Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

download Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

of 140

Transcript of Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    1/140

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR

    NOMOR 16 TAHUN 2012

    TENTANG

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GIANYAR

    TAHUN 2012-2032

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI GIANYAR,

    Menimbang : a bahwa ruang merupakan komponen lingkungan hidup yang

    bersifat terbatas dan tidak terperbaharui yang dimanfaatkan

    untuk kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan

    berdasarkan falsafah Tri Hita Karana yang berintikan nilai

    keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia

    dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungannya;

    b.bahwa sesuai dengan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007

    tentang Penataan Ruang, maka tiga tahun sejak diundangkannya

    harus segara menyusun Peraturan Daerah tentang Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kabupaten yang mengacu pada Peraturan

    Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah Nasional (RTRWN), dan Peraturan Daerah Provinsi

    Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah Provinsi (RTRWP) Bali, dan menjadi matra ruang dari

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

    Kabupaten Gianyar;

    c.bahwa perkembangan pembangunan di Kabupaten Gianyar telahberkembang sangat pesat khususnya pembangunan sektor

    ekonomi, yang berakibat terjadinya tekanan terhadap lingkungan

    fisik, sehingga dipandang perlu adanya upaya-upaya untukmencegah/mengatasi tekanan atau ancaman dari kegiatan

    tersebut agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap

    kelestarian lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya;

    d.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

    huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah

    tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar ;

    Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945;

    2.

    Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang PembentukanDaerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    2/140

    Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 nomor 122,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649);

    3.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa

    kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008

    tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32

    Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    4.Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

    5.

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkereta Apian(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

    6.Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentangPenanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4723);

    7.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    8.

    Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang PengelolaanSampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4851);

    9.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

    10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

    Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5025);

    11.

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

    Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

    12.Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan

    Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

    13.Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    3/140

    14.Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445);

    15.Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);16.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

    Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

    Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    17.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

    Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4833);

    18.

    Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentangPenyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5103);

    19.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentukdan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

    20.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2011tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar,

    Badung, Gianyar, dan Tabanan;21.Peraturan Daerah Provunsi Bali Nomor 5 Tahun 2005 tentang

    Persyaratan Arsitektur Bangunan (Lembaran Daerah Provinsi

    Bali Tahun 2005 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah

    Provinsi Bali Nomor 4);

    22.Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali (Lembaran Daerah

    Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran

    Daerah Provinsi Bali Nomor 15);

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

    KABUPATEN GIANYAR

    dan

    BUPATI GIANYAR

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA

    RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN GIANYARTAHUN 2012-2032.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    4/140

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Bagian Kesatu

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

    1. Kabupaten adalah Kabupaten Gianyar.

    2. Bupati adalah Bupati Gianyar.

    3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gianyar.

    4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

    pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

    dengan prinsif otonomi yang seluas luasnya dalam sistem dan prinsif Negara

    Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

    Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.5. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur

    penyelenggara pemerintahan daerah.

    6. Tri Hita Karanaadalah falsafah hidup masyarakat Bali yang memuat tiga unsur

    yang membangun keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara manusia

    dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya

    yang menjadi sumber kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi

    kehidupan manusia.

    7. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

    termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia

    dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsunganhidupnya.

    8. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

    9. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringanprasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

    masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

    10. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang

    meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk

    fungsi budidaya.

    11.

    Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatanruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    12. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,

    pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.

    13. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagipemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat.

    14. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan

    ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah

    kabupaten/kota dan masyarakat.

    15. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang

    melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan

    pengendalian pemanfaatan ruang.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    5/140

    16. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruangdapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    17. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang

    dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

    18.

    Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan polaruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan

    program beserta pembiayaannya.

    19. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tataruang.

    20. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

    21. Rencana umum tata ruang yang selanjutnya disebut RUTR adalah rencana tata

    ruang yang dibedakan menurut wilayah administrasi pemerintahan, secara

    hierarkhi terdiri atas rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang

    wilayah provinsi, rencana tata ruang wilayah kabupaten, dan rencana tata ruang

    wilayah kota.22. Rencana rinci tata ruang adalah penjabaran dari rencana umum tata ruang yang

    terdiri atas rencana tata ruang pulau/kepulauan, rencana tata ruang kawasan

    strategis nasional, rencana tata ruang kawasan strategis provinsi, rencana detail

    tata ruang kabupaten/kota, dan rencana tata ruang kawasan strategis

    kabupaten/kota.

    23. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutya disebut RTRWN adalah

    arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara.

    24. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya disebut RTRWP adalahrencana tata ruang yang bersifat umum, yang berisi tujuan kebijakan, strategi

    penataan ruang wilayah Provinsi, rencana struktur ruang wilayah Provinsi,rencana pola ruang wilayah Provinsi, penetapan kawasan strategis Provinsi,

    arahan pemanfaatan ruang wilayah Provinsi, dan ketentuan pengendalian

    pemanfaatan ruang wilayah Provinsi.

    25. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, yang selanjutnya disebut RTRWK,adalah rencana tata ruang yang bersifat umum, yang berisi tujuan kebijakan,

    strategi penataan ruang wilayah Kabupaten, rencana struktur ruang wilayah

    Kabupaten, rencana pola ruang wilayah Kabupaten, penetapan kawasan strategis

    Kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten, dan ketentuan

    pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten.

    26.

    Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsurterkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif

    dan/atau aspek fungsional.

    27. Kawasan adalah wilayah yang mempunyai fungsi utama lindung atau budidaya.

    28. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

    melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan

    sumber daya buatan.

    29. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

    dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya

    manusia, dan sumber daya buatan.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    6/140

    30. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukanpertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

    perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

    sosial, dan kegiatan ekonomi.

    31. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,

    termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasansebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

    sosial dan kegiatan ekonomi.

    32. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuahkawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan

    kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional

    yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi

    dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000

    (satu juta) jiwa.

    33. Kawasan strategis nasional yang selanjutnya disebut KSN adalah wilayah yang

    penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat pentingsecara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara,

    ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang

    ditetapkan sebagai warisan dunia.

    34. Kawasan strategis provinsi yang selanjutnya disebut KSP adalah wilayah yangpenataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

    dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

    35. Kawasan strategis kabupaten yang selanjutnya disebut KSK adalah wilayahyang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat

    penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau

    lingkungan.

    36. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan

    perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional,

    atau beberapa provinsi.

    37. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan

    perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau

    beberapa desa.

    38. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat

    permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

    39.

    Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusatkegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan

    pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya

    keterkaitan fungsional dan hierarkis keruangan satuan sistem permukiman dan

    sistem agribisnis.

    40. Agrowisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

    sekelompok orang dengan mengunjungi kawasan pertanian untuk tujuan

    rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata

    yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

    41. Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasilpertanian sebagai bahan

    baku, merancang dan menyediakan peralatan sertajasa untuk kegiatan tersebut.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian
  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    7/140

    42. Kawasan Pariwisata adalah kawasan strategis pariwisata yang berada dalamgeografis satu atau lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yang di dalamnya

    terdapat potensi daya tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan fasilitas

    umum dan fasilitas pariwisata serta aktivitas sosial budaya masyarakat yang

    saling mendukung dalam perwujudan kepariwisataan.

    43.

    Daya Tarik Wisata, yang selanjutnya disebut DTW, adalah segala sesuatu yangmemiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan

    alam, budaya, hasil buatan manusia serta aktivitas sosial budaya masyarakat

    yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan, yang dapat berupa

    kawasan/hamparan, wilayah desa/kelurahan, massa bangunan, bangun-bangunan

    dan lingkungan sekitarnya, jalur wisata yang lokasinya tersebar di wilayah

    kabupaten.

    44. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan

    pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    45. Parisada Hindu Darma Indonesia yang selanjutnya disebut PHDI adalah

    organisasi dan pergerakan Hindu untuk menunjukkan eksistensi Agama Hindudi Indonesia.

    46.Bhisama Kesucian Pura adalah norma agama yang ditetapkan oleh SabhaPandita PHDI Pusat, sebagai pedoman pengamalan ajaran Agama Hindu tentang

    kawasan kesucian pura.

    47.Desa Pakramanadalah kesatuan masyarakat hukum adat di Provinsi Bali yangmempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat

    umat Hindu secara turun temurun dalam ikatan kahyangan tigaatau kahyangan

    desayang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak

    mengurus rumah tangganya sendiri.

    48.

    Palemahan desa pakraman adalah wilayah yang dimiliki oleh desa pakraman

    yang terdiri atas satu atau lebih banjar pakramanyang pada dasarnya tidak dapat

    dipisahkan.

    49. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah areamemanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat

    terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun

    yang sengaja ditanam, dan pada dasarnya tanpa bangunan.

    50. Sempadan pantai adalah kawasan perlindungan setempat sepanjang pantai yang

    mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian dan kesucian

    pantai, keselamatan bangunan, dan ketersediaan ruang untuk lalu lintas umum.

    51. Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang tepi kiri dan kanan sungai, meliputi

    sungai alam dan buatan, kanal, dan saluran irigasi primer yang mempunyai

    manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

    52. Sempadan jurang adalah kawasan tepi jurang yang memiliki manfaat pentinguntuk menjaga keseimbangan lingkungan.

    53. Kawasan sekitar mata air adalah kawasan tertentu di sekeliling mata air yang

    mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air.

