PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam...

22
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA Oleh : Agustina Bidarti

Transcript of PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam...

Page 1: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DESA

Oleh : Agustina Bidarti

Page 2: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Pengertian perencanaan memiliki banyak makna sesuai dengan

pandangan masing-masing ahli diantaranya sebagai berikut :

Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis

kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Oleh karena itu pada hakekatnya terdapat pada setiap

jenis usaha manusia (Khairuddin, 1992 : 47).

Perencanaan adalah merupakan suatu upaya penyusunan program

baik program yang sifatnya umum maupun yang spesifik, baik

jangka pendek maupun jangka panjang (Sa’id & Intan, 2001 : 44 ).

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa

depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan

sumber daya yang tersedia (Pasal 1 ayat 1 UU No.25/2004 dan Pasal 1

ayat 1 PP No.8/2008 ).

Jadi Perencanaan pada dasarnya adalah penetapan alternatif, yaitu

menentukan bidang-bidang dan langkah-langkah perencanaan yang

akan diambil dari berbagai kemungkinan bidang dan langkah yang

ada. Bidang dan langkah yang diambil ini tentu saja dipandang sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai, sumber daya yang tersedia dan

mempunyai resiko yang sekecil-kecilnya.

Page 3: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Bentuk perencanaan yang merupakan alternatif-alternatif ditinjau dari

berbagai sudut, seperti yang dijelaskan oleh Westra (1980) dalam Khairuddin

(1992 : 48), antara lain:

Dari segi jangka waktu, perencanaan dapat dibedakan : (a) perencanaan

jangka pendek (1 tahun), dan (b) perencanaan jangka panjang (lebih dari 1

tahun).

Dari segi luas lingkupnya, perencanaan dapat dibedakan : (a) perencanaan

nasional (umumnya untuk mengejar keterbelakangan suatu bangsa dalam

berbagai bidang), (b) perencanaan regional (untuk menggali potensi suatu

wilayah dan mengembangkan kehidupan masyarakat wilayah itu), dan (c)

perencanaan lokal, misalnya; perencanaan kota (untuk mengatur

pertumbuhan kota, menertibkan penggunaan tempat dan memperindah

corak kota) dan perencanaan desa (untuk menggali potensi suatu desa

serta mengembangkan masyarakat desa tersebut).

Dari segi bidang kerja yang dicakup, dapat dikemukakan antara lain :

industrialisasi, agraria (pertanahan), pendidikan, kesehatan, pertanian,

pertahanan dan keamanan, dan lain sebagainya.

Dari segi tata jenjang organisasi dan tingkat kedudukan menejer,

perencanaan dapat dibedakan : (a) perencanaan haluan policy planning,

(b) perencanaan program (program planning) dan (c) perencanaan langkah

operational planning.

Page 4: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Menurut Solihin (2006), ada tiga tahapan perencanaan

pembangunan yaitu : (1) perumusan dan penentuan tujuan,

(2) pengujian atau analisis opsi atau pilihan yang tersedia,

dan (3) pemilihan rangkaian tindakan atau kegiatan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan dan telah disepakati

bersama.

Dari ketiga tahapan perencanaan tersebut dapat didefenisikan

perencanaan pembangunan wilayah atau dearah sebagai

berikut yaitu : suatu usaha yang sistematik dari berbagai

pelaku (aktor) baik umum (publik) atau pemerintah, swasta,

maupun kelompok masyarakat stakeholder lainnya pada

tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling

ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial, ekonomi

dan aspek lingkungan lainnya.

Perencanaan pembangunan adalah suatu proses penyusunan

tahapan-tahapan kegiatan guna pemanfaatan dan

pengalokasian sumber daya yang ada dalam jangka waktu

tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 5: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam

sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota; (2) Perencanaan pembangunan

sebagaimana dimaksud ayat (1) disusun secara partisipatif oleh pemerintah desa sesuai

dengan kewenangannya.

