Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

13
PRAKTIKUM FITOKIMIA 1 PERCOBAAN 1 PEMBUATAN SIMPLISIA O L E H: NAMA : MEI KURNIAWATI NIM : F1F1 11 054 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : ADI SUWANDI LABORATORIUM FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO 2013

description

jhkljh

Transcript of Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

Page 1: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

PRAKTIKUM FITOKIMIA 1

PERCOBAAN 1

PEMBUATAN SIMPLISIA

O L E H:

NAMA : MEI KURNIAWATI

NIM : F1F1 11 054

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : ADI SUWANDI

LABORATORIUM FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

2013

Page 2: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

PEMBUATAN SIMPLISIA

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah dapat mengetahui cara pembuatan sampel atau

simplisia yang baik.

B. Tinjauan Pustaka

Pada umumnya penggunaan obat-obatan modern yang tidak menutup kemungkinan

memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia

digunakan oleh masyarakat sebagai sumber bahan obat alam secara turun temurun

untuk pengobatan secara tradisional (Senewe, 2013).

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain. Simplisia merupakan

bahan yang dikeringkan.Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan

simplisia pelikan atau mineral (Dirjen POM, 1980).

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman, atau

ekssudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang secara

spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-

zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. Simplisia

hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna

yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau

mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau

telah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni (Dirjen POM, 1985).

Simplisia merupakan hasil proses sederhana dari herba tanaman obat yang banyak

digunakan sebagai bahan baku industri obat, sementara ekstrak merupakan hasil proses

semi moderen dengan kandungan bahan aktif lebih tinggi dari bahan mentah asalnya.

Pembuatan simplisia dengan cara pengeringan dimaksudkan untuk menurunkan

kandungan air dalam bahan. Jika kadar air dalam bahan masih tinggi dapat medorong

enzim melakukan aktifitasnya mengubah kandungan kimia yang ada dalam bahan

menjadi produk lain yang mungkin tidak lagi memiliki efek farmakologi seperti senyawa

aslinya. Hal ini tidak akan terjadi jika bahan yang telah dipanen segera dikeringkan

sehingga kadar airnya rendah. Beberapa enzim perusak kandungan kimia yang telah

lama dikenal antara lain hidrolase, oksidase dan polymerase (Pramono, 2005).

Untuk menjamin mutu keseragaman senyawa aktif, keamanan, maupun

kegunaannya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Untuk dapat

Page 3: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

memenuhi persyaratan minimal tersebut beberapa faktor yang berpengaruh antara lain

adalah: 1. Bahan baku simplisia; 2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara

penyimpanan bahan baku simplisia; 3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia

(Rahayu, 2009).

Salah satu parameter utama dari kualitas simplisia adalah kadar airnya, mengingat

mikroorganisme dapat tumbuh pada rimpang temulawak dengan kadar air >10% yang

akan mempengaruhi reaksi enzimatis sehingga mempercepat pembusukan (Cahyono,

2011).

Uji organoleptik merupakan teknik penilaian dengan menggunakan panca indera

sebagai parameter dan berperan sebagai pendeteksian awal dalam menilai mutu untuk

mengetahui penyimpangan dan perubahan pada produk (Ardinigsih, 2013)

Page 4: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Alat:

- Gunting, pisau/cutter

- Ayakan

- Blender

b. Bahan :

- Sampel simplisia (belimbing hutan & rosella)

