PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ......

57

Transcript of PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ......

Page 1: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan
Page 2: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

PEREKONOMIAN INDONESIATAHUN 2016:

PROSPEK DAN KEBIJAKAN

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

STAF AHLI MENTERI BIDANG SINERGI EKONOMI DAN PEMBIAYAANJANUARI 2016

Page 3: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

KATA PENGANTAR

Dalam rangka memberi sumbangan pemikiran pada kebijakan ekonomi tahun2016, Unit Kerja Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sinergi Ekonomi dan PembiayaanKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyusun kajianberjudul: Perekonomian Indonesia Tahun 2016 : Prospek dan Kebijakan.

Kajian ini terdiri atas dua bagian pokok. Bagian pertama memaparkan kondisiekonomi makro tahun 2015 baik dunia maupun dalam negeri termasuk situasipengangguran, kemiskinan, serta disparitas wilayah dan distribusi pendapatan di dalamnegeri. Bagian kedua menguraikan secara ringkas tantangan pokok yang dihadapitahun 2016, langkah pokok yang perlu ditempuh, serta prospek ekonomi tahun 2016.

Semoga kajian ringkas ini memberi manfaat bagi kita.

Staf Ahli MenteriBidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan PembangunanKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Bambang Prijambodo

Page 4: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR GRAFIK iii

DAFTAR BOKS iv

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2015 I-1A. EKONOMI DUNIA I-1B. EKONOMI INDONESIA I-10

MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10PERDAGANGAN LUAR NEGERI I-15PARIWISATA I-17NERACA PEMBAYARAN I-18INVESTASI I-19KEUANGAN NEGARA I-20INDIKATOR AKHIR TAHUN 2015 I-21PERTUMBUHAN EKONOMI I-23POSISI UTANG PEMERINTAH DAN UTANG LUAR NEGERI I-25PENGANGGURAN TERBUKA DAN KEMISKINAN I-26PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH DAN DISPARITASWILAYAH I-28DISTRIBUSI PENDAPATAN I-29

BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2016 II-1A. EKONOMI DUNIA II-1B. TANTANGAN POKOK II-6C. LANGKAH YANG PERLU DITEMPUH II-7D. PROSPEK EKONOMI TAHUN 2015 II-18

PERTUMBUHAN EKONOMI II-18NERACA PEMBAYARAN II-19MONETER II-19

E. DOWNSIDE RISK II-20

Page 5: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

ii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1. Produk Domestik Bruto Berbagai Negara, Tahun 2007 – 2015 I-1Tabel I.2. Ekonomi Cina, Tahun 2010 – 2015 I-2Tabel I.3 Indikator Bulanan Ekonomi Cina I-3Tabel I.4. Produk Domestik Bruto Jepang, Tahun 2010 – 2015 I-4Tabel I.5. Pengangguran di Kawasan Eropah I-5Tabel I-6. Produk Domestik Bruto Amerika Serikat, Tahun 2010 – 2015 I-6Tabel I-7. Indikator Bulanan Ekonomi Amerika Serikat I-6Tabel I.8. Harga Komoditi Primer dan Harga Komoditi Ekspor Indonesia I-8Tabel I.9. Indeks Harga Saham Global I-9Tabel I.10. Nilai Tukar Mata Uang I-10Tabel I.11. Cadangan Devisa I-11Tabel I.12. Perkembangan Inflasi, Mei – Desember 2015 I-12Tabel I.13. Perkembangan Harga Komoditas Bahan Pokok I-12Tabel I.14. Penyaluran Kredit dan Penghimpunan Dana Perbankan I-15Tabel I.15. Perdagangan Luar Negeri, Mei – Desember 2015 I-16Tabel I.16. Perdagangan Luar Negeri, Tahun 2007 – 2015 I-17Tabel I.17. Arus Wisatawan Mancanegara, Tahun 2007 – 2015 I-18Tabel I.18. Ringkasan Neraca Pembayaran, Tahun 2010 – 2015 I-19Tabel I.19. Realisasi Sementara APBNP Tahun 2015 I-21Tabel I.20. Indikator Daya Beli dan Konsumsi Masyarakat I-22Tabel I.21. Indikator Investasi I-22Tabel I.22 Pertumbuhan Ekonomi, Tahun 2010 – 2015 I-24Tabel I.23. Sumbangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Tahun 2010 – 2015 I-25Tabel I.24. Utang Pemerintah dan Swasta, Tahun 2007 – 2015 I-26Tabel I.25. Kondisi Ketenagakerjaan, Agustus 2009 – Agustus 2015 I-24Tabel I.26. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Tahun 2004 – 2015/9 I-28Tabel I.27. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tahun 2010 – 2015 I-29Tabel I.28. Gini Ratio Provinsi, Tahun 2010 – 2015 I-30

Tabel II.1. Ekonomi Dunia, Tahun 2005 – 2016*) II-1Tabel II.2. Indeks Harga Komoditi, Tahun 2012 – 2016*) II-2Tabel II.3. Indeks Harga Komoditi Primer dan Komoditi Ekspor Indonesia II-3Tabel II.4. Perkembangan Harga Minyak Mentah dan Kronologi

Proyeksi Harga Minyak Mentah II-4Tabel II.5. Produksi, Konsumsi, dan Inventori Minyak Mentah Dunia II-5Tabel II.6. Ease of Doing Busines, 2015 II-10Tabel II.7. Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan, 2010 – 2015 II-13Tabel II.8. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto, Tahun 2010 – 2016*) II-18Tabel II.9. Neraca Pembayaran, Tahun 2010 – 2016*) II-19

Page 6: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

iii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik I.1. Perkembangan Utang Perusahaan dan Perorangan Cina I-4Grafik I.2. Pengangguran Amerika Serikat I-7Grafik I.3. Indeks Harga Energi dan Non-Energi, Tahun 2001 – 2015 I-6Grafik I.4. Nilai Tukar Rupiah Bulanan, Januari 2014 – Desember 2015 I-10Grafik I.5. Nilai Tukar Rupiah Harian, 2 Januari 2015 – 19 Januari 2016 I-10Grafik I.6. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah, 2 Januari 2015 – 19 Januari 2016 I-11Grafik I.7. Suku Bunga dan Inflasi, Juli 2014 – Januari 2016 I-13Grafik I.9. Kredit Perbankan, Januari 2014 – Desember 2015 I-13Grafik I.10. Indeks Saham dan Kapitalisasi Pasar, Triwulan I/2006 – IV/2015 I-14Grafik I.11. Rasio Investasi terhadap PDB, Tahun 2001 – 2015 I-20Grafik I.12. Realisasi Total Investasi (BKPM), Tahun 2008 – 2015 I-20Grafik I.13. Indeks Kedalaman dan Kemiskinan, 2011/3 – 2015/9 I-28Grafik I.14. Gini Rasio, Tahun 2002 – 2015 I-30Grafik I.15. Distribusi Pendapatan, Tahun 2002 – 2014 I-30

Grafik II.1. Harga Komoditi dan Ekonomi Cina II-3Grafik II.2. Perkembangan Harian Harga Minyak Mentah Dunia II-4Grafik II.3. West Texas Intermediate, Januari 2013 – Desember 2017*) II-5Grafik II.4. World Fuels Production and Consumption Balance II-5Grafik II.5. Dana Pemerintah Daerah di Perbankan II-7

Page 7: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

iv

DAFTAR BOKS

Halaman

Boks II.1. Dana Pemerintah Daerah di Perbankan II-8Boks II.2. Ruang Penurunan Suku Bunga II-11Boks II.3. Ringkasan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I – X II-13

Page 8: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-1

BAB IKONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2015

A. EKONOMI DUNIA

Ekonomi dunia tahun 2015 masih dihadapkan pada perlambatan ekonomi dunia,ketidakpastian ekonomi di Cina, serta resiko dari rencana normalisasi kebijakan sukubunga AS (Fed Funds rate)

Kecuali beberapa negara dalam kelompok negara maju seperti Amerika Serikat danKawasan Eropa secara keseluruhan, hampir semua perekonomian terutama yangtergolong dalam kelompok negara emerging dan berkembang tumbuh melambat.Pertumbuhan ekonomi berbagai negara pada beberapa kawasan penting duniatahun 2007 – triwulan IV/2015 dapat dilihat pada Tabel I.1 berikut ini.

PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN 2007- IV/2015(% perubahan, y-o-y)

20152014201520142013201220112010200920082007NegaraTw 4Tw 3Tw 2Tw 1Tw 4

1,82,12,72,92,52,42,41,52,21,62,5-2,8-0,31,8Amerika Serikat0,51,21,02,12,61,22,52,01,93,03,4-2,71,22,0Kanada0,51,70,7-1,0-1,00,40,01,41,7-0,54,7-5,5-1,02,1Jepang1,92,12,32,53,02,22,81,80,31,11,7-5,2-0,83,4Inggris1,31,71,61,21,51,51,60,50,93,43,9-5,10,83,4Jerman1,31,11,10,90,11,10,20,30,02,01,7-3,1-0,12,3Perancis1,21,92,22,51,62,01,0-0,8-1,20,91,5-3,71,83,9Belanda1,00,80,50,1-0,40,6-0,4-1,9-2,40,51,7-5,5-1,21,7Itali3,53,43,22,72,13,21,4-1,2-1,60,1-0,2-3,80,93,5Spanyol3,63,63,43,73,73,63,51,61,94,53,91,65,16,8Polandia1,21,41,61,60,61,50,9-1,4-3,2-1,31,9-2,9-0,02,4Portugal

-1,9-1,90,80,30,9-0,70,6-3,9-7,0-7,1-4,9-3,1-0,23,5Yunani3,02,62,73,33,22,93,61,1-1,71,61,1-6,80,90,1Hongaria3,83,63,74,02,63,82,83,50,72,2-1,1-6,67,36,3Romania2,72,31,10,2-1,61,6-2,3-5,3-2,40,51,1-1,93,65,1Siprus1,51,61,61,30,91,50,9-0,5-0,81,62,0-4,50,53,0Zona Eropa3,02,52,02,32,52,53,02,43,62,62,61,32,14,0Australia6,86,97,07,07,36,97,37,77,89,310,49,29,614,2Cina7,37,77,67,56,67,57,16,95,16,610,38,53,99,8India3,02,72,22,52,72,63,32,92,33,76,30,32,35,1Korea Selatan

-0,3-0,60,14,03,60,93,92,11,54,210,8-1,80,76,0Taiwan2,01,82,02,72,12,12,93,91,96,015,1-0,61,99,0Singapura1,92,22,92,42,52,42,63,11,74,86,8-2,52,16,5Hong Kong5,04,74,74,75,04,85,05,66,06,26,44,76,06,3Indonesia4,54,74,95,65,75,06,04,75,65,17,2-1,64,86,2Malaysia2,82,92,83,02,12,80,82,87,30,87,5-0,71,75,4Thailand6,36,05,85,06,65,86,17,26,83,67,61,14,26,6Filipina

-4,1-4,6-1,9-0,30,61,33,44,34,5-7,85,28,5Rusia4,03,82,52,72,94,12,18,89,2-4,80,74,7Turki

-4,5-2,6-1,6-0,20,12,30,92,77,5-0,35,26,1Brasil2,52,62,22,52,62,52,31,13,94,05,1-4,71,43,1Meksiko0,61,01,32,21,41,31,52,22,23,23,0-1,53,65,5Afrika Selatan

Sumber: Badan Statistik Negara Bersangkutan

Page 9: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-2

Ekonomi Cina terus melambat. Pada triwulan IV/2014, pertumbuhan ekonomi Cinamelambat menjadi 6,8 persen (y-o-y). Dalam keseluruhan tahun 2014, ekonomi Cinahanya tumbuh 6,9 persen, lebih rendah dari tahun 2013 dan 2014 (7,7 persen dan 7,3persen) dan target pemerintah Cina (7,0 persen).

Pertumbuhan ekonomi Cina tahun 2015 merupakan pertumbuhan terendahselama 25 tahun terakhir [catatan: pada krisis keuangan global dan resesi yangtajam pada tahun 2007/08, ekonomi Cina masih tumbuh 9,2 persen pada tahun2009]. Perkembangan ekonomi Cina tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada TabelI.2 berikut ini.

Perlambatan ekonomi Cina tahun 2015 terutama bersumber dari sektormanufaktur; sedangkan sektor tersier masih tumbuh relatif tinggi. Sektormanufaktur dalam tahun 2015 tidak lagi berperan sebagai penggerak ekonomi(tumbuh lebih rendah dari PDB).

Pertumbuhan sektor manufaktur melambat tajam menjadi 6,0 persen. PurchasingManager Index (PMI) di sektor manufaktur kurang dari 50 persen,mengindikasikan kontraksi pada pembelian alat dan mesin di sektor sekunder.Penjualan sektor industri turun 2,3 persen dan keuntungan sektor manufakturhanya meningkat secara marjinal (1,0 persen). Business confidence index turuntajam menjadi 46,0 pada triwulan IV/2015 dan 50,3 dalam keseluruhan tahun 2015.

EKONOMI CINA2015:42015:32015:22015:1201520142013201220112010

6,86,97,07,06,97,37,77,89,310,4PERTUMBUHAN PDB (%, y-o-y)1,61,81,91,3 (% perubahan q-t-q)

Sektor (%, y-t-d)3,93,83,53,23,94,14,04,54,3 Primer6,06,06,16,46,07,37,88,110,3 Sekunder8,38,48,47,98,38,18,38,19,4 Tersier1,61,61,41,41,61,52,52,54,14,6INFLASI

4,354,604,855,355,355,606,006,006,565,81SUKU BUNGA ACUAN (%)13,313,110,29,913,311,013,614,417,318,9UANG KUASI, M2, (% perub, y-o-y)

PERDAGANGAN LUAR NEGERI CINA (USD Miliar)615599560515228923462213205118991578 Ekspor439434420389168219601948181817411394 Impor

NERACA PEMBAYARAN (USD Miliar)607376220148215136238Current Account Balance

160138119435359312229246 Good Balance-66-49-45-151-124-80-47-23 Service Balance-28-122-34-78-20-70-26 Primary Income

-6-30-30-932541 Secondary Income11-41-18-80-85-128-122-185Cap and Fin Account Balance

000-03455 Capital Account Balance11-41-18-80-88-133-128-190 Financial Account Balance

74250209218176232186 Direct Investment Balance-17-16-88253482024 Portfolio Investment Balance

-137-53-140-25372-260972 Other Investment Balance3330351436943730333038433821331231812847CADANGAN DEVISA (USD Miliar)

INVESTMENT (% perub, yoy)10,010,311,413,510,015,719,620,623,8 Fixed Investment

1,02,64,68,51,010,519,816,227,9 Real EstatePURCHASING MANAGER INDEX

49,749,850,249,949,950,750,850,851,4 Manufaktur53,753,653,553,853,654,454,956,055,5 Non Manufaktur

INDUSTRI5,95,96,16,26,07,09,710,113,7 Nilai Tambah

-2,3-1,7-0,7-2,7-2,33,311,211,027,2 Penjualan0,81,21,42,00,87,012,25,325,4 Keuntungan

CONFIDENCE10,710,910,610,210,711,913,615,218,1 Ritel (% perubahan, yoy)46,050,551,852,850,355,058,562,869,6 Business (Index)

Sumber: Diolah dari Badan Statistik Cina, Bea Cukai Cina, Dept. Perdagangan Cina, SAFE Cina, Bank Sentral Cina

Page 10: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-3

Investasi, konsumsi masyarakat, serta ekspor dan impor juga melambat. Investasidi sektor properti dalam tahun 2015 melambat tajam menjadi 1,0 persen, fixedinvestment melambat menjadi 10,0 persen, serta penjualan ritel terus melambatmenjadi 10,7 persen. Ekspor Cina turun 2,4 persen mengindikasikan permintaaneksternal Cina yang melambat dan impor turun tajam 14,2 persen menggambarkanpermintaan domestik Cina yang melambat tajam. Perkembangan indikatorbulanan Cina sampai bulan Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel I.3 berikut ini.

Sekitar pertengahan tahun 2015, tekanan terhadap ekonomi Cina meningkat denganjatuhnya indeks saham Shanghai. Langkah devaluasi Yuan yang dimaksudkan untukmendorong daya saing ekspor Cina justru menimbulkan kekuatiran terhadapketahanan dan fundamental ekonomi Cina.

Menjelang akhir Juni 2015, bursa saham Cina jatuh oleh buble pasar saham. Indeksbursa saham Shanghai turun sekitar 30 persen dan menghapus lebih dari USD 3triliun kapitalisasi pasarnya. Jatuhnya indeks saham Shanghai kemudian disusuloleh turunnya indeks saham Hang Seng (Hong Kong).

Pemerintah dan bank sentral Cina segera melakukan langkah-langkah intervensiuntuk memulihkan pasar antara lain dengan buy back, penghentian sementaraperdagangan saham, pemberian stimulus baru sebesar USD 40 miliar untukmendorong pertumbuhan, dan penurunan suku bunga acuan.

Indeks bursa saham lainnya di kawasan Asia mengalami tekanan meski tidak besar(kecuali bursa saham Hong Kong). Dampak menjalar dari kejatuhan bursa sahamShanghai yang tidak terlalu besar di kawasan Asia antara lain karena pemilikansaham di Cina yang relatif tertutup untuk asing.

Kesehatan sistem keuangan dan fundamental ekonomi Cina terus menjadiperhatian global. Posisi pinjaman kepada perusahaan (termasuk BUMN Cina) danperorangan meningkat dari sekitar 125 persen PDB pada tahun 2008 menjadisekitar 207 persen PDB pada triwulan II/2015. Perkembangan utang perusahaandan perorangan di Cina dapat dilihat pada Grafik I.1 berikut ini.

INDIKATOR BULANAN EKONOMI CINAMaret 2015 - Desember 2015

Jan'16DesNovOktSepAgtJulJunMeiAprMar6,5766,4946,3986,3176,3566,3796,2106,2016,1986,2036,200Kurs (Yuan/USD)

1,81,61,51,31,62,01,61,41,21,51,4Inflasi (%, y-o-y)4,354,354,354,354,604,604,854,855,105,355,35Suku Bunga Acuan (%)

32313330343835263514355736513694371137483730Cadangan Devisa (USD Mil)49,449,749,649,849,849,750,050,250,250,150,1PMI Manufaktur (Indeks)53,554,453,653,153,453,453,953,853,253,453,7PMI Non-Man (Indeks)

13,313,713,513,113,313,310,210,69,69,9M2 (%perub, yoy)10,010,210,210,310,911,211,411,412,013,5Inv Fixed Assets (% perub)

1,01,32,02,63,54,34,65,16,08,5Inv Real Estate (% perub)10,711,211,010,910,810,510,610,110,010,2Ritel Sales (% perub)

5,96,25,65,76,16,06,36,15,95,6Indeks Produksi (% perub)-2,3-1,9-2,0-1,7-1,9-1,0-0,7-0,8-1,3-2,7Penjualan Industri (% perub)0,81,01,01,21,31,31,41,31,62,0Profit Industri (% perub)

-11,2-1,4-6,8-6,9-3,7-5,5-8,32,8-2,5-6,4-14,6Ekspor (% perub, y-o-y)-18,8-7,6-8,7-18,8-20,4-13,8-8,1-6,1-17,6-16,2-12,7Impor (% perub, y-o-y)65,061,154,061,561,061,343,046,459,134,23,7Neraca Perdagangan (USD Mil)

Sumber: Statistics China, Bank Sentral Cina, Bea dan Cukai Cina, Bloomberg. Februari mewakili bulan Januari dan Februari

Page 11: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-4

Ekonomi India tumbuh relatif tinggi. Dalam triwulan IV/2015, ekonomi India tumbuh7,3 persen (y-o-y) dan dalam keseluruhan tahun 2015, ekonomi India meningkat 7,5persen.

Perekonomian Jepang tumbuh rendah. Pada triwulan IV/2015, ekonomi Jepang kembalimengalami kontraksi sebesar 0,4 persen (q-t-q, seasonally adjusted). Meski lebih baikdari tahun 2014, dalam keseluruhan tahun 2015, ekonomi Jepang hanya tumbuh 0,4persen.

Konsumsi masyarakat dan rumah tangga turun. Investasi masyarakat di sektornon-residensial dan investasi publik juga turun. Perekonomian Jepang tahun 2015terbantu oleh ekspor barang dan jasa secara riil masih tumbuh positif sertakonsumsi pemerintah.

Secara umum langkah untuk mendorong perekonomian Jepang melalui kebijakanmoneter dan fiskal yang longgar sejauh ini belum efektif dalam menstimulirperekonomian Jepang. Perkembangan PDB Jepang tahun 2010 – triwulan IV/2015dapat dilihat pada Tabel I.4 berikut ini.

PRODUK DOMESTIK BRUTO JEPANGPersen Perubahan Terhadap Periode Sebelumnya (y-o-y)

2015:42015:32015:22015:12015201420132012201120100,51,70,7-1,00,40,01,41,7-0,54,7GDP (expenditure approach)

-1,10,40,1-4,2-1,2-0,91,72,30,32,8Private Consumption-1,20,30,0-4,1-1,3-0,81,62,10,12,7Consumption of Households-1,70,1-0,2-5,1-1,8-1,21,62,3-0,13,0Excluding Imputed Rent4,75,8-3,3-15,5-2,6-5,38,43,25,1-4,5Private Residential Investment3,72,21,1-1,31,33,1-0,53,74,10,3Private Non-Residential Investment1,41,21,30,61,10,11,91,71,21,9Government Consumption

-4,1-0,62,0-4,2-2,20,48,02,7-8,20,7Public Investment-0,83,01,87,12,78,31,2-0,2-0,424,8Exports-0,71,50,7-0,70,27,23,15,35,911,1Imports-1,41,3-1,44,2GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted at annual rate)-0,40,3-0,31,0GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted)

Sumber: Cabinet Office, Government of Japan; 1st Preliminary

Page 12: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-5

Perekonomian negara industri Asia tetap melambat. Dalam tahun 2015 ekonomiSingapura dan Hong Kong tumbuh masing-masing 2,1 persen dan 2,4 persen, lebihrendah dari tahun sebelumnya (2,9 persen dan 2,6 persen). Ekonomi Korea Selatantumbuh 2,6 persen, lebih lambat dari tahun sebelumnya (3,3 persen). Pertumbuhanekonomi Taiwan melambat tajam menjadi 0,9 persen dari tahun sebelumnya (3,9persen).

Pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Filipina melambat masing-masing menjadi5,0 persen dan 5,8 persen pada tahun 2015 dari tahun sebelumnya (6,0 persen dan6,1 persen). Sementara itu, ekonomi Thailand tumbuh 2,8 persen.

Pemulihan ekonomi di Kawasan Eropah (Euro Area) membaik. Pada triwulan I, II, IIIdan IV/2014, Kawasan Eropah tumbuh berturut-turut 1,3 persen, 1,6 persen, 1,6persen, dan 1,5 persen (y-o-y), lebih baik dari tahun 2013 dan 2014 (tumbuh 0,5persen dan 0,9 persen). Dalam keseluruhan tahun 2015, ekonomi Kawasan Eropahtumbuh 1,5 persen, lebih baik dari tahun 2014 (0,9 persen).

Hampir semua negara di Zona Eropa, kecuali Yunani, tumbuh positif, termasukSiprus. Perlambatan ekonomi terjadi antara lain di Jerman, Inggris, dan Hongaria.

Pengangguran di Kawasan Eropah, meski masih relatif tinggi di beberapa negara,secara bertahap berkurang. Pengangguran turun dari 18,4 juta orang (11,6 persen)pada bulan Juni 2014 menjadi 16,8 juta orang (10,4 persen) pada bulan Desember2015. Pengangguran di Yunani dan Spanyol masih tetap tinggi yaitu 24,5 persendan 20,8 persen pada bulan Oktober dan Desember 2015. Tingkat pengangguran diKawasan Eropah dan beberapa negara di kawasan tersebut dapat dilihat pada TabelI.5 berikut ini.

Perekonomian Amerika Serikat tahun 2015 solid. Dalam keseluruhan tahun 2015,ekonomi AS tumbuh 2,4 persen meski dalam kecenderungan melambat. Pada triwulanII, III, dan IV/2015, ekonomi AS tumbuh 3,9 persen, 2,0 persen, dan 0,7 persen (q-t-qat annual rate) atau 2,7 persen, 2,1 persen, dan 1,8 persen (y-o-y).

Dalam tahun 2015, ekonomi AS didorong oleh permintaan domestik terutamakonsumsi yang kuat, investasi di sektor perumahan, dan pengeluaran pemerintahyang lebih baik. Sementara itu dorongan ekspor berkurang, mengindikasikanekonomi AS tidak sepenuhnya terbebas dari perlambatan ekonomi dunia. Eksporbarang dan jasa secara nominal dalam tiga triwulan pertama tahun 2015 turun 4,3

PENGANGGURAN DI KAWASAN EROPAHMaret 2015 - Desember 2015

DesNovOktSepAgtJulJunMeiAprMar16750167991696917090172721736017657177021776817892Kawasan Eropa (rb org)

10,410,510,610,610,810,811,011,011,111,2 Persentase4,54,54,54,54,64,64,64,74,74,8 Jerman

10,210,210,310,410,610,510,410,410,310,3 Perancis::5,15,25,35,45,55,65,65,5 Inggris

11,411,411,511,611,711,812,312,212,212,4 Itali20,821,021,221,421,721,922,322,522,722,9 Spanyol11,812,212,312,412,312,212,312,412,813,2 Portugal

::24,524,624,624,925,024,925,225,9 Yunani8,88,88,99,09,19,29,49,69,79,8 Irlandia

Sumber: Eurostat

Page 13: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-6

persen (y-o-y). Perkembangan PDB Amerika Serikat tahun 2010 – triwulanIV/2015 dapat dilihat pada Tabel I.6 berikut ini.

Sektor konstruksi tumbuh kuat tercermin dari housing start dan building permityang meningkat sebesar 7,1 persen 11,3 persen dalam tahun 2015. Consumerconfidence tetap terjaga tinggi tercermin dari Reuter/Michigan Index danpenjualan ritel.

Penciptaan lapangan kerja di luar sektor pertanian cukup besar (non-farm payroll).Pengangguran berkurang dari 8,7 juta orang (5,6 persen) pada Desember 2014menjadi 7,9 juta orang pada Desember 2015 (5,0 persen). Perkembangan beberapaindikator pokok ekonomi AS terakhir dan pengangguran AS dapat dilihat padaTabel I.7 dan Grafik I.2.

INDIKATOR BULANAN EKONOMI AMERIKA SERIKATDesNovOktSepAgtJulJunMeiAprMar5,05,05,05,15,15,35,35,55,45,5Tingkat Pengangguran (%)

29225230714515322324526018785Non Farm Payroll (ribu)0,70,50,2-0,00,20,20,1-0,0-0,2-0,1Inflasi (%, y-o-y)

0,500,250,250,250,250,250,250,250,250,25Fed Funds Rate (%)2,272,212,162,062,212,202,352,122,051,94T Bond 10 Years Yield (%)1,091,061,101,121,121,111,121,101,121,07Kurs (Euro/USD)

114911791071120711161152121110721190954Housing Start (ribu)1232128211611105116111301337125011401038Buliding Permit (ribu)

2,21,41,72,22,22,61,42,71,21,3Retail Sales (% perub, y-o-y)92,691,390,087,291,993,396,190,795,993,0Reuter/Michigan Index48,248,650,150,251,152,753,554,054,155,7PMI (Indeks)

4538453445424531453045394524452145274526Balance Sheet the Feds (USD Miliar)Sumber: US BLS, US Dept. of Commerce, US ISM, Bloomberg, the Feds

PRODUK DOMESTIK BRUTO AMERIKA SERIKATPersen Perubahan Terhadap Periode Sebelumnya (y-o-y)

2015:42015:32015:22015:12015201420132012201120101,82,12,72,92,42,41,52,21,62,5Gross Domestic Product (GDP)2,63,13,33,33,12,71,71,52,31,9Personal consumption expenditures3,53,93,74,03,83,33,12,73,13,4 Goods5,25,65,97,36,05,95,87,46,16,1 Durable goods2,63,12,62,42,72,11,90,61,82,2 Nondurable goods2,22,83,03,02,82,41,00,81,81,2 Services2,53,75,77,64,85,44,510,65,212,9Gross private domestic investment3,13,64,74,84,05,34,29,86,31,5 Fixed investment1,62,23,83,92,96,23,09,07,72,5 Nonresidential

-3,6-1,20,2-1,4-1,58,11,612,92,3-16,4 Structures2,41,83,34,83,15,83,210,813,615,9 Equipment and software4,15,47,36,45,85,23,83,93,61,9 Intellectual property products...8,99,48,28,48,71,89,513,50,5-2,5 Residential

-0,81,21,52,61,13,42,83,46,911,9 Exports-3,1-0,80,92,2-0,24,42,83,66,514,4 Goods4,35,62,73,33,91,22,73,07,66,8 Services3,45,64,86,55,03,81,12,25,512,7 Imports3,15,44,86,54,94,31,02,15,814,9 Goods4,56,74,96,55,61,61,53,04,03,8 Services1,30,70,70,40,8-0,6-2,9-1,9-3,00,1Gov't consumption and gross inv1,0-1,1-0,3-0,6-0,3-2,4-5,7-1,9-2,74,4 Federal0,9-2,7-1,3-1,5-1,2-3,8-6,7-3,4-2,33,2 National defense1,21,41,30,91,2-0,1-4,00,9-3,46,4 Nondefense1,41,91,41,01,40,6-1,0-1,9-3,3-2,7 State and local0,72,03,90,6GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted at annual rate)0,20,51,00,2GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted)

Sumber: Bureau of Economic Analysis, US Department of Commerce; Advance Estimate.US CURRENT ACCOUNT

Page 14: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-7

Harga komoditi masih turun. Pada bulan Desember 2015, harga komoditi non-energiturun 16,4 persen (y-o-y). Dalam keseluruhan tahun 2015, indeks harga komoditi non-energi turun 15,0 persen, lebih besar dari penurunan tahun 2014 (4,6 persen).

Penurunan harga komoditi non-energi tahun 2015 yang besar menunjukkanperlambatan ekonomi global yang dalam. Harga komoditi terus turun sejak tahun2012 terutama oleh perlambatan ekonomi Cina yang selama ini menjadi pusatmanufaktur global.

Dalam tahun 2015, kelompok harga agricultural, fertilizer, serta metal dan mineralmasing-masing turun 13,1 persen, 5,0 persen, dan 21,1 persen. Dalam kelompokagricultural, semua harga komoditi turun.

Harga ekspor komoditi andalan Indonesia turun. Harga karet, minyak sawit,batubara, timah, dan tembaga dalam tahun 2015 berturut-turut turun 20,0 persen,24,2 persen, 18,0 persen, 26,6 persen, dan 19,7 persen.

Penurunan juga terjadi pada komoditi beras di pasar internasional. Harga berasThailand (5 persen broken) dalam tahun 2015 turun 8,7 persen. Perkembanganindeks harga komoditi primer dan harga beberapa komoditi ekspor andalanIndonesia tahun 2006 – 2015 dapat dilihat pada Tabel I.8 berikut ini.

Indeks harga komoditi non-energi tahun 2015 (82,4) belum merupakan tingkatyang terendah. Sebelum tahun 2007, indeks harga komoditi non-energi lebihrendah dari tahun 2015 dan sebelum tahun 2004 bahkan kurang dari 50. Sikluspenurunan harga komoditi masih dapat berlanjut apabila pertumbuhan ekonomidunia teutama Cina terus melambat. Indeks harga komoditi energi dan non energitahun 2001 – 2015 dapat dilihat pada Grafik I.3 berikut ini.

7500

8100

8700

9300

9900

10500

# (000 o

rang)

4,5

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

Persenta

se (%)

Jan'14 Apr Jul Okt Jan'15 Apr Jul Okt

# Pengangguran Persentase

PENGANGGURAN AMERIKA SERIKATJanuari 2014 - Desember 2015

Page 15: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-8

Harga minyak mentah dunia dalam tahun 2015 turun. Pada bulan Desember 2015 hargaBrent turun menjadi USD 37,7 per barel dan ICP menjadi USD 37,2 per barel. Dalamkeseluruhan tahun 2015 rata-rata harga Brent dan WTI turun menjadi USD 52,4 perbarel dan USD 48,7 per barel.

Penurunan harga minyak mentah dunia disebabkan oleh faktor fundamental, yaitumasih tingginya produksi minyak mentah termasuk di AS (meski produksi shale-oil menurun sejak pertengahan tahun 2015), melambatnya permintaan minyakmentah dunia sejalan dengan perlambatan ekonomi global, serta kebijakan OPECyang lebih menekankan pada pangsa pasar OPEC daripada menstabilkan hargaminyak mentah dengan mengurangi tingkat produksinya.

Pemulihan ekonomi AS yang berjalan baik dan gejolak bursa saham Cina yang meredamendorong dimulainya normalisasi suku bunga AS. Dalam pertemuan FOMC bulanDesember 2015, suku bunga acuan bank sentral AS Fed Funds rate dinaikkan 25 bpsmenjadi 0,50 persen.

20

44

68

92

116

140

Energy

40

56

72

88

104

120Non

-Energy

2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015

Energy Non-Energy

INDEKS HARGA: ENERGY DAN NON-ENERGY(Tahun 2010 = 100)

INDEKS HARGA KOMODITI PRIMER DAN TINGKAT HARGA KOMODITI EKSPOR INDONESIATahun 2006 - 2015

2015201420132012201120102009200820072006INDEKS HARGA KOMODITI PRIMER (2010=100)

64,9118,3127,4127,6128,7100,079,7129,193,384,7ENERGY-45,1-7,2-0,1-0,928,725,4-38,238,510,113,8 Kenaikan (y-o-y)82,497,0101,7109,5119,8100,083,3105,889,875,3NON-ENERGY

-15,0-4,6-7,2-8,619,820,1-21,317,819,3-2,6 Kenaikan (y-o-y)89,3102,7106,3114,5121,6100,089,3102,281,168,0AGRICULTURAL93,5101,883,392,6116,0100,086,183,768,759,4 Beverages90,8107,4115,6124,5122,5100,092,7111,183,767,2 Foods85,2109,0115,9126,1120,5100,090,5113,885,256,6 Fats and Oils88,6103,9128,2141,3138,2100,098,9130,789,070,0 Grains

100,3108,4103,9107,1111,1100,089,989,976,778,5 Other Foods83,391,995,4101,3122,0100,082,890,081,374,5 Agri. Raw Mat.96,1104,9102,6109,1117,3100,096,8104,995,387,8 Timber69,377,887,692,8127,2100,067,573,865,959,9 Other Raw Mat.95,4100,5113,7137,6142,6100,0105,3202,485,460,0FERTILIZERS66,984,890,896,1113,5100,068,4102,2108,191,9METAL & MINERALS73,689,090,398,0113,1100,071,6101,1113,7102,2 Base Metals90,6101,1115,1138,5136,3100,078,072,759,551,6PRECIOUS METAL

TINGKAT HARGA BEBERAPA KOMODITI EKSPOR INDONESIA57,570,184,696,4121,499,071,8127,165,749,1 Coal (USD/MT)10,416,016,016,614,710,88,912,57,77,1 LNG (USD/MMBTU)

821,4856,9999,31125,4900,8682,8948,5780,3478,4580,3 Palm Oil (USD/MT)49,496,4105,8112,7111,579,461,697,172,363,5 ICP (USD/barel)

1,72,53,24,53,41,82,52,21,91,5 Rubber (USD/kg)5510686373327962882875355150695671186722 Copper (USD/MT)

11863168931503217548229102180914655211113723024254 Nickel (USD/MT)Sumber: Bank Dunia, Ditjen Migas, ESDM (ICP)

Page 16: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-9

Kenaikan suku bunga AS dilakukan untuk mengantisipasi potensi kenaikan inflasioleh kenaikan upah dengan mendekatinya natural unemployment rate.

Kenaikan suku bunga AS dalam bulan Desember 2015 tidak mengakibatkangejolak besar pada bursa saham global dan aliran modal yang pada gilirannya dapatmemberi tekanan besar pada nilai tukar mata uang lainnya. Tekanan yang tidakbesar tersebut antara lain oleh disebabkan oleh antisipasi kebijakan yang dilakukanberbagai negara sebelumnya.

Indeks saham di New York (DJIA), Indonesia (IDX), Singapura (STI), danMalaysia (KLSE) pada akhir Desember 2015 meningkat dibandingkan akhirNovember 2015. Perkembangan bursa saham global sampai akhir Desember 2015dapat dilihat pada Tabel I.9 berikut ini.

Nilai tukar mata uang terhadap dolar AS relatif stabil pasca kenaikan suku bungaacuan AS. Nilai tukar mata uang berbagai negara pada akhir Desember 2015menguat meski marjinal dibandingkan akhir November 2015. Perkembangan nilaitukar mata uang beberapa negara dapat dilihat pada Tabel I.10 berikut ini.

Cadangan devisa relatif stabil pasca dimulainya normalisasi suku bunga acuan ASkecuali Cina. Cadangan devisa Cina pada akhir Desember 2015 berkurang USD184 miliar dibandingkan akhir triwulan III/2015. Dibandingkan akhir tahun 2014,cadangan devisa Cina berkurang sebesar USD 513 miliar. Berkurangnya cadangandevisa Cina diperkirakan terkait dengan resiko arus modal ke luar denganmenurunnya kepercayaan terhadap ekonomi Cina. Perkembangan terakhircadangan devisa di berbagai negara sampai akhir tahun 2015 dapat dilihat padaTabel I.11 berikut ini.

NILAI TUKAR MATA UANG (AKHIR PERIODE)DesNovOktSepAgtJulJunMeiAprMar

120,2123,1120,6120,1121,2123,8122,4124,1119,2119,9Jepang (Y/USD)1,471,511,531,521,531,561,571,531,541,49UK (USD/GBP)1,091,061,101,121,121,111,121,101,121,07Uni Eropa (USD/Euro)6,496,406,326,366,386,216,206,206,206,20China (Yuan/USD)66,266,765,365,666,564,163,763,863,462,5India (Rupee/USD)

1175115811411185118311701116110810721110Korea (Won/USD)32,932,732,633,032,731,730,930,730,631,3Taiwan (NTD/USD)1,421,411,401,421,411,371,351,351,321,37Singapura (SGD/USD)7,757,757,757,757,757,757,757,757,757,75Hong Kong (HKD/USD)36,035,835,636,435,734,933,833,733,032,6Thailand (Bath/USD)4,294,264,304,404,193,833,773,673,563,70Malaysia (Ringgit/USD)46,947,246,946,746,845,745,144,644,644,7Filipina (Peso/USD)

Sumber: Bloomberg

INDEKS HARGA SAHAM GLOBALDesember 2014 - Desember 2015

DesNovOktSepAgtJulJunMeiAprMar17245177201766416285165281769017620180111784117776New York (DJIA)

6242635663616062624866966521698469616773London (FTSE 100)19034197471908317388188902058520236205631952019207Tokyo (Nikkei)21914219962264020846216712463626250274242813324901Hong Kong (Hangseng)

4593444644554224451048034911521650865519Indonesia (BEI)2883285629982791292132033317339234873447Singapura (STI)1693167216561621161317231707174818181831Malaysia (KLSE)

Sumber: Bloomberg, BEI

Page 17: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-10

B. EKONOMI INDONESIA

MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL

Stabilitas ekonomi dalam tahun 2015 membaik. Ketidakseimbangan eksternal di dalamnegeri antara lain defisit neraca transaksi berjalan dalam tahun 2015 berkurang, nilaitukar rupiah relatif terjaga menjelang dan pasca kenaikan suku bunga acuan AS, sertainflasi terkendali. Sementara itu penyaluran kredit perbankan masih terus melambatdan indeks harga saham gabungan tertekan sejalan dengan dinamika bursa sahamglobal dan regional.

Kepercayaan terhadap rupiah kembali membaik pada triwulan IV/2015 antara lainoleh meredanya kekuatiran terhadap kenaikan suku bunga AS. Nilai tukar rupiahkembali menguat pada rentang Rp 13.500 – Rp 14.000 per dolar AS denganpergerakan harian yang wajar. Perkembangan nilai tukar rupiah bulanan danharian serta pergerakannya dapat dilihat pada Grafik I.4, Grafik I.5, dan Grafik I.6berikut ini.

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

Rp/USD

Jan'14 Apr Jul Okt Jan'15 Apr Jul Okt

NILAI TUKAR RUPIAH BULANAN (RATA2)Januari 2014 - Desember 2015

12000

12500

13000

13500

14000

14500

15000

Kurs (Rp

/USD)

02-Jan-15 11-Mar-15 19-May-15 29-Jul-15 06-Oct-15 11-Dec-15

NILAI TUKAR RUPIAH HARIAN2 Januari 2015 - 19 Januari 2016

CADANGAN DEVISA (USD MILIAR)Maret 2015 - Desember 2015

DesNovOktSepAgtJulJunMeiAprMar1233,21233,01244,21248,91244,21242,31242,91245,81250,11245,3Jepang

3330343835263514355736513694371137483730Cina370,2364,9369,6370,2366,4357,6359,6356,5358,5356,4Rusia368,7371,0371,0370,6370,6370,8372,2371,7373,0371,0Brasil350,4351,6353,6350,8351,9353,5355,2352,5351,9341,4India368,0368,5369,6368,1367,9370,8374,7371,5369,9362,8Korea Selatan426,0424,6426,8426,3424,8422,0421,4419,0418,7414,7Taiwan358,8355,8357,0345,8334,4339,9340,8344,8343,2332,2Hong Kong247,7247,1249,8251,6250,4250,1253,3250,2251,9249,5Singapura156,5155,7158,3155,5155,8156,9160,3158,5161,1156,3Thailand105,9100,2100,7101,7105,3107,6108,0110,8110,9111,6Indonesia

95,394,694,093,394,796,7105,5106,4105,6105,1Malaysia80,680,281,180,380,380,480,680,980,880,4Filipina49,349,045,750,950,950,351,756,954,156,9Australia

Sumber: Bank Sentral/Otoritas Moneter Negara Terkait

Page 18: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-11

Inflasi pada akhir tahun 2015 turun antara lain karena faktor teknis yaitu tingkat hargayang tinggi pada akhir tahun 2014 oleh kenaikan harga BBM pada bulan November 2014.Laju inflasi pada bulan November dan Desember 2015 turun menjadi 4,9 persen dan3,4 persen (y-o-y). Harga energi dalam bulan Desember 2015 mengalami deflasi sebesar4,0 persen.

Dalam bulan Desember 2015, kelompok bahan makanan menyumbang besar bagitingginya inflasi (0,65 percentage point), disusul oleh perumahan (0,10 percentagepoint) dan transportasi komunikasi (0,09 percentage point).

Menurut komponen, inflasi bulan Desember 2015 terutama disumbang olehkenaikan harga yang bergejolak (0,65 percentage point), harga yang diaturpemerintah (0,18 percentage point), dan inflasi inti (0,13 percentage point).

Inflasi rata-rata setahun pada bulan Desember 2015 mencapai 6,5 persen, relatifsama dengan tahun 2014 (6,4 persen). Ringkasan perkembangan inflasi sampaibulan Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel I.12 berikut ini.

Harga komoditas bahan pokok tetap tinggi. Dalam keseluruhan tahun 2015, hargaberas naik 11,4 persen, telur ayam 10,6 persen, gula pasir 6,9 persen, ikan 6,6persen, daging ayam 6,4 persen, dan daging sapi 5,6 persen. Tingginya hargakomoditas bahan pokok perlu mendapat perhatian besar mengingat hargakomoditi primer di pasar internasional yang terus menurun. Perkembangan hargakomoditas bahan pokok tahun 2007 – 2015 dapat dilihat pada Tabel I.13 berikutini.

