perdarahan subkonjungtiva

13
A. Definisi Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan akibat rapuhnya pembuluh darah konjungtiva. 3 Darah terdapat di antara konjungtiva dan sklera. Sehingga mata akan mendadak terlihat merah dan biasanya mengkhawatirkan bagi pasien. 4 B. Epidemiologi Dari segi usia, perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi di semua kelompok umur, namun hal ini dapat meningkat kejadiannya sesuai dengan pertambahan umur. 6 Penelitian epidemiologi di Kongo rata – rata usia yang mengalami perdarahan subkonjungtiva adalah usia 30.7 tahun. 7 Perdarahan subkonjungtiva sebagian besar terjadi unilateral (90%). Pada perdarahan subkonjungtiva tipe spontan tidak ditemukan hubungan yang jelas dengan suatu kondisi keadaan tertentu (64.3%). Kondisi hipertensi memiliki hubungan yang cukup tinggi dengan angka terjadinya perdarahan subkonjungtiva (14.3%). Kondisi lainnya namun jarang adalah muntah, bersin, malaria, penyakit sickle cell dan melahirkan. 0

description

jbgiupv

Transcript of perdarahan subkonjungtiva

Page 1: perdarahan subkonjungtiva

A. Definisi

Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan akibat rapuhnya pembuluh

darah konjungtiva.3 Darah terdapat di antara konjungtiva dan sklera. Sehingga

mata akan mendadak terlihat merah dan biasanya mengkhawatirkan bagi pasien. 4

B. Epidemiologi

Dari segi usia, perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi di semua

kelompok umur, namun hal ini dapat meningkat kejadiannya sesuai dengan

pertambahan umur.6 Penelitian epidemiologi di Kongo rata – rata usia yang

mengalami perdarahan subkonjungtiva adalah usia 30.7 tahun.7 Perdarahan

subkonjungtiva sebagian besar terjadi unilateral (90%).

Pada perdarahan subkonjungtiva tipe spontan tidak ditemukan hubungan

yang jelas dengan suatu kondisi keadaan tertentu (64.3%). Kondisi hipertensi

memiliki hubungan yang cukup tinggi dengan angka terjadinya perdarahan

subkonjungtiva (14.3%). Kondisi lainnya namun jarang adalah muntah, bersin,

malaria, penyakit sickle cell dan melahirkan.

Pada kasus melahirkan, telah dilakukan penelitian oleh oleh Stolp W dkk

pada 354 pasien postpartum dengan perdarahan subkonjungtiva. Bahwa

kehamilan dan proses persalinan dapat mengakibatkan perdarahan

subkonjungtiva. 8

C. Manifestasi klinis perdarahan subkonjungtiva

Sebagian besar tidak ada gejala simptomatis yang berhubungan dengan

perdarahan subkonjungtiva selain terlihat darah pada bagian sklera.

Sangat jarang mengalami nyeri ketika terjadi perdarahan subkonjungtiva

pada permulaan. Ketika perdarahan terjadi pertama kali, akan terasa tidak

nyaman, terasa ada yang mengganjal dan penuh di mata.

0

Page 2: perdarahan subkonjungtiva

Tampak adanya perdarahan di sklera dengan warna merah terang (tipis)

atau merah tua (tebal).

Tidak ada tanda peradangan, kalaupun adanya biasanya peradangan yang

ringan.

Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam pertama setelah itu

kemudian akan berkurang perlahan ukurannya karena diabsorpsi. 9

D. Patofisiologi

Konjungtiva adalah selaput tipis transparan yang melapisi bagian putih dari

bola mata (sklera) dan bagian dalam kelopak mata.  Konjungtiva merupakan lapisan

pelindung terluar dari bola mata. Konjungtiva mengandung serabut saraf dan

sejumlah besar pembuluh darah yang halus. Pembuluh-pembuluh darah ini umumnya

tidak terlihat secara kasat mata kecuali bila mata mengalami peradangan.  Pembuluh-

pembuluh darah di konjungtiva cukup rapuh dan dindingnya mudah pecah sehingga

mengakibatkan terjadinya perdarahan subkonjungtiva. Perdarahan subkonjungtiva

tampak berupa bercak berwarna merah terang di sclera.

