PERFORMA AYAM BROILER PADA STRAIN DAN LEVEL … · Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut...

42
PERFORMA AYAM BROILER PADA STRAIN DAN LEVEL PEMBERIAN PROBIOTIK DALAM AIR MINUM YANG BERBEDA SKRIPSI FAIZATULLOH DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of PERFORMA AYAM BROILER PADA STRAIN DAN LEVEL … · Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut...

PERFORMA AYAM BROILER PADA STRAIN DAN LEVEL PEMBERIAN PROBIOTIK DALAM

AIR MINUM YANG BERBEDA

SKRIPSI FAIZATULLOH

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

RINGKASAN

FAIZATULLOH. D14103017. 2009. Performa Ayam Broiler Pada Strain dan Level Pemberian Probiotik Dalam Air Minum yang Berbeda. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Peternakan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Niken Ulupi, MS Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Desmayati Zainuddin, MS

Dalam rangka peningkatan produksi daging, ayam broiler diusahakan mendapatkan asupan nutrisi yang baik selama pemeliharaan. Ayam broiler memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik dan dada lebih besar.

Probiotik tergolong dalam bahan pakan fungsional yang mengandung mikroba hidup seperti bakteri dan jamur, sehingga dapat meningkatkan kesehatan ternak dengan cara memanipulasi komposisi bakteri yang ada dalam saluran pencernaan. Berdasarkan masalah tersebut, nutritionist merekomendasikan peternak menggunakan probiotik sebagai salah satu alternatif dari growth promotor

Penelitian ini dilaksanakan selama 28 hari pengamatan dengan menggunakan strain ayam broiler A dan B. Masing-masing strain berjumlah 96 ekor, yang terbagi menjadi 24 unit kandang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 4x2. Faktor pertama adalah pemberian probiotik pada air minum yang terdiri dari empat level yaitu 0,0 ; 0,1; 0,2 dan 0,3%. Faktor kedua adalah strain ayam broiler (A dan B). Setiap perlakuan diulang tiga kali, setiap ulangan terdiri dari delapan ekor ayam. Perlakuan probiotik dimulai saat ayam broiler berumur enam hari.

Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan mortalitas. Hasil yang diperoleh, tidak terdapat interaksi antara probiotik dan jenis strain ayam broiler terhadap semua peubah yang diamati. Level probiotik juga tidak berbeda nyata terhadap semua peubah, akan tetapi strain nyata mempengaruhi konsumsi dan konversi pakan. Rataan konversi pakan strain A (1,51) lebih efisien dibandingkan dengan strain B (1,63).

Kata kunci : Probiotik, broiler, strain, performa

ABSTRACT

The Performances of Different Strain of Broiler and addition of Probiotic in Drinking Water

Faizatulloh, N.Ulupi, D. Zainuddin

ABSTRACT

The present study was conducted to determine the effects of probiotic suplementation on different strain broiler performances. The research used 192 day old chicks (DOC) A and B strain which were kept in litter system during five weeks. They were fedd commercially diet produced by PT. Charoen Pokphand (ID-N). The treatment was given after one weeks. Probiotic was provided at levels 0.0 ; 0.1 ; 0.2 and 0.3% in drinking water. The parameters measured were feed consumption, body weight gain, feed conversion ratio, and mortality. The data were analysed by using Analysis of Variance (ANOVA). The significant results were followed by Duncan's Multiple Range Test. A Completely Randomized Design in factorial pattern with two factors were used in this experiment. Factor A (probiotic levels) and factor B (broiler strain) and tree replications. The results showed that probiotic administration did not significant interaction (P>0.05) between strain and probiotic on feed consumption, body weight gain, feed conversion ratio, and mortality. Probiotik levels did not significant on feed consumption, body weight gain, feed conversion ratio, and mortality, but broiler strain significantly (P<0.05) influenced feed consumption and feed conversion ratio. The conclusion of this experiment is that the feed conversion ratio of the broiler strain A (1.51) is better than that of the broiler strain B (1.63). Key words : broiler, probiotic, strain, performance.

PERFORMA AYAM BROILER PADA STRAIN DAN LEVEL PEMBERIAN PROBIOTIK DALAM

AIR MINUM YANG BERBEDA

FAIZATULLOH

D14103017

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

PERFORMA AYAM BROILER PADA STRAIN DAN LEVEL PEMBERIAN PROBIOTIK DALAM

AIR MINUM YANG BERBEDA

Oleh

FAIZATULLOH

D14103017

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 15 Desember 2009

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Ir. Niken Ulupi, MS Dr. Ir. Desmayati Zainuddin, MS NIP. 1957 0129 198303 2 001 NIP. 080 032 860

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc NIP. 1967 0107 199103 1 003

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Maret 1985 di Bandar Lampung.

Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Pinuri

Samsi dan Ibu Aisyah.

Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1997 di SDN 2 Sukarame

Bandar Lampung. Pendidikan lanjutan menengah tingkat pertama diselesaikan

pada tahun 2000 di SLTPN 12 Sukarame Bandar Lampung. Pendidikan lanjutan

menengah atas diselesaikan pada tahun 2003 di MAN 1 Bandar Lampung.

Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Ilmu Produksi dan

Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003.

Selama mengikuti pendidikan di kampus, kecintaan terhadap ilmu syar’i

tumbuh dalam diri penulis. Kesempatan tersebut penulis manfaatkan untuk belajar

menuntut ilmu syar’i ‘ala fahmi shohabah, yang terbentuk dalam wadah Forum

Kajian Islam Ilmiah Mahasiswa IPB. Penulis juga berusaha mengikuti kegiatan-

kegiatan yang bermanfaat, seperti seminar, pelatihan, kursus dan lainnya.

Alhamdulillah penulis juga di tingkat akhir penyusunan skripsi

mendapatkan kesempatan bekerja sebagai pengajar Exact D Bimbel Bintang

Pelajar dan pengajar IPA SMP Al-Wafa’ Al-Islamiyyah (Ponpes Salafiyah),

Bogor.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Sesungguhnya segala puji bagi Allah Jalla wa ‘Ala, kami hanya memuji

dan memohon pertolongan, ampunan serta hidayah kepada-Nya. Kami juga

berlindung kepada-Nya dari kejelekan dan keburukan amal perbuatan kami.

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat

menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada

yang mampu memberinya petunjuk.

Kami bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan

benar selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan kami bersaksi

bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Alhamdulillah atas kehendak dan pertolongannya-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini secara ilmiah. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan penulis pada tanggal 6 April sampai 12 Mei 2007 di

BALITNAK (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor, Jawa Barat.

Skripsi ini berjudul "Performa Ayam Broiler Pada Strain dan Level

Pemberian Probiotik Dalam Air Minum yang Berbeda ". Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik terhadap konsumsi pakan,

pertambahan bobot badan, konversi pakan dan mortalitas ayam broiler pada strain

yang berbeda. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya, dunia peternakan dan para

pembaca serta menjadi catatan ilmiah amal sholih di akhirat kelak.

