Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

download Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

of 133

Transcript of Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    1/133

    KAJIAN FORMULASIPERHITUNGAN

    KWT, KZB DAN KDB DALAMKSN PERKOTAAN

    Workshop 2

    Jakarta,20 Oktober 2014

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL PENATAAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    2/133

    LATAR BELAKANG

    UU No 26 tahun 2007tentang Penataan Ruang

    KAWASAN STRATEGISNASIONAL (KSN)

    Penataan Ruangnyadiprioritaskan;

    Ditetapkan denganPerpres

    Memiliki pengaruhpenting bagi nasional

    PP No 26 tahun 2008tentang RTRWN

    KAWASAN STRATEGISNASIONAL (KSN) : KSN Perkotaan Mebidangro,(Perpres No 62 / 2011 )

    KSN PerkotaanJabodetabekpunjur,(Perpres No 54 / 2008 )

    KSN Perkotaan Sarbagita,(Perpres No 45 / 2011 ) dan

    KSN Perkotaan Mamminasata(Perpres No 55 / 2011 )

    Pengaturan RTR KSNPERKOTAAN

    Ketentuan Koefisien :

    1. Wilayah Terbangun(KWT)

    2. Zona Terbangun(KZB)

    3. Dasar Bangunan(KDB)

    Penerapan Rencana TataRuang Kawasan Perkotaan

    TEKNIS PERHITUNGANKWT, KZB DAN KDB

    PERIHAL PEKERJAAN

    Kawasan Perkotaan : Pusat pengembangan kegiatan

    perekonomian Kawasan konservasi air dan tanah serta

    keanekaragaman hayati Peningkatan kesejahteraan sosial dan

    ekonomi masyarakat 2

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    3/133

    3

    PERIHAL PEKERJAANTUJUAN, SASARAN, KELUARAN

    TUJUAN

    SASARAN

    KELUARAN

    melakukan kajian KWT, KZB, dan KDB sehingga menghasilkan formulasi perhitungan KWT,KZB, dan KDB dalam RTR KSN Perkotaan

    terformulasikannya rumusan KWT, KZB, dan KDB dalam RTR Kawasan Perkotaan sehinggaRTR tersebut dapat lebih implementatif

    kajian KWT, KZB, dan KDB di KSN Perkotaan Tersedianya formulasi teknik perhitungan KWT, KZB, dan KDB di KSN Perkotaan Terimplementasikannya teknik perhitungan KWT, KZB, dan KDB di KSN Perkotaan

    kajian formulasi teknik perhitungan KWT, KZB, dan KDB pada KSN Perkotaan contoh perhitungan penerapan formulasi teknik perhitungan KWT, KZB, dan KDB pada

    KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur dan KSN Perkotaan Sarbagita

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    4/133

    Kawasan PerkotaanMebidangro

    Perpres 62/2011

    Kawasan PerkotaanJabodetabekpunjur

    Perpres 54/2008

    Kawasan PerkotaanCekungan Bandung

    Raperpres

    Kawasan PerkotaanKedung Sepur

    Raperpres

    Kawasan PerkotaanGerbangkertosusila

    Raperpres

    Kawasan PerkotaanSarbagita

    Perpres 45/2011

    Kawasan PerkotaanMamminasata

    Perpres 55/2011

    fokus kajian fisik lapanganfokus kajian fisik lapangan

    PERIHAL PEKERJAANLINGKUP WILAYAH

    Fokus kajian fisik lapangan pada 2(dua) lokasi KSN Perkotaan : KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur KSN Perkotaan Sarbagita

    Diarahkan pada 7 (tujuh) KSNperkotaan :a. KSN Perkotaan Mebidangro

    b. KSN Perkotaan Jabodetabekpunjurc. KSN PerkotaanCekungan Bandungd. KSN Perkotaan Kedungsepure. KSN Perkotaan Gerbangkertosusilaf. KSN Perkotaan Sarbagitag. KSN Perkotaan Mamminasata

    4

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    5/133

    PERSOALANPENGATURAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG

    PERSOALAN: Penggunaan istilah tidak seragam: KWT (KSN Sarbagita,

    Mebidangro, Mamminasata) vs KZB (KSNJabodetabekpunjur)

    Angka KWT /KZB sama besar pada zonasi yang berbeda Dasar dan cara penetapan KWT/KZB tidak diketahui dan

    sulit ditelusuri Tidak diketahui apakah penetapan KDB dalam RTRW

    Kabupaten/Kota dan RDTR/PZ merujuk pada besaranKWT/KZB pada RTR KSN? (catatan: KDB belum dibahas pada jenjang RTR KSN)

    Penetapan besar KWT, KZB dan KDB belum memadukanpandangan dan kepentingan antarsektor

    5

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    6/133

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    7/133

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    8/133

    8

    ASPEK SUMBERDAYA AIR :

    Pendekatan utama : konservasi air dan infrastrukturPrinsip pemanfaatan ruang:1. Neraca Air

    Kesetimbangan air hujan dengan volume air yang diresapkan/dialirkan

    2. Zero Delta Q Air larian diusahakan serendah mungkin, sebanyak mungkin

    diresapkan kembali ( water recharge ) Optimalisasi peresapan air di daerah resapan air sesuai dengan

    kemampuan tanah3. Daya dukung lingkungan

    Pembangunan sesuai dengan daya dukung air baku

    4. Infrastruktur

    Penyediaan sumur resapan/biopori, kolam resapan, danau, drainase

    PANDANGAN DALAM PERUMUSAN INTENSITASPENDEKATAN SUMBERDAYA AIR

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    9/133

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    10/133

    10

    ASPEK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN :Pendekatan utama : Kualitas lingkungan perumahandan permukimanPrinsip pemanfaatan ruang : Kelayakan dan kualitas lingkungan1. Keselamatan

    Intensitas bangunan dibatasi untuk mengurangi resiko kebakaran,menghindari terjadinya efek terowongan, menyediakan jarak aman

    (lalu lintas, kemungkinan bangunan runtuh)2. Kesehatan

    Intensitas bangunan dibatasi untuk menyediakan ruang bagi sinarmatahari, aliran udara bersih

    3. Kenyamanan Intensitas bangunan dibatasi untuk menjaga kenyamanan lingkungan

    (kepadatan bangunan, jarak aman antarbangunan)4. Estetika dan sosial

    Intensitas bangunan dibatasi untuk kepentingan estetika lingkungandan menjamin keharmonisan lingkungan sosial

    PANDANGAN DALAM PERUMUSAN INTENSITASPENDEKATAN PERUMAHAN/PERMUKIMAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    11/133

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    12/133

    KWTKZB

    RTR KSN PERKOTAAN

    RTRW KABUPATEN

    RTRW KOTA RDTRK

    PERATURAN ZONASI

    RTBL

    KDBKLBKDHKTB

    KDBKLBKDHKTB

    KDBKLBKDHKTB

    12

    PENDEKATAN DAN PRINSIP PERHITUNGANPRINSIP PENERAPAN

    WILAYAH (DAS)/ KABKAWASAN KOTA

    BAGIAN KOTA/ ZONA

    PERSIL

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    13/133

    13

    BIDANG/ SEKTORYANG

    BERKEPENTINGAN

    Hidrologi

    Geologi

    Lingkungan Hidup

    Sumberdaya Air

    Pertanian

    Permukiman

    Transportasi

    Ekonomi

    PenetapanNisbah dalamPerencanaan

    OperasionalisasiNisbah dalamPengendalian

    PENDEKATAN

    NORMATIF ANALITIKNORMATIF-

    ANALITIK Teori Empiris

    Peraturan Kebijakan Standar

    kebutuhanruang

    Intuitif

    AnalisisBatas kritis

    AnalisisOptimasi Analisis

    KesuaianLahan

    AnalisisKebutuhanruang

    AnalisisDampaklingkungan

    Gabunganpendekatannormatif &analitik

    Skala Makro Skala Mezo Skala Mikro

    PENDEKATAN DAN PRINSIP PERHITUNGANPENDEKATAN DAN KEPENTINGAN SEKTORAL

    STATIS DINAMIS

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    14/133

    Pertimbangan utama penentuan intensitas

    pembangunan: Perlindungan terhadap tata air Run-off minimum; minimasi banjir Penyerapan air optimum Perlindungan bagi masyarakat pada kawasan/zona rawan

    bencana

    14

    Yang harus diperhatikan adalah keseimbangan tata air

    Faktor ekologis menjadi hal terpenting berapa luas minimum ruang terbuka yang dibutuhkan utk menyerap air Luas ruang terbuka tersebut tidak boleh berkurang

    berapapun ruang yang akan dibangun nantinya

    KONSEP DASARPERTIMBANGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    15/133

    a. Intensitas pembangunan :Tingkat pembangunan yang diperkenankan di ruang tertentu untuk

    pemanfaatan tertentu, yang dinyatakan dalam satu atau lebih ukuran spesifikb. Intensitas pemanfaatan ruang:

    Tingkat pemanfaatan ruang yang diperbolehkan dalam pengembangan fungsipada kawasan/zona/tapak tertentu [yang ditentukan oleh ukuran KWT/NWT,KZT/NZT, KDB/NDB, KLB/NLB, KDH/NDH, KTB/NTB, kepadatan bangunan,dan/atau kepadatan penduduk].

    c. Wilayah:Ruang yang dibatasi oleh karakteristik geografis [DAS, pantai, dll]

    d. Kawasan:Ruang yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya

    e. Zona:Zona peruntukan merupakan suatu bagian wilayah atau kawasan yangditetapkan dalam rencana tata ruang untuk mengemban suatu fungsitertentu sesuai dengan karakteristik zonanya (PP No. 15/2010, ps 154 (2))

    15

    KONSEP DASARDEFINISI

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    16/133

    f. Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) NISBAH WILAYAH TERBANGUN(NWT):

    Nisbah luas ruang yang dapat dibangun terhadap terhadap luas wilayahkeseluruhan yang ditetapkan, dalam satuan persen.

    g. Koefisien Zona Terbangun (KZT) NISBAH ZONA TERBANGUN (NZT): Nisbah luas ruang yang dapat dibangun terhadap luas zona yang ditetapkan,

    dalam satuan persen.h. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) NISBAH DASAR BANGUNAN (NDB):

    Nisbah luas lantai dasar bangunan terhadap luas persil yang dikuasai/direncanakan, dalam satuan persen.

