Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan...

55
PERBEDAAN TINGKAT KEPEMILIKAN ASING DAN JUMLAH PERUSAHAAN PERATA LABA PADA PERIODE SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN PENERAPAN IFRS DI INDONESIA Oleh : MURTAZIQOH NIM : 232010064 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Transcript of Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan...

Page 1: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

PERBEDAAN TINGKAT KEPEMILIKAN ASING DAN

JUMLAH PERUSAHAAN PERATA LABA PADA

PERIODE SEBELUM DAN SESUDAH

PENGUMUMAN PENERAPAN IFRS DI INDONESIA

Oleh :

MURTAZIQOH

NIM : 232010064

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah
Page 3: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah
Page 4: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jl. Diponegoro 52 – 60

Tlp: (0298) 321212, 311881

Salatiga , 50711 - Indonesia

Fax. (0298) – 21433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Murtaziqoh

NIM : 232010064

Program Studi : Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi :

Judul : Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing

Dan Jumlah Perusahaan Perata Laba Pada Periode

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Penerapan IFRS

di Indonesia

Pembimbing : Yeterina Widi Nugrahanti, SE., M. Acc., Akt

Tanggal diuji : 29 Januari 2014

adalah benar – benar karya saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah – olah sebagai tulisan saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau

meniru tulisan orang lain seolah – olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan

yang telah saya peroleh.

Salatiga, 8 Januari 2014

Yang memberi pernyataan,

Murtaziqoh

Page 5: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah
Page 6: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

iv

HALAMAN MOTTO

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu

berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika

kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu

untuk dirimu sendiri

(QS. Al-Isra’ : 7)

Page 7: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kertas kerja ini dapat terselesikan atas bantuan oleh pihak-pihak yang telah

memberikan motivasi, ilmu dan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan kertas kerja ini, khususnya kepada:

1. Ibu Yeterina Widi Nugrahanti selaku dosen pembimbing dan wali studi

yang telah banyak memberikan petunjuk, nasehat dan arahan kepada

penulis.

2. Seluruh pengajar dan staff Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menempuh kuliah.

3. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sumardi dan Ibu Martiah serta Kakak

tersayang, Mbak Muttaqiyah, Mas Ahmad Toharudin dan si kecil Anisa

Meiana Latifa yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan serta doa

yang tiada hentinya untuk penulis.

4. Riyan Wisnu Ajie, yang selalu memberikan dukungan, menyediakan

bantuan dan memberikan kasih sayang kepada penulis.

5. Teman-teman tercinta, Mayang, Nita, Diva, Ayu, Dwi, Cimol, Rara,

Candra, Monic, Luluk, Vina, Risma, Garry, Agung, Tri, Rion dan Beruk.

Terimakasih untuk persahabatan dan kebersamaan yang kalian berikan

selama ini.

6. Geng Susu Jahe yang selalu membuat tawa, Cholina Bening Maulany,

Oktaviana Budi Arumsari, Dwiga Ayuning Febriana, Rizky Hapsari,

Rendi Satria, Yulius Ardy Wiranata, Arya Perdana Putra, Ike Herwidoarsi,

Alexander Putut, Dedy Hartanto, Mima Astarina dan Sisca Evanda Halim.

Terimakasih atas kebersamaannya selama ini, hingga akhirnya penulis bisa

menjadi seperti kalian.

7. Kakak Efrianus Landu Mila yang telah banyak membantu penulis dalam

penyusunan kertas kerja ini, Rizky Dina dan Umi Lutfiah yang menjadi

sahabat seperjuangan menyelesaikan studi masing-masing, namun tetap

saling peduli satu sama lain. Serta Vito Ryan Saputra yang menjadi teman

berbagi cerita bagi penulis.

Page 8: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

vi

8. Giovanni Saputro Cahyo Widodo dan Devitia Putri yang telah menjadi

rekan yang baik selama penulis menjalankan tugasnya.

9. Fungsionaris Kelompok Studi Akuntansi periode 2011-2012 dan periode

2012-2013 dan Korps Asisten Fakultas Ekonomika dan Bisnis Periode

2012-2013 dan periode 2013-2014 yang tetap kompak.

10. Teman-teman panitia NATIONS 2012, SWAN 2013 dan NASSA 2013

dan teman-teman FEB angkatan 2010 yang telah banyak memberikan

pelajaran kepada penulis.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas

bantuannya.

Salatiga, Januari 2014

Penulis

Page 9: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

vii

ABSTRACT

The purpose of this research is to evaluate the level of foreign ownership

and the level of income smoothing before and after the IFRS announcement.

Foreign ownership is measured by the percentage of foreign institutions

shareholders in the company and income smooting is measured by Indeks Eckel.

This researh’s sample was taken with a purposive sampling technique from the

280 manufacture companies wich listed on Indonesian Stock Exchange in 2004-

2012. The statistical method used for this research was Wilcoxon Signed Test and

McNemar Test. The result of this research indicated that there are an increase of

the level of foreign ownership and the level of income smoothing after IFRS

announcement. It indicates that the benefits which is wanted from IFRS

implementation could be reached, although it still needs to do some control and

flexibility that the IFRS will give.

Key word : International Financial Reporting Standards, Foreign Investment,

Income Smoothing

Page 10: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

viii

SARIPATI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat kepemilikan

asing dan jumlah perusahaan yang melakukan perataan laba untuk periode

sebelum dan sesudah pengumuman penerapan IFRS. Kepemilikan asing diukur

dari persentase jumlah saham yang dimiliki oleh pihak institusi asing dan perataan

laba diukur menggunakan Indeks Eckel. Sampel pada penelitian ini diambil

dengan metode purposive sampling sebanyak 280 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI pada tahun 2004-2012. Teknik analisis data menggunakan

Wilcoxon Signed Test dan uji McNemar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

terdapat kenaikan tingkat kepemilikan asing dan jumlah perusahaan yang

melakukan perataan laba sesudah diumumkannya penerapan IFRS di Indonesia.

Hasil tersebut mengindikasikan bahwa manfaat yang diharapkan dari penerapan

IFRS dapat terpenuhi akan tetapi masih dibutuhkan pengendalian atas fleksibilitas

yang ditawarkan oleh IFRS.

Kata kunci : International Financial Reporting Standards, Kepemilikan Asing,

Perataan Laba

Page 11: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i

Surat Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ............................................................ ii

Halaman Persetujuan / Pengesahan .............................................................................. iii

Halaman Motto............................................................................................................. iv

Halaman Persembahan .................................................................................................. v

Abstract ....................................................................................................................... vii

Saripati ....................................................................................................................... viii

Daftar Isi....................................................................................................................... ix

Daftar Tabel ................................................................................................................. xi

Daftar Lampiran ........................................................................................................... xi

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ................................... 4

International Financial Reporting Standards (IFRS) ......................................... 4

Perataan Laba (Income Smoothing) ................................................................... 5

Teori Keagenan (Agency Theory) ....................................................................... 7

Pengembangan Hipotesis .................................................................................... 7

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 12

Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 12

Populasi dan Sampel ......................................................................................... 12

Pengukuran Variabel Penelitian ........................................................................ 13

Teknik dan Langkah Analisis............................................................................ 14

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 15

Deskripsi Objek Penelitian ................................................................................ 15

Statistika Deskriptif ........................................................................................... 15

Pengujian Hipotesis I ........................................................................................ 16

Pengujian Hipotesis II ....................................................................................... 18

KESIMPULAN ........................................................................................................... 22

Kesimpulan ....................................................................................................... 22

Implikasi Teori .................................................................................................. 22

Page 12: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

x

Implikasi Terapan.............................................................................................. 23

Keterbatasan dan Saran ..................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 24

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Descriptive Statistics ..................................................................................... 15

Tabel 2. Kepemilikan Asing Tertinggi dan Terendah ................................................. 16

Tabel 3. Uji Normalitas ............................................................................................. 16

Tabel 4. Hasil Uji Statistik ....................................................................................... 17

Tabel 5. Perusahaan Dengan Peningkatan Jumlah Kepemilikan Asing ................... 18

Tabel 6. Klasifikasi Perusahaan Perata dan Non-Perata ............................................. 18

Tabel 7. Hasil Uji Statistik .......................................................................................... 19

Tabel 8. Perubahan Status Perusahaan Sebelum dan Sesudah IFRS ........................ 19

Tabel 9. Kenaikan Jumlah Perataan Laba Sesudah Penerapan IFRS ....................... 22

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kriteria Pemilihan Sampel ..................................................................... 28

Lampiran 2. Daftar Perusahaan Manufaktur yang Dijadikan Sampel ........................ 29

Lampiran 3. Status Perusahaan Sebelum-Sesudah Pengumuman IFRS ..................... 30

Lampiran 4. Tingkat Kepemilikan Asing Sebelum-Sesudah Pengumuman IFRS ..... 32

Lampiran 5 Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................ 34

Lampiran 6. Uji Non Parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test .................................. 35

Lampiran 7. Uji Non-Parametrik McNemar Test ........................................................ 36

Lampiran 8. Daftar PSAK yang Telah Diharmonisasikan .......................................... 37

Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. 40

Page 14: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

1

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu anggota dari Forum G20, yaitu forum

informal yang terdiri dari negara-negara industri dan emerging economies,

ditambah Uni Eropa yang bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi penguatan

arsitektur keuangan internasional dan memberikan kesempatan untuk berdialog

tentang kebijakan-kebijakan internasional, kerjasama internasional dan lembaga-

lembaga keuangan internasional (Hermawan, 2012). Sebagai anggota dari Forum

G20, maka Indonesia harus menerapkan International Financial Reporting

Standards (IFRS) sebagai hasil kesepakatan atas pertemuan yang dilakukan pada

tanggal 15 November 2008 di Washington DC (Martani, 2011). Sebagai

kelanjutannya, pada tanggal 23 Desember 2008 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

mendeklarasikan rencana Indonesia untuk melakukan konvergensi IFRS dalam

standar akuntansi keuangannya sehingga perusahaan yang go public diharuskan

menyusun laporan keuangannya berdasarkan prinsip akuntansi yang baru

(www.iaiglobal.or.id).

Manfaat penerapan IFRS secara umum adalah: 1) Memudahkan pemahaman

atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang

dikenal secara internasional. 2) Meningkatkan arus investasi global melalui

transparansi. 3) Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising

melalui pasar modal secara global. 4) Menciptakan efisiensi penyusunan laporan

keuangan. 5) Meningkatkan kualitas laporan keuangan (Martani, 2011).

