Perilaku Dokter Yg Mencerminkan KDB

7
Kasus : Dokter yang tak Hanya Memeriksa Pasiennya Berawal dari rasa sakit di bagian kaki yang diderita istri, saya mengantarnya ke dokter umum tak jauh dari rumah. Tiba di depan halaman rumahnya sekitar jam 7 pagi. Istri pun menghubungi nomor telepon rumahnya dan diterima oleh istri sang dokter. “Maaf, tadi waktu ibu menelepon, saya sedang mandi”, kata dokter sambil menyapa kami yang berdiri di depan pagar rumahnya. Cukup mengagetkan memang, untuk selevel dokter, dia sendiri yang membuka pintu pagar rumahnya. Bukan pembantu, tukang kebun atau anak-anaknya. Seorang dokter yang ramah dan berpenampilan sederhana. Pernah mengenyam pendidikan di luar negeri atas biaya pemerintah dan menjabat sebagai direktur rumah sakit umum daerah. Juga pernah menolak ketika ditawari menjadi tenaga pengajar dan lebih memilih untuk fokus buka praktek seperti saat ini. Ruang prakteknya pun sangat bersahaja. Berukuran sekitar 3 m x 3 m. Sebuah meja kerja, dua kursi untuk pasien dan di depannya sebuah tempat tidur untuk memeriksa kondisi fisik pasien. Setelah memasuki ruang praktek, dokter pun menanyakan keluhan yang diderita istri saya. “Bagian mata kaki terasa sakit, Dok”, kata istri saya. Selanjutnya, istri pun diminta berbaring, diperiksa tekanan darahnya, perut dan kakinya. Tekanan darahnya normal, tapi waktu dipijit di bagian mata kaki, terasa sakit sampai istri pun berteriak. “Telapak kaki ibu pecah-pecah. Itu yang menyebabkan kuman penyakit masuk, terjadi infeksi dan menimbulkan rasa sakit. Saya beri ibu tiga jenis obat, termasuk antibiotiknya”, ungkap sang dokter sambil menulis resep.

description

Perilaku Dokter Yg Mencerminkan KDB

Transcript of Perilaku Dokter Yg Mencerminkan KDB

Page 1: Perilaku Dokter Yg Mencerminkan KDB

Kasus :

Dokter yang tak Hanya Memeriksa Pasiennya

Berawal dari rasa sakit di bagian kaki yang diderita istri, saya mengantarnya ke dokter umum tak jauh dari rumah. Tiba di depan halaman rumahnya sekitar jam 7 pagi. Istri pun menghubungi nomor telepon rumahnya dan diterima oleh istri sang dokter.

“Maaf, tadi waktu ibu menelepon, saya sedang mandi”, kata dokter sambil menyapa kami yang berdiri di depan pagar rumahnya. Cukup mengagetkan memang, untuk selevel dokter, dia sendiri yang membuka pintu pagar rumahnya. Bukan pembantu, tukang kebun atau anak-anaknya.

Seorang dokter yang ramah dan berpenampilan sederhana. Pernah mengenyam pendidikan di luar negeri atas biaya pemerintah dan menjabat sebagai direktur rumah sakit umum daerah. Juga pernah menolak ketika ditawari menjadi tenaga pengajar dan lebih memilih untuk fokus buka praktek seperti saat ini. Ruang prakteknya pun sangat bersahaja. Berukuran sekitar 3 m x 3 m. Sebuah meja kerja, dua kursi untuk pasien dan di depannya sebuah tempat tidur untuk memeriksa kondisi fisik pasien.

Setelah memasuki ruang praktek, dokter pun menanyakan keluhan yang diderita istri saya. “Bagian mata kaki terasa sakit, Dok”, kata istri saya. Selanjutnya, istri pun diminta berbaring, diperiksa tekanan darahnya, perut dan kakinya. Tekanan darahnya normal, tapi waktu dipijit di bagian mata kaki, terasa sakit sampai istri pun berteriak.

“Telapak kaki ibu pecah-pecah. Itu yang menyebabkan kuman penyakit masuk, terjadi infeksi dan menimbulkan rasa sakit. Saya beri ibu tiga jenis obat, termasuk antibiotiknya”, ungkap sang dokter sambil menulis resep.

“Obatnya harus diminum sampai habis, Dok?”, tanya istri saya. “Ya, setelah lima hari, kalau masih terasa sakit hubungi saya”.

Setelah membayar biaya berobat dan meminta kuitansi pembayaran, istri pun menanyakan hal lain seputar general check up. Sewaktu berobat ke dokter, saya dan istri kadang-kadang menanyakan beberapa informasi seputar kesehatan. Sebagai pasien, kita berhak untuk menanyakan atau meminta informasi dari dokter tentang penyakit yang diderita, apa penyebabnya dan apa saja jenis obatnya.

“Sebaiknya, kalau mau cek kesehatan itu berapa bulan sekali, Dok?”, tanya istri saya coba membuka obrolan.

“Kalau seusia saya sebulan sekali. Saya punya kartu Askes, jadi tiap bulan bisa periksa ke rumah sakit pemerintah. Kalau ibu mau periksa kesehatan, bisa di laboratorium A yang sudah diakui internasional. Atau ke laboratorium B yang biayanya lebih murah”.

“Biayanya berapa, Dok?”, tanya istri saya ingin tahu.

Page 2: Perilaku Dokter Yg Mencerminkan KDB

“Ini saya kasih contohnya. Ibu bisa telepon untuk menanyakan biayanya”, jawab dokter sambil menyerahkan selembar brosur cek kesehatan dari salah satu laboratorium.

Selanjutnya, dokter itupun bercerita mengenai perlunya pemeriksaan kesehatan. Kalau berpikir rasional, memang sebaiknya cek kesehatan untuk tahu kondisi diri kita. Minimal sekali dalam setahun. Dari hasil cek kesehatan itu, perlakuan selanjutnya apa dan bagaimana akan diketahui. Jangan sampai sudah terlanjur sakit parah, baru dibawa ke rumah sakit. Bila hal itu terjadi, biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak. Ini yang jarang disadari oleh masyarakat kita. Kurang memperhatikan pemeriksaan kesehatan. Untuk perawatan rumah dan kendaraan, mereka bisa menyediakan waktu dan dana. Namun, untuk pemeriksaan kesehatan dirinya sendiri, justru diabaikan.

Tertarik mendengar penjelasan dokter, saya pun ikut nimbrung. “Saya punya teman. Umur sekitar 35 tahun sudah kena stroke. Biasanya stroke menyerang yang umurnya 40 tahun ke atas. Penyebabnya apa, Dok?”. “Pola makan. Saya bahkan pernah menangani pasien stroke yang baru berumur 26 tahun. Harus benar-benar jaga pola makan. Hindari makanan yang digoreng dengan minyak yang sudah dipakai berulang-ulang, kurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi, kurangi konsumsi makanan yang termasuk junk food atau makanan sampah”.

Benar-benar penjelasan yang lengkap dan berbobot. Hingga tak terasa, sudah lebih setengah jam kami berkonsultasi dengan dokter. Karena merasa sudah cukup jelas dengan penjelasannya, kami pun pamit dan mengucapkan terima kasih.

Source : http://yudhihendros.wordpress.com/2012/10/15/dokter-yang-tak-hanya-memeriksa- pasiennya/ [Accessed November 26, 2013].

Page 3: Perilaku Dokter Yg Mencerminkan KDB

Analisa Prinsip Kaidah Dasar Bioetik

Prinsip bioetik berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik (KDB) pada kasus tersebut :

1. BeneficienceBerbuat yang terbaik sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran- Memberikan penjelasan penyakit atau keluhan pasien secara jelas.- Berterus terang terhadap penyakit yang dialami pasien.- Berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.- Menerima paisen dengan ramah, tidak tergesa-gesa dalam melayani.- Bersedia memberikan informasi dan penjelasan seputar masalah kesehatan terkait

dengan pertanyaan pasien.

2. Non-maleficienceTidak melakukan tindakan ataupun perbuatan yang dapat merugikan pasien- Bertanggung jawab terhadap pasien dengan menghubungi apakah keluhan tersebut

masih dirasakan.- Memberikan saran kepada pasien terhadap keluhannya.- Memberikan resep (obat dan antibiotik) yang tidak berlebihan sesuai dengan

kondisi penyakit pasien.

Penerapan asas Prima Facie terkait dengan kasus tersebut :

Merupakan pemilihan 1 Kaidah Dasar Bioetik (KDB) yang terabsah dalam suatu kasus.

Jadi, pada kasus diatas, prinsip bioetik yang paling menonjol adalah penerapan beneficience. Karena dokter tersebut bersungguh-sungguh dalam melayani pasien dari saat pasien datang, menyampaikan kelahan, dan pulang. Dokter tersebut sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan penjelasan dan berterus terang terkait keluhan serta resep yang diberikan ke pasien tersebut. Dokter tersebut juga dengan sabar memberikan jawaban terhadap pertanyaan pasien dan saran-saran yang sesuai dengan perkembangan kedokteran masa kini secara gamblang dan berbobot. Seorang dokter tidak hanya memberikan resep tanpa menginformasikan keluhan pasien, tapi bagaimana dokter berusaha untuk menjadi wadah konsultasi, mendengarkan keluhan, bersedia menerima keluhan pasien.

Page 4: Perilaku Dokter Yg Mencerminkan KDB
Page 5: Perilaku Dokter Yg Mencerminkan KDB

TUGAS PENGEMBANGAN DIRI DAN PROFESI

Analisa Penerapan Kaidah Dasar Boietik (KDB) pada Kasus Kesehatan

LALU MUHAMMAD KAMAL ABDURROSID

(H1A013034)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN 2013

Page 6: Perilaku Dokter Yg Mencerminkan KDB