Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

10
Perdana Mentri M Natsir KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG IRIAN BARAT. Saudara Ketua, 1. Dasar kerdja-sama Indonesia-Belanda dalam Unie harus ditindjau kembali dan ditjari dasar 2 baru. 2. Pemerintah bersedia berunding kembali atas dasar penjerahan Ke- daulatan Irian Barat pada Republik Indonesia. 3. Kerdja-sama dalam bentuk sekarang ini akan hilang djiwanja dan tidak dapat dilangsungkan. 4. Kegagalan perundingan mengakibatkan ketegangan dalam perhu- bungan antara Indonesia dan Belanda. Konperensi Irian jang dimulai pada tanggal 4 Desember 1950 mempunjai dasar dalam pasal 2 dari Piagam Penjerahati Kedaulatan, dimana dinjatakan bahwa status politik Irian Barat akan ditentukan dengan djalan perundingan antara Nederland dan Indonesia dalam 1 tahun sesudah penjerahan Kedaulatan.

Transcript of Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

Page 1: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

Perdana Mentri M Natsir KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG

IRIAN BARAT.

Saudara Ketua,

1. Dasar kerdja-sama Indonesia-Belanda dalam Unie harus ditindjau

kembali dan ditjari dasar2 baru.

2. Pemerintah bersedia berunding kembali atas dasar penjerahan Ke-

daulatan Irian Barat pada Republik Indonesia.

3. Kerdja-sama dalam bentuk sekarang ini akan hilang djiwanja dan

tidak dapat dilangsungkan.

4. Kegagalan perundingan mengakibatkan ketegangan dalam perhu-

bungan antara Indonesia dan Belanda.

Konperensi Irian jang dimulai pada tanggal 4 Desember 1950

mempunjai dasar dalam pasal 2 dari Piagam Penjerahati Kedaulatan, dimana

dinjatakan bahwa status politik Irian Barat akan ditentukan dengan djalan

perundingan antara Nederland dan Indonesia dalam 1 tahun sesudah

penjerahan Kedaulatan.

Page 2: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

Soal Irian Barat ini ialah peninggalan dari pada perselisihan In-

donesia-Nederland jang pada Konperensi Medja Bundar tidak dapat

diselesaikan.

Tuntutan bangsa Indonesia atas Irian Barat itu ialah tuntutan jang

njata jang sebelum dan sesudah Konperensi Medja Bundar dan Penje-rahan

Kedaulatan dinjatakan dengan tegas.

Meskipun dari pihak Belanda terhadap tuntutan itu dimadjukan

matjam2 alasan jang didasarkan kepada ilmu pengetahuan, keberatan2

etnografisch, raciaal dan sebagainja, terhadap keberatan itu dari pihak

Indonesia pun dapat dimadjukan alasannja berdasar kepada ilmu pe-

ngetahuan. Semua itu dapat dibatja dalam laporan Komisi Irian Barat

jang pandjang-lebar, tapi satu alasan jang tidak dapat disangkal ialah,

bahwa riwajat bangsa Indonesia dari bangsa jang didjadjah jang ber-

langsung beberapa ratus tahun menimbulkan suatu kejakinan dan ke-

njataan, bahwa bangsa Indonesia itu adalah bangsa jang satu, bahwa

Tanah Indonesia itu adalah Tanah Air jang meliputi seluruh daerah

djadjahan Belanda, Nederlands-Indie dahulu.

Siapa jang waktu ketjilnja mendapat peladjaran dan sebagian ter-besar

dari pada peladjaran jang diberikan kepada rakjat Indonesia itu adalah

peladjaran Belanda, akan mendapat didikan bahwa Tanah Air

bangsa Indonesia itu ialah dari Sabang sampai ke Merauke di Nieuw-

Guinea. Dan dasar satu2-nja bagi satu bangsa, ialah tidak persamaan

agama atau persamaan keturunan, tapi bersamaan kejakinan hidup, bahwa bangsa itu mempunjai tanah air jang satu, dan bernegara jang

satu. Dan ini pula dasar dari pada hak jang kita namakan hak untuk menentukan nasib sendiri (right of selfdetermination).

