Percobaan Darah Print

19
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Percobaan Darah I Oleh : Rifki Cahyo Okta Fianto (083112620150010) LABORATORIUM ZOOLOGI

Transcript of Percobaan Darah Print

Page 1: Percobaan Darah Print

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

Percobaan Darah I

Oleh :

Rifki Cahyo Okta Fianto(083112620150010)

LABORATORIUM ZOOLOGI

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA

2010

Page 2: Percobaan Darah Print

PERCOBAAN DARAH I

I. TUJUAN PERCOBAAN

Pada praktikum ini mahasiswa harus dapat :

1. Menghitung jumlah sel darah merah

2. Menghitung jumlah sel darah putih

3. Menentukan kadar hemoglobin

4. Menentukan golongan darah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang

menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan

oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil sisa

metabolisme lainnya.

komponen cairan.

Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang

sebagian besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama

dalam plasma adalah albumin. protein lainnya adalah antibodi (imunoglobulin)

dan protein pembekuan. plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit,

lemak, gula, mineral dan vitamin. Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga:

merupakan cadangan air untuk tubuh

mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah

membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh.

bahkan yang lebih penting, antibodi dalam plasma melindungi tubuh

melawan bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel

kanker), ketika protein pembekuan mengendalikan perdarahan.

selain menyalurkan hormon dan mengatur efeknya, plasma juga

mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan.

1

Page 3: Percobaan Darah Print

komponen sel.

1. sel darah merah (eritrosit).

merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya,

dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.

sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah

merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh

jaringan tubuh. oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan

bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah

merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.

2. sel darah putih (leukosit).

Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih

untuk setiap 660 sel darah merah. terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih

yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam

melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi.

3. platelet (trombosit).

merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil

daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme

perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul

dapa daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah

mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan

menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh

darah dan menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit

melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan.

Sel darah merah cenderung untuk mengalir dengan lancar dalam pembuluh

darah, tetapi tidak demikian halnya dengan sel darah putih. Banyak sel darah putih

yang menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan menembus dinding

untuk masuk ke jaringan yang lain. Jika sel darah putih sampai ke daerah yang

mengalami infeksi atau masalah lainnya, mereka melepaskan bahan-bahan yang

akan lebih banyak menarik sel darah putih. Fungsi sel darah putih adalah seperti

tentara, menyebar di seluruh tubuh, tetapi siap untuk dikumpulkan dan melawan

berbagai organisme yang masuk ke dalam tubuh.

2

Page 4: Percobaan Darah Print

Kadar hemoglobin.

Terdapat bermacam-macam cara untuk menetapkan kadar hemoglobin

tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan

kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau

hemiglobinsianida.

Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam hemoglobin diubah

menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan

sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak

dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya ± 10%.

Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan

kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin

sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin

terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai ± 2%.

Kadar hemoglobin yang kurang dari nilai rujukan merupakan salah satu tanda dari

anemia. Untuk mencari penyebab suatu anemia diperlukan pemeriksaan-

pemeriksaan lebih lanjut. Bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari nilai rujukan,

maka keadaan ini disebut polisitemia.

Penentuan golongan darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena

adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel

darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat

(kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.

Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu

penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih

ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen

yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar

46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.

Prinsip yang digunakan dalam menentukan golongan darah yaitu :

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di

permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam

3

Page 5: Percobaan Darah Print

serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat

menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel

darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum

darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat

menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.

Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari

orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.

Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah

kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan

golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan

golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

Alat:

1. Bilik hitung dan kaca

penutupnya

2. Pipet Thoma

3. Pipet leuco

4. Mikroskop cahaya

5. Lanset (jarum suntik

biasa)

6. Gelas arloji

7. Alat penghitung

Bahan:

1. Larutan Hayem

2. Larutan Turk

4

Page 6: Percobaan Darah Print

3. Alcohol 70 %

Cara kerja:

1. Menghitung jumlah sel darah merah (sel eritrosit)

Prinsip hitung sel darah merah: sel darah merah dalam larutan isotonus

akan tetap stabil bentuknya, sedangkan protein plasma akan mengalai denaturasi

darah.