    16

    KONSEP DASARDEFINISI

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    17/133

    i. Koefisien Wilayah Hijau (KWH) NISBAH WILAYAH HIJAU (NWH): Nisbah luas ruang terbuka tidak terbangun terhadap terhadap luas

    wilayah keseluruhan yang ditetapkan, dalam satuan persen.

    j. Koefisien Zona Hijau (KZH) NISBAH ZONA HIJAU (NZH): Nisbah luas ruang terbuka tidak terbangun terhadap luas zona

    keseluruhan yang ditetapkan, dalam satuan persen.

    k. Koefisien Dasar Hijau (KDH) NISBAH DASAR HIJAU (NDH): Nisbah luas ruang terbuka hijau terhadap terhadap luas persil yang

    dikuasai/ direncanakan, dalam satuan persen.

    17

    KONSEP DASARDEFINISI

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    18/133

    18

    Nisbah skaladi atasnya

    PENETAPANNISBAH

    Lingkungansekitar

    Prosesdownscaling

    Nilai daya dukunglingkungan

    KWT/KZT

    KDB

    KONSEP DASARPENDEKATAN PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    19/133

    Perhatian utama adalah pada ruang yang tidakdibangun untuk meresapkan air, makapengukuran utama adalah: Nisbah Wilayah Hijau (NWH) di tingkat

    makro Nisbah Zona Hijau (NZH) di tingkat meso Nisbah Dasar Hijau (NDH) di tingkat mikro

    19

    KONSEP DASARUKURAN INTENSITAS

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    20/133

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    21/133

    Ukuran KWH, KZH, KDH merupakan ukuranminimum yang harus dipenuhi

    KWT + KWH = 100%

    KZT + KZH = 100% KDB + KDH = 100% (luas terbangun termasukdasar bangunan dan perkerasan di luarbangunan)

    KWH, KZH, KDH tidak boleh nol KWH minimum 30% KDH minimum 10%

    KONSEP DASARUKURAN INTENSITAS 2)

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    22/133

    KONSEP DASAR

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    23/133

    KZT & KZH Diterapkan di zona KSN makro (hierarki 2) Besaran KZH diturunkan dari KWH. KWH = penjumlahan KZH --> total luas wilayah yg harus

    tetap hijau di tingkat DAS/sub DAS tidak boleh berkurang

    saat diturunkan di tingkat zona Setiap zona memiliki KZH yang berbeda sesuai dengan

    fungsinya Nilai KZH untuk kawasan lindung dapat lebih besar dari nilai

    KWH yang ditetapkan

    Misal: KWH 80%, KZH untuk zona Hutan Lindung = 98% Nilai KZH untuk kawasan budidaya tidak boleh lebih kecil dari

    nilai KWH yang ditetapkan Misal : KWH 80%, maka nilai KZH minimal untuk zona Permukiman

    Perdesaaan adalah 80%

    KONSEP DASARUKURAN INTENSITAS 4)

    KONSEP DASAR

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    24/133

    Jenjang KZH Nilai (%) Zona yang Diizinkan

    Zona Lindung ZonaBudidayaterbatas (HP,Perkebunan,

    dll)

    ZonaPermukimanPerdesaan

    ZonaPermukiman

    Perkotaan

    Sangat tinggi > 90

    Tinggi 70 89

    Sedang 55 69

    Rendah 45 54

    Sangat Rendah 30 44

    24

    KZT & KZH

    KONSEP DASARUKURAN INTENSITAS 5)

    KONSEP DASAR

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    25/133

    KDB & KDH KDH mengacu pada persentase tapak/persil yg

    harus bebas dari perkerasan , mulai daripermukaan sampai kedalaman tertentu di

    bawah permukaan Dasar pertimbangan: ekologi

    KDB: persentase tapak/persil yg bolehdibangun

    Dasar pertimbangan: keselamatan, kenyamanan,kesehatan, dll

    KONSEP DASARUKURAN INTENSITAS 5)

    KONSEP DASAR

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    26/133

    26

    SkalaUnit Yang

    DiaturDeliniasi

    Penerapan NilaiBatas Nisbah

    dalam Praktek

    Perencanaan

    Nisbah= Ratio Pembilang denganPenyebut Pertimbangan

    Penetapan

    Pembilang PenyebutSkala makro Wilayah Alami Min 30 % hutan

    berfungsi lindungdari luas DAS

    Hutan lindung Daerah aliransungai

    Ekologi, konservasi, tataair , aspek hidrologidalam daerah aliransungai

    Skala mezo Kota Minimum 30 %RTH dari luas kota

    Ruang terbukahijau

    Deliniasi kota(fungsional/administratif)

    Bagian kota Min KDH 40 % padakawasan kotatertentu

    Kawasanterbangun/kawasan nonterbangun

    Zona berdasrkankarakterhomogentertentu padasuatu kawasan

    Tata air, produksioksigen, penurunansuhu, kenyamanankota, estetikalingkungan kota.Kebencanaan

    Lingkungan

    Skala mikro Persil/kapling Buatan Maksimum NTB60% persil padazona tertentu

    Bangunan/ nonbangunan

    Persil dalam zonatertentu

    Tata air, produksioksigen, penurunansuhu, kenyamanankota, kebencanaan,estetika lingkungan

    hunian & kegiatan nohunian

    KONSEP DASARANATOMI NISBAH RUANG DALAM RTR

    KONSEP DASAR

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    27/133

    27

    PRINSIP PENJELASAN

    Validitas nilai nisbah sebagaireferensi awal

    Nilai berdasarkan kajian, analisis, ketetapanperaturan yang dapat dipertanggung jawabkan yangmenjadi rujukan perencana

    Konsistensi antar nisbahdalam hirarki

    Konsisten dalam perhitungan, penatapan dengan

    prinsip reliability (keajegan), sehingga dengankondisi perencanaan yang sama dapat ditetapkannilai nisbah yg relatif sama oleh perencana yangberbeda

    Kemudahan operasionaldalam praktek

    Penetapan downscaling (pengalih skalaan darinisbah makro-mezo-mikro) yang terstandarisasidalam metode dan mudah diterapkan

    KONSEP DASARKONSEP DASAR PERHITUNGAN

    KONSEP DASAR

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    28/133

    28

    SYARATBATAS

    KECENDERUNGAN DANKEBUTUHAN

    PRINSIPPENGATURAN

    RUANGBatasekologis

    Kebutuhan alam, adakebutuhan ruang ekologisminimal yang harus dijaga

    Memaksimalkankebutuhanruang ekologis

    Batassosek

    Kebutuhan manusia,kepentinganmengutilisasi ruang untukkepentingan kegiatanekonomi sosial

    Membatasikecendrunganmanusiamengutilisasiruang

    PERANPERENCANA

    KEBUTUHAN SKILL &PENGETAHUAN PERENCANA

    1. Menetapkannisbah,

    2. Melakukandownscalingnisbah,

    3. Melakukan tawarmenawar nilainisbah

    1. Metode, perangkat analisis,cara teknis yang memadaidalam penetapan nisbah danproses downscaling nisbah

    2. Menginterpretasi informasi,refererensi nilai lingkungan,karakter wilayah perencanaan

    3. pemahaman / peraturanstandar kebutuhan ruang danpelayanan , pemahaman fungsiinfrastruktur lingkungan,

    4. Pemahaman fungsi nisbahruang dalam ruang makro,mezo, mikro untukkepentingan perencanaan &pengendalian

    5. Kebutuhan pengetahuandalam aspek daya dukunglingkungan (air, udara, energibaik kuantitas/kualitas) danpola dampaknya

    PERTANYAAN KUNCI

    1.Berapa ketetapan nilai nisbah yang memenuhisyarat batas?

    2.Berapa penggunaan ruang maksimal agar

    kebutuhan minimal ruang ekologi menjadidasar pertimbangan nisbah ruang?

    3.Bagaimana mekanisme trade-off suatunisbah berdasarkan petimbangan lingkungan ,kebutuhan pengembangan kota,kepentinganstake holder ?

    4.Bagaimana menerapkan dalam berbagai skalaperencanaan?