- Air suling

Page 5: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

D. Prosedur Kerja

Sampel/simplisia

- Dipanen - Dicuci bersih - Dipotong-potong kecil - Ditimbang berat basah - Dikeringkan - Dipotong-potong kecil dengan menggunakan

blender - Diayak dengan ayakan no 4/18 atau setara

dengan ukuran tersebut - Ditimbang berat kering - Disimpan dalam wadah yang sesuai dan diberi

etiket

Hasil

Page 6: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

E. Hasil Pengamatan

No Nama Sampel

Organoleptis Bobot Kering

Bobot Basah

Rendamen Warna Bau Rasa

1. Akar Rosela Putih kecoklatan

Bau khas aromatik

Hambar 6,17 gr 21,78 gr 28,32%

2. Batang Rosela merah Bau khas aromatik

Hambar 22,14 gr 96,2 gr 23,01%

3. Daun Rosela Hijau Bau khas aromatik

Pahit 41,89 gr 165,9 gr 25,25%

4. Buah Rosela merah Bau khas aromatik

Pahit 25,85 gr 85,09 gr 30,37%

5. Daun Belimbing

Hutan

hijau Bau khas aromatik

pahit 364,99 gr

1054,04 gr

34,62%

6. Batang Belimbing

Hutan

Coklat Bau khas aromatik

Hambar 56,91 gr 273,79 gr

20,79%

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Daun Rosela Nama Daerah : Gamet walanda (Sunda) Nama Latin : Hibiscus sabdariffa L.

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Daun Rosela Nama Daerah : Gamet walanda (Sunda) Nama Latin : Hibiscus sabdariffa L.

Page 7: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Batang Rosela Nama Daerah : Gamet walanda (Sunda) Nama Latin : Hibiscus sabdariffa L.

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Akar Rosela Nama Daerah : Gamet walanda (Sunda) Nama Latin : Hibiscus sabdariffa L.

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Bunga Rosela Nama Daerah : Gamet walanda (Sunda) Nama Latin : Hibiscus sabdariffa L.

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Batang Rosela Nama Daerah : Gamet walanda (Sunda) Nama Latin : Hibiscus sabdariffa L.

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Akar Rosela Nama Daerah : Gamet walanda (Sunda) Nama Latin : Hibiscus sabdariffa L.

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Bunga Rosela Nama Daerah : Gamet walanda (Sunda) Nama Latin : Hibiscus sabdariffa L.

Page 8: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Daun belimbing Hutan Nama Daerah : Asam Jorbing (Batak) Nama Latin : Averrhoa carambola L.

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Daun belimbing Hutan Nama Daerah : Asam Jorbing (Batak) Nama Latin : Averrhoa carambola L.

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Daun Belimbing Hutan Nama Daerah : Asam Jorbing (Batak) Nama Latin : Averrhoa carambola L.

LABORATORIUM FITOKIMIA JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Nama Tanaman : Daun Belimbing Hutan Nama Daerah : Asam Jorbing (Batak) Nama Latin : Averrhoa carambola L.

Page 9: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

F. Pembahasan

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami

pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah

dikeringkan. Simplisia dibedakan atas simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia

pelican (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat tanaman ialah isi sel yang

secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari

selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari

tanamannya. Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian dari

hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia

murni. Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan atau

mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa

zat kimia murni.

Untuk menjamin mutu keseragaman senyawa aktif, keamanan, maupun

kegunaannya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Untuk dapat

memenuhi persyaratan minimal tersebut beberapa faktor yang berpengaruh antara lain

adalah: 1. Bahan baku simplisia; 2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara

penyimpanan bahan baku simplisia; 3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia.

Sampel yang diuji dalam praktikum ini adalah belimbing hutan (Averrhoa carambola)

dan rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dibuat simplisia baik itu dari komponen akar, batang,

daun, dan bunga.

Tahap pertama yang dilakukan adalah pengumpulan bahan baku. Setelah

pengumpulan bahan baku dilakukan sortasi basah untuk memisahkan kotoran yang

masih menempel, selanjutnya dilakukan sortasi basah,pencucian dan perajangan.

