perencanaan pulang pasien diabetes melitus

download perencanaan pulang pasien  diabetes melitus

of 16

Transcript of perencanaan pulang pasien diabetes melitus

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    1/16

    1

    PENDAHULUAN

    Perencanaan pulang pasien ( Discharge

    Planning) merupakan proses perencanaan

    yang sistematis yang dimulai pada saat

    pasien masuk sampai dengan saat siap

    meninggalkan rumah sakit. Perencanaan

    pulang dibuat harus berpusat pada

    masalah pasien yaitu meliputi

    pencegahan, upaya teraupetik dan

    rehabilitatif serta asuhan keperawatan

    yang

    keperawatan1,2

    . Perencanaan pulang

    bertujuan untuk menyiapkan pasien dan

    keluarga agar dapat memahami penyakit

    serta tindakan keperawatan yang harus

    dilakukan di rumah; menjelaskan

    kebutuhan pasien serta lingkungan yang

    aman bagi pasien serta meyakinkan

    bahwa rujukan yang diperlukan untuk

    perawatan selanjutnya (Swansburg, 2000;

    Potter & Perry, 2005). Jika perencanaan

    pulang tidak dilakukan dalam waktu

    24 - 48 jam sebelum dipulangkan,

    kemungkinan pasien berpotensi akan

    mengalami kekambuhan dan datang

    kembali ke rumah sakit untuk keluhan

    atau masalah kesehatan yang sama

    31

    .

    Pengaruh Pelatihan Terhadap Kemampuan Perawat Pelaksana Melakukan Perencanaan

    Pulang Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Dr.M.Djamil Padang Tahun 2012

    Lina Febrianti

    Pembimbing:

    Prof. Achir Yani, S. Hamid, MN, DN.Sc & Vetty Priscilla, M.Kep, Sp. Mat, MPH

    Abstrak

    Perencanaan pulang pasien merupakan proses perencanaan yang sistematis yang dimulai

     pada saat pasien masuk sampai dengan saat siap meninggalkan rumah sakit. Belum optimal

    kegiatan ini dilakukan di RSUP Dr. M.Djamil dapat mempengaruhi lama rawatan, pengunaan

    tempat tidur, kepuasan pasien.  Tujuan umun dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

     pengaruh pelatihan terhadap kemampuan perawat pelaksana melakukan perencanaan pulang

     pasien DM Penelitian ini bersifat analitik quasi ekperimental dengan pre-post test with controlgroup desain. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan

    adanya perbedaan pengetahuan yang bermakna pada kelompok intervensi sebelum dan

    sesudah mendapatkan pelatihan (p

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    2/16

    2

    Rumah sakit bertanggung jawab

    memberikan pelayanan yang bermutu,

    sesuai dengan standar yang telah

    ditentukan, serta adanya tuntutan dari

    masyarakat untuk mendapatkan

    pelayanan berkualitas danberkesinambungan (Depkes, 2005)

    .

    Berdasarkan hasil wawancara survey

    awal pada bulan April 2012 dengan 5

    orang perawat Penyakit Dalam bahwa

    perawat belum pernah mendapatkan

    informasi atau pelatihan perencanaan

    pulang. Perencanaan pulang dilakukan

    oleh perawat, namun tidak ada bukti

    tertulis apa yang sudah diajarkan kepadapasien dan keluarga. Hasil observasi

    resume keperawatan sebanyak 25 rekam

    medis sekitar 84% tidak ada yang terisi.

    Hasil kuesioner yang dibagikan pada 15

    perawat sebagai data awal bahwa

    sebanyak 100% perawat menyatakan

    bahwa perencanaan pulang disiapkan

    dan dibuat pada saat kondisi pasien yang

    sudah baik.

    Sebanyak 100% orang perawat

    mengatakan bahwa perawat memiliki

    wewenang dalam perencanaan pulang

    pasien. Sekitar 53,4% perawat

    menyatakan bahwa ia tidak membuat

    Satuan Acara Pembelajaran (SAP) pada

    proses perencanaan pulang pasien.

    Sebanyak 40% perawat menyatakanbahwa perencanaan pulang sama dengan

    resume keperawatan. Semua perawat

    mengatakan bahwa pasien yang sudahpulang dirawat pernah dirawat kembali

    dalam selang waktu 2x 24 jam.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Hariyati, dkk (2008),  bahwa adanya

    peningkatan pengetahuan yang bermakna

    setelah dilaksanakan pengenalan model

    perencanaan pulang yang terorganisasi

    terhadap pengetahuan perawat, serta

    terhadap peningkatan pelaksanaan

    perencanaan pulang pasien. Perencanaan

    pulang pasien dimulai pada saat pasien

    masuk terutama untuk pada pasien

    dengan diagnosis medis yang

    membutuhkan rehabilitasi atau bantuan

    perawatan jangka panjang (Dewit, 2009).

    .

     

    Tujuan umun dari penelitian ini adalah

    untuk mengetahui pengaruh pelatihan

    terhadap kemampuan perawat pelaksana

    melakukan perencanaan pulang pasien

    dengan DM di RSUP Dr.M.Djamil

    Padang.  Manfaat penelitian memiliki

    maafaat yang aplikasif bagi Rumah sakit,

    kelimuan keperawatan dan penelitian.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Perencanaan pulang adalah proses

    antisipasi dan perencanaan yang

    dibutuhkan setelah pasien pulang

    (Kozier, 1995). Menurut Potter dan Perry

    (2005) perencanaan pulang yang berhasil

    adalah suatu proses yang terpusat,

    terkoordinasi dengan pendekatan

    multidisiplin yang memastikan bahwa

    pasien mempunyai rencana untukmendapatkan perawatan yang

    berkelanjutan setelah meninggalkan

    rumah sakit. Berdasarkan uraian diatas

    perencanaan pulang merupakan suatu

    proses yang sistematis yang dimulai pada

    saat pasien masuk sampai dengan pulang

    untuk mendapat perawatan yang

    berkelanjutan yang berfokus pada

    masalah pasien melalui interaksi dan

    koordiansi dengan multidisiplin.

    Tujuan perencanaan pulang adalah

    membantu pasien dan keluarga dalam

    mempersiapkan pemulangan pasien;

    memininalkan dampak dari suatu

    keadaan kesehatan misalnya penyakit

    yang membutuhkan asuhan keperawatan

    secara terus menerus yang selanjutnya

    dapat meningkatkan kepuasan pasien dan

    keluarga terhadap sistem pelayanan

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    3/16

    3

    kesehatan (Craven & Hirnle,2007).

    Perencanaan pulang juga dapat

    mengurangi komplikasi penyakit dan

    mencegah kemungkinan pasien untuk

    dirawat kembali: serta meningkatnya

    kesiapan pasien terhadap adaptasi pulangdan koping tehadap stress (Hariyati, dkk

    , 2008)

    .

