PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI...

25
1 Pendahuluan Dalam literatur akuntansi manajerial, perilaku biaya merupakan hal yang penting sebelum pengambilan keputusan oleh manajemen. Dengan manajemen mengetahui tentang perilaku biaya, manajemen diharapkan mampu untuk memutuskan pada saat kapan biaya dibiarkan bertambah dan pada saat kapan biaya akan disesuaikan. Bila manajemen tidak tepat atau terlambat mengambil keputusan berkaitan dengan perilaku biaya, maka biaya tersebut akan menjadi inefisiensi atau menjadi tidak terkendali. Biaya secara tradisional dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya tidak berhubungan dengan perubahan input/output secara proporsional, tetapi biaya variabel dipengaruhi perubahan input/output. Biaya semi-variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi volume sumber daya tapi tidak proporsional (Pervan dan Pervan, 2011). Pengaruh tidak proposional tersebut merupakan perilaku biaya, dimana besarnya perubahan biaya tergantung pada perubahan tingkat aktifitas. Akan tetapi, beberapa dugaan bahwa biaya meningkat lebih tinggi saat volume aktivitas meningkat dibanding penurunan biaya saat volume aktivitas menurun (Anderson et al., 2003). Perilaku biaya ini disebut sticky. Menurut Weiss (2010), perilaku sticky cost mengurangi tingkat akurasi peramalan laba. Hal ini terjadi ketika pendapatan menurun tetapi biayanya menjadi tetap atau sticky, dengan kata lain laba yang dihasilkan juga akan berkurang. Oleh karena adanya sticky cost, manajemen perusahaan harus mampu mencapai pendapatan yang tinggi untuk memperoleh laba. Selain sticky cost terjadi pada industri manufaktur seperti pada penelitian Hidayatullah (2011), sticky cost juga terjadi pada sektor pertanian (Argiles dan Balndon, 2009), industri penerbangan (Cannon, 2011), namun juga pada sektor jasa yaitu rumah sakit (Balakrishnan dan Gruca, 2008) dan bank (Porporato dan Werbin, 2010). Pada tahun 2004-2009 di negara Argentina, Brasil, dan Kanada telah dilakukan penelitian tentang adanya perilaku sticky cost pada perbankan di negara tersebut (Porporato dan Werbin, 2010). Bank dengan proporsi biaya tetap yang lebih tinggi seperti Brasil, akan menunjukkan penurunan biaya yang lebih rendah ketika pendapatan menurun. Bank dengan tingkat intensitas asetnya yang lebih tinggi seperti Kanada, akan menunjukkan penurunan biaya yang lebih tinggi ketika pendapatan menurun. Kemudian bank-bank yang beroperasi di lingkungan ekonomi yang tidak menentu seperti Argentina, akan menunjukkan kenaikan biaya terendah ketika pendapatan meningkat dan begitu juga pengurangan biaya terendah

Transcript of PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI...

Page 1: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

1

Pendahuluan

Dalam literatur akuntansi manajerial, perilaku biaya merupakan hal yang penting

sebelum pengambilan keputusan oleh manajemen. Dengan manajemen mengetahui tentang

perilaku biaya, manajemen diharapkan mampu untuk memutuskan pada saat kapan biaya

dibiarkan bertambah dan pada saat kapan biaya akan disesuaikan. Bila manajemen tidak tepat

atau terlambat mengambil keputusan berkaitan dengan perilaku biaya, maka biaya tersebut

akan menjadi inefisiensi atau menjadi tidak terkendali.

Biaya secara tradisional dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap, biaya variabel,

dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya tidak berhubungan

dengan perubahan input/output secara proporsional, tetapi biaya variabel dipengaruhi

perubahan input/output. Biaya semi-variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi

volume sumber daya tapi tidak proporsional (Pervan dan Pervan, 2011). Pengaruh tidak

proposional tersebut merupakan perilaku biaya, dimana besarnya perubahan biaya tergantung

pada perubahan tingkat aktifitas. Akan tetapi, beberapa dugaan bahwa biaya meningkat lebih

tinggi saat volume aktivitas meningkat dibanding penurunan biaya saat volume aktivitas

menurun (Anderson et al., 2003). Perilaku biaya ini disebut sticky.

Menurut Weiss (2010), perilaku sticky cost mengurangi tingkat akurasi peramalan

laba. Hal ini terjadi ketika pendapatan menurun tetapi biayanya menjadi tetap atau sticky,

dengan kata lain laba yang dihasilkan juga akan berkurang. Oleh karena adanya sticky cost,

manajemen perusahaan harus mampu mencapai pendapatan yang tinggi untuk memperoleh

laba. Selain sticky cost terjadi pada industri manufaktur seperti pada penelitian Hidayatullah

(2011), sticky cost juga terjadi pada sektor pertanian (Argiles dan Balndon, 2009), industri

penerbangan (Cannon, 2011), namun juga pada sektor jasa yaitu rumah sakit (Balakrishnan

dan Gruca, 2008) dan bank (Porporato dan Werbin, 2010).

Pada tahun 2004-2009 di negara Argentina, Brasil, dan Kanada telah dilakukan

penelitian tentang adanya perilaku sticky cost pada perbankan di negara tersebut (Porporato

dan Werbin, 2010). Bank dengan proporsi biaya tetap yang lebih tinggi seperti Brasil, akan

menunjukkan penurunan biaya yang lebih rendah ketika pendapatan menurun. Bank dengan

tingkat intensitas asetnya yang lebih tinggi seperti Kanada, akan menunjukkan penurunan

biaya yang lebih tinggi ketika pendapatan menurun. Kemudian bank-bank yang beroperasi di

lingkungan ekonomi yang tidak menentu seperti Argentina, akan menunjukkan kenaikan

biaya terendah ketika pendapatan meningkat dan begitu juga pengurangan biaya terendah

Page 2: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

2

ketika pendapatan menurun. Sementara di Indonesia sebagai negara berkembang berpontensi

terindikasi sticky cost pada perbankan seperti yang dilakukan oleh Porporato dan Werbin

(2010) di negara-negara berkembang tersebut.

