Perilaku Berpura Pura

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suaka Margasatwa Kragga Kamma di Afrika Selatan memiliki cerita yang menarik sekaligus memberikan pelajaran bagi manusia untuk berhati-hati saat mengunjungi tempat seperti itu. Hal tersebut dikarenakan terjadi peristiwa dimana dua ekor cheetah (sejenis macan tutul) tiba-tiba menyerang seorang warga yang sedang asik berfoto. Violet adalah orang yang dapat selamat setelah diterkam oleh cheetah tersebut dengan pura-pura mati. Violet berpikir bahwa dia harus bersikap tenang karena dia tidak bisa melawan kedua cheetah tersebut, dan akhirnya dengan sikapnya kedua cheetah melepaskan violet. Setelah itu, suami violet langsung membawanya menghindar dari tempat kejadian seusai menakut-nakuti cheetah dengan tongkat (Dwi, 2012). Manusia memiliki pengetahuan untuk memutuskan sesuatu hal ketika menghadapi masalah sehingga keputusan yang diambil merupakan hasil dari proses berpikir. Selain manusia, hewan ternyata juga dapat berpura-pura. Proses berpura-pura pada hewan sangat beragam, salah satunya adalah pura-pura mati. Kemungkinan 1

description

Perilaku berpura-pura

Transcript of Perilaku Berpura Pura

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSuaka Margasatwa Kragga Kamma di Afrika Selatan memiliki cerita yang menarik sekaligus memberikan pelajaran bagi manusia untuk berhati-hati saat mengunjungi tempat seperti itu. Hal tersebut dikarenakan terjadi peristiwa dimana dua ekor cheetah (sejenis macan tutul) tiba-tiba menyerang seorang warga yang sedang asik berfoto. Violet adalah orang yang dapat selamat setelah diterkam oleh cheetah tersebut dengan pura-pura mati. Violet berpikir bahwa dia harus bersikap tenang karena dia tidak bisa melawan kedua cheetah tersebut, dan akhirnya dengan sikapnya kedua cheetah melepaskan violet. Setelah itu, suami violet langsung membawanya menghindar dari tempat kejadian seusai menakut-nakuti cheetah dengan tongkat (Dwi, 2012). Manusia memiliki pengetahuan untuk memutuskan sesuatu hal ketika menghadapi masalah sehingga keputusan yang diambil merupakan hasil dari proses berpikir. Selain manusia, hewan ternyata juga dapat berpura-pura.Proses berpura-pura pada hewan sangat beragam, salah satunya adalah pura-pura mati. Kemungkinan Violet melakukan hal yang sama karena dia mengetahui terdapat hewan yang melakukan hal tersebut untuk melindungi diri. Perilaku hewan yang ditiru violet tersebut disebut dengan tonic immobility atau thanatosis yang biasa dilakukan oleh bebek, sapi, kambing, dan babi yang tinggal di padang rumput. Tonic immobility melibatkan restrain fisik pada hewan yang selanjutkan menjadi immobile selama periode tertentu. Tonic immobility pada hewan tidak sama dengan manusia. Pada manusia proses tersebut dilakukan melalui suggesti secara verbal yang menghasilkan perubahan persepsi, dan dapat memberikan informasi secara verbal pada kondisi di bawah sadar.Makalah ini akan menjelaskan mengenai hewan-hewan yang memiliki perilaku berpura-pura. Selain itu, proses dari perilaku tersebut yakni tonic immobility dan thanathosis pada hewan yang berbeda dengan manusia. Dimana respon yang timbul dapat dikatakan sebagai respon secara fisik dengan perilaku yang ditunjukkan. Kemudian berbagai contoh hewan yang melakukannya beserta tujuan dari perilaku tersebut bagi hewan tersebut. Perilaku yang ditunjukkan oleh hewan tersebut tentunya memiliki alasan dibaliknya. Salah satu alasannya adalah untuk melindungi diri dimana hal tersebut merupakan manfaat bagi pelakunya. Dengan demikian, judul yang diambil untuk makalah ini adalah Perilaku Berpura-pura pada Hewan.

B. Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan perilaku berpura-pura pada hewan?2. Bagaimana cara berpura-pura pada berbagai jenis hewan?3. Apakah tujuan perilaku berpura-pura pada hewan?

