Percobaan V

download Percobaan V

of 10

Transcript of Percobaan V

LAPORAN PRAKTIKUMANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN IPERCOBAAN VIDENTIFIKASI BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

NAMA: DESSY NOORLIA

NIM: J0B111229

KELOMPOK: II (DUA)

ASISTEN: RISTI JIMAH

PROGRAM STUDI D-3 ANALIS FARMASI DAN MAKANANFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

2013PERCOBAAN VIDENTIFIKASI BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

I. TUJUAN PERCOBAANTujuan diadakannnya percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara identifikasi bahan tambahan makanan secara kualitatif.

II. TINJAUAN PUSTAKABahan makanan adalah hal sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Disamping itu ada zat yang ditambahkan baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja yang akan mempengaruhi kualitas makanan itu sendiri. Masalah keracunan mekanan tampaknya sudah langganan di Indonesia. Hampir setiap tahun kasus keracunan selalu ada dan angka kejadiannyapun cukup tinggi. Dari seluruh kasus keracunan yang ada, semua bersumber pada pengolahan makanan yang tidak higienis. Penambahan tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja yaitu apabila bahan makanan ditambah zat aditif yang bersifat sintetis. Dalam proses produksi sering terjadi kelalaian bahkan kesengajaan menggunakan bahan kimia sebagai zat tambahan dalam makanan seperti zat pewarna, zat pengawet, dan sebagainya. Faktanya produksi pangan olahan untuktujuan komersial penggunaan bahan tumbuhan kimia sebagai bahan pengawet tidak mungkin dihindari , terutama industri rumah tangga. Pemanis buatan seperti aspartam jauh lebih disukai produsen karena hanya satu tetes sudah cukup manis dibandingkan gula asli dari tebu. Untuk mengantisipasi dampak keracunan dan meningkatkan keamanan pangan maka masyarakat perlu mengetahui bagaimana pembuatan dari bahan makan tersebut dan dampak serta kandungan yang ada di dalamnya bagi keshatan tubuh kita (Cahyadi, 2008).Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit, yaitu untuk memperbaikiwarna, bentuk, cita rasa, tekstur atau memperpanjang daya simpan. Tujuan menggunakan Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan lebih mudah dihidangkan serta memperbaiki preparasi bahan pangan. Diantara beberapa bahan tambahan makanan yang sering digunakan adalah pemanis dan pewarna sintetis. Zat Pewarna adalah bahan tambhana makanan yang dapat memperbaiaki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan agar kelihatan lebih menarik(Winarno:1995).Berdasarkan sumbernya, zat pewarna dibagi menjadi dua golongan yaitu pewarna alami dan pewarna buatan.1. Pewarna AlamiPada pewarna alami zat warna yang diperoleh berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti: karamel, coklat, daun suji, daun pandan dan kunyit. Jenis-jenis pewarna alami tersebut antara lain:a. Klorofil, yaitu zat warna alami hijau yang terdapat pada daunb. Mioglobulin dan Hemoglobin; zat warna merah pada dagingc. Karotenoid; kelompok pigmen yangberwarna orange, merah orange dan larut dalam lipid.d. Anthosiamin dan Anthoxanthim; warna pigmen merah, biru violet terdapat pada buah dan sayur-sayuran.2. Pewarna BuatanPewarna buatan memiliki kelebihan yaitu warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi kelemahannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi logam berat, pewarna jenis ini akan berbahaya.

Gambar 1. Struktur Pewarna Sintetis (tartrazin dan FCF-Cl) dan Pemanis Sintetis (aspartam) (Alchemist. 2012)

III. ALAT DAN BAHAN3.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi blender, corong pisah, gelas ukur, gelas piala, kurs porselen, lempeng tetes, penangas air, pipet ukur, dan pipet tetes.

3.2 BahanBahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi anisal dehid, BaCl2, CuSO4 1%, eter, FeCl3 0,5%, HCl (1:3), H2SO4 (1:3), HNO3, HCl (1:9), KMnO4 5%, KNO3 10%, NaOH 10%, NaNO2, NaOH padat, NH3, NH4OH 12%, dan petroleum eter.

IV. PROSEDUR KERJA4.1 Uji Siklamat1. Sebanyak 0,4 gram BaCl ditimbang kemudian ditambahkan dengan 20 mL filtrate sampel.2. Kemudian didiamkan selama 2 menit lalu disaring.3. Kemudian ditambahkan dengan 2 mL HCl dan 0,04 gram NaNO2.4. Perubahan yang terjadi diamati.

4.2 Persiapan Sampel Untuk Uji Benzoat, Salisilat, Sakarin, dulsin dan lain-lain1. Sebanyak 100 mL filtrate sampel dimasukkan dalam corong pisah.2. Ditambahkan dengan HCl (1:3), kemudian diekstrak dengan 5-10 mL HCl dan 75-100 mL eter.3. Kemudian didiamkan sampai terpisah.4. Setelah terpisah larutan dibagi menjadi 3 larutan.

4.3 Uji Asam Benzoat1. Sebanyak 5 mL larutan A ditambahkan dengan 2mL NH3 sampai basa.2. Kemudian ditambahkan dengan 0,5 mL FeCl3 0,5%.3. Perubahan yang terjadi diamati.4.4 Uji Asam Salisilat1. Sebanyak 5 mL larutan B dimasukkan dalam tabung reaksi.2. Kemudian ditambahkan dengan 1 tetes FeCl3 0,5%.3. Perubahan yang terjadi diamati.

