Perencanaan Dan Pemograman PR

41
KATA PENGANTAR Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Perencaanaan dan Pemograman Public Relations”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Public Relations di Politeknik Indonusa Surakarta. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

description

Public Relations

Transcript of Perencanaan Dan Pemograman PR

Page 1: Perencanaan Dan Pemograman PR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Perencaanaan

dan Pemograman Public Relations”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang

diberikan dalam mata kuliah Public Relations di Politeknik Indonusa Surakarta.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan

saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada

Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas ini.

Surakarta, 12 Januari 2014

DAFTAR ISI ii

Page 2: Perencanaan Dan Pemograman PR

Kata Pengantar .............................................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................1

C. Tujuan ...................................................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................................ 2

A. Pengertian Tentang Selfie......................................................................................................2

B. Fenomena Selfie.....................................................................................................................2

C. Macam – macam foto selfie...................................................................................................4

D. Dampak dan manfaat foto selfie............................................................................................5

E. Selfie ditinjau dari sudut psikologi........................................................................................7

BAB III. PENUTUP.................................................................................................................. 8

A. Kesimpulan ...........................................................................................................................8

B. Saran......................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 9

BAB I

PENDAHULUAN

Page 3: Perencanaan Dan Pemograman PR

A. Latar belakang

Humas merupakan kependekan dari kata hubungan masyarakat. Hal ini seringkali

disederhanakan sebagai sebuah terjemahan dari istilah Public Relations (PR). Sebagai ilmu

pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan

gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu

politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain. Dalam kurun waktu

100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan

PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya. Proses perkembangan

PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.

Untuk menjadi seorang praktisi PR yang berkompeten, harus bisa memahami dan membuat

sebuah program kerja yang tersusun dan terkoordinasi dengan baik. Memelihara hubungan

yang terintegral dengan baik dengan para khalayak secara efektif merupakan faktor sangat

penting. Namun, jangan lupakan juga bahwasanya suatu bentuk proses didalamnya dimana

suatu perencanaan dan penyusunan program kerja untuk seorang praktisi PR merupakan bagian

yang sangat penting dalam proses perancangan dan evaluasi kinerja. Maka dari itu,seorang

praktisi PR harus terlebih dahulu membuat suatu perencanaan rencana kerja dan kemudian

membuat program-program kerja yang akan digunakan dalam menjalankan tujuan dari fungsi

manajemen.

B. Rumusan masalah

1. Mengapa program PR harus direncanakan dengan matang dan dalam kurun waktu tertentu,

bukannya langsung dioperasionalkan berdasarkan situasi yang ada dari hari ke hari?

2. Bagaimanakah sebuah proses kegiatan PR itu?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui program PR dengan matang dan dalam kurun waktu tertentu

2. Untuk mengetahui proses kegiatan PR itu

BAB II

PEMBAHASAN

Page 4: Perencanaan Dan Pemograman PR

Menurut Dominick (2000), strategi plans involve long range, general goals that the

organization wishes to achieve (rencana strategis mencakup tujuan jangka panjang dan bersifat

umum yang ingin dicapai perusahaan). Rencana strategis disusun oleh management puncak.

Sedangkan rencana taktis berrsifat lebih spesifik yang merinci tugas yang harus dicapai oleh

masing-masing organisasi yang ada pada perusahaan untuk mencapai rencana strategis yang sudah

ditetapkan.

Perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dan dapat dikatakan menjadi hal yang

fundamental dalam pekerjaan humas yang dijalankan oleh para praktisi PR. Kampanye humas

mencakup hal-hal seperti menetapkan tujuan yang hendak dicapai,mempertimbangkan alternatif-

alternatif yang nantinya akan tersedia sebagai jalan kedua dalam menjalankan suatu proses,menilai

dan memperhitungkan suatu resiko yang akan diterima dan manfaat dari masing-masing alternatif

yang dipilih,memutuskan suatu keputusan sebagai suatu arah tindakan,menetapkan besarnya

anggaran,serta mendapatkan persetujuan dan dukungan yang dibutuhkan dari pihak manajemen

perusahaan.

Bentuk konkret dari suatu rencana adalah program kerja. Setiap praktisi humas dituntut untuk

dapat menyusun program kerjanya,baik untuk program jangka panjang maupun jangka pendek.