Maka tuntutan bangsa Indonesia itu adalah tuntutan jang terang

dan mudah dan terhadap tuntutan itu bangsa Belanda tidak dapat me-njatakan bahwa Irian Barat harus tetap mendjadi bagian negara Be-

landa kalau Belanda tidak akan tetap mendjadi negara kolonial di Asia, jang untuk kolonial ini, dizaman sekarang sudah tidak ada tempatnja

lagi.

Maka oleh karena itu didalam inisiatif dan usul jang kita madju-

kan, hak itu mendjadi dasar, sedang disamping itu tidak kita lupakan kepentingan2 Belanda jang didalam kerdja-sama kita akui dan akan kita

pelihara. Didalam kerdja-sama dengan Belanda sebagai dua negara jang penuh merdeka dan berdaulat, pihak kita dengan ichlas dan sungguh

telah mendjalankan, karena kita mengetahui bahwa pihak Belanda mempunjai kepentingan, tidak hanja materiil tetapi djuga idiil. Tapi

satu kepentingan jang Belanda katakan idiil kita tidak dapat akui, jaitu

Page 3: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

djika Belanda hendak tetap bertanggung-djawab seba-gai negara

kolonial. Tetapi lain2 kepentingan didalam usul2 itu, kita bersedia memelihara atas dasar penjerahan kedaulatan Irian Barat kepada

Indonesia. Belanda mempunjai rasa tanggung-djwab akan ikut membantu memadjukan Irian. Bangsa Belanda mempunjai keinginan

untuk meneruskan usaha mereka dilapangan missi dan zending. Ke-

pentingan itu akan kita pelihara !

Negeri Belanda kebanjakan orang, kebanjakan pula- orang jang terpeladjar dan mempunjai kelebihan modal, jang harus ditanam dinege-ri lain. Semua itu kita bersedia menerima dan memelihara di Irian Barat

dan semuanja itu sudah kita letakkan didalam 7 pasal. Dalam oral note jang kita sampaikan kepada Belanda pada tanggal 11 Desember, 7 pasal jang dimadjukan oleh delegasi Indonesia itu tidak boleh dipisah-kan, akan tetapi tergantung kepada pokok persoalan jaitu penjerahan Kedaulatan atas Irian Barat kepada Indonesia pada tanggal 27 De-sember 1950.

7 pasal itu ialah : 1. Didalam lingkungan kerdja-sama antara Indonesia dan Nederland dilapangan ekonomi, Pemerintah Indonesia mengakui hak dan konsesi

jang sekarang ada dan akan diberi perhatian jang istimewa

kepada Nederland mengenai pemberian konsesi baru dan menem-patkan

kapital:

Selandjutnja didalam mengembangkan sumber2 alam di Irian

Barat akan diberikan perhatian jang chusus kepada kepentingan2

Belanda disana. Antara lain dalam mengusahakan perkembangan ke -

kajaan tanah. Pada umumnja Pemerintah Indonesia bersedia dalam

memadjukan Irian Barat dilapangan ekonomi, memperhatikan de-

ngan sepenuhnja kepentingan Belanda dilapangan perdagangan,

perkapalan dan industri.

2. Dalam aparat administrasi di Irian Barat akan dapat dipergunakan

tenaga2 Belanda.

3- Pensiun pegawai2 Belanda di Irian akan didjamin seperti dalam

persetudjuan K.M.B.

4. Imigrasi rakjat Belanda akan diperbolehkan oleh Pemerintah In-

donesia. Selandjutnja akan diperhatikan benar2 supaja diadakan

tenaga buruh jang diperlukan untuk Irian Barat.

