PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf ·...

21
PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN RANCANGAN INTERVENSI PSIKOLOGIS Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Psikologi Profesi Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan Oleh: Hasna Nur Afifah Deni Diputri, S.Psi T100145017 MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf ·...

Page 1: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

PERILAKU KEPATUHAN SISWA:

DESKRIPSI DAN RANCANGAN INTERVENSI PSIKOLOGIS

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Psikologi Profesi

Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan

Oleh:

Hasna Nur Afifah Deni Diputri, S.Psi

T100145017

MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

i

PERILAKU KEPATUHAN:

DESKRIPSI DAN RANCANGAN INTERVENSI PSIKOLOGIS

Yang diajukan oleh :

Hasna Nur Afifah Deni Diputri, S.Psi

T 100145017

Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Moordiningsih, M.Si., Psikolog Tanggal…………………

Pembimbing Pendamping

Dra. Zahrotul Uyun, M.Psi, Psikolog Tanggal………………….

Page 3: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

ii

Page 4: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam penyataan saya di atas,

maka saya akan pertanggung-jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 03 Juni 2018

Yang menyatakan,

Hasna Nur Afifah Deni Diputri, S.Psi.

Page 5: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

1

PERILAKU KEPATUHAN SISWA:

DESKRIPSI DAN RANCANGAN INTERVENSI PSIKOLOGIS

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku kepatuhan siswa SMP Al Irsyad Al

Islamiyyah Purwokerto. Fokus dari deskripsi perilaku kepatuhan siswa dalam penelitian

ini yaitu (1) gambaran kondisi pelanggaran di SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto,

(2) faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan siswa SMP Al Irsyad Al Islamiyyah

Purwokerto, (3) efektivitas penanganan terhadap pelanggaran tata tertib di SMP Al

Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, dan (4) rekomendasi rancangan intervensi untuk

meningkatkan perilaku kepatuhan siswa SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.

Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan pengumpulan data menggunakan

kuesioner terbuka dan wawancara. Subjek penelitian adalah seluruh populasi siswa

SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto berjumlah 587 siswa. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) perilaku kepatuhan yang ditunjukkan oleh siswa memenuhi

dimensi kepercayaan dan perilaku, namun tidak memenuhi dimensi penerimaan, (2)

faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan siswa antara lain kekuasaan, sikap

orangtua, persepsi terhadap peraturan, kepribadian, pengaruh situasi, faktor lingkungan,

sikap terhadap tata tertib, hukuman, dan dampak pelanggaran terhadap orang lain, (3)

penanganan yang dilakukan belum efektif untuk meningkatkan perilaku kepatuhan

siswa, (4) berdasarkan hasil penelitian, rancangan program yang direkomendasikan

adalah pelatihan komunikasi efektif dengan siswa dan reflective writing untuk siswa.

Kata kunci: penelitian kualitatif, perilaku kepatuhan, siswa SMP

Abstract

This study aims to understand student obedience behaviour at SMP Al Irsyad Al

Islamiyyah Purwokerto. Description of student obedience behaviour focused on (1)

description of disobedience condition at SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, (2)

factors affecting student obedience behaviour at SMP Al Irsyad Al Islamiyyah

Purwokerto, (3) effectiveness of treatment to violation of school rules at SMP Al Irsyad

Al Islamiyyah Purwokerto, and (4) recommendation to psychological intervention

design to promote student obedience behaviour at SMP Al Irsyad Al Islamiyyah

Purwokerto. This study used qualitative method, and data collected by using open

questionnaire and interview. The research participants was all student population of

SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto that is 587 students. The result of the study

showed that (1) obedience behaviour showed by the students met the belief and act

dimension, but it didn’t meet the accept dimension, (2) factors affecting student

obedience behaviour are authority, parents attitude, perception toward school rules,

personality, influence of situation, environment factor, attitude toward school rules,

punishments, and impact of disobedience against others, (3) The treatment given has not

been effective to promote student obedience behaviou, (4) Based on the result, program

designs recommended are effective communication with student and reflective writing.