BAB XI PASAL 64 PP No.72/2005 (1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud

pasal 63 ayat (2) disusun secara berjangka meliputi: a. Rencana pembangunan jangka

menengah desa yang selanjutnya disebut RPJMD untuk jangka waktu lima tahun. b. Rencana

Kerja pembangunan desa, selanjutnya disebut RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJMD

untuk jangka waktu 1 ( satu ) tahun. (2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

ditetapkan dengan Peraturan Desa dan RKP Desa ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa.

BAB II PASAL 2 Permendagri No. 66/2007 (1) Perencanaan pembangunan desa disusun dalam

periode 5 (lima) tahun. (2) Perencanaan pembangunan 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) merupakan RPJM Desa. (3) RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

memuat arah kebijakan keuangan desa, strategi pembangunan desa, dan program kerja desa.

PASAL 3 Permendagri No. 66/2007 (1) RPJM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)

dijabarkan dalam RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. (2) RKP Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) memuat kerangka ekonomi desa, prioritas pembangunan desa, rencana

kerja dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun

ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu pada rencana kerja

pemerintah daerah.

Page 6: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai
Page 7: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Secara garis besar perencanaan partisipatif mengandung makna adanya keikutsertaan

masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan, mulai dari melakukan analisis masalah

mereka, memikirkan bagaimana cara mengatasinya, mndapatkan rasa percaya diri untuk

mengatasi masalah, mengambil keputusan sendiri tentang alternatif pemecahan masalah apa

yang ingin mereka atasi.

Tiga alasan utama mengapa perencanaan partisipatif dibutuhkan, yaitu (Conyers, 1991, 154-

155) :

Alasan pertama partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi

mengenai kondisi, kebutuhandan sikap masyarakat setempat yang tanpa kehadirannya

program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.

Alasan kedua adalah bahwa masyarakat akan lebih mempercayai kegiatan atau proram

pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena

mereka akan lebih mengetahui seluk beluk program tersebut dan akan mempunyai rasa

memiliki terhadap program tersebut.

Alasan ketiga adalah karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila

masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan.

Ndraha (1990 : 104) menyatakan bahwa, dalam menggerakkan perbaikan kondisi dan

peningkatan taraf hidup masyarakat, maka perencanaan partisipasi harus dilakukan dengan

usaha : (1) perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata (felt

need), (2) dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang berfungsi mendorong timbulnya

jawaban (response), dan (3) dijadikan motivasi terhadap masyarakat, yang berfungsi

membangkitkan tingkah laku (behavior).

Page 8: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

1.Participatory Rural Appraisal (PRA)

2.Kaji-Tindak Partisipatif (KTP)

3.Participatory Research and Development

(PRD)

4.Rapid Rural Appraisal (RRA)

5.Participatory Action Research (PAR)

6.PPKP (Pemahaman Partisipatif Kondisi

Pedesaan)

7.Participatory Learning Methods (PLM)

8.Metodologi Participatory Assessment (MPA)

Page 9: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah sebuah metode pemahaman

lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan bersama dengan masyarakat

untuk mengetahui, menganalisa dan mengevaluasi hambatan dan

kesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusun

informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan

Teknik-teknik PRA antara lain :

Secondary Data Review (SDR) – Review Data Sekunder. Merupakan cara

mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan

maupun yang belum disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah untuk

mengetahui data manakah yang telah ada sehingga tidak perlu lagi

dikumpulkan.

Direct Observation – Observasi Langsung. Direct Observation adalah

kegiatan observasi langsung pada obyek-obyek tertentu, kejadian,

proses, hubungan-hubungan masyarakat dan mencatatnya. Tujuan dari

teknik ini adalah untuk melakukan cross-check terhadap jawaban-

jawaban masyarakat.

