Perhiasan wanita

download Perhiasan wanita

of 3

description

Perhiasan wanita

Transcript of Perhiasan wanita

. Perhiasan wanitaPerhiasan yang dikenakan oleh pengantin perempuan bermacam-macam, yaitu: patam dhoe, subang pinto aceh, subang bungong mata uroe, taloe keutab lhee lapeh, keureusang, peuniti, simplah, taloe kiieng, ikay, gleung joroe, gleueng jaroe pucok reubong, euncien pinto aceh, dan gelang kaki. Untuk lebih jelasnya berbagai jenis perhiasaan itu akan diuraikan berikut ini.

Patam dhoe adalah salah satu perhiasan yang diletakkan di dahi. Perhiasan ini berbentuk seperti mahkota yang bagian tengahnya diukir dengan motif tumpal dan sulur daun. Perhiasan yang beratnya 160 gram ini terbuat dari emas 24 karat dan lima butir serkonia putih..Pada bagian kiri dan kanannya dihiasi dengan motif pohon, daun, dan bunga berbentuk hati. Sementara, bagian tengahnya diukir piligram berbentuk kaligrafi dengan tulisan Allah dan Muhammad (motif ini disebut bungong kalimah) yang dilingkari dengan ukiran motif bulatan-bulatan kecil dan bunga. Sebagai catatan, apabila pengantin perempuan telah mengenakan perhiasan ini berarti sejak saat itu ia telah dinobatkan sebagai isteri yang sah, terlepas dari tanggung jawab orang tuanya, dan telah resmi membentuk rumah tangganya sendiri.

Subang pinto aceh adalah sepasang subang atau anting-anting yang terbuat dari emas 22 karat. Subang ini bermotif boh eungkot (bulatan-bulatan kecil seperti telur ikan) yang diilhami oleh bentuk pintu rumah tradisional masyarakat Aceh. Pada bagian bawahnya diberi rumbai-rumbai yang berbentuk rantai sebagai hiasan tambahan.

Subang bungong mata uroe (sabang bunga matahari) adalah sepasang subang yang terbuat dari emas dan permata. Motif subang ini menyerupai bunga matahari. Ujung kelopaknya yang runcing terdiri dari beberapa bagian. Bagian atas berupa lempengan berjumlah 16 helai dengan bentuk matahari yang ditengahnya diberi hiasan beberapa buah batu permata (dimasukkan ke dalam pipa-pipa yang disebut eumpung mata/kuk anam). Pada bagian tengah terdapat sari bunga yang disebut dadamon. Dan, pada bagian bawah disebut bingke (lihat foto di bawah ini).Taloe Takue Bieng Meuih adalah seuntai kalung yang terbuat dari emas. Kalung ini terdiri dari satu rantai dengan tujuh keping hiasan (6 keping berbentuk hati dan satu keping berbentuk kepiting).

Euntuek Bungong Ranub adalah kalung yang terbuat dari emas dengan motif buang sirih (bungong ranub). Sedangkan, euntuek ajeumat (kalung azimat) adalah kalung manik-manik dengan motif boh bili. Kalung ini pada bagian tengahnya digantungkan sebuah azimat yang terbuat dari emas dengan ukiran motif bunga dan daun yang diberi cawardi (email).

Keutab lhee lapeh (kalung tiga lapis) adalah kalung yang terbuat dari perak sepuh emas. Bentuknya menyerupai bulan sabit bersusun tiga yang satu dengan lainnya dihubungkan dengan rantai. Setiap susun diukir dengan motif bungong urot (suluran) dan tengahnya diberi permata merah delima.

Keureusang (bross) adalah perhiasan dada yang disematkan di baju perempuan. Perhiasan ini terbuat dari emas yang bertatahkan intan dan berlian. Bentuk keseluruhannya seperti hati dan dihiasi dengan intan dan berlian sejumlah 102 butir. Keureusang ini digunakan sebagai penyemat baju atau seperti peniti di bagian dada. Oleh karena perhiasan ini merupakan barang mewah, maka biasanya yang memakainya adalah orang-orang tertentu

Peuniti adalah seuntai peniti yang terbuat dari emas. Peniti ini berbentuk tiga buah hiasan bermotif pinto aceh yang dibuat dengan ukiran piligram dan dijalin dengan motif bentuk pucuk pakis dan bunga. Pada bagian tengahnya terdapat motif boh eungkot (bulatan-bulatan kecil seperti telur). Peniti ini disamping sebagai perhiasan, juga sekaligus sebagai penyemat baju