Sementara itu perbankan di Indonesia sedang mengalami inefisiensi pada tahun 2011

(Koran Kompas, 17 Maret 2011). Padahal pada kenyataannya pemahaman mengenai perilaku

biaya dalam pengelolaan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biaya perusahaan

(Rahmadi, 2012). Selain itu Anderson et al (2006) mengatakan apabila suatu perusahaan

inefisiensi berarti perusahaan tersebut sticky dan apabila inefisiensi tinggi maka sticky cost

tinggi.

Atas dasar fenomena adanya inefisiensi pada perbankan maka penelitian ini bertujuan

untuk menemukan adanya indikasi perilaku sticky cost pada perbankan yang terdaftar di PT.

Bursa Efek Indonesia (BEI). Anderson et al (2003); Windyastuti dan Biyanto (2005);

Anderson et al (2006); Weiss (2010); Hidayatullah et al (2011); Pradipta (2014) mengatakan

bahwa perusahaan yang dalam periode laba yang tepat untuk diuji, karena saat perusahaan

rugi sudah pasti perusahaan tersebut terdapat perilaku sticky cost.

Penelitian ini juga dirancang untuk mengembangkan penelitian Anderson et al (2003)

yang menguji sticky cost secara sempit, yaitu di industri yang memiliki struktur biaya yang

hampir mirip. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan hanya dalam satu industri yang

kegiatan utama dan produknya hampir sama yaitu bank. Kegiatan utama bank yaitu

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya.

Sampai saat ini studi yang dirancang untuk menguji apakah sticky cost terjadi di

perusahaan jasa masih sangat sedikit terutama bank, yang merupakan industri yang sangat

menarik karena adanya fenomena inefisiensi pada perbankan. Pada penelitian sebelumnya

Pradipta (2014) menemukan bahwa sektor keuangan di Indonesia dimana bank juga ada

didalamnya, terdukung secara empiris memiliki indikasi perilaku anti-sticky. Sehingga

penelitian ini diharapkan akan lebih fokus.

Untuk menemukan adanya indikasi sticky cost, maka dibutuhkan data yang digunakan

sebagai proksi biaya dan relevant drivers. Penelitian ini menggunakan biaya administrasi dan

umum sebagai proksi biaya operasional dan pendapatan sebagai proksi relevant drivers.

Biaya administrasi dan umum dipilih karena bersifat semi-variabel. Pendapatan dipilih

karena perbankan bergerak dalam bidang jasa dan volume aktivitas tidak dapat terobservasi

langsung.

Page 3: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

3

Penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut: apakah

terjadi sticky cost pada biaya administrasi, dan umum pada perbankan di Indonesia yang

terdaftar dalam BEI? Apabila sticky cost terdukung secara empiris terjadi pada perbankan di

Indonesia, hal ini dapat dijadikan pertimbangan oleh manajer dalam mengelola dan

pengambilan keputusan khususnya terkait dengan keputusan biaya dan juga bisa dijadikan

pengembangan literatur mengenai perilaku sticky cost bagi akademisi.

Page 4: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

4

Landasan Teori

Konsep Sticky Cost

Biaya dikatakan sticky jika besarnya kenaikan biaya dihubungkan dengan kenaikan

volume lebih besar dibanding besarnya penurunan biaya dihubungkan dengan penurunan

volume yang ekuivalen (Cooper dan Kaplan, 1998). Pada awalnya yang memperkenalkan

konsep sticky cost yaitu studi Malcom (1991), menunjukkan bahwa “banyak biaya-biaya baru

cenderung yang memiliki karakter agak nonvariabel, yaitu tidak sebanding dengan perubahan

aktivitas.” Sebagai contoh adalah biaya operasional. Sebuah bank ingin menaikan

pendapatannya dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja

perusahaan, bank memerlukan pegawai tambahan. Pegawai tambahan ini akan menambah

biaya operasional, dan diharapkan pendapatan perusahaan juga akan naik. Apabila

pendapatan naik, maka secara otomatis biaya operasional akan naik. Tetapi saat pendapatan

turun, manajer tidak bisa mengurangi pegawainya secara langsung. Inilah yang menyebabkan

biaya operasional sulit untuk turun ketika pendapatan turun. Kondisi biaya seperti inilah yang

disebut dengan sticky cost.

Karena perbankan merupakan industri jasa, maka hal yang perlu diteliti salah satunya

adalah biaya SDM. Biaya pegawai perbankan secara umum memberikan sumbangan yang

besar kepada biaya administrasi dan umum. Situasi yang tidak menguntungkan tersebut akan

diperberat dengan adanya kenaikan biaya operasional sebagai wujud dari Peraturan Bank

Indonesia nomor: 13/25/PBI/2011, yang menyatakan prinsip kehati-hatian bagi bank umum

dalam penggunaan tenaga alih (outsourcing) untuk pekerjaan inti. Kebijakan ini mendorong

perbankan merekrut pegawai tetap lebih banyak lagi.

Dengan perekrutan pegawai tetap baru, maka biaya administrasi dan umum

perusahaan akan meningkat. Padahal saat terjadi penurunan volume aktivitas, perusahaan

tidak bisa langsung melakukan pemecatan pegawai baru atau dengan kata lain tetap

mempertahankan sumberdaya (Windyastuti, 2010). Dengan demikian perusahaan akan

mengalami sticky cost dan tetap membayar gaji pegawai meskipun pegawai tersebut tidak

bekerja secara maksimal.