    Peran seorang perawat menurut Potter &

    Perry (2005) adalah memberikan

    perawatan dan kenyamanan dalam

    melaksanakan fungsinya untuk

    meningkatkan kesehatan dan mencegah

    penyakit kepada pasien dan keluarga.beberapa peran perawat dalam

    perencanaan pulang pasien yaitu: sebagai

    pemberi asuhan keperawatan, advokasi,

    manager, pendidik, kolaborator dan peran

    perantara (liaison nurse)  berdasarkan

    penelitian yang dilakukan oleh Peters, et

    all (1997)adanya peningkatan

    perencanaan pulang pasien dimana

    perawat melakukan persiapan

    perencanaan pulang pasien yang dimulai

    dari pasien di rawat sampai denganpasien pulang ke rumah untuk

    mendapatkan perawatan di komunitas.

    Perawatan berkelanjutan adalah

    perawatan secara mandiri yang dilakukan

    oleh pasien dan keluarga di rumah

    setelah pulang dari rumah sakit. Hal ini

    merupakan bagian dari perawatan di

    komunitas. Keluaraga merupakan orang

    terdekat dengan pasien yang merupakan

    bagian dari sistem pendukung bagi pasien

    untuk melakukan perawatan secaramandiri sehingga asuhan keperawatan

    dapat dilakukan secara

    berkesinambungan.

    Menurut Potter & Perry (2005) menyusun

    langkah – langkah perencanaan pulang

    pasien sebagai berikut: 1) Pengkajian:

    elemen penting yang harus dikaji antar

    data kesehatan pasien, data pribadi ,

    pemberi perawatan, lingkungan rumah

    pasien serta keuangan dan Pelayanan

    yang dapat mendukung, 2) Diagnosa

    Keperawatan yang muncul pada saat

    pasien akan pulang seperti contoh:

    Gangguan rasa nyaman cemas dan

    kurangnya pengetahuan pasien akan

    perawatan dirumah untuk kebutuhansehari – hari seperti makan, minum, ke

    kamar mandi, berpakaian, gangguan rasa

    nyaman nyeri dan lain-lain. Diketahuinya

    diagnosa keperawatan pada pasien dapat

    membantu perawat dalam membuat

    perencanaan tindakan untuk persiapan

    pulang pasien 3) Perencanaan

    keperawatan: . Kelompok perawat

    berfokus pada kebutuhan rencana

    pengajaran yang baik untuk persiapan

    pulang pasien yang disingkat denganMETHOD, yaitu:  Pemberian obat,

    Lingkungan, Tindakan keperawatan,

    Pengajaran dan Pendidikan Kesehatan,

    Tempat Rujukan bagi Pasien, Diet. 4)

    Implementasi Keperawatan:

    Penatalaksanaan dapat dibedakan dalam

    2 bagian, yaitu penatalaksanaan yang

    dilakukan sebelum hari pemulangan, dan

    penatalaksanaan yang dilakukan pada

    hari pemulangan. 5) Evaluasi: Evaluasi

    terhadap perencanaan pulang, penting

    dilakukan ketika membuat proses

    perencanaan. . Evaluasi berjalan terus-

    menerus lanjut dari proses pemulangan

    biasanya dilakukan seminggu setelah

    klien berada.

    Pelatihan adalah tehnik belajar yangmelibatkan pengamatan individual pada

    pekerjaan dan penentuan umpan balik

    untuk memperbaiki kinerja ataumengoreksi kesalahan9.  Pelatih

    memaparkan kepada peserta pelatihan

    mengenai perilaku yang diharapkan,

    secara konsisten tidak memberi toleransi

    terhadap perilaku yang menyimpang dari

    kalangan peserta pelatihan, dan

    membentuk perilaku seperti untuk

    mengubah perilaku bersamaan dengan

    aplikasi perilaku tugas.

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    4/16

    4

    Berdasarkan Bloom perilaku manusia

    terbagi dalam 3 ranah yaitu kognitif,

    afektif dan psikomotor. Perubahan

    perilaku seseorang menerima perilaku

    baru dalam kehidupannya melalui tiga

    tahap yaitu: Pengetahuan, Sikap, danTindakan. Dalam pelatihan terjadi proses

    belajar. Pengertian belajar adalah usaha

    untuk menguasai segala sesuatu yang

    berguna untuk hidup (Notoatmojo,2003).

    Hal ini juga dapat diartikan bahwa

    perubahan perilaku yang relatif

    permanen, terjadi sebagai hasil dari

    ngalaman11

    . Dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran adalah proses perubahan

    perilaku. Frekuensi pelatihan harus

    sesuai dengan perubahan perilaku

    Metode yang digunakan: kuliah,

    presentasi video, metode konferensi,

    instruksi terprogram ; belajar mandiri.

    Metode yang digunakan pada penelitian

    ini adalah tehnik yang pertama

    digunakan adalah teknik off the job

    training  dengan metode presentasi

    informasi yaitu kuliah/ceramah,

    kemudian role play bagi bagaimana cara

    melakukan perencanaan pulang padapasien DM

     (Handoko, 2011). 

    Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu

    sindrom yang disebabkan oleh ketidak

    seimbangan antara persediaan dan

    kebutuhan insulin dalam tubuh. Faktor-

    faktor yang menyebabkan seseorang

    terkena diabetes mellitus antara lain:

    faktor usia, kegemukan, ada riwayat

    keluarga dengan DM (orang tua atau

    saudara kandung dengan DM), etnis yaitu

    ras /etnis dari  African American, latin,

    native American, asian american, pacific

    islander , pola/diet makan yang tidak

    sehat yaitu tinggi gula dan rendah serat,

    kurangnya latihan jasmani atau

    berolahraga, pada wanita hirsutsm dan

    penyakit policistik ovarium atau keadaan

    klinis lain yang terkait dengan resistensi

    insulin, kehamilan diabetes yaitu

    memiliki bayi dengan berat badan lebih

    dari 4000 gr.

    Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada

    pasien antara lain: polifagi, poliuria,

    polidipsi,peningkatan nilai gula darah.Pencegahan yang dapat dilakukan pada

    penyakit DM dapat dilakukan dalam tiga

    tingkat, menurut Black & Jacob (1997).

    Peran perawat dilihat dari intervensi

    primer, sekunder dan tersier14

    .

    KERANGKA KONSEP

    Pada skema 1 variabel independen adalah

    pelatihan tentang perencanaan pulang

    pada pasien DM dan variabel dependenadalah kemampuan perawat pelaksana

    serta variabel perancu terdiri dari umur,

     jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa

    kerja dan kebijakan rumah sakit.