Salah satu manfaat yang diharapkan dari penerapan IFRS di Indonesia adalah

meningkatnya arus investasi secara global yang berarti bahwa diharapkan jumlah

investor asing yang menanamkan modal di Indonesia meningkat (Martani, 2011).

Hal tersebut dapat tercapai melalui penerapan IFRS di Indonesia karena IFRS

sebagai standar keuangan yang seragam dapat mempermudah berjalannya

kegiatan bisnis lintas negara. Berbeda halnya jika kegiatan bisnis lintas negara

dilakukan tanpa menggunakan standar akuntansi yang seragam, maka akan timbul

masalah yang dihadapi oleh calon investor maupun kreditor karena perbedaan

standar akuntansi suatu negara dengan negara lain. Sehingga diharapkan dengan

Page 15: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

2

diterapkannya IFRS dapat mempermudah pemahaman atas laporan keuangan

sehingga tidak ada interpretasi yang keliru (Cahyati, 2011).

Penelitian yang dilakukan di luar negeri untuk menguji dampak penerapan

IFRS terhadap struktur kepemilikan asing sudah banyak dilakukan. Antara lain,

Florou dan Pope (2009), Yu (2010), Lee dan Farghar (2010), Defond et al. (2011)

dan Gordon et al. (2011) menemukan bahwa investasi asing meningkat pada

perusahaan setelah menerapkan IFRS. Sedangkan di Indonesia, belum ada

penelitian yang dilakukan untuk menguji apakah penerapan IFRS benar-benar

memberikan manfaat dalam peningkatan arus investasi global yang ditunjukkan

dengan adanya kenaikan tingkat kepemilikan asing di Indonesia.

Pada tahun 2007, sudah ada beberapa PSAK yang diharmonisasikan dengan

IFRS, antara lain PSAK 13 tentang Properti Investasi dan PSAK 16 tentang Aset

Tetap. Penilaian aset tetap yang dulu menggunakan historical cost, kini harus

dinilai menggunakan fair value. Sehingga dibutuhkan professional judgment

untuk menentukan nilai dari aset tetap tersebut. PSAK yang sudah

diharmonisasikan ini dapat dimanfaatkan manajemen untuk memanipulasi laporan

keuangannya karena penilaian berdasarkan fair value bersifat subjektif. Dengan

demikian, bisa saja praktik manajemen laba meningkat setelah diterapkannya

IFRS. Peningkatan kualitas laporan keuangan yang diharapkan diperoleh dari

penerapan IFRS tidak dapat terwujud.

Salah satu bentuk dari manipulasi laba (manajemen laba) yang dapat

menurunkan kualitas laba adalah praktik perataan laba (income smoothing).

Perataan laba menurut Beidleman (1973) dalam Rohaeni dan Aryati (2012) adalah

suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil fluktuasi pada tingkat

laba yang dianggap normal bagi suatu perusahaan. Terjadinya praktik perataan

laba juga dapat dikaitkan dengan teori keagenan. Dalam teori keagenan, pemilik

dan manajer dianggap memiliki konflik kepentingan untuk menyejahterakan diri

masing-masing. Karena informasi yang dimiliki oleh manajer lebih banyak

dibanding pemilik, timbullah dysfunctional behavior yang dilakukan oleh

manajer. Salah satu bentuk dari dysfunctional behavior ini adalah perataan laba.

Di Indonesia, praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur pada tahun 2008

Page 16: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

3

sudah mencapai angka yang cukup tinggi yakni 56% (Susanti, 2008). Sehingga

diharapkan adanya regulasi yang dapat melindungi publik dari praktik pasar yang

tidak efisien, sesuai dengan tujuan dariteori kepentingan publik (public interest

theory).

Penelitian mengenai dampak penerapan IFRS terhadap income smoothing di

luar negeri antara lain, Osma dan Pope (2010) yang menemukan bukti bahwa

praktik perataan laba menurun setelah diterapkannya IFRS. Namun hasil

penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Paananen and Lin (2008), Ahmed et

al. (2010), Chen et al. (2010) dan Tudor (2010) yang melaporkan bahwa praktik

perataan laba meningkat setelah diterapkannya IFRS. Sedangkan penelitian

mengenai dampak penerapan IFRS terhadap praktik perataan laba di Indonesia

belum banyak dilakukan. Rohaeni dan Aryati (2012) dan Trisanti (2012)

menemukan bukti bahwa jumlah praktik perataan laba menurun setelah

diterapkannya IFRS.

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat

kepemilikan asing dan jumlah perusahaan yang melakukan perataan laba di

Indonesia pada periode sebelum dan sesudah pengumuman penerapan IFRS.

Penelitian untuk menguji adanya kenaikan tingkat kepemilikan asing pada periode

sesudah pengumuman penerapan IFRS belum pernah dilakukan di Indonesia,

sedangkan penelitian untuk menguji adanya kenaikan jumlah perusahaan yang

melakukan perataan laba pada periode sesudah pengumuman penerapan IFRS

belum banyak dilakukan di Indonesia.

Penelitian ini merupakan pengembangan atas penelitian yang dilakukan oleh

Trisanti (2012). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Trisanti (2012), periode

amatan yang digunakan adalah tahun 2000 – 2009 dengan jumlah sampel 327

perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasilnya, terdapat penurunan praktik perataan

laba sesudah diterapkannya IFRS namun jumlah praktik perataan laba itu sendiri

masih terbilang cukup tinggi di Indonesia. Perbedaan dengan penelitian

sebelumnya adalah dalam penelitian ini ditambahkan juga variabel tingkat

kepemilikan asing yang diduga meningkat setelah diumumkannya penerapan

IFRS dan periode pengamatan yang diubah menjadi 2004 - 2012.

Page 17: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

4

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

investor atau calon investor dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

laba perusahaan. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi pemerintah dan Lembaga Penyusun Standar Akuntansi di

Indonesia dalam menilai standar yang ada agar dapat terjadi peningkatan kualitas

standar.

TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

International Financial Reporting Standards (IFRS)

Pada tahun 1973 dibentuk International Accounting Standard Committee

(IASC) yang diberi tugas untuk menyusun International Accounting Standards

(IAS). Pada tahun 2001, IASC mengubah struktur organisasi mereka dengan

membentuk International Accounting Standard Board (IASB) yang menangani

International Financial Reporting Standards (kelanjutan dari IAS) (Materi Pidato

Pengukuhan Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A., Akt., 2007).

Data dari International Accounting Standard Board (IASB) menunjukkan

bahwa pada tahun 2008, sudah terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS

dengan berbagai tingkat keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23 negara

mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan

penggunaan IFRS untuk seluruh perusahaan domestik dan 4 negara mewajibkan

penggunaan IFRS untuk perusahaan domestik tertentu (www.iaiglobal.or.id)

Di Indonesia sendiri, IAI mendeklarasikan rencana Indonesia untuk

melakukan konvergesi IFRS dalam standar akuntansi keuangannya pada tahun

2008. IAI mencanangkan bahwa IFRS akan mulai berlaku di Indonesia pada tahun

2012 secara penuh (www.iaiglobal.or.id). Indonesia melakukan konvergensi IFRS

secara bertahap sejak 2008 hingga 2011 dimana tahap-tahap tersebut terdiri dari

tahap adopsi pada tahun 2008 hingga tahun 2010, tahap persiapan akhir yang

dilaksanakan selama tahun 2011 dan tahap pengimplementasian PSAK berbasis

IFRS serta dilakukan evaluasi mulai tahun 2012 (Husin, 2008). PSAK yang sudah

diharmonisasikan dengan IFRS yang mulai berlaku efektif pada tahun 2008– 2010

dapat dilihat pada Lampiran 8.

Page 18: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

5

Sebelum penerapan IFRS, Indonesia menggunakan US GAAP (United Stated

Generally Accepted Accounting Standard) sebagai dasar penyusunan standar

akuntansi keuangannya. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan standar

akuntansi keuangan yang dulu berbasis aturan (rule based) menjadi berbasis

prinsip (principal based). Rule based mengatur transaksi secara lebih detail dan

biasanya hanya untuk suatu industri tertentu sehingga lebih mudah diaplikasikan

karena peraturannya lebih eksplisit (Prasetya, 2012). Sedangkan dalam principal

based, kesesuaian penyajian akuntansi dengan realitas ekonomi merupakan hal

yang penting untuk diperhatikan. Principal based memberikan prinsip-prinsip

akuntansi untuk suatu jenis transaksi khususnya terkait dengan pengakuan dan

pengukuran dan mengharuskan perusahaan untuk mencatat dan memperlakukan

transaksi yang mempunyai kesamaan substansi secara sama (Prasetya, 2012).

Selain itu standar akuntansi keuangan yang berbasis prinsip menuntut adanya

professional judgment, sehingga akuntan diharapkan memiliki integritas dan

kompetensi dalam menyusun laporan keuangan (Martani, 2011).

Selain itu, perbedaan terletak pada revaluation model, yaitu penilaian aktiva

menggunakan nilai wajar (fair value). Hal ini berbeda dengan US GAAP yang

menggunakan historical cost sebagai dasar penilaian. Historical cost menilai

aktiva sebesar kas yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva atau harga saat

perolehan aktiva tersebut. Penilaian menggunakan historical cost ini mempunyai

kelebihan lebih objektif dan verifiable namun kurang relevan untuk

mencerminkan kondisi saat ini (Cahyati, 2011). Sedangkan penilaian berdasarkan

fair value menggunakan harga pasar pada saat terjadi transaksi, namun jika tidak

terdapat harga pasar aktif maka penilaian didasarkan atas estimasi berdasarkan

informasi yang tersedia. Estimasi ini yang memicu dibutuhkannya professional

judgment atas penilaian aktiva yang menyebabkan peluang untuk melakukan

manajemen laba meningkat (Materi Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Indra Wijaya

Kusuma, M.B.A., Akt., 2007).