Program kerja harus dipersiapkan secara cermat dan hati-hati agar dapat memberikan hasil yang

nyata. Tanpa adanya program yang terencana, praktisi humas hanya berkerja berdasarkan naluri

atau insting saja sehingga mudah kehilangan arah, mudah tergoda terhadap hal-hal yang baru. Hal

tersebut membuat praktisi humas sulit memantau sejauh mana hasil yang sudah dicapai.

A. Empat alasan perencanaan program Public Relation

Perencanaan program public relations adalah suatu bentuk kegiatan yang terintegrasi pada

suatu proses awal dalam pembentukan suatu image positif bagi suatu organisasi. Hal ini

dikarenakan dalam membentuk suatu image positif itu harus dimulai dengan adanya suatu

program yang sudah terencana dengan baik dan matang. Maka dari itu setiap program yang

akan dijalankan harus memiliki suatu perencanaan pogram. Terdapat empat alasan yang paling

penting bagi perlunya perencanaan Public Relations. Keempat alasan tersebut meliputi:

1. Untuk menetapkan target-target operasi Public Relations yang nantinya akan menjadi tolak

ukur atas segenap hasil yang diperoleh.

Page 5: Perencanaan Dan Pemograman PR

2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.

3. Untuk menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program dan waktu yang

diperlukan untuk melaksanakan segenap program Public Relations yang telah

diprioritaskan itu.

4. Untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan

ketersediaan staf pendukung atau personil yang mencukupi, dukungan dari berbagai

peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak, kamera, kendaraan, dan sebagainya,

serta anggaran dana yang tersedia.

Tanpa adanya suatu program kerja yang terencana dengan baik,seorang praktisi Public

Relations akan terpaksa beroperasi secara instingtif sehingga seorang praktisi Public Relations

mudah kehilangan arah dalam kinerjanya. Hal ini akan berdampak pada praktisi Public

Relations akan terbawa pada hal-hal baru, sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan.

Pada akhirnya, seorang praktisi Public Relations akan sulit memantau kinerjanya dan sejauh

mana kemajuan yang sudah dicapai dan hasil konkret apa saja yang telah dihasilkan.

B. Enam langkah dalam model perencanaan public relation

Di dalam model perencanaan public relation, terdapat enam langkah yang sudah diterima

secara luas dan dijalankan secara berkala oleh para praktisi public relation. Diantara enam

langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan situasi

2. Penetapan tujuan

3. Definisi khalayak

4. Pemilihan media dan teknik-teknik public relation

5. Perencanaan anggaran

6. Pengukuran hasil

C. Perencanaan logis

Ini merupakan prosedur penyusunan rencana yang didasarkan pada pencapaian tujuan.

Tentu saja, keberhasilan akhirnya ditentukan oleh keahlian dan definisi proses pelaksanaannya.

Kunci utama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi

yang ada. Sebelum kita merumuskan program public relation, kita perlu mengetahuki titik

awalnya. Misalnya kita harus mengethui secara pasti seperti apa citra organisasi dimata

khalayaknya. Untuk memahami situasinya, kita memerlukan data informasi atau data intelijen.

Page 6: Perencanaan Dan Pemograman PR

Keberadaan audit suatu komunikasi, suatu studi mengenai situasi-situasi internal maupun

ekaternal yang dihadapi organisasi adalah penting.

D. Proses transfer public relation

Situasi negatiF Situasi positif

Pada situasi tersebut, tujuan yang hendak dicapai adalah mengubah empat sikap negatif

menjadi empat sikap positif. Melalui pengubahan tersebut diharapkan pada akhirnya akan

dicapai suatu pengetahuan yang dapat menumbuhkan pemahaman yang baik. Tujuan paling

mendasar kegiatan PR adalah penciptaan pemahaman. Kadangkala pemahaman ini dapat

menjadi sesuatu yang disukai atau malah dibenci orang. PR tidak sekedar hanya merupakan

suatu usaha untuk membuat oang lain berfikir bahwa tingginya tingkat kehebatan seorang

praktisi PR bagi suatu organisasi. Namun, hal tersebut merupakan tujuan lanjutan, karena tidak

mungkin menciptakan toleransi tanpa adanya suatu pengertian yang positif.

E. Kompromi yang diperlukan

Dengan menyadari berbagai kesulitan dalam melaksanakan proses transfer PR dari sikap

negatif menjadi sikap positif, membentuk suatu stigma positif bagi para khalayak maka setiap

praktisi PR harus selalu bersikap realistis dan tidak sampai terjebak dalam sikap optimisme

yang cenderung berlebihan. Ada baiknya jika seorang praktisi PR menetapkan suatu target yang

wajar, misalnya saja menaikkan tingkatan persentase khalayak yang akan bersedia memahami.