Page 10: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Teknik-teknik PRA antara lain :

Semi-Structured Interviewing (SSI) – Wawancara Semi Terstruktur. Teknik ini

adalah wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang

hanya merupakan panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang

selama interview dilaksanakan. SSI dapat dilakukan bersama individu yang

dianggap mewakili informasi, misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda,

petani, pejabat lokal.

Focus Group Discussion – Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik ini berupa diskusi

antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal bersifat khusus secara

mendalam. Tujuannya untuk memperoleh gambaran terhadap suatu masalah

tertentu dengan lebih rinci.

Preference Ranking and Scoring. Adalah teknik untuk menentukan secara tepat

problem-problem utama dan pilihan-pilihan masyarakat. Tujuan dari teknik ini

adalah untuk memahami prioritas-prioritas kehidupan masyarakat sehingga

mudah untuk diperbandingkan.

Direct Matrix Ranking. Adalah sebuah bentuk ranking yang mengidentifikasi

daftar criteria obyek tertentu. Tujuannya untuk memahami alasan terhadap

pilihan-pilihan masyarakat, misalnya mengapa mereka lebih suka menanam

pohon rambutan dibandingkan dengan pohon yang lain. Kriteria ini mungkin

berbeda dari satu orang dengan orang lain, misalnya menurut wanita dan pria

tentang tanaman sayur.

Page 11: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Teknik-teknik PRA antara lain :

Peringkat Kesejahteraan. Rangking Kesejahteraan Masyarakat di suatu tempat

tertentu. Tujuannya untuk memperoleh gambaran profil kondisi sosio-ekonomis

dengan cara menggali persepsi perbedaan-perbedaan kesejahteraan antara satu

keluarga dan keluarga yang lainnya dan ketidak seimbangan di masyarakat,

menemukan indicator-indikator lokal mengenai kesejahteraan.

Pemetaan Sosial. Teknik ini adalah suatu cara untuk membuat gambaran kondisi

sosial-ekonomi masyarakat, misalnya gambar posisi pemukiman, sumber-sumber

mata pencaharian, peternakan, jalan, dan sarana-sarana umum. Hasil gambaran

ini merupakan peta umum sebuah lokasi yang menggambarkan keadaan

masyarakat maupun lingkungan fisik.

Transek (Penelusuran). Transek merupakan teknik penggalian informasi dan

media pemahaman daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis

yang membujur dari suatu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu.

Kalender Musim. Adalah penelusuran kegiatan musiman tentang keadaan-

keadaan dan permasalahan yang berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu

(musiman) di masyarakat. Tujuan teknik ini untuk memfasilitasi kegiatan

penggalian informasi dalam memahami pola kehidupan masyarakat, kegiatan,

masalah-masalah, fokus masyarakat terhadap suatu tema tertentu, mengkaji

pola pemanfaatan waktu, sehingga diketahui kapan saat-saat sibuk dan saat-

saat waktu luang.

Page 12: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Teknik-teknik PRA antara lain :

Alur Sejarah. Alur sejarah adalah suatu teknik yang digunakan untuk

mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu sampai keadaan sekarang

dengan persepsi orang setempat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk

memperoleh gambaran mengenai topik-topik penting di masyarakat.

Analisa Mata Pencaharian. Masyarakat akan terpandu untuk mendiskusikan

kehidupan mereka dari aspek mata pencaharian. Tujuan dari teknik ini yaitu

memfasilitasi pengenalan dan analisa terhadap jenis pekerjaan, pembagian

kerja pria dan wanita, potensi dan kesempatan, hambatan.

Diagram Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahui hubungan institusional

dengan masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh masing-masing

institusi dalam kehidupan masyarakat serta untuk mengetahui harapan-harapan

apa dari masyarakat terhadap institusi-institusi tersebut.

Kecenderungan dan Perubahan. Adalah teknik untuk mengungkapkan

kecenderungan dan perubahan yang terjadi di masyarakat dan daerahnya dalam

jangka waktu tertentu. Tujuannya untuk memahami perkembangan bidang-

bidang tertentu dan perubahan-perubahan apa yang terjadi di masyarakat dan

daerahnya.