C. Tujuan1. Mengetahui definisi dari perilaku berpura-pura pada hewan.2. Mengetahui cara perilaku berpura-pura pada berbagai hewan.3. Mengetahui tujuan perilaku berpura-pura pada hewan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Perilaku Berpura-pura pada HewanPerilaku memiliki arti kata tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (KBBI3, 2014). Menurut Campbell (2004: 300) Perilaku (behavior) adalah apa yang dilakukan oleh hewan dan bagaimana hewan tersebut melakukannya meliputi komponen perilaku yang tidak berkaitan dengan pergerakan dan juga tindakan hewan yang dapat diamati. Dengan demikian, perilaku pada hewan merupakan reaksi yang dilakukan hewan terhadap pergerakan/ stimulus yang dapat diamati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berpura-pura memiliki arti kata tidak sesungguhnya; tampak berbuat tapi sebenarnya tidak berbuat atau tidak berniat berbuat; berbuat seolah-olah; berlagak untuk mengelabuhi musuhnya. Perilaku berpura-pura pada hewan adalah reaksi individu yang tidak sesungguhnya dikarenakan oleh rangsangan atau lingkungan. Perilaku dapat terjadi karena pengaruh genetis dan proses belajar yang disebabkan oleh lingkungan, sehingga terjadi suatu perkembangan sifat. Perilaku yang terjadi karena pengaruh genetis disebut perilaku bawaan (innate), dimana perilaku tersebut lahir berkembang secara tetap/ pasti (developmentally fixed). Proses belajar/ pembelajaran (learning) merupakan modifikasi perilaku yang didasarkan pada pengalaman spesifik akibat lingkungan, sehingga terjadi campuran antara pengaruh genetis dan lingkungan.Perilaku hewan dalam menyelesaikan masalah akibat dari pengaruh lingkungan dapat dikaji dari pengolahan informasi pada sistem saraf hewan. Pengolahan informasi tersebut dilakukan secara sadar (consciousness) yang dikenal dengan istilah kognisi (cognition). Kognisi merupakan kemampuan sistem saraf seekor hewan untuk merasa, menyimpan, mengolah, dan menggunakan informasi yang dikumpulkan oleh reseptor sensoris. Kajian tersebut menghubungkan fungsi sistem saraf dengan perilaku, diantaranya adalah perilaku migrasi dan perilaku kesadaran. Kesadaran yang disadari (conscious awareness) hanya dikenal pada individu yang mengalaminya, tidak dapat dipelajari secara objektif, serta tidak dihubungkan dengan suatu perubahan fisiologis. Kesadaran adalah suatu bagian terpenting yang mendasari perilaku hewan.