Keywords: qualitative study, obedience behaviour, middle-school student

1. PENDAHULUAN

Kepatuhan, dalam perilaku manusia, adalah bentuk "pengaruh sosial di mana

seseorang menyerah pada instruksi eksplisit atau perintah dari figur

Page 6: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

2

otoritas"(Wikipedia, 2017). Kepatuhan (obedience) umumnya dibedakan dari

kerelaan (compliance), yaitu perilaku yang dipengaruhi oleh teman sebaya dan

berasal dari konformitas. Kepatuhan yang berasal dari konformitas merupakan

perilaku yang dimaksudkan agar sesuai dengan mayoritas.

Kepatuhan adalah elemen dasar kehidupan sosial yang bisa ditunjukkan

seseorang. Agar dapat diterima di kelompoknya, individu harus mampu

menyesuaikan diri dengan peraturan yang berlaku dalam kelompok tersebut. Lebih

jauh, kepatuhan terhadap tata tertib sekolah amat penting diwujudkan karena sekolah

merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswanya untuk dapat

menyesuaikan diri di lingkungan sosial yang lebih luas.

Tujuan tata tertib sekolah adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang

menunjang kelancaran, ketertiban dan suasana yang damai dalam pembelajaran.

Tidak hanya membantu program sekolah, kepatuhan terhadap tata tertib sekolah juga

menunjang kesadaran dan ketaatan terhadap tanggung jawab.

Selain bertujuan untuk mewujudkan suasana yang mendukung

penyelenggaraan pendidikan di sekolah, tata tertib juga berperan penting dalam

menanamkam nilai moral pada siswa. Durkheim (1990) mengatakan bahwa hanya

dengan menghormati aturan-aturan sekolahlah anak akan belajar menghormati

aturan-aturan umum lainnya, belajar mengembangkan kebiasaan, mengekang dan

mengendalikan diri semata-mata karena ia harus mengekang dan mengendalikan diri.

Tata tertib sekolah berperan sebagai pedoman perilaku siswa, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Hurlock (2006), bahwa : “peraturan berfungsi sebagai pedoman

perilaku anak dan sebagai sumber motivasi untuk bertindak sesuai harapan sosial…”.

Pada kenyataannya, tidak semua siswa mampu menunjukkan perilaku tersebut,

ada siswa yang berperilaku tidak sesuai dan tidak mematuhi peraturan sekolah. Ali

dan Asrori (2008) menjelaskan bahwa pada periode perkembangannya, remaja

mengalami tahapan masa menentang (trotzalter) yang ditandai dengan adanya

perubahan mencolok pada dirinya, baik aspek fisik maupun psikis sehingga

menimbulkan reaksi emosional dan perilaku radikal. Selain itu, remaja memiliki

kecenderungan untuk melakukan perlawanan terhadap otoritas.

Kuantitas pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa semakin

bertambah dari waktu ke waktu. SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto sebagai

Page 7: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

3

salah satu lembaga pendidikan juga memiliki serangkaian tata tertib yang harus

dipatuhi oleh siswa. Tata tertib tersebut merupakan rambu-rambu yang bertujuan

mendidik siswa untuk tumbuh berkembang secara optimal baik fisik, mental,

maupun sosial, serta berakhlak mulia. Setiap siswa baru akan menerima handbook

yang memuat tata tertib yang mengatur kegiatan belajar mengajar, ketentuan

berpakaian, ketentuan penampilan, ketentuan perizinan, ketentuan pergaulan,

penggunaan fasilitas sekolah, organisasi siswa, serta konsekuensi logis yang

diberikan jika terjadi pelanggaran tata tertib.

Setiap guru yang mendapati pelanggaran tata tertib ringan berhak memberikan

peringatan langsung dan hukuman yang sesuai, sedangkan pelanggaran tata tertib

sedang dilaporkan kepada guru BK. Sanksi yang dikenakan kepada siswa yang

melanggar tata tertib disesuaikan dengan bobot tata tertib yang dilanggar.

Pelanggaran ringan hanya diberi sanksi berupa teguran dari guru atau pemberian

tugas. Sanksi bagi pelanggaran berat yaitu skorsing, pemanggilan orangtua, sampai

diminta mengundurkan diri dari sekolah.

