PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020....

12
Productum: Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk) Vol x No x Juli-Desember 20xx xxx-xxx ISSN 2477-7900 (printed) | ISSN 2579-7328 (online) PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS) PADA KURUN WAKTU 2013 2019 Annisa Pramahadi * Program Studi Desain Produk, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, Indonesia ABSTRACT This research aims at describe the development of ring jewellery in one of big jewellery company in Indonesia, that is PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) in the time between 2013-2019. Then explain the factors that influence the development of ring jewellery, the process of ring production in PT UBS, and what aspect of design that influence in the development of ring a long the year of 2013 until 2019. The data all collected through observation, interview, documentation (document study/archive), and literature study. The research result shows that along the year 2013-2019, the designer in UBS always tried to develop new ring design because driven by economic, technological, and skill factors. All visual and aesthetic aspects on the ring manufactured very well according to design principles. Groups of ring product use a lot of for: geometrical, circular, straight and so on. The placement of blank space to add the impression of convenience and wide, long with object size to be accented to create contrast and accentuation the visual object within a design. Keywords: Gold Jewellery, ring, jewellery industry ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan perhiasan cincin di salah satu perusahaan perhiasan besar di Indonesia yaitu PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) pada kurun waktu 2013-2019. Kemudian menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan perhiasan cincin, proses produksi cincin di PT UBS dan aspek desain apa saja yang mempengaruhi pada perkembangan cincin selama 2013-2019. Data diperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi (studi dokumen/arsip), dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2013-2019 desainer di UBS selalu berusaha mengembangkan desain-desain cincin terbaru karena didorong oleh faktor ekonomi, teknologi, dan keterampilan. Semua aspek rupa dan estetika pada cincin diolah dengan baik sesuai dengan prinsip desain. Kelompok produk cincin di UBS banyak menggunakan aspek bentuk geometris, garis-garis lengkung, lurus, dan lainnya, penempatan bidang kosong untuk menambah kesan nyaman dan lapang serta ukuran objek yang mau ditonjolkan untuk menciptakan kontras dan penekanan kepada objek visual yang ada dalam sebuah desain. Kata Kunci: Perhiasan Emas, Cincin, Industri Perhiasan * Corresponding author Tel : +0-000-000-000 ; fax +0-000-000-000 ; e-mail : author@______.xxx.

Transcript of PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020....

Page 1: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Productum: Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk)

Vol x No x Juli-Desember 20xx xxx-xxx

ISSN 2477-7900 (printed) | ISSN 2579-7328 (online)

PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN

DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

PADA KURUN WAKTU 2013 – 2019

Annisa Pramahadi*

Program Studi Desain Produk, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, Indonesia

ABSTRACT

This research aims at describe the development of ring jewellery in one of big jewellery company in Indonesia, that is PT

Untung Bersama Sejahtera (UBS) in the time between 2013-2019. Then explain the factors that influence the development of

ring jewellery, the process of ring production in PT UBS, and what aspect of design that influence in the development of ring

a long the year of 2013 until 2019. The data all collected through observation, interview, documentation (document

study/archive), and literature study. The research result shows that along the year 2013-2019, the designer in UBS always

tried to develop new ring design because driven by economic, technological, and skill factors. All visual and aesthetic aspects

on the ring manufactured very well according to design principles. Groups of ring product use a lot of for: geometrical,

circular, straight and so on. The placement of blank space to add the impression of convenience and wide, long with object size to be accented to create contrast and accentuation the visual object within a design.

Keywords: Gold Jewellery, ring, jewellery industry

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan perhiasan cincin di salah satu perusahaan perhiasan besar di

Indonesia yaitu PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) pada kurun waktu 2013-2019. Kemudian menjelaskan faktor – faktor

yang mempengaruhi perkembangan perhiasan cincin, proses produksi cincin di PT UBS dan aspek desain apa saja yang

mempengaruhi pada perkembangan cincin selama 2013-2019. Data diperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara,

dokumentasi (studi dokumen/arsip), dan studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2013-2019 desainer di UBS selalu berusaha mengembangkan desain-desain cincin

terbaru karena didorong oleh faktor ekonomi, teknologi, dan keterampilan. Semua aspek rupa dan estetika pada cincin diolah

dengan baik sesuai dengan prinsip desain. Kelompok produk cincin di UBS banyak menggunakan aspek bentuk geometris,

garis-garis lengkung, lurus, dan lainnya, penempatan bidang kosong untuk menambah kesan nyaman dan lapang serta ukuran

objek yang mau ditonjolkan untuk menciptakan kontras dan penekanan kepada objek visual yang ada dalam sebuah desain.

Kata Kunci: Perhiasan Emas, Cincin, Industri Perhiasan

* Corresponding author Tel : +0-000-000-000 ; fax +0-000-000-000 ; e-mail : author@______.xxx.

Page 2: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Productum: Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk)

Vol x No x Juli-Desember 20xx xxx-xxx

ISSN 2477-7900 (printed) | ISSN 2579-7328 (online)

A. Pendahuluan

Sebelum tahun 2013 industri perhiasan masih memiliki

beberapa kendala untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki. Namun pada tahun 2013 terdapat peningkatan nilai

produksi dari tahun 2012 berjumlah Rp 2.801.964.099

menjadi Rp 8.780.058.515 (http://www.kemenperin.go.id,

akses 25 April 2019). Hal ini terus berlanjut hingga 2017, kapasitas produksi industri perhiasan secara nasional

meningkat 80 persen. Sektor industri perhiasan akan terus

dikembangkan karena berorientasi ekspor dan mempunyai

daya saing yang kuat.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

(http://www.kemenperin.go.id, akses 25 April 2019)

mengungkapkan dalam artikelnya:

Berdasarkan data tahun 2015, jumlah unit industri

perhiasan dan aksesoris di dalam negeri mencapai 36.636

perusahaan dengan nilai produksi sebesar Rp10,45 triliun.

dan menghasilkan devisa melalui ekspor sebesar USD3,31 miliar. Sementara itu, nilai ekspor produk perhiasan

Indonesia ke dunia periode 2011- 2016 menunjukkan tren

peningkatan sebesar 16.85 persen.

Peningkatan yang terjadi di industri perhiasan pada tahun

2013-2019 mendorong penulis untuk meneliti

perkembangan yang terjadi salah satunya adalah faktor -

faktor yang mempengaruhi perkembangan industri

perhiasan. Perhiasan dengan bahan baku yang baik

kemudian dikemas dengan desain yang bagus akan

meningkatkan penjualan produk. Desain perhiasan perlu

pemahaman aspek–aspek dan prinsip dasar desain. Bagaimana cara membuat perhiasan yang indah, menarik

perhatian dan sesuai dengan karakter pemakainya karena

desain perhiasan berbicara secara visual (Lydia Syanti Dewi,

2010:54). Desain adalah wahana pembantu untuk

melaksanakan inovasi pada berbagai kegiatan industri dan

bisnis. Uraian tersebut menjadi alasan penulis meneliti

perkembangan dalam aspek desain yang terjadi pada kurun

waktu 2013-2019.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri

perhiasan emas adalah PT Untung Bersama Sejahtera (UBS)

yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. UBS telah

menghasilkan berbagai macam produk perhiasan sejak tahun 1981 termasuk cincin. PT UBS sudah menghasilkan ribuan

model cincin yang beragam untuk jenis – jenis cincin yang

berbeda-beda seperti: cincin wanita, pria, kawin, anak, dan

lainnya. Direktur Utama PT UBS, Eddy Susanto Yahya

mengatakan, industri perhiasan merupakan sektor padat

karya, teknologi, dan inovasi. Selain berhasil memasuki

pasar nasional, PT UBS juga melakukan ekspor produknya

ke negara – negara antara lain; Hongkong, Dubai, Amerika

Serikat, dan Italia.

