Perdarahan Pasca Ekstraksi

4
PENDARAHAN PASCA EKSTRAKSI A. Definisi Perdarahan Perdarahan merupakan salah satu komplikasi yang mungkin terjadi pasca ekstraksi. Menurut Woodruff (1974), perdarahan dapat diartikan sebagai keluarnya darah dari sistem vaskular. Pasca ekstraksi normalnya perdarahan terjadi selama 5 hingga 20 menit, meskipun dalam beberapa jam setelahnya masih dapat terjadi sedikit perdarahan. Namun menurut Pedlar dan Frame (2001), perdarahan normal pasca ekstraksi akan berhenti setelah tidak lebih dari 10 menit. Perdarahan pasca ekstraksi dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu perdarahan primer, reaksioner, dan perdarahan sekunder. Perdarahan Primer Perdarahan primer adalah ketika terjadi injuri pada suatu jaringan sebagai akibat langsung dari rusaknya pembuluh darah. Perdarahan Reaksioner Perdarahan reaksioner terjadi ketika tekanan darah megalami peningkatan lokal, yang membuka paksa pembuluh darah yang dilapisi oleh sesuatu yang natural ataupun artifisial. Perdarahan reaksioner terjadi dalam 48 jam setelah ekstraksi. Sedangkan menurut Woodruff (1974),

description

Kedokteran Gigi, Ekstraksi

Transcript of Perdarahan Pasca Ekstraksi

PENDARAHAN PASCA EKSTRAKSI

A. Definisi Perdarahan

Perdarahan merupakan salah satu komplikasi yang mungkin terjadi pasca ekstraksi. Menurut Woodruff (1974), perdarahan dapat diartikan sebagai keluarnya darah dari sistem vaskular. Pasca ekstraksi normalnya perdarahan terjadi selama 5 hingga 20 menit, meskipun dalam beberapa jam setelahnya masih dapat terjadi sedikit perdarahan. Namun menurut Pedlar dan Frame (2001), perdarahan normal pasca ekstraksi akan berhenti setelah tidak lebih dari 10 menit.

Perdarahan pasca ekstraksi dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu perdarahan primer, reaksioner, dan perdarahan sekunder.

Perdarahan Primer

Perdarahan primer adalah ketika terjadi injuri pada suatu jaringan sebagai akibat langsung dari rusaknya pembuluh darah.

Perdarahan Reaksioner

Perdarahan reaksioner terjadi ketika tekanan darah megalami peningkatan lokal, yang membuka paksa pembuluh darah yang dilapisi oleh sesuatu yang natural ataupun artifisial. Perdarahan reaksioner terjadi dalam 48 jam setelah ekstraksi. Sedangkan menurut Woodruff (1974), perdarahan reaksioner terjadi pada 24 jam setelah ekstraksi. Perdarahan ini dapat terjadi akibat tergesernya benang jahit atau pergeseran bekuan darah dan mengakibatkan meningkatnya tekanan darah yang menyebabkan terjadinya perdarahan.

Perdarahan SekunderPerdarahan sekunder terjadi setelah 7 10 hari setelah ekstraksi. Perdarahan sekunder ini terjadi akibat infeksi yang menghancurkan bekuan darah atau mengulserasi dinding pembuluh darah. Oleh karen itu agen-agen antibakteri perlu diberikan kepada pasien yang mengalami perdarahan sekunder.

B. Etiologi Perdarahan Pasca EkstraksiPerdarahan pasca ekstraksi dapat terjadi karena faktot lokal maupun sistemik. Sekitar 90% kasus perdarahan pasca ekstraksi diakibatkan oleh faktor lokal. Faktor lokal dapat berupa kesalahan dari operator, seperti tindakan ekstraksi yang tidak hati-hati yang menyebabkan trauma berlebihan, maupun kesalahan dari pasien, seperti kebiasaan menghisap-hisap area soket gigi ataupun kumur yang berlebihan pasca ekstraksi.Perdarahan pasca ekstraksi juga dapat disebabkan oleh faktor sistemik, contohnya pada pasien dengan kelainan hemoragik, seperti hemophilia atau terjadi gangguan pembekuan darah, pasien diabetes melitus, pasien hipertensi, pasien dengan kelainan kardiovaskular, pasien dengan penyakit hati dan menderita sirosis, pasien yang sedang menkonsumsi obat-obatan anti-koagulan, atau pasien yang sedang mengkonsumsi agen-agen nonsteroid.

C. Tatalaksana Perdarahan Pasca EkstraksiApabila terjadi perdarahan ringan dalam kurun waktu 12 24 jam setelah ekstraksi, dapat dilakukan penekanan oklusal dengan menggunakan kasa. Dengan demikian perdarahan dapat dikontrol dan dapat merangsang pembentukan bekuan darah yang stabil. Pasien tidak diperkenankan untuk berkumur-kumur selama 6 jam setelah operasi, karena berkumur akan menghancurkan bekuan darah, terutama bekuan darah yang belum sempurna terbentuk dan akan mengakibatkan perdarahan.

Apabila perdarahan disebabkan oleh faktor lokal, tindakan yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan menjahit tepi atau margin luka. Pasien sebelumnya diobservasi dan diperhatikan bagian yang mengalami perdarahan. Apabila bagian yang mengalami perdarahan telah ditemukan, lakukan anastesi lokal dengan vasokonstriktor epinefrin dengan perbandingan 1:100.000. Setelah itu bekuan darah dibersihkan lalu bagian tepi mesial dan distal dijahit.Pada perdarahan pasca ekstraksi yang disebabkan oleh faktor sistemik, biasanya perdarahan tidak berhenti walaupun sudah dijahit. Untuk pasien yang dicurigai terdapat penyakit tertentu, sebaiknya menghubungi dokter yang sedang merawat pasien atau bisa juga ke hematology agar dapat dilakukan komprosi medis (medically compromised). Selain itu juga dapat dilakukan berbagai macam tes laboratorium untuk mengetahui bagaimana mekanisme pembekuan darah pada pasien. Tes tersebut dapat berupa tes waktu perdarahan, hitung platelet, waktu, protrombin, atau waktu paruh tromboplastin.Jika pasien syok, yang ditandai dengan kehilangan kesadaran, berkeringat dengan denyut yang lemah dan cepat serta pernapasan yang dangkal dan cepat, disertai dengan turunnya tekanan darah, pasien harus sesegera mungkin dimobilisasikan ke rumah sakit terdekat.

Sumber: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125153-R19-BM-147%20Frekuensi%20distribusi-Literatur.pdf