Pihak sekolah beberapa kali mengundang psikolog dan praktisi pendidikan

anak dalam seminar parenting yang dihadiri oleh orangtua siswa. Beberapa pelatihan

juga diberikan kepada para siswa. Akan tetapi, sosialisai tata tertib serta berbagai

upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mewujudkan kepatuhan siswa ternyata

belum membuahkan hasil yang diharapkan. Hasil wawancara dengan guru-guru SMP

Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto pada tanggal 1 April 2017 menunjukkan bahwa

pelanggaran tata tertib merupakan permasalahan yang paling banyak dikeluhkan.

Menurut guru BK, konsekuensi yang berlaku di sekolah kurang memberikan

efek jera kepada para siswa. Hasil penggalian data awal menarik minat peneliti untuk

memahami kondisi pelanggaran dan perilaku kepatuhan yang ditunjukkan oleh siswa

SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Di samping itu, dibutuhkan suatu upaya

untuk merubah perilaku siswa dari tidak patuh menjadi perilaku yang diharapkan

yaitu perilaku kepatuhan terhadap tata tertib sekolah.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka tujuan yang menjadi

pusat perhatian dalam penelitian ini, yaitu: memahami pelanggaran yang terjadi di

SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan pelanggaran tata tertib di SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto,

Page 8: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

4

memahami efektivitas penanganan yang sudah dilakukan terhadap pelanggaran tata

tertib di SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, dan merancang intervensi untuk

meningkatkan kepatuhan siswa SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto

2. METODE PENELITIAN

Gejala penelitian yaitu perilaku kepatuhan siswa SMP Al Irsyad Al Islamiyyah

Purwokerto. Adapun teori kepatuhan merujuk pada kesimpulan dari teori Blass (1999),

Feldman (2003), Taylor (2006), Baron (2003), Sarwono & Meinarno (2009), Elly

(2011), Morselli & Passini (2012) yaitu bentuk pengaruh sosial yang menimbulkan

kerelaan dalam diri individu untuk menerima perintah dari orang lain yang memiliki

otoritas, baik verbal maupun nonverbal, dan memilih untuk berperilaku sesuai dengan

perintah tersebut.

Informan penelitian ditetapkan melalui cara sampel purposif. Sampel purposif

adalah pemilihan sampel yang didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap

mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang diketahui sebelumnya

(Ruslan, 2003). Informan penelitian dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan

masalah dan tujuan penelitian. Informan penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Al

Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto berjumlah 706 siswa yang terdiri dari siswa kelas VII

sebanyak 241 siswa, siswa kelas VIII sebanyak 234 siswa, dan siswa kelas IX sebanyak

231 siswa.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan empat metode yaitu,

kuesioner terbuka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kepatuhan akan diungkap

menggunakan kuesioner terbuka dengan aspek kepercayaan, penerimaan, dan

melakukan. Selanjutnya, akan dilakukan organisasi, deskripsi, klasifikasi, dan

interpretasi data yang dihasilkan sehingga tercapai pemahaman tentang kondisi

pelanggaran, faktor yang mempengaruhi kepatuhan siswa terhadap tata tertib, serta

efektivitas penanganan yang telah dilakukan.

Page 9: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Kondisi Pelanggaran

Data yang didapatkan dari analisis yang dilakukan menunjukkan hasil sebagai

berikut.

Grafik 1. Pelaksanaan Tata Tertib

33,86% siswa menganggap pelaksanaan tata tertib di sekolah berjalan dengan baik.

Namun demikian, ada 15, 09% atau 86 orang siswa yang menganggap tata tertib

sekolah dianggap terlalu ketat. Tata tertib yang paling banyak dilanggar oleh

siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 2. Data Pelanggaran Siswa

33.86

15.09 14.91 11.58 8.25 7.54 3.68 3.68 1.4 0 5

10 15 20 25 30 35 40

Pelaksanaan Tata Tertib

38.22 33.85

17.37 3.09 2.45 2.06 1.93 0.51 0.51 0 5

10 15 20 25 30 35 40 45

Pelanggaran Siswa

Page 10: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

6

Peraturan yang paling banyak dilanggar oleh siswa yaitu membaca novel,

terlambat datang ke sekolah, dan membawa telepon seluler ke sekolah.