    54. Kawasan Suci adalah kawasan yang disucikan oleh umat Hindu seperti kawasan

    gunung, perbukitan, danau, mata air, campuhan, laut, loloan, pantai, dan catus

    patha agungdan catus patha alit.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    8/140

    55. Kawasan Tempat Suci adalah kawasan di sekitar pura yang perlu dijagakesuciannya dalam radius tertentu sesuai status pura sebagaimana ditetapkan

    dalamBhisama Kesucian PuraParisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat Tahun

    1994.

    56. Sabuk hijau (greenbelt), adalah RTH yang memiliki tujuan utama untuk

    membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan atau membatasi aktivitas satudengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu.

    57. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah tempat serta ruang di

    sekitar bangunan bernilai budaya tinggi dan sebagai tempat atau ruang di sekitar

    situs purbakala dan kawasan yang memiliki bentukan geologi alami yang khas.

    58. Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang diidentifikasi mempunyai potensi

    terjadi bencana seperti bencana gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor,

    gelombang pasang/tsunami, dan rawan banjir.

    59. Wilayah sungai yang selanjutnya disebut WS adalah kesatuan wilayah

    pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau

    pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.

    60. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah

    daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya,

    yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari

    curah hujan ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah

    topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih

    terpengaruh daratan.

    61. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan

    lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi

    sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan

    yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

    62. Kawasan pertanian adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertanianyang dapat terdiri atas kegiatan pertanian lahan basah, kegiatan pertanian lahan

    kering, kegiatan perkebunan, kegiatan peternakan dan perikanan.

    63. Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratanpemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap

    blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.

    64. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disingkat BKPRDadalah badan yang dibentuk dan diangkat oleh Bupati, yang terdiri atas unsur

    dinas, badan dan/atau lembaga yang berkaitan dengan kegiatan penataan ruangdan bertugas membantu Bupati dalam mengkoordinasikan penataan ruang di

    daerah.

    65. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat

    hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan nonpemenrintah lain

    dalam penyelenggaraan penataan ruang.

    66. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata

    ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    67. Kawasan pertahanan dan keamanan negara adalah wilayah yang ditetapkan

    secara nasional yang digunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan

    negara.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    9/140

    68. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disebut RDTR adalah rencanasecara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi

    dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.

    69. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut RPJPDadalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua

    puluh) tahun.

    70. Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebutRPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5

    (lima) tahun.

    71. Pembangkit listrik adalah bagian dari alatindustri yang dipakai untukmemproduksi dan membangkitkantenaga listrik dari berbagai sumber tenaga,

    sepertiPLTA,PLTMH, PLTS, PLT Arus Laut, PLT Gelombang, dan lain-lain.

    Bagian Kedua

    Muatan RTRWK

    Pasal 2

    Muatan RTRWK meliputi:

    a. tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten;

    b. rencana struktur ruang wilayah Kabupaten;

    c. rencana pola ruang wilayah Kabupaten;

    d.

    penetapan kawasan strategis Kabupaten;

    e.

    arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten; dan

    f.

    ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten.

    Bagian Ketiga

    Kedudukan

    Pasal 3

    RTRW Kabupaten Gianyar berkedudukan sebagai:

    a. penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang

    Wilayah Provinsi Bali dan menjadi matra ruang dari Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Daerah (RPJPD);

    b. acuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

    dan dokumen perencanaan lainnya;

    c. acuan penyusunan rencana rinci tata ruang kawasan strategis kabupaten; dan

    d. acuan sukerta tata palemahan desa adat/pakraman, yang selanjutnya menjadi

    bagian dari awig-awig desa adat/pakraman di seluruh wilayah Kabupaten

    Gianyar.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Industrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/PLTAhttp://id.wikipedia.org/wiki/PLTAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Industri
  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    10/140

    Bagian Keempat

    Wilayah Perencanaan

    Pasal 4

    (1) RTRWK mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara termasuk ruang di

    dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2) Ruang darat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara geografis terletak

    diantara koordinat 08o1848 - 08

    o3858 Lintang Selatan dan 115

    o1329 -

    115o2223 Bujur Timur dengan luas wilayah 36.800 (tiga puluh enam ribu

    delapan ratus) Hektar dan batas-batas administrasi meliputi:

    a.

    bagian utara : Kabupaten Bangli;

    b. bagian timur : Kabupaten Bangli dan Kabupaten Klungkung;

    c.

    bagian selatan : Samudera Indonesia dan Selat Badung; dan

    d.

    bagian barat : Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

    (3)

    RTRWK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara administrasi terdiri atas7 (tujuh) wilayah kecamatan meliputi:

    a. Kecamatan Sukawati;

    b. Kecamatan Blahbatuh;

    c. Kecamatan Gianyar;

    d. Kecamatan Tampaksiring;

    e. Kecamatan Ubud;

    f. Kecamatan Tegallalang; dan

    g.

    Kecamatan Payangan.

    (4) Ruang laut mencakup wilayah laut paling jauh 4 (empat) mil diukur dari garis

    pantai ke arah laut lepas dan sejauh jarak garis tengah antar wilayah laut

    kabupaten/kota yang berdekatan.

    (5) Wilayah Administrasi Kabupaten Gianyar sebagaimana dimaksud pada ayat

    (2), ayat (3), dan ayat (4), digambarkan dalam peta Wilayah Administrasi

    dengan tingkat ketelitian skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam

    Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah

    ini.

    BAB II

    TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

    PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN

    Bagian Kesatu

    Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

    Pasal 5

    Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten adalah untuk mewujudkan ruang wilayah

    Kabupaten yang berkualitas, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali, dan

    berkelanjutan terintegrasi dengan Kawasan Strategis Nasional Perkotaan Denpasar,

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    11/140

    Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) sebagai pusat pariwisata budaya yang

    didukung sektor pertanian, perdagangan/jasa dan industri kerajinan.

    Pasal 6

    RTRW Kabupaten menjadi pedoman untuk:a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;

    b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;

    c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;

    d. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

    antarwilayah kabupaten, serta keserasian antar sektor;

    e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

    f. penataan ruang kawasan strategis kabupaten; dan

    g.

    penataan ruang wilayah kabupaten.

    Bagian Kedua

    Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

    Pasal 7

    Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 5

    terdiri atas:

    a. pengembangan wilayah-wilayah berdasarkan potensi dan karakter wilayah;

    b. penataan pusat-pusat pelayanan kawasan perkotaan yang merata, berhirarki dan

    terintegrasi dengan kawasan perdesaan;c. peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep

    agroindustri, agrobisnis, dan agrowisata;

    d. pengendalian pemanfaatan lahan pertanian;e. pengelolaan pemanfaatan lahan wilayah Kabupaten dengan memperhatikan

    peruntukan lahan, daya dukung, mitigasi bencana, dan aspek konservasi;

    f. pengembangan sistem jaringan prasarana utama wilayah dan sistem jaringan

    prasarana lainnya yang mendukung pengembangan dan peningkatan angkutan

    barang, pemasaran hasil pertanian, perikanan, industri kerajinan dan pariwisata;

    g. pengembangan industri kerajinan yang ramah lingkungan;

    h. pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya; dan

    i.

    pengembangan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek pertahanan dankeamanan negara.

    Bagian Ketiga

    Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

    Pasal 8

    (1) Pengembangan wilayah-wilayah berdasarkan potensi dan karakter wilayah

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diwujudkan dengan strategi:

    a. mengarahkan wilayah Gianyar sebelah barat sebagai dominasi kawasan

    pengembangan pariwisata dengan berbasis kebudayaan Bali dan industrikerajinan;

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    12/140

    b. mengarahkan wilayah Gianyar sebelah timur sebagai pusat pemerintahan danpendidikan serta wisata remaja/rekreasi;

    c. mengarahkan wilayah Gianyar sebelah tengah sebagai dominasi kawasan

    konservasi warisan budaya (culture heritage);

    d.

    mengarahkan wilayah Gianyar sebelah selatan sebagai dominasi kawasanperdagangan/jasa dan wisata belanja serta pertanian;

    e. mengarahkan wilayah Gianyar sebelah utara sebagai dominasi kawasan

    pengembangan pertanian dan konservasi daerah resapan air; dan

    f. meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjangpengembangan pariwisata budaya, pertanian, perdagangan/jasa dan industri

    kerajinan, baik di dalam wilayah pengembangan maupun antara wilayah

    pengembangan.

    (2) Penataan pusat-pusat pelayanan kawasan perkotaan yang merata, berhirarki, dan

    terintegrasi dengan kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

    huruf b diwujudkan dengan strategi meliputi:a. mengembangkan keterpaduan sistem perkotaan berdasarkan fungsi mencakup

    kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

    Kawasan Perkotaan Sarbagita dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);

    b. mengintegrasikan pusat-pusat kegiatan khusus seperti pusat-pusat kawasan

    pariwisata, pusat konservasi warisan budaya, pusat pemerintahan kabupaten,

    pusat pelayanan transportasi, dan pusat Agropolitan ke dalam sistem

    perkotaan secara terpadu;

    c. mengembangkan konsep kota kompak (compact city) yang memenuhiketentuan umum peraturan zonasi pada Kawasan Perkotaan Gianyar sebagai

    bagian dari Kawasan Perkotaan Sarbagita, yang dilayani sistem transportasiumum massal untuk mencegah kecenderungan penyatuan kawasan terbangun

    perkotaan;

    d.mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan yang merupakan bagian

    fungsi PKN, PPK dan pusat-pusat kegiatan khusus yang berpotensi cepat

    tumbuh dan sedang tumbuh;

    e. meningkatkan aksesibilitas, mengembangkan dan memelihara keterkaitan

    antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan,

    serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; dan

    f. meningkatkan peran kota-kota kecil sebagai pusat dari wilayah belakangnya,

    terutama ibukota kecamatan.