Angka ini mungkin saja akan meningkat dengan adanya suatu kegiatan kampanye PR yang

sukses dilancarkan dan dijalankan selama beberapa tahun.

F. Penyelidikan kasus

Hal ini dimanfaatkan untuk dapat memahami situasi yang ada dan teraktual untuk mengetahui

bagaimana keadaan diluar yang sedang berkembang. Maka dari itu,seorang praktisi PR perlu

untuk mengadakan suatu investigasi atau penyelidikan tentang suatu rumor yang berkembang

yang selanjutnya dapat digunakan dan menjadi langkah awal dalam pengumpulan pendapat.

Investigasi itu sendiri bisa dilakukan melalui suatu observasi atau melalui suatu studi informasi

Permusuhan

Prasangka

Apati

Acuh takut acuh

Simpati

Penerimaan

Minat

pengetahuan

Page 7: Perencanaan Dan Pemograman PR

dan statistic. Tetapi kalau tidak ada informasi pendukung yang dapat diandalkan, maka kita

harus mengadakan penelitian secara khusus dan mendalam.

G. Pengumpulan pendapat

Pengumpulan pendapat merupakan suatu proses awal dalam memantau opini public agar

seorang praktisi PR mengetahui rumor apa yang sedang berkembang. Hal ini juga merupakan

salah satu metode yang paling sering digunakan oleh para praktisi public relation untuk

pengumpulan pendapat atau opini sebagai studi sikap dimana seseorang pewawancara akan

mengajukan serangkaian pertanyaan kepada sejumlah responden sampel yang dianggap cukup

mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. Selanjutnya, jawaban-jawaban merek

dikelompokan menurut kategori tertentu. Sampel itu sendiri bisa dibentuk atas dasar jenis

kelamin, status perkawinan, kelompok umur, strata status sosial ekonomi.

Pada proses pelaksanaan program pulic relation yang selanjutnya, perlu diberlakukan

beberapa penelitian atau survei lanjutan dengan selang waktu sekitar enam bulan untuk

mencatat berbagi perubahan yang terjadi ats pendapat, sikap, atau tingkat pemahaman orang-

oramg yang menjadi khalayak kita. Titik berat public relation itu terletak pada upaya

mempengaruhi perubahan-perubahan, bukan untuk langsung memaksakan atau merekayasa

suatu citra yang dianggap menguntungkan bagi organisasinya. Justru hal tersebut dapat menjadi

boomerang tersendiri bagi perusahaan terkait.

H. Pemecahan masalah

Setelah seorang praktisi PR mampu mengenali situasinya dengan baik, maka seorang

praktisi PR akan dapat mengenali masalah-masalah yang ada serta mencari cara untuk

memecahkannya masalah tersebut. Melalui kegiatan PR, suatu organisasi atau perusahaan dapat

mengetahui dengan baik permasalahannya yang menjadi kendala dan mengetahui jalan

keluarnya. Seorang praktisi PR harus mampu meluruskan berbagai permasalahan

tersebut,karena seorang praktisi PR merupakan ujung tombak bagi perusahaan. Selain

pemecahan masalah,seorang praktisi PR yang baik juga harus mampu menciptakan suatu

pemahaman positif yang sesuai dengan keadaan sebenarnya kepada para khalayak sebagai

pembentukan suatu brand image positif. Di lain pihak, PR yang buruk adalah PR yang mencoba

memberikan suatu gambaran yang tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya kepada

khalayak. Keberadaan sikap negatif ini, sifatnya atau alasan keberadaannya mungkin tidak

diperkirakan terjadi dalam organisasi oleh para khalayak.

Page 8: Perencanaan Dan Pemograman PR

I. Metode-metode pengenalan situasi

Pengenalan situasi ini merupakan langkah yang penting dalam menjalankan sebuah proses

didalam mengumpulkan berbagai opini publik dari berbagai sumber terkait dan mengetahui

keadaan sekitar tentang opini dan berita apa yang sedang berkembang dan bagaimana keadaan

dari tingkat persaingan antar organisasi. Pengenalan situasi juga berpengaruh untuk

menentukan suatu kebijakan tertentu untuk kedepannya dan langkah apa saja yang akan

diambil,sehingga dapat dikatakan langkah ini dilakukan suatu proses awal dalam pembentukan

suatu perencanaan.