Karena struktur konjungtiva yang halus, sedikit darah dapat menyebar secara

difus di jaringan ikat subkonjungtiva dan menyebabkan eritema difus, yang biasanya

memiliki intensitas yang sama dan menyembunyikan pembuluh darah. Konjungtiva

yang lebih rendah lebih sering terkena daripada bagian atas. Pendarahan berkembang

secara akut, dan biasanya menyebabkan kekhawatiran, meskipun sebenarnya tidak

berbahaya. Apabila tidak ada kondisi trauma mata terkait, ketajaman visual tidak

berubah karena perdarahan terjadi murni secara ekstraokulaer, dan tidak disertai rasa

sakit. 6

Secara klinis, perdarahan subkonjungtiva tampak sebagai perdarahan yang

datar, berwarna merah, di bawah konjungtiva dan dapat menjadi cukup berat sehingga

menyebabkan kemotik kantung darah yang berat dan menonjol di atas tepi kelopak

mata.

1

Page 3: perdarahan subkonjungtiva

Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi secara spontan, akibat trauma,

ataupun infeksi. Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah konjungtiva atau

episclera yang bermuara ke ruang subkonjungtiva.

.Berdasarkan mekanismenya, perdarahan subkonjungtiva dibagi menjadi dua,

yaitu :

1. Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan

Sesuai namanya perdarahan subkonjungtiva ini adalah terjadi secara tiba –

tiba (spontan). Perdarahan tipe ini diakibatkan oleh menurunnya fungsi

endotel sehingga pembuluh darah rapuh dan mudah pecah. Keadaan yang

dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rapuh adalah umur,

hipertensi, arterisklerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian

antikoagulan dan batuk rejan. 3

Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan ini biasanya terjadi unilateral.

Namun pada keadaan tertentu dapat menjadi bilateral atau kambuh

kembali; untuk kasus seperti ini kemungkinan diskrasia darah (gangguan

hemolitik) harus disingkirkan terlebih dahulu. 4

2. Perdarahan subkonjungtiva tipe traumatik

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sebelumnya mengalami trauma

di mata langsung atau tidak langsung yang mengenai kepala daerah orbita.

Perdarahan yang terjadi kadang – kadang menutupi perforasi jaringan bola

mata yang terjadi.

E. Etiologi

1. Idiopatik, suatu penelitian oleh Parmeggiani F dkk di Universitas Ferara Itali

mengenai kaitan genetik polimorfisme faktor XIII Val34Leu dengan

terjadinya perrdarahan subkonjungtiva didapatkan kesimpulan baik homozigot

maupun heterozigot faktor XIII Val34Leu merupakan faktor predisposisi dari

perdarahan subkonjungtiva spontan, alel Leu34 diturunkan secara genetik

sebagai faktor resiko perdarahan subkonjungtiva terutama pada kasus yang

2

Page 4: perdarahan subkonjungtiva

sering mengalami kekambuhan.10 Mutasi pada faktor XIII Val34Leu mungkin

sangat berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya episode perdarahan

subkonjungtiva. 11

2. Manuver Valsalva (seperti batuk, tegang, muntah – muntah, bersin)

3. Traumatik (terpisah atau berhubungan dengan perdarahan retrobulbar atau

ruptur bola mata)

4. Hipertensi12

5. Gangguan perdarahan (jika terjadi berulang pada pasien usia muda tanpa

adanya riwayat trauma atau infeksi), termasuk penyakit hati atau hematologik,

diabetes, SLE, parasit dan defisisensi vitamin C.

6. Berbagai antibiotik, obat NSAID, steroid, kontrasepsi dan vitamin A dan D

yang telah mempunyai hubungan dengan terjadinya perdarahan

subkonjungtiva, penggunaan warfarin. 13

7. Sequele normal pada operasi mata sekalipun tidak terdapat insisi pada

konjungtiva.

8. Beberapa infeksi sistemik febril dapat menyebabkan perdarahan

subkonjungtiva, termasuk septikemia meningokok, demam scarlet, demam

tifoid, kolera, riketsia, malaria, dan virus (influenza, smallpox, measles,

yellow fever, sandfly fever).

9. Perdarahan subkonjungtiva telah dilaporkan merupakan akibat emboli dari

patahan tulang panjang, kompresi dada, angiografi jantung, operasi bedah

jantung.