Biaya menyesuaikan dengan perubahan volume sumber daya yang sudah dipesan

manajer, sedangkan volume sumber daya dipengaruhi permintaan yang fluktuatif.

Penyesuaian biaya tersebut dilakukan secara sengaja oleh manajer. Sehingga manajer perlu

Page 5: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

5

hati-hati dalam perencanaan pesanan sumberdaya, yaitu menunda pesanan sampai mendapat

kepastian permintaan yang turun (Anderson et al., 2003).

Pengembangan Hipotesis Sticky Cost Pada Perbankan

Literatur sticky cost menunjukkan bahwa besarnya perubahan dalam biaya tidak

hanya tergantung pada besarnya perubahan pada driver biaya, tetapi juga dari arah perubahan

naik turunnya. Namun, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa biaya tidak semuanya

sticky, perilaku ini tergantung pada beberapa faktor seperti industri, ekonomi, dan lingkungan

(Porporato dan Werbin, 2010).

Menurut Windyastuti (2010) sticky cost terjadi karena pertama, ketidakseimbangan

penyesuaian sumberdaya yaitu lebih lambat dalam proses penyesuaian yang menurun

dibanding proses penyesuaian yang meningkat. Kedua, manajer cenderung memilih tetap

mempertahankan sumberdaya yang tidak terpakai daripada melakukan pengurangan sumber

daya ketika aktivitas menurun. Hal ini terjadi karena biaya untuk mempertahankan

sumberdaya tak terpakai lebih kecil daripada melakukan pengurangan sumberdaya.

Penelitian ini mengajukan argumentasi: dalam bank jika jumlah biaya adalah sticky,

maka ketika jumlah pendapatan meningkat secara proporsional total biaya meningkat juga,

dan ketika pendapatan mengalami penurunan secara proporsional maka total biaya turun

juga, tapi dalam proporsi yang lebih rendah. Ini berarti jika jumlah biaya adalah sticky, maka

besarnya kenaikan terkait dengan peningkatan volume lebih besar daripada besarnya

penurunan terkait dengan penurunan volume (Porporato dan Werbin, 2010). Pada penelitian

terdahulu, Windyastuti dan Biyanto (2005) membuktikan bahwa kenaikan biaya administrasi

dan umum (biaya operasional) pada saat pendapatan bersih naik lebih tinggi dibanding

penurunan biaya administrasi dan umum pada saat pendapatan bersih turun.

Biaya administrasi dan umum akan meningkat apabila aktivitas perusahaan

meningkat, dan belum tentu menurun apabila aktivitas perusahaan menurun. Kalaupun itu

menurun, penurunannya lebih sedikit dibandingkan kenaikannya. Pada saat perusahaan

mengalami ketidakpastian tentang permintaan outputnya, dan perusahaan harus melakukan

penyesuaian biaya maka dalam hal ini perusahaan harus memilih melakukan pengurangan

sumber daya atau menunda pengurangan sumber daya. Manajer akan cenderung untuk

Page 6: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

6

memilih menunda pengurangan sumber daya dalam bidang operasional meliputi biaya

administrasi dan umum (Anderson et al., 2003).

Kelengketan biaya administrasi dan umum terjadi jika manajer memutuskan untuk

lebih mempertahankan sumber daya yang tidak dimanfaatkan daripada dikenakan biaya

penyesuaian ketika pendapatan menurun. Keputusan ini diambil karena manajer menghindari

adanya PHK. Penelitian ini akan menguji sticky cost pada biaya operasional dengan

membandingkan biaya operasional dalam hal ini biaya administrasi dan umum terhadap

pendapatan operasional saat mengalami peningkatan dan saat mengalami penurunan.

H1: Kenaikan biaya administrasi dan umum saat pendapatan naik lebih besar

dibandingkan dengan penurunan biaya administrasi dan umum saat

pendapatan turun.

Page 7: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

7

Metode Penelitian

Populasi dan Sampel

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksplanatif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Data yang

digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi PT. BURSA EFEK

INDONESIA berupa laporan keuangan perusahaan periode 2009-2012.

Populasi penelitian ini adalah perbankan-perbankan di Indonesia. Sampel yang

digunakan adalah perbankan-perbankan yang terdaftar di website resmi PT. BURSA EFEK

INDONESIA yang melaporkan laporan keuangan pada periode 2009-2012.Pertimbangan

lainnya karena dalam rentang periode tersebut terdapat kondisi dimana sebagian besar

perbankan mengalami inefisiensi biaya penjualan, administrasi dan umum akibat adanya

biaya-biaya yang sulit ditekan.

Pengambilan data dengan metode purposive sampling yaitu dengan kriteria:

1. Perbankan yang menjual sahamnya pada PT. Bursa Efek Indonesia

2. Perbankan yang mempublikasikan laporan keuangannya pada periode 2009-2012

3. Perbankan yang memuat biaya penjualan administrasi dan umum dan pendapatan

dari tahun 2009-2012

Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini ada 3 jenis variabel yang digunakan yaitu biaya administrasi dan

umum, pendapatan, dan variabel decreased dummy. Decreased Dummy mempunyai fungsi

untuk mendeskriminankan saat pendapatan naik dan saat pendapatan turun.

Biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang timbul secara langsung dalam

rangka penjualan barang dan timbul dalam kegiatan administrasi atau operasi umum

perusahaan. Di dalam perbankan, biaya administrasi dan umum ini biasa disebut sebagai

biaya operasional. Sementara pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomis

yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (IAI,

2007).

Page 8: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

8

Metode Analisis

Sebuah model empiris memungkinkan pengukuran respon dari biaya administrasi dan

umum terhadap kontemporer perubahan pendapatan dan membedakan antara periode saat

pendapatan naik dan pendapatan menurun. Untuk menguji sticky cost, Anderson (2003)

memperkenalkan interaksi antar variabel Decreased Dummy (DECRDUM) yang mengambil

nilai 1 jika pendapatan menurun antara periode t-1 dan t, dan nilai 0 jika sebaliknya.