Cara untuk mengenali situasi sebenarnya lebih dari sekedar pengumpulan pendapat.

Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Survei-survei yang khusus diadakan untuk mengungkapkan pendapat, sikap-sikap

masyarakat, atau citra organisasi dimata khalayaknya.

2. Pemantauan beita-berita di media massa

3. Tinjauan terhadap kecenderungan angka dan grafik penjualan serta menelaah berbagai

indikasi yang terkandung didalam laporan-laporan tahunan.

4. Tinjauan terhadap kondisi-kondisi persaingan pada umumnya dipasar.

5. Tinjauan terhadap fluktuasi harga-harga saham (jika organisasi anda adalah sebuah

perusahaan yang telah go public), survei terhadap pendapat umum dikalangan para pelaku

pasar bursa, penafsiran angka deviden, serta penelaah data neraca keuangan.

6. Situasi hubungan industrial pada umumnya (antara lain berupa frekuensi pemogokan dan

protes terhadap suatu kebijakan dari pihak manajemen yang mencakup berbagai hal seperti

angka gaji, fasilitas kerja dan sebagainya).

7. Keluhan konsumen, penerimaan produk, serta laporan atas hasil uji coba produk dipasar.

8. Diskusi mendalam dengan para petugas penjualan serta para distributor.

9. Tinjauan secara seksama terhadap berbagai kekuatan pasar mulai dari yang bersifat

ekonomis, sosial, hingga yang berdimensi politis.

10. Sikap-sikap tokoh-tokoh masyarakat.

J. Definisi Tujuan

Ruang lingkup tujuan PR itu sendiri ternyata sedemikian luasnya. Namun sehubungan

dengan keterbatasan sumber daya, maka kita harus selalu membuat skala prioritas. Tujuan itu

sendiri merupakan suatu cita-cita dari perusahaan yang akan menjadi modal pedoman dalam

Page 9: Perencanaan Dan Pemograman PR

menentukan program dan menjadi kompas kinerja bahwasanya kearah mana perusahaan ini

akan dibawa,tujuan akan menentukan proses program seperti apa yang akan dibangun dan

dibentuk serta sekaligus dijalankan oleh seorang praktisi PR untuk hal yang positif.

Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan PR sebuah perusahaan,

beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-

kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.

3. Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada

masyarakat dalam rangka mendapat pengauan.

4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta membuka pasar-pasar

ekspor baru.

5. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang

akan go public.

6. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan

dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman,kesangsian, atau alah

paham dikalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.

7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti

dalam memnfaatkan produk-produk perusahaan.

8. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mamu bertahan atau bangkit kembali

setelah terjadinya suatu krisis.

9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko

pengambilalihan (take over)

10. Untuk menciptakan image dan identitas perusahaan yang baru.

11. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyeenggaraan suatu

acara.

12. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan –kegiatan atau

produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari

peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.

13. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan.

K. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam penetapan skala prioritas

Page 10: Perencanaan Dan Pemograman PR

Setiap tujuan dari berbagai macam organisasi, baik yang komersial maupun yang non-

komersial, sama-sama memerlukan suatu program tindakan yang terencana. Setiap tujuan

organisasi dalam pengertian yang luas akan lebih mudah dijangkau apabila usaha

pencapaiannnya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan PR. Sehubungan dengan keterbatasan

sumber daya, khususnya dana, maka tidak semua tujuan tersebut bisa dicapai. Satu solusi yang

mungkin adalah menempatkan kegiatan disepanjang tahun atau menyertakan banyak personel

perusahaan dalam pengerjaan tugas ini, atau keduanya.

L. Penetapan khalayak

Sebesar apapun suatu organisasi tidak akan mungkin dapat menjangkau semua orang dari

berbagai publik. Bahkan, sebagian dari khalayak itu harus disisihkan jika khalayak yang

potensial terlalu luas atau bervariasi walaupun beberapa jenis khalayak masih bisa kita jangkau

melalui media-media tertentu seperti koran,surat kabar,radio dan televisi. Disini kita juga bisa

menyaksikan beberapa perbedaan penting dan mendasar antara dunia PR dan dunia periklanan.