Pencucian dilakukan di air yang mengalir yaitu dari sumur dan ledeng. Pencucian

menggunakan air sumur perlu memperhatikan pencemar yang mungkin timbul akibat

mikroba. Beberapa bakteri pencemar air yang perlu diketahui adalah Pseudomonas,

Proteus, Micrococus, Streptococcus, Bacillus, Enterobacter, dan Escheria coli. Dari hasil

penelitian yang diklakukan oleh Frazier (1978) dilaporkan bahwa untuk pencucian

sayuran yang dilakukan sebanyak satu kali akan menurunkan jumlah mikroba sebanak

25%. Namun pencucian yang dilakukan sebanyak tiga kali akan menurunkan mikroba

sebanyak 58%. Namun setelah pengeringan nanti pencermar tersebut akan berkurang

secara drastis, akibat sedikitnya kandungan air. Pencucian menggunakan fasilitas air air

PAM (ledeng) sering tercemar dengan kapur khlor.

Page 10: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

Setelah itu sampel tersebut dikeringkan dan digerus sampai derajat halus tertentu

yang ditentukan.Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kehilangan atau kerusakan

komponen kimia yang dikandungnya jika dilakukan pengecilan ukuran pada saat masih

basah atau mengandung banyak air. Setelah itu dilakukan pengeringan dengan cara

diangin-anginkan sampai kering betul. Maksud pengeringan ini yaitu merupakan langkah

awal sebelum dilakukannya ektraksi komponen kimia untuk mencegah terjadinya reaksi

enzimatis. Reaksi enzimatis dapat terjadi jika simplisia mengandung air lebih dari 10%.

Selain itu proses pengeringan itu dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya jamur,

mencegah pembusukan, dan lain-lain. Terlebih lagi jika simplisia tersebut akan disimpan

dalam jangka waktu yang lama. Pengeringan yang dilakukan dengan cara dianginkan

tanpa terkena sinar matahari secara langsung bertujuan untuk menghindari kerusakan

komponen kimia yang terkandung di dalamnya, jika terkena sinar matahari secara

langsung. Menurut teori, pengeringan simplisia sampai kadar airnya kurang dari 10%,

namun dalam praktikum ini tidak dapat ditentukan secara pasti apakah kadar air simplisia

kurang dari 10%. Proses pengeringan dihentikan bila simplisia sudah kaku dan bila

dipatahkan akan muncul suara. Hal ini dikarenakan titik kekeringan yang tepat biasanya

dapat ditentukan dari kerapuhan dan mudah patahnya bagian tanaman yang

dikeringkan.

Setelah pengeringan, dilakukan sortasi kering. Sortasi kering ini dengan memilah-

milah simplisia yang mempunyai penampilan yang bagus, bentuk dan ukuran simplisia

yang memenuhi syarat. Mengingat simplisia dijemur di lingkungan luar, maka perlu

diperhatikan adanya pencemar. Pencemar tersebut diantaranya adalah simplisia lain yang

diterbangkan angin dan masuk dalam wadah simplisia temulawak.

Berdasarkan hasil pengeringan dan ditimbang dari berat basah dan berat keringnya

didapatkan pada daun rosella dari 165,9 gr menjadi 41,89 gr, pada batang rosella dari

96,2 gr menjadi 22,14 gr, pada akar rosella dari 21,78 gr menjadi 6,17 gr dan pada buah

rosella dari 85,09 gr menjadi 25,85 gr. Sedangkan pada daun belimbing hutan dari 1054,

04 gr menjadi 364,99 gr dan pada batang belimbing hutan dari 273,79 menjadi 56,91 gr.

Setelah pengeringan, dilakukan sortasi kering. Sortasi kering ini dengan memilah-

milah simplisia yang mempunyai penampilan yang bagus, bentuk dan ukuran simplisia

yang memenuhi syarat. Mengingat simplisia dijemur di lingkungan luar, maka perlu

diperhatikan adnaya pencemar. Pencemar tersebut diantaranya adalah simplisia lain yang

diterbangkan angin dan masuk dalam wadah simplisia temulawak.Serangga yang suka

hinggap di simplisia, kotoran hewan dan jenis sampah-sampah lain. Berdasarkan bobot

yang telah ditimbang dari proses pengeringan tadi maka didapatkan nilai rendamen pada

Page 11: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

daun rosella sebesar 25,25%; batang rosella sebesar 23,01%; akar rosella sebesar

28,32%; bunga rosella sebesar 30,37%; daun belimbing hutan 34,62%; dan batang

belimbing hutan 20,79%. Nilai rendamen merupakan persentase dari perbandingan

bobot kering dengan bobot basah.