Bogor, 15 Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ......................................................................................... i

ABSTRACT............................................................................................ ii

RIWAYAT HIDUP................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

DAFTAR ISI........................................................................................... v

DAFTAR TABEL................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... ix

PENDAHULUAN .................................................................................. 1

Latar Belakang ............................................................................ 1 Tujuan ......................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3

Probiotik...................................................................................... 3 Ayam Broiler .............................................................................. 4 Konsumsi Pakan.......................................................................... 5 Pertambahan Bobot Badan.......................................................... 5 Konversi Pakan ........................................................................... 7 Mortalitas .................................................................................... 8

MATERI DAN METODE...................................................................... 9

Lokasi dan Waktu ....................................................................... 9 Materi .......................................................................................... 9 Metode......................................................................................... 10

Rancangan....................................................................... 10 Peubah yang diamati ....................................................... 11 Analisis Data ................................................................... 11

Prosedur ...................................................................................... 11 Persiapan Kandang dan Peralatan ................................... 11 Pengamatan ..................................................................... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 13

Konsumsi Pakan.......................................................................... 13 Pertambahan Bobot Badan.......................................................... 15 Konversi Pakan ........................................................................... 16 Mortalitas .................................................................................... 18 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 20

Kesimpulan ................................................................................. 20 Saran............................................................................................ 20

UCAPAN TERIMA KASIH................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 22

LAMPIRAN............................................................................................ 24

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kandungan Zat Gizi Pakan Ayam Broiler Starter dengan Kode ID-N.............................................................................. 9

2. Rataan Konsumsi Pakan Ayam Broiler Selama Pengamatan (gram/ekor)............................................................................. 13

3. Rataan Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Selama Pengamatan (gram/ekor) ........................................................ 15

4. Rataan Konversi Pakan Ayam Broiler Selama Pengamatan . 17

5. Rataan Mortalitas Ayam Broiler Selama Pengamatan (%).... 19

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Rataan Konsumsi Pakan Mingguan pada Semua Level Probiotik................................................................................ 14

2. Rataan Konsumsi Pakan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda ................................................................................. 14

3. Rataan Pertambahan Bobot Badan Mingguan pada Semua Level Probiotik.......................................................... 15

4. Rataan Pertambahan Bobot Badan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda.............................................................. 16

5. Rataan Konversi Pakan Mingguan pada Semua Level Probiotik................................................................................ 17

6. Rataan Konversi Pakan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda ................................................................................. 18

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Rataan Konsumsi Pakan Mingguan pada Semua Level Probiotik (gram/ekor/minggu) ............................................... 25

2. Rataan Bobot Badan Mingguan pada Semua Level Probiotik (gram/ekor/minggu) ............................................... 25

3. Rataan Pertambahan Bobot Badan Mingguan pada Semua Level Probiotik (gram/ekor/minggu) ..................................... 25

4. Rataan Konversi Pakan Mingguan pada Semua Level Probiotik................................................................................. 25

5. Rataan Mortalitas Mingguan pada Semua Level Probiotik (%).......................................................................................... 26

6. Rataan Konsumsi Pakan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda (gram/ekor/minggu) ................................................. 26

7. Rataan Bobot Badan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda (gram/ekor/minggu) ............................................................... 26

8. Rataan Pertambahan Bobot Badan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda (gram/ekor/minggu) ...................................... 27

9. Rataan Konversi Pakan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda .................................................................................. 27

10. Rataan Mortalitas Mingguan pada Jenis Strain Berbeda (%) 27

11. Rataan Konsumsi Pakan Selama Pengamatan Berdasarkan Ulangan (gram/ekor) .............................................................. 28

12. Analisis Ragam Konsumsi Pakan .......................................... 28

13. Rataan Pertambahan Bobot Badan Selama Pengamatan Berdasarkan Ulangan (gram/ekor) ......................................... 29

14. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan .......................... 29

15. Rataan Konversi Pakan Selama Pengamatan Berdasarkan Ulangan (gram/ekor) .............................................................. 30

16. Analisis Ragam Konversi Pakan............................................ 30

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam rangka peningkatan produksi daging, ayam broiler diusahakan

mendapatkan asupan nutrisi yang baik selama pemeliharaan. Ayam broiler

memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak,

timbunan daging baik dan dada lebih besar.

Salah satu komoditi daging ternak yang banyak dibutuhkan oleh

masyarakat adalah daging ayam. Daging ayam menjadi pilihan masyarakat karena

karkas ayam lebih murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani

lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut maka diperlukan suatu

cara yang dapat menghasilkan daging ayam yang berkualitas, aman, dan tidak

membahayakan bagi konsumen.

Probiotik tergolong dalam bahan pakan fungsional yang mengandung

mikroba hidup seperti bakteri dan jamur, sehingga dapat meningkatkan kesehatan

ternak dengan cara memanipulasi komposisi bakteri yang ada dalam saluran

pencernaan.

Probiotik akan bekerja didalam saluran pencernaan ternak, sehingga

dengan penambahan probiotik asupan nutrisi tersebut dapat lebih efisien diserap

oleh ternak, karena probiotik dapat menghasilkan enzim-enzim pencernaan

(laktase, amilase, tripsin, lipase dan lainnya). Enzim-enzim tersebut berfungsi

membantu proses pencernaan dan penyerapan zat gizi dalam saluran pencernaan

ayam broiler, selain itu probiotik tidak meninggalkan residu terhadap ternak atau

menimbulkan resisten terhadap bakteri patogen.

Harga pakan yang semakin meningkat menyebabkan peternak semakin

sulit untuk menekan biaya produksi. Biaya produksi pakan dapat mencapai 60-

70% dari total biaya produksi, oleh sebab itu perlu pengefisienan dalam

penggunaannya.

Berdasarkan masalah tersebut, nutritionist merekomendasikan peternak

menggunakan probiotik sebagai salah satu alternatif dari growth promotor.

Berdasar uraian diatas, penulis tertarik melakukan pengamatan terhadap probiotik,

strain ayam broiler dan kombinasi antara keduanya. Diharapkan pemberian

probiotik dapat meningkatkan performa ayam broiler.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

probiotik terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan

dan mortalitas pada strain ayam broiler yang berbeda.

TINJAUAN PUSTAKA

Probiotik

Probiotik sebagai pakan tambahan berupa mikroorganisme yang

mempunyai pengaruh menguntungkan untuk induk semangnya melalui

peningkatan keseimbangan mikroorganisme usus (Fuller, 1992). Keseimbangan

mikroorganisme usus dapat dicapai apabila perbandingan antara mikroorganisme

menguntungkan terhadap mikroorganisme yang merugikan sebesar 85% : 15%

(Philip, 1993). Probiotik dapat mengandung satu atau beberapa strain

mikroorganisme yang diberikan kepada ternak dalam bentuk tepung, tablet,

butiran, atau pasta secara langsung (oral), dicampur dalam pakan atau air minum

(Fuller, 1992).

Sumber probiotik dapat berupa bakteri atau kapang yang berasal dari

mikroorganisme saluran pencernaan hewan. Beberapa bakteri yang telah

digunakan sebagai probiotik yaitu Lactobacillus dan Bacillus subtilis. Kapang dan

jamur yang dipergunakan sebagai probiotik adalah Saccharomyces dan Aspergilus

oryzae (Lopez, 2000).

Ensminger dan Olentine (1978) berpendapat bahwa probiotik yang

diberikan pada ternak unggas akan membantu keseimbangan mikroba dalam

saluran pencernaan, mendorong pertumbuhan mikroorganisme yang

menguntungkan, membantu menyediakan zat-zat makanan yang merangsang

pertumbuhan seperti vitamin, asam amino dan enzim, juga dapat menghambat

berkembangnya bibit penyakit dan tidak merusak mikroflora usus.

