Perda Kota Tangerang 08-2003
Transcript of Perda Kota Tangerang 08-2003
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG
Nomor 4 Tahun 2003 Seri B
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG
NOMOR 08 TAHUN 2003
T E N T A N G
IJIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA TANGERANG
Menimbang : a. bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya, sehingga keberadaan sumber air harus senantiasa terjaga dan terpelihara;
b. bahwa untuk menjaga dan meningkatkan sumber, fungsi dan kualitas air perlu dilakukan pengendalian pencemaran air secara bijaksana dengan memperhatikan kepentingan semua pihak sekarang dan masa yang akan datang;
c. bahwa berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, ijin pembuangan limbah cair merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga atas dasar pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatas dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembuangan Limbah Cair.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, TLN Nomor 3046);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, TLN Nomor 3274);
3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 18, TLN Nomor 3518) ;
4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, TLN Nomor 3685) sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, TLN Nomor 4048);
25. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, TLN Nomor 3699);
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, TLN Nomor 3839);
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, TLN Nomor 3848);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata
Pengaturan Air (Lembaran Negara 1982 Nomor. 37, TLN Nomor 3225);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Rawa
(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 35, TLN Nomor 3441);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44, TLN Nomor 3445);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, TLN Nomor 2952);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara 2000 Nomor 202, TLN Nomor 4022);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara 2001 Nomor 119, TLN Nomor 4139);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Kualitas Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153, TLN Nomor 4161).
Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TANGERANG
M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG TENTANG IJIN
PEMBUANGAN LIMBAH CAIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Tangerang; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tangerang;
3
3. Walikota adalah Walikota Tangerang; 4. Dinas adalah Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang; 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota
Tangerang; 6. Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh
suatu usaha dan/atau kegiatan yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan;
7. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak serta membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain;
8. Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam baik hayati maupun non hayati dan sumber daya buatan;
9. Dampak lingkungan adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan;
10. Sumber air adalah tempat atau wadah di atas permukaan air daratan yang terisi atau menghasilkan air, yang terdiri dari rawa, danau, sungai, waduk dan saluran air;
11. Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber-sumber air yang terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk air di bawah tanah dan yang terdapat dilaut, danau, rawa dan situ;
12. Air sungai adalah semua air yang terdapat di dalam dan/atau berasal dari sungai;
13. Sungai adalah sistem pengaliran air mulai dari hulu sampai dengan muara yang sepanjang pengairannya dibatasi kanan kirinya oleh garis sempadan;
14. Beban pencemaran maksimum adalah beban limbah tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan;
15. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar dan jumlah unsur pencemaran yang ditenggang terhadap limbah cair untuk dibuang ke lingkungan dari suatu jenis usaha dan/atau kegiatan tertentu;
16. Pengendalian adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan dan/atau pemulihan;
17. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Persekutuan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, bentuk Usaha Tetap serta bentuk Badan Usaha lainnya;
18. Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah adalah Badan Kekayaan dan Keuangan Daerah Kota Tangerang;
19. Ijin pembuangan limbah cair adalah ijin untuk melakukan pembuangan limbah cair ke air dan atau sumber-sumber air lainnya;
20. Retribusi adalah retribusi pembuangan limbah cair ke air atau sumber air yang didasarkan atas debit/volume limbah cair;
21. Alat pengukur debit adalah alat untuk mengukur jumlah pembuangan limbah cair.
4BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
(1) Dengan nama retribusi ijin pembuangan limbah cair dipungut
retribusi atas pembuangan limbah cair ke air atau sumber air; (2) Obyek retribusi adalah pemberian/penerbitan ijin dan limbah cair
yang dibuang ke air atau sumber air;
(3) Subyek retribusi adalah setiap orang atau badan hukum yang memperoleh/mendapatkan ijin dan membuang limbah cair ke air atau sumber air.
BAB III
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH CAIR
Pasal 3
Tempat pembuangan limbah cair meliputi sungai, kali, saluran pembuangan dan/atau badan air penerima lainnya yang berada dalam lingkungan Daerah.
