Perbedaan Uu No. 1 Th. 1995 Dan Uu No. 40 Th 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Pt)
-
Upload
herman-adriansyah-al-tjakraningrat -
Category
Documents
-
view
2.620 -
download
9
description
Transcript of Perbedaan Uu No. 1 Th. 1995 Dan Uu No. 40 Th 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Pt)
PERBEDAAN UU NO. 1 TH. 1995 DAN UU NO. 40 TH 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT)
Cukup banyak ditemukan perbedaan antara Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun
1995 dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007. Sebagian dapat dilihat di
table di bawah.
Yang paling menonjol adalah di akomodirnya beberapa prinsip2 akuntansi syariah yang saat ini
mulai banyak digunakan, Sebenarnya masih terdapat beberapa perbedaan lainnya dalam kedua
UU tersebut, namun pada umumnya hanya bersifat penempatan point2 penting. Beberapa hal di
jelaskan dalam penjelasan di UU PT yang lama, sedangkan di UU PT yang baru sudah di
jabarkan dalam batang tubuhnya.
No. Hal UU No. 1 thn 1995 UU No. 40 thn 2007
1. Tanggung Jawab
Sosial
Belum dibahas Diatur dalam Pasal 1 ayat
3
“Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan
adalah komitmen
Perseroan
untuk berperan serta
dalam pembangunan
ekonomi …..”
Pasal 66 ayat 2c
“….sekurang-kurangnya
laporan pelaksanaan
Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan;”
2. Pengesahan selaku
badan hukum
Pada UU 1 1995
pengesahan dilakukan
dengan
mengajukan
permohonan tertulis dan
melampirkan akta
pendirian
Pengesahan badan hukum
melalui Keputusan
menteri diajukan melalui
Jasa teknologi informasi
system administrasi
badan hukum setelah
didahului pengajuan
nama perseroan dan
dapat diwakilkan oleh
PERBEDAAN UU NO. 1 TH. 1995 DAN UU NO. 40 TH 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) Page 1Arsip Kantor Notaris Herman Adriansyah
Notaris bersurat kuasa
3. Jangka waktu
permohonan untuk
disahkan menjadi
badan hukum.
Belum diatur Diatur dalm pasal 10 ayat
1 bahwa permohonan
diatur paling lambat 60
hari sejak tanggal akta
pendirian.
4. Perubahan
anggaran dasar
Belum diatur Diatur dalam pasal 20 ayat
1, bahwa perubahan
anggaran dasar tidak
dapat dilakukan kecuali
dengan persetujuan
curator.
5. Modal perseroan Berdasarkan pasal 25
ayat 1, modal
persoeroan minimal Rp
20 juta
Berdasarkan pasal 29 ayat
1, modal persoeroan
minimal Rp 50 juta
6. Modal dasar
perseroan
Ketentuan pasal 26 UU
No 1 Tahun 1995
menyebutkan bahwa
pada saat pendirian
Perseroan, paling sedikit
25 % dari modal dasar
telah ditempatkan dan
paling sedikit 50% dari
modal yang telah
ditempatkan tersebut
harus telah disetor
penuh.
Dalam UU PT yang baru
disebutkan bahwa
modal dasar pada pasal
32 tersebut, sekurang-
kurangnya harus
ditempatkan dan
disetorkan penuh
sebesar 25 % dari
modal dasar.
7. Pengumuman
penyetoran saham
dalam suatu benda
tidak bergerak
Diatur dalam pasal 27
bahwa penyetoran
tersebut harus
diumumkan dalam 2
(dua) surat kabar harian
tanpa ada jangka waktu
UU PT yang baru
menentukan bahwa
pengumuman
penyetoran saham
dalam bentuk benda
tidak bergerak harus
diumumkan dalam 1
(satu) surat kabar harian
atau lebih dan dalam
jangka waktu 14 (empat
belas) hari setelah akta
PERBEDAAN UU NO. 1 TH. 1995 DAN UU NO. 40 TH 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) Page 2Arsip Kantor Notaris Herman Adriansyah
pendirian ditandatangani
atau setelah RUPS
8. Kepemilikan saham Perseroan dilarang
mengeluarkan saham
untuk dimiliki sendiri
Larangan tidak berlaku
bagi saham yang
diperoleh berdasarkan
peralihan karena
hukum, hibah, atau
hibah wasiat.