    KONSEP DASARKONSEP DASAR PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    29/133

    Konsep Perhitungan KWH, KZH, KDH

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    30/133

    Tipologi DAS (dilihat dari hasil perhitungan SDA):

    Sensitif terhadap beban Tidak sensitif terhadap beban

    Ekoregion: Daerah hulu

    Daerah tengah Daerah hilir

    Tipologi pembangunan (dilihat dari RTRW): Ekspansif

    Tidak ekspansif Kebutuhan ruang untuk menjaga daur hidrologi:

    Tinggi Sedang

    Rendah

    Parameter Penghitungan KWH 1)KONSEP PERHITUNGAN

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    31/133

    Tipologi DAS (dilihat dari hasil perhitungan SDA): Klasifikasi:

    Sensitif terhadap beban: DAS yang mudah rusak jika diberikan bebanpembangunan yang tinggi.

    Tidak sensitif terhadap beban: DAS yang tidak mudah rusak walaupundiberikan beban pembangunan tinggi.

    Semakin sensitif DAS terhadap beban semakin besar nilaiKWH, dan sebaliknya.

    Ekoregion: Klasifikasi: Daerah hulu; Daerah tengah; Daerah hilir Besaran KWH terkait dengan posisi wilayah dalam DAS

    semakin ke hulu, semakin besar nilai KWH, dan sebaliknya.

    Parameter Penghitungan KWH 2)KONSEP PERHITUNGAN

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    32/133

    Tipologi pembangunan (dilihat dari RTRW): Klasifikasi:

    Ekspansif: tipe pembangunan dimana pola ruang dominan adalah kawasan budidayayang menampung kegiatan perkotaan (permukiman, kawasan industri, kawasanperdagangan & jasa)

    Tidak ekspansif: tipe pembangunan dimana pola ruang dominan adalah kawasanbudidaya non perkotaan (pertanian, kehutanan, dll).

    Semakin ekspansif tipe pembangunan KWH semakin besar

    Kebutuhan ruang untuk menjaga daur hidrologi: Klasifikasi:

    Tinggi: jika kawasan yang dibangun memerlukan ruang tambahan yang besar untukmengalirkan dan menyerapkan air. Contoh: kawasan industri.

    Sedang: jika kawasan yang dibangun memerlukan ruang tambahan yang cukup untukmengalirkan dan menyerapkan air. Contoh: kawasan permukiman.

    Rendah: jika kawasan yang dibangun tidak memerlukan ruang tambahan untukmengalirkan dan menyerapkan air. Contoh: kawasan pertanian.

    Semakin tinggi klasifikasi ruangnya KWH semakin besar

    Parameter Penghitungan KWH 3)KONSEP PERHITUNGAN

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    33/133

    Tipologi DAS Ekoregion Tipologi PembangunanKebutuhan ruang utk daur

    hidrologiKWH

    Sensitif

    Hulu

    EkspansifTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    Tidak ekspansifTinggi T / S / R

    Sedang T / S / R

    Rendah T / S / R

    Tengah

    EkspansifTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    Tidak ekspansifTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    Hilir

    EkspansifTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    Tidak ekspansifTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    Parameter Penghitungan KWH 4)KONSEP PERHITUNGAN

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    34/133

    Tipologi Kota: Metropolitan

    Besar

    Sedang

    Kecil

    Tipologi DAS (dilihat darihasil perhitungan SDA):

    Sensitif terhadap beban

    Tidak sensitif terhadap beban

    Ekoregion: Daerah hulu

    Daerah tengah

    Daerah hilir

    Tipologi pembangunan

    (dilihat dari RTRW): Ekspansif

    Tidak ekspansif

    Kebutuhan sinar matahari

    dan Oksigen Tinggi

    Sedang

    Rendah

    Dampak kegiatan terhadaplingkungan

    Tinggi

    Sedang

    Rendah

    Parameter Penghitungan KZH 1)KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    35/133

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    36/133

    Ekoregion: Klasifikasi: Daerah hulu; Daerah tengah; Daerah hilir Besaran KWH terkait dengan posisi wilayah dalam DAS

    semakin ke hulu, semakin besar KZH.

    Tipologi pembangunan (dilihat dari RTRW): Klasifikasi:

    Ekspansif: tipe pembangunan dimana pola ruang dominan adalahkawasan budidaya yang menampung kegiatan perkotaan

    (permukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan & jasa) Tidak ekspansif: tipe pembangunan dimana pola ruang dominan

    adalah kawasan budidaya non perkotaan (pertanian, kehutanan, dll). Semakin ekspansif tipe pembangunan semakin besar KZH

    Parameter Penghitungan KZH 3)KONSEP PERHITUNGAN

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    37/133

    Kebutuhan sinar matahari dan Oksigen Klasifikasi:

    Tinggi : apabila zona direncanakan untuk menampung kegiatan denganintensitas bangunan tinggi. Contoh: permukiman kepadatan tinggi; zonaperdagangan dan jasa skala internasional/regional

    Sedang : apabila zona direncanakan untuk menampung kegiatan dengan

    intensitas bangunan sedang. Contoh: permukiman kepadatan sedang;zona perdagangan dan jasa skala regional/kota

    Rendah : apabila zona direncanakan untuk menampung kegiatan denganintensitas bangunan sedang. Contoh: permukiman kepadatan rendah;

    zona perdagangan dan jasa skala lokal Semakin tinggi kebutuhan terhadap sinar matahari dan O2 semakin besar

    KZH

    Parameter Penghitungan KZH 4)KONSEP PERHITUNGAN

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    38/133

    Dampak kegiatan terhadap lingkungan: dilihat dari potensidampak negatif

    Klasifikasi: Tinggi : jika zona memiliki potensi dampak negatif yang tinggi terhadap

    lingkungan

    Sedang : jika zona memiliki potensi dampak negatif yang sedangterhadap lingkungan

    Rendah : jika zona memiliki potensi dampak negatif yangrendahterhadap lingkungan

    Semakin tinggi dampak terhadap lingkungan semakin besar KZH

    Parameter Penghitungan KZH 5)O S U G

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    39/133

    Tipologi Kota Tipologi DAS EkoregionTipologi

    PembangunanKebutuhan

    Sinar dan O2DampakKegiatan

    KZH

    MetropolitanSensitif

    Hulu

    Ekspansif

    TinggiTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    SedangTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    RendahTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    Tidak Ekspansif

    TinggiTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    SedangTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    Rendah

    Tinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    TengahEkspansif dst

    Tidak Ekspansif dstRendah dst

    Tidak sensitif dstBesar dst

    Sedang dstKecil dst

    Parameter Penghitungan KZH 5)

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    40/133

    Kebutuhan sinar matahari danOksigen

    Tinggi Sedang Rendah

    Dampak kegiatan terhadaplingkungan

    Tinggi Sedang Rendah

    Kebutuhan keselamatan jalan Tinggi Sedang Rendah

    Kebutuhan keselamatan terhadapkebakaran

    Tinggi

    Sedang

    Rendah

    Kedekatan dengan sungai Jarak 0 50 m

    Jarak 50 100 m

    > 100 m

    Harga lahan Tinggi

    Sedang

    Rendah

    Parameter Penghitungan KDH 1)

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    41/133

    Kebutuhan sinar matahari dan Oksigen Klasifikasi:

    Tinggi: apabila zona direncanakan untuk menampung kegiatan dengan intensitasbangunan tinggi. Contoh: permukiman kepadatan tinggi; zona perdagangan dan jasaskala internasional/regional

    Sedang: apabila zona direncanakan untuk menampung kegiatan dengan intensitas

    bangunan sedang. Contoh: permukiman kepadatan sedang; zona perdagangan dan jasa skala regional/kota

    Rendah: apabila zona direncanakan untuk menampung kegiatan dengan intensitasbangunan sedang. Contoh: permukiman kepadatan rendah; zona perdagangan dan

    jasa skala lokal

    Semakin tinggi kebutuhan terhadap sinar matahari dan O2 semakin besarKZH

    Parameter Penghitungan KDH 2)

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    42/133

    Dampak kegiatan terhadap lingkungan: dilihat dari potensi

    dampak negatif Klasifikasi:

    Tinggi: jika zona memiliki potensi dampak negatif yang tinggi terhadap lingkungan

    Sedang : jika zona memiliki potensi dampak negatif yang sedang terhadap

    lingkungan Rendah : jika zona memiliki potensi dampak negatif yang rendahterhadap

    lingkungan

    Semakin tinggi dampak terhadap lingkungan semakin besar KZH

    Parameter Penghitungan KDH 3)

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    43/133

    Kebutuhan keselamatan jalan Klasifikasi:

    Tinggi: persil berada di pinggir jalan arteri dan kolektor primer dan ataupersimpangan atau jalur angkutan massal (KA, monorel, busway)

    Sedang: persil berada di pinggir jalan kolektor sekunder Rendah: persil berada di pinggir jalan lokal

    Semakin tinggi kebutuhan terhadap keselamatan jalan semakin besar KDH

    Kebutuhan keselamatan terhadap kebakaran Klasifikasi:

    Tinggi: persil terletak di kawasan yang memiliki kepadatan penduduk dan bangunantinggi

    Sedang : persil terletak di kawasan yang memiliki kepadatan penduduk danbangunan sedang

    Rendah: persil terletak di kawasan yang memiliki kepadatan penduduk danbangunan rendah

    Semakin tinggi kebutuhan keselamatan terhadap kebakaran semakin besarKDH

    Parameter Penghitungan KDH 3)

    KONSEP PERHITUNGAN

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    44/133

    Kedekatan dengan sungai: Klasifikasi:

    Dekat: Persil berjarak 0 50 m dari sungai Sedang: Persil berjarak 50 100 m dari sungai Jauh: Persil berjarak > 100 m dari sungai