Penelitian Jin et al. (1996) melaporkan bahwa pemberian kultur

Lactobacillus sebanyak 0,2% dan Bacillus subtilis sebanyak 0,1% yang masing-

masing ditambahkan ke dalam pakan, menunjukkan adanya peningkatan

pertambahan bobot badan dan peningkatan efisiensi pakan pada ternak ayam

broiler. Kultur Bacillus subtilis akan berasosiasi dengan dinding usus dan

membantu meningkatkan jumlah Lactobacillus alami yang pada gilirannya dapat

menekan mikroorganisme yang tidak diinginkan seperti Escherichia coli.

Mekanisme kerja probiotik adalah pertama dapat menghasilkan asam,

sehingga pH menjadi rendah, keadaan ini tidak menguntungkan bagi

mikroorganisme patogen. Kedua, beberapa mikroba probiotik dapat menghasilkan

bahan antimikroba (bakteriosin) yang dapat mengurangi pertumbuhan mikroba

lain yang tidak menguntungkan. Ketiga, mikroba probiotik dapat berkembangbiak

di dalam saluran pencernaan dan berkompetisi dengan mikroba patogen. (Lopez,

2000).

Menurut Riley (1996), mikroorganisme yang dapat bermanfaat sebagai

probiotik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu, tidak toksik, mampu bertahan

pada suasana asam dan cairan empedu, dapat berkoloni dalam usus, dapat tumbuh

lama dan mengurangi pertumbuhan mikroba patogen dan dapat hidup pada

berbagai kondisi tubuh ternak.

Keberhasilan suplementasi probiotik pada ransum ayam dipengaruhi oleh

interaksi mikroorganisme yang terdapat dalam usus. Kemampuan mikroba yang

terdapat pada probiotik akan berpengaruh bila manajemen pemeliharaannya

rendah atau merugikan, yang menyebabkan penampilan ayam rendah terutama

adanya cekaman (Fuller, 1992).

Ayam Broiler

Ayam broiler adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-

bangsa ayam yang memiliki daya produktifitas tinggi, terutama dalam

memproduksi daging ayam (Cahyono, 1995). Karakteristik dari ayam broiler

modern adalah pertumbuhan yang cepat, banyak penimbunan pada bagian dada

dan otot-otot daging. Disamping itu relatif lebih rendah aktifitasnya bila

dibandingkan dengan jenis ayam yang digunakan untuk produksi telur (Pond et

al., 1995).

Persyaratan mutu bibit ayam broiler atau Day Old Chick (DOC) menurut

SNI (2005), yaitu berat DOC per ekor minimal 37 g dengan kondisi fisik sehat,

kaki normal, dapat berdiri tegak, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada

kelainan bentuk dan tidak ada cacat fisik, sekitar pusar dan dubur kering. Warna

bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan kondisi bulu kering dan

berkembang serta jaminan kematian DOC maksimal 2 %.

Strain merupakan sekumpulan unggas dalam suatu varietas yang di

dalamnya telah dikembangkan sifat-sifat khusus, seperti daya produksi yang

tinggi, tahan terhadap penyakit tertentu dan lain-lain. Perbedaan strain ayam

berpengaruh terhadap kebutuhan nutrisinya (Ensminger et al., 1992). Menurut

Fethwell (1992) strain ayam broiler yang unggul antara lain Arbor Acroes, Anak

10 dan 2000, Cobb, Hubbard, Indian River, Isa Vedette, Peterson, Pilch, Ross

1,208 PM 3, dan Shaver Starbo.

Konsumsi Pakan

Tilman et al. (1998) menyatakan konsumsi pakan diperhitungkan sebagai

jumlah pakan yang dimakan oleh ternak, zat makanan yang dikandungnya akan

digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi ternak

tersebut. Menurut North dan Bell (1990) konsumsi pakan tiap ekor ternak

berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh bobot badan, strain, tingkat produksi,

tingkat cekaman, aktifitas ternak, mortalitas, kandungan energi dalam pakan dan

suhu lingkungan.

Menurut Rose (1997), konsumsi pakan pada unggas pada dasarnya

digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi metabolis. Kebutuhan protein untuk

ayam broiler (0-6 minggu) berkisar antara 21,0 – 24,8 % dengan energi metabolis

antara 2800 – 3300 kkal/kg, tingkat energi ini menentukan banyaknya pakan yang

akan dikonsumsi yaitu, semakin tinggi energi ransum akan menurunkan konsumsi.

Ransum yang tinggi kandungan energinya harus diimbangi dengan protein,

vitamin, dan mineral yang cukup agar ayam tidak mengalami kekurangan zat-zat

makanan tersebut (Wahju, 1997)

Menurut hasil penelitian Wahyono (2002) probiotik yang berisi

Lactabacillus acidophilus (kandungan 54-92 x 106/gram) dengan dosis pemberian

probiotik adalah 50 mg/kg pakan melalui tetes mulut, memberikan pengaruh nyata

meningkatkan konsumsi pakan pada ternak ayam broiler. Jin et al. (1997)

melaporkan bahwa probiotik Bacillus spp dapat memperbaiki saluran pencernaan,

menghasilkan enzim yang dapat meningkatkan kecernaan pakan serta utilisasi

protein.

Pertambahan Bobot Badan

Kemampuan ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam

pakan menjadi daging ditunjukkan dengan pertambahan bobot badan (Scott et al.,

1982). Pertambahan bobot badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan

untuk mengukur pertumbuhan. Menurut Ensminger (1990), pertumbuhan adalah

suatu proses yang terjadi sebelum lahir (pre natal) dan sesudah lahir (post natal)

sampai mencapai ukuran tubuh dewasa. Menurut Anggorodi (1985) pertumbuhan

murni adalah pertambahan bentuk dan bobot jaringan-jaringan pembangun seperti

urat daging, tulang, otak, jantung dan semua jaringan tubuh lainnya dan alat-alat

tubuh.

Rose (1997), menyatakan bahwa pertumbuhan tersebut meliputi

peningkatan ukuran sel-sel tubuh dan peningkatan ukuran sel-sel individu.

Pertumbuhan itu mencakup empat komponen utama yaitu peningkatan bobot otot,

meliputi protein dan air, peningkatan ukuran skeleton, peningkatan total lemak

tubuh dalam jaringan adipose serta peningkatan ukuran bulu, kulit dan organ

dalam. Hardjosworo et al. (2000) menyatakan bahwa sampai umur lima minggu,

laju pertumbuhan bobot badan terus meningkat, setelah itu laju pertumbuhannya

menurun.

Rasyaf (2001) mengatakan bahwa pertumbuhan ayam dipengaruhi oleh

kualitas dan kuantitas pakan, temperatur lingkungan dan pemeliharaan. Gsianturi

(2002) melaporkan bahwa probiotik dapat meningkatkan keseimbangan

mikroorganisme di dalam saluran pencernaan, kemudian mikroorganisme tersebut

menghasilkan enzim-enzim pencernaan serta produk metabolisme (vitamin dan

asam amino) yang bermanfaat secara maksimal untuk membentuk atau menambah

ukuran jaringan baru. Hasil dari pertumbuhan ataupun perkembangan jaringan

baru tersebut berpengaruh terhadap kenaikan bobot ayam broiler.