Perataan Laba ( Income Smoothing )

Konsep perataan laba pertama kali diperkenalkan oleh Hepworth pada tahun

1953. Perataan laba menurut Beidleman (1973) dalam Rohaeni dan Aryati (2012)

Page 19: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

6

adalah suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil fluktuasi pada

tingkat laba yang dianggap normal bagi suatu perusahaan. Sugiarto (2003)

menyebutkan beberapa faktor yang mendorong manajemen melakukan perataan

laba adalah: 1) Kompensasi bonus, bonus yang tinggi memicu manajemen untuk

meratakan laba agar laporan keuangan terlihat baik. 2) Kontrak hutang,

perusahaan yang melanggar perjanjian hutang telah merekayasa labanya, satu

periode sebelum perjanjian hutang itu dibuat. 3) Faktor politik, manajer

perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindari UU Anti-Trust. 4)

Pengurangan pajak, yakni perusahaan melakukan perataan laba untuk mengurangi

jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. 5) Perubahan CEO,

perekayasaan laba dilakukan dengan meningkatkan unexpected accruals pada

periode satu tahun sebelum penggantian tak rutin eksekutif. 6) Penawaran saham

perdana, banyak perusahaan yang melakukan perataan laba demi mendapatkan

dan mempertahankan investor.

Menurut Ekcel (1981) dalam Rohaeni dan Aryati (2012), income smoothing

dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Naturally smoothing (Perataan secara alami)

Naturally smooth merupakan perataan laba yang terjadi dengan

sendirinya tanpa campur tangan pihak lain. Hal ini dapat kita dapati pada

perolehan penghasilan dari keperluan atau pelayanan umum, dimana aliran

laba yang ada akan rata dengan sendirinya tanpa ada campur tangan dari

pihak lain.

2. Intentionally Smoothing (Perataan yang disengaja)

Intentionally smoothing diartikan sebagai praktik perataan laba yang

sengaja dilakukan oleh pihak tertentu dengan tujuan tertentu, dalam hal ini

adalah manajemen. Intentionally smoothing terdiri dari dua macam, yaitu:

a. Real smoothing adalah perataan laba yang dilakukan melalui transaksi

ekonomi dengan melakukan perubahan kebijakan operasi beserta

waktunya. Misalnya, seorang manajer memutuskan mengeluarkan

sejumlah biaya riset dan pengembangan hanya pada suatu tahun

tertentu.

Page 20: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

7

b. Artificial smoothing atau yang sering juga disebut accounting

smoothing, yaitu praktik perataan laba yang dilakukan secara sengaja

dengan perubahan prosedur dan kebijakan akuntansi yang telah

diterapkan untuk memindahkan biaya dan atau pendapatan dari suatu

periode ke periode yang lain yang dianggap memerlukan tambahan

atau pengurangan jumlah laba sehingga dapat terlihat lebih rata dari

tahun ke tahun.

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori ini dikemukakan dikemukakan oleh Michael C Jensen dan Milliam H

Meckling pada tahun 1976. Secara umum, teori keagenan menyatakan bahwa

terdapat perbedaan kepentingan antara manajer (agent) dan pemilik (principal)

untuk menyejahterakan diri mereka masing-masing. Manajer berkeinginan untuk

mendapat bonus yang lebih besar dengan menunjukkan kinerja yang baik,

sedangkan pemilik menginginkan profitabilitas yang selalu meningkat serta

tentunya kesejahteraan bagi pemilik saham. Dalam teori keagenan disebutkan

bahwa perusahaan dikelola oleh manajer (agent) bukan oleh pemilik (principal)

secara langsung. Oleh sebab itu, manajer mempunyai informasi yang lebih banyak

dibandingkan pemilik karena pemilik tidak secara langsung menangani

perusahaan. Keadaan yang tidak seimbang ini memicu terjadinya dysfunctional

behavior yang dapat dilakukan oleh manajer. Salah satu bentu dari dysfunctional

behavior ini adalah perataan laba.

Pengembangan Hipotesis

Peningkatan Kepemilikan Asing Sesudah Pengumuman Penerapan IFRS

Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2007 pasal 1 angka 6 kepemilikan

asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan pemerintah

asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia.

Penelitian yang dilakukan di luar negeri untuk menguji apakah penerapan IFRS

mempunyai dampak terhadap struktur kepemilikan asing sudah banyak dilakukan.

Antara lain, Florou dan Pope (2009) meneliti apakah penerapan IFRS dapat

mempengaruhi keputusan investor institusi asing dengan menggunakan 10.852

perusahaan dari 45 negara selama tahun 2003-2006 dan menemukan bahwa

Page 21: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

8

penerapan IFRS dapat meningkatkan investor institusi asing. Sedangkan Lee dan

Farghar (2010) meneliti dengan menggunakan sampel dari 40 negara ( 21 negara

pengadopsi IFRS dan 19 negara yang tidak mengadopsi IFRS). Penelitian tersebut

memperlihatkan bahwa penerapan IFRS memang dapat meningkatkan jumlah

investasi asing.

Yu (2010) menemukan bahwa penerapan IFRS dapat meningkatkan investor

asing karena IFRS dapat mengurangi biaya untuk memproses informasi bagi

investor asing dan dapat mengurangi hambatan dalam berinvestasi misalnya jarak

geografis, ekonomi dan kebudayaan. Selain itu, Yu (2010) juga menemukan bukti

bahwa peningkatan investor asing lebih tinggi dibandingkan investor lokal pada

perusahaan yang telah menerapkan IFRS. Defond et al. (2011) meneliti 5460

perusahaan di Eropa pada tahun 2003-2007 dan menemukan bahwa mandatory

IFRS dapat memperbaiki keterbandingan antar laporan keuangan yang akhirnya

dapat meningkatkan jumlah investasi asing. Gordon et al. (2011) melakukan

penelitian menggunakan 1300 sampel dari 124 negara dan menemukan bahwa

IFRS dapat meningkatkan jumlah investasi asing terutama di negara berkembang.

Struktur kepemilikan asing di Indonesia juga diharapkan akan mengalami

perubahan sesudah diterapkannya IFRS. Karena hal ini berarti peningkatan arus

investasi global yang merupakan salah satu manfaat dari penerapan IFRS dapat

tercapai. Sebelumnya, laporan keuangan perusahaan di Indonesia menggunakan

GAAP sebagai dasar penyusunan laporan keuangannya. Karena laporan keuangan

negara lain disusun berdasarkan IFRS, maka kedua laporan keuangan ini tidak

dapat dibandingkan karena tidak adanya keseragaman. Selain itu, calon investor

yang berasal dari negara lain tidak dapat memahami laporan keuangan dengan

mudah karena dasar penyusunan yang digunakan berbeda. Sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Defond et al. ( 2011), hambatan yang dihadapi oleh investor

dalam menanamkan modalmya di negara lain adalah tingginya biaya akuisisi dan

biaya untuk memproses informasi dalam laporan keuangan serta lamanya waktu

yang dibutuhkan untuk merekonsiliasi atas perbedaan yang ada pada laporan

keuangan dari negara lain. Hambatan ini mempersulit tercapainya tujuan

pelaporan keuangan dalam Conceptual Framework, yaitu laporan keuangan

Page 22: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

9

menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Namun setelah laporan keuangan disusun menggunakan IFRS, calon investor

yang berasal dari negara lain dapat memahami laporan keuangan karena disusun

menggunakan standar internasional yang baku. Bahkan menurut Rohaeni dan

Aryati (2012), IFRS merupakan jalan untuk memfasilitasi investasi antar negara

dan akses terhadap pasar modal secara global. Sehingga diharapkan tingkat

penanaman modal oleh investor asing akan meningkat setelah diterapkannya

IFRS. Jika penanaman modal oleh investor asing meningkat, maka jumlah

kepemilikan asing di Indonesia juga akan meningkat.

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat indikasi adanya peningkatan jumlah kepemilikan asing atas

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesudah pengumuman

penerapan IFRS.

Peningkatan Praktik Perataan Laba Sesudah Pengumuman Penerapan IFRS

Penelitian untuk menguji apakah terdapat perbedaan atas terjadinya praktik

perataan laba setelah diterapkan IFRS di luar negeri sudah banyak dilakukan. Lin

dan Paananen (2008) meneliti karakteristik perusahaan-perusahaan di Jerman

yang membuat laporan keuangannya berdasarkan IAS selama tahun 2000-2002

serta IFRS yang diterapkan secara sukarela selama tahun 2003-3004 dan IFRS

yang diterapkan sebagai keharusan pada tahun 2005-2006. Lin dan Paananen

(2008) melaporkan bahwa terdapat peningkatan praktik perataan laba setelah

adanya keharusan pengadopsian IFRS di Jerman. Jeanjean dan Stolowy (2008)

menggunakan sampel 1146 perusahaan dari Amerika, Prancis dan Australia mulai

dari tahun 2005-2006 untuk meneliti dampak penerapan IFRS terhadap income

smoothing. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa kualitas akuntansi

menurun pada tiga negara serta praktik manajemen laba meningkat setelah

dilakukan pengadopsian IFRS di Prancis. Chen et al. (2010) meneliti pengaruh

penerapan IFRS terhadap kualitas akuntansi di 15 negara anggota Uni Eropa.

Chen et. Al (2010) menemukan bukti bahwa perusahaan di Uni Eropa yang

menerapkan IFRS secara mandatory lebih banyak melakukan perataan laba

setelah diterapkannya IFRS dan perusahaan lebih tidak tepat waktu dalam

Page 23: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

10

mengakui kerugian yang nilainya besar. Begitu juga dengan Ahmed et al. (2010)

yang membandingkan 20 negara yang mengadopsi IFRS pada tahun 2005 dengan

perusahaan yang berasal dari negara yang tidak mengadopsi IFRS. Hasilnya,

perusahaan yang berasal dari negara pengadopsi IFRS menunjukkan praktik

perataan laba yang lebih tinggi dan penurunan pengakuan kerugian dibanding

perusahaa yang berasal dari negara yang tidak mengadopsi IFRS. Tudor (2010)

melakukan penelitian untuk mengetahui dampak penerapan IFRS terhadap

perataan laba dan kaitannya dengan informasi laba di masa depan di Amerika,

Prancis dan Belanda pada tahun 2002-2008. Dan hasilnya, praktik perataan laba

lebih tinggi terjadi di Amerika, Prancis dan Belanda sesudah IFRS diterapkan dan

penerapan IFRS dianggap dapat menurunkan informasi laba di ketiga negara

tersebut.