B. Cara Perilaku Berpura-pura pada Berbagai HewanPerilaku berpura-pura pada hewan dapat dikatakan sebagai tonic immobility (imobilitas tonik) atau thanatosis. Thanatosis adalah menempatkan mati merupakan proses dimana hewan berpura-pura mati untuk menghindari perhatian yang tidak diinginkan. Bentuk penipuan hewan tersebut digunakan sebagai mekanisme pertahanan atau sebagai bentuk mimikri agresif dan terjadi dalam berbagai hewan. Apabila disebabkan oleh manusia atau hewan lain dikenal sebagai hewan hipnosis melalui imobilitas tonik. Perilaku imobilitas tonik adalah perilaku dimana beberapa hewan menjadi sementara lumpuh dan tidak responsif terhadap rangsangan eksternal. Proses perilaku ini berbeda-beda pada berbagai hewan yaitu:1. Beberapa hiu dapat diinduksi menjadi imobilitas tonik dengan membalik mereka dan menahan mereka dengan tangan, misalnya pada dogfish sharks, lemon sharks, dan reef sharks. Pada hiu macan berukuran 3-4 meter, tonik imobilitas dapat disebabkan oleh manusia menempatkan tangan mereka ringan di sisi moncong hewan di daerah sekitar mata.Selama imobilitas tonik di hiu, sirip dorsal meluruskan, dan kedua pernapasan dan otot kontraksi menjadi lebih mantap dan santai. Bentuk ini terus berlanjut selama rata-rata 15 menit sebelum pemulihan dan dimulainya kembali perilaku aktif.2. Ikan Goldfish, trout, rudd, brown bullhead, medaka, paradise fish, dan topminnow melakukan imobilitas tonik ketika mereka menahan punggungnya. Ketika ikan stress saat akan akuarium membersihkan akuarium juga dapat melakukan imobilitas tonik dengan berbaring, berhenti menggerakan sirip, bernafas lebih perlahan dan dalam, serta kehilangan warna.3. Imobilitas tonik terjadi ketika kelinci diletakkan di punggungnya secara tidak langsung dapat melumpuhkannya. Menempatkan kelinci dipunggungnya pada posisi yang tepat dan dibawah kondisi yang tepat dapat menyebabkan semacam kelumpuhan sementara. Hal tersebut bukan dikarenakan cedera fisik, melainkan bagian dari mekanisme bertahan hidup.4. Ayam merupakan hewan hipnosis (imobilitas tonik) dengan cara memegang kepala ayam di atas tanah kemudian menarik garis lurus dari paruhnya ke arah menjauh. Ayam akan berhenti selama 15 detik sampai 30 menit sambil menatap garis tersebut.Sengaja mendorong imobilitas tonik pada hewan dapat menyebabkan hewan tersebut stress serius. Hal tersebut disebabkan karena ketika dia berpura mati secara otomatis tubuhnya mengalami penurunan fungsi, seperti kerja jantung melemah sehingga tekanan darah menurun dan laju respirasi juga menurun. Apabila imobilitas tonik dilakukan secara sengaja dan berulang akan membuat hewan melawan penurunan fungsi tersebut dan dapat benar-benar membuat cedera hewan tersebut.Thanatosis merupakan pura-pura mati yang murni dilakukan hewan dengan berbagai alasan. Berbagai hewan yang melakukan thanatosis adalah:1. Burung killdeer menggunakan penipuan untuk mempertahankan sarangya terhadap gangguan gangguan pemangsa atau manusia. Ketika bahaya mengancam, burung tersebut akan meninggalkan sarangnya yang biasanya disembunyikan, dan memulai suatu pertunjukkan seolah-olah sayapnya patah. Perilaku ini memberikan efek calon pemangsa tersebut akan menjauhi sarang. Ketika pemangsa semakin mendekatinya, burung tersebut terbang menjauh. Ia kembali lagi ke sarang hanya setelah bahaya berlalu.2. Ular baby brown akan membatu jika didekati oleh pemangsa dan akan tetap diam tak bernyawa bahkan setelah disodok.3. Oposum ini diciptakan dengan kemampuan untuk melindungi diri dengan cara berpura-pura mati. Pemangsa akan berpikir bahwa Oposum sudah menjadi bangkai, dan tidak mempedulikannya. Penyamaran ini begitu sempurna hingga denyut jantungnya melambat, bahkan hampir berhenti. Kemampuan melambatkan denyut jantung ini tentu sudah ada pada saat ia diciptakan, bukan keahlian yang diperolehnya kemudian.4. Ngengat Harimau melakukan thanatosis ketika ngengat ini jatuh rebah ke tanah, akan tampak sisi tubuhnya berwarna oranye. Warna cerah ini merupakan peringatan bagi pemangsa bahwa rasa ngengat itu tidak enak. Tidak diragukan lagi, seekor ngengat tak mungkin mempunyai kecerdasan untuk menemukan taktik ini dan mengubah warna tubuhnya menjadi warna yang diartikan musuh sebagai "pahit". Ngengat ini telah diciptakan mempunyai kemampuan menarik seperti ini.

