Perbedaan Twitching Dan Kejang Demam

4
1. Perbedaan twitching dan kejang TWITCHING adalah gerakan spasmodic yang berlangsung singkat dapat terlihat pada otot yang lelah,nyeri setempat atau menyertai korea. Twiching dapat merupakan manifestasi psikologis yang biasanya bersifat periodic. Kejang harus dipandang sebagai gejala penyakit dan bukan diagnosis pada setiap kejang harus diperhatikan jenisnya klonik atau tonik bagian tubuh yang terkena fokal atau umum lamanya kejang berlangsung frekuensinya selang atau interval antara serangan keadaan saat kejang dan setelah kejang post iktal apakah kejang disertai demam atau tidak dan apakah anak telah pernah kejang sebelumnya. Kejang grand mal ditandai oleh kejang umum tonik klonik yang disertai dengan hilangnya kesadaran. Pada kejang petit mal terjadi kehilangan kesadaran 5-15 detik akibat kelainan lepas muatan listrik yang abnormal pada otak.kejang psikomotor ditandai oleh perubahan kesadaran serta aktivitas motoric abnormal sedangkan pada kejang autonomic terjadi kelainan visceral yang bervariasi.

description

j

Transcript of Perbedaan Twitching Dan Kejang Demam

1. Perbedaan twitching dan kejang TWITCHING adalah gerakan spasmodic yang berlangsung singkat dapat terlihat pada otot yang lelah,nyeri setempat atau menyertai korea. Twiching dapat merupakan manifestasi psikologis yang biasanya bersifat periodic.Kejang harus dipandang sebagai gejala penyakit dan bukan diagnosis pada setiap kejang harus diperhatikan jenisnya klonik atau tonik bagian tubuh yang terkena fokal atau umum lamanya kejang berlangsung frekuensinya selang atau interval antara serangan keadaan saat kejang dan setelah kejang post iktal apakah kejang disertai demam atau tidak dan apakah anak telah pernah kejang sebelumnya. Kejang grand mal ditandai oleh kejang umum tonik klonik yang disertai dengan hilangnya kesadaran. Pada kejang petit mal terjadi kehilangan kesadaran 5-15 detik akibat kelainan lepas muatan listrik yang abnormal pada otak.kejang psikomotor ditandai oleh perubahan kesadaran serta aktivitas motoric abnormal sedangkan pada kejang autonomic terjadi kelainan visceral yang bervariasi.Diagnosis fisis pada anak prof dr.cory s matondang2. Cara kerja serotonin di otakSerotonin Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang otak ke korteks serebri, hipotalamus, talamus, ganglia basalis, septum, dan hipokampus. Proyeksi ke tempat-tempat ini mendasari keterlibatannya dalam gangguan-gangguan psikiatrik. Ada sekitar 14 reseptor serotonin, 5-HT1A dst yang terletak di lokasi yang berbeda di susunan syaraf pusat. Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido. Sistem serotonin yang berproyeksi ke nukleus suprakiasma hipotalamus berfungsi mengatur ritmik sirkadian (siklus tidur-bangun, temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA). Serotonin bersama-sama dengan norepinefrin dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang terarah dan bertujuan. Serotonin menghambat perilaku agresif pada mamalia dan reptilia. Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan. Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi sistem serotonin tersebut. Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah dan libido. Gejala Defisit : Irritabilitas & Agresif, Depresi & Ansietas, Psikosis, Migren, Gangguan fungsi seksual, Gangguan tidur & Gangguan kognitif, Gangguan makan. Obsessive compulsive disorder (OCD) Gejala Berlebihan : Sedasi, Penurunan sifat dan fungsi aggresi Pada kasus yang jarang: halusinasi Neurotransmiter serotonin terganggu pada depresi. Dari penelitian dengan alat pencitraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor pos-sinap 5-HT1A dan 5-HT2A pada pasien dengan depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi tanda kerentanan terhadap kekambuhan depresi. Dari penelitian lain dilaporkan bahwa respon serotonin menurun di daerah prefrontal dan temporoparietal pada penderita depresi yang tidak mendapat pengobatan. Kadar serotonin rendah pada penderita depresi yang agresif dan bunuh diri. Triptofan merupakan prekursor serotonin. Triptofan juga menurun pada pasien depresi. Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkanmoodpada pasien depresi yang remisi dan individu yang mempunyai riwayat keluarga menderita depresi. Memori, atensi, dan fungsi eksekutif juga dipengaruhi oleh kekurangan triptofan. Neurotisisme dikaitkan dengan gangguanmood,tapi tidak melalui serotonin. Ia dikaitkan dengan fungsi kognitif yang terjadi sekunder akibat berkurangnya triptofan. Hasil metabolisme serotonin adalah 5-HIAA (hidroxyindolaceticacid). Terdapat penurunan 5-HIAA di cairan serebrospinal pada penderita depresi. Penurunan ini sering terjadi pada penderita depresi dengan usaha-usaha bunuh diri. Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG tidur dan HPA aksis. Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan metabolisme glukosa otak sesuai dengan penurunan serotonin. Pada penderita depresi mayor didapatkan penumpulan respon serotonin prefrontal dan temporoparietal. Ini menunjukkan bahw adanya gangguan serotonin pada depresi. Pada penderita bulimia nervosa (BN), dan terkait pesta-purge sindrom, faktor serotonin pusat (5-hydroxytryptamine, 5-HT) berkontribusi tidak hanya untuk disregulasi appetitive tetapi juga untuk manifestasi temperamental dan kepribadian. Pada temuan dari studi neurobiologis, molekul-genetik, dan otak-pencitraan, telah diungkapkan model integratif peran 5-HT fungsi dalam sindrom bulimia.

http://growupclinic.com/2013/05/05/neurotransmiter-otak-gangguan-perilaku-dan-gangguan-psikiatrik/