5. Pemerintah Indonesia akan memadjukan supaja Irian Barat dima-

sukkan dalam sistem perhubungan Pemerintah Indonesia (perhu-

bungan laut, udara, tilpon, telegraf dan radio), dengan memper-

Page 4: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

hatikan konsesi2 jang sudah diperoleh oleh maskapai Belanda atau

maskapai tjampuran.

6. Kemerdekaan agama akan didjamin se-penuh2-nja dan usaha2 dari

zending dan missi dalam lapangan kemanusiaan, seperti pengadjar an

dan pemeliharaan orang sakit dapat diteruskan. Dalam usaha

kemanusiaan itu djika diperlukan missi dan zending akan dapat

bantuan dari Pemerintah Indonesia.

7. Di Irian Barat akan diusahakan supaja Pemerintahnja berdjalan

dengan tjara demokrasi jang penuh. Kepada daerah itu akan di-

berikan otonom dan hak ikut memerintah (medebewind).'Segera akan

dimulai dengan pembentukan badan perwakilan sendiri.

Berdasar atas 7 pasal itu Pemerintah Indonesia begsedia mengada-

kan persetudjuan2 chusus supaja sesudah penjerahan kedaulatan atas

Irian Barat kepada Indonesia, kepentingan2 Belanda akan tetap ter-

pelihara.

Saudara Ketua,

Keterangan saja ini akan berat sebelah, djika saja tidak menge-

mukakan pula sikap Belanda terhadap Irian didalam menjelesaikan soal

Irian ini.

Belanda berpendapat bahwa status jang terachir harus diserahkan

kepada rakjat Irian asli, berdasar kepada hak menentukan nasib sendiri

(zelfbeschikkingsrecht). Dengan hak itu, katanja, rakjat Irian asli boleh

memilih, apakah akan bersatu dengan rakjat Indonesia, mendjadi negara

sendiri, atau akan tetap mendjadi bagian dari Belanda.

Kalau kita mendengar perkataan2 itu maka perkataan itu sangat

terkenal bagi kita, sebab teori itu adalah teori jang dipakai waktu Be-landa

akan memetjah Indonesia didalam beberapa negara.

Hak zelfbeschikkingsrecht kita tidak tolak, sebab hak itu adalah hak

jang diakui oleh dunia internasional, hak jang mendjadi dasar bagi hidup

kita sendiri, tapi hak itu adalah haknja suatu bangsa jang mem-punjai

negara jang satu, jaitu negara jang meliputi seluruh Hindia Be-landa

dahulu dan disebut Negara Indonesia sekarang.

Dengan demikian meskipun kita akui hak zelfbeschikkingsrecht itu

sebagai dasar kehidupan bangsa, tapi tentu sadja kita tidak dapat mene-

rima konsepsi hak itu, jang diadjukan oleh pihak Belanda atas Irian Barat

tsb. Kalau umpamanja kita setudju dengan konsepsi Belanda itu, maka

konsepsi jang demikian itupun tidak dapat dilaksanakan. Sebab siapa

Page 5: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

jang dinamakan penduduk asli ? Apakah hanja mereka jang masih hidup

di-hutan2 itu jang dinamakan bangsa asli ? Ketjuali itu, bilakah masanja

rakjat itu akan diberi kesempatan untuk menentu-kan nasib sendiri ?

Lagi pula hak menentukan nasib sendiri itu tidak dapat dipakai se-

wenang2 hingga sesuatu daerah bagian dari satu ne-gara, misalnja

propinsi atau kota ketjil, djuga mempergunakannja !

Berdasar kepada pengalaman pada waktu Perang Dunia ke I,

dimana zelfbeschikkingsrecht itu dipergunakan oleh jang berkepentingan

untuk menghasut bagian2 dari negara musuh untuk me-misah2-kan ne-

gara2 itu dan untuk melemahkannja, maka hukum internasional menga-

kui zelfbeschikkingsrecht hanja untuk dilakukan oleh bangsa2 jang

mempunjai kejakinan jang hidup mendjadi bangsa jang satu, mempunjai

negara diatas daerah jang diakui oleh seluruh bangsa sebagai tumpah

darahnja.