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Chiang dan Hsieh

(1994) dengan pemberian probiotik (berisi : 1,5 x 108 Lactobacillus acidophillus,

7,0 x 108 Bacillus subtilis dan 1,5 x 108 Streptococcus) dengan level 0,0 ; 0,25 ;

0,5 ; dan 1,0 gram per kilogram pakan pada ayam broiler strain Arbor Acres

terhadap performa dan konsentrasi amonia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa pemberian probiotik menghasilkan pertambahan bobot badan dan konversi

ransum yang lebih baik, jika dibandingkan dengan ayam broiler yang tidak

diberikan probiotik (ransum kontrol).

Rose (1997) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ayam sesuai

dengan fisiologis ternak, bobot badan ternak akan berubah ke arah bobot badan

dewasa. Perubahan bobot badan membentuk kurva sigmoid yaitu meningkat

perlahan-lahan kemudian cepat dan perlahan lagi atau berhenti.

Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecepatan

pertumbuhan yaitu interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan.

Kemampuan genetik akan terwujud secara optimal apabila kondisi lingkungan

memungkinkan bagi ternak yang bersangkutan, sehingga penampilan yang

diharapkan dapat tercapai (Card dan Nesheim, 1972).

Konversi Pakan

Konversi pakan merupakan perbandingan antara konsumsi pakan dengan

pertambahan bobot badan setiap minggu dalam satu periode produksi (Anggorodi,

1985). Menurut Lacy dan Vest (2000), beberapa faktor utama yang

mempengaruhi konversi pakan adalah genetik, kualitas ransum, penyakit,

temperatur, sanitasi kandang, ventilasi, pengobatan, dan manajemen kandang.

Lacy dan Vest (2000) menyatakan bahwa konversi ransum berguna untuk

mengukur produktivitas ternak. Semakin tinggi konversi ransum menunjukkan

semakin banyak ransum yang dibutuhkan untuk meningkatkan bobot badan per

satuan berat.

Anggorodi (1985) mengemukakan apabila dilihat dari sudut konversi

maka efisiensi pakan menjadi semakin meningkat, karena pakan yang digunakan

untuk mencapai bobot badan tertentu semakin sedikit. Akan tetapi, angka itu

berbeda dari masa awal ke masa akhir pemeliharaan, karena dimasa akhir

pertumbuhan ayam menjadi lambat atau mulai menurun setelah berumur empat

minggu, sedangkan konsumsi pakannya bertambah. Hal ini menyebabkan angka

konversi menjadi lebih besar dari sebelumnya dan penggunaan pakan menjadi

kurang efisien.

Selanjutnya pemberian probiotik dapat memperbaiki pertumbuhan dan

kesehatan ternak serta konversi ransum (Tortureo et al., 1975). Mikroorganisme

probiotik dapat membantu meningkatkan penyerapan zat makanan dalam tubuh

ternak dengan cara menghasilkan enzim-enzim pencernaan (laktase, lipase,

amilase dan lainnya) serta menghasilkan produk metabolisme yang bermanfaat

bagi tubuh ternak untuk membentuk atau menambah ukuran jaringan baru,

sehinggga dapat memperbaiki angka konversi ransum (Daud, 2005).

Mortalitas

Angka mortalitas diperoleh dengan perbandingan antara jumlah ayam

yang mati dengan jumlah ayam yang dipelihara (Lacy dan Vest, 2000). Tingkat

mortalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, bobot badan, bangsa,

tipe ayam, iklim, kebersihan lingkungan, sanitasi peralatan dan kandang serta

penyakit (North dan Bell, 1990).

Wiryawan (2002) menyatakan bahwa, mortalitas dapat dipengaruhi oleh

faktor lingkungan sekitar kandang. Jika kandang tersebut tinggi kadar amoniak,

maka ayam akan mudah terserang penyakit dan akan meyebabkan kematian.

Level amonia yang ditoleransi dibawah 25 ppm sebagai batas aman pada ternak

ayam broiler, sedangkan level amonia yang dapat menyebabkan kematian pada

ayam broiler yaitu diatas 50 ppm (North dan Bell, 1990).

Menurut Lacy dan Vest (2000) mortalitas yang normal pada ayam

pedaging adalah sekitar 4%. Untuk menekan tingkat kematian perlu dilakukan

tindakan pencegahan seperti pemberian vaksin dan obat-obatan. Selain itu perlu

memperhatikan sanitasi sekitar kandang. Probiotik menguatkan pengaruh

substansi yang merangsang pembentukan antibodi pada sistem kekebalan,

sehingga sistem kekebalan ternak ayam broiler meningkat dan hal ini penting

dalam menekan mortalitasnya (Cruywagen, 1996).

Selanjutnya Soeharsono (1997) menyatakan secara umum fungsi

probiotik meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan kesehatan ternak dengan

jalan menekan pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan dan

merangsang kerja mikroorganisme non patogen.

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor dari

tanggal 6 April sampai 12 Mei 2007.

Materi

Ternak

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 192 ekor unsexed

(tanpa dilakukan pemisahan antara jantan dan betina), terdiri atas 96 ekor ayam

broiler strain A dan 96 ekor strain B.

Pakan

Pakan yang digunakan adalah pakan komersil untuk ayam broiler periode

starter dari PT. Charoen Pokphand. Bahan-bahan yang digunakan adalah, jagung,

dedak, tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung daging dan tulang,

pecahan gandum, bungkil kacang tanah, tepung daun, canola, vitamin, calcium,

fosfat, dan trace mineral. Kandungan zat gizi pakan penelitian dicantumkan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Zat Gizi Pakan Ayam Broiler Starter dengan Kode ID-N

Komponen Nutrisi Jumlah (%)

Bahan kering 85,27

Protein Kasar (% BK) 23,30

Lemak Kasar (% BK) 9,33

Serat Kasar (% BK) 4,96

Abu (% BK) 6,81

Energi Bruto (kkal/kg) 3920

Sumber : Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan. Fakultas Peternakan IPB (2007)

Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang litter (80m2)

dengan ukuran per unit perlakuan 1x1 m2. Kandang dibagi berdasarkan jumlah

perlakuan menjadi 24 unit kandang. Masing-masing unit berisi delapan ekor anak

ayam umur 6 hari.

Peralatan lain yang digunakan adalah tempat pakan, tempat air minum,

chickguard (lingkar pembatas), lampu pemanas, tirai penutup, ember, timbangan,

spoit, jarum suntik, gelas ukur, biocid (larutan pembasmi kuman dan serangga),

koran, sekam padi dan kapur.

Probiotik, Vaksin dan Antistres

Probiotik yang digunakan adalah probiotik dalam bentuk larutan yang

diproduksi oleh PT. Biotech Inti Organik. Vaksin yang digunakan selama

pemeliharaan adalah vaksin Newcastle Desease (ND) dan Gumboro (IBD) yang

diproduksi oleh PT. Romindo Primavetcom. Antistres yang digunakan adalah

Avistress produksi PT. Romindo Primavetcom.