10. Penggunaan lensa kontak, faktor resiko mayor perdarahan subkonjungtiva

yang diinduksi oleh penggunaan lensa kontak adalah konjungtivakhalasis dan

pinguecula. 14

11. Konjungtivokhalasis merupakan salah satu faktor resiko yang memainkan

peranan penting pada patomekanisme terjadinya perdarahan subkonjungtiva.

F. Diagnosis dan pemeriksaan

3

Page 5: perdarahan subkonjungtiva

Diagnosis dibuat secara klinis dan anamnesis tentang riwayat dapat membantu

penegakan diagnosis dan terapi lebih lanjut. Ketika ditemukan adanya trauma, trauma

dari bola mata atau orbita harus disingkirkan. Apabila perdarahan subkonjungtiva

idiopatik terjadi untuk pertama kalinya, langkah-langkah diagnostik lebih lanjut

biasanya tidak diperlukan. Dalam kejadian kekambuhan, hipertensi arteri dan

kelainan koagulasi harus disingkirkan.

Pemeriksaan fisik bisa dilakukan dengan memberi tetes mata proparacaine

(topikal anestesi) jika pasien tidak dapat membuka mata karena sakit; dan curiga

etiologi lain jika nyeri terasa berat atau terdapat fotofobia. 16

Memeriksa ketajaman visual juga diperlukan, terutama pada perdarahan

subkonjungtiva traumatik. Salah satu studi mengenai perdarahan subkonjungtiva

traumatik dan hubungannya dengan luka / injuri lainnya oleh Lima dan Morales di

rumah sakit Juarez Meksiko tahun 1996 – 2000 menyimpulkan bahwa sejumlah

pasien dengan perdarahan subkonjungtiva disertai dengan trauma lainnya (selain pada

konjungtiva), ketajaman visus < 6/6 meningkat dengan adanya kerusakan pada selain

konjungtiva. Maka dari itu pemeriksaan ketajaman visus merupakan hal yang wajib

pada setiap trauma di mata sekalipun hanya didapat perdarahan subkonjungtiva tanpa

ada trauma organ mata lainnya. 6

Selanjutnya, periksa reaktivitas pupil dan mencari apakah ada defek pupil,

bila perlu, lakukan pemeriksaan dengan slit lamp. Curigai ruptur bola mata jika

perdarahan subkonjungtiva terjadi penuh pada 360°. Jika pasien memiliki riwayat

perdarahan subkonjungtiva berulang, pertimbangkan untuk memeriksa waktu

pendarahan, waktu prothrombin, parsial tromboplastin, dan hitung darah lengkap

dengan jumlah trombosit. 16

G. Diagnosis banding 6

1. Konjungtivitis, hal ini dikarenakan memiliki kesamaan pada klinisnya yaitu

mata merah.

2. Konjungtivitis hemoragik akut

4

Page 6: perdarahan subkonjungtiva

3. Sarcoma kaposi

H. Penatalaksanaan

Perdarahan subkonjungtiva biasanya tidak memerlukan pengobatan.

Pengobatan dini pada perdarahan subkonjungtiva ialah dengan kompres dingin.

Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi dalam 1- 2 minggu tanpa

diobati. 3

Pada bentuk-bentuk berat yang menyebabkan kelainan dari kornea, dapat

dilakukan sayatan dari konjungtiva untuk drainase dari perdarahan. Pemberian air

mata buatan juga dapat membantu pada pasien yang simtomatis. Dari anamnesis dan

pemeriksaan fisik, dicari penyebab utamanya, kemudian terapi dilakukan sesuai

dengan penyebabnya. Tetapi untuk mencegah perdarahan yang semakin meluas

beberapa dokter memberikan vasacon (vasokonstriktor) dan multivitamin. Air mata

buatan untuk iritasi ringan dan mengobati faktor risikonya untuk mencegah risiko

perdarahan berulang.17

Perdarahan subkonjungtiva harus segera dirujuk ke spesialis mata jika

ditemukan kondisi berikut ini :

1. Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan.