    Semakin dekat dengan sungai semakin besar KDH

    Harga lahan: Klasifikasi:

    Tinggi Sedang Rendah

    Semakin tinggi harga lahan semakin rendah KDH, dengan catatan bahwaKDH yang rendah harus dikompensasi melalui pembangunan infrastrukturhijau

    Parameter Penghitungan KDH 4)

    Kebutuhan Sinard

    Dampak KegiatanKeselamatan

    lKebakaran

    Kedekatan dgHarga Lahan KDH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    45/133

    dan O2Dampak Kegiatan

    JalanKebakaran

    SungaiHarga Lahan KDH

    Tinggi

    Tinggi

    Tinggi

    Tinggi

    0 - 50 mTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    50 - 100 mTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    > 100 mTinggi T / S / R

    Sedang T / S / RRendah T / S / R

    Sedang0 - 50 m dst

    50 - 100 m dst> 100 m dst

    Rendah0 - 50 m dst

    50 - 100 m dst> 100 m dst

    SedangTinggi dst

    Sedang dstRendah dst

    RendahTinggi dst

    Sedang dstRendah dst

    SedangTinggi dst

    Sedang dstRendah dst

    RendahTinggi dst

    Sedang dstRendah dst

    Sedang dstRendah dst

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    46/133

    FORMULASI PENETAPAN NISBAH

    RUANG KWH & KZH

    FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    47/133

    Flow Chart Penggunaan Formulasi Nisbah

    PENGHITUNGANKWH EKSISTING

    PENGHITUNGANKWH MINIMAL

    IDEAL

    PENETAPAN KWTRENCANA

    (1-KWH)

    GAP GAP

    KWH EKSISTING

    > KWH IDEAL

    KWH RENCANA

    > KWH IDEAL

    KOMPENSASI

    Sesuai Sesuai

    PERHITUNGANKEBUTUHAN

    INFRASTRUKTURHIJAU

    PERHITUNGANPEMBEBANAN

    PENYEDIAAN RUANGHIJAU PADA ZONA

    LAIN

    KOMPENSASI SETARADENGAN NILAI KWH IDEAL

    A1 A2

    B1 B2

    YaYa

    YaYa

    Tidak

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    48/133

    FORMULASI A1

    (menentukan nilai KWH idealminimal)

    F l i A1 P j l 1)FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    49/133

    PENJELASAN Pengaturan KWH & KZH pada dasarnya mengatur

    seberapa besar ruang terbuka tersedia terhadap satuluasan ruang tertentu

    Menjaga syarat ruang terbuka tetap tersedia yang salahsatunya untuk kepentingan lingkungan tata air

    Penetapan KWH/ KZH dapat dilakukan dengan analisiskesesuaian lahan dengan menggunakan parameteryang berkorelasi dengan daya dukung lingkungan darisisi tata air

    Model dapat menetapkan KWH/KZH minimal secaraspasial berdasarkan hubungan nilai kesesuaianlahan/daya dukung lahan

    Formulasi A1 Penjelasan 1)

    F l i A1 P j l 2)FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    50/133

    Parameter yang akan digunakan adalah ketinggian,kemiringan, jenis tanah, daerah rawan longsor &konservasi air tanah (sesuai dengan data yang tersedia)

    Dimungkinkan menggunakan parameter lain untukmelengkapi misalnya sifat batuan geologis sepanjang

    berkorelasi dengan nilai daya dukung dari sisi tata air Wilayah yang dianalisis dan diberi penilaian adalah

    DAS, sub DAS dan zona perumahan Parameter dengan penetapan preferensi nya masing

    masing akan menentukan skor total indeks dayadukung lingkungan

    Selanjutnya Indeks daya dukung lingkungan

    dikorelasikan dengan KWH/KZH yang berkesesuaian

    Formulasi A1 Penjelasan 2)

    F l i A1 P f i UFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    51/133

    Skore makin tinggi menunjukan daya dukung makin rendah yangberimplikasi terhadap faktor peningkatan KWH minimalnya

    Nilai daya dukung terkait fungsi tata air yang perlu dijaga,semakin rendah nilai daya dukung maka semakin perludilindungi sistem tata airnya sehingga memperbesar KWHminimalnya

    Dalam permodelan menggunakan 4 parameter (sesuai data yangtersedia) untuk menentukan indeks daya dukung yang selajutnyamenentukan nilai KWH minimal

    Dibuat kurva hubungan antara nilai indeks daya dukung dengan

    nilai KWH dimana nilai indeks daya dukung tertinggi kwhminimalnya 30% dan nilai daya dukung terendah kwhminimalnya 100 %

    Nilai 30 % diambil sesuai ketentuan peraturan dan UU TRminimal hutan berfungsi lindung yang harus dijaga dalam suatuDAS dan 30 % RTH kota

    Formulasi A1 Preferensi Umum

    G fik H b KWH/ KZH Mi i l d I d k D D kFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    52/133

    100 %

    30 %

    tinggi

    KWH/KZH minimal

    Indeks daya dukung

    rendah

    Grafik Hubungan KWH/ KZH Minimal dg Indeks Daya Dukung

    FLOW CHARTF l i A1 Fl Ch t

    FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    53/133

    Ketinggian Kemiringan Jenis Tanah Daerah RawanLongsor

    Preferensi Preferensi Preferensi Preferensi

    Reclass &Scoring

    Reclass &Scoring

    Reclass &Scoring

    Reclass &Scoring

    Indeks DayaDukung

    KorelasiTerhadap Nilai

    KWT

    ZonalStatistics

    KZH (Mean,Minimum, &Maksimum)

    Formulasi A1 Flow Chart

    FLOW CHARTFormulasi A1

    FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    54/133

    Indeks Daya Dukung

    =( Bobot *Parameter 1) +( Bobot *Parameter 2) +( Bobot *Parameter 3) +( Bobot *Parameter 4)

    Formulasi A1

    Formulasi A1 KETINGGIANFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    55/133

    Semakin tinggi suatu zonasemakin memberi dampakhidrologi yang berpengaruhterhadap zona dibawahnya,sehingga makin perludilindungi

    Semakin tinggi elevasinya, skor semakin tinggi, dan nilai daya dukung semakin rendah,sehingga kebutuhan ruang hijau semakin tinggi dan menjadi faktor peningkatan KWH

    Formulasi A1 KETINGGIAN

    No Ketinggian (m) Skor

    1 0-50 2

    2 50-100 4

    3 100-150 6

    4 150-200 8

    5 >200 10

    K i iFormulasi A1 KEMIRINGAN

    FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    56/133

    Kemiringan

    Semakin miring suatu zonasemakin sedikit kesempatan airuntuk berinfiltrasi terhadaptanah dan semakin berpotensimenciptakan air limpasan yangdapat menyebabkan banjir di

    zona sehingga semakin perludilindungi agar tingkat infiltrasiair terjaga

    Semakin tinggi nilai kemiringan, skor semakin tinggi dan nilai daya dukung semakinrendah, sehingga kebutuhan ruang hijau semakin tinggi dan menjadi faktor peningkatan

    KWH.

    Formulasi A1 KEMIRINGAN

    No Kemiringan (%) Skor

    1 0-2 2

    2 2-5 4

    3 5-15 6

    4 15-40 8

    5 >40 10

    Formulasi A1 JENIS TANAHFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    57/133

    Semakin tinggi permeabilitas (lolos air)

    atau peka terhadap erosi semakinperlu dilindungi

    Semakin tinggi permeabilitas atau semakin peka terhadap erosi, skor semakin tinggi,dan nilai daya dukung semakin rendah dan menjadi faktor peningkatan KWH

    Formulasi A1 JENIS TANAH

    No Jenis TanahPermeabilitas dan

    kepekaan erosiPreference Skor

    1 Glei Jenuh Air

    Semakincepat

    permeabilitas atau

    semakinpeka

    terhadaperosi, skorsemakin

    tinggi, dannilai daya

    dukungsemakinrendah

    22 Organosol Sangat Lambat 23 Podsol Merah Kuning Sedang hingga lambat 3

    4 Grumosol Cukup lambat 55 Latosol

    Cepat hingga agaklambat

    6

    6 LitosolCepat hingga agaklambat

    6

    7 Mediteran Lambat 7

    8 Brown ForestCepat dan peka terhadaperosi

    8

    9 AlluvialLambat dan pekaterhadap erosi

    9

    10 RegosolCepat dan peka terhadaperosi

    9

    11 AndosolCepat dan peka terhadaperosi

    10

    Daerah Rawan Longsor

    F l i A1 DAERAH RAWAN LONGSORFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    58/133

    g

    Semakin suatu zona berpotensilongsor maka semakin perludilindungi

    Suata zona semakin berpotensi longsor berarti daya dukung semakin rendah, sehinggakebutuhan ruang hijau vegetasi semakin tinggi untuk mencagahnya dan menjadi faktor

    peningkatan KWH.

