekatlah hati kita kepada Allah.
Akan tetapi bagi orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah tatkala disebut kata Neraka, adzab, ash-shirat dan lain sebagainya seakan terasa ringan diucapkan oleh lisan-lisan mereka tanpa makna sama sekali. Na-uzu billahi min dzalik. Mari kita perhatikan firman Allah dalam surat Al-Haqqah ayat 25-29.
Wa ammā man ūtiya kitābahū bi syimālihī Fa yaqūlu yā laitanī lam ūta kitābiyah - Wa lam adrī
mā hisābiyah - Yā laitahā kānatil qādliyah - Mā aghnā „annī māliyah - Halaka „annī sulthāniyah
“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya maka dia berkata; “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini) dan aku tidak
mengetahui apakah hisab (perhitungan amal) terhadap diriku. Duhai seandainya kematian itu adalah kematian total (tidak usah hidup kembali). Hartaku juga sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku,
kekuasaanku pun telah lenyap dari-padaku”.(Al-Haqqah 25-29)
Dalam ayat ini Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz IV hal 501, menerangkan bahwa ayat tersebut menggambarkan keadaan orang-orang yang sengsara. Yaitu manakala diberi catatan amalnya di padang pengadilan Allah dari arah tangan kirinya, ketika itulah dia benar-benar menyesal, dia
6
mengatakan penuh penyesalan: „Andai kata saya tidak usah diberi catatan amal ini dan tidak usah tahu apakah hisab (perhitungan) terhadap saya (tentu itu lebih baik bagi saya) dan andaikata saya mati terus dan tidak usah hidup kembali.
Coba perhatikan ayat selanjutnya:
Khudzū hu fa ghullūh Tsummal jahīmu shallūh Tsumma fī silsilatiη dzar‘uhā sab‘ūna dzirā‘an Faslukūh
“Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian masukkanlah dia ke dalam api Neraka yang menyala-nyala kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta”
(Al-Haqqah ayat 30-32).
Bagi kaum beriman yang mengetahui makna yang terkandung dalam ayat tersebut, menjadi tergetarlah hatinya, akan menetes air mata mereka, terisaklah tangis mereka dan keluarlah keringat dingin di tubuh mereka, seakan mereka saat itu sedang merasakan peristiwa yang sangat dahsyat. Maka tumbuhlah rasa takut yang amat mendalam kepada Allah kemudian berlindung kepada Allah agar tidak menjadi orang-orang yang celaka seperti ayat di atas.
Jama‟ah shalat Jum‟at rahimakumullah.
Sesungguhnya manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat dan akan dikumpulkan menjadi satu untuk mempertanggungjawab-kan diri mereka. Allah berfirman:
Wastami‘Yauma yunādil munādi Mim makāning qarīb , Yauma yasma‘ūnash shaihata bil haqq
Dzālika yaumul khurūj
“Dan dengarkanlah pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat, yaitu pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya, itulah hari keluar (dari kubur)” (Qaf: 41-42).
Juga Allah berfirman dalam surat Al-Muthaffifin: 4-7.
Alā yazhunnu Ulā-ika Annahum mab‘ūtsūn - Li yaumin ‘azhīm - Yauma yaqūmun nāsu Li
rabbil ‘ālamīn - Kallā Inna kitābal fujjāri La fī sijjīn
“Tidakkah orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada hari yang besar, (yaitu) hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam”.
Dan manusia dibangkitkan dalam keadaan ح ف اة ح ف اة ح ر ة (mereka tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan), sebagaimana firman Allah:
Yauma Nathwis samā-a Ka thayyis sijilli lil kutub Kamā bada’nā awwala khalqin
Nu‘īduh Wa‘dan ‘alainā Innā kunnā fā‘ilīn
7
“Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulangnya (mengembalikannya)” (Al-Anbiya:104).