BAB IV
P E R I J I N A N
Pasal 4
(1) Setiap orang atau badan usaha yang melakukan pembuangan limbah cair dari setiap jenis usaha dan/atau kegiatan ke tempat sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 Peraturan Daerah ini, wajib memiliki Ijin Pembuangan Limbah cair dari Walikota;
(2) Untuk memperoleh ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, harus mengajukan permohonan tertulis kepada Walikota atau Pejabat lain yang ditunjuk;
(3) Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, di berikan untuk
pembuangan limbah cair yang sudah diolah terlebih dahulu sehingga sesuai dengan baku mutu lingkungan yang ditetapkan;
(4) Bentuk, syarat-syarat dan tata cara untuk mendapatkan ijin di
tetapkan lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 5
(1) Persetujuan atau penolakan permohonan ijin pembuangan limbah cair di berikan paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan telah mendapat rekomendasi dari Tim Teknis;
5(2) Ijin pembuangan limbah cair diterbitkan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan secara lengkap;
(3) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Pasal 6
Setiap pemegang Ijin Pembuangan Limbah Cair diwajibkan : 1. Mentaati baku mutu limbah cair sesuai Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku; 2. Tidak melakukan pengeceran limbah cair; 3. Melaporkan kepada Walikota apabila terjadi perubahan kegiatan; 4. Mengijinkan kepada petugas pemeriksa yang akan melakukan
pencatatan debit limbah dalam setiap bulannya; 5. Menyampaikan laporan pembuangan debit limbah cair sesuai
dengan ukuran yang tertera dalam meter air; 6. Menyampaikan laporan kapasitas produksi setiap bulannya kepada
instansi teknis yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup;
7. Memiliki saluran pembuangan limbah cair yang terpisah dengan saluran air hujan dan/atau domestik yang telah ditetapkan oleh instansi teknis;
8. Tidak membuang limbah cair ke dalam tanah.
Pasal 7
Dikecualikan dari ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah ini dalam hal : a. Pembuangan limbah cair rumah tangga dengan jumlah tidak lebih
dari 50 M (lima puluh meter kubik) per bulan dan tidak dapat di pergunakan untuk tujuan komersil;
b. Pembuangan limbah cair peribadatan dan keperluan penelitian yang
tidak menimbulkan kerusakan lingkungan terhadap sumber air dan lingkungannya.
BAB V
MASA BERLAKUNYA IJIN
Pasal 8
(1) Ijin pembuangan limbah cair berlaku selama daya tampung dan daya dukung pada sumber air yang tercantum dalam ijin masih memungkinkan;
(2) Dalam rangka pengendalian dan pengawasan, maka terhadap ijin
sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Peraturan Daerah ini, wajib dilakukan pendaftaran ulang setiap 3 (tiga) tahun sekali;
(3) Apabila pemegang ijin menghentikan atau menutup kegiatan
usahanya, penanggung jawab/pengusaha yang bersangkutan diwajibkan melapor dan mengembalikan ijin kepada Walikota.
6Pasal 9
Ijin yang telah di terbitkan dapat dicabut apabila disalahgunakan dan/atau menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan hidup dan/atau tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Peraturan Daerah ini.
BAB VI
PENGELOLAAN PEMBUANGAN LIMBAH
Pasal 10
(1) Setiap orang atau badan usaha yang melakukan pembuangan limbah cair ke sumber air diwajibkan mempunyai IPAL dan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Dokumen UKL / UPL dan SIPA;
(2) Setiap orang atau badan usaha yang melakukan pembuangan
limbah cair sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, wajib memiliki alat ukur limbah cair.
Pasal 11
Pemasangan alat pengukur debit/volume air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal 10 Peraturan Daerah ini, harus mempunyai ijin usaha dari instansi Pemerintah atau telah mendapat akreditasi dari Dirjen Metrologi dan Geofisika.
BAB VII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 12
(1) Pengawasan dan pengendalian pembuangan limbah cair di lakukan oleh Pejabat/petugas Dinas bersama-sama dengan instansi terkait lainnya;
(2) Pejabat/petugas pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dalam melaksanakan tugasnya mempunyai kewenangan :
a. melakukan pemantauan yang meliputi pengamatan, pemotretan,
perekaman audio visual dan pengukuran;
b. meminta keterangan kepada masyarakat yang berkepentingan, karyawan yang bersangkutan, konsultan, kontraktor dan perangkat pemerintah setempat;
c. membuat salinan dari dokumen dan atau membuat catatan yang diperlukan, antara lain dokumen perijinan, dokumen AMDAL, UKL/UPL, data hasil swapantau, dokumen surat keputusan organisasi perusahaan;
7
d. memasuki tempat tertentu yang berkaitan dengan tugas pengawasan dan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair;
e. mengambil contoh dari air limbah yang dihasilkan, air limbah yang dibuang, bahan baku dan bahan penolong;
f. memeriksa peralatan yang digunakan dalam proses produksi, utilitas dan instalasi pengelolaan limbah;
g. serta meminta keterangan dari pihak yang bertanggung jawab
atas usaha dan atau kegiatan.
(3) Kewenangan membuat catatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, meliputi pembuatan denah, sketsa, gambar, peta dan atau diskripsi yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas pengawasan.