GAAP yang dulu dianut di Indonesia bersifat rule based. Dalam rule based,

transaksi diatur secara lebih detail dan biasanya hanya untuk suatu industri

tertentu sehingga lebih mudah diaplikasikan karena peraturannya lebih eksplisit

(Prasetya, 2012). Jadi tidak diperlukan lagi adanya judgment, sehingga peluang

untuk melakukan manajemen laba menjadi lebih kecil. Hal ini berbeda dengan

IFRS yang bersifat principal based memberikan prinsip-prinsip akuntansi untuk

suatu jenis transaksi khususnya terkait dengan pengakuan dan pengukuran dan

mengharuskan perusahaan untuk mencatat dan memperlakukan transaksi yang

mempunyai kesamaan substansi secara sama (Prasetya, 2012). Selain itu standar

akuntansi keuangan yang berbasis prinsip menuntut adanya professional

judgment, sehingga akuntan diharapkan memiliki integritas dan kompetensi dalam

menyusun laporan keuangan (Martani, 2011). Adanya unsur judgment tersebut

dapat memberikan peluang kepada manajemen untuk mengambil tindakan sesuai

dengan kehendak mereka sendiri. Sehingga hal ini dapat memberikan kesempatan

bagi manajemen untuk melakukan praktik perataan laba.

Gordon dan Gallery (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

konsistensi dan keterbandingan menurun dengan diterapkannya principle based,

namun dapat meningkat dengan diterapkannya rule based. Hal tersebut terjadi

karena principle based menuntut manajemen menggunakan judgment dalam

Page 24: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

11

penyusunan laporan keuangan sehingga konsistensi dan keterbandingan sulit

tercapai. Gordon dan Gallery (2008) juga berpendapat bahwa rule based

mempunyai kelebihan dalam konsistensi dan keterbandingan, sementara principle

based mempunyai kelebihan dalam kesesuaian substansi ekonominya. Sementara

itu, Burgemeestre et. Al (2010) menyatakan bahwa pengimplementasian rule

based membutuhkan lebih sedikit interpretasi dibandingkan principle based.

Selain itu, konsep fair value juga dapat memberikan peluang kepada

manajemen untuk memoles laporan keuangan mereka. Pada saat GAAP masih

diterapkan di Indonesia, konsep yang digunakan untuk menilai besarnya aset

adalah konsep historical cost. Historical cost menilai aktiva sebesar kas yang

dikeluarkan untuk memperoleh aktiva atau harga saat perolehan aktiva tersebut.

Penilaian menggunakan historical cost ini mempunyai kelebihan lebih objektif

dan verifiable namun kurang relevan untuk mencerminkan kondisi saat ini

(Cahyati, 2011). Namun setelah IFRS diterapkan di Indonesia, konsep yang

digunakan untuk menilai besarnya aset adalah konsep fair value. Pada konsep fair

value, penilaian yang digunakan adalah harga pasar saat transaksi terjadi. Namun

jika tidak ditemukan harga pasar aktif, dapat digunakan estimasi berdasarkan

informasi yang tersedia untuk menilai aktiva. Estimasi inilah yang dapat memicu

terjadinya praktik perataan laba. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pope dan

McLeay (2011) yang menyebutkan bahwa praktik manajemen laba membutuhkan

adanya pilihan akuntansi yang bisa muncul dari fleksibilitas yang ditawarkan oleh

IFRS atau bisa juga berasal dari estimasi dan judgment yang tidak sesuai dengan

prinsip pengakuan dan pengukuran. Selain itu, adanya konflik kepentingan antara

principal dan agent sesuai dengan teori keagenan juga dapat menyebabkan

manajer melakukan tindakan perataan laba.

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Terdapat indikasi adanya kenaikan jumlah perusahaan yang melakukan

perataan laba sesudah pengumuman penerapan IFRS.

Page 25: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

12

METODE PENELITIAN

Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,

berupa data laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari situs resmi tiap-tiap

perusahaan serta melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Data

yang digunakan untuk menguji kepemilikan asing adalah jumlah saham pihak

asing dan total jumlah saham perusahaan yang beredar. Sedangkan untuk menguji

praktik perataan laba, data yang digunakan adalah penjualan dan laba perusahaan

selama periode amatan.

Populasi dan sampel

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2007 (periode sebelum pengumuman

penerapan IFRS) dan tahun 2009-2012 (periode setelah pengumuman penerapan

IFRS). Tahun 2008 dijadikan sebagai periode cut-off penerapan IFRS di Indonesia

karena pada tahun tersebut IAI mencanangkan bahwa Indonesia akan menerapkan

IFRS sebagai standar akuntansi keuangannya. Sehingga dianggap tahun 2008

merupakan tahun peralihan antara Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan

IFRS (www.iaiglobal.or.id). Beberapa PSAK yang sudah mulai diharmonisasikan

dengan IFRS pada tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 8. Pemilihan

perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian ini karena sektor perusahaan

manufaktur merupakan jumlah emiten terbanyak yang listing di BEI. Hal tersebut

menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur memiliki pengaruh yang signifikan

dalam dinamika perdagangan di BEI.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan pemilihan sampel

terpilih (non probability sampling) menggunakan metode purposive sampling

dengan kriteria sebagai berikut : 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar dan

menerbitkan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004

sampai 2012. 2) Selama periode amatan, perusahaan tidak melaporkan rugi. 3)

Selama periode amatan, perusahaan tidak melakukan merger dan akuisisi. 4)

Selama periode amatan, perusahaan menerbitkan laporan keuangan dalam mata

uang Rupiah.

Page 26: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

13

Pengukuran variabel penelitian

Struktur Kepemilikan

Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2007 pasal 1 angka 6 kepemilikan

asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan pemerintah

asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia. Dalam

penelitian ini, proporsi kepemilikan asing dihitung dengan cara membagi jumlah

saham yang beredar yang dimiliki oleh institusi asing dengan jumlah total saham

yang beredar. Rumus untuk mencari persentase kepemilikan asing dalam suatu

perusahaan menurut Defond et al. (2011) adalah sebagai berikut :

Kepemilikan Asing = Jumlah Saham Pihak Institusi Asing x 100%

Total Saham Beredar

Perataan Laba ( Income Smoothing )

Sampel dibedakan menjadi perusahaan perata dan non-perata menggunakan

indeks Eckel (1981). Rumus dari perataan laba adalah sebagai berikut :

CVΔI / CVΔS

Dimana :

CVΔI = Koefisien Variasi untuk perubahan Laba dalam satu periode

CVΔS = Koefisien Variasi untuk perubahan Penjualan dalam satu periode

Dimana CVΔI dan CVΔS dapat dihitung sebagai berikut:

CVΔI atau CVΔS = ∑

Dimana,

ΔX = Perubahan Laba (I) atau Penjualan (S) antara tahun n-1

Δ x = Rata-rata Perubahan Laba (I) atau Penjualan (S) antara tahun n-1

n = Banyaknya Tahun yang diamati.

Variabel ini merupakan variabel dummy. Jika hasil indeks Ekcel kurang dari

satu, maka perusahaan tersebut dianggap sebagai perusahaan perata laba dan

diberi angka satu, sedangkan perusahaan yang hasil indeks Ekcelnya lebih dari

satu dianggap sebagai perusahaan non-perata laba diberi angka nol.

Page 27: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

14

Alasan mengapa Indeks Eckel yang digunakan adalah:

1. Objektif dan berdasarkan pada statistik dengan pemisahan yang jelas

antara perusahaan yang melakukan perataan laba dan yang tidak

melakukan.

2. Mengukur terjadinya praktik perataan laba tanpa memaksakan prediksi

pendapatan atau pertimbangan yang subjektif.

3. Mengukur perataan laba dengan menjumlahkan pengaruh dari beberapa

variabel perata laba yang potensial dan menyelidiki pola perilaku perataan

laba selama periode waktu tertentu (Jatiningrum 2000).

Teknik dan langkah analisis

Untuk mengetahui adanya kenaikan tingkat kepemilikan asing di Indonesia

pada periode sesudah pengumuman penerapan IFRS, persentase jumlah

kepemilikan asing di setiap perusahaan harus dihitung terlebih dahulu untuk

masing-masing periode. Sebelum uji hipotesis, data yang akan diteliti dilakukan

uji normalitas terlebih dahulu dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan

Shappiro Wilk. Jika data berdistribusi normal maka pengujian selanjutnya

menggunakan metode statistika parametrik dua sampel berpasangan dengan

Paired Sample t test. Sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal maka

pengujian selanjutnya menggunakan metode statistika non parametrik dua sampel

berpasangan dengan Wilcoxon Signed Test.

Sedangkan untuk mengetahui adanya kenaikan jumlah praktik perataan laba di

Indonesia pada periode sesudah pengumuman penerapan IFRS, data akan diuji

menggunakan Uji McNemar (Hasan, 2004). Uji McNemar adalah uji komparatif

dua sampel berkorelasi untuk data nominal. Setelah hasil uji diketahui, apabila

memang terdapat perbedaan antara jumlah perusahaan perata laba sebelum dan

sesudah pengumuman penerapan IFRS, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan apakah perbedaan yang ada tersebut menunjukkan peningkatan atau

penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan jumlah perusahaan yang

melakukan perataan laba pada periode sebelum dan sesudah pengumuman

penerapan IFRS. Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan software SPSS versi 16.

Page 28: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Objek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2007 (periode

sebelum pengumuman penerapan IFRS) dan tahun 2009-2012 (periode setelah

pengumuman penerapan IFRS). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling) sebagaimana

dijabarkan dalam Lampiran 1.

Jumlah sampel yang digunakan sepanjang periode amatan (2004 – 2007 dan

2009 – 2012) adalah 280 sampel. Jadi untuk setiap tahun sampel yang digunakan

adalah 35 sampel.

Statistika Deskriptif

Berikut adalah statistika deskriptif yang digunakan untuk mencari nilai

minimum, nilai maksimum, dan nilai mean dari data tingkat kepemilikan asing

pada periode sebelum dan sesudah pengumuman penerapan IFRS.

