PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PADA ...
Transcript of PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PADA ...
PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR
REMAJA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI DESA PULAU RAMAN KECAMATAN
PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI
SKRIPSI
SUPRIYADI
NIM. TP.151475
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
2 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR
REMAJA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI DESA PULAU RAMAN KECAMATAN
PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
SUPRIYADI
NIM. TP.151475
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
4 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
5 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
vi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
vii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT yang telah memberikanku
kekuatan membekaliku dengan ilmu dan memperkenalkanku dengan cinta. Atas
kemudahan dan karunia yang telah engkau berikan sehingga skripsi yang
sederhana ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan skripsi yang sangat sederhana ini untuk orang yang tercinta
dan terkasih kedua orang tuaku tercinta sebagai tanda bakti, hormat, terimakasih
yang tiada terhingga yang selalu menasehatiku memberiku kasih sayang yang tak
terhingga yang tiada mungkin bisa kubalas dengan selembar kertas yang
bertuliskan kata persembahan.
viii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
MOTTO
لغني عن العالمين ( سورة العنكبوت: ۷۱۳ ) ما يجاهد لنفسه إن الل ومن جاهد فإن
Artinya : Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya
itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam (Al-Ankabut: 317).
ix
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha „Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajukannya atas ridhonya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW
pembawa risalah pencerahan dan ilmu pengetahuan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan pihak-pihak
yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, tidak lupa pula
peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. B
apak Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, MA., Ph.D sebagai Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. I
bu Dr. Hj. Fadlilah, M,Pd. sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. B
apak Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I Sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. I
bu Drs. Hasnidar Karim, M.Pd.I sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu Ely
Suraiyya, S.Ag, M.Pd dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya dan mencurahkan pemikirannya demi pengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. K
epala Desa Pulau Raman Kabupaten Batanghari yang telah memberikan izin
untuk mengadakan riset penelitian dan memberikan kemudahan kepada
penulis untuk memperoleh data di lapangan.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Amin Ya Robbal Alamin.
Jambi, April 2020
Penulis
Supriyadi
NIM.TP.151475
x
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRAK
Nama : Supriyadi
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Perhatian Orang Tua Dan Motivasi Belajar Anak Pada
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Desa Pulau Raman
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhatian orang tua terhadap
motivasi anak remaja dalam belajar Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau
Raman Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Untuk mengetahui
kendala orang tua dalam memotivasi anak remaja untuk belajar Pendidikan
Agama Islam di Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari. Untuk mengetahui solusi orang tua dalam memotivasi anak remaja
untuk belajar Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitataif
deskriptif. Teknik pengumpuan data dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik pengambilan sampe menggunakan teknik purposive
sampling yaitu orang tua remaja yang ada di Desa Pulau Raman RT 03 RW 02.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peranan orang tua dalam
membimbing anak untuk melaksanakan shalat lima waktu di lingkungan Desa
Pulau Raman adalah dengan menggunakan metode pembiasaan, nasihat dan
cerita, keteladanan, pemeliharaan, partisipasi, disiplin. Orang tua memberikan
bimbingan kepada anaknya setiap hari, tetapi yang lebih banyak berperan
memberikan bimbingan adalah ibu. Pelajaran tentang Pendidikan Agama Islam
dan shalat yang diberikan yaitu tentang cara wudhu, bacaan-bacaan dan gerakan-
gerakan shalat. Kendala orang tua dalam membimbing anak untuk belajar
Agama Islam dan melaksanakan shalat lima waktu dilingkungan Desa Pulau
Raman Kecaatan Pemayung yaitu kesibukan pekerjaan dari kedua orang tua
yang rata-rata sebagai pedagang, kendala dari anak adalah sering malas bangun
pada waktu subuh dan kadang malas melaksanakan shalat dikarenakan terlalu
asik menonton televisi dan asik bermain bersama dengan teman-temannya
sehingga kelelahan dan cepat tertidur pada siang dan malam hari. Solusi yang
dilakukan orang tua menghadapi kendala dalam membimbing anak untuk belajar
Agama Islam dan melaksanakan shalat lima waktu dilingkungan Desa Pulau
Raman Kecamatan Pemayung adalah dengan cara bergantian dan menyempatkan
waktu memberikan bimbingan pada anak, sebagain orang tua selalu menyuruh,
mengingatkan dan mengajak serta memaksa anak untuk bangun pada waktu
subuh. Faktor pendukung bagi orang tua yaitu buku pelajaran agama, buku-buku
tentang bacaan dan gerakan shalat, juz amma, poster tentang shalat serta
memasukan anak sekolah di TPA.
Kata kunci: Orang Tua, Motivasi, Pendidikan Agama Islam
xi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRACT
Name : Supriyadi
Study program : Islamic Education
Title : Parents' Attention and Children's Learning Motivation in
Islamic Religious Education Lessons in Pulau Raman
Village, Pemayung District, Batanghari Regency
This study aims to determine the attention of parents to the motivation of
teenagers in learning Islamic Education in Pulau Raman Village, Pemayung
District, Batanghari Regency. To find out the obstacles of parents in motivating
teenagers to study Islamic Education in Pulau Raman Village, Pemayung
District, Batanghari Regency. To find out the solutions of parents in motivating
teenagers to study Islamic Education in Pulau Raman Village, Pemayung
District, Batanghari Regency.
The research method used in this research is descriptive qualitative. Data
collection techniques with observation, interviews and documentation. The
sampling technique used purposive sampling technique, namely teenage parents
in Pulau Raman Village RT 03 RW 02.
The results showed that the role of parents in guiding their children to
pray five times a day in the village of Pulau Raman is to use methods of
habituation, advice and stories, role models, maintenance, participation,
discipline. Parents provide guidance to their children every day, but the one who
plays a greater role in providing guidance is the mother. The subject of Islamic
Religious Education and prayer given is about the method of ablution, readings
and movements of prayer. The obstacle of parents in guiding children to learn
Islam and pray five times a day in the village of Pulau Raman Kecaatan
Pemayung is the busy work of both parents who are average traders, the obstacle
of children is often lazy to wake up at dawn and sometimes lazy to pray because
it is too cool to watch television and cool to play together with his friends so that
he is exhausted and quickly falls asleep during the day and night. The solution
done by parents faces obstacles in guiding children to learn Islam and to pray
five times a day in the environment of Pulau Raman Village Pemayung District
is by taking turns and taking time to provide guidance to children, some parents
always order, remind and invite and force children to wake up at dawn.
Supporting factors for parents are religious textbooks, books about reading and
prayer movement, juz amma, posters about prayer and including school children
in the TPA.
Keywords: Parents, Motivation, Islamic Religious Education
xii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
NOTA DINAS ............................................................................................ ii
NOTA DINAS ............................................................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
MOTTO ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B........................................................................................... Fokus
Penelitian .................................................................................... 4
C........................................................................................... Rumusa
n Masalah .................................................................................... 5
D. ......................................................................................... Tujuan
dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. ......................................................................................... Kajian
Teori............................................................................................ 8
B........................................................................................... Tinjaua
n Terhadap Motivasi Belajar ...................................................... 15
C........................................................................................... Tinjaua
n Teoritis Tentang Pendidikan Agama Islam ............................. 18
D. ......................................................................................... Remaja
.................................................................................................... 20
xiii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
E. .......................................................................................... Studi
Relevan ....................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. ......................................................................................... Pendeka
tan dan Desain Penelitian ........................................................... 23
B........................................................................................... Setting
dan Subjek Penelitian ................................................................. 24
C........................................................................................... Jenis
dan Sumber data ......................................................................... 25
D. ......................................................................................... Teknik
Pengumpulan Data ...................................................................... 26
E. .......................................................................................... Teknik
Analisa Data ............................................................................... 27
F. .......................................................................................... Teknik
Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ......................................................................................... Temuan
Umum ......................................................................................... 30
B........................................................................................... Temuan
Khusus ........................................................................................ 41
C........................................................................................... Analisa
Hasil Penelitian .......................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. ......................................................................................... Kesim
pulan ........................................................................................... 59
B........................................................................................... Saran
.................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
14 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan kata lain
pendidikan harus terfokus dan dapat mengarahkan peserta didik pada
sesuatuu yang lebih bermanfaat manusia membutuhkan pendidikan dalam
kehidupannya. “Pendidikan merupakan sebuah proses yang tak berkesudahan
yang sangat menentukan karakter bangsa pada masa kini dan masa datang,
apakah suatu bangsa akan muncul sebagai bangsa pemenang atau bangsa
pecundang sangat tergantung pada kualitas pendidikan yang dapat
membentuk karakter anak bangsa tersebut (Djamarah, 2005, hal.14).
Pada dasarnya lingkungan yang paling penting dan berpengaruh pada
pendidikan dan perkembangan jiwa siswa adalah orang tua, selain lingkungan
sosial dan sekolahnya. Artinya bahwa orang tualah yang paling berpengaruh
dan bertanggung jawab terhadap anaknya. Allah berfirman dalam Surat Al-
Hujurat ayat 13 sebagai berikut:
ل ائ ب ق ا و ىب ع ن ش اك ل ع ج و ث أ س و ك ي ذ ن ه اك ق ل ا خ اس إ ها ال ا أ
س ب ن خ ل ع ى الل ن إ اك ق ت أ د الل ن ع ك ه س ك ى أ ىا إ ف از ع ت ﴾۱۷﴿الحجرات : ل
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S
Al-Hujurat: 13).
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Berdasarkan ayat tersebut, maka manusia dalam kehidupannya sehari-
hari saling mengadakan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya dan
saling tolong menolong dengan rela dan membina hubungan yang baik.
Keluarga merupakan kelompok terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak atau kumpulan manusia yang dihubungkan melalui
pertalian darah, perkawinan atau pengambilan anak angkat. Dalam
masyarakat modern terdapat aneka macam bentuk keluarga. Pada keluarga
tradisional, satu-satunya kemungkinan bentuk kehidupan keluarga adalah ibu
mengurus rumah dan mengasuh anak, sedangkan ayah aktif diluar rumah
mencari nafkah.
Ayah dan ibu dalam peranannya mendidik anak-anak, sama-sama
mempunyai tanggung jawab yang besar, maka dari itu sebagai orang tua
mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mendidik anak-anaknya yang
harus di tanamkan sedini mungkin. Orang tua sebagai pemimpin dalam rumah
tangga memberikan kebijaksanaan dan contoh tauladan yang selalu di
terapkan oleh orang tua, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam
perkembangan serta tingkah laku anak, baik di sekolah maupun di
masyarakat.
Lingkungan rumah atau keluarga merupakan lingkungan pertama dan
utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang dan tentu saja
merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Kondisi lingkungan yang sangat menentukan keberhasilan
belajar seseorang di antaranya adalah adanya hubungan yang harmonis di
antara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar
yang cukup memadai, keadaan ekonomi yang cukup, suasana lingkungan
rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua
terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.
(Hakim, 2000: hal.17)
Fenomena yang terjadi sekarang banyak keluarga dimana suami-isteri
bekerja. Kesibukan orang tua terkadang menyita waktu mereka sehingga
tidak dapat memberikan perhatian yang optimal pada anak. Seperti pada Desa
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pulau Raman Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari dimana anak-
anak remaja tidak pernah mengerjakan sholat lima waktu, shalat jumat, masih
jarang sekali puasa Ramadhan dan lain sebagainya. Selain itu terdapat
sebagian remaja yang cenderung terpengaruh oleh perkembangan zaman,
seperti remaja yang masih sekolah sudah ada yang merokok tanpa
sepengetahuan orang tuanya, mencuri dan lain sebagainya, Sedangkan usia
remaja akan menjadi karakter membentuk pribadi remaja. Usia remaja tentu
sudah menginjak usia baligh. Hal ini tentu sangat pentingnya pendidikkan
agama selain disekolah yang diajarkan kedua orang tua dirumah.
Mereka beranggapan dengan mencari nafkah dan dapat memenuhi
kebutuhan materi anak, mereka sudah memberikan yang terbaik bagi anak
padahal pada dasarnya kebutuhan anak tidak hanya terfokus pada kebutuhan
materi semata melainkan anak punya kebutuhan mental seperti rasa aman,
kasih sayang, perhatian, penghargaan dan lain-lain apalagi dalam tahap
perkembangan kecerdasan anak.
Keberadaan orang tua dapat memberikan dampak dalam
perkembangan kecerdasan anak baik dari segi kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosi maupun kecerdasan spiritualnya. Hal ini disebabkan
keluarga bagi seorang anak merupakan tempat dimana ia menjadi diri pribadi,
wadah dalam konteks proses belajar untuk mengembangkan fungsi sosial dan
segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan. Keluarga merupakan wadah
pertama dan utama dalam pendidikan. Kehadiran orang tua dapat dijadikan
dorongan atau semangat dalam belajar dan anak punya motivasi belajar yang
tinggi karena ia ingin mendapat nilai yang bagus untuk membahagiakan orang
yang dicintainya, dalam hal ini adalah orang tua.