BAB VIII
GOLONGAN RETRIBUSI DAN CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 13
(1) Retribusi ijin pembuangan limbah cair dan retribusi pembuangan
hasil pengolahan limbah cair termasuk golongan retribusi perijinan tertentu;
(2) Tingkat penggunaan untuk retribusi ijin pembuangan limbah cair
diukur berdasarkan tingkat pembinaan, pengawasan, pengendalian ;
(3) Tingkat penggunaan jasa untuk retribusi pembuangan limbah cair diukur berdasarkan volume limbah cair yang dibuang.
BAB IX
PRINSIP DAN SASARAN DALAM MENETAPKAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 14
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif
berdasarkan kepada penggolongan atas debit/volume limbah cair yang diolah;
(2) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, meliputi biaya pembinaan, pengawasan dan pengendalian pengolahan serta pembuangan limbah cair.
8
BAB X
PENGGOLONGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Pasal 15
Penggolongan pengolahan limbah cair ditetapkan berdasarkan atas debit/volume limbah cair yang diolah setiap bulannya, yaitu sebagai berikut :
a. Golongan I : diatas 1000 m3/bulan b. Golongan II : 501 s/d 1000 m3/bulan c. Golongan III : 101 s/d 500 m3/bulan d. Golongan IV : 51 s/d 100 m3/bulan e. Golongan V : dibawah 50 m3/bulan
BAB XI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 16
(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi ijin pembuangan limbah cair di
tetapkan sesuai penggolongan sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 Peraturan Daerah ini, yaitu sebagai berikut : a. Golongan I : Rp.2.000.000,- b. Golongan II : Rp.1.000.000,- c. Golongan III : Rp. 750.000,- d. Golongan IV : Rp. 500.000,- e. Golongan V : Rp. 250.000,-
(2) Struktur besarnya tarif retribusi pembuangan hasil pengolahan cair ditetapkan sebesar Rp. 25,- (dua puluh lima perak) untuk tiap-tiap M3
hasil pengolahan limbah cair yang dibuang;
(3) Terhadap pendaftaran ulang ijin sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (2) Peraturan Daerah ini, dikenakan biaya daftar ulang sebesar 30% (tiga puluh persen) dari retribusi ijin .
BAB XII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 1 7
Retribusi di pungut di wilayah Daerah.
9BAB XIII
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 18
Retribusi terutang dalam masa retribusi terjadi pada saat di tetapkan Surat Keputusan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB XIV
TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 19
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan; (2) Retribusi di pungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan.
BAB XV
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 20
(1) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau di tempat lain yang di tunjuk sesuai dengan waktu yang di tentukan dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang di persamakan;
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang di tunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 X 24 jam;
Pasal 21
(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas;
(2) Walikota dapat memberikan ijin kepada subyek retribusi untuk
mengangsur retribusi yang terutang dalam kurun waktu tertentu dengan alasan yang dapat di pertanggung jawabkan;
(3) Bentuk, isi, ukuran dan tanda bukti pembayaran penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini, di tetapkan oleh Walikota.
BAB XVI
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 22
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
10
BAB XVII
PENGURANGAN DAN PEMBEBASAN
Pasal 23
(1) Walikota atau Pejabat yang di tunjuk dapat memberikan pengurangan atau pembebasan besarnya retribusi;
(2) Tata cara pemberian pengurangan atau pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini di tetapkan Walikota.
BAB XVIII
KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN
Pasal 24
(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, Pasal 6, Pasal 8 ayat (2), Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 15 Peraturan Daerah ini, diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah
pelanggaran.
Pasal 25
Penyidikan atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Penyidik Umum dan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 26
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud Pasal 25
Peraturan Daerah ini, mempunyai wewenang dan kewajiban melaksanakan penyidikan sebagai berikut :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang terhadap
adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan
melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seorang tersangkadan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi; g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;
11h. menghentikan penyidikan setelah mendapatkan petunjuk dari
Penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya;
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini,
memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya, kepada penuntut umum sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
BAB XIX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 27
Ijin pembuangan limbah cair yang telah dikeluarkan sebelum Peraturan Daerah ini, dinyatakan masih tetap berlaku sampai berakhirnya ijin dengan kewajiban mendaftarkan ulang sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (2) Peraturan Daerah ini.
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 29
Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tangerang.
Ditetapkan di T a n g e r a n g. Pada tanggal 10 April 2003.
WALIKOTA TANGERANG
C a p / T t d
Drs. H. MOCHAMAD THAMRIN
12 Diundangkan di T a n g e r a n g. Pada tanggal 17 April 2003. SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG
Cap/Ttd Drs. H. WAHIDIN HALIM Pembina Tingkat I NIP. 010 130 127 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI B C:/Produk.Huk/Perda/LD.Besar’2003/LD.Limbah Cair/Com.A-Huk/03