9. Penyusunan
anggaran dan
rencana kerja
tahunan
Belum diatur Berdasarkan pasal 63,
anggaran dan rencana
kerja diatur sebelum
memulai tahun buku
yang akan dating
10. Jangka waktu
penyampaian
laporan keuangan
Berdasarkan pasal 56
jangka waktunya 5
bulan setelah tahun
buku perseroan berakhir
Berdasarkan pasal 66
jangka waktu berubah
menjadi 6 bulan setelah
tahun buku perseroan
berakhir
11. Syarat audit atas
laporan keuangan
Terdapat 3 point dalam
pasal 59
Ada tambahan 2 poin yaitu
:
Perseroan mempunyai
persero
Memiliki asset /
peredaran usaha
minimal 50 milyar
rupiah
12. Pembagian dividen Tidak disebutkan
pembatasan
penggunannya,
sepanjang diatur dalam
anggraan dasar.
Hanya boleh dibagikan
apabila Perseroan
mempunyai saldo laba
positif
13. Pengecualian hak
suara per saham
Disebutkan dalam pasal
72, bahwa terdapat 2
pengecualian.
Ada pengecualian
tambahan, yaitu yang
tercantum dalam pasal
84 :
“saham perseroan yang
dikuasai pleh perseroan
lain yang sahamnya
PERBEDAAN UU NO. 1 TH. 1995 DAN UU NO. 40 TH 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) Page 3Arsip Kantor Notaris Herman Adriansyah
secara langsung atau
tidak langsung telah
dimiliki oleh perseroan.
14. Sanksi atas
kelalaian direksi
yang menyebabkan
kerugian perseroan
Belum disebutkan secara
tegas
Direksi bertanggung jawab
secara penuh atau
tanggung renteng
15. Pemberhentian
anggota direksi
Belum disebutkan Disebutkan di Pasal 105
ayat 5
16. Dewan pengawas
syariah bagi
perseroan yang
menjalankan usaha
berdasarkan prinsip
syariah
Belum terakomodir Disebutkan dalam pasal
109 bahwa selain
mempunyai Dewan
Komisaris wajib
mempunyai dewan
pengawas syariah yang
terdiri atas seorang atau
lebih ahli syariah yang
telah di angkat oleh
RUPS atas rekomendasi
MUI.
17. Gaji dan honorarium Belum diatur Menurut Pasal 113
besarnya gaji atau
honorarium dan
tunjangan bagi anggota
dewan komisaris
ditetapkan oleh RUPS.
18. Sanksi atas
kelalaian Dewan
Komisaris yang
menyebabkan
kerugian perseroan
Belum disebutkan secara
tegas
Dewan Komisaris
bertanggung jawab
secara penuh atau
tanggung renteng
19. Rancangan
penggabungan,
peleburan,
pengambilalihan,
atau pemisahan
Tidak harus dibuat dalam
Akta Notaris
Berdasarkan pasal 128
Rancangan tersebut
dituangkan ke dalam
Akta Notaris.
20. Pembentukan Tim
Ahli
Belum tercantum Diatur dalam pasal 156
PERBEDAAN UU NO. 1 TH. 1995 DAN UU NO. 40 TH 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) Page 4Arsip Kantor Notaris Herman Adriansyah
PERBEDAAN UU NO. 1 TH. 1995 DAN UU NO. 40 TH 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) Page 5Arsip Kantor Notaris Herman Adriansyah