Tabel 1 Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

asing_sebelum_ifrs 140 26.5191 29.62737 .00 83.00

asing_sesudah_ifrs 140 29.9296 33.38411 .00 95.65

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

Berdasarkan hasil pengujian diatas, dapat diketahui jumlah perusahaan yang

digunakan untuk setiap tahun amatan adalah 35 perusahaan. Karena dalam

penelitian ini menggunakan periode amatan sebanyak 8 tahun, maka jumlah

sampel yang digunakan adalah 280 perusahaan. Nilai mean kepemilikan asing

untuk periode sebelum pengumuman penerapan IFRS adalah sebesar 26,5191

sedangkan nilai mean untuk periode sesudah pengumuman penerapan IFRS

adalah sebesar 29,9296. Perusahaan yang memiliki tingkat kepemilikan tertinggi

ataupun terendah untuk masing-masing periode dapat dilihat dalam tabel 2.

Page 29: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

16

Tabel 2 Kepemilikan Asing Tertinggi dan Terendah

Sebelum pengumuman penerapan IFRS Sesudah pengumuman penerapan IFRS

Kepemilikan asing

tertinggi

Kepemilikan asing

terendah

Kepemilikan asing

tertinggi

Kepemilikan asing

terendah

PT. Darya Varia

Laboratoria Tbk.

(83 % pada tahun

2007)

PT Astra Otoparts

Tbk., PT Fast

Food Indonesia

Tbk., PT Kimia

Farma Tbk., dan

PT Kalbe Farma

Tbk. (0%)

PT. Astra Otoparts

Tbk. (95,65%

pada tahun 2010

dan 2011)

PT. AKR

Corporindo Tbk.,

PT Budi Acid Jaya

Tbk., PT. Kimia

Farma Tbk. dan

PT. Kalbe Farma

Tbk. (0%)

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

Sedangkan data untuk perusahaan perata laba dan non-perata laba tidak dapat

disajikan deskriptif statistiknya karena data tersebut merupakan variabel dummy.

Pengujian Hipotesis I dan Pembahasan (Tingkat Kepemilikan Asing Pada

Periode Sesudah Pengumuman Penerapan IFRS)

Uji Normalitas

Setelah data jumlah kepemilikan asing diperoleh, langkah selanjutnya adalah

melakukan uji normalitas. Uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov dan Shappiro Wilk. Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada tabel 3,

dimana berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, baik pada periode sebelum atau

sesudah memiliki angka signifikansi dibawah alpha (0,05), yaitu 0,000 yang

berarti data berdistribusi tidak normal. Sehingga pengujian selanjutnya

menggunakan uji nonparametrik dua sampel berpasangan dengan Wilcoxon

Signed Test.

Tabel 3 Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

asing_sebelum_ifrs .250 140 .000 .806 140 .000

asing_sesudah_ifrs .291 140 .000 .799 140 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

Page 30: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

17

Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis pertama telah disajikan dalam tabel 4. Berdasarkan

hasil pengujian tersebut, diperoleh angka signifikansi kurang dari alpha (0,05)

yaitu 0,048. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan tingkat

kepemilikan asing pada periode sebelum dan sesudah pengumuman penerapan

IFRS.

Tabel 4 Hasil Uji Statistik

asing_sesudah_ifrs - asing_sebelum_ifrs

Z -1.976a

Asymp. Sig. (2-tailed) .048

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

Berdasarkan tabel 1 yang sudah disajikan diatas, dapat dilihat bahwa nilai

mean dari data untuk kepemilikan asing pada periode sebelum pengumuman

penerapan IFRS adalah sebesar 26,5191 sedangkan nilai mean dari data untuk

kepemilikan asing pada periode sesudah pengumuman penerapan IFRS adalah

sebesar 29,9296. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat indikasi adanya

kenaikan jumlah kepemilikan asing pada periode sesudah pengumuman penerapan

IFRS dengan kata lain hipotesis pertama (H1) dapat diterima.

Pembahasan

Sebelum diterapkannya IFRS di Indonesia, laporan keuangan perusahaan di

Indonesia menggunakan GAAP sebagai dasar penyusunan laporan keuangannya.

Karena laporan keuangan negara lain disusun berdasarkan IFRS, maka kedua

laporan keuangan ini tidak dapat dibandingkan karena tidak adanya keseragaman.

Selain itu, calon investor yang berasal dari negara lain tidak dapat memahami

laporan keuangan dengan mudah karena dasar penyusunan yang digunakan

berbeda. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Defond et al. ( 2011), hambatan

yang dihadapi oleh investor dalam menanamkan modalmya di negara lain adalah

tingginya biaya akuisisi dan biaya untuk memproses informasi dalam laporan

keuangan serta lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merekonsiliasi atas

perbedaan yang ada pada laporan keuangan dari negara lain. Namun setelah

Page 31: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

18

laporan keuangan disusun menggunakan IFRS, calon investor yang berasal dari

negara lain dapat memahami laporan keuangan karena disusun menggunakan

standar internasional yang baku. Bahkan menurut Rohaeni dan Aryati (2012),

IFRS merupakan jalan untuk memfasilitasi investasi antar negara dan akses

terhadap pasar modal secara gobal. Sehingga jumlah investor asing yang

menanamkan modalnya di Indonesia meningkat dan jumlah kepemilikan asing di

Indonesia juga meningkat. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Florou dan Pope (2009), Yu (2010), Lee dan Farghar (2010),

Defond et al. (2011) dan Gordon et al. (2011) menemukan bahwa investasi asing

meningkat pada perusahaan setelah menerapkan IFRS.

Sebagai contoh, kita dapat melihat dalam tabel 5 beberapa perusahaan yang

mengalami peningkatan jumlah kepemilikan asing pada periode sesudah

diumumkannya penerapan IFRS.

Tabel 5 Perusahaan Dengan Peningkatan Jumlah Kepemilikan Asing

PT. Arwana

Citramulia Tbk

PT. Darya Varia

Laboratoria Tbk

PT Jaya Pari Steel

Tbk

Sebelum 38,755 % 81,25 % 42,177 %

Sesudah 62,672 % 92,66 % 72,302 %

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

Pengujian Hipotesis II dan Pembahasan ( Jumlah Praktik Perataan Laba

Pada Periode Sesudah Pengumuman Penerapan IFRS)

Setelah data untuk 280 sampel dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah

menganalisis data tersebut menggunakan Indeks Eckel untuk mengklasifikasikan

perusahaan perata laba dan non perata laba. Hasilnya seperti yang disajikan dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 6 Klasifikasi Perusahaan Perata dan Non-Perata

2004 – 2007 2009 – 2012

Smoother

54

Non-Smoother

86

Smoother

72

Non-Smoother

68

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

Page 32: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

19

Pengujian Hipotesis

Teknik statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Uji

McNemar. Sesuai dengan Hasan (2004), uji statistik yang digunakan untuk

analisis komparatif dua sampel berkorelasi (dependen) untuk data nominal adalah

Uji McNemar.

Tabel 7 Hasil Uji Statistik

sebelum_ifrs & sesudah_ifrs

N 140

Chi-Squarea 4.379

Asymp. Sig. .036

a. Continuity Corrected

b. McNemar Test

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

Hasil pengujian hipotesis kedua telah disajikan dalam tabel 7. Berdasarkan

hasil pengujian tersebut, diperoleh angka signifikansi kurang dari alpha yaitu

0,036. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat indikasi adanya perbedaan yang

signifikan jumlah perusahaan yang melakukan perataan laba pada periode

sebelum dan sesudah pengumuman penerapan IFRS.

Tabel 8 Perubahan Status Perusahaan Sebelum dan Sesudah IFRS

sebelum_ifrs

sesudah_ifrs

0 1

0 44 42

1 24 30

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

Selain itu dalam tabel 8, dijelaskan pula jumlah perusahaan yang mengalami

perubahan status dari perata laba menjadi non-perata laba ataupun sebaliknya.

Jumlah perusahaan yang melakukan perataan laba pada periode sebelum

pengumuman penerapan IFRS adalah 54 perusahaan. Sesudah pengumuman

penerapan IFRS, sebanyak 30 perusahaan tetap berstatus sebagai perata laba pada

periode sesudah pengumuman penerapan IFRS dan terdapat 42 perusahaan yang

pada awalnya berstatus sebagai non-perata laba berubah menjadi perata laba pada

periode sesudah pengumuman penerapan IFRS. Sehingga terdapat 72 perusahaan

yang melakukan perataan laba pada periode sesudah penerapan IFRS.

Page 33: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

20

Terdapat 86 perusahaan yang tidak melakukan perataan laba pada periode

sebelum pengumuman penerapan IFRS. Namun jumlah tersebut berubah menjadi

68 perusahaan pada periode sesudah pengumuman penerapan IFRS. Jumlah

tersebut terdiri dari 44 perusahaan yang sama dengan periode sebelumnya dan 24

yang pada awalnya merupakan perata laba berubah menjadi non-perata laba.

Setelah diketahui bahwa terdapat indikasi adanya perbedaan jumlah

perusahaan yang melakukan perataan laba pada periode sebelum dan sesudah

pengumuman penerapan IFRS, maka langkah selanjutnya adalah menentukan

apakah perbedaan tersebut merupakan peningkatan atau penurunan. Hal tersebut

dapat dilihat melalui tabel 6 diatas. Jumlah perusahaan yang melakukan perataan

laba pada periode sebelum pengumuman penerapan IFRS berjumlah 54

perusahaan, sedangkan setelah pengumuman penerapan IFRS perusahaan yang

melakukan perataan laba meningkat menjadi 72 perusahaan. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa terdapat indikasi adanya kenaikan jumlah perusahaan

yang melakukan perataan laba pada periode sesudah pengumuman penerapan

IFRS dengan kata lain hipotesis kedua (H2) dapat diterima.

Pembahasan

Meningkatnya jumlah perusahaan yang melakukan perataan laba pada periode

sesudah pengumuman penerapan IFRS dapat dipicu oleh beberapa faktor. GAAP

yang dulu dianut di Indonesia bersifat rule based. Dalam rule based, transaksi

diatur secara lebih detail dan biasanya hanya untuk suatu industri tertentu

sehingga lebih mudah diaplikasikan karena peraturannya lebih eksplisit (Prasetya,

2012). Jadi tidak diperlukan lagi adanya judgment, sehingga peluang untuk

melakukan manajemen laba menjadi lebih kecil. Hal ini berbeda dengan IFRS

yang bersifat principal base memberikan prinsip-prinsip akuntansi untuk suatu

jenis transaksi khususnya terkait dengan pengakuan dan pengukuran dan

mengharuskan perusahaan untuk mencatat dan memperlakukan transaksi yang

mempunyai kesamaan substansi secara sama (Prasetya, 2012). Selain itu standar

akuntansi keuangan yang berbasis prinsip menuntut adanya professional

judgment, sehingga akuntan diharapkan memiliki integritas dan kompetensi dalam

menyusun laporan keuangan (Martani, 2011). Adanya unsur judgment tersebut

Page 34: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

21

dapat memberikan peluang kepada manajemen untuk mengambil tindakan sesuai

dengan kehendak mereka sendiri. Sehingga hal ini dapat memberikan kesempatan

bagi manajemen untuk melakukan praktik perataan laba.