    (3) Peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep

    agroindustri, agrobisnis, dan agrowisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

    huruf c diwujudkan dengan strategi meliputi:

    a. meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pertanian sepertiprasarana pengairan/irigasi, pupuk, prasarana hasil produksi, akses ke

    pemasaran produk;

    b. mewajibkan bagi investor pariwisata untuk reinvestasi di sektor pertaniandari sebagian keuntungannya;

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    13/140

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    14/140

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f diwujudkan dengan strategi

    meliputi:

    a. meningkatkan kualitas dan keterpaduan sistem jaringan jalan dengan fungsi

    arteri, kolektor, dan lokal baik dalam sistem primer maupun sistem sekunder;

    b.

    mengembangkan dan meningkatkan peran angkutan umum penumpang dansistem angkutan umum massal terpadu yang terintegrasi dalam sistem

    perkotaan Sarbagita;

    c. membangun jaringan jalan baru untuk memperlancar arus lalu lintas antarwilayah dan membuka akses ke seluruh wilayah serta ke pusat-pusat

    pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan

    daya dukung lahan;

    d. memantapkan fungsi terminal melalui pengembangan sistem trayek yang

    terintegrasi antar wilayah, antar kawasan perkotaan dan dengan kawasan

    perdesaan, serta mendukung jaringan lintas angkutan barang terkait distribusi

    barang ke pelosok daerah;

    e. meningkatkan kualitas sistem transportasi di masing-masing kawasan;

    f. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan energi listrik untukmemenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat;

    g. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi

    yang mencapai seluruh pusat kegiatan dan permukiman;

    h. meningkatkan keterpaduan pendayagunaan sumber daya air melalui kerjasama pengelolaan antar daerah; dan

    i. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan air minum, air limbah,

    drainase, dan persampahan secara terpadu melalui kerja sama antar daerah

    dan kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat.

    (7) Pengembangan industri kerajinan yang ramah lingkungan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 7 huruf g diwujudkan dengan strategi meliputi:

    a.

    mengembangkan industri untuk meningkatkan nilai tambah yang setinggi-

    tingginya, memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha dan

    meningkatkan volume ekspor;

    b.

    mengembangkan industri kerajinan skala kecil dan menengah terutama

    industri pangan, industri sandang dan kulit, industri kerajinan, anyaman

    rumah tangga untuk mendukung sektor pariwisata;

    c.

    mengembangkan kawasan industri pada sentra-sentra industri kecil danindustri rumah tangga; dan

    d.

    meningkatkan diversifikasi industri pengolahan khususnya pada sub sektor

    industri kayu dan barang dari kayu termasuk alat-alat rumah tangga, industri

    kerajinan rumah tangga, dan industri kecil lainnya.

    (8) Pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf h diwujudkan dengan strategi

    meliputi :

    a.

    mengembangkan kawasan strategis pariwisata yang harus memperhatikan

    aspek kelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan dan

    diarahkan terutama pada pengembangan sarana dan prasarana penunjang

    pada lokasi-lokasi daya tarik wisata yang sedang dan belum berkembang;

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    15/140

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    16/140

    Bagian Kedua

    Sistem Pusat Kegiatan

    Pasal 10

    (1)

    Pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat

    (1) huruf a terdiri atas:a. sistem perkotaan; dan

    b. sistem perdesaan.

    (2) Sistem perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

    a.bagian dari PKN;

    b. PPK; dan

    c. PPL

    (3)

    Bagian dari PKN di wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    huruf a meliputi:a. Kawasan Perkotaan Gianyar merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan

    Sarbagita, yang dikembangkan sebagai pusat kegiatan dari sistem KSN

    Perkotaan Sarbagita meliputi:

    1. Kawasan Perkotaan Inti terdiri atas Kota Denpasar dan Kawasan

    Perkotaan Kuta di Kabupaten Badung;

    2.

    Kawasan Perkotaan di sekitarnya terdiri atas Kawasan Perkotaan

    Mangupura dan Kawasan Perkotaan Jimbaran di Kabupaten Badung,

    Kawasan Perkotaan Gianyar, Kawasan Perkotaan Ubud, dan Kawasan

    Perkotaan Sukawati di Kabupaten Gianyar, dan Kawasan Perkotaan

    Tabanan di Kabupaten Tabanan; dan3. Kawasan penyeimbang antar Kawasan Perkotaan Inti dan Kawasan

    Perkotaan di sekitarnya.

    b. Kawasan Perkotaan Gianyar, Kawasan Perkotaan Ubud, dan Kawasan

    Perkotaan Sukawati sebagai kawasan perkotaan di sekitarnya meliputi

    sebagian wilayah Kecamatan Gianyar, sebagian wilayah Kecamatan

    Blahbatuh, sebagian wilayah Kecamatan Ubud, dan sebagian wilayah

    Kecamatan Sukawati terdiri atas:

    1.

    Wilayah Kelurahan Gianyar, Kelurahan Beng, Kelurahan Sampalangan,

    Desa Serongga, Kelurahan Abianbase, dan Kelurahan Bitera di

    Kecamatan Gianyar;

    2. Wilayah Desa Blahbatuh, Desa Belega dan Desa Bona di Kecamatan

    Blahbatuh

    3. Wilayah Kelurahan Ubud, Desa Singakerta, Desa Lodtunduh, Desa

    Sayan, Desa Mas, Desa Peliatan dan Desa Kedewatan di Kecamatan

    Ubud; dan

    4. Wilayah Desa Sukawati, Desa Batuan, Desa Celuk dan Desa Guwang di

    Kecamatan Sukawati.

    c. Kawasan penyeimbang antar Kawasan Perkotaan Inti dan kawasan perkotaan

    di sekitarnya di wilayah Kecamatan Gianyar, wilayah Kecamatan Blahbatuh,wilayah Kecamatan Ubud, dan wilayah Kecamatan Sukawati yang berada di

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    17/140

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    18/140

    1. Taro melayani Desa Taro.

    2. Kedisan melayani Desa Kedisan.

    3. Sebatu melayani Desa Sebatu.

    4. Pupuan melayani Desa Pupuan.

    c.

    Sebaran PPL di Kecamatan Payangan mencakup wilayah:

    1. Bukian melayani Desa Bukian, Desa Puhu dan Desa Bresela.

    2. Buahan melayani Desa Buahan dan Desa Buahan Kaja.

    (6) Rencana sistem perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

    meliputi:

    a.

    kawasan perdesaan yang mendukung PPL;

    b.pengembangan kawasan agropolitan yang mendorong tumbuhnya kota

    pertanian melalui berjalannya sistem dan usaha agribisnis untuk melayani,

    mendorong, menarik, dan memicu perkembangan kegiatan pembangunan

    pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya; dan

    c.pengembangan kawasan warisan budaya melalui penataan kawasan untuk

    melindungi dan melestarikan warisan budaya di wilayahnya.

    (7) Pengembangan kawasan agropolitan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf

    a berada di Desa Kerta dengan fungsi utama sebagai pusat pengembangan

    agrowisata dan Pusat Kawasan Agropolitan Payangan.

    (8) Pengembangan kawasan warisan budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

    huruf c berada di Desa Pejeng dan desa-desa lainnya di Kabupaten Gianyar yang

    memiliki potensi yang sama sebagai pusat konservasi budaya skala lokal dan

    regional dan sebagai pusat kawasan warisan budaya.

    Bagian Ketiga

    Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten

    Paragraf 1

    Umum

    Pasal 11

    (1) Sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 9 ayat (1) huruf b meliputi:

    a.

    sistem prasarana utama; dan

    b. sistem prasarana lainnya.

    (2) Sistem prasarana utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

    a. sistem jaringan transportasi darat; dan

    b. sistem jaringan perkeretaapian.

    (3) Rencana pengembangan sistem prasarana utama Kabupaten Gianyar Tahun

    2012-2032 tercantum dalam peta dengan tingkat ketelitian skala 1:50.000

    sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari peraturan daerah ini.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    19/140

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    20/140

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    21/140

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    22/140

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    23/140

    Pasal 16

    (1)

    Jaringan trayek angkutan penumpang di Terminal Batubulan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) huruf b meliputi:

    a. trayek AKDP;

    b.

    trayek angkutan perbatasan; danc. trayek angkutan umum Sarbagita.

    (2) Trayek AKDP dan trayek angkutan perbatasan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) huruf a dan huruf b meliputi:

    a. Batubulan - Gianyar - Klungkung - Amlapura PP;

    b. Batubulan - Selat PP;

    c. Batubulan - Kintamani - Singaraja PP;

    d. Batubulan - Nusa Dua PP;

    e.