Belajar dalam idealism berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realita yang dipahami oleh
sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property
sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah.
Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
salah, sebab seperti dikatakan Reber, belajar adalah proses mendapatkan
pengetahuan (the process of acquiring knowledge). Namun demikian proses
belajar akan mendapatkan hasil yang maksimal apabila ditunjang oleh
beberapa faktor.
Menurut Prastya irawan dkk. Mengutip hasil penelitian Fyan dan Maehr
bahwa tiga faktor yangmempengaruhi prestasi belajar adalah latar belakang
keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi. Faktor yang terakhir
merupakan faktor yang paling baik. Motivasi belajar anak haruslah ditunjang
oleh keluarga dan kondisi sekolah sehingga dalam menerima ilmu
pengetahuan akan lebih bersemangat dan merasa nyaman tanpa beban.
Wilberg dkk menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11
samPendidikan Agama Islam 20 persen terhadap prestasi belajar. Studi yang
dilakukan Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36
persen, sedangkan Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi
mempunyai kontribusi 64 persen terhadap prestasi belajar Studi yang
dilakukan Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36
persen, sedangkan Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi
mempunyai kontribusi 64 persen terhadap prestasi belajar.
Ditinjau dari perspektif sosial menekankan pada upaya permotivasian
terkait dengan kebutuhan afiliasi atau keterhubungan dengan orang lain
secara aman. Pemotivasian ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan
pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi
peserta didik tercermin dalam motivasi mereka dengan orang tua dan
keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. Namun demikian
yang paling berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa adalah kesibukan
orang tua.
Motivasi belajar adalah faktor pendukung yang dapat mengoptimalkan
kecerdasan anak dan membawanya meraih prestasi. Anak dengan motivasi
belajar tinggi, umumnya akan memiliki prestasi belajar yang baik.
Sebaliknya, rendahnya motivasi akan membuat prestasi anak menurun.
Sebab, motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ditandai dengan adanya dorongan efektif dan reaksi-reaksi untuk
mencaPendidikan Agama Islam tujuan. Motivasi akan mendorong anak
berusaha sekuat tenaga untuk mencaPendidikan Agama Islam tujuan belajar.
Ia juga akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa dipaksa Berkaitan
dengan hal tersebut, maka agar dalam interaksi sehari-harinya memiliki
makna dalam kehidupan yang sesuai dengan tuntutan zaman, tentunya
diperlukan ilmu pengetahuan.
Pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu kehidupan manusia
berlangsung secara estafet. Dengan demikian proses peningkatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan tidak akan pernah berhenti dalam
kehidupan manusia bahkan pendidikan memang tidak bisa dipisahkan dengan
kehidupan manusia. Adapun tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab. Faktor yang tidak bisa dipisahkan dengan pengaruh
lingkungan baik masyarakat, sekolah maupun keluarga yang termasuk
didalamnya adalah tentang kesibukan orang tua yang sangat mempengaruhi
kondisi siswa dan motivasinya.
Karena itu motivasi merupakan salah satu faktor yang penting untuk
mencaPendidikan Agama Islam keberhasilan seorang anak yang termotivasi
akan membuat reaksi-reaksi yang menggerakkan dirinya pada usaha untuk
mencaPendidikan Agama Islam tujuan. Karena keberadaan orang tua
menentukan motivasi belajar anak, maka dalam penelitian ini diambil judul:
“Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar anak pada pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari”.
B. Fokus Penilitian
Fokus penelitian ini berpokus pada segi tempat, subjek dan waktu. Dari
segi tempat penelitian ini berfokus pada motivasi anak pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman RT. 03 RW. 02 Kecamatan
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pemayung Kabupaten Batang Hari. Subjek dalam penelitian ini adalah Orang
tua yang bekerja dan mempunyai anak remaja (SMP). Sedangkan dari segi
waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2020 samPendidikan
Agama Islam dengan Maret 2020.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhatian orang tua dan motivasi anak remaja dalam belajar
Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari?
2. Apa saja kendala orang tua dalam memotivasi anak remaja untuk belajar
Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari?
3. Apa solusi orang tua dalam memotivasi anak remaja untuk belajar
Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari?
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penilitian
Secara umum tujuan penilitian ini adalah untuk menemukan,
mengembangkan, dan membuktikan pengetahuan, secara khusus tujuan
penilitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui perhatian orang tua terhadap motivasi anak remaja
dalam belajar Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
b. Untuk mengetahui kendala orang tua dalam memotivasi anak remaja
untuk belajar Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
c. Untuk mengetahui solusi orang tua dalam memotivasi anak remaja
untuk belajar Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2. Kegunaan penilitian
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk
mendalami teori teori tentang orang tua berkaitan dengan motivasi
belajar.
b. Manfaat Praktis hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi:
1) Anak
Memberikan pemahaman kepada seorang anak bahwa
orang tua bukanlah satu-satunya yang mampu untuk
membangkitkan motivasinya.
2) Orang tua
Menambah masukan kepada orang tua tentang alternatif
pemberian motivasi pada anak sehingga cara belajar dan hasil
belajar dapat meningkat.
3) Mayarakat Desa Pulau Raman
Diharapakan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan masyarakat Desa Pulau Raman dalam
menentukan kebijakan agar seorang anak dapat termotivasi
belajarnya, sehingga cara dan hasil belajar dapat meningkat.
4) Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang
sangat berguna bagi peneliti.
8
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
Untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan dan judul yang
dibahas, maka diperlukan suatu kajian dan anlisa dari beberapa teori atau
pendapat para ahli. Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai
berikut:
1. Tinjauan Tentang Perhatian Orang Tua
a. Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah ayah dan ibu seorang anak. Menurut Thamrin
Nasution, orang tua merupakan setiap orang yang bertanggungjawab
dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan
sehari-hari disebut dengan bapak dan ibu. (Syarifudin, 2010, hal: 10)
Selain itu, orang tua adalah pembinan pribadi yang pertama
dalam kehidupan anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup
mereka merupakan unsur-unsur pendidikan tak langsung, yang dengan
sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh.
(Arifin, 2008, hal: 60)
Orang tua (bapak dan ibu) adalah pendidik kodrati. Mereka
pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrati ibu dan bapak
diberikan anigrah oleh Tuhan Pencipta berupa naluri orang tua.
Karena naluri ini, timbul rasa kasih sayang orang tua kepada anak-
anak mereka, hingga secara moral, keduanya merasa tertekan beban
tanggungjawab untuk memelihara, mengawasi, melindungi, dan
membimbing keturunan mereka. (Arifin, 2008, hal: 55)
b. Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Remaja
Di dalam keluarga yang baik diharapkan akan tampil anak-anak
yang shaleh dan shalehah. Karena mereka akan di didik dan
dibesarkan oleh ibu dan ayah yang shaleh, penyayang, dan bijaksana.
Pertumbuhan anak akan terbina melalui seluruh pengalaman yang
8
9
9
diterimanya sejak dalam kandungan. Ibu yang shaleh dan penyayang
sejak semula, sebelum mengandung ia telah memohon kepada Allah
agar dikaruniai anak yang shaleh yang berguna bagi dirinya, keluarga,
dan masyarakat. Apabila ia mengandung, hatinya gembira menanti
kelahiran. Sejak dalam kandungan, janin itu mendapat pengaruh yang
menyenangkan dan menjadi unsur positif bagi anak di kemudian
kelak. (Kaelany, 2005, hal: 246)
Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggungjawab orang
tua. Hanya keterbatasan kemampuan dan waktu orang tua maka perlu
adanya bantuan dari orang yang mampu seperti guru dan orang lain
yang dapat membantu memberikan pendidikan pengajaran dan
keterampilan anak. (Kaelany, 2005, hal: 247)
Pendidikan yang berlangsung di lingkungan keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang utama dan pertama bagi anak-
anak, karena pada mulanya anak-anak menerima pendidikan dan
bimbingan dari kedua orang tuanya. Didalam keluarga inilah tempat
peletakan dasar kepribadian anak, sejak anak-anak dilahirkan dalam
keadaan suci maka Ibu Bapaklah yang bertangggung jawab atas
pendidikannya, dengan demikian kedua orang tualah yang memegang
peranan penting dan berpengaruh atas pendidikan anaknya.
Orang tua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap
pendidikan anaknya, sebagaimana firman Allah Surat Lukman Ayat
17 sebagai berikut :
ل س ع اصب س و ك و ي ال ع ا وف و س ع و ال س ب ه أ ة و ل ن الص ق أ ا ب
ىز ه م ال ز ي ع ك ه لك إى ذ اب ص ا أ اى) ه و ق ( ٧١: ل
Artinya:
“Hai anakku, dirikanlah sholat dan seruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari
perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal hal yang diwajibkan oleh Allah.”(Lukman
(31):17)
10
10
Sebagai bentuk pendidikan informal yang berlangsung dalam
keluarga, yang pertama menjadi pendidik dalam keluarga adalah
Bapak dan Ibu sejak anak dilahirkan, dengan demikian pendidikan
agama yang berlangsung di lingkungan keluarga sangat besar
pengaruhnya terhadap kepribadian anak, untuk itu suasana pendidikan
yang diperoleh pertama kali akan dijadikan kenangan di hati anak
sepanjang hidupnya.
Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan di
dalam keluarga. Orang tua tanpa ada yang memerintah langsung
memikul tugas sebagaimana pendidik, baik bersifat sebagai
pemelihara, sebagai pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina
maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya. Ini
adalah tugas kodrati dari tiap-tiap manusia. (Ahmadi dan Uhbiyati,
2007, hal:177)
c. Hakikat Perhatian Orang Tua
Menurut ahli psikologi, istilah perhatian dirumuskan sebagai
pemusatan energi tertuju pada suatu objek, juga diartikan sebagai
kesadaran yang menyertai suatu aktifitas yang sedang dilakukan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa antara
lain adalah perhatian orang tua. Pada kamus besar Bahasa Indonesia
yang disusun oleh Pusat bahasa Depdiknas, perhatian adalah
memperhatikan apa yang diperhatikan, sedangkan menurut Walgito
menjelaskan bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi
dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada sesuatu atau
sekumpulan obyek dan perhatian diartikan kegiatan atau keadaan
mengambil bagian dalam suatu aktivitas untuk mencaPendidikan
Agama Islam suatu obyek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai
sedikit banyaknya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
perhatian itu merupakan pemusatan kegiatan yang ditujukan pada
11
11
suatu obyek. Artinya perhatian orang tua yang ditujukan pada kegiatan
belajar anak terutama pada prosses belajar anak di rumah dan di
sekolah (Arifin, 2008, hal: 55)
Keluarga merupakan awal tempat anak memperoleh pemenuhan
kebutuhan sarana prasarana dan kasih sayang dalam bentuk perhatian
orang tua bahwa perhatian orang tua dengan penuh kasih sayang
terhadap pendidikan anaknya, akan menumbuhkan aktivitas anak
sebagai suatu potensi yang sangat berharga untuk menghadapi masa
depan. Pengertian perhatian orang tua yang dimaksud di sini adalah
tanggapan siswa atas perhatian orang tuanya terhadap pendidikan
anaknya yaitu tanggapan tentang bagaimana cara orang tuanya
memberikan bimbingan belajar di rumah, memperhatikan dan
memenuhi kebutuhan-kebuahan alat yang menunjang pelajaran
memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan,
memberikan pengarahan pentingnya belajar.
Perhatian orang tua apabila dikaitkan dengan macam-macam
perhatian di atas, maka perhatian orang tua dapat diartikan sebagai
pemusatan energi yang disengaja, intensif dan terkonsentrasi dari
orang tua yang dilandasi dari rasa penuh kesadaran, tanggung jawab
dan kasih sayang dalam melakukan tindakan demi tercaPendidikan
Agama Islamnya hasil belajar yang memuaskan. Pengawasan dan
pengarahan dari orang tua akan berpengaruh terhadap anak dalam
mengikuti pembelajaran di sekolah. Menurut Mardapi orang tua harus
bersedia meluangkan waktunya untuk selalu mendampingi anak-
anaknya.
Pada waktu yang demikian kepada mereka diberikan pengarahan
dan nasehat, yang bertujuan supaya mereka meningkatkan kegairahan
dan cara belajarnya di sekolah. Anak-anak haruslah dimotivasi untuk
belajar lebih giat, lebih semangat. Dengan demikian si anak akan lebih
percaya pada hari depannya, di samping rasa bangga dalam diri
12
12
mereka karena mendapat perhatian dari orang tuanya. Perhatian dan
bimbingan orang tua di rumah akan mempengaruhi kesiapan belajar
siswa, baik belajar di rumah maupun belajar di sekolah. Perhatian
orang tua sangat diperlukan sebagai penguatan dalam proses
pembelajaran (Hasan dan Saybani,2010, hal: 83-84).
Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya,
adalah mereka yang tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak
memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, tidak
mengatur waktu belajarnya, tidak melengkapi kebutuhan alat
belajarnya, tak terlalu peduli dengan kemajuan belajar anaknya atau
kesulitan- kesulitan apa yang dialami dalam belajar, hal ini dapat
menyebabkan anak tidak terpacu belajarnya. Selanjutnya, dikatakan
bahwa perhatian orang tua membantu anaknya berprestasi yaitu:
1) Menemui guru pada awal tahun pelajaran, menghadiri setiap
pertemuan sekolah, sekali sekali kunjungi ruang kelas dan lihatlah
kegiatan anak, apa yang diajarkan guru, buku apa yang harus
dibaca, berapa banyak pekerjaan rumah yang diberikan guru.
2) Suruhlah anak anda pergi sekolah setiap hari, jangan
samPendidikan Agama Islam absen pelajaran.
3) Berikanlah perhatian pada apa yang dilakukan anak, perhatikan
peningkatan yang paling kecil dan jangan segan-segan memuji dan
jangan sekali-kali mencela atau menghina dan mengejek bila
mereka ada kekurangan.
4) Tanyakanlah apa yang dicaPendidikan Agama Islam atau apa yang
dilakukan anak di sekolah.
5) Berbagilah informasi yang dapat membantu guru dalam memahami
anak anda baik dalam pelajaran maupun kepribadiannya.
6) Dukunglah kegiatan anak, berilah pujian atau hadiah bila anak
memperoleh prestasi dalam pekerjaannya.
7) Ajari anak untuk dapat mengajukan pertanyaan, ketika ia membaca
dan diskusikan apa kesimpulan yang dibaca.
13
13
8) Setiap anak cenderung memerlukan tempat belajar yang tenang
bebas dari gangguan, serta dilengkapi dengan penerangan yang
baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mardapi mengenai fungsi pokok
dari bimbingan, antara lain:
1. Mengungkapkan potensi bakat, kemampuan dan minat anak,
2. Mengarahkan dan menyuburkan pertumbuhan dan perkembangan
anak sesuai dengan potensi, bakat, kemampuan dan minat anak,
3. Mencegah terhadap kelancaran pertumbuhan dan perkembangan,
4. Mengatasi masalah yang dihadapi anak jika ia mengalaminya,
5. Menyajikan informasi yang perlu bagi anak.
Cara orang tua mendidik anaknya dapat mempengaruhi hasil
belajar anaknya, hal ini dinyatakan bahwa keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama”. Orang tua yang dapat
memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap anaknya dalam
menghadapi mata pelajaran matematika dan menjelaskan pentingnya
belajar matematika, akan merangsang anak untuk menjadi senang
dengan mata pelajaran matematika yang selama ini oleh sebagian anak
dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan. Dalam hal ini maka
peran orang tua sangat diperlukan untuk dapat memberikan pengertian
pada anak-anaknya bahwa mata pelajaran matematika bukanlah
pelajaran yang sulit dan menakutkan. Berdasarkan uraian di atas,
perhatian orang tua adalah cara orang tuanya memberikan bimbingan
belajar di rumah, mendorong untuk belajar, memberikan pengarahan
pentingnya belajar, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan alat yang
menunjang pelajaran (Basri dan Saebani, 2010: 85).
2. Orang Tua Sebagai Pusat Pendidikan
Orang Tua merupakan keluarga yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama kali medapatkan pendidikan dan bimbingan.
Dan disamping itu keluarga juga merupakan lembaga pendidikan yang
14
14
pertama dan utama, karena keluarga yang sehat besar artinya untuk
pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk
pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Di dalam keluarga, manusia pertama-tama belajar memperhatikan
keinginan-keinginan orang lain, belajar bekerja sama, bantu membantu dan
lain-lain, dan juga belajar memegang peranan sebagai makhluk sosial yang
memiliki norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam
pergaulannya dengan orang lain. Dalam keluarga yang baik bagi anak
adalah keluarga yang tidak saja memberi dan membangun kesadaran anak-
anak itu supaya dapat mencaPendidikan Agama Islam status dewasa
dengan mengikutsertakan anak-anak itu dalam kegiatan keluarga. Orang
Tua harus memberikan hubungan yang positif terhadap anak, karena
hubungan baik orang tua terhadap anak-anak mereka Orang tua
berpengaruh terhadap pendidikan
Anak-anak,hal ini dapat ditentukan oleh tiga elemen dasar yaitu:
Cara orang tua mendidik anak, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga (Wasty Soemanto, 2006,hal 176).
a. Cara orang tua mendidik anak
Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap
belajarnya. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan
anaknya, misalnya mereka acuh terhadap belajar anaknya, tidak
memperhatikan sama sekali akan kepentingan dan kebutuhan-
kebutuhan anaknya dalam belajar, maka hasil yang didapatkan,
nilai/hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam
studinya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua
orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan mereka atau kedua
orang tuanya memang tidak mencintai anaknya.
b. Suasana rumah tangga
Faktor yang ikut berpengaruh dalam pendidikan anak adalah
suasana rumah tangga. Keadaan rumah tangga yang gaduh, ramai dan
bahkan sering antar anggota rumah tangga yang kurang harmonis akan
15
15
berakibat negatif terhadap anak. Hal ini sebagaimana dikatakan,
”Ketidakharmonisan keluarga/rumah tangga berarti terganggunya tali
kasih sayang (silaturrahmi) antara ayah, ibu dan anak.
Betapa pentingnya tali kasih sayang ini dalam keluarga”Dan juga
pendapat lain mengatakan. : ”Suasana rumah yang tegang, ribut dan
sering cek cok, pertengkaran antar anggota keluarga atau dengan
keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar
rumah, akibatnya belajarnya kacau.” Sebagaimana dalam Al-Qur‟an
surat Asy-Syura Ayat 23 :Ayat 23
ل ل ق اث ح ل ا ىا الص ل و ع ىا و ي آه ر ل ا اد ب ع س الل ش ب ر ك ال لذ
ت س ف ح س ت ق ي ه و ب س ق ل ف ا ة د ى و ل ال ا إ س ج أ ل ن ع ك ل أ س أ
ىز ك ىز ش ف غ ى الل إ ا س ا ح ه ف د ل ز ( ٣٢: ىزي لش ٱ)
Artinya:
Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah mengembirakan
hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal
saleh. Katakanlah Aku tidak meminta sesuatu upahpun atas
seruan-Ku, kecuali kasih sayang dalam keluargamu”. Dan
siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan
baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (Q.S Asy-
Syuara: 23).
Sehubungan dengan itu maka keluarga hendaknya mampu
menciptakan suasana rumah tangga yang tenang, tentram agar anak
dapat belajar dengan baik tanpa terganggu suasana bising yang
seringkali menimbulkan efek bagi belajar anak.
B.TINJAUAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercaPendidikan Agama
16
16
Islam. Motivasi adalah dorongan dari dalam yang digambarkan sebagai
harapan, keinginan dan sebagainya, yang bersifat menggiatkan atau
menggerakkan individu untuk bertindak atau bertingkah laku, guna
memenuhi kebutuhan.
Sedangkan pengertian belajar adalah suatu proses adaptasi
(penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Pengertian
lain mengatakan bahwa belajar adalah Perubahan yang relatif menetap yang
terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme
sebagai hasil pengalaman.
Belajar adalah Perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman. Pakar psikologi belajar itu
menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun
sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseornag yang ditandai dengan munculnya
felling yang didahului dengan tanggapan terhadap tujuan.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Telah diketahui bahwa prestasi belajar yang dicaPendidikan Agama
Islam oleh masing-masing individu adalah tidak sama, hal ini disebabkan
bahwa prestasi belajar tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Sedangkan
faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang kompleks. Menurut
Slameto, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu diantaranya :
a. Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, dalam hal
ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Faktor kesehatan dan kelelahan, kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia juga cepat lelah,
kurang bersemangat, mudah pusing, ataupun terdapat gangguan-
gangguan pada alat inderanya ata tubuhnya. Kelelahan jasmani
17
17
terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbulnya
kecenderungan unutk membaringkan tubuh. Kelesuhan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga
minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2) Faktor psikologis, seperti intelegensi, minat, bakat yang ada dalam
diri anak/siswa. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan
terhadap situasi yang cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.
b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, dalam hal
ini dikelompokkan dalam tiga faktor, yaitu :
1) Faktor keluarga, siswa akan belajar dan menerima pengaruh dari
dalam keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga. Orang tua yang dapat mendidik anaknya dengan cara
memberikan pendidikan yang baik tentu akan sukses dalam
belajarnya. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh
pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila
perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak
sendiri.Situasi rumah yang baik juga perlu diciptakan yakni
suasana yang tenang dan tentram. Dan dalam hal kebutuhan pokok
anak juga harus terpenuhi misalnya makanan, pakaian dan fasilitas
belajar.
2) Faktor sekolah. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara
pendidikan anak selain keluarga dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa terutama dalam hal metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dan siswa disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standard pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.
18
18
3) Faktor masyarakat. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang
juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengeruh itu
terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat seperti
pengaruh pergaulan dalam kegiatan-kegiatan social, bermain dan
lainnya, termasuk pula pengaruh media di masyarakat seperti
radio, TV, surat kabar, dan lain-lain.
C. TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar, yakni suatu kejadian
kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak di capai. (Muhaimin, 2004,
hal: 76)
Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(Muhaimin, 2004, hal: 78)
2. Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Pendidikan Agama Islam
Menurut Rama Yulis (1994, hal :7) terdapat nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pendidikan Agama Islam, yaitu:
a) Nilai Aqidah
Akidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam
hidup ini terpola ke dalam ikatan dan perjanjian baik dengan Allah
SWT. Dengan sesama manusia maupun dengan alam lainnya. Jika
seseorang terikat dengan kekafiran disebut akidah kafir, jika terikat
dengan kemusrikan disebut akidah musrik, jika terikat dengan ke
islaman disebut akidah islam, dan seterusnya. ( Makbulloh, 2012, hal:
85).
19
19
Menurut Hasan Al-Banna dalam Makbuloh (2012, hal: 86) akidah
adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
Menurut Abu Bakar, akidah adalah sejumlah kebenaran yang fapat
diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan
fitrah. Kebenaran itu dipatrikan ke dalam hati dan menolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Berdasarkan pendapat para tokoh diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa akidah yang benar yaitu akidah yang dapat dipahami oleh akal
sehat dan diterima oleh hati karena sesuai dengan fitrah manusia.
b) Nilai Syariah
Secara Bahasa, syariah artinya jalan lurus menuju mata air. Mata
air digambarkan sebagai sumber kehidupan. Syariah berarti jalan lurus
menuju sumber kehidupan yang sebenarnya. Sumber hidup manusia
yang sebenarnya adalah Allah SWT. Untuk menuju Allah SWT, harus
menggunakan jalan yang dianut oleh Allah tersebut. Syariah ini
menjadi jalan lurus bagi orang Muslim, kecuali menggunakan syariat
Islam sebagai hokum yang mengatur hidupnya.
Secara istilah, syariah adalah hokum-hukum yang ditetapkan Allah
Ta‟ala untuk mengatur manusia baik dalam hubungannya dengan
Allah SWT. Dengan sesama manusia, dengan alam semesta, dan
dengan makhluk ciptaan lainnya. Syariah ini ditetapkan oleh Allah
untuk kaum muslimin, baik yang dimuat dalam Al-Quran maupun
dalam Sunnah Rasul. (Makbuloh, 2012, hal: 121).
c) Nilai Akhlak
Secara etimologi akhlak berasal dari kata khalaqa, yang kata
asalnya khuluqun, yang berarti: perangai, tabiat, adat atau khalqun
yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu
berarti perangai, adat tabiat, atau system perilaku yang dibuat.
(Ahmadi , 2004, hal: 198)
20
20
Karenanya akhlak secara kebahasaan bias baik atau buruk
tergantung kepada tata nilai yang nilai yang diapakai sebagai
landasannya, meski secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah
menjadi konotasi baik, jadi orang yang berakhlak berarti orang yang
berakhlak baik. (Ahmadi, 2004, hal: 198)
Akhlak Islam dapat dikatakan akhlak islami adalah akhlak yang
bersumber pada ajaran Allah dan RasulNya. Akhlak Islami ini
merupakan amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat
menjadi indicator sesorang apakah seorang muslim yang baik atau
buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang
benar. Secara mendasar akhlak ini erat kaitannya dengan kejadian
manusia yaitu khaliq (pencipta) dan makhluk (yang diciptakan).