Metode

Rancangan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola

faktorial 4x2 dengan tiga kali ulangan, setiap ulangan terdiri dari delapan ekor

ayam. Faktor pertama adalah pemberian probiotik pada air minum yang terdiri

dari empat taraf yaitu 0,0 ; 0,1 ; 0,2 dan 0,3%. Faktor kedua adalah strain ayam

broiler (A dan B). Model matematika yang digunakan adalah:

Y ijk = µ + Pi + Sj + (PS)ij + εijk

Keterangan :

Y ijk = Nilai peubah yang diamati

µ = Nilai tengah umum

Pi = Pengaruh perlakuan probiotik pada taraf ke-i (i = 1, 2, 3, 4)

Sj = Pengaruh strain pada taraf ke-j (j = 1 dan 2)

(PS)ij = Interaksi antara faktor probiotik pada taraf ke-i dan faktor strain pada taraf ke-j

εijk = Galat percobaan pada ulangan ke-k akibat taraf pemberian probiotik ke-i dan strain ke-j

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan,

konversi pakan, dan mortalitas. Peubah-peubah tersebut dihitung dengan cara

sebagai berikut :

1. Konsumsi pakan (gram/ekor) diperoleh dengan cara menghitung selisih antara jumlah sisa pakan dari jumlah total pakan yang diberikan.

2. Pertambahan bobot badan (gram/ekor) diperoleh dari selisih antara bobot badan awal pengamatan dengan akhir pengamatan.

3. Konversi pakan dihitung dengan cara konsumsi pakan dibagi pertambahan bobot badan.

4. Mortalitas (%) diperoleh dengan cara menghitung jumlah ayam broiler yang mati selama pemeliharaan dikalikan 100%.

Analisis Data

Data yang diperoleh dilakukan uji asumsi terlebih dahulu, jika syaratnya

terpenuhi, maka dilakukan analisis ragam. Jika perlakuan berpengaruh nyata maka

dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie, 1991).

Prosedur

Persiapan Kandang dan Peralatan

Seminggu sebelum penelitian dimulai, dilakukan persiapan kandang.

Dimulai dari pencucian kandang dan peralatannya dengan menggunakan detergen.

Selanjutnya dilakukan pengapuran kandang. Setelah itu kandang ditaburi litter

dengan dialasi koran, kemudian dilakukan desinfeksi. Peralatan dipersiapkan dan

dilakukan penomoran kandang.

DOC ditimbang saat baru datang. Kemudian ayam dimasukkan ke dalam

kandang, chickguard yang digunakan enam buah, setiap chickguard terdiri dari

empat petak dan setiap petaknya diisi 25 ekor DOC. DOC yang baru datang

diberikan air gula kemudian air minum yang telah dicampur Avistress (obat

antistres) selama seminggu sebelum perlakuan.

Pengamatan

Setelah ayam berumur enam hari, perlakuan dimulai dengan pengambilan

secara acak. Ayam ditimbang sebelum diisi ke setiap petak, kemudian delapan

ekor ayam diletakkan kedalam setiap petak yang semuanya berjumlah 24 petak.

Setelah itu, ayam diberi air minum yang telah dicampur probiotik dengan empat

level (0,0; 0,1; 0,2; dan 0,3%).

Pengamatan dilakukan selama empat minggu. Pakan komersial diberikan

ad libitum setiap hari, setiap pagi air minum diganti. Pagi dan sore hari pakan

ditambah serta seminggu dua kali kandang didesinfeksi. Pemberian air minum

ditakar agar pemberian probiotik dapat diukur. Pemberian awal air minum

diberikan satu liter, namun seiring pertumbuhannya diberikan sesuai

kebutuhannya. Saat ayam berumur empat hari, dilakukan vaksinasi ND melalui

tetes mata dan suntik dibagian subcutan.

Selama pengamatan, lampu (250 W) ditinggikan seiring meningkatnya

umur ayam. Lampu penerangan awal pemeliharaan (dua minggu pertama)

dibiarkan menyala siang dan malam, sebab bulu anak ayam belum tumbuh

sempurna dan untuk melindungi dari suhu dingin. Selanjutnya lampu hanya

dinyalakan pada malam hari.

Vaksinasi Gumboro melalui tetes mulut dilakukan saat ayam berumur 10

hari. Selanjutnya ketika ayam berumur tiga minggu dilakukan vaksinasi ND

melalui tetes mata. Sehari sebelum vaksinasi dan sehari setelahnya ayam tidak

diberikan probiotik, namun diberikan Avistress.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Pakan

Berdasarkan analisis statistik ternyata tidak terdapat interaksi antara

probiotik dan strain terhadap semua peubah yang diamati selama pengamatan.

Rataan konsumsi pakan ayam broiler selama pengamatan tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Konsumsi Pakan Ayam Broiler Selama Pengamatan (gram/ekor)

Strain Level Probiotik (%) A B

Rataan ± SD

0,00 2936,27 ± 120,11 3090,92 ± 221,57 3013,59 ± 170,84 0,10 2873,29 ± 210,54 3085,17 ± 221,84 2979,23 ± 216,19 0,20 3124,67 ± 92,95 3236,71 ± 83,59 3180,69 ± 88,27 0,30 3040,13 ± 109,66 3131,46 ± 111,13 3085,79 ± 110,40

Rataan ± SD 2993,59 ± 133,31a 3136,06 ± 159,53b 3064,83 ± 146,42 Keterangan : Superscript berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

Pemberian probiotik melalui air minum tidak memberikan pengaruh yang

nyata terhadap konsumsi pakan ayam broiler, hal ini diduga kandungan energi

dan zat nutrisi dalam pakan seimbang dan telah tercukupi untuk kebutuhan nutrisi

ayam tersebut, sehingga pengaruh pemberian probiotik tidak terlihat secara nyata.

Strain berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, rataan konsumsi

pakan strain B lebih besar dibandingkan dengan strain A. Salah satu penyebabnya

adalah perbedaan bobot DOC. Strain B memiliki bobot DOC lebih besar dari

strain A, yaitu sebesar 43,39 g/ekor, sedangkan strain A sebesar 39,54 g/ekor.

Sebagaimana yang dikatakan North dan Bell (1990) bahwa konsumsi pakan tiap

ekor ternak berbeda-beda, salah satu faktornya dipengaruhi oleh bobot badan.

Rataan konsumsi pakan ayam broiler strain A selama empat minggu

pengamatan mempunyai kisaran 2873,29-3124,67 g/ekor, dengan rataan yang

dicapai sebesar 2993,59 g/ekor. Strain B memiliki kisaran 3090,92-3236,71

g/ekor, dengan rataan sebesar 3136,06 g/ekor.

Rataan konsumsi pakan mingguan pada semua level probiotik tertera pada

Gambar 1. Gambar tersebut menunjukkan rataan konsumsi pakan ayam broiler

setiap minggu pada level pemberian probiotik 0,2 % nyata lebih tinggi

dibandingkan perlakuan yang lain. Peningkatan konsumsi pakan tersebut tidak

memberikan pengaruh yang positif, karena tidak diimbangi dengan peningkatan

efisiensi pakan apabila dibandingkan dengan kontrol (0%).

Gambar 1. Rataan Konsumsi Pakan Mingguan Pada Semua Level Probiotik

Rataan konsumsi pakan mingguan pada jenis strain berbeda tertera pada

Gambar 2.