-2

-1

0

1

2

3

% perub

thd har

i sebelum

nya02-Jan-15 11-Mar-15 19-May-15 29-Jul-15 06-Oct-15 11-Dec-15

PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH HARIAN2 Januari 2015 - 19 Januari 2016

Page 19: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-12

Suku bunga acuan (BI rate) dalam tahun 2015 diarahkan untuk menjaga stabilitasekonomi dari resiko normalisasi suku bunga AS. Dengan diturunkan harga BBM padabulan Januari 2015, suku bunga acuan diturunkan pada bulan Februari 2015 dari 7,75persen menjadi 7,50 persen. Dengan tekanan terhadap mata uang yang besar sertaresiko dari kebijakan devaluasi Yuan, kebijakan suku bunga acuan (BI rate) diarahkanuntuk tetap menjaga kepercayaan rupiah. Suku bunga acuan tidak mengalamiperubahan sampai akhir tahun. Perkembangan suku bunga dan inflasi dapat dilihatpada Grafik I.7 berikut ini.

PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS BAHAN POKOKTahun 2007 - 2015

2015201420132012201120102009200820071276511461108541042693058017669163696066Beras (Rp/kg)367483453533458301992863927813305222894922988Daging Ayam Ras (Rp/kg)984609304486963727096590462894609545583249967Daging Sapi (Rp/kg)

980794448292799576887433725870846266Susu Kental (Rp/395gr)13692137221261013120129091143911471123999711Minyak Goreng (Rp/liter)125961178312541119611081910856857365376568Gula Pasir (Rp/kg)

789677817442737272367216737970904782Tepung Terigu (Rp/kg)359863579132510215492769326532186811928712885Cabe Rawit (Rp/kg)303063046331214213662267928946215982191219613Cabe Merah (Rp/kg)1964817769172381577314698132421276112440Telur Ayam Ras (Rp/kg)

Sumber: Diolah dari BPS

PERKEMBANGAN INFLASI, %20162015JanDesNovOktSepAgtJulJunMei

AndilMENURUT KELOMPOK PENGELUARANBULANAN (M-T-M)

0,510,960,960,21-0,08-0,050,390,930,540,50Umum2,200,653,200,33-1,06-1,070,912,021,601,39Bahan Makanan0,510,090,500,470,400,390,710,510,550,50Mknan Jd, Min., Tembakau0,530,100,400,150,090,200,160,130,230,20Perumahan0,260,010,09-0,230,250,830,010,390,280,23Sandang0,360,010,240,440,290,440,700,360,320,34Kesehatan0,150,010,060,050,160,891,720,340,070,06Pendidikan, Rekreasi, OR

-1,110,090,450,060,02-0,40-0,581,740,110,20Transpor KomunikasiTAHUN KALENDER (Y-T-D)

0,513,352,372,162,242,291,900,960,42Umum2,204,931,681,342,423,532,600,57-1,02Bahan Makanan0,516,425,895,394,974,563,833,302,73Mknan Jd, Min., Tembakau0,533,342,932,782,682,482,312,181,95Perumahan0,263,433,333,573,312,452,442,051,77Sandang0,365,325,064,604,313,853,132,762,43Kesehatan0,153,973,913,853,692,771,030,690,62Pendidikan, Rekreasi, OR

-1,11-1,53-1,97-2,03-2,04-1,65-1,08-2,77-2,87Transpor KomunikasiTAHUNAN (Y-O-Y)

4,143,354,896,256,837,187,267,267,15Umum6,604,934,966,858,269,268,668,587,92Bahan Makanan6,276,427,978,238,268,398,198,718,47Mknan Jd, Min., Tembakau3,063,344,424,785,786,386,997,337,49Perumahan2,833,434,004,154,103,063,293,763,78Sandang5,005,325,845,826,155,995,605,635,68Kesehatan3,853,974,284,314,394,174,024,134,15Pendidikan, Rekreasi, OR1,47-1,533,477,848,008,178,677,757,84Transpor Komunikasi6,216,536,766,756,626,406,206,156,16Rata-rata Setahun

MENURUT KOMPONENBULANAN (M-T-M)

0,290,130,230,160,230,440,520,340,260,23Inti2,400,653,530,35-1,22-1,250,952,131,741,52Bergejolak

-0,550,180,860,200,03-0,40-0,451,670,260,38Harga Diatur PemerintahTAHUNAN (Y-O-Y)

3,623,954,775,025,074,924,865,045,04Inti6,774,844,846,958,529,658,978,838,10Bergejolak3,480,395,619,8311,2612,3213,5313,1413,35Harga Diatur Pemerintah

-1,000,51-0,15-0,311,10-1,240,090,500,41INFLASI ENERGI (M-T-M)1,61-4,022,959,5712,5512,9315,9816,9516,84 (Y-O-Y)0,831,140,43-0,04-0,020,470,890,820,60INFLASI PEDESAAN (M-T-M)

Sumber: Diolah dari BPS

Page 20: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-13

Penyaluran kredit perbankan masih terus melambat sejalan dengan melambatnyapertumbuhan ekonomi dan relatif tingginya suku bunga di dalam negeri.

Kenaikan kredit perbankan melambat dari 21,4 persen (y-o-y) pada bulanDesember 2013 menjadi 11,6 persen (y-o-y) pada bulan Desember 2014 dan 9,6persen (y-o-y) pada bulan November 2015. Pada bulan Desember penyalurankredit perbankan meningkat menjadi 10,1 persen (y-o-y).

Secara riil kenaikan kredit pertumbuhan kredit perbankan melambat dari 7,7persen pada bulan Oktober 2014 menjadi 4,7 persen pada bulan November 2015dan membaik menjadi 6,8 persen pada bulan Desember 2015. Perkembanganpenyaluran kredit perbankan sampai Desember 2015 dapat dilihat pada Grafik I.9berikut ini.

Dari sisi penggunaan, perlambatan terjadi pada semua jenis kredit. Kredit investasimelambat dari 14,5 persen (y-o-y) pada bulan Oktober 2014 menjadi 12,5 persen(y-o-y) pada bulan November 2015 dan membaik menjadi 14,6 persen (y-o-y) padabulan Desember 2015. Sedangkan kredit modal kerja dan konsumsi masing-masingmelambat dari 12,5 persen dan 10,9 persen (y-o-y) menjadi 7,6 persen dan 10,4persen pada periode yang sama serta membaik menjadi 8,4 persen dan melemahmenjadi 9,1 persen pada bulan Desember 2015.

Menurut kegiatan usaha, perlambatan juga terjadi pada hampir semua sektorproduksi. Penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan, pertambangan, danperdagangan melambat dari 17,0 persen, 14,3 persen, dan 13,0 persen (y-o-y) pada

-50

-18

14

46

78

110

Tambah

an (Rp T

riliun, m

-t-m)

9,0

11,6

14,2

16,8

19,4

22,0

Pertumb

uhan (%

, y-o-y)

Jan'14 Apr Jul Okt Jan'15 Apr Jul Okt

Tambahan (m-t-m) Pertumbuhan (y-o-y)

KREDIT PERBANKANJanuari 2014 - Desember 2015

3

4

5

6

7

8

9

10

[persen

, %]Jul Okt Jan'15 Apr Jul Okt Jan'16

Depo (3 bln)

BI Rate

Inflasi

Penjaminan

FASBI

SUKU BUNGA DAN LAJU INFLASIJuli 2014 - Januari 2016

Page 21: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-14

bulan Oktober 2014 menjadi 12,9 persen, 0,2 persen, dan 9,0 persen (y-o-y) padabulan November 2015. Pada bulan Desember 2015 membaik kecuali penyalurankredit pada sektor pertambangan yang turun menjadi 8,0 persen (y-o-y).

Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) melambat dari 12,5 persenmenjadi 9,2 persen pada periode yang sama mengindikasikan perlambatan usahapada skala menengah ke bawah. Dalam bulan Desember 2015, penyaluranKUMKM membaik dengan kenaikan menjadi 10,1 persen (y-o-y).

Kesehatan dan kepercayaan terhadap perbankan tetap terjaga dalam ekonomi yangmelambat. CAR meningkat menjadi 21,4 persen pada bulan Desember 2015. Loanto Deposit Ratio (LDR) meningkat dari 89,4 persen pada bulan Desember 2014menjadi 92,1 persen pada bulan Desember 2015. Pelemahan terjadi pada non-performing loan (NPL) yang meningkat dari 1,8 persen (Rp 60,7 triliun) padabulan Desember 2013 menjadi 2,7 persen (Rp 97,7 triliun) pada bulan Juli 2015.Pada bulan Desember 2015, NPL turun menjadi 2,4 persen (Rp 99,0 triliun).

Dana yang dihimpun perbankan juga melambat. Pada bulan November 2015mencapai Rp 4.248,3 triliun, atau naik 8,0 persen (y-o-y), lebih rendahdibandingkan bulan Oktober 2014 (naik 13,5 persen, y-o-y). Kenaikan terbesarterjadi pada giro (10,4 persen, y-o-y) disusul deposito (7,7 persen, y-o-y) dantabungan (6,7 persen, y-o-y) Penempatan dana masyarakat pada perbankan yanglebih besar pada instrumen jangka pendek menggambarkan meningkatnyakebutuhan masyarakat untuk pembiayaan jangka pendek. Penyaluran danpenghimpunan kredit oleh perbankan dapat dilihat pada Tabel I.14 berikut ini.

Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Desember2015 mencapai 4.593 atau turun 12,1 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya.Kinerja bursa saham Indonesia tidak lepas dari perkembangan bursa saham global yangtertekan oleh rencana kenaikan suku bunga AS serta berbagai gejolak yang timbuldalam keseluruhan tahun 2015. Perkembangan indeks saham dan kapitalisasi pasar BEItriwulan I/2006 – IV/2015 dapat dilihat pada Grafik I.10 berikut ini.

1000

2000

3000

4000

5000

6000

IHSG

0

1200

2400

3600

4800

6000

Kapitali

sasi Pas

ar (Rp Tr

iliun)

2006:1 2008:1 2010:1 2012:1 2014:1

IHSG Kapitalisasi Pasar

INDEKS SAHAM DAN KAPITALISASI PASARTriwulan I/2006 - IV/2015

Page 22: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-15

PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Penerimaan ekspor dalam tahun 2015 mencapai USD 150,3 miliar, turun 14,6 persendibandingkan tahun 2014. Penurunan disebabkan oleh berkurangnya penerimaanekspor migas dan ekspor non-migas masing-masing sebesar 38,2 persen dan 9,8 persen.

Berkurangnya penerimaan ekspor migas terutama disebabkan oleh turunnya hargaekspor minyak mentah Indonesia (ICP). Dalam tahun 2015, rata-rata ICPmencapai USD 49,4 per barel, turun 48,8 persen (y-o-y). Adapun volume ekspormigas meningkat 7,6 persen. Penurunan ekspor non-migas terjadi pada semuakelompok komoditas. Ekspor hasil pertambangan dan penggalian, industri, danpertanian turun berturut-turut 15,0 persen, 9,6 persen, dan 2,4 persen. Volumeekspor dalam tahun 2015 turun 7,7 persen mengindikasikan tekanan secara riilyang lebih besar pada pertumbuhan ekonomi.

Amerika Serikat, Cina, Jepang, dan India merupakan negara tujuan utama ekspornon-migas. Dalam tahun 2015, ekspor non-migas ke Amerika Serikat, Cina,Jepang, dan India berturut-turut mencapai USD 15,3 miliar, USD 13,3 miliar,USD 13,1 miliar, dan USD 11,6 miliar atau turun masing-masing 3,5 persen, 19,4persen, 10,1 persen, dan 5,2 persen. Pertumbuhan ekonomi India yang relatiftinggi tidak meningkatkan ekspor non-migas Indonesia ke India.

PENYALURAN KREDIT DAN PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN(Rp Triliun)

2015DesOktSepAgtJulJunMeiAprMar

4083,13954,23987,73914,63869,33865,43794,03747,33714,8KREDIT DISALURKAN10,110,110,910,89,610,310,310,311,1 Kenaikan (%, y-o-y)

1025,1970,8976,4960,1946,4936,7932,1915,2915,9Investasi1914,31854,11893,81851,21826,51836,51785,91762,31737,0Modal Kerja1143,81129,31117,41103,31096,41092,21076,01069,81061,9Konsumsi2939,42824,92870,22811,32772,92773,22718,02677,52652,8LAPANGAN USAHA

265,9247,3247,4240,7235,0231,8227,2223,8221,7Pertanian128,4127,9136,4136,1135,5137,5133,7130,5124,5Pertambangan748,7714,5734,4708,9696,0696,6678,1668,7667,5Industri

99,291,393,890,192,487,687,982,985,0Listrik, Gas, Air Brsh174,7175,6173,1168,5167,2164,9157,8154,7150,6Bangunan892,5863,0872,1855,8842,0853,6834,2821,8811,5Perdagangan173,3168,3169,8170,0169,6168,0172,4169,3164,9Pengangkutan Kom319,2310,7312,1307,4304,2303,5299,5299,1300,7Keuangan, RE, Js Ush137,6126,1131,1133,9130,9129,7127,2126,8126,4Jasa-Jasa

1143,81129,31117,41103,31096,41092,21076,01069,81061,9BUKAN LAP USAHA3498,83374,43349,43287,03256,83259,23195,93161,03133,5Rupiah

584,3579,8638,3627,6612,5606,2598,2586,3581,2Valas620,5612,2607,1597,9591,6586,0573,4566,9559,9Properti739,8716,4715,4710,1708,3710,9694,7688,3684,5KUKM

4335,34239,64322,94217,44188,44224,04136,04126,04106,0DANA DIHIMPUN8,09,011,512,613,813,213,214,516,3 Kenaikan (%, y-o-y)

937,1960,41022,7977,4960,41001,9919,5904,0901,1Giro1411,61286,61296,71256,51261,11232,51213,01217,81216,2Tabungan1986,61992,62003,51983,51966,91989,62003,52004,21988,7Simp Berjangka3632,43522,53555,13483,13477,63492,93426,83431,53424,2Rupiah

702,8717,1767,8734,3710,9731,0709,3694,5681,8ValasMEMORANDUM

6,83,84,13,72,43,03,23,64,7Kredit Riil (% perub)2,42,72,72,72,72,52,62,52,4NPL (%)

92,189,788,588,888,588,588,787,987,6LDR (%)21,421,120,620,720,820,320,520,821,0CAR (%)

Sumber: Diolah dari Bank Indonesia dan OJK

Page 23: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-16

Pengeluaran impor dalam tahun 2015 mencapai USD 142,7 miliar, turun 19,9 persendibandingkan tahun 2014. Penurunan disebabkan oleh bekurangnya impor migas dannon-migas masing-masing sebesar 43,4 persen dan 12,3 persen.

Dari penggunaannya, dalam tahun 2015 impor barang konsumsi, bahanbaku/penolong, dan modal turun berturut-turut 14,2 persen, 21,4 persen, dan 15,6persen. Sementara itu volume impor barang dalam tahun 2015 turun 0,4 persen.

Neraca perdagangan dalam tahun 2015 mengalami defisit sebesar USD 7,6 miliar. Defisitneraca migas berkurang menjadi USD 6,1 miliar; sedangkan neraca nonmigas mencatatsurplus sebesar USD 13,7 miliar. Neraca perdagangan dalam perkembangan bulanandan tahunan dapat dilihat pada Tabel I.15 dan Tabel I.16 berikut ini.

\

PERDAGANGAN LUAR NEGERI(USD Miliar)

Perub2015Jan-Des

(y-o-y)DesNovOktSeptAgtJulJunMei-0,16-0,411,011,030,331,390,531,08NERACA PERDAGANGAN-0,50-0,14-0,38-0,46-0,58-0,87-1,14-0,71 Migas0,34-0,261,401,490,902,261,671,79 Non Migas

-14,611,9211,1112,1212,5912,7311,4713,5112,69EKSPOR TOTAL-17,5-18,0-20,7-17,6-12,1-18,8-12,4-14,4 Kenaikan (%, y-o-y)

-18,8-16,2-11,7 Triwulanan (%, y-o-y)-38,21,301,501,381,451,531,421,441,37Ekspor Migas

-40,1-26,5-42,8-44,6-41,1-43,0-48,3-42,3 Kenaikan (%, y-o-y)-9,810,629,6110,7411,1311,2010,0412,0711,32Ekspor Nonmigas

-13,5-16,5-16,6-12,0-5,8-13,6-4,4-9,1 Kenaikan (%, y-o-y)-9,810,629,6110,7411,1311,2010,0412,0711,32Ekspor Nonmigas-2,40,290,440,510,530,580,440,490,42 Pertanian

-42,3-12,9-6,2-6,912,4-7,20,3-8,3 Kenaikan (%, y-o-y)-15,01,661,251,271,581,691,691,641,86 Pertambangan (nonmigas)

-15,5-34,5-27,3-27,9-11,6-3,4-6,0-1,3 Kenaikan (%, y-o-y)-9,18,677,938,969,038,927,919,949,04 Industri

-11,6-12,9-15,4-8,8-5,6-15,9-4,4-10,5 Kenaikan (%, y-o-y)-19,912,0811,5211,1111,5612,4010,0812,9811,61IMPOR TOTAL

-16,3-18,0-27,5-25,6-16,2-28,4-17,3-21,4 Kenaikan (%, y-o-y)-20,8-23,4-20,3 Triwulanan (%, y-o-y)

-43,41,801,641,761,912,112,292,582,08Impor Migas-46,9-52,8-50,7-47,6-38,0-45,0-24,1-43,9 Kenaikan (%, y-o-y)

-12,310,289,889,359,6510,297,7810,409,53Impor Nonmigas-6,9-6,5-20,5-18,9-9,7-21,5-15,5-13,8 Kenaikan (%, y-o-y)

-19,912,0811,5211,1111,5612,4010,0812,9811,61IMPOR GOL. BARANG-14,21,100,970,770,821,080,711,030,94Barang Konsumsi

-3,3-5,8-24,8-29,6-7,4-16,1-10,8-9,7 Kenaikan (%, y-o-y)-21,48,738,528,268,699,287,729,778,72Bahan Baku

-21,3-20,6-28,7-26,1-16,7-30,5-18,2-23,2 Kenaikan (%, y-o-y)-15,62,252,032,072,042,041,662,181,95Barang Modal

2,2-11,0-23,7-22,0-18,2-22,1-16,2-17,9 Kenaikan (%, y-o-y)VOLUME EKSPOR DAN IMPOR

-7,642,441,343,541,141,740,940,740,6Ekspor (Juta Ton)-9,1-10,6-0,5-10,7-4,1-6,2-9,4-14,3 Kenaikan (% perub, y-o-y)

-7,5-7,1-9,0 Triwulanan (y-o-y)-0,413,912,411,712,512,49,812,811,5Impor (Juta Ton)

-2,41,1-11,1-4,96,1-15,3-0,2-6,1 Kenaikan (% perub, y-o-y)-4,2-4,6-1,5 Triwulanan (y-o-y)

Sumber:Diolah dari BPS

Page 24: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-17

PARIWISATA

Kenaikan arus wisatawan mancanegara (asing) ke Indonesia melambat pada tahun 2015.Arus wisatawan asing dalam tahun 2015 sebanyak 9,7 juta orang atau hanya meningkat2,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Wisatawan melalui Bandara Ngurah Rai meningkat paling tinggi (5,2 persen)dibandingkan pintu masuk lainnya. Tingkat penghunian rata-rata tahun 2015sebesar 53,0 persen, meningkat dibandingkan tahun 2014 (51,7 persen). Sementararata-rata menginap wisman tahun 2015 selama 1,99 hari, relatif sama dengan tahun2014. Perkembanganarus wisatawan mancanegara tahun 2007 – 2015 dapat dilihatpada Tabel I.17 berikut ini.

PERDAGANGAN LUAR NEGERI(USD Miliar)

Tahun 2007 - 2015201520142013201220112010200920082007

7,6-2,2-4,1-1,726,122,119,77,839,6NERACA PERDAGANGAN-6,1-13,4-12,6-5,60,80,60,0-1,40,2 Migas

13,711,28,63,925,321,519,69,239,5 Non Migas150,3176,0182,6190,0203,5157,8116,5137,0114,1EKSPOR TOTAL-14,6-3,6-3,9-6,629,035,4-15,020,113,2 Kenaikan (y-o-y)18,630,032,637,041,528,019,029,122,1Ekspor Migas

-38,2-8,0-11,7-10,847,947,4-34,731,94,1 Kenaikan (%, y-o-y)131,7146,0149,9153,0162,0129,797,5107,992,0Ekspor Nonmigas

-9,7-2,6-2,0-5,524,933,1-9,617,315,6 Kenaikan (%, y-o-y)5,55,85,75,65,25,04,44,63,7 Pertanian

-4,91,02,67,83,314,9-5,125,38,7 Kenaikan (%, y-o-y)19,422,931,231,334,726,719,714,911,9 Pertambangan (nonmigas)

-15,0-26,7-0,6-9,629,735,632,125,46,2 Kenaikan (%, y-o-y)106,8117,3113,0116,1122,298,073,488,476,5 Industri

-9,03,8-2,7-5,024,733,5-16,915,617,6 Kenaikan (%, y-o-y)142,7178,2186,6191,7177,4135,796,8129,274,5IMPOR TOTAL-19,9-4,5-2,68,030,840,1-25,173,522,0 Kenaikan (%, y-o-y)24,643,545,342,640,727,419,030,621,9Impor Migas

-43,4-4,06,34,648,544,4-37,939,315,7 Kenaikan (%, y-o-y)118,1134,7141,4149,1136,7108,377,898,652,5Impor Nonmigas-12,4-4,7-5,29,126,339,1-21,187,724,8 Kenaikan (%, y-o-y)

142,7178,2191,6191,7177,4135,796,8129,274,4IMPOR GOL. BARANG10,912,713,113,413,410,06,88,36,6Barang Konsumsi

-14,1-3,6-2,00,134,048,0-18,725,439,8 Kenaikan (%, y-o-y)107,1136,2142,0140,1130,998,869,699,556,5Bahan Baku-21,4-4,01,37,032,641,8-30,076,019,8 Kenaikan (%, y-o-y)24,729,331,538,233,126,920,421,411,3Barang Modal

-15,6-7,1-17,415,223,031,7-4,590,222,9 Kenaikan (%, y-o-y)VOLUME EKSPOR DAN IMPOR

507,0549,4700,0600,1582,2478,8379,0355,1342,8Ekspor (Juta Ton)-7,7-21,516,63,121,626,36,73,6 Kenaikan (% perub, y-o-y)

147,1147,7141,2136,4128,2110,791,498,789,9Impor (Juta Ton)-0,44,63,56,415,821,2-7,49,7 Kenaikan (% perub, y-o-y)

Sumber:Diolah dari BPS

Page 25: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-18

NERACA PEMBAYARAN

Neraca pembayaran dalam tahun 2015 membaik. Dalam tahun 2015, defisit neracatransaksi berjalan turun menjadi USD 17,8 miliar, lebih rendah dari tahun 2014 (USD27,5 miliar). Berkurangnya defisit transaksi berjalan didorong antara lain olehturunnya impor sejalan dengan melambatnya ekonomi. Sebagai rasio terhadap PDB,defisit transaksi berjalan pada tahun 2015 turun menjadi 2,1 persen PDB, lebih rendahdari tahun 2014 (2,7 persen PDB).