    Formulasi A1 DAERAH RAWAN LONGSOR

    NoTingkat

    KelongsoranSkor

    1 Rendah 12 Sedang 5

    3 Tinggi 10

    Formulasi A1 Grafik Nisbah Ideal Model)FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    59/133

    Formulasi A1 Grafik Nisbah Ideal Model)

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    60/133

    Formulasi A1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    61/133

    % KWH Eksisting vs Model

    No NamaKawasan Total

    Area(km2)

    KWHEksisting

    KWHModel

    SelisihTidak Terbangun(km2)

    Terbangun(km2)

    1 Sarbagita 514.71 192.85 708 72.74 48.47 24.27

    Formulasi A1

    Formulasi A1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    62/133

    % KWH Sub DAS Eksisting vs Model

    SWS 03.01.02

    SWS 03.01.01

    SWS 03.01.19

    SWS 03.01.18

    Nama Sub DASKawasan

    Total Area (km2)KWH

    EksistingKWH

    ModelSelisih

    Tidak Terbangun (km2) Terbangun (km2)SWS 03.01.01 219.70 119.20 339 64.83 49.27 15.56SWS 03.01.02 160.81 36.41 197 81.54 40.49 41.05SWS 03.01.18 62.95 17.93 81 77.83 56.22 21.61SWS 03.01.19 65.84 21.42 87 75.45 56.49 18.96

    Formulasi A1

    Formulasi A1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    63/133

    % KWH Zona B1 Eksisting vs Model

    Zona B1

    Zona KWH Eksisting KWH Model KWT Model KWTSarbagita

    B1 22.45 33.31 66.69 70.00

    Formulasi A1

    Kondisi KZH eksisting < KZH model, perlu pengendalian lebih ketat

    Formulasi A1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    64/133

    % KWH Zona B2 Eksisting vs Model

    Zona B2

    Zona KWH Eksisting KWH Model KWT Model KWTSarbagita

    B2 57.67 47.52 52.48 60.00

    Formulasi A1

    Formulasi A1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    65/133

    % KWH Zona B3 Eksisting vs Model

    Zona B3

    Zona %KWH Eksisting %KWH Model %KWT Model%KWT

    Sarbagita

    B3 88.15 53.05 46.95 50.00

    o u as

    Formulasi A1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    66/133

    % KWH Zona B4 Eksisting vs Model

    Zona B4

    Zona KWH Eksisting KWH Model KWT Model KWTSarbagita

    B4 68.56 53.25 46.75 50.00

    Formulasi A1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    67/133

    % KWH Zona B5 Eksisting vs Model

    Zona B5

    Zona %KWH Eksisting %KWH Model %KWT Model

    B1 94.42 48.20 51.80

    Formulasi A1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    68/133

    Formulasi A1a untuk menganalisis validitas nilai

    KWH model berdasarkan nilai pembanding Nilai KWH hasil model dapat dikalibrasi

    berdasarkan KWH hasil judgement/analisa

    perencana Diasumsikan nilai KWH hasil judgement

    perencana adalah nilai yang lebih valid

    Apabila nilai KWH model mendekati nilai KWH judgement berdasarkan kriteria yang ditentukanmaka model dapat digunakan

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    69/133

    Kalibrasi Nisbah Model vs judgement perencana

    Nash Sutcliffe Correlation Coefficient (R2) = 0.7

    NoZonasi

    %KWH Model %KWT Model%KWT

    Adjustment1 B1 33.31 66.69 702 B2 47.52 52.48 603 B3 53.05 46.95 504 B4 53.25 46.75 505 B5 48.20 51.80 0

    Nash Sutcliffe Coefficient(NSE atau R2) :

    Obs = nilai judgement

    calc = nilai model

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    70/133

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    71/133

    FORMULASI A2(Menentukan KWH eksisting)

    Formulasi A2FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    72/133

    Penetapan KWH /KZH ekskisting Menghitung proporsi luas area terbangun

    terhadap wilayah / zona

    Mengggunakan data terbaru Menggunakan analisis spasial dengan software GIS

    tertentu

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    73/133

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    74/133

    FORMULASI B1(menghitung kompensasi

    nilai KWH eksisting < nilai KWH ideal denganalokasi infrastruktur hijau)

    Formulasi B2FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    75/133

    Perbedaan nilai ruang yang kurang dari nilaiidealnya semestinya harus di kompensasidengan cara tertentu

    Gap Nilai dapat karena perbedaan nilai idealdenga nilai eksisting atau nilai rencana Nilai kompensasi harus setara dengan gap

    antara nilai yang terjadi dengan nilai idealnya Memerlukan semacam nilai tukar untuk

    dilakukannya proses trade off (tukar menukar)

    Formulasi B2

    FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    76/133

    Dapat dilakukan dengan pendekatan konsep tata air Air hujan jatuh netto (setelah dikurangi penguapan) akan

    mempunyai 2 pilihan, menjadi air limpasan atau terserap kedalam tanah melalui proses infiltrasi Memaksimalkan nilai infiltrasi adalah upaya konservasi untuk

    tujuan mencegah banjir (meminimasi limpasan) dan sekaligusmenjamin pengisian air tanah guna pemanfaatannya

    Memaksimalkan infiltrasi dilakukan dengan memaksimalkanruang hijau (pendekatan non struktur) atau dengan dibantudengan infrastruktur hijau (pendekatanstruktur/enggineering)

    Terdapat korelasi hubungan nilai ruang hijau, nilai/kapasitasinfiltrasi dan nilai/ kapasitas infrastruktur hijau sebagaimanadijelaskan dalam kurva berikut.

    Nilai infiltrasi dapat dicari dengan metode hidrologi kurvenumber

    Mencari kurva hubungan infilitrasi dengan nisbah ruangFormulasi B1

    FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    77/133

    g g g

    Kwh min(%)

    Infiltrasi(mm)

    0% 100%30%20%

    inf

    kwh

    Nilai layakInf min posisi kwh 30%

    Inf posisi

    KWH20%

    200

    0Berapa kompensasiinfrastrukturberdasarkan deltainfiltrasi tersebut ? Agarsetara dengan nilai idealminimalnya

    Mencari kurva hubungan infilitrasi dengan nisbah ruang

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    78/133

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    79/133

    Menghitung infiltrasi dengan metode Curve Number Sumber : USDA, 1986

    Deskripsi Tutupan LahanCN Untuk Kelompok Tanah

    A B C DRuang Terbuka (Pekarangan, taman,lapangan golf, pemakaman, dll)Kondisi Buruk (tutupan rumput 75%) 39 61 74 80

    Kawasan kedap airLapangan parkir, atap, badan jalan (tidaktermasuk ROW) yang dibeton

    98 98 98 98

    Jalan aspal/beton: pembatas jalan, salurandrainase (tidak termasuk ROW) 98 98 98 98

    Jalan aspal/beton, selokan terbuka(Termasuk ROW)

    83 89 92 98

    Jalan berbatu (termasuk ROW) 76 85 89 91Jalan Tanah (termasuk ROW) 72 82 87 89

    Wilayah PerkotaanKomersial dan bisnis (kedap air 85%) 89 92 94 95Industri (kedap air 72%) 81 88 91 93

    Wilayah pemukiman 500 m2 (townhouse) (kedap air 65%) 77 85 90 92 1000 m2 (kedap air 38%) 61 75 83 87 1300 m2 (kedap air 30%) 57 72 81 86 2000 m2 (kedap air 25%) 54 70 80 85 4000 m2 (kedap air 20%) 51 68 79 84 8000 m2 (kedap air 12%) 46 65 77 82

    Wilayah pengembangan (tanpa vegetasi) 77 86 91 94

    Deskripsi Tutupan LahanCN Untuk Kelompok Tanah

    A B C D

    Lahan pertanian ( diolah secara terus -menerus)

    buruk 68 79 86 89sedang 49 69 79 84baik 39 61 74 80

    Padang rumput (rumput dan ilalang yang tidakdiolah)

    30 58 71 78

    Semak belukarburuk 48 67 77 83sedang 35 56 70 77baik 30 48 65 73

    Hutan dan rumput (kebun)buruk 57 73 82 86sedang 43 65 76 82baik 32 58 72 79

    Hutanburuk 45 66 77 83sedang 36 60 73 83baik 30 55 70 77

    Kawasan perkebunan (bangunan, jalan dankavling sekitar)

    59 74 82 86

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    80/133

    Menghitung infiltrasi dengan metode Curve NumberZona B1

    No

    KET_Land Use Deskripsi Tutupan Lahan Luas_km2 %LuasKelompok Tanah CN % x CN

    A B C D A B C D A B C D

    1 Akomodasi Wisata Wilayah pengembangan (tanpa vegetasi) 0.01048 0.01% 0.01% 77 86 91 94 0.01 0.00 0.00 0.00

    2 BandaraLapangan parkir, atap, badan jalan (tidak termasuk

    ROW) yang dibeton2.73884 3.55% 3.55% 98 98 98 98 3.48 0.00 0.00 0.00

    3 Estuary Dam 0.00466 0.01% 0.01% 0.00 0.00 0.00 0.004 IPAL 0.00804 0.01% 0.01% 0.00 0.00 0.00 0.005 Kebun Campuran Hutan dan rumput (kebun) (sedang) 0.99477 1.29% 0.56% 0.73% 43 65 76 82 0.24 0.47 0.00 0.006 PLTU/PLTG & PLTD 0.11659 0.15% 0.07% 0.08% 0.00 0.00 0.00 0.00