Gambar 2. Rataan Konsumsi Pakan Mingguan Pada Jenis Strain Berbeda

Gambar 2 menunjukkan rataan konsumsi pakan ayam broiler strain B

nyata lebih tinggi dibandingkan strain A pada minggu ke-5, hal ini disebabkan

karena perbedaan bobot DOC. Sebagaimana menurut National Research Council

(1994) bahwa konsumsi pakan tiap ekor ternak berbeda-beda, salah satu faktornya

dipengaruhi oleh bobot tubuh ayam.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

2 3 4 5

Minggu Ke-

Rata

an

Ko

nsu

msi

Pa

kan

(g

/e/m

g)

0,00%

0,10%

0,20%

0,30%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

2 3 4 5

Minggu Ke-

Rata

an

Konsu

msi

Paka

n (g/e

/mg)

A

B

Pertambahan Bobot Badan

Rataan pertambahan bobot badan ayam broiler selama pengamatan tertera

pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Selama Pengamatan (gram/ekor)

Strain Level Probiotik (%) A B

Rataan ± SD

0,00 2092,27 ± 299,16 1929,08 ± 131,71 2010,68 ± 215,44 0,10 1901,55 ± 212,60 1952,77 ± 84,77 1927,16 ± 148,69 0,20 1995,00 ± 69,52 1945,33 ± 77,37 1970,17 ± 73,45 0,30 1936,88 ± 75,62 1867,96 ± 30,94 1902,42 ± 53,28

Rataan ± SD 1981,42 ± 164,23 1923,79 ± 81,20 1952,61 ± 122,71 Secara statistik perlakuan pemberian probiotik maupun jenis strain ayam

broiler selama empat minggu pengamatan tidak berbeda nyata terhadap

pertambahan bobot badan. Hal ini disebabkan kandungan zat nutrisi pakan,

manajemen pemeliharaan dan lingkungan yang diberikan sama.

Rataan pertambahan bobot badan ayam broiler selama empat minggu

pengamatan memiliki kisaran 1867,96-2092,27 g/ekor, dengan rataan yang

dicapai sebesar 1952,61 g/ekor.

Rataan pertambahan bobot badan mingguan pada semua level probiotik

tertera pada Gambar 3.

Gambar 3. Rataan Pertambahan Bobot Badan Mingguan Pada Semua Level Probiotik

Gambar 3 menunjukkan bahwa rataan pertambahan bobot badan ayam

broiler kontrol (0%) nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang diberi

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1 - 2 2 - 3 3 - 4 4 - 5

Minggu Ke-

Rata

an P

BB

(g

/e/m

g)

0,00%

0,10%

0,20%

0,30%

probiotik pada minggu 4-5. Hal ini diduga kandungan energi dan zat nutrisi dalam

pakan seimbang dan telah tercukupi untuk kebutuhan nutrisi ayam tersebut,

sehingga pengaruh pemberian probiotik tidak begitu terlihat.

Rataan pertambahan bobot badan mingguan pada jenis strain berbeda

tertera pada Gambar 4.

Gambar 4. Rataan Pertambahan Bobot Badan Mingguan Pada Jenis Strain Berbeda

Gambar 4 menunjukkan rataan pertambahan bobot badan ayam broiler

strain A nyata lebih tinggi dibandingkan strain B pada minggu 1-2, 3-4 dan 4-5.

Hal ini disebabkan karena perbedaan genetik strain ayam. Sebagaimana yang

dikatakan Card dan Nesheim (1972), secara garis besar terdapat dua faktor yang

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, salah satunya adalah faktor genetik.

Konversi Pakan

Rataan konversi pakan ayam broiler selama pengamatan tertera pada

Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Konversi Pakan Ayam Broiler Selama Pengamatan

Strain Level Probiotik (%) A B

Rataan ± SD

0,00 1,42 ± 0,20 1,54 ± 0,05 1,48 ± 0,13 0,10 1,47 ± 0,04 1,54 ± 0,09 1,51 ± 0,07 0,20 1,54 ± 0,01 1,64 ± 0,05 1,59 ± 0,03 0,30 1,52 ± 0,04 1,64 ± 0,07 1,58 ± 0,06

Rataan ± SD 1,51 ± 0,08a 1,63 ± 0,07b 1,54 ± 0,07 Keterangan : Superscript berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1 - 2 2 - 3 3 - 4 4 - 5

Minggu Ke-

Rata

an P

BB

(g/e

/mg)

A

B

Pemberian probiotik tidak berpengaruh nyata terhadap konversi pakan.

Hasil ini sejalan dengan tidak berpengaruhnya pemberian probiotik terhadap

konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan. Hal tersebut disebabkan karena,

menurut Dilworth dan Day (1978), bahwa efisiensi penggunaan pakan tidak

berpengaruh nyata apabila probiotik ditambahkan dalam pakan yang cukup

seimbang komposisi dan nutrisinya

Strain berpengaruh nyata terhadap konversi pakan, hal ini disebabkan

karena perbedaan genetik strain ayam. Rataan konversi pakan strain A lebih kecil

dibandingkan dengan strain B, dikarenakan genetik strain A dalam mengkonversi

pakan lebih baik dibandingkan strain B. Sebagaimana yang dikatakan Lacy dan

Vest (2000) bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi konversi pakan

adalah genetik.

Rataan konversi pakan ayam broiler strain A selama empat minggu

pengamatan memiliki kisaran 1,42-1,54, dengan rataan yang dicapai sebesar 1,51.

Strain B memiliki kisaran 1,54-1,64 dengan rataan yang dicapai sebesar 1,63.

Rataan konversi pakan mingguan pada semua level probiotik tertera pada

Gambar 5.

Gambar 5. Rataan Konversi Pakan Mingguan Pada Semua Level Probiotik

Gambar 5 menunjukkan rataan konversi pakan ayam broiler kontrol (0%)

nyata lebih rendah dibandingkan perlakuan yang diberi probiotik pada minggu

ketiga dan kelima. Hasil ini sejalan dengan tidak berpengaruhnya pemberian

probiotik terhadap pertambahan bobot badan.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

2 3 4 5

Minggu Ke-

Rata

an K

onve

rsi P

aka

n

0,00%

0,10%

0,20%

0,30%

Rataan konversi pakan mingguan pada jenis strain berbeda tertera pada

Gambar 6.

Gambar 6. Rataan Konversi Pakan Mingguan Pada Jenis Strain Berbeda

Gambar 6 menunjukkan rataan konversi pakan ayam broiler strain A

nyata lebih rendah dibandingkan strain B pada minggu ke-2, 4, dan 5, hal ini

disebabkan karena perbedaan genetik strain ayam. Sebagaimana yang dikatakan

Lacy dan Vest (2000) bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi

konversi pakan adalah genetik.

Mortalitas

Rataan mortalitas ayam broiler selama empat minggu pengamatan tertera

pada Tabel 5.