Neraca barang dalam tahun 2015 mencatat surplus sebesar USD 13,3 miliar, lebihbesar dari tahun 2014 (surplus USD 7,0 miliar). Demikian juga defisit neraca jasadalam tahun 2015 berkurang menjadi USD 8,5 miliar, lebih kecil dari tahun 2014(defisit USD 10,0 miliar). Defisit pendapatan primer, yang antara lain merupakanpembayaran deviden dan pembayaran bunga utang luar negeri, dalam tahun 2015bekurang menjadi USD 28,0 miliar, sedikit lebih kecil dari tahun sebelumnya(defisit USD 29,7 miliar). Adapun surplus pendapatan sekunder, yang antara lainmerupakan transfer personal Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dalam tahun 2015meningkat menjadi USD 5,5 miliar, sedikit lebih besar dari tahun sebelumnya(USD 5,3 miliar).

Surplus neraca transaksi finansial dalam tahun 2015 berkurang menjadi USD 17,1miliar, jauh lebih kecil dari tahun 2014 (USD 45,0 miliar). Berkurangnya surplusneraca transaksi finansial dalam tahun 2015 disebabkan oleh berkurangnya surplusinvestasi langsung, investasi portfolio, dan meningkatnya defisit investasi lainnya.Investasi portfolio dalam triwulan III/2015 mengalami defisit terkait denganrencana kenaikan suku bunga AS serta langkah devaluasi Yuan.

Pada akhir Desember 2015, cadangan devisa Indonesia mencapai USD 105,9 miliaratau cukup untuk membiayai sebesar 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luarnegeri pemerintah.

Melambatnya penerimaan ekspor dan tingginya kewajiban pembayaran utang luarnegeri terutama swasta meningkatkan debt service ratio (DSR). DSR meningkatdari 41,3 persen pada tahun 2013 menjadi 54,0 persen pada tahun 2014, Dalam tigatriwulan pertama tahun 2014, DSR masih di atas 55 persen. Ringkasan neracapembayaran tahun 2011 – triwulan IV/2015 dapat dilihat pada Tabel I.18 berikutini.

ARUS WISATAWAN MANCANEGARATahun 2007 - 2015

201520142013201220112010200920082007ARUS WISMAN (ribu org)9709,49435,48802,18044,57649,77002,96323,76234,15505,8TOTAL

2,97,29,45,29,210,71,413,213,0 Kenaikan (y-o-y)2304,32246,42240,52054,31933,01823,31390,41464,71149,0- Bandara Sukarno-Hatta

2,60,39,16,36,031,1-5,127,50,2 Kenaikan (y-o-y)3924,03731,73241,92902,12788,72546,02384,82081,81741,9- Bandara Ngurah Rai

5,215,111,74,19,56,814,619,531,1 Kenaikan (y-o-y)3481,23385,93319,73088,12928,02633,62548,52687,62614,8- Bandara Lainnya

2,82,07,55,511,23,3-5,22,89,2 Kenaikan (y-o-y)Sumber: Diolah dari BPS

Page 26: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-19

INVESTASI

Investasi masyarakat masih stagnan. Dalam tiga triwulan pertama tahun 2015, kenaikaninvestasi berupa pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,2 persen (y-t-d),relatif sama dengan keseluruhan tahun 2014 dan investasi langsung (FDI) hanyamencapai USD 11,9 miliar. Dalam triwulan IV/2015 PMTB meningkat 6,9 persen (y-o-y) terutama oleh dorongan belanja modal.

Berbagai indikator lainnya seperti impor barang modal serta bahanbaku/penolong, kredit investasi, dan sebagainya menunjukkan investasimasyarakat belum meningkat secara berarti. Rasio investasi terhadap PDB dalamtahun 2015 sedikit meningkat menjadi 33,2 persen PDB dari 32,6 persen PDB padatahun 2014.

RINGKASAN NERACA PEMBAYARAN TAHUN 2010 - TRIWULAN IV/2015(USD Miliar)

201520152014201320122011Tw.4Tw.3Tw.2Tw.1-5,1-4,2-4,3-4,2-17,8-27,5-29,1-24,41,7TRANSAKSI BERJALAN2,04,14,13,113,37,05,88,733,8BARANG

34,736,139,737,8148,3175,3182,1187,3191,1 Ekspor-32,8-31,9-35,6-34,8-135,1-168,3-176,3-178,7-157,3 Impor

2,04,03,82,712,65,54,16,732,2 BARANG DAGANGAN UMUM34,435,739,437,5146,9173,8180,3185,3189,4 Ekspor

-32,4-31,7-35,6-34,8-134,4-168,3-176,2-178,6-157,2 Impor3,06,25,93,919,017,313,811,932,9 a. Nonmigas

30,732,034,733,1130,5145,0146,7149,8151,4 Ekspor-27,7-25,9-28,8-29,1-111,5-127,7-132,9-137,8-118,5 Impor

-1,0-2,1-2,1-1,3-6,5-11,8-9,7-5,2-0,7 b. Migas3,73,74,64,416,428,833,635,638,1 Ekspor

-4,7-5,8-6,8-5,6-22,9-40,6-43,3-40,8-38,7 Impor-0,10,10,30,40,71,51,82,01,6 BARANG LAINNYA0,30,40,30,41,41,51,82,01,7 Ekspor

-0,4-0,3-0,0-0,0-0,7-0,0-0,0-0,0-0,1 Impor-1,8-2,2-2,7-1,8-8,5-10,0-12,1-10,6-9,8JASA-JASA5,85,45,15,521,923,522,923,721,9 Ekspor

-7,7-7,6-7,7-7,4-30,4-33,5-35,0-34,2-31,7 Impor-6,6-7,5-7,2-6,8-28,0-29,7-27,1-26,6-26,5PENDAPATAN PRIMER0,90,70,70,52,82,12,62,62,6 Penerimaan

-7,5-8,2-7,9-7,3-30,9-31,8-29,7-29,3-29,1 Pembayaran1,41,31,41,45,55,24,24,14,2PENDAPATAN SEKUNDER2,62,52,62,510,39,48,58,17,6 Penerimaan

-1,3-1,3-1,2-1,1-4,9-4,2-4,3-4,0-3,4 Pembayaran0,00,00,00,00,00,00,00,10,0TRANSAKSI MODAL9,50,32,25,117,145,022,024,913,6TRANSAKSI FINANSIAL0,3-3,8-8,5-8,3-20,3-10,8-15,5-18,0-16,5 Aset9,24,110,813,437,455,737,442,830,1 Kewajiban2,31,83,51,79,314,812,313,711,5 INVESTASI LANGSUNG

-1,2-1,3-3,4-3,5-9,4-10,4-11,1-7,5-9,0 Aset3,63,16,95,118,725,223,421,220,6 Kewajiban4,8-2,25,68,516,726,110,99,23,8 INVESTASI PORTFOLIO0,4-0,7-0,70,0-1,02,6-1,3-5,5-1,2 Aset4,4-1,56,38,517,723,512,114,75,0 Kewajiban

-0,30,2-0,00,10,0-0,2-0,30,00,1 DERIVATIF FINANSIAL2,70,5-6,8-5,2-8,94,3-0,91,9-1,8 INVESTASI LAINNYA1,1-2,0-4,6-5,1-10,5-3,4-3,4-5,4-6,8 Aset1,52,4-2,2-0,11,67,72,67,35,0 Kewajiban4,4-3,9-2,10,9-0,617,5-7,10,515,3TOTAL0,7-0,7-0,90,4-0,5-2,2-0,2-0,3-3,5SELISIH PERHITUNGAN BERSIH5,1-4,6-2,91,3-1,115,2-7,30,211,9NERACA KESELURUHAN

105,9101,7108,0111,6105,9111,999,4112,8110,1Posisi Cadangan Devisa7,56,86,86,66,56,55,56,26,7Dalam Bulan Impor

-2,4-1,9-2,0-2,0-2,1-2,7-3,2-2,70,2Transaksi Berjalan/PDB (%)70,961,157,357,961,751,741,335,622,9DSR (%)

Sumber: Bank Indonesia

Page 27: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-20

Realisasi investasi yang dicatat oleh BKPM dalam keseluruhan tahun 2015mencapai Rp 545,4 triliun, meningkat 17,8 persen, relatif sama denganpeningkatan tahun 2014. Realisasi investasi yang dicatat oleh BKPM kurangmencerminkan investasi yang sebenarnya dengan peranannya yang relatif kecilterhadap PMTB dan beberapa masalah teknis lainnya. Peranan investasi yangdicatat oleh BKPM dalam tahun 2015 hanya sekitar 14,2 persen dari PMTB.Perkembangan investasi yang dicatat BKPM dapat dilihat pada Grafik I.12 berikutini.

KEUANGAN NEGARA

Dalam APBN-P Tahun 2015 dilakukan reformasi kebijakan subsidi yang penting,yaitu mencabut subsidi BBM kecuali untuk solar dengan memberikan subsidi sebesarRp1.000,- per liter. Langkah ini ditempuh untuk merealokasikan subsidi BBM yangkurang tepat sasaran pada pembangunan yang memberi dampak besar bagiperekonomian termasuk infrastruktur.

Dalam keseluruhan tahun 2015, APBN mengalami kendala dan tekanan yangcukup besar. Pertama, peranan belanja dalam mendorong perekonomian dalamsemester I/2015 terkendala dengan perubahan nomenklatur dan administrasiterkait. Dalam triwulan III, penyerapan anggaran meningkat dan berperan dalammenahan perlambatan ekonomi. Kedua, perlambatan ekonomi yang cukup besardalam tahun 2015 termasuk turunnya harga minyak mentah dunia mengakibatkantarget penerimaan pajak yang tinggi tidak tercapai. Ketiga, defisit APBN dalamperkiraan realisasi 31 Desember 2015 diperkirakan meningkat dari Rp 222,5 triliun(1,9 persen PDB) pada APBN-P 2015 menjadi Rp 318,5 triliun (2,8 persen PDB)

50

150

250

350

450

550

Total (Rp

Triliun)

-20

-4

12

28

44

60Ken

aikan (%

, y-o-y)

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Total Kenaikan

REALISASI TOTAL INVESTASI (BKPM)Tahun 2008 - 2015

18

20

22

24

26

28

30

32

34

persen,

%2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015

19,7 19,4 19,5

22,423,6 24,1

24,9

27,7

31,331,0 31,332,7

32,032,633,2

RASIO INVESTASI TERHADAP PDBTahun 2001 - 2015

Page 28: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-21

[catatan: sebelum pengumuman realisasi PDB triwulan IV/2015]. Realiasasisementara APBN-P Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel I.19 berikut ini.

INDIKATOR AKHIR TAHUN 2015

Pada triwulan IV/2015, perekonomian diperkirakan tumbuh lebih baik terutama olehdorongan belanja negara terutama belanja modal. Daya beli masyarakat dan investasimasyarakat diperkirakan relatif stagnan; sedangkan tekanan eksternal (ekspor) tetapberat.

Daya beli dan dan keyakinan konsumsi masyarakat melambat sampai akhir tahun2015. Dalam triwulan IV/2015, penjualan ritel melambat menjadi 8,7 persen (y-o-y), penjualan motor turun 20,3 persen (y-o-y), dan penjualan mobil turun 9,6persen (y-o-y). Keyakinan konsumen turun 13,1 persen (survei Bank Indonesia)dan 5,6 persen (survei Danareksa Research Institute) (y-o-y). Kredit perbankan danimpor barang juga menunjukkan perlambatan. Indikator daya beli dan konsumsimasyarakat dapat dilihat pada Tabel I.20 berikut ini.

REALISASI SEMENTARAANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2015

( Rp Triliun)% thdRealisasiAPBN-P

APBNPSementara84,71491,51761,6PENDAPATAN NEGARA84,61488,21758,3Pendapatan Dalam Negeri83,01235,81489,3Penerimaan Perpajakan93,8252,4269,1Penerimaan Negara Bukan Pajak

100,03,33,3Penerimaan Hibah91,21810,01984,1BELANJA NEGARA90,01187,11319,5Belanja Pemerintah Pusat91,0724,3795,5Belanja K/L88,3462,7524,1Belanja Non K/L93,7623,0664,6Transfer ke Daerah dan Dana Desa93,5602,2643,8Transfer ke Daerah

100,020,820,8Dana Desa236,2-162,5-68,8KESEIMBANGAN PRIMER143,1-318,5-222,5SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN147,4-2,8-1,9% terhadap PDB148,0329,4222,5PEMBIAYAAN DEFISIT127,5309,3242,5Pembiayaan Dalam Negeri

-100,020,0-20,0Pembiayaan Luar Negeri (neto)10,8Kelebihan Pembiayaan

Sumber: Kementerian Keuangan

Page 29: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-22

Kenaikan investasi swasta dan produksi manufaktur diperkirakan relatif rendah;sedangkan investasi pemerintah dalam infrastruktur meningkat. Penjualan semenpada triwulan IV/2015 meningkat 6,9 persen (y-o-y). Purchasing Manager Index(PMI) 47,5, kurang dari 50 pada triwulan IV/2015, mengindikasikan kontraksipada pengadaan alat dan mesin di sektor manufaktur. Sisi kredit perbankan danimpor barang juga mengindikasikan masih rendahnya kenaikan investasi swastadan melambatnya sektor manufaktur. Beberapa indikator investasi dapat dilihatpada Tabel I.21 berikut ini.

BEBERAPA INDIKATOR DAYA BELI DAN KONSUMSI MASYARAKAT(persen perubahan, y-o-y, April 2015 - Desember 2015)

DesNovOktSepAgtJulJunMeiApr5,05,0Konsumsi Rumah Tangga *)

-7,7-13,7-17,7-18,6-6,3-8,3-4,3-3,5-5,7Keyakinan Konsumen (BI)-13,1-11,1-4,5 Triwulanan (Rata2)

3,8-8,4-11,5-16,8-5,7-6,0-2,2-1,8-4,1Keyakinan Konsumen (DRI)-5,6-9,6-2,7 Triwulanan (Rata2)

7,210,28,77,15,78,522,320,623,1Penjualan Ritel Riil **)8,77,222,0 Triwulanan *)

9,110,410,310,210,19,710,110,012,1Kredit Konsumsi11,911,512,013,013,513,614,014,616,9Kredit Properti

0,50,10,61,52,53,55,16,47,0Pembiayaan Konsumen-3,3-5,8-24,8-29,6-7,4-16,1-10,8-9,7-19,4Impor Barang Konsumsi

-11,0-17,9-13,4 Triwulanan *)-46,8-8,8-7,9-11,15,8-17,8-21,8-35,0-22,6Penjualan Sepeda Motor

-20,3-7,5-26,5 Triwulanan *)-7,0-4,8-15,8-9,6-6,3-39,1-25,7-18,1-23,1Penjualan Mobil

-9,6-17,8-22,5 Triwulanan *)102,8102,9102,5102,3101,3101,0100,5100,0100,1Nilai Tukar Petani (Indeks)

Sumber: BPS, BI, Asosiasi Terkait. *) Angka Triwulanan. **) Estimasi untuk bulan terakhir

BEBERAPA INDIKATOR INVESTASI(persen perubahan, y-o-y, April 2015 - Desember 2016)

Jan'16DesNovOktSepAgtJulJunMeiApr6,94,83,9PMTB *)

1030,0970,4933,4Investasi/PMTB (Rp Triliun)35,032,432,5Rasio Investasi (% PDB) *)

Realisasi Investasi BKPM *)20,817,016,3 Total10,815,012,3 PMDN

5,9-0,8-0,6 PMA2,31,83,5FDI (USD Miliar) *)

4,92,05,912,53,019,5-6,5-0,5-5,03,0Vol. Penjualan Semen6,95,9-1,0 Triwulanan *)

14,612,512,713,012,911,910,111,111,2Kredit Investasi8,47,68,610,310,28,410,410,28,9Kredit Modal Kerja

-19,02,2-11,0-23,7-22,0-18,2-22,1-16,2-17,9-23,8Impor Barang Modal-11,8-20,7-19,4 Triwulanan *)

-22,0-21,3-20,6-28,7-26,1-16,7-30,5-18,2-23,2-22,3Impor Bhn Baku/Penolong-23,6-24,5-21,2 Triwulanan *)

MEMORANDUMIndeks Prod. Ind Besar & Sedang

-1,9-1,90,62,63,9-3,22,6-3,21,3 Kenaikan (m-t-m)1,05,75,42,05,74,45,02,48,4 Kenaikan (y-o-y)

4,04,05,3 Kenaikan (y-o-y) *)48,947,846,947,847,448,447,347,847,146,7PMI (Nikkei)

47,547,746,9 Triwulanan (Rata2)75,275,477,8Kapasitas Produksi *)76,878,779,2 Pertanian72,872,777,4 Pertambangan70,568,575,9 Industri80,981,674,8 Listrik, Gas, Air Bersih

Sumber: BPS, BI, BKPM, Asosiasi Terkait. *) Angka Triwulanan.

Page 30: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-23

PERTUMBUHAN EKONOMI

Dalam keseluruhan tahun 2015 ekonomi tumbuh 4,79 persen. Pertumbuhan ekonomiIndonesia tahun 2015 terutama didorong oleh belanja pemerintah baik belanja modaldan konsumsi pemerintah. Sementara dorongan sektor swasta masih lemah dankonsumsi rumah tangga melambat.

Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi triwulan III dan IV/2015 terutamadidorong oleh belanja pemerintah baik dalam bentuk konsumsi maupun modal,tercermin dari konsumsi pemerintah pada triwulan III dan IV/2015 yangmeningkat menjadi 7,1 persen dan 7,3 persen (y-o-y) serta PMTB yang naik 4,8persen dan 6,9 persen (y-o-y).

Sektor swasta dan konsumsi rumah tangga relatif masih datar. Konsumsi rumahtangga dalam triwulan III dan IV/2015 meningkat 5,0 persen dan 4,9 persen (y-o-y)

Tekanan pada ekspor barang dan jasa masih berlanjut pada semester II/2015.Ekspor barang jasa secara riil dalam triwulan III dan IV/2015 berturut-turut turun0,6 persen dan 6,4 persen (y-o-y). Impor barang dan jasa secara riil berturut-turutturun 5,9 persen dan 8,1 persen (y-o-y) mengindikasikan permintaan domestikyang melambat tajam.

Dari sisi produksi, keseluruhan tahun 2015 industri pengolahan hanya tumbuh 4,2persen di bawah pertumbuhan PDB serta sektor pertambangan dan penggaliantumbuh 5,1 persen. Sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh rendah, 2,5persen mengindikasikan konsumsi domestik yang rendah.

Dalam tahun 2015, PDB Indonesia turun menjadi USD 863 miliar dari USD 890miliar pada tahun 2014 dan PDB per kapita turun menjadi USD 3.377 dari USD3.531 pada tahun 2014 terutama oleh melemahnya nilai tukar rupiah.Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 – triwulan IV/2015 dapat dilihat pada TabelI.23 berikut ini.

Page 31: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-24

Dari sumbangannya, pertumbuhan ekonomi tahun 2015 didukung olehpermintaan dalam negeri dan luar negeri masing-masing sebesar 3,9 percentagepoint dan 0,9 percentage points. Sumbangan ekspor neto yang positif terutamadisebabkan oleh turunnya impor barang dan jasa yang lebih besar dari penurunanekspor barang dan jasa.

Secara rinci, pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2015 disumbang oleh konsumsirumah tangga (2,7 percentage points), konsumsi pemerintah (0,5 percentagepoints), investasi (1,6 percentage points), perubahan stok (-0,5 percentage points),diskrepansi statistik (-0,4 percentage points), ekspor barang dan jasa secara netto(0,9 percentage points).

Dari sisi produksi, sektor pertanian menyumbang 0,5 percentage points,pertambangan dan penggalian – 0,5 percentage points, industri pengolahan 0,9percentage points, dan tersier 3,0 percentage points. Sumbangan terhadappertumbuhan ekonomi tahun 2010 sampai triwulan IV/2015 dapat dilihat padaTabel I.23 berikut ini.

PERTUMBUHAN EKONOMITahun 2010 - Triwulan IV/2015(persen perubahan PDB, y-o-y)

2015:42015:32015:22015:1201520142013201220112010PENGELUARAN

4,95,05,05,05,05,25,45,55,14,3Konsumsi Rumahtangga8,36,6-8,0-8,1-0,612,28,26,75,5-3,7Konsumsi LNPRT7,37,12,62,95,41,26,74,55,54,0Konsumsi Pemerintah6,94,83,94,65,14,65,09,18,96,7PMTB

-6,4-0,6-0,0-0,6-2,01,04,21,614,815,3Ekspor Barang dan Jasa-8,1-5,9-7,0-2,2-5,82,21,98,015,016,6Impor Barang dan Jasa

5,044,744,664,734,85,05,66,06,26,4PRODUK DOMESTIK BRUTOLAPANGAN USAHA

1,63,36,94,04,04,24,24,63,93,5Pertanian, Kehutanan, Perikanan-7,9-5,7-5,2-1,3-5,10,72,53,04,34,1Pertambangan dan Penggalian4,44,54,14,04,24,64,45,66,33,8Industri Pengolahan1,80,60,81,71,25,65,210,15,78,1Pengadaan Listrik dan Gas6,88,77,85,47,25,93,33,34,76,7Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang8,26,85,46,06,67,06,16,69,06,8Konstruksi2,81,41,74,12,55,24,85,49,79,1Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor7,77,35,95,86,77,47,07,18,37,1Transportasi dan Pergudangan5,84,53,83,44,45,86,86,66,96,3Penyediaan Akomodasi & Makan Minum9,710,79,710,110,110,110,412,310,014,9Informasi dan Komunikasi

12,510,42,68,68,54,78,89,57,05,7Jasa Keuangan dan Asuransi4,34,85,05,34,85,06,57,47,78,7Real Estate8,17,67,67,47,79,87,97,49,28,4Jasa Perusahaan6,71,36,34,74,72,42,62,16,47,9Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib5,38,111,75,07,45,57,48,26,711,8Jasa Pendidikan7,46,37,57,17,18,08,08,09,35,9Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial8,28,18,18,08,18,96,45,88,27,9Jasa lainnya

5,044,744,664,734,85,05,66,06,26,4 PRODUK DOMESTIK BRUTOPDB Harga Berlaku

294529992869272811541105669546861678326864 Rp Trilun213,8216,3218,4213,2863890912918893757 USD Miliar

PDB per Kapita Harga Berlaku45,241,938,435,132,428,8 Rp Juta

337735313667374136923172 USDSumber: Diolah dari BPS. Tahun Dasar 2010

Page 32: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-25

POSISI UTANG PEMERINTAH DAN UTANG LUAR NEGERI

Posisi utang pemerintah pada akhir bulan Desember 2015 tercatat sebesar Rp 3.098,7triliun, naik 19,0 persen dibandingkan akhir tahun 2014. Peningkatan utang dilakukanantara lain untuk menutup short-fall penerimaan pajak tahun 2015. Utang pemerintahakhir tahun 2015 terdiri dari pinjaman sebesar Rp 751,9 triliun dan Surat BerhargaNegara (SBN) sebesar Rp 2.346,7 triliun.