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut: a) Ada perbedaan

    kemampuan perawat pelaksana dalam

    melakukan perencanaan pulang pasien

    DM sebelum dan sesudah mendapat

    pelatihan. b) Ada perbedaan kemampuan

    Skema . .1. Keran ka Konse Penelitian

    Pelatihan

    Perencanaan Pulang

    Variabel Perancu:

    1.  Umur2.  Jenis Kelamin3.  TingkatPendidikan4.  Masa Kerja5.  Kebijakan Organisasi

    Kemampuan Perawat

    Pelaksana MelakukanPerencanaan Pulang

    Pasien DM:

    1. PengetahuanTahapanperencaaan pulang :

    a. Pengkajian,

    b. Perencanaan,c. Implementasid. Pendokumentasian

    2. Sikap

    3. Tindakan

    Variabel Independen 

    Variabel Dependen 

    Kemampuan Perawat

    Pelaksana Melakukan

    Perencanaan Pulang

    Pasien DM:

    1. PengetahuanTahapanperencaaan pulang :

    a. Pengkajian,

    e. Perencanaan,f. Implementasig. Pendokumentasian

    2. Sikap3. Tindakan

    Variabel Dependen 

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    5/16

    5

    perawat pelaksana melakukan

    perencanaan pulang pasien DM pada

    kelompok intervensi dan kelompok

    kontrol setelah dilakukan pelatihan, c)

    Ada kontribusi variabel perancu

    (confounding) yang meliputi umur, usia,tingkat pendidikan, masa bekerja dan

    kebijakan organisasi terhadap pelatihan

    perencanaaan pulang pasien DM.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini bersifat analitik quasi

    eksperimental dengan desain  prê test –

     post test dengan kelompok control

    (Jackson,2011 & Arikunto, 2009).

    Kelompok intervensi pada penelitian inimendapatkan pelatihan perencanaan

    pulang pasien DM sedangkan kelompok

    kontrol tidak. Pengambilan data

    dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum

    pelatihan dan sesudah pelatihan.

    Populasi seluruh perawat pelaksana di

    ruang rawat inap penyakit dalal pria dan

    wanita RSUP Dr.Mjamil Padang dengan

     jumlag 39 perawat pelaksan. Sampel

    pada penelitian ini 17 perawat pelaksana

    pada kelompok intervensi yaitu perawat

    ruang rawat inap penyakit dalam wanita

    dan 17 perawat pelaksana di ruang rawat

    ianap penyakit dalam pria. Teknik

    pengambilan sampel dengan cara

    Pusposive sampling yaitu pemilihan

    sampel yang ditentukan oleh peneliti

    dengan kesamaan karakteristik.

    Alat pengumpulan data pada penelitian

    ini berupa soal tes dan kuesioner.

    Sebelum pengambilan data dilakukan uji

    coba instrumen. Analisis hipotesis yang

    digunakan pada penelitian ini adalah uji

    dua sampel non parametric. Analisis

    hipotesis pertama untuk mengetahui

    perbedaan kemampuan perawat

    pelaksana melakukan perencanaan pulang

    pasien diabetes mellitus sebelum dan

    sesudah diberikan pelatihan

    menggunakan uji Wilcoxon. Analisis

    hipotesis kedua untuk mengetahui

    perbedaan kemampuan perawat

    pelaksana melakukan perencanaan pulang

    pasien diabetes mellitus pada kelompok

    intervensi dan kelompok kontrol setelah

    dilakukan pelatihan menggunakan uji

    Kolmogorov-Smirnov  (Santoso, 2010 &Dahlan, 2011). Dan hipotesis ketiga

    konstribusi variabel perancu

    (confounding) (umur, tingkat pendidikan,

    masa bekerja,) dan terhadap kemampuan

    perawat melakukan perencanaaan pulang

    pasien diabetes mellitus menggunakan

    regresi logistic (Hastono,2006 & Dahlan,

    2011) .

    HASIL PENELITIAN

    Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 11

    Mei 2012. Sebelum pelatihan dilakukan

     pre test . Perawat melakukan latihan

    mandiri dan diskusi serta bimbingan.Post

    test dilakukan pada tanggal 21 Mei 2012. 

    Adapun secara lengkap hasil penelitian

    disajikan sebagai berikut:

    A. Analisis Univariat

    Tabel 1.Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan

    Pendidikan Perawat Pelaksana di RSUP

    Dr.M.Djamil 2012

    Pada tabel 1 diketahui semua responden

    pada kelompok intervensi berjenis

    kelamin perempuan, begitu juga dengan

    kelompok kontrol sebagian besar juga

    wanita (94,1%).Pendidikan responden

    kedua kelompok sebagian besar

    berpendidikan DIII Kep yaitu sebanyak

    88,2%.

    Tabel.2

    Variabel

    Kelompok

    Intervensi

    Kelompok

    Kontrol

    Jumlah

    p

    f % f % f %

    Jenis Kelamin

    a.Laki-laki - - 1 5.9 1 2.90.041

    b.Perempuan 17 100 16 94.1 33 97.1

    Tingkat Pendidikan

    a.  DIII 15 88.2 15 88.2 30 88.2 1.000

    b. S1 2 11.8 2 11.8 4 11.8

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    6/16

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    7/16

    7

    Hasil penilaian dapat dilihat dalam tabel

    berikut ini:

    Tabel .5Perbedaan Pengetahuan, Sikap, Tindakan

    Perawat Pelaksana Sebelum dan Sesudah

    Mendapat Pelatihan pada Kelompok

    Intervensi di Ruang Rawat Inap Penyakit

    Dalam RSUP Dr.M.Djamil Tahun 2012

    Berdasarkan tabel 5 Hasil uji statistik

    dengan menggunakan Wilcoxon, terdapat

    perbedaan pengetahuan yang bermakna

    pada kelompok intervensi sebelum dan

    sesudah mendapat pelatihan (p < 0,05).

    Untuk sikap dan tindakan tidak ada

    perbedaan yang bermakana sebelum dan

    sesudah pelatihan.

    Tabel .6

    Perbedaan Pengetahuan, Sikap, TindakanPerawat Pelaksana Sebelum dan Sesudah

    Mendapat Pelatihan pada Kelompok

    Kontrol di Ruang Rawat Inap Penyakit

    Dalam RSUP Dr.M.Djamil Tahun 2012

    Pada tabel 6 Hasil uji statistik dengan

    menggunakan Wilcoxon, terdapat

    perbedaan pengetahuan yang bermakna

    pada kelompok kontrol sebelum dan

    sesudah mendapat pelatihan (p < 0,05).

    Untuk sikap dan tindakan tidak ada

    perbedaan yang bermakana sebelum dan

    sesudah pelatihan.