    Batubulan - Gianyar - Klungkung - Padang Bai - Amlapura PP;f. Batubulan - Gianyar - Bangli PP;

    g. Batubulan - Padang Bai PP;

    h. Batubulan - Kreneng PP;

    i. Batubulan - Gatsu - Penatih - Ubung PP;

    j. Batubulan - Ubud - Payangan PP; dan

    k. Batubulan - Ubud - Tegallalang PP.

    (3)

    Trayek angkutan umum Sarbagita sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

    meliputi:

    a.

    Bandara - Kota - Batubulan PP;

    b. Batubulan - Pesanggaran - Simpang Dewa Ruci - Kuta PP;

    c. Simpang Dewa Ruci - Kerobokan - Gatot Subroto - Batubulan PP;

    d. Batubulan - Sukawati - Gianyar PP; dan

    e. Mengwi - Kapal - Penatih - Batubulan PP.

    Pasal 17

    (1)Jaringan trayek angkutan umum penumpang di Terminal Ubud sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) huruf c meliputi trayek angkutan umumSarbagita.

    (2)Trayek angkutan umum Sarbagita sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a. Sanur - Padang Galak - Ketewel - Guang - Sukawati - Mas - Ubud PP; dan

    b.

    Tabanan - Mengwi- Mambal - Ubud - Gianyar PP.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    24/140

    Pasal 18

    (1)

    Jaringan lintas angkutan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)

    huruf b meliputi:

    a. lalu lintas bongkar muat barang kebutuhan sembilan bahan pokok, bahan

    bangunan, bahan baku kerajinan, peralatan pertanian dan barang produksilainnya;

    b. pengembangan jalur lintasan angkutan barang; dan

    c. pengembangan terminal angkutan barang.

    (2) pengembangan jalur lintasan angkutan barang sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) huruf b menuju ke Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk di Kabupaten

    Jembrana dan Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem, Pelabuhan

    Benoa di Kota Denpasar, Pelabuhan Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng,

    serta Bandar Udara Ngurah Rai dan zona-zona peruntukan kegiatan industri.

    (3) Rencana pengembangan terminal angkutan barang sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) huruf c berada di sekitar Sakah, Kecamatan Sukawati.

    Pasal 19

    Fasilitas pendukung LLAJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (5) diatur

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Paragraf 3Sistem Jaringan Perkeretaapian

    Pasal 20

    (1) Rencana sistem jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

    ayat (2) huruf b meliputi jalur kereta api dan stasiun kereta api.

    (2) Rencana jalur kereta api dan stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) ditetapkan sesuai kajian teknis dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Bagian Keempat

    Sistem Prasarana Lainnya

    Paragraf 1

    Umum

    Pasal 21

    Sistem prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf b

    mencakup :

    a.

    sistem jaringan energi/kelistrikan;

    b.

    sistem jaringan telekomunikasi;

    c.

    sistem jaringan sumber daya air; dan

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    25/140

    d. sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.

    Paragraf 2

    Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan

    Pasal 22

    (1) Sistem jaringan energi/kelistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a

    meliputi:

    a.pembangkit listrik;

    b. sistem jaringan transmisi tenaga listrik; dan

    c. gardu induk distribusi tenaga listrik.

    (2) Pembangkit listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa

    pengembangan pembangkit listrik alternatif dari sumber energi terbarukanmeliputi:

    a. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terdiri atas: PLTA Selat dan PLTA

    Buangga;

    b. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) terdiri atas: PLTMH Tukad

    Petanu di Kecamatan Tegallalang, Kecamatan Tampaksiring, Kecamatan

    Ubud, Kecamatan Sukawati, dan Kecamatan Blahbatuh, PLTMH Tukad Wos

    di Kecamatan Sukawati, dan PLTMH Telabah di setiap kecamatan di seluruh

    wilayah Kabupaten;

    c. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terdiri atas: PLTS Siangan di

    Kecamatan Gianyar dan PLTS Tampaksiring di Kecamatan Tampaksiring;d.PLT Arus Laut di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh dan

    Kecamatan Gianyar;

    e. PLT Gelombang di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh dan

    Kecamatan Gianyar; dan

    f. PLT Pasang Surut di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh danKecamatan Gianyar.

    (3) Sistem jaringan transmisi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf b yaitu berupa penyaluran tenaga listrik dari pembangkitan ke sistem

    distribusi atau ke konsumen, atau penyaluran tenaga listrik antar sistem meliputi:

    a.pemantapan jaringan interkoneksi jaringan kabel listrik bawah laut Jawa-Bali

    yang melalui Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh dan Kecamatan

    Gianyar;

    b.pemanfaatan kawat saluran udara terbuka untuk Saluran Udara Tegangan

    Tinggi (SUTT) yang terdapat di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Payangan,

    Kecamatan Blahbatuh dan Kecamatan Gianyar; dan

    c.penggunaan kabel untuk saluran bawah tanah dan/atau udara pada kawasan

    permukiman dan aktivitas pendukungnya.

    (4) Gardu induk distribusi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

    c meliputi:

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    26/140

    a. optimalisasi gardu induk yang terdapat di wilayah Kabupaten meliputi Gardu

    Induk Melinggih di Kecamatan Payangan dan Gardu Induk Serongga di

    Kecamatan Gianyar yang terintegrasi dengan Gardu Induk Kapal di

    Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung dan gardu induk lainnya di luar

    wilayah Kabupaten;

    b.

    peningkatan pelayanan secara merata ke seluruh wilayah Kabupaten denganmelakukan penambahan gardu distribusi, perluasan jaringan distribusi dan

    penyaluran di Kecamatan Ubud, Kecamatan Tegallalang, dan Kecamatan

    Tampaksiring;

    c.

    mengintegrasikan pembangunan jaringan listrik dengan arahan

    pengembangan wilayah; dan

    d.pengembangan jaringan bawah tanah secara terpadu dengan sistem utilitas

    lainnya untuk meningkatkan kualitas dan estetika ruang wilayah Kabupaten.

    (5)

    Rencana pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan Kabupaten Gianyar

    Tahun 2012-2032 diwujudkan dalam bentuk peta Rencana Pengembangan

    Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan Kabupaten Gianyar dengan tingkat ketelitian

    skala 1:50.000 sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran V yang merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

    Paragraf 3

    Sistem Jaringan Telekomunikasi

    Pasal 23

    (1)

    Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 21 huruf b meliputi:

    a.jaringan terestrial; dan

    b.jaringan satelit.

    (2)

    Jaringan terestrial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (3) Jaringan satelit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang meliputi

    satelit dan transponden diselenggarakan melalui pelayanan stasiun bumi

    ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (4)

    Selain jaringan terestrial dan jaringan satelit sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dan ayat (3), sistem jaringan telekomunikasi juga meliputi jaringan bergerak

    seluler berupa menara Base Transceiver Station (BTS) telekomunikasi terpadu

    untuk dimanfaatkan secara bersama-sama antar operator yang ditetapkan sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (5) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilayani

    oleh Sentral Telepon Otomat (STO), meliputi:

    a. STO Gianyar di Kecamatan Gianyar;

    b. STO Ubud di Kecamatan Ubud; dan

    c.

    STO Tampaksiring di Kecamatan Tampaksiring.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    27/140

    (6) Rencana sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    digambarkan dalam peta rencana jaringan telekomunikasi dengan tingkat

    ketelitian skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Paragraf 4

    Sistem Jaringan Sumber Daya Air

    Pasal 24

    (1) Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c

    ditetapkan dalam rangka pengelolaan sumber daya air yang terdiri atas

    konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian

    daya rusak air.

    (2)

    Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

    sumber air dan prasarana sumber daya air.

    (3) Sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas air permukaan pada

    sungai, sumber air permukaan lainnya, dan air tanah pada Cekungan Air Tanah

    (CAT).

    (4) Sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:

    a. Wilayah Sungai (WS) Bali - Penida sebagai sungai strategis nasional yangpengelolaannya mengacu kepada Pola Pengelolaan Wilayah Sungai

    Bali - Penida meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Ayung, DAS

    Tukad Pakerisan, DAS Tukad Sangsang, DAS Tukad Oos, dan DAS Tukad

    Petanu; danb. Air tanah yang berada pada CAT meliputi CAT Denpasar - Tabanan.

    (5) Prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas

    sistem jaringan irigasi dan sistem pengamanan pantai.

    (6)

    Sistem jaringan irigasi yang berada di wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud

    pada ayat (5) meliputi beberapa Daerah Irigasi (DI) meliputi:

    a. DI Nasional yang terdiri atas DI Kedewatan di Kecamatan Ubud seluas

    kurang lebih 3.635 (tiga ribu enam ratus tiga puluh lima) Hektar;

    b.

    DI Provinsi yang terdiri atas:

    1.

    DI Tengkulak Mawang seluas kurang lebih 1.120 (seribu seratus duapuluh) Hektar;

    2. DI Pejeng seluas kurang lebih 1.217 (seribu dua ratus tujuh belas)

    Hektar;

    3. DI Gunung Sari seluas kurang lebih 1.849 (seribu delapan ratus empatpuluh sembilan) Hektar;

    4. DI Cengcengan seluas kurang lebih 1.035 (seribu tiga puluh lima)Hektar;

    5. DI Kedewatan seluas kurang lebih 1.250 (seribu dua ratus lima puluh)Hektar;

    c.