4.5 Uji Pewarna Sintetik1. Sebanyak 50 mL sampel diencerkan dengan HCl.2. Kemudian dimasukkan benang wol yang sudah dipotong-potong kedalam larutan tersebut.3. Selama 30 menit dididihkan, setelah mendidihkan angkat benang wolnya.4. Kemudian dicuci dan diletakkan diatas lempeng tetes.5. Masing-masing benang ditetesi dengan NaOH 10%, HCL pekat, NH4OH 12%, dan H2SO4 pekat.6. Perubahan warna yang terjadi pada benang tersebut.7. Kemudian dibandingkan dengan standar daftar warna.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN5.1 HasilNoUji yang dilakukanProsedurKerjaHasilKeterangan

1Uji Siklamat0,4 g BaCl + 20 mL Filtrat (Biarkan 2 menit), saringAsamkn dengan 2 mL HCl 1 M + 0,04 g NaNO2-(Negatif)Larutan Kuning (tanpa endapan)

2Uji Asam Benzoat5-10 mL larutan A + 2 mL NH3 + FeCl3 0,5 % (0,5 mL)-(Negatif)Tidak terbentuk endapan

3Uji Asam Salisilat5 mL larutan B + 1 tetes FeCl3 0,5% + 10 tetes FeCl3 0,5%-(Negatif)Tidak terjadi perubahan warna

4Uji Pewarna Sintetik50 mL sampel, diencerkan dengan HCl, masukkan dalam erlenmeyer, masukkan benang wol, didihkan, dicuci dengan aquades. Dibagi menjadi 4. Masing-masing ditetesi dengan NaOH, HCl pekat, NH4OH, dan H2SO4 pekat-(Negatif) Tidak Terjadi Perubahan apapun

5.2 Pembahasana. Uji SiklamatPraktikum kali ini yaitu untuk menganalisis bahan tambahan yang ada pada makanan. Uji yang dilakukan terdiri dari uji siklamat, uji asam benzoate, uji asam slisilat, dan uji pewarna sintetis. Pada uji siklamat, mencampur sampel dengan BaCl dan kemudian menyaringnya dan menambahkan dengan HCl dan NaNO2 maka apabila hasilnya positif akan menghasilkan endapan yang berwarna putih. Hasil yang didapat pada praktikum yaitu menghasilkan larutan berwarna kuning dan tanpa endapan.b. Uji Asam BenzoatUji asam benzoat, menambahkan filtrat sampel yang sudah disiapkan dengan NH3 sampai menjadi basa yang berfungsi untuk membasakan larutan sampel, setelah itu ditambahkan dengan FeCl3 maka akan terbentuk endapan feribenzoat berwarna salmon atau warna jingga agak keruh penambahan ini untuk mereaksikan laruatan sehingga terbentuk kompleks warna dan endapan. Hasil yang didapat pada praktikum tidak terdapat endapan dan warna larutan kuning.c. Uji Asam SalisilatUji asam salisilat, menambahkan filtrate sampel yang sudah disiapkan dengan FeCl3 jika ada asam salisilat maka larutan akan berwarna ungu fungsi penambahan yaitu untuk mereaksikan dan member kompleks warna. Hasil yang didapat pada praktikum kali ini ternyata sampel yang dianalisis tidak terjadi perubahan tetap berwarna kuning sehingga hasilnya negative.d. Uji Pewarna SintetisUji pewarna sintetis, uji ini dilakukan pada sampel saos yang ada dipasaran. Sampel diencerkan terlebih dahulu dengan HCl dan aquades hingga homogen setelah itu dimasukkan benang wol yang sudah dipotong-potong kemudian dipanaskan di penangas selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu, potongan-potongan benang wol tadi diletakkan pada lempeng tetes. Pada masing-masing benang ditetesi dengan NaOH, HCl pekat, NH4OH dan H2SO4 dan amati perubahan yang terjadi. Hasil yang didapatkan pada praktikum tidak terjadi perubahan warna pada tiap benang wol itu menunjukkan kemungkinan pada saos tersebut tidak menggunakan pewarna sintetis. Berikut adalah struktur senyawa tatrazine yang diperbolehkan untuk dikonsumsi

Dari hasil semua uji bahan tambahan pada makanan dan minuman yang dilakukan untuk semua hasil memperoleh hasil yang negatif, kemungkinan sampel yang diidentifikasi tidak mengandung bahan tambahan yang membahayakan bagi kesehatan kita.

VI. KESIMPULANKesimpulan yang diperoleh pada praktikum kali ini yaitu:1. Hasil yang didapat pada uji siklamat yaitu negatif karena tidak terbentuk endapan putih.2. Hasil yang didapat pada uji asam benzoate yaitu negatif karena tidak terbentuk endapan jingga agak keruh.3. Hasil yang didapat pada uji asam salisilat yaitu negatif karena tidak terbentuk warna ungu.4. Hasil yang diperoleh dari uji pewarna sintetis yaitu negatif pada semua perekasi.

DAFTAR PUSTAKA

Alchemist. 2012. Identifikasi Zat Adiktif Pada Makanan.http://alchemistviolet.wordpress.comdiakses pada tanggal 1 Mei 2013

Cahyadi, W. 2008.Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.Bumi Aksara. Jakarta

Sediaoetama, A.D. 1985. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat.Jakarta