Berkaitan dengan kondisi pelanggaran di sekolah, perilaku kepatuhan yang

ditunjukkan siswa meliputi dua dari tiga dimensi kepatuhan yang dikemukakan

oleh Blass (Kusumadewi et al., 2012), yang diterangkan berikut ini.

3.1.1.1 Mempercayai (belief)

Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa penilaian siswa

terhadap tata tertib tergolong baik, nilai rata-rata yang diberikan siswa adalah

7,8 dan modus yang sering muncul adalah nilai 8.

Grafik 3. Manfaat Tata Tertib

Jika dilihat dari grafik, manfaat tata tertib adalah mengatur atau menertibkan

siswa dan warga sekolah, menurut 33,16 % siswa. Siswa menyatakan delapan

variasi jawaban lainnya, yang ketujuh di antaranya merupakan dampak positif

baik bagi siswa secara personal maupun bagi seluruh warga sekolah. Hanya

1,55 % (9 siswa) yang menyatakan tata tertib menimbulkan dampak negatif

atau tidak memberi manfaat apa-apa.

3.1.1.2 Melakukan (act)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan data sikap teman

terhadap tata tertib sebagai berikut.

33.16

21.93 16.58

11.05 5.87 5.18 2.42 2.07 1.55

0

5

10

15

20

25

30

35

Manfaat Tata Tertib

Page 11: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

7

Grafik 4. Sikap Teman terhadap Tata Tertib

Pandangan 37,48 % siswa mengatakan bahwa sikap teman-teman terhadap tata

tertib cenderung biasa saja. Dengan kata lain, sebagian besar siswa memandang

bahwa kondisi kepatuhan di sekolah berada pada kondisi netral, yang mana

terdapat siswa yang mematuhi tata tertib dan ada siswa yang melanggar tata

tertib. Tidak ada kecenderungan perilaku ke arah melanggar ataupun mematuhi.

Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

3.1.2 Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut.

3.1.2.1 Kekuasaan

Sebagian besar siswa mengakui hak sekolah untuk mengatur siswa, dengan

persentase 92,12 %, sedangkan 4,62 % siswa mengakui hak sekolah hanya

terbatas pada hal-hal tertentu saja, dan 3,08 % tidak mengakui hak sekolah

untuk mengatur siswa.

Selanjutnya, 20,41 % siswa menganggap motif sekolah ketika mengatur

siswa adalah tujuan positif sehingga siswa mengakui hak atau kewenangan

sekolah. Di samping itu, 16 orang siswa menyatakan bahwa ada batasan dalam

kewenangan sekolah untuk mengatur siswa, 24 orang siswa lainnya

menyatakan bahwa sekolah tidak memiliki hak tersebut. Alasan yang membuat

siswa tidak mengakui hak sekolah untuk mengatur siswa antara lain: pihak

sekolah tidak selalu benar, setiap keluarga mempunyai aturan yang belum tentu

sama dengan sekolah, dan setiap orang pasti tidak mau diatur dengan keras.

37.48 28.9

7.18 6.65 6.3 4.9 2.98 1.93 1.93 1.75 0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sikap Teman terhadap Tata Tertib

Page 12: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

8

3.1.2.2 Sikap Orangtua

Sehubungan dengan sikap orangtua, gambaran respon orangtua ketika siswa

melanggar peraturan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 5. Respon Orangtua terhadap Pelanggaran

3.1.2.3 Faktor yang mendorong pelanggaran

Berkaitan dengan faktor yang mendorong pelanggaran, faktor-faktor yang

membuat siswa melanggar peraturan dijelaskan pada grafik di bawah ini.