    2.  Kemampuan Perawat PelaksanaMelakukan Perencanaan Pulang

    Pasien DM Antara Kelompok

    Intervensi dan Kelompok Kontrol

    Berdasarkan Perbedaan Skor Sesudah

    Pelatihan

    Perbedaan kemampuan antara kelompok

    intervensi dan kelompok kontrol dapat

    dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel. 7Perbedaan Skor Pengetahuan, Sikap dan

    Tindakan Perawat Pelaksana antara

    Kelompok Intervensi dan Kelompok

    Kontrol di Ruang Rawat Inap Penyakit

    Dalam RSUP Dr.M.Djamil Tahun 2012

    Berdasarkan tabel.7 hasil uji

    Kolmogorov-Smirnov menunjukkan ada

    perbedaan pengetahuan yang bermaknaantara kelompok intervensi dan

    kelompok kontrol sesudah pelatihan (p <

    0,05), sedangkan untuk sikap dan

    tindakan tidak ada perbedaan yang

    bermakna.

    C. 

    Analisis Multivariat

    Konstribusi karakteristik perawat

    pelaksana terhadap masing – masing item

    kemampuan perencanaan pulang pasienDM dilakukan melalui tahapan

    multivariat. Hasil uji multivariat 

    dikatakan, bermakna apabila nilai p <

    0,05. Hasil analisis tidak ada yang

    menjadi confounding pada penelitian ini.

    Sub Variabel Intervensi f Mean SD p

    Pengetahuan Sebelum 17 28.29 6.960.003

    Sesudah 17 41.65 10.17

    Sikap Sebelum 17 65.06 5.010.623

    Sesudah 17 65.82 5.57

    Tindakan Sebelum 17 63.76 66.60.691

    Sesudah 17 62.53 4.01

    Sub Variabel Intervensi f Mean SD p

    Pengetahuan Sebelum 17 31.71 11,120.023

    Sesudah 17 37.71 9.10

    Sikap Sebelum 17 65.76 3.900.635

    Sesudah 17 64.76 6.40

    Tindakan Sebelum 17 60.59 5.730.938

    Sesudah 17 60.76 8.85

    Sub Variabel Kelompok f Mean SD p

    Pengetahuan Intervensi 17 13.35 13.200.017

    Kontrol 17 6.00 10.33

    Sikap Intervensi 17 0.76 5.290.734

    Kontrol 17 -1.00 5.96

    Tindakan Intervensi 17 -1.24 7.871.000

    Kontrol 17 0.18 8.17

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    8/16

    8

    PEMBAHASAN

    1.  Kemampuan Perawat Pelaksana

    Melakukan Perencanaan Pulang

    Pasien DM Sebelum Mendapat

    Pelatihan pada KelompokIntervensi dan Kelompok Kontrol

    Pengetahuan merupakan ranah yang

    sangat penting dalam membentuk

    tindakan seseorang (Notoatmojo, 2008).. 

    Bagi setiap perawat pengetahuan tentang

    tugas merupakan hal yang sangat penting

    untuk memberikan pelayanan kepada

    pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian

    yang dilakukan Cawthorn (2005)

    menggambarkan bahwa perawat harusmemiliki pengetahuan dan keterampilan

    dalam memberikan asuhan keperawatan

    untuk memenuhi kebutuhan pasien. Peran

    perawat dalam membuat perencanaan

    pulang merupakan kompetensi yang

    harus dimiliki perawat Hal ini sesuai

    dengan peran perawat menurut Potter &

    Perry (2005) pada perencanaan pulang

    pasien adalah pemberi asuhan,

    kolaborator, edukator dan advocator.

    Menurut peneliti seorang perawat

    melaksanakan tugas dan tanggung

     jawabnya sesuai dengan perannya pada

    perencanaan pulang pasien DM. Peran

    perawat tidak hanya sebagai pendidik,

    akan tetapi juga sebagai pemberi asuhan

    keperawatan, melakukan tindakan

    kolaborasi dengan tim kesehatan lain

    untuk perencanaan pulang pasien,

    advokasi serta pembaharu bagi perawat

    lain yang ada di ruangan dalammelaksanakan asuhan keperawatan.

    Sikap merupakan faktor penentu perilaku,

    karena sikap berhubungan dengan

    persepsi, kepribadian, motivasi. Sikap

    diartikan sebagai kesiapan mental yang

    dipelajari melalui pengalaman dan

    mempunyai pengaruh dengan cara respon

    individu terhadap semua objek, orang

    lain dan situasi yang berhubungan

    dengannya (Notoatmojo,2003). Penilaian

    atau pendapat seseorang terhadap suatu

    objek yang diketahui dapat diwujudkan

    dalam bentuk tindakan.

    Berdasarkan hasil analisis tindakanperawat pelaksana pada kelompok

    intervensi sebelum mendapat pelatihan

    perencanaan pulang pasien yaitu sebagian

    besar perawat dikategorikan memiliki

    tindakan baik dalam melakukan

    perencanaan pulang pasien DM,

    sedangkan pada kelompok kontrol kurang

    dari separuh perawat memiliki tindakan

    dalam perencanaan pulang pasien yang

    baik. Perilaku yang didasari oleh

    pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

    pengetahun (Notoatmojo,2003).

    Pada penelitian ini perawat memiliki

    pengetahuan yang kurang baik, namum

    perawat memiliki tindakan baik terhadap

    perencanaan pulang pasien DM. Hal ini

    mendukung penelitian Achmad (2005)

    menyatakan bahwa tidak ada hubungan

    antara pengetahuan dengan tindakan

    responden serta menjelaskan bahwa masa

    kerja berhubungan dengan tindakan

    pencegahan luka dekubitus. Sesuai

    dengan pendapat Robbin (2008) ada

    hubungan yang positif antara senioritas

    dan produktivitas sebagai pengalaman

    kerja yang menjadi dasar perkiraan yang

    baik atas produktivitas karyawan.Menurut Wibowo (2011) bahwa perilaku

    dapat dilihat dari tipe karakteristik

    kemampuan seseorang antara lain: (a)motif adalah sesuatu yang secara

    konsisten dipikirkan dan diinginkan

    orang yang menyebabkan tindakan.

    Adanya motif mendorong, mengarahkan

    dan memilih perilaku menuju tindakan

    atau tujuan tertentu, (b) sifat adalah

    karakteristik fisik atau respon yang

    konsisten terhadap situasi dan informasi,

    (c) konsep diri adalah nilai-nilai citra diri

    seseorang.

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    9/16

    9

    Seorang perawat perlu mengetahui visi

    dan misi rumah sakit yang bertujuan

    meningkatkan pelayanan yang bermutu

    yang berorientasi pada kepuasan

    pelanggan serta pelaksanaan tugas sesuai

    dengan peran yang diemban.

