1. UU No. 1 Th. 1970

62
1 UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1970 UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1970 TENTANG TENTANG KESELAMATAN KERJA KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

description

UU KESELAMATAN KERJA

Transcript of 1. UU No. 1 Th. 1970

  • *UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1970TENTANG KESELAMATAN KERJADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

  • *VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No. 406) sudah tidak sesuai lagiPerlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/ pabrikPerkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi dan situasi ketenagakerjaanSifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak sesuai lagiLATAR BELAKANG

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien PENGERTIANSecara Etimologis :Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera Secara Filosofi :Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerjaSecara Keilmuan :

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • **DASAR HUKUM Peraturan Pelaksanaan Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU KetenagakerjaanUU No.1 Tahun 1970

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

    UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai ketenagakerjaan Pasal 3 Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaanPasal 9Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agamaPasal 10Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi norma keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma kerja, pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja DASAR HUKUM

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Pasal 86Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :a. keselamatan dan kesehatan kerja;b. moral dan kesusilaan; danc. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama;(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan

    Paragraf 5Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Pasal 86Cukup jelas(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.(3) Cukup jelas

    Penjelasan

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Pasal 87Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaanKetentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Pasal 87

    Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaiatan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.Cukup Jelas

    Penjelasan

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Pasal 190Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

    BAB XVIBagiaan KeduaSanksi Administratif

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Pasal 190

    (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :a. teguran;b. peringatan tertulis;c. pembatasan kegiatan usaha;d. pembekuan kegiatan usaha;e. pembatalan persetujuan;f. pembatalan pendaftaran;g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat produksi;h. pencabutan ijin.(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam pekerjaannyaOrang lain yang berada di tempat kerja perlu menjamin keselamatannyaSumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisienTUJUANKampanyePemasyarakatanPembudayaanKesadaran dan kedisiplinanUntuk melaksanakan tujuan dengan melalui :

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Pertimbangan dikeluarkannya

    Landasan hukum UU No. 1 Tahun 1970

    Batang Tubuh

    PenjelasanRUANG LINGKUP

    Modul Operator UU No. 1 Tahun 1970

  • *Menimbang : a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktifitas Nasional. b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya ; c.Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien;d.Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja. e.Bahwa perbinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.

  • *Mengingat : 1.Pasal-pasal 5,20 dan 27 Undang-undang Dasar 1945.2.Pasal-pasal 9 dan 10 undang-undang No.14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 Nomor 55, Tambahan lembaran Negara nomor 2919) Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong;

    Memutuskan :1.Mencabut veiligheidsreglement tahun 1910 (St bl. No.406);2.Menetapkan : Undang-undang Tentang Keselamatan Kerja

  • *PENGESAHANTERBITAN UNDANG-UNDANG No.1 TAHUN 1970 tentang KESELAMATAN KERJA serta TERJEMAHAN dalam BAHASA INGGRIS, DISYAHKAN untuk DIEDARKAN dan DIPAKAI. Jakarta, 3 Mei 1972.DEPARTEMEN TENAGA KERJADIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMAKESELAMATAN KERJA, HYGIENEPERUSAHAAN dan KESEHATAN KERJA

    DIREKTUR

    Cap/ttd

    (MOHAMMAD ZOER)

  • *BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAHPasal 1.1. tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut ; Dalam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :

  • *2.pengurus ialah orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannyayang berdiri sendiri; tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut ; 3. pengurus ialah orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannyayang berdiri sendiri;

  • *3. pengusaha ialah ; a.Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha miliki sendiri untuk keperluan itu menggunakan tempat kerja; b.Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalan sesuatu usaha bukan miliknya untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.c.Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili berkedudukan diluar Indonesia. 4. direktur ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan undang-undang ini.5. pegawai pengawas ialah pegawai tehnis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja;6. Ahli keselamatan kerja ialah tenaga kerja tehnis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditujuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.

  • *BAB IIRUANG LINGKUP

    Pasal 21. Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, dan dalam air maupun diudara, yang berada di wilayah kekuasaaan Hukum Republik Indonesia;2. Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja dimana:

  • *a.Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran, atau peledakan.b.Dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, di-perdagangkan, diangkut atau disimpan, bahan atau barang yang; dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan insfeksi, bersuhu tinggi;c.Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembokaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan dibawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiaapan;dilakukan usaha; pertanian, perkebunan, pembuakaan tanah, pengerjaan tanah, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;

  • *d. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan; emas, perak atau bijih logamlainnya, batu-batuan, gas, minyak, atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau didalam bumi, maupun didasar perairan;e. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik didaratan, melalaui terowonagn, dipermukaan air, dalam air maupun udara;f.Dikerjakan bongkar muat barang muatan di-kapal, perahu, dermaga, dok, station atau gudang.g.Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;h.Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan; i.Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;

  • *j.Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;k.Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh dan terperosok, hanyut atau terpelanting;l.Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;m.Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar, atau radiasi, suara atau getaran.n.Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau timah.o.Dilakukan pemancaran, penyiaran, atau penerima radio, radar, televisi, atau telepon;p.Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang menggunakan alat tehnis.