Penulis memilih PT UBS sebagai subjek penelitian

karena PT UBS terbukti sudah 37 tahun dan masih terus menghasilkan desain – desain perhiasan yang inovatif dan

mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.

Produk – produk PT UBS terutama cincin yang sekaligus

menjadi objek penelitian, sudah menghasilkan kurang lebih

2000 variasi model yang berbeda – beda. Selain itu cincin

produksi PT UBS memiliki jenis yang bermacam – macam

seperti; cincin wanita, pria, anak – anak, berlian, nikah, dan

lainnya.

Tema pada penelitian ini adalah tema estetik, dengan lingkup permasalahan yang berhubungan dengan antisipasi

tren pasar dan pengembangan penggayaan (Sachari,

2005:37). Setiap penelitian mempunyai tujuan dan

kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga

macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan

pengembangan. Pengembangan berarti memperdalam dan

memperluas pengetahuan yang telah ada (Sugiyono,

2012:3). Penelitian ini dilakukan untuk mengamati sejarah

suatu objek secara kritis agar kemudian dapat memberi

masukan, koreksi, analisis ataupun mendeskripsikan

penggalan – penggalan sejarah tertentu yang bermakna

kajian ilmu desain (Sachari, 2005: 45).

B. Bahan dan Metode Kajian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu

objek, suatu set kondisi, ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang (Nazir, 1983:54). Creswell dalam Sudaryono

(2017:82) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah

metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpresentasikan objek apa adanya. Pendekatan

kualitatif menggunakan strategi prosedur penelitian yang

sangat fleksibel dan menggunakan rancangan penelitian terbuka (emergent design) yang disempurnakan selama

pengumpulan data.

Penelitian kualitatif mempunyai berbagai jenis, termasuk

studi dokumen/teks (Document Study) dan studi historis

(Historical Research). Studi dokumen merupakan kajian

yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan

tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan

yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah,

catatan harian, dan sejenisnya (Agustinova, 2015:27). Studi

historis yakni meneliti peristiwa-peristiwa sejarah yang

direka ulang dengan menggunakan sumber data primer kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian

sengaja dan tidak sengaja berupa catatan dan dokumen.

Penelitian historis merupakan bentuk penelitian yang

memiliki tujuan untuk menggambarkan fakta dan menarik

kesimpulan atas kejadian masa lalu.

Kothari dalam Agustinova (2015:30) mengategorikan

jenis penelitian histori ke dalam dua pendekatan, salah

satunya adalah pendekatan perspektif. Pendekatan ini

mempelajari kegiatan/agenda masa lampau sampai

sekarang. Salah satu ciri khas penelitian historis adalah

periode waktu: kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai kemajuan bahkan kemunduran dilihat dan dikaji dalam

konteks waktu.

Berdasarkan fungsinya, penelitian ini termasuk ke

penelitian terapan (applied research) yang berfungsi

menghasilkan pengetahuan untuk mencari solusi tentang

masalah-masalah dalam bidang tertentu. Penelitian terapan

dibagi menjadi tiga macam, salah satunya adalah penelitian

dan pengembangan, yang bertujuan mengembangkan

Page 3: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

2

produk agar mempunyai kualitas lebih tinggi (Sudaryono,

2017:78)

Sudaryono (2017:81) mengemukakan berdasarkan sifat

dan tujuannya, ada tiga jenis data salah satunya adalah

penelitian arsip (archival research). Penelitian arsip adalah

penelitian terhadap fakta tertulis (dokumen) atau berupa

arsip data. Dokumen arsip yang diteliti berdasarkan

sumbernya berasal dari internal, yaitu PT UBS dan data eksternal yaitu publikasi data yang didapat melalui orang

lain

1. Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan data primer terhadap objek yang

diteliti, maka penentuan lokasi penelitian adalah subjek

penelitian itu sendiri yaitu PT Untung Bersama Sejahtera

(UBS) yang terletak di Jl. Kenjeran No.395-399, Gading,

Kec. Tambaksari, Kota Surabaya, Jawa Timur. Penentuan

lokasi sudah melalui berbagai pertimbangan yang juga

menjadi latar belakang pengkajian skripsi ini, yaitu:

a. Peneliti mempertimbangkan biaya, waktu, dan tenaga yang dibutuhkan dan lokasi tersebut

terjangkau.

b. Peneliti sudah melakukan observasi sebelumnya

saat Kerja Profesi (KP) dan tertarik untuk meneliti

cincin yang diproduksi di UBS yang juga menjadi

subjek dalam penelitian ini.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:216) dalam penelitian kualitatif

tidak menggunakan istilah populasi, tetapi menggunakan

istilah ‘social situation’ atau situasi sosial yang terdiri dari 3 elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis. Pada penelitian

ini peneliti akan mengamati secara mendalam aktivitas

(activity) berupa proses pengembangan desain, produksi,

dan lainnya, pelaku (actors) disini adalah karyawan yang

bekerja di tempat yaitu PT UBS (place).

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan

responden, tetapi sebagai narasumber, partisipan, atau

informan. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif

dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan

selama penelitian berlangsung. Subjek penelitian adalah

tempat di mana data untuk variabel penelitian diperoleh dan juga merupakan sumber data yang dimintai informasinya

sesuai dengan masalah penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses

pengembangan desain, aspek desain dan faktor-faktor yang

mempengaruhi cincin. Sehingga untuk mendapat data yang

perlu ditentukan adalah informan yang memenuhi parameter

yang sesuai dengan kebutuhan data (purposive).

Parameternya adalah sebagai berikut:

a. Terlibat langsung sebagai penanggung jawab

proses pengembangan desain pada cincin dari awal

di PT UBS b. Mengetahui semua varian jenis cincin produksi PT

UBS dari tahun 2013

c. Mengetahui kegiatan produksi cincin di PT UBS

dari keadaan di lapangan

d. Mengetahui faktor alasan cincin dibuat sampai

produk jadi dari brainstorming dengan narasumber.

Menurut Sugiyono (2012) objek penelitian adalah suatu

atribut dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Objek penelitian ini

adalah perkembangan semua jenis cincin produksi PT UBS

dari segi desain mencakup bentuk, motif, style, bahan, finishing,dan fungsi.

3. Sumber Data dan Jenis Data

Data yang terkumpulkan untuk penelitian ini dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Data Primer, adalah data yang langsung diperoleh

peneliti dari lapangan, baik melalui observasi,

wawancara dengan pihak informan. Data primer

dari penelitian ini adalah data yang bersifat historis.

b. Data Sekunder, adalah data yang tidak langsung

diperoleh peneliti misalnya lewat orang lain atau

dokumen-dokumen dan literatur dari PT UBS, buku, internet, surat kabar, jurnal, dan lain

sebagainya. Data sekunder dilakukan dengan

menggunakan sebagian atau seluruhnya dari data

yang telah diperoleh.

4. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa cara yang dilakukan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Penelitian ini akan menggunakan partisipasi pasif

(passive participation) yang dalam hal ini penulis datang ke tempat kegiatan yang akan diamati, tetapi tidak terlibat

dalam kegiatan tersebut. Untuk beberapa divisi mungkin

penulis akan memakai partisipasi moderat (moderate

participation) yang dalam observasi ini terdapat

keseimbangan antara penulis menjadi orang dalam dengan

orang luar. Penulis dalam mengumpulkan data memakai

observasi partisipasif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak

semuanya.

b. Wawancara

Berdasarkan formalitas struktur, peneliti akan memakai

jenis semi-standardized interview atau wawancara semi

standar. Interview ini dilakukan dengan mempersiapkan beberapa pertanyaan namun dapat melakukan penyesuaian

pertanyaan selama proses interview berlangsung (Manzilati,

2017:71).

c. Dokumen/Arsip

Menurut Agustinova (2015:39) dokumen merupakan

teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh

informasi dari berbagai macam sumber tertulis atau

dokumen yang ada pada responden atau tempat. Dokumen

merupakan catatan peristiwa dan bisa berbentuk tulisan atau

gambar yang sudah berlalu sehingga teknik pengumpulan

data menggunakan berbagai buku, jurnal, artikel, dokumen dan tulisan yang relevan untuk menyusun konsep penelitian

dan mengungkapkan objek penelitian yaitu cincin.

Studi dokumen ini merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian

Page 4: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

3

yang lebih kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono,

2009:329)

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan – bahan lain, sehingga dapat mudah

terpahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Aktivitas dalam analisis data,yaitu:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merujuk pada proses pemilahan,

pemokusan, penyerderhanaan, abstraksi, dan

pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam

catatan-catatan lapangan tertulis (Emzir, 2010, 129).

Kemudian membuat rangkuman, pengodean, tema-tema,

pemisahan-pemisahan dan lainnya. Data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data akan dilakukan dalam bentuk tabel, uraian

singkat (teks naratif), dan sejenisnya. Data akan

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga

akan mudah dipahami. Penyajian data dalapat dilakukan

dengan menguraikan hasil wawancarara dan didukung oleh

dokumen-dokumen dan foto-foto atau gambar sejenisnya

yang didapatkan dari lapangan untuk menarik suatu

kesimpulan.

c. Verifikasi (Conclusion Drawing)

Sugiyono (2012:252) mengemukakan langkah ketiga dari

analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.. Ketiga

tahap analisis data menurut Miles dan Huberman tersebut

dapat digambarkan dalam Emzir (2010:134) sebagaimana

terlihat pada gambar:

Diagram 1. Komponen Analisis Data: Model Interaktif

(Sumber: Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, 2010)

6. Teknik Keabsahan Data

Menurut Nursalam dalam Agustinova (2015:43) validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesasihan suatu instrumen. Sebagai teknik pemeriksaan

keabsahan data, peneliti menggunakan jenis triangulasi

metode (Methodological Triangulation). Pada bukunya

Agustinova (2015:49) menjelaskan triangulasi metode

adalah mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda, misalnya data yang diperoleh dengan

wawancara lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi.

Jika menghasilkan data yang berbeda-beda, bisa jadi semuanya benar.

Triangulasi metode diperlukan karena setiap metode akan

saling menutup kelemahan dan keunggulannya sendiri.

Selain itu, metode yang saling menutupi kelemahan

sehingga tangkapan atas realitas sosial menjadi lebih

terpercaya dan utuh. Pada triangulasi ini terdapat dua

strategi, yaitu:

1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data

2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber

data dengan metode yang sama

C. Hasil dan Pembahasan

Metode-metode pengumpulan data penelitian ini

menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi

dokumen. Observasi dilakukan di perusahaan yang

bersangkutan yaitu UBS, proses observasi sendiri dilakukan

selama 4 (empat) hari. UBS mempunyai proses produksi

yang sangat besar dan kompleks karena harus membuat

macam-macam produk dalam jumlah yang besar (mass

product) baik itu cincin, gelang, kalung, anting, dll. Untuk

mendapatkan efektifitas kerja yang baik dan cepat, UBS membagi tugas-tugas produksi ke berbagai departemen.

Salah satu departemen pra-produksi UBS adalah

departemen Research and Design (R&D) yang mempunyai

jumlah karyawan ±100 orang, mulai dari desain awal cincin

berupa sketsa hingga proses dijadikan barang jadi terdapat

di departemen R&D. Hasil observasi menunjukkan

departemen R&D mewakili proses produksi cincin di UBS

dalam skala kecil. Departemen R&D mempunyai bagian

produksi bertujuan untuk membuat master model dan

prototipe cincin sebelum disetujui untuk produksi mass

product. Berikut adalah hasil dari observasi, wawancara, dan dokumen yang terkumpul:

1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UBS

PT UBS adalah singkatan dari PT Untung Bersama

Sejahtera yang bergerak dalam bidang industri perhiasan

emas. Pada permulaan tahun 1981, PT UBS hanyalah

sebuah perusahaan home industry yang kemudian pada tahun 1985 berubah menjadi CV. Untung yang mulai

merintis usahanya dalam bidang pengecoran perhiasan

tradisional, dengan perkembangan usaha yang cukup

signifikan pada tahun 1991 semakin berkembang dan

berubah menjadi PT UBS dengan nomor Badan Usaha

188/T/Industri/1995 dan mulai mengadopsi aneka macam

teknologi, manajemen, dan aktivitas pemasaran yang

Data

Collection Data Display

Data

Reduction

Conclusion:

drawing/verify

ing

Page 5: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

4

Tabel 1. Cincin High & Low Class UBS

(Sumber: Dokumentasi UBS, 2019)

mampu menjadikan UBS sebagai perusahaan kelas dunia.

UBS sudah membuktikan dirinya sebagai perusahaan kelas

dunia yang mampu bertahan pada saat badai kritis ekonomi

yang berkepanjangan menerima perekonomian Indonesia.

2. Cincin di PT UBS

Cincin produksi UBS memakai salah satu logam mulia

yaitu emas sebagai bahan bakunya. Selain itu, sebagian besar

cincin dihiasi dengan batu berjenis Cubic Zirconia (CZ).

UBS juga memproduksi cincin tanpa batu CZ (cincin polos),

cincin-cincin dengan batu mulia, salah satunya adalah batu

berlian (diamond) yang masuk ke dalam kelompok cincin

Diamond Look.

Variasi warna emas di cincin UBS adalah warna kuning,

putih, merah/rose gold. Teknik pada produk cincin yang

dipakai adalah cor, stamping, atau gabungan dari keduanya. Bila desain membutuhkan warna lain maka akan memakai

teknik cat enamel, yang mempunyai warna merah, hitam,

putih, biru, hijau, orange, dll. Teknik enamel juga

diperbagus dengan teknik mozza di beberapa cincin.

Metode desain yang digunakan UBS ada yang mengikuti

beberapa trend mode perhiasan yang sedang terkenal pada

saat itu (2013-2019), juga menciptakan desain sendiri yang

dapat menghasilkan tren baru lagi. Selain menciptakan

desain baru agar berhasil masuk ke pasar, UBS juga

menerima pesanan atau desain sesuai kemauan konsumen

tersebut. Dengan beberapa ketentuan seperti produk harus >100 buah, agar tidak menimbulkan kerugian produksi.

Pesanan biasa dilakukan untuk ekspor ke luar negeri seperti

Dubai, Hongkong, India, dan lainnya.