Pula mengherankan dalam tuntutan Belanda terhadap Irian Barat

itu, ialah bahwa dizaman Hindia-Belanda, zelfbeschikkingsrecht jang

mendjadi tuntutan seluruh bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Indo-

nesia, ditolak oleh Pemerintah Belanda. Sekarang Belanda menun-tutnja

untuk daerah-bahagian Indonesia, jang oleh Belanda sendiri di-akui

daerah itu masih belum „matang".

Apakah matangnja 10 tahun lagi, — 100 tahun lagi atau — 1.000

tahun lagi ? Apakah matangnja itu Belanda jang akan menentukan

atau harus dengan persetudjuan kedua belah pihak. Dan kalau tidak

tentu akan ter-tangguh2 lagi perundingan, dan kalau ada persetudjuan jang

demikian, apakah tidak mulai saat kita bersetudju itu, kita mulai telah

berselisih ? Karena tentu mulai saat itu, masing2 pihak meng-adakan

perdjuangan supaja rakjat memilih salah satu pihak dan kalau Belanda

masih ada disana memegang pemerintahan tentu Belanda akan

bertindak se-wenang2 seperti kita alami didalam masa pendja-djahan

Nederlands-Indie dengan memakai P.I.D.-nja dan exhorbitante

rechtennja.

Mula2 saudara Ketua, konsepsi itu lain bunjinja, jaitu diatas peme-

rintah Belanda jang berdjalan di Irian Barat itu dengan kedaulatan

ditangan Belanda diadakan suatu Nieuw Guinea-Raad, jang terdiri dari

anggota Indonesia dan Belanda atas dasar paritair. Tapi kalau tidak bisa

mengambil keputusan tentu akan terus berlangsung Pe-merintah

Belanda. Usul itu tentu kita tidak dapat menerimanja.

Demikianlah perundingan Irian berdjalan untuk beberapa waktu,

sehingga pada tanggal 15 Desember, delegasi Indonesia perlu menga-

Page 6: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

3 1

dakan pembitjaraan dengan Pemerintah Belanda. Sesudah sampai lagi di

Negeri Belanda pada tanggal 23 Desember, delegasi Indonesia me-

madjukan lagi konsepsi jang disusun baru sebagai usaha mendekati

pihak Belanda untuk mengatasi kesulitan2. Hari 27 Desember 1950 su-dah

dekat dan penjelesaian status politik Irian tidak dapat diselesaikan

dengan penuh karena kekurangan waktu. Maka oleh karena itu oleh

Pemerintah, delegasi Indonesia dikuasakan memadjukan formulering

baru dengan maksud mengadakan djambatan antara pendapat kedua

belah pihak. Formulering baru itu demikian bunjinja :

Pertama: Kedua pihak bersetudju tentang penjerahan Kedaulatan atas

Irian Barat oleh Keradjaan Belanda kepada Republik Indonesia.

Kedua: Penjerahan itu akan dilangsungkan pada hari jang tertentu

dipertengahan tahun 1951.

Ketiga: Sebelum itu akan diadakan Konperensi untuk membuat

perdjandjian2 jang chusus berdasar kepada 7 pasal jang telah dima-

djukan oleh delegasi Indonesia bagi memelihara kepentingan2 Belanda

di Irian Barat. Formulering itu tjukup memberi kesempatan bagi Pe-

merintah Belanda untuk mendapat pengesahan dari pada parlemennja

dan untuk menghilangkan keberatan2-nja dilapangan internasional, djika

keberatan itu ada !