    DI lintas kabupaten terdiri atas:1. DI Apuan seluas kurang lebih 160 (seratus enam puluh) Hektar;

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    28/140

    2. DI Bekutel seluas kurang lebih 224 (dua ratus dua puluh empat) Hektar;

    3. DI Banjarangkan seluas kurang lebih 543 (lima ratus empat puluh tiga)

    Hektar; dan

    4. DI Padpadan seluas kurang lebih 81 (delapan puluh satu) Hektar;

    d.

    DI Kabupaten yang terdiri atas 124 (seratus dua puluh empat) DI, yangtercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

    Peraturan Daerah ini.

    (7) Sistem pengamanan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan

    dalam rangka mengurangi abrasi pantai melalui pengurangan energi gelombang

    yang mengenai pantai, dan/atau penguatan tebing pantai.

    (8) Sistem pengamanan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan di

    seluruh pantai rawan abrasi di sepanjang pantai selatan kabupaten dari Pantai

    Siyut, Desa Tulikup hingga Pantai Candra Asri, Desa Batubulan.

    Pasal 25

    Pengembangan sistem sumber daya air digambarkan dalam Peta Rencana Sistem

    Jaringan Sumber Daya Air Kabupaten Gianyar dengan tingkat ketelitian skala

    1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Paragraf 5

    Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan

    Pasal 26

    Sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 21 huruf d meliputi :

    a. sistem penyediaan air minum (SPAM);

    b. sistem pengelolaan persampahan;

    c. sistem pengelolaan air limbah;

    d. sistem jaringan drainase; dan

    e.

    jalur evakuasi bencana.

    Pasal 27

    (1)

    SPAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf a meliputi pemanfaatan air

    permukaan, mata air (MA), dan air tanah.

    (2) SPAM sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:

    a. Bagian dari SPAM Sarbagitaku merupakan kerangka kerja sama pengelolaanair baku dan air minum secara terpadu lintas wilayah di Kawasan Bali

    Selatan, yang juga melayani wilayah Kabupaten meliputi sistem timur yang

    mencakup IPA Petanu dan IPA Unda;b. SPAM Kecamatan Gianyar meliputi:

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    29/140

    1. mata air gravitasi (MAG) Yeh Barong melayani Desa Petak Kaja,

    sebagian Desa Sumita, sebagian Desa Suwat dan sebagian Desa Petak

    Kelod;

    2. mata air pompa (MAP) Tegalsaat melayani Desa Sumita dan sebagian

    Desa Suwat;

    3.

    sumur bor (SB) Siangan melayani Desa Suwat, Desa Siangan dan

    sebagian Desa Bitra;

    4. SB.Madangan melayani Desa Petak Kelod dan sebagian Desa Babakan;

    5. SB.Babakan melayani Desa Babakan dan sebagian Desa Bitra;

    6.

    SB.Beng I dan SB.Beng II melayani Kelurahan Gianyar dan Desa Beng;

    7.

    MAG.Gitgit dan SB.Beng III melayani Desa Beng, Kelurahan Gianyar,

    Desa Samplangan, Desa Tegaltugu dan Desa Lebih;

    8. SB.B.Jati melayani Desa Samplangan dan sebagian Desa Pegesangan;

    9.

    SB.Sidan melayani Desa Sidan, sebagian Desa Pegesangan dan sebagianDesa Tulikup;

    10.

    MAP.Tulikup melayani Desa Sidan dan Desa Tulikup;

    11.

    SB. Astina Selatan melayani Kelurahan Gianyar;

    12. SB. Abianbase melayani Desa Abianbase;

    13. SB. Serongga melayani Desa Serongga dan sebagian Desa Lebih; dan

    14. SB.Tedung melayani sebagian Kecamatan Blahbatuh.

    c. SPAM Kecamatan Blahbatuh meliputi:

    1.

    SB.Bedulu, SPAM dari Tampaksiring dan SPAM dari Ubud melayaniDesa Bedulu, sebagian desa Buruan dan Desa Tegallinggah;

    2.

    SB.Buruan melayani Desa Buruan dan sebagian Desa Blahbatuh;

    3.

    SB.Belega melayani Desa Belega, sebagian Desa Blahbatuh, sebagian

    Desa Pering dan sebagian Desa Keramas;

    4. SPAM dari Kecamatan Gianyar (SB.Astina Selatan) melayani Desa

    Bona, sebagian Desa Belega, dan sebagian Desa Keramas;

    5.

    SB.Pering melayani Desa Pering dan sebagian Desa Keramas;

    6. SPAM dari Kecamatan Gianyar (SB.Tedung) melayani Desa Keramas

    dan Desa Medahan; dan

    7. SB.Blasinga melayani Desa Saba.

    d.SPAM Kecamatan Sukawati meliputi:

    1. SB.Tebongkang I dan SB.Tebongkang II melayani Desa Singapadu

    Kaler, Desa Singapadu Tengah, Desa Singapadu dan sebagian Desa

    Batubulan;

    2. SB.Abiansaka, SB.Sakah dan SB. Cangi melayani Desa Batuan, Desa

    Kemenuh dan sebagian Desa Sukawati;

    3. SB.SKB melayani Desa Sukawati, sebagian Desa Celuk, sebagian Desa

    Batubulan, Desa Guwang dan melayani sebagian Kecamatan Blahbatuh;

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    30/140

    4. SB.Denjalan melayani Desa Batubulan, sebagian Desa Batubulan Kangin

    dan sebagian Kota Denpasar;

    5. SB.Tegehe melayani Desa Batubulan dan sebagian Desa Batubulan

    Kangin;

    6.

    SB.Batubulan Kangin melayani Desa Batubulan Kangin; dan7. SB. Batubulan melayani Desa Batubulan dan Desa Ketewel;

    e. SPAM Kecamatan Ubud meliputi:

    1.

    SPAM dari Kecamatan Tegallalang melayani Desa Petulu;

    2. SPAM dari Kecamatan Tegallalang, SB. Junjungan dan SB. Sambahan

    melayani Kelurahan Ubud;

    3. SPAM dari Kecamatan Payangan (MAP.Sengkulung, MAP.Mumbul,

    MAP.Air Jeruk dan WTP dari air permukaan) melayani Desa Kedewatan

    dan sebagian Kelurahan Ubud, Desa Lodtunduh, Desa Mas dan sebagian

    Kecamatan Sukawati;

    4.

    SPAM dari Kecamatan Tampaksiring dan SB.Ambengan melayani

    Kelurahan Ubud, Desa Lodtunduh, Desa Mas dan sebagian Kecamatan

    Sukawati;

    5.

    SB.Lodtunduh melayani Desa Lodtunduh, Desa Mas dan sebagian

    Kecamatan Sukawati; dan

    6. SB.Sayan I dan SB.Sayan II melayani Desa Sayan, Desa Kedewatan dan

    sebagian Kelurahan Ubud.

    f. SPAM Kecamatan Payangan meliputi:

    1. MAP. Kerta melayani Desa Kerta;

    2.

    MAP.Undisan melayani Desa Puhu, Desa Bukian, Desa Melinggih, Desa

    Melinggih Kelod, Desa Klusa, sebagian Kecamatan Tegallalang dan

    sebagian Kecamatan Ubud;

    3.

    MAP.Sengkulung melayani Br.Susut;

    4. MAP.Sengkulung, MAP.Mumbul dan MAP.Air Jeruk melayani Desa

    Melinggih, Desa Melinggih Kelod, Desa Klusa, sebagian Kecamatan

    Tegallalang dan sebagian Kecamatan Ubud; dan

    5.

    MAP.Batukaru melayani Desa Melinggih, Desa Melinggih Kelod, Desa

    Klusa, sebagian Kecamatan Tegallalang dan sebagian Kecamatan Ubud.

    g.

    SPAM Kecamatan Tegallalang meliputi:

    1. MAP.Bayad melayani Br.Pakudui, Desa Kedisan, Desa Kendran dan

    sebagian Desa Tegallalang;

    2. MAG.Bugbug melayani Desa Tegallalang dan sebagian Kecamatan

    Ubud;

    3. SPAM dari Kecamatan Payangan melayani Desa Keliki; dan

    4.

    MAP.Sapat melayani sebagian Kecamatan Ubud.

    h.SPAM Tampaksiring meliputi:

    1.

    MAP.Tirta Empul melayani Desa Manukaya (bagian barat) dan DesaTampaksiring;

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    31/140

    2. MAP.Sinduraja melayani Desa Manukaya (bagian timur);

    3.

    MAP.Tegallsaat melayani Desa Sanding, Desa Pejeng Kaja dan Desa

    Pejeng Kangin;

    4. SB.Pesalakan melayani Desa Pejeng Kangin, Desa Pejeng Kelod, Desa

    Pejeng Tengah;5. MAP.Pejeng Kaja dan SB.Tarukan melayani Desa Pejeng Kaja,

    Br.Laplapan Ubud, Desa Pejeng Kawan dan Desa Pejeng Tengah; dan

    6. SB.Pejeng Kelod melayani Desa Pejeng Kelod, Desa Pejeng Tengah dan

    sebagian Kecamatan Blahbatuh.

    Pasal 28

    (1)

    Rencana pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf

    b bertujuan untuk mengelola timbulan sampah padat yang berasal dari kegiatan

    rumah tangga dan bukan rumah tangga dengan prinsip mengurangi (reduce),

    menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang (recycle).

    (2) Rencana pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan melalui kegiatan pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,

    pembuangan dan pengolahan akhir.