UBS yang telah memproduksi cincin dengan desain yang

variatif dan ribuan jumlahnya, untuk memudahkan produksi

dan konsumen mencari cincin yang dibutuhkan, terdapat

kelompok produk cincin di UBS, yaitu:

a. Cincin Wanita

Cincin untuk wanita paling banyak diproduksi UBS,

cincin ini berfungsi baik untuk menunjang gaya hidup,

sebagai aksesoris untuk melengkapi fashion, dan lainnya. Usia konsumen yang dituju adalah remaja, dewasa, dan

lansia menyesuaikan ukuran cincin pada jari mereka. Cincin

wanita mempunyai sub kelompok, yaitu:

Cincin High dan Low Class UBS

Judul: Cincin High Class 1

Ukuran: 12

Teknik: Cor

Motif: Kata ‘Love’

Berat: 1.63 gr

Kadar Emas: 18K / 75%

Judul: Cincin High Class 2 Ukuran: 12

Teknik: Cor & enamel

(mozza)

Motif: Geometris

Berat: 2.95 gr

Kadar Emas : 18K / 75%

Judul: Cincin Low Class 1

Ukuran: 15 Teknik: Cor & selep

Motif: Kerawangan

Berat: 4.88 gr

Kadar Emas: 17K/70%

Judul: Cincin Low Class 2

Ukuran: 17

Teknik: Cor & selep

Motif: Kerawangan Berat: 3.64 gr

Kadar Emas: 21K/87%

1) Cincin High Class (Kelas Atas)

Cincin High Class adalah cincin yang ditujukan untuk

segmen masyarakat kelas atas dan sebagian besar produknya

adalah kadar 75%. Cincin kelompok ini memakai batu CZ

dengan first quality. Karakteristik cincin kelompok high

class UBS yang masuk ke dalam kategori cincin fashion adalah lebih minimalis dan bergaya modern, banyak

memakai teknik enamel dan mozza pada produk-produknya.

Dalam cincin high class terdapat kelompok cincin

Diamond Look (Tampilan Berlian). Keindahan berlian

sebagai batu pusat dijadikan perhatian utama pada produk

ini. Batu berlian tersebut bisa berbentuk lingkaran, persegi,

persegi panjang, oval, pearl, dll. Cincin diamond look

cenderung memakai cathedral setting.

2) Cincin Low Class (Kelas Bawah)

Cincin Low Class adalah cincin yang ditujukan untuk

segmen masyarakat kelas bawah dan sebagian besar produknya adalah kadar dibawah 75%, seperti 70% & 37%.

Cincin low class memiliki karakteristik banyak memakai

teknik filigree (kerawangan) pada produk-produknya.

b. Cincin Pria

UBS juga memproduksi cincin pria untuk semua kelas

masyarakat yang mau membelinya. Usia konsumen yang

dituju adalah remaja, dewasa, dan lansia menyesuaikan

ukuran cincin pada jari mereka. Cincin pria UBS sering

dimasukkan ke kategori cincin Stempel (Signet) yang sudah

dimodernisasi. Gaya badan cincin termasuk ke dalam Euro-

style. Cincin pria cenderung lebar dan besar pada bagian head sehingga mempengaruhi berat cincin menjadi >5gr.

Ornamen yang digunakan bisa fauna dan geometris, atau

variasi keduanya. Teknik yang dipakai hampir sama dengan

cincin wanita, yaitu cor, selep, dan enamel (mozza).

Pemilihan warna pada cat enamel untuk cincin pria

cenderung warna maskulin seperti hitam dan putih.

c. Cincin Anak

Cincin anak produksi UBS cenderung memakai ornamen

fauna yang lucu dan warna-warna cerah menyesuaikan

dengan sasaran yang dituju. Cincin anak memiliki batasan

Page 6: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

5

lebih ketat, karena berat cincin yang dihasilkan kurang lebih

1gr (kalau bisa <1 gr) batasan ini dibuat karena faktor yang

berkaitan dengan jari penggunanya yaitu anak-anak.

Semakin rumit desainnya, semakin berat cincin yang

dihasilkan. Usia konsumen yang dituju adalah bayi hingga

anak-anak berumur 5 tahun.

Shank atau badan cincin kelompok anak cenderung

masuk ke jenis ‘adjustable ring’. Cincin ‘adjustable’ sesuai dengan artinya adalah cincin dengan sedikit celah sehingga

bisa menyesuaikan dan mengembangkannya menjadi sekitar

setengah ukuran cincin.

d. Cincin Kawin

Cincin pernikahan banyak dikenal sebagai simbol cinta

dan alat untuk menyatakan bahwa pasangan tersebut sudah

menikah. Usia konsumen yang dituju adalah pria & wanita

dewasa (1set) disesuaikan dengan ukuran jari masing-

masing. Band atau badan cincin kawin tetap dibuat

tradisional (melingkar) karena memiliki makna khusus.

Lingkaran yang tiada habisnya memiliki makna seperti cinta yang dimiliki pasangan suami istri terus berlangsung

selamanya.

UBS memproduksi cincin kawin tanpa menghilangkan

makna desain band cincin yang polos dan sederhana. Desain

yang simpel ditonjolkan (tidak rumit seperti cincin wanita).

Salah satu ciri khas lainnya adalah pemakaian batu CZ yang

hanya 1 (satu) di tengah melambangkan hanya satu pasangan

untuk satu sama lain. Variasi warna yang sering dipakai

adalah kombinasi emas putih dan kuning. Unsur desain garis

lurus menonjol di kelompok cincin kawin. Teknik selep dan

milgrain sering digunakan untuk menambat aspek estetika pada desain cincin.

e. Cincin Disney dan Sanrio

Disney adalah sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang hiburan dan media terbesar di dunia. Pendirinya

adalah Walt Disney yang menciptakan film animasi dengan

berbagai macam tokoh karakter seperti; Mickey Mouse,

Donald Duck, Princess Belle, Aurora, dan lainnya. Sanrio

adalah perusahaan asal Jepang yang menciptakan salah satu

karakter fiksi yang terkenal yaitu Hello Kitty. Karakter-

karakter lainnya adalah My Melody, Gudetama, Keroppi,

dan lain-lain. Pada tahun 2018, UBS dengan Disney dan Sanrio

mengumumkan kemitraan. Produk perhiasan dengan

karakter-karakter Disney dan Sanrio diluncurkan secara

eksklusif oleh UBS. Hubungan mitra ini didorong oleh minat

pasar perhiasan terutama wanita, baik anak-anak dan dewasa

menginginkan karakter-karakter Disney atau Sanrio

menghiasi perhiasan mereka. Usia konsumen yang dituju

adalah remaja, dewasa, dan lansia menyesuaikan ukuran

cincin pada jari mereka.

Kelompok produk khusus ini masuk ke dalam kategori

cincin high class terlihat dari desain yang minimalis tapi tetap indah untuk menonjolkan karakter Disney atau Sanrio

sebagai pusat perhatian serta kadar emas yang digunakan,

yaitu >70%. Teknik cat enamel berperan banyak dan penting

pada cincin kelompok ini, untuk mewarnai karakter-karakter

tersebut.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Perkembangan Desain di PT UBS

Sebagai perusahaan yang memiliki visi ‘Menjadi Pemimpin Pasar Perhiasan Emas Yang Kompetitif Dengan

Merk Berkelas Dunia’ membuat UBS harus selalu

mengembangkan produk-produknya untuk memenangkan

pasar perhiasan dan bisa bersaing dengan perusahaan

berkelas dunia lainnya. Lebih jelasnya berikut adalah faktor

- faktor yang mempengaruhi perkembangan desain semua

produk perhiasan, termasuk cincin di UBS:

a. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi menjadi faktor utama dalam

memproduksi perhiasan baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan salah satunya adalah selera

konsumen, pendapatan/daya beli masyarakat, advertising,

dll adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan.