Grafik 6. Faktor yang Mendorong Teman Melanggar

38.07

16.14 8.6 6.84 6.14 5.26 3.16 1.93 1.58 1.58 1.4 1.05

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Respon Orangtua

16.4 15.14

12.93 10.41 9.78

7.57 7.26 6.62 4.1 3.47 3.15 2.52 0.63

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Alasan Teman Melanggar

Page 13: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

9

Grafik 71. Faktor yang Mendorong Subjek Melanggar

Perbandingan antara kedua grafik di atas menunjukkan bahwa pada alasan

teman melanggar, faktor yang paling dominan menjadi pendorong siswa

melanggar adalah persepsi negatif atau ketidaksukaan siswa pada tata tertib. Di

sisi lain, alasan subjek sendiri melanggar menunjukkan faktor situasional dan

ketidaksengajaan sebagai faktor yang paling banyak mendorong pelanggaran,

sementara persepsi negatif terhadap peraturan menjadi faktor ketiga terbanyak.

3.1.2.4 Faktor yang mendorong kepatuhan

Dalam hal faktor yang mendorong kepatuhan, faktor-faktor yang membuat

siswa mematuhi peraturan dapat dilihat pada grafik.

Grafik 8. Faktor yang Mendorong Perilaku Kepatuhan Teman

28.96 21.04

7.93 7.93 6.1 6.1 5.49 4.88 3.36 3.36 2.74 1.83 0.3 0

5

10

15

20

25

30

35

Alasan Subjek Melanggar

25.09

9.41 9.23 6.83 6.09 5.54 4.43 4.24 4.06 3.32 3.32 3.14 0

5

10

15

20

25

30

Alasan Teman Mematuhi Aturan

Page 14: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

10

Grafik 9. Faktor Pendukung Perilaku Kepatuhan Subjek

Sehubungan dengan grafik, siswa menyatakan bahwa faktor dominan yang

mempengaruhi perilaku kepatuhan siswa adalah kelonggaran tata tertib.

3.1.2.5 Efektivitas penanganan

Tanggapan terhadap pertanyaan otoritas yang ditakuti menunjukkan bahwa

hukuman menjadi hal pertama yang paling banyak ditakuti siswa. Artinya,

sebagian besar siswa mematuhi tata tertib karena takut pada hukuman yang

mungkin ia terima. Hukuman, atau konsekuensi logis adalah penanganan yang

diberikan sekolah terhadap pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh siswa.

Selanjutnya, grafik di bawah ini menunjukkan konsekuensi yang paling banyak

diterima siswa.

Grafik 10. Hukuman yang Diterima

26.61

17.06 6.97 6.06 4.59 4.59 4.59 4.4 3.67 3.3 2.94 2.57

0

5

10

15

20

25

30

Alasan Mematuhi Aturan

17.69 12.88

8.3 8.3 6.77 6.33 6.11 4.59 4.37 4.15 3.93 2.4 0 2 4 6 8

10 12 14 16 18 20

Hukuman yang Diterima

Page 15: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

11

Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa hukuman yang paling banyak diterima

siswa adalah menulis kosakata atau menulis surat dalam Al Qur’an, hukuman fisik,

serta kultum pada saat apel atau upacara. Dengan hukuman-hukuman yang

diterima tersebut, siswa merasa malu ketika mendapatkan hukuman. Siswa juga

merasa tidak mau mengulangi melanggar tata tertib, merasa bersalah, dan ingin

berubah lebih baik. Hanya 24 orang siswa yang merasa biasa saja, 16 orang siswa

merasa kesal, dan 15 orang justru senang ketika dihukum. Data perasaan siswa

ketika mendapatkan hukuman dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 11. Perasaan Siswa Ketika Mendapat Hukuman

Hukuman juga menjadi hal utama yang mencegah siswa mengulangi pelanggaran

tata tertib yang pernah dilakukannya, seperti digambarkan dalam grafik berikut ini.

Grafik12. Alasan Tidak Mengulangi Pelanggaran

23.64

17.09 15.64

6.18 5.09 4.55 4.36 4.36 3.82 2.91 2.73 2.55 0

5

10

15

20

25

12.68 11.61 9.29

7.68 7.68 7.14 6.96 5.71 5.54 4.46 4.46 3.75 0

2

4

6

8

10

12

14

Alasan Tidak Mengulangi Pelanggaran

Page 16: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

12

Data yang disajikan dalam grafik menunjukkan bahwa faktor pertama, kedua, dan

ketiga tertinggi berkaitan dengan hukuman. Siswa tidak mau mengulangi

pelanggaran yang ia lakukan karena tidak mau mendapatkan hukuman, terlebih

lagi karena ketentuan yang ditetapkan sekolah untuk memberikan sanksi lebih

berat pada pelanggaran yang berulang. Selain itu, rasa malu ketika menerima

hukuman membuat siswa tidak mau mengulangi perilaku melanggar tata tertib.