Selain itu, konsep fair value juga dapat memberikan peluang kepada

manajemen untuk memoles laporan keuangan mereka. Pada saat GAAP masih

diterapkan di Indonesia, konsep yang digunakan untuk menilai besarnya aset

adalah konsep historical cost. Historical cost menilai aktiva sebesar kas yang

dikeluarkan untuk memperoleh aktiva atau harga saat perolehan aktiva tersebut.

Penilaian menggunakan historical cost ini mempunyai kelebihan lebih objektif

dan verifiable namun kurang relevan untuk mencerminkan kondisi saat ini

(Cahyati, 2011). Namun setelah IFRS diterapkan di Indonesia, konsep yang

digunakan untuk menilai besarnya aset adalah konsep fair value. Pada konsep fair

value, penilaian yang digunakan adalah harga pasar saat transaksi terjadi. Namun

jika tidak ditemukan harga pasar aktif, dapat digunakan estimasi berdasarkan

informasi yang tersedia untuk menilai aktiva. Estimasi inilah yang dapat memicu

terjadinya praktik perataan laba. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pope dan

McLeay (2011) yang menyebutkan bahwa praktik manajemen laba membutuhkan

adanya pilihan akuntansi yang bisa muncul dari fleksibilitas yang ditawarkan oleh

IFRS atau bisa juga berasal dari estimasi dan judgment yang tidak sesuai dengan

prinsip pengakuan dan pengukuran. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Paananen and Lin (2008), Ahmed et al. (2010),

Chen et al. (2010) dan Tudor (2010) yang melaporkan bahwa praktik perataan

laba meningkat setelah diterapkannya IFRS.

Beberapa perusahaan yang melakukan perataan laba lebih sering pada periode

sesudah pengumuman penerapan IFRS dibandingkan saat periode sebelum

pengumuman penerapan IFRS adalah sebagai berikut :

Page 35: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

22

Tabel 9 Kenaikan Jumlah Perataan Laba

No. Nama

Perusahaan

Sebelum penerapan

pengumuman IFRS

Sesudah pengumuman

penerapan IFRS

2004 2005 2006 2007 2009 2010 2011 2012

1

PT Arwana

Citramulia

Tbk 0 0 0 0 0 1 1 1

2

PT Multi

Bintang

Indonesia

Tbk 0 0 0 0 0 1 1 0

3

PT Semen

Gresik Tbk 0 0 0 0 1 0 1 0

4

PT Surya

Toto

Indonesia

Tbk 0 0 0 0 1 1 0 1

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Uji nonparametrik dua

sampel berpasangan dengan Wilcoxon Signed Test dan Uji McNemar yang telah

dijelaskan sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat indikasi adanya kenaikan jumlah kepemilikan asing pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode sesudah

pengumuman penerapan IFRS.

2. Terdapat indikasi adanya kenaikan jumlah perusahaan yang melakukan

perataan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode sesudah pengumuman penerapan IFRS.

Implikasi Teori

Hasil penelitian petama sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Florou

dan Pope (2009), Lee dan Farghar (2010) dan Gordon et al. (2011) yang

menyatakan bahwa investor asing meningkat setelah diterapkannya IFRS.

Sedangkan hasil penelitian kedua sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Lin dan Paananen (2008) yang melaporkan bahwa terdapat peningkatan

praktik perataan laba setelah pengadopsian IFRS di Jerman, Jeanjean dan Stolowy

Page 36: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

23

(2008) yang menyatakan bahwa praktik manajemen laba meningkat setelah

dilakukan pengadopsian IFRS di Prancis, Ahmed et al. (2010) yang menemukan

bukti bahwa perusahaan lebih banyak melakukan praktik perataan laba setelah

diterapkannya IFRS, Chen et. Al (2010) yang memperoleh bukti bahwa

perusahaan di Uni Eropa yang menerapkan IFRS secara mandatory lebih banyak

melakukan perataan laba dan Tudor (2010) yang melaporkan bahwa praktik

perataan laba lebih tinggi terjadi di Amerika, Prancis dan Belanda setelah

diterapkannya IFRS.

Implikasi Terapan

1. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa adanya indikasi bahwa tingkat

kepemilikan asing di Indonesia meningkat sesudah diumumkannya

penerapan IFRS. Hal ini diharapkan dapat memacu pemerintah dan

Lembaga Penyusun Standar Akuntansi di Indonesia untuk dapat

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada Standar Akuntasi

Keuangan mengingat manfaat yang diperoleh dari penerapannya dan juga

dapat menyempurnakan tahap pengadopsian IFRS ini di Indonesia.

2. Bagi perusahaan, dengan adanya indikasi bahwa terdapat kenaikan tingkat

kepemilikan asing berarti bahwa langkah untuk menerapkan IFRS sebagai

dasar penyusunan laporan keuangan tidak salah. Perusahaan dapat

memperoleh banyak manfaat dari meningkatnya investor asing di

perusahaannya. namun diharapkan perusahaan tidak menyalahgunakan

fleksibilitas yang ditawarkan oleh IFRS untuk memanipulasi laporan

keuangannya.

3. Bagi penyedia jasa appraisal dan jasa audit, dengan adanya indikasi

bahwa terdapat kenaikan jumlah perusahaan yang melakukan perataan

laba di Indonesia ini berarti bahwa kualitas dan jumlah penyedia jasa harus

ditingkatkan untuk mencegah perusahaan memanfaatkan fleksibilitas yang

ditawarkan oleh IFRS dalam menyusun laporan keuangannya.

4. Bagi investor, diharapkan dapat lebih berhati-hati dan selektif dalam

menanamkan modalnya karena terdapat indikasi bahwa sesudah

Page 37: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

24

pengumuman penerapan IFRS di Indonesia, jumlah perusahaan yang

melakukan perataan laba meningkat.

Keterbatasan dan Saran :

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini belum benar-benar menerapkan IFRS dalam penyusunan

laporan keuangannya. Selain itu, dalam penelitian ini juga mengabaikan Undang-

Undang No. 25 Tahun 2007 dan faktor-faktor lain secara makro seperti krisis

global yang terjadi pada tahun 2008. Saran untuk penelitian mendatang, sebaiknya

dapat menggunakan tahun amatan yang dimulai dari tahun 2012, karena

pengadopsian IFRS secara penuh di Indonesia baru terlaksana pada tahun 2012.

Selain itu, penggunaan tahun 2012 sebagai periode amatan dikarenakan pada

tahun 2012 dampak dari Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 dan krisis global

yang terjadi pada tahun 2008 sudah tidak terlalu kuat karena telah berselang

beberapa tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Anwer S, Michael Neel dan Dechun Wang. 2010. Does Mandatory

Adoption of IFRS Improve Accounting Quality? Preliminary Evidence.

http://ssrn.com/abstract=1502909.

Burgemeestre, Brigitte, Joris Hulstijn dan Yao-Hua Tan. 2010. Rule Based Versus

Principle Based Regulatory Compliance. Diunduh pada tanggal 31 Januari

2014.

Cahyati, Ari Dewi. 2011. Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS :

Sebuah Tinjauan Teoritis dan Empiris. Jurnal Riset Akuntansi dan

Komputerisasi Vol. 2 No. 1.

Chen, Huifa, Qingliang Tang, Yihong Jian dan Zhijun Lin. 2010. The Role of

International Financial Reporting Standards in Accounting Quality:

Evidence from the European Union. Journal of International Financial

Management & Accounting. Vol. 21.

Defond, Mark, Xuesong Hu, Mingyi Hung dan Siqi Li. 2011. The Impact of

Mandatory IFRS Adoption on Foreign Mutual Fund Ownership: The Role

of Comparability. http://ssrn.com/abstract=1473889.

Florou, Annita dan Peter F. Pope. 2009. Mandatory IFRS Adoption and

Institutional Investment Decisions. http://ssrn.com/abstract=1362564.

Page 38: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

25

Gordon, L. A., Loeb M. P. dan Zhu W. 2011. The impact of IFRS adoption on

foreign direct investment. Journal of Accounting and Public Policy. Vol.

31 No. 4.

Gordon, Isabel dan Natalie Gallery. 2008. Rules Versus Princples-Based Pension

Accounting Standards: An Analysis of Comparability. Diunduh pada 31

Januari 2014.

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Bumi Aksara.

Jakarta.

Hermawan, Yulius Purwadi. 2012. Legitimasi Efektifitas dan Akuntabilitas G20

sebagai Klub Eksklusif dalam Pembentukan Tata Kelola Ekonomi Global.

Jurnal Ilmiah Hubungan International. Vol. 8. No. 2.

Husin, E. Z. 2008. 51 Tahun IAI & Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) Indonesia ke International Financial Reporting Standards (IFRS).

Majalah Akuntan Indonesia. Edisi No. 14/Tahun III/ Februari.

Jatiningrum. 2000. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Praktik Perataan

Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEJ. Jurnal Bisnis Dan

Akuntansi. Vol. 2 No. 2.

Jeanjean, T., dan H. Stolowy. 2008. Do accounting standards matter? An

exploratory analysis of earnings management before and after IFRS

adoption. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 27.

Kusuma, Indra Wijaya, 2007, Pengadopsian International Financial Reporting:

Implikasi Untuk Indonesia. Pidato Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Indra

Wijaya Kusuma, M.B.A.,Akt. Diunduh pada tanggal 24 Maret 2013.

Lee, Gladys dan Neil Fargher. 2010. Did the adoption of IFRS encourage cross-

border investment?. http://ssrn.com/abstract=1686571.

Martani, Dwi. 2011. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK – ETAP). Materi Seminar Riau 15 Maret 2011. Diunduh

pada tanggal 21 Maret 2013.

Osma, Beatriz Gracia dan Peter F. Pope. 2010. Strategic Balance Sheet

Adjustments under First-Time IFRS Adoption and the Consequences for

Earnings Quality. http://ssrn.com/abstract=1735009.