Khalayak periklanan itu sendiri relatif cenderung agak terbatas dibandingkan PR, misalnya saja

kalangan masyarakat tertentu yang paling berpotensi untuk membeli suatu produk tertentu dan

targetnya lebih dapat dikotak-kotakkan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Sedangkan

khalayak PR itu sendiri relatif lebih luas dan bervariasi dibandingkan dengan khalayak

periklanan yang khalayaknya bersifat khusus. Sehingga seorang praktisi PR harus bisa

menentukan siapa saja yang akan dijadikan suatu target khalayak yang ingin dituju.

M. Pemilihan media dan teknik Public Relations

Pemilihan media harus diperhitungkan secara matang agar tingkat efisiensinya baik dan

dapat dikatakan efektif. Media yang akan dipilih harus disesuaikan dengan besarnya anggaran

yang tersedia dan tidak berlebihan yang nantinya justru akan merugikan perusahaan. Dalam

kegiatan PR itu sendiri pemilihan media itu sendiri merupakan babak pertengahan dalam suatu

kegiatan proses promosi dan pembentukan image. Beberapa langkah dalam pemilihan media

akan berpengaruh besar dan berdampak dominan pada hasil akhir.

Bila kita membandingkan media Public Relations dan media iklan,maka akan muncul hal-

hal menarik yang berkaitan dengan kedua bidang tersebut.diantaranya sebagai berikut:

1. Kampanye periklanan dan kampanye PR sama-sama bisa menggunakan berbagai macam

media. Sebagai contoh, iklan bisa saja ditempatkan dimajalah mingguan yang penuh warna

atau diselebaran-selebaran biasa. Pengenalan materi pr juga mungkin dilakukan melalui

Page 11: Perencanaan Dan Pemograman PR

artikel fitur, atau kampanye iklan juga dapat difokskan pada Koran harian nasional yang

terkenal. Pada saat yang sama, kampanye Public Relations juga menggunakan Koran sore

regional yang tidak memuat iklan perusahaan sehingga cakupannya dapat lebih tersebar.

2. Praktisi PR berhubungan dengan para editor, jurnalis, serta para produser TV dan radio.

Sedangkan pada praktisi periklanan lebih banyak berhubungan dengan para manajer iklan

dari berbagai perusahaan, atau petugas iklan dimedia massa

3. Iklan sifatnya lebih komersial dibandingkan dengan PR. Setiap kolom surat kabar atau

waktu siaran bagi iklan di radio harus dibayar. Sedangkan kolom danwaktu siar untuk

artikel pr terkadang tidak harus dibayar. Pemuatan atau penyiaran suatu materi pr tidak bisa

disamakan dengan iklan gratis, dan nilainya tidak bisa dihitung begitu saja dengan satuan

uang

4. Kampanye periklanan biasanya terbatas pada media-media yang bisa diharapkan akan

membuahkan hasil maksimal dengan biaya serendah-rendahnya. Tersedia berbagai sumber

untuk memperoleh data statistic guna mengukur besar atau kecilnya potensial pasar

(khalayak konsumen)

5. Diatas sudah disinggung bahwa tidak seperti duia periklanan, dunia pr dapat menggunakan

berbagi media khusus seperti jurnal-jurnal internal, bulletin, atau sekadar majalah dinding.

Peranan media khusus itu menjadi sangat penting seandainya organisasi yang bersangkutan

tidak menyediakan anggaran untuk biaya pemakaian media komersial seperti Koran atau

majalah.

N. Variasi Media PR

Media sebagai saluran dalam kegiatan promosi dan pembentuk pemahaman public dalam

suatu program begitu banyak variasi dan berbagai tingkat efektifitas dan besaran anggaran yang

sangat beragam dan bervariatif. Berbagai variasi dari media-media utama bagi kegiatan PR itu

diantaranya :

1. Media pers (Press)

Media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang beredar dimasyarakat secara umum,

baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional; korn-loran gratis;

majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas

untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-

laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.

Page 12: Perencanaan Dan Pemograman PR

2. Audio-visual

Media ini terdiri dari slide dan kaset dan terbentuk dalam format video (agar dapat diputar

kembali pada pesawat televisi).

3. Radio

Kategori ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang berskala local,nasional, hingga

internasional seperti rekaman yang disiarkan ke radio local Inggris melalui Two-Ten

Communications (dulu bernama UMS), PR siaran luar negeri BBC, COI (Central Office of

Information) dan sebagainya.