Log[A&Ui,t/A&Ui,t-1]=β0+β1log[Revenuei,t/Revenuei,t-1]

+β2*DECRDUMi,t*log[Revenuei,t/Revenuei,t-1]+εi,t

A&Ui,t = Biaya Administrasi dan Umum pada tahun t

A&Ui,t-1 = Biaya Administrasi dan Umum pada tahun t-1

Revenuei,t = Pendapatan pada tahun t

Revenuei,t-1 = Pendapatan pada tahun t-1

DECRDUMi,t = Variabel Dummy periode pendapatan naik dan periode pendapatan

turun.

Untuk menganalisis data digunakan alat bantu statistik berupa program SPSS

(Statistic Package for Sosial Science) dengan menggunakan pengujian regresi berganda.

Hipotesis 1 diterima apabila β1> 0 dan β2< 0, atau jika β1 + β2< β1, ini menunjukkan bahwa

kenaikan biaya administrasi dan umum pada saat pendapatan naik lebih tinggi dibandingkan

penurunan biaya administrasi dan umum pada saat pendapatan turun. Ini berarti biaya

administrasi dan umum bersifat sticky.

Page 9: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

9

PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan yang

diperoleh dari website resmi PT. BURSA EFEK INDONESIA selama periode 2009-2012.

Sampel diambil dari perbankan yang menerbitkan laporan keuangan pada periode tersebut.

Berikut tabel pemilihan sampel.

Tabel 1 Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

Populasi perbankan 29

(Sampel tidak tepilih) 0

Sampel perbankan 29

Sampel data 87

Outliner 2

Total data 85

Sumber: Data olah 2014

Statistik Deskriptif

Berikut ini merupakan tabel statistik deskriptif Biaya Penjualan, Administrasi dan

Umum dan Pendapatan Bersih dari tahun 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 pada

perbankan.

Page 10: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

10

Tabel 2 Deskriptif Statistik Perbankan

Rata-rata (Milyar

Rupiah) Sampel Mengalami

Penurunan

Sampel Mengalami

Kenaikan

%

Penurunan

%

Kenaikan

Perubahan Biaya

Administrasi &

Umum Tahun

2010/2009 196 2 27 7% 93%

Perubahan Biaya

Administrasi &

Umum Tahun

2011/2010 244 2 27 7% 93%

Perubahan Biaya

Administrasi &

Umum Tahun

2012/2011 192 6 23 21% 79%

Perubahan

Pendapatan Tahun

2010/2009 1.073 4 25 14% 86%

Perubahan

Pendapatan Tahun

2011/2010 1.128 5 24 17% 83%

Perubahan

Pendapatan Tahun

2012/2011 1.287 1 28 3% 97%

Sumber: Data olah 2014

Berdasarkan tabel 2 rata-rata perubahan biaya administrasi dan umum mengalami

kenaikan sebesar Rp 196 milyar pada periode 2009-2010. Perbankan yang mengalami

kenaikan berjumlah 27 dan 2 bank yang mengalami penurunan. Dengan jumlah tersebut,

maka persentase kenaikan sebasar 93% dari total sampel. Pada periode ini perbankan juga

mengalami kenaikan rata-rata pendapatan sebesar Rp 1.073 milyar dari 28 bank yang

mengalami kenaikan. Sehingga persentase kenaikan pendapatan sebesar 97% dari total

sampel.

Pada periode 2010-2011 rata-rata perubahan biaya administrasi dan umum mengalami

kenaikan sebesar Rp 244 milyar dengan persentase 93% dari total sampel yang mengalami

kenaikan. Sedangkan pendapatan pada periode ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp

1.128 milyar. Terdapat 24 bank yang mengalami kenaikan pendapatan dengan persentase

83% dan 5 bank mengalami penurunan dengan persentase 17% dari total sampel.

Kenaikan rata-rata perubahan biaya administrasi dan umum pada periode 2011-2012

sebesar Rp 192 milyar dengan persentase kenaikan 79% dari total sampel. Terdapat 6 bank

Page 11: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

11

yang mengalami penurunan dan 23 bank mengalami kenaikan biaya administrasi dan umum.

Kemudian perubahan pendapatan pada periode 2011-2012 mengalami kenaikan sebesar Rp

1.287 milyar. Persentase perubahan pendapatan 97% dari total sampel dimana 1 bank

mengalami penurunan dan 28 bank mengalami kenaikan.

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji apakah terdapat adanya indikasi sticky cost, maka dilakukan uji

asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

Tabel 3 Hasil Uji Regresi

Tabel 3 menunjukkan bahwa, β1 sebesar 0.180 sehingga ketika terjadi kenaikan

pendapatan sebesar 1% maka biaya administrasi dan umum akan naik sebesar 0.180%.

Kemudian β2 menunjukkan angka sebesar -0.083, ini berarti ketika pendapatan turun 1%

maka biaya administrasi dan umum akan turun 0.097% (0.180-0.083). Hal ini mendukung

hipotesis dimana saat pendapatan naik sebesar 1% maka biaya administrasi dan umum akan

naik sebesar 0.180% atau β1 > 0 , dan apabila pendapatan turun sebesar 1% maka biaya

administrasi dan umum hanya akan turun 0.097% atau β1+β2 < β1.

Temuan ini mendukung hipotesis bahwa besaran kenaikan biaya administrasi dan

umum pada saat pendapatan naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat

pendapatan turun. Hal ini berarti terdapat perilaku sticky cost pada biaya administrasi dan

umum pada sektor perbankan di Indonesia dan hipotesis diterima.