    (3) Sistem pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

    atas Tempat Penampungan Sementara (TPS), Tempat Pengolahan Sampah

    Terpadu (TPST), dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

    (4) TPS dialokasikan di Kecamatan Gianyar, Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan

    Tampaksiring, Kecamatan Tegallalang, Kecamatan Payangan, Kecamatan Ubud

    dan Kecamatan Sukawati yang memenuhi persyaratan dan kriteria teknis lokasi.(5) TPST Regional terletak di Suwung Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar.

    (6) TPA dialokasikan di Desa Temesi Kecamatan Gianyar.

    (7) Pengelolaan persampahan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    Pasal 29

    (1)

    Rencana sistem pengelolaan prasarana air limbah sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 26 huruf c meliputi rencana pengelolaan air limbah dan rencana

    penanganan limbah termasuk limbah B3.

    (2) Sistem pengelolaan air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a. sistem pengelolaan air limbah terpusat dengan sistem perpipaan;

    b. sistem pengelolaan setempat dilakukan secara individual dengan penyediaan

    bak pengolahan air limbah atau tangki septik sebelum dibuang ke

    lingkungan; dan

    c.pengembangan pengelolaan air limbah komunal di kawasan-kawasan padat

    permukiman.

    (3) Sistem pengelolaan air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

    a.

    pada kawasan perkotaan untuk jangka panjang dibedakan penanganannya

    dengan sistem pembuangan air hujan;

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    32/140

    b.pengembangan sistem pengelolaan air limbah perpipaan di dalam kawasan

    perkotaan menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL) meliputi :

    1. sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat Kawasan Perkotaan

    Gianyar yang dilayani oleh IPAL Gianyar;

    2.

    sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat Kawasan PerkotaanUbud yang dilayani oleh IPAL Ubud; dan

    3. sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat Kawasan Perkotaan

    Sukawati yang dilayani oleh IPAL Sukawati.

    Pasal 30

    Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf d meliputi:

    a.

    pengembangan sistem jaringan drainase didasarkan atas kesatuan sistem dan sub

    sistem tata air mencakup sistem jaringan drainase primer berupa sungai/tukad

    utama, sistem jaringan drainase sekunder berupa parit atau saluran-saluran yang

    ada di tepi jalan, dan sistem jaringan drainase tersier berupa saluran-saluran kecil

    yang masuk pada kawasan perumahan;

    b.pembangunan sistem jaringan drainase terpadu antara sistem makro dengan

    sistem mikro mengikuti sistem jaringan yang ada dan daerah tangkapan air hujan;

    c.

    peningkatan kapasitas sungai dan jaringan drainase melalui normalisasi alur

    sungai, penggelontoran jaringan drainase secara rutin, pengalihan sebagian aliran

    air melalui pembuatan sodetan, pembuatan polder dilengkapi sistem pengendali

    dan pompa;

    d.

    pembangunan sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai dari

    lingkungan perumahan sampai saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan

    pengontrol genangan, bak penampung sedimen, pembuatan konstruksi baruberupa turap/senderan, rehabilitasi saluran alam yang ada, pembuatan parit

    infiltrasi, operasi dan pemeliharaan, dan pemisahan antara jaringan drainase

    dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah.

    Pasal 31

    Penyediaan jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf e

    meliputi :

    a. jalur-jalur jalan yang digunakan sebagai jalur penyelamat bila terjadi bencanatanah longsor, bencana gerakan tanah, gelombang pasang ataupun tsunami,

    menuju ke tempat yang lebih aman, terdiri atas jalan-jalan yang posisinya

    berlawanan dengan arah datangnya bencana;

    b. jalur-jalur jalan yang digunakan untuk membawa korban bencana ke ruang

    evakuasi bencana meliputi :

    1.jalur-jalur jalan menuju lapangan olah raga terbuka di tiap kawasan perkotaan

    dan tiap kawasan perdesaan,

    2.jalur-jalur jalan menuju pelataran terminal,

    3.jalur-jalur jalan menuju gedung olah raga atau gedung serbaguna di tiap

    kawasan perkotaan dan tiap kawasan perdesaan, dan

    4.

    jalur-jalur jalan menuju rumah sakit terdekat atau rumah sakit rujukan.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    33/140

    c. sebaran jalur bencana tanah longsor dan bencana gerakan tanah sebagaimanadimaksud pada huruf a meliputi:

    1. ruas jalan Ubud-Payangan (lapangan Ubud dan Pasar Payangan);

    2. ruas jalan Payangan-Buahan (Pasar Payangan);

    3.

    ruas jalan raya Tampaksiring (Lapangan Tampaksiring);4. ruas jalan Bitera-Babakan-Petak (Kantor Desa dan Sekolah Dasar); dan

    5. ruas jalan Tulikup-Blahpane (lapangan Tulikup).

    d. sebaran jalur evakuasi gelombang pasang dan tsunami sebagaimana dimaksudpada huruf a meliputi:

    1. ruas jalan Tulikup-Pantai Siyut (lapangan Tulikup);

    2. ruas jalan Abianbase-Lebih-Jalan Dipta Gianyar (lapangan Astina Gianyar);

    3. ruas jalan Abianbase-Lebih-Jalan Gambir-Jalan Astina Selatan-Jalan Kebo

    Iwa (terminal Gianyar);

    4.

    ruas jalan Blahbatuh-Saba (lapangan Blahbatuh);

    5.

    ruas jalan Pantai Gumicik-Ketewel-Guwang-Jalan Raya Sukawati (lapangan

    Sukawati);

    6. ruas jalan Pantai Gumicik-Manguntur (terminal Batubulan); dan

    7. ruas Jalan Pantai Gumicik-Manguntur-Jalan Raya Batubulan (lapangan

    Batubulan).

    e. Jalur-jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada huruf b tercantum

    dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

    Daerah ini.

    BAB IV

    RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 32

    (1)

    Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi:

    a. kawasan lindung; dan

    b. kawasan budi daya.

    (2) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

    a. kawasan perlindungan setempat;

    b.

    kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

    c.

    kawasan rawan bencana alam;

    d. kawasan lindung geologi; dan

    e.

    kawasan lindung lainnya.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    34/140

    (3) Kawasan budi daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

    a.

    kawasan peruntukan pertanian;

    b.

    kawasan peruntukan perkebunan;

    c.

    kawasan peruntukan perikanan;

    d.

    kawasan peruntukan pertambangan;

    e.

    kawasan peruntukan permukiman;

    f. kawasan peruntukan industri;

    g. kawasan peruntukan pariwisata;

    h. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara; dan

    i. kawasan peruntukan lainnya.

    (4)Kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memiliki totalluas kurang lebih 7.444 (tujuh ribu empat ratus empat puluh empat) hektar.

    (5)

    Kawasan budi daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memiliki totalluas kurang lebih 29.356 (dua puluh sembilan tiga ratus lima puluh enam) hektar.

    (6)Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam tabel dan peta dengan tingkat

    ketelitian skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran X dan

    Lampiran XI yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Bagian Kedua

    Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

    Paragraf 1

    Kawasan Perlindungan SetempatPasal 33

    Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2)

    huruf a meliputi:

    a.

    kawasan suci;

    b.

    kawasan tempat suci;

    c.

    sempadan pantai;

    d.

    sempadan sungai;

    e.

    sempadan jurang; dan

    f.

    RTH perkotaan.

    Pasal 34

    (1)Kawasan suci sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf a merupakankawasan yang dipandang memiliki nilai kesucian oleh umat Hindu di Bali

    meliputi:

    a. kawasan suci perbukitan;

    b. kawasan suci campuhan;

    c.

    kawasan sucipantai;d. kawasan suciloloan;

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    35/140

    e.

    kawasan suci laut

    f. kawasan suci mata air; dan

    g. kawasan suci catus patha agung dan catus patha alit.

    (2) Sebaran lokasi kawasan suci perbukitan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a

    yaitu seluruh kawasan dengan kemiringan lereng sekurang-kurangnya 40 (empatpuluh) persen pada kawasan perbukitan di bagian utara wilayah berada di

    Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegallalang dan Kecamatan Tampaksiring.

    (3) Kawasan suci campuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,sebarannya meliputi campuhan Ubud di Kecamatan Ubud dan seluruh

    pertemuan aliran dua buah sungai yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten.

    (4) Kawasan suci pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c sebarannya

    meliputi tempat-tempat di pantai yang dimanfaatkan untuk upacara melasti di

    seluruh pantai wilayah kabupaten meliputi:

    a. Pantai Saba, di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh;

    b.

    Pantai Masceti, di Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh;c.

    Pantai Keramas, di Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh

    d.

    Pantai Lebih, di Desa Lebih, Kecamatan Gianyar;

    e.

    Pantai Segara Wilis, di Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh;

    f.

    Pantai Kesiut, di Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar;

    g.

    Pantai Air Jeruk, di Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati;

    h.

    Pantai Pabean dan Pantai Gumicik, di Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati;

    dan

    i.

    Pantai Candra Asri di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati.

    (5) Kawasan suci loloan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d sebarannya

    meliputi seluruh muara sungai di kawasan pantai di seluruh wilayah Kabupaten.

    (6) Kawasan suci laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e sebarannya

    meliputi kawasan perairan laut yang difungsikan untuk tempat melangsungkan

    upacara keagamaan bagi umat Hindu di sepanjang pesisir kabupaten.