4. Televisi

Sama halnya dengan radio, televisi yang sering digolongkan sebagai media PR, tidak

hanya televise nasional atau regional tapi juga televise internasional (melalui COI),

termasuk pula sistem-sistem telete seperti Prestel dan Ceefax, yakni suatu perangkat yang

memungkinkan pemakaiannya memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan melalui

layar televisi.

5. Pameran

Dalam melaksanakan suatu program atau kampanye PR, praktisi PR juga sering

memanfaatkan acara eksibisi atau pameran.

6. Bahan-bahan cetakan (printed material)

Yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur

yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan PR tertentu.

7. Penerbitan buku khusus (sponsored books)

Isi buku ini bermacam-macam misalnya buku petunjuk penggunaan produk yang

dikelurkan oleh perusahaan perkakas elektronik dan sebagainya yang diterbitkan oleh

pembuat produk-produk yang populer.

8. Surat Langsung (direct mail)

media ini lazim pula digunakan sebagai alat penyampaian pesan PR. Surat seperti ini tidak

hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu saja tapi juga kepada berbagai macam

lembaga yang sekiranya relevan atau untuk dipajang di tempat-tempat umum.

9. Pesan-pesan lisan (spoken word)

Penyampaian pesan PR tidak hanya dilakukan melalui media massa tapi juga bisa melalui

Page 13: Perencanaan Dan Pemograman PR

komunikasi langsung atau tatap muka. Kegiatan seperti ini bisa dilakukan dalam berbagai

kesempatan seperti dalam acara makan atau minum bersama, di sela-sela pertemuan dinas,

dalam pembicaraan telepon, atau dalam suatu seminar.

10. Pemberian sponsor (sponsorship)

Suatu organisasi atau perusahaan bisa pula menjalankan kegiatan PR-nya melalui

penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara seni, olahraga,

ekspedisi, beasiswa universitas, sumbangan amal dan sebagainya. Kegiatan penyediaan

sponsor juga sering dilakukan dalam rangka melancarkan suatu iklan atau mendukung

usaha-usaha pemasaran, terkadang untuk alasan derma, dan sering kaliuntuk alasan PR.

Dalam setiap sponsor selalu terkandung elemen PR, karena kegiataan ini menghasilkan

nilai baik bagi organisasi yang memberikannya.

11. Jurnal organisasi (hause journals)

Istilah jurnal organisasi juga sering disebut sebagai ‘jurnal internal’, ‘buletin terbatas’ atau

‘koran perusahaan’. Namun semua istilah itu mengacu pada suatu bentuk terbitan dari

sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan

komunikasi dengan khlayak.

12. Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (corporate identity)

Bentuknya bisa bermacam-macam, tergantung pada bentuk dan karakter oerganisasinya.

Ciri khas organisasi dan identitas perusahaan ini sengaja diciptakan untuk mengingatkan

khalayak atas keberadaan organisasi yang bersangkutan.

O. Media dan Anggaran

Para perencana media Public Relations juga harus memperhitungkan dan mempunyai

rencana yang matang dalam menentukan melalui media apa yang nantinya harus dipilih dan

digunakan untuk dapat menjangkau khalayak yang telah dipilih sebagai sasaran,tentunya juga

sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada yang sudah diperhitungkan oleh pihak

management. Praktisi PR harus bisa memilih media yang efektif namun sesuai dengan

anggaran yang disiapkan pihak manajemen,sehingga setiap proses tidak menjadi sia-sia dimana

perusahaan tidak mengalami kerugian dan bahkan mendapatkan manfaat yang positif dari

program yang telah dibentuk dan dijalankan dari pihak manajemen organisasi atau perusahaan.

P. Biaya-biaya perencanaan

Public Relations merupakan suatu kegiatan yang padat karya, sehingga pos pengeluaran

Page 14: Perencanaan Dan Pemograman PR

terbesar dihabiskan untuk membayar pemakaian jam kerja alias gaji pegawai. Pos pengeluaran

lain yang cukup besar juga melibatkan pemakaian alat-alat canggih seperti kamera

video,computer,hingga mesin cetak modern. Biaya-biaya perencanaan harus diperhitungkan

secara nominal dan tingkat efektifitasnya sehingga tidak menjadi sia-sia. Penghitungan dan

persiapan dana dimulai dari persiapan dana yang akan digunakan untuk membiayai media apa

yang akan dipilih dan digunakan sebagai saluran promosi,dana untuk transportasi dan dana

untuk berbagai program-program lainnya.