Simplah adalah suatu perhiasan dada untuk perempuan yang terbuat dari perak sepuh. Simplah terdiri dari 24 buah lempengan segi enam dan dua buah lempengan segi delaman. Setiap lempengannya dihiasi dengan ukiran motif daun dan bunga serta permata merah di tengahnya. Lempengan-lempengan tersebut dihubungkan dengan dua untai rantai dengan ukuran panjang sekitar 51 cm dan lebar 5 cm. Cara pemakaiannya dengan digantungkan pada kedua pundak dengan cara menyilang di bagian dada dan punggung

Taloe kiieng adalah seutas tali pinggang yang terbuat dari perak sepuh emas. Tali pinggang ini terdiri dari sepuluh lempengan, yang masing-masing dihubungkan dengan sistem engsel. Bentuk lempengan masing-masing persegi empat panjang. Lempengan yang paling ujung berbentul oval diberi kait untuk menyangkutkannya pada lubang lempengan yang paling akhir dan siap untuk dipakai.

Ikay adalah sebuah gelang tangan terbuat dari emas, suasa dan perak. Bentuknya seperti lingkaran sebuah roda. Bagian dalam (dasar) terbuat dari lempengan perak, sedangkan bagian luarnya atau atas dilapisi suasa dan emas dengan ukiran motif putar tali dan bungong tanjung. Gelang ini dipakai pada bagian atas dari siku. Di daerah Gayo dan Alas gelang ini disebut keheng.

Gleung joroe adalah sebuah kelang tangan yang terbuat dari emas dan permata. Gelang ini terdiri dari lima rantai yang saling terkait dan masing-masing rantai dihubungkan pada dua lempengan emas. Pada bagian pinggir sebelah depan dihiasi dengan ukiran motif pucuk rebung. Kedua bagian pangkal penghubung diberi ukiran suluran dan disematkan masing-masing sisi lima butir permata. Sedangkan, bagian badan diberi motif bungong kupula (bunga tanjung) yang bersemat sebutir permata.

Gleueng jaroe pucok reubong adalah sepasang gelang tangan yang terbuat dari perak sepuh. Gelang ini terbagi atas dua bagian yang dihubungkan dengan sistem engsel. Bagian atas berupa ukiran piligram dengan motif tumpal dan kaligrafi (bungong, kalimah) bertuliskan Allah yang melingkari sekeliling gelang tersebut. Gelang ini dipakai pada kedua belah tangan. Motif bungong kalimah ini hanya terdapat pada perhiasan-perhiasan yang mewah.

Euncien pinto aceh (cincin pintu aceh) adalah sebuah cincin yang terbuat dari emas dengan hiasan motif pintu aceh. Motif ini dibuat dengan ukiran terawang bermotifkan pucuk pakis dan bunga. Pada bagian tengah terdapat motif boh eungkot (telur ikan). Motif ini diilhami dari bentuk pintu rumah Aceh yang sekarang dikenal sebagai motif ukiran khas Aceh.

Gleueng goki6(gelang kaki) adalah satu-satunya perhiasan yang dikenakan pada kaki kaki kiri dan kanan. Gelang ini terbuat dari tembaga berlapiskan perak sepuh. Pada kedua bagian ujungnya agak pipih dan saling bertindih. Gelang ini dihiasi dengan motif pilin tali dengan teknik cane intan (menggunakan jalur-jalur yang mengkilap). T.J. Veltman, menyebutkan gelang ini dengan nama gleueng meusagoe (gelang bersegi).

Untuk mengetahui secara lengkap busana yang dikenakan oleh pengantin perempuan Aceh dapat dilihat pada foto berikut ini. Sedangkan, foto brikutnya adalah sepasang pengantin Aceh yang diapit oleh kedua orang tuanya.

Nilai/ arti simbolikArti simbolik dari warna-warna yang terdapat pada kupiah meukeutob adalah: (1) merah, melambangkan keberanian dalam peperangan maupun mempertahankan kebenaran; (2) kuning, merupakan simbol kehormatan dan kebesaran yang pernah dipakai oleh raja-raja pada masa kerajaan Aceh; (3) hijau, sebagai simbol kesuburan dan kemakmuran; dan (4) hitam, melambangkan keperkasaan dan tawakal.Boh dokma adalah kancing baju yang terbuat dari emas atau disepuh emas. Bentuk kancing ini seperti kerucut yang bagian dalamnya kosong. Pada bagian luar (yang runcing) terdapat susunan bola-bola kecil yang melingkar dari bawah hingga hampir kepuncaknya (bagian puncaknya terdapat hiasan pucuk rebung).

Sulaiman, Nasryuddin dkk. 2000. Pakaian dan Perhiasan Pengantin Etnis Aceh. Aceh: Departemen Pendidikan Nasional.