Meski masih jauh di bawah batas aman (60 persen PDB), rasio utang pemerintahterhadap PDB cenderung meningkat sejak tahun 2013. Pada akhir tahun 2015,rasio utang pemerintah terhadap PDB meningkat menjadi 26,8 persen.

Posisi utang luar negeri pada bulan Desember 2015 mencapai USD 310,7 miliar, terdiridari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 143,0 miliar dan utang swastasebesar USD 167,7 miliar.

Utang luar negeri swasta melebihi utang luar negeri pemerintah sejak awal tahun2013 cenderung melambat. Rasio utang luar negeri terhadap PDB meningkat sejaktahun 2012 menjadi 36,0 persen PDB pada akhir tahun 2015. Perkembangan utangpemerintah dan utang luar negeri dapat dilihat pada Tabel I.24 berikut ini.

SUMBANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMITahun 2010 - Triwulan IV/2015

(percentage points)2015:42015:32015:22015:1201520142013201220112010

PENGELUARAN2,72,72,72,82,72,82,93,02,82,4Konsumsi Rumahtangga0,10,1-0,1-0,1-0,00,10,10,10,1-0,0Konsumsi LNPRT0,90,60,20,20,50,10,60,40,50,4Konsumsi Pemerintah2,31,51,21,51,61,51,62,92,72,1Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

-2,10,8-0,80,0-0,50,4-0,60,8-0,22,1Perubahan Inventori0,8-2,1-0,20,0-0,40,40,30,40,0-0,5Diskrepansi Statistik

-1,6-0,1-0,0-0,2-0,50,21,00,43,63,4Ekspor Barang dan Jasa-1,9-1,3-1,7-0,5-1,40,50,51,93,43,4Dikurangi Impor Barang dan Jasa0,41,11,70,40,9-0,30,6-1,50,20,0Ekspor Neto

5,044,744,664,734,85,05,66,06,26,4PRODUK DOMESTIK BRUTOLAPANGAN USAHA

0,20,50,90,50,50,60,60,60,50,5Pertanian, Kehutanan, Perikanan-0,8-0,5-0,5-0,1-0,50,10,30,30,40,4Pertambangan dan Penggalian0,91,00,90,90,91,01,01,21,40,9Industri Pengolahan0,00,00,00,00,00,10,10,10,10,1Pengadaan Listrik dan Gas0,00,00,00,00,00,00,00,00,00,0Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang0,80,60,50,60,60,70,60,60,80,6Konstruksi0,40,20,20,60,30,70,70,81,31,2Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor0,30,30,20,20,30,30,30,30,30,3Transportasi dan Pergudangan0,20,10,10,10,10,20,20,20,20,2Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum0,40,50,40,50,50,40,40,50,40,5Informasi dan Komunikasi0,50,40,10,30,30,20,30,30,20,2Jasa Keuangan dan Asuransi0,10,10,10,20,10,10,20,20,20,2Real Estate0,10,10,10,10,10,20,10,10,10,1Jasa Perusahaan0,20,00,20,20,20,10,10,10,20,3Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib0,20,20,30,20,20,20,20,20,20,3Jasa Pendidikan0,10,10,10,10,10,10,10,10,10,1Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial0,10,10,10,10,10,10,10,10,10,1Jasa lainnya3,52,82,63,13,03,33,33,64,34,2Sektor Tersier1,11,00,70,40,80,10,50,3-0,50,4Pajak - Subsidi atas Produk

5,044,744,664,734,85,05,66,06,26,4PRODUK DOMESTIK BRUTO4,73,63,04,43,95,35,07,55,96,3Permintaan Domestik0,41,11,70,40,9-0,30,6-1,50,20,0Permintaan Luar Negeri

Sumber: Diolah dari BPS. Tahun Dasar 2010

Page 33: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-26

PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN

Pengangguran terbuka meningkat. Jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus 2015meningkat menjadi 122,4 juta orang atau bertambah 501 ribu orang dari tahun 2014.Sementara itu lapangan kerja yang tercipta dalam periode yang sama hanya sebanyak192 ribu. Dengan perkembangan ini, pengangguran terbuka bertambah sebanyak 315ribu dan tingkat pengangguran terbuka meningkat dari 5,9 persen pada bulan Agustus2014 menjadi 6,2 persen pada bulan Agustus 2015.

Kemampuan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja tahun 2014 menurunmenjadi sekitar 40 ribu per 1 persen pertumbuhan ekonomi, jauh lebih rendah daridua tahun sebelumnya sekitar 340 ribu per 1 persen pertumbuhan ekonomi.

Kemampuan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja yang rendah tahun 2015disebabkan melambatnya ekonomi yang menuntut pengurangan tenaga kerja disektor usaha. Kondisi ketenagakerjaan sampai Agustus 2015 dapat dilihat padaTabel I.25 berikut ini.

UTANG PEMERINTAH DAN SWASTATahun 2007 - 2015

201520142013201220112010200920082007Satuan

UTANG PEMERINTAH752674710617621612611730586Rp TriliunPinjaman

234719311661136111881064979907803Rp TriliunSurat Berharga309926052371197818091677159116371389Rp TriliunTOTAL UTANG PEMERINTAH26,824,724,823,023,124,426,533,135,2% PDB Persentase terhadap PDB

UTANG LUAR NEGERI143,0129,7123,5126,1118,6118,699,386,680,6USD MiliarUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH143,0129,7123,5126,1118,6118,699,386,680,6USD MiliarPEMERINTAH137,7123,8114,3116,2112,4106,990,985,176,9USD MiliarPemerintah Pusat

5,35,99,39,96,211,88,41,53,7USD MiliarOtoritas Moneter143,0129,7123,5126,1118,6116,699,386,680,6USD MiliarMENURUT JENIS PINJAMAN

88,675,363,760,348,446,031,420,018,4USD MiliarKomersial54,454,459,865,870,270,667,966,662,2USD MiliarNon Komersial50,449,453,858,862,161,858,356,147,7USD Miliar - ODA

4,05,06,07,08,18,89,510,614,5USD Miliar - Non ODA167,7164,0142,6126,2106,783,873,664,653,9USD MiliarUTANG LUAR NEGERI SWASTA

32,531,724,423,018,514,49,511,65,4USD MiliarBank124,0122,1110,295,582,265,861,053,048,5USD MiliarNon Bank

27,526,621,615,713,07,16,43,03,5USD Miliar BUMN50,948,541,836,730,926,324,625,023,3USD Miliar Swasta Nasional13,513,611,610,08,47,17,26,27,0USD Miliar Swasta Asing43,343,643,140,835,928,825,822,616,8USD Miliar Swasta Campuran

135,2132,3118,1103,288,369,464,156,950,6USD Miliar Menurut Sektor Ekonomi8,38,17,35,75,04,64,13,73,1USD Miliar - Pertanian dalam arti luas

24,226,527,020,316,910,812,18,06,2USD Miliar - Pertambangan dan Penggalian33,332,729,025,622,619,519,320,118,2USD Miliar - Industri Pengolahan19,618,617,116,914,913,19,77,27,6USD Miliar - Listrik, Gas, dan Air Bersih

1,11,10,70,70,80,30,30,20,2USD Miliar - Bangunan10,99,77,86,64,93,23,73,12,1USD Miliar - Perdagangan, Hotel, & Restoran12,512,310,510,18,16,34,74,13,3USD Miliar - Pengangkutan dan Komunikasi19,417,914,212,210,36,96,56,84,9USD Miliar - Keuangan, Sewa, Js Perusahaan

1,31,21,00,60,60,80,40,30,5USD Miliar - Jasa-Jasa4,74,33,74,54,23,93,23,34,6USD Miliar - Lainnya311294266252225202173151135USD MiliarTOTAL UTANG LUAR NEGERI

36,033,029,227,525,226,829,529,430,8% Persentase terhadap PDBSumber: Diolah dari Ditjen Pengelolaan Utang, Kemenkeudan Bank Indonesia.

Page 34: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-27

Tingkat kemiskinan bulan September 2015 sebesar 11,1 persen, meningkat dibandingkanperiode yang sama tahun sebelumnya (11,0 persen). Masih tingginya inflasi sampai bulanSeptember 2015, meningkatnya harga komoditi kebutuhan pokok, serta melambatnyapertumbuhan ekonomi meningkatkan jumlah penduduk miskin dari 27,7 juta orangpada bulan September 2014 menjadi 28,5 juta orang pada bulan September 2015(bertambah sekitar 780 ribu orang). Dengan kenaikan jumlah penduduk miskintersebut, tingkat kemiskinan meningkat dari 11,0 persen menjadi 11,1 persen padaperiode yang sama.

Peningkatan jumlah penduduk miskin terutama berasal dari daerah perdesaan yangbertambah sekitar 520 ribu orang; sedangkan dari daerah perkotaan bertambahsekitar 260 orang.

Kemiskinan hasil Susenas September 2015 didasarkan garis kemiskinan sebesar Rp344,8 ribu/kapita/bulan. Kenaikan garis kemiskinan, yang konsisten sekitar 1,5kali lipat dari laju inflasi tahunan (y-o-y) sejak tahun 2011, mengindikasikankenaikan kelompok barang dan jasa termasuk kebutuhan pokok bagi masyarakatmiskin yang lebih tinggi dari laju inflasi umum (perkotaan). Jumlah pendudukmiskin dan tingkat kemiskinan tahun 2004 – 2015 dapat dilihat pada Tabel I.26berikut ini.

KONDISI KETENAGAKERJAANAgustus 2009 - Agustus 2015

Agt 2015Agt 2014Agt 2013Agt 2012Agt 2011Agt 2010Agt 2009122,4121,9120,2118,2117,4116,5113,8Angkatan Kerja (juta org)114,8114,6112,8110,8109,7108,4104,9 - Bekerja

7,567,247,417,347,708,328,96 - Penganggur Terbuka34,335,837,734,934,633,331,6Bekerja Tidak Penuh (juta org)

9,79,711,012,713,515,316,2 - Setengah Penganggur24,626,126,722,221,118,015,4 - Paruh Waktu

6,25,96,26,26,67,17,9Tingkat Pengangguran Terbuka (%)29,931,233,531,531,530,730,1Underemployment Rate (%)

114,8114,6112,8110,8109,7108,4104,9Kesempatan Kerja (juta orang)37,839,039,238,939,341,541,6Pertanian15,315,315,015,414,513,812,8Industri Pengolahan

8,27,36,36,86,35,65,5Bangunan25,724,824,123,223,422,521,9Perdagangan, Hotel, Restoran

5,15,15,15,05,15,66,1Pengangkutan, Telekomunikasi3,33,02,92,72,61,71,5Keuangan

17,918,418,517,116,616,014,0Jasa Kemasyarakatan1,61,71,71,81,71,71,4Lainnya *)

40,2355,2331,3179,8190,9598,3510,5Lap Krj/1% Pertumb PDB (rb org)Sumber: Diolah dari BPS. *) Mencakup sektor pertambangan dan penggalian serta listrik, gas, dan air

Page 35: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-28

Disamping jumlah dan tingkat kemiskinan yang meningkat, kedalaman dankeparahan kemiskinan juga meningkat. Indeks kedalaman kemiskinan yangmengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap gariskemiskinan pada bulan September 2015 sebesar 1,841, lebih dalam dari September2014 (1,751). Adapun indeks keparahan kemiskinan yang mengindikasikanketimpangan diantara penduduk miskin meningkat menjadi 0,511, lebih besar dariSeptember 2014 (0,441). Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan dapat dilihatpada Grafik I.13 berikut ini.

PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH DAN DISPARITAS WILAYAH

Pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera dan Kalimantan dalam tahun 2015 melambatdi bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun wilayah Jawa, Sulawesi, serta Malukudan Papua tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional.

Beberapa propinsi yang perlu mendapat perhatian antara lain: untuk wilayahSumatera: NAD dan Riau yang masing-masing hanya tumbuh 0,2 persen dannegatif 0,7 persen, untuk wilayah Kalimantan: Kalimantan Timur tumbuh negatif0,9 persen dan Kalimantan Selatan yang hanya tumbuh 3,8 persen. Pertumbuhanekonomi wilayah dapat dilihat pada Tabel I.27 berikut ini.

JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKINTahun 2004 - 2015/9

Persentase (%)Jumlah (juta orang)Tahun(K +D )Desa (D)Kota (K)(K +D )Desa (D)Kota (K)

16,720,112,136,124,811,4200416,020,011,735,122,712,4200517,721,813,539,324,814,5200616,620,412,537,223,613,6200715,418,911,735,022,212,8200814,117,410,732,520,611,9200913,316,69,931,019,911,1201012,515,79,230,019,011,02011/312,415,69,129,918,911,02011/912,015,18,829,118,510,62012/311,714,78,628,618,110,52012/911,414,38,428,117,710,32013/311,514,48,528,617,910,62013/911,314,28,328,317,810,52014/311,013,88,227,717,410,42014/911,214,28,328,617,910,72015/311,114,18,228,517,910,62015/9

Sumber: BPS

1,70

1,78

1,86

1,94

2,02

2,10

Indeks K

edalam

an Kemi

skinan

0,41

0,44

0,47

0,50

0,53

0,56

Indeks K

eparaha

n Kemisk

inan

2011/3 2012/3 2013/3 2014/3 2015/3

Kedalaman Kemiskinan Keparahan Kemiskinan

INDEKS KEDALAMAN DAN KEPARAHANTahun 2011/3 - 2015/9

Page 36: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-29

Kesenjangan wilayah masih lebar. Dalam hampir 30 tahun terakhir, kesenjanganwilayah baik antara Jawa – Luar Jawa maupun Kawasan Barat Indonesia – KawasanTimur Indonesia masih lebar.

Dalam tahun 1985 peranan Jawa – Luar Jawa sebesar 54,4 persen - 45,6 persen danpada tahun 2014 peranannya masing-masing sebesar 58,3 persen - 41,7 persen. Padatahun 2014, KBI – KTI tidak mengalami perubahan dalam 12 tahun terakhir, yaitusekitar 83 – 82 persen – 17 – 18 persen.

DISTRIBUSI PENDAPATAN

Ketimpangan pendapatan meningkat pada tahun 2015 tetap 0,41, sama dengan empattahun sebelumnya. Gini rasio meningkat dari 0,32 pada tahun 2004 menjadi 0,41 padatahun 2011 hingga 2013. Dalam periode 2004 – 2013, penguasaaan 20 persen pendudukberpendapatan tertinggi meningkat dari 42,1 persen menjadi 49,0 persen; sedangkan 40

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), 2010 - 2015(Pertumbuhan PDRB dan Andil terhadap Total PDRB)

Andil terhadap Total PDRB (%)Pertumbuhan PDRB (%)2015201420132012201120102015201420132012201122,223,023,023,122,922,43,54,65,05,76,2SUMATERA

1,11,21,31,31,41,5-0,71,52,63,93,3Aceh4,94,94,94,84,84,85,15,26,16,46,7Sumatera Utara1,51,51,51,51,51,55,45,96,16,36,3Sumatera Barat5,66,46,36,46,25,70,22,72,53,85,6Riau1,31,41,41,31,31,34,27,46,87,07,9Jambi2,92,92,92,92,92,84,54,75,36,86,4Sumatera Selatan0,40,40,40,40,40,45,15,56,16,86,9Bengkulu2,22,22,12,22,22,25,15,15,86,46,6Lampung0,50,50,50,50,50,54,14,75,25,56,9Kepulauan Bangka Belitung1,71,71,71,71,61,66,06,67,27,67,0Kepulauan Riau

58,357,457,156,756,757,35,55,66,06,46,4JAWA17,016,516,115,815,615,75,95,96,16,56,7DKI Jakarta13,113,013,113,013,113,25,05,16,36,56,5Jawa Barat

8,78,78,68,78,99,15,45,35,15,35,3Jawa Tengah0,90,90,90,90,90,94,95,25,55,45,2DI Yogyakarta

14,514,414,414,414,314,45,45,96,16,66,4Jawa Timur4,14,03,93,93,94,05,45,56,76,87,0Banten3,12,92,82,82,83,012,17,76,44,83,3BALI DAN NUSA TENGGARA1,51,51,41,41,31,46,06,76,77,06,7Bali0,90,80,80,80,91,025,910,96,71,2-2,8Nusa Tenggara Barat0,70,60,60,60,60,65,05,15,45,55,7Nusa Tenggara Timur8,18,89,29,79,99,41,33,33,95,76,5KALIMANTAN1,31,21,21,21,21,34,85,06,15,95,5Kalimantan Barat0,90,80,90,80,80,87,06,27,46,97,0Kalimantan Tengah1,21,21,21,21,31,23,84,95,36,07,0Kalimantan Selatan4,85,56,06,46,66,1-0,92,22,85,56,5Kalimantan Timur5,95,65,55,45,25,28,26,97,79,08,5SULAWESI0,80,80,70,70,70,86,16,36,46,96,2Sulawesi Utara0,90,80,80,80,80,815,65,19,69,59,8Sulawesi Tengah2,92,82,72,62,52,57,17,57,68,98,1Sulawesi Selatan0,80,70,70,70,70,76,96,37,511,710,6Sulawesi Tenggara0,20,20,20,20,20,26,27,37,77,97,7Gorontalo0,30,30,30,30,30,37,48,96,99,210,7Sulawesi Barat2,42,32,32,42,42,76,64,67,73,2-0,6MALUKU DAN PAPUA0,30,30,30,30,30,35,46,65,27,26,3Maluku0,20,20,20,20,20,26,15,56,47,06,8Maluku Utara0,50,50,60,50,60,64,15,47,43,63,6Papua Barat1,31,21,31,31,41,68,03,88,61,7-4,3Papua

82,081,981,581,280,981,04,95,35,76,26,3Kawasan Barat Indonesia18,018,118,518,819,119,05,45,05,76,15,5Kawasan Timur Indonesia58,357,457,156,756,757,35,55,66,06,46,4Jawa41,742,642,943,343,342,74,54,85,35,95,9Luar Jawa

Sumber: Diolah dari BPS. Tahun Dasar 2010

Page 37: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

I-30

persen penduduk berpendapatan terendah menurun dari 20,8 persen menjadi 16,9persen.

Dalam tahun 2014, penguasaan 20 persen penduduk berpendapatan tertinggisedikit turun menjadi 48,3 persen; sedangkan 40 persen penduduk berpendapatanterendah meningkat menjadi 17,1 persen. Peningkatan juga terjadi pada pendudukberpendapatan menengah. Perkembangan Gini ratio dan distribusi pendapatantahun 2002 – 2015 dapat dilihat pada Grafik I.14 dan Grafik I.15.

Angka Gini ratio pada negara berkembang, termasuk Indonesia, berpotensi dibawah tingkat yang sebenarnya (underestimate) karena pengukurannya yangdidekati oleh konsumsi masyarakat. Berbagai riset mengindikasikan Gini rasioyang diukur dari konsumsi underestimate dari pendapatannya sekitar 6 – 8 persen.Ketimpangan pendapatan ini perlu mendapat perhatian yang serius bagikeberlanjutan pembangunan mendatang. Perkembangan distribusi pendapatanprovinsi tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada Tabel I.28 berikut ini.

GINI RATIOTahun 2010 - 2015

2015201420132012201120102015201420132012201120100,370,380,360,350,360,40NTB0,330,330,340,320,330,30Aceh0,340,360,350,360,360,38NTT0,340,320,350,330,350,35Sumut0,330,390,400,380,400,37Kalbar0,340,330,360,360,350,33Sumbar0,330,350,350,330,340,30Kalteng0,360,350,370,400,360,33Riau0,350,360,360,380,370,37Kalsel0,360,400,360,350,320,29Kepri0,320,350,370,360,380,37Kaltim0,360,330,350,340,340,30Jambi0,370,410,420,430,390,37Sulut0,360,400,380,400,340,34Sumsel0,420,410,440,440,460,43Gorontalo0,280,300,310,290,300,30Babel0,370,370,410,400,380,37Sulteng0,380,360,390,350,360,37Bengkulu0,420,420,430,410,410,40Sulsel0,380,350,360,360,370,36Lampung0,360,350,350,310,340,36Sulbar0,430,430,430,420,440,36DKI Jakarta0,400,410,430,400,410,42Sultra0,410,410,410,410,410,36Jawa Barat0,340,330,370,380,410,33Maluku0,400,390,400,390,400,42Banten0,280,320,320,340,330,34Maluku Utara0,380,380,390,380,380,34Jawa Tengah0,420,410,440,440,420,41Papua0,430,420,440,430,400,41DIY0,440,440,430,430,400,38Papua Barat0,420,370,360,360,370,34Jawa Timur0,410,410,410,410,410,38INDONESIA0,380,410,400,430,410,37Bali

Sumber: Diolah dari BPS

0,310,320,330,340,350,360,370,380,39

0,40,410,42

Rasio

2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

0,330,320,32

0,36

0,33

0,360,35

0,370,38

0,410,410,410,410,41

G I N I R A S I OTahun 2002 - 2015

15

20

25

30

35

40

45

50

[%, pers

en]2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

40% Pnddk Y(Terendah) 40% Pnddk Y(Menengah) 20% Pnddk Y(Tertinggi)

DISTRIBUSI PENDAPATANTahun 2002 - 2014

Page 38: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-1

BAB IIPROSPEK EKONOMI TAHUN 2016

A. EKONOMI DUNIA

Gambaran terakhir menyeluruh ekonomi dunia tahun 2016 diberikan oleh IMF,World Economic Outlook, Update Januari 2016.