(Makbuloh, 2012, hal: 139)
D. Remaja
Remaja adalah anak dalam usia 13 tahun sampai 21 tahun, bila kita
meninjau dari segi usia, tapi bila ditinjau dari segi tingkah laku, banyak yang
diatas 21 tahun bertingkah laku seperti remaja, umpama ada bapak yang
berusia 50 tahun kelakuannya seperti remaja atau ibu yang berusia 50 tahun,
pakaiannya seperti remaja. Bagi kita yang menjadi persoalan persesuaian antar
umur dan tingkah laku seiring sejalan. Remaja dalam Islam diharapkan
menjadi kader pimpinan masa depan. (Kahrudin, 2002, hal: 5)
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan jiwa remaja. Selain mengemban fungsi pengajaran, sekolah juga
mengemban fungsi pendidikan. Dalam kaitan dengan pendidikan, peran
sekolah tidak jauh berbeda dengan peran keluarga, yaitu sebagai tempat
perlindungan jika anak mengalami masalah.
Tentang periode masa remaja secara terperinci dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Umur 11-12 tahun merupakan masa pra-remaja putri
b. Umur 13-15 tahun merupakan masa remaja putri
c. Umur 13-15 tahun merupakan masa pra-remaja putra
21
21
d. Umur 16-18 tahun merupakan masa remaja putra
e. Umur 17-19 tahun merupakan masa pra-dewasa putri
f. Umur 19-21/22 tahun merupakan masa pra-dewasa putra.
(Fudyartanta, 2012, hal: 204)
E. STUDI RELEVAN
Guna memperkuat hasil penelitian maka dipandang perlu mengambil dari
hasil penelitian yang mendekati dengan skripsi ini. Adapun hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Dian Martha Nanda (TP.090767) , dalam skripsinya berjudul Peranan
Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak di Kelurahan Asam Atas
Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi. Dalam skripsi ini beliau
mengemukakan pokok masalah diantaranya: peranan orang tua terhadap
pendidikan Agama anak di Kelurahan Asam Atas Kecamatan Kota
Baru, Kota Jambi masih kurang. Kondisi pendidikan agama terhadap
anak di Kelurahan Asam Atas Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi
belum begitu baik.
2. Trisnawati, dalam skripsinya yang berjudul Peran orang tua dalam
motivasi belajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di
Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun ajaran
2010. Dalam skripsi ini menemukan pokok masalah di antaranya:
bagaimana strategi orang tua dalam motivasi minat belajar anak, apa
faktor pendukung dan penghambat orang tua dalam motivasi minat
belajar anak.
3. Saiful Huda, mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, dalam
penelitiannya dengan judul “Upaya orang tua mengajar Pendidikan
Agama Islam dalam motivasi belajar anak di Desa Lawang Malang”.
Mengungkapkan bahwa motivasi belajar anak yang beragam dan
bervariasi, yakni dalam pemberian hadiah. Di dalam penelitian Saiful
Huda juga mengungkapkan kendala yang dihadapi orang tua dalam
upaya motivasi belajar anak yaitu: kurang adanya kedekatan anatara
orang tua, anak yang kurang melihat pelajaran Pendidikan Agama
22
22
Islam, pengelolaan lembaga pendidikan mempunyai komitmen untuk
membantu proses belajar mengajar.
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah skripsi ini
berjudul “Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Pendidikan Agama
Islam Remaja di Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari, yang berisikan motivasi apa yang diberikan orang tua pada
remaja dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, upaya apa yang
dilakukan orang tua dalam motivasi belajar remaja, kemudian apa hasil yang
dicapai dalam mengajar Pendidikan Agama Islam oleh anak remaja dalam
meningkatkan Pendidikan Agama Islam di rumah.
23
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang
berbentuk kualitatif deskritif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh
Moleong (2001), menyatakan bahwa “kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata penulis atau tulisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan deskritif yaitu
“data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan daya yang
berupa angka-angka” (Moleong, 2001). Dengan demikian, laporan peneliti
akan berisi kutipan-kutipan data yang memberikan gambaran penyajian
laporan.
Menurut Miles Dan Huberman (1986), megungkapkan bahwa, analisis
data kualitatif tentang mempergunakan kata-kata yang selalu disusun dalam
sebuah teks yang diperluas atau dideskripsikan pada saat memberikan
makna pada data yang dikumpulkan, maka penulis menganalisis dan
menginterpretasikan data. Karena penelitian bersifat kualitatif, maka analisis
data berlangsung mulai dari awal penelitian samPendidikan Agama Islam
penelitian berakhir yang dituangkan dalam laporan penelitian yang
dilakukan secara simultan dan terus menerus. Selanjutnya interpretasi atau
penafsiran data dilakukan dengan mengacu kepada rujukan teoritis yang
berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan. (Iskandar, 2008, hal.
221).
Penggunaan pendekatan kualitatif ini, maka pada prosesnya digunakan
metode-metode teknik-teknik penelitian sesuai pendekatan kualitatif.
Penelitian ini berupaya mendeskripsikan secara utuh pengajaran orang tua
dalam perhatiannya untuk memotivasi belajar siswa tentang Pendidikan
Agama Islam di Desa Pulau Raman RT 03 RW 02 Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari.
23
24
24
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Raman RT 03 RW 02
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Desa tersebut sebagai tempat
penelitian, didasarkan atas pemikiran bahwa fokus permasalahan penelitian
yang akan menjadikan objek ini relevan dengan keadaan pokok
permasalahan penelitian ini.
Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu:
a. Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga
maupun efisiensi waktu.
b. Sistuasi sosial sebelum mendapatkan izin formal, memasuki lokasi ini
peneliti telah mengadakan komunikasi informal dengan pihak orang tua
siswa desa Pulau raman RT 03 RW 02
2. Subjek Penelitian
Penentuan subjek ini menggunakan teknik purposive sampling, artinya
“teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan-pertimbangan samplenya (Arikunto, 2003, hal.128), dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Keluarga yang tinggal di Desa Pulau Raman RT 03 RW 02
b. Memiliki anak yang berusia 11-15 tahun dan sedang duduk di sekolah
menegah pertama.
c. Kedua orang tua sama-sama bekerja/swasta
Subjek penelitian dilingkungan masyarakat Desa Pulau Raman RT 03
RW 02, yang dijadikan subjek penelitian adalah:
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian
No Keterangan Informan
1 Keluarga Miftah
2 Keluarga Agus
3 Keluarga Ari
4 Keluarga Amin
5 Keluarga Hasbi
Sumber: Data diolah 2020
25
25
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
yaitu data primer dan data sekunder, sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah berupa data teks hasil wawancara dan
diperbolehkan melalui wawancara dengan informan yang dijadikan
sampel dalam penelitiannya, data dapat direkam atau di catat oleh
peneliti (Iskandar, 2009, hal:118) dalam hal ini yang dimaksud adalah
data yang diproleh langsung dari sumber data.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat
diproleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan,
(Iskandar, 2009, hal:119) data sekunder merupakan data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-
sumber yang telah ada, seperti melalui dokumen, jurnal, buku atau
memanfaatkan informasi orang lain.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil
mengenai gambaran umum Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari berupa:
1) Sejarah Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung
2) Historis dan geografis.
3) Struktur organisasi
4) Dokumen yang bersangkutan
2. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data dapat diproleh. Apabila penelitian
menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data
tersebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan
tertulis maupun lisan (Lexy J, 2005, hal. 26).
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat diproleh,
sumber data dapat berupa orang, proses dan dokumentasi, foto kegiatan,
26
26
arsip dokumentasi yang berhubungan dengan perhtian orang tua terhadap
motivasi belajar siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling stategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2014,
hal: 224). Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, metode pegumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan
kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh
indra (Arikunto, 2010, hal: 156)
Observasi dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang
disiapkan untuk memudahkan dan membantu peneliti dalam memproleh
data. Panduan tersebut dikembangkan dan diperbaharui selama penulis
berada dilokasi penelitian ,Metode observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi non partisipan, yang mana peneliti
tidak melibatkan diri secara langsung dalam lingkungan penelitian.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
penelitian ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi
(Sugiyono, 2014, hal 231).
Wawancara tidak terstruktur penulis gunakan sebagai instrumen
pelengkap observasi untuk mengumpulkan data dari orang tua, siswa dan
guru.
27
27
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya
(Suharsimi A, 2010, hal. 274).
Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari
seseorang. studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2014,
hal. 240). Dokumentasi penulis gunakan sebagai instrumen utama untuk
memproleh semua data-data yang berhubungan dengan penelitian ini.
E. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diproleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan diplajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2014, hal.
244).
Untuk menganalisa berbagai data yang diperoleh, maka dari itu
penelitian menggunakan teknik analisis data. Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diproleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan diplajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2014, hal. 244)
Suyanto dan Sutinah (2006: 173), mengatakan pengolahan data dalam
penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengklasifikasikan atau
mengkategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai fokus penelitannya.
Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari :
28
28
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan
perhatianpada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar
yangmuncul dari catatan-catatan lapangan (Miles dan Huberman
(1992:16).
Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan, analisis,
menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam tiap permasalahan
melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi.
Pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika
diperlukan.
Semakin lama peneliti berada di lapangan maka jumlah data akan
semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Oleh karena itu, reduksi
data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak
mempersulit analisis selanjutnya.
2. Penyajian Data
Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah
penyajian data. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulandan pengambilan tindakan. (Miles dan Huberman, 1992: 17).
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisaikan,tersusun
dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data
dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar
kategori serta diagram alur.
Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam
memahami apa yan terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun
data yang relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan
memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian. Penyajian
data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercaPendidikan
Agama Islamnya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam
melakukan penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan
29
29
secaranaratif, akan tetapi disertai proses analisis yang terus menerus
sampai proses penarikan kesimpulan.
Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah
menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.
3. Kesimpulan atau Verifikasi Data
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semuadata
yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan
atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti,
keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.
Sebelum melakukan penarikan kesimpulan terlebih dahulu
dilakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan atau
verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat
Miles dan Huberman, proses analisis tidak sekali jadi, melainkan
interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian.
Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi.
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis
data.Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan
data
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Didalam teknik ini menggunakan tringulasi yaitu teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu
(Lexy.J.M, 2004, hal. 330)
Jadi dalam hal ini mengecek sumber data yang diproleh dilapangan
berkenaan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan triangulasi
dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan atau informasi yang diproleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicaPendidikan Agama
Islam dengan:
30
30
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apayang dikatakan apa yang dikatakan orang didepan
umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang kaya, pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. (Sugiono, 2014 hal.273).
Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: pertama,
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa
sumber data dengan metode yang sama Triangulasi dengan penyidik
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan
kembali derajat kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil
pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya. Sedangkan, triangulasi
dengan teori dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara induktif dan
secara logika (Sugiono, 2014, hal. 141).
Berdasarkan teknik triangulasi diatas tersebut, maka dimaksud untuk
mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diproleh dilapangan
tentang upaya orang tua dalam memotivasi anak dalam pembelajaran Agma
Islam dari sumber hasil observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi
sehingga dapat dipertanggung jawab keseluruhan data yang diproleh di
lapangan dalam penelitian tersebut.
31
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Desa
Desa Pulau Raman terletak di Kecamatan Pemayung,
Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi. Desa ini dulunya adalah dahulu
dijadikan desa oleh para Raja terdahulu untuk melangsungkan
keturunan hidup, dan mencari suasana baru, Raja tersebut berlayar
menyusuri sungai Batanghari. Saat itu raja hidup tentram, damai
dengan suasana daerah tersebut, pada akhirnya desa tersebut meluas
hingga ke Teluk Leban dan Kampung Baru. Raja tersebut
meninggalkan tradisi-tradisi yaitu berlayar Batanghari mencari ikan
untuk menjadi bahan pangan hingga sekarang penduduk masih
beraktivitas dengan tradisi tersebut, dan tradisi membuat kerajinan
seperti Tikar, Ambung, dan masih banyak lainnya. (Dokumen Desa
Pulau Raman, 2020)
2. Visi dan Misi
a. Visi
Visi adalah untuk mewujudkan masyarakat agar dapat
mengembangkan potensi mereka di bidang Sumber Daya Manusia
(SDM), supaya meningkatkan kualitas desa di bidang SDM, untuk itu
dilibatkan bagi Kepala Desa, BPD, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, dan
masyarakat penduduk untuk ikut berpartisipasi di berbagai bidang.