Terhadap Konperensi jang akan diadakan itu tidak ada sesuatu

keberatan internasional dapat dimadjukan, karena Konperensi itu ada-lah

atas persetudjuan kedua belah pihak dengan dihadiri Unci, sebagai badan

internasional. Persetudjuan jang mungkin terdapat dalam Kon-perensi itu

adalah hanja tergantung dari kedua pihak sadja, jaitu Indonesia dan

Belanda.

Sesudah delegasi Belanda mempergunakan kesempatan untuk me-

ngadakan kontak dengan mereka jang diperlukan, maka pada tanggal

26 Desember sore diadakan persidangan lagi dan didalam per-sidangan

itu Belanda menolak formulering jang penghabisan dari pihak

Indonesia itu, dan pada malam penghabisan menghadapi tanggal 27

Desember hari jang fatal bagi soal Irian Barat, Belanda masih mema-

djukan dua buah usul.

Usul jang pertama, jaitu supaja Kedaulatan diserahkan kepada Unie

sedang pemerintahan atas Irian Barat masih tetap ditangan Belanda.

Usul jang baru ini pada saat itu djuga ditolak delegasi kita dengan

tidak perlu lagi mengadakan hubungan dengan Pemerintah kita, meski-

pun hal jang demikian ditanjakan oleh Belanda. Delegasi memandang

bahwa usul itu bukan usul untuk mentjari suatu penjelesaian, tetapi suatu

usul jang hanja dikemukakan untuk membikin efek keluar sadja,

Page 7: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

seperti djuga hal jang demikian, dikatakan oleh dua surat kabar Belanda

jang penting.

Didalam persetudjuan Konperensi Medja Bundar maka Unie itu

dinjatakan bukan suatu staat atau suatu super-staat.

Memang mula2 benar bahwa Belanda mempunjai konsepsi ini, se-bagai

Unie jang berat, tapi statut Unie jang dilahirkan atas persetudjuan

Konperensi Medja Bundar ialah suatu Unie jang ringan.

Memberikan kedaulatan kepada Unie berarti akan memberi sipat

kepada Unie jang tidak mempunjai dasar dalam sama sekali itu, d j adi

Unie jang berat. Disamping itu hubungan Belanda dengan Irian lain

dengan hubungan kita dengan Irian. Irian Barat suatu djadjahan bagi

Belanda. Bangsa Indonesia di Irian ialah bangsa jang didjadjah oleh

Belanda. Kalau kita bersatu dengan Belanda didalam Unie itu artinja

kita mempersatukan diri atau mendjadi compagnon dengan suatu

bangsa jang mendjadjah sebagian bangsa kita sendiri.

Djuga landjutan pemerintahan Belanda atas Irian Barat berarti suatu

pemerintahan asing dibagian jang menurut kejakinan dan pen-dirian kita

adalah sebagian dari pada Tanah Air kita sendiri. Bagaimana kita dapat

menjetudjui landjutan pemerintah jang demikian itu ?

Kemudian saudara Ketua, pada saat itu djuga pih%k Belanda me-

madjukan suatu usul supaja meneruskan perundingan itu dengan ban-tuan

Unci atau lain2 badan.

Pemerintah Belanda tahu bahwa tanggal 27 Desember itu adalah hari

harus berachirnja Konperensi. Pada malam menghadapi hari te-

rachir itu, delegasi Belanda masih memadjukan dua buah usul, inipun kita

tolak karena pasal 2 dari Piagam Penjerahan Kedaulatan tidak

memberi dasar bagi melandjutkan perundingan lagi, dan perundingan

sudah mesti kita achiri pada tanggal 27 Desember 1950 itu.

Didalam sidang terachir itu usaha kedua belah pihak untuk meng-

adakan komunike-bersama tidak berhasil pula, karena Belanda tidak

bersedia mengatakan bahwa rapat itu adalah rapat jang penghabisan,

sehingga sesudah sidang itu tiap2 pihak menjampaikanlah kepada pers

keterangannja masing2 dan meskipun sudah terang bahwa bagi kita rapat

itu adalah rapat jang terachir, tetapi Belanda masih menjatakan bahwa

mereka masih menunggu djawaban dari Pemerintah Indonesia, sehingga

dikalangan rakjat Belanda timbul kesan se-olah2 Pemerintah Indonesia

masih akan beri djawaban lagi.