  • *q.Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disim-pan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak, atau air;r.Diputar film, dipertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.3. Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai temapat kerja ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang berada di ruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (2).

  • *RUANG LINGKUP UU NO.1 TAHUN 1970

    PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970, DITENTUKAN OLEH 3 (TIGA) UNSUR :

    TEMPAT KERJA~ DIGUNAKAN UNTUK SUATU USAHA

    TENAGA KERJA~ MELAKUKAN PEKERJAAN

    SUMBER BAHAYA~ BERPOTENSI SEBAGAI PENYEBAB KECELAKAAN

  • *SUMBER BAHAYA DI TEMPAT KERJAMenurut UU 1 th. 1970 :

    KONDISI MESIN/PESAWAT/ALAT KERJA/BAHANLINGKUNGAN KERJASIFAT PEKERJAANCARA KERJAPROSES PRODUKSI

  • *BAB IIISYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA

    Pasal 3(1)Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamat kerja untuk;a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;b.Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;c.Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;d.Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.e.Memberi pertolongan pada kecelakaan.f.Memberi alat-alat perlindungan dari pada pekerja;

  • *g.Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;h.Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi, dan penu-laran;i.Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;j.Menyelenggarakan suhu dan lembah udara yang baik; k.Menyelanggarakan penyegaran udara yang cukup;l.Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;m.Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses kerjanya.

  • *n.Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;o.Mengamankan dan memelihara segala jenis bengunan.p.Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;q.Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;r.Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada pekerjaan yang bahaya pekerjaannya menjadi bertambah tinggi;(2)Dengan peraturan perundanagn dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik dan technologi serta pendapatan-pendapatan baru dikemudian hari.

  • *SYARAT-SYARAT K3TUJUAN :

    Menghindarkan risiko (Avoiding of Risk)Mencegah kecelakaan kerja (Preventing of Accident)3.Mengurangi Konsekuensi/ akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja (Mitigating of Consequency)

  • *SYARAT-SYARAT K3DITETAPKAN MELALUI :

    PENDEKATAN TEKNIS (Technical Approach)PENDEKATAN PROSEDUR (Procedural Approach)PENDEKATAN FAKTOR MANUSIA (Human Approach)

  • *SYARAT-SYARAT K3Mencegah dan mengurangi kecelakaanMencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaranMencegah dan mengurangi bahaya peledakanMenyelamatkan diri pada waktu kebakaran dan kejadian lain yang berbahayaMemberikan P3KMenyediakan APDMencegah dan mengendalikan timbulnya PAKMencegah dan mengendalikan timbul dan menyebarluasnya suhu,kelembaban,debu,asap,uap, gas,radiasi, suara dan getaran

  • *SYARAT-SYARAT K3 (lanjutan)Penerangan yang memenuhi syaratIklim kerja Ventilasi Ruangan KerjaKebersihan ruangan kerja ErgonomiListrik Penyimpanan dan penanganan bahan berbahayaPemeliharaan Bangunan

  • *SYARAT-SYARAT K3

    DISESUAIKAN DENGAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEHNOLOGI

    DITETAPKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN

  • *Pasal 4(1)Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk tehnis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan dan bahaya kecelakaan.(2)Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip tehnis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian, dan pengesahan, pengepakan atau pembukusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk tehnis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang barang itu sendiri, keselamat tenaga kerja yang melakukannya dengan keselamatan umum.

  • *(3)Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) dan (2) ; denagn peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat -syarat keselamatan tersebut.

  • *BAB IVPENGAWASANPasal 5(1)Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap undang-undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.(2)Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini.

  • *PENGAWASAN PELAKSANAAN UU 1 /1970Dilakukakan oleh :

    PEGAWAI PENGAWAS (DEPNAKER)

    AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA( PERUSAHAAN YBS)

  • *Pasal 6(1)Barang siapa yang tidak dapat menerima keputusan direktur dapat mengajukan permohonan banding kepada panitia banding.(2)Tata cara permohonan banding menerima, susunan panitia Banding, tugas Panitia Banding dan lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.(3)Keputusan Panitia banding tidak dapat disbanding lagi.Pasal 7Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus membayar retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan perundangan.

  • *Pasal 8(1)Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya.(2)Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.(3)Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundangan.

  • *BAB VPEMBINAAN

    Pasal 9 (1)Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : a.Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya. b.Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya. c.Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;d.Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannnya.

  • *(2)Pengurus hanya dapat memperkerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut diatas. (3)Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan. (4)Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankannya.

  • *BAB VIPANITIA PEMBINA KESELAMATANKESEHATAN KERJA

    Pasal 10(1)Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tuas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka memperlancar usaha produksi. (2)Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.