Dengan adanya kalimat tersebut maka didapatkan sebuah visi dari
desa Pulau Raman adalah sebagai berikut: (Dokumen Desa Pulau
Raman, 2019)
“MEWUJUDKAN DESA PULAU RAMAN YANG AMAN,
TERTIB, DAMAI DAN SEJAHTERA DAN MENINGKATKAN
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)”
31
32
32
b. Misi
Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang
memuat sesuatu pertanyaan yang harus dilaksanakan oleh desa agar
tercaPendidikan Agama Islamnya visi desa tersebut. Visi berada diatas
misi, pernyataan visi kemudian dijabarkan kedalam misi agar dapat
dikerjakan. Sebagaimana proses yang dilakukan maka misi desa Pulau
Raman adalah: (Dokumen Desa Pulau Raman, 2020)
1) Mewujudkan pemerintah desa Pulau Raman yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
2) Meningkatkan kehidupan masyarakat melalui upaya peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM).
3) Mengembangkan sektor pertanian dan sektor usaha industri kecil
yang berwawasan lingkungan.
4) Mengembangkan pentingnya sumber daya manusia (SDM) melalui
dukungan Program dari Pemerintah Desa/BPD.
3. Keadaan Geografis
Secara geografis Desa Pulau Raman mempunyai luas wilayah 7 Ha
KM2. Luas Wilayah Desa Karang Mendapo adalah7 Ha KM2 yang
terdiri dari:
a) Tanah Sawah : ± 30 Ha.
b) Lahan Pekarangan : ± 10 Ha.
c) Tanah Perkebunan : ± 50 Ha
d) Tanah Kosong : ± 6 Ha.
e) Tanah TPU : ± 1 Ha.
f) Tanah Pertanian : 15 Ha.
Topografi desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari relative datar dengan kemiringan <5%, dan merupakan
daerah sempedan serta bantaran sungai Batanghari. Ketika terjadi
banjir tahunan, hampir seluruh daratan Desa Pulau Raman Kecamatan
Pemayung tergenagi air Sungai Batanghari. Iklim di Desa Pulau
Raman Kecamatan Pemayung termasuk iklim hujan tropis, dengan ciri
33
33
temperature bulanan rata-rata dari 180C, suhu tahunan 20
0C-24
0C
dengan curah hujan bulanan yang lebih dari 60mm. iklim tipe ini
berpengaruh langsung terhadap pola tanam pertanian yang ada di Desa
Pulau Raman Kecamatan Pemayung. (Dokumentasi Desa Pulau
Raman, 2020)
4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Desa Pulau Raman dapat dilihat pada bagan
dibawah ini:
5. Kepala Desa yang Pernah Mengabdi di Desa Pulau Raman
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari
Desa ini mulai ada pemerintahan desa pada tahun 1965 yang
paling pertama di pimpin oleh Yusuf pada periode 1965 sampai
dengan 1970. Setelah berhenti menjadi pimpinan kepala Desa Pulau
Raman di gantikan dengan Dola dari tahun 1970 sampai dengan 1975.
Sampai sekarang yang menjabat adalah Sulaiman dari tahun 2010
hingga saat ini Desa Pulau Raman masih menjadi Kepala Desa.
Adapun Tabel Kepala Desa yang pernah Mengabdi di Desa Pulau
Raman sebagai berikut:
Ketua
Anisa. Hy
Wakil Ketua
Musa
Sekretaris
Sudirmman
Staff
Syafri
Anggota
M. Sayuti
Anggota
Andi
34
34
No Nama Kepala Desa Periode
1 Yusuf 1965-1970
2 Dola 1970-1975
3 Sayuti 1980-1985
4 Abas 1985-1990
5 Harmain 1990-1995
6 Ishaq 1995-2000
7 Ja‟apar 2000-2005
8 Yusup 2005-2010
9 Sulaiman 2010-2015
10 Sulaiman 2015 sd sekarang
6. Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi modal dasar
pembangunan sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, jumlah
penduduk desa Pulau Raman adalah 2.210 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga 589 KK. Agar dapat menjadi dasar pembangunan maka
jumlah penduduk yang besar harus disertai kwalitas SDM yang tinggi.
Penanganan kependudukan sangat penting sehingga potensi yang
dimiliki mampu menjadi pendorog dalam pembangunan, khususnya
pembanggunan Desa Pulau Raman. Berkaitan dengan kependudukan,
aspek yang penting antara lain perkembangan jumlah penduduk,
kepadatan dan persebaran serta strukturnya.
Laki-laki Perempuan Jumlah
1164 jiwa 1046 jiwa 2210 jiwa
Sumber: Dokumen Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari
35
35
7. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk desa Pulau Raman cenderung meningkat
karena tingkat kelahiran lebih besar dari kematia serta penduduk yang
masuk lebih besar dari pada penduduk yang keluar.
Berikut jumlah laju pertumbuhan penduduk Desa Pulau Raman
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
No Rukun tetangga Jumlah
2013 2014
1 RT 01 246 314
2 RT 02 317 178
3 RT 03 151 157
4 RT 04 185 202
5 RT 05 249 262
6 RT 06 300 302
7 RT 07 220 215
8 RT 08 275 303
9 RT 09 90 106
10 RT 10 102 171
Jumlah 2135 2210
8. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk Desa Pulau Raman relative merata,
secara absolute jumlah pendududk pada tiap-tiap RT terlihat relative
berimbang, namun karena luas wilayah masing-masing RT berbeda
maka tingkat kepadatan penduduknya Nampak beda di tahun 2013.
RT.06 merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang
tertingi di wilayah desa Pulau Raman yaitu 100 jiwa/km2. Sementara
itu RT. 09 merupakan tingkat kepadatan terendah yaitu dengan tingkat
kepadatan Sembilan jiwa per km2.
36
36
Tabel : Jumlah Kepadatan Dan Persebaran Penduduk Desa Pulau
Raman Tahun 2014
No RT Luas
(KM2)
Jumlah
Penduduk
(Orang)
Kepadatan
(Orang/KM2)
Persebaran%
1. RT 01 14,73 314 21,3 14,20
2. RT 02 12,31 178 14,5 8,05
3. RT 03 10,23 157 15,34 7,10
4. RT 04 11,93 202 16,93 9,14
5. RT 05 12,21 262 21,45 11,85
6. RT 06 13,21 302 22,86 13,67
7. RT 07 12,11 215 17,75 9,73
8. RT 08 13,91 303 21,78 13,71
9. RT 09 15,67 106 6,8 4,80
10. RT 10 10,00 171 17,1 7,75
JUMLAH 11.631 2210 176 100
9. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan struktur umur penduduk Desa Pulau Raman tergolong
penduduk usia produktif. Indikasi ini tergmbar dari rasio penduduk
usia kelompok umur usia 16 – 20 dan 21 – 25 tahun merupakan yang
terbanyak jumklahnya masing-masing 206 jiwa dan 274 jiwa.
Kemudian di susul kelompok umur 6 – 10 dan 26 – 30 yaitu masing-
masing 191 jiwa dan 191 jiwa. Rasio jenis kelamin penduduk Desa
Pulau Raman menunjukkan bahwa penduduk laki-laki relative lebih
banyak dibandingkan permpuan.
No Kelompok
Umur
Tahun 2013 Tahun 2014
Lk Pr Jmlh Lk Pr Jmlh
1 0-5 100 60 160 109 65 174
2 6-10 48 83 181 106 85 191
3 11-15 88 85 173 93 90 183
4 16-20 99 95 194 101 103 206
5 21-25 140 130 270 142 130 274
6 26-30 100 99 199 95 46 191
37
37
7 31-35 85 75 160 91 80 173
8 36-40 86 84 170 92 75 196
9 41-45 60 65 133 75 70 145
10 46-50 60 70 130 64 66 130
11 51-55 52 55 107 57 52 109
12 56-60 46 44 90 49 42 91
13 61-65 39 35 74 40 35 75
14 66-70 25 27 52 27 31 58
15 71 keatas 14 11 25 23 26 49
Jumlah 1100 1018 2118 1164 1046 2210
10. Keadaan Sosial
a) Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) . SDM
Merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan mencakup
seluruh siklus kehidupan manusia, sejak kandungan hingga akhir
hayat. Oleh karena itu pembangunan kualitas manusia harus
menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM di desa Pulau
Raman cukup baik di bandingkan padamasa – masa sebelumnya.
b) Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan
tingkat kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian
pada khususnya, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan
mendongkrak tingkat kecakapan. tingkat kecakapan juga akan
mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan. Dengan
sendirinya akan membantu program pemerintahan untuk
pembukaan lapangan lapangan kerja baru guna mengatasi
pengangguran. Pendidikan biasa nya akan dapat memertajam
sistimatika piker atau pola piker individu, selain itu mudah
menerima informasi yang lebih maju, di bawah ini tabel yang
38
38
menunjukkan tingkat rata – rata pendidikan warga desa Pulau
Raman
Persentase dari Jumlah Penduduk :
Tamat SD : 30,63%
Tamat SMP : 13,34%
Tamat SMA : 6,51%
Tamat perguruan tinggi : 0,45%
Pelajar SD : 12,40%
Pelajar SMP : 4,75%
Pelajar SMA : 2,95%
Mahasiswa : 0,90%
Tidak & Putus Sekolah : 20,04%
Belum sekolah : 8,03
Sumber : data Desa Pulau Raman, September tahun 2014
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa di Desa Pulau
Raman kebanyakan penduduk yang tidak dan putus sekolah yaitu
sebesar 20,04%, kemudian yang memiliki bekal pendidikan dasar
30,63% dan pelajar SD yaitu 12,40%.sementara mahasiswa hanya
0,90%. Serta selesai perguruan tinggi hanya 0,45%.
c) Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Pulau
Ramanantara lain dapat di lihat dari status kesehatan, serta pola
penyakit. Status kesehatan masyarakat antara lain dapat di nilai
melalui berbagai indicator kesehatan seperti meningkat nya usia
harapan hidup, menurun nya angka kematian bayi, angka dan
status anak gizi buruk.
TAHUN BAIK KURANG BURUK
2013 156 2 0
2014 173 2 0
Sumber Data : Dokumen Desa Pulau Raman
39
39
d) Kehidupan Beragam
Penduduk Desa Pulau Raman 100% memeluk Agama
Islam. Dalam kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah
keagamaan khusus nya agama islam sangat berkembang dengan
baik , hal ini antara lain di tandai dengan meningkatnya jumlah
sarana peribadatan seperti masjid dan mushlah, pada Tahun 2001
desa Pulau Raman hanya memiliki 1 (satu) unit masjid sampai
dengan tahun 2014 dan terdapat 2 (dua) unit masjid dan 3 (tiga)
unit mushollah. Peningkatan sarana ibadah di sebabkan beberapa
faktor, diantara nya karena :
1) Peningkatan jumlah penduduk (Pemeluk Agama)
2) Peningkatan kesadaran pemeluk agama (Swadaya Masyarakat)
3) Bantuan daripihak pemerintah
Tabel sarana peribadatan masyarakat Desa Pulau Raman pada
Tahun 2013 - 2014
Sarana Ibadah
2011 2012 2013 2014
Masjid 2 2 2 2
Mushollah 3 3 3 3
e) Pemerdayaan Perempuan dan Anak
Wanita dan anak merupakan hal yang penting dalam
pelaksanaan pembangunan dan keberhasilan pembangunan Desa
Pulau Raman. Wanita dan anak dari komposisi penduduk desa
Pulau Raman, pada tahun 2014 Jumlah penduduk wanita mencapai
1046 jiwa atau sekitar 47 % dari total penduduk berjumlah 2210
jiwa, sedangkan dari jumlah penduduk 0 – 20 tahun mencapai 34
%. Masih tertinggalnya peran perempuan dan kualitas hidup
perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan anatara lain
di tandai belum optimal nya partisipasi kaum perempuan dan
40
40
pemuda dalam pembangunan, hal itu terlihat dari prestasi pemuda
dalam seni budaya dan olah raga masih sangat rendah.
f) Budaya
Untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya, Desa
Pulau Raman telah membuat peraturan desa tentang adat istiadat
dan tata tertib desa. Tujuan dari pembentukan peraturan desa
adalah untuk menjaga ketertiban desa secara umum dan kerukunan
antar masyarakat. Peraturan ini dijadikan acuan bagi masyarakat
untuk mengendalikan masuknya pengaruh budaya asing yang
cenderung tidak sesuai dengan karakter bangsa.