Tingginya permintaan perhiasan akan membuka peluang

penawaran. Akan tetapi hukum permintaan menyatakan

apabila harga suatu barang naik maka jumlah barang yang

diminta akan turun, sebaliknya jika harga suatu barang turun

maka jumlah barang yang diminta akan bertambah, ceteris

paribus. Bahan baku emas yang cenderung naik turun

membuat harga perhiasan emas di beberapa produsen

mengikuti arus. Hal ini dijadikan peluang bagi UBS dengan menawarkan perhiasan emas dengan harga stabil, sehingga

konsumen tidak perlu takut apakah harga produk akan naik

atau tidak.

Melihat salah satu faktor permintaan yaitu selera

konsumen. Selera masyarakat pada ranah perhiasan hampir

sama dengan ranah fashion, yaitu tidak bisa ditebak.

Terkadang UBS menyesuaikan dengan tren perhiasan masa

kini, tetapi bisa kembali ke tren beberapa tahun yang lalu.

UBS sebisa mungkin menyediakan produk perhiasan yang

diinginkan masyarakat dengan cepat. Pada tahun 2013-2017

variasi model cincin harus berubah sekitar 3 bulan sekali,

setelah 2017 - sekarang menjadi 1 bulan sekali bahkan seminggu sekali sudah harus ada model cincin terbaru untuk

diproduksi. Salah satu penyebab perbedaan target perubahan

model cincin karena permintaan pasar yang cukup tinggi.

Semakin sering model cincin yang berbeda diproduksi

semaking berkembang perusahaan.

PT UBS jarang memproduksi produk perhiasan yang

difaktorkan dari permintaan klien. Apabila menerima

custom cincin (desain dari klien) yang kurang <100 biji, akan

terdapat kerugian pada ongkos produksi. Biasanya terdapat

minimal order sebagai perusahaan besar. Kecuali konsumen

menginginkan salah satu model cincin dengan kadar emas yang berbeda, hal itu masih disanggupi oleh UBS.

Pertimbangan konsumen dalam pertama kali membeli

perhiasan emas, selain jenis dan kadar emas, model desain

menjadi salah satu fokus utama. Hal ini disebabkan karena

fungsi utamanya untuk mempercantik diri. Fungsi lain dari

perhiasan emas adalah bisa dijadikan instrumen untuk

investasi jangka panjang maupun jangka pendek, meskipun

tidak terlalu menguntungkan seperti investasi menggunakan

Page 7: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

6

emas batangan. Hal ini dikarenakan membeli perhiasan emas

lebih mahal dibandingkan emas batangan karena ada biaya

tambahan untuk ongkos produksi dan keperluan penjualan.

Perhiasan emas yang sudah dibeli dapat dijual kembali,

tentu dengan beberapa pertimbangan utama seperti kondisi

fisik, jenis emas, dan kadar emas yang terdapat pada

perhiasan. Beberapa toko emas yang membeli nanti akan

melebur perhiasan emas tersebut atau dijual kembali di toko mereka. Perhiasan yang berlisensi seperti UBS akan lebih

terpercaya dan memiliki nilai jual tambah.

Nilai jual perhiasan bekas jarang melihat dari aspek

desain karena sulit distandardisasi. Toko emas mempunyai

nilai taksir emas yang berbeda-beda. Pada umumnya

semakin baru model dan desainnya maka semakin tinggi

harganya ketika dijual kembali. Model desain perhiasan

yang simpel tetapi tetap up to date dijual kembali umumnya

memiliki harga yang tetap. (Kusuma, 2016).

b. Faktor Teknologi

Teknologi juga salah satu faktor yang mendukung perkembangan produksi cincin dari dulu. Teknologi yang

canggih membuat produksi mass product lebih cepat dan

mudah. Mesin-mesin dengan keahlian baru mendukung

perkembangan desain cincin dengan variasi motif selep,

doft, tutul, garis, lengkung, dan semacamnya.

Sebagai perusahaan yang mempunyai pabrik untuk

produksi, teknologi yang terdapat di UBS sebagian besar

adalah mesin-mesin dari Italy, India, dan lainnya. Walau

sebagian besar diisi oleh mesin, Sumber Daya Manusia

(SDM) masih dibutuhkan sebagai operator, baik

mengendalikan mesin atau yang mengarahkan mesin seperti saat proses selep.

Teknologi juga menyesuaikan produsen dari luar.

Contohnya, batu CZ yang di-supply dari Signity terdapat

beberapa variasi yang berbeda dari sebelumnya seperti batu

bentuk kotak dan batu gradasi warna. Potensi bahan baku ini

dikembangkan oleh bagian Research & Design (R&D) dari

sketsa sampai penyesuaian teknik yang digunakan. Apabila

teknik tidak diperhatikan maka resiko retak, pecah, rusak

sangat tinggi dan akan menghambat proses produksi.

c. Faktor Keterampilan

Perhiasan cincin memiliki batasan-batasan desain, terlebih lagi teknologi mesin yang juga mempunyai batas

kemampuanya membuat desainer tidak boleh sembarangan

membuat sketsa cincin untuk mass product. Berbeda dengan

perhiasan yang dibuat dengan tangan atau perajin, mesin

memiliki batasan-batasan sesuai kinerjanya. Batasan

tersebut bisa berhubungan dengan ergonomi penggunanya

(contoh: cincin dengan desain yang lancip akan membuka

peluang untuk melukai jari penggunanya atau menyangkut

dengan benda-benda lain yang mengurangi kenyamanan

penggunanya).

Kelemahan faktor mesin yang mempunyai batasan kemampuan, terdapat kelebihannya yaitu banyaknya motif,

tekstur, teknik yang bisa dihasilkan dengan cepat karena

bantuan mesin ini. Hal ini mendorong kreativitas para

desainer di departemen R&D, dengan didukung

pengetahuan tentang komposisi maupun unsur keindahan,

yang menjadikan produk cincin yang dihasilkan semakin

variatif, dari segi bentuk, motif, dan ornamen. Faktor

keterampilan pada emas yang bisa menghasilkan macam

warna seperti; putih, kuning, rose gold membuka peluang

yang sangat tinggi untuk menghasilkan produk unik yang

dapat memuaskan konsumen. Apabila warna emas dirasa

masih sedikit, teknik enamel berupa warna merah, putih,

hitam, orange, hijau, biru dll juga mendorong faktor keterampilan dalam mengembangkan perhiasan cincin.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor

ekonomi, teknologi, dan keterampilan dapat mendukung

perkembangan perhiasan cincin di PT UBS. Berdasarkan

hasil observasi dan dokumen yang terkumpul,

perkembangan desain perhiasan cincin di PT UBS dapat

diamati dari perubahan secara praktis dan bentuk fisik dari

produk perhiasan cincin. Secara umum perubahan tiap tahun

cincin UBS dapat dilihat dari desain yang meliputi bentuk,

warna, motif, ornamen, dan lainnya.

4. Perkembangan Cincin PT UBS pada Kurun

Waktu 2013-2019

Berikut adalah penjelasan singkat perkembangan desain

cincin UBS semua kelompok disusun dalam tabel dan

paragraf dibawah:

2013 2014 2015

2016 2017 2018

2019

Tabel 2. Perkembangan Cincin High Class pada Tahun

2013-2019

(Sumber: Dokumentasi UBS, 2019)

Meski cincin UBS masuk ke dalam kategori fine

jewellery, cincin-cincin ini diproduksi dengan tujuan untuk

melengkapi style fashion wanita. Desain cincin high class

pada tabel 2 rata-rata mempunyai ukuran yang cukup lebar,

menonjol dan menarik perhatian bila dipakai pada jari, tetapi

Page 8: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

7

perlu diingat bahwa banyak juga desain cincin UBS yang

simpel, minimalis, dan ringan.