Paananen, Mari dan Henghsiu Lin. 2008. The Development of Accounting

Quality of IAS and IFRS Over Time: The Case of Germany.

http://ssrn.com/abstract=1066604.

Pope, Peter F. dan Stuart J. Mcleay. 2011. The European IFRS Experiment:

Objectives, Research Challenges and some Early Evidence. Diunduh pada

tanggal 21 Maret 2013.

Prasetya, Ferry Danu. 2012. Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1 No. 4.

Rohaeni, D. dan Aryati, T. 2012. Pengaruh Konvergensi IFRS terhadap Income

Smoothing dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi. Diunduh

pada tanggal 21 Maret 2013.

Sugiarto, Sopa. 2003. Perataan Laba Dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium

Nasional Akuntansi VI.

Page 39: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

26

Susanti, A. S. (2008). Pengaruh Kualitas Corporate Governance, Kualitas Audit

dan Earning Management Terhadap Kinerja Perusahaan. Master Thesis,

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta, Indonesia.

Trisanti, Theresia. 2012. The Effect of IFRS Adoption on Income Smoothing

Practices by Indonesian Listed Firms. Vol. XXIV No.1.

Tudor, Alexandra. 2010. Income Smoothing and Earnings Informativeness.

http://hdl.handle.net/2105/5605.

Undang-undang No. 25 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 6.

www.iaiglobal.or.id

Yu, Gowoon. 2010. Accounting Standards And International Portofolio Holdings:

Analysis of Cross-Border Holdings Following Mandatory Adoption of

IFRS. Disertasi yang dipublikasikan. Universitas Michigan.

Page 40: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

27

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 41: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

28

LAMPIRAN 1

Kriteria Pemilihan Sampel

No Kriteria 2004 2005 2006 2007 2009 2010 2011 2012 Jumlah

1 Jumlah

perusahaan di

Bursa Efek

Indonesia selama

periode 2004-

2007 dan 2009-

2012

153 150 146 142 150 146 149 146 1182

2 Perusahaan tidak

menerbitkan

laporan keuangan

selama periode

2004-2007 dan

2009-2012

31 29 29 21 27 28 25 24 ( 214 )

3 Perusahaan yang

selama periode

2004-2007 dan

2009-2012 tidak

melaporkan laba

61 59 57 61 59 54 55 52 ( 458 )

4

Perusahaan yang

melakukan

akuisisi dan

merger selama

periode 2004-

2007 dan 2009-

2012

27 24 21 19 28 25 27 26 ( 197 )

5 Perusahaan yang

selama periode

2004-2007 dan

2009-2012

menerbitkan

laporan keuangan

dalam mata uang

selain Rupiah

5 4 6 3 5 3 3 4 ( 33 )

Sampel

penelitian yang

digunakan

29 34 33 38 31 36 39 40 280

Page 42: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

29

LAMPIRAN 2

Daftar Identitas Perusahaan Manufaktur yang Dijadikan Sampel

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AKRA PT AKR Corporindo Tbk

2 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk

3 ASII PT Astra International Tbk

4 AUTO PT Astra Otoparts Tbk

5 BATA PT Sepatu Bata Tbk

6 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk

7 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk

8 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

9 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk

10 EKAD PT Ekadharma International Tbk

11 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk

12 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

13 INTA PT Intraco Penta Tbk

14 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

15 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk

16 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk

17 KLBF PT Kalbe Farma Tbk

18 LION PT Lion Metal Works Tbk

19 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk

20 LTLS PT Lautan Luas Tbk

21 MERK PT Merck Tbk

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

23 MYOR PT Mayora Indah Tbk

24 PYFA PT Pyridam Farma Tbk

25 RDTX PT Roda Vivatex Tbk

26 SMGR PT Semen Gresik Tbk

27 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk

28 STTP PT Siantar Top Tbk

29 TCID PT Mandom Indonesia Tbk

30 TIRA PT Tira Austenite Tbk

31 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk

32 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk

33 TURI PT Tunas Ridean Tbk

34 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk

35 UNTR PT United Tractor Tbk

Page 43: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

30

LAMPIRAN 3

Status Perusahaan Pada Periode Sebelum Pengumuman IFRS

NO KODE NAMA

PERUSAHAAN

Sebelum IFRS

2004 2005 2006 2007

1 AKRA PT AKR Corporindo Tbk 0 0 1 1

2 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 0 0 0 0

3 ASII PT Astra International Tbk 0 0 0 0

4 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 0 0 1 0

5 BATA PT Sepatu Bata Tbk 0 1 0 1

6 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk 0 1 1 0

7 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk 0 0 0 0

8 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0 1 1 1

9 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0 1 1 1

10 EKAD PT Ekadharma International Tbk 1 0 1 0

11 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 0 0 1 0

12 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 0 0 1 0

13 INTA PT Intraco Penta Tbk 0 0 1 0

14 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0 0 1 0

15 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk 1 1 1 1

16 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 0 0 0 0

17 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 0 0 1 0

18 LION PT Lion Metal Works Tbk 1 1 0 0

19 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 1 1 1 0

20 LTLS PT Lautan Luas Tbk 1 0 1 0

21 MERK PT Merck Tbk 0 0 0 0

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0 0 0 0

23 MYOR PT Mayora Indah Tbk 0 0 1 0

24 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 1 0 0 0

25 RDTX PT Roda Vivatex Tbk 1 0 1 1

26 SMGR PT Semen Gresik Tbk 0 0 0 0

27 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 1 1 1 1

28 STTP PT Siantar Top Tbk 0 1 1 0

29 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1 0 0 0

30 TIRA PT Tira Austenite Tbk 1 1 0 0

31 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 0 0 0 0

32 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 0 1 1 0

33 TURI PT Tunas Ridean Tbk 1 1 1 1

34 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading 0 0 0 0

35 UNTR PT United Tractor Tbk 0 1 1 1

Page 44: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

31

LAMPIRAN 3

Status Perusahaan Pada Periode Sesudah Pengumuman IFRS

NO KODE NAMA

PERUSAHAAN

Sesudah IFRS

2009 2010 2011 2012

1 AKRA PT AKR Corporindo Tbk 1 1 0 0

2 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 0 1 1 1

3 ASII PT Astra International Tbk 0 1 0 1

4 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 1 0 0 0

5 BATA PT Sepatu Bata Tbk 0 1 0 1

6 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk 1 0 1 1

7 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk 0 0 0 0

8 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0 1 1 0

9 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0 1 1 1

10 EKAD PT Ekadharma International Tbk 1 1 0 1

11 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 0 0 0 0

12 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 1 0 0 0

13 INTA PT Intraco Penta Tbk 1 1 0 0

14 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0 0 1 0

15 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk 1 1 0 0

16 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 0 1 0 1

17 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 1 0 1 0

18 LION PT Lion Metal Works Tbk 1 1 1 1

19 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 1 1 0 1

20 LTLS PT Lautan Luas Tbk 1 1 0 1

21 MERK PT Merck Tbk 0 0 1 0

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0 1 1 0

23 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1 1 0 0

24 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0 1 0 0

25 RDTX PT Roda Vivatex Tbk 1 0 0 0

26 SMGR PT Semen Gresik Tbk 1 0 1 0

27 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 1 1 0 1

28 STTP PT Siantar Top Tbk 1 0 0 1

29 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1 1 0 0

30 TIRA PT Tira Austenite Tbk 1 1 0 1

31 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 1 1 0 1

32 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 1 1 1 1

33 TURI PT Tunas Ridean Tbk 1 1 0 0

34 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading 0 1 0 0

35 UNTR PT United Tractor Tbk 0 1 1 0

Page 45: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

32

LAMPIRAN 4

Tingkat Kepemilikan Asing Sebelum Pengumuman IFRS

NO KODE NAMA

PERUSAHAAN Sebelum IFRS

2004 2005 2006 2007

1 AKRA PT AKR Corporindo Tbk 0 14.11 0 0

2 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 37.95 39.09 32.9 45.08

3 ASII PT Astra International Tbk 41.94 47.55 50.11 50.11

4 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 0 0 0 0

5 BATA PT Sepatu Bata Tbk 80 72.6 78.8 81

6 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk 78 78 79.07 0

7 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk 11.1 11.1 9.47 0

8 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 58.3 58.3 58.3 58.3

9 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 80 81 81 83

10 EKAD PT Ekadharma International Tbk 5.05 6.35 5.88 0

11 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 0 0 0 0

12 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 39 39 0 0

13 INTA PT Intraco Penta Tbk 0 0 27.05 27.05

14 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 61 63 63 63

15 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk 45.51 45.51 45.51 32.18

16 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 0 0 0 0

17 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 0 0 0 0

18 LION PT Lion Metal Works Tbk 57.7 57.7 57.7 57.7

19 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 32.22 32.22 32.22 32.22

20 LTLS PT Lautan Luas Tbk 0 0 0 0

21 MERK PT Merck Tbk 78 74 74 74

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 80 81 81 81

23 MYOR PT Mayora Indah Tbk 7.48 6.7 0 0

24 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0 0 0 0

25 RDTX PT Roda Vivatex Tbk 0 0 0 6.33

26 SMGR PT Semen Gresik Tbk 0 25.53 25.53 25.53

27 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 0 0 0 0

28 STTP PT Siantar Top Tbk 5.11 5.11 0 0

29 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 60.12 60.12 60.78 60.78

30 TIRA PT Tira Austenite Tbk 0 0 0 0

31 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 38.8 38.13 39.5 39.5

32 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 14.84 0 0 0

33 TURI PT Tunas Ridean Tbk 33.7 37.38 37.38 37.38

34 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading 0 0 0 0

35 UNTR PT United Tractor Tbk 0 0 0 0

Page 46: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

33

LAMPIRAN 4

Tingkat Kepemilikan Asing Sesudah Pengumuman IFRS

NO KODE NAMA

PERUSAHAAN

Sesudah IFRS

2009 2010 2011 2012

1 AKRA PT AKR Corporindo Tbk 0 0 0 0

2 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 67.51 71.77 56.14 55.27

3 ASII PT Astra International Tbk 50.11 50.11 50.11 50.11

4 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 0 95.65 95.65 0

5 BATA PT Sepatu Bata Tbk 85.7 82.6 87.5 87.7

6 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk 79.87 0 79.87 79.87

7 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk 0 0 0 0

8 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 58.3 58.3 58.3 58.3

9 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 92.66 92.66 92.66 92.66

10 EKAD PT Ekadharma International Tbk 0 0 0 0

11 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 0 0 0 0.32

12 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 0 0 0 0

13 INTA PT Intraco Penta Tbk 27.06 0 45.78 45.62

14 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 51 51 51 51

15 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk 83.95 68.42 68.42 68.42