Setelah melakukan pengujian dan terdapat perilaku sticky cost pada perbankan, maka

akan dilihat apakah ada sinyal-sinyal inefisiensi dimana perbankan memiliki perilaku sticky

cost. Sementara Anderson et al (2006) mengatakan apabila suatu perusahaan inefisiensi

berarti perusahaan tersebut sticky dan apabila inefisiensi tinggi maka sticky cost tinggi.

Model

Unstandardized

Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 0.056 0.01

Pendapatan 0.18 0.097

Periode -0.083 0.267

a. Dependent Variable: Biaya

Sumber: Data olah 2014

Page 12: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

12

Tabel 4 Pergerakan Biaya

Tahun Perubahan Pendapatan

(Milyar Rupiah) Pergerakan

Perubahan Biaya

Administrasi & Umum

Rata-rata (Milyar Rupiah)

Pergerakan

2010/2009 1.073 - 196 -

2011/2010 1.128 Naik 244 Naik

2012/2011 1.287 Naik 192 Turun

Sumber: Data olah 2014

Dari tabel 4 terlihat bagaimana respon biaya pada saat pendapatan mengalami

kenaikan. Pada tahun 2011/2010 perubahan pendapatan dan biaya sama-sama mengalami

kenaikan dengan selisih perubahan pendapatan sebesar Rp 55 milyar dan selisih perubahan

biaya administrasi dan umum sebesar Rp 48 milyar dari tahun sebelumnya. Pada tahun

2012/2011 perubahan pendapatan tetap naik dari tahun sebelumnya sementara perubahan

biaya penjualan, administrasi dan umum turun dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan

bahwa respon biaya tidak mengikuti pendapatan saat mengalami kenaikan, atau dapat

dikatakan biaya tidak stabil dari periode sebelumnya.

Anderson et al (2006) mengatakan bahwa biaya seharusnya mengikuti pergerakan

pendapatan secara proporsional, dan apabila tidak bergerak secara proporsional maka hal ini

dapat memberikan sinyal adanya inefisiensi biaya. Inefisiensi biaya juga bisa dilihat dari

kondisi biaya yang tidak stabil dari satu periode ke periode berikutnya (Gómez-gallego et al,

2012). Dalam hal ini perbankan pada tahun 2012/2011 mengalami pergerakan biaya yang

tidak proporsional dan kondisi biaya yang tidak stabil dari periode sebelumnya, ini

memberikan sinyal adanya inefisiensi biaya pada perbankan. Sementara itu Anderson et al

(2006) menyatakan bahwa inefisiensi biaya adalah akibat manager yang tidak mampu

menyesuaikan biaya dengan baik, atas dasar pergerakan pendapatan yang kemudian

mengakibatkan tingkat sticky cost yang tinggi.

Page 13: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

13

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa biaya

administrasi dan umum merupakan biaya sticky yang berarti kelengketan biaya terjadi pada

perbankan di Indonesia. Dimana besaran kenaikan biaya administrasi dan umum pada saat

pendapatan naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat pendapatan turun.

Temuan ini sesuai dengan penelitian Porporato dan Werbin (2010) yang mengemukakan

adanya perilaku sticky cost pada perbankan di suatu negara.

Penelitian ini juga menemukan adanya sinyal-sinyal inefisiensi pada tahun 2012/2011

dimana juga terdapat perilaku sticky cost pada perbankan. Pada tahun tersebut pergerakan

biaya tidak proporsional terhadap pendapatannya sementara biaya seharusnya mengikuti

pergerakan pendapatan secara proporsional (Anderson et al, 2006) . Sehingga mendukung

penelitian Anderson et al (2006) yang menyatakan inefisiensi biaya disebabkan oleh manager

yang tidak mampu menyesuaikan biaya dengan baik, atas dasar pergerakan pendapatan yang

kemudian mengakibatkan tingkat sticky cost yang tinggi.

Implikasi

Dengan adanya bukti bahwa perilaku sticky cost terjadi di perbankan di Indonesia,

diharapkan para manajer tepat atau tidak terlambat mengambil keputusan berkaitan dengan

perilaku biaya, sehingga biaya tersebut akan menjadi efisien atau menjadi dapat dikendalikan.

Bagi akademisi dapat digunakan sebagai pengembangan literatur mengenai sticky cost

terutama pada perusahaan jasa.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan hanya mengambil seluruh perbankan yang

terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) tanpa membedakan antara bank pemerintah

dengan bank swasta.

Saran

Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk membedakan antara bank pemerintah

dengan bank swasta, sehingga dapat dibandingkan perilaku sticky cost bank pemerintah

dengan bank swasta.

Page 14: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

14

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, MC., Banker, RD., and Janakiraman, SN. 2003, “Are Selling, General, and

Administrative Cost “Sticky”?”,Journal of Accounting Research, Vol. 41, No. 1.

Anderson, MC., Banker, RD., and Janakiraman, SN., Huang, R., 2006, “Cost Behavior and

Fundamental Analysis of SG&A Costs”, AAA 2007 Management Accounting

Section(MAS) Meeting Paper.

Argilés, JM., Blandón, JG., 2009, "Cost Stickiness Revisited: Empirical Application for

Farms", REVISTA ESPAÑOLA DE FINANCIACIÓN Y CONTABILIDAD, Vol.

XXXVIII.

Balakrishnan, R..,and Thomas G., 2008. “Cost Stickiness and Core Compentency: A

Note”, Working Paper, The University of Iowa, Iowa City.