Faktor yang membuat siswa menunjukkan perilaku sesuai dengan aturan adalah

hukuman, sementara dari 587 siswa, hanya 43 siswa yang tidak mengulangi

pelanggaran dengan pemahaman bahwa perilaku tersebut tidak baik. Pemaparan

di atas menunjukkan bahwa perilaku kepatuhan siswa masih lebih dipengaruhi

oleh faktor eksternal sehingga penanganan yang dilakukan oleh pihak sekolah

efektif untuk mendorong siswa berperilaku sesuai dengan tata tertib sekolah,

namun belum efektif untuk meningkatkan perilaku kepatuhan.

3.2 PEMBAHASAN

Deskripsi mengenai perilaku kepatuhan siswa SMP Al Irsyad Al

Islamiyyah Purwokerto, sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian dapat

dijabarkan sebagai berikut. Pertama, gambaran kondisi pelanggaran di sekolah.

Kepatuhan dipahami siswa sebagai berperilaku sesuai dengan aturan tertulis atau

perintah dari orang lain. Berdasarkan pemahaman siswa, pelaksanaan tata tertib

di SMP Al Irsyad Al Islamiyyah telah berjalan baik, tata tertib dilaksanakan

dengan tegas dan para siswa mematuhi tata tertib tersebut. Peraturan yang paling

banyak dilanggar oleh siswa yaitu membaca novel, terlambat datang ke sekolah,

dan membawa telepon seluler ke sekolah. Akan tetapi, pemahaman siswa

terhadap perilaku kepatuhan belum sesuai dengan definisi kepatuhan yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu belum adanya aspek kerelaan dalam

individu dan pilihan individu secara sadar untuk berperilaku sesuai dengan

perintah tersebut.

Jika dilihat dari dimensi kepatuhan menurut Blass (Kusumadewi,

Hardjajani, & Priyatama, 2012), penilaian siswa terhadap tata tertib cukup baik,

dengan nilai rata-rata 7,8. Siswa memiliki pemahaman bahwa tata tertib

memberikan positif baik bagi siswa secara personal maupun bagi seluruh warga

Page 17: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

13

sekolah. Di sisi lain, siswa menggambarkan bahwa sikap teman-teman siswa

terhadap tata tertib cenderung netral. Ada siswa yang mematuhi dan ada yang

melanggar tata tertib. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

perilaku yang ditunjukkan siswa sudah memenuhi dimensi kepatuhan yaitu

mempercayai dan melakukan, sementara dimensi menerima belum terpenuhi.

Berkaitan dengan pertanyaan penelitian kedua yaitu faktor yang

mempengaruhi perilaku kepatuhan. Faktor yang mempengaruhi perilaku

kepatuhan siswa antara lain kekuasaan, sikap orangtua, penilaian terhadap tata

tertib, sikap terhadap tata tertib, kepribadian, pengaruh situasi, faktor lingkungan,

pengawasan, hukuman, dan dampak pelanggaran terhadap orang lain.

Sehubungan dengan efektivitas penanganan yang dilakukan oleh pihak

sekolah, hukuman atau konsekuensi logis yang diberikan pada setiap pelanggaran

menjadi otoritas yang paling ditakuti siswa, baru setelah itu Allah dan guru.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mematuhi tata

tertib karena takut pada hukuman yang mungkin ia terima. Hukuman juga

menjadi alasan siswa tidak mau melanggar aturan dan tidak mau mengulangi

melanggar aturan, ditambah lagi hukuman yang diberikan akan lebih berat jika

pelanggaran dilakukan untuk kedua kalinya.