Tabel 5. Mortalitas Ayam Broiler Selama Pengamatan (%)

Strain Level Probiotik (%) A B

Rataan

0,00 4,17 0 2,09 0,10 4,17 4,17 4,17 0,20 0 0 0 0,30 0 0 0

Rataan 2,08 1,04 1,56 Tingkat mortalitas ayam broiler dalam penelitian ini, akibat pengaruh

pemberian probiotik maupun jenis strain adalah sama. Rataan mortalitas ayam

broiler strain A selama empat minggu pengamatan adalah 2,08%, sedangkan

strain B 1,04%.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

2 3 4 5

Minggu Ke-

Rata

an K

onve

rsi P

aka

n

A

B

Secara statistik mortalitas tidak berbeda nyata, tetapi jika diperhitungkan

secara ekonomi dampaknya akan lain. Rataan mortalitas ayam broiler yang diberi

probiotik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap kontrol.

Rataan mortalitas ayam broiler pada dua minggu pertama tidak

menunjukkan kematian. Kematian terjadi pada minggu keempat akibat kematian

mendadak pada strain A dan minggu kelima akibat kelumpuhan pada strain A dan

B.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Selama empat minggu pengamatan tidak terdapat interaksi antara

probiotik yang dicampurkan dalam air minum dan jenis strain ayam broiler

terhadap semua peubah yang diamati (konsumsi pakan, pertambahan bobot badan,

konversi pakan dan mortalitas). Level probiotik juga tidak berpengaruh nyata

terhadap semua peubah, akan tetapi strain nyata mempengaruhi konsumsi dan

konversi pakan.

Rataan konsumsi pakan ayam broiler strain B (3136,06 g/ekor) lebih

besar dibandingkan dengan strain A (2993,59 g/ekor). Rataan konversi pakan

strain A (1,51) lebih rendah dibandingkan dengan strain B (1,63).

Saran

Penggunaan probiotik lebih disarankan apabila kualitas pakan lebih

rendah dari standar kebutuhan nutrisi ayam broiler dan kondisi manajemen

pemeliharaan yang belum optimal

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis pada kesempatan ini mengucapkan rasa syukur dan terimakasih,

sebagai pengamalan sabda Nabi "Barangsiapa yang tidak berterimakasih kepada

manusia maka dia tidak bersyukur kepada Allah".

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ir. Niken Ulupi, MS dan

Dr. Ir. Desmayati Zainuddin, MS selaku pembimbing skripsi yang telah

membimbing, mengarahkan, mengkritik, memotivasi dan membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi, serta Ir. Maman Duldjaman, MS selaku

pembimbing akademik. Selain itu ucapan terimakasih disampaikan kepada dosen

penguji seminar Dr. Ir. Rudi Afnan MS dan penguji sidang Dr. Ir Sumiati, M.Sc

serta Maria Ulfah S.Pt., M.Sc.Agr.

Rasa syukur dan terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orangtua

(Pinuri Samsi dan Aisyah) yang banyak membantu baik materi, motivasi, doa, dan

perhatian yang diberikannya, istri (Vita Niati), anak pertama (Haifa) yang tanggal

30 desember 2009 baru lahir serta kakak (Muhammad Yusuf S.STP, M.M) dan

kedua adik penulis (Syifa Al-Adawiyah S.H dan Faizah Dwi Fitriyani).

Ucapan terimakasih “Jazakumullah khoiron” penulis sampaikan juga

kepada pimpinan Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor yang telah mengizinkan

penelitian di Balitnak. Bapak Ujianto dan keluarga, Bapak Kadiran, Ata, Pepen,

Awan yang membantu pelaksanaan penelitian penulis.

Selanjutnya rekan-rekan wisma Al-Furqon (Anri, Bayu, Fandi, Imron,

Kemal, Abu Abdil Barr, Abdul Jabbar, Wira, Cak Thohir, Tri Budi, Angga),

rekan-rekan TPT’40, atas nasehat, motivasi dan kerjasamanya selama ini, dan

semua pihak baik secara langsung maupun tak langsung. Semoga Allah

memberikan balasan dan pahala yang lebih baik disisi-Nya.

Terakhir penulis ucapkan terima kasih banyak kepada civitas akademika

Fakultas Peternakan IPB. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya, dunia

peternakan dan para pembaca serta menjadi catatan ilmiah amal sholih di akhirat

kelak.

Bogor, 15 Desember 2009

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Cetakan Pertama. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Cahyono, Bambang. 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.

Card, L. E and M. C. Nesheim. 1972. Poultry Production. 11thEdition.Lea and Fibeger. Philadelphia. California.

Chiang SH, dan W.H Hsieh. 1994. Effect of direct-fed microorganism on broiler growth performance and litter ammonia level. AJAS 8 : 159-162

Cruywagen, C.W., I. Jordan and L. Venter. 1996. Effect of Lactobacillus acidophilus supplementation of milk replacer on preweaning of calfes. J. Dairy Science. 79 : 483-486.

Daud, M. 2005. Performan dan Kualitas Karkas Ayam Pedaging yang diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dilworth, B.C. and E.J Day. 1978. Lactobacillus culture in broiler diets in effect of probiotic suplementation on growth, nitrogen utilication and cholesterol in broiler. Abstr. British Poult. Sci. 1996 Vol. 37 : 395 – 402.

Ensminger, M. E. 1990. Animal Science 9th Edition. Interestate Publishers Inc. Danville, Illinois.

Ensminger. M. E., J. E. Oldfield and W. W. Heinemann. 1992. Feeds and Nutrition. 2nd. Ensminger Publishing Company. California, USA.

Ensminger ME, and C.G Olentine. 1978. Feed and Nutrition. The Ensminger Publishing Co. Olovis California.

Fethwell, R. 1992. Small-Scale Poultry Keeping. By Faber and Faber Limited. 3 Queen Square, London.

Fuller, R. 1992. The Importance of Lactobacili in maintaining normal microbial balance in the crop. British Poultry Sci. 18:85.

Gsianturi. 2002. Probiotik dan prebiotik untuk kesehatan. http://www.gizi.net/arsip/arc0-2002.html - 26k. [25 September, 2003].

Hardjosworo, P. S., dan Rukmiasih. 2000. Panduan Kuliah Dasar- dasar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jin, L. Z., Y. W. Ho., N. Abdullah and S. Jalaluddin. 1996. Influence of dried Lactobacillus subtilis and Lactobacillus cultures on intestinal microflora and performance in broilers. Asian-Australian Journal Animal Science. 9 (4) : 397- 403.

Jin LJ, Ho YW, N Abdullah, M.A Ali, and S Jalaludin. 1997. Studies on the intestinal microflora of chicken under tropical condition. J Animal Sci. 5 : 495-504

Lacy, M. and L. R. Vest. 2000. Improving Feed Convertion in Broiler.

Lopez, J. 2000. Probiotics in animal nutrition Asian-Aust. J. Anim. Scl. 13, Special Issue : 12-26

National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. 9th Revised Edition. National Academy Press, Washington, D. C.

North, M. O, and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Ed. he Avi Publishing Company Inc. Wesport, Connecticut.

Philip, K. 1993. Development of lactic acid bacteria as health food supplement or probiotic. OMX International-Malaysia.

Pond, W. G., D. C. Church and K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. 4th Edition. John Willey and Sons, New York.

Rasyaf, M. 2001. Beternak Ayam Pedaging. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta

Riley W. 1996. Probiotics : Using and microorganism of concern. In Ray, B dan M. Daesebul. Food Biopreservatives of Microbial Origin. CRC Press, London, Tokyo.

Rose, S. P. 1997. Principles of Poultry Science. CAB International. London.