“BI Akan Mengatur Gaji Para Bankir”, Koran Kompas, 17 Maret, 2011

Cannon, JN., 2011, “Determinants of „Sticky Costs': An Analysis of Cost Behavior Using

United States Air Transportation Industry Data”, AAA 2012 Management

Accounting Section (MAS) Meeting Paper. Available at SSRN:

http://ssrn.com/abstract=1895615 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1895615

Cooper, R. and R. Kaplan, 1998, The Design of Cost Management System: Text, Cases,

and Readings, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall

Gómez-gallego, JA., Gómez-garcía, J., Pérez-cárceles, MC, 2012, "Appropriate Distribution

of Cost Inefficiency Estimates as Predictor of Financial Instability", Estudios

Economia Aplicada, Vol. 30-3.

Hidayatullah, IJ., Utami, W., Herliansyah, Y., 2011, "Analisis Perilaku Sticky Cost dan

Pengaruhnya Terhadap Prediksi Laba Menggunakan Model Cost Variability

dan Cost Stickiness (CVCS) Pada Emiten Di Bei Untuk Industri Manufaktur", SNA,

Available at SNA: sna.akuntansi.unikal.ac.id/makalah/029-AKPM-45.pdf

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Page 15: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

15

Malcom, RE., 1991, “Overhead Control Implications of Activity Costing”.

Accounting Horizons, December, pp. 69-78.

Pervan, M., Pervan, I., 2011, “Analysis of Sticky Costs: Croatian Evidence”, ISBN, 9.

Porporato, M., Werbin, E., 2010,“Active Cost Management in Banks: Evidence of Sticky

Costs in Argentina, Brazil and Canada”, AAA 2011 Management Accounting

Section (MAS) Meeting Paper. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1659228

or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1659228

Pradipta, D., 2014, “Bukti Dan Variasi Tingkatan Perilaku Sticky Cost Pada Perusahaan

Yang Terdaftar Di Bei”, Universitas Kristen Satya Wacana

Rahmadi, WA., 2012, “Apakah Biaya Operasional Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Sticky?”,Working paper, Universitas Kristen Satya Wacana Institutional Repository

Available at http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/738

Walpole, Ronald, E., Myers, RH., 1986, Ilmu peluang dan Statistika untuk Insinyur dan

Ilmuwan, ITB, Bandung

Weis, D., 2010, “Cost Behavior And Analysts‟ Earnings Forecast”. The Accounting Review

Vol. 85, No. 4.

Windyastuti, Biyanto, F., 2005, “Analisis Perilaku Kos: Stickiness Kos Pemasaran,

Administrasi & Umum Pada Penjualan Bersih (Studi Empiris Perusahaan yang

Terdaftar di BEJ”. SNA VIII, Solo

Windyastuti, 2010, “Stckiness Kos Produksi dan Non-Produksi (Studi Pada Perusahaan

Plastik dan Kaca yang Terdaftar di BEJ)”, Buletin Ekonomi,Vol.8, No. 3, hal 170-

268

Page 16: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

Lampiran 1

Daftar Sampel Perusahaan

No Kode Emiten

1 AGRO PT. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk

2 BABP PT. Bank ICB Bumi Putra Tbk

3 BACA PT. Bank Capital Indonesia Tbk

4 BAEK PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk

5 BBCA PT. Bank Central Asia Tbk

6 BBKP PT. Bank Bukopin Tbk

7 BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk

8 BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk

9 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia TBK

10 BBTN PT. Bank Tabungan Negara Tbk

11 BCIC PT. Bank Mutiara Tbk

12 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia Tbk

13 BEKS PT. Bank Pundi Indonesia Tbk

14 BKSW PT. Bank Kesawan Tbk

15 BMRI PT. Bank Mandiri Tbk

16 BNBA PT. Bank Bumi Arta Tbk

17 BNGA PT. Bank CIMB Niaga Tbk

18 BNII PT. Bank Internasional Indonesia Tbk

19 BNLI PT. Bank Permata Tbk

20 BSIM Pt. Bank Sinar Mas Tbk

21 BSWD PT. Bank Swadesi Tbk

22 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

23 BVIC PT. Bank Victoria International Tbk

24 MAYA PT. Bank Mayapada International Tbk

25 MCOR PT. Bank Windu Kentjana International Tbk

26 MEGA PT. Bank Mega Tbk

27 NISP PT. Bank NISP OCBC Tbk

28 PNBN PT. Bank Pan Indonesia

29 SDRA PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

Page 17: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

Lampiran 2

Sampel Data

No Kode Log[A&Ui,t/A&Ui,t-1] Log[Revenuei,t/Revenuei,t-1] DECRDUMi,t*log[Revenuei,t/Revenuei,t-1]