C. Tujuan Perilaku Berpura-pura pada HewanPerilaku berpura-pura pada hewan umumnya dilakukan pada saat sedang terdesak ataupun mengincar mangsanya. Berbagai tujuan yang dilakukan saat melakukan perilaku berpura-pura mati adalah:1. Pertahanan DiriKebanyakan predator menyukai hewan hidup sebagai mangsa. Bangkai tidak begitu disukai. Kecenderungan ini membentuk dasar untuk sistem pertahanan diri pada sebagian hewan. Pertahanan memiliki arti kata perihal bertahan (mempertahankan); kubu atau benteng (yang dipakai untuk membela diri). Pertahanan diri merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri untuk melindungi dari perasaan tertekan, kecemasan, stress ataupun konflik secara sadar ataupun tidak disadari. 2. ReproduksiReproduksi memiliki arti pengembangbiakan; tiruan; hasil ulang. Reproduksi merupakan penciptaan keturunan dapat dilakukan melalui reproduksi seksual atau aseksual. Reproduksi dalam makalah ini adalah perilaku berpura-pura untuk mencari pasangan agar mendapatkan keturunan. Contohnya pada hewan laba-laba Pisaura mirabilis jantan menghindari dimakan oleh laba-laba betina saat kawin. Peluang keberhasilan tinggi dapat dilihat dari laba-laba jantan yang menunjukkan pura-pura lebih sering daripada yang kurang.3. PredasiPredasi memiliki arti kata serangan dan penghancuran langsung satu organisme terhadap organisme lain. Predasi merupakan mekanisme lain dimana spesies berinteraksi satu sama lain. Predasi adalah ketika organisme predator memakan organisme hidup lain atau organisme yang dikenal dengan mangsa. Dalam hubungannya dengan pura-pura mati, predasri memiliki contoh ikan cichild. Ikan cichild asal Amerika Tengah hanya berpura-pura mati untuk memancing mangsa yang tidak curiga. Predator air ini memiliki tanda-tanda yang membuatnya seperti bagaikan ikan yang sedang membusuk, dan para pemangsa bangkai tertarik untuk mendekati dan mengira mereka akan mendapatkan santapan lezat. Setelah cichlid kembali sadar, ikan tersebut akan membunuh dan memakan tim pembersih tersebut.

BAB IIIKESIMPULAN

Perilaku berpura-pura pada hewan adalah reaksi individu yang tidak sesungguhnya dikarenakan oleh rangsangan atau lingkungan. Perilaku tersebut dinamakan tonic immobility dan thanatosis. Kedua istilah tersebut memiliki peranan untuk bermain mati. Tonic Immobility terjadi akibat pengaruh organisme lain sedangkan thanatosis murni dilakukan oleh pelakunya. Cara hewan melakukan perilaku tersebut berbeda-beda. Hewan yang melakukan tonic immobility adalah hiu, ikan, kelinci, dan ayam. Hewan yang melakukan thanatosis adalah burung killdeer, ular baby brown, oposum, dan ngengat harimau. Tujuan perilaku tersebut sangat beragam yakni untuk pertahanan diri, reproduksi, maupun sebagai predasi. Pertahanan diri banyak dilakukan oleh hewan yang melakukan perilaku tersebut. Tonic Immobility juga bertujuan untuk pertahanan diri. Thanatosis selain bertujuan untuk pertahanan diri dapat juga bertujuan untuk reproduksi maupun predasi.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.Carly Jones. (2014). Does Laying a Rabbit on its Back Paralyze it? Diakses dari http://animals.pawnation.com/laying-rabbit-its-back-paralyze-it-2640.html pada Sabtu, 22 November 2014 pukul 5:20.Dwi. (2012). Diterkam Cheetah, Selamat karena Pura-pura Mati. Diakses dari http://www.jpnn.com/read/2012/05/06/126539/Diterkam-Cheetah,-Selamat-karena-Pura-pura-Mati- pada Jumat, 21 November 2014 pukul 13:31.Harun Yahya. (2004). Menyingkap Rahasia Alam Semesta. Diakses dari http://id.harunyahya.com/id/Buku/864/menyingkap-rahasia-alam-semesta/chapter/2368 pada Jumat, 21 November 2014 pukul 20:30.Kamus Besar Bahasa Indonesia 3. (2014). Arti Kata Berpura-Pura. Diakses dari http://artikata.com/arti-346471-pura-pura.html pada Jumat, 21 November 2014 pukul 15:23._____. (2014). Arti Kata Perilaku. Diakses dari http://artikata.com/arti-346471-pura-pura.html pada Jumat, 21 November 2014 pukul 15:23.Mollie Bloudoff. (2013). Lima Hewan yang Sering Pura-Pura Mati. Diakses dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/lima-hewan-yang-sering-pura-pura-mati pada Jumat, 21 November 2014 pukul 15:23.9