    7 Pasir Pantai 0.0434 0.06% 0.06% 0.00 0.00 0.00 0.00

    8 PelabuhanLapangan parkir, atap, badan jalan (tidak termasuk

    ROW) yang dibeton0.51597 0.67% 0.67% 98 98 98 98 0.65 0.00 0.00 0.00

    9 Permukiman 2000 m2 (kedap air 25%) 53.99369.91

    %11.80% 58.11% 54 70 80 85 6.37 40.68 0.00 0.00

    10 SawahLahan pertanian ( diolah secara terus - menerus)

    (sedang)7.26092 9.40% 0.62% 8.78% 49 69 79 84 0.31 6.06 0.00 0.00

    11 TPA 0.01759 0.02% 0.02% 0.00 0.00 0.00 0.0012 Tahura Hutan (sedang) 0.24004 0.31% 0.24% 0.07% 36 60 73 83 0.09 0.04 0.00 0.00

    13 TambakLahan pertanian ( diolah secara terus -

    menerus)(sedang)0.19671 0.25% 0.18% 0.08% 49 69 79 84 0.09 0.05 0.00 0.00

    14 Tegalan Hutan dan rumput (kebun) (sedang) 11.0877414.36

    %1.85% 12.51% 43 65 76 82 0.79 8.13 0.00 0.00

    77.22875 100% 19.64% 80.36% 0.00% 0.00% 547 680 750 790 12.03 55.44 0.00 0.00

    CN Komposit = 67.46

    Infiltrasi (S) = 122.51 mm

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    81/133

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    82/133

    Menghitung infiltrasi dengan metode Curve Number

    Zona B3

    CN Komposit = 55.30

    Infiltrasi (S) = 205.28 mm

    No

    KET_Land Use Deskripsi Tutupan Lahan Luas_km2 %LuasKelompok Tanah CN % x CN

    A B C D A B C D A B C D

    1 Akomodasi Wisata Wilayah pengembangan (tanpa vegetasi) 6.56901 12.44% 9.28% 0.51% 2.65% 77 86 91 94 7.15 0.43 2.41 0.00

    2 BandaraLapangan parkir, atap, badan jalan (tidaktermasuk ROW) yang dibeton

    0.01559 0.03% 0.03% 98 98 98 98 0.03 0.00 0.00 0.00

    3 Kebun Campuran Hutan dan rumput (kebun) (sedang) 2.17029 4.11% 3.18% 0.23% 0.70% 43 65 76 82 1.37 0.15 0.53 0.00

    4 Kebun/perkebunan Kawasan perkebunan (bangunan, jalan dankavling sekitar)

    0.19508 0.37% 0.22% 0.15% 59 74 82 86 0.13 0.11 0.00 0.00

    5 Kolam 0.02061 0.04% 0.04% 0.00 0.00 0.00 0.00

    6 Lahan Kering Semak belukar (sedang) 0.78533 1.49% 0.88% 0.61% 35 56 70 77 0.31 0.34 0.00 0.00

    7 Pasir Pantai 0.00418 0.01% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.00

    8 Permukiman 2000 m2 (kedap air 25%) 8.56452 16.22%10.18

    % 3.88% 2.16%54 70 80 85 0.00 0.00 0.00 0.00

    9 SawahLahan pertanian ( diolah secara terus - menerus)(sedang)

    12.24444 23.19%13.00

    %10.19% 49 69 79 84 6.37 7.03 0.00 0.00

    10 THR Hutan (sedang) 0.01897 0.04% 0.04% 36 60 73 83 0.01 0.00 0.00 0.00

    11 Tegalan Hutan dan rumput (kebun) (sedang) 22.22079 42.08% 8.81% 1.33% 31.94%

    43 65 76 82 3.79 0.86 24.28 0.00

    12 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.0013 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.0014 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.00

    52.80881 100%45.62

    %16.93%

    37.46%

    0.00% 494 643 725 771 19.15 8.93 27.22 0.00

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    83/133

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    84/133

    Menghitung infiltrasi dengan metode Curve Number

    Zona B5

    CN Komposit = 58.91

    Infiltrasi (S) = 177.2mm

    No

    KET_Land Use Deskripsi Tutupan Lahan Luas_km2 %LuasKelompok Tanah CN % x CN

    A B C D A B C D A B C D

    1 Kebun Campuran Hutan dan rumput (kebun) (sedang) 6.44822 2.99% 2.96% 0.03% 43 65 76 82 1.27 0.02 0.00 0.00

    2 Kebun/perkebunanKawasan perkebunan (bangunan, jalan dankavling sekitar)

    0.23659 0.11% 0.08% 0.03% 59 74 82 86 0.05 0.02 0.00 0.00

    3 Lahan Kering Semak belukar (sedang) 8.46732 3.93% 1.40% 2.54% 35 56 70 77 0.49 1.42 0.00 0.00

    4 Permukiman 2000 m2 (kedap air 25%) 17.71384 8.22% 5.59% 2.64% 54 70 80 85 3.02 1.85 0.00 0.00

    5 SawahLahan pertanian ( diolah secara terus - menerus)(sedang)

    181.83215 84.43%38.27

    %46.15% 49 69 79 84 18.75 31.85 0.00 0.00

    6 Tegalan Hutan dan rumput (kebun) (sedang) 0.67461 0.31% 0.15% 0.16% 43 65 76 82 0.06 0.11 0.00 0.00

    7 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.008 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.009 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.00

    10 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.0011 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.0012 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.0013 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.0014 0 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.00

    215.37273 100%48.45

    %51.55% 0.00% 0.00% 283 399 463 496 23.64 35.26 0.00 0.00

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    85/133

    Dari 5 zona dapat diketahui nilai KWHeksistingnya dan nilai infiltrasinya masingmasing

    Dari sebaran nilai dapat ditentukan kurvahubungan KWH dengan infiltrasi denganmenggunakan metode regresi linier

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    86/133

    Hubungan %KWH vs Infiltrasi

    No ZonasiKawasan Total Area

    (km2)%KWH

    EksistingCN II

    (Normal)S II

    (Normal)Tidak Terbangun (km2) Terbangun (km2)1 B1 17.30 59.76 77.06 22.45 67.46 122.512 B2 64.95 47.68 112.63 57.67 67.04 124.854 B4 134.49 61.66 196.15 68.56 60.07 168.815 B5 202.12 11.94 214.06 94.42 58.91 177.203 B3 46.04 6.19 52.23 88.15 55.30 205.28

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    87/133

    Hubungan %KWH vs Infiltrasi pada kasus KSN Sarbagita

    Zonasi %KWH eksisting Infiltrasi (CN II)

    B1 22.45 75.13

    B2 57.67 137.43

    B4 68.56 156.71

    B5 94.42 202.45

    B3 88.15 191.35

    Minimal KWH 30 % setaradengan minimal nilai infiltrasiyang harus dijaga 88,45 mm

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    88/133

    Algoritma Penambahan Infrastruktur hijau

    (Kasus Biopori)

    KWH Permintaan

    Ideal

    Perhitungan SelisihKWH , infiltrasi

    Ideal dan

    Permintaan

    Tidak

    Ya

    Selesai

    PenentuanBanyaknya

    Lubang Biopori

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    89/133

    Pada kasus karena alasan tertentu KWH ideal 30 %harus menjadi 20%

    Maka akan mengurangi kapasitas infiltrasi dari88,45 mm menjadi 70,8 mm

    Terdapat selisih 17,75 mm yang harusdikompenasi dengan infrastruktur yangkapasitasnya setara

    Bila diterapkan pada skala mikro (kapling rumah)dengan luas 100 m3 dan nilainya menggunakannilai ideal min kdh 30 % maka :

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    90/133

    Selisih infiltrasi yang harus di kompensasi adalah 1,75m3 (Nilai volume infiltrasi adalah tinggi infiltrasi X luas

    kaveling) Nilai tersebut adalah nilai infiltrasi yang berkurang

    karena kdh 30 % berkurang menjadi 20 % Apabila diasumsikan kapasitas satu biopori mampu

    meresapkan 0,25 m3 maka Kebutuhan biopori = 1,75 m3/0,25 m3 Apabila dapat dibuat sumur resapan dengan

    kemampuan setara 7 biopori. Maka cukup dibuat 1sumur resapan

    Ket :analisis ini membutuhkan referensi terhadap kapasitasstandard infrastruktur hijau yang validPerlu pendalaman model lebih lanjut

    Formulasi B1FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    91/133

    Pendekatan Penambahan Infrastruktur hijau

    dan kesetaraan ruang resapanKapasitas 1 lubangbiopori

    Tinggi 1 m jari - jari 0.05 m

    Luas selimut tabung 0.314 m2luas mulut lubang 0.00785 m2

    Dengan adanya 1 lubang biopori pada setiap 1m 2 mampumeningkatkan luas permukaan resapan menjadi :

    luas 1 m2

    jml LRB @ 1m2 1Penambahan luas

    penampang resapan1.314 m2

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    92/133

    FORMULASI B2(menghitung kompensasi

    nilai KWH eksisting < nilai KWH ideal denganpembebanan pada zona lain

    Formulasi B2FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    93/133

    Cara selain kompensasi adalah mengalihkanbeban kekurangan satu zona pada zona yanglain

    Dalam implementasi di lapangan cara alokasiinfrastruktur hiaju dengan pembebanan dapatdikombinasikan sesuai kebutuhan

    Formulasi B2FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    94/133

    Algoritma Penambahan Beban KWH Pada WilayahSekitarnya

    KWH Permintaan

    IdealPerhitungan Selisih

    KWH Ideal danPermintaan

    Tidak

    Ya

    Selesai

    Proporsi SebaranKWH pada zona

    sekitarnya

    KWH Ideal

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    95/133

    Formulasi B2FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    96/133

    Contoh kasus Penambahan Beban KWH Pada Wilayah

    Sekitarnya

    Zona %KWH Eksisting%KWHModel

    SelisihProporsi Sebaran

    KWHKWH baru

    B1 22.450 33.310 -10.860B2 57.667 47.520 10.147 0.10 56.63

    B3 88.149 53.050 35.099 0.33 84.58

    B4 68.565 53.250 15.315 0.14 67.01

    B5 94.422 48.200 46.222 0.43 89.72

    KWH Setelah Pembebanan = [Proporsi Sebaran KWH x Selisih KWH] +KWH Eksisting

    Nilai yang negatif pada zona B1 dibebankan pada zona lain

    secara proporsional

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    97/133

    Perbandingan %KWH Subdas Jabodetabek dan Sarbagita

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    98/133

    Cisadane(hulu)

    Krukut(hulu)

    Ciliwung(hulu)

    Cileungsi(hulu)

    Nama Sub DASKawasan Total Area

    (km2)%KWH %KWH Model Selisih

    Tidak Terbangun (km2) Terbangun (km2)Cileungsi 629 497 1126 55.88 50.46 5.42

    Cisadane (Hulu) 718.23 150.81 869 82.65 52.93 29.72

    Krukut (Hulu) 250.77 166.093 417 60.16 53.27 6.89Ciliwung (Hulu) 134.79 219.6 354 38.03 54.09 -16.06

    SWS03.01.02

    SWS

    03.01.01

    SWS03.01.19

    SWS03.01.18

    Nama Sub DASKawasan

    Total Area (km2)%KWH

    Eksisting%KWHModel

    SelisihTidak Terbangun (km2) Terbangun (km2)

    SWS 03.01.01 219.70 119.20 339 64.83 49.27 15.56

    SWS 03.01.02 160.81 36.41 197 81.54 40.49 41.05

    SWS 03.01.18 62.95 17.93 81 77.83 56.22 21.61

    SWS 03.01.1965.84 21.42 87

    75.45 56.49 18.96

    Formulasi B2FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    99/133

    Zona Sarbagita %KWH Eksisting %KWH Model SelisihB1 22.450 33.310 -10.860B2 57.667 47.520 10.147B3 88.149 53.050 35.099B4 68.565 53.250 15.315B5 94.422 48.200 46.222

    ArealPerumahan 1

    ArealPerumahan 2

    ZonaJabodetabek

    %KWH Eksisting %KWH Model Selisih

    1 16.84 53.31 -36.472 26.95 53.78 -26.83

    Perkembangan KSN jabodetabek lebih lebih

    memberikan beban terhadap daya dukungtata air dibandingkan dengan KSN serbagitayang diindikasikan dengan selisih negatif yanglebih banyak pada zona zonanya (analisishanya berdasarkan zona yang diambil sebagai

    kasus model), belum semua

    KESIMPULAN SEMENTARA

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    100/133

    FORMULASI C(menghitung nilai KDH dan KDB)

    Formulasi CFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    101/133

    Pemahaman Nilai KDB dan KDHRTH

    RTH Publik(min. 20%)

    RTH Privat(min. 10%)

    KDHm (min. 10%)

    Nilai KWH/KZH

    KDB maks =

    100%-KDHm-k%

    Perhitungan luaslantai dasar

    bangunan dan non-bangunan

    UntukKDH < KDHm

    Pembebanan ke RTHPublik:

    RTH Publik > 20%

    Infrastruktur Hijaupada persilKDB =

    100%-KDH-k%

    KDB = bagian persil yang dapat dibangun setelahmengamankan RTH sesuai besar KDH

    k = luas perkerasan non-lantai dasar bangunan,berkisar 20-50% dari nilai KDB

    RTH publik diperbesar jika KDH minimum padazona/persil sudah dilampaui, dan perlakuanuntuk pelanggaran tidak dapat mengakomodasialiran air hujan yang turun (terjadi genangan)

    Formulasi CFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    102/133

    Pemahaman Nilai KDH

    Tingkat pengisian/peresapan air ( water recharge ) = KDH minimum Nilai KDH ditetapkan pada satu zona, dan berlaku untuk setiap persil di

    dalamnya KDH merupakan RTH privat (minimum 10% sesuai UU No. 26/2007) Nilai KDH minimum mengacu pada besar KWH dan KZH :

    KDH hanya akan menampung curah hujan lokal, yang menyerapkan setempatdan mengalirkannya ke drainase yang tersedia

    Untuk wilayah yang kondisi fisiknya menjadi penentu dominan, nilai KDH bisabebas (independen) terhadap jenis penggunaan lahan/zona.

    Penetapan KDH dapat diperlakukan sebagai teknik Overlay Zoning dalam

    penerapan peraturan zonasi (lintas zona yang berbeda), nilai KDB mengikutinilai KDH

    Formulasi CFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    103/133

    PERTIMBANGAN PENENTUAN NILAI KDB atauKDH

    Nilai KDH : Nilai KWH atau KZH yang dihitung pada unit DAS atau Sub

    DAS. Aspek hidrologi (neraca air setempat, kapasitas pengaliran) Aspek kesehatan dan kenyamanan (jarak aman, jumlah pohon

    penghasil O 2) Aspek Keselamatan (dari kebakaran: jarak aman) Karakteristik kawasan fungsional (jenis penggunaan lahan).

    PROSES PENENTUAN KDB/KDH DARI NILAI KWH DAN KSHNilai KWH/KZH KWH/KZH Kebutuhan Informasi:

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    104/133

    Nilai KWH/KZH[KZH]

    KWH/KZHEksisting [KZHe]

    KZH < KZHe?Perhitungan KDH

    Perjenis Zona/Sub Zona[Neraca Air/KDHn]

    KDH = KZH[Ditambah Kebijakan terkaitbiopori, sumur resapan dll)

    TidakKZH < KDHn(total) untukseluruh zona

    KZH?

    Simulai Pengurangan KDHn (PerjenisZona/Sub Zona) [Berdasarkan Karakter

    Zona/Sub Zona]

    Ya

    Tidak

    KDHs/KZH 1

    (optimalmendekat

    i1)?

    KDHssebagaidasar

    penetapan KDB

    OPTIMALISASI:Simulaikan penambahanKDHn setiap Zona/Sub Zona

    Berdasarkan karakter zona/sub zona danlokasi bertitik tolak pada skor KDHn hingga

    KDHn (total) KZH (optimal mendekati 1)[KDHs]

    Kebutuhan Informasi:- Jenis zona/sub zona rencana- Luasan zona/sub zona rencana

    - Koefisien dan intensitasinfiltrasi.

    - Koefisien Penyimpanan air.- Curah Hujan,- Kemiringan- Karakteristik area tangkapan.

    Kebutuhan Informasi:- Tutupan lahan eksisting pada zona KZB

    Kebutuhan Informasi:- Karakteristik kegiatan zona/sub zona.- Ukuran kapling.- Nilai ekonomi laham

    Ya

    KDHn sebagai dasar penetapan KDB

    Dasar kebijakan Pemerintah Daerahharus berupaya menyediakan RTH

    pada area KZH

    Ya

    Tidak

    Kebutuhan Informasi:- Karakteristik kegiatan zona/sub zona.

    - Ukuran kapling.- Nilai ekonomi lahan

    Formulasi CFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    105/133

    Pe=kedalaman hujan efektif (mm) P = kedalaman hujan (mm)S= Retensi potensial maksimum air oleh tanah, yang sebagian besar adalah karena

    infiltrasi (mm)

    Nilai KDH per zona menggunakan metode CN Nilai yang digunakan adalah nilai terendah (buruk)

    Formulasi CFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    106/133

    Zona Deskripsi Tutupan Lahan pada Metode CNNilai CN (rujukan: kondisi buruk)

    A B C D

    Perumahan kepadatan rendah Permukiman 1300 m2 ( kedap air 30%) 57 72 81 86

    Perumahan kepadatan sedang Permukiman 1000 m2 ( kedap air 38%) 61 75 83 87

    Perumahan kepadatan tinggi Permukiman 500 m2 (townhouse) ( kedap air 65%) 77 85 90 92Perdagangan dan jasa Komersial dan bisnis (kedap air 85%) 89 92 94 95

    Industri Industri (kedap air 72%) 81 88 91 93

    Pertanian Lahan pertanian ( diolah secara terus - menerus) 68 79 86 89

    Perkebunan Kawasan perkebunan (bangunan, jalan dan kavlingsekitar)

    59 74 82 86

    RTHRuang Terbuka (Pekarangan, taman, lapangan golf,pemakaman, dll) 68 79 86 89

    Zona terbangun lainnya Wilayah pengembangan (tanpa vegetasi) 77 86 91 94

    Formulasi CFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    107/133

    Pemahaman Nilai RTH

    Bernatzky, 1967, p 24:Sebuah area dengan luas 1 ha, yang dipenuhi oleh berbagai pohon dengandiameter >10m, perdu, semak serta rumput akan menghasilkan ruang kanopiseluas 5 ha, dalam 12 jam dapat menarik 900 kg CO 2 dari udara sertamelepaskan 600 kg O 2.

    Dalam 24 jam, 1 Ha RTH dapat melepaskan 1200 kg O 2 ke udaraperkotaan, atau setara dengan 1560 liter O 2,

    Jika harga oksigen sebesar Rp. 25.000,-/m3, maka luas 1 ha area setaradengan Rp. 39.000.000,-/hari.