11. Keadaan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi masyarakat desa Pulau Raman secara
umum mengalami peningkatan. Hal ini dinilai dari bertambahnya
jumlah penduduk yang memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis
pekerjaan tersebut pada umumnya belum dapat dipastikan bersumber
dari usaha apa yang dilakukan bias juga diperoleh dari pinjaman usaha
modal dari pemerintah. Berikut ini persentase mata pencaharian desa
Pulau Raman Kabupaten Batanghari
No Mata Pencaharian Jumlah Persentase
1 Petani 768 33,6%
2 Pedagang 85 3,8%
3 Peternak 14 0,6%
4 Serabutan 47 3,1%
5 Perabotan 5 2,1%
6 PNS 10 0,2%
7 IRT 639 28, 3%
8 Nelayan 17 2,2%
9 Pertambangan 8 0,4%
41
41
10 Bengkel 4 0,2%
11 Belum Bekerja 574 25,5%
B. Temuan Khusus
Berdasarkan hasil observasi, wawancara serta dokumentasi yang
penulis lakukan bahwa bagaimana perhatian orang tua dalam membimbing
anak untuk memotivasi belajar anak pada pembelajaran Agama Islam di
Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung berkaitan dengan bagaimana
cara orang tua dalam membimbing anak untuk melaksanakan belajar
Agama, apakah kendala bagi orang tua dalam membimbing anak dan apa
solusi yang di lakukan orang tua untuk menghadapi kendala dalam
membimbing anak untuk memotivasi belajar Pendidikan Agama Islam
pada warga yang tinggal di lingkungan RT.01 RW 02, maka di peroleh
hasil penelitian sebagai berikut:
1. Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Anak Dalam Belajar
Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari
Pada sebuah keluarga, orang tua bertanggung jawab memberikan
pendidikan bagi anak-anaknya. Pendidikan yang harus diberikan
pertama kali dan sangat penting adalah pendidikan agama, karena
pendidikan agama itu mencakup seluruh aspek kehidupan manusia,
baik di dunia maupun di akhirat. Bila agamanya baik maka baik pula
kualitas manusia itu.
Orang tua mempunyai peran yang sangat penting terhadap
pendidikan anak. Terutama pendidikan Agama, karena orang tua
merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak. Orang tua
seharusnya memahami bahwa merekalah sebagai penanggungjawab
utama dalam pendidikan putra-putrinya. Berhasil atau gagalnya proses
pendidikan Agama dalam lingkungan keluarga sepenuhnya tergantung
pada peranan orang tua dalam memahami dan menciptakan hubungan
42
42
yang baik dengan anak dalam lingkungan keluarga yang berdasarkan
pada Al-Quran dan Sunnah dalam menerapkan pendidikan shalat.
Orang tua sebagai pendidik utama bagi anak di harapkan mampu
menciptakan pendidikan yang kondusif sehingga anak dapat menjalani
kehidupan dengan positif. Setiap orang tua tentunya mempunyai
metode yang berbeda-beda dalam memberikan bimbingan.
Dalam bidang spiritual, peran orang tua sangat vital. Taat
beragama atau tidaknya seorang anak banyak dipengaruhi oleh contoh
dan cara orang tua mereka menjalankan ibadahnya. Orang tua tidak
dapat menyerahkan pendidikan agama seutuhnya ke sekolah,
walaupun sekolah tersebut berbasis agama.
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode
wawancara dan observasi dan orang tua yang menjadi responden
dalam penelitian ini.
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Miftah mengatakan bahwa :
“kami memberikan bimbingan tentang Agama kepada anak
kami secara bergantian dengan memberikan pelajaran tentang
shalat fardhu, menceritakan pahala serta azab yang diberikan
Allah apabila tidak melaksanakan shalat. Setiap hari
mengingatkan dan menyuruh anak supaya melaksanakan shalat.
(wawancara, Miftah, 20 Februari 2020).
Pendidikan agama pada anak sebaiknya di berikan dari sejak dini.
Sehingga ketika seorang anak telah remaja mereka akan terbiasa dan
tidak sulit bagi orang tua dalam mendidik mereka. Karena jika
pendidikan agama itu tidak diberikan sejak dini maka akan susah
untuk mendidik anak tersebut. Tidak jarang anak yang tidak mau
bahkan sama sekali tidak menganggap pentingnya pendidikan agama
tersebut.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan ke rumah mereka
pada sore hari Bapak Miftah sedang mengajarkan bacaan-bacaan
43
43
shalat pada anaknya ketika tidak ada pembeli. (obsevasi 20 Februari
2020)
Informan selanjutnya wawancara yang penulis dapatkan dari
keluarga Agus mengatakan bahwa:
“Dalam membimbing anak, saya mengajak anak ikut langsung
bersama-sama dengan saya melaksanakan sholat. mengajarkan
bacaan-bacaan shalat dengan cara menyaringkan bacaan
kemudian anak mengikuti, memberikan nasihat-nasihat dan
cerita tentang kewajiban melaksanakan shalat lima waktu.”
(wawancara, Agus, 20-2-2020).
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada siang hari
ke rumah mereka, Bapak Agus sedang mengajarkan Anaknya
melafalkan surah-surah pendek untuk bacaan sholat. Pada malam hari
Bapak Agus sedang mengajarkan anaknya membaca Al-Quran.
(obsevasi 20 Februari 2020)
Selanjutnya wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Bapak Hasbi mengatakan bahwa :
“Saya dan istri selalu memberikan bimbingan pendidikan agama
tentang shalat lima waktu, kami memberikan nasihat dan cerita-
cerita, menjelaskan cara-cara shalat, gerakan shalat juga cara
berwudhu, bertanya jawab dengan anak,dan membiasakan anak
agar rutin membaca buku agama.” (wawancara, Hasbi, 20-2-
2020).
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa Bapak Hasbi
memberikan sendiri bimbingan shalat kepada anaknya, dan mengajak
anaknya untuk membiasakan membaca buku agama.
Informan selanjutnya wawancara yang penulis dapatkan dari
keluarga Bapak Amin mengatakan bahwa :
“Saya dan suami saya tidak mengajarkan anak dalam
melaksanakan sholat lima waktu, karena anak kami ini belajarnya
dari pagi samPendidikan Agama Islam malam, pagi bersekolah di
SD, sore belajar di TPA, malam belajar di al musolla. Biasanya
sepulang dr belajar di TPA anak saya belajar membaca surah-
surah pendek dan meminta saya untuk mendengarkan bacaannya
di TPA di ajarkan sholat. Jadi anak saya sudah bisa melaksanakan
44
44
sholat walaupun tidak kami ajarkan. (wawancara, Amin, 20-2-
2020).
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa Bapak Amin
tidak mengajarkan anaknya melaksanakan sholat lima waktu, namun
mempercayakan sepenuhnya kepada guru untuk membimbing
anaknya
Selanjutnya wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Bapak Ari mengatakan bahwa :
“saya dan suami tidak mengajarkan anak kami untuk shalat
karena kami sering di toko daripada di rumah. Lagi pula anak
kami sudah belajar shalat di sekolahnya. Biasanya di rumah anak
saya selalu mengikuti neneknya sholat pada anak saya, jika
neneknya lagi shalat kadang neneknya juga sering mengajarkan
gerakan-gerakan dan mengajarkan hafalan surah-surah pendek.”
(wawancara Bapak Ari, 20 Februari 2020)
Berdasarakan observasi yang penulis lakukan bahwa Bapak Ari
memang sibuk berdagang, sehingga anaknya lebih sering bersama
neneknya di rumah. Walaupun bersam neneknya, anaknya tetap
memperoleh bimbingan sholat lima waktu dan hafalan surah-surah
pendek bersama neneknya. Karna setiap mau shalat pasti anaknya juga
ikutan shalat.
Berdasarkan observasi dalam peranan orang tua untuk
membimbing anak-anaknya agar mengajarkan anaknya tentang
Pendidikan Agama Islam dan melaksanakan sholat lima waktu sudah
dilaksanakan oleh 3 keluarga. Walaupun dalam cara memberikan
bimbingan tidak selalu di lakukan setiap hari, rata-rata orang tua di
rumah lebih sering menyuruh dan mengingatkan saja untuk belajar
pendidikan Agma Islam, shalat lima waktu daripada mengajarkan
tentang sholat, orang tua lebih banyak menyerahkan pengajaran
tentang shalat ini kepada sekolah yang berbasis pendidikan dasar
ataupun berbasis pendidikan agama seperti TPA. Dua orang subjek
penelitian yang tidak pernah memberikan bimbingan shalat kepada
anaknya. Orang tua juga lebih banyak yang tidak memberikan teladan
45
45
yang baik bagi anak-anaknya karena tidak melaksanakan shalat lima
waktu secara rutin, hanya memerintahkan anak untuk melaksanakan
shalat melalui lisan saja. Sehingga anak mereka juga lebih cenderung
malas untuk melaksanakan shalat lima waktu.
2. Kendala Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Untuk Belajar
Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari
Anak adalah amanah yang di berikan Allah SWT bagi setiap
orang tua, maka dari itu anak berhak untuk mendapatkan pendidikan
yang layak dan kasih saying dalam memberikan pendidikan yang
pertama kali akan diterima anak melalui keluarganya. Berbagai cara
akan dilakukan orang tua agar anak-anak mereka menjadi anak yang
sholeh dan sholehah serta berguna bagi keluarga, agama, masyarakat,
dan bangsanya.
Setiap hari orang tua akan berusaha memberikan pendidikan
kepada anak-anaknnya dengan berbagai macam cara dan metode yang
tidak sama, guna bertujuan untuk kebaikan anak. Segala sesuatu yang
sedang di berikan dan diusahakan oleh para orang tua terhadap
keluarganya masing-masing tentunya tidak mutlak berjalan dengan
baik dan lancar, pastinya ada saja hambatan / kendala / masalah yang
akan dihadapi oleh para orang tua. Kendala-kendala tersebut bisa
datang dari mana saja, baik yang datang dari orang tua itu sendiri
maupun dari anak. Guna mengetahui kendala yang di hadapi orang tua
dalam membimbing anak untuk belajar Agama Islam dan melaksankan
shalat lima waktu pada keluarga yang tinggal di lingkungan Desa
Pulau Raman dapat di ketahui dari kendala ekstern bagi orang tua dan
intern bagi orang tua dalam membimbing anak.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat diketahui
bahwa Kendala orang tua dalam membimbing anak untuk
46
46
melaksanakan shalat lima waktu. Berdasarkan wawancara penulis
dengan keluarga Bapak Miftah mengatakan bahwa :
“Kendala yang kami rasakan yaitu karena kesibukan kami
berdua, kami sama-sama mempunyai pekerjaan yang jam
kerjanya kadang-kadang tidak menentu, sehingga tidak setiap
waktu bisa memberikan bimbingan pada anak. Kendala yang
datang dari anak saya sering malas bila di suruh belajar Agama
Islam dan shalat, terutama shalat subuh dan dzuhur, tidak mau
bangun tidur pada waktu subuh, kalau siang terlalu asik
bermain. Hal lain yang mempengaruhi anak saya sehingga malas
dan menunda shalatnya adalah acara televisi, apabila
menurutnya acara tersebut bagus dan dia sangat suka maka ia
akan menontonya sampai acaranya habis.”(Wawancara Bapak
Miftah, 20 Februari 2020)
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, anaknya memang
senang pergi bermain ke tempat yang jauh, senang menonton televisi,
saat mengingatkan atau menyuruh anak untuk belajar Agama Islam
dan sholat orang tua juga hanya memberi perintah sekali atau dua kali,
apabila anak tidak mau orang tua tidak marah, hanya di biarkan saja
dan orang tua juga tidak mewajibkan pada anaknya untuk
melaksanakan shalat lima waktu. (Observasi peneliti, 20 Februari
2020).
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Bapak Agus mengatakan bahwa :
“Yang menjadi hambatan kami dalam hal membimbing anak
yaitu kami kesulitan mengatur waktu bersama dalam keluarga.
Hambatan yang ada pada anak saya yaitu sering bilang malas
apabila disuruh belajar Agama Islam dan shalat, selain itu kadang
teman-temannya suka ngajak bermain.”(Wawancara Bapak Agus,
20 Februari 2020).
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa Bapak Agus
memang sama-sama mempunyai pekerjaan dan kesibukan masing-
masing. Anak mereka juga terkadang malas apabila disuruh untuk
sholat dan pada saat temannya datang akhirnya dia jadi asik bermain,
bahkan pada malam hari.(Observasi penulis, 20 Februari 2020)
47
47
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Bapak Hasbi mengatakan bahwa :
“Kami merasa tidak mempunyai masalah yang datang dari kami
berdua maupun masalah yang datang dari luar. Walaupun sibuk
kami tetap bisa memberikan bimbingan tentang shalat lima waktu.
Masalah yang ada pada anak saya adalah merasa malas, terutama
pada saat belajar Agama Islam dan shalat subuh karena tidak mau
bangun. Waktu isya juga sering tidak shalat karena sudah
mengantuk.”(Wawancara Bapak Hasbi, 20 Februari 2020).
Berdasarkan hasil observasi penulis dapatkan keluarga Bapak
Hasbi selalu menyempatkan waktu untuk membimbing anaknya baik
itu di toko maupun di rumah. (Observasi penulis, 20 Februari 2020)
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Bapak Ari mengatakan bahwa :
“Hambatan yang kami hadapi dalam membimbing anak yaitu
karena kami harus menjaga toko sehingga waktu membimbing
anak tidak sempat. Masalah yang ada pada anak saya adalah susah
di bangunkan pada pagi hari untuk belajar Agama Islam dan
melaksanakan shalat subuh, padahal jika anak diajarkan belajar
pagi hari akan lebih cepat menagkap pelajaran.” (Wawancara
Bapak Ari, 20 Februari 2020)
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan Bapak Ari akan
mengantarkan anaknya untuk belajar di Musolla karena kerterbatasan
waktu yang dimiliki oleh keluarga. (Observasi penulis, 20 Februari
2020)
Selanjutnya, Informan dari Keluarga Bapak Amin yang
mengatakan bahwa:
“Masalah yang kami hadapi adalah masalah kesibukan kami
dalam berdagang, sehingga anak kami lebih sering bersama
neneknya. Masalah pada anak saya adalah rasa malas, karna
keseringan bermain.” (Wawancara Bapak Amin, 20 Februari
2020)
48
48
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan Bapak Amin tidak
memberikan bimbingan pada anaknya. Saat siang hari anaknya tdak
belajar Agama Islam dan juga tidak shalat dengan alasan sudah merasa
kecapean, kalau sore hari tidak shalat ashar juga karena pergi bermain
di ajak teman-temannya. (Observasi penulis, 20 Februari 2020)
Berdasarkan observasi pada subjek penelitian beserta anak-
anaknya, setiap keluarga subjek penelitian mempunyai kendala baik
yang datangnya dari orang tua maupun kendala yang datangnya dari
anak-anak serta kendala yang bersifat ekstren maupun intern bagi
keluarga itu sendiri.
3. Upaya Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Untuk Belajar
Pendidikan Agama Islam di Desa Pulau Raman Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari
Orang tua sebagai teladan bagi anak-anaknya tentunya berusaha
memberikan pendidikan dan bimbingan yang menggunakan berbagai
cara serta metode dalam menyampaikan pengajaran Agama Islam dan
mengajarkan tentang shalat lima waktu. Usaha yang dilakukan orang
tua tidak mesti berjalan dengan lancar, akan menemui berbagai
macam kendala, baik yang datang dari anak maupun yang datang dari
orang tua. Kendala-kendala yang sedang dihadapi orang tua bukan
berarti tidak ada cara untuk melaksanakannya, setiap keluarga atau
orang tua pasti mempunyai cara masing-masing dalam mencari solusi
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Solusi / jalan keluar yang
digunakan oleh orang tua tentunya dengan berbagai macam cara, bisa
digunakan trik khusus atau menggunakan sanksi/hukuman pada anak-
anak mereka, semua itu dilakukan dengan tujuan agar orang tua bisa
memberikan bimbingan dengan hasil yang maksimal sesuai yang di
harapkan.
Setiap orang tua akan selalu berusaha mencari solusi untuk
menghadapi kendala dalam bimbingan anak-anaknya, orang tua juga
49
49
harus menyediakan waktu khusus dan tempat untuk memberikan
bimbingan pada anak agar tidak mengganggu aktifitas anak dan
aktifitas orang tua itu sendiri. Guna mengetahui solusi yang dilakukan
orang tua untuk belajar Agama Islam dan melaksanakan shalat lima
waktu dilingkungan Desa Pulau Raman dapat diketahui dari cara
orang tua dalam menyelesaikan kendala tersebut. Apa faktor
pendukung orang tua dalam membimbing anak, apakah orang tua
memberikan hukuman pada anak yang tidak shalat, apa hukuman yang
diberikan oleh orang tua tersebut, dan adakah waktu khusus untuk
memberikan bimbingan pada anak serta dimana orang tua
memberikan bimbingan kepada anak tentang Pendidikan Agama Islam
dan melaksanakan shalat lima waktu.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui
bahwa solusi yang dilakukan orang tua untuk menghadapi kendala
dalam membimbing anak dan kapan waktunya serta dimana
tempatnya orang tua memberikan bimbingan kepada anak untuk
mendidik anak dalam belajar Agama Islam.
Berdasarka hasil wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Bapak Miftah mengatakan bahwa :
“Hambatan yang datang dari saya dan suami kami mengatasinya
dengan cara bergantian menjaga toko kami, sedangkan untuk
menghadapi hambatan yang datang dari anak, saya mengatasinya
dengan cara selalu saya tegur, di nasihati dan dimarahi, sedangkan
cara khusus yang saya lakukan apabila waktu shalat anak sedang
nonton televisi di bujuk dulu agar televisinya dimatikan dulu
setelah selesai baru dihidupkan lagi televisinya. Pendukung bagi
saya dalama membimbing anak adalah buku pelajaran agama, juz
amma, buku tentang tuntunan shalat, poster tentang bacaan dan
gerakan shalat, anak tidak di hukum jika tidak shalat Cuma
dimarahi saja. Biasanya saya memberikan bimbingan pada waktu
pagi sebelum berangkat ke sekolah, dan malam setelah isya,
sedangkan tempatnya diruangan keluarga. (Wawancara Bapak
Miftah, 20 Februari 2020)
Hasil observasi yang penulis dapatkan saat anak di beri
bimbingan atau di suruh shalat, Televisi memang di matikan terlebih
50
50
dahulu setelah itu di hidupkan lagi. Faktor pendukung yang digunakan
juga berupa buku-buku dan poster, tempatnya diruangan keluarga
pada malam hari.(Observasi penulis, 20 Februari 2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Bapak Agus mengatakan bahwa :
“Cara mengatasi hambatan dari anak kami yang setiap hari selalu
diingatkan, disuruh dan dimarahi agar jangan malas untuk belajar
Agama Islam, shalat lima waktu, dan apabila bergaul dengan
teman bergaulah dengan baik, cara untuk menghadapi hambatan
dari kami sebagai orang tua yaitu selalu berusaha menyempatkan
waktu agar bisa membimbing anak-anak. Faktor pendukung bagi
saya dalam membimbing anak-anak melalui buku-buku. Waktu
khusus untuk membimbing anak adalah malam setelah isya,
tempat memberikan bimbingan bisa dimana saja yang pasti masih
di rumah sendiri.” (Wawancara Bapak Agus, 20 Februari 2020)
Hasil dari observasi yang penulis dapatkan bahwa Bapak Agus
sering mengingatkan, menyuruh, dan memarahi anaknya jika tidak
mau belajar Agama Islam dan shalat. (Observasi penulis, 20 Februari
2020)
Informan Selanjutnya dari Keluarga Bapak Hasbi yang
mengatakan bahwa:
“Untuk mengatasi kendala yang datang dari saya dan suami tidak
ada yang kami lakukan, cara mengatasi kendala yang datang dari
anak saya adalah setiap hari harus di paksakan bangun subuh dan
di ajak shalat subuh berjamaah. Pendukung saya dalam
membimbing anak adalah melalui buku-buku tentang orang shalat
dan poster kalau anak saya tidak shalat maka diberi sanksi dengan
cara mengurangi uang saku ke sekolah. (Wawancara Bapak
Hasbi, 20 Februari 2020)
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa keluarga
Bapak Hasbi cuma berusaha mengatasi masalah yang ada pada
anaknya saja. Faktor pendukung dalam memberikan bimbingan yaitu
buku-buku tentang shalat dan poster, anaknya yang tidak shalat di
hukum dengan cara mengurangi uang sakunya. (Observasi penulis, 20
Februari 2020)
51
51
Berdasarkan hasil wawancarayang penulis dapatkan dari keluarga
Bapak Amin mengatakan bahwa :
“Cara mengatasi masalah yang datang dari anak saya setiap hari
saya dan istri selalu menyuruh dan memaksanya agar mau bangun
subuh dan mengajarkan Agama Islam dan melaksanakan shalat
subuh serta selalu menyuruh, mengingatkan dan menasehati agar
selalu rajin melaksanakan shalat, apabila anak tidak
melaksanakan shaolat kami tidak memberikan hukuman, namun
kami selalu memberikan contoh dengan rutin melaksanaka shalat
setiap hari. Faktor pendukung bagi kami dalam membimbing
anak yaitu melalui buku-buku pelajaran agama dan memasukan
anak kami belajar di TPA dan di Musolla.”(Wawancara Bapak
Amin, 20 Februari 2020)
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa Bapak Amin
memang sering menyuruh anaknya supaya melaksanakan shalat, tetapi
apabila tetap tidak mau belajar Agama Islam dan shalat juga mereka
tidak memberikan hukuman hanya memberikan nasihat dan teladan
dalam mengerjakan shalat lima waktu. Anak mereka sore di
sekolahkan lagi di TPA dan malam di sekolahkan lagi di Musolla.
(Observasi penulis, 20 Februari 2020)
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Bapak Ari mengatakan bahwa :
“Solusi yang kami lakukan untuk mengatasi kendala kami yaitu
dengan menyerahkan bimbingan tentang shalat kepada neneknya,
terkadang saya juga membimbingnya namun tidak setiap hari.
Kendala yang datang dari anak, kami atasi dengan cara
memberikan nasihat saja. Faktor pendukung untuk memberikan
bimbingan anak saya yaitu buku-buku agama dan poster gerakan
shalat dan wudhu.” (Wawancara Bapak Ari, 20 Februari 2020)
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan keluarga Bapak Ari
mengatasi kendala yang datang dari orang tua yaitu menyerahkan
pendidikan shalat kepada nenek, sedangkan kendala yang berasal dari
anak di atasi dengan cara di nasihati serta tidak terlalu dipaksakan
dalam meksanakan shalat lima waktu, sehingga apabila anak tidak
shalat tidak dihukum. Keluarga ini tidak mempunyai trik khusus untuk
52
52
memberikan bimbingan pada anak. Faktor yang mendukung dalam
pemberian bimbingan pada anak adalah buku-buku tuntunan shalat
dan poster. (Observasi penulis, 20 Februari 2020)
Berdasarkan observasi pada orang tua dan anak-anaknya dalam
mencari solusi untuk menghadapi kendala- kendala yang berasal dari
orang tua atau dari anak-anak dan waktu beserta tempat yang
digunakan orang tua untuk memberikan bimbingan. Sebagian besar
orang tua tidak mempunyai cara atau trik khusus dalam menghadapi
kendala tersebut. Bahkan tidak semua keluarga subjek penelitian
memberikan atau mencari solusi tetapi malah di biarkan saja. Anak-
anak tidak belajar dan sholat juga tidak dihukum, subjek penelitian
beranggapan bahwa dengan memasukan anak ke sekolah agama
merupakan solusi bagi mereka, sehingga orang tua menjadi lalai
dalam memberikan bimbingan pada anak saat anak berada di rumah,
bahkan sering orang tua tidak mengerti tentang kemampuan anak-
anaknya tentang shalat.
C. Analisis Hasil Penelitian
Pendidikan agama yang di tanamkan melalui jalur keluarga
memang sangat penting, karena keluarga merupakan tempat seorang
anak yang untuk pertama kalinya mengenal agama dan hal-hal lainnya
dalam kehidupan ini. Salah satu bagian dari pendidikan agama yang
harus diajarkan orang tua kepada anak adalah belajar Agama Islamdan
ibadah shalat lima waktu yang merupakan kewajiban bagi setiap
muslim baik laki-laki maupun perempuan.
Oleh karena itu orang tua wajib mengajarkan tentang Pendidikan
Agama Islam dan ibadah shalat lima waktu kepada anak tergantung
pada seberapa besar peranan orang tua dalam membimbing anak dan
mengarahkan anaknya. Orang tua setiap hari harus bisa berperan
dengan baik dan aktif, agar berhasil pula dalam memberikan bimbingan
53
53
kepada anak-anaknya yang kemudian bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada sebuah keluarga orang tua harus berperan dengan baik
dalam membimbing anak-anak agar dapat belajar Agama Islam dan
melaksanakan shalat lima waktu. Dalam hal ini peranan yang di
lakukan orang tua dalam keluarga dapat diterapkan dan dimulai dari
cara orang tua membimbing anak, kendala orang tua dalam
membimbing anak, dan solusi yang di lakukan orang tua untuk
menghadapi kendala dalam membimbing anak.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis
lakukan, masih banyak orang tua yang tidak rutin mendirikan shalat
lima waktu atau tidak member suri tauladan yang baik bagi anak-
anaknya. (Observasi penulis, 21 Februari 2020)
Hal ini menurut pendapat Al-Mainawi yang menyatakan bahwa :
“Hendaknya kedua orang tua menjadi suri tauladan bagi anak-
anaknya. Mereka tidak boleh menyuruh sesuatu terhadap anak-
anaknya, Sedangkan mereka sendiri tidak mengerjakannya dan
hendaknya kedua orang tua tidakmelarang sesuatu kepada anaknya
sedangkan mereka sendiri mengerjakannya.”