2. Terdapat perubahan penglihatan (pandangan kabur, ganda atau kesulitan

untuk melihat)

3. Terdapat riwayat gangguan perdarahan

4. Riwayat hipertensi

5. Riwayat trauma pada mata.

I. Komplikasi

Perdarahan subkonjungtiva akan diabsorpsi sendiri oleh tubuh dalam waktu 1

– 2 minggu, sehingga tidak ada komplikasi serius yang terjadi. Namun adanya

5

Page 7: perdarahan subkonjungtiva

perdarahan subkonjungtiva harus segera dirujuk ke dokter spesialis mata jika ditemui

berbagai hal seperti yang telah disebutkan diatas. 3

Pada perdarahan subkonjungtiva yang sifatnya menetap atau berulang

(kambuhan) harus dipikirkan keadaan lain. Penelitian yang dilakukan oleh Hicks D

dan Mick A mengenai perdarahan subkonjungtiva yang menetap atau mengalami

kekambuhan didapatkan kesimpulan bahwa perdarahan subkonjungtiva yang menetap

merupakan gejala awal dari limfoma adneksa okuler. 6

J. Prognosis

Secara umum prognosis dari perdarahan subkonjungtiva adalah baik. Karena

sifatnya yang dapat diabsorpsi sendiri oleh tubuh. Namun untuk keadaan tertentu

seperti sering mengalami kekambuhan, persisten atau disertai gangguan pandangan

maka dianjurkan untuk dievaluasi lebih lanjut lagi. 3,6

6

Page 8: perdarahan subkonjungtiva

1. American Academy. 2009. Subconjunctival Haemorrhages. Amerika2. Chern, K. C. Emergency Ophthalmology: A Rapid Treatment Guide. 1st ed.

2002. McGraw-Hill, Massachusetts.3. Graham, R. K. Subconjuntival Hemorrhage. 1st Edition. 2009. Medscape’s

Continually Updated Clinical Reference. Diakses tanggal 27 Agustus 2013, dari http://emedicine.medscape.com/article/1192122-overview

4. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. 2008. FK UI. Jakarta5. Incorvaia C et all. Recurrent episodes of spontaneous subconjunctival

hemorrhage in patients with factor XIII Val34Leu mutation. Ferrara, Itali. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013, dari http//pubmed.com/ac12/ Recurrent episodes of spontaneous subconjunctival hemorrhage in patients with factor XIII Val34Leu mutation/9372

6. Kaimbo D, Kaimbo Wa. Epidemiology of traumatic and spontaneous subconjunctival haemorrhages in Congo. Congo. 2008. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013, dari http//pubmed.com/ Epidemiology of traumatic and spontaneous subconjunctival haemorrhages in Congo/943iure

7. Leiker LL, Mehta BH, Pruchnicki MC, Rodis JL. Risk factors and complications of subconjunctival hemorrhages in patients taking warfarin. Kansan. USA. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013, dari http//pubmed.com/ Risk factors and complications of subconjunctival hemorrhages in patients taking warfarin/3i2r43

8. Mimura T, Yamagami S et all. Contanc lens-Induced Subconjuntival Hemorrhage. 2010. Tokyo, japan. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013, dari http//pubmed.com

9. Parmeggiani F et all. Prevalence of factor XIII Val34Leu polymorphism in patients affected by spontaneous subconjunctival hemorrhage. Ferrara, Itali. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013, dari http//pubmed.com/Prevalence of factor XIII Val34Leu polymorphism in patients affected by spontaneous subconjunctival hemorrhage/42u3-upr2

10. Pitts JF, Jardine AG, Murray SB, Barker NH. Spontaneous subconjunctival haemorrhage--a sign of hypertension?. Western Infirmary, Glasgow. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013, dari http//pubmed.com/aihds. Spontaneous subconjunctival haemorrhage--a sign of hypertension?.id

11. Rifki, M. 2010. Perdarahan Subkonjungtiva. Jakarta Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013/www.medicastore/ Perdarahan Subkonjungtiva.3ii04308azs

12. Stolp W, Kamin W, Liedtke M, Borgmann H. [Eye diseases and control of labor. Studies of changes in the eye in labor exemplified by subconjunctival

7

Page 9: perdarahan subkonjungtiva

hemorrhage (hyposphagmas)] . Johanniter-Krankenhauses Bonn. Jerman. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013

13. Vaughan, Daniel G. Oftalmologi Umum,2000. Widia Meka. Jakarta

8