1. Darah vena/perifer dihisap sampai angka 0,5 dengan pipet thoma, lalu

diencerkan dengan larutan Hayem sampai angka 101 (jangan sampai ada

gelembung udara), kemudian dikocok selama 15–30”.

2. Bilik hitung disiapkan dengan hati-hati, lalu dbersihkan dengan kain yang

bersih dan halus dan mikroskop juga disiapkan.

3. Bilik hitung diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 100X

(objektif 10x dan okuler 10x) maka akan terlihat kotak-kotak seperti contoh

gambar.

4. Sel darah merah dihitung jumlahnya pada 5 kotak R kecil yang terletak

dibagian tengah bilik hitung, masing-masing kotak kecil ini terdiri dari 16

kotak (dengan ukuran 1/20 mm x 1/20 mm luasnya, dan kedalamannya 1/10

mm). Satu kotak kecil mempunyai luas 16 x 1/400 mm2 dan dalamnya 1/10

mm sehingga jumlah isi ruangan yang hitung eritrositnya adalah 5 x 16 x

1/400 x 1/10 mm3 = 80/4000 mm3 = 1/50 mm3 (=F→ bilik hitung).

Jadi jumlah sel eritrosit adalah 5R x F x P

R = Jumlah sel darah yang dihitung(5 kotak)

F = Faktor bilik hitung

P = Pengenceran pipet thoma

Percobaan 2: Menghitung jumlah sel darah putih (sel lekosit)

Prinsip hitung jumlah sel darah putih: sel darah putih menyerap warna

violet, sedangkan sel darah merahnya hancur oleh asam cuka 2% membentuk

5

Page 7: Percobaan Darah Print

hematin asam, kemudian sel yang tinggal dihitung dengan menggunakan bilik

hitung.

1. Darah vena/perifer dihisap sampai angka 0,5 dengan pipet leuco, lalu

diencerkan dengan reagen Turk sampai angka 11 (jangan sampai ada

gelembung udara), kemudian dikocok selama 15 – 30” dan didiamkan pada

suhu kamar. Bilik hitung dan gelas penutupnya disiapkan.

2. Setelah sampai waktunya, larutan yang diujung pipet dibuang 3 – 4, tetes

lalu diisikan ke dalam bilik hitung dan diperiksa dengan mikroskop cahaya

dengan pembesaran 10x dan 40x.

Jumlah sel darah putih adalah 4W x F x P

R = Banyaknya sel yang dihitung

F = Faktor bilik hitung

P = Pengenceran pipet leuco

Percobaan 3: Menentukan kadar hemoglobin darah (Hb)

Kadar hemoglobin pada manusia ditentukan dengan beberapa cara, yaitu:

cara Salhi, kertas Talquist, Hb meter dimodifikasi, CuSO4 dengan BJ 1,016, dan

sebagainya. Dimana setiap cara tersebut ketelitiannya berbeda-beda. Kadar Hb

umumnya dinyatakan dalam gram/mL darah. Pada pria jumlah rata-rata Hb 15,4

gram/100 mL dan pada wanita 13,8 gram/100 mL (gram persen).

1. Menentukan kadar Hb dengan cara Salhi:

Cara ini berdasarkan pada perubahan Hb dengan HCl 0,1N menjadi hematin

asam yang berwarna tengguli.

a. Campuran ini diencerkan dengan akuades sampai warnanya sama

dengan warna standar yang ada pada tabung Sahli.

b. Tabung Hemoglobinometer Sahli diisi dengan HCl 0,1 N sampai

angka 2.

c. Darah perifer disiapkan, dihisap dengan pipet 2 – 3 kali hingga

pipet bersih dari darah. Tabung dikocok sampai homogen. Isi tabung

6

Page 8: Percobaan Darah Print

diencerkan dengan akuades sampai warnanya sama dengan standar pada

tabung Sahli menunjukkan kadar Hb dalam gram %.

d. Hasilnya dibaca dengan melihat meniskus cairan. Skala pada

tabung Salhi menunjukan kadar Hb dalam gram %.