Perkembangan cincin high class pada tabel di atas

memperlihatkan UBS dominan menggunakan desain geo

(geometrik) seperti lingkaran dan sentuhan unsur garis-garis

lengkung untuk memberikan kesan lembut dan luwes.

Desain fraktal yang digunakan banyak menerapkan pola hias

berupa mata rantai. Variasi warna dasar emas yang digunakan pada tahun

2013-2014 adalah kuning dengan sedikit sentuhan putih,

tahun 2015-2017 banyak memakai warna dasar emas putih

untuk desain-desain cincin, dan pada tahun 2018-2019 UBS

mulai banyak meluncurkan variasi warna emas dasar rose

gold, yang disebabkan meningkatnya minat masyarakat

terhadap variasi warna rose gold sejak 2017.

Pemakaian batu CZ berwarna putih didominasi sejak

tahun 2014-2019, dan pada tahun 2019 UBS mulai

mengeksplorasi kembali keindahan batu-batu berwarna

karena sangat populer di desain modern. Teknik cat enamel

jarang digunakan di cincin high class, namun bila diterapkan maka akan memakai teknik mozza untuk memperhalus

tekstur. Warna enamel yang digunakan adalah hitam.

Aspek ruang pada kelompok produk high class banyak

memberikan ruang kosong diantara elemen-elemen desain

pada badan cincin untuk ruang jari bernafas. Cincin high

class menyelaraskan bidang yang penuh terisi batu CZ

dengan bidang-bidang kosong (hanya logam emas dasar),

Untuk aspek tekstur, cincin high class UBS sangat

mengedepankan ‘kilau’ yang halus baik pada batu-batu CZ,

maupun di bidang kosong dengan menggunakan proses

amplas dan poles. Desain cincin high class banyak memakai gaya

kontemporer. Bentuk keseluruhan desain cincin (dari

tampak atas) sangat berbeda dengan desain cincin

tradisional, hal ini terjadi karena menyesuaikan dengan

desain-desain cincin yang sedang populer pada tahun itu.

Cincin UBS kelompok High Class banyak mengadopsi

variasi jenis cincin bertumpuk (stack) terlihat pada tahun

2016-2019. Cincin 2016 masih memakai desain cincin stack

yang sering dijumpai, cincin-cincin ramping dengan band

lurus tersusun rapi. Dengan menggunakan metode

redefining dan explosing, tahun 2017 memakai jenis cincin

stack tetapi mengambil bentuk dasar baut per, kemudian di-deformasi dan dimasukkan salah satu elemen desain seperti

ruang. Bagian tengah diberikan bidang kosong hanya logam

dasar saja karena bagian atas bawah sudah dipenuhi batu-

batu CZ berderet memakai pengaturan surface prong.

Desain cincin tahun 2018 berani medobrak desain cincin

stack pada umumnya, desain dibuat bertumpuk tetapi

bersilangan dan masih satu kesatuan, dan memakai pola hias

rantai sebagai pusat perhatian dikelilingi batu-batu aksen

berderet seperti pada digambar. Desain cincin tahun 2019

memakai konsep yang mirip dengan tahun lalu, yang

berbeda adalah cincin bertumpuk yang bersilangan hanya pada bagian tengah (bukan keseluruhan). Variasi bentuk

band cincin yang berbeda-beda tapi tetap harmonis dalam

satu kesatuan sesuai prinsip desain.

2013 2014 2015

2016 2017 2018

2019

Tabel 3. Perkembangan Cincin Low Class pada Tahun

2013-2019

(Sumber: Dokumentasi UBS, 2019)

Ornamen kerawang yang digunakan banyak terinspirasi

dari corak-corak geometris islam. Selain coraknya yang

atraktif, motif kerawang merupakan salah satu teknik

pencahayaan yang menghasilkan efek remang-remang yang

dianggap mampu meningkatkan rasa khusyu’ dalam shalat

Disbudpar dalam Sari (2019:29). Pemakaian ornamen

kerawang pada cincin-cincin low class UBS rata-rata berasal

dari corak geometris islam pada masjid yang

disederhanakan. Contohnya seperti pada gambar dibawah

adalah salah satu pola hias geometris arab dengan

pengulangan segi 12, kemudian disederhanakan menjadi segi 4 (belah ketupat yang dilengkungkan) dan segi 6, lalu

diterapkan pada beberapa desain cincin low class.

Metode desain yang digunakan adalah trendspotting,

redefining, dan explosing. UBS tetap mengikuti tren

perhiasan setiap tahun dengan menyelaraskan karakteristik

ornamen kerawang. Gaya badan cincin (shank) low class

adalah cincin filigree yang dimodernisasikan.

Desain cincin low class pada tahun 2013 memiliki

konsep jenis cincin bertumpuk (stack) pada bagian kepala

(head) namun menyatu menjadi satu lingkaran badan cincin

(shank) di bagian bawah. Alih-alih bagian cincin yang ramping dibuat lurus, garis-garis melengkung berjarak ini

memberikan kesan luwes yang dinamis. Tahun 2014, desain

lebih rumit dibandingkan tahun 2013. Bila tahun 2013

semua desain memakai elemen garis melengkung, tahun

2014 ada juga yang memakai elemen garis zig zag. Garis

zig-zag sering dimaknai garis yang keras tetapi sekaligus

dinamis. Bentuk-bentuk dasar geometris untuk bagian head,

seperti: belah ketupat, oval, pear, persegi panjang, dll.

Bentuk dasar itu menjadi bidang kosong yang kemudian diisi

Page 9: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

8

dengan berbagai macam desain fraktal, yaitu ornamen

geometris kerawang.

Selain pola hias geometris kerawang, desain bio seperti

bentuk dasar bunga dan daun juga digunakan pada tahun

2015, sesuai dengan tren pada tahun tersebut, yaitu:

memperbaharui bentuk cincin klasik dan desain tradisional

dengan elemen-elemen flora seperti bunga. Bila biasanya

hanya 1 pola hias kerawang yang menghiasi cincin, pada tahun 2017 hingga 2019 desainer menggabungkan 2 pola

hias ornamen yang berbeda pada satu desain cincin. Unsur

garis lengkung dan penggabungan antara garis horizontal

dan vertikal adalah elemen penting untuk ornamen

kerawang. Walau semua cincin low class memiliki desain

yang rumit, tetapi mereka semua memiliki komposisi yang

simetris

Pemakaian batu CZ untuk cincin low class tahun 2013-

2019 jarang digunakan, biasanya hanya sebagai batu aksen

dengan jumlah <10 biji. Hal ini disebabkan karena ornamen

yang menghiasi cincin sudah cukup rumit dan menjadi pusat

perhatian. Batu CZ gradasi merah; merah muda, dan putih digunakan pada tahun 2013-2015, tahun 2016-2019

memakai batu warna putih. Teknik cat enamel pada

kelompok cincin low class tidak disertai teknik mozza,

warna yang digunakan pada tabel diatas adalah merah, hijau,

dan ungu.

Variasi warna yang dominan pada tahun 2013-2019

dipakai adalah kuning (warna dasar logam emas) dengan

sentuhan warna emas putih untuk menambah nilai estetika.