Outlook ekonomi dunia tahun 2016 dihadapkan pada 4 resiko global, yaitu:melambatnya negara emerging, penyesuaian yang dilakukan oleh ekonomi Cina(China’s rebalancing), harga komoditi yang tetap rendah, serta normalisasi kebijakanmoneter AS. Apabila resiko ini gagal diantisipasi, pertumbuhan ekonomi duniaberpotensi lebih rendah dari yang diperkirakan.

Ekonomi dunia tahun 2016 diperkirakan hanya tumbuh 3,4 persen, lebih rendah 0,2percentage points dari perkiraan sebelumnya (3,6 persen). Meskipun lebih baikdibandingkan tahun 2015 (3,1 persen), tingkat pertumbuhan tahun 2016 ini di bawahlong term trend pertumbuhan global (4 persen). Dengan tingkat pertumbuhan ini,harga komoditi, termasuk komoditi nonmigas, diperkirakan masih turun.

Perekonomian negara maju diperkirakan tumbuh 2,1 persen, lebih baik dari tahun2015 (1,9 persen) dengan Amerika Serikat yang diperkirakan tumbuh 2,6 persen,Kawasan Eropah 1,7 persen, Jepang 1,0 persen, dan negara-negara maju lainnya 2,4persen.

Ekonomi negara berkembang dan emerging pada tahun 2016 diperkirakan tumbuh4,3 persen dengan Kawasan Asia diperkirakan melambat menjadi 6,3 persenterutama oleh pertumbuhan ekonomi Cina yang melambat menjadi 6,3 persen.

Pertumbuhan ekonomi Cina dalam jangka menengah dan panjang diperkirakanterus melambat dan keberlanjutannya akan ditentukan oleh reformasi strukturalyang dilakukannya. Utang yang mencapai 250 persen PDB atau 100 persen PDBlebih tinggi sejak tahun 2008 membatasi Cina untuk melakukan ekspansi.

Kawasan Sub Sahara Afrika serta Timur Tengah dan Afrika Utara diperkirakantumbuh lebih baik yaitu sebesar 4,0 persen dan 3,6 persen; CIS tidak mengalamikontraksi seperti tahun 2015; sedangkan Eropah Timur dan Tengah melambatmenjadi 3,1 persen.

Kawasan Amerika Latin tetap tumbuh negatif, yaitu 0,3 persen, sama dengantahun 2015 antara lain oleh pertumbuhan ekonomi Brasil yang diperkirakan masihlemah. Gambaran ekonomi dunia tahun 2005 – 2016 dapat dilihat pada Tabel II.1berikut ini.

Page 39: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-2

Volume perdagangan dunia pada tahun 2016 diperkirakan meningkat dengan hargakomoditi yang masih menurun. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016 yangmembaik meskipun masih di bawah trend jangka panjang akan mendorong volumeperdagangan barang dan jasa sekitar 3,4 persen.

Harga komoditi non-energi dalam tahun 2016 diperkirakan masih turun cukupbesar yaitu sekitar 9,5 persen, meski lebih kecil dari penurunan tahun 2015 (17,4persen). Indeks harga komoditi tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada Tabel II.2berikut ini.

INDEKS HARGA KOMODITITahun 2012 - 2016*)

2016*)20152014201320124965118127128Energy798297102110Non-Energy6067859196 Metal8889103106114 Agriculture8991107116124 Food8689104128141 Grain8385109116126 Oils and Meals

100100108104107 Other Foods93941028393 Beverages83839295101 Raw Materials9295100114138 Fertilizers8391101115138Precious Metals

Memorandum Items375196104105Crude Oils (USD/barrel)

10751160126514111670Gold (USD/toz)Sumber: Bank Dunia, 2016. *) Perkiraan

EKONOMI DUNIA TAHUN 2005 - 2016*)(persen perubahan, %)

2017*)2016*)2015*)2014201320122011201020092008200720062005OUTPUT

3,63,43,13,43,43,44,25,4-0,03,15,75,54,9Dunia2,12,11,91,81,41,21,73,1-3,40,22,83,12,7 Negara Maju2,62,62,42,41,52,21,62,5-2,8-0,31,82,73,3 AS1,71,71,50,9-0,5-0,81,62,0-4,50,53,03,21,7 Kawasan Eropa0,31,00,60,01,41,7-0,54,7-5,5-1,21,72,20,9 Jepang4,74,34,04,65,05,26,27,43,15,88,78,27,2 Negara Berkembang4,74,03,55,05,24,25,06,74,06,07,66,86,8 Sub Sahara Afrika3,43,13,42,82,91,35,44,8-3,03,15,56,45,9 Eropa Tengah dan Timur1,70,0-2,81,02,23,44,84,6-6,35,39,08,96,8 CIS6,26,36,66,87,06,87,79,67,57,311,210,19,3 Asia6,06,36,97,37,77,89,310,49,29,614,212,711,3 Cina3,63,62,52,82,44,84,44,82,25,26,36,55,8 Timteng dan Afrika Utara1,6-0,3-0,31,32,93,14,96,1-1,33,95,75,64,7 Amerika Latin4,13,42,63,43,32,86,812,6-10,63,08,39,17,7VOLUME PERDAGANGAN

Impor4,13,74,03,32,10,95,511,7-12,20,55,77,86,4 Negara Maju4,33,40,43,75,26,09,814,1-7,99,115,611,811,9 Negara Berkembang

Ekspor4,34,13,23,33,12,06,312,3-11,82,27,58,76,1 Negara Maju6,15,75,33,44,64,47,413,6-7,74,49,710,611,6 Negara Berkembang

HARGA KOMODITI Minyak Mentah (USD/brl)

47,038,549,193,197,994,294,379,461,799,672,366,054,9 WTI **)50,040,252,998,9108,9112,0109,379,661,997,672,765,457,1 Brent **)48,242,050,896,2104,1105,0102,879,061,897,071,164,355,6 Rata2 (WTI, Brent, Dubai)

0,4-9,5-17,4-4,0-1,2-10,017,926,5-15,87,913,923,16,3 Non-fuelSumber: IMF, Data Base dan IMF, WEO, Update Januari 2016; dan Badan Statistik Negara Terkait.*) Perkiraan, **) Berdasarkan Proyeksi EIA, US Dept of Energy, terakhir

Page 40: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-3

Sampai bulan Januari 2016, harga komoditi masih turun tajam. Dalam bulan Januari2016, indeks harga komoditi non-energi turun menjadi 74,5 atau turun 15,6 persen (y-o-y). Perkembangan harga komoditi energi dan non-energi sampai bulan Januari 2016dapat dilihat pada Tabel II.3 berikut ini.

Turunnya harga komoditi terkait erat dengan perlambatan ekonomi Cina yang selamaini menjadi pusat manufaktur global dan penggerak perekonomian dunia. Hubunganantara harga komoditi non-energi dengan pertumbuhan ekonomi Cina dapat dilihatpada Grafik II.1 berikut ini.

Secara ekonometris perubahan harga komoditi primer non-energi mempunyaikorelasi positif yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi Cina, signifikan, danmempunyai kemampuan prediksi yang baik. P*/P* = + Y/Y + = - 94,3+ 11,4 Y/Y. Dalam jangka pendek dibutuhkan pertumbuhan ekonomi Cinalebih 8 persen untuk mendorong kenaikan kembali harga komoditi primer non-energi.

70

82

94

106

118

130

Indeks H

arga Kom

oditi No

n Energi

6

6,8

7,6

8,4

9,2

10

(% perub

ahan PD

B Cina,

y-o-y)

2011:1 2012:1 2013:1 2014:1 2015:1

IH Non-Energi Pertumb Ekon Cina

HARGA KOMODITI DAN EKONOMI CINATriwulan I/2011 - IV/2015

INDEKS HARGA KOMODITI PRIMER DAN TINGKAT HARGA KOMODITI EKSPOR INDONESIAApril 2015 - Januari 2016

Jan'16NovOktSepAgtJulJunMeiAprINDEKS HARGA KOMODITI PRIMER

40,555,259,759,759,568,876,377,872,2ENERGY-35,7-42,8-43,8-48,8-50,9-45,8-41,9-39,7-43,8 Kenaikan (y-o-y)74,577,279,279,079,983,084,285,484,7NON-ENERGY

-15,6-17,5-15,1-16,3-18,2-15,5-14,4-14,4-15,2 Kenaikan (y-o-y)83,385,786,785,887,590,890,290,190,4AGRICULTURAL86,093,692,991,893,996,496,293,491,2 Beverages84,586,187,686,287,992,390,891,193,1 Foods77,378,581,879,981,687,787,486,486,4 Fats and Oils82,183,684,682,383,891,088,388,992,5 Grains96,198,498,098,199,999,597,599,2102,4 Other Foods79,280,781,581,783,284,385,786,083,7 Agricultural Raw Mat.92,195,496,596,597,397,197,097,094,6 Timber65,064,665,265,567,870,473,374,171,8 Other Raw Materials86,093,293,193,494,894,997,896,193,0FERTILIZERS55,257,962,263,462,665,770,474,672,1METAL AND MINERALS61,463,868,269,168,372,776,782,480,6 Base Metals84,784,490,587,387,087,992,494,393,9PRECIOUS METAL

TINGKAT HARGA BEBERAPA KOMODITI EKSPOR INDONESIA49,852,652,354,758,659,158,860,457,8 Coal, Australia (USD/MT)

8,58,99,49,69,28,98,68,710,2 LNG, Jpn (USD/MMBTU)565,0558,0583,0538,0549,0635,0671,0659,0662,0 Palm Oil, Malaysia (USD/MT)

27,543,743,743,142,851,859,461,957,6 ICP (USD/barel)1,081,171,251,251,321,451,591,551,41 Rubber, TSR 20 (USD/kg)

447248005216521751275457583362956042 Copper (USD/MT)850792441031799381038611413128251351112831 Nickel (USD/MT)

Sumber: Bank Dunia, Ditjen Migas, ESDM (untuk ICP)

Page 41: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-4

Harga minyak mentah dunia tahun 2016 diperkirakan turun. Dengan melambatnyapermintaan global, masuknya produksi minyak mentah Iran di pasar minyak mentahdunia, serta keputusan OPEC untuk tetap mempertahankan pangsa pasar OPEC,harga minyak mentah Brent dan WTI terus turun hingga di bawah USD 30/barel padapertengahan bulan Januari 2016. Perkembangan harga minyak mentah harian dapatdilihat pada Grafik II.2 berikut ini.

Estimasi EIA, US Dept. of Energy terakhir (Februari 2016) memperkirakan hargaminyak mentah Brent dan WTI dalam keseluruhan tahun 2016 masing-masingsebesar USD 37,5 per barel dan USD 37,6 per barel. Dalam keseluruhan tahun2017, harga Brent dan WTI diperkirakan meningkat masing-masing menjadi USD50 per barel. Perkembangan harga minyak mentah dan kronologi proyeksi hargaminyak mentah dapat dilihat pada Tabel II.4 berikut ini.

Sementara itu IMF memperkirakan harga minyak mentah rata-rata (Brent, Dubai,dan WTI) dalam tahun 2016 sebesar USD 42,0 per barel. Proyeksi produksi,permintaan, dan inventori minyak mentah dunia serta harga WTI dapat dilihatpada Grafik II.3, Grafik II.4 dan Tabel II.5.

20

30

40

50

60

70(USD

/barel)

02-Jan 12-Feb 30-Mar 14-May 02-Jul 19-Aug 05-Oct 24-Nov 14-Jan

WTI Brent

HARGA SPOT MINYAK MENTAH WTI DAN BRENT2 Januari 2015 - 15 Februari 2016

PERKEMBANGAN HARGA MINYAK MENTAH2016Realisasi Harga Minyak

JanDesNovOktSepAgtJulJunMeiAprMentah (USD/barel)31,537,242,746,245,542,950,959,859,354,4 WTI27,034,842,246,646,247,256,361,863,758,8 Dubai30,837,744,448,147,247,055,962,364,659,4 Brent29,836,643,147,046,345,754,361,362,557,5 Rata2 (WTI, Dubai, Brent)27,535,543,743,743,142,851,859,461,957,6 Minyak Mentah Indonesia

Sumber: Bank Dunia, Pertamina/ESDMKRONOLOGI PROYEKSI HARGA MINYAK MENTAH

2016FebJanDesNovOktSepAgtJulJunMeiProyeksi Bulan

Perkiraan Harga WTI (USD/barel)37,638,550,951,353,653,654,462,062,065,6 Keseluruhan Thn 201650,047,0 Keseluruhan Thn 2017

Perkiraan Harga Brent (USD/barel)37,540,255,856,258,658,659,467,067,070,5 Keseluruhan Thn 201650,050,0 Keseluruhan Thn 2017

Sumber: EIA, US Dept. of Energy

Page 42: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-5

Normalisasi suku bunga AS diperkirakan terus berlanjut namun dengan kenaikanyang diperkirakan rendah, bertahap, serta mempertimbangkan kondisi ekonomi duniasecara keseluruhan.

Dalam bulan Januari 2016 perekonomian AS tetap solid. Tingkat pengangguranturun menjadi 4,9 persen. Laju inflasi secara bertahap meningkat dari 0,2 persenpada bulan Oktober 2015 menjadi 0,7 persen pada bulan Desember 2015 dan 1,4persen pada bulan Januari 2016 (y-o-y).

West Texas Intermediate (WTI) Crude Oil Pricedollars per barrel

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Jan 2015 Jul 2015 Jan 2016 Jul 2016 Jan 2017 Jul 2017

Historical spot priceSTEO price forecastNYMEX futures price95% NYMEX futures upper confidence interval95% NYMEX futures lower confidence interval

Source: Short-Term Energy Outlook, January 2016.

Note: Confidence interval derived from options market information for the 5 trading days ending Jan. 7,2016. Intervals not calculated for months with sparse trading in near-the-money options contracts.

World Liquid Fuels Prod and Consumption Balancemillion barrels per day (MMb/d)

86

88

90

92

94

96

98

2011-Q1 2012-Q1 2013-Q1 2014-Q1 2015-Q1 2016-Q1 2017-Q1

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0Implied stock change and balance (right axis)

World production (left axis)

World consumption (left axis)

Source: Short-Term Energy Outlook, January 2016.

MMb/d

PRODUKSI, KONSUMSI, DAN INVENTORI MINYAK MENTAH DUNIA(Juta Barel per Hari)

20172016201520172016Tw 4Tw 3Tw 2Tw 1Tw 4Tw 3Tw 2Tw 1

PRODUKSI26,1026,1826,6926,2126,0326,1226,0226,0525,9126,2326,54 OECD14,6414,5415,0314,8514,6114,6414,4514,4714,3514,6314,73 U.S. (50 States)

4,804,644,484,824,834,774,774,724,674,604,57 Canada2,492,592,632,412,452,522,552,572,582,592,60 Mexico2,612,873,052,552,562,632,702,742,772,883,11 North Sea1,571,541,501,581,581,561,551,551,541,531,53 Other OECD

70,6669,8868,9370,9471,2870,7169,7370,3370,6569,8268,72 Non-OECD40,0739,2038,1840,3340,3540,0139,5839,5539,6339,0838,52 OPEC32,8732,3031,6033,0433,1132,8532,4732,5632,6932,2131,73 Crude Oil Portion

7,206,906,597,297,237,167,117,006,946,876,79 Other Liquids13,7613,9214,0013,6913,7513,8113,8013,9613,9313,9113,89 Former Soviet Union

4,684,684,704,704,694,694,664,694,694,684,65 China12,1512,0912,0412,2212,4912,2011,7012,1312,4012,1511,66 Other Non-OECD96,7696,0695,6297,1497,3296,8395,7696,3896,5796,0695,25 Total Produksi Dunia56,7056,8757,4356,8256,9756,8256,1856,8356,9456,9856,74 Non-OPEC Production

KONSUMSI46,8646,5346,3347,4146,9846,0547,0147,0846,6245,7446,66 OECD19,7519,4919,3819,9420,0519,6519,3619,6919,7719,4219,09 U.S. (50 States)

0,420,400,370,420,420,420,420,400,400,400,40 U.S. Territories2,392,392,352,412,432,322,382,412,432,322,38 Canada

13,7113,6913,7213,8213,8913,4413,7013,8013,8613,4113,67 Europe4,114,144,234,223,863,834,554,253,883,854,58 Japan6,486,426,276,596,346,406,606,536,296,346,54 Other OECD

49,6248,5047,4549,7650,3650,0148,3448,6449,2248,8747,25 Non-OECD4,834,814,794,944,964,684,754,924,934,664,73 Former Soviet Union0,740,730,730,760,760,740,730,750,750,730,72 Europe

11,8011,5011,1811,8911,9511,9911,3711,5911,6411,6911,08 China12,8512,5012,1312,9212,5713,0712,8412,5712,2312,7112,49 Other Asia19,3918,9518,6319,2520,1319,5318,6518,8219,6719,0918,24 Other Non-OECD96,4895,0293,7897,1797,3496,0695,3595,7295,8494,6193,91 Total Konsumsi Dunia

INVENTORI (Net Withdrawals)0,070,13-0,420,58-0,07-0,320,100,560,05-0,230,13 U.S. (50 States)

-0,12-0,42-0,40-0,200,03-0,15-0,18-0,44-0,27-0,42-0,54 Other OECD-0,23-0,75-1,01-0,350,06-0,29-0,32-0,78-0,50-0,79-0,93 Other Stock Draws & Balance-0,28-1,04-1,840,030,03-0,77-0,40-0,66-0,73-1,44-1,34 Total Stock Draw

End-of-period Inventories (jt brl)12821317126812691300128812701291132613261323 U.S. Commercial Inventory31723115289531733194317631453142314331103064 OECD Commercial Inventory

Sumber: Diolah dari EIA, US Dept. of Energy, Januari 2016

Page 43: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-6

Meskipun perekonomian AS tetap solid, situasi ekonomi di luar AS masihmelemah dengan resiko ketidakpastian yang masih tinggi. Jatuhnya kembaliindeks saham di Shanghai, meningkatnya tekanan eksternal di berbagai negaratermasuk Cina, Jepang, dan negara-negara pengekspor minyak mentah dankomoditi primer akan menuntut kehati-hatian yang lebih tinggi bagi bank sentralAS dalam menaikkan suku bunga. Ekspor dan impor Cina pada bulan Januari2016 turun berturut-turut 11,2 persen dan 18,8 persen (y-o-y).

Kenaikan Fed Funds rate yang besar dan frekuensi yang kerap berpotensimeningkatkan resiko bagi stabilitas keuangan dan perekonomian global yang padagilirannya akan berdampak pada peekonomian AS sendiri. Kenaikan suku bungaacuan AS dalam keseluruhan tahun 2016 diperkirakan antara 2 – 4 kali.

B. TANTANGAN POKOK

Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi baik di dalam negeri maupun di tingkatglobal, tantangan pokok yang dihadapi oleh ekonomi Indonesia pada tahun 2016 adalahsebagai berikut.

Pertama, mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi globaltahun 2016 yang relatif rendah serta perlambatan ekonomi pada negara-negara utamatujuan ekspor yang masih berlanjut, dukungan ekspor terhadap pertumbuhanekonomi Indonesia harus ditingkatkan. Dalam bulan Januari 2016, penerimaan eksporIndonesia hanya mencapai USD 10,5 miliar atau turun 20,7 persen (y-o-y).

Investasi masyarakat yang lambat, daya beli masyarakat yang turun, dan daya saingekonomi yang masih rendah harus ditingkatkan guna mendorong permintaandomestik.

Disamping itu belanja negara yang dalam tahun 2015 mampu menahanperlambatan lebih dalam ekonomi Indonesia perlu dipertajam agar memberimultiplier effect yang lebih besar pada kegiatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Kedua, meningkatkan kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja danmengurangi jumlah penduduk miskin. Dengan jumlah pengangguran dan pendudukmiskin yang meningkat pada tahun 2015, kualitas pertumbuhan perlu ditingkatkanagar mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas serta mengurangi jumlahpenduduk miskin.

Ketiga, menjaga stabilitas ekonomi terutama stabilitas harga barang dan jasa sertastabilitas nilai tukar rupiah.

Stabilitas harga terutama harga kebutuhan pokok tetap membutuhkan perhatianyang serius dan langkah konkrit untuk mengendalikannya. Dengan rendahnyaharga minyak mentah dunia, kebijakan administered price, antara lain BBM, listrik,serta harga lainnya yang terkait perlu dilonggarkan untuk meningkatkan daya belimasyarakat dan meringankan beban biaya bagi dunia usaha.

Page 44: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-7

C. LANGKAH POKOK YANG PERLU DITEMPUH

Dalam tahun 2016, kebijakan moneter perlu dilaksanakan dengan prudent untukmenjaga stabilitas rupiah dan harga serta relaksasi suku bunga guna memberi doronganbagi kegiatan ekonomi.

Kebijakan fiskal diarahkan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin ruang, dankebijakan sektor riil diarahkan untuk mengurangi berbagai kendala yangmenghambat bagi peningkatan daya saing dan investasi. Secara rinci, langkahpokok yang perlu ditempuh sebagai berikut.

Pertama, meningkatkan ketahanan fiskal dan mempertajam belanja negara pada APBN2016. Penyesuaian APBN 2016 perlu dilakukan dengan beberapa pertimbangan pokoksebagai berikut.