2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011

1 AGRO 0,013490533 0,034871082 -0,000818089 0,015295768 -0,017904991 0,007791814 0 -0,017904991 0

2 BABP 0,036202369 0,04821819 -0,060668441 0,04309052 -0,006625074 -0,073621032 0 -0,006625074 -0,073621032

3 BACA 0,193844477 0,071766929 -0,043698579 0,193565071 0,083242522 0,045657633 0 0 0

4 BAEK 0,047653011 -0,025919041 0,158824179 -0,040048633 0,003298305 0,042792151 -0,040048633 0 0

5 BBCA 0,071661733 0,057040815 0,071701819 0,077937417 -0,017024712 0,039230155 0 -0,017024712 0

6 BBKP 0,083175774 0,02723618 0,044000856 0,023205943 0,081826925 0,042194857 0 0 0

7 BBNI 0,077099334 0,087917569 0,064378404 0,03775371 0,038409387 0,041779465 0 0 0

8 BBNP 0,153015257 0,017687961 0,116262936 0,0470312 0,146271914 0,083124257 0 0 0

9 BBRI 0,102852708 0,08110147 0,048084464 0,11372654 0,03155779 0,031515596 0 0 0

10 BBTN 0,118923053 0,126138288 0,09148059 0,066493937 0,062503913 0,065896566 0 0 0

11 BCIC 0,013125367 0,090604251 -0,080076579 0,04439178 -0,253060959 0,250486145 0 -0,253060959 0

12 BDMN 0,01381717 0,082798208 0,041378764 0,050440521 0,035960243 0,193305946 0 0 0

13 BEKS -0,013063285 0,332373201 0,184929064 -0,132166486 0,350530708 0,535503977 -0,132166486 0 0

14 BKSW 0,040630767 0,083849744 0,233860112 0,024453171 0,094963131 0,08879868 0 0 0

15 BMRI 0,101850915 0,080244017 0,09858901 0,05189831 0,077597118 0,042673095 0 0 0

16 BNBA 0,025123179 0,094591325 0,084046909 0,033692727 0,047981281 0,076175326 0 0 0

17 BNGA 0,117253537 0,094695502 0,025852908 0,039975565 0,091404346 0,044911606 0 0 0

18 BNII 0,078392896 0,042113775 0,030988611 0,03678038 0,077692922 0,056705283 0 0 0

19 BNLI 0,070810136 0,10637333 0,064235901 -0,004006802 0,105115628 0,069242827 -0,004006802 0 0

20 BSIM 0,085828431 0,14071423 0,193846928 0,117114148 0,585687445 0,098672096 0 0 0

21 BSWD 0,093708487 -0,035822055 0,00895184 0,022058124 0,002871132 0,059920682 0 0 0

22 BTPN 0,055556975 0,14197189 0,108530358 0,158331822 0,125128629 0,09714697 0 0 0

23 BVIC -0,135070343 0,091771788 0,093079422 0,123989011 -0,035722708 0,098194353 0 -0,035722708 0

24 MAYA 0,074013603 0,038631267 0,100405958 0,060094019 0,107571354 0,10317626 0 0 0

25 MCOR 0,127591881 0,233656789 -0,008145306 0,155962032 0,128358129 0,082789835 0 0 0

26 MEGA 0,106503499 0,143358637 0,068415297 0,03298432 0,111057838 0,026906883 0 0 0

27 NISP 0,000855033 0,05136563 0,00764114 -0,005774014 0,103350338 0,075756461 -0,005774014 0 0

28 PNBN 0,154916466 0,177498274 -0,117834653 0,019279902 0,121527823 0,042557026 0 0 0

29 SDRA 0,132026311 0,120669323 0,044323402 0,116312714 0,122743978 0,140263159 0 0 0

Page 18: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

Lampiran 3

Uji Asumsi Klasik

A. Uji multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .056 .010 5.423 .000

Pendapatan .180 .097 .238 1.857 .067 .707 1.415

Periode -.083 .267 -.040 -.309 .758 .707 1.415

a. Dependent Variable: Biaya

Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai semua nilai VIF<10 ini berarti tidak

terjadi multikolonieritas. Dan menyimpulkan bahwa uji multikolonieritas terpenuhi.

B. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .219a .048 .025 .066064679654 1.847

a. Predictors: (Constant), Periode, Pendapatan

b. Dependent Variable: Biaya

Melihat dari nilai Durbin-Watson diatas adalah 1.847 maka berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan Durbin-Watson, nilai hitung berada diantara -2 dan 2, yakni -2 ≤ 1.8 ≤ 2

maka ini berarti tidak terjadi autokorelasi. Sehingga lolos Uji Autokorelasi.

Page 19: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

C. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .041 .007 6.013 .000

Pendapatan .090 .064 .182 1.402 .165

Periode -.187 .176 -.137 -1.060 .292

a. Dependent Variable: ABS_RES1

Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi kedua variabel independen

lebih dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model regresi.

D. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Biaya Pendapatan Periode

N 85 85 85

Normal Parametersa Mean

.068642032

98 .06533753481

-

6.89359307

1E-3

Std. Deviation .066899131

570 .088245800148

.032084758

8

Most Extreme Differences Absolute .066 .143 .467

Positive .064 .143 .415

Negative -.066 -.136 -.467

Kolmogorov-Smirnov Z .607 1.323 4.309

Asymp. Sig. (2-tailed) .855 .060 .000

a. Test distribution is Normal.

Page 20: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa "Asymp. Sig. (2-tailed)" nilai variabel biaya

sebesar 0,855 dan pendapatan sebesar 0,060 lebih dari 0.05 maka uji normalitas untuk

variabel biaya dan pendapatan lolos uji normalitas. Namun nilai "Asymp. Sig. (2-tailed)"

variabel periode kurang dari 0.05 hal ini artinya data tidak berdistribusi normal, ini

dikarenakan variabel periode adalah variabel perkalian antara

DECRDUMi,t*Log[Revenuei,t/Revenuei,t-1]. Namun berdasarkan teori batas pusat yang

menyatakan bahwa untuk penarikan sampel dalam jumlah besar yang merepresentasikan

populasi, distribusi akan mendekati distribusi normal (Walpole dan Myers, 1986). Penelitian

ini menggunakan sampel 29 perbankan dari total 29 perbankan sehingga terbentuk 87 sampel

yang kemudian di olah untuk menghilangkan 2 data outliner hingga menjadi 85 sampel.

Jumlah sampel tersebut adalah 98 persen dari populasi sehingga diangap representatif dan

dianggap normal.