Pemakaian teknik selep banyak diterapkan untuk

menghasilkan keragaman tekstur (sedikit kasar dan halus)

dalam satu desain. Teknik selep yang digunakan pada beberapa pola hias kerawang sehingga menciptakan tekstur

yang teratur

2013 2014 2015

2016 2017 2018

2019

Tabel 4. Perkembangan Cincin Pria pada Tahun 2013-

2019

(Sumber: Dokumentasi UBS, 2019)

Cincin signet mempunyai ciri khas bagian head selalu

lebar dan tidak ada area kosong untuk udara di jari. Pada

tahun 2013-2019 pemakaian bentuk geometris seperti

persegi dan persegi panjang sangat sering digunakan. Meski

selalu memakai bentuk-bentuk yang bersudut, untuk

memenuhi aspek ergonomis bagian ujung-ujungnya dibuat

sedikit tumpul agar tidak melukai jari penggunanya.

Sesuai analisis tabel diatas, variasi warna emas ada tahun 2013-2014 adalah warna logam emas dasar kuning dengan

sentuhan emas putih, tahun 2015-2016 hanya menggunakan

warna emas putih, tahun 2017-2018 kembali lagi ke warna

tahun 2013 yaitu kuning dengan sentuhan putih putih, tahun

2019 kembali lagi dengan warna emas putih dikombinasikan

dengan cat enamel warna hitam.

Cincin Pria tahun 2013-2019 masih memakai konsep

cincin dengan batu tengah sebagai pusat. Tahun 2013-2014

batu pusatnya 1 (satu) di tengah berukuran kecil, dengan

pengaturan pada batu memakai tipe Bright-Cut. Tahun

2015,2016, dan 2018 memakai batu berwarna yang besar

dan cukup mencolok karena dikelilingi batu CZ warna putih sebagai aksen. Pemakaian batu-batu berwarna bisa dimaknai

sebagai batu kelahiran (birth stone), karena cincin stempel

(signet) adalah perhiasan yang sangat mencerminkan

personal penggunanya. Tahun 2017 dan 2019 tidak memakai

batu tunggal, melainkan batu-batu CZ kecil disusun

sedemikian rupa hingga menjadi pusat perhatian.

Ukuran adalah unsur desain yang mengatur besar kecil

suatu objek untuk menciptakan kontras dan penekanan pada

objek desain. Tahun 2013 bidang kosong berwarna kuning

emas yang cukup luas tersebut diberikan tekstur dengan

teknik selep sehingga membuat orang akan fokus dengan batu yang ditengah meskipun kecil dan hanya satu. Tahun

2014 bagian head batu tengah masih sama dengan 2013

dengan perbedaaan bidang kosong dipenuhi batu-batu CZ,

dan sisi samping diisi bidang kosong dengan tekstur

menonjol yang beraturan. Tahun 2015 dan 2016 batu

berwarna berukuran sangat besar sehingga menjadi skala

prioritas objek yang akan dilihat terlebih dahulu

dibandingkan yang lainnya. Tahun 2017 kembali mengambil

dasar konsep 2013 dengan sedikit pembaharuan. Tahun

2018 juga kembali dengan konsel tahun 2015-2016, dengan

perbedaan center stone dibuat lebih kecil, dikelilingi batu

aksen putih namun masih menyisakan bidang kosong. Tahun 2019 terdapat perubahan, bila biasanya hanya memakai batu

tunggal sebagai pusat, kali ini batu-batu warna hitam disusun

dalam satu bidang kotak kosong yang besar untuk menjadi

fokus perhatian dengan batu CZ putih dan enamel hitam

lurus melingkar sebagai aksen.

2013 2014 2015

2016 2017 2018

Page 10: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

9

2019

Tabel 5. Perkembangan Cincin Anak pada Tahun 2013-

2019

(Sumber: Dokumentasi UBS, 2019)

Cincin pada tabel di atas adalah salah satu cincin produksi

UBS untuk konsumen anak-anak yang mewakili selama

2013-2019. Metode desain pada kelompok cincin anak

paling banyak menggunakan redefining dan explosing.

Penggunaan metode ini disebabkan karena batasan-batasan

desain pada cincin anak yaitu berat akhir pada cincin harus

ringan, simpel, dan menarik perhatian anak. Metode

redefining terlihat pada 2016 mengolah kembali desain

bentuk hati agar menjadi sesuatu yang berbeda, begitu pula

dengan desain tahun 2017 dan 2019 yang sama sama

mengambil bentuk bio (daun dan bunga) dengan perbedaan

setting prong. Gaya badan cincin (shank) paling banyak menggunakan

jenis bypass pada tahun 2013,2014, dan 2018 dan cincin

yang bisa disesuaikan (adjustable) namun hanya bagian

bawah saja pada tahun 2017&2019. Bentuk dasar desain

untuk bagian head cincin anak 2013-2019 hanya mengambil

bentuk-bentuk geometris yang simpel seperti pear, hati, pita,

dll juga bentuk bio seperti bunga, daun, dan hewan.

Variasi warna emas yang dipakai pada cincin anak selama

2013-2016 hanya menggunakan warna logam dasar emas

kuning. Ketika tren rose gold terkenal di tahun 2017, UBS

memakai variasi warna rose gold untuk logam dasar sampai 2019.

Variasi warna batu CZ untuk anak selama 2013-2019

semua memakai warna putih. Pemakaian batu-batu CZ untuk

cincin anak berukuran kecil selama 2013-2016 sangat

sedikit, dengan jumlah <5 biji. Tahun 2017 dan 2019

pemakaian batu lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya

yaitu >5 biji untuk mengisi bentuk dasar desain bio. Tahun

2018 karena desain hewan sudah menjadi pusat perhatian

desain, maka batu CZ hanya menjadi batu aksen.

Cincin anak selama 2013-2019 hanya memusatkan desain

pada bagian head, sehingga sisi kiri kanannya yang

melingkar dibiarkan kosong dengan tekstur yang halus dan kilap berkat proses amplas,poles, dan sepuh. Tekstur sedikit

kasar hasil dari teknik selep hanya diterapkan sebagai

penambah elemen desain pada bagian head, seperti desain

cincin tahun 2017.

2013 2014 2015

2016 2017 2018

2019

Tabel 6. Perkembangan Cincin Kawin pada Tahun

2013-2019

(Sumber: Dokumentasi UBS, 2019)

Perkembangan desain cincin produksi UBS untuk

kelompok cincin kawin yang ditujukan untuk konsumen

pasangan laki-laki dan perempuan selama 2013-2019

memiliki karakteristik yang konstan yaitu pemakaian batu CZ tunggal sebagai pusat utama desain (center interest) di

bagian kepala (head). Penempatan batu ini dilatar belakangi

aspek sosial budaya, satu batu melambangkan cinta mereka

hanya untuk satu sama lain.

Selain batu CZ yang menjadi salah satu aspek estetika

dalam desain cincin, badan cincin (band) pada cincin kawin

UBS tahun 2013-2019 berbentuk klasik, melingkar lurus

tanpa putus seperti filosofis cincin pernikahan sejak dulu.

Karena adanya batasan-batasan ini, maka eksplorasi desain

dilakukan pada unsur warna,tekstur, garis, dan bidang.

Varian warna emas yang digunakan pada tahun 2013-

2019 selalu mencampurkan dua warna, yaitu: emas kuning dengan sentuhan putih. Tetapi pada cincin 2019 di tabel 24

warna yang dipakai adalah rose gold dengan sentuhan putih.

