Politik Islam Indonesia Mohammad Natsir

11
POLITIK ISLAM INDONESIA Biografi Moham mad Natsir Oleh: Vicky Cahyalit a W. (1401011312005 5) Yan Tirta I.M. (14010113130133) 1 ILMU PEMERINTAHAN 2013 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Transcript of Politik Islam Indonesia Mohammad Natsir

POLIT

IK IS

LAM IN

DONESIA

Biografi Mohammad Natsir

Oleh:

Vicky

Cahya

lita

W.

(14010113120055)

Yan T

irta

I.M.

(14010113130133)

1

ILMU PEMERINTAHAN 2013UNIVERSITAS DIPONEGORO

2

• Lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, 17 Juli 1908.

• Putra dari Mohammad Idris Sutan Saripado dan Khadijah.

• Memiliki 3 orang saudara kandung, yaitu Yukinan, Rubiah, dan Yohanusun

• Ayahnya adalah pegawai pemerintahan di Alahan Panjang, sedangkan kakeknya merupakan seorang ulama.

• Natsir mulai mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat Maninjau selama dua tahun hingga kelas dua, kemudian pindah ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Adabiyah di Padang.

• Ia juga belajar ilmu agama Islam di Madrasah Diniyah pada malam hari.

KEHIDUPAN

3

• Pada tahun 1923, ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) lalu ikut bergabung dengan perhimpunan-perhimpunan pemuda seperti Pandu Nationale Islamietische Pavinderij dan Jong Islamieten Bond.

• Setelah lulus dari MULO, ia pindah ke Bandung untuk belajar di Algemeene Middelbare School (AMS) hingga tamat pada tahun 1930.

• Dari tahun 1928 sampai 1932, ia menjadi ketua Jong Islamieten Bond (JIB) Bandung.

• Pada tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan, yang kelak menjadi tokoh organisasi Islam Persatuan Islam.

• Pada 20 Oktober 1934, Natsir menikah dengan Nurnahar di Bandung.

• Natsir juga diketahui menguasai berbagai bahasa, seperti Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Arab, dan Esperanto.

• Natsir juga memiliki kesamaan hobi dan memiliki kedekatan dengan Douwes Dekker, yakni bermain musik.

• Ia meninggal pada 6 Februari 1993 di Jakarta

4

KARIER :

• Natsir banyak bergaul dengan pemikir-pemikir Islam, seperti Agus Salim.

• Pada tahun 1938, ia bergabung dengan Partai Islam Indonesia, dan diangkat sebagai pimpinan untuk cabang Bandung dari tahun 1940 sampai 1942.

• Ia juga bekerja sebagai Kepala Biro Pendidikan Bandung sampai tahun 1945.

• Selama pendudukan Jepang, ia bergabung dengan Majelis Islam A'la Indonesia (lalu berubah menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau Masyumi)

• Setelah Proklamasi, ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat.

• Ia diangkat menjadi perdana menteri oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1950.

• Ia mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 26 April 1951.

5

• Pada tahun 1962, M.Natsir ditangkap dan dipenjarakan karena dianggap sebagai pemberontak.

• Setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 1964, Natsir kembali terlibat dalam organisasi-organisasi Islam, seperti Majelis Ta'sisi Rabitah Alam Islami dan Majelis Ala al-Alami lil Masjid yang berpusat di Mekkah, Pusat Studi Islam Oxford (Oxford Centre for Islamic Studies) di Inggris, dan Liga Muslim se-Dunia (World Muslim Congress) di Karachi, Pakistan.

• Di era Orde Baru, ia membentuk Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.

• Ia juga mengkritikisi kebijakan pemerintah, seperti ketika ia menandatangani Petisi 50 pada 5 Mei 1980, yang menyebabkan ia dilarang pergi ke luar negeri.

• Ia juga dikenal sebagai penulis dan mendapat banyak penghormatan dari berbagai negara.

Pemikiran Mohammad Natsir

Pemikiran politik Natsir adalah pemikiran politik Islam, pandangan Natsir tentang Islam adalah agama

pembebasan yang menegakan kemerdekaan jiwa seseorang dari kemusrikan dan takhayul dan rasa takut.

Pembebasan manusia dari penindasan manusia dan golongan, pembebasan dari kemiskinan dan kefakiran, pembebasan manusia dari taassub (chauvinisme), yang

menjadi sumber angkara murka antara bangsa dan bangsa, yang mencoba menegakan masyarakat dari musyawarah dengan menghargai nilai-nilai kemanusiaan, atas dasar

hidup memberi hidup, bukan atas dasar siapa yang kuat, siapa diatas, siapa yang lemah, siapa mati.

6

Dalam bukunya yang berjudul “Virus Liberalisme di Perguruan Tinggi” bahwa kiprah Mohammad Natsir dalam dakwah ditandai dengan aktifnya beliau di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Di sinilah Natsir mulai melakukan pembinaan intelektual melalui tiga jalur strategis, yaitu kampus, masjid, dan pesantren. Dari berbagai masjid kampus yang didirikan, Natsir berhasil melakukan kaderisasi kaum intelektual. Tahun 1984, Natsir tercatat sebagai Ketua badan Penasehat Yayasan Pembina Pondok Pesantren Indonesia. Dan beliau pun termasuk pelopor berdirinya berbagai pesantren tinggi (Ma’had ‘Aliy) di Indonesia. Selain itu, Mohammad Natsir pun aktif berdakwah melalui tulisan-tulisannya. Dan salah satu surat kabar yang menerbitkan tulisan-tulisan Natsir dan beliau pun bekerja di dalamnya adalah majalah Pembela Islam.

 

Pandangan Dakwah Dr. M. Natsir

8

Kesederhanaan Natsir :

Ia tokoh sederhana sepanjang zaman. Natsir tak punya baju ba

gus, jasnya bertambal. Dia dikenang sebagai menteri yang tak

punya rumah dan menolak diberi hadiah mobil mewah.George

McTurnan Kahin -pengajar di Universitas Cornell- mendapat inf

o dari Agus Salim bahwa ada staf dari Kementerian Peneranga

n yang hendak mengumpulkan uang untuk Natsir supaya berp

akaian lebih layak. Apalagi, kemejanya cuma dua setel dan sud

ah butut pula.

9

Sewaktu dia mundur sebagai Perdana Menteri pada Maret 1951, sekretarisnya -Maria Ulfa, menyerahkan padanya sisa dana taktis dengan banyak saldo yang sebenarnya juga hak perdana menteri. Natsir menolak, dan dana itu dilimpahkan ke koperasi karyawan tanpa sepeser dia ambil. Natsir dikatakan menolak mobil Chevrolet Impala. Padahal, di rumahnya dia hanya memiliki mobil tua, De Soto yang dia beli sendiri untuk mengantar-jemput anak-anaknya. Sebelum dia pindah ke Jalan Jawa, dia berpindah ke Jalan Pegangsaan Timur yang ada di Jakarta. Maka, dikarenakannya ia ikut dalam Permesta, dia masuk penjara satu ke penjara lain selama 1960-66, dan keluarganya kehilangan rumah di Jalan Jawa dan Mobil De Soto tersebut. Hartanya diambil pemerintah.

Cuplikan video mohammad natsir

10

Sekian,Terima Kasih

11