    Tiap orang dalam kondisi biasa memerlukan 300 cc O2

    /hr, maka 1 ha RTHdapat mensuplai O 2 untuk 5200 org.

    1 org memerlukan 1200 cc/hr, atau 1,9 m 2 RTH penuh dengan pepohonan RTH Standar PU sekitar 2,5 m2/orang

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    108/133

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    109/133

    109

    TERIMA KASIH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    110/133

    CONTOH KASUS Perhitungan nilai KWH pada KSN

    Jabodetabekpunjur

    KetinggianSemakin tinggisuatu zonasemakin

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    111/133

    No Ketinggian (m) Preference Skor1 -12 s.d 67

    Semakin tinggielevasinya, skor

    semakin tinggi, dannilai daya dukungsemakin rendah,

    sehingga kebutuhanruang hijau semakintinggi dan menjadifaktor peningkatan

    KWH.

    1

    2 67 s.d 190 23 190 s.d 361 34 361 s.d 549 45 549 s.d 755 56 755 s.d 988 67 988 s.d 1245 78 1245 s.d 1550 89 1550 s.d 2056 9

    10 2056 s.d 2193 10

    memberi dampakhidrologi yangberpengaruhterhadap zona dibawahnya,sehingga makinperlu dilindungi

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    112/133

    Zona Resapan AirSuatu zona

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    113/133

    No Zona Preference Skor1 Pelepasan Air Tanah Semakin Zona tersebut

    mampu meresap danmenampung air,

    semakin tinggi skor, dannilai daya dukungnyasemakin rendah, dan

    menjadi faktorpeningkatan KWH.

    32 Daerah resapan utama 93 Danau Waduk Situ 104 Daerah Resapan Tambahan 85 Daerah Resapan tak berarti 66 Umumnya kedap air 2

    7 tidak ada data 1

    Semakinberfungsisebagai tempatresapan airmaka semakinperlu dilindungi

    Zona Konservasi Air

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    114/133

    No Zona Preference Skor1 Rawan Semakin zona tersebut termasuk rawan

    atau zona resapan, maka , skor semakintinggi, dan nilai daya dukung semakin

    rendah, dan menjadi faktor peningkatanKWH.

    82 Kritis 103 Daerah Resapan 64 Aman 25 Bukan Cekungan 4

    SemakinZonamempunyaifungsikonservasidan rawanmakasemakinperludilindungi

    Jenis Tanah Semakin tinggibilit

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    115/133

    No Jenis Tanah Permeabilitas dan kepekaan erosi Preference Skor1 Glei Jenuh Air

    Semakin cepatpermeabilitas atau

    semakin pekaterhadap erosi,skor semakin

    tinggi, dan nilaidaya dukung

    semakin rendah

    22 Organosol Sangat Lambat 23 Podsol Merah Kuning Sedang hingga lambat 34 Grumosol Cukup lambat 55 Latosol Cepat hingga agak lambat 66 Litosol Cepat hingga agak lambat 67 Mediteran Lambat 78 Brown Forest Cepat dan peka terhadap erosi 89 Alluvial Lambat dan peka terhadap erosi 9

    10 Regosol Cepat dan peka terhadap erosi 911 Andosol Cepat dan peka terhadap erosi 10

    permeabilitas(lolos air) ataupeka terhadap

    erosi semakinperlu dilindungi

    Nilai KWH minimal berdasarkan indeks daya dukung hasiloverlay 5 parameter dengan metode skoring

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    116/133

    Perbandingan KWH Eksisting (data 2013) Vs Model(penetapan KWH min)

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    117/133

    KawasanKWH

    Terbangun (km2) Tidak Terbangun (km2)2248.09 3017.05 57.30 %

    KWH minimal=43.82 %

    Example: % KZH berdasarkan zona Subdas

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    118/133

    Cisadane(hulu)

    Krukut (hulu)

    Ciliwung(hulu)

    Cileungsi

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    119/133

    Example: Perbandingan %KZH Subdas Cisadane (Hulu)

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    120/133

    Kawasan tidak terbangun

    Kawasan terbangun

    Mean %KZH model

    Nama SubDAS

    KawasanTotal Area

    (km2)

    %KZHTerbangun

    (km2)

    Tidak Terbangun

    (km2)Cisadane

    (Hulu) 150.81 718.23 86982.65

    Nama Sub DAS % KZH Eksisting %KZH Model Selisih

    Cisadane (Hulu) 82.65 52.93 29.72

    Example: Perbandingan %KZH Subdas Krukut Hulu

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    121/133

    Kawasan tidak terbangun

    Kawasan terbangun

    Mean %KWH model

    Nama Sub DASKawasan Total Area

    (km2)%KZH

    Terbangun (km2) Tidak Terbangun (km2)

    Krukut (Hulu) 166.093 250.77 417 60.16

    Nama Sub DAS %KZH Eksisting %KZH Model SelisihKrukut (Hulu) 60.16 53.27 6.89

    Example: Perbandingan %KZH Subdas CIliwung Hulu

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    122/133

    Kawasan tidak terbangun

    Kawasan terbangun

    Mean %KWH model

    Nama Sub DASKawasan Total Area

    (km2)%KZH

    Terbangun (km2) Tidak Terbangun (km2)

    Ciliwung (Hulu) 219.6 134.79 354 38.03

    Nama Sub DAS %KZH Eksisting %KZH Model SelisihCiliwung (Hulu) 38.03 54.09 -16.06

    Catatan : KZH minimal telah terlewati yang berimplikasi terhadappengendalian yang lebih ketat

    Example : analisis KZH berdasarkan Zona Perumahan

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    123/133

    Kawasan tidak terbangun

    Kawasan terbangun

    ArealPerumahan 1

    ArealPerumahan 2

    Example: Perbandingan %KZH Areal Perumahan Perkotaan

    Kawasan tidak terbangun

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    124/133

    Kawasan tidak terbangun

    Kawasan terbangun

    Mean %KWH model areal 1

    Mean %KWH model areal 2

    Area Kotano

    Kawasan TotalArea

    (km2)%KZHTerbangun

    (km2)Tidak Terbangun

    (km2)1 75.17 15.22 90 16.842 69.2 25.53 95 26.95

    Area Kota no %KZH Eksisting %KZH Model Selisih1 16.84 53.31 -36.472 26.95 53.78 -26.83

    Catatan : KZH minimal telah terlewati yang berimplikasi terhadappengendalian yang lebih ketat

    Example: Perbandingan %KZH Areal Perumahan Pedesaan

    Kawasan tidak terbangun

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    125/133

    Kawasan tidak terbangun

    Kawasan terbangun

    Mean %KZH model areal 1

    Mean %KZH model areal 2

    Area Desano

    Kawasan TotalArea

    (km2)%KZHTerbangun

    (km2)Tidak Terbangun

    (km2)1 46.60 107.91 155 69.842 55.42 46.49 102 45.62

    Area Desa no %KZH Eksisting %KZH Model Selisih1 69.84 49.75 20.092 45.62 49.86 -4.24

    Catatan : KZH minimal telah terlewati, berimplikasi terhadap pengendalianyang lebih ketat

    HASIL DISKUSI (1)Pertimbangan 1)

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    126/133

    Keseragaman nomenklatur/ istilah (dari koefisien menjadi

    nisbah = rasio) Penyempurnaan metode yang sudah ada dinilai lebih baik

    daripada penggunaan metode baru yang sama sekali baru Mempertimbangkan kewenangan pengaturan pada kawasan

    yang termasuk dalam kepentingan nasional Mempertimbangkan kebutuhan mekanisme trade off yang tidak

    terlalu mengikat sebagai fleksibilitas pengaturan Memasukkan parameter nisbah skala makro dan mikro (aspek

    lalu lintas, sempadan , kondisi lingkungan) Unit analisis tetap pada wilayah/daerah adminisitratisi

    walaupun nanti juga terdapat sigma antarwilayah

    126

    HASIL DISKUSI (2)Pertimbangan 2)

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    127/133

    Penentuan nilai KDB mengacu nisbah di atasnya (KZT) namuntidak melebihi ambang batas maksimumnya

    Perhitungan nisbah eksisting sebagai dasar penetapan nisbahrencana

    Penyertaan kajian terkait indeks konservasi pada pengajuanproposal pembangunan sebagai pemenuhan prinsip delta Qminimum

    Kejelasan kondisi yang dapat menggunakan kriteria penerapanpengaturan pada kondisi

    Teknik perhitungan disertai dengan ringkasan konsep pedomanyang berisi perintah-perintah dalam perhitungan

    127

    Neraca air adalah keadaan tatanan airti it (lit l gi k i i g l g

    Formulasi CFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    128/133

    Analisis Neraca Air:

    Persamaan Turc untuk menghitungEvapotranspirasi

    setiap unit (litologi, kemiringan lereng,penggunaan lahan, dan zona curah hujan)luas dihitung dari hasil tumpang susun

    Volume run off dan volume infiltrasidapat dihitung dengan memakai

    persamaan sebagai berikut

    Analisis Laju Aliran Puncak (Q)

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    129/133

    Contoh Grafik hubungan antara Run Off dan kemiringan lereng padasetiap penggunaan lahan

    Formulasi C

    FORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    130/133

    setiap penggunaan lahan

    Formulasi CFORMULASI PENETAPAN NISBAH

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    131/133

    Waktu Konsentrasi ( tc )

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    132/133

  • 8/10/2019 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB dan KDB dalam KSN Perkotaan

    133/133