Saudara Ketua,

Page 8: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

Demikianlah, Konperensi Irian berachir dengan tidak membawa

hasil jang di-tjita2kan oleh bangsa Indonesia. Tidak usah diterangkan

dengan pandjang lebar, bahwa kegagalan Konperensi itu sangat mem-

burukkan dan membawa kegagalan dalam perhubungan Indonesia-Be-

landa.

Soal Irian Barat ini adalah soal jang penting sekali bagi rakjat

Indonesia. Terhadap itu tidak ada perbedaan pendapat dalam negeri.

Seluruh rakjat Indonesia memandang dan merasa bahwa Irian itu adalah

sebagian dari Tanah Air kita. Pihak Belanda tidak ragu2 tentang hal ini dan

bahwa rakjat Indonesia bersatu dalam perdjuangannja menuntut Irian itu,

diketahui pula oleh pihak Belanda selama tahun2 jang lalu.

Selama tahun jang lalu itu pula kita telah mendjalankan dengan

sungguh2 kerdja-sama antara Belanda dengan kita. Dua kali Kon-perensi

para Menteri telah diadakan dan berdjalan dengan baik. Bangsa

Indonesia tak dapat mengerti dan tak dapat menerima, bahwa

disamping kerdja-sama jang berdjalan dengan baik itu pihak Belanda,

meskipun mengerti, tapi tidak mau memenuhi tuntutan bangsa Indone-

sia atas Irian Barat. Oleh karena itu kerdja-sama dalam bentuk sekarang

ini akan hilang djiwanja dan tidak dapat dilangsungkan lagi.

Berhubung dengan gagalnja Konperensi Irian, Pemerintah Republik

Indonesia berpendapat sebagai berikut :

1. Pemerintah tetap memegang teguh dan terus memperdjuangkan

claim nasional terhadap Irian Barat dengan tjara2 jang patut; dan

djikalau akan ada perundingan maka itu hanja akan dapat dila-

kukan atas dasar penjerahan Kedaulatan Irian Barat kepada

Indonesia Menurut pendapat Pemerintah, Konperensi jang tidak

didasarkan atas penjerahan Kedaulatan tersebut tidak akan berhasil,

walaupun disertai oleh pihak ketiga.

2. Pemerintah berpendapat bahwa tiap2 perundingan jang tidak

menghasilkan penjerahan Kedaulatan Irian Barat kepada Indonesia,

akan mengakibatkan ketegangan dalam perhubungan an-tara Belanda

dan Indonesia.

Oleh kegagalan Konperensi itu ditimbulkan satu situasi jang baru;

oleh karena itu perhubungan antara Belanda dan Indonesia harus di-

dasarkan atas situasi jang baru itu.

Page 9: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

Saudara Ketua,

Soal Irian adalah peninggalan dari perselisihan antara pihak Belan-da

dengan Indonesia jang penjelesaiannja di K.M.B. diundurkan, se-hingga

Irian Barat sementara memperoleh posisi jang berbeda dari lain daerah

Indonesia. Soal ini dirasakan oleh bangsa kita sebagai tekanan, sebagaimana

djuga beberapa hal dalam hubungan Indonesia-Belanda jang demikian

sipatnja dalam persetudjuan itu.

Berhubung dengan ini Pemerintah berpendapat, bahwa persetudju-

an2 Indonesia-Belanda, diantara Statut Unie, memerlukan penindjauan

kembali dan ditjari dasar2 baru.

Demikianlah pendirian Pemerintah.

3 Djanuari 1951

(Pidato sebagai Perdana Menteri)

Page 10: Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat