Percobaan III

32
STERILISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang. Sterilisasi bertujuan untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

description

INOKULASI

Transcript of Percobaan III

STERILISASI

STERILISASI

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSalah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang. Sterilisasi bertujuan untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi mikroba dari lingkungan. Cara-cara sterilisasi dan desinfeksi yaitu, pembersihan, sinar ultraviolet, sinar-x, dan sinar-gamma, pendinginan, dan pemanasan. Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan yaitu, pemanasan dalam nyala api, pemanasan dengan udara panas (dry heat oven), merendam dalam air mendidih (menggodok), pemanasan dengan uap air yang mengalir, dengan uap air yang ditekan, dan cara sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya pasteurisasi, tyndalisasi, dengan pengeringan, dengan penyaringan (filtrasi), dan dengan menggunakan zat kimia (desinfektan).Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu percobaan sehingga melatar belakangi praktikan dalam membuat laporan ini agar praktikum mikrobiologi dapat berjalan lancar.B. Tujuan PraktikumTujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui sterilisasi dengan autoklaf, filtrasi, tyndalisasi mahasiswa dapat melakukan kerja aseptis. C. Manfaat PraktikumManfaat praktikum ini adalah praktikan mengetahui dan memahami metode-metode sterilisasi dalam mirobiologi dan dapat melakukan kerja secara aseptis.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Teori UmumSterilisasi adalah proses dimana semua mikroorganisme hidup, termasuk virus dihancurkan. Organisme tersebut dapat dibunuh dengan uap, panas kering, atau insinerasi. Steril artinya benar-benar bebas dari semua mikroorganisme hidup. Sterilisasi sangat penting karena berkaitan dengan keselamatan laboratorium. Agen yang menyebabkan desinfeksi disebut desinfektan atau germisida. Agen tersebut hanya digunakan pada benda mati karena desinfektan beracun bagi jaringan manusia dan hewan. Aseptis merupakan istilah yang mengacu pada prosedur untuk mencegah masuknya agen infeksi ke dalam jaringan steril, sehingga mencegah infeksi (Brawn, 2001).Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup' Pada proses sterilisasi, spora bakteri adalah yang paling resisten diantara semua organisme hidup Untuk mengetahui hal tersebut, diperlukan bakteri berspora dalam pembuktiannya karena spora bersifat lebih iahan terhadap pengaruh luar yang tidak sesuai dibandingkan dengan bakteri biasa (bentuk vegetatif). Efektifitas sterilisasi tergantung pada umlah dan jenis mikroorganisme,untuk melemah dan jenis kontaminasi oleh zat lain, serta ada tidaknya tempat-tempat perlindungan mikroorganisme pada alat (misalnya pada alat yang bergigi) (Adji, 2007).Prosedur sterilisasi cukup beraneka ragam, tergantung pada faktor seperti jenis bahan yang akan disterilkan dan tujuan pemakaiannya. Metode utama adalah pengendalian mikroorganisme yang sering dilakukan yaitu : dengan cara mekanik, dengan cara fisika, dengan cara kimia. Sedangkan untuk memperoleh hasil yang steril dapat digunakan dengan cara-cara seperti yang telah disebutkan diatas (Djide, 2003).Tehnik sterilisasi pada dasarnya melalui dua cara, yaitu secara fisik dan secara kimia/chemical. Secara fisik, sterilisasi dapat dilakukan dengan metode radiasi (menggunakan sinar ultraviolet atau gamma), metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (menggunakan autoklaf), metode pemanasan secara kering (biasanya menggunakan oven), metode pemanasan secara intermittent/terputus-putus, pembakaran langsung, filtrasi (penyaringan). Sedangkan secara kimiawi, sterilisasi dapat dilakukan menggunakan alkohol 96%, Aceton tab formalin, sulfur dioxide, dan chlorine (Gabriel, 1996).Praktek sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan secara fisik (misalnya pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi), secara kimiawi (misalnya antiseptik, disinfektan), secara biologis (dengan antibiotika). Sterilisasi dengan antibiotika tidak umum digunakan, tetapi lebih banyak digunakan untuk tujuan khemoterapi (pegobatan).Pemilihan cara sterilisasi yang akan dipakai tergantung dari beberapa hal misalnya macam bahan dan alat yang disterilkan, ketahanan terhadap panas, dan bentuk bahan yang disterilkan(padat, cair, atau berbentuk gas) (Fitri, dkk, 2014). Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan yaitu : pemenasan dengan nyala api, cara ini dipakai untuk membuat steril jarum inokulasi, pipet. Pemanasan dengan udara panas, cara ini dipakai untuk membuat steril alat-alat dari gelas seperti tabung reaksi, petridish, botol dan alat-alat dari katun.Pemanasan merendam dalam air mendidih, adalah cara yang mudah, murah, dan cukup efektiv sebagai tindakan disinfeksi. Cara ini sudah lama dikerjakan orang. Pemanasan dengan uap air yang mengalir, prinsipnya hamper sama dengan dandang untuk memasak nasi. Cara ini pertama kali dilakukan oleh Robert Koch. Suhu uap air pada tekanan barometer 76 cmHg adalah 1000C. Pemanasan dengan uap air yang diteken, alatnya disebut autoclave. Cara ini paling baik karena suhu yang dicapainya tinggi dan air untuk koagulasi protein banyak. Pemanasan cara sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, obat suntik, air susu atau pembernihan bakteri bila dipanaskan terlalu tinggi, akan menjadi rusak (Hasdianah,2012).Setiap metode dan setiap modifikasi komersialnya memerlukan persyaratan khusus termasuk waktu (siklus) sterilisasi, suhu, pengepakan material, dan macam material yang dapat disterilkan dengan aman dan efektif yang jika pesyaratan itu tidak diindahkan akan mengurangi efek sterilisasinya atau merusak material atau instrument yang disterilkannya (Sumawinata, 2004).

B. Uraian Bahan1. Agar (Ditjen POM Edisi III, 1979)Nama resmi: AgarNama lain: Agar-agarPemerian: Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidahKelarutan: Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air mendidihKegunaan: Sebagai bahan pemadat mediumPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik2. Pepton (Ditjen POM Edisi III, 1979)Nama resmi: PeptonNama lain: PeptonPemerian: Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak busukKelarutan: Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat ke kuningan yang bereaksi asam.3. Beef Extract (Ditjen POM Edisi IV, 1995)Nama resmi: Beef extractNama lain: Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak dagingPemerian: Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengn cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.Kelarutan: Larut dalam air dinginKegunaan: Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganismePenyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya4. Akuadest (Ditjen POM Edisi III, 1979)Nama resmi : Akua destillataNama lain : Air sulingRM / BM : H2O / 18,02Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasaKegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut mediumPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik5. Dekstrosa (Ditjen POM Edisi IV, 1995)Nama resmi: DextrosumSinonim: Glukosa, dekstrosaRM / BM: C6H12O6/180,16Pemerian: Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran putih, tidak berbau, rasa manisKelarutan: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%)Kegunaan: Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk mikroba jamurPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

BAB IIIMETODE PERCOBAAN A. Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Februari 2015 pada pukul 08.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi lantai II Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. B. Alat dan Bahan1. AlatAlat alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:No.Nama AlatFungsi

1.Botol ampulSebagai tempat pengenceran

2.Tabung reaksiMelakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan

3.ErlenmeyerMenyimpan medium, menyimpan larutan sisa, atau larutan yang akan dipergunakan, dan tempat untuk menyimpan medium yang akan disterilkan

4. Autoklaf Sterilisasi berdasarkan temperatur dan tekanan

5.Rak tabungTempat penyimpanan tabung reaksi

6.OvenAlat atau tempat sterilisasi kering

2. BahanBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :No.Nama BahanFungsi

1.Aluminium foil Sebagai penutup mulut tabung

2.AkuadestSebagai pelarut

3.KertasSebagai pembungkus alat

4.KapasSebagai penyumbat mulut tabung

C. Cara Kerja

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. HASIL PENGAMATAN No.MEDIAGAMBAR

SEBELUMSETELAH

1Media Nutrient Agar pada EnkasTidak terdapat koloni mikroba

Terdapat koloni mikroba

2Media Nutrient Agar pada Laminair air flowTidak terdapat koloni mikroba

Terdapat koloni mikroba

3Media Nutrient Agar pada Sinar Ultra Violet

Tidak terdapat koloni mikroba

Terdapat koloni mikroba

4Media Potatoes Dextrose Agar pada EnkasTidak terdapat koloni jamur

Terdapat koloni jamur

5Media Potatoes Dextrose Agar pada Laminair air flowTidak terdapat koloni jamur

Terdapat koloni jamur

6Media Potatoes Dextrose Agar pada Sinar Ultra VioletTidak terdapat koloni jamur

Terdapat koloni jamur

B. Pembahasan Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda. Hal ini diperlukan agar mikroba yang ingin ditumbuhkan, diamati, dan diisolasi terbebas dari mikroba lain (mikroba kontaminan). Suatu bahan atau alat dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora. Sterilisasi dilakukan tehadap bahan dan alat sehingga terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan. Dalam praktek sterilisasi alat-alat atau media dapat dikerjakan secara mekanik, kimia, atau fisika. Cara sterilisasi yang digunakan tergantung kepada macam dan sifat bahan yang disterilkan (misalnya ketahanan terhadap panas, bentuk bahan yang disterilkan : padat, cair, atau gas). Sterilisasi secara mekanik, dapat dilakukan dengan melakukan penyaringan bakteri menggunakan filter bakteri. Saringan yang digunakan berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia (desinfektan) seperti alkohol dan menggunakan gas seperti Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas. Sedangkan sterilisasi secara fisika dapat dilakukan dengan panas kering dan panas basah. Secara panas kering meliputi pemijaran (dengan api langsung) dan udara panas. Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang tinggi, alat yang biasa digunakan adalah oven. Metode ini digunakan untuk alat-alat kaca misalnya Erlenmeyer dan tabung reaksi, sedangkan pada pemijaran biasanya untuk alat seperti jarum inokulum dan pinset. Cara panas basah meliputi air mendidih (memasukkan alat yang akan disterilkan dalam air mendidih), uap bertekanan, paasteurisasi, tindalisasi, dan pemanasan dengan bakterisida. Alat yang disetrilkan secara panas basah adalah alat yang terbuat dari karet atau alat kaca berskala, dan bahan yang mengandung air agar tidak terjadi dehidrasi. Pada sterilisasi panas basah, metode yang paling sering digunakan adalah uap bertekanan. Alat yang digunakan adalah autoklaf.Pada percobaan ini, sterilisasi alat (cawan petri) dilakukan menggunakan oven, sedangkan bahan (medium Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar) disterilkan menggunakan autoklaf. Sterilisasi oven berdasarkan pemanasan yang dihasilkan dari oven yang dapat menghidrasi sel-sel mikroba, akibatnya mikroba akan mati. Sterilisasi dilakukan pada suhu 2600C selama 45 menit. Sedangkan sterilisasi autoklaf berdasarkan uap panas yang dihasilkan dari autoklaf yang dapat membuat sel mikroorganisme terkoagulasi dan terdenaturasinya protein penyusun tubuh mikroba, akibatnya mikroba akan mati. Sterilisasi autoklaf dilakukan pada suhu 1210C dengan tekanan 2 atm selama 15 menit.Medium Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA) yang telah steril dimasukkan ke dalam cawan petri steril. Pemindahan dilakukan secara aseptik, dimana selama pemindahan media berlangsung diusahakan dilakukan didekat bunsen agar media biakan tetap dalam keadaan steril. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen diperoleh dari bawah dan diharapkan kontaminan berupa mikroorganisme lain ikut terbakar dalam pola aliran tersebut. Pemindahan media yang tidak dilakukan didekat bunsen dikhawatirkan media akan tercemar oleh mikroba-mikroba lain. Medium-medium tersebut digunakan untuk menguji sterilisasi ruangan yang berbeda, yaitu pada enkas, laminair air flow (LAF), dan ruang lampu UV. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ruangan mana yang paling baik untuk sterilisasi. Preparasi untuk pengujian sterilisasi ruangan untuk LAF aliran udaranya dialirkan selama 15 menit, untuk enkas disemprotkan alkohol 70% dan untuk lampu UV dinyalakan 15 menit. Cawan steril yang berisi medium NA dan medium PDA masing-masing dimasukkan ke dalam ruangan enkas, LAF, dan UV untuk diuji sterilisasi ruangan. Cawan petri yang telah dimasukkan dibuka 1/3 bagian dan dibiarkan selama 15 menit karena jamur dan bekteri membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan dan sporalisasinya. Lalu cawan petri ditutup dan dibiarkan kembali. Untuk medium NA diinkubasi dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C, dan untuk medium PDA diinkubasi dalam enkas selama 3 x 24 jam pada suhu ruangan. Kemudian dilakukan pengamatan terhadap medium, apakah terdapat pertumbuhan mikroba yang ditandai dengan adanya koloni pada medium. Ruang sterilisasi yang paling baik adalah LAF, sebab pada medium NA maupun medium PDA yang disterilisasi di ruang LAF koloni yang tumbuh hanya sedikit dibanding ruang sterilisasi di ruangan enkas maupun di ruang lampu UV.

BAB VPENUTUPA. KesimpulanDari pembahasan dapat disimpulkan cara-cara sterilisasi yaitu :1. Autoklaf, dilakukan dengan memasukkan alat dan bahan yang ingin disterilkan kedalam autoklaf, kemudian ditutup rapat setelah itu diatur waktunya selama 15 menit dengan suhu 1210C.2. Filtrasi atau penyaringan, dilakukan dengan penyaringan bakteri menggunakan filter bakteri. Saringan yang digunakan berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.3. Tyndalisasi, dilakukan dengan pemanasan. Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora mikroba tanpa merusak zat-zat yang terkandung didalam bahan yang diproses. Suhu pemanasan adalah 650C selama 30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.B. SaranPraktikan mengetahui dan memahami metode-metode sterilisasi dalam mikrobiologi dan telah dapat bekerja secara aseptik.

DAFTAR PUSTAKAAdji, Dhirgo., Zuliyanti., Larashanty Herny, 2007, Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol 70%, Inframerah, Otoklaf dan Ozon Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis, Jurnal Sain Vet, Vol 25 (1)Brawn, A.E., 2001, Bensons Microbiological Application Laboratory Manual in General Microbiology Eight Edition, The McGraw-Hill Companies, Amerika.Fitri, Annisa., Wiranto., Karina., Lestari Eunika Deby., Nurhidayati Alif., Jut Ibrahim., 2014, Peralatan Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Miroba, Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar, Universitas MulawarmanGabriel, J.F., 1996, Fisika Kedokteran, Penerbit EGC, Jakarta.H.R. Hasdianah., 2012, Panduan Praktik Laboratorium Mikrobiolog dan Rumah Sakit, Penerbit Nuha Medika, YogyakartaDjide, Natsir, Sartini., Syahruddin Kadir, 2003, Mikrobiologi Farmasi Terapan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, MakassarSumawinata, Narlan, 2004, Senarai Istilah Kedokteran Gigi Inggris Indonesia, Penerbit EGC, Jakarta

RISNA YULIANIAZAN CAHYADI