    Peran liaison nurse  dalam perencanaan

    pulang pasien untuk perawatan

    berkesinambungan yaitu adanya

    koordinasi antara rumah sakit dan

    perawatan di komunitas untuk perawatan

    pasien. Peran perantara (liaison nurse) 

    berdasarkan penelitian yang dilakukan

    oleh Peter, et all (1997) adanya

    peningkatan perencanaan pulang pasien

    dimana perawat melakukan persiapanperencanaan pulang pasien yang dimulai

    dari pasien di rawat sampai dengan

    pasien pulang ke rumah untuk

    mendapatkan perawatan di komunitas.

    2.  Kemampuan Perawat Pelaksana

    Melakukan Perencanaan Pulang

    Pasien DM Sesudah Mendapat

    Pelatihan pada Kelompok

    Intervensi dan Kelompok Kontrol

    Sesudah mendapat pelatihan dapat dilihat

    dari hasil penelitian lebih dari separuh

    perawat pelaksana sudah mengetahui

    pengertian, tujuan, peran, prinsip dan

    dampak dari perencanaan pulang pasien.

    Begitu pula dengan waktu untuk seorang

    perawat melakukan perencanaan pulangpasien. Sebagian perawat pelaksana

    (57,9%) mengetahui tahapan elemen

    penting pengkajian perencanaan pulangantara lain: (a) data kesehatan dan data

    pasien, (b) pemberi perawatan di rumah,

    (c) Kondisi lingkungan rumah serta

    fasilitas kesehatan di komunitas.

    Berdasarkan pendekatan Neuman (Whall

    & Fitzpatrick, 1989) bahwa pelayanan

    keperawatan diberikan kepada individu,

    keluarga dan masyarakat/komunitas. Hal

    ini terlihat bahwa hampir separuh

    perawat (47,1%) melibatkan pasien dan

    keluarga dalam perencanaan pulang dan

    sebagian kecil yang melibatkan perawat

    home care/caregiver. 

    Pengetahuan yang baik akan

    mempengaruhi sikap perawat terhadapperencanaan pulang pasien DM. Sesudah

    pelatihan perawat pelaksana pada

    kelompok intervensi dan kelompok

    kontrol memiliki sikap yang positif

    terhadap perencanaan pulang DM.

    Hal ini dapat dipengaruhi oleh persepsi

    tentang konsep dan pengalaman dari

    perawat dalam melakukan perencanaan

    pulang pasien DM. Menurut Robbin

    (2008) indikator sikap positif dapatdilihat dari persepsi individu terhadap

    pekerjaan yang pernah dilakukan yang

    dapat meningkatkan kepuasan kerja bagi,

    individu menganggap bahwa keterlibatan

    dalam pekerjaan merupakan suatu yang

    sangat penting, adanya komitmen

    organisasi yang memiliki nilai sesuai

    dengan diri individu tersebut, adanyanya

    reward yang sesuai dengan apa telah

    dilakukan serta kewajiban untuk

    melaksanakan tugas dengan atas moral

    dan etis. Sikap yang positif membuat

    seseorang untuk cenderung melakukan

    tindakan.

    Faktor – faktor yang mempengaruhi

    perilaku menurut Green (1980, dalam

    Notoatmojo,2003) adanya faktorpredisposisi yaitu pengetahuan, sikap,

    tradisi dan budaya serta tingkat

    pendidikan. Perawat pelaksana sebagianbesar DIII yang merupakan tingkat

    pendidikan tinggi. Pendidikan merupakan

    indikator yang mencerminkan

    kemampuan seseorang untuk

    menyelesaikan pekerjaan (Hasibuan,

    2011). 

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    10/16

    10

    3.  Kemampuan Perawat Pelaksana

    Melakukan Perencanaan Pulang

    Pasien DM Sebelum dan Sesudah

    Mendapat Pelatihan pada

    Kelompok Intervensi

    Pada penelitian ini perawat pelaksana

    pada kelompok intervesi mendapat

    pelatihan yang selama 1 hari dengan

    metode ceramah dan diskusi. Kegiatan

    dilanjutkan dengan latihan mandiri serta

    diskusi dan bimbingan 2 hari. Tujuan dari

    pelatihan adalah meningkatkan

    kemampuan perawat dalam melakukan

    perancanaan pulang pasien DM.

    .Menurut peneliti pelatihan yang

    dilakukan baru dapat meningkatkan

    pengetahuan perawat belum dapat

    mengukur sikap dan tindakan perawat.

    Matteson, dkk (2007) berpendapat waktu

    yang dibutuhkan untuk dapat

    mengevaluasi kinerja dan efektifitas

    pelatihan terkait dengan pelatihan dalam

    melaksanakan tugas dapat dilakukan

    selama 4 sampai dengan 12 minggu

    setelah pelatihan tersebut dilaksanakan.

    Teori ini mendukung penelitian Sharkey

    & Cann (1998) menyatakan bahwa

    adanya peningkatan pengetahuan, sikap

    dan tindakan perawat setelah

    mendapatkan pendidikan tentang

    perawatan pasien HIV/AIDS. Pendidikan

    dilakukan selama 6 minggu denganstrategi pembelajaran diskusi kelompok,

    ceramah, seminar dengan pasien

    HIV/AIDS, perawat, pekerja sosial.Cukup lazim apabila pelatihan yang

    dilakukan telah meningkatkan

    pengetahuan perawat terhadap

    perencanaan pulang pasien DM.

    Menurut peneliti sikap positif yang

    dimiliki perawat pelaksana terhadap

    perencanaan pulang pasien akan dapat

    terwujud menjadi suatu tindakan jika

    RSUP Dr. M.Djamil Padang memiliki

    fasilitas yang dapat digunakan antara lain

    format untuk perencanaan pulang yang

    dapat digunakan oleh multi disiplin, alat

    peraga, leaflet yang dapat dibawa pulang

    pasien. Kegiatan ini harus ditunjang oleh

    arahan manajer serta di atur oleh

    kebijakan yang ada di rumah sakit.

    Hasil penelitian di RSUP Dr. M.Djamil

    menunjukkan tidak ada perbedaan

    tindakan yang bermakna sebelum dan

    sesudah mendapatkan pelatihan

    perencanaan pulang pasien DM (p >

    0.05). Menurut peneliti ada faktor yang

    mempengaruhi tindakan perawat

    pelaksana untuk melakukan perencanaan

    pulang pasien antara lain: keterbatasan

    waktu perawat berinteraksi dengan pasienberkaitan dengan manajemen waktu

    perawat dalam memberikan asuhan

    keperawatan. Menurut Hadle & Roques

    (2007, dalam Islam, 2010) hasil studi

    pada rumah sakit pemerintah menunjukan

    perawat hanya menghabiskan waktunya

    5,3% dari seluruh jam kerjanya untuk

    berinteraksi langsung dengan pasien.

    Kekurangan jumlah perawat juga

    merupakan salah satu faktor yang dapat

    mempengaruhi tindakan perencanaan

    pulang. Pada ruang rawat kelompok

    intervensi perawat pelaksana

    memberikan asuhan kepada 35 – 45

    pasien/hari dengan tingkat

    ketergantungan total, partial dan mandiri,

    serta ruangan isolasi untuk pasien flu

    burung yang membutuhkan seorangtenaga perawat yang memberikan asuhan

    keperawatan serta tidak lengkapnya

    fasilitas dan pedoman perencanaanpulang pasien.

    Adanya bimbingan dan latihan melalui

    pelatihan bagi perawat pelaksana perlu

    perencanaan dari manajer. Menurut

    Marquis & Huston (2006) peran pihak

    manajemen bertanggung jawab pada

    pengembangan karir perawat melakukan

    dengan cara memberikan dorongan

    dengan menyediakan pelatihan dan

    pendidikan agar perawat mendapat

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    11/16

    11

    kesempatan mengembangkan

    kemampuan dan pengetahuan terbaru.

    Berdasarkan hasil penelitian ini dalam

    upaya meningkatkan kemampuanperawat dalam melakukan perencanaan

    pulang pasien DM perlu adanya pelatihan

    yang terencana dan terorganisir dan

    metode yang berbeda seperti praktek

    lapangan dan diskusi kasus yang berkala,

    serta pengaturan jadwal perawat yang

    berdasarkan tugas dan tanggungjawabnya

    dalam struktur organisasi di ruangan

    untuk melakukan pendidikan kesehatan

    pada sekelompok pasien yang berbeda.

    4. 

    Kemampuan Perawat Pelaksana

    Melakukan Perencanaan Pulang

    Pasien DM antara Kelompok

    Intervensi dan Kelompok Kontrol

    Sesudah Pelatihan

    Hasil analisis kemampuan perawat

    pelaksana melakukan perencanaan pulang

    antara kelompok intervensi dan

    kelompok kontrol dilihat dari

    pengetahuan dengan uji Kolmogorov-

    Smirnov menunjukkan ada perbedaan

    pengetahuan yang bermakna antara

    kelompok intervensi dan kelompok

    kontrol sesudah pelatihan (p < 0,05).

    Untuk sikap dan tindakan tidak ada

    perbedaan bermakna antara kelompok

    intervensi dan kelompok control dengan

    (p > 0,05).

    Hal ini sesuai dengan penelitian

    Sumartinah (1996) yaitu adanyapeningkatan pengetahuan dan kinerja

    perawat antara kelompok intervensi dan

    kelompok kontrol setelah mendapatkan

    pelatihan. Hal ini didukung oleh Damin

    (2008) bahwa esensi pelatihan adalah

    untuk perubahan atau mengubah perilaku

    staf atau manajer dari defensif atau

    stagnan ke perilaku progresif. Frekwensi

    pelatihan harus sesuai dengan perubahan

    perilaku. Teori berubah menurut Lewin

    (1951) ada tiga tahap yaitu: (a) tahap

    unfreezing : keinginan dari perawat untuk

    berubah yang merupakan suatu

    kebutuhan, (b) tahap moving  : adanya

    orang yang berpengaruh atau role model

    sebagai penggerak untuk suatu perubahan

    seperti atasan, teman atau kelompok, dan(c) tahap refreezing:  perubahan

    diintegrasikan dan distabilkan menjadi

    bagian sistem nilai yang dianut, pada saat

    ini bisa terjadi penolakan pada perubahan

    maupun penerimaan yang membutuhkan

    minat dan komitmen (Swansburg, 2000).

    Perawat pelaksana RSUP Dr. M.Djamil

    Padang belum pernah mendapatkan

    pelatihan tentang perencanaan pulang

    pasien namun mereka sudahmelaksanakannya. Pada pelaksanaan

    perencanaan pulang hanya sebatas

    pengetahuan yang dimiliki perawat.

    Berdasarkan hasil penelitian ini menurut

    peneliti perlu penambahan kompetensi

    perencanaan pulang pasien pada kegiatan

    rutin pelatihan kompetensi dasar bagi

    perawat di RSUP Dr.M.Djamil Padang.

    Seorang perawat membutuhkan program

    pengembangan staf seperti pelatihan dan

    pendidikan yang konstan untuk

    mencegah penurunan ilmu pengetahuan

    dan kompetensi (Swansburg, 2000)

    Hasil penelitian untuk sikap perawat

    pelaksana menunjukkan bahwa tidak ada

    perbedaan yang bermakna terhadap sikapperawat pelaksana antara kelompok

    intervensi dan kelompok control (p value

    = 0,734 >α

    = 0,05). Dilihat dari hasilkuesioner sikap perawat pelaksana RSUP

    DR. M.Djamil menyatakan bahwa

    seorang perawat harus memberikan

    asuhan keperawatan yang komprehensif

    kepada pasien pada saat melakukan

    perencanaan pulang.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi

    sikap perawat adalah budaya organisasi.

    Budaya organisasi merupakan

    seperangkat asumsi, keyakinan, persepsi

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    12/16

    12

    yang dimiliki bersama oleh anggota

    kelompok yang membentuk dan

    mempengaruhi sikap, perilaku dan

    merupakan petunjuk dalam memecahkan

    masalah.

    Motivasi merupakan salah satu factor

    yang dapat mendorong seseorang untuk

    melakukan tindakan /perilaku yang dapat

    dicatat dan diobservasi. Menurut teori

    Herzberg yang dapat menjadi faktor

    motivasi antara lain gaji, keselamatan

    kerja, kondisi kerja, status, sistem atau

    kebijakan organisasi serta kualitas dari

    supervisi, hubungan interpersonal

    (Swansburg, 2000).

    Hubungan interpersonal antara atasan dan

    bawahan cukup baik begitu juga dengan

    tim kolaborasi. Pengawas perawat sudah

    memiliki jadwal untuk supervisi hanya

    saja pada operasional pelaksanaanya

    belum optimal untuk menilai kemampuan

    perawat khususnya untuk melakukan

    perencanaan pulang.

    Berdasarkan hasil penelitian

    menunjukkan tidak perbedaan tindakan

    yang bermakna antara kelompok

    intervensi dan kelompok kontrol (p value

    =1,000 > α  = 0,05). Hasil ini berbeda

    dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Soetisno (2000) adanya pengaruh

    pelatihan terhadap kelengkapan

    pendokumentasian.

    Tim kerja dari WHO dalam Notoatmojo

    (2003) menganalisis bahwa yangmenyebabkan seseorang itu berperilaku

    tertentu adalah karena adanya 4 alasan

    yaitu pengetahuan, kepercayaan, sikap

    dan orang penting sebagai referensi.

    Menurut peneliti dalam proses

    pembelajaran yaitu belajar dari

    pengalaman orang lain, salah satu usaha

    yang dapat dilakukan untuk dapat

    melakukan perencanaan pulang yaitu

    dengan melakukan studi banding ke

    rumah sakit lain yang sudah menerapkan

    perencanaan pulang dengan baik.

    Penafsiran terhadap hasil penelitian ini

    secara keseluruhan mengindikasikan

    bahwa pelatihan merupakan suatu prosespembelajaran bagi perawat. Faktor –

    faktor yang mempengaruhi proses belajar

    menurut Guilbert10

      yaitu materi,

    lingkungan, instrumental dan faktor

    individu subjek belajar, seharusnya turut

    diperhitungkan dalam penelitian ini..

    Hasil penelitian ini pada saat pelatihan

    kondisi fisik perawat setelah dinas malam

    dan sesudah dinas pagi, kondisi kelelahan

    ini mempengaruhi kesiapan perawatdalam menerima pembelajaran. Untuk itu

    agar dapat memperoleh hasil yang efektif

    perawat yang mengikuti pelatihan perlu

    diliburkan.

    5.  Faktor – faktor yang

    Mengkonstribusi terhadap

    Pelatihan Perencanaan Pulang

    Pasien DM

    Karakteristik perawat pelaksana yang

    berkonstribusi dalam penelitian ini

    meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan

    dan masa kerja. Faktor lain yang juga

    dapat berkonstribusi yaitu kebijakan

    organisasi.

    a.  UmurBerdasarkan analisis multivariat tidak ada

    kontribusi umur yang mempengaruhi

    kemampuan perawat melakukanperencanaan pulang pasien DM dengan

    nilai p > 0,05.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan

    penelitian Saljan (2005) dan Saefullah

    (2009) bahwa tidak ada hubungan yang

    bermakna antara umur dan kinerja atau

    kemampuan perawat. Secara teoritis

    dalam proses pembelajaran umur sangat

    berpengaruh. Seiring dengan

    bertambahnya umur dapat menurunnya

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    13/16

    13

    fungsi tubuh seperti mata, pendengaran,

    serta bunyi10

    . Menurut Robbin (2008).

    Umur dan kinerja pada pekerjaan tidak

    memiliki keterkaitan, namun penurunan

    dalam keterampilan yang berkaitan

    memiliki dampak pada produktifitas kerjaakan tetapi dapat digantikan oleh

    pengalaman. Dengan bertambahnya umur

    pengalaman, penilaian, etika kerja yang

    kuat, umur tua masih kurang fleksibel

    dan menolak untuk menerima tehnologi

    baru.

    Umur seseorang akan mempengaruhi

    kondisi fisik, mental, kemampuan kerja

    dan tanggung jawab (Hasibuan, 2001).

    Tidak adanya kontribusi umur terhadapkemampuan perawat melakukan

    perencanaan pulang pasien DM karena

    RSUP Dr.M.Djamil belum ada aturan

    bahwa semakin lanjut umur semakin

    tidak dapat melakukan aktifitas shift  pagi,

    sore dan malam hari.

    b.  Jenis Kelamin

    Hampir semua responden berjenis

    kelamin wanita, hanya sebanyak 2,9%

    adalah perawat laki-laki. Jenis kelamin

    tidak memiliki konstribusi terhadap

    kemampuan perawat pelaksana. Jenis

    kelamin wanita memiliki rasa kewanitaan

    lebih tinggi yang efektif tertanam dalam

    rasa rendah diri mereka dibandingkan

    pria. Hal ini mendukung penelitian Saljan

    (2005) tidak ada hubungan jenis kinerjaperawat. Namun sampai saat ini belum

    ada bukti yang konkrit yang

    menunjukkan bahwa ada perbedaan nyataantar pria dan wanita dalam berbagai segi

    kehidupan organisasi (Siagian, 1995

    dalam Farida, 2003).

    Menurut peneliti perlu jumlah persentase

    perawat dengan jenis kelamin pria dan

    wanita tidak seimbang pada penelitian

    ini. Perlu penelitian lebih lanjut dengan

     jumlah sampel yang lebih banyak untuk

    membuktikan pengaruh jenis kelamin

    dengan kinerja perawat.

    c.  Masa Kerja

    Hasil penelitian berdasarkan masa kerja

    perawat pelaksana di RSUP Dr. M.

    Djamil Padang dengan rata-rata 7 tahun

    untuk kelompok intervensi dan kelompok

    control Masa kerja terendah 1 tahun dantertinggi 20 tahun. Berdasarkan analisis

    statistik tidak ada konstribusi dari masa

    kerja perawat pelaksana terhadap

    kemampuan perawat pelaksana

    melakukan perencanaan pulang pasien

    DM.

    Semakin lama seseorang bekerja maka

    semakin terampil dan makin

    berpengalaman pula dalam melaksanakan

    pekerjaan. Menurut peneliti, bahwa rata-

    rata masa kerja perawat 7 tahun akanmemberikan pengalaman dan

    keterampilan yang lebih baik kepada

    perawat yang junior. Menurut Robbin

    (2008) ada hubungan yang positif antara

    senioritas dan produktivitas dan masa

    kerja sebagai pengalaman kerja yang

    menjadi dasar perkiraan yang baik atas

    produktivitas karyawan.

    d.  Tingkat Pendidikan

    Hasil penelitian berdasarkan tingkatpendidikan menunjukkan bahwa perawat

    pelaksana di Ruang Rawat Penyakit

    Dalam RSUP Dr. M Djamil Padang

    sebagian besar berpendidikan DIII

    Keperawatan sebesar 88,2%. Tidak ada

    kontribusi pendidikan terhadap

    kemampuan perawat pelaksana

    melakukan perencanaan pulang pasien

    DM. Menurut Hasibuan (2011)

    pendidikan merupakan indikator yang

    mencerminkan kemampuan seseoranguntuk menyelesaikan pekerjaan. Hal ini

    sama dengan pendapat Marquis & Huston

    (2006) berpendapat identifikasi

    keterampilan dan tingkat pendidikan

    penting untuk menyelesaikan pekerjaan.

    Semakin tinggi tingkat pendidikan

    diharapkan kemampuan perawat dapat

    meningkat dalam memberikan asuhan

    keperawatan.

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    14/16

    14

    e.  Kebijakan Organisasi

    Hasil penelitian yang dilakukan dengan

    cara observasi RSUP Dr. M.Djamil

    belum memiliki kebijakan, standar

    operasional prosedur dalam perencanaanpulang pasien. Format perencanaan

    pulang yang ada berupa resume pulang

    pasien. Menurut peneliti kebijakan

    organisasi merupakan suatu hal yang

    menjadi dasar agar perencanaan pulang

    dapat terlaksana sesuai dengan visi dari

    rumah sakit, hal ini perlu menjadi

    perhatian bagi pihak manajemen rumah

    sakit.