Page 21: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

Lampiran 4

Tabel Z

No Zbiaya Zpendapatan Zperiode

1 -0.816169528 -0.558741254 0.212286835

2 -0.50473041 -0.294282798 0.212286835

3 1.656958286 1.137435949 0.212286835

4 -0.347711935 -1.085326088 -1.050021476

5 -0.018489092 0.037274634 0.212286835

6 0.13939875 -0.483478389 0.212286835

7 0.056074746 -0.345060892 0.212286835

8 1.097082093 -0.256788448 0.212286835

9 0.409221365 0.377797055 0.212286835

10 0.629588141 -0.071606534 0.212286835

11 -0.821176917 -0.281901712 0.212286835

12 -0.811690474 -0.224349815 0.212286835

13 -1.180292344 -1.961798928 -3.953519615

14 -0.444005404 -0.471611401 0.212286835

15 0.395484143 -0.210479404 0.212286835

16 -0.656655299 -0.383699887 0.212286835

17 0.606694678 -0.32392063 0.212286835

18 0.07381289 -0.354321825 0.212286835

19 -0.030166731 -0.742399229 0.085994897

20 0.175773667 0.410029095 0.212286835

21 0.28383 -0.494399531 0.212286835

22 -0.239327761 0.802202497 0.212286835

23 -2.853330605 0.475441288 0.212286835

24 0.013761243 -0.132499771 0.212286835

25 0.748460616 0.779654679 0.212286835

26 0.45928333 -0.390440161 0.212286835

27 -0.989435529 -0.759213704 0.03029346

28 1.123152678 -0.520833453 0.212286835

29 0.809268336 0.402403699 0.212286835

30 -0.522985863 -0.874636193 -0.352067483

31 -0.339961842 -0.767311276 0.003468572

32 -0.017046578 0.087751065 0.212286835

33 -1.356578634 -0.672893399 0.212286835

34 -0.218980405 -0.866260611 -0.32432163

35 -0.627680488 0.074282098 0.212286835

36 0.204421254 -0.338822328 0.212286835

37 -0.75861173 0.687456208 0.212286835

38 0.110954576 -0.404013152 0.212286835

Page 22: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

39 0.728528026 -0.109570376 0.212286835

40 0.241262744 -3.112072394 -7.76403914

41 0.134221325 -0.362125175 0.212286835

42 3.556552123 2.630915368 0.212286835

43 0.148640655 0.199269029 0.212286835

44 0.099196636 0.034036795 0.212286835

45 0.295936035 -0.247748722 0.212286835

46 0.297364576 0.165408292 0.212286835

47 -0.423669457 0.03494834 0.212286835

48 0.45749837 0.295866894 0.212286835

49 0.928402599 4.868358886 0.212286835

50 -1.492375051 -0.676957817 0.212286835

51 0.945648431 0.4862844 0.212286835

52 0.257272753 -1.044166251 -0.913670977

53 -0.471423818 0.319232366 0.212286835

54 2.202889992 0.517012092 0.212286835

55 0.964664387 0.352405182 0.212286835

56 -0.296802146 0.279070706 0.212286835

57 1.43280877 0.452023846 0.212286835

58 0.653534104 0.463595184 0.212286835

59 -1.01237844 -0.630139052 0.212286835

60 -1.833084475 -1.404757066 -2.108202869

61 -1.60038295 -0.269857513 0.212286835

62 1.17673772 -0.297121686 0.212286835

63 -0.017939407 -0.331012975 0.212286835

64 -0.397792604 -0.302804754 0.212286835

65 -0.118362725 -0.30675708 0.212286835

66 0.593110928 0.08662581 0.212286835

67 -0.341795578 -0.404414615 0.212286835

68 0.253279661 -0.077290334 0.212286835

69 -2.099221188 1.679022338 0.212286835

70 -0.433748394 1.134970455 0.212286835

71 1.534704482 4.390878731 0.212286835

72 2.205678086 0.140616188 0.212286835

73 0.35075483 -0.298254467 0.212286835

74 0.151344306 0.020508884 0.212286835

75 -0.646648792 -0.276955728 0.212286835

76 -0.576224771 -0.164742545 0.212286835

77 -0.120316816 -0.045451697 0.212286835

78 1.656991896 0.234558683 0.212286835

79 -0.878406969 -0.134149019 0.212286835

80 0.487076907 0.220047581 0.212286835

Page 23: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

81 0.275203861 0.230013106 0.212286835

82 0.375669975 0.277414408 0.212286835

83 -1.112853893 0.083443888 0.212286835

84 -0.063006284 -0.448265091 0.212286835

85 -0.89638012 0.016523513 0.212286835

86 -2.616983878 -0.299358828 0.212286835

87 -0.393369648 0.630284765 0.212286835

Page 24: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Yosafat Adi Krisnawan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 27 Januari 1992

Status : Belum Menikah

Agama : Kristen

Alamat : Perumahan Argamas Timur No. 97 Salatiga

Telepon : 085879165507

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

1998 – 2004 : SD Kristen 04, Salatiga

2004 – 2007 : SMP Kristen 02, Salatiga

2007 – 2010 : SMAN 3, Salatiga

2010 – 2014 : S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas

KristenSatya Wacana, Salatiga

Page 25: PERILAKU STICKY COST PADA PERBANKAN DI INDONESIArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5058/3/T1_232010004_Full... · dan biaya semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya

PENGALAMAN ORGANISASI

Periode 2007-2010 Sie Perlengkapan Karang Taruna

Tahun 2012 Satgas seminar “Peraturan Pemerintah Pelaksana UU AP dan

KapitaSelekta PSAK yang berlaku tahun 2011 dan 2012”

4-5 April 2012 Panitia “National Accounting Competition and Seminar”

12 Mei 2012 Panitia Bapepam-LK

3-4 Nopember 2012 Leadership Outbond Training

5 Februari 2013 Panitia “Entrepreneurship National Seminar”

6 Februari 2013 Panitia “Leading in Training Young Entrepreneur”

3 April 2013 Panitia “Business Plan Competition Exhibition”

Mei-Juli 2013 Surveyor CEMSED UKSW

Kemampuan 1. Menguasai program Ms. Office: Word, Excel, Power Point

2. Menguasai penggunaan internet dan e-mail

3. Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki kemampuan komunikasi yang

baik serta mampu bekerja secara individu maupun kelompok.