Hukuman yang paling banyak diterima siswa adalah menulis kosakata atau

menulis surat dalam Al Qur’an, hukuman fisik, serta kultum pada saat apel atau

upacara. Hukuman-hukuman tersebut merupakan konsekuensi logis yang

diberikan untuk pelanggaran ringan. Meskipun demikian, siswa merasa malu

ketika menerima hukuman. Berdasarkan hasil wawancara, siswa mengungkapkan

bahwa hukuman yang diberikan oleh guru membuat terlihat jelas bahwa ia

sedang dihukum, sehingga siswa merasa dipermalukan. Terutama jika hukuman

yang diberikan melibatkan kelas lain atau kakak kelas, siswa merasa harga

dirinya direndahkan.

Uraian di atas menjelaskan bahwa hukuman yang diberikan mampu

membuat siswa menunjukkan perilaku sesuai dengan aturan, namun keputusan

siswa untuk menunjukkan perilaku tersebut lebih didasarkan pada penghindaran

terhadap hukuman dan bukan kerelaan menerima tata tertib itu sendiri. Dari 587

siswa, hanya 43 siswa yang tidak mengulangi pelanggaran dengan pemahaman

Page 18: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

14

bahwa perilaku tersebut tidak baik. Jika demikian, kepatuhan yang ditunjukkan

oleh siswa termasuk dalam tipe conformist hedonist menurut Graham

(Kusumadewi et al., 2012), yang mana pelaku kepatuhan tipe ini berorientasi

pada untung rugi. Berkaitan dengan pertanyaan penelitian ketiga, dapat diambil

kesimpulan bahwa penanganan yang dilakukan oleh sekolah belum efektif untuk

meningkatkan perilaku kepatuhan.

Siswa SMP Al Irsyad Al Islamiyyah yang berada dalam rentang usia

remaja memiliki tugas penting yang harus dikuasai yaitu mempelajari apa yang

diharapkan oleh kelompok dan kemudian mau membentuk perilakunya agar

sesuai dengan harapan sosial. Kemampuan mempelajari harapan sosial ini harus

dicapai remaja tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman

seperti yang dialami waktu anak-anak (Hurlock, 2010). Pola kedisiplinan yang

dilaksanakan oleh SMP Al Irsyad Al Islamiyyah hanya berfokus pada pemberian

hukuman pada perilaku salah yang dibuat remaja. Menurut Hurlock, pola

kedisiplinan demikian merupakan salah satu kondisi yang membuat penggantian

konsep moral khusus kedalam konsep moral umum menjadi lebih sulit.

Oleh karena itu, menjawab pertanyaan keempat, rancangan intervensi yang

tepat untuk meningkatkan perilaku kepatuhan hendaknya merubah fokus dari

pemberian hukuman menjadi pemahaman siswa akan harapan sosial serta

internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tata tertib. Thomas Blass

(Wilujeng, 2012) menyatakan bahwa nilai-nilai yang tumbuh dalam suatu

lingkungan akan mempengaruhi proses internalisasi yang dilakukan oleh individu.

Penanaman nilai-nilai di sekolah seharusnya mampu membuat individu belajar

tentang arti suatu norma sosial dan kemudian menginternalisasikan dalam dirinya

dan ditampilkan lewat perilaku. Rancangan program yang diusulkan oleh peneliti

adalah reflective writing untuk siswa. Program reflective writing diharapkan

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai yang terkandung

dalam tata tertib sekolah, sehingga nantinya siswa diharapkan akan memiliki

alasan moral untuk tidak melanggar peraturan dan bukan sekedar menghindari

hukuman.

Jika ditinjau dari teori perkembangan moral Kohlberg (Santrock, 2011),

tahap perkembangan moral remaja seharusnya berada pada tahap konvensional.

Page 19: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

15

Pada tahap ini, proses internalisasi nilai sudah mulai terjadi, hanya masih

sebagian. Penalaran moral individu sebagian didasarkan oleh standar pribadi tapi

ada juga yang berdasarkan standar orang lain. Individu menilai moralitas dari

suatu tindakan dengan membandingkannya pada pandangan dan harapan

masyarakat.