Setelah proses penyiapan simplisia selesai dilakukan uji organoleptik pada masing-

masing sampel. Uji organoleptik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui rasa

dan bahu (kadang-kadang termasuk penampakan) dari suatu produk makanan,

minuman, obat dan produk lain dengan menggunakan panca indera manusia. Jadi dalam

hal ini aspek yang diuji dapat berupa warna, rasa, bau, dan tekstur.

Berdasarkan hasil uji organoleptik didapatkan pada simplisia daun rosella mempunyai

warna hijau, memiliki bau yang khas aromatik, dan berasa pahit. Pada simplisia batang

rosella mempunyai warna merah, bau khas aromatic, dan rasa yang hambar. Pada

simplisia akar memiliki warna putih kecoklatan, bau khas aromatic, dan rasa yang

hambar. Pada simplisia bunga rosella memiliki warna merah, bau khas aromatic, dan

rasa yang pahit. Pada simplisa daun belimbing hutan memiliki warna hijau, bau khas

aromatic, dan rasa yang pahit. Terakhir pada simplisia batang belimbing hutan memiliki

warna coklat, bau khas, dan memiliki rasa yang hambar.

Page 12: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

G. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami

pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah

dikeringkan. Tahap pembuatan simplisia dimulai dari pengumpulan bahan, sortasi basah,

pencucian, perjangan, pengeringan, sortasi kering, penyimpanan simplisia. Berdasarkan

hasil pengeringan dan ditimbang dari berat basah dan berat keringnya didapatkan pada

daun rosella dari 165,9 gr menjadi 41,89 gr, pada batang rosella dari 96,2 gr menjadi

22,14 gr, pada akar rosella dari 21,78 gr menjadi 6,17 gr dan pada buah rosella dari

85,09 gr menjadi 25,85 gr. Sedangkan pada daun belimbing hutan dari 1054, 04 gr

menjadi 364,99 gr dan pada batang belimbing hutan dari 273,79 menjadi 56,91 gr. Nilai

rendamen pada daun rosella sebesar 25,25%; batang rosella sebesar 23,01%; akar

rosella sebesar 28,32%; bunga rosella sebesar 30,37%; daun belimbing hutan 34,62%;

dan batang belimbing hutan 20,79%.

Page 13: Percobaan 1 Mei Kurniawati f1f1 11 054

DAFTAR PUSTAKA

Ardiningsih. P, Setyasih. M, Nofiani, R., 2013, Analisis Organoleptik Produk Bubuk Penyedap

Rasa Alami Dari Ekstrak Daun Sansakng (Pycnarrhena cauliflora Diels), JKK, Vol. 2

(1).

Cahyono. B, Huda. MD, Limantara. L., 2011, Pengaruh Proses Pengeringan Rimpang

Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) Terhadap Kandungan Dan Komposisi

Kurkuminoid, Jurnal Reaktor, Vol. 13 (3).

Dirjen POM, 1980, Materia Medika Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Dirjen POM, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Pramono. S, 2005, Penanganan pasca panen dan pengaruhnya terhadap efek terapi obat

alam, Seminar Pokjanas TOI XXVIII, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat,

Bogor, Hal.1-6.

Rahayu. WS, Hartanti. D, Hidayat. N., 2009, Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap Kadar

Antosian Pada Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.), Pharmacy, Vol. 6 (2).

Senewe. M, Yamlean. P, Wiyono. W., 2013, Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daging

Buah Labu Kuning (Cucurbita moschata D.) Terhadap Edema Pada Telapak Kaki Tikus

Putih Jantan Galur Wistar (Rattus novergicus), Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol. 2 (1).