2. Menentukan kadar Hb dengan cara Talquist:

Cara ini biasa digunakan di BKIA, metodenya berdasarkan pada perbedaan

warna yang terserap pada kertas saring yang dibandingkan dengan macam-

macam warna standar yang tertera pada buku Talquist. Pembacaan kadar Hb

dinyatakan dalam gram %. Pada cara ini darah yang keluar dari jari diisap

dengan kertas saring dan segera disesuaikan dengan skala standar.

3. Menentukan kadar Hb dengan larutan CuSO4:

Metode ini sering digunakan untuk memeriksa kadar Hb secara missal,

misalnya pada survey lapangan penderita anemia.

a. Larutan CuSO4 BJ 1,016 disiapkan dalam Beaker glass.

b. Ujung jari dilukai dengan lancet secara legeartis. Darah tersebut

dihisap dengan pipet Pasteur secukupnya.

c. Larutan CuSO4 diteteskan ke dalamnya dan dibiarkan selama 15

detik, kemudian dibaca. Bila tetesan darah tenggelam maka kadar Hb lebih

dari 12,5 gram%. Bila tetesan darah mengapung maka kadar Hb kurang

dari 12,5 gram%.

Percobaan 4: Menentukan golongan darah

1. Serum yang mengandung antibodi Anti-A, antibodi Anti-B dan antibodi

Anti-AB diteteskan pada gelas objek sebelah kiri, tengah dan kanan.

2. Pada masing-masing serum di ditambahkan setetes darah yang akan

diperiksa golongan darahnya dari ujung jari yang telah ditusuk dengan lanset

steril.

3. Masing-masing campuran serum dan darah diaduk pelan-pelan dengan

lidih yang berbeda.

4. Masing-masing gelas objek diamati ada atau tidaknya aglutinasi.

7

Page 9: Percobaan Darah Print

5. Golongan darahnya ditentukan.

6. Hasil pemeriksaan ditempelkan pada lembar praktikum ini.

IV. HASIL PERCOBAAN

Nama OP : Rifki Cahyo Okta F (Lk) / (083112620150010)

Umur : 20 tahun

1. Hasil hitung jumlah sel darah putih

Perhitungan :

Jumlah leukosit yang dihitung (4 kotak) = 1510

Jadi, jumlah sel leukosit = R x 50

= 26 x 50 = 1.300 butir/mm3

Kesimpulan = tidak normal

2. Hasil hitung jumlah sel darah merah

Perhitungan :

Jumlah eritrosit yang dihitung (5 kotak) = 763

Jadi, jumlah sel eritrosit = R x 200 x 50

= 409 x 200 x 50

= 4.090.000 butir/mm3

Kesimpulan : tidak normal

Hasil hitung kadar Hb

Nama OP : Zulfikar Mahardika (Lk)

Umur : 20 tahun

Cara Sahli : 12 g/mL

Hasil menentukan golongan darah ABO

Nama OP : Rifki Cahyo Okta F (Lk)

Umur : 20 tahun

8

Page 10: Percobaan Darah Print

Golongan darah : B

V. PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan diatas diperoleh bahwa jumlah leukosit dalam

darah 1300 butir/mm3. Jika dibandingkan dengan harga normal leikosit dalam

darah, orang normal memiliki jumlah leukosit 5000-9000 butir sel/mm3, jauh

lebih sedikit dari nilai rata-rata, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Hal

tersebut mungkin terjadi kesalahan praktek, mulai pada saat pengenceran dan pada

saat dimasukkan ke dalam kamar hitung, sehingga hasil yang diperoleh dibawah

batas normal. walaupun leukosit mempunyai peranan dalam imunitas tubuh,

namun kalau terlalu banyak maupun terlalu sedikit akan menimbulkan masalah

dalah tubuh.

Test terhadap eritrosit juga dilakukan dengan cara yang hamper sama.