Pertama, beberapa besaran pokok APBN 2016 realisasinya diperkirakan akanberbeda cukup besar dari asumsi yang telah ditetapkan dalam APBN 2016 sertaberpengaruh langsung terhadap postur dan belanja APBN, terutama asumsimengenai harga minyak mentah Indonesia (ICP). Dalam perkembangan terakhir,harga minyak mentah dunia dalam keseluruhan tahun 2016 diperkirakan sekitarUSD 40 per barel, lebih rendah USD 10 per barel dibandingkan dengan asumsipada APBN 2016. Besaran lainnya seperti kurs rupiah diperkirakan akan berbedadengan asumsi pokok APBN 2016 namun tidak terlalu besar dan signifikanmempengaruhi postur APBN.

Kedua, tingginya sasaran penerimaan pajak dalam APBN 2016. Dengan realisasipenerimaan pajak tahun 2015 sebesar Rp 1.240,4 triliun, sasaran penerimaan pajakdalam APBN 2016 sebesar Rp 1.546,7 triliun diperkirakan sulit untuk dicapai.Penerimaan pajak diperkirakan kembali akan mengalami short-fall sekitar Rp 150– 200 triliun. Tanpa penyesuaian target penerimaan pajak, defisit APBN tahun2016 diperkirakan meningkat cukup besar.

Ketiga, dengan dua pertimbangan di atas perlu dilakukan penyesuaian belanjanegara dengan memangkas belanja yang kurang memberi multiplier effect besarbesar pada perekonomian dan kesejahteraan rakyat dan mempertahankan belanjamodal yang telah direncanakan.

Keempat, disamping belanja pemerintah pusat, dengan semakin besarnya transferke daerah dan dana desa, kemampuan penyerapan anggaran oleh daerah perluditingkatkan dengan kecenderungan semakin besarnya dana pemerintah daerah diperbankan dari tahun ke tahun. Perkembangan dana pemerintah daerah diperbankan dapat dilihat pada Boks II.1 berikut ini.

Boks II.1.DANA PEMERINTAH DAERAH DI PERBANKAN

Dana pemerintah daerah (pemda) di perbankan pada bulan September 2015 mencapai Rp 298,4triliun (sumber: BI; sedikit lebih tinggi dari data Kemenkeu yang juga bersumber dari BI, yaitu

Page 45: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-8

Rp 291,5 triliun). Sekitar 71,1 persen (Rp 212,2 triliun) dana tersebut milik pemdakabupaten/kodya dan sisanya (28,9 persen) milik pemda provinsi.

Dana pemda di perbankan mempunyai pola yang meningkat pada awal tahun kemudianmenurun pada triwulan IV. Besarnya dana pemda di perbankan (terutama pada triwulan III)disebabkan oleh distribusi penyerapan yang tidak merata dengan penyerapan yang menumpuktriwulan IV. Pada posisi Desember, dana pemda di perbankan meningkat rata-rata sekitar Rp20 triliun dibandingkan akhir tahun sebelumnya (kecuali pada tahun 2013 dan 2015).Perkembangan dana pemda di perbankan sampai bulan Desember 2015 dapat dilihat padaGrafik II.5 berikut ini.

Dalam rangka mendorong penyerapan dana pemda, Pemerintah (dalam hal ini Kemenkeu)merencanakan konversi sebagian dana pemda yang berlebih ke SBN. Dasar kebijakandimaksud adalah pasal 15 ayat (2) RUU APBN Tahun 2016 yang menyatakan bahwa anggaranTransfer ke Daerah dan Dana Desa termasuk konversi penyaluran DBH dan/atau DAUdalam bentuk SBN bagi Daerah yang memiliki uang kas dan/atau simpanan di bank dalamjumlah yang besar. Adapun penyaluran DAK berdasarkan kinerja fisik.

Penerbitan SBN untuk menyerap dana kelebihan pemda di perbankan direncanakan berjangkapendek, berbeda dengan SBN pada umumnya yang berjangka menengah. Dengan perkiraanbahwa dana pemda harus tersedia untuk 3 (tiga) bulan belanja daerah (atau seperempat dariconsolidated APBD Tahun 2014 sebesar Rp 817,7 triliun = Rp 204,4 triliun), SBN jangkapendek yang dapat diterbitkan (misalnya dilaksanakan pada tahun 2015 ini) sekitar Rp 90triliun (Rp 298,4 triliun – Rp 204,4 triliun). Secara lebih rinci, potensi tersebut terlihat darisimpanan dana pemda 10 terbesar di perbankan. Jumlah ini dapat membantu pembiayaanbelanja pemerintah pusat terutama pada triwulan II dan III.

Meski bermanfaat bagi pemerintah pusat dalam pembiayaan belanja negara, penerbitan SBNjangka pendek bagi dana pemda di perbankan beresiko dapat menghambat penyerapan danapemda dan menimbulkan crowding-out effect.

Dengan sebagian dana pemda di perbankan yang ditempatkan dalam instrumen deposito, yieldSBN cenderung akan lebih besar dari suku bunga deposito. Pada gilirannya akan memberiinsentif lebih besar bagi pemda untuk menempatkan dana pada SBN (disinsentif bagipenyerapan) serta mendorong kenaikan suku bunga dalam negeri.

Saat ini dana pemda di perbankan ditempatkan baik dalam bentuk giro, tabungan, maupundeposito dengan imbalan bunga pasar [catatan: suku bunga giro untuk penempatan Rp 10 juta– Rp 100 juta = 0,5 persen, Rp 100 juta – Rp 500 juta = 1,25 persen, lebih dari Rp 500 juta =

50

100

150

200

250

300

Dana Pe

mda di P

erbanka

n (Rp Tr

iliun)

Jan Mar Mei Jul Sep Nov2010 2011 2012 2013 2014 2015

DANA PEMERINTAH DAERAH DI PERBANKANJanuari - Desember

Page 46: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-9

2,0 persen; suku bunga tabungan =1,72 persen; suku bunga deposito = 7,6 - 9,0 persentergantung jangka waktu penempatan].

Penempatan dana pemda dalam bentuk deposito makin besar. Pada akhir tahun 2004, danapemda di perbankan dalam bentuk deposito hanya berjumlah Rp 4,0 triliun (16,4 persen)meningkat menjadi Rp 38,4 triliun pada akhir tahun 2014 (33,3 persen). Pada bulan September2015, dana pemda di perbankan dalam bentuk deposito meningkat menjadi Rp 116,6 triliundan dalam bulan Desember 2015 turun menjadi Rp 46,2 triliun.

Dalam kaitan itu disarankan agar dana pemda di perbankan sebaiknya tidak diperbolehkanuntuk ditempatkan baik dalam bentuk deposito maupun tabungan dan hanya diijinkan dalambentuk giro. Dasar pertimbangannya adalah konstitusi yang mengharuskan agar APBNdimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat. Yang dengan demikian dana pemda diperbankan seharusnya tidak diperbolehkan ditempatkan pada instrumen keuangan yangmemberi imbalan relatif besar (suku bunga deposito) bagi pemerintah daerah.

Dengan semakin besarnya volume APBN dan semakin banyaknya fungsi dan kewenanganyang diserahkan kepada daerah ke depan, hambatan pokok yang mengakibatkan rendahnyapenyerapan dana pemda perlu segera di atasi. Dari identifikasi singkat, beberapa faktor utamayang menghambat penyerapan anggaran adalah sebagai berikut. Pertama, masih besarnyakekuatiran pelaksana proyek di daerah yang memungkinkan mereka menjadi tersangka.Kedua, gagal lelang dan waktu bagi daerah yang pendek sehingga tidak memungkinkandilaksanakan tender ulang. Ketiga, banyaknya peraturan/ketentuan pelaksanaan kegiatan yangterlalu detail.

Selain berbagai langkah yang direncanakan untuk meningkatkan penyerapan dana pemda(antara lain rencana penerbitan payung hukum anti-kriminalisasi, penyempurnaan pengadaanbarang/jasa, dan langkah-langkah lain) disarankan beberapa langkah konkrit sebagai berikut.Pertama, melakukan asistensi khusus dalam satu – dua tahun ini kepada daerah yang lambatpenyerapannya. Tim asistensi terdiri dari Kementerian PPN/Bappenas, Kemenkeu, danKemendagri serta dibantu oleh tim profesi. Kedua, memperkuat hubungan antara Bappenasdan Bappeda. Langkah ini akan memudahkan Bappenas untuk meningkatkan kapasitasperencanaan daerah. Ketiga, mempertajam sistem insentif dan disinsentif yang secara konkritmampu meningkatkan penyerapan anggaran di daerah.

Kedua, menjaga stabilitas ekonomi terutama nilai tukar rupiah dan harga barang danjasa. Perkembangan ekonomi global tetap perlu dicermati dengan seksama terutamayang terkait dengan pergerakan harga komoditi, ketidakpastian ekonomi Cina, danrencana kenaikan suku bunga AS dengan berbagai transmisinya antara lain pada nilaitukar, aliran modal, bursa saham, dan transmisi penting lainnya.

Pemantauan juga perlu diarahkan pada berbagai potensi krisis yang dapat terjadi diberbagai kawasan yang dapat memicu pergerakan arus modal serta menimbulkanefek menjalar (contagious effect) termasuk ketidakpastian ekonomi Cina.

Stabilitas harga barang dan jasa perlu ditingkatkan dengan menjaga pasokan barangdan jasa secara memadai terutama komoditas bahan pokok. Penurunanadministered price perlu dilakukan secara proporsional untuk meningkatkan dayabeli masyarakat dan mengurangi beban biaya dunia usaha.

Page 47: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-10

Ketiga, terus memperbaiki iklim investasi. Kenaikan investasi di Indonesia cenderungmelambat. Selain oleh berkurangnya arus investasi ke emerging economies, daya tarikinvestasi Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Dalam tahun 2015, ranking Indonesia naik menjadi 109 dalam Ease of Doing Businessdari 189 negara. Ranking Indonesia dalam Global Competitiveness Index jugamembaik dari urutan 38 (dari 188 negara) pada tahun 2013 – 14 menjadi urutan 34(dari 184 negara) pada tahun 2014 – 2015. Meski ranking Indonesia dalam EODBmeningkat dari urutan 114 pada tahun 2014, peringkat Indonesia masih jauh di bawahrata-rata negara ASEAN dan bahkan Vietnam dan Filipina (masing-masing ranking 90dan 103). Dalam Ease of Doing Business 2015, Singapura tetap menempati urutan 1. Easeof Doing Business tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel II.6 berikut ini

EASE OF DOING BUSINESS, 201510987654321RankEconomy2714151191761101Singapore3115552211131312New Zealand93711220289125293Denmark42312984240128234Korea, Rep.

2622474119599745Hong Kong13333815419451523176United Kingdom5213453352344433497United States *

19241737147011719168Sweden6845141470131826249Norway130321766422016273310Finland

21166539255918262211Taiwan, China37262671442504510212Macedonia, FYR1448942665473941113Australia1649449674210553314Canada312357249286231310715Germany

153173785017415752110610181Guatemala189861503997931241713082Saudi Arabia141981091078819611371403083Ukraine98113121161347914868217484Brunei5579613213479439217613684China *7910946162155157110715612586El Salvador75321591158842871121514287Uzbekistan89887310811179557811116788Fiji671671141143642151271447288Trinidad Tobago

123749916812228581081211990Vietnam

12258149116610968128133148101Kuwait971031189366591747666164101Namibia53140951261551091121999165103Philippines

12519114161661521183395107104Antigua Barbuda9617530791347011315580156105Swaziland6160972411113318311494118106Bahamas, The78161901584997153817798107Sri Lanka

14410213110111528115127149151108Kenya77170105148887013146107173109Indonesia *

13915013615513478814387150110Honduras

18918518114166181169166108141181Angola18912376143187174179136167188182Haiti149156168186155133155181133185183Chad18916518717317413313517413189184Congo, Dem. Rep.149177144185150133167186155189185C. African Rep165141186188178109129171125186186Venezuela, RB18976179104181174180187177181187South Sudan189131107160188185189126189158188Libya189121189174122185177142189184189Eritrea

1: Starting a Business, 2: Dealing with Construction, 3: Getting Electricity4: Registering Property, 5: Getting Credit, 6: Protecting Investors, 7: Paying Taxes8: Trading Borders, 9: Enforcing Contracts, 10: Resolving InsolvencySumber: Bank Dunia

Page 48: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-11

Faktor-faktor yang menempatkan Indonesia masih dalam urutan yang rendah adalahstarting a business oleh rumitnya prosedur perijinan untuk memulai usaha diIndonesia, enforcing contract, pembayaran pajak, pendaftaran hak milik, dealing withconstruction, dan trading borders

Keempat, meningkatkan daya saing ekspor dan diversifikasi pasar ekspor. Peningkatan dayasaing perlu dilakukan untuk mengimbangi perlambatan ekonomi dunia terutama negara-negara di luar Amerika Serikat. Daya saing ditingkatkan dengan mengurangi berbagaikendala yang menghambat arus barang dan jasa, termasuk peraturan-peraturan daerahyang menghambat, dan prosedur kepabeanan. Diversifikasi pasar komoditi ekspor perludiperluas dengan mencari pasar baru termasuk di Asia, Amerika Latin, dan Afrika yangrelatif tidak terlalu terkena pengaruh perlambatan ekonomi meskipun pertumbuhannyarelatif rendah

Langkah-langkah yang cepat dan terencana perlu ditempuh dalam memasukiMasyarakat Ekonomi ASEAN yang dimulai sejak akhir tahun 2015 (MEA 2015) baikdalam memanfaatkan peluang yang tersedia bagi pasar yang semakin luas maupundalam melindungi pasar domestik termasuk di sektor jasa, investasi, modal, dan tenagakerja trampil

Kelima, meningkatkan penyaluran kredit perbankan. Penyaluran kredit perbankanditingkatkan dengan mendorong intermediasi perbankan terutama pada kegiatan investasidan produksi. Dengan relaksasi suku bunga acuan dan perbaikan iklim investasi,permintaan kredit diharapkan meningkat.

Pertumbuhan kredit perbankan perlu diupayakan meningkat menjadi sekitar 16 – 18persen pada tahun 2016. Peranan perbankan, meskipun kegiatan ekonomi tidaksepenuhnya dibiayai oleh perbankan, tetap besar. Peranan Bank Persero perludidorong untuk menstimulir penurunan suku bunga kredit keseluruhan bankkomersial.

Boks II.2RUANG PENURUNAN SUKU BUNGA DALAM NEGERI

Ruang bagi penurunan suku bunga acuan pada tahun 2016 masih tersedia dengan tetapmemperhatikan rencana dan resiko kenaikan lebih lanjut Fed Funds rate. Apabila kenaikanFed Funds rate tidak menimbulkan tekanan besar pada mata uang dunia dan kepercayaanterhadap rupiah tetap terjaga, suku bunga acuan riil dapat diturunkan bertahap menjadi 6,5persen [catatan: suku bunga nominal = suku bunga riil + expected inflation].

Dengan suku bunga riil di Indonesia yang perlu dijaga 1,0 – 2,0 persen dan expected inflationtahun 2016 (bukan current inflation) sebesar 5 persen, maka BI rate mempunyai ruang untukditurunkan sebesar 100 bps dalam tahun 2016.

Selain melalui suku bunga acuan, penurunan suku bunga kredit perlu didorong denganpeningkatan efisiensi perbankan termasuk Bank Persero. Meskipun suku bunga kredit BankPersero lebih rendah dari Bank Pemerintah Daerah dan Bank Swasta Nasional, namun lebihtinggi dari Bank Asing dan Bank Campuran kecuali untuk kredit konsumsi. Spread Bank

Page 49: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-12

Persero juga lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Swasta Nasional serta Bank Asing danCampuran.

Peningkatan efisiensi Bank Persero akan menurunkan spread (net interest margin/NIM) yangpada gilirannya akan lebih mendorong penyaluran kredit Bank Persero kepada masyarakat.Pada bulan November 2015, penyaluran kredit Bank Persero meningkat 13,1 persen (y-o-y),tertinggi dibandingkan kelompok bank lainnya. Secara keseluruhan suku bunga kredit dalamtahun 2016 mempunyai ruang untuk diturunkan mengarah pada 10 persen antara lain berasaldari penurunan lebih lanjut BI rate (100 bps) dan peningkatan efisiensi Bank Persero sekitar 70bps (5,2 persen - 4,5 persen). Dalam jangka panjang, upaya untuk mewujudkan suku bungarendah perlu didahului dengan pencapaian tingkat inflasi yang rendah dan persisten.

Keenam, tetap memperkuat fundamental ekonomi Indonesia. Meskipun resiko kenaikansuku bunga AS berkurang, perhatian perlu diberikan pada penguatan fundamentalekonomi Indonesia, termasuk ketahanan sektor keuangan.

Menyelesaikan RUU Jaring Pengaman Sektor Keuangan agar tersedia payunghukum yang kuat apabila terjadi krisis keuangan yang membahayakan ketahananekonomi nasional dan membutuhkan penanganan yang cepat.

Mengendalikan utang luar negeri swasta dengan mengharuskan lindung nilai secaraluas bagi pembayaran utang luar negeri. Disamping itu perlu diciptakan sisteminsentif dan dis-insentif bagi swasta agar pinjaman luar negeri oleh swasta lebihdiarahkan untuk perolehan devisa (ekspor) daripada pasar dalam negeri.Pentingnya pengendalian utang luar negeri cukup besar dengan meningkatnya debtservice ratio (DSR) yang pada tahun 2014 dan 2015 mencapai 51,7 persen dan 61,7persen.

Ketujuh, menangani kantong-kantong pengangguran dan kemiskinan dengan mendorongdaerah untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi jumlah penduduk miskinmelalui kebijakan pusat dan daerah.

Bagian terbesar pengangguran terbuka di Indonesia berada di Jawa. Pada SakernasAgustus 2015, sekitar 59,8 persen pengangguran terbuka berada di Jawa (termasukDKI Jakarta Raya, DI Yogyakarta, dan Banten) dengan pengangguran terbuka terbesardi Jawa Barat (23,7 persen atau hampir seperempat dari total pengangguran terbuka diIndonesia). Di luar Jawa, pengangguran terbuka yang cukup besar menumpuk diSumatera Utara (sekitar 391 ribu orang).

Kegiatan pembangunan yang dibiayai oleh APBN dan APBD Tahun 2016 diarahkanuntuk memperluas lapangan kerja disamping lapangan kerja yang diciptakan olehsektor swasta. Dengan makin besarnya dana transfer ke daerah serta prioritaspembangunan yang ditekankan pada infrastruktur kemampuan APBN dan APBDharus dimaksimalkan.

Bagian terbesar penduduk miskin juga berada di Jawa. Dari Susenas September 2015,sekitar 53,7 persen penduduk miskin Indonesia berada di Jawa kemudian disusulSumatera sekitar 22,1 persen. Wilayah lainnya (Kalimantan, Sulawesi, Bali NusaTenggara, serta Maluku dan Papua) kurang dari 10 persen. Dengan tingkat kemiskinan

Page 50: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-13

yang menurun, program pengentasan kemiskinan perlu dipertajam dengan target yangsudah teridentifikasi.

Dalam kaitan itu perlu dirancang program kemiskinan yang lebih fokus padakarakteristik kemiskinan setempat, berbasis spasial, serta melibatkan daerah dalampenanganannya. Data penduduk dan rumah tangga miskin perlu diperbarui secaraberkala agar program yang dirancang lebih mengarah dan tepat sasaran. Jumlahpenduduk miskin dan tingkat kemiskinan pada semua provinsi dapat dilihat padaTabel II.7 berikut ini.

Dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja yanglebih luas, dan sekaligus meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap berbagai resikoekonomi dunia yang timbul, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan EkonomiJilid I hingga X yang dikeluarkan sejak akhir September 2015 hingga pertengahanFebruari 2016. Ringkasan paket kebijakan tersebut dapat dilihat pada Boks II.3.

Boks II.3.RINGKASAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI JILID I – X

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I ditekankan pada sektor riil yang dapat menggerakkanperekonomian nasional dengan 3 (tiga) inisiatif pokok yaitu: (1) mendorong daya saingindustri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, serta penegakan hukum dan kepastian

JUMLAH PENDUDUK MISKIN DAN TINGKAT KEMISKINANTahun 2012/9 - 2015/9

Provinsi2015/92015/32014/92014/32013/92013/32012/92015/92015/32014/92014/32013/92013/32012/9

17,117,117,018,117,717,618,6859852837881856841877NAD10,810,59,99,410,410,110,41508146413611287139113391378Sumatera Utara

6,77,36,97,47,68,18,0350380355379381407398Sumatera Barat8,88,48,08,18,47,78,1563531498500523469481Riau9,18,98,47,98,48,18,3312301282264282266270Jambi

13,814,313,613,914,114,213,51113114610861101110811101042Sumatera Selatan17,217,917,117,517,818,317,5323334317321320325310Bengkulu13,514,414,214,314,414,915,71101116311441143113411631219Lampung

4,85,45,05,45,35,25,467746772716970Bangka Belitung5,86,26,46,76,46,56,8115122124128125127131Kepulauan Riau3,63,94,13,93,73,63,7369399413394376354367DKI Jakarta9,69,59,29,49,69,59,94486443642394327438342974421Jawa Barat

13,313,613,614,514,414,615,04506457745624836470547334863Jawa Tengah13,214,914,615,015,015,415,9486550533545535550562DI Yogyakarta12,312,312,312,412,712,613,14776478947484787486647714961Jawa Timur

5,85,95,55,45,95,75,7691702649623683656648Banten5,34,74,84,54,54,04,0219197196185187163161Bali

16,517,117,117,317,318,018,0802824817821802831828Nusa Tenggara Barat22,622,619,619,820,220,020,41161116099299510099941000Nusa Tenggara Timur

8,48,08,18,58,78,28,0406384382402394369356Kalimantan Barat5,95,96,16,06,25,96,2148148149146145137142Kalimantan Tengah4,75,04,84,74,84,85,0189198189183183182189Kalimantan Selatan6,16,26,36,46,46,16,4210213253254256238246Kalimantan Timur6,36,24140Kalimantan Utara9,08,78,38,88,57,97,6217209198208200184178Sulawesi Utara

14,114,713,613,914,314,714,9406422387393400405410Sulawesi Tengah10,19,49,510,310,39,59,8865798806864857788806Sulawesi Selatan13,712,912,814,113,712,813,1345322314342327302304Sulawesi Tenggara18,218,317,417,418,017,517,2207207195194201193188Gorontalo11,912,412,112,312,212,313,0153160155154154154161Sulawesi Barat19,419,518,419,119,319,520,8328328307316323322339Maluku

6,26,87,47,37,67,58,173808583868388Maluku Utara25,725,826,327,127,126,727,0226225225229234224223Papua Barat28,428,227,830,131,531,130,789885986492410581017976Papua

Sumber: BPS

Page 51: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-14

usaha; (2) mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan;serta (3) peningkatan investasi di sektor properti.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II ditekankan pada investasi dalam bentuk kemudahan danfasilitas fiskal untuk mendorong arus investasi ke Indonesia.