  • *BAB VIIKECELAKAAN

    Pasal 11(1)Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. (2)Tata cara pelaporan dan pemeriksaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan. BAB VIII KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA Pasal 12Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :

  • *a.Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas -pengawas atau ahli keselamatan kerja;b.Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkanC.Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkand.Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. e.Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

  • *KEWAJIBAN DAN HAKTENAGA KERJA (I)

    MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI K3 (ps.12)MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIWAJIBKAN (ps.12)MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT K3 YANG DIWAJIBKAN (ps.12)

  • *KEWAJIBAN DAN HAKTENAGA KERJA (II)

    MEMINTA PENGURUS MENTAATI SEMUA SYARAT K3 YANG DIWAJIBKAN (ps.12)

    MENYATAKAN KEBERATAN KERJA APABILA SYARAT K3 DAN APD YANG DIWAJIBKAN DIRAGUKAN (ps.12)

  • *BAB IXKEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA

    Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. Pasal 13

  • *KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA

    MENTAATI SEMUA PETUNJUK K3 YANG DIWAJIBKAN (ps.13)

    MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIWAJIBKAN (ps.13)

  • *Pengurus diwajibkan : a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja ; b.Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja; c.Menyediakan secara Cuma-Cuma, semua alat perlindungan diri diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. BAB X KEWAJIBAN PENGURUS Pasal 14

  • *KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN (I)MEMBAYAR RETRIBUSI PENGAWASAN (ps.7)MERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, KONDISI MENTAL DAN KEMAMPUAN FISIK TENAGA KERJA (ps.8)MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN KEPADA SETIAP TENAGA KERJA BARU TENTANG (ps.9) :Kondisi dan bahaya di tempat kerjaAlat pengaman/pelindung yang diharuskan di tempat kerjaAlat Pelindung DiriCara dan sikap kerja yang aman

  • *KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN (II)HANYA MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA YANG MEMAHAMI SYARAT K3 (ps.9)MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN K3 (ps.9)MENTAATI SEMUA SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN K3 YANG BERLAKU (ps.9)MEMBENTUK P2K3 (ps.10)MELAPORKAN SETIAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA (ps.11)

  • *KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN (III)

    MENEMPATKAN SECARA TERTULIS UU/ SYARAT-SYARAT K3 PADA TEMPAT YANG MUDAH DILIHAT (ps14)MEMASANG GAMBAR/ POSTER K3 (ps.14)MENYEDIAKAN ALAT PELINDUNG DIRI SECARA CUMA-CUMA (ps.14)

  • *Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal diatas diatur lebih lanjut dengan peraturan perundangan. (2)Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah). (3)Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran BAB XIKETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 15

  • *ANCAMAN PIDANAATAS PELANGGARAN

    HUKUMAN KURUNGAN (ps.15)

    DENDA (ps.15)

  • *SANKSI ADMINISTRASI ATAS PELANGGARAN

    TeguranPeringatan tertulisPembatasan kegiatan usahaPembekuan kegiatan usahaPembatalan persetujuanPembatalan pendaftaranPenghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksiPencabutan ijin

  • *Pasal 16Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada pada waktu undang-undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan didalam satu tahun sesudah undang-undang ini mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan menurut atau berdasarkan undang-undang ini.

  • *Pasal 17Selama peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan dalam undang-undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang keselamatan kerja yang ada pada waktu undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini. Pasal 18Undang-undang ini disebut Undang-undang keselamatan kerja dan mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

  • *Disahkan di JakartaPada tanggal 12 Januari 1970Presiden Republik Indonesia

    Ttd

    SOEHARTOJenderal T.N.I

    Diundangkan di JakartaPada tanggal 12 Januari 1970Sekretaris Negara Republik Indonesia

    Ttd

    ALAMSJAHMayor Jenderal T.N.ILembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1970 Nomor 1

  • *PERAN K3 DALAM PERUSAHAANSebagai LOSS CONTROL untuk mengendalikan kerugian dan effisiensiSebagai COMPLIANCE AGENT untuk meyakinkan terpenuhinya norma-norma dan peraturan K3 dalam perusahaanSebagai ADVISORY BODY terhadap unit usaha/karyawan dalam penerapan K3Sebagai MANAGEMENT TOOLS dalam menjalankan fungsi kontrolnya dalam aspek K3

  • *Undang-undang No. 1 tahun 1970Undang-undang Uap dan Peraturan Uap 1930Permen No. 01/Men/1976 tentang Wajib Latihan Hyperkes bagi Dokter Perusahaan.Permen No. 03/Men/1978 tentang Penunjukan dan Wewenang serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Permen No. 01/Men/1979 tentang Wajib Latihan Hyperkes bagi Para Medis Perusahaan.Permen No. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las.Permen No. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja. Permen No. 04/Men/1987 tentang P2K3. Permen No. 01 / Men / 1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap. Permen No. 01 / Men / 1989 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat. Permen No. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli K3.Permen No. 04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa K3.Permen No. 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen K3.Permen No. 03/Men/1999 tentang Pengawasan Lift Listrik.Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.Peraturan-peraturan yang mengatur standar kompetensi K3 :

  • *

    ******************************************