    (7) Kawasan suci mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f sebarannya

    terdiri atas :

    a. Taman Beji Giri Kusuma, di Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan;

    b. Tirta Empul, di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring;

    c.

    Pura Mengening, Pura Indrakila di Desa Tampaksiring, KecamatanTampaksiring;

    d.

    Gunung Kawi, di Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang; dan

    e.

    tempat-tempat mata air lainnya di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten

    yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi

    Umat Hindu.

    (8) Kawasan suci catus patha agung dan catus patha alit sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf g sebarannya meliputi seluruh catus patha agung dan catus

    patha alit di tiap wilayah desa adat/pakraman yang difungsikan untuk tempat

    melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    36/140

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    37/140

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    38/140

    19.Tukad Buluh di Kecamatan Sukawati;

    20.Tukad Siap di Kecamatan Ubud; dan

    21.Tukad Sengkulung di Kecamatan Payangan.

    (4) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki total luas

    kurang lebih 3.082 (tiga ribu delapan puluh dua) Hektar.

    Pasal 38

    (1) Sempadan jurang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf e meliputi

    kawasan yang memiliki sudut miring lereng minimal 45 (empat puluh lima)

    derajat, kedalaman jurang paling sedikit 5 (lima) meter dan daerah datar bagian

    atas paling sedikit 11 (sebelas) meter.

    (2)

    Sebaran sempadan jurang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a. lembah-lembah sungai di seluruh wilayah kabupaten;

    b.

    lembah-lembah bukit di wilayah Kecamatan Payangan, KecamatanTegallalang, Kecamatan Tampaksiring, dan Kecamatan Ubud; dan

    c.

    tebing-tebing di seluruh wilayah kabupaten.

    (3) Sebaran sempadan jurang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki luas

    kurang lebih 5.242 (lima ribu dua ratus empat puluh dua) Hektar.

    Pasal 39

    (1) RTH perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf f meliputi:

    a. RTH publik meliputi:

    1.

    taman kota;

    2. hutan kota;

    3. setrayang tersebar;

    4. hutan labapura;

    5. pemakaman umum;

    6. lapangan olah raga berumput;

    7. lapangan upacara berumput;

    8. jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT);

    9.

    sempadan sungai, sempadan jurang, dan sempadan pantai; dan

    10. bentang alam seperti pegunungan, bukit, lereng dan lembah di seluruh

    wilayah; dan

    11.jalur pengaman jalan, median jalan dan pedestrian.

    b. RTH privat meliputi:

    1. taman pada obyek wisata;

    2. kawasan pertanian, persawahan, perkebunan; dan

    (2) Sebaran RTH taman kota dan hutan kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a angka 1 dan angka 2 meliputi kawasan perkotaan pada berbagai skala disetiap kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    39/140

    (3) Sebaran RTH setra dan hutan laba pura sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a angka 3 dan angka 4 meliputi seluruh desa adat/pakraman.

    (4) Sebaran RTH pemakaman umum, lapangan olah raga berumput, dan lapangan

    upacara berumput sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 5, angka

    6, dan angka 7 meliputi setiap kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten.

    (5)

    Sebaran RTH jalur di bawah SUTT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

    angka 8 meliputi Kecamatan Sukawati, Kecamatan Payangan, Kecamatan

    Blahbatuh, dan Kecamatan Gianyar.

    (6) Sebaran RTH sempadan sungai, sempadan jurang, sempadan pantai, bentang

    alam seperti pegunungan, bukit, lereng, lembah, dan jalur pengaman jalan,

    median jalan dan pedestrian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka

    9, angka 10, dan angka 11 meliputi setiap kecamatan di seluruh wilayah

    Kabupaten.

    (7)

    Sebaran RTH taman pada obyek wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf b angka 1 meliputi kawasan Gajah Perdana Taro di Kecamatan

    Tegallalang, kawasanMonkey Forest, di Kecamatan Ubud, Taman Burung, dan

    Kebun Binatang Bali Zoo Park, di Kecamatan Sukawati serta Taman Safari di

    Kecamatan Gianyar.

    (8) Sebaran RTH sabuk hijau berupa kawasan pertanian, persawahan, perkebunan,

    jalur pengaman jalan, median jalan dan pedestrian sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) huruf b angka 2 meliputi setiap kecamatan di seluruh wilayah

    Kabupaten.

    (9) Sebaran RTH sabuk hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terdiri atas

    kawasan larangan mendirikan bangunan pada sebelah menyebelah sepanjang

    jalan dalam wilayah kabupaten tercantum dalam Lampiran XII yang merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    (10) Sebaran RTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kurang lebih 6.173 (enam

    ribu seratus tujuh puluh tiga) Hektar atau 42% (empat puluh dua persen) dari

    luas kawasan perkotaan.

    (11)

    Rencana sebaran RTH perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    tercantum dalam Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

    Peraturan Daerah ini.

    (12) Rencana sebaran digambarkan dalam peta RTH sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) tercantum dalam Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Paragraf 2

    Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

    Pasal 40

    Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32

    ayat (2) huruf b sebaran lokasinya terdapat di beberapa kecamatan terdiri atas:

    a.

    Kecamatan Tampaksiring:

    1.Pura Penataran Sasih, Pura Pusering Jagat, Klebutan Pura Batu, Sibit Alit,

    Pura Telaga Waja, Pura Kerobokan Cemadik, Sarkofagus, Pura Taman Sari,

    Pura Kembang Rijasa, Pura Batan Klecung, Pura Penataran Panglan, Pura

    Pegulingan, Pura Melanting, Pura Desa Dapdapan, Pura Penataran Belusung,

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    40/140

    Pura Bedugul Kan, Pura Agung Batan Bingin, Pura Kemaruhan, Pura Galang

    Senja, Pura Mentur di Pejeng;

    2.Pura Samuan Tiga, Pura Penataran Tampaksiring, Pura Yeh Mengening di

    Desa Tampaksiring;

    3.

    Pura Sakenan, Pura Desa Gumang, Pura Puseh Panempahan di DesaManukaya; dan

    4.Pura Puseh Sanding, Sarkofagus di Desa Sanding.

    b. Kecamatan Blahbatuh:

    1.Goa Gajah, Pura Santrian, Gedong Area Pura Sibi Agung, Sarkofagus, PuraSamuan Tiga, Pura Yeh Pulu, Pura Pengubengan, Pura Putra Betara Desa,

    Pura Telangu, Pura Kejaksanaan, Pura Alas Arum di Desa Bedulu;

    2.Sarkofagus di Desa Marga Tengah;

    3.Pura Subak Kedangan di Desa Wanayu; dan

    4.

    Pura Pedarman Durga di Desa Buruan.c. Kecamatan Gianyar:

    1.Sibit Alit di Desa Tegal Tugu;

    2.Bebitra (Relief) di Desa Bitra;

    3.Arjuna Metapa di Desa Lebih;

    4.Gunung Kawi di Desa Bakbakan; dan

    5.Macara Bukit Jati di Desa Samplangan.

    d. Kecamatan Ubud:

    1.

    Pura Telaga Waja di Desa Petulu;2.Pura Jukut Batu di Desa Singakerta; dan

    3.Ceruk Campuhan di Desa Ubud.

    e. Kecamatan Sukawati:

    1.Pura Hyang Tiga di Desa Sakah; dan

    2.Pura Canggi di Desa Batuan.

    f. Kecamatan Tegallalang: Pura Dalem Manuaba di Desa Tegallalang.

    Paragraf 3Kawasan Rawan Bencana Alam

    Pasal 41

    (1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2)

    huruf c meliputi:

    a. kawasan rawan tanah longsor;

    b. kawasan rawan gelombang pasang; dan

    c. kawasan rawan abrasi.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    41/140

    (2) Sebaran kawasan rawan bencana tanah longsor sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a terdapat di kawasan sekitar DAS Ayung di Kecamatan Payangan dan

    Tukad Cangkir di Kecamatan Tampaksiring.

    (3) Sebaran kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan abrasi

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c yaitu sepanjang pantai

    selatan kabupaten dari Pantai Siyut di Desa Tulikup Kecamatan Gianyar sampaiPantai Candra Asri di Desa Batubulan Kecamatan Sukawati.

    Paragraf 4

    Kawasan Lindung Geologi

    Pasal 42

    (1) Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) hurufd meliputi:

    a.

    kawasan rawan bencana alam geologi; danb. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

    (2) Kawasan rawan bencana alam geologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a meliputi:

    a. kawasan rawan gerakan tanah; dan

    b. kawasan rawan tsunami.

    (3) Kawasan rawan gerakan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

    terdapat di Desa Buahan, Desa Kerta, Desa Puhu, Desa Bukian, Desa Buahan

    Kaja, Desa Taro, Desa Sebatu, Desa Pupuan, dan Desa Manukaya.

    (4)

    Kawasan rawan tsunami sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdapat disepanjang pantai selatan Kabupaten dari Pantai Siyut di Desa Tulikup hingga

    Pantai Candra Asri di Desa Batubulan.

    (5) Kawasan yang memberi perlindungan terhadap air tanah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b meliputi:

    a.

    kawasan imbuhan air tanah; dan

    b. daerah sekitar mata air.