Page 13: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Kaji-Tindak Partisipatif (KTP) adalah istilah

program sedangkan esensinya menunjuk pada

metodologi Participatory Learning and Action

(PLA) atau belajar dari bertindak secara

partisipatif; belajar dan bertindak bersama,

aksi-refleksi partisipatif.

Penggunaan istilah PLA dimaksudkan untuk

menekankan pengertian partisipatif pada

proses belajar bersama masyarakat untuk

pengembangan. Kaji-Tindak Partisipatif, dan

nama kegiatan mencerminkan suatu dialektika

yang dinamis antara kajian dan tindakan secara

tak terpisahkan.

Page 14: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Penelitian mengenai partisipasi dan pembangunan masyarakat

memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat

yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama,

mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan

kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

PRD yang merupakan wujud nyata dari pengembangan masyarakat

seringkali diimplementasikan dalam bentuk (a) proyek-proyek

pembangunan yang memungkinkan anggota masyarakat

memperoleh dukungan dalam memenuhi kebutuhannya, dan (b)

melalui kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-

kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak-pihak lain yang

bertanggungjawab (Suharto, 2002).

Page 15: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Teknik RRA mulai berkembang pada akhir 1970-an dan diterima secara

akademis pada akhir tahun 1980-an. Teknik RRA berkembang karena

adanya ketidak puasan penggunaan kuisioner pada metode penelitian

konvensional.

Pendekatan dalam RRA hampir sama dengan PRA antara lain : secondary

data review, direct observation, semi-strucuted interview, workshop dan

brainstorming, transect, mapping, ranking and scoring, developing

chronologies of local events, dan case studies

Perbedaan yang menonjol dari kedua pendekatan ini adalah dari segi

partisipasi masyarakat. Dalam RRA, informasi dikumpulkan oleh pihak

luar (outsiders), kemudian data dibawa pergi, dianalisa dan peneliti

tersebut membuat perencanaan tanpa menyertakan masyarakat. RRA

lebih bersifat penggalian informasi, sedangkan PRA dilaksanakan

bersama-sama masyarakat (let them do it), mulai dari pengumpulan

informasi, analisa sampai pada perencanaan program

Page 16: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Mahmudi (2004), ada beberapa prinsip-prinsip PAR yang yang harus

dipahami terlebih dahulu. Antara lain,

1. PAR harus diletekkan sebagai suatu pendekatan untuk memperbaiki praktek-

praktek sosial dengan cara merubahnya dan belajar dari akibat-akibat dari

perubahan tersebut.

2. secara keseluruhan merupakan partisipasi yang murni (autentik) dimana akan

membentuk sebuah spiral yang berkesinambungan sejak dari perencanaan

(planing), tindakan (pelaksanaan atas rencana), observasi (evaluasi atas

pelaksanaan rencana), refleksi (teoritisi pengalaman).

3. PAR merupakan kerjasama (kolaborasi), semua yang memiliki tanggungjawab

atas tindakan perubahan dilibatkan dalam upaya-upaya meningkatkan

kemampuan mereka.

4. PAR merupakan suatu proses membangun pemahaman yang sistematis

(systematic learning process), merupakan proses penggunaan kecerdasan kritis

saling mendiskusikan tindakan mereka dan mengembangkannya, sehingga

tindakan sosial mereka akan dapat benar-benar berpengaruh terhadap

perubahan sosial.

5. PAR suatu proses yang melibatkan semua orang dalam teoritisasi atas

pengalaman-pengalaman mereka sendiri.