Sehubungan dengan pelaksanaan peranan tersebut, orang tua
harus memiliki kemampuan tentang cara membimbing melalui
beberapa hal yaitu dengan menggunakan metode-metode pendidikan
Islam yang ada dalam rumah tangga dan pengajaran tentang shalat yang
diberikan kepada anak serta keaktifan orang tua tersebut dalam
membimbing anak.
Metode-metode yang digunakan oleh subjek penelitian sesuai
dengan pendapat Hadari Nawawi bahwa pendidikan islam dalam rumah
tangga terbagi menjadi 6 cara (6 metode ), yaitu :
a) Mendidik melalui keteladanan.
54
54
Dalam metode keteladanan ini orang tua diharapkan dapat
mencontoh untuk mendekati sedekat-dekatnya pribadi teladan
seperti yang diteladankan Rasulullah SAW. Keteladanan sangat
penting artinya, karena dalam interaksi pendidikan seorang anak
tidak hanya sekedar menangkap/ memperoleh makna sesuatu dari
ucapan orang tuanya, akan tetapi justru melalui atau dari
kesuluruhan pribadi yang tergambar pada sikap dan tingkah laku
para orang tuanya.
b) Mendidik melalui kebiasaan.
Pendidikan dengan membentuk kebiasaan harus dilakukan secara
berulang-ulang dalam arti tidak menjemu-jemunya, untuk itu orang
tua harus mampu memilih kebiasaan-kebiasaan yang baik sifatnya
dan menjauhkan kebiasaan yang buruk untuk dilatih sejak dini pad
anak-anaknya.
c) Mendidik melalui nasihat dan cerita.
Pendidikan dengan cara ini mengandalkan bahasa baik berbentuk
lisan maupun tertulis dalam mewujudkan interaksi antara orang tua
dengan anak. Cara ini banyak sekali ditemui di dalam Alquran,
karena nasihat dan cerita pada dasarnya bersifat penyamPendidikan
Agama Islaman pesan/informasi dari sumbernya kepada pihak yang
memerlukan atau dipandang memerlukannya, yang dimaksud
menimbulkan kesadaran bagi yang mendengar atau membacanya,
sehingga meningkatkan iman dan berbuat amal kebaikan dalam
menjalani kehidupan.
d) Mendidik melalui disiplin.
Orang tua sejak dini harus mengenalkan dan mengajarkan tata
tertib yang berlaku dalam keluarga, agama, masyarakat dan negara
kepada anak-anaknya, agar dapat membedakan antara norma/aturan
yang baik dan yang tidak baik. Proses pendidikan melalui disiplin
memerlukan ketegasan dan kebijaksanaan, yang akan menyadarkan
55
55
anak pada hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya terhadap
keluarga, masyarakat, berbangsa, bernegara dan beragama.
e) Mendidik melalui partisipasi.
Dalam rangka interaksi pendidikan yang bermaskud untuk
mewujudkan kepribadian yang baik, orang tua memberikan
kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi melalui proses
bertukar pikiran dan mengikut sertakan anak agar memperoleh
pengalaman secara langsung. Pengikut sertaan itu harus
mengutamakan untuk memberikan pengalaman dan orang tua tidak
menutut proses serta hasil yang baik. Partsipasi ini menjadi sangat
penting artinya dalam membantu anak-anak mempergunakan waktu
senggangnya dengan kegiatan yang positif, kreatif dan juga untuk
melaksanakan kegiatan beribadah kepada Allah SWT.
f) Mendidik melalui pemeliharaan.
Pendidikan melalui pemeliharaan dan perlindungan, satu pihak
memerlukan cinta kasih saying yang tulus, kerelaan berbuat sesuatu
secara ikhlas dengan melepaskan kepentingan pribadi dan
kewibawaan karena mampu berbuat obyektif. Di pihak lain
pendidikan melalui pemeliharaan akan menimbulkan kepercayaan,
rasa hormat dan segan, kepatuhan dan ketaatan. Kasih sayang yang
diberikan secara tulus, sehingga menampilkan kerelaan dalam
memelihara dan melindungi anak, akan menimbulkan kewibawaan
dalam interaksi anak dengan orang tua. Kewibawaan diartikan
sebagai rasa hormat dan segag menimbulkan kepatuhan.
Adapun kendala atau disebut juga dengan hambatan/masalah
adalah sesuatu yang bisa menghalangi seseorang untuk
mencaPendidikan Agama Islam sebuah tujuan yang diharapkan baik
berupa perkataan, perbuatan atau pun sebuah benda. Dalam hal ini
cara-cara yang dilakukan oleh orang tua dalam memberikan
bimbingan kepada anak tentu tidak selalu berjalan dengan baik dan
56
56
lancar,orang tua bisa saja menemui kendala yang berasal dari orang
tua itu sendiri, kendala yang bersal dari anak, kemudian kendala yang
datangnya dari dalam maupun dari luar keluarga.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dapat di
ketahui bahwa kendala yang dialami oleh keluarga dilingkungan Desa
pulau Raman yang bersal dari orang tua yaitu karena kesibukan
pekerjaan dari orang tua tersebut yang berprofesi sebagai pedagang.
Sebagian itu orang tua menjadikan hal itu sebagai alasan mendasar
sehingga tidak semua orang tua memberikan bimbingan Agama Islam
dan tentang shalat pada anaknya karena tidak bisa membagi waktu
dengan pekerjaannya. Kendala yang bersal dari anak adalah hampir
semua anak malas bangun pada waktu subuh dan malas melaksanakan
shalat lainnya karena pengaruh dari dalam keluarga sendiri, seperti
sebagian besar anak malas shalat dikarenakan terlalu asik menonton
televisi. Sedangkan pengaruh dari luar keluarga yang dialami hampir
semua anak yaitu di sebabkan karena pengaruh teman, kebanyakan
anak terlalu asik bermain bersama teman-temannya sehingga menjadi
kecapean, malas dan lupa untuk shalat serta ada juga anak yang sambil
bercanda saat melaksanakan shalat bersama teman-temannya di mesjid
atau di TPA. (Observasi penulis, 21 Februari 2020)
Solusi merupakan suatu cara dalam rangka menyelesaikan
suatu persoalan/hambatan atau mencari jalan keluar dari sebuah
masalah/kendala. Setiap persoalan atau masalah tentu mempunyai
jalan keluar/solusi, persoalan tersebut akan mampu di atasi tergantung
seberapa besar usaha dari orang tersebut untuk menyelesaikannya.
Berbagai macam kendala yang di alami oleh orang tua dalam rangka
membimbing anak agar bisa melaksanakan shalat lima waktu tentu
saja dapat diatasi dengan menggunakan berbagai cara seperti
menunjukan bagaiman cara orang tua untuk menghadapi semua
kendala tersebut, apakah ada trik khusus yng dilakukan oleh orang tua
dan faktor pendukung bagi orang tua dalam membimbing anak serta
57
57
hukuman apa yang di berikan oleh orang tua kepada anak yang tidak
belajar Pendidikan Agama Islam dan melaksanakan shalat lima waktu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menujukan
bahwa solusi yang dilakukan oleh keluarga yang tinggal di lingkungan
Desa Pulau Raman untuk menghadapi kendala tersebut dengan cara
bergantian menyempatkan waktu memberikan bimbingan kepada
anak, bila tidak sempat memberikan bimbingan pada anak maka orang
tua akan menyempatkan waktu untuk menyuruh, mengingatkan,
memaksa dan menasihati serta kadang memarahi agar anak tersebut
belajar Agama Islam dan melaksanakan shalat. Ada juga orang tua
yang benar-benar tidak sempat meluangkan waktu sehingga
menyerahkan pendididkan agama anaknya kepada nenek anak tersebut
serta menyekolahkan di sekolah agama seperti di TPA. Ada juga
keluarga yang melakukan trik khusus dengan cara mewajibkan untuk
mematikan televisi dan menyuruh shalat dulu. Faktor- faktor
pendukung bagi orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anak
pada umumnya berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan
ibadah shalat dan kadang di tambahkan dengan poster. Pada umumnya
hampir semua orang tua tidak memberikan hukuman pada anak yang
tidak mau belajar Agama Islam dan tidak melaksanakan shalat.
Tanggung jawab pokok pendidikan Agama seorang anak
seharusnya berda di tangan masing-masing orang tua buka di tangan
seorang guru atau sebuah sekolah, karena anak tersebut merupakan
amanah dari Allah SWT dan dalam keluarga juga anak pertama kali
mendapatkan pendidikan tentang agama, sekolah atau pun guru hanya
sebagai pendukung untuk meneruskan dan membantu orang tua dalam
mendidik anak. Melaksanakan shalat bagi setiap muslim adalah suatu
kewajiban, seharusnya anak yang tidak melaksanakan shalat
hendaklah dihukum agar bisa melatih si anak untuk lebih disiplin lagi
dalam melaksanakan shalat lima waktu dan hukuman itu sendiri tidak
harus dengan kekerasan.
58
58
Hukuman bagi anak yang tidak sholat bisa dilakukan dengan
cara lain seperti mengurangi uang jajan anak atau melakukan
pendekatan terhadap anak atau melakukan pendekatan-pendekatan
terhadap anak, serta bisa juga dengancara memberika hadiah sebagai
penyemangat bagi anak tersebut. Hal yang terpenting adalah orang tua
sendiri harus bisa memberikan contoh suri tauladan yang baik bagi
anak dengan cara rutin melaksanakan shalat lima waktu, agar anak
juga dapat merasa mendapatkan figur yang baik dari orang tuanya
sendiri.
59
[Type text]
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan di atas, maka sebagai
bab akhir dapat diambil beberapa pemahaman dan kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. Peranan orang tua dalam membimbing anak untuk melaksanakan shalat
lima waktu di lingkungan Desa Pulau Raman adalah dengan
menggunakan metode pembiasaan, nasihat dan cerita, keteladanan,
pemeliharaan, partisipasi, disiplin. Orang tua memberikan bimbingan
kepada anaknya setiap hari, tetapi yang lebih banyak berperan
memberikan bimbingan adalah ibu. Pelajaran tentang Pendidikan Agama
Islam dan shalat yang diberikan yaitu tentang cara wudhu, bacaan-bacaan
dan gerakan-gerakan shalat.
2. Kendala orang tua dalam membimbing anak untuk belajar Agama Islam
dan melaksanakan shalat lima waktu dilingkungan Desa Pulau Raman
Kecaatan Pemayung yaitu kesibukan pekerjaan dari kedua orang tua yang
rata-rata sebagai pedagang, kendala dari anak adalah sering malas
bangun pada waktu subuh dan kadang malas melaksanakan shalat
dikarenakan terlalu asik menonton televisi dan asik bermain bersama
dengan teman-temannya sehingga kelelahan dan cepat tertidur pada siang
dan malam hari.
3. Solusi yang dilakukan orang tua menghadapi kendala dalam
membimbing anak untuk belajar Agama Islam dan melaksanakan shalat
lima waktu dilingkungan Desa Pulau Raman Kecamatan Pemayung
adalah dengan cara bergantian dan menyempatkan waktu memberikan
bimbingan pada anak, sebagain orang tua selalu menyuruh,
mengingatkan dan mengajak serta memaksa anak untuk bangun pada
waktu subuh. Faktor pendukung bagi orang tua yaitu buku pelajaran
agama, buku-buku tentang bacaan dan gerakan shalat, juz amma, poster
tentang shalat serta memasukan anak sekolah di TPA.
59
60
60
B. Saran
1. Kepada Orang tua agar bisa memberikan contoh teladan yang baik bagi
anak-anaknya, yaitu dengan cara ikut belajar Pendidikan Agama Islam dan
menjalankan shalat lima waktu secara rutin setiap hari dalam rumah
tangga ataupun ikut shalat berjamaah di Masjid/Musolla.
2. Kepada orang tua diharapkan agar bisa membagi waktu dengan baik antara
pekerjaan dan keluarga, sehingga bisa memberikan bimbingan Agama
Islam terutama tentang shalat dengan baik dan benar kepada anak-
anaknya.
3. Kepada orang tua agar mendidik anak lebih disiplin lagi dengan cara
jangan terlalu memanjakan anak yang tidak belajar Agama dan
melaksanakan shalat lima waktu dan hukuman itu tidak harus dengan
memberi kekerasan fisik, bisa juga dilakukan seperti dengan cara
mengurangi atau tidak member uang jajan kepada anak. Cara lain yang
bisa dilakukan yaitu dengan sering-sering memuji anak dan menjanjikan
serta memberikan hadiah kepada anak yang sudah rutin belajar Agama
Islam dan melaksanakan shalat lima waktu.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan kata Alhamdulillah dan memanjatkan rasa puja
dan puji syukur kepada Allah SWT., maka akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya
dengan harapan agar semua pihak dapat memberikan sumbangan dan saran-
saran demi kesempurnaan karya tulis ini sehingga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun bagi kita semua.
61
61
62
62
63
63
64
64