Scott, M. L., M. C. Nesheim and R.J. Young. 1982. Nutrition of The Chicken. 3rd.Edition. M.L Scott and Associated Ithaca, New York.

Soeharsono. 1997. Probiotik alternatif pengganti antibiotik. Buletin PPSKI 9 : 10

Standar Nasional Indonesia. 2005. [SNI 01-4868.1-2005] Bibit Niaga (Final Stock) Ayam Ras Tipe Pedaging Umur Sehari (kuri/doc).

Tilman, A. D., H. Hardi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Steel, R. G. D., dan J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan : B. Sumantri. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Tortureo, A., A. Brenes and J. Rioperez. 1975. The influence of intestinal (caeca) flora on serum and egg yolk cholesterol level in laying hens. Poultry Science. 53 : 1935-1943.

Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas, Cetakan ke-4. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Wiryawan, W. 2002. Pemicu gangguan pernafasan pada ayam. Infovet. No. 94. Edisi Mei. Hal 15-16

Wahyono, F. 2002. Pengaruh probiotik terhadap tingkat konsumsi pakan, pertambahan berat badan dan kolesterol darah ayam broiler yang diberi pakan tinggi lemak jenuh atau tidak jenuh. Jurnal. Universitas Diponegoro, Semarang.

LAMPIRAN

Lampiran 2. Rataan Bobot Badan Mingguan pada Semua Level Probiotik (gram/ekor/minggu)

Level Probiotik % Minggu ke-

0,00 0,10 0,20 0,30

1 109,08 109,44 109,81 110,04 2 344,25 341,19 353,69 353,63 3 774,88 762,31 798,60 790,27 4 1317,85 1290,38 1330,69 1318,65 5 2119,76 2036,60 2079,98 2012,46

Lampiran 3. Rataan Pertambahan Bobot Badan Mingguan pada Semua Level Probiotik (gram/ekor/minggu)

Level Probiotik (%) Minggu ke-

0,00 0,10 0,20 0,30

1 - 2 235,17 231,75 243,88 243,58 2 - 3 430,63 421,13 444,92 436,65 3 - 4 542,96 528,06 532,08 528,38 4 - 5 801,92 746,22 749,29 693,81 Total 2010,68 1927,16 1970,17 1902,42

Lampiran 1. Rataan Konsumsi Pakan Mingguan pada Semua Level Probiotik (gram/ekor/minggu)

Level Probiotik (%) Minggu ke-

0,00 0,10 0,20 0,30

2 351,83 342,02 356,31 341,25 3 575,71 587,48 601,10 599,40 4 765,37 735,48 825,63 793,08 5 1320,68 1314,25 1397,65 1352,06

Total 3013,59 2979,23 3180,69 3085,79

Lampiran 4. Rataan Konversi Pakan Mingguan pada Semua Level Probiotik

Level Probiotik (%) Minggu ke-

0,00 0,10 0,20 0,30 2 1,50 1,48 1,46 1,41 3 1,34 1,40 1,35 1,37 4 1,41 1,40 1,56 1,52 5 1,70 1,77 1,87 1,97

Lampiran 6. Rataan Konsumsi Pakan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda (gram/ekor/minggu)

Strain Minggu ke-

A B

2 347,26 348,45 3 589,21 592,64 4 778,05 781,73 5 1279,07 1413,25

Total 2993,59 3136,06 Lampiran 7. Rataan Bobot Badan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda (gram/ekor/minggu)

Strain Minggu ke-

A B

1 108,88 110,31 2 354,72 341,66 3 782,39 780,65 4 1323,04 1305,74 5 2090,30 2034,10

Lampiran 5. Rataan Mortalitas Mingguan pada Semua Level Probiotik (%)

Level Probiotik (%) Minggu ke-

0,00 0,10 0,20 0,30

2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 4 0,5 0 0 0 5 0 1 0 0

Total 0,5 1 0 0

Lampiran 8. Rataan Pertambahan Bobot Badan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda (gram/ekor/minggu)

Strain Minggu ke-

A B

1 - 2 245,84 231,34 2 - 3 427,67 438,99 3 - 4 540,65 525,09 4 - 5 767,26 728,36 Total 1981,42 1923,79

Lampiran 10. Rataan Mortalitas Mingguan pada Jenis Strain Berbeda (%)

Strain Minggu ke-

A B

2 0 0 3 0 0 4 0,25 0 5 0,25 0,25

Total 0,50 0,25

Lampiran 9. Rataan Konversi Pakan Mingguan pada Jenis Strain Berbeda

Strain Minggu ke-

A B

2 1,42 1,51 3 1,38 1,35 4 1,45 1,50 5 1,71 1,94

Lampiran 11. Rataan Konsumsi Pakan Selama Pengamatan Berdasarkan Ulangan (gram/ekor)

Strain Level Ulangan

A B 1 1 3068,25 3061,13 2 2833,38 2885,75 3 2907,19 3325,88 2 1 2828,88 3163,13 2 2688,50 3257,52 3 3102,50 2834,88 3 1 3208,13 3144,13 2 3141,38 3306,63 3 3024,50 3259,38 4 1 2994,38 3124,00 2 3165,25 3024,25 3 2960,75 3246,13 Lampiran 12. Analisis Ragam Konsumsi Pakan

Sumber Keragaman db JK KT Fhit P

Strain 1 121798 121798 4,94 0,041*

Probiotik 3 142888 47629 1,93 0,165

Strain*Probiotik 3 12761 4254 0,17 0,913

Error 16 394124 24633

Total 23 671571

Keterangan : Menunjukkan nilai berbeda nyata (P<0,05)

Lampiran 13. Rataan Pertambahan Bobot Badan Selama Pengamatan Berdasarkan Ulangan (gram/ekor)

Strain Level Ulangan

A B 1 1 1936,25 1940,00 2 1903,38 1792,25 3 2437,19 2055,00 2 1 1863,75 2016,25 2 1710,38 1985,57 3 2130,51 1856,50 3 1 2056,13 1884,38 2 2009,50 2032,38 3 1919,38 1919,25 4 1 1964,25 1884,75 2 1995,00 1832,25 3 1851,38 1886,88 Lampiran 14. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan

Sumber Keragaman db JK KT Fhit P

Strain 1 19932 19932 0,9 0,356

Probiotik 3 41083 13694 0,62 0,612

Strain*Probiotik 3 34775 11592 0,52 0,671

Error 16 353451 22091

Total 23 44924

Lampiran 15. Rataan Konversi Pakan Selama Pengamatan Berdasarkan Ulangan (gram/ekor)

Strain Level Ulangan

A B 1 1 1,58 1,52 2 1,49 1,49 3 1,19 1,60 2 1 1,52 1,46 2 1,44 1,64 3 1,46 1,53 3 1 1,54 1,62 2 1,55 1,61 3 1,52 1,69 4 1 1,48 1,61 2 1,56 1,58 3 1,53 1,72

Lampiran 16. Analisis Ragam Konversi Pakan

Sumber Keragaman db JK KT Fhit P

Strain 1 0,061004 0,061004 7,61 0,014*

Probiotik 3 0,052413 0,017471 2,18 0,13

Strain*Probiotik 3 0,002046 0,000682 0,09 0,967

Error 16 0,1282 0,008013

Total 23 0,243663

Keterangan : Menunjukkan nilai berbeda nyata (P<0,05)