Q. Pengukuran keberhasilan atau kegagalan

Faktor pengukuran keberhasilan atau kegagalan berdasarkan model perencanaan Public

Relations merupakan faktor yang penting setelah mempersiapkan dan menghitung anggaran

yang akan digunakan dalam menjalankan fungsi Public Relations dan juga sebagai langkah

akhir dari suatu sistem proses kinerja yang panjang. Hal ini karena pengukuran hasil

merupakan proses evaluasi dari kinerja baik jangka panjang maupun jangka pendek,untuk

mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai. Sebuah proses yang panjang yang dimulai

dari mengumpulkan opini dari berbagai pihak dan media,menentukan khalayak yang akan

menjadi sasaran target ,menyiapkan anggaran yang akan digunakan untuk hal yang berkaitan

dalam menjalankan proses dalam kegiatan promosi, memilih media yang efektif,hingga dalam

suatu proses-proses tersebut harus dipantau sejauh mana tingkat keberhasilan dan

keefektifitasannya dengan melakukan pengukuran hasil agar dapat mengetahui apa saja yang

sudah diraih sehingga mendapatkan gambaran dalam menentukan arah dalam langkah

berikutnya.

Terdapat tiga hal pokok yang berkaitan dengan proses evaluasi yang berkenaan dengan

program dari kegiatan PR,diantaranya:

1. Teknik-teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi seringkali juga

dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan

yang telah dilaksanakan. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap merupakan dua

metode yang paling lazim digunakan.

2. Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahapan perencanaan. Namun jika

diperlukan,penyesuaian bisa dilakukan selama berlangsungnya proses pelaksanaan dari

Page 15: Perencanaan Dan Pemograman PR

program Public Relations yang bersangkutan.

3. Setiap program PR harus memiliki tujuan yang pasti,sehingga perlu menetapkan target-

target tertentu yang nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur atau media perbandingan

dari hasil riil atau nyata dari yang telah dicapai dan diperoleh. Unsur kualitatif yang

digunakan sebagai tolak ukur adalah liputan oleh media massa. Sikap-sikap media massa

yang lebih simpatik terhadap suatu organisasi bisa pula dipandang sebagai salah satu bukti

suatu keberhasilan atas segenap kegiatan PR yang sudah dilakukan secara sistematis oleh

organisasi atau perusahaan tersebut.

BAB III

KESIMPULAN

Page 16: Perencanaan Dan Pemograman PR

Jadi, seorang praktisi Public Relations harus memiliki perencanaan yang matang dalam

membuat suatu program kerja dan harus secara efisien menjalankan proses tersebut. Perencanaan

dan Pemrograman dijadikan kompas kinerja yang akan menjadi patokan dan skala dalam

menjalankan fungsi management. Perencanaan itu sendiri terdiri dari yang berwujud (fisik) dan

yang tak berwujud (Non fisik). Seorang praktisi PR harus memikirkan langkah apa saja yang akan

diambil dalam mewujudkan suatu sistem yang baik dan terencana agar tidak salah arah dalam

proses kinerjanya.

Perencanaan yang baik serta pembentukan suatu program yang efektif dan efisien akan

berdampak positif bagi perusahaan dan organisasi bersangkutan. Hal ini secara otomatis

menguntungkan secara materi bagi perusahaan dalam jangka waktu tertentu dari hasil kinerja

tersebut. Membuat program juga harus direncanakan secara matang agar program yang akan dipilih

dan dijalankan akan efektif dan akan menghasilkan hasil yang maksimal. Dapat disimpulkan bahwa

dalam menjalankan fungsi management,seorang PR harus memfikirkan tentang langkah apa yang

akan diambil dan kemana nasib perusahaan akan dibawanya, kemudian membuat suatu kegiatan

perencanaan yang baik dengan disertakan program-program dan media apa yang akan dipilih agar

secara efektif meningkatkan minat positif bagi khalayak. Perencanaan itu sendiri terdiri atas

mengumpulkan opini public,menyiapkan anggaran,memilih media yang efektif dan efisien dan

kemudian menjalankan program-program yang sudah dibentuk.

DAFTAR PUSTAKA

Drs.Morissan, S.H, M.A.,Management Public Relations; Strategi menjadi humas professional,2008.

Page 17: Perencanaan Dan Pemograman PR

Jefkins,Frank. Public Relations,2002.