Layanan perizinan investasi di kawasan industri dipercepat menjadi 3 jam melaluipelayanan terpadu satu pintu (PTSP) pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal(BKPM). Percepatan investasi tersebut meliputi pembuatan izin prinsip investasi,pendirian akte perusahaan, pembuatan nomor pokok wajib pajak (NPWP) serta izinkonstruksi lainnya. Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, investasi minimal yang harusdilakukan sebesar Rp 100 miliar atau yang bisa menyerap sedikitnya 1.000 tenaga kerjaIndonesia.

Kebijakan fiskal bagi eksportir ditingkatkan dengan memberikan insentif pajak bungadeposito bagi eksportir yang memiliki kewajiban melaporkan devisa hasil ekspor (DHE)ke Bank Indonesia. Insentif tersebut berupa pengurangan tarif pajak penghasilan (PPh) atasbunga deposito dari semula 20 persen menjadi 10 persen sebulan. Tarif PPh tersebutsemakin rendah apabila eksportir bersedia menyimpan DHE lebih lama, yaitu 7,5 persenapabila disimpan selama 3 bulan, 2,5 persen (6 bulan), dan 0 persen (lebih dari 6 bulan).Apabila eksportir menukarkan DHE tersebut dalam rupiah maka akan diberlakukan tarifPPh sebesar 7,5 persen (1 bulan), 5 persen (3 bulan), dan 0 persen (6 bulan). Kebijakanfiskal tersebut dimaksudkan untuk menarik minat eksportir yang selama ini menaruhdananya di Singapura.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III meliputi penurunan harga BBM, listrik dan gas, perluasanpenerima KUR, serta penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman modal.Untuk meningkatkan akses wirausahawan, tingkat bunga KUR akan diturunkan dari 22persen menjadi 12 persen. Sementara untuk penyederhanaan izin pertanahan penanamanmodal, Kementerian ATR/BPN merevisi Permen No. 2 Tahun 2015 tentang StandarPelayanan dan Pengaturan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kegiatan PenanamanModal.

OJK meluncurkan enam inisiatif dalam paket kebijakan ketiga, meliputi: (1) relaksasiketentuan persyaratan kegiatan usaha dan penitipan valuta asing dan pengelolaan (trust)bank, (2) Launching skema asuransi pertanian, (3) revitalisasi industri modal ventura, (4)pembentukan konsorsium berbasis ekspor dan ekonomi kreatif serta UMKM, (5)pemberdayaan lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, serta (6) implementasi One ProjectConcept terkait kualitas kredit perbankan.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IV ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja danmasyarakat melalui penetapan formula upah minimum provinsi (UMP) yang sederhana, adil,dan terproyeksi, perluasan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) khususnya bagi pekerjayang terkena PHK, serta pemberian kredit modal kerja untuk Usaha Mikro, Kecil danMenengah.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid V difokuskan pada revaluasi aset perusahaan dan penghapusanpajak berganda untuk kontrak kolektif dana investasi real estate (DIRE) atau real estateinvestment trust (REITs). Dalam rangka mendorong revaluasi aset, insentif pajak diberikanbaik kepada perusahaan BUMN maupun perusahaan swasta. Dengan dilakukannya revaluasi

Page 52: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-15

aset, khususnya untuk aset properti, nilai aset perusahaan akan meningkat dan bisa digunakanuntuk menambah modal usaha dan ekspansi.

Insentif potongan yang diberlakukan sebagai berikut: revaluasi aset hingga 31 Desember2015 dikenakan tarif PPh sebesar 3 persen, revaluasi aset 1 Januari hingga 30 Juni 2016diberlakukan tarif PPh sebesar 4 persen, dan revaluasi aset 1 Juli hingga 31 Desember 2016diberlakukan tarif PPh sebesar 6 persen. Fasilitas dengan tarif pajak yang lebih rendah inihanya berlaku sampai dengan akhir tahun 2016. Untuk periode selanjutnya, perusahaantetap dapat melakukan revaluasi dengan tarif normal.

Dengan penghapusan pajak berganda untuk kontrak kolektif dana investasi real estate(DIRE) atau real estate investment trust (REITs diharapkan dapat menarik dana investasireal estate yang selama ini ditempatkan di luar negeri ke dalam real estate investment trustdi Indonesia.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VI terdiri dari tiga paket kebijakan, yakni: (i) upayamenggerakkan perekonomian di wilayah pinggiran dengan pengembangan Kawasan EkonomiKhusus (KEK), (ii) penyediaan air untuk masyarakat secara berkelanjutan dan berkeadilan, (iii)penyederhanaan perizinan di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

KEK yang dikembangkan antara lain adalah Tanjung Lesung (Banten), Sei Mangkei(Sumatera Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Bitung (Sulawesi Utara), Mandalika (NTB),Morotai (Maluku Utara), Tanjung Api-Api (Sumatera Selatan) dan Maloi Batuta TransKalimantan/MBTK (Kalimantan Timur). Fasilitas dan kemudahan yang akan diberikan diKEK meliputi: Pajak Penghasilan (PPh), PPN dan PPnBM, Kepabeanan, PemilikanProperti Bagi Orang Asing, Kegiatan Utama Pariwisata, Ketenagakerjaan, Keimigrasian,Pertanahan, dan Perizinan.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VII dimaksudkan untuk meningkatkan kemudahan izininvestasi, memberikan keringanan pajak untuk pegawai industri padat karya, danmeningkatkan kemudahan mendapatkan sertifikat tanah. Kemudahan investasi ditingkatkandari sebelumnya 4 izin dalam 3 jam menjadi sembilan izin dalam 3 jam.

Keringanan PPh pegawai industri padat karya diberikan selama 2 tahun dan dapatdiperpanjang pada perusahaan yang memiliki tenaga kerja minimal 5 ribu orang dan yanghasil produksinya diekspor minimal 50 persen. Keringanan diberikan untuk lapisan kenapajak sampai dengan Rp 50 juta.

Selain itu diberikan fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di wilayahtertentu, pengurangan deviden yang dibayarkan subyek pajak luar negeri, percepatandepresiasi, dan perpanjangan fasilitas keringanan pajak dari 5 tahun menjadi 10 tahununtuk industri alas kaki, industri sepatu olahraga, industri sepatu teknik lapangan, industripakaian jadi, serta pakaian berbahan kulit.

Percepatan kemudahan sertifikasi tanah rakyat dalam rangka kepastian hak atas tanahdimaksudkan untuk mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan. Kebijakan ini akandimulai dari pemberian sertifikat tanah untuk pedagang kaki lima, petani, dan sebagainya.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VIII berisi 3 kebijakan yaitu percepatan pelaksanaan one mappolicy, penghapusan tarif bea masuk untuk suku cadang pesawat yang semula tarifnya 15

Page 53: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-16

persen, ditanggung oleh Pemerintah, dan membutuhkan rekomendasi, serta percepatanpembangunan dua kilang minyak baru yaitu di Bontang dan Tuban.

One map policy mendesak untuk mencegah tumpang-tindih penggunaan lahan yang selamaini menghambat kegiatan ekonomi dan pembangunan, khususnya investasi. Peta yangakan dibuat dengan skala 1:50.000 nantinya akan berguna bagi K/L sebagai dasarpenetapan lokasi dan administrasi pertanahan. Upaya percepatan satu peta juga bertujuanmempercepat penyelesaian Rencana Tata Ruang Wilayah terutama di tujuh provinsi, yaituSumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, KalimantanTimur, dan Kalimantan Selatan

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IX meliputi 3 kebijakan utama, yaitu: percepatan pembangunaninfrastruktur tenaga listrik, stabilisasi harga daging, dan peningkatan sektor logistik desa-kota.

Kebijakan pertama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, mendorongpertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan rasio elektrifikasi. Pemerintah menargetkankapasitas listrik terpasang di Indonesia mencapai 53 gigawatt (GW) dengan energi yangterjual mencapai 220 triliunwatthour (TWh) sampai 2015. Rasio elektrifikasi saat iniadalah sebesar 87,5 persen dan untuk mencapai target 97,2 persen pada tahun 2019diperlukan pertumbuhan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan sekitar 8,8 persenper tahun. Perpres akan dikeluarkan untuk mencapai target tersebut sehingga PLNmemiliki dasar hukum yang kuat untuk mempercepat pembangunan infrastrukturketenagalistrikan. Pemerintah juga mendukung berbagai langkah PLN seperti menjaminpenyediaan energi primer, kebutuhan pendanaan dalam bentuk PMN, fasilitaspengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), penyederhanaan perizinan melalui PTSP,penyelesaian konflik tata ruang, penyediaan tanah, penyelesaian masalah hukum, sertapembentukan badan usaha tersendiri yang menjadi mitra PLN dalam penyediaan listrik.Di sisi lain, PLN juga wajib mengutamakan penggunaaan barang/jasa dalam negeri melaluiproses pengadaan yang inovatif.

Kebijakan stabilisasi harga daging didasarkan pada kebutuhan daging sapi dalam negeriyang terus meningkat. Pemerintah akan menetapkan negara/zona dalam suatu negara,unit usaha/ farm untuk memasukan ternak dan/ produk hewan berdasarkan analisisresiko dengan tetap memperhatikan ketentuan Organisasi Kesehatan Hewan Internasional(OIE). Pemasukan ternak/produk hewan dalam kondisi tertentu tetap bisa dilakukan,seperti dalam keadaan bencana, kurangnya ketersediaan daging atau ketika harga dagingsedang naik yang bisa memicu inflasi dan mempengaruhi stabilitas harga. Kebijakan inidiharapkan mampu menstabilisasi pasokan daging dalam negeri dengan harga yangterjangkau dan kesejahteraan peternak tetap meningkat.

Dalam kebijakan ketiga berupa peningkatan sektor logistik desa-kota ada 5 jenis usahayang dideregulasi. Pertama, pengembangan usaha jasa penyelenggaraan pos komersial,dengan menyelaraskan ketentuan besaran tarif untuk mendorong efisiensi jasa pelayananpos. Kedua, penyatuan pembayaran jasa-jasa kepelabuhanan secara elektronik (singlebilling) oleh BUMN yang mengoperasikan pelabuhan. Ketiga, sinergi BUMN membangunagregator/konsolidator ekspor produk UKM, geographical indications, dan ekonomikreatif. Keempat, sistem pelayanan terpadu ke pelabuhan secara elektronik. Kelima,penggunaan mata uang rupiah untuk transaksi kegiatan transportasi. Diperlukan kepastiantarif dalam bentuk mata uang rupiah dengan merevisi Instruksi Menteri Perhubungannomor 3 tahun 2014, karena pembayaran beberapa transaksi kegiatan transportasi masih

Page 54: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-17

menggunakan tarif dalam bentuk mata uang asing yang dikonversikan ke Rupiah denganbesaran kurs yang ditentukan oleh masing-masing pemberi jasa/tidak ada acuan kurs.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid X dimaksudkan untuk mendorong investasi, baik dari dalammaupun luar negeri dengan tetap meningkatkan perlindungan bagi Usaha Mikro, Kecil,Menengah, dan Koperasi (UMKMK) dengan melakukan revisi atas Daftar Negatif Investasi(DNI), yang diatur dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2014 tentang DaftarBidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di BidangPenanaman Modal. Melalui revisi Perpres tersebut, pemerintah menambah 19 bidang usahayang dicadangkan untuk UMKMK.

Ke-19 bidang usaha tersebut tercakup dalam kegiatan jenis usaha jasa bisnis/jasa konsultasikonstruksi yang menggunakan teknologi sederhana/madya dan/atau resiko kecil/sedangdan/atau nilai pekerjaan kurang dari Rp10 miliar. Selain itu, terdapat 39 bidang usahayang dicadangkan untuk UMKMK diperluas nilai pekerjaanya, dari semula sampai denganRp1 miliar menjadi sampai dengan Rp50 miliar. Kegiatan itu mencakup jenis usaha jasakonstruksi, seperti pekerjaan konstruksi untuk bangunan komersial, bangunan saranakesehatan, dan lain-lain.

Di sisi lain, pemerintah menambah bidang usaha untuk kemitraan yang ditujukan agarPenanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) bekerjasama dengan UMKMK. Dari semula 48 bidang usaha, melalui revisi Perpres ini, adatambahan 62 bidang usaha, sehingga total menjadi 110 bidang usaha.

Selain itu, terdapat 35 bidang usaha yang dikeluarkan dari DNI. Bidang-bidang usahatersebut antara lain industri crumb rubber; cold storage; pariwisata (restoran; bar; kafe;usaha rekreasi, seni, dan hiburan: gelanggang olah raga); industri perfilman; penyelenggaratransaksi perdagangan secara elektronik (market place) yang bernilai Rp100 miliar ke atas;pembentukan lembaga pengujian perangkat telekomunikasi; pengusahaan jalan tol;pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya; dan industri bahan bakuobat.

Disamping itu dihapuskan rekomendasi pada 83 bidang usaha, antara lain hotel (nonbintang, bintang satu, bintang dua); motel; usaha rekreasi, seni, dan hiburan; biliar,bowling, dan lapangan golf. Revisi DNI juga membuka 20 bidang usaha untuk asingdengan besaran saham tertentu, yang sebelumnya 100 persen PMDN.

Selain untuk meningkatkan perlindungan terhadap UMKMK, revisi DNI ini jugadilakukan untuk memotong mata rantai pemusatan ekonomi yang selama ini dinikmatioleh kelompok tertentu. Dengan demikian, harga barang dapat ditekan menjadi semakinmurah untuk mengantisipasi era persaingan dan kompetisi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Page 55: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-18

D. PROSPEK EKONOMI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI

Dalam tahun 2016 perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 5,1 – 5,3 persen.Untuk mencapai target pertumbuhan 5,3 persen, beberapa upaya pokok perludilakukan.

Investasi, termasuk investasi pemerintah, dan konsumsi masyarakat perludidorong sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Investasi berupaPMTB perlu meningkat menjadi 5,3 persen dengan ekspektasi positif yangmeningkatkan inventory. Dorongan investasi yang didukung oleh stabilitas hargadiharapkan mampu meningkatkan ekspektasi terhadap pendapatan yang lebih baikdan mendorong konsumsi rumah tangga menjadi sekitar 5,1 persen.

Tekanan pada sisi eksternal diperkirakan tetap berat. Dengan peningkatan dayasaing dan diversifikasi pasar ekspor, ekspor riil barang dan jasa diperkirakanmeningkat 0,9 persen. Perbaikan permintaan domestik dan pengendalian impordiharapkan dapat menekan kebutuhan impor. Impor riil barang dan jasadiperkirakan meningkat 3,5 persen.

Dari sisi produksi, sektor pertanian pada tahun 2016 diperkirakan tumbuh lebihbaik dengan berkurangnya pengaruh El Nino, penurunan sektor pertambangandan penggalian diperkirakan lebih kecil. Sektor industri perlu didorong minimaltumbuh 5,0 persen dan sektor tersier diperkirakan tumbuh mengarah 7 persen.Apabila ini mampu dicapai, dalam keseluruhan tahun 2016, ekonomi diperkirakantumbuh 5,3 persen.

Sejalan dengan sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen tersebut,penyaluran kredit perbankan perlu tumbuh sekitar 16 – 18 persen dalamkeseluruhan tahun 2015. Gambaran pertumbuhan ekonomi tahun 2010 – 2016dapat dilihat pada Tabel II.8.

PERTUMBUHAN PRODUKSI DOMESTIK BRUTO (%)Tahun 2010 - 2016*)

2016*)201520142013201220112010SISI PENGELUARAN

5,15,05,25,45,55,14,3Konsumsi Rumahtangga7,2-0,612,28,26,75,5-3,7Konsumsi LNPRT4,65,41,26,74,55,54,0Konsumsi Pemerintah5,35,14,65,09,18,96,7Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto0,9-2,01,04,21,614,815,3Ekspor Barang dan Jasa3,5-5,82,21,98,015,016,6Dikurangi Impor Barang dan Jasa

SISI PRODUKSI4,44,04,24,24,63,93,5Pertanian

-2,5-5,10,72,53,04,34,1Pertambangan5,04,24,64,45,66,33,8Industri6,86,86,16,97,17,18,7Tersier5,34,85,05,66,06,56,2PERTUMBUHAN EKONOMI (%)

Catatan: *) Proyeksi. Berdasarkan Tahun Dasar 2010

Page 56: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-19

NERACA PEMBAYARAN

Proyeksi neraca pembayaran didasarkan pada beberapa perkiraan pokok sebagaiberikut. Pertama, pertumbuhan ekonomi dunia yang sedikit membaik serta hargakomoditi yang masih turun diperkirakan akan meningkatkan penerimaan eksporsecara marginal. Kedua, meningkatnya investasi diperkirakan mendorong kembalikebutuhan impor. Ketiga, normalisasi kebijakan suku bunga AS tahun 2016 yangsudah diantisipasi diperkirakan akan menambah arus masuk investasi portfolio.

Dengan perkiraan pokok tersebut, defisit neraca transaksi berjalan pada tahun2016 diperkirakan meningkat menjadi USD 23,2 miliar, lebih tinggi dibandingkantahun 2015 (USD 17,8 miliar). Penerimaan ekspor diperkirakan naik sekitar 2persen dengan harga komoditi termasuk minyak mentah yang masih turun;sedangkan impor meningkat sekitar 5 persen menjadi USD 141,8 miliar. Defisitjasa-jasa (termasuk pendapatan primer dan sekunder) diperkirakan masih tetaptinggi sekitar USD 32,7 miliar dengan meningkatnya kebutuhan jasa terkaitdengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Surplus neraca modal dan finansial diperkirakan sebesar USD 28,7 miliar, lebihbesar dibandingkan tahun 2015 (USD 17,1 miliar). Investasi langsung dan portfoliodiperkirakan meningkat masing-masing menjadi USD 13,9 miliar dan USD 13,7miliar; sedangkan investasi lainnya sebesar USD 1,1 miliar.

Dari gambaran neraca transaksi berjalan serta neraca modal dan finansial tersebut,neraca keseluruhan (overall balance) pada tahun 2016 diperkirakan mengalamisurplus sebesar USD 5,6 miliar dan cadangan devisa diperkirakan meningkatmenjadi USD 111,5 miliar. Neraca pembayaran tahun 2010 – 2016 dapat dilihatpada Tabel II.9 berikut ini.

MONETER

Kebijakan moneter dalam keseluruhan tahun 2016 diperkirakan netral untuk menjagastabilitas harga dan nilai tukar dari rencana normalisasi kebijakan suku bunga AS sertamendorong pertumbuhan ekonomi. Meskipun normalisasi kebijakan suku bunga AS

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA(USD Miliar)

2016*)201520142013201220112010-23,2-17,8-27,5-29,1-24,41,75,1TRANSAKSI BERJALAN

151,3148,3175,3182,1187,3191,1150,0Ekspor-141,8-135,1-168,3-176,3-178,7-157,3-119,0Impor

-32,7-31,0-34,5-34,9-33,1-32,1-25,9Jasa-jasa28,817,145,022,024,913,626,5TRANSAKSI MODAL FINANSIAL

0,10,00,00,00,10,00,0Transaksi Modal28,717,145,022,024,913,626,5Transaksi Finansial13,99,314,812,313,711,511,1 Investasi Langsung (neto)13,716,726,110,99,23,813,2 Investasi Portfolio (neto)

1,1-8,94,3-0,91,9-1,82,3 Investasi Lainnya (neto)5,6-0,617,5-7,10,515,331,7TOTAL

-0,5-2,2-0,2-0,3-3,5-1,3Selisih Perhitungan-1,115,2-7,30,211,930,3Neraca Keseluruhan

111,5105,9111,999,4112,8110,196,2CADANGAN DEVISACatatan: *) ProyeksiMEMORANDUM

Page 57: PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2016: PROSPEK DAN KEBIJAKAN · PDF filePROSPEK DAN KEBIJAKAN ... MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL I-10 ... Nilai Tukar Mata Uang I-10 Tabel I.11. Cadangan

II-20

dilakukan secara bertahap dengan sinyal yang jelas, tidak tertutup kemungkinan akantimbul berbagai sentimen negatif baik di tingkat global, regional, dan domestik yangmenimbulkan gejolak ekonomi.

Dalam keseluruhan tahun 2015, nilai tukar diperkirakan sekitar Rp 13.500 per dolarAS. Dengan perubahan lingkungan strategis baik global maupun domestik, nilai tukarrupiah perlu dijaga keseimbangan pada kurs yang secara riil tidak mengalami apresiasiyang berlebihan. Nilai tukar rupiah yang secara riil konstan diperlukan untukmeningkatkan daya saing ekspor Indonesia dan sekaligus mengendalikan impor ditengah perlambatan ekonomi dunia dan perbaikan ekonomi domestik.

E. DOWNSIDE RISK

Terdapat resiko pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari yang ditargetkan. Beberapafaktor yang berpotensi mempengaruhi stabilitas dan memperlambat pertumbuhanekonomi antara lain: (a) melambatnya perekonomian dunia lebih dari yang diperkirakan;(b) meningkatnya gejolak moneter dan keuangan global, termasuk dari ekonomi Cina,yang mempengaruhi arus modal serta menuntut kebijakan moneter baik luar maupundalam negeri menjadi lebih ketat; serta (c) lambatnya pemulihan investasi dan daya belimasyarakat yang pada gilirannya akan memperlambat peningkatan permintaan domestik.

Berbagai faktor di atas dapat mengakibatkan nilai tukar rupiah melemah menjadi lebihdari Rp 14 ribu per dolar AS, laju inflasi meningkat kembali menjadi sekitar 6 persen ataulebih, BI rate dinaikkan kembali, serta pertumbuhan ekonomi kembali melambat menjadisekitar 5 persen atau kurang.