Manusia akan dikembalikan secara sempurna tanpa dikurangi sedikitpun, dikembalikan dalam keadaan demikian bercampur dan berkumpul antara laki-laki dan perempuan. Dan tatkala Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam menceritakan hal itu kepada „Aisyah Radhiallaahu anha maka berkatalah ia: “Wahai Rasulullah antara laki-laki dan perempuan sebagian mereka melihat kepada sebagian yang lain?”, kemudian Rasulullah berkata:
. ر ف ر ح ف ف د م ر ف ر ف ر ح ف ف ر ح ح ر م ف ف ر ض
“Perkara pada hari itu lebih keras dari pada sekedar sebagian mereka melihat kepada sebagian lainnya.” (Hadits shahih riwayat Al-Bukhari nomor 6027 dan Muslih nomor 2859 dari hadits „Aisyah
Radhiallaahu anha ).
Pada hari itu laki-laki tidak akan tertarik kepada wanita dan sebaliknya, sampai seseorang itu lari dari bapak, ibu dan anak-anak mereka karena takut terhadap keputusan Allah pada hari itu. Sebagaimana firman Allah:
Yauma yafirrul mar-u Min akhīh - Wa ummihī Wa abīh - Wa shāhibatihī Wa banīh Li
kullimri-im minhum yauma-idzin Sya’nuy yughnīh Sya’nuy yughnīh.
“Pada hari ketika manusia lari dari saudara-saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istrinya dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang sangat menyibukkan”.
(Q.S. Abasa: 34-37).
Semoga dengan khutbah diatas, iman kita selaku hamba Allah bisa semakin tebal dan semakin mendekatkan diri kepadaNya. Demikianlah peristiwa yang amat menakutkan yang akan terjadi di akhirat nanti, mudah-mudahan menjadikan kita semakin takut kepada Allah. Dan semoga bisa membuat kita selalu ingat semua perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
Amin Yaa Robbal Alamiin.
ز س نسغف ، إر س ه س ن ائس نس نكىس فس نيس تغس أسس نيس ر س ل ل س أل
سى . نسر
8
Menutup khutbah pertama dengan do‟a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat
BARAKALLAHU LII WA LAKUM FILL QUR‟AANIL AZHIIM
WA NAFA‟NII WA IYYAKUM BIMA FIIHIMAA MINAL
AAYAATI WA DZIKRIL HAKIIM
WA NAFA‟ANAA BI HADII SAYYIDAL MURSALIIN
WA BIQAWLIHIIL QAWIIM AQUULU QAWLI HAADZA
WA ASTAGHFIRULLAAH AL „AZHIIM LII WA LAKUM
WA LII SYAA-IRIL MU‟MINIINA WAL MU‟MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
MIN KULLI DZANBII FASTAGHFIRUUHUU
INNAHUU HUWAS SAMII‟UL „ALIIM
WA INNAHUU HUWAL GHAFUURUR RAHIIM
Duduk sebentar (tuma‟ninah) untuk memberi kesempatan jamaah jum‟at untuk
beristighfar dan membaca shalawat pelan-pelan
...............Khutbah kedua
Khutbah kedua aturannya persis sama dengan khutbah pertama semua urutan dari
hamdalah, syahadat, shalawat, wasiat taqwa, ayat qur‟an, dan do‟a untuk seluruh
orang muslim/muslimat dan mu‟minin/mu‟minat harus dipenuhi. Contoh bacaan yang
berbeda pada khutbah kedua :
س ي سف ا ز أ س س شس ذ الل ي س ع فس، تغس س تع س س د ، حس د للر س ر نسح إ
انا همس اا ن . س ئات أعس س س ي سد ي مر ن س س . ي د أ أشس د؛ ا عس سهرى، أير ن صهرى عه س س زس د عبسد ر ر يح د أ أشس ال إن إالر
9
ALHAMDULILLAH,
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN
THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI
KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU
WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN „ABDUHUU WA RASUULUHU
SHALLALLAAHU „ALAIHI WA „ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAM
TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN
AMMA BA‟DU
FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA AMAR
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Dari mimbar Jum‟at ini kami sampaikan pula bahwasannya pada hari Akhir nanti matahari akan didekatkan di atas kepala-kepala sehingga bercucuran keringat mereka sehingga sebagian mereka akan tenggelam oleh keringat-keringat mereka sendiri, akan tetapi hal itu tergantung dari apa yang telah mereka perbuat di dunia.
Imam Muslim meriwayatkan dalam hadits yang shahih nomor 2864 dari hadits Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallaahu anhu , berkata: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
س مسد ز ي سم، ك سىس ك ي س نسخهسك ترى تك و نسم اية ي س س س ى نشر تدس
س سىس ي ي ، ب س إنى كعس س س ك سىس ي ىس ي نسعسق، ان ز أعس نراس عهى لدس
نسعسق س هسج سىس ي ي ، س إنى مس س س ك سىس ي ي ، بت س إنى زكس س ك
. إنسجايا إنى س ل د س أشاز زس .
“Matahari akan didekatkan pada hari Kiamat kepada para makhluk sampai-sampai jarak matahari di atas kepala mereka hanya satu mil, maka manusia mengeluarkan keringat tergantung amalan-amalan mereka. Di antara mereka ada yang mengeluarkan keringat sampai mata kakinya dan ada yang sampai lututnya, ada juga yang sampai pinggangnya dan ada yang ditenggelamkan oleh keringat mereka.” Dan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam memberi isyarat dengan tangannya ke mulutnya.
Dan seandainya ada yang bertanya “bagaimana itu bisa terjadi sedangkan mereka berada pada tempat yang satu?” Maka Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullaah menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut: “Ada sebuah kaidah yang hendaknya kita berpegang kepada kaidah itu, yaitu bahwa perkara ghaib, wajib bagi kita untuk mengimaninya dan membenarkannya tanpa menanyakan bagaimananya, karena perkara tersebut berada diluar jangkauan akal-akal kita, kita tidak mampu mengetahui dan meng-gambarkannya.
10
Demikianlah sebagian peristiwa di hari Akhir dan masih banyak lagi peristiwa yang akan kita alami yang hal itu akan menggetarkan hati bagi orang-orang Mukmin dan menjadikan mereka semakin takut kepada Allah.
Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur‟an yang menyuruh
bershalawat (al ahzab 56)
„IBAADALLAAH
INNALLAAHA AMARAKUM BI AMRI
BI DA-AAFIATI BINAFSIHI WA TSANII
BIMALAA IKATIHIL MUSABBIHATI BIQUDSIHI
WA TSULLATSAA BIKUM AYYUHAL
MU-MINUUNA MIN JANNATI
WA INSIHI FA QAALALLAAHU QAWLAN KARIIMAN
INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU YUSHALLUUUNA
„ALAN NABII YAA AYYUHAL LADZIINA „AAMANUU
SHALLUU „ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAA
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK
„ALAA „ABDUKAA WA RUSUULIKAA MUHAMMAD
WA ARIDHALLAAHUMMA „AN KHULAFAA-UR RAASYIDIIN
ABI BAKRI WA „UMAARA WA „UTSMAANA WA „ALII
WA „AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI AJMA‟IIN
WAT TAABI‟IINA WAT TAABI‟IT TAABI‟IINA
WA MAN TABI‟AHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID DIIN
WA „ALAINA MA‟AHUM BIRAHMATIKA
YAA ARHAMAR RAAHIMIIN
Membaca do‟a
ALLAHUMMAGH FIR LIL MU‟MINIINA WAL MU‟MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT
INNAKAS SAMII‟UN QARIIBUN MUJIIBUD DA‟WAT
WA YAA QAADHIYAL HAAJAAT
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA
DAULATAN KHILAFATAN RASYIDATAN
„ALA MINHAJI AN-NUBUWWAH
ALLAHUMMA INNA….
11
Baca do‟a yang lain dan ditutup do‟a
RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA FILL AAKHIRAATI
HASANAH WA QINAA „ADZAABAN NAAR
Penutup khutbah kedua (bacaan ini didekritkan oleh khalifah umar bin abdul aziz
harus dibaca karena pada masa itu khutbah jum‟at sering digunakan untuk
menyerang lawan politik oleh para khatib, diambil dari surat an nahl 90)
„IBAADALLAH INNALLAAHA YA-MURUU BIL „ADLI
WAL IHSAAN WA IITAA-I DZIL QURBAA
WA YANHAA „ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI
WAL BAGHYI YAIZHZHUKUM LA‟ALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA „AZHIIMI
WA YADZKURKUM FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU „ALAA NI‟MATIL LATII
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH
Iqamat untuk shalat jum‟at