Page 17: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Saharia (2003), metode PPKP adalah salah satu metode perencanaan

partisipatif yang bertujuan untuk menggali permasalahan yang ada di

masyarakat, penyebab terjadinya masalah, dan cara mengatasinya

dengan menggunakan sumberdaya lokal atas prinsip pemberdayaan

masyarakat yang acuannya sebagai berikut :

Mengumpulkan informasi yang dilakukan oleh petani sendiri. Bahan

informasi ini dapat digunakan oleh orang lain atau suatu lembaga yang

akan membantu petani.

Mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari dan oleh masyarakat

desa untuk saling berbagi, berperan aktif dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian serta tidak lanjutnya.

Informasi yang diperoleh dengan Metode PPKP dapat digunakan sebagai

bahan perencanaan kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat desa

(petani).

Metode PPKP ini dilaksanakan oleh pengambil kebijakan bersama

petani, kelompok pendamping lapangan, dan dari unsur pemerintah

desa. Dalam Metode PPKP ini kelompok pendamping lapangan hanya

sebatas fasilitator.

Page 18: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Thoyib (2007), model pembelajaran partisipatif

sebenarnya menekankan pada proses

pembelajaran, di mana kegiatan belajar dalam

pelatihan dibangun atas dasar partisipatif

(keikutsertaan) peserta pelatihan dalam semua

aspek kegiatan pelatihan, mulai dari kegiatan

merencanakan, melaksanakan, sampai pada

tahap menilai kegiatan pembelajaran dalam

pelatihan. Upaya yang dilakukan pelatih pada

prinsipnya lebih ditekankan pada motivasi dan

melibatkan kegiatan peserta.

Page 19: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Dayal, et, al (2000), Methodology for Participatory Assessments

(MPA) adalah metode yang dikembangkan untuk menjalankan

penilaian suatu proyek pembangunan masyarakat (community

development).

MPA merupakan alat yang berguna bagi pembuat kebijakan,

manajer program dan masyarakat, sehingga masayarakat

setempat dapat memantau kesinambungan pembangunan dan

mengambil tindakan yang diperlukan agar menjadi semakin baik.

Metodologi tersebut mengungkapkan bagaimana caranya kaum

perempuan dan keluarga yang kurang mampu dapat ikut

berpartisipasi, dan mengambil manfaat dari pembangunan,

bersama-sama dengan kaum lelaki dan keluarga dimana mereka

berada.

Page 20: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

MPA mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

MPA merupakan metode yang ditujukan baik kepada instansi pelaksana maupun kepada

masyarakat untuk mencapai kondisi pengelolaan sarana yang berkesinambungan dan

digunakan secara efektif. Dirancang sedemikian rupa untuk melibatkan pihak yang

berkepentingan (stakeholder) utama dan menganalisis keberadaan masyarakat yang

memiliki 4 komponen penting: lelaki miskin, perempuan miskin, lelaki kaya, perempuan

kaya.

MPA menggunakan satu set indikator yang “sector specific” untuk mengukur

kesinambungan, kebutuhan, gender dan kepekaan akan kemiskinan. Masing-masing diukur

dengan menggunakan urutan alat partisipatifi pada masyarakat, instansi pelaksana dan

pembuat kebijakan. Hasil dari penilaian pada tingkat masyarakat dibawa oleh wakil-wakil

masyarakat pengguna dan instansi pelaksana ke dalam rapat pihak berkepentingan

(stakeholder), dengan tujuan untuk secara bersama mengevaluasi faktor-faktor

kelembagaan yang berpengaruh pada dampak proyek dan kesinambungan pada tingkat

lapangan. Hasil dari penilaian kelembagaan digunakan untuk melakukan peninjauan ulang

atas kebijakan pada tingkat program atau tingkat nasional.

MPA menghasilkan sejumlah data kualitatif tingkat desa, sebagiannya dapat dikuantitatifkan

kedalam sistem ordinal oleh para warga desa itu sendiri. Data kuantitatif ini dapat

dianalisis secara statistik.