    (6) Kawasan imbuhan air tanah sebagaimana dimaksud ayat (5) huruf a sebarannya

    meliputi kawasan lereng perbukitan yang terdapat di wilayah Kabupaten.

    (7) Daerah sekitar mata air sebagaimana dimaksud ayat (5) huruf b sebarannya

    meliputi:

    a. Kecamatan Gianyar sebanyak 6 (enam) mata air meliputi mata air Petak, mata

    air Gitgit, mata air Candi Baru, mata air Bitra, mata air Tegal Tugu, dan mata

    air Taman Magenda;

    b. Kecamatan Blahbatuh sebanyak 6 (enam) mata air meliputi mata air Buruan

    sebanyak 2 (dua) mata air, mata air Celuk, mata air Getas, mata air Kutri, dan

    mata air Banguliman;

    c. Kecamatan Sukawati sebanyak 5 (lima) mata air meliputi mata air Sakah,

    mata air Cangi, mata air Rijasa, mata air Lantang Hidung,dan mata air

    Singapadu Kaler;

    d. Kecamatan Payangan sebanyak 10 (sepuluh) mata air meliputi mata air

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    42/140

    Melinggih, mata air Giri Kesuma, mata air Air jeruk, mata air Kehia, mata air

    Undisan sebanyak 2 (dua) mata air, mata air Mumbul, mata air Yeh Kuning,

    mata air Susut, dan mata air Tlingipis;

    e. Kecamatan Tegallalang sebanyak 7 (tujuh) mata air meliputi mata air Telaga

    Waja, mata air Sapat, mata air Kedisan, mata air Tegallalang, mata air

    Pupuan, mata air Gunung Kawi, dan mata air Taro; dan

    f. Kecamatan Tampaksiring sebanyak 10 (sepuluh) mata air meliputi mata air

    Tirta Empul sebanyak 3 (tiga) mata air, mata air Tegal Saat, mata air

    Sinduraja, mata air Belusung, mata air Suradayu, mata air Magening, mata air

    Gunung Kawi, dan mata air Taman Sari.

    Paragraf 5

    Kawasan Lindung Lainnya

    Pasal 43

    (1)

    Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf emeliputi:

    a. kawasan perlindungan plasma nutfah; dan

    b. terumbu karang.

    (2) Sebaran kawasan perlindungan plasma nutfah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a yaitu Sapi Taro di Kawasan Taro, Kecamatan Tegallalang.

    (3) Sebaran perlindungan terumbu karang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b meliputi wilayah perairan pesisir Kecamatan Sukawati, Kecamatan

    Blahbatuh, dan Kecamatan Gianyar.

    Bagian Ketiga

    Rencana Pola Ruang Kawasan Budi Daya

    Paragraf 1

    Kawasan Peruntukan Pertanian

    Pasal 44

    (1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3)huruf a meliputi:

    a. kawasan peruntukan pertanian lahan basah;

    b. kawasan peruntukan pertanian lahan kering dan hortikultura; dan

    c. kawasan peruntukan peternakan.

    (2) Kawasan peruntukan pertanian lahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a diarahkan di semua wilayah kecamatan, dengan pertimbangan

    produktivitas lahan, ketersediaan prasarana irigasi, akumulasi produksi dan

    kondisi penggunaan yang sedang berlangsung.

    (3) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan basah sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dengan komoditas unggulan meliputi padi dan palawija.

    (4) Kawasan peruntukan pertanian lahan kering dan hortikultura sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) huruf b di wilayah kabupaten tersebar di seluruh wilayah

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    43/140

    kecamatan dan bercampur dengan kawasan peruntukan lahan basah,

    permukiman dan kawasan perkebunan/tanaman tahunan.

    (5) Kawasan peruntukan pertanian lahan kering dan hortikultura sebagaimana

    dimaksud pada ayat (4) dengan komoditas unggulan meliputi jagung, kedelai,

    kacang tanah, cabai besar, melon, kentang, pisang, kelapa, tembakau, jeruk,

    rambutan, mangga, dan leci.

    (6) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdapat dilakukan di semua kecamatan dan dalam skala rumah tangga dapat

    diusahakan secara setempat-setempat;

    (7) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dengankomoditas unggulan meliputi sapi, unggas, dan babi.

    (8) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki

    total luas kurang lebih 14.667 (empat belas ribu enam ratus enam puluh tujuh)

    Hektar.

    (9)

    Luas kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selanjutnya ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan di

    wilayah Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Paragraf 2

    Kawasan Peruntukan Perkebunan

    Pasal 45

    (1) Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat

    (3) huruf b merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau

    tanaman perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan dan bahan baku

    industri.

    (2) Kawasan peruntukan perkebunan/tanaman tahunan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) di wilayah kabupaten diarahkan di setiap wilayah kecamatan dengan

    prioritas di Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegallalang, dan Kecamatan

    Tampaksiring.

    (3)

    Kawasan peruntukan perkebunan/tanaman tahunan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) memiliki total luas kurang lebih 9.194 (sembilan ribu seratus sembilan

    puluh empat) Hektar.

    (4)

    Kawasan peruntukan perkebunan/tanaman tahunan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) dengan komoditas unggulan meliputi kakao dan kopi.

    Paragraf 3

    Kawasan Peruntukan Perikanan

    Pasal 46

    (1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3)

    huruf c di wilayah kabupaten meliputi :

    a. kawasan peruntukan perikanan tangkap;

    b.

    kawasan peruntukan perikanan budi daya; dan

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    44/140

    c. kawasan pengolahan perikanan.

    (2)

    Kawasan peruntukan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a meliputi kawasan perikanan tangkap di laut terdiri atas:

    a. sebaran kawasan perikanan tangkap di laut meliputi: Kecamatan Sukawati,

    Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Gianyar;b.jalur penangkapan ikan I terdiri atas:

    1.jalur penangkapan ikan IA meliputi perairan pantai sampai dengan 2 (dua)

    mil laut yang diukur dari permukaan air laut pada surut terendah; dan

    2.jalur penangkapan ikan IB meliputi perairan pantai di luar 2(dua) mil lautsampai 4 (empat) mil laut.

    c.

    pemantapan prasarana pendukung kegiatan perikanan laut sebagaimana

    dimaksud pada huruf a meliputi: pangkalan perahu/jukung nelayan tradisional

    dan tersebar di pantai-pantai di seluruh desa nelayan.

    (3)

    Kawasan peruntukan perikanan budi daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf b hanya mencakup budidaya perikanan air tawar meliputi:

    a.budi daya perikanan sawah bersama ikan (minapadi);

    b. kawasan perikanan budi daya perairan umum;

    c. kawasan perikanan budi daya kolam air tenang;

    d. kawasan perikanan budi daya saluran irigasi; dan

    e.pemantapan prasarana pendukung penyediaan benih kegiatan budi daya

    perikanan meliputi:

    1.Balai Benih Ikan (BBI) di Payangan;

    2.

    Pasar Benih Ikan (PBI) di Siangan, Kecamatan Gianyar; dan

    3.Unit Pembibitan Rakyat (UPR) tersebar di seluruh kecamatan.

    (4) Kawasan pengolahan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

    berada di kawasan peruntukan perikanan skala rumah tangga yang menyebar di

    seluruh kecamatan.

    (5) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki 2

    (dua) komoditas meliputi:

    a. komoditas unggulan : udang galah; dan

    b. komoditas andalan : ikan karper (mas), ikan nila, ikan gurami, ikan lele,

    kodok lembu, ikan patin, ikan bawal, udang lobster, tenggiri, cakalang,tongkol, lemuru, cucut, kerapu dan kakap.

    Paragraf 4

    Kawasan Peruntukan Pertambangan

    Pasal 47

    (1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat

    (3) huruf d di wilayah kabupaten berupa kawasan pertambangan mineral dan

    batubara.

  • 7/25/2019 Perda 16 Th 2012 Ttg Rtrw Kab Gianyar

    45/140

    (2) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    memiliki komoditas bahan batuan meliputi:

    a.batu padas tersebar di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh,

    Kecamatan Ubud dan Kecamatan Tegallalang;

    b.

    tanah urug di Kecamatan Sukawati; danc. tanah liat di Kecamatan Blahbatuh dan Kecamatan Gianyar.

    Paragraf 5

    Kawasan Peruntukan Permukiman

    Pasal 48

    (1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat

    (3) huruf e di wilayah kabupaten meliputi:

    a.

    kawasan permukiman perkotaan; dan

    b.

    kawasan permukiman perdesaaan.

    (2)

    Kawasan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

    lokasi sebarannya berada di :

    a. kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang merupakan bagian dariKawasan Perkotaan Sarbagita meliputi Kawasan Perkotaan Gianyar,

    Kawasan Perkotaan Ubud, dan Kawasan Perkotaan Sukawati;

    b. kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PPK meliputi

    Kawasan Perkotaan Payangan, Kawasan Perkotaan Tegallalang, dan Kawasan

    Perkotaan Tampaksiring.(3) Kawasan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

    lokasi sebarannya mencakup seluruh pemusatan permukiman pada desa-desa

    yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya.

    (4) Kawasan permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

    memiliki total luas kurang lebih 5.495 (lima ribu empat ratus sembilan puluh

    lima) Hektar.

    Paragraf 6Kawasan Peruntukan Industri

    Pasal 49

    (1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3)

    huruf f terdiri atas:

    a. kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan;

    b. kawasan peruntukan