16 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 0 0 0 0

17 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 0 0 0 0

18 LION PT Lion Metal Works Tbk 57.7 57.7 57.7 57.7

19 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 32.2 32.22 32.22 32.22

20 LTLS PT Lautan Luas Tbk 0 0 0 0

21 MERK PT Merck Tbk 74 74 74 74

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 83.37 82 82.53 82.53

23 MYOR PT Mayora Indah Tbk 0 0 0 0

24 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0 0 0 0

25 RDTX PT Roda Vivatex Tbk 6.33 0 5.6 6.73

26 SMGR PT Semen Gresik Tbk 25.19 0 0 0

27 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 0 0 0 0

28 STTP PT Siantar Top Tbk 0 0 0 0

29 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 61.02 60.84 60.84 60.84

30 TIRA PT Tira Austenite Tbk 0 0 0 0

31 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 39.5 39.5 39.5 39.48

32 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 0 0 0 0

33 TURI PT Tunas Ridean Tbk 38.29 43.84 43.84 43.84

34 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading 0 9.5 9.5 9.5

35 UNTR PT United Tractor Tbk 0 59.5 59.5 0

Page 47: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

34

LAMPIRAN 5

Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

asing_sebelum_ifrs .250 140 .000 .806 140 .000

asing_sesudah_ifrs .291 140 .000 .799 140 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 48: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

35

LAMPIRAN 6

Uji Nonparametrik Dua Sampel Berpasangan

(Wilcoxon Signed Ranks Test)

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

asing_sesudah_ifr

s -

asing_sebelum_ifr

s

Negative Ranks 25a 39.64 991.00

Positive Ranks 48b 35.62 1710.00

Ties 67c

Total 140

a. asing_sesudah_ifrs < asing_sebelum_ifrs

b. asing_sesudah_ifrs > asing_sebelum_ifrs

c. asing_sesudah_ifrs = asing_sebelum_ifrs

Test Statisticb

asing_sesudah_ifrs -

asing_sebelum_ifrs

Z -1.976a

Asymp. Sig. (2-tailed) .048

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 49: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

36

LAMPIRAN 7

Uji Nonparametrik Dua Sampel Berpasangan

(McNemar Test)

sebelum_ifrs & sesudah_ifrs

sebelum

_ifrs

sesudah_ifrs

0 1

0 44 42

1 24 30

Test Statisticsb

sebelum_ifrs &

sesudah_ifrs

N 140

Chi-Squarea 4.379

Asymp. Sig. .036

a. Continuity Corrected

b. McNemar Test

Page 50: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

37

LAMPIRAN 8

Daftar PSAK yang Telah Diharmonisasikan dengan IFRS

PSAK Disahkan 2007 – 2008

1. PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap

2. PSAK 13 (revisi 2007): Properti Investasi

3. PSAK 30 (revisi 2007): Sewa

4. PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan

PSAK Disahkan 23 Desember 2009

1. PSAK 1 (revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan

2. PSAK 2 (revisi 2009) : Laporan Arus Kas

3. PSAK 4 (revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan

Keuangan Tersendiri

4. PSAK 5 (revisi 2009) : Segmen Operasi

5. PSAK 12 (revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

6. PSAK 15 (revisi 2009) : Investasi Pada Entitas Asosiasi

7. PSAK 25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi

Akuntansi, dan Kesalahan

8. PSAK 48 (revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset

9. PSAK 57 (revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset

Kontinjensi

10. PSAK 58 (revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

dan Operasi yang Dihentikan

Interpretasi Disahkan 23 Desember 2009

1. ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

2. ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan

Liabilitas Serupa

3. ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan

4. ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

5. ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh

Venturer

PPSAK Disahkan Sepanjang 2009 (Berlaku efektif 2010)

1. PPSAK 1 : Pencabutan PSAK 32 Akuntansi Kehutanan, PSAK 35

Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37 Akuntansi

Penyelenggaraan Jalan Tol

2. PPSAK 2 : Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43:

Akuntansi Anjak Piutang

3. PPSAK 3 : Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang

Piutang bermasalah

4. PPSAK 4 : Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan,

PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa

Dana

5. PPSAK 5 : Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16

PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak

dalam Mata Uang Asing

PSAK Disahkan 19 Februari 2010

Page 51: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

38

1. PSAK 19 (2010) : Aset tidak berwujud

2. ISAK 14 (2010) : Biaya Situs Web

3. PSAK 23 (2010) : Pendapatan

4. PSAK 7 (2010) : Pengungkapan Pihak‐Pihak yang Berelasi

5. PSAK 22 (2010) : Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)

6. PSAK 10 (2010) : Transaksi Mata Uang Asing (disahkan 23 Maret 2010)

7. ISAK 13 (2010) : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha

Luar Negeri

PSAK Disahkan November 2010

1. PSAK 24 (2010) : Imbalan Kerja

2. ISAK 16 : Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)

3. PSAK 60 : Instrumen Keuangan: Pengungkapan

4. PSAK 50 (R 2010) : Instrumen Keuangan: Penyajian

5. PSAK 8 (R 2010) : Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

6. PSAK 53 (R 2010) : Pembayaran Berbasis Saham

Exposure Draft Public Hearing 27 April 2010

1. ED PSAK 24 (2010) : Imbalan Kerja

2. ED PSAK 18 (2010) : Program Manfaat Purnakarya

3. ED ISAK 16 : Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)

4. ED ISAK 15 : Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum

dan Interaksinya.

5. ED PSAK 3 : Laporan Keuangan Interim

6. ED ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

Exposure Draft Public Hearing 14 Juli 2010

1. ED PSAK 60 : Instrumen Keuangan: Pengungkapan

2. ED PSAK 50 (R 2010) : Instrumen Keuangan: Penyajian

3. ED PSAK 8 (R 2010) : Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

4. ED PSAK 53 (R 2010) : Pembayaran Berbasis Saham

Exposure Draft Public Hearing Agustus 2010

1. ED ISAK 20 : Pajak Penghasilan: Perubahan dalam Status Pajak Entitas

atau Para Pemegang Saham

2. ED PSAK 46 : Pajak Penghasilan

3. ED ISAK 18 : Bantuan Pemerintah – Tidak ada Relasi Spesifik dengan

Aktivitas Operasi

4. ED PSAK 63 : Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

5. PSAK 61 : Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan

Pemerintah

Exposure Draft Public Hearing 18 November 2010

1. ED PSAK 34 : Kontrak konstruksi

2. ED PSAK 45 : Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

3. ED ISAK 19 : Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 Pelaporan

Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi

4. ED ISAK 21 : Perjanjian Konstruksi Real Estate

5. ED PPSAK 6 : Pencabutan PSAK 21 Akuntansi Ekuitas, ISAK 1

Penentuan Harga Pasar Dividen, ISAK 2 Penyajian Modal dalam Neraca

Page 52: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

39

dan Piutang kepada Pemesan Saham, ISAK 3 Akuntansi atas Sumbangan

dan Bantuan

6. ED PPSAK 7 : Pencabutan PSAK 44 Konstruksi Rel Estate

7. ED PPSAK 8 : Pencabutan PSAK 27 Akuntansi Koperasi

Exposure Draft Public Hearing 25 Januari 2011

1. ED PSAK 62 : Kontrak Asuransi

2. ED PSAK 28 : Revisi 2011 Akuntansi Asuransi Kerugian

3. ED PSAK 36 : Revisi 2011 Akuntansi Asuransi Jiwa

4. ED PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham

5. ED PPSAK 10 : Pencabutan PSAK 51 Akuntansi Kuasi Reorganisasi

Exposure Draft Public Hearing 14 Maret 2011

1. PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum

2. PSAK 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral

3. ISAK 22: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan

4. ISAK 23: Sewa Operasi‐Insentif

5. ISAK 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu

Bentuk Legal Sewa

6. PSAK 11: Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi.

Sumber : Martani, 2011

Page 53: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

40

LAMPIRAN 9

(DAFTAR RIWAYAT HIDUP)

Page 54: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Murtaziqoh

Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 15 Juni 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Tinggi / Berat Badan : 155 cm / 45 kg

Agama : Islam

Kota Asal : Salatiga

Alamat : Payaman RT 01/04 Tingkir Tengah Salatiga

Email : [email protected]

Pendidikan : TK Pertiwi Tingkir Tengah (1997-1998)

SD Negeri 01 Tingkir Tengah (1998-2004)

SMP Negeri 2 Salatiga (2004-2007)

SMA Negeri 3 Salatiga (2007-2010)

Universitas Kristen Satya Wacana (2010-2014)

Pengalaman : Anggota Divisi Research and Development KSA

UKSW 2011 – 2012

Koordinator Sekretariat Kuliah Umum BRI 2011

Sie. Sekretariat Kepanitiaan Seminar dan Call For Paper

“Enhancing Indonesia’s Competitive Advantage in

Global Economy” 2011

Koordinator Divisi Keilmuan KSA UKSW 2012 – 2013

Sekretaris National Accounting Competition and

Seminar 2012

Satgas Seminar “Peraturan Pemerintah Pelaksana UU

AP dan Kapita Selekta Yag Berlaku Tahun 2011 dan

2012” 2012

Panitia Sosialisasi Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan 2012

Pantia Seminar Satu Dasawarsa Reformasi Birokrasi

2012

Page 55: Perbedaan Tingkat Kepemilikan Asing dan Jumlah Perusahaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5866/2/T1_232010064_Full... · perbedaan tingkat kepemilikan asing dan jumlah

42

Steering Commite National Seminar On Accounting

2013

Ketua Panitia Satya Wacana’s Accounting Competition

2013

Asisten Dosen Matematika dan Bisnis 2012/2013

Asisten Dosen Lab. Pengantar Akuntansi 2012/2013

Koordinator Asisten 2013/2014

Asisten Dosen Lab. SIA 2013/2014

Asisten Dosen Lab. Pengauditan 2013/2014

Asisten Dosen Perpajakan 2013/2014