Dengan cara ini kita dapat mengadakan analisis antar masyarakat, antar proyek dan antar

waktu, serta pada tingkat program. Dengan demikian MPA dapat digunakan untuk

menghasilkan informasi manajemen untuk proyek skala besar dan data yang sesuai untuk

analisis program.

Page 21: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai
Page 22: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA · Dalam BAB XI PASAL 63 PP No.72/2005 dijelaskan bahwa (1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaanpembangunan desa sebagai

Anonim. 2002. Participatory Rural Appraisal (PRA). Website. Perkumpulan Masyarakat Penanggulangan Bencana.

http://pmpbencana.org. Di akses, 2 November 2007.

Agusta, I. 2007. Aneka Metode Partisipasi Untuk Pembangunan Desa. Blogspot http://iagusta.blogspot.com/.

Sosiolog Pedesaan Institut Pertanian Bogor. Di akses, 2 November 2007.

Cahyono. B.Y. 2006. Metode Pendekatan Sosial Dalam Pembangunan Partisipatif.

lppm.petra.ac.id/ppm/COP/download. Di akses, 2 November 2007.

Dayal. R. Christine van Wijk, and Nilanjana Mukherjee. 2000. Methodology for Participatory Assessments with

Communities, Institutions and Policy Makers. Website. http://www.waspola.org/default/policy/web. Di akses, 2

November 2007.

Mahmudi, A. 2004. Metode Penelitian Kritis dan Prinsip-prinsip Participatory Action Research (PAR). Jurnal Inovasi

Pendidikan Tinggi Agama Islam Swara Ditpertais: No. 19 Th. II, 15 November 2004.

http://www.ditpertais.net/swara . Di akses, 2 November 2007.

Saharia. 2003. Pemberdayaan Masayarakat Di Pedesaan Sebagai Salah Satu Upaya Pemanfaatan Potensi

Sumberdaya Manusia Secara Optimal. Makalah Individu Pengantar Falsafah Sains (PPS702). Sekolah Pascasarjana /

S3 Institut Pertanian Bogor. E-mail: [email protected]. Di akses, 3 November 2007.

Suharto, E. 2002. Metodologi Pengembangan Masyarakat. Community work in New Zealand.

http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_19.htmn . Di akses, 3 November 2007.

Buku dan Makalah Seminar

Adi, R.S. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Lembaga Penerbit. Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Asngari, P.S. 2001. Perenan Agen Pembaruan/Penyuluh Dalam Usaha Memberdayakan (Empowerment) Sumberdaya

Manusia Pengelola Agribisnis. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Peternakan. Institut

Pertanian Bogor.

Aristo, D.A. 2004. Rejuvinasi Peran Perencana Dalam Menghadapi Era Perencanaan Partisipatif “Sebuah Tahapan

Awal dalam Pembentukan Kultur Masyarakat Partisipatif”. Disampaikan Dalam : Seminar Tahunan ASPI (Asosiasi

Sekolah Perencana Indonesia) Universitas Brawijaya, Malang Juli 2004. Teknik Planologi ITB.

Khairuddin. 1992. Pembangunan Masyarakat. Tinjauan Aspek; Sosiologi, Ekonomi, dan Perencanaan. Liberty.

Yogyakarta.

Mosher, A.T. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Syarat-Syarat Mutlak Pembangunan dan Modernisasi.

Disadur oleh : Ir. S. Krisnandhi dan Bahrin Samad. C.V. Yasaguna. Jakarta.

Ndraha, T. 1990. Membangun Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Rineka Cipta. Jakarta.

Rudito, B. dan Budimanta, A. 2003. Pengelolaan Community Development. Indonesia Center For Sustainable

Development. Jakarta.

Slamet, M. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB. Press. Bogor.

Solihin, D. 2006. Perencanaan Pembangunan Partisipatif. Makalah disampaikan pada Pelatihan Aparatur

Pemerintahan Daerah. Jakarta, 27 Desember 2006. Sekolah Tinggi Pemerintahan Abdi Negara.