Unsur garis lurus yang dominan biasanya juga digunakan

sebagai simbol formalitas. Garis-garis ini akan membentuk

sebuah bidang yang diisi varian warna yang berbeda seperti

putih atau diberi tekstur dengan teknik selep. Desain untuk

pria dan wanita pada cincin UBS kembar sesuai dengan

filosofis cincin nikah sejak dulu, yang membedakan hanya

ukuran.

Desain cincin pada tahun 2013-2015 bergaya modern dan

sangat minimalis. Terlihat dari pemakaian beberapa unsur garis lurus yang melingkar pada tahun 2013 dan 2015. Garis-

garis diagonal yang membentuk bidang jajar genjang pada

desain 2014 di-isi dengan memasukkan varian warna yang

berbeda dari warna dasar cincin dan memakai teknik selep

untuk menambah tekstur.

Page 11: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

10

Pada tahun 2016-2018 mulai lebih kontemporer dan unik

dibandingkan desain cincin selama 3 tahun tersebut. Contoh

cincin kawin tahun 2016 memiliki desain sisi kiri dan kanan

yang berbeda dari tampak atas. Sisi kanan meniru motif

rantai seperti yang sering dijumpai di cincin kelompok high

class. Pada tahun 2017 terdapat teknik milgrain sepanjang

tepi cincin dan bidang-bidang yang menonjol menuju batu

pusat. Pada tahun 2019 terdapat perbedaan desain yang cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Desain

untuk pria dan wanita berbeda, tidak kembar seperti desain

terdahulu. Pemakaian batu CZ yang banyak memberikan

kesan feminim sehingga pemakaian batu aksen pada sisi kiri

kanan batu pusat diberikan pada desain cincin kawin untuk

wanita. Variasi warna rose gold pada cincin 2019 juga

berpengaruh dari tren 2017-2018 yang sedang marak

perhiasan warna rose gold.

D. KESIMPULAN

Hasil temuan data dan analisa data perkembangan desain

cincin di PT UBS pada kurun waktu 2013 – 2019

membuahkan beberapa kesimpulan, antara lain:

Kesimpulan pertama, cincin di UBS mempunyai

beberapa kelompok produk yaitu; cincin high class

(termasuk diamond look), low class, pria, anak, kawin dan

Disney & Sanrio. Berikut adalah perkembangan desain yang

terjadi pasa setiap kelompok produk selama 2013-2019: Kelompok

Cincin

Kesimpulan Perkembangan

Cincin High

Class

• Dominan menggunakan gaya modern

dengan bentuk badan cincin bertumpuk

(stack)

• Bentuk-bentuk geometris dan fraktal (pola hias) dengan sentuhan garis

lengkung & lurus.

• Variasi warna logam dasar emas kuning

ditonjolkan dengan beberapa sentuhan

warna emas putih. Batu-batu CZ paling

banyak memakai warna putih.

• Tekstur kilau dan halus diutamakan

• Bidang kosong dengan bidang yang diisi

penuh oleh batu CZ sangat selaras dalam

satu kesatuan desain.

Cincin Low

Class

• Bentuk 3 Dimensi sangat diperhatikan (cekung dan cembung setiap ornamen

pada cincin)

• Pemakaian desain fraktal yaitu ornamen

kerawang geometrik islam menjadi ciri

khas dan garis-garis lengkung.

• Area kosong diantara unsur garis atau

pola hias kerawang pada cincin

membantu mengurangi beban produk

dan memberikan ruang bernafas.

• Tekstur sedikit kasar banyak diciptakan

dari teknik selep.

• Warna-warna yang digunakan adalah

warna dasar kuning emas dengan

sentuhan emas putih.

Cincin Pria • Kesan maskulin sangat ditonjolkan,

terlihat dengan varian warna dasar yang

digunakan adalah emas putih dengan

beberapa sentuhan kuning.

• Pemakaian batu warna yang cukup besar

lebih ditonjolkan

• Banyak menggunakan gaya Eropa,

bentuk bagian badan cincin (shank) atas

cenderung memakai bentuk yang

mempunyai sudut seperti kotak, persegi

Panjang, segi 8, dan lainnya.

Cincin

Anak

• Gaya badan cincin paling banyak

menggunakan tipe bypass dan

adjustable.

• Bentuk-bentuk geometris yang simpel

seperti pear, hati, pita, dll juga bentuk

bio seperti bunga, daun, dan hewan.

• Variasi warna dasar emas yang dipakai

selama 2013-2016 hanya menggunakan

emas kuning. Tahun 2017-2019

menggunakan warna rose gold.

• Variasi warna batu CZ semua memakai

warna putih.

• Cincin anak hanya memusatkan desain

pada bagian head.

• Tekstur yang diterapkan halus dan kilap.

Cincin

Kawin

• Ditujukan untuk pasangan sehinga

desainnya mirip satu sama lain.

• Karena aspek sosial budaya, bentuk

band klasik lurus melingkar dengan batu

tunggal di tengah.

• Eksplorasi dilakukan pada warna,

bidang, dan tekstur

• Variasi warna dasar adalah kuning emas

dengan campuran warna putih dengan

batu CZ warna putih

• Tekstur yang diterapkan halus, sedikit

kasar dari selep, namun teratur.

Cincin

Disney &

Sanrio

• Perkembangan desain selama 2018-2019 (1 tahun) adalah eksplorasi desain

bentuk 3 dimensi lebih ditonjolkan.

Tabel 7. Kesimpulan Perkembangan Desain Cincin

UBS selama 2013-2019

(Sumber: Annisa Pramahadi, 2019)

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG …digilib.isi.ac.id/6084/4/JURNAL.pdf · 2020. 5. 28. · PERKEMBANGAN DESAIN PERHIASAN CINCIN DI PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA (UBS)

Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan Penulis Ketiga

Template untuk penulisan Jurnal Productum Desain Produk ISI Yogyakarta

11

Agustinova, Danu Eko. (2015). Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Calpulis

Creswell, John W. (2009). Research Design; Qualitative,

Quantitative and Mixed Methods Approaches. Los Angeles: Sage

Dewi, Lydia Syanti. (2010). Trend dan Daya Beli Masyarakat

Indonesia Terhadap Perhiasan Logam Mulia. VICIDI. Volume 1 Nomor 1 Mei 2010

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Depok: PT Rajagrafindo Persada

Kusuma, Bunga D. (2016). Begini Nih Trik Pilih Perhiasan Emas

Bila Diniatkan Atas Nama Investasi. Money Smart. Diakses dari https://www.moneysmart.id/begini-nih-trik-pilih-perhiasan-emas-bila-diniatkan-nama-investasi/

Manzilati, Asfi. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma, Metode, dan Aplikasi. Malang: UB Press

Miles, Matthew B. & Huberman, A. Michael. (1984). Qualitative

Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. London: Sage Publications

Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Sachari, Agus. (2005). Metodologi Penelitian Budaya Rupa

(Desain, Arsitektur, Seni Rupa dan Kriya). Jakarta: Penerbit Erlangga

Sari, Laina Hilma dkk. (2019). Dokumentasi Desain Masjid

Indrapuri dan Tengku Dipucok Krueng Sebagai Langkah Konservasi Bangunan Masjid Bersejarah Aceh. Aceh: Syiah

Kuala University Press Sudaryono. (2017). Metodologi Penelitian. Depok: PT

RajaGrafindo Persada Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan

R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Penerbit Alfabeta