Jumlah eritrosit yang diperoleh adalah 4.090.000 butir/mm3. Jika dibandingkan

dengan literatur ternyata nilai eritrosit yang terdapat pada darah OP berada

dibawah keadaan normal yang hanya berkisar 5,2 juta untuk laki-laki dan 4,7 juta

untuk wanita. Makin banyak sel darah merah akan makin baik karena kandungan

yang terdapat pada sel darah merah yaitu hemoglobin pun makin banyak. Makin

banyaknya hemoglobin akan berdampak makin banyaknya O2 yang terdapat

dalam darah.mungkin penyebab nilai tersebut juga dipengaruhi faktor kesalahan

pada saat praktek seperti pada test leukosit, karena cara yang dilakukan juga

hampir sama.

Hemoglobin memegang peranan penting dalam pengangkutan O2 dalam

tubuh manusia. Kandungan hemoglobin dalah darah juga merupakan penyebab

terjadinya warna merah pada darah, berarti makin merah darah maka kandungan

hemoglobinnya pun semakin banyak. Dalam keadaan normal jumlah haemoglobin

menurut Dacie yaitu :

dewasa laki-laki : 13,5 - 18,0 gr%

9

Page 11: Percobaan Darah Print

dewasa wanita : 11,5 - 16,5 gr%

bayi (< 3bln) : 13,6 - 19,6 gr%

umur 1 tahun : 11,0 - 13,0 gr%

umur 12 tahun :11,5 - 14,8 gr%

Tapi nilai Hb yang diperoleh ternyata dibawah nilai normal menurut

literatur. Rendahnya nilai Hb akan mengakibatkan jumlah O2 yang ada di dalam

tubuh akan semakin sedikit dan itu akan berpengaruh terhadap metabolisme yang

ada di dalam tubuh. Dalam pembentukkan Hb diperlukan zat besi dan asam

amino. Zat besi merupakan salah satu komponen penyusun Hb, jika tubuh

kekurangan zat besi maka akan menghambat pembentukkan Hb dalam darah yang

berakibat terhambatnya pembentukkan eritrosit baru, sehingga dapat

menimbulkan anemia.

Sistem golongan darah ada bermacam-macam, tapi yang biasa digunakan

di Indonesia adalah sistem golongan darah ABO. Prinsip dari penggolongan darah

ini adalah reaksi antigen dan antibodi yang ada dalam tubuh manusia. Hasil yang

diperoleh adalah golongan darah B untuk OP Rifki C. Hal itu dapat dilihat ketika

darah diteteskan anti B, maka darah tersebut akan terjadi aglutinasi atau

penggumpalan (aglutinogen B pada darah bereaksi dengan atibodi B yang

diberikan terjadi aglutinasi).

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Jumlah eritrosit yang diperoleh berada pada kisaran dibawah batas normal.

2. Hb yang diperoleh sangat rendah, hal itu mungkin karena terjadi

kekeliruan/kesalahan ketika mengambil data atau karena pada kondisi tertentu

pada OP yang menyebabkan Hb rendah.

3. Jumlah leukosit yang diperoleh jauh dibawah normal, mungkin ini terjadi

karena kesalahan kerja.

4. Jumlah sel darah dalam tubuh harus dalam keadaan yang normal, karena kalau

terlalu banyak atau terlalu sedikit akan mengganggu metabolisme dalam

tubuh.

10

Page 12: Percobaan Darah Print

5. Perlu dicantumkan lagi contoh-contoh perhitungan darah yang lebih canggih

lagi, meskipun tidak dimasukkan dalam praktikum.

6. Praktikan harus lebih teliti dan memperhatikan lagi cara dan petunjuk kerja

agar pada perhitungan, kesalahan kerjanya tidak terlalu besar.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Noortiningsih, Nyoman Ayu Ratmini, Ida Wiryanti. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Laboratorium Zoologi Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. 2009.

http://library.usu.ac.id/download/fk/histologi-zukesti2.pdf

http://maswira.wordpress.com/tag/leukosit/

http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin/

VIII. Lampiran

Gambar 1. Jenis-jenis

penentuan darah

dengan ciri-cirinya

setelah berinteraksi

dengan serum yang

digunakan.

11

Page 13: Percobaan Darah Print

Gambar 2. Penentuan Hb sengan cara Sahli

12