Lebih jauh, Blass menjelaskan bahwa lingkungan yang kondusif dan

komunikatif akan mampu membuat individu belajar tentang arti suatu norma

sosial dan kemudian menginternalisasikan dalam dirinya dan ditampilkan lewat

perilaku. Untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif dan komunikatif, peneliti

merekomendasikan rancangan Pelatihan Komunikasi Efektif dengan Siswa.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat diambil

kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut:

Pertama, kondisi pelanggaran di SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.

Pelaksanaan tata tertib dapat dikatakan baik. Perilaku yang ditunjukkan siswa sudah

memenuhi dimensi kepatuhan yaitu mempercayai dan melakukan, sementara dimensi

menerima belum terpenuhi.

Kedua, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan siswa terdiri dari

kekuasaan, sikap orangtua, persepsi terhadap peraturan, kepribadian, pengaruh

situasi, faktor lingkungan, sikap terhadap tata tertib, hukuman, dampak pelanggaran

terhadap orang lain.

Ketiga, penanganan terhadap pelanggaran tata tertib belum efektif untuk

meningkatkan perilaku kepatuhan. Perilaku siswa yang sesuai dengan tata tertib

meningkat, namun perilaku tersebut masih sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal

yaitu hukuman.

Keempat, mempertimbangkan faktor serta efektivitas penanganan yang

menyebabkan belum terbentuknya perilaku kepatuhan yang diharapkan, peneliti

merekomendasikan program reflective writing bagi siswa dan pelatihan komunikasi

efektif dengan siswa bagi guru.

Saran dalam penelitian ini diberikan kepada beberapa pihak yang terkait. Bagi

sekolah, disarankan untuk melakukan sosialisasi tata tertib secara berkala serta

Page 20: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

16

menjaring masukan dari siswa berkaitan dengan evaluasi tata tertib dan

pelaksanaannya, dengan tujuan mencapai pemahaman yang sejalan serta komitmen

siswa untuk mematuhi tata tertib

Bagi guru, disarankan untuk melakukan rekomendasi program yang

direkomendasikan oleh peneliti dan enciptakan komunikasi efektif dengan siswa.

Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk pengisian kuesioner sebaiknya

dilakukan dengan dipandu secara langsung oleh peneliti sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam memahami pertanyaan. Selain itu, penelitian sejenis dapat

dikembangkan, misalnya dengan memperkecil jumlah subjek untuk mendapatkan

pemahaman lebih mendalam tentang gambaran tata tertib dan pelaksanaannya yang

mempengaruhi keputusan subjek untuk menunjukkan perilaku kepatuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., & Asrori, M. (2008). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Durkheim, E. (1990). On Morality and Society. Chicago: The University of Chicago.

Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan (5th ed.). Jakarta: Erlangga.

Kusumadewi, S., Hardjajani, T., & Priyatama, A. N. (2012). Hubungan antara

Dukungan Sosial Peer Group dan Kontrol Diri dengan Kepatuhan terhadap

Peraturan pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam

Sukoharjo. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 1(2).

Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development: Perkembangan Masa-Hidup (13th ed.).

Jakarta: Erlangga.

Wikipedia. (2017). Obedience (human behavior). Retrieved March 30, 2017, from

https://en.wikipedia.org/wiki/Obedience_(human_behavior)

Ali, M., & Asrori, M. (2008). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Durkheim, E. (1990). On Morality and Society. Chicago: The University of Chicago.

Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan (5th ed.). Jakarta: Erlangga.

Kusumadewi, S., Hardjajani, T., & Priyatama, A. N. (2012). Hubungan antara

Dukungan Sosial Peer Group dan Kontrol Diri dengan Kepatuhan terhadap

Page 21: PERILAKU KEPATUHAN SISWA: DESKRIPSI DAN …eprints.ums.ac.id/63099/11/NASKAH PUBLIKASI-8.pdf · Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan ... persepsi terhadap peraturan, ... sedang

17

Peraturan pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam

Sukoharjo. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 1(2).

Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development: Perkembangan Masa-Hidup (13th ed.).

Jakarta: Erlangga.

Wikipedia. (2017). Obedience (human behavior). Retrieved March 30, 2017, from

https://en.wikipedia.org/wiki/Obedience_(human_behavior)