    Hasil penelitian ini didukung olehpenelitian yang dilakukan oleh Morris

    (2012) bahwa perlu adanya peraturan

    yang dapat meningkatkan proses

    perencanaan pulang serta rumah sakit

    membutuhkan sistem dan proses

    perencanaan pulang efektif dan efesien.

    Kebijakan organisasi merupakan salah

    satu kebijakan rumah sakit yang terkait

    dengan perencanaan pasien DM.

    KETERBATASAN PENELITIAN

    Kemampuan dari perawat dilihat dari

    item pengetahuan, sikap dan tindakan.

    Untuk sikap dan tindakan tidak ada

    perbedaan yang bermakna. Pengukuran

    kemampuan tindakan, dalam penelitian

    ini tidak dilakukan dengan cara obsevasi

    langsung ketika tindakan dilakukan, tapi

    dengan menggunakan kuesioner.

    Pernyataan – pernyataan yang dibuatdalam kuesioner masih pengembangan

    peneliti sendiri, karena belum ada

    instrumen yang baku untuk menilai

    pengetahuan, sikap dan tindakan perawat

    melakukan perencanaan pulang pasien

    DM. Rancangan penelitian ini dengan

    desain  prê test – post test with control

    group,  dengan waktu pengumpulan data

    yang terlalu singkat untuk mengukur

    sikap dan tindakan.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Kemampuan perawat pelaksana sesudah

    mendapat pelatihan perencanaan pulang

    lebih baik dari pada sebelum

    mendapatkan pelatihan pada kelompokintervensi. Adanya perbedaan yang

    bermakna pada pengetahuan pasien

    sedangkan untuk sikap dan tindakan tidak

    ada.. Kemampuan perawat pelaksana

    melakukan perencanaan pulang pasien

    DM antara kelompok intervensi dan

    kelompok kontrol setelah dilakukan

    pelatihan dilihat dari perbedaan skor

    sesudah pelatihan hanya pengetahuan

    yang bermakna, sedangkan sikap dan

    tindakan tidak ada perbedaan yangbermakna. Tidak ada kontribusi

    karakteristik individu terhadap pelatihan

    perencanaan pulang

    pasien DM.

    Untuk meningkatkan kemampuan

    perawat melakukan perencanan pulang

    perlu adanya kebijakan organisasi,

    fasilitas yang mendukung, adanya

    pelatihan dan pendidikan. Motivasi diri,

    supervisi dan evaluasi dari manajersecara berkala untuk perbaikan dan

    meningkatkan mutu pelayanan

    keperawatan dan rumah sakit.Adanya

    penelitian dengan action research  untuk

    dapat mengukur kinerja perawat.

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Achmad. (2005).  HubunganPengetahuan dan Sikap denganTindakan Pencegahan Luka

     Dekubitus oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Neurologi Perjan Rs Dr.M.Djamil Padang, SkipsiProgram Studi Ilmu KeperawatanUnand Padang. Tidak diterbitkan

    2.  Arikunto, S.(2009).  ManajemenPenelitian, Jakarta:Rineka Cipta

    3.  Black, J.M & Jacobs,E.M.(1997). Medical Surgical Nursing: Clinical Management For Continuity ofCare, 5 Ed, Philadhelphia:

    W.B.Saunder Company

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    15/16

    15

    4.  Craven & Hirlne .(2007).Fundamental of Nursing: Human

     Health and Function, 5 Ed,Philadhelphia: Lippincott W&W

    5.  Dahlan .((2011).Statistik Untuk  Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 5,Jakarta: Sagung Seto

    6.  Danim. (2008). Kinerja Staf danOrganisasi, Bandung: Pustaka Setia

    7.  Depkes .(2005).  Indikator Kinerja Rumah Sakit. Jakarta: DepartemenKesehatan.

    8.  Dewit.(2009).Fundamental,Concept And Skills For Nursing,3Ed, St. Louis: Saunders 

    9.  Farida, I.(2003). Faktor-Faktor yang berhubungan denganKemampuan Kepala Ruangan

     Melaksanakan Peran DanFungsinya Di Rumah SakitTangerang, Thesis ProgramMagister Fakultas IlmuKeperawatan UniversitasIndonesia.Tidak diterbitkan.

    10.  Handoko. (2011).  ManajemenPersonalia Sumberdaya Manusia,Edisi 2, Yogyakarta: BPFEYogyakarta

    11.  Hariyati, TS,dkk.(2008). Evaluasi Model Perencanaan Yang BerbasisTeknologi Informasi, MakaraKesehatan, Vol.12, No. 2, (53-58) http://journal.ui.ac.id/upload/artikel

     /02_RRTutiek_Edit%20terkini_Evaluasi%20Model%20Perencaan%20Pulang_Layout.pdf   diperoleh 17Maret 2012

    12.  Hasibuan .(2001).Organisasi dan Motivasi Dasar PeningkatanProduktivitas, Jakarta: PT BumiAksara

    13.  Hasibuan .(2011).  ManajemenSumber Daya Manusia, Jakarta: PTBumi Aksara

    14.  Hastono.(2006).  Basic Data Analysis for Health Research,Depok: FKM UI

    15.  Islam, et all, (2010) Knowledge, Attitude, and Practice on PressureUlcer Prevention Among Nurses in

     Bangladesh, The 2th

      InternationalConference on Humanities andSocial Sciences. http://www.libarts-

    conference.psu.ac.th/proceedings/P

    roceedings2/article/6pdf/011.pdf  diperoleh tanggal 8/7/2012

    16.  Jackson (2011).  Reseach Methodan Statistic a Critical Thingking

     Approach, USA: Cengage Learninghttp://books.google.co.id/books?id

    =YX!"#$%%gY&'pg=()345'd*=*!$si+e,pe-iet$l+desig'hl=e's$=X'ei=(7eeY-)k5%1)'ed=0&o6)")=oep$ge'*=*!$si;20e,pe-iet$l;20desig'=$lse dipe-oleh 19/4/2012 

    17.  Kozier B. et al. (1995).Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice, 5Ed, Canada: Addison-WesleyPublishing Company

    18.  Marquis & Huston. (2006). Leadership Roles and ManagementFunctions in Nursing: theory andapplication. 5

    th  ed. Philadelphia:

    Lippincot Williams & Wilkins

    19.  Matteson, et all,(2007).Perilakudan Manajemen Organisasi. AlihBahasa Oleh Gina Gania, Jilid 1,Edisi Tujuh, Jakarta: PT. Erlanggahttp://books.google.co.id/books?id=!!$-eie"ed $d pe )ccess o!-$lo- the !-sig @peci$lists. Aol 2Bo 1 C2012DBhttp://""".scied!.c$/

  • 8/18/2019 perencanaan pulang pasien diabetes melitus

    16/16

    